PENGARUH METODE PQRST TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON Bq Muprihatun, Khaeruman, dan Devi Qurniati Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram Email: [email protected] 1 Abstrak: Lemahnya proses pembelajaran di kelas menyebabkan siswa kurang aktif karena siswa tidak dilibatkan secara langsung pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan kurangnya pembentukan karakter siswa, meliputi: disiplin, kreatif, kerjakeras, tanggungjawab, tekun, mandiri, toleransidan rasa ingintahu. Hal ini berdampak pada kurangnya penguasaan konsep siswa. Peneliti menggunakan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif terhadap karakter dan penguasaan konsep siswa. Pembelajaran dengan metode PQRST mengkondisikan siswa belajar secara sistematik dalam proses belajar. Selain itu, metode ini dipadukan dengan pendekatan kooperatif yang mengkondisikan siswa belajar secara berkelompok, dengan adanya interaksi siswa dalam kelompok memungkinkan siswa tidak segan bertanya pada teman sekelompoknya untuk dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga dengan belajar secara sistematik dan dilibatkan siswa secara langsung, konsep dan karakter pada siswa akan tertanam sendirinya. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental design dengan design ”Postest-only Control Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA NW Sikur yang berjumlah 48 siswa yang terdiridari 2 kelas.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Sampling Jenuh, diperoleh kelas XB sebagai kelas eksperimen dan kelas XA sebagai kelas control. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, lembar observasi dan tes. Metode analisis data meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan analisis hasil lembar observasi. Berdasarkan hasil observasi nilai karakter siswa kelas eksperimen 73,50% dengan kategori tinggi dan kelas kontrol 54,70% dengan kategori cukup, penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 71,2 dan kelas kontrol 65,2. Uji t terhadap nilai penguasaan konsep diperoleh thitung= 1,72 lebih besar dari t-tabel= 1,68 pada taraf signifikan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode PQRST melalui pendekatan kooperatif terhadap karakter dan penguasaan konsep pada materi hidrokarbon MA NW Sikur tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci: Metode PQRST, pendekatan kooperatif, nilai karakter, penguasaan konsep, hidrokarbon. PENDAHULUAN Ilmu kimia adalah suatu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analis dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, serta dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, akan tetapi ilmu kimia dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakekat materi dan perubahannya, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan dan memupuk ketekunan serta ketelitian kerja. Selain itu ilmu kimia juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi, serta perubahan energi. Ruang lingkup ilmu ini yang begitu luas baik secara deskriptif dan teoritis, banyak siswa yang berpendapat bahwa ilmu kimia merupakan pelajaran yang sulit dalam mempelajari kimia secara menyeluruh. Kesulitan ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan hasil observasi di MA NW Sikur didapatkan beberapa permasalahan terkait dengan mata pelajaran kimia. Di sekolah tersebut dalam menyampaikan mata pelajaran kimia 2 kebanyakan menggunakan metode konvensional. Jadi disini pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa kurang diberi kesempatan untuk memunculkan karakter yang dimiliki siswa. Salah satunya adalah rasa ingin tahu siswa sangatlah kurang saat pembelajaran dikarenakan siswa malu bertanya dan tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain karakter di atas, ada beberapa karakter yang jarang sekali di munculkan, seperti: disiplin, kreatif, kerja keras, tanggung jawab, tekun dan mandiri. Kimia sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, diharapkan dapat menjadi bekal menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Dalam memahami ilmu kimia yang terdiri dari konsep-konsep dan rumus, diperlukan pengetahuan, pemahaman awal sehingga konsep akan tertanam sendiri pada siswa. Materi yang diambil pada pembentukan karakter siswa di sini adalah materi hidrokarbon. Materi tersebut merupakan materi yang sulit karena siswa belum menguasai konsep-konsep dasarnya. Faktor lain yang menyebabkan ketidaktuntasan dalam proses pembelajaran disebabkan pembelajarannya cendrung lebih beriorentasi pada penguasaan sejauh informasi atau konsep dan lebih beriorentasi pada bagaimana agar bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan. Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri tetapi terletak pada bagaimana konsep dipahami oleh siswa sehingga terjadi belajar yang bermakana. Selain itu, ketika guru menjelaskan tidak semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, kadang-kadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain akibatnya siswa kurang memahami materi pembelajaran dikarenakan siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses belajar, dimana guru lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal tanpa memahami konsep secara mendalam, akibatnya siswa tidak bersemangat untuk belajar sehingga terasa membosankan siswa didik karena tidak memahami meteri pembelajaran secara sistematik. Selain itu juga guru tidak melihat karakter siswa sebelum guru menerapkan metode pembelajaran yang digunakan sehingga tidak terlihat karakter siswa yang muncul pada saat proses pembelajaran, salah satunya adalah rasa keingintahuan siswa saat belajar sangat kurang sehingga pencapain tujuan pembelajaran jauh dari harapan yang inginkan. Kondisi seperti ini tidak terlepas dari metode pembelajaran yang digunakan di kelas yaitu hanya terpaku dengan pembelajaran konvensional, yang mengutamakan ceramah dan tidak menggunakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara penuh dan memahami konsep secara sistematik. Sehingga dengan kondisi pembelajaran yang demikian maka sulit diharapkan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan sebuah metode pembelajaran yang lebih memfokuskan pentingnya belajar secara sistematik yaitu dengan menerapkan metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test). Metode PQRST adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk memahami materi secara sistematik. Dengan demikian manfaat metode PQRST bagi siswa adalah siswa mendapat bekal metode belajar secara sistematis, efektif, dan efisien, siswa menjadi fleksibel dan mengatur kecepatan membaca, dalam membaca di luar pembelajaran, siswa dapat menentukan materi yang sesuai dengan keperluannya atau tidak. Hal ini dimaksudkan 3 agar siswa-siswa dapat menguasai konsep dengan baik sehingga siswa dapat menyelesaikan berbagai variasi soal hidrokarbon. Selain itu, penguasaan konsep yang baik akan mempermudah siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan dilibatkannya siswa secara aktif dalam pembelajaran maka siswa akan fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung, selain itu konsep akan tertanam dengan baik pada siswa karena siswa memahami konsep dan tidak sekedar mengahafal. Selain dituntut untuk menguasai konsep hidrokarbon, siswa juga dituntut belajar bekerjasama guna membantu siswa untuk mengeluarkan pendapat atau berbagi ide dengan teman kelompoknya, ini merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran kooperatif ini menuntut siswa saling menghargai pendapat, karena dengan banyaknya pemikiran dari kelompoknya, sehingga dapat menguatkan pemahaman konsep yang ada pada diri siswa dan siswa dapat mengetahui konsep awal dari pembelajaran kimia. Jika siswa dapat menguasai konsep awal dengan benar maka siswa dapat mengembangkan konsep tersebut dengan sendirinya baik dalam mempelajari materi kimia maupun materi yang lainnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti berinisiatif dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode PQRST Melalui Pendekatan Kooperatif Terhadap Karakter dan Penguasaan Konsep Hidrokarbon’’ KAJIAN LITERATUR Metode PQRST adalah metode membaca teks bacaan yag terdiri dari lima kegiatan preview, question, read, summarize, dan test serta beberapa kegiatan tambahan terdiri atas membahas pertanyaan dan membahas jawaban. Menurut (Negara dkk, 2013). Tahap preview, question, dan read pada metode ini bersinonim dengan tahap surveiw, question, dan read. Pada metode SQ3R yaitu, dalam hal tahap-tahap yang dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Amri (2010), model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud dari kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran siswa, jenis kelamin, asal dan tingkat kemampuan. Karakter memiliki makna psikologis atau sifat kejiwaan karena terkait dengan aspek kepribadian, akhlak atau budi pekerti, tabiat, watak, sifat kualitas yang membedakan seseorang dari yang lain atau kekhasan yang dapat menjadikan seseorang terpercaya dari orang lain. Karakter mengandung unsur moral, sikap bahkan perilaku karena untuk menentukan apakah seseorang memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik, hanya akan terungkap pada saat seseorang melakukan perbuatan atau perilaku tertentu (Raka, 2007). 4 Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan. Penguasaan konsep merupakan dasar dari penguasaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana, hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur, hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar (Purba, 2006). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA NW Sikur pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2013/2014, yaitu bulan mei sampai juni tahun 2014. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design dengan design ”Postest-only Control Design” untuk pembentukan karakter dan penguasaan konsep. Adapun secara umum rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. E X O1 K - O2 Gambar 1 Desain Posttest-Only Control Keterangan: E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol X : Perlakuan (metode pembelajaran PQRST melalui pendekatan kooperatif ) O1 dan O2 : Posttest yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X MA NW Sikur yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 48 siswa. Sampel penelitian sebanyak 2 kelas, yaitu 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol yang diambil dengan teknik Nonprobability Sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Variabel bebas adalah metode PQRST melalui pendekatan kooperatif dan variabel terikat pembentukan karakter dan penguasaan konsep. Teknik pengumpulan data menggunakan dua cara yaitu dengan tes dan non tes . Instrumen penelitian untuk hasil penguasaan konsep berupa tes kognitif, sedangkan pembentukan karakter berupa lembar observasi. Instrumen pelaksanaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Sebelum digunakan untuk pengambilan data, maka instrumen diujicobakan dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji normalitas menggunakan chi kuadrat dan uji homogenitas menggunakan uji varians. Pengujian hipotesis menggunakan polled varians. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi pembentukan karakter siswa dan hasil belajar. Ketercapaian indikator keterlaksanaan RPP untuk kelas eksperimen terlaksana sangat baik dengan persen keterlaksanaan rata-rata sebesar 90% (Tabel 1). Ketercapaian indikator keterlaksanaan RPP untuk kelas kontrol terlaksana sangat baik dengan persen keterlaksanaan rata-rata sebesar 90% (Tabel 2). Hal ini berarti keterlaksanaan RPP telah terlaksana sangat baik. Tabel 1 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Kelas Eksperimen Hasil observasi keterlaksanaan RPP Pertemuan Total Skor Pertemuan Rata-rata skor yang diperoleh Persentase keterlaksanaan RPP Kategori Kelas eksperimen II III 17 19 18 90% Sangat Baik I 17 IV 19 Tabel 2 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Kelas Kontrol Hasil observasi keterlaksanaan RPP Pertemuan Total Skor Pertemuan Rata-rata skor yang diperoleh Persentase keterlaksanaan RPP Kategori Kelas eksperimen III IV I II 12 14 14 14 13.5 90% Sangat Baik Data karakter siswa yang terdapat pada Tabel 3 diperoleh dari hasil observasi oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya tentang karakter siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi menujukkan bahwa kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki perbedaan karakter yang signifikan, hal ini menunjukkan tingkat nilai karakter siswa yang diajarkan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan yang diajarkan pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran, yang diajarkan dengan menggunakan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif. Tabel 3 Hasil Pembentukan Karakter Siswa Kelas Nilai Kategori XB (Eksperimen) 73,50 Tinggi XA (Kontrol) 54,70 Cukup Pembelajaran dengan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif mampu memberikan suasana yang berbeda dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah menangkap isi materi karena siswa diajarkan dengan menemukan sendiri, disamping itu siswa diajarkan dengan berdiskusi atau bertukar pikiran antar sesama kelompoknya, sehingga dapat memunculkan karakter siswa yang 6 lebih bertanggung jawab, disiplin, dan toleransi. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa lebih banyak membutuhkan guru untuk mendapatkan konsep baru, sehingga siswa menjadi kurang percaya pada diri mereka sendiri. Data hasil belajar yang diukur melalui posttest yang dibatasi dalam tes kognitif siswa dari materi hidrokarbon yang diberikan kepada masing-masing kelas. Kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif (XB) sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvesional melalui pendekatan kooperatif (XA). Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol MA NW Sikur Tahun Pelajaran 2013/2014 Kategori Kelas XB Kelas XA (Eksperimen) (Kontrol) Nilai Tertinggi 95 85 Nilai Terendah 40 40 Rata-rata 71,2 65,2 Jumlah siswa yang tuntas 18 13 Jumlah siswa yang tidak tuntas 7 10 % Ketuntasan klasikal 72 % 56,5 % Berdasarkan Tabel 4 terlihat pada jumlah skor terendah pada kelas eksperimen adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 95 dengan jumlah nilai rata- rata 71,2 dan nilai terendah pada kelas kontrol adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 85 dengan jumlah nilai rata-rata 65,2. Dari hasil pernyataan diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diberikan pengajaran dengan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah melalui pendekatan kooperatif. Pembelajaran dengan menggunakan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif ini merupakan salah satu cara agar siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar, dimana pengajaran dengan metode PQRST melatih siswa untuk memahami materi secara sistematik melalui teknik membaca. Selain itu metode ini siswa dilatih untuk memeriksa, bertanya, membaca, meringkas dan menemukan /mengkontruksi pengetahuan yang diperlukan. Dengan begitu secara tidak langsung konsep yang dipelajarinya akan tertanam dengan sendirinya karena secara langsung siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang ada pada materi tersebut sehingga dapat menumbuhkan penguatan dalam ingatan dan pemahaman konsep siswa secara mendasar. Dengan demikian akan berdampak positif terhadap siswa dalam meningkatkan hasil belajar kimia. Penggunaan metode PQRST ini akan lebih baik apabila diperlengkap dengan pengajaran kooperatif. Pengajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan berkelompok, dimana siswa dilatih berdiskusi dan bekerjasama dengan teman-temannya. Dengan demikian mereka akan mampu saling bartukar pikiran, saling membantu dan bekerjasama sehingga siswa-siswa yang memiliki 7 kemampuan di bawah rata-rata mendapat pengajaran dari temannya yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. sehingga siswa lebih mudah menguasai konsep-konsep dan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga mereka merasa senang dan tertarik untuk belajar kimia dan mereka menjadi lebih perhatian pada pelajaran yang diterima. KESIMPULAN Karakter siswa yang dibelajarkan dengan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional (ceramah) melalui pendekatan kooperatif. Hal ini dibuktikan dari skor persentasi nilai karakter siswa, kelas eksperimen dengan nilai karakter 73,50% dengan kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol 54,70% dengan kategori cukup. Ada pengaruh penggunaan metode PQRST melalui pendekatan kooperatif terhadap penguasaan konsep hidrokarbon siswa kelas X MA NW Sikur Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 71,2 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 65,2, dengan hipotesis yaitu nilai thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 1,72 > ttabel = 1,68). REFERENSI Amri, S. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian . Jakarta: Rineka cipta. Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Raka. 2007. Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Tekhnik Komputer Jaringan di SMK Piri. Yogyakarta: UNY Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Negara, Candra, Yudi, dkk. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran PQRST Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Di Desa Sinabun. Singaraja. Universitas Pendidikan Genesha. 8