pengaruh penerapan model penemuan terbimbing (guided

advertisement
PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING
(GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR
Defnol Gusnaidi1, Husna2, Auliya Hidayati2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
The result is a learning competence achieved by students after following
the learning process. The competencies is seen from an understanding of students
still less so that the impact on student learning outcomes. To overcome this
applied model guided discovery. This type of research is quasi ekperiment design
research posttest only control group design. Sampling is done with cluster random
sampling. Based on the results of the data analysis was performed using t-test
hypothesis test. So retrieved thitung = 0.25 is smaller than ttabel = 1.67 on the real
extent of 0.05 means that this research hypothesis rejected H1. So it can be
concluded that the results of the study of physics students by applying a model of
the invention of social interactions (guided discovery) is equal to the outcome
studied physics students by applying the conventional learning material on
vibration and wave class VIII SMP Negeri 1 Ranah Pesisir.
Keywords : Model Guided Discovery, Learning Outcome
PENDAHULUAN
Proses
IPA adalah ilmu yang mempelajari
menekankan
pembelajaran
pengalaman
fisika
langsung
gejala-gejala alam yang meliputi makhluk
untuk mengembangkan kompetensi siswa
hidup dan makhluk tak hidup. Menurut
agar dapat memahami alam sekitar
Trianto (2007 : 99), IPA berkaitan dengan
secara alamiah. Siswa diarahkan untuk
cara mencari tahu tentang alam secara
menggunakan kemampuan berpikirnya dalam
sistematis, sehingga IPA bukan hanya
mengidentifikasi masalah, mengolah masalah
penguasaan kumpulan pengetahuan yang
dan menyimpulkan masalah yang ada
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
sehingga memperoleh pemahaman yang
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
mendalam tentang alam sekitar.
suatu proses penemuan. Salah satu
Berdasarkan hasil observasi yang
dapat
sudah dilakukan pada tanggal 16-19
meningkatkan kualitas sumber daya
Januari 2017 di SMP Negeri 1 Ranah
manusia adalah mata pelajaran fisika.
Pesisir pembelajaran fisika di sekolah,
cabang
dasar
IPA
yang
guru melakukan proses pembelajaran
Model guided discovery salah
hanya melalui penyampaian informasi
satu model yang menekankan siswa
bukan melibatkan siswa menjadi aktif.
untuk
Begitu
dengan
tersebut, dimana siswa dibimbing oleh
beberapa siswa di peroleh informasi
guru untuk belajar menemukan sendiri
bahwa siswa kurang tertarik dengan
dengan memberikan kesempatan kepada
pembelajaran fisika dan juga beberapa
siswa agar menggunakan kemampuan
siswa menganggap pelajaran fisika itu
dalam menemukan hasil akhir. Menurut
sulit dan membosankan.
Markaban
juga
wawancara
Hal ini disebabkan pembelajaran
menemukan
dapat
kelebihan
sendiri
konsep
adalah
siswa
aktif
dalam
berpartisipasi
masih didominasi oleh guru dan dalam
pembelajaran dan sekaligus menanamkan
pembelajaran guru hanya memperhatikan
sikap inquiry (mencari-menemukan),
siswa yang aktif. Akibatnya siswa yang
dengan
lain tidak mempunyai kesempatan untuk
menggunakan kemampuanya sendiri
mengembangkan kemampuan berpikirnya
dalam menyelesaikan suatu masalah
untuk memecahkan permasalahan yang
yang diberikan oleh guru.
demikian
siswa
akan
ada. Sehingga dengan pembelajaran
Penggunaan model ini peneliti
yang dilakukan berpengaruh kepada
laksanakan pada salah satu materi
hasil belajar fisika siswa.
pembelajaran fisika kelas VIII yaitu
Keberhasilan
kegiatan
Getaran
dan
belajar mengajar pada pembelajaran
Getaran
dan
fisika
pembelajaran
dapat
proses
dilihat
dari
tingkat
Gelombang.
Gelombang
yang
sulit
Materi
termasuk
padahal
pemahaman, penguasaan materi serta
banyak ditemukan dalam kehidupan.
hasil belajar. Hal ini diasumsikan
Model pembelajaran ini dilengkapi
bahwa semakin tinggi pemahaman dan
dengan penggunaan Lembar Kegiatan
penguasaan materi serta hasil belajar,
Siswa (LKS). LKS adalah lembaran-
maka semakin tinggi pula tingkat
lembaran berisi tugas yang harus
keberhasilan siswa. Salah satu upaya
dikerjakan siswa. Lembaran kegiatan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
biasanya berupa petunjuk atau langkah-
hasil
langkah untuk menyelesaikan suatu
belajar
fisika
siswa
adalah
menerapkan model guided discovery.
tugas. LKS dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk memperkaya pengetahuan
pembelajaran
siswa.
dorong untuk belajar aktif melalui
Model
guided
discovery
ini,
keterlibatan
penemuan,
aktif
siswa
mereka
di
sendiri
diharapkan mampu membuat siswa
dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip
menguasai materi pembelajaran dengan
dan guru mendorong siswa untuk
baik,
memiliki pengalaman dan melakukan
tujuan
pembelajaran
dapat
tercapai dan terjadi interaksi antara
percobaan
siswa melalui diskusi kelompok dan
mereka
penyelasaiannya
untuk diri mereka sendiri. Ini berarti
dilakukan
secara
dalam
bersama.
Pembelajaran
memungkinkan
menemukan
proses
prinsip-prinsip
pembelajaran,
siswa
adalah
menemukan suatu hal yang baru namun
pembelajaran yang menekankan siswa
sudah diketahui oleh orang lain (guru)
untuk menggunakan kemampuan pola
dan
fikirnya sehingga dengan kemampuan
penemuan
yang
terbimbing.
dimilikinya
fisika
yang
tersebut
bisa
juga
dalam
dapat
pembelajaran
dilakukan
secara
menyelesaikan suatu masalah yang ada
Berdasarkan kutipan di atas dapat
dengan memperoleh hasil akhir dari
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
kegiatan penyelesaian masalah tersebut.
penemuan terbimbing (guided discovery)
Suprihatiningrum
(2013:242)
merupakan belajar dengan penemuan
mengemukakan bahwa pembelajaran
atau menemukan yang diberikan oleh
penemuan mempunyai kaitan intelektual
guru dengan suatu masalah. Masalah
yang
tersebut akan diselesaikan oleh siswa
jelas
dengan
pembelajaran
berdasarkan masalah. Markaban (2008:
supaya
10) belajar dengan penemuan adalah
memberikan rangsangan baik, agar
belajar untuk menemukan, dimana
yang diperolehnya atau dikerjakan
seorang
mendapatkan hasil yang optimal dalam
suatu
siswa
masalah
dihadapkan
atau
sistuasi
dengan
yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat
mencari jalan pemecahan.
dapat
menjadi
aktif
dan
pembelajaran.
Melalui pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery), guru
Menurut Wilcolx (Suprihatiningrum
menekankan keterlibatan siswa secara
2013:241) mengatakan bahwa dalam
aktif dengan menggunakan kemampuan
serta pengetahuan yang dimilikinya
6. Mencoba terlebih dahulu kegiatan
dalam memecahkan suatu masalah.
yang akan dikerjakan oleh siswa
Kemudian
pelaksanaan
untuk mengetahui kesulitan yang
pembelajaran ini guru memberikan
mungkin timbul atau kemungkinan
pertanyaan dan memperbolehkan siswa
untuk dimodifikasi.
untuk
dalam
menemukan
dengan
Berdasarkan
idenya
petunjuk
no
2
sendiri. Dalam proses ini guru akan
peneliti menggunakan lembar kegiatan
membimbing namun, bimbingan guru
siswa agar tercapai proses kegiatan
berupa petunjuk serta arahan prosedur
penemuan. Adapun Tahap-tahap model
kerja yang perlu dilakukan dalam
guided
kegiatan pembelajaran, agar mereka
dikembangkan oleh Suprihatiningrum
lebih
(2013: 248) sebagai berikut :
terarah
dalam
proses
pembelajaran maupun tujuan yang
dicapai akan terlaksana dengan baik.
Menurut Carin (Suprihatingrum
discovery
yang
telah
1. Menjelaskan tujuan/ mempersiapkan
siswa.
2. Orientasi siswa pada masalah.
2013:246) memberi petunjuk dalam
3. Merumuskan hipotesis.
merencanakan
dan
menyiapkan
4. Melakukan kegiatan penemuan.
pembelajaran
penemuan
terbimbing
penemuan.
(guided discovery), antara lain :
1. Menetukan
tujuan
yang
5. Mempresentasikan hasil kegiatan
akan
6. Mengevaluasi kegiatan penemuan.
Model guided discovery yang
dipelajari oleh siswa,
2. Memilih metode yang sesuai dengan
kegiatan penemuan,
3. Menentukan
lembar
akan
diterapkan
dalam
kegiatan
pembelajaran yaitu proses pemecahan
pengamatan
data untuk siswa
masalah, kemudian diperlukan suasana
belajar kelompok di dalam kelas.
4. Menyiapkan alat dan bahan secara
Pembelajaran kelompok yang memdorong
siswa
lengkap
tersebut
menjadi
aktif
dan
5. Menetukan dengan cermat apakah
memberikan kebebasan kepada siswa
siswa akan bekerja secara individu
untuk memecahkan suatu masalah yang
atau
dihadapinya untuk melakukan proses
secara
berkelompok
terdiri dari 2-5 siswa
yang
penemuan
di
dalam
kelompoknya
masing-masing. Adapun tahap pelaksanaan
SMP Negeri 1 Ranah Pesisir. Agar alat
yang dilakukan pada penelitian ini
pengumpul data yang digunakan betul-
mengacu pada langkah-langkah yang
betul
sudah
menurut
validitasi soal, reliabilitas soal, tingkat
suprihatiningrum antara lain ; menjelaskan
kesukaran soal serta daya beda soal
tujuan, merumuskan masalah, merumuskan
yang baik, maka soal dilakukan uji
hipotesis, melakukan kegiataan penemuan,
coba terlebih dahulu di SMP Negeri 2
mempresentasikan hasil kegiataan penemuan
Ranah Pesisir.
diterapkan
diatas
dan mengevaluasi kegiataan penemuan.
akurat
dan
sudah
memiliki
Hasil analisis tingkat kesukaran soal
uji coba tes akhir menunjukkan bahwa
METODE PENELITIAN
12 butir soal diperoleh 9 butir soal
Waktu Penelitian ini dilaksanakan
memiliki tingkat kesukaran
dengan
pada semester genap tahun pelajaran
kriteria sedang diantaranya soal nomor
2016/2017 tanggal 31 Maret – 1 Mei
1.a, 1.b, 1.c, 1.d, 2.a, 2.b, 2.c, 3.a, 3.b,
2017. Tempat penelitian adalah SMP
4, 5.a, 5.b sedangkan hasil analisis
Negeri 1 Ranah Pesisir pada siswa
daya pembeda soal uji coba tes akhir
kelas VIII. Jenis penelitian ini adalah
menunjukan dari 12 butir soal diperoleh 9
eksperimen semu (quasi eksperiment),
butir soal memiliki daya beda dengan
dengan rancangan penelitian posttest
kriteria soal diterima baik diantaranya
only
dan
1.b, 2.a, 2.b, 2.c, 3.a, 3.b, 4, 5.a, 5.b
pengambilan sampel dilakukan dengan
dan 3 butir soal memiliki daya beda
menggunakan teknik Cluster Random
dengan kriteria soal tidak dipakai yaitu
Sampling, dan terpilih VIII.2 sebagai
1.a, 1.c dan 1.d.
control
group
design
kelas eksperimen dan VIII.1 sebagai
Maka dapat disimpulkan bahwa dari 9
butir soal dari 12 butir soal uji coba tes
kelas kontrol.
Penelitian ini menggunakan instrumen
akhir bisa dipakai untuk tes akhir si
berupa tes akhir berbentuk essay, tes akhir
SMP Negeri 1 Ranah Pesisir. Sebagai
yang dibuat berdasarkan kurikulum dan
ketetapan suatu tes maka
materi
serta
perhitungan reliabilitas tes yang menunjukan
dosen
bahwa soal uji coba tes akhir memiliki
yang
dikonsultasikan
telah
diajarkan
dengan
pembimbing dan guru IPA kelas VIII
dilakukan
reliabilitas 0,91 dengan keriteria sangat
tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan dari
tanggal 30 Maret 2017 sampai dengan
01 Mei 2017 selama 4 kali pertemuan
di kedua kelas sampel, diperoleh data
tentang hasil belajar fisika siswa pada
materi Getaran dan Gelombang. Pada
pelaksanaannya, digunakan pembelajaran
model penemuan terbimbing (guided
discovery) pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol. Jumlah siswa pada kelas
eksperimen sebanyak 32 orang siswa
dan kelas kontrol sebanyak 27 orang
siswa. Tes akhir pada kelas eksperimen
diikuti oleh 31 siswa dan pada kelas
kontrol diikuti oleh 27 siswa.
Data hasil belajar siswa pada
ranah kognitif dapat dilihat dari hasil
tes akhir dari kedua kelas sampel. Skor
tes akhir kedua kelas sampel ini
Tabel 1. Perhitungan Rata-rata ( x ),
Simpangan Baku (s), Skor
Tertinggi (xmaks) dan Skor
Terendah (xmin).
Hasil
Eksperimen Kontrol
76,15
75,60
x
77,82
53,92
S
xmaks
96,47
89,41
xmin
60
57,63
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
rata-rata hasil belajar fisika siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
rata-rata kelas kontrol dengan nilai tertinggi
yang diperoleh siswa kelas eksperimen
yaitu 96,47 lebih besar dari pada nilai
tertinggi kelas kontrol yaitu 89,41.
Begitu pula terjadi untuk skor terendah
pada kelas eksperimen yaitu 60, dengan
nilai rata-rata 76,15 dan simpangan
baku 77,82 sedangkan skor terendah
pada kelas kontrol yaitu 57,63, dengan
nilai rata-rata 75,60 dan simpangan
baku 53,92.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan
apakah diterima atau ditolak, terlebih dahulu
dilakukan perhitungan rata-rata ( x ),
dilakukan
simpangan baku (s), skor tertinggi (xmaks
homogenitas.
) dan skor terendah (xmin). Hasil
digunakan uji Lilliefors dilihat pada
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.
tabel 2
uji
normalitas
dan
Pada
normalitas
uji
uji
Tabel 2. Uji Normalitas Kelas Sampel
Hasil
Eksperimen Kontrol
L0
0,10
0,10
Lt
0,15
0,17
Tabel 2 terlihat hasil dari uji
diperoleh menurut Suprihatiningrum
normalitas diperoleh bahwa Lo < Lt,
(2013:244) Adapun kekurangan yang
maka dapat disimpulkan skor hasil
terdapat dalam model guided discovery
belajar IPA siswa pada kelas sampel
sebagai berikut:
terdistribusi normal.
1) Untuk materi tertentu tersita waktu
Untuk
menguji
homogenitas
dilakukan dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan
dilakukan
pengujian
diperoleh
F(0,05)(26, 30) = 1,81.
> F(0,05)(26,30),
disimpulkan
yang
nilai
bahwa
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis yang
yang lama.
2) Tidak
semua
siswa
mengikuti
lapangan beberapa siswa masih
dapat
kedua
kelas
diperoleh bahwa kedua kelas sampel
dan
menerapkan
F = 1,41,
Hasil analisis uji normalitas
normal
dengan
pelajaran dengan cara ini, di
memiliki variansi yang Homogen.
terdistribusi
siswa
telah
Maka diperoleh Fhitung
sehingga
fisika
memiliki
variansi yang homogen, maka uji
terbiasa
dan
mudah
mengerti
dengan model ceramah.
3) Tidak
semua
topik
cocok
disampaikan dengan model ini,
umumnya
topik-topik
yang
berhubungna dengan prinsip dapat
dikembangkan
dengan
model
penemuan terbimbing.
hipotesis yang digunakan adalah uji t,
dengan hasil pengujiannya diperoleh
thitung = 0,25
dengan ttabel = 1,67, karena
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data pada
ranah kognitif diperoleh rata-rata tes
= 0,25 < 1,67 = ttebel, maka tolak H1
akhir pada kelas eksperimen yaitu
dan terima H0 pada taraf nyata α = 0,05.
76,15 sedangkan rata-rata tes akhir
Jadi dapat disimpulkan hipotesis dalam
pada kelas kontrol yaitu 75,56. Pada
penelitian ini ditolak yaitu hasil belajar
penelitian dilakukan uji t, karena kedua
fisika
kelas sampel berdistribusi normal dan
thitung
siswa
dengan
menggunakan
model penemuan terbimbing (guided
memiliki
discovery) sama dengan hasil belajar
Dalam perhitungan uji t, diperoleh thitung
variansi
yang
homogen.
= 0,25
dan ttabel = 1,67, maka dari itu
hasil perhitungan tersebut diperoleh
thitung < ttabel,
maka tolak H1. Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan
yang
telah
dikemukakan
maka
diperoleh hasil dan diambil kesimpulan
bahwa, hasil belajar fisika siswa dalam
menerapkan
pembelajaran
penemuan
terbimbing (guided discovery) di kelas
VIII.2 sama dengan hasil belajar fisika
siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional dikelas VIII.1 SMP Negeri 1
Ranah Pesisir pada materi getaran dan
gelombang.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul. 2013. Model Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery)
Pada
Pembelajaran
IPA
Terpadu Tipe Webbed dengan
Tema BIOPETISIDA SMP N 1
Madiun. Volume 01 No 02.
Hlm 180-122.
Markaban. 2008. Model Penemuan
Terbimbing Pada Pembelajaran
SMK.
Yogyakarta:
Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.
Suprihatiningrum, Jamil, 2013, Strategi
Pembelajaran
Teori
dan
Aplikasi. Jogjakarta. Ar-Ruzz
Media.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
Terpadu Dalam Teori & Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Download