Fulltext - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
PROFIL KECEMASAN WANITA DEWASA AWAL PADA MASA KEHAMILAN
DI KENAGARIAN KOTO KACIAK KECAMATAN TANJUNG RAYA
KABUPATEN AGAM
Oleh:
Siska Rosdiyanti*
Weni Yulastri, M.Pd**
Rila Rahma Mulyani, M.Psi, Psi***
*
Mahasiswa
** Pembimbing I
*** Pembimbing II
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Background problem of this research was many early adult women that have anxiety
experience in the pregnancy period of the first child, like the anxiety when the pregnant women
able to take care to her pregnancy until the process of their child born and there are an anxiety in
early adult women when has pregnancy can they be able to take care of their physcal health and
psychological so that is not offend and damage the fetus in their body. The purposed of this
research are to describe: the anxiety of early adult women in the pregnancy period that seen from:
1) physical components 2) emotional components and 3) cognitive components. This research is
qualitative descriptive. The data collections from the interview with the analyze of data, that is
data reductions, data presentation and conclusion. The result of the research revealed that. 1) The
anxiety of early adult women that have pregnancy seen from physical component obtained that the
pregnant women have high enough anxiety about their pregnant so that it showed the physical
characteristics of anxiety such as sweaty hands, stomachache etc. 2) The anxiety of early adult
women that have pregnancy seen from emotional component obtained that the pregnant women
have high enough anxiety about their pregnant it showed panic and fear. 3) The anxiety of early
adult women that have pregnancy seen from cognitive component obtained that the pregnant
women have not too high anxiety about their pregnant it showed the characteristics attention and
memory disturbance, worry, confusion, but not have irregularity thinking.
Keyword : anxiety, adult women, and pregnant
Pendahuluan
Wanita yang telah memasuki masa
dewasa pasti akan menghadapi yang namanya
menikah dan hidup berkeluarga. Dalam
menikah dan berkeluarga, seorang wanita
dewasa akan menjalani yang namanya masa
kehamilan. Menurut Ferial (2013: 91)
kehamilan merupakan proses alamiah untuk
menjaga kelangsungan peradaban manusia.
Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita
sudah mengalami pubertas yang ditandai
dengan terjadinya menstruasi. Selain itu
menurut Mar’at (2012: 69) kehamilan adalah
suatu masa yang dimulai dari bersatunya sel
sperma dengan sel telur (konsepsi) sampai
lahirnya janin tersebut yang lama waktunya
adalah 280 hari atau 40 minggu.
Selama waktu tersebut seorang wanita
dewasa awal akan mengalami ketegangan
emosi. Keadaan emosional wanita dewasa
selama kehamilan juga mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal atau kehamilan. Hal ini adalah karena
ketika seorang wanita dewasa hamil ia
mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan
emosi lain yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis antara lain meningkatnya
pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya
produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan
terhadap ketakutan akan menghambat aliran
darah ke daerah kandungan dan membuat janin
kekurangan oksigen.
Wanita dewasa yang mengalami
kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum
atau selama kehamilan, kemungkinan besar
mengalami kesulitan medis dan melahirkan
bayi yang abnormal dibandingkan dengan
wanita dewasa yang relatif tenang dan aman.
Goncangan emosi diasosiasikan dengan
kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir,
kelahiran premature dan penurunan berat,
kesulitan pernafasan dari bayi yang baru lahir
dan cacat fisik.
Kehamilan pertama bagi seorang wanita
dewasa awal merupakan salah satu periode
krisis dalam kehidupannya dan pengalaman
baru ini memberikan perasaan yang bercampur
baur antara bahagia dan penuh harapan dengan
kekhawatiran tentang apa yang dialaminya
semasa kehamilan. Pada ibu hamil anak
pertama gangguan kecemasan dimulai dari
trimester pertama, biasanya rasa takut berkisar
pada kehamilan yang masih muda, misalnya
takut pendarahan, takut keguguran, takut
mengalami mual, dan muntah, takut kehilangan
pekerjaan, takut tidak bisa melakukan kegiatan
sehari-hari dengan normal, bahkan kadang ada
hal yang tidak masuk akal muncul dibenak
seorang calon ibu, seperti takut ditinggal suami
karena terjadi perubahan pada bentuk tubuh.
Rasa takut dan rasa cemas akan
berkurang dengan sendirinya setelah memasuki
trimester kedua, karena ibu hamil anak pertama
sudah mulai beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi didalam tubuhnya dan memang
kondisi hormonal pun juga sudah mulai
seimbang. Namun begitu memasuki trimester
ketiga, masa kecemasan dan kekhawatiran
mulai dirasakan kembali. Kecemasan pada ibu
hamil anak pertama menginjak usia kehamilan
32 minggu (trimester III). Kecemasan yang
mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari
takut pendarahan, takut bayinya cacat, takut
terjadi komplikasi dan lain-lain apalagi ketika
membayangkan
tentang
persalinan.
Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa
panjang saat menanti kelahiran yang penuh
ketidakpastian, selain itu bayangan tentang halhal yang menakutkan saat proses persalinan
walaupun apa yang dibayangkannya belum
tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan
perubahan drastis bukan hanya fisik tapi juga
psikologis.
Menurut Sobur (2003: 345)
kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata,
suatu perasaan terancam sebagai tanggapan
terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak
mengancam. Sedangkan menurut Yoseph
(Sobur, 2003: 345) kecemasan adalah rasa
sudah terkepung, sudah terjepit dan sudah
terperangkap di dalam bahaya.
Kecemasan adalah ketegangan, rasa
tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan tetapi sumbernya sebagian
besar tidak diketahui dan berasal dari dalam.
Kecemasan dapat didefenisikan sebagai suatu
keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah,
ketidaktentuan atau takut dari kenyataan atau
persepsi ancaman sumber aktual yang tidak
diketahui atau tidak dikenal.
Shah (Risnawati dan Ghufron, 2010:
144)
membagi kecemasan menjadi tiga
komponen yaitu (1) Komponen fisik, (2)
Komponen emosional dan (3) Komponen
mental atau kognitif. Jadi, dari komponen
kecemasan yang dikemukakan oleh Shah
tersebut, akan terlihat tingkat kecemasan mana
yang akan lebih dominan mempengaruhi
wanita dewasa awal pada masa kehamilan.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan
pada bulan Desember 2015 di Kenagarian Koto
Kaciak Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam terdapat banyaknya wanita dewasa awal
yang mengalami kecemasan dalam menghadapi
kehamilan, seperti ia yang tampak gelisah dan
sering memegang perut, mengeluh pada orang
tua dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara pada
tanggal 8 Januari 2016 dengan beberapa wanita
hamil ada yang mengatakan bahwa adanya
perasaan takut ketika wanita dewasa awal
hamil apakah ia mampu memberikan gizi yang
baik dan menjaga kesehatan si bayi dalam
perutnya. Adanya
kekhawatiran
wanita
dewasa awal pada masa kehamilan, bagaimana
dengan proses kelahiran si bayi yang ia
kandung selama 40 minggu tersebut. Kemudian
Adanya
kecemasan wanita dewasa awal,
apakah ia bisa merawat kehamilannya sampai
proses persalinan nanti.
Sementara itu, adanya kecemasan pada
wanita dewasa awal yaitu mampukah mereka
menjaga kesehatan fisik dan psikologisnya
ketika hamil sehingga tidak menggangu dan
merusak pada janin yang dikandungnya.
Kemudian juga adanya ketakutan apakah
wanita dewasa awal mampu menjaga
kehamilannya nanti yang sangat rentan dengan
keguguran dari benda-benda keras apalagi pada
minggu dan bulan pertama kehamilan yang
akan dijalaninya.
Bukan hanya itu adanya ketakutan jika
nanti bayi yang dikandung tidak terlahir normal
(cacat). Adanya ketakutan apakah jika wanita
dewasa awal hamil suaminya akan menyayangi
dirinya seperti sebelum ia hamil. Kemudian
juga adanya ketakutan tentang perubahan peran
yang nanti akan dijalaninya, apakah wanita
dewasa awal sanggup menjalani perannya
sebagai seorang ibu bagi bayinya. Berdasarkan
permasalahan tersebut di atas, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Profil Kecemasan Wanita Dewasa Awal
Pada Masa Kehamilan di Kenagarian Koto
Kaciak Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam”.
Untuk lebih mengarahkan dan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian maka
peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
fisik di Kenagarian Koto Kaciak
2. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
emosional di Kenagarian Koto Kaciak
3. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
kognitif di Kenagarian Koto Kaciak
Berdasarkan dari masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
yang akan peneliti teliti adalah: “Bagaimana
profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan di Kenagarian Koto Kaciak?”
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
fisik di Kenagarian Koto Kaciak
2. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
emosional di Kenagarian Koto Kaciak
3. Profil kecemasan wanita dewasa awal pada
masa kehamilan dilihat dari komponen
kognitif di Kenagarian Koto Kaciak
Metode Penelitian
Bertitik tolak dari permasalahan yang
akan diteliti maka penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Yusuf
(2005: 87) “Penelitian deskriptif adalah salah
satu jenis
penelitian
yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi
dan mencoba menggambarkan secara detail”.
Penelitian ini sudah di laksanakan pada bulan
Oktober 2016. Adapun tempat atau lokasi
penelitian adalah di Kenagarian Koto Kaciak
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam.
informan kunci dalam penelitian ini adalah 3
orang ibu hamil dan sebagai informan
tambahan yaitu 3 orang suami informan kunci.
Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara. Menurut Sugiyono (2014: 121)
Menjamin keabsahan data dan kepercayaan
data penelitian yang di peroleh dapat dilakukan
dengan
cara,
yaitu;
1)
kepercayaan
(credibility), 2) keteralihan (transferability), 3)
dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji
dengan melakukan triangulasi waktu. setelah
itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data 2)
penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
1. Kecemasan Wanita Dewasa Awal pada
Masa
Kehamilan
Dilihat
dari
Komponen Fisik.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan kunci NA, ME dan VH
serta informan tambahan suami ibu hamil
yaitu OH, BY dan AN yang dilaksanakan
pada tanggal 15 – 31 Oktober 2016
diperoleh hasil bahwa dilihat dari
komponen fisik, Faktor yang membuat ibu
hamil pusing biasanya dipengaruhi oleh
faktor selama masa kehamilan kemudian
faktor karena reaksi dari kecemasan ibu
hamil terhadap bayi yang dikandungnya
ibu hamil juga mengalami pusing ketika
kelelahan.
Selain itu,
ibu hamil juga
mengalami mual. Mual yang dirasakan
oleh ibu hamil disebabkan oleh faktor
produksi hormon diawal kehamilan yang
berlebih, mempunyai penyakit maag dan
menghirup bau-bauan. Tangan berkeringat
biasanya disebabkan oleh faktor pada saat
ibu hamil merasa cemas, pada saat ibu
hamil menahan rasa sakit, membayangkan
persalinan, dan ketika ibu hamil sedang
stress.
Hal ini sejalan dengan pendapat
para ahli menurut Nevid (2005: 164)
mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang
sering dirasakan oleh
orang yang
mengalami gangguan kecemasan adalah
sebagai berikut:
a. Tangan atau anggota tubuh yang
bergetar atau gemetar
b. Banyak berkeringat
c. Telapak tangan berkeringat
d. Pening atau pingsan
e. Pusing
f. Terdapat gangguan sakit perut atau
mual
g. Tangan yang dingin dan lembab
h. Merasa lemas
Jadi dapat disimpulkan bahwa
ketika ibu hamil mengalami kecemasan
maka dampak dan keluhan yang akan
dirasakan ibu hamil seperti tangan
berkeringat, pusing, sakit perut, perut
mual dan lain-lain. Tidak hanya
kecemasan yang membuat ibu hamil
merasa mual tetapi perubahan fisik dalam
kehamilan seperti perubahan hormon juga
berpengaruh
terhadap
mual
yang
dirasakan ibu hamil.
Kemudian
ibu
hamil
juga
merasakan sakit perut. Sakit perut yang
dialami oleh ibu hamil disebabkan karena
terjadinya kontraksi palsu, kurang
istirahat, pada saat menahan makanan
yang menurut ibu hamil tidak baik untuk
bayi dan membayangkan persalinan.
Dampak dari perubahan fisik yang
dialami ibu hamil menurut Pieter dan
Lubis (2010: 227) adalah sebagai berikut:
a. Dampak perubahan fisik trimester
pertama
1) Mual (Morning Sickness)
2) Perut kembung
3) Merasa lelah
4) Sakit kepala atau pusing
5) Sakit gigi
6) Keram perut
7) Berat badan
8) Meludah
9) Sering buang air kecil
10) Sesak nafas
b. Perubahan fisik trimester kedua
Perubahan fisik trimester kedua
kondisi fisik ibu lebih sedikit
nyaman. Disini kondisi kesehatan ibu
hamil semakin lebih baik dan merasa
terbebas
dari
ketidaknyamanan
normal, selama ini dia mengalami
kemunduran
psikologis
seperti
depresi.
c. Perubahan fisik trimester ketiga
1) Kaki bertambah bengkak dan
terasa semakin nyeri
2) Buang air kecil meningkat sekitar
5 menit sekali
3) Suhu tubuh meningkat sehingga
sering kepanasan
4) Rahim berkontraksi ringan
5) Pada bulan kedelapan payudara
mengeluarkan kolostrum
6) Bulan-bulah
terakhir
cairan
vagina meningkat
7) Nyeri punggung dan sesak nafas
8) Kesulitan mendapatkan posisi
tidur yang nyaman
9) Bulan terakhir uterus tumbuh
meninggi ke paru-paru
2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
selama masa kehamilan rasa sakit yang
dialami ibu hamil merupakan akibat dari
perubahan fisik yang dirasakan ibu hamil
selama masa kehamilannya dan rasa sakit
tersebut akan meningkat pada setiap bulan
kehamilannya.
Kecemasan Wanita Dewasa Awal pada
Masa
Kehamilan
Dilihat
dari
Komponen Emosional.
Faktor yang membuat ibu hamil
panik selama masa kehamilan adalah
kepanikan karena akan menjadi seorang
ibu, panik jika kehamilan tersebut akan
menghambat karir yang akan dijalaninya
dan panik ketika menghadapi pekerjaan
yang sulit. Kepanikan akan bentuk tubuh
yang akan berubah juga dialami oleh
masing-masing ibu hamil.
Menurut Huliana (2001: 30)
Umumnya,
reaksi
psikologis
dan
emosional wanita yang pertama kali hamil
ditunjukkan
dengan
adanya
rasa
kecemasan, kegusaran, ketakutan dan
kepanikan. Diantara mereka ada yang
berpikiran bahwa kehamilan merupakan
ancaman maut yang menakutkan dan
membahayakan bagi diri mereka. Bahkan
adapula yang mengalami kecemasan yang
berlebihan saat menjaga kehamilannya
karena takut mengalami keguguran.
Selain itu ketakutan juga dialami
oleh ibu hamil yang menjadi penyebab
ketakutan
tersebut
dikarenakan
membayangkan persalinan, takut ketika
melahirkan suami tidak berada disamping,
takut dengan kondisi kesehatan dan fisik
anak dan takut jika nanti kehamilannya
mengalami keguguran.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Pieter dan Lubis (2010: 247) yang
mengatakan bahwa pada setiap wanita
hamil, ketakutan melahirkan diperkuat
dengan rasa takut konkret, seperti
ketakutan jikalau anak lahir cacat atau
keadaan patologis, takut bayinya akan
bernasib buruk, ketakutan akan beban
hidup menjadi berat, munculnya elemenelemen takut yang sangat mendalam dan
tidak disadari kalau dipisahkan dengan
bayinya dan perasaan takut kehilangan
bayi.
Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa adanya ketakutan ibu akan bayi
yang dikandungnya meninggal dalam
kandungan. Ketakutan ini disebabkan
karena ibu hamil baru pertama kali
mengalami kehamilan. Hal ini didukung
oleh Pieter dan Lubis (2010: 237) faktorfaktor penyebab timbulnya kecemasan ibu
hamil biasanya berhubungan dengan
kondisi:
a. Kesejahteraan dirinya dan bayi yang
akan dilahirkan
b. Pengalaman
keguguran
kembali
(teratoma)
c. Rasa aman dan nyaman selama masa
kehamilan
d. Penemuan jati dirinya dan persiapan
menjadi orang tua
e. Sikap
memberi
dan
menerima
kehamilan
f. Keuangan keluarga
g. Support keluarga dan tenaga medis.
3. Kecemasan Wanita Dewasa Awal pada
Masa
Kehamilan
Dilihat
dari
Komponen Kognitif.
Gangguan perhatian yang dialami
oleh ibu hamil selama masa kehamilannya
disebabkan karena fokus pikiran dan
perhatian ibu hamil pada bayi yang
dikandungnya saja sehingga hal-hal kecil
lainnya terabaikan dan menjatuhkan
barang-barang tanpa disengaja. Gangguan
perhatian yang dialami oleh ibu hamil
disebabkan karena kurang tidur sehingga
membuat ibu hamil lelah dan kurang sehat.
Di dalam penelitian ini ditemukan
bahwa gangguan perhatian yang dialami
oleh ibu hamil disebabkan karena fokus
perhatian kepada bayi yang dikandungnya.
Hal ini didukung oleh Susanti (2008: 16)
yang menyatakan bahwa pada fase
pertama ibu hamil menerima kenyataan
biologis tentang kehamilan dengan
pernyataan “saya hamil” dan menyatakan
ide tentang anak di dalam tubuhnya dan
gambaran dirinya sebagai berikut:
a. Pikiran terpusat pada dirinya
b. Menyadari kenyataan dirinya hamil
c. Janin adalah bagian dari dirinya
d. Janin seolah-olah tidak nyata
Kemudian kekhawatiran juga
dirasakan oleh ibu hamil meliputi
kekhawatiran akan keadaan fisik dan
keselamatan bayi yang akan lahir,
khawatir jika persalinan dilakukan dengan
operasi dan khawatir jika bayi yang
dikandung meninggal dalam kandungan.
Adanya kebingungan yang dialami oleh
ibu hamil. Faktor kebingungan yang
dirasakan ibu hamil adalah kebingungan
memilih tempat persalinan karena ibu
hamil takut salah dalam memilih tempat
persalinan yang memiliki pelayanan
kurang baik.
Ciri-ciri kognitif dari kecemasan
menurut Nevid (2005: 164) adalah
sebagai berikut :
a. Khawatir tentang sesuatu
b. Perasaan terganggu akan ketakutan
atau aprehensi terhadap sesuatu yang
terjadi di masa depan
c. Keyakinan bahwa sesuatu yang
mengerikan akan segera terjadi, tanpa
ada penjelasan yang jelas
d. Sangat
terpaku
pada
sensasi
kebutuhan
e. Merasa terancam oleh orang atau
peristiwa yang normalnya hanya
sedikit atau tidak mendapat perhatian
f. Berpikir bahwa dunia mengalami
keruntuhan
g. Berpikir bahwa semuanya tidak bisa
lagi dikendalikan
h. Berpikir bahwa semuanya terasa
sangat membingungkan tanpa bisa
diatasi
i. Khawatir terhadap hal-hal sepele
j. Berpikir
terhadap
hal
yang
mengganggu secara berulang-ulang
k. Kebingungan
l. Tidak mampu menghilangkan hal-hal
terganggu
m. Khawatir ditinggal sendirian
n. Sulit
berkonsentrasi
atau
memfokuskan fikran
Tidak hanya kecemasan yang
membuat
ibu
hamil
mengalami
kekhawatiran, perubahan fisik pada setiap
trimester juga mempengaruhi rasa
khawatir ibu hamil. Hal ini didukung oleh
Sulistyawati (2009: 76) menyebutkan
peubahan psikologis pada trimester III:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali,
merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika
bayi tidak lahir tepat waktu
c. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan
perhatian
dan
kekhawatirannya
d. Merasa kehilangan perhatian
e. Perasaan mudah terluka
f.
Libido menurun
Berdasarkan ketiga komponen
diatas maka dapat peneliti jelaskan
kenapa
pentingnya
penelitian
ini
dilakukan yaitu kecemasan yang terjadi
pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Pada ibu hamil
yang mempunyai kecemasan tinggi akan
mengalami detak jantung yang kencang,
hormon stres, lemas, perasaan cemas,
nafsu makan terganggu, sakit kepala, dan
lain-lain.
Kondisi
tersebut
dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan pada
janin.
Janin
yang
dikandungnya
cenderung mempunyai berat badan yang
rendah saat lahir, dapat beresiko pada
kelahiran
bayi
premature
bahkan
keguguran.
Selain itu kecemasan yang tinggi
juga berakibat pada pasca kelahiran,
antara lain anak akan menjadi agresif.
Anak yang dilahirkan oleh ibu yang
mengalami kecemasan tinggi selama
kehamilan akan memiliki kadar hormon
stres tinggi, aktivitas otak yang peka
terhadap kecemasan. Maka dari itu
penelitian ini dilakukan untuk dapat
membantu ibu hamil dalam mengurangi
rasa kecemasan sehingga tidak berdampak
pada bayi yang dikandung.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
kecemasan wanita dewasa awal pada masa
kehamilan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Profil kecemasan wanita dewasa awal
pada masa kehamilan dilihat dari
komponen fisik di Kenagarian Koto
Kaciak
a. Adanya rasa pusing atau sakit kepala
yang dirasakan ibu hamil selama masa
kehamilan.
b. Adanya rasa sakit perut yang
dirasakan ibu hamil selama masa
kehamilan.
c. Adanya perubahan keringat yaitu
tangan berkeringat dan tubuh yang
dirasakan ibu hamil selama masa
kehamilan
d. Ibu hamil merasakan mual selama
masa kehamilan
2. Profil kecemasan wanita dewasa awal
pada
masa kehamilan dilihat dari
komponen emosional di Kenagarian
Koto Kaciak
a. Adanya kepanikan yang dirasakan ibu
hamil selama masa kehamilan
b. Adanya perasaan takut yang dirasakan
ibu hamil selama masa kehamilan
3. Profil kecemasan wanita dewasa awal
pada masa kehamilan dilihat dari
komponen kognitif di Kenagarian Koto
Kaciak
a. Adanya gangguan perhatian dan
memori yang dialami ibu hamil selama
masa kehamilan
b. Ibu hamil mengalami kekhawatiran
selama masa kehamilan
c. Tidak semua ibu hamil mengalami
ketidakteraturan dalam berfikir
d. Ibu hamil mengalami kebingungan
dalam berfikir
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan, maka diajukan saran kepada
berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Ibu hamil
a. Komponen Fisik
Agar ibu hamil dapat lebih
maksimal menjaga kondisi fisik dan
menyikapi perubahan-perubahan yang
terjadi selama masa kehamilan dengan
positif untuk menghindari hal-hal yang
bisa berdampak pada bayi.
b. Komponen Emosional
Agar ibu hamil lebih bisa
mengontrol emosional selama masa
kehamilan seperti kepanikan dan
ketakutan untuk menghindari resiko
yang akan terjadi pada bayi.
c. Komponen Kognitif
Agar ibu hamil tidak terlalu
memikirkan bayi yang dikandung
untuk menghindari kecemasan sehinga
tidak berdampak buruk pada kondisi
kandungan ibu hamil
Jadi, lebih disarankan pada ibu hamil
untuk lebih mempersiapkan diri dalam
memasuki dan menjalani masa kehamilan
agar dapat mengurangi tingkat kecemasan
yang dirasakan.
2. Suami, diharapkan selalu memberikan
dukungan kepada istrinya dan memotivasi
istrinya yang sedang mengalami masa
kehamilan dan menjadi suami siaga.
Kemudian suami juga harus membantu
3.
4.
untuk menjaga kondisi fisik, emosional
dan kognitif istri untuk menghindari
kecemasan yang dialami istri karena
terlalu fokus pada masa kehamilannya
sehingga mengurangi resiko buruk pada
janin.
Pengelola
program
studi
lebih
mengoptimalkan calon konselor agar bisa
berperan di instansi kesehatan.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
melakukan penelitian lanjutan yang lebih
mendalam tentang wanita dewasa dalam
menghadapi kehamilan pada aspek dan
variabel yang berbeda.
KEPUSTAKAAN
Ferial, Eddyman W. 2013. Biologi Reproduksi.
Jakarta: Erlangga.
Huliana, Mellyna. 2001. Panduan Menjalani
Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa
Swara.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2012. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nevid, S., Spenser A., & Rathus Baverly
Greene. 2005. Psikologi Abnormal.
Jakarta: Erlangga
Pieter, Zan Herri & Namora Lumongga Lubis.
2010. Pengantar Psikologi untuk
Kebidanan. Jakarta: Prenada Media.
Risnawita, Rini, S., & Nur Ghufron. 2010.
Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Arruz Media.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Sugiyono.2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Susanti, Ni Nengah. 2008. Psikologi
Kehamilan. Jakarta: EGC
Yusuf, Amuri. 2005. Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press.
Download