6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik Semantik adalah cabang

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Semantik
Semantik adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang makna yang
terkandung dalam bahasa. Semantik berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
arti yaitu Sema (Nomina) yang berarti tanda atau lambang. Verbanya adalah
semaino yang memiliki arti menandai atau melambangkan. Berikut penulis
mengutip beberapa pendapat para ahli bahasa.
Hurford dan Heasley (1983:1) menyatakan bahwa “semantics is the study
of meaning in language”. Menurut Hurford dan Heasley, semantik merupakan
sebuah ilmu yang mempelajari makna didalam bahasa. Senada dengan yang
diungkapkan oleh Humford dan Heasley, O’Grady, dkk (1996:268) berpendapat
bahwa “semantics is the analysis of meaning”. Maksudnya adalah semantik
merupakan analisis dari makna. Palmer (1981:1) menambahkan bahwa “semantic
is a part of language and part of linguistics”. Menurutnya, semantik merupakan
bagian dari bahasa dan bagian dari linguistik.
Pendapat lebih rinci diungkapkan oleh Griffiths (2006:1) bahwa semantik
adalah
“The study of the “toolkit” for meaning: knowledge encoded in the
vocabulary of the language and its patterns for building more
elaborate meanings, up to the level of sentence meanings”.
Menurut Griffiths semantik sebagai suatu “kotak alat” ilmu untuk kajian
mengenai makna, penyandian dalam kosakata bahasa dan suatu pola untuk
membentuk lebih banyak makna yang lebih terperinci hingga tingkat kalimat.
6
7
Dari pendapat para ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semantik adalah ilmu yang mempelajari makna kata yang terkandung dalam suatu
kalimat dan sebagai suatu proses penyandian pada kosakata suatu bahasa juga
struktur lainnya, sehingga dapat mengembangkan arti suatu makna yang lebih
konkret hingga dapat digunakan atau dikomunikasikan dalam suatu bahasa.
2.2 Makna
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai semantik yaitu ilmu yang
mempelajari makna. Beberapa ahli menjelaskan tentang makna, adapun menurut
Catford (1965: 35) yang menyatakan bahwa makna adalah
“The total network of relations entered into by any linguistics form
text, item - in – text, structure, element of structure, class, term in
system, or whatever it maybe.”
Menurut pendapat beliau, makna adalah hubungan atas bentuk
keseluruhan yang ada dalam linguistik seperti teks, unsur-unsur yang ada didalam
teks, struktur, elemen struktur, kelas kata, istilah dalam sistem, atau bentukbentuk lain yang memungkinkan.
Sementara itu Lyon (1981:136) menambahkan pengertian makna yaitu,
“Meaning are ideas or concept, which can be transferred from the mind of hearer
by the embodying them, as it were in the forms of one language or another”.
Makna adalah gagasan atau konsep yang dapat dipindahkan dari pikiran
pembicara kepikiran pendengar dengan menerapkannya ke dalam bentuk suatu
bahasa atau bentuk lainnya. Dapat disimpulkan bahwa makna adalah apa yang
diekspresikan oleh bahasa untuk memudahkan seseorang memahami bahasa yang
akan atau sedang digunakannya.
8
2.2.1 Jenis-jenis Makna
Catford (1965:36) membagi makna ke dalam tiga jenis yaitu makna
gramatikal, makna leksikal, dan makna kontekstual.
1. Makna Gramatikal
Makna gramatikal seperti yang disebutkan Catford (1965:36) yaitu
hubungan yang bermakna antara hal-hal penting dari struktur gramatikal yang
tersusun dengan baik disetiap bagiannya. Senada dengan yang ungkapkan oleh
Catford, Nida (1964:57) mengungkapkan “The meaningful relationship between
the constituent parts of the grammatical construction”.
Contoh:
1. The boys borrow the books in the library
2. The boys borrow the book in the library
Sufiks –s pada kata books mempunyai makna buku dalam jumlah banyak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna gramatikal adalah makna yang sudah
tertata dengan baik antara satu kata dengan kata lainnya, serta dipengaruhi oleh
faktor tenses.
2. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang didapat dari kamus. Makna leksikal
adalah makna yang sebenarnya, tidak berhubungan dengan konteks apapun, dan
hanya memerlukan indera-indera untuk mengamatinya. Sementara itu Lyons
(1981:146) menyatakan bahwa lexical meaning is the meaning of lexemes.
9
Menurutnya makna leksikal adalah makna yang terdapat pada leksem atau bersifat
leksem.
Contoh:
1. Horse
Makna leksem horse adalah large four-legged animal that people ride on
or use for pulling carts.
Contoh:
2. She rode a horse.
Horse dalam contoh 2 memiliki makna yang sama dengan horse pada
contoh 1, karena horse mengacu pada satu referen yang telah dijelaskan pada
contoh 1.
Kamus pada umumnya hanya memuat makna leksikal yang dimiliki oleh
kata yang dijelaskan. Oleh karena itu, banyak yang berpendapat bahwa makna
leksikal adalah makna yang terdapat di dalam kamus. Penulis menyimpulkan
bahwa jika dilihat dalam kalimat makna leksikal dapat diartikan makna kata
tersebut tidak berhubungan dengan konteks melainkan langsung merujuk pada
referen tanpa menyesuaikan dengan kata lain yang ada pada kalimat baik sebelum
maupun sesudah kata tersebut. Seperti pada contoh 2, makna horse tidak
terpengaruh oleh makna kata she ataupun rode.
10
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual merupakan makna yang berkaitan dengan konteks atau
situasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Catford (1965:36) bahwa “The contextual
meaning of an item is the groupment of relevant situational features with which it
is related”. Maksud dari pengertian tersebut adalah suatu penggabungan dari ciriciri situasional yang relevan dan saling berkaitan. Sementara itu Cruse (1995:16)
mengemukakan bahwa contextual meaning is the full set of normality relations
which a lexical item contracts with all conceivable contexts. Menurut Cruse
makna kontekstual adalah makna yang dihasilkan dari hubungan antara kata
dengan konteksnya.
Contoh:
3. I am surfing now.
4. Surfing the Internet.
Makna surfing secara leksikal adalah sport of riding on top of the waves
using a board seperti yang terdapat pada contoh 3, sedangkan surfing pada contoh
4 bermakna sebuah aktifitas mencari informasi di internet sesuai dengan
konteksnya. Pada contoh 4) makna surfing tidak lagi bermakna sport of riding on
top of the waves using a board karena terdapat kata internet yang telah mengubah
konteksnya. Kedua contoh tersebut membuktikan bahwa makna dari sebuah kata
dapat berbeda sesuai dengan konteksnya.
11
Dapat disimpulkan bahwa makna kontekstual sangat dipengaruhi oleh
situasi penggunaan bahasanya. Penggunaan makna kontekstual banyak diterapkan
dalam menganalisis majas.
2.3 Majas
Majas dalam bahasa Inggris dikenal dengan figure of speech atau trope.
Istilah trope sebenarnya berarti penyimpangan sebagaimana yang diungkapkan
Swearingen (1991: 209) “Tropes are words and phrases whose meaning has
shifted from their "proper" or usual meaning to one that is proximate.”
Swearingen berpendapat bahwa majas adalah kata dan frasa yang maknanya telah
dibelokan dari makna yang sebenarnya ke makna yang terdekat.
Contoh:
My car is a lemon. Hurford, et al. (2007: 331)
Pada kalimat 1) terdapat penyimpangan makna lemon. Makna lemon yang
sebenarnya, yellow citrus fruit with a sour juice, digunakan untuk memaknai
kalimat my car is defective. Jadi, rasa asam yang dimiliki lemon merupakan
makna terdekat yang digunakan untuk membelokan makna my car is defective.
12
2.3.1
Jenis-jenis Majas
Seperti yang kita ketahui, majas sangat beragam dan memiliki banyak
jenis, berikut ini penulis memberikan beberapa definisi menurut para ahli
linguistik tentang jenis-jenis majas. Pradopo (2000:62) mengemukakan bahwa
“Jenis majas meliputi perbandingan (simile), metafora,
perumpamaan epos (epic simile), personifikasi, metonimia,
sinekdoke (synecdoche), dan alegori”.
Pendapat lainnya yaitu menurut Badrun (1989: 26) berpendapat bahwa
“jenis majas terdiri dari simile, metafora, personifikasi, sinekdoke, metonimia,
simbol, dan alegori”. Pernyataan tersebut juga ditambahkan oleh Fananie (2000;
37-40) yang menyatakan bahwa
“Jenis majas meliputi persamaan atau simile, metafora,
personifikasi, alusio, eponim, epitet, alegori, sinekdoke,
metonimia, hipalase, inuenda, antifrasis, paranomasia, ironi,
sinisme, dan sarkasme”.
Berdasarkan klasifikasi jenis majas menurut para ahli di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa, jenis majas ada bermacam-macam dan masing-masing ahli
membuat
klasifikasi
yang
berbeda-beda.
Namun,
Griffiths
(2006:79)
mengklasifikasikan secara singkat mengenai beberapa jenis majas antara lain
majas ironi, metonimia, metafora, dan majas simili, selain itu memberikan
beberapa contoh jenis majas sebagai berikut.
13
1. Majas Ironi (Irony)
Stern (2000: 234) mengungkapkan definisinya mengenai majas ironi
sebagai berikut.
“Irony is a context-sensitive function that yields a contrary from
among a set of alternatives themselves determined in the context.
Very frequently, the relevant contrary is the opposite”.
Stern berpendapat bahwa ironi merupakan sebuah konteks yang peka
dalam
penggunaannya
dan
menghasilkan
sebuah
pertentangan
diantara
sekumpulan alternatif yang ditentukan didalam konteks tersebut. Seringkali
pertentangan yang terkait merupakan suatu hal yang berlawanan.
Contoh:
Well we really beat them, didn’t we?
Setelah menderita kekalahan 80-0 dalam sebuah pertandingan sepak bola,
salah satu penggemar dari tim yang kalah berkata dengan nada sinis, “Well we
really beat them, didn’t we?” Ungkapan tersebut merupakan ironi karena terdapat
sebuah pertentangan atau hal yang berlawanan dengan fakta.
Dapat disimpulkan bahwa ironi merupakan majas yang berfungsi untuk
mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
2. Majas Metonimia (Metonymy)
Majas metonimia akan dibahas tersendiri pada bagian 2.3.2
14
3. Majas Metafora (Metaphor)
Metafora adalah pemahamam tentang pemindahan satu karakter kepada
karakter lain. Seperti yang diungkapkan O’Grady, dkk (1996: 278) bahwa
metafora merupakan the understanding of one concept in term of another.
Contoh:
You’re wasting my time.
Pada kalimat 3, konsep waktu digunakan secara metafora karena time atau
waktu dianggap sebagai benda konkret yang dapat dihabiskan. Dalam hal ini
terdapat pemindahan sifat atau karakter dari benda konkret ke konsep time seperti
yang kemudian dipertegas oleh Stern dengan menyatakan bahwa karakter
menentukan isi setiap konteks.
Menurut Stern (2000: 16) “The meaning of a metaphor is the rule that
determines its content for each context, that is, its character”. Dapat diartikan
bahwa metafora adalah sebuah aturan yang menentukan isi untuk setiap konteks,
yaitu karakternya.
Hurford, et al. (2007: 331) kemudian menyatakan bahwa
“Metaphors are conceptual (mental) operations reflected in human
language that enable speakers to structure and construe abstract
areas of knowledge and experience in more concrete experiential
terms”.
Menurut Hurford metafora merupakan suatu konsep yang dapat membuat
si penutur menyusun dan menguraikan konsep abstrak kedalam istilah-istilah
konkret.
15
Contoh:
Dr Jones is a butcher.
Pada kalimat 4 terdapat konsep-konsep abstrak si tukang daging, misalnya
seperti yang kita ketahui tukang daging tidak bekerja hati-hati atau tidak terlalu
memikirkan akibat dari pekerjaan pisaunya terhadap daging. Dengan demikian
terdapat kiasan negatif yang kemudian diterapkan kepada dokter.
Dapat disimpulkan bahwa metafora merupakan majas yang memindahkan
karakter satu benda ke benda lain dengan menggunakan kata kiasan untuk
menyampaikan sebuah ilustrasi baik bermakna negatif ataupun positif.
4. Majas Simili (Simile)
Menurut McArthur (1992: 936) dalam kamus The Oxford Companion to
English Language definisi simili adalah “A figure of speech in which a more or
less fanciful or unrealistic comparison is made, using like or as”. McArthur
berpendapat bahwa simili dibangun dari suatu perbandingan yang tidak realistis
atau suatu khayalan dengan menggunakan kata like atau as.
Contoh:
The beauty of Queen Sheeba is like the shinning sun.
Kalimat tersebut disebut simili karena terdapat perbandingan yang tidak
realisitis antara Queen Sheeba dan sun dengan menggunakan kata like. Lain
halnya dengan kalimat some cats are like tigers. Walaupun terdapat kata like,
kalimat ini bukan termasuk simili. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat
16
perbandingan yang tidak realistis antara cats dan tigers sebagaimana yang
diungkapkan oleh McArthur, karena secara fisik kucing adalah sebangsa dengan
harimau ataupun sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa simili merupakan majas
yang membandingkan sesuatu yang tidak realistis dengan menggunakan kata like
atau as.
Contoh:
Life is like an onion
Contoh kalimat di atas “Hidup itu seperti bawang” kata life dibandingkan
dengan onion, karena hidup dalam hali ini life adalah hal yang sangat berbeda
dengan onion atau sangat tidak realistis untuk dibandingkan. Sehingga kalimat
tersebut termasuk majas simili.
Penjelasan tentang beberapa majas di atas merupakan sebagian kecil dari
jenis-jenis majas yang ada. Karena dalam penelitian ini penulis hanya
memfokuskan pada majas metonimia, maka jenis-jenis majas selain majas
metonimia hanya dijelaskan secara umum sebatas pengertian dengan beberapa
contoh.
17
2.3.2
Majas Metonimia (Metonymy)
Seringkali banyak orang tidak menyadari adanya sisipan berupa majas
dalam setiap perbincangan maupun dalam bentuk tulisan, majas metonimia
merupakan salah satu majas yang biasanya ada dan dipakai dalam bentuk tulisan,
pada bagian ini penulis akan membahas hal-hal terkait pemakaian majas
metonimia.
2.3.2.1 Definisi Majas Metonimia
Menurut Reisigl dan Wodak (2001:57) menyatakan bahwa:
“Metonymies (from the Greek: ‘renaming,’ ‘name change’) are
substitutions involving two semantically (and materially or
cognitively) acent fields of reference: a name of a referent replaced
by the name of another referent, which semantically (abstractly or
concretely) Adjoins the referent of the replaced name.”
Jadi menurut teori di atas metonimia berasal dari bahasa Yunani yaitu
“menamakan kembali”, “perubahan nama” yang dibentuk oleh pergeseran yang
melibatkan dua semantik (secara material atau secara kognitif) yang saling
berdekatan. Nama sebuah referen diganti dengan nama lain yang masih ada
kaitannya.
Koch (1999:140-141) berpendapat bahwa
“Denominatio [i.e., ‘metonymy’] is a trope that takes its expression
from near and close things and by which we can comprehend a
thing that is not denominated by its proper word”.
Jadi menurutnya metonimia adalah sebuah kiasan yang mengambil
ekspresi dari hal-hal yang dekat dan dimana kita dapat memahami hal yang tidak
tepat kata.
18
Riemer (2005:257) juga mendefinisikan metonimia yaitu “the concepts
related by a metonymy can be understood as contiguous to (neighboring) each
other, either conceptually or in the real world”. Jadi menurut Riemer konsepkonsep yang terkait dengan sebuah metonimia dapat dipahami sebagai kata yang
memiliki kedekatan satu sama lain, baik secara konseptual maupun dalam bahasa
sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,
majas metonimia disebut sebagai kiasan pengganti nama yang menggunakan
nama ciri atau nama hal yang ditautkan pada seseorang, barang, atau suatu hal
sebagai penggantinya. Metonimia menyebutkan sesuatu dengan tidak langsung,
melainkan dengan menyebutkan benda atau sesuatu yang lain yang masih ada
kedekatan hubungan dengan sesuatu yang dimaksud itu. Metonimia adalah
penamaan terhadap benda atau hal dengan menggunakan nama yang sudah
dikenal dan tidak asing pada bahasannya tersebut.
2.3.2.2 Jenis-jenis Majas Metonimia
Dikarenakan banyaknya jenis yang bisa dianalisis, penulis membatasi
menjadi tujuh jenis dan urutannya berdasarkan teori yang penulis kutip dari
Lakoff dan Johnson (2003:38) yang penulis bahas lebih terperinci sebagai berikut:
19
1. Sebagian mewakili keseluruhan (The Part for The Whole)
-
We don’t hire longhairs.
Maksud dari kata Longhairs tersebut memiliki makna
bahwa dalam kata tersebut tidak akan merekrut pekerja yang
berambut panjang.
-
The Giants need a stronger arm in right field.
The Giants yang merupakan sebuah klub basket NBA
sedang membutuhkan pemain untuk mengisi posisi bagian kanan
yang memiliki kekuatan dan permainan yang baik.
2. Pembuat mewakili karyanya (Product for Producer)
-
Pass me the Shakespeare on the top shelf.
William Shakespeare adalah seorang penulis drama
sandiwara serta sastrawan yang meliputi komedi, serta penulis
puisi, beliau lahir pada tanggal 26 April 1564 di Stratford-uponAvon, Warwickshire, Inggris. sehingga penggunakan kata tersebut
tersebut telah mewakili bahwa karyanyalah yang sedang diminta
oleh seseorang tersebut dalam kalimat di atas.
-
He bought a Ford
Ford adalah sebuah produsen mobil asal Amerika Serikat
yang didirikan oleh Henry Ford di Dearborn, dekat Detroit,
Michigan. Perusahaan ini didirikan pada 16 Juni 1903. Sehingga
20
hanya dengan menggunakan kata Ford banyak orang sudah
memahami bahwa seseorang telah membeli mobil bermerek Ford.
-
I just bought a new Citroën
Serupa dengan contoh Ford di atas, Citroën merupakan
perusahaan mobil yang berdiri sejak 1919 di Prancis yang diambil
dari nama pemilik perusahaan tersebut yaitu André-Gustave
Citroën. Dalam contoh ini pun penggunaan namanya merujuk pada
merek sebuah mobil yang terkenal di Prancis.
3. Benda mewakili penggunanya (Object used for user)
-
The sax has the flu today.
Kata yang digarisbawahi telah mewakili benda yang
digunakan oleh pemainnya, dalam hal ini saxophone merupakan
alat musik, sehingga kata The sax telah mewakili orang yang
memainkan alat musik tersebut.
-
The gun he hired wanted fifty grand.
Kata gun yang dimaksud adalah seseorang yang ahli dalam
menggunakan senjata, dalam kalimat di atas penggunaan kata gun
telah merujuk pada seorang penembak yang menginginkan bayaran
lima puluh ribu, demikian maksud kalimat di atas.
21
-
We need a better glove at third base.
Glove merupakan sarung tangan yang digunakan oleh
seorang pemain dalam pertandingan baseball maupun softball,
dengan mengatakan glove saja dapat dengan mudah diartikan
maksudnya bahwa tim tersebut sedang membutuhkan seseorang
yang memiliki kemampuan dalam menangkap bola dengan baik.
4. Pengawas mewakili yang diawasi (Controller For controlled)
-
Nixon bombed Hanoi.
Nixon yang bernama asli Richard Nixon merupakan
seorang
presiden
Amerika
yang
pada
Desember
1972
memerintahkan pasukan tentara Amerika untuk menghancurkan
kota di Vietnam yang bernama Hanoi. Nixon di atas yaitu
seseorang yang mengawasi serta bertanggung jawab dalam
penyerangan tersebut.
-
Schwarzkopf defeated Iraq.
Sama seperti Nixon, kata Schwarzkopf merupakan nama
seorang pemimpin tentara Amerika yang memimpin, memerintah
dan mengawasi pasukannya berperang untuk mengalahkan Irak.
Sehingga penggunaan nama tersebut lebih dimaksudkan pada para
pasukan
tentaranya
dibawah
mewakilinya dalam kata tersebut.
pimpinan
Schwarzkopf
yang
22
5. Institusi
mewakili
penanggung
jawab
(Institution
for
people
responsible)
-
Exxon has raised its prices again
Exxon merupakan perusahaan minyak swasta dari Amerika
Serikat yang bertempat di Texas, penggunaan kata Exxon
dimaksud untuk mewakili petinggi dan staf dalam perusahaan
tersebut yang bekerja menyusun dan menaikan harga.
-
The Army wants to reinstitute the draft.
Kata Army merupakan majas metonimia karena dalam
kalimat
tersebut
dimaksud
untuk
mewakili
petinggi
atau
Jenderalnya, seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab
dalam sebuah intitusi pertahanan. Yang seharusnya tidak hanya
menggunakan kata Army saja.
6. Tempat mewakili Institusi (The Place for The Institution)
-
The White House isn’t saying anything.
Arti The White House di sini bukan berarti secara
harfiahnya, namun lebih identik dengan tempat di mana presiden
Amerika Serikat bekerja. Maka makna yang ada dalam kalimat
tersebut adalah pemerintahan ataupun presiden tidak berkata apaapa. Dalam hal ini The White House memiliki kedekatan arti
dengan tempat kepresidenan.
23
-
Wall street is in panic.
Seperti yang kita tahu bahwa Wall Street merupakan tempat
perdagangan saham di Amerika. Dalam konteks tersebut contoh
Wall Street is in panic, menggambarkan tentang situasi yang panik
di pasar saham.
-
Moscow and Kiev certainly don’t agree on everything.
(Griffiths 2006: 98)
Moscow di sini bukan berarti sebuah kota melainkan
pemerintahan Rusia, seperti yang kita tahu pemerintahan Rusia
berada di Moscow, begitu juga dengan Kiev dalam arti tersebut
adalah pemerintahan Ukraina. Contoh di atas merupakan majas
metonimia karena penggunaan nama kota tersebut telah mewakili
masing-masing pemerintahan yaitu pemerintahan Rusia dan
Ukraina. Jadi arti yang sebenarnya Pemerintahan Rusia dan
Ukraina tidak setuju dalam hal apapun.
7. Tempat mewakili peristiwa (The Place for The Event)
-
Let’s not let Thailand become another Vietnam.
Pada contoh di atas, Vietnam merupakan negara yang
pernah berperang dengan Amerika, sehingga dengan menggunakan
kata Vietnam saja dalam konteks tersebut sudah menjelaskan
maksud dari seseorang berkata atau menuliskan kata tersebut yang
lebih menjelaskan apa yang pernah terjadi di negara Vietnam.
24
2.4 Surat Kabar
Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikan dengan pers. Namun,
karena pengertian pers sudah semakin luas, dimana televisi dan radio sekarang ini
sudah dikategorikan sebagai pers juga, maka muncul pengertian pers dalam arti
luas dan sempit. Dalam pengertian pers luas pers meliputi seluruh media massa,
baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers hanya melipaui
media massa tercetak saja, salah satunya adalah surat kabar.
Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan surat kabar adalah :
“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media
massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita,
karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala,
bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum,
isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya
pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari
berbagai golongan dan kalangan” (Junaidi, 1991 : 105).
Surat kabar hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada
frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan
isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah
“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di
masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum,
isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang
mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca”
(Effendy, 1993 : 241).
Dari beberapa pengetian di atas, dapat disimpulkan bahwa surat kabar
adalah sebuah lembaga penerbitan pers berupa lembaran cetak maupun dalam
bentuk online, memuat laporan yang terjadi di masyarakat secara periodik,
bersifat umum dan mengandung nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.
Download