KELOMPOK IKHSAN NIRWANA NO. 20 Menentukan Amanat Cerita Amanat adalah sebuah pesan moral dalam sebuah cerita atau karya lainnya yang ingin disampaikan oleh si penulis atau pengarang kepada para pembacanya. • TIPS MENENTUKAN AMANAT CERITA Untuk menentukan amanat cerita dapat dilakukan dengan mengetahui ciri-ciri amanat sebagai berikut. 1. Amanat berisi saran, ajakan, atau imbauan. 2. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/diimbau untuk melakukan (biasanya ditandai dengan kata kerja berpartikel –lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dsb. 3. Untuk hal-hal negatif, pembaca diimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai dengan penggunaan kata jangan). CONTOH PREDIKSI SOAL UN 2017/2018 SMK/MAK BAHASA INDONESIA KOMPETENSI MENENTUKAN AMANAT CERITA • Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi dan makanan pagi untuk mereka. Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan sepanjang malam terdengar dia tak tertidur. Akan tetapi, berbalik-balik dengan gelisah di atas tempat tidurnya. Dan tiap sebentar terdengar gerak Siti Rubiyah di dalam kamar mengambil air minum untuknya.(Harimau! Harimau! Muchtar Lubis) Amanat yang sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah ... • A. B. C. D. E. Tidak baik berputus asa menghadapi penderitaan hidup. Janganlah terlalu menghitung-hitung j asa yang dilakukan. Sabarlah menghadapi segala cobaan yang menimpa diri. Pedulilah terhadap kondisi dan penderitaan orang lain. Janganlah mencurigai orang lain secara berlebihan. No.21 Menentukan Latar Tempat A. Pengertian Latar Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra; (https://kbbi.web.id/latar) B. Macam-macam Latar Unsur-unsur latar dapat dibedakan menjadi empat yakni : Latar Tempat, Latar Waktu, Latar Suasana dan Latar Sosial. Contoh analisis latar cerpen Ibu terkulai di kursi seperti orang mati. Pintu, jendela, televisi, telepon, perabotan, buku, cangkir teh, dan lain-lain masih seperti dulu—tetapi waktu telah berlalu sepuluh tahun. Tinggal Ibu kini di ruang keluarga itu, masih terkulai seperti sepuluh tahun yang lalu. Rambut, wajah, dan busananya bagai menunjuk keberadaan waktu. Telepon berdering. Ibu tersentak bangun dan langsung menyambar telepon. Diangkatnya ke telinga. Ternyata yang berbunyi telepon genggam. Ketika disambarnya pula, deringnya sudah berhenti..( Ibu yang Anaknya Diculik Itu oleh Seno Gumira Ajidarma ) Analisis unsur intrinsik setting atau latarnya. ·Latar tempat: ruang keluarga ·Latar waktu: masa kini ·Latar suasana: sedih (terkulai di kursi seperti orang mati) Jawaban pada soal tersebut adalah C. No.22 Mengidentifikasi Kalimat Bermajas Majas atau gaya Bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bdanau ahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya • Pengklasifikasian Majas Berdasarkan penggolongannya, macam macam majas atau gaya bahasa kiasan terbagi menjadi empat kategori diantaranya, majas perbandingan; majas pertentangan; majas sindiran; dan majas penegasan. Keempat kategori majas tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa majas turunan yang akan dijelaskan pada ulasan berikut ini. 1. Majas Perbandingan Majas perbandingan adalah majas (gaya bahasa) yang menyatakan perbandingan. Proses pembanding tersebut diungkapkan dengan cara yang berbeda, bergantung pada pengguna bahasa (penutur). Macam macam majas perbandingan, diantaranya : 1.1. Majas Asosiasi (perumpamaan) Majas perumpamaan diungkapkan dengan maksud mengadakan perbandingan terhadap dua hal yang secara mutlak berbeda, namun dianggap sama. Penggunaan majas ini biasa ditandai dengan kata bagai; bak; seperti; seumpama; laksana. Contoh Majas Asosiasi : • • • Wataknya keras seperti batu Pendiriannya kuat bagaikan batu karang Menggapai mimpinya itu, bagai punuk rindukan bulan 1.2. Majas Metafora Majas metafora adalah gaya bahasa yang memberikan ungkapan perbandingan analogis. Penggunaan majas metafora ditandai dengan pemakaian kata yang bukan makna sebenarnya seperti kata tangan kanan; kembang desa; bintang kelas. Contoh Majas Metafora : Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Bobi. • • Winda memang kembang desa di kampung ini, wajar banyak pemuda yang ingin memperistrinya. Prestasi Ardi yang selalu menjadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya. 1.3. Majas Personifikasi Majas personifikasi adalah majas yang memunculkan karakteristik manusia kepada benda mati, sehingga benda mati tersebut seolah memiliki nyawa layaknya manusia. Beberapa kata yang termasuk majas personifikasi diantaranya, angin berbisik; pena menari; langit menangis. Contoh Majas Personifikasi : Angin yang berbisik seolah menyampaikan pesanmu untukku Ayah. Dengan lihainya penulis itu berimajinasi dengan pena yang menari-nari diatas kertas. Langit ikut menangis dengan beberapa bencana yang melanda Indonesia beberapa waktu ini. Ombak berlarian semakin menambah eksotisnya pantai Lovina Pikirannya pasti melayang kemana-mana karena banyak masalah beberapa waktu belakangan 1.4. Majas Alegori Majas alegori adalah majas perbandingan yang berkaitan satu dengan yang lain. Majas alegori lebih sering ditemukan pada beberapa paragraf dalam karya sastra seperti cerita pendek atau novel. Penggunaan majas alegori ditandai dengan pengungkapan dalam cerita yang penuh simbol bermuatan moral. Contoh Majas Alegori : [-]Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Ketika menyiraminya dengan pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik, sehingga berbuah manis. [-]Seorang guru adalah Nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda tepat jalur, maka kemudi pun akan tenang-tenang saja [-]Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik disana pasti kentara [-]Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang lelaki di sekitarnya [-]Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. semakin sering diasah ia akan semakin tajam 1.5. Majas Simbolik Majas simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda yang lain, perbandingan hewan atau dengan tumbuhan. Contoh Majas Simbolik : Sebab seringnya Ia berhutang pada lintah darat, alhasil tahun ini dipastikan tokonya bangkrut. Rumah mewah di ujung jalan Surapati semalam ludes dilalap si jago merah. Sebutan buaya darat yang menempel pada Andi membuatnya susah mendekati hati perempuan idamannya 1.6. Majas Metonimia Majas metonimia adalah majas yang menggunakan label sebuah merk dagang untuk menggantikan benda tersebut dalam kalimat. Contoh Majas Metonimia : Kakek tua yang berpenyakit asma itu masih saja menghisap Djarum (rokok). Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal saat olahraga pagi. Bibi terbang dengan Garuda ke Surabaya 1.7. Majas Sinekdoke Majas sinekdok adalah majas yang menyebut sebagian untuk menggantikan keseluruhan, atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri dari dua kategori yaitu majas pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan dan majas totem pro parte, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh Majas Sinekdoke : Tiket masuk konser band luar negeri itu dijual Rp 200.000. per kepala. Batang hidung pengacara gadungan itu belum juga terlihat di ruang sidang. Contoh penggunaan Totem pro parte dalam kalimat : Para personil POLRI sudah siaga menjaga demonstran yang hendak berunjuk rasa pagi ini. Anggota Darmawanita kota Buleleng sedang menyiapkan lomba memasak untuk memeringati hari Ibu. Skuad Jerman berhasil dikalahkan oleh Portugal pada pertandingan semifinal semalam. Kampung kami menjuarai lomba panjat pinang se kelurahan. 1.8. Majas Simile Majas simile adalah majas yang menggunakan kata depan dan penghubung untuk menerangkan perbandingan eksplisit. Contoh Majas Simile : [-]Mentalnya tangguh seperti baja, membuatnya semakin idealis. [-]Seperti belut saja kelakuannya, gesit kemana-mana. [-]Kedekatan mereka seperti sepasang kekasih yang tengah berbahagia. 2. Majas Pertentangan Gaya bahasa sindiran adalah penggunaan majas sebagai ungkapan untuk menyatakan suatu hal yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya. Majas pertentangan dikategorikan menjadi beberapa jenis, diantaranya majas antithesis; majas paradoks; majas hiperbola; dan majas litotes. Pada ulasan berikut ini akan dijelaskan mengenai keempat kategori majas pertentangan tersebut. 2.1. Majas Antitesis Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata yang berlawanan untuk mengungkapkan suatu pertentangan. Contoh Majas Antitesis : [-]Tua atau muda boleh ikut meramaikan gerak jalan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. [-]Bagi wakil Indonesia di ajang sea games, menang atau kalah bukan suatu masalah karena yang utama adalah pengalaman. [-]Baik buruk seseorang itu tidak bisa kita nilai dari penampilan saja. [-]Cantik atau jelek rupa seorang wanita bisa terlihat dari cara ia menggunakan hatinya. [-]Lapang atau sempitnya rezeki itu bergantung pada usaha kita dalam bekerja. 2.2. Majas Paradoks Paradoks adalah jenis majas yang mengungkapkan pernyataan mengenai dua hal yang seolah bertentangan, tetapi kadang juga ada benarnya. Contoh Majas Paradoks : [-]Bisa saja tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman. [-]Dia hanya bisa tersenyum, meski hatinya menangis saat kehilangan sahabatnya. [-]Meski dalam keramaian kota, masih saja dirinya merasa sendiri usai kehilangan anak semata wayangnya. [-]Tanpa kehadiran buah hati jelas saja rumah tangga akan terasa sepi meski tengah merayakan kebahagiaan dengan meriah. 2.3. Majas Hiperbola Majas hiperbola termasuk majas yang sering digunakan oleh beberapa pengguna bahasa untuk mengungkapkan pertentangan. Majas hiperbola ditandai dengan pernyataan berlebihan dan melampaui kenyataan yang ada. Contoh Majas Hiperbola : [-]Air matanya mengalir deras saat beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah sepuluh tahun meninggalkannya. [-]Hatinya pasti seprti disayat sembilu saat mendengar hinaan itu. [-]Suaranya begitu menggelegar saat menjadi personil upacara minggu lalu. [-]Usianya yang sudah renta membuat kesehatan kakek menurun, kini tubuhnya tinggal kulit dan tulang saja. [-]Mendengar kabar penipuan itu, Ayahnya mengamuk dan membakar kemarahannya pada seisi rumah. 2.4. Majas Litotes Majas litotes adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan diri dari kenyataan yang sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan menghormati lawan tutur. Contoh Majas Litotes : [-]Beruntung sekali Pak Bupati sudi mampir ke gubug saya. [-]Saya hanya orang desa, wajar bila merasa bangga bisa bersekolah di kota. [-]Hanya air yang bisa kami suguhkan kepada kalian. [-]Janganlah Anda bertanya pada orang bodoh seperti kami. 2.5. Majas Anakronisme Anakronisme adalah majas pertentangan yang ditandai dengan munculnya ketidaksesuaian antara kejadian dengan masa kejadian tersebut. Contoh Majas Anakronisme : [-]Kalau saja prajurit perang kerajaan Majapahit memakai pistol saat berperang, mungkin sejarah akan lain sekarang. [-]Mungkin saja perang Baratayudha tak berakhir demikian jika saja saat itu GPS sudah bisa digunakan. 2.6. Majas Oksimoron Oksimoron adalah majas yang masing- masing bagian kalimatnya mengungkapkan hal bertentangan. Contoh Majas Oksimoron : [-]Harta bisa membuat bahagia, tapi harta juga bisa membawa penderitaan. [-]Ilmu akan membuatmu pandai, tapi bisa saja ilmu membodohkanmu jika salah dalam mengaplikasikannya. 3. Majas Sindiran Majas sindiran adalah adalah gaya bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa dengan maksud menyindir lawan tutur atau pihak ketiga. Beberapa yang termasuk dalam kategori macam macam majas sindiran adalah: majas ironi; majas sinisme; dan sarkasme. 3.1. Majas Ironi Majas Ironi ditandai dengan munculnya ungkapan sindiran oleh penutur yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Contoh Majas Ironi : [-]Rajin sekali kamu, siang bolong begini baru bangun tidur. [-]Cantik sekali gaya rambutmu, sampai aku enggan menirunya. [-]Sungguh enak makanan ini, sampai anakku tidak habis memakannya. [-]Bagusnya kostum yang kau kenakan, pasti harganya murah. 3.2. Majas Sinisme Majas sinisme adalah majas yang dipakai dengan maksud menyindir secara tidak langsung. Sinisme diungkapkan menggunakan kosakata yang kurang santun. (baca : pengertian majas sinisme) Contoh Majas Sinisme : [-]Perilakumu tidak mencerminkan pendidikanmu yang sudah sarjana. [-]Tidak bisa ya menulis lebih baik lagi, tulisanmu seperti orang yang baru bisa menggunakan pensil. 3.3. Majas Sarkasme Sarkasme adalah majas sindiran paling kasar. Penggunaan majas ini seringkali dimaksudkan untuk sengaja menyakiti lawan tutur. Contoh Majas Sarkasme : [-]Gajah bengkak tidak seharusnya ada disini ! [-]Buang saja foto lamamu itu, muak aku melihatnya! 4. Majas Penegasan Disebut majas penegasan, maka fungsi utamanya adalah menegaskan kepada lawan tutur atas sesuatu hal. Majas penegasan bermaksud memunculkan kesan idealis dan terkadang bersifat provokatif kepada pendengarnya. Beberapa majas yang tergolong dalam macam macam majas penegasan antara lain, pleonasme; repetisi; paralelisme; tautologi; klimaks; antiklimaks; dan retorik. 4.1. Majas Pleonasme Pleonasme adalah majas penegasan yang ditandai dengan pengunaan kata denotasi (sudah jelas maknanya), namun dipertegas lagi pada kalimat berikutnya. Contoh Majas Pleonasme : [-]Ayo Ardi, giliranmu maju ke depan untuk baca puisi ini. [-]Andai saja dia berani masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah, pastilah hukumannya bisa jadi ringan. 4.2. Majas Repetisi Majas repetisi adalah majas yang menggunakan kata berulang pada satu kalimat. Pengulangan bisa pada kata, frasa, maupun klausa. Hal tersebut disebabkan majas repetisi bermaksud untuk memberikan penekanan. Contoh Majas Repetisi : [-]Sekarang, saat ini, detik ini juga aku harus mulai berubah menjadi dewasa. [-]Bung Karno adalah contoh, Bung Karno adalah panutan, Bung Karno adalah suri tauladan kita semua. 4.3. Majas Paralelisme Paralelisme adalah majas perulangan dalam satu kalimat dan tersusun dalam baris kata yang berbeda. Majas paralelisme biasa ditemukan dalam karya sastra puisi. Contoh Majas Paralelisme : [-]Senja ini begitu manis [-]Senja ini begitu indah [-]Senja ini sangat berkesan [-]Wajahnya tampan [-]Wajahnya memang menawan [-]Wajahnya begitu rupawan 4.4. Majas Tautologi Tautologi adalah majas penegasan yang ditandai dengan adanya pengulangan sinonim. Contoh Majas tautologi : [-]Harusnya kau bisa kuat dan tegar menghadapi setiap masalah. [-]Ubah pemikiranmu, tidak semestinya hatimu kau biarkan dingin apalagi sampai beku. 4.5. Majas Klimaks Majas klimaks adalah majas yang mengungkapkan hal secara berturut-turut dan semakin lama semakin meningkat. Contoh Majas Klimaks : [-]Dari kecil hingga dewasa, hobinya memancing masih saja dipertahankan. [-]Dosen, Kajur, bahkan Dekan seharusnya mampu mengatasi masalah intern perselisihan antar mahasiswanya. 4.6. Majas Antiklimaks Antiklimaks adalah majas yang berkebalikan dari majas klimaks. Antiklimaks ditandai dengan munculnya kata yang berturutturut semakin menurun. Contoh Majas antiklimaks : [-]Kalau saja Camat, Lurah, bahkan RT mampu bersosialisasi dengan baik, pasti acara pentas seni di wilayah kita bisa berjalan lancar. [-]Jangan hanya bicara Negara, seharusnya dari propinsi, kota, hingga kampong adalah tanggung jawab seluruh warga. 4.7. Majas Retorik Majas retorik adalah majas yang penggunaannya dapat dilihat pada kalimat pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Contoh Majas Retorik : [-]Haruskah Ibu mengajarkan materi SD pada kalian semua yang sudah jadi mahasiswa ? 4.8. Majas Elipsis Majas ellipsis adalah majas majas yang menghilangkan unsur dalam kalimat Contoh Majas Elipsis : [-]Ibu ke pasar (predikat “belanja” dihilangkan) [-]Ayah ke kantor (predikat “pergi” dihilangkan ) 4.9. Majas Koreksio Majas koreksio adalah majas yang diungkapkan penutur untuk menarik perhatian dengan menyanggah kalimat sebelumnya dan memunculkan kalimat baru sebagai pembenaran. Contoh Majas Koreksio : [-]Sebenarnya sudah hampir enam tahun, maaf, sepertinya lebih dari enam tahun keluarga kami menumpang di tanah milik negara ini. 4.10. Majas Inversi Majas Inversi adalah majas yang didalamnya terdapat pergantian susunan kata pada kalimat. Contoh Majas Inversi : [-]Ayah saya pengacara, pengacara Ayah saya. [-]Ibu saya guru matematika, guru matematika Ibu saya. [-]Dia seorang Dokter, seorang dokter dia. [-]Hidupnya kini menderita, menderita kini hidupnya. 4.11. Majas Interupsi Majas Interupsi adalah majas yang ditandai dengan munculnya keterangan tambahan pada masing-masing unsur kalimat. Contoh Majas Interupsi : [-]Wanita yang tadi kemari, memakai jaket merah serta tas punggung berisi banyak peralatan rias itu ternyata adalah seorang dokter. Tidak disangka memang, penampilannya seperti remaja masa kini. NO 1. Jenis Majas Personifikasi Definisi/Ciri perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup Contoh Banjir bandang telah menelan korban manusia. 2. Metafora perbandingan yang implisit tanpa kata pembanding. Kapan Anda bertemu dengan kembang desa itu? 3. Hiperbola majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan Suaranya menggelegar membelah angkasa. 4. ironi majas yang menyatakan makna yang bertentangan atau sebaliknya dengan maksud menyindir Pagi benar engkau datang, baru pukul delapan 5. Pleonasme majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi /mubadzir. Salju putih sudah mulai turun ke bawah. 6. Repetisi 7. Antitesis 8. Paradoks majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali yang biasanya dipergunakan dalam pidato. majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan meng- gunakan kepaduan kata yang berlawanan arti. majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah ber tentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai pembebas kita. Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukan-lah suatu ukuran nilai seorang wanita. Hidupnya mewah, tetapi tidak bahagia. 9. Perumpamaan perbandingan dua hal dengan menggunakan kata-kata perbandingan (bagaikan, seperti, dsb.) Gadis itu sangat cantik bagaikan bidadari 10. Litotes majas yang menyatakan berlawanan, memperkecil, atau memperhalus keadaan. Terimalah pemberian yang tidak berharga ini. 11. Metonimia majas yang memakai nama ciri atau hal yang ditautkan dengan orang, barang sesuai penggantinya Dia ke Jakarta naik Garuda 12. 13. Sinekdok Pars pro toto penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan Sinekdok Totem Pro parte penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian. Saya tidak melihat batang hidungnya Indonesia meraih medali emas dalam pertandingan itu. 14. Alusio 15. Eufeumisme Menggantung asap saja kerjamu sejak tadi. (membual, omong kosong) Pemerintah mengadakan penyesuaian harga BBM, (menaikkan) majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa dengan menggunakan peribahasa majas yang halus sebagai pengganti ungkapan No.23 Menentukan Makna Ungkapan Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Contoh: • • • tinggi hati : 'sombong' ringan kepala : 'mudah belajar' darah daging : 'anak kandung' Langkah-langkah menentukan makna ungkapan yang tepat sesuai ilustrasi/dalam paragraf Bacalah dengan cermat ilustrasi yang dimaksud. 1. Data kejadian-kejadian atau penjelasan-penjelasan dalam ilustrasi. 2. Tentukan gagasan pokok sesuai dengan kejadian-kejadian atau penjelasan-penjelasan dalam ilustrasi tersebut. 3. Cari dan tentukan makna ungkapan yang sesuai dengan gagasan pokok ilustrasi. 4. Makna ungkapan dapat juga dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia CONTOH PREDIKSI SOAL 2017/2018 KOMPETENSI MENENTUKAN MAKNA UNGKAPAN (1) Saat ini banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa pelajar tidak berguna dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. (2) Pelajar hanya merusak dan menggangu ketertiban dan ketenangan lingkungan masyarakat. (3) Pelajar hanya bisa berpangku tangan. (4) Anggapan seperti itulah yang akhirnya rnenyebabkan munculnya paradigma masyarakat yang mengungkapkan bahwa tugas pelajar yang baik adalah belajar dengan tekun. Makna ungkapan dalam kalimat nomor (3) pada paragraf tersebut adalah ... . A. bermain-main B. bercanda C. bersukaria D. bermalas-malasan • No.24 Menentukan Makna Peribahasa Peribahasa adalah 1 kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan); 2 ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku (https://kbbi.web.id/peribahasa) Contoh 1. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua. ( Budi baik itu tidak akan dilupakan orang). 2. Seperti air dengan tebing.(persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong). B. Langkah-langkah menentukan makna peribahasa yang tepat dalam ilustrasi Carilah peribahasa dalam teks. • • • • Bacalah dengan cermat ilustrasi/kejadian dalam teks. Data kejadian-kejadian dalam ilustrasi. Tentukan gagasan pokok sesuai dengan kejadian-kejadian dalam ilustrasi tersebut. Tentukan makna peribahasa yang sesuai dengan gagasan pokok ilustrasi. “Makna yang sesuai dengan peribahasa dalam teks adalah meskipun kemakmuran dapat diperoleh di negeri orang, hidup apa adanya di negeri sendiri lebih baik ” (pilihan jawaban C) No.25 Menentukan Kalimat Sumbang/Tidak Padu dalam Teks Kalimat tidak padu merupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat lainnya pada suatu paragraf. Berikut beberapa ciri dari kalimat tidak padu : a. Kalimat tidak padu seingkali bertentangan dengan ide pokok pada kalimat utama dalam paragraf. Jika pembaca mencermati tiap kalimat pada paragraf, maka akan dengan mudah mengidentifikasi kalimat tak padu tersebut. b. Kalimat tidak padu jika diperhatikan konten kalimatnya tidak sambung atau tidak berkesinambungan serta tidak mendukung kalimat lainnya dalam paragraf. c. Kalimat tak padu seringkali keluar dari inti permasalahan yang sedang dibicarakan dalam kalimat. Hal-hal yang harus dilakukan guna mengidentifikasikan kalimat sumbang adalah terlebih dahulu menentukan kalimat utama yang memuat ide pokok paragraf. Setelah itu tentukan beberapa kaliama penjelas yang mendukung serta berkesesuaian dengan kalimat utama. Jika terdapat kalimat yang tidak sambung dengan kalimat utama dan penjelas, maka dapat dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tidak padu. Jawabannya adalah E, Karena Ide utama dari Teks tersebut adalah “Tentang Kemampuan Manusia Mengingat dipengaruhi banyak faktor” Kalimat 2,3,4 menjelaskan tentang faktor faktornya sementara Kalimat ke 5 menjelaskan tentang model belajar meringkas yang sering Digunakan dikelas , yang bukan termasuk faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat. No.26 Menentukan Tema Pantun Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. CIRI – CIRI PANTUN : Dilihat dari isinya : 1. 2. Setiap bait terdiri 4 baris Baris 1 dan 2 sebagai sampiran - Pantun anak anak - Pantun Agama 3. Baris 3 dan 4 merupakan isi - Pantun Berkasih-kasihan/anak muda 4. Bersajak a – b – a – b - Pantun Orangtua/ Nasihat 5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata - Pantun Jenaka 6. Berasal dari Melayu (Indonesia) - Pantun Teka- Teki Contoh : Contoh Soal : Ada pepaya ada mentimun (a) Ada mangga ada salak (b) Daripada duduk melamun (a) Mari kita membaca sajak (b) Jawabannya adalah (D.) Nasihat Pantun Dari Bentuknya 1. PANTUN BIASA : Pantun biasa sering juga disebut pantun saja. Contoh : Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati 2. SELOKA (PANTUN BERKAIT) Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. CIRI-CIRI SELOKA: a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua. b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan, Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan, Ke mana untung diserahkan 3. TALIBUN Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Jadi : Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d Contoh : Kalau anak beli ke pekan Yu beli belanak pun beli Sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari Isi Induk semang cari dahulu 4. PANTUN KILAT ( KARMINA ) CIRI-CIRINYA : Contoh : a. Setiap bait terdiri dari 2 baris Dahulu parang, sekarang besi (a) b. Baris pertama merupakan sampiran Dahulu sayang, sekarang benci (a) c. Baris kedua merupakan isi d. Bersajak a – a e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Langkah-Langkah Melengkapi Pantun Soal 27 Melengkapi Pantun 1. Perhatikan dengan cermat kata-kata dalam setiap larik pantun. Kata-kata pada baris pertama memiliki keterkaitan pada kata-kata baris kedua dsb. Contoh Menanam ubi di tepi ladang Ubi ditanam bertambah besar Aku tak untung dalam berdagang Selalu menanggung rugi besar 2. Perhatikan persajakan pantun. rima akhir larik bersajak a-b-a-b atau bersajak silang. Contoh Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian 3. Perhatikan maksud isi pantun. (saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan). Contoh Berburu ke padang datar Dapatkan rusa belang kaki Berguru kepalang ajar Bagaikan bunga kembang tak jadi Isi pantun tersebut terdapat pada larik ketiga dan keempat yaitu agar belajar dengan sungguh-sungguh sampai selesai atau tuntas. CONTOH SOAL PREDIKSI UN 2017/2018 SMK/MAK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KOMPETENSI MELENGKAPI LARIK PANTUN Cermati pantun berikut! Sekuncup melati di rama-rama Satu sayur kelopak dua Sehidup semati kita bersama ........................................... Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah A. Sebatas umur selalu berdua B. Satu kubur suka dan duka C. Satu kubur kelak berdua D. Sebatas umur suka dan duka E. Seumur kelak kita berdua No.28 Menentukan Informasi Teks Biografi Biografi memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh. Informasi tersebut dapat tersurat dan tersirat. Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis secara jelas dalam teks. Informasi tersirat adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi. Pokok-pokok informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-pokok informasi itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana, SIapa, Mengapa, BAgaimana) A. Apa (what) peristiwanya? Jawaban sesuatu/perihal peristiwa dalam bacaan B. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu? Jawaban: Pihak (subjek) yang diinformasikan C. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu? Jawaban: tempat terjadinya peristiwa D. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu? Jawaban: Waktu terjadinya peristiwa E. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi? Jawaban: alasan/penyebab terjadinya peristiwa F. Bagaimana (how) proses peristiwanya? Jawaban: proses terjadinya peristiwa (B)Jawaban tersebut sesuai dengan kalimat pertama pada kutipan teks. No.29 Mengidentifikasi Kata Baku/ Tidak Baku No Kata Tidak Baku Kata Baku 1 nopember November 2 setap staf 3 di undang diundang 4 terdaptar terdaftar 5 Unipersitas Universitas Jawabannya yaitu (B) Kata Baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Perbaikan kata tidak baku yang sesuai dengan ejaan pedoman umum bahasa Indonesia dalam paragraf di atas yaitu : Ciri-Ciri Kata Baku Ciri-Ciri Kata Tidak Baku Kata baku tidak dapat berubah setiap saat Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing Tidak terpengaruh bahasa daerah Terpengaruh oleh perkembangan zaman Bukan bahasa percakapan sehari-hari Digunakan pada percakapan santai Tidak terpengaruh bahasa asing Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya N0.30 Fungsi Teks Biografi Biografi adalah riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain (https://kbbi.web.id/biografi). Biografi merupakan salah satu teks yang menjelaskan tentang seorang tokoh yang memiliki kelebihan atau keunggulan tokoh tersebut yang dapat diteladani pembaca. Memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh, memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah, harus memiliki struktur teks biografi yang jelas. B. Fungsi Teks Biografi Dapat digunakan sebagai panutan bagi pembaca, memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh, memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah, mengetahui dan memahami karakter orang lain dan banyak belajar tentang orang lain melalui tokoh-tokoh lain. Jawabannya adalah (B) Teks tersebut menceritakan riwayat hidup Umar Kayam. Pernyataan yang sesuai dengan isi teks adalah Gaya renungan selalu muncul pada karya Umar Kayam (opsi B). Hal ini sesuai dengan kalimat kedua paragraf kedua pada teks, yaitu Sebagai kolumnis, Umar Kayam dikenal dengan ciri khas tulisannya yang berbau renungan.