perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN PRINSIP RESPONSIBILITY TO PROTECT OLEH NEGARA NETRAL TERHADAP CRUISE MISSILE SEBAGAI INTERSTATE WEAPON MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: I Made Dwi Abiyoga Paramartha NIM. E0012189 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN Nama : I Made Dwi Abiyoga Paramartha NIM : E0012189 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul PENGGUNAAN PRINSIP RESPONSIBILITY TO PROTECT OLEH NEGARA NETRAL TERHADAP CRUISE MISSILE SEBAGAI INTERSTATE WEAPON MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini. Surakarta, 27 Juli 2016 Yang membuat pernyataan I Made Dwi Abiyoga Paramartha NIM. E0012189 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK I Made Dwi Abiyoga Paramartha. E0012189. 2016.Penggunaan Prinsip Responsibility to Protect oleh Negara Netral terhadap Cruise Missile Sebagai Interstate Weapon Menurut Hukum Humaniter Internasional: Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji legitimasi penggunaan cruise missile yang melewati teritorialnegara netraldalam konflik bersenjata, serta mengkaji penggunan prinsip responsibility to protect oleh negara netralterhadap cruise missile sebagai interstate weapon dapat dibenarkan berdasarkan hukum humaniter internasional. Penelitian guna penulisan hukum ini termasuk dalam penelitian hukum normatif bersifat deskriptif analitis.Bahan hukum dalam penelitian ini mencakup bahan hukum primer dan sekunder.Teknik pengumpulan menggunakan studi kepustakaan.Teknik analisis menggunakan metode penalaran deduktif.Hasil penelitian menunjukkan penggunaan cruise missile sebagai sebuah interstate weapon dilegitimasi berdasarkan hukum humaniter internasional mempergunakan tiga asas utama yakni asas kemanusiaan, asas kepentingan militer, serta asas kesatriaan tanpa harus merusak netralitas dari negara netralyang dilewati wilayahnya. Penggunaan prinsip responsibility to protect (R2P) oleh negara netral terhadap cruise missile yang diluncurkan dapat dibenarkanmenurut hukum humaniter internasional yangdidasarkan pada United Nations Charter dengan tujuan melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia. Penerapan R2P dilaksanakan bertahap meliputi responsibility to prevent, responsibility to react, dan responsibility to rebuild. Kata Kunci : Responsibility to protect, cruise missile, negara netral, tata cara berperang commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Abstract I Made Dwi Abiyoga Paramartha. E0012189. 2016. The Utilization of Responsibility to Protect Principle by Neutral State on Cruise Missile as Interstate Weapon according to International Humanitarian Law: Legal Writing. Faculty of Law Sebelas Maret University. Surakarta. This research proposes to analyze the legitimacy of the use cruise missile that fly over neutral state’s territory in the context of armed conflict, and to assess the utilization of responsibility to protect principle by neutral state on cruise missile as an interstate weapon could be justified under international humanitarian law.This writing is a legal research viewed from descriptive analytic. The research uses primary and secondary law materials. The data was collected by library research and analyzed with deductive methods. The results show that the use of cruise missile as interstate weapon could be legitimized under international humanitarian law using three major principles namely the principles of humanity, the principle of military necessity, as well as the principle of chivalrywithout breaching the neutrality of the over-flight state. The utilization of responsibility to protect (R2P) principle by a neutral state on the launched cruise missile can be justified under international humanitarian law particullary on the United Nations Charter which aims to protect and promote human rights. Its application is conducted gradually from the responsibility to prevent, responsibility to react and responsibility to rebuild. Keywords: Responsibility to protect, cruise missile, neutral state, war conduct commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO If we never did anything we shouldn't do we would never feel good about doing the things we should (Francis J. Underwood) commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji syukur bagi Ida Sang Hyang Widhi atas asung kertha wara nugraha-Nyasehingga penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “Penggunaan Prinsip Responsibility to Protect oleh Negara Netral terhadap Cruise Missile Sebagai Interstate Weapon Menurut Hukum Humaniter Internasional” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam setiap proses penyelesaian penulisan hukum (skripsi) ini tidak akan terlaksana dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati, dan semoga kebaikan pihak-pihak yang telah membantu akan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu kepada: 1. Prof. Dr. Supanto, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Lushiana Primasari, S.H., M.H. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulisan agar selalu bersemangat memperbaiki prestasi akademik. 3. Bapak Prasetyo Hadi Purwandoko, S.H., M.S. selaku pembimbing penulisan hukum (skripsi) I yang telah memberikan ilmu, tenaga dan waktu untuk diskusi, membimbing dan memotivasi penulis dalam proses penyelesaian penulisan hukum ini. 4. Ibu Rachma Indriyani S.H., L.LM. selaku pembimbing penulisan hukum (skripsi) II yang telah memberikan motivasi, waktu bimbingan sehingga penulis memperoleh banyak pengetahuan baru. 5. Bapak dan Ibu Dosen Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Bapak Prasetyo Hadi Purwandoko, S.H., M.S., Ibu Sri Lestari S.H., M.Hum., Bapak Handojo Leksono S.H., M.H., Ibu Siti Muslimah S.H., M.H., Ibu Erna Dyah Kusumawati S.H., M.H., Ibu Dr. Emmy commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Latifah S.H., M.H., Ibu Sasmini S.H., L.LM., Bapak Hero Prahartono S.H., M.Hum., Bapak Ayub Torry Satriyo Kusumo S.H., M.H., Ibu Diah Apriani Atika Sari, S.H., L.LM., Ibu Anugrah Adiastuti S.H., M.H., Ibu Rachma Indriyani S.H., L.LM., atas ilmu pengetahuan dan rasa kebersamaan yang ditanamkan. 6. Teman-teman Komunitas Debat Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret atas dukungan yang diberikan, baik berupa materi, ide, maupun moril. 7. Teman-teman Keluarga Sayur, Kidung Sadewa, Novita Deka, Ahmad Safar, Bangkit Pamungkas, Tegar Adi Wicaksono, Sigit Hartono, Satria Nur Fauzi, Gregorius Yoga, Mida Asmoarum, dan Christiana Okti Pratiwi, atas dukungan dan sebagai teman bertukar pemikiran. 8. Civitas Akademik Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. 9. Ibuku Ni Ketut Sri Wahyuni, S.E. dan Ayahku I Made Janoartika, S.E. yang selalu saya sayangi atas limpahan kasih sayang dan motivasinya, kakakku tersayang, Ni Putu Ayu Maitri Narasuari, S.E. serta adikku tercinta, I Nyoman Wirayoga Viswanathan, semoga Ida Sang Hyang Widhi selalu menjaga kalian. 10. Pengelola Penulisan Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret atas bimbingan dan bantuan yang diberikan selama proses penulisan. Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal mendapat restu dari Ida Sang Hyang Widhi. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu hukum khususnya hukum humaniter internasional. , Surakarta, 27 Juli 2016 Penulis commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI …………………………… iii PERNYATAAN ……………………………………………………… iv ABSTRAK ……………………………………………………………. v ABSTRACT ………………………………………………………….. vi HALAMAN MOTTO ………………………………………………… vii KATA PENGANTAR ………………………………………………... viii DAFTAR ISI …………………………………………………………. x DAFTAR ISTILAH …….……………………………………………. xiii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………........ 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………......... 5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………........... 6 D. Manfaat Penelitian ……………………………………......... 7 E. Metode Penelitian …………………………………….......... 8 TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Hukum Humaniter Internasional ……… 15 2. Tinjauan tentang Prinsip Responsibility to Protect (R2P)……………………………………………….…… 19 3. Tinjauan tentang Cruise Missile...……………................. 22 4. Tinjauan tentang Negara Netral ....................................... 26 B. Kerangka Pemikiran …..……………………………….......... 30 commit to user x perpustakaan.uns.ac.id BAB III digilib.uns.ac.id HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Legitimasi PenggunaanCruise Missileyang Melewati Teritorial Negara Netral dalam Konflik Bersenjata ……………………………………………….. 33 2. Penggunaan PrinsipResponsibility to Protect oleh Negara Netral terhadap Cruise Missile sebagai Interstate Weapon …..………………………………..… 46 B. Pembahasan 1. Legitimasi Penggunaan Cruise Missile yang Melewati Teritorial Negara Netral dalamKonflik Bersenjata ………………………………………………… 52 2. Penggunaan Prinsip Responsibility to Protect oleh Negara Netral terhadap Cruise Missile sebagai Interstate Weapon …….……………..………………..….. BAB V 72 SIMPULAN ……………………………………………......... 99 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 102 LAMPIRAN …………………………………………………………… 122 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISTILAH Armed conflict : Konflik bersenjata Conduct of war : Tata cara berperang dalam konflik bersenjata Conflict of interest : Konflik kepentingan antar pihak Cruise missile : Peluru kendali yang dapat diluncurkan dari laut, darat, maupun udara dan terbang dengan menyesuaikan medan jelajah diketinggian yang rendah Excessive : Berlebihan dan tidak diperlukan Guided weapon : Senjata yang dapat diarahkan untuk mengenai target secara spesifik ICISS : Sebuah badan sementara yang bertugas dalam mempromosikan Responsibility to Protect Intercontinental : Lintas benua Interstate : Lintas negara Interstate weapon : Senjata dengan kemampuan luncur melewati batas antar negara Inviolability Mass principle Aman dari adanya kekerasan : Prinsip yang mengarahkan penggunaan kekuatan tempur yang besar terhadap suatu target untuk mendapatkan hasil yang mutlak commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Military advantage : Keuntungan yang didapat dari serangan militer Neutral state : Negara yang bersikap parsial dan tidak mengambil posisi terhadap para pihak dalam konflik bersenjata Non-binding : Tidak mengikat secara hukum Political goods : Produk kebijakan politik Prinsip equality : Prinsip dimana posisi antar negara adalah sederajat Proliferasi : Pengembangan mendalam akan suatu hal dalam jangka waktu yang cepat disertai dengan jumlah yang tinggi Responsibility to Protect : Kewajiban negara untuk melindungi masyarakat State interest : Kepentingan negara State neutrality : Kenetralitasan dari sebuah negara Transboundary weapon : Senjata dengan kemampuan luncur yang mampu melintas batas antar negara Warhead : Hulu ledak dari suatu peluru kendali commit to user xiii