1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Ide penulisan skripsi ini berawal ketika penyusun sedang berada di Pekanbaru. Pada waktu
itu, bertepatan dengan terjadinya gempa bumi dan Tsunami di Aceh dan penyusun
mendengarkan ungkapan sebagian jemaat yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera
tiba. Tidak hanya itu, mereka juga menghubungkan Tsunami dengan bencana lain yang
sudah terjadi sebelumnya, yaitu gempa di Alor dan Nabire. Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Amerika Serikat, menyebutkan bahwa gempa yang berpusat di lautan
dekat Meulaboh, Aceh itu merupakan gempa terbesar ke lima di dunia sejak tahun 1900 dan
terdahsyat sejak gempa di Alaska pada tahun 1964.1 Ketika bencana dashyat yang merenggut
banyak jiwa beruntun melanda bangsa Indonesia, sebagian orang menyebut bencana itu
sebagai tanda-tanda akhir zaman. Respon yang demikian tidak hanya datang dari mereka
yang menyaksikan berbagai bencana tersebut melalui media, tetapi juga bagi mereka yang
merasakan dan mengalami bencana itu.
Dalam sebuah artikel yang berjudul “Antara Hidup dan Mati: Berjuang dalam Tsunami di
Aceh” di website Media Indonesia memuat wawancara Firman terhadap beberapa korban
yang selamat dari bencana Tsunami. Dalam wawancara tersebut, beberapa korban
mengatakan bahwa ketika mereka melihat, merasakan dan mengalami peristiwa Tsunami itu,
mereka menyebut peristiwa itu dengan istilah “kiamat kecil”. Dan ketika mereka mengetahui
bahwa mereka masih hidup, mereka sangat bersyukur kepada Tuhan dan mencoba untuk
hidup seperti yang dikehendaki Tuhan. Mereka bersyukur karena mereka masih diberi waktu
untuk membenahi diri.2 Timbulnya pemikiran demikian tidak lepas dari keyakinan mereka
atas peranan Tuhan dalam hidup mereka. Dengan kata lain, agama atau kepercayaan
memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Tuhan adalah penguasa alam semesta,
sehingga Tuhan pula yang berkuasa atas hidup seluruh alam semesta, termasuk manusia.
Pemahaman yang mereka pegang dan yakini menyadarkan mereka akan keagungan Tuhan.
1
2
Media Indonesia, 2004, halaman editorial (www.mediaindonesia.com ), 6 April 2006
www.acheh-eye.org, Alex Jones (ed.), 26 Maret 2006
2
Ungkapan sebagian orang yang menyebut bahwa akhir zaman akan segera tiba dan kesaksian
korban Tsunami yang selamat di atas menyiratkan bahwa akhir zaman adalah suatu masa
atau suasana yang di dalamnya penuh dengan kengerian dan penderitaan. Akhir zaman
merupakan wujud penghukuman Tuhan kepada umat yang tidak hidup sesuai dengan
ketetapan-ketetapan Tuhan. Pada akhir zaman Tuhan akan melaksanakan penghukumanNya. Peristiwa Tsunami yang terjadi di Aceh dan berbagai bencana yang terjadi sedikit
banyak memiliki kesamaan dengan peristiwa yang digambarkan pengarang di dalam
Yesaya 24. Kesamaannya terletak pada penderitaan yang dirasakan penduduk bumi, pada
saat bencana itu terjadi dan menimpa penduduk bumi.
2. Rumusan Masalah
Sebagian orang memahami bahwa bencana dan berbagai bentuk penderitaan yang dialami
oleh umat manusia sebagai bentuk penghukuman Tuhan. Yesaya 24 merupakan teks yang
berbicara tentang akhir zaman. Itu tampak pada penghukuman Tuhan kepada bumi dan
isinya, penghukuman pada orang-orang yang berdosa, dan pengambilalihan kepemimpinan
oleh Allah yang juga telah menyelamatkan orang-orang yang tetap setia kepadanya.
Brueggemann menggambarkan keadaan bumi di Yesaya 24 dengan sangat bervariasi, seperti
banjir, gempa bumi, dan kemarau berkepanjangan. Kondisi yang porak-poranda tidak hanya
secara fisik tetapi juga meliputi seluruh infrastruktur dan kehidupan sosial masyarakat saat
itu. Dan itu terjadi di bumi dan semua bangsa.3 Penghukuman Tuhan pada bumi tersebut
mengakibatkan bumi berkabung dan merana. Bumi tidak lagi memberikan manfaat
sebagaimana mestinya. Sukacita tidak ada lagi di bumi, yang ada hanya kengerian. Dan yang
perlu diketahui adalah bahwa penghukuman Tuhan tersebut tidak hanya membuat bumi
merana dan berkabung tetapi juga memberikan penderitaan yang luar biasa kepada penduduk
bumi dan mahluk-mahluk yang lain. Penderitaan tersebut disampaikan dalam bentuk
metafora-metafora akhir zaman. Pengarang menggunakan metafora untuk menggambarkan
peristiwa yang terjadi – menggambarkan penghukuman Tuhan pada bumi dan isinya.
Permasalahannya adalah lalu apa makna metafora akhir zaman tersebut?
3
Walter Brueggemann, Isaiah 1-39, 1998, p. 90-92
3
3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penyusun membatasi penulisan skripsi ini pada
dua hal berikut ini, yaitu:
a. Permasalahan yang diangkat adalah mengenai makna metafora-metafora akhir zaman di
dalam Yesaya 24, terkait dengan bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
b. Permasalahan tersebut muncul dari Yesaya 24, sebagai sebuah perikop di dalam kitab
Yesaya. Untuk mendapatkan jawaban yang jelas dari permasalahan di atas, penyusun
akan membatasi penelitian pada Yesaya 24 saja.
4. Judul dan Alasan Pemilihan Judul
4.1. Judul
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, penyusun memberi judul
sebagai berikut:
MAKNA METAFORA AKHIR ZAMAN DALAM YESAYA 24
4.2. Alasan Pemilihan Judul
Penyusun mengangkat judul tersebut karena penyusun ingin mengetahui makna
metafora akhir zaman yang ada di dalam Yesaya 24 tersebut.
5. Tujuan Penulisan
a. Menggali metafora-metafora akhir zaman dalam Yesaya 24
b. Memperoleh makna metafora-metafora akhir zaman dalam Yesaya 24
6. Metode Penulisan
Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan di atas, penyusun akan menafsirkan teks
Yesaya 24 dengan menggunakan pendekatan historis kritis sebagai metode yang utama.
Tetapi, penyusun juga tidak akan mengabaikan pendekatan lain yang menunjang proses
penafsiran seperti kritik teks. Dengan melalui kritik teks sebelum menafsir maka naskah
4
yang dianalisa merupakan naskah yang paling mendekati naskah asli sebelum menjadi
kanon.4
7. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini memuat beberapa hal yang akan menjadi dasar penulisan skripsi ini, yaitu: latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, judul dan alasan pemilihan judul,
tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : PENGANTAR KE DALAM PENAFSIRAN YESAYA 24
Di dalam bab ini penyusun akan menguraikan struktur kitab Yesaya secara umum, struktur
Proto-Yesaya, status Yesaya 24-27 dalam kitab Yesaya, kedudukan dan fungsi Yesaya 24-27
di dalam kitab Yesaya, kedudukan dan fungsi Yesaya 24 di dalam kitab Yesaya dan di dalam
Yesaya 24-27, dan konteks sosial pengarang.
BAB III : TAFSIR YESAYA 24
Di dalam bab ini penyusun akan menjelaskan apokaliptik, menafsirkan Yesaya 24,
menguraikan metafora-metafora akhir zaman, serta menjelaskan makna metafora-metafora
akhir zaman tersebut.
BAB IV : REFLEKSI TEOLOGIS
Bagian ini memuat teologi yang termuat di dalam Yesaya 24. Adapun teologi yang termuat
di dalamnya adalah teologi kekerasan dan teologi pengharapan.
BAB V : KESIMPULAN DAN PENUTUP
Bagian ini memuat kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini serta penutup.
4
Dr. A. A. Sitompul, dan Dr. Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, Cetakan ke-9, 1999, p. 44
Download