24 Desember 2006 Teks untuk direnungkan pagi ini: Yesaya 7:14; Matius 1:18-25. Tema: IMANUEL – Allah Menyertai Kita 1. Nubuat Yesaya tentang Imanuel: Yesaya 7:14 “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Nubuat tersebut diberitakan kira-kira 750 tahun sebelum yesus dilahirkan. Yesaya mendengar dan meneliti akan Firman Tuhan dan yakin sekali akan janji Tuhan akan digenapi. Firman Tuhan tersebut sudah digenapi dalam Matius 1:23-25. Seperti apa yang telah ditulis oleh Yohanes dalam 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” 2. Makna Imanuel di dalam kehidupan kita: Allah yang menjadi manusia inilah yang menyertai kita. Kalau yang disuruh menyertai kita adalah malaikat. Ia tidak bisa memenuhi segala kebutuhan kita. Juga karena dia tidak pernah menjadi manusia, maka ia tidak bisa menyelami segala kebutuhan manusia. Yesus adalah Allah yang maha kuasa, maha kasih, maha kudus dan Dia adalah manusia seanteronya. PenyertaanNya ini adalah suatu hadiah yang real, yang sungguh2 berlaku sekarang dan seterusnya. “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Penyertaan Tuhan berlaku sampai akhir zaman. Orang tua, anak, teman2 dapat menyertai kita, namun penyertaan mereka adalah terbatas dalam arti waktu, tempat, dan kemampuan mereka. Immanuel menitik beratkan bukan istilah tersebut yang kita pahami. Namun pengalaman dan hubungan dengan Allah itu sangat penting. Tuhan beserta kita. Dia bukan jauh di sana, tetapi Dia dekat dan bersama-sama dengan orang yang percaya dan mengandalkan Dia. Allah sendiri yang berinisiatif turun ke dalam dunia ini sebagai manusia bayi yang lemah, di kandang Bethlehem. Dia yang berminat untuk membawa kasih karunia dan kebenaran kepada kita. Yohanes 1:12, “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak2 Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.” 3. Bagaimana sikap kita terhadap Imanuel? Bermacam-macam sikap terhadap kedatangan Yesus sebagai Imanuel: a. Antipati: melawan dan tidak dapat menerima kehadiranNya. b. Terkejut namun tidak mengambil tindakan. c. Meneliti, mengetahui, bahkan menjelaskan kepada orang lain namun tidak percaya. d. Menghargai, menerima, dan sungguh hidup dalam penyertaan Tuhan. Imanuel merupakan kebahagiaan, kekuatan, dan pengharapan bagi orang percaya.