TUHAN MENAMPAKKAN DIRI KEPADA KITA B.S. Mardiatmadja, S.J. Vikaris Episkopalis Keuskupan Agung Jakarta. 1. Tuhan menciptakan kita menurut citra-Nya1. Penciptaan itu menyebabkan kita membawa sifat-sifat Allah dalam diri kita. Namun dosa telah menyebabkan mata kita sendiri tidak dapat menyaksikan Allah dalam hidup kita2. Bahkan dunia, yang diciptakan Allah bagi kita sering kali menjadi hambatan sehingga sulitlah kita berjumpa dengan Allah. 2. Sejarah umat terpilih merupakan perjalanan panjang yang penuh suka dan duka untuk menemukan Allah. Bersama mereka itu, kita diajak untuk menangkap jejak-jejak langkah Tuhan dalam dunia3. Kadang kala Tuhan terasa begitu dekat dengan kita; namun tidak jarang pula seakan-akan Tuhan tidak mempedulikan kita. Rahmat Tuhan saja yang memungkinkan kita pada sesuatu waktu dijamah oleh Roh Allah4. 3. Allah telah mengirim Putra-Nya sendiri, untuk menghadirkan keilahian secara utuh di antara umat yang berdosa5. Yesus Kristus menghadirkan Allah di dunia, dengan perkataan dan perbuatan-Nya, bahkan dengan seluruh hidup-Nya, sampai wafat untuk dibangkitkan dengan mulia6. Peristiwa Yesus Kristus itu menjadi pokok iman Kristiani yang mempersatukan segala Gereja yang menamakan diri Gereja Kristiani. 4. Para penulis Injil memaparkan penampakan-penampakan Yesus yang bangkit sedemikian, sehingga bagi banyak murid Yesus Kristus tidak ada keraguan lagi, bahwa Sang Tersalib sudah dimuliakan dan sekarang hadir di antara para murid-Nya7. Namun justru dari ucapan Yesus Kristus kepada Tomas8_menjadi jelas, bahwa iman sajalah yang menjadi pegangan semua murid Yesus Kristus. Iman malah dikatakan sebagai “tidak memprasyaratkan melihat Tuhan”. 5. Dalam perjalanan sejarah Gereja, Roh Kudus telah dikirimkan oleh Bapa dan Putra9_untuk membantu Gereja agar betul-betul menjadi persekutuan orang beriman. Dengan kata lain, Roh adalah Allah kita yang meneruskan kasih Allah Pencipta dan penebusan Allah Penyelamat10. Para murid Yesus Kristus hidup dalam masa menanti Kedatangan Kristus yang kedua dengan mata iman, bahwa Allah tetap menaruh kasih kepada umat-Nya : tampak maupun tidak. 6. Para Bapa Konsili Vatikan II malah menggarisbawahi iman tersebut dengan menegaskan bahwa “persekutuan kita sebagai Gereja merupakan tanda dan sarana, bahwa Tuhan sekarang ini masih tetap bersatu dengan manusia dan ingin terus mempersatukan manusia”11. Oleh sebab itu, kita boleh percaya, bahwa Tuhan sungguh hadir di antara kita ketika kita saling mencintai dalam keluarga dan jemaat, tatkala kita saling menolong dalam mencari nafkah sehari-hari, setiap kali kita mencoba memahami makna firman Allah bagi kita saat ini dan kapanpun kita melambungkan puji dan doa kita dalam liturgi. Tuhan sungguh beserta kita dalam Gereja. 7. Sejak dahulu kala, Tuhan kerap menganugerahi Gereja dan umat manusia dengan karunia-karunia khusus kepada orang yang dipandang-Nya pantas untuk disapa secara khusus. Kita ingat Samuel12, Musa yang sudah kita lihat di atas dan para tokoh mistik lain, seperti Fransiskus dari Asisi, Ignatius dari Loyola, Bernadette Soubirous dll. Pada jaman sekarangpun Tuhan kadang kala berkenan membuka hati dan budi manusia untuk diajak bercengkrama secara istimewa. Kita boleh bersyukur untuk itu. Dalam konteks seluruh sejarah kepercayaan di atas kita boleh menempatkan saudari kita Vassula sebagai “orang kepercayaan Tuhan”. 8. Selayaknya kita mohon iman yang masih lebih teguh lagi. Pada akhirnya, Yakobus mengajak kita saling membantu, agar yakin bahwa iman kita harus sungguh menjiwai seluruh hidup kita. “Apakah gunanya saudarasaudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan Pengantar B.S. Mardiatmadja, SJ Hlm 1 kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata :”Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata : “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, Aku akan menjawab dia : “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatan13. -----------------------------Catatan Kaki 1 Bdk. Kej.1:26 Bdk. Kej.3:1-24. 3 Dalam Kej 4 : 1 - 16 kita temukan suara Tuhan dalam perselisihan antara sesama umat manusia. Dalam Kej 7 : 1 - 24 termaktub usaha manusia untuk mengerti maksud Tuhan dalam peristiwa- peristiwa alami. Dalam kisah Abraham kita menjumpai jatuh bangunnya orang beriman dalam memahami tuntutan Tuhan. Dalam sejarah pembebasan dan pembentukan Israel kita menyaksikan kehadiran Tuhan dalam sejarah kebangsaan mereka. 4 Bdk. Kel 2 : 23 - 4 : 17. 5 Lihat Yoh 1 : 1 - 18. 6 Kis 2 : 14 - 40. 7 Bdk. Yoh 20 : 1 - 29. 8 Lih. Yoh 20 : 24 - 29. 9 Bdk. Yoh 16 : 4b - 15. 10 Bdk. Rom 8 : 1 - 17. 11 Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II mengenai Gereja, artikel 1. 12 Bdk. 1 Sam 3 : 1 - 18. 13 Yak 2 : 14 - 18 2 Pengantar B.S. Mardiatmadja, SJ Hlm 2