SRIMAD BHAGAVATAM MENJAWAB: KIAMAT 2012 KABAR BOHONG Umat manusia dikejutkan dengan ramalan-ramalan yang menyatakan bahwa tahun 2012 adalah akhir riwayat Bumi. Pada awalnya, isu ini muncul dari penelitian arkeolog terhadap kalender Bangsa Maya yang menyatakan bahwa angka tahun hanya sampai hitungan 2012. Temuan itu dikuatkan dengan ramalan-ramalan kitab-kitab bangsa-bangsa kuno seperti Kitab Henokh dari Babilonia yang menyatakan bahwa planet kegelapan akan membentur Bumi pada tahun 2012. Temuan-temuan klasik itu dibuktikan oleh para ilmuwan modern dan menyatakan bahwa ada planet tidak dikenal yang akan mendekati orbit Bumi, dan jika itu terjadi, maka pengaruh gravitasi planet itu akan menyebabkan gejolak besar pada medan magnet Bumi sehingga menyebabkan bencana besar. Akhir-akhir ini ilmuan juga menguatkan ‘hipotesis kiamat’-nya bahwa tahun 2012 akan terjadi ledakan di permukaan matahari yang melontarkan radiasi yang sanggup menembus lapisan medan magnet Bumi. Radiasi itu diramalkan akan memporakporandakan sebagian permukaan Bumi. Sejauh ini, tidak ada kepastian resmi dari pemerintah atau badan ilmiah bahwa 2012 adalah akhir segalanya sehingga tanda tanya besar muncul: apakah pemerintah merahasiakan suatu kebenaran agar tidak terjadi kepanikan luar biasa? Atau apakah ada suatu konspirasi tertentu yang merencanakan penyelamatan besar-besaran nanti? Yang pasti, semua itu masih meragukan. Satu hal yang pasti kita ingin ketahui bersama adalah, apakah ada suatu kepastian tentang kabar kiamat 2012 itu? Adakah sumber-sumber terpercaya yang dapat dijadikan pedoman? Satu-satunya sumber yang terpercaya yang dapat menjelaskan kebenaran yang sejati adalah kitab-kitab suci. Sebagai manusia yang percaya kepada Tuhan, tidak diragukan lagi bahwa kitab suci adalah sumber kebenaran yang paling tinggi. Siapa pun yang percaya kepada Tuhan dan sabdasabdaNya pasti memiliki keyakinan akan otoritas kitab suci. Oleh karena itu, di sini akan dipaparkan mengenai fenomena ini menurut kitab suci Veda. Di antara ribuan kitab suci Veda, Srimad Bhagavatam (Bhagavata Purana) dan Bhagavad-gita adalah yang paling otoritatif karena kedua kitab ini merupakan buah matang dari seluruh pengetahuan Veda dan intisari dari seluruh ajaran Veda. Dengan kata lain, kedua kitab ini mengandung semua ajaran yang terdapat di pustaka lainnya. Bhagavata Purana adalah purana yang menguraikan kegiatankegiatan rohani Tuhan Yang Maha Esa. Selama berjuta-juta tahun, kitab ini disampaikan dari mulut ke mulut melalui garis perguruan Veda, namun kitab ini ditulis kali pertamanya oleh Rsi Vyasa 5000 tahun yang lalu atas petunjuk guru spiritualnya, Narada Muni. Zaman ini, ilmu pengetahuan dalam Bhagavata Purana juga diteruskan melalui garis perguruan Veda oleh guru-guru spiritual yang bonafide. Bhagavata Purana berisi seluruh pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya. Bhagavad-gita sendiri berisi dialog antara Tuhan Yang Maha Esa, Krsna dengan penyembahNya yang agung, Arjuna. Dialog ini terjadi saat perang Mahabharata 50 abad yang lalu. Dalam Bhagavad-gita (11.32) Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: ‘kälo ‘smi loka-kñaya-kåt pravåddho’ Aku adalah waktu, penghancur besar dunia-dunia. Dinyatakan di sini bahwa Tuhan berada dalam wujud waktu (kala) yang bersifat menghancurkan. Sebagai contoh, rumah yang dibangun pada suatu saat nanti pasti rusak. Jalan, kendaraan dan bahkan badan ini suatu saat pasti rusak. Demikian pula planetplanet dan bintang-bintang akan berakhir suatu saat nanti karena pengaruh waktu. Oleh sebab itu, adalah suatu hal yang pasti bahwa bumi akan binasa suatu saat nanti. Pertanyaannya sekarang, benarkah Bumi akan binasa pada 2012? Srimad Bhagavatam Skanda 3 bab 11 ayat 19 menyatakan: catväri tréëi dve caikaà kåtädiñu yathä-kramam saìkhyätäni sahasräëi dvi-guëäni çatäni ca “Rentang waktu zaman Satyayuga sebanding dengan 4.800 tahun para dewa; rentang waktu zaman Tretayuga sama dengan 3.600 tahun para dewa; rentang waktu zaman Dvaparayuga sama dengan 2.400 tahun para dewa; dan rentang zaman Kaliyuga adalah 1.200 tahun para dewa.” Zaman sekarang adalah saman Kaliyuga berdasarkan uraian dari Srimad Bhagavatam. Zaman Kaliyuga dimulai sekitar 5.000 tahun yang lalu saat Maharaja Pariksit naik tahta dan saat Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kåñëa meninggalkan Bumi ini ke tempat asal Beliau di alam rohani. Diketahui bahwa satu tahun para dewa adalah 360 tahun manusia, jadi umur dari zaman Kali adalah sekitar 432.000 tahun manusia. Untuk sementara ini, kita telah melewati Kaliyuga selama 5.000 tahun, sehingga masih tersisa 427.000 tahun lagi sebelum Kaliyuga berakhir. Pertanyaan lainnya muncul. Jika Kaliyuga berakhir sekitar 427.000 tahun lagi, apakah itu berarti tahun 2012 tidak kiamat? Pertanyaan ini dijawab dalam Srimad Bhagavatam Skanda 3 bab 17 ayat 4 dan 5 sebagai berikut: (4) sahäcäla bhuvaç celur diçaù sarväù prajajvaluù solkäç cäçanayaù petuù ketavaç cärti-hetavaù Ada gempa bumi sepanjang pegunungan di Bumi, dan nampak api di mana-mana. Planet-planet yang membawa kesialan seperti Saturnus terlihat bersama komet, meteor dan petir. (5) vavau väyuù suduhsparçaù phüt-kärän érayan muhuù unmülayan naga-patén vätyänéko rajo-dhvajaù Angin yang tidak mengenakkan bertiup, mendesis terus-menerus dan menumbangkan pepohonan besar. Angin itu datang bersama badai sebagai tentaranya dan awan-awan sebagai panji-panjinya. Dalam penjelasan kedua ayat ini, dinyatakan bahwa di mana terjadi gangguan alam, bencana, kekeringan dan cuaca yang tidak menentu, itu berarti populasi orangorang jahat bertambah di tempat tersebut. Bertambahnya populasi demoniac population ‘masyarakat raksasa’ adalah salah satu ciri utama zaman Kaliyuga. Semakin bertambah umur Kaliyuga, maka bencana akan semakin banyak terjadi karena populasi orang-orang jahat bertambah. Dari kedua ayat tersebut beserta penjelasannya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa alam juga bereaksi atas sifat-sifat manusia. Dalam Srimad Bhagavatam Skanda 12 Bab 2 ayat 9 dan 10, ciri-ciri masa depan di zaman Kaliyuga dideskripsikan sebagai berikut: (9) çäka-mülämiña-kñaudraphala-puñpäñöi-bhojanäù anävåñöyä vinaìkñyanti durbhikña-kara-péòitäù Diganggu oleh kelaparan dan pajak yang tinggi, orang-orang akan bertahan hidup dengan memakan dedaunan, akar-akaran, daging, madu liar, buah-buahan, bungabungaan dan biji-bijian. Diserang oleh kekeringan, mereka akan hancur sepenuhnya. (10) çéta-vätätapa-prävådhimair anyonyataù prajäù kñut-tådbhyäà vyädhibhiç caiva santapsyante ca cintayä Masyarakat akan mengalami penderitaan luar biasa dari cuaca dingin, angin, hawa panas, hujan dan salju. Mereka lebih tersiksa lagi akibat pertengkaran, kelaparan, kehausan, penyakit dan kecemasan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bencana-bencana yang lebih besar pasti akan terjadi seiring bertambahnya usia Kaliyuga. Dengan demikian, besar kemungkinan istilah ‘kiamat’ di tahun 2012 itu adalah sebuah bencara mahadahsyat yang akan melanda Bumi, namun bukan berarti Bumi akan kiamat pada saat itu. Dalam Srimad Bhagavatam Skanda 12 Bab 2 ayat 39 dinyatakan dengan jelas: kåtaà tretä dväparaà ca kaliç ceti catur-yugam anena krama-yogena bhuvi präëiñu vartate Perputaran keempat zaman—Satya, Treta, Dvapara dan kali—berlanjut terus-menerus terhadap makhluk hidup di bumi ini, berulang-ulang dalam urutan yang sama. Berdasarkan sloka di atas, setelah zaman Kaliyuga ini berakhir dengan turunnya Kalki, maka zaman baru akan dimulai lagi, yaitu zaman Satyayuga. Keempat zaman ini akan berputar-putar terus-menerus dalam urutan yang sama. Lalu, kapan hari kiamat akan tiba? Ini juga dinyatakan dalam Skanda lain dari Srimad Bhagavatam, Ketika keempat zaman berputar sebanyak tujuh puluh satu kali, akan terdapat peleburan sebagian dari alam semesta. Namun, planet-planet yang lebih tinggi di atas planet-planet surga tidak ikut dilebur. Ini dinyatakan dengan tegas di Skanda 3 Bab 11. Saat ini, keempat zaman baru menyelesaikan putaran ke-28 sebelum hari kiamat sebagian tiba. Selain kiamat (pralaya) sebagian, ada pralaya total yang terjadi ketika Dewa Brahma tutup usia. Brahma adalah makhluk hidup tertinggi di alam semesta material dan ebrliau mewakili Tuhan Yang Maha Esa untuk mengatur seluruh alam material ini. Tatkala usia beliau habis, seluruh ciptaan Brahma akan ikut dilebur. Rentang Usia Dewa Brahma adalah 100 tahun menurut satuan tahun planet Brahma, sekitar 4 milyar tahunan di Bumi ini. Dengan demikian, uraian otoritatif dari Srimad Bhagavatam sebagai buah matang dari Veda telah menyatakan dengan jelas bahwa hari ‘kiamat’ tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kemungkinan di tahun 2012 akan ada bencana besar, dan itu pasti karena bencana merupakan salah satu ciri utama zaman Kaliyuga. Uraian Srimad Bhagavatam juga menjelaskan bahwa suatu saat peradaban yang maju sekalipun akan musnah menjadi debu. Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin peradaban kita yang maju ini akan hancur karena waktu. Suatu saat di zaman Kali masa depan, kita akan kembali menunggangi kuda dan memakai senjata-senjata manual. Itulah sebabnya Kalki, inkarnasi Tuhan di akhir zaman Kaliyuga dideskripsikan akan menunggangi kuda putih: (Srimad Bhagavatam Skanda 12, Bab 2 ayat 19-20) açvam äçu-gam äruhya devadattaà jagat-patiù asinäsädhu-damanam añöaiçvarya-guëänvitaù vicarann äçunä kñauëyäà hayenäpratima-dyutiù nåpa-liìga-cchado dasyün koöiço nihaniñyati Kalki, Tuhan alam semesta, akan menunggangi kuda-Nya yang lincah bernama Devadatta, dan dengan memegang pedang di tangan-Nya, berkeliling dunia menunjukkan delapan jenis kekuatan mistik dan delapan jenis kemahakuasaan-Nya. Menunjukkan kecemerlangan-Nya yang tiada tara dan menunggangi kuda-Nya dengan kecepatan kilat, Ia akan membinasakan jutaan penjahat yang berkedok sebagai raja. Salah satu ciri ralaman dalam ayat-ayat Veda adalah deskripsi apa adanya. Artinya, kuda yang dideskripsikan di dalam Bhagavatam adalah kuda dalam arti denotasi, bukan sebagai pengkias kendaraan lain seperti mobil berwarna putih atau pesawat terbang. Pedang adalah pedang, dan Kalki sebagai Kepribadian Tuhan adalah memang Kepribadian Tuhan. Banyak hal yang dijelaskan dalam Veda, namun kita tidak memiliki interest untuk membacanya. Kita masih dicekcoki gaya berpikir lama bahwa Veda itu hanya untuk orang tua. Sebenarnya, Veda harus dipelajari sejak dini oleh siapa pun. Oleh sebab itu, belajar Veda adalah hal esensial dalam kehidupan sebagai umat Hindu, karena kita memiliki gudang pengetahuan yang tidak dimiliki umat beragama lain di muka bumi ini. Artikel ini ditulis oleh Atmarama Dasa (Arya Lawa Manuaba) untuk International Society for Krsna Consciousness—Indonesia (ISKCON-Indonesia). Untuk informasi lebih lanjut tentang pustaka suci Veda dan tempat belajar kitab suci Veda, hubungi: Atmarama Dasa (Arya Lawa Manuaba): 085237814391 ISKCON-Indonesia Centre Cabang Singaraja Jalan Srikandi, Gang Pertiwi no. 3 Dusun Babakan, Sambangan, Singaraja 81111 Atau hubungi ashram pusat kami: ISKCON-Indonesia, Tempat Belajar Kitab Suci Veda Sri Sri Krsna Balarama Ashram Jalan Padang Galak, Denpasar Telp. (0361) 289893 Tad astu. ***