INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERJCHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU Halimatus Sya’diyah1; Noor Aisyah2 ; Ratih Pratiwi Sari3 Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Penyediaan air minum yang aman harus diupayakan karena kemungkinan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, seperti pencemaran bakteri Escehrichia coil yang dapat menimbulkan diare. Menurut persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MenkeslPerflV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa kadar maksimum bakteri Escherichia coil pada air minum isi ulang yang diperbolehkan dalam per 100 ml sampel adalah 0/100 ml. Tujuan penelitian mi untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Escherichia coil path air minum isi ulang, berapa kadar MPN/100 ml dan untuk mengetahui apakah air minuni isi ulang di wilayah Sungai Besar Kota Banjarbaru memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MenkesfPer/IV/2010. Jenis penelitian mi menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Teknik pengambilan datanya menggunakan accidental sampling dan path penelitian mi menggunakan metode Most Probable Number MPN/100 ml. Penelitian di lakukan path bulan Desember 2015. Hasil penelitian mi yaitu sebanyak 2 (15,38%) sampel positifmengandung bakteri Escherichia coil dan 11(65,78%) sampel negatif mengandung bakteri Escherichia coil. Jumlah MPN/100 ml bakteri Escherichia coil yang tertinggi athlah 15 MPN/100 ml dan jumlah MPN/100 ml bakteri Escherichla coil yang terenthh adalah 4 MPN/100 ml. Path perhitungan jumlah koloni dengan tabel MPN/100 ml dan 2 sampel yang positif seluruhnya melebihi batas persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dengan kadar maksimum yang diperbolehkan 0/100 ml. Kata Kunci: Escherichja coil, MPN, Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 492/Menkes/Per/IV/2010, Air Minum Isi Ulang. ABSTRACK QUANTITATIVE ANALYSIS ESCHERJCHIA COLI BACTERIA IN DRINKING WATER CONTENT DEPOT IN THE GREAT RIVER CITY BANJARBARU Halimatus Sya’diyah1; Noor Aisyah2 ; Ratih Pratiwi Sari3 Water is the most vital necessity for human life and other living creatures. Provision of safe drinking water must be pursued because of the possible contamination of microorganisms in drinking water, such as coil Escehrichia bacterial contamination that can cause diarrhea. According to the requirements of Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 492 / MenkeslPerflV / 2010 on the drinking water quality requirements that the maximum levels of Escherichia coil at refill drinking water are allowed in per 100 ml sample is 0/100 ml. The purpose of this research to determine the presence or absence of bacteria Escherichia coil path refill drinking water, how many levels of MPN / 100 ml and to determine whether the water minuni refill in the region of the Great River Banjarbaru meet the requirements of Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 492 / MenkesfPer / IV / 2010. Type of this research use descriptive research is a study that describes the phenomenon that occurs within a particular population. Techniques used in data retrieval accidental sampling and path of this research using the method of Most Probable Number MPN / 100 ml. Research done path in December, 2015. The results of this research are as many as 2 (15.38%) samples of Escherichia coil positifmengandung and 11 (65.78%) negative samples containing bacteria Escherichia coil. Number MPN / 100 ml of Escherichia coil highest athlah 15 MPN / 100 ml and the number of MPN / 100 ml bacterial Escherichla terenthh coil which is 4 MPN / 100 ml. Path calculation of the number of colonies with tables MPN / 100 ml and 2 positive samples entirely beyond the limit requirement from the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010 with the maximum allowable levels of 0/100 ml. Keywords: Escherichja coil, MPN, Ministry of Health of the Republic IndonesiaNomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010, Water Refill. BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh manusia terdiri dan sekitar 65 % air. Makhluk hidup yang kekurangan air cukup banyak dapat berakibat fatal atau bahkan mengakibatkan kematian. Manusia memerlukan 2,5—3 liter air untuk minum dan makan (Sutjahyo,2000). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/PerflV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Menurut Standar Nasional Indonesia (SM) 01-3553-2006 definisi air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah diproses, dikemas, aman diminum, dan mencakup air mineral dan air demineral. Air minum dalam kemasan merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan dan teknologi di mana air tersebut telah terjamin keamanannya untuk dikonsumsi langsung dan bebas dan cemaran mikroba.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 492/Menkes/Permen/1V/2010 kadar maksimum cemaran mikroba bakteri Eseherichia coil pada air minum isi ulang yaitu 0 /lOO ml. Air tawar bersih yang layak minum semakin langka diperkotaan, sungais ungai yang ada tercemar oleh Iimbah pabrik maupun rumah tangga. Air tanah sudah tidak aman untuk dikonsumsi karena tercemar rembesan dan tengki septik maupun air pennukaan, itulah salah satu alasan mengapa air minwn dalam kemasan (AMDK) banyak dikonsumsi karena berasal dali air pengunungan. Namun karena harganya yang relatif mahal maka masyarakat terus mencari altematifbaru yang murah. Menurut Athena,dkk (2003), air minum dalam kemasan adalah air yang mengalami proses pemurnian baik secara ultraviolet, ozonisasi ataupun keduanya dengan tahap filtrasi. Hal ini membuat air bersih ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Negara Indonesia pertama kali memproduksi air minum dalam kemasan dengan merk “AQUA”path tahun 1972. Air minum dalam kemasan berkembang pesat. Harga air minum dalam kemasan terasa mahal dan hanya dapat dijangkau oleh golongan ekonomi menengah ke atas. Harga yang ditawarkan air minum isi ulang dapat lebih murah lantaran tidak memerlukan biaya penginiman dan pengemasan (Zuhri, 2009). Keterbatasan daya beli masyarakat terhadap air minum dalam kemasan menyebabkan sebagian besar masyarakat lebih memilih membeli air minum isi ulang yang disediakan oleh depot air minum isi ulang dengan harga yang relatif Iebih murah dan terjangkau tanpa mempertimbangkan kualitas. Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atas kualitas depo air minum isi ulang di Jakarta menunjukkan adanya cemaran mikroba dan logam berat pada sejumlah sampel (Kompas, 2003). Penyediaan air minum yang aman hams diupayakan, karena kemungkinan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, sepertibakteri patogen yang berasal dan tinja atau kotoran hewan adalah Escherlchia coil yang dapat menimbulkan diare. Eseherlchia coil adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora nonnal. Berdasarkan data yang diperoleh dan Dinas Kesehatan Kota Balijarbaru path tahun 2012 diane termasuk ke dalani 10 penyakit terbanyak di kota Banjarbaru dengan jumlah 3246 kasus, pada kecamatan Sungai Besar ada 477 kasus. Dan peneliti juga mengambil data di puskesmas Sungai Besar Kota Banjarbaru bahwa path bulan September 2015 diare termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak yaitu 68 kasus. Berdasarkan data di atas peneliti tertarik mengambil diwilayah tersebut karena ada kemungkinan terjadi pencemaran mikroorganisme path depot air minum isi ulang di wilayah Sungai Besar. Dan untuk mengetahui apakah air minum isi ulang yang dijual di wilayah Sungai Besar Kota Banjarbaru mengandung bakteri Escherichia coil.