PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK BERBANTUAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MULIANA NIM F 34211568 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013 PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK BERBANTUAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Muliana, Siti Halidjah, Abdussamad PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail: [email protected] Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kerja kelompok berbentuk media gambar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Madas. Data dalam penelitian ini berupa daftar nilai siswa, silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Sumber data adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Madas tahun pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 orang. Alat pengumpul datanya adalah lembar observasi yang berisi aspek-aspek pembelajaran di kelas.Teknik analisis datanya adalah deskritif kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada siklus I nilai rata-rata 63,08 sedangkan, pada siklus II nilai rata-rata 72,56. Efektivitas pembelajaran juga menunjukan peningkatan. Pada siklus I presentasi keefektivitas pembelajaran adalah 61,53%dan pada siklus II 96,15%. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, keefektifan ini terlihat dari kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran mendeskripsikan hubungan antara struktur alat panca indera dan fungsinya dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan media gambar. Kata Kunci : penggunaan, metode kerja kelompok, hasil belajar. Abstract:This study aimed to describe the increase in student learning outcomes by using group work in the form of media images in learning natural science in the fourth grade Elementary School 03 Madas . The data in this study is a list of the students , learning syllabus , lesson plan, and the observation of the learning activities . The data source is the fourth grade students of primary school country 03 years learning Madas 2013/2014 , amounting to 26 people . Data collection tool is the observation sheet that contains aspects of learning in the classroom . The technique of data analysis is descriptive qualitative . These results indicate that in the first cycle the average value of 63.08 , while , in the second cycle the average value of 72.56 . Also showed an increase learning effectiveness . In the first cycle of learning to effectiveness presentation was 61.53 % and 96.15 % in the second cycle . In the implementation process of learning , the effectiveness is evident from the ability of teachers to implement the learning process of describing the relationship between the structure and function of sensory apparatus using the method of drawing media -aided group work . Keywords: utilization, methods of group work, learning outcomes. P roses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Belajar merupakan proses aktif. Anak belajar dengan cara mengonstruksi hal yang dipelajarinya berdasarkan pengetahuan yang diketahuinya, bukan menerima suatu hal dengan pasif. Pengertian ini berakar dari perspektif konstruktivisma. Konstruktivisma sendiri banyak dijumpai di berbagai bidang antara lain psikologi, filosofi, sosiologi, dan pendidikan, serta menimbulkan implikasi yang berarti dalam pembelajaran IPA. Hal ini menimbulkan pertanyaan bahwa bagaimana cara membuat siswa belajar aktif? Pertanyaan ini sangat menentukan cara mengajar dan pembelajaran IPA di SD, bahwa pembelajaran IPA tidak hanya penentuan dan penguasaan materi, tetapi aspek apa dari IPA yang perlu diajarkan dan dengan cara bagaimana, supaya siswa dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik dan terampil untuk mengaplikasikan secara logis konsep tersebut pada situasi lain yang relevan dengan pengalaman kesehariannya. Minat siswa pada IPA juga penting untuk belajar IPA yang efektif, terutama untuk mengembangkan rasa percaya diri dalam berpendapat, beralasan, dan menentukan cara untuk mencari tahu jawabannya. Apabila demikian halnya, selama enam tahun siswa akan mempunyai pengalaman belajar yang bermakna sehingga pada tahap ini siswa mampu mengembangkan sikap dan nilai-nilai dari pembelajaran IPA. Siswa yang berminat pada IPA akan merasakan bahwa belajar IPA itu menyenangkan sehingga akan antusias mengenai bagaimana pelajaran IPA berimbas pada pengalaman kesehariannya. Kenyataan yang peneliti hadapi dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 03 Madas adalah siswa kurang aktif dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA khususnya pada materi alat indra mata yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Banyak siswa yang kurang memahami dan tidak fokus mengikuti pembelajaran IPA sehingga pemahaman mereka sangat kurang. Hal ini menyebabkan guru menghadapi masalah dalam membangkitkan minat dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya, materi IPA yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi kelestarian lingkungan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Sebagaimana diungkapkan Hendri (2006:12) bahwa dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasangagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Konsep-konsep IPA yang diberikan di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar siswa dapat menyadari dan ikut berpartisipasi dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, serta menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan. Tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal. Interaksi tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan lingkungannya. Selain itu, tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila ditunjang oleh suasana yang kondusif, suasana yang dapat memfasilitasi keberhasilan proses kegiatan pembelajaran, sehingga mampu membangkitkan minat siswa dari ketidaktahuan menjadi keingintahuan. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP) mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi aspek-aspek sebagai berikut :1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, meliputi : manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi : cair, padat, dan gas;3) Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana;4) Bumi dan alam semesta, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. (Depdiknas, 2006:29). Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.Prestasi belajar dapat diukur dengan penilaian.Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu (Nana Sudjana, 2009: 111). Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi telah membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan. Pendidikan pada dasarnya mempunyai fungsi dan tujuan. Untuk pencapaian fungsi dan tujuan tersebut perlu dilaksanakan proses pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran perlu mendapat dukungan dari media instruksional atau media pendidikan yang tepat dan efektif. Dalam proses pembelajaran siswa belajar, saling belajar, bukan hanya dari guru melainkan juga dari teman-teman sekelas, sesekolah, dari sumber belajar yang lain (media cetak, media elektronik) (Depdiknas 2003:4). Secara umum media pembelajaran terdiri atas media audio, media visual, dan media audiovisual. Media audio merupakan media yang hanya dapat didengarkan saja, contohnya radio dan rekaman kaset. Sedangkan media visual yang sifatnya hanya dapat dilihat saja, contohnya media gambar/foto, media grafis, lukisan dan transparansi. Dengan demikian, media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual yang mengandalkan indra penglihatanya yaitu hanya menampilkan gambar diam. Dalam proses belajar mengajar, media memiliki fungsi yang sangat penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana dan Rivai, 2001:2). Selain itu, media pembelajaran dapat menambah efektivitas komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar (Pranggawidagda 2002:145). Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran.Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984). Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies. Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan.Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama.Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas. Penggunaan media gambar harus disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sagala (2006:70) mengatakan metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan untuk diselesaikan secara bersama-sama. Jadi, metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan (g) berdasarkan pada loter/random. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak untuk mengungkapkan atau sebagaimana adanya. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya tentang Penggunaan Metode Kerja Kelompok Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Madas.Dengan demikian, laporan penelitian ini berisi deskripsi data yang berupa kalimat untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan pada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan. Penelitian ini bersifat kolaboratif, artinya peneliti bukan mengharapkan bahwa hasil pembandingan merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran, namun yang penting disini ialah bisa mengetahui dan membantu peneliti dalam menjelaskan derajat kepercayaan data yang diperoleh.Dalam hal ini peneliti melakukan kolaboratif dengan teman sejawat. Penelitian ini dilakukan di dalam Kelas yaitu, di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Madas, Kecematan Teriak, Kabupaten Bengkayang.Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil yaitu, pada bulan Juli – Oktober. Penelitian dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 September 2013 untuk siklus I dan dilanjutkan pada hari selasa tanggal 17 September 2013 untuk siklus II . Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan yaitu menyusun jadwal penelitian, membuat RPP mata pelajaran IPA, menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan, menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran, menyiapkan lembar penilaian, membuat lembar observasi. Tahap pelaksanaan yaitu peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP pelajaran IPA dengan menggunakan media gambar yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Tahap observasi yaitu Peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran. Tahap refleksi yaitu guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu atau tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Data dalam penelitian ini, yaitu berupa daftar nilai siswa, catatan-catatan, silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran.Adapun prosedur pengumpulan data dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung, dan teknik dokumenter. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Peneliti juga menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi tersebut berisi aspek-aspek pembelajaran di kelas yaitu; catatan keaktifan siswa, format penilaian RPP, dan format penilaian kinerja guru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskriptifkan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan media gambar. Data perubahan prilaku, sikap, dan motivasi dianalisis ditentukan indikator deskripsinya sehingga bisa dilihat perubahan-perubahan yang terjadi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai peningkatanhasil belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas iv sekolah dasar negeri 03 madas dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan media gambar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 tanggal 10 september 2013 dan siklus 2 tanggal 17 september 2013. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Tabel 1 Nilai peningkatan aktivitas siswa Siklus I Siklus II Kategori sikap Jumlah Presentase Jumlah Presentase Sangat aktif 3 11,53% 9 34,61% Aktif 3 11,53% 10 38,46% Cukup aktif 10 38,46% 6 23,07% Kurang aktif 6 23,07% 1 3,84% Tidak aktif 4 15,54% 0 0 Jumlah yang aktif 16 61,53% 25 96,15% Rentang nilai 80-100 Tabel 2 Peningkatan hasil belajar siswa Siklus I Siklus II Bobot Bobot frekuensi Presentase frekuensi presentase nilai nilai 1 80 3,84% 7 566,67 26,92% 70-79 60-69 50-59 0-49 Nilai rata-rata 5 6 9 5 366, 7 386,68 480,06 233,35 59,49 19,23% 23,04% 34,61% 19,23% 10 9 0 0 733,4 600,03 0 0 38,46% 34,61% 0 0 73,08 Pembahasan Setelah melakukan dua siklus penelitian pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam menggunakan metode kerja kelompok berbantuan media gambar yang dilakukan oleh peneliti diperoleh rekapitulasi hasil belajar siswa. Penyusunan RPP pada siklus I terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian diantaranya kejelasan rumusan, kelengkapan cangkupan rumusan, dan kesesuaian dengan KD kurang tepat.Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar kurang tepat, hal itu di karenakan tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan sistematika materi. Kejelasan skenario pembelajaran kurang tepat dan kurang terlaksana. Menurut kolaborator pemberian tugas kepada siswa dilakukan saat pembelajaran inti sehingga langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan materi pembelajarannya dan alokasi waktu yang tersedia.Kelengkapan instrumen kurang tepat.Menurut kolaborator, RPP perlu dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penilaian penskoran agar mudah melakukan evaluasi atau penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran. Kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat di perbaiki pada siklus II.Pada siklus II, kemampuan dalam menyusun RPP mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat darikemampuan guru dalam menyusun RPP dengan nilai IPKG siklus I adalah 2,44, sedangkan siklus II adalah 2,88. Berdasarkan nilai IPKG tersebut dapat disimpulkan bahwa kemmpuan guru dalam menyusun RPP mengalami peningkatan. Pelaksanaan RPP pada siklus I juga mengalami kekurangan.Hal itu membuat peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus I, kemampuan guru dalam melaksanakan RPP dengan nilai IPKG adalah 2,88. Sedangkan, nilai IPKG siklus II adalah 3,05. Berdasarkan nilai IPKG tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan RPP mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan hubungan antara struktur alat indra dan fungsinya sesuai dengan aspek yang dinilai dalam proses belajar mengajar berdasarkan pedoman penilaian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I tanggal 10 september 2013 adalah 59,49. Ketuntasan belajar klasikal dengan jumlah siswa tidak tuntas 16 orang dan 10 orang siswa tuntas.Oleh karena itu peneliti dan pengamat melakukan refleksi untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang terjadi pada siklus I. Sehingga, dapat di perbaiki pada siklus II. Hasil pembelajaran siswa dalam mendeskripsikan hubungan antar struktur panca indera dan fungsinya sesuai dengan aspek yang dinilai dalam proses belajar mengajar berdasarkan pedoman penilaian menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II tanggal 17 September 2013 adalah 73,08. Ketuntasan belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan media gambar dengan jumlah siswa tuntas 26 orang dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kerja kelompok berbantuan media gambar berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dan fungsinya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus di SD Negeri 03 Madas semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.Pada siklus II tindakan yang direncanakan oleh guru adalah menyusun pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar penilaian yang terdiri dari lembar penilaian RPP, lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran, lembar penilaian proses dan hasil belajar siswa, dan menyiapkan lembar observasi. Pada siklus II, kemampuan dalam menyusun RPP mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat darikemampuan guru dalam menyusun RPP dengan nilai IPKG siklus I adalah 2,44, sedangkan siklus II adalah 2,88. Pada tahap pelaksanaan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sudah terlihat dengan baik. Siswa juga menunjukkan keseriusan dan kemampuan dalam belajar.Hal itu dapat dilihat dari peningkatan presentasi aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa 61,53%, sedangkan pada siklus II 96,15%.Hasil pembelajaran juga mengalami peningkatan.Peningkatan ini dapat diketahui setelah membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata 59,49 sedangkan, pada siklus II nilai rata-rata 73,08. Saran Berdasarkan uraian mengenai penelitian tindakan kelas yang telah peneliti laksanakan, guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran, khususnya metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam.Hal tersebut tentu dapat membantu guru dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian proses pembelajaran tidak berlangsung monoton dan menarik minat belajar siswa.Guru hendaknya dapat menggunakan media gambar yang efektif dan bervariatif dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa.Dengan meningkatnya minat belajar siswa, tentu dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Media pembelajaran yang diberikan oleh guru diharapkan membuat siswa tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran.Guru hendaknya dapat meningkatkan perannya sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam, sehingga dapat memudahkan dan memotifasi siswa dalam belajar. Peran guru dapat diketahui dari lembar instrument penilaian kinerja guru.Hal tersebut digunakan agar para guru dapat mengetahui peningkatan kinerjanya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimin dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2008).Evaluasi Program Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara. Branch.(2002). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hendri, Edi. (2006). Strategi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Ibrahim, M.dan Nana. S. (1993).Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Moleong, Lexy J. (1991). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Rohadi, Aristo. (2003). Media Pendidikan.Jakarta : Depdiknas. Rusman. 2013. Manajemen Kurikulum: Seri Menajemen Sekolah Bermutu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Rusman.(2013). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Semi, Atar.(2008). Terampil Berdiskusi dan Berdebat. Bandung: Angkasa. Smith, Adam. 1993. An Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth Of Nation. The University Of Chicago Press. Sudjana, Nara dan Ahmad Rivai.(1989). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sujana, Nana. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Wiraatmadja, Rochianti. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.