IGntor ftrsaf Perum LPPNPI G&rgAi6lavIndme*a F-IL llJuada Eangelzrrgl51X Barrien - krdsresia TelpGl-559150tS AirNav Indonesia Fax 021-5591 51{X} www.aimavindonesia.coid PERATURAN DIREKSI PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAI\T NAYIGASI PEI\IERBAI\TGAII INDONTESIA NOMOR ' pppo"9 / tpprrr /q / 2otq TENTAI\tG TATA CARA PELAKSANAAN CUTI KARYA}YAI\I PERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAI\I NAYIGASI PENERBAI{GAN INDONESIA DIREKSI PERUM LEMBAGA PEI\TYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PEI{ERBAI\IGAI\I INDONESIA' Menimbang : a. b. bahwa berdasarkan Pasal 31 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tafnjtr- 2a12 @ntang Perusahaan umum (Perum) Lemtaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Direksi b"r*"oaog untuk mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan Perum termasuk penghasilan lain bagi pekerja Perum berdasarkan ketentuan perah$an perandang'undangan; bahwa beidasarkan huruf a diatas, maka dipandang perlu untuk menetapkan tzta c,ara pelaksanaan cuti Karyawan dalam suatu Peraturan Direksi; Mengingat : 1. Undang.{fudailg Nomor 13 Tehm 2AA} @ntfmjg Ketenagakerjaam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39); 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2403 tentanf Badan Usaha Mitik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 70 Tambahan Lembaran Negara Nomor a297); 3. Undang-Undang Nomor I Tahun 2009 tentang tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahtn 2012 tentang Perusahaan Umum @erum) Lembaga Penyelenggara pelayinan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); 5. Keputusan Menteri Badan usaha Milik Negara sr-t+firagulzol3 Nomor tanggat 16 Januari 2013 tentang Pengangfuatan Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia; 6_ Keputusan Menteri Badan usaha hdilik Negara Nomor sr-tsAaeu 120L3 tanggal 16 Januari 2013 tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan lndonesia; 7. Keputusan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor sr-zogfi\ffiu/2ol3 tanggal 10 April 2013 tentang Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia; 8. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor : PER.001ILPPNPfK2013 tentang Organisasi dan Tata Keda Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Pusat; g. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor pER.002/LPPNPy)il2013 tefiang organisasi dan Tata Kerja perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor cabang Jakafia Air Traffic services Cenffe (JATSC); 10. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor : 11. Peraturan Direksi LPPNPI Nomor : pER003ILPPNPI/)V2013 tentang organisasi dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia - Kantor Cabang Makasar Air Traffic Services Centre (MATSC); Perum PER004/LPPNPID#2013 tentang organisasi dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Medan, Palembang, Surabaya, Denpasar dan BalikPaPan; 12. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor : PER005&PPNPy)#2013 Pelayanan Navigasi lndonesia - Kantor Distrik Ambon, Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin, Biak, Halim, Jambi, Kupang, I'ombok, Manado, Penerbangan Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Taqimg Pinang dan Yoryakatta; 13. Perum LPPNPI Nomor : Direksi PER011/LPPNPI/)#2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi tentang Nomor PER002I LPPNPyril2o13 tentang Organisasi. dan Tata ierja perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor cabang Jakarta Air Traffic services cenffe (JATSC); Peraturan 14. Peraturan Direksi Penrn LPPNPI Nomor : PER0I2/LPPNPID#2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi tentang Nomor PER003I LPPNPI/)#2013 tentang Organisasi dan Tata Ke{a Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi penerbanlan Indonesia Kantor Cabang Makasar Air Traffic Services Ceatre (MATSC) 15. ; Perum LPPNPI Nomor : Direksi PER013lLPPNPmil2013 tentang Perubahan Peraturan Direksi tentaog Nomor PER004/ LPPNPIDV20I3 tentang organisasi dan Tata Kerja Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Kantor Cabang Medan, Palembang, Peraturan Surabaya, Denpasar dan BalikPaPan; 16. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor : PER0I4ILPPNPID#2O13 tentang Perubahan Perafirran Direksi tentang Nomor PER.005/ LPPNPI/)#2013 tentang Organisasi dan Tata Keda Psum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan lndonesia Kantor Distrik Ambon, Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin, Biak" Halim, Jambi, Kupang, Lombok, Manadq Padang, Pangkal Pinang Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Tanjung Pinang dan Yogyakarta; 17. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor : PER03.08i00/LPPNPV XU2013/001 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Bagr Karyawan Dalarr Jabatan Furgsional di Linghmgm Perum LPPNPI; 18. Peraturan Direksi Perum LPPNPI Nomor ; PER.009/LPPNPI/XV20I3 tentang Penetapan Peuglrasilan Bagi Lingkungan Karyawan Pernegang Jabatan Non-Manajerial Penun LPPNPL di Menetapkan MEMLI TUSKAN PERATTIRAN DIREKSI PERT]M PELAYANAN PENYELENGGARA PENERBANGAF{ INDONESIA TBNTANG PELAKSANAAN CUTI. LEMBAGA NAYIGASI TATA CARA BAB I Ketenfuan Umum Pasal l Dalam peraturar ini yang dirnaksud dengan : pinrsahaan adalah Penun Lernbaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesi a, selanj utnya disingkat Perum LPPNPI. 1. ) -1_ 4. 5. 6. 7. 8. Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggrmg jawab atas Pengunrsar Perusahaan untgk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupur di luar Perusahaan. Kantor Fusat adalah Kantor Pusat Perum LPPNPI. Kantor Cabang adalah Kantor Cabang Perum LPPNPI. Uoit kerja aAilaU seluruh unit kerja yangada dalam struktur organisasi Perum LPPNPI pada tingkat Pusat, Cabang dan Distrik. kuryu*i" adalah pekerja perusahaan yang pergangkatan, pernberhentian" hak serta kewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Peraturan Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan perusahaan. Diperbantukal adalah Pegawai Negen Karyawan "engkasa Sipil atau laryayan Pura I (Persero) dan PT Angkasa Fura II (Persero) yang diperbantukan pJrusahaan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Buf* Kepegawaian Negara pada (Persero). utug pir.k*i PT Angkasa Pura L(Persero) atau Direksi PT Angkasa Pura II Calon karyawan perusahaan adalah pekerja yang telah dinyatakan lulus seleksi dan sedang menjalani masa percobaan selama waktu yang ditentukan untuk menjadi ff karyawan perusahaan. 9. 10. 11. KaryawarPerjaqiian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) ada.lah Pekerja yang terikat pada isi irerjanjian VanS telah diperjanjikan antam Pekerja dan Perusahaan datam waktu tertentu. Karyawan Operasional adalah Karyawan yang karena sifat urit kerja atau pekerjaannya bertugas berdasarkan waktu ke{a operasional. Cuti adatah hak Karyawan urhrk tidak bekerja berdasarkan alasan yang dibenarkan sesuai ketentuan yang bertaku di Perusahaan dan peraturan perundang-rmdangan di bidan g ketenagakerjaan. t2. 13 14 Dokter Perusahaan adalah Dokter yang diangkat sebagai Karyawan atau Dokter lain yang ditunjuk Perusahaan untuk melayani kesehatan Karyawan. ir*nln*im adalah penghasilan tetap berupa wmg yang diterima setiap bulan oleh karyawan dan/ataukaryawan lair di lingkungan Perum LPPNPI' Hari kerja administrasi adalah hari kerja dari hari Senin sampai deagan hari Jrmr'at setiap minggu. Sistem Infonnasi Personalia (SIMPERS) adalah suatu sistem ymlg mengelola data kepegawaian karyawan Perum LPPNPI16. Uait-fe4a nungsi Keuangan adalah unit ke{a yaag melinduugi ftmgsi keuangan di Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Disfiik. 17. Unit Kerja Fungsi Umum adalah unit kerja yang melindungi fungsi umum di Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Distrik' 15. BAB TI JENIS CUTI DAN MEKANISME PENGAJUAhT CUTI Bagrar Pertama Jenis'jenis Cuti Pasal2 Jenis-jenis cuti di lingkungan Perusahaan meliputi a. cutitahunan; b. cutibesaq : c. cuti sakit, d. cuti bersalin/gugur kandungan dan haid; e. cuti alasanPenting; dan f. cuti di luartanggungan perusahaan' Bagian Kedua Cuti Tahunan Pasal3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (S) secara terus menerus Karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya.l (satu) tahun berhak atas cuti tahunan selama l2 (dua belas) hari kerja. pada ayat (1) Karyawan yang menjalani cuti tahunan sebagaimana dimaksud diberikan tunj angan cuti. (l) dapat diambil maksimal dalam Pelaksanaan cuti-sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) tahaP. Seiiap'tahaian cuti sebagaimana pada ayat (3), dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 (ernPat) hari kerja. yang bersangkutan tetap Selama *.n1uturi,"n cuti tahunan penghasilan Karyar'van dibayarkan ,L.ur* penuh sesuai ketentuan yang berlaku. keqa. berjalan tetap Karyawan V*g tiOrt menjalankan cuti tahunan pada tahun (enam) hari keria pada mendapatku, tinirngan Cuii dan berhak atas cuti selama 6 tahun kerja berikutnYa' pada ayat (6), Karyawan yang tidal rnenjalankan cuti tahunan sebagaimana dirraksud pada tanggal24 Jantari tahun tunlangan cutiiya akan dibayarkanselambat-lambatnya kerja berikutnYa. Ha[ cuti bagi Karyaw-an yang tidak rnenjalankan cuti tahunan sebagaimana dimaksud Desember pada ayat 121, Aiiatsanairan-paling lambat pada rninggu keempat bulan tahun kerja berikutnYa. Pasal4 tahunan dan harus Karyaw,an yang pada tahun kerja berjaian belum melaksanakan cuti jangka melampaui tahun waktu meninggattln pei.eriaannya untuk tugas kedinasan dalarn dirnaksud pada kerja 6Jrjalan,-berhak atas tunjangan-cuti dan hak atas cuti sebagaimana Pasal 3 ayat (6), (7) dan (8)' Bagian Ketiga lUekanisme Pengajuan Cuti Tahunan Pasal5 (1) Karyarvan Kantor Pusat yang akan rnenjalani. cuti tahunan wajib mengajukan permohonan tertulis ,errai foimulir yang tersedia dan atau menggunakan Sistem Informasi Personalia ($IMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut : kepada a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajulian permohonan tertulisterhadap Direksi, ditiruskan kepada unit keqfa yang bertanggungjawab adm inistrasi Personalia: b. c. Senior 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada tertradap yang benanggungiawab fvfinagerlsiti"gkat, diteruskan kepada *lt t oju administrasi pelsonalia dengan tembusan kepada Direktw terkait; dan 3 (tiga) Ou" + 1"mpa0 tingkat di bawah Uireksi, mengajukafl perrtohonan tertulis teiraOi uranagels'etingkai, Oiteruskan kepada unit kerja yang bertanggungjawab ui*l"ittt*i personalia, deogan tembusan kepada Senior terhadap Manager/setingkat terkait. (2) wajib Karyawan Kantor CabanglKantor Distrik yang akan menjalani cuti tahunan menggunakan atau mengajukan perrnohonan ternrlis sesuai formulir yang tersedia dan Sistem tnformasi Personalia (SIMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut:-kepada a. I {satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulisterhadap yang bertanggungjawab kerja Direksi, O*oE* tembusan kepada turit adminisfasi Personalia; b. 2 (dua) tingtat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada General Mai.ager, dengan tembusan kepada unit kerja yaag bertanggrrngiawab terhadap administrasi personalia; dan c. 3 (tigald;4 (empat) tingfuat di bawah Direksi, mengajukan permohorran terhrlis rcpaAa Distrik ManagerAvlanager, dengan tembusan kepada General Manager. (3) pengajuan cuti tahunan bagi karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai dengan ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c sesuai tempat tugitstrya' p*oohoo* cuti taiunan diajukan minimal 10 (sepuluh) hari kerja sebelum {4) (5) (6) (T) (S) (9) pelaksanaan cuti. irejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat {2) dapat menunda atflv minyetujui permohonan cuti taiunan yang diajukan dengan mempertimbangkan kepentingan dinas. feisetujuan cuti oleh Atasan Langsung sebagaimaaa dimaksud pada ayat (1), ayat {2) dan aya:t (3) diberikan paling hm6at 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan cuti. Karyiwan yang tidak metatsanafan cuti tahunan sampai dengan akhir tahun berjalan, maka cuti t f,.*un wajib dilaksanakan paling lambat alfiir bulan Januari tahun berikunrYa. (7) teap Karyawan yang melaksanakan cuti tahruran sebagaimana dimaksud pada ayat berhak atas tunjangan cuti khunan. Cuti tahunan diperhitungkan berdasarkan hari kerja administrasi. Bagian KeemPat Cuti Bmar Pasal6 (1) (2) (3) Karyawan yang telah bekerja di Perusahaan sekurang-kuraopya 6 (enam) tahun (tiga) bulan secara terus menerus berhak memperoleh cuti besar paling lama 3 kalender. pada Karyawan yang melaksanakan cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan tahun berjalan. Apabila iuti besar tidak dilaksanakan secara sekaligus maka cuti besar tersebtrt dapat oitatsanakm pada ahun ke ? (tujuh) atau ke delapan (8) masing-masing 1 (satu) bulan dan (4) (s) (6) 2 (dua) bulan atau sebaliknya, dengan keterrtuan Karyawan yang bersangkutan tidat< Uerhat lagi atas cuti tahunan dalam 2 (dua) tahun berjalan' pengajian cuti besar selanjuinya berlaku unnrk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun, sej ak pelaks afiaafl. cuti besar terakhirfunjandn iuti besar diberikan kepada karyawan yang menjalankan cuti besar, dengan besaran sama dengan tunjangan cuti tahunan' pemlerian tgnjangan b.r* sJbagaimana dimaksud pada ayat (5), ditentgkan "uI sebagai berikut: at. ipabila cuti besar dilaksanakan sefira sekaligus, maka pembayaran tunjangan dilaksanakan setelah diberikan persetujuan cuti; dan b. apabila cuti besar dilaksanakansecarabertahap (pada tahun yang berbeda), maka pimbayaran tunjangan cuti dilaksanakan pada setiap tahapan' Bagian Kelima Mekanisme Pengajuan Cuti Besar Pasal T (1) {2) (3) (4) permohonan Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besar harus rnengajukan cuti. pelaksanaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum termasuk Selama pelaksanaan cuti besar Karyawan be$ak ata! peryhasilan, tidak tunjaogan-tunjangan lain yang tidak termasuk dalam paket gaji' i{gi"dtan *Uugii**a dimiksud pada ayat (3) diberlakukan paling lama 3 (tiga) bulan; Karyawan Kantor hrsat yang akan menjalani cuti besar wajib mengajukan permohonan terhrlis sesuai fonnutir yang tersedia dan/atau meuggunakan Sistem Infonnasi Personalia (SIMPERS) kepada: a. I (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukaa permohonan tertulis kepada n*tsi, diGruskan kepada Unit kerja yatrg bertanggungiawab terhadap b. c. administrasi Personalia; 2 (dua) tingtcat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan terhrlis kepada Se,nior Hrfanager/sitiilgkat, diteruskan kepada Unit kerja yang bertanggungjlwab terhadap administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan 3 {tiga) Aan 4 (empa| tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis kepadi trrtanageVsitingkat, aiteruskan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab teriadap ud*ini*ttuii personalia, dengan tembusan kepada Senior Manager/setingkat terkait. (5) Karyawan Kantor Cabang/Ifuntor Distrik yang akan meqialani cuti besar wajib yang tersedia dan atau menggunakan -*ogujotuo permohonan tertulis sesuai fonnulir Sistem Informasi Personalia (SIMPERS) dengan ketentuan sebagai berikut: permohonan terh{is kepada Direksi,dengin tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap administrasi Personalia; 2 (dua) ti"&."t di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis kepada General Maiager, dengan terrbusan kepada Unit kerja yang bertanggungfawab terhadap administrasi personalia; dan 3 (tigaldan 4 (empatf tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepaia Distrik ManagerAvtanager, dengan tembusan ke,pada General Manager. a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan b. c. (6) (7) (8) pengajuan cuti besar bagi karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai dengan ayat (4) huruf c dan ayat (5) huruf c. iennohonan cuti besar dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) dapet diterima (4), ayat (5) dan ayat (6) atau ditolak oleh Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat selambat-lambatnya3 (tiga) hari kerja setelah pengajuan diterima. jawab untuk Atasan LangsungKaryawan yang mengajukan cuti b?*t, berianggung mengatur pelaksanaan cuti besar di tingkungan unit kerjanya' Bagran Keenam Cuti Sakit Pasal S (t) (2) cuti Karyawan yang menderita sakit sampai dengan 2 (dua) hari berhak mendapatkan kepada memberitahukan harus yang beriangkutan sakii dengan kltentuan Karyawm atasannya secara terhrlis' (empat Karyawan yang menderita sakit lebih dari 2 {dua) hari sampai dengan 14 yang Karyawan mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan belas) hari berhak surat bersangkutan harus memb"ritanukn kepada atasannya dmgan melampirkan keterangan Doktsr. (3) d&1y.611 yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja berhak mendapatkan cuti .uklt a"og* tciteatuaa Karyawan yang bersangkutan harus memberitahukan kepada atasannya dengan melamPirkan : surat keterangan Dokter yang disahkan oletr Dok;ter Perusahaan; dan formulir cuti sakit. a. b. (4) (5) (6) (7) 3 Karyawan yang dalam jangka waktu 1 (satu) bulan mengajukan cuti sakit lebih dari Perusahaan' Dokter (tigd kali walib memeriksakan diri kepada Cuti satit OiOeritcan untuk waktu paling lama12 (dua belas) bulan. Apabila setelah jangka waktu tOua belas) bulan yang bersangkutan masih-belum dapat bekerja kembili, maka diadakan pengujian kesehatan oleh Dokter Perusahaan. gp'aUifa nasit u3i kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dinyatakan belum tj Ouput (S) U.f..tja fembali, cuti sakii dapat diperpanjang untuk paling lama 6 (enam) bulan. apuUitu setelah jangka waktu 18 (delapan belas) bulan yang bersangkutan belum dapat bekerja kemb-ali, maka diadakan pengujian kesehatan kembali oleh Dokter Perusahaan. (e) Apabila dari hasil uji kesehatan sebagaimaaa dimaksud pada ayat (8) menyatakan bahwa yang bersansL*rt* tidak dapat bekerja maka yang bersangkutan diberhentikan sebagai Karyawan. Bagan Ketujuh Mekanisme Pengaiuan Cuti Sakit Pasal9 (1) Karyawan Kantor Pusat yang akan menjalani cuti sakit wajib mengajukan surat pemberitahuan cuti sakit dengan ketentuan sebagai berikut: a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan^ tertulis kepada Oiritsl, ditiruskan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab b. c. terhadap administrasi Persoualia; 2 (dua) tiogtut di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada Senior NAanager/sltingkat, diteruskan kepada Unit tce4a yang bertang$ul8ig.wab terhadap administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan 3 (tiga) aan + (empat) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pe-nnohonan terhrlis teiiOi fvfanage/setiriekat, Oiteruskan kepada Uait kerja yang bertanggungiawab aJministraii personalia, dengan tembusan kepada Senior tertradap Manager/setingkat terkait. (2) Karyawan Kantor CabangAkntor Distrik yang akan menjalani cuti sakit wajib mengajukan surat pembmitahuan cuti sakit dengan ketentuan sebagar berikut: a. i isatu) ti"gk"t di bawah Direksi, mengajukan permohonan terhrlis kepada Direksideng[, tg1ouu** kepada unit kerja yang bertanggungiawab terhadap administrasi Personalia; (dua) tlngSat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada General Maiager, dengan tembusan kepada Uoit kerja yang bertanggungiawab b. 2 terhadap administrasi personalia; dan c. : (tigaidan 4 (empatjfingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis tepana Dstrik Managerltrdanager, dengan tembusan kepada General Manager. (3) pengajuan cuti sakit untuk Karyawan non manajerial dilaksanakan sesuai pada ayat (t) hurufc dan ayat (2) hurufc sesuai tempat tugasnya' {4) Karyawan yang sakit tefl$ meoerus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, maka penghasilannya dibayarkan sebagai berikut : %penghasilan; ;. I-tntpka (empatlbulanPertama dibayar sebesm 100 a/open$tasilan; 75 b. untuk 4 (empat) bulan Kedua dibayar sebesar 50 % penghasilan; dan c. untuk 4 (empat) bulan Ketiga dibayar sebesar o/openghasilan' 25 sebesar dibayar d. Uiltuk selanjutrya (5) Dalam hal Karyawan menderita sakit terus-menerus selama lebih dari I (satu) bulan maka: a. bonus diberikan secara proporsional; b. c. (6) Uang mobilitas dan diberikaq dan i,rqi*g* lain yang bersifat harian/perkehadiran tidak tidak berhak atas cuti tahunan dan tunjangan cuti tahunan' Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (Z) huru! b dan huruf c, diberlakukan selama Karyawan yang bersangfuutan menjalani cuti sakit' Bagian KedelaPan Cuti Haid Pasal 10 (1) Karyawan rvanita yang dalarn masa haid merasakan sakit dapat diberikan cuti haid pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. {2) perrrohonan tertulis untuk memperoleh cuti haid Karyawan wanita wajib mengajukan kepada Atasan Langsung. Bagran Kesembilan Cuti Bersalin Pasal (1) (2) (3) (4) Ll Karyawan wanita berhak memperoleh cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan faryawan wanita yang menjatankan cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (lt;"t p mendapa*anlenghasilan tanpa tunjangan yang biasa-diterima setiap bulan' y*S .Ja*g mengandung diberikan ctrti borsalin (satu) bulan sEbilum melahirkan dan 2 (dua) bulan setelahmelahirkan' Apabila Karyawan wanita sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meng3lu*i ryg* tandungan berhat< mendapatkan-cuti sakit untuk paling lama 45 (empat puiuh lima) hari kal-ender dengan dilampiri surat keterailgan Dokter yang disahkan oleh Dolcter I kiry"** **rit Perusahaan. Bagian KesePuluh Mekanisme Pengajuan Cuti Bersalin Pasal 12 (1) Ketentuan Surat pemberitahuan cuti bersalin bagi Karyawan Kantor Fusat adalah sebagai berikut: a. t (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pernrohonan terhilis kepada Direksi, diteruskan kePada. Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap b. c. administrasi Personalia; 2 (dua) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada Senior fr4anagerlsetlngkat, diteruskan kepada Unit kerja yang bertang$u1ei1wab terhadap administrasi personalia dengan tembusan kepada Direktur Terkait; dan 3 (tiga) dan 4 (empag tingkat di bawah Direksi, mengajukan pe-rmohonan terhrlis f.epaaa Aaanaglr/setingkai aiteruskan kepada Unit keda yang bertanggungiawab teriadap ad*ioistraii personalia, dengan tembusan kepada Senior Manager/setingkat terkait. (Z) Ketentuan Surat pemberitahuan cuti bersalin bagi Karyawan Kantor CabanglDistrik adalah sebagai berikut: a. 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonau terhrlis kepada Oireksi,dengln tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap administrasi Personalia; b. 2 (&n) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada General Maiager, dengan tembusan kepada Unit keda yang bertanggungiawab terhadaP administrasi Personalia; c. 3 (tigai dan 4 (empatj tingkat di bawah Direksi, mengajukan perrnohonan tertulis kepada Distrik Managerilrdatrager, dengan tembusan kepada General Manager. 10 (3) Pengajuan cuti bersalin atau cuti sakit karena keguguran bagi karyawan non dilaksanakan sesuai dengan ayat (1) "tu"lioiur tempat tugasnya. (4) hurufc dan eyat(2) hurufc DaGm hai Karyawan wanita melaksanakan cuti bersalin maka a. bonus diberikan sefilra proporsional; b. uang transport, sesuai : tunjansan profesi dan tuqjangan lain yang bersifat harianlperkehadiran tidak diberikan; c. (s) khusus pejabat manajerial, uang mobilitas, dan tunjangan lain yang bersifat harian/perkehadiran tidak diberikan. Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (S) huruf b dan huruf c, diberlakukan selama Karyawan yang bersangkutan meqialani cuti sakit karena kegUguran. Bagran Kesebelas Cuti Alasan Penting Pasal 13 (1) Karyawan berhak memperoleh cuti alasan penting 0i tuq cuti tahunan dalarn hal: L. irt y*ou*i/*uLloraog toa,Aertra menderita sakit, dapat memperoleh cuti paling lama? (dua) hari kerja; b. istrilsuamil*utior*g tua/mernra menderita sakit dan harus dirawat di rumah5 sakit sesuai keteran$n dari rumah sakit, dapat memperoleh cuti paling lama (lima) hari kerja; c. d. e. f. g. istrilsuami/anak/oraog tua/mertu#saudara kandung meninggal dunia sesuai keterangan tertulis Oarl turan atau visum dol$er dapat memperoleh cuti paling lama 5 (lima ) hari kerja; melaksanakan pernikahan pertama, dapat memperoleh cuti paling lury 5 (lima) hari kalender dan 3 (tiga) hari kalender untuk menyelenggarakan pernikahan anak; menunaikan kewajiban agama (melaksanakan ibadah haji yang pertama), memperoleh cuti paling lama41 (empat puluh lima) han kalender; istri melahirkan, dapatmemperoleh cuti selama 2 (dua) hari kerja; (lima) mendapatkan m.rsibab/beocana alam, dapat memperoleh euti palmg lama 5 hari kerja; dan h. alasan p*ti"g lainnya yang telah mendapatkan persetujuan Direksi, dapat memperoleh cuti untuk paling lama 5 hmi kerja. (.2) (3) Karyawan yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hwuf e, ditentukan sebagai berikut : a. uang mobilitas, insentif lisense & ratings dan tunjangan lain yang bersifat harianlperkehadiran tidak diberikan;dan b. berhak atas cuti tahunan dan tunjangan cuti ahunan' Ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (2) huruf a dan huruf b, diberlakukan selama Karyawan yang bersangkutan menjalani cuti alasan pentiag karena melaksanakan ibadah haji yang psrtama. 1L (4) mengajukan Karyawan Kantor Pusat yang akan menjalani cuti alasan penting wajib Sistem pennohonan terhrlis sesuai ?ornxrlir yang tersedia dan atau menggunakan informasi Personalia (SIMPERS) kepada : a. 1 (satu) tirgkut di bawah Direksi, mengajukan permohonan. tertulis kepada Direksi, aitirustan kepada Unit kerja yang bertanggungfawab terhadap b. c. administrasi Personalia; 2 (dua) ti"gk; di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis kepada Senior tvtanagerlsitingkat, diteruskan kepada Unit kerja yang berAnggungiawab terhadap administrasi pJrsonalia dengan tembusan kepada Direktrn Terkait; dan 3 (tiga) dan 4 (empat) tingkat di bawah Direksi, mengajukan permohoran terhrlis yang bertanggungiawab f<epaOa h4anug*r/setisskai Citeruslian ke,pada Uilit keda personalia, dengan tembusan kepada Senior teriadap ui*ioirtuii Maaagerlsetingkat terkait' (5) penting Karyawan Kantor Cabang/Ikntor Disffik yang akan menjalani cuti alSan atau dan yang tersedia wa;ib mengajukan permohoo* terhrlis sesuai formulir *jogg*atin S*tem Informasi Personalia (SIMPERS) dengan keterrtuan sebagai berikut: a. I (satu) tingkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan terfulis kepada nirbtcsi,Aeng;n tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap adminisrasi Personalia ; b. Z (dua) trngkat di bawah c. (6) Direksi, mengajukan permohonan tertulis kepada General Maiager, dengan tembusan kepada Unit kerja yang bertanggungiawab terhadap administrasi personalia ; dan 3 (tigai dan 4 (empatitiogkat di bawah Direksi, mengajukan pennohonan tertulis teiaaa Distrik Manager/Manager, dengan tembusan kepada General Manager. pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (a) dan ayat (5) dapat menyetujui dan minolak perirohonan cuti alasan penting selambat-tarnbatnya 3 (tiga) hari keda setelah permohonan diterima. Bagran Keduabelas Cuti di Luar Tanggutrgan Perusahaan Pasal 14 (l) permohonan cuti diluar tanggungan Perusahaan dapat disenljui oleh Perusahaan, apabila Karyawan telah memenuhi persyaratan sebagai beriktil : ;. telah bekerja sekurang-kuranglya 6 (enam) tahun secara terus- menerus; b. mengajukan permohonan tertulis disertai alasan yarg dipertanggrmgi awabkan antara lain meliputi : 1) melaksanakan tugas Negara; 2) mendampingi anggota keluarga yang sakit; 3) mendampingi suamilistri menjalankan tugas Negara; penyelesaian studi Karyawan yang bersangkutan; 5) menyelesaikan rrrusan keluarga yang tersargkut masalah Pengadilan; dan Oi kepentingan-kepentingan lain, setelah mendapat persetujuan Direksi. 4) !2 dapat (2) (3) (4) (5) (6) (7) Karyawan yailg Selarna menjalankan cuti di luar tanggunryn Perusahaan, kecuali apabila bersangkutan tidak meneriroa penghasilin dari Perusahaan menjalankan tugas Negara bukan atas pennintaan sendiri' yung *eniiunmo cuti di luar tanggungan Perusahaan karena menjalankan kerja togu* N"g*u b"ukan"atas pennintaan sendiri tetap diperhitungkan sebagai masa dan menerima penghasilan dari Perusahaan dengan ketentuan: &. Negara tidak melalarkan pembayaran; dan b. upunAu Negara membayar kurang dari penghasilan terakhir, Perusahaan wajib membayar selisih kekurangannYa. luar tanggungan Perusahaan Karyawan yang Selama menjalankan cuti bersangkutao dibebaskan dari jabatannya. Cuti di luar tanggungan Perusahaan diberikan untuk paling lama2 (dua) tahun; Karyawan V*S tiAuk rnelapor diri kepada Perusahaan setelah menjalankan cuti di luar tanggmgan plrusahaao data* jangka waktu selambat-larnbatnya 1 (satu)_bulan set!i,,rr= berakhirnya cuti di lum tanggungan Perusahaan, diberhentikan dengan honnat sebagai Karyawan. Setelah menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan maka: a. apabila ierdapat formasi, dapat ditempatkan kembali pada jabatan/formasi yang tersedia dalam Perusahaan; dan b. apabila tidak ada formasi maka Karyawan yang bersangkutan diberhentikan d*gu" mendapa&an kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku. Kd;* di Bagian Ketigahel,as Pelaksanaan Cuti Karyawan Operasional Pasal LS (1) (2) Jumlah hari cgti Karyawan operasional sesuai dengan jumtah hari cuti Karyawan administrasi yaitu selama t2 (duabelas) hari kerja. Dalam perhi-tungan hari cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hari Sabtu dan Minggu diperhifungkan sebagai waktu istirahat mingguan dan tidak mengurangi jumlah hari cuti Karyawan operasional. BAB III TUNJANGAN CUTI PEMBERIAN TATA CAR{ Pasal 16 Ultuk rneningkatkan kesejahterazur karyawan dan keluarga kalyawan, kepada karyawan yang menjalani cuti tahunan atau cuti besar diberikan tunjangan cuti. Pasal l7 Karyawan yang melaksanakan cuti tahunan atau cuti besar secara bertahap, tunjangan cuti diberikan pada cuti Peltalna. 13 Pasal 18 instansi lain yang Karyawan Perusahaan yang diperbanJukan ke anak Perusahaan atau ;;tq,rk* cuti paaa rrat iipr**tot* di anak Perusahaan atau instansi lain tidak berhak mendapatkao tunj angan cuti Perusahaan' Pasal 19 (satu) kali Tunjangan cuti sebagaimana tersebttt pada pasal 16, diberikan sebesar 1 p"ngh;il*, tidak teiasuk insentif license & rating dan bantuau rnobilitas yang diterima pada saat rnengajukan permohonan cuti. Pasal 20 Proses pembayaran tunjangan cuti ditetapkan sebagai berikut a. b. c. d. Karyawan n *rgil.rk* : pennohonan cuti tahunan atau cuti besar kepada Atasan Langsung; Dalam hal Atasan Langsurg memberikan persehrjuan, tnaka permohonan cuti tersebut pada hurlf a ditenrskan kepada rurit kerja Fmgsi Kepegawaian; Unit kerja Fungsi Kepegiwaian memeriksa kebenaran dan mengajukan pennohonan pembayaran tunjangan cuti kepada Fungsi unit kerja Keuangatr; ir.roohonan pembayaran tunjangan cuti sebagaimana tersebut pada huruf c, dilengkapi dengan: 1. Daftar/formulir persetujuan cuti; ?. Daftar pemberian tunjangan cuti; 3. Voucher pembayaran; e. Unit kerja Fulgsi Keuangan melaksanaan pembayaran kepada unit kerja fungsional (ernpat) hari dengan iembusil unit kerja Fungsi Kepegawaian, selambat-lambatnya 4 kerja setelah permohonan tersebut pada huruf d diterima' Pasal 21 Untuk pelaksanaar tugas sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 20, Pirnpinan masing - masing unit kerJa menunjuk*pejabat/staf yang bertanggurgjawab dalam penyiapan anggaran dan pernbayaran t unjangan cuti. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 pernberian tgnjalgan cuti bersifat final, tidak dapat dilakukan penyesuaian besaran ttuljangan yang disebabkan ileh perubahan data Karyawan yang ditetapkan setelah tunjangan diberikan kepada Karyawan yang bersangkutan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peratrran ini berlaku terhitung mulai tanggal 0l Januari 2014. Ditetapka* di Pada tanggal SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Dervan Pengawas; Direksi; SekretarisPerusahaan, Kepala Satuan Pengawasan Intern; Kepala Biro Pengadaan; Para Senior Manager; Para General Manager; dan Para Distrik Manager. 15 : Tangerang or ,\ni ro\Y Lampiran Peraturan Drreksi Perum LPPNPI Nomor : Tanggal suR{T ffi PER. : PESJVTOHONAN DAN.SU.FiT lzIN cuTI *Besarisakit/Bersalin/Alasan Penti'g Bersama ini diberitahukan bahwa : Nama Kategori .,{Dtu1. /OPS NIPI}IIK Jabatan tl l il Unit Kerja Jenis Cuti tl tl Cuti Tahunan Cuti Sakit Cuti Besu Cuti Bersalin Cuti Alasan Penting Lamanya Cuti Dari tanggal s/d tanggal Alasan Cud Alamat Cuti Cuti terakhir a. Jenis Cuti: b. Dilaksanakan tanggal : ..'.....'.- .. Keterangan Lokasi, Tanggal, Bulan dan Tahtul Menyetuj ui/Menolak ( * Pemohon ) Atasan Langsung Pemohon N{engetahui Dipedksa dan dicatat : Nomor : ................. a.n. Direksi u.b. HRMS & People Adm. Senior Manager lGeneral Man agerlDisffik \4anager t6 :