kelas kata unsur serapan dalam tajuk rencana surat

advertisement
KELAS KATA UNSUR SERAPAN DALAM TAJUK RENCANA
SURAT KABAR RIAU MANDIRI
Alber
FKIP Universitas Islam Riau
Abstrak
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya, bahasa
Indonesia mendapat pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing. Kenyataan itu
menunjukkan bahwa kosakata bahasa Indonesia jika dikaji secara etimologis memperlihatkan
adanya pengaruh dari bahasa-bahasa lain, baik dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah.
Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan kelas kata yang
terdapat dalam tajuk rencana surat kabar Riau Mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian
preskriptif analisis. Teknik
pengumpulan
data menggunakan teknik dokumentasi.
Berdasarkan simpulan penelitian kelas kata yang mengandung unsur serapan dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri terdiri atas (1) nomina (kata benda) yang berjumlah 289
dengan rincian sebagai berikut: unsur serapan yang berasal dari bahasa Belanda berjumlah
177,dari bahasa Inggris 70 kata, dari bahasa Arab 18 kata, dari bahasa Sansekerta 22 kata dan
2 kata berasal dari bahasa Prancis; (2) adjektiva (kata sifat) berjumlah 71 dengan rincian
sebagai berikut: unsur serapan yang berasal dari bahasa Belanda terdiri atas 48 kata, dari
bahasa Inggris 18 kata, dari bahasa Arab 4 kata dan dari bahasa Sansekerta berjumlah 1 kata;
(3) Verba (kata kerja) berjumlah 62, dengan rincian sebagai berikut: unsur serapan yang
berasal dari bahasa Belanda berjumlah 34 kata, dari bahasa Inggris 14 kata, dari bahasa Arab
10 kata dan dari bahasa Sansekerta 4 kata; (4) adverbia(kata keterangan) berjumlah 3, dengan
rincian 1 dari bahasa Belanda dan 2 dari bahasa Arab.
Kata Kunci
: Kelas Kata, Unsur Serapan, Tajuk Rencana, Surat Kabar.
Abstract
Indonesian sourced from Malay. In its development, the Indonesian under the influenced of
local language and foreign languages. It shows that the Indonesian vocabulary if examined
etymologically shows the influence ofother languages, either a foreign language or languages
of the region. Therefore, this study was conducted with the aim of describing the class of
words contained in a newspaper editorial Riau Mandiri. This research is prescriptive analysis.
Data collection techniques using the techniques of documentation. Based on the research
conclusions word class that contains elements of uptake in a newspaper editorial RiauMandiri
consists of (1) nouns (nouns), amounting to 289 with the following details: element uptake
from the Dutch language amounted to 177, 70 words from the following, 18 words of Arabic,
Sanskrit 22 words and 2 word derives from the French; (2) adjective (adjective) totaled 71,
with details as follows: absorption elements that are derived from the Dutch word consists of
48 words, 18 words of English, 4 words from Arabic and Sanskrit numbered 1 word; (3)
Verb (verb) totaled 62, with details as follows: absorption elements derived from the Dutch
word amounts to 34 words, 14 words of the English, 10 words of Arabic and Sanskrit 4 word;
(4) adverbs (adverb) amounted to 3, with details 1 and 2 of the Dutch language of Arabic.
48
49
(4) adverbs (adverb) amounted to 3, with details 1 and 2 of the Dutch language of Arabic.
Keyword: Word Class, Element Uptake, Editorial, Newspaper.
PENDAHULUAN
Bahasa
Indonesia
telah
berkembang secara pesat seirama dengan
perkembangan
penutur
bahasa
Indonesia. Dalam perkembangannya itu,
bahasa Indonesia mengalami pengaruh
terutama pengaruh dalam bidang
kosakata. Pengaruh itu ada yang berasal
dari bahasa-bahasa di Indonesia atau
yang biasa disebut bahasa daerah, dan
ada yang berasal dari bahasa-bahasa di
luar Indonesia atau yang biasa disebut
unsur serapan. Pengaruh itu ada yang
berwujud imbuhan dan ada pula yang
berwujud kosakata (Pateda, 1987: 5).
Unsur serapan merupakan bagian
dari kaidah dalam berbahasa. Dalam
perkembangan
bahasa
Indonesia
menyerap unsur berbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun bahasa
asing, seperti Sansekerta, Arab, Belanda,
Portugis, atau Inggris. Bardasarkan taraf
integrasinya, unsur serapan dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar. Pertama, unsur-unsur
yang sudah lama terserap ke dalam
bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi
diubah ejaannya. Kedua, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia. Unsur-unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi pengucapannya masih mengikuti
cara asing. Ketiga, unsur yang
pengucapan
dan
penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia (Waridah, 2009:69-70).
Soedjito (1990:14) mengatakan
bahwa unsur serapan berdasarkan proses
penyerapannya, dapat diklasifikasikan
atas tiga golongan, yaitu (1) adopsi, (2)
adaptasi, dan (3) pungutan terjemahan.
Adopsi adalah unsur serapan yang
dipungut secara utuh, tanpa perubahan
atau penyesuaian. Adaptasi adalah unsur
serapan yang disesuaikan dengan ejaan
dan lafal Indonesia. Perubahan atau
penyesuaian kata-kata asing tersebut
tergantung pada sistem fonologi dan
morfologi bahasa Indonesia.
Semantara itu, Keraf (1987:133)
mengatakan bahwa adaptasi dibedakan
atas dua macam yaitu adaptasi fonologis
dan adaptasi morfologis. Adaptasi
fonologis adalah penyesuaian perubahan
bunyi bahasa asing menjadi bunyi yang
sesuai dengan lafal bunyi bahasa
Indonesia yang dimasukinya, sedangkan
adaptasi morfologis adalah penyesuaian
struktur bentuk kata (kata kompleks)
sesuai dengan kaidah penulisan dan
pengucapan bahasa Indonesia.
Adaptasi fonologis menyangkut
penyesuaian bunyi bahasa asing menjadi
bunyi ataupun huruf yang ada dalam
bahasa Indonesia. Ejaan dan lafal bunyi
kata atau istilah serpan tersebut
disesuaikan dengan sistem fonologi
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
menegenal pengelompokan kosakata
dalam bentuk kelas kata. Banyak para
ahli berpendapat menegenai jumlah dan
jenis kelas kata Kelas kata terdiri dari
seperangkat kategori morfologis yang
tersusun dalam kerangka sistem tertentu
yang berbeda dan sistem kategori
morfologis kelas kata lain. Kategori
morfologis adalah sederetan kata yang
memiliki bentuk gramatikal dan makna
gramatikal yang sama.
50
Kelas kata termasuk salah satu
permasalahan atau problem yang selalu
diperbincangkan dalam analisis bahasa,
hal ini karena adanya perbedaan dalam
penggolongan/pengelasan kata oleh para
ahli. Penyelidikan mengenai kelas kata
dalam bahasa Indonesia tidak dapat
mengabaikan uraian yang telah diberikan
dalam buku-buku maupun karangankarangan mengenai kelas kata dalam
bahasa Melayu dan Indonesia. Bahasa
Indonesia bersumber dari bahasa
Melayu. Di dalam perkembangannya,
bahasa Indonesia mendapat pengaruh
dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Kenyataan itu menunjukkan bahwa
kosakata bahasa Indonesia jika dikaji
secara
etimologis
memperlihatkan
adanya pengaruh dari bahasa-bahasa
lain, baik dari bahasa asing maupun dari
bahasa daerah. Oleh sebab itu, penelitian
ini
dilakukan
dengan
tujuan
mendeskripsikan kelas kata unsur
serapan yang terdapat dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri.
Dengan meneliti tajuk rencana tersebut
kita
bukan
hanya
memberikan
penghargaan kepada para penulisnya,
melainkan juga kita dapat mengukur
sampai berapa jauh hasil penelitian kita
mencapai kemajuan, lebih daripada yang
sudah-sudah.
Surat kabar merupakan bagian
media massa. Bahkan surat kabar justru
yang paling banyak berperan dalam
menerapkan kaidah bahasa, khususnya
dalam menyerap unsur bahasa daerah
maupun bahasa asing. Surat kabar
daerah maupun nasional yang beredar di
Pekanbaru khususnya surat kabar Riau
Mandiri banyak dijumpai penggunaan
kosakata baru dalam penyampaian
beritanya, terutama dalam tajuk rencana
(artikel utama dalam surat kabar). Oleh
sebab itu, berdasarkan uraian di atas,
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kelas kata unsur
serapan dalam tajuk rencana surat kabar
Riau Mandiri, dengan merumuskan
masalah apasajakah kelas kata unsur
serapan dalam tajuk rencana surat kabar
Riau Mandiri? Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan kelas kata
unsur serapan dalam tajuk rencana surat
kabar Riau mandiri .
Hasil penelitian ini akan
memberikan manfaat teoretis dan
praktis. Manfaat teoritis, hasil penelitian
ini yaitu memberikan pengetahuan dan
wawasan baru menegenai kajian kelas
kata
dan
dapat
meningkatkan
pemahaman terhadap persoalan yang
diungkapkan di media massa khususnya
di bagian opini redaksi (tajuk rencana)
karena bagian ini merupakan sikap resmi
suartu media terhadap suatu pemberitaan
yang hangat
diperbincangkan di
masyarakat.
Manfaat praktis hasil penelitian
ini yaitu memberikan masukan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan
dengan kajian bahasa dan pengajaran
bahasa, terutama bagi guru bahasa
Indonesia dalam merencanakan bahan
ajar, para guru bahasa Indonesia dapat
menggunakan tajuk rencana (kelas kata)
sebagai contoh korpus bahasa yang
diajarkan. Dengan cara ini, bahan ajar
akan lebih bervariasi dan aktual, karena
contoh
diambil
langsung
dari
pengggunaan bahasa yang nyata. Bagi
mahasiswa, sebagai salah satu bahan
pengkajian Bahasa Indonesia dalam
perkuliahan dan bagi penulis, dalam
memahami danmemperluas pengetahuan
tentang pemakaian kata asing pada tajuk
rencana.
METODE
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Harrison
(2009: 133) salah satu cara atau metode
51
METODE
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Harrison
(2009: 133) salah satu cara atau metode
untuk melakukan penelitian kulitatif
adalah dengan analisis isi (content
analysis). Penggunaan metode tersebut
didasari alasan penelitian ini memenuhi
karakteristik
penelitian
kualitatif.
Karakteristik
yang
dimaksud
dikemukakan sebagai berikut, penulis
tidak memberikan perlakuan terhadap
data penelitian dan peneliti berperan
sebagai instrument kunci. Data berupa
kelas kata yang dikumpulkan apa adanya
sebagaimana yang terdapat dalam
dokumen tajuk rencana (Riau Mandiri).
Metode analisis isi penulis pergunakan
karena
penelitian
ini
dilakukan
berdasarkan data dan fakta.
Metode
ini
jelas
menggambarkan fenomena secara
alamiah tanpa ada rekayasa. Mardalis
(2006:26) berpendapat bahwa metode
deskriptif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini
berlaku. Metode ini digunakan karena
data-data tidak merupakan angkaangka, tetapi data yang diperoleh
bersifat deskriptif, yaitu berupa kelas
kata yang disampaikan melalui ragam
bahasa tulis yaitu pada tajuk rencana
surat kabar Riau Mandiri.
Sumber data penelitian ini
diambil dari media cetak. Media cetak
yang yang dipilih adalah surat kabar
Riau Mandiri pada bagian tulisan tajuk
rencana
karena tajuk rencana
merupakan pandangan pihak redaksi
tentang suatu permasalahan aktual yang
terjadi di masyarakat. Tajuk rencana
yang dipilih yaitu edisi Januari sampai
dengan Juni 2010 selama enam bulan
dengan jumlah 145 tajuk rencana. Pada
tanggal 1 November 2010 surat kabar
Riau Mandiri berganti nama menjadi
Haluan Riau, tetapi penulis masih
menggunakan nama Riau Mandiri
karena pada saat penelitian berlangsung
masih menggunakan nama Riau
Mandiri.
Untuk
pemilihan
sampel
penelitian, penulis merujuk pada
pendapat Moleong (2004:224) sampling
dalam hal ini menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai sumber
dan bangunannya dengan tujuan untuk
merincikan kekhususan yang ada dalam
ramuan konteks yang unik atau menggali
informasi yang akan menjadi dasar
rancangan dan teori yang muncul atau
sampel bertujuan. Widodo (2004:48)
mengatakan bahwa random sampling
adalah apabila semua anggota populasi
diberikan kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelas kata yang mengandung
unsur serapan dalam tajuk rencana surat
kabar Riau Mandiri terdiri atas (1) nomina
(kata benda) yang berjumlah 289 dengan
rincian sebagai berikut:
unsur serapan
yang berasal dari bahasa Belanda
berjumlah 177,
dari bahasa Inggris 70
kata,
dari bahasa Arab 18 kata, dari
bahasa Sansekerta 22 kata dan 2 kata
berasal dari bahasa Prancis; (2) adjektiva
(kata sifat) berjumlah 71 dengan rincian
sebagai berikut:
unsur serapan yang
berasal dari bahasa Belanda terdiri atas 48
kata, dari bahasa Inggris 18 kata, dari
bahasa Arab 4 kata dan dari bahasa
Sansekerta berjumlah 1 kata; (3) Verba
(kata kerja) berjumlah 62, dengan rincian
sebagai berikut:
unsur serapan yang
berasal dari bahasa Belanda berjumlah 34
52
bahasa Belanda dan dari bahasa Arab
berjumlah 2 kata.
a.
Nomina
Unsur serapan dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri yang
mengandung nomina paling banyak
ditemukan seperti kata angket, aksi,
antipati, akte, administrasi, anggota,
aspirasi, bank, aparat, uang, daerah,
pasien
dan
lain-lain.
Contoh
penggunaannya dalam kalimat dapat
dilihat di bawah ini:
1. Tiap tahun pasien yang mengalami
gangguan jiwa akibat narkoba juga
meningkat sehingga rumah sakit jiwa
Tampan kesulitan menanganinya.
(Senin, 4 Januari 2010 paragraf tiga
denganjudul tajuk“Ancaman Narkoba
Kian Mengkhawatirkan”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat tersebut
merupakan serapan dari bahasa
Belanda.
2. Di Bank Jateng (dahulu BPD Jateng)
saja jumlahnya tercatat mencapai Rp
51 miliar. (Rabu, 13 Januari 2010
paragraf pertama dengan judul tajuk
“Fee Pejabat Harus Diusut”). Kata
yang bercetak tebal pada kalimat di
atas merupakan serapan dari bahasa
Inggris.
3. Almarhumyang bersahaja tak pernah
mencampuri urusun pemerintahan.
(Publikasi Rabu,26 Mei 2010 paragraf
pertama dengan judul tajuk “Ainun
Habibie, Sosok Ibu Negara Panutan”).
Kata yang bercetak tebal pada kalimat
di atas merupakan serapan dari bahasa
Arab.
4. Memang bila dinilai secara besar
nilai uang, jumlahnya belum apa-apa
dibandingkan dengan penyerahan
dana talangan ke Bank Century yang
nilainya mencapai triliunan rupiah.
(Publikasi Jumat, 22 Januari 2010
paragraf pertama dengan judul tajuk
“Menjaga Kepercayaan”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan serapan dari bahasa
Sansekerta.
5. Rombongan anggota dewan yang
tengah terburu-buru mengejar waktu
untuk bisa sampai secepatnya ke
Pulau Rupat. (Publikasi Jumat, 22
Januari 2010 paragraf pertama dengan
judul tajuk “Menjaga Kepercayaan”).
Kata yang bercetak tebal pada kalimat
di atas merupakan serapan dari bahasa
Prancis.
b. Verba
Unsur serapan dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri yang
mengandung verba seperti kata beroperasi,
berinteraksi, berduka, dan lain-lain. Contoh
penggunaannya dalam kalimat dapat dilihat
di bawah ini:
1. Hal itu menyusul adanya aksi
pembobolan
terhadap
rekening
sejumlah
nasabah
bank
yang
beroperasi di Indonesia. (Jumat, 22
Januari 2010 paragraf pertama dengan
judul tajuk “Menjaga Kepercayaan”).
Kata yang bercetak tebal pada kalimat
di atas merupakan serapan dari bahasa
Belanda.
2. Tidak
berlebihan
tentunya
memasyarakatkan skill komunikasi
politik yang menyangkut oleh wicara,
kematangan
berinteraksi,
dan
mengendalikan perasaan. (Rabu, 20
Januari 2010 paragraf kelima dengan
judul tajuk “Etika Komunikasi Politik
Dewan Mengecewakan”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan serapan dari bahasa Inggris.
53
Judul tajuk “Etika Komunikasi Politik
Dewan Mengecewakan”). Kata yang
Bercetak tebal pada kalimat di atas
Merupakan serapan dari bahasa Inggris.
3. Gus Dur yang sejak kecil dilahirkan
dari kalangan Nahdatul Ulama (NU).
(Selasa, 5 Januari 2010 paragraf ke
sepuluh dengan judul tajuk “Gusdur dan
Pahlawan Nasional”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan serapan dari bahasa Arab.
4. Kita turut berduka atas wafatnya KH
Abdurrahman Wahid atau yang lebih
akrab disapa Gus Dur. (Selasa, 5
Januari 2010 paragraf ke sepuluh
dengan judul tajuk “Gusdur dan
Pahlawan Nasional”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan serapan dari bahasa
Sansekerta.
c. Adjektiva
Unsur serapan dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri yang
mengandung
adjektiva
seperti
kata
domestik, berduka, kontroversial, sarat,
historis, internasional, harmonis dan lainlain. Contoh penggunaannya dalam kalimat
dapat dilihat di bawah ini:
1. Kebijakan Obama tentu juga berada di
bawah
sistem
ideologi Partai
Demokrat,yang lebih protektif dan
mendahulukan isu domestik. (Kamis,
18 Maret 2010 paragraf
ke enam
dengan judul tajuk “Mengkritisi
Kunjungan Presiden Barack Obama”).
Kata yang bercetak tebal pada kalimat di
atas merupakan serapan dari bahasa
Belanda.
2. Kita turut berduka atas wafatnya KH
Abdurrahman Wahid atau yang lebih
akrab disapa Gus Dur. (Publikasi
Selasa, 5 Januari 2010 paragraf ke
sepuluh dengan judul tajuk “Gusdur dan
Pahlawan Nasional”). Kata yang
bercetak tebal pada kalimat di atas
merupakan
serapan
dari
bahasa
Sansekerta.
3. Tokoh unik dan kontroversial ini
terkenal dengan ide pluralism dan
kebhinekaan dalam berbangsa dan
bernegara. (Publikasi Selasa, 5 Januari
2010 paragraf ke sebelas dengan judul
tajuk “Gusdur
dan Pahlawan
Nasional”). Kata yang bercetak tebal
pada kalimat di atas merupakan serapan
dari bahasa Inggris.
4. Sudah menjadi pengetahuan masyarakat
luas bahwa penerimaan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di Riau, termasuk tenaga
guru, sarat dengan korupsi. (Sabtu, 6
Februari 2010 paragraf ke dua dengan
judul tajuk “Sanksi Berlapis Pantas Buat
Guru Curang”). Kata yang bercetak tebal
pada kalimat di atas merupakan serapan
dari bahasa Arab.
d. Adverbia
Unsur serapan dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri yang
mengandung
adverbia
seperti
kata
domestik, berduka, kontroversial, sarat,
historis, internasional, harmonis dan lainlain.
Contoh
penggunaannya dalam
kalimat dapat dilihat di bawah ini:
1. Secara de jure, penguasa memang
mempunyai kekuasaan untuk mewakili
masyarakat, namun secara de facto
kewenangan
dan
cara-cara
menggunakannya
justru
sering
menimbulkan pertanyaan. (Publikasi
Senin, 1 Maret 2010 paragraf ke enam
dengan judul tajuk “Mengatasnamakan
Rakyat”). Kata yang bercetak tebal
pada kalimat di atas merupakan
serapan dari bahasa Belanda.
54
fraksi-fraksi dalam pandangan akhir
pekan lalu. (Senin, 1 Maret 2010 paragraf
terakhir
dengan
judul
tajuk
“Mengatasnamakan Rakyat”).
Kata
yang bercetak tebal pada kalimat di
atas merupakan serapan dari bahasa
Arab.
Berdasarkanhasil penelitian kelas
kata unsur serapan dalam tajuk rencana
surat kabar Riau Mandiri, terdiri atas
nomina, verba, adjektiva dan adverbia.
Nomina (kata benda) berjumlah 313
dengan rincian sebagai berikut: unsur
serapan yang berasal dari bahasa Belanda
berjumlah 177 seperti kata: angket, aksi,
antipati, anggota dan lain-lain, dari
bahasa Inggris 87 kata seperti: agenda,
akumulasi, bank, bisnis dan lain-lain, dari
bahasa Arab 21 kata di antaranaya
almarhum, hakim, Islam, masalah, dan
lain-lain, dari bahsa Sansekerta 22 kata di
antaranya karyawan, negara, nama, saksi
dan lain-lain dan 2 kata berasal dari
bahasa Prancis di anataranya dewan dan
kedewanannya.
Kridalaksana
(1994:51)
mengemukakan pembagian kelas kata
dalam bahasa Indonesia terdiri atas 13
kelas kata yaitu: (1) verba (kata kerja); (2)
adjektiva (kata sifat); (3) nomina (kata
benda); (4) pronomina (kata ganti); (5)
numeralia (kata bilangan); (6) adverbia
(kata keterangan); (7) interogativa (kata
tanya); (8) demonstrativa (kata penunjuk);
(9) artikula (kata sandang); (10) preposisi
(kata depan); (11) konjungsi (kata
hubung); (12) interjeksi (kata seru); dan
(13) kategori fatis.
Berdasarkan hasil analisis data
diketahui bahwa nomina yang paling
dominan digunakan dalam tajuk rencana
surat kabar Riau Mandiri. Kelas kata
nomina paling dominan barasal dari
bahasa Belanda kemudian dari bahasa
Inggris, bahasa Arab, bahasa Sansekerta
dan unsur sarapan dari bahasa Prancis
yang paling sedikit terdapat dalam tajuk
rencana surat kabar Riau Mandiri.
Kelas adjektiva (kata sifat) yang
paling dominan juga berasal dari bahasa
Belanda kemudian disusul dari bahasa
Inggris, bahasa Arab dan bahasa
Sansekerta. Adjektiva hanya terdapat
dalam empat bahasa tersebut dan yang
paling sedikit berasal dari bahasa
Sansekerta.Selanjutnya, dilihat dari kelas
verba (kata kerja) yang paling dominan
juga berasal dari Belanda, seperti kata:
berbasis,
beretika,
beroprasi,
berorientasi, berkomunikasi, diprovokasi
dan lain-lain. Kata kerja (verba) yang
berasal dari bahasa Inggris menduduki
posisi kedua setelah bahasa Belanda di
antara kata tersebut adalah: beriteraksi,
berskala, diantisipasi, melegalkan dan
lain-lain.
Adjektiva (kata sifat) berjumlah
71 dengan rincian sebagai berikut: Unsur
serapan yang yang berasal dari bahasa
Belanda terdiri atas 48 kata di antaranya
awam, aktif, akurat dan lain-lain dari
bahasa Inggris 18 kata di antaranya
dominan,internal, kontroversial dan lainlain,dari bahasa Arab 5 kata di antaranya
hak, ilmiah, sarat, dan lain-lain dari
bahasa Sansekerta berjumlah 1 kata yaitu
khususnya. Verba (kata kerja) berjumlah
62, dengan rincian sebagai berikut: unsur
serapanyang berasal dari bahasa Belanda
berjumlah34 kata, dari bahasa Inggris 14
kata, dari bahasa Arab 10 kata dan dari
bahasa Sansekerta 4 kata. Adverbia (kata
keterangan)berjumlah 2,dengan rincian 1
dari bahasa Belanda dan 1 dari bahasa
Arab.
55
keterangan)berjumlah 2,dengan rincian
1 dari bahasa Belanda dan 1 dari bahasa
Arab.
Berdasarkan dari tiga belas kata
yang dikemukakan Kridalaksana di
temukan empat kelas kata yang terdapat
dalam tajuk rencana surat kabar Riau
Mandiri yaitu kelas nomina, verba,
adjektiva dan adverbia. Jika diamati dari
hasil penelitian, dari beberapa kelas kata
itu yang paling dominan ialah kelas
nomina.
Chaer, Abdul. 2002. Pembakuan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. Jakarta: Balai Bahasa
Provinsi Riau.
Djunanah. 2009. “Kata Serapan Bahasa
Asing dalam Surat Chentini: Kajian
Morfosemantik”. Disertasi tidak
diterbitkan.
Jakarta:
Program
Pascasarjana Universitas Islam
Indonesia.
Faizah, Hasnah. 2009. MKDU Bahasa
Indonesia. Pekanbaru: Cendikia
Insani.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2000. Bahasa Indonesia
Pemakai
dan
Pemakaiannya.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
Alwi,
Hasan dkk. 1995. Pedoman
Pengindonesiaan Nama dan Kata
Asing. Jakarta: Balai Pustaka.
Ali,
Muhammad, 1982. Penelitian
Pendidikan Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manejemen
Penelitian. Jakarta. Rineke Cipta.
Badudu, J. S. 1988. Cakrawala Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Burhanuddin, Erwina, Muis, Muhammad
dan Abdul Gaffar Ruskhan. 2000.
Pungutan Padu Bahasa Arab dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan
Bahasa.
_______. 2008. Linguistik Umum.
Pekanbaru: Cendikia Insani.
Hadi, Syamsul. 2003. “Kata-kata
Serapan dalam Bahasa Arab yang
Terdapat dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia”. Disertasi tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.
Halim, Amran. 1984. Politik Bahasa
Nasional 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Harrison, Lisa. 2009. Metodologi
Penelitian Politik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis
Penulisan Karya Ilmiah Skripsi,
Tesis dan Disertasi. Yogyakarta:
Citra Pustaka.
Keraf, Gorys.1987. Tata Bahasa
Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
56
Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata
dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
______. 2008. Kamus Linguistik Edisi
Keempat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis
Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom
& Resensi Buku. Yogyakarta: Erlangga.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama
Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik Teori
& dan praktik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mardalis. 2006. Metode Penelitian (Suatu
Pendektan Proposal) Jakarta: Bumi
Aksara.
Moeliono, Anton dkk. 2003. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Depdikbud:
Balai Pustaka.
Moleong, Lexi J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Mustakim. 1992. Tanya Jawab Ejaan Bahasa
Indonesia untuk Umum.
Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Pateda, Mansoer dan Yennie P. Pulubuhu.
1987. Unsur Serapan dalam Bahasa
Indonesia dan Pengajarannya. Flores:
Nusa Indah.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahman,
Elmustian.
1998.
Bahasa
Jurnalistik. Pekanbaru: UNRI Press.
Sabariyanto, Dirgo. 2001. Mengapa Disebut
Bentuk Baku dan Tidak Baku.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Sudaryanto. 1988. Metode Lingistik Bagian
Pertama ke Arah Memahami Metode
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soedjito. 1990.
Kosakata
Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Sugono, Dendy. 2007. Buku
Praktis
Bahasa
Indonesia 1. Jakarta:
Depertemen Pendidikan Nasional.
______. 2007. Buku
Praktis Bahasa
Indonesia 2. Jakarta: Depertemen
Pendidikan Nasional.
Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik
Indonesia Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Sumadiria, Haris. 2009. Menulis Artikel dan
Tajuk Rencana Panduan Praktis
Penulis
&Jurnalis
Profesional.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Tarigan, Josep dan M. Suparmoko. 2000.
Metode
Pengumpulan
Data.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
57
Tarigan,
Hendry
Guntur.
1984.
Pengajaran
Ejaan
Bahasa
Indonesia. Bandung: Angkasa.
Waridah, Ernawati. 2009. EYD dan
Seputar Kebahasaan. Bandung:
Kawan Pustaka.
Widodo.
2005.
Cerdik
Proposal Penelitian.
Magna Scrip
Menyusun
Jakarta:
Download