Tugas Resume SISTEM KOMUNIKASI MASSA OLEH : WA ODE SALMAWATI (D1A2 07 036) PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2010 FUNGSI – FUNGSI KOMUNIKASI MASSA Banyak pendapat yang dikembangkan untuk mengupas fungsi- fungsi komunikasi massa. Sama dengan defenisi komunikasi massa, fungsi komunikasi massa juga mempunyai latar belakang dan tjuan yang berbeda satu sama lain. Meskioun pendapat satu dengan yang lain beda tetapi titik tekan meraka kemungkinan sama. Misalnya ada yang menyatakan bahwa fungsi media massa itu mendidik, tetapi ada yang menyatakan fungsi itu sudah tercakup dalam pewarisan sosialpapun yang di kemukakan setidaknya ada benang merah bahwa fungsi komunikasi massa secara umum bisa dikemukakan seperti informasi,pendidikan dan hiburan. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa, yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga harus membicarakan fungsi media massa. Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa mengartikan media masaa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab tak ada komunikasi massa tanpa media massa. Fungsi komunikasi masaa menurut Jay black dan Frederick C. Whitney (1988), antara lain : 1. To inform (menginformasikan) 2. To Entertain ( memberi hiburan) 3. To Persuade ( Membujuk ), 4. Transmission of the culture ( transmisi budaya) Sementara fumgsi komunikasi massa menurut john Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991), yaitu : 1. Providing information 2. Providing entertainment 3. Helping to persuade 4. Contibuting to social cohesion ( mendorong kohesi sosial) A. Informasi Fungsi ionformasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mngetahui fungsi informasi dari berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik fakta tersebut diringkas dalam istilah 5 W + 1 H ( what, whare, who, when, why, how ). Dalam paradigma lama, buku tersebut salam media komunikasi massa yang juga mempenyai fungsi informasi. Buku yang dimaksud bukan buku fiksi, tetapi buku lain yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya, misalnya buku petunjuk atau kiat – kiat tertentu yang juga memberikan informasi berdasarkan fakta. Dalam perkembangan jurnalistik saat ini, media massa yang hanya menulis atau menyajikan berita dengan mengemukakan fakta – fakta tidak mencukupi lagi, dimana Jacob Oetama (2001) sebuah berita bukanlah kejadian yang aktual dan bermakna, kejadiannya sendiri merupakan sesuatu yang obyektif. Membicarakan sebuah berita yang bermakna, C.P Scott dari the Manchester guardian ( Jacob 2003 ) pernah menyatakan bahwa reportase yang berkembang saat ini adalah reportase faktual, yakni laporan yang memisahkan fakta dan opini berkembang sebagai reportase interpretasi, reportase yang mendalam dan reportase yang komprehensif. Dengan demikian, jurnalisme makna sudah seharusnya dijalankan pers untuk menjelaskan lebih lanjut fungsi informasi. Artinya fungsi pers adalah melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa – peristiwa tersebut. B. Hiburan Fungsi hiburan untuk media eletronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Misalnya masyarakat menjadikan Televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, Televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga. Oleh karena itu, jangan heran jika waktu prime time akan disajikan acaraacara hiburan, entah kuis atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit diterima penonton seandainya pada waktu prime time disajikan acara dialog politik tentu akan menimbulkan penolakan masyarakat. Sebagai contoh Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Televisi Nasional yang di awal perkembangannya mengklaim diri sebagai televisi pendidikan. Persentase terbesarnya diisi acara pendidikan. Hiburan ada, tetapi relstif sedkit, pukul 09.00 – 12.00 diisi acara pendidikan. Hal ini berbeda dengan media cetak, media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetak pun harus menyajikan hiburan. C. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasif. Aktivitas publik relatons dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi bahkan jika aktivitas publik relation dan promosi khusus dilakukan melalui media massa. Semua itu tidak lepas dari usaha untuk mempengaruhi orang lain, misalnya iklan shampo di TV yang menyatakan boleh keramas tiap hari. Bagi Joseph nA. Devito (1997), fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa dalam berbagai bentuk, yaitu : 1. Mengukuhkan atau meperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, 2. Mnegubah sikap, kepercayan atau nilai seseorang, 3. Menggerakanseseorang untuk melakukan sesuatu, 4. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu Media massa sering kali membuat atau mengukuhkan nilai – nilai yang sudah tidak yakin sebelumnya.Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk berbuat sesuatu hal atau tidak berbuat sesuatu hal tersebut. Media massa dalam beberapa kasus dapat mewujudkan sebuah etika yang baik dan yang buruk. Tanpa publikasi media massa memunculkan tuntutan masyarakat. Hal demikian pernah dialami oleh Lazerfeld dan merton ( 1951), mereka menyatakan dalam masyarakat fungsi pemaparan terbuka dikembangkan dalamkomunikasi media massa, pers,TV dan radiomemberikan penyimpangan dari opini publik secara cukup terbuka dan akibat dari pemaparan ini menggerakan masyarakat untuk bertindak. D. Tranmisi Budaya Tranmisi buudaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kotemporer dan historis. Di dalam tingkatan kontemporer media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Misalnya ; televisi tidak hanya cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan tema – tema tabu seperti seks merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial atau perubahan dimana televisi bertanggungjawab terhadap semua sebab tersebut. Ada dua hal tentang komunikasi sebagai sesuatu yang unik misalnya dalam teore Semantik Umum dan Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Alfred Korzybski ( 1962)menamakannya kemampuan pengikatan waktu (time – binding) manusia yang didasarkan pada ingatan. Manusia sebgai makhluk di bumi telah dapat menyimpan secara sadar dan melupakannya dari generasi ke generasi. Sementara itu, secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru membimbingnya ke masa depan. E. Mendorong Kohesi sosial Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan, artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan kedaan yang bagi kehidupan mereka. Dalam bahasa yang populer, kohesi sosial sama artinya dengfan integrasi. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, disisi lain juga memiliki fungsi untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi peluang untuk menciptakan keduanya seimbang. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu masyarakat, juga perlu membicararakan munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat dari pemberitaan media massa tersebut. Paul Lazaferd dan Robbert K.Merton pernah mengatakan bahwa media massa juga mempunyai narcotising dysfunction (racun pembius). Oleh karena itu media massa yang tidak dikelola secara moral yang baik sangat berbahaya bagi masrayatkat. Sehingga media massa sama dengan racun yang mematikan seperti yang telah diungkapkan oleh Lazarfeld dan Merton. F. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi masssa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian- kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan terbagi dua yaitu warning or beware surveilance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveilance atau pengawasan instrumen. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai,topan,gelombang laut yang mengganas, angin ribut dan sebagainya. Bahkan tercermin juga pada kondisi ekonomi yang tidak menentu, selain itu informai tentang suatu wabah penyakit yang menyebar dalam suatu lingkungan juga merupakan contoh pengawasan peringatan. Sedangkan mengenai harga kebutuhan sehari – hari informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yaitu aktualisasi dari fungsi pengaawasan instrumental (instrumental surveilance). G. Korelasi Korelasi dapat diartikan sebagai penghubung antara nara sumber dengan penerima (receiver). Sedangkan fungsi korelasi yang dimaksd disini adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebagai contoh sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan dihubungkan antara nara sumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar ( unsur bagian masyarakat yang lain. Dan antar unsur dalam masyarakat ini bisa saling berkomunikasi satu sm lain melalui media massa. Misalnya masyarakat menginginkan agar pemerintah dijalankan dengan prinsip – prinsip demokrasi yang berat. Seorang ilmuwan yang bernama Charles R. Wright mengatakan bahwa fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut ligkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian – kejadian. Salah satu bagian penting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bisa dilihat dari tajuki rencana atau Hoofd Artikel (Belanda), leader writer (Inggris) sebuah surat kabar meskipun tajuk rencana yang mempunyai fungsi persuasi. Tajuk rencana yang biasanya ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Menjelaskan berita. Dalam posisi ini penulis tajuk memposisikan dirinya sebagai seorang guru yang mencoba menjelaskan suatu berita atau peristiwa kepada pembacanya. 2. Mengisi latar belakang. Tajuk rencana mempunyai fungsi untuk memberikan kaitan suatu berita dengan kenyataan – kenyataan sosial lainnya. Penulis tajuk rencana bisa melengkapi berita yang ditulisnya itu dengan faktor – faktor lainnya yang mempengaruhinya. 3. Meramalkan masa depan. Dengan penulis tajuk rencana, penulis bermaksud untuk memberikan gambaran dampak – dampak yang terjadi di masa datang dari bahaya yang disajikan. Bahan – bahan dikumpulkan dari kejadian yang berlangsung, kemudian ia akan meramalkan apa yang akan terjadi di masa datang. 4. Meneruskan suatu penilaian moral. Sejak lama terdapat anggapan bahwa penulis tajuk rencana mencerminkan apa yang terasa oleh hati nurani masyarakat. Oleh karena itu, penulis tajuk diharapkan memihak dan memberikan penilaian dan argumentasi atas penilaiannya. Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interprestasi kejadian – kejadian yang ada dalam masyarakat. Charles R.Wright mencoba mendeskripsikan fungsi korelasi komunikasi massa dalam tabel berikut : Tabel 3.5 Aktivitas Komunikasi Massa : Korelasi ( Pemilihan, interpretasi, dan preskipsi) Masyarakat Fungsi Individu Meningkatkan -Memberi mobilisasi efisiensi, Mengurangi mengasimilasi ancaman berita terhadap -Mengurangu stabilitas sosial stimulasi yang Mengurangi berlebihan, kepanikan kecemasan, Agenda setting Apatis - Agenda setting Disfungsi Meningkatkan Meningkatkan konfomisme hak kritik sosial Meningkatkan Merintangi kepastan perubahan sosial jika sosial diabaikan ( Sumber : Charles R. Wright 1988). Subkelompok tertentu Kebudayaan - Membantu mempertahanka n kekuasaan - Memelihara konsensus - Mengurangi investasi kebudayaan Meningkatkan tanggung jawab Menghalangi pertumbuhan kebudayaan H.Pewarisan Sosial Dalam hal ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata dan etika dari sati generasi ke generasi selanjutnya. Misalnya cara berpakaian yang sudah sedemikian berubah pada anak muda berubah merupakan dampak dari apa yang dipertontonkan dalam televisi. Denagn demikian media massa memiliki peran pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Bukan mustahil pula, jika kita membaca buku- buku aliran kiri secara tidak langsung kita sedang melaksanakn proses pewarisan atau mentransfer ide itu kedalam benak kita. Hal ini juga termasuk fungsi pewarisan dari sebuah buku. Bagi Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dua diantara ilmuwan komunikasi yang menyatakan fungsi pewarisan sosial ini dengan transmisi budaya. Sebab yang namanya budaya meliputi tiga hal, yakni ide atau gagasan, aktivitas dan benda – benda hasil kegiatan. Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya termaksud budaya. Artinya, ide sebagai sebuah warisan merupakan unsur dalam budaya. Dengan kata lain, media massa yang sedang membahas ide – ide sama saja melakukan pewarisan budaya pada generasi selanjutnya. Di samping itu, transmisi budaya media massa bisa memperkust kesepakatan nilai – nilai soail yang ada dalam masyarakat dan media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide – ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara terus menerus. Televisi, misalnya tidak hanya menjadi cermin masyarakat tetapi juga pembentuk sikap dan perilaku Audience. Alfred Korzybski dalam bukunya Science and Sanity (1962) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya bisa merekan dan membiarkan informasi yang diterimanya. Kemapuan ini akan mempengaruhi transmisi budaya yang dilakukan manusian dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kajian sama persis seperti yang dilakukan media massa bahwa media juga menjadi alat untuk melaksanakan fungsi transmisi budaya. Jadi dalam hal ini media massa tak lepas dari fungis transmisi budaya kepada masyarakat atau sama persis yang bisa dilakukan manusia. I. Melawan kekuasaan Dan Kekuatan Represif Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang di ungkapkan ternyata mempunyai motif – motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasan tetapi juga bisa sebaliknya. Media massa tidak lagi memberitakan kejadian – kejadian yang berasal dari informasi resmi pemerintah, tetapi melakukan investigasi di lapangan. Media massa tidak sekedar meneruskan perkataan pejabat pemerintah yang cenderung menutup – nutupi suatu kejadian yang sebenarnya, tetapi justru iktu membongkar kasus ketidakadilan yang dilakukan pemerintah. Tidak tanggung-tanggung setiap kejahatn yang dilakukan di lingkungan pejabat negara ditelanjangi habis habisan. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa media massa ikut melawam kekuasaan dan kekuatan represif. J. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggapi tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing – masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal demikian bisa dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan. Pemerintah biasanya memposisikan diri sebagai pihak yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers. Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa mealalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adl tersebut. Media massa melalui berita – berita yang berbobot mengungkap peritiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu memngungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fugnsi tersebut.