PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR

advertisement
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Yang terhormat:
Ketua dan para anggota Dewan Penyantun Universitas Sebelas Maret,
Rektor / Ketua Senat Universitas Sebelas Maret,
Sekretaris Senat dan para Anggota Senat Universitas Sebelas Maret,
Pembantu Rektor Universitas Sebelas Maret,
Para Dekan, Direktur Pascasarjana dan Ketua Lembaga dalam lingkungan Universitas
Sebelas Maret,
Para Guru Besar tamu,
Pejabat Sipil dan Militer,
Para Direktur Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Surakarta dan
sekitarnya,
Para Ketua UPT, Ketua Jurusan, Ketua Laboratorium dan Ketua Program Studi
dalam lingkungan Universitas Sebelas Maret,
Para Sejawat staf pengajar, Administrasi, Mahasiswa dan segenap Tamu Undangan
yang saya muliakan.
Selamat siang dan Salam Sejahtera bagi kita semua.
Sebelum menyampaikan pidato pengukuhan, marilah kita bersama-sama
memanjatkan puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan keselamatan dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di
Auditorium Universitas Sebelas Maret dalam keadaan sehat walafiat untuk
menghadiri sidang Senat Terbuka dengan acara tunggal pengukuhan saya sebagai
Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi di Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret.
Selanjutnya saya memohon perkenan bapak-ibu dan para hadirin sekalian
untuk menyampaikan pidato pengukuhan dihadapan forum yang mulia ini dengan
judul:
1
Paket penyuluhan dan senam hamil menurunkan stres dan nyeri serta
mempercepat penyembuhan luka persalinan.
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian,
Kehamilan merupakan kejadian yang menjadi awal proses perkembangbiakan
populasi semua mamalia yang hidup dimuka bumi ini. Dengan kehamilan yang
merupakan titik awal proses kembang biak, memungkinkan mamalia berkembang
jumlahnya dan akan memenuhi bumi sekiranya tidak terjadi proses-proses lain.
Manusia yang merupakan spesies paling cerdas dan paling beradap diantara semua
mamalia, juga mengawali proses kembang biaknya melalui kehamilan. Sekiranya
tanpa proses kehamilan akankah terjadi peningkatan jumlah manusia sebagaimana
terjadi pada jaman ini dan selanjutnya? Tetapi apabila jumlah manusia semakin
banyak seperti di negara kita Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 220
juta, pengelolaan perawatan ibu hamil dan bersalin menjadi semakin sulit, dan
meningkatnya jumlah kematian ibu bersalin dan bayi perinatal sulit dicegah. Oleh
karenanya saya mengambil judul Nyeri Persalinan untuk disertasi S3 sebagai
keinginan untuk membantu mengurangi angka kematian ibu dan anak karena
kehamilan dan persalinan.
Bapak – Ibu dan Para hadirin yang saya muliakan,
Untuk selanjutnya perkenankan saya membatasi pidato pengukuhan ini hanya
mengenai proses kehamilan dan persalinan pada manusia serta kelanjutannya,
ditinjau dari aspek nyeri obstetrik.
Psikologi kehamilan
Kehamilan merupakan peristiwa yang membahagiakan bagi seluruh anggota
keluarga, sementara diantara anggota dalam keluarga tersebut ada anggota yang
disamping merasa bahagia juga mengalami kegelisahan dan kecemasan, bahkan
dapat mengalami depresi. Anggota keluarga yang dimaksud adalah si calon ibu.
Sejak saat hamil pada umumnya ibu hamil sudah mengalami kegelisahan dan
kecemasan tentang kehamilannya (Niven, 1992). Kegelisahan dan kecemasan
2
selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, merupakan
fenomena yang hampir selalu menyertai kehamilan, merupakan bagian dari suatu
proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis mendasar
yang terjadi selama kehamilan. Selanjutnya timbulnya kecemasan dan kegelisahan
tersebut mengawali terjadinya perubahan psikologis berupa peningkatan sensitivitas nyeri, dimana nilai ambang nyeri menurun, artinya dengan stimuli kecil saja
wanita hamil sudah merasakan nyeri. Disamping itu perubahan psikologis tersebut
juga merupakan stresor psikologis yang direspons tubuh dengan terjadinya
vasokonstriksi sistemik, spasme otot, gangguan viseral dan terlepasnya substansi
algogenik yang menimbulkan sensasi nyeri (Niven, 1992). Semakin tinggi tingkat
kecemasan, semakin rendah nilai ambang nyeri, menyebabkan semakin berat nyeri
yang dipersepsi (Reeder, 1977). Begitu beratnya asumsi masyarakat terhadap
kecemasan dan nyeri kehamilan serta persalinan sehingga mempengaruhi budaya
lokal, antara lain timbulnya tradisi upacara ‘tingkepan’ atau ‘mitoni’ (peringatan 7bulan kehamilan) dalam masyarakat etnis Jawa. Menurut tradisi tersebut upacara
itu dimaksudkan sebagai tolak bala demi keselamatan dan kesehatan ibu dan
bayinya selama kehamilan, saat kelahiran dan sesudahnya.
Untuk menurunkan gejala stres kehamilan umumnya tidak sulit, dengan perawatan
psikologis dan peningkatan kondisi fisik yang adekwat, respons stres tersebut dapat
menurun sehingga dapat menghilangkan sebagian aspek negatif dari proses
kehamilam (Niven dan Gijsberg, 1988).
Seberapa beratnya kecemasan dan kegelisahan yang menyertai kehamilan,
digambarkan dengan hasil studi seperti berikut:
1. Menurut Scott dan Heyes (1984): bahwa isteri yang mempunyai riwayat
hubungan perkawinan yang kurang serasi, nanti pada saat hamil pada umumnya
cenderung mengalami depresi. Menurut Elliot et al (1988) depresi yang terjadi
lebih kearah depresi pasca kelahiran. Fakta tersebut membuktikan bahwa ada
hubungan antara kualitas perkawinan dan timbulnya depresi saat kehamilan
atau pasca kelahiran.
3
2. Menurut Nickolls (1972): ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi
mendapat dukungan emosional dan fisik dari suaminya sebagaimana yang
diharapkan, akan kecil kemungkinannya mengalami komplikasi psikologis
akibat kehamilan. Demikian pula hubungan suami-isteri yang mesra dapat
mencegah timbulnya komplikasi psikologis selama kehamilan.
Hasil studi tentang psikologi kehamilan membuktikan bahwa fenomena kecemasan
yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
merupakan beban ekstra yang dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun dari
kejadian diluar tubuh. Apabila ibu hamil tidak mampu beradaptasi dengan beban
ekstra tersebut, akan mengalami kecemasan (Notosoedirdjo, 1996).
Berikut disajikan beberapa faktor yang dikumpulkan oleh Niven (1992) yang
mempunyai pengaruh negatif terhadap kehamilan, sebagai berikut:
1. Stresfull life events, termasuk suami kehilangan pekerjaan, suami menganggur,
masalah perumahan, suami selingkuh, adanya anggota keluarga yang sakit
keras.
2. Adanya masalah dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari seperti masalah
finansial, hilangnya aset keluarga, kegagalan dalam business, hilangnya
dukungan sosial dari pihak tertentu.
3. Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir imatur, prematur, bayi lahir
cacat, pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa.
4. Adanya riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil.
5. Pernah menderita penyakit jiwa.
Psikologi persalinan
Bapak, Ibu serta para hadirin yang saya muliakan,
Sesudah kehamilan mencapai puncaknya, pada tahap berikutnya terjadilah
persalinan dan kelahiran bayi. Kejadian yang normalnya kontinyu tersebut secara
keseluruhan merupakan kejadian fisiologis dalam kehidupan hampir setiap wanita.
Karakteristik pada fase kehamilan adalah timbulnya kecemasan dan kegelisahan
yang diikuti dengan timbulnya respons stres berupa peningkatan tekanan darah,
4
spasme otot, dan sebagainya. Sedangkan pada fase persalinan dan kelahiran bayi,
karakteristiknya berubah, disamping cemas dan gelisah yang intensitasnya jauh
lebih berat dibanding pada fase kehamilan, juga timbul nyeri yang intensitasnya
makin lama makin berat seiring dengan majunya proses persalinan. Dan akhirnya
semua tanda dan gejala kecemasan dan nyeri akan mencapai puncaknya pada saat
bayi menjelang lahir, dan sesudah lahir semua tanda dan gejala tersebut hilang.
Tadi telah disampaikan bahwa kecemasan dan kegelisahan yang timbul sejak
dimulainya fase kehamilan akan meningkatkan sensitivitas nyeri. Ternyata dalam
fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan makin meningkatnya
kecemasan akan semakin meningkatkan intensitas nyeri.
Fenomena hubungan
antara cemas dan nyeri dan sebaliknya merupakan hubungan yang berkorelasi
positif, yang menurut Caceres dan Burns (1997) mempunyai pola hubungan seperti
spiral yang ujungnya membesar. Dengan makin majunya proses persalinan,
menyebabkan perasaan ibu hamil semakin cemas dan rasa cemas tersebut
menyebabkan rasa nyeri semakin intens, demikian pula sebaliknya.
Sensasi nyeri yang diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang
timbul saat otot rahim berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada
didalam rahim keluar. Menurut Grantly Dick Reed (1933) seorang pelopor metode
Natural Childbirth (persalinan alamiah): bahwa penyebab nyeri persalinan adalah
suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi yang timbul akibat kontraksi otot
rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri. Menurut beliau
persalinan sendiri sebenarnya tidak mengandung komponen yang menimbulkan
nyeri seperti pada trauma, perlukaan jaringan dan adanya serabut sensoris
pembawa sensasi nyeri. Menurut beliau penyebab nyeri adalah karena timbulnya
ketegangan mental akibat rasa takut. Kebenaran konsep tersebut sekarang diragukan. Yang sekarang dianggap benar adalah pendapat masa kini, yang mengikuti
teori yang dipelopori oleh Melzacks dan Wall (1965) yang terkenal dengan sebutan
‘The Gate Control Theory of Pain’. Menurut teori tersebut proses timbulnya nyeri
melewati proses transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
Bapak Ibu dan para hadirin yang saya muliakan.
5
Nyeri
Nyeri merupakan gejala umum dari hampir setiap penyakit, bersifat subyektif,
dan disertai konsekwensi psikologis yang bervariasi, menyebabkan nyeri memiliki
definisi yang bermacam-macam. Ada yang memandang nyeri sebagai warning sign
agar kerusakan jaringan yang sudah terjadi tidak meluas ke jaringan lain. Contoh:
ahli biologi melihat nyeri sebagai aktivitas yang bermakna untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Nyeri merupakan salah satu pengalaman hidup yang paling
kompleks. Sinyal-sinyal neurologis yang berasal dari jaringan tubuh yang terluka
akan menyatu dengan emosi dan pikiran, kemudian berproses menghasilkan
pengalaman nyeri. Selanjutnya termodifikasi oleh faktor sosial yang ada (Smith
dan Covino,1985). Menurut IASP (International Association for the Study of Pain),
1986: nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan terjadinya kerusakan jaringan atau yang
cenderung merusak jaringan, atau seperti yang dimaksud dengan kata kerusakan
jaringan.
Berdasar atas lokasi, durasi, kualitas dan karakter nyeri, ada beberapa macam
nyeri, yaitu: nyeri akut, nyeri kronik, nyeri somatik, nyeri viseral, nyeri yang
dirujuk (referred pain), nyeri psikogenik, nyeri neuropatik, dan nyeri sentral (IASP)
Berdasar kualitasnya ada nyeri tumpul, nyeri tajam, nyeri berdenyut (throbbing),
nyeri tembak, nyeri terbakar, nyeri sakit-sakitan (aching), nyeri seperti kena
sengatan (lancinating), nyeri tusuk, dan nyeri seperti dipotong (cervero & Laird,
1992)
Secara umum dikatakan bahwa orang merasakan nyeri apabila ada jaringan
tubuh yang rusak, pada tempat tersebut kemudian terjadi proses transduksi. Proses
transduksi menghasilkan perbesaran impuls nyeri, sesuddah impuls diperbesar
kemudian ditransmisi oleh jalur nyeri menuju kornu posterior medula spinalis.
Didalam kornu posterior impuls nyeri mengalami modulasi, dapat diperbesar atau
diperkecil. Pada tempat ini juga berakhir seberkas serabut syaraf yang keluar dari
otak berjalan menurun dan berakhir disetiap segmen medula spinalis. Serabut saraf
tersebut berperan membantu modulasi impuls nosiseptif yang berjalan dari perifer
6
menuju sentral, dan akhirnya dipersepsi di otak sebagai sensasi nyeri (Melzacks
dan Wall, 1965). Selanjutnya marilah kita mengkaji lebih dalam, sebagai berikut:
1.Transduksi.
Transduksi adalah proses terlepasnya substansi kimiawi endogen kedalam
cairan ekstraseluler yang melingkungi nosiseptor. Jaringan perifer dapat rusak
sebagai akibat perlukaan, proses penyakit atau inflamasi pada jaringan tersebut.
Substansi kimiawi endogen tersebut dapat menimbulkan nyeri sehingga disebut
substansi algogenik atau algesik, misalnya ion hidrogen, kalium, serotonin (5HT),
histamin, prostaglandin dan substansi P (Bonica,1990). Terjadinya kerusakan
jaringan juga menyebabkan rusaknya membran sel yang berakibat terlepasnya
senyawa phospholipid. Keberadaan enzim phospholipase A2, menyebabkan
terlepasnya
asam arakhidonat yang dapat menyebabkan aktivasi ujung syaraf
aferen nosiseptif. Selanjutnya atas pengaruh PG Endoperoxides synthase terbentuk
cyclic endoperoxides. Kemudian atas pengaruh enzim thromboxane synthase dan
PG synthase serta prostacycline synthase terbentuk mediator inflamasi yang sek
aligus mediator nyeri, yaitu masing-masing thromboxane (TXA2), prostaglandin
(PGE2, PG2a) dan prostacyclin (PGI2).
Pada sisi lain, asam arakhidonat mendapat pengaruh 5-lipoxygenase dan terbentuk
leukotrien (LT). Dengan demikian akibat rusaknya jaringan, menimbulkan sinyal
untuk terbentuknya mediator nyeri yaitu substansi P, PGs, LTs dan bradikinin.
Sesudah terjadi eksitasi ulang pada ujung syaraf, dari sel mast terlepas histamin
(Digregorio,1989; Cervero & Laird, 1992 ). Kombinasi senyawa tersebut menimbulkan vasodilatasi lokal dan meningkatkan permeabilitas vaskuler lokal sehingga
membantu gerakan cairan ekstravasasi / keluar dari lumen kapiler masuk kedalam
ruang interstisial jaringan yang rusak. Proses tersebut mengawali mekanisme
respons inflamasi yang sekaligus merupakan langkah awal dalam proses
pertahanan dan penyembuhan luka. Sedangkan PGs dan LTs tidak secara langsung
mengaktifkan nosiseptor, melainkan mensensitisasi nosiseptor agar mudah
distimulasi oleh senyawa lain seperti bradikinin, histamin dsb. sehingga terjadi
7
hiperalgesia. Hiperalgesia adalah suatu peningkatan respons stimuli yang
normalnya dengan stimuli tersebut sudah timbul nyeri (IASP, 1974).
2. Transmisi
Dalam keadaan hiperalgesia, intensitas impuls nosiseptif berkembang semakin
membesar, selanjutnya ditransmisi oleh serabut aferen nosiseptif primer lewat
radiks posterior menuju kornu posterior medula spinalis, dimana terdapat gerbang
kendali nyeri (Melzacks dan Wall, 1965), disini impuls nyeri mengalami modulasi.
3. Modulasi.
Impuls nosiseptif mengalami proses modulasi, artinya intensitas impuls
mengalami perubahan dapat membesar atau mengecil. Proses modulasi tersebut
menurut teori Melzacks dan Wall dilakukan oleh sistem gerbang spinal kendali
nyeri (the gate control theory of Pain) yang terdapat didalam kornu posterior
medula spinalis. Menurut Dickenson, 1996, di dalam otak, b-endorphin dilepas
dari POMC (Proopiomelanocortin) masuk kedalam PAG (Pre Aquaeduct Grey)
kemudian masuk kedalam cairan ventrikulus otak. Pada dinding ventrikulus otak
tersebut b-endorphin menstimulasi pusat kendali inhibisi intrinsik, menyebabkan
terlepasnya banyak b-endorphin yang berjalan lewat serabut inhibitor desendens
(fasikulus lateralis medula spinalis) dan memberi cabang ke masing-masing
segmen spinal. Pada tempat tersebut b-endorphin bekerja sebagai neuro modulator
didalam substansia grissea kornu posterior medula spinalis, ia mampu menghambat
dengan kuat impuls nyeri nosiseptif dari perifer. Impuls nyeri dengan intensitas
tinggi masih dapat melewati hambatan didalam kornu posterior (sel transmisi T),
sedangkan impuls yang intensitasnya rendah tidak dapat lewat. Selanjutnya impuls
nyeri yang berhasil lewat berjalan terus menuju pusat-pusat yang lebih tinggi di
otak dalam otak.
4. Persepsi.
Sel Transmisi T didalam ‘sistem gerbang spinal kendali nyeri’ menerima
semua impuls sensoris yang datang dari perifer. Apabila impuls yang lewat
intensitasnya melebihi atau sama dengan ambang sel T, impuls nosiseptif tersebut
8
dapat lewat sistrem gerbang kendali dan diteruskan ke pusat-pusat supraspinal
yang lebih tinggi di korteks somatosensoris, korteks transisional, dan sebagainya.
Kehadiran semua impuls nyeri sensoris perifer serta sinyal emosional dan sinyal
kognitif pada korteks afeksi dan kognisi akan berintegrasi dan menimbulkan
persepsi yang diterima sebagai pengalaman nyeri. Secara sederhana persepsi dapat
didefinisikan sebagai berikut: persepsi adalah hasil integrasi dari apa yang ada pada
pusat kognisi, pusat afeksi dan sistem sensoris diskriminatif yang dirasakan oleh
individu, serta bagaimana cara individu tersebut menghadapinya, dengan fight atau
flight. (Notosoedirdjo, 1996).
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Nyeri persalinan dan kelahiran
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun prosesnya fisiologis, tetapi pada
umumnya menakutkan, karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan
kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Perubahan fungsi berbagai organ
selama kehamilan, dan perubahan status vital selama persalinan, dapat menggoncangkan homeostasis tubuh secara keseluruhan.
Nyeri persalinan sendiri sebenarnya adalah nyeri akibat kontraksi miometrium
disertai mekanisme perubahan fisiologis dan biokimiawi. Disamping itu faktor
fisik, faktor psikologis, emosi dan motivasi juga mempengaruhi timbulnya nyeri
persalinan. Dari aspek fisik, makin kuat dan makin lama kontraksi miometrium,
makin berat intensitas nyeri yang ditimbulkan (Booij, 1986). Nyeri persalinan dan
kelahiran merupakan kombinasi antara nyeri fisik akibat kontraksi miometium
disertai regangan segmen bawah rahim, menyatu dengan kondisi psikologis ibu
selama persalinan. Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu,
seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada.
Begitu nyeri persepsi semakin intens, kecemasan ibu meningkat semakin berat,
sehingga terjadi siklus nyeri - stres - nyeri dan seterusnya sehingga akhirnya ibu
yang bersalin tidak mampu lagi bertahan (Caceres dan Burns, 1997).
9
Nyeri adalah suatu fenomena subyektif, sehingga keluhan nyeri-persalinan
setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang samapun, nyeri karena
persalinan saat ini tidak sama dengan persalinan yang lalu (Schats, 1986). Oleh
karenanya strategi coping setiap individu dapat menurunkan intensitas nyeri.
Apabila kemampuan coping tidak mampu mengatasi nyeri, dapat dipastikan timbul
stres dengan berbagai akibatnya. Strategi coping adalah proses pengelolaan
tuntutan yang menimbulkan tantangan dan ketegangan (Folkman dan Lazarus,
1988). Menurut McCance dan Shelby (1994): coping adalah kemampuan untuk
mengelola stres yang dialami individu.
Hasil studi kwantitatif dengan pendekatan kualitatif pengalaman ibu yang
baru melahirkan, menunjukkan sebagai berikut:
1. Nyeri persalinan dan kelahiran sulit dijelaskan, sifatnya kontradiktif. Percaya
saja kepada diri dan tubuhnya sendiri.
2. Percaya saja kepada bidan dan suami. Perlu dipahami arti pentingnya peralihan,
bahwa sesudah persalinan akan menjadi seorang ibu.
3. Nyeri adalah bagian alamiah proses persalinan, untuk mengatasinya, ketahanan
dan kekuatan harus berasal dari tubuh sendiri. Bidan dan dokter yang menolong
hanya membantu menemukan kemampuan diri (coping). Mereka hanya campur
tangan apabila diminta, atau bila terjadi komplikasi.
4. Nyeri persalinan dan kekuatan pertahanan diri menghadapi persalinan, dapat
memiliki arti penting dalam proses peralihan menjadi ibu (Lundgren, Dahlberg,
1998).
Stres persalinan tidak hanya berakibat pada ibu, tetapi juga terhadap janin.
Sebab ibu yang mengalami stres, sinyalnya berjalan lewat aksis HPA (HipotalamoPituitari-Adrenal) dapat menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain ACTH,
Kortisol, Katekolamin, b-Endorphin, GH, Prolaktin dan LH/FSH. Akibatnya
terjadi vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa utero plasenta
meyebabkan gangguan aliran darah didalam rahim, sehingga penyampaian oksigen
(DO2) kedalam miometrium terganggu, berakibat melemahnya kontraksi otot
10
rahim. Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan (partus
lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal- distress). Disamping itu
dengan meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan respons imun ibu
dan janin. Dengan demikian stres persalinan dapat membahayakan janin dan
ibunya. Akibat tersebut terbawa sampai periode pasca persalinan, misalnya
terganggunya produksi ASI, melambatnya penyenbuhan luka persalinan, kekuatan
bayi menyusu ibu melemah sehingga
penambahan berat bayi lambat. Hasil
akhirnya kontak fisik ibu dan anak terganggu, dengan berbagai akibatnya (Schats,
1986).
Selanjutnya tentang nyeri persalinan dan kelahiran dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Nyeri persalinan timbul karena kontraksi miometrium yang menyebabkan
iskhemik jaringan otot, rusaknya mukosa segmen bawah rahim serta rusaknya
mukosa leher rahim.
2. Timbul respons inflamasi lokal akibat terlepasnya mediator seperti LTD4,
Bradikinin, prostaglandin, sel mast, substansi P, dan sebagainya.
3. Mediator nyeri secara tidak langsung mensensitisasi nosiseptor dan tubuh
merespons efek mediator tersebut antara lain dengan timbulnya hiperalgesia.
4. Impuls nyeri yang sudah diperbesar, di transmisi ke medula spinalis, dan
mengalami modulasi pada substansia gelatinosa (gate control system).
5. Impuls nyeri yang intensitasnya melampaui ambang sel T akan diteruskan ke
pusat-pusat yang lebih tinggi, untuk akhirnya bersama sinyal dari pusat afeksi
dan kognisi akan diintegrasikan sebagai persepsi nyeri.
Dengan memahami mekanisme timbulnya nyeri persalinan dan kelahiran, dapat
diusahakan mengurangi sampai menghilangkan kecemasan dan nyeri persalinan
dan kelahiran, misalnya dengan cara farmakologis, non-farmakologis, blok saraf
atau pendekatan psikologis. Sekiranya usaha tersebut berhasil menurunkan
kecemasan dan nyeri persalinan walau hanya sebagian, bisa berakibat stres yang
dialami ibu bersalin akan menurun, dan respons stres yang dialami juga berkurang,
misalnya: status vital ibu selama persalinan tidak mengalami banyak perubahan,
11
respiratorik alkalosis, hiperventilasi dan metabolik asidosis, tidak terjadi atau pada
tingkat yang ringan, dan tekanan darah tidak meningkat tajam. Hasil akhirnya, ibu
melewati proses persalinan dengan tenang dan percaya diri, dapat mentoleransi
ketegangan dan nyeri yang masih ada. Demikian pula kondisi bayi yang baru saja
dilahirkan tidak mengalami gangguan oksigenasi, sehingga proses persalinan dan
kelahiran bayi tidak lagi merupakan kejadian gawat dan menakutkan, tetapi
berubah menjadi pengalaman hidup yang menyenangkan bagi si ibu beserta
keluarganya.
Rumusan masalah
Dibagian depan telah saya sampaikan bahwa materi pidato pengukuhan ini
saya ambil dari laporan hasil penelitian disertasi program pascasarjana S3 di
Universitas Airlangga Surabaya. Dari penelitian tersebut, rumusan masalah yang
saya ajukan adalah:
1. Apakah paket penyuluhan dan senam hamil dapat meningkatkan Apgar skor
bayi yang baru lahir?
2. Apakah paket penyuluhan dan senam hamil dapat menurunkan skor nyeri VAS,
menurunkan kadar Kortisol dan kadar b-Endorphin?
3. Pada penelitian hewan coba, apakah terdapat perbedaan kandungan Fibroblast
dan TGF-b1 antara kelompok kontrol dan perlakuan?
4. Apakah terdapat perbedaan perubahan respons imun yang dicerminkan oleh
variabel Kortisol, b-Endorphin, IFN-γ, IL-4, IgG-1, dan TGF-b1?
Teori tentang emosi
Untuk memudahkan pemahaman tentang perubahan persepsi ibu hamil
terhadap stres dan nyeri persalinan, disampaikan sedikit teori mengenai emosi yang
dianut hingga saat ini, yang diambil dari buku Neuroscience. Exploring the Brain,
tulisan Mark F. Bear et al. 1996.
12
Hingga saat ini sistem didalam otak yang dianggap bertanggung jawab untuk
perjalanan emosi adalah sistem Limbik. Tahun 1878, Paul Broca, seorang ahli
neurologi Perancis menulis bahwa pada permukaan medial Cerebrum dari semua
mamalia terdapat sekelompok area kortikal yang jelas berbeda dengan area lain
disekitarnya, Broca kemudian memberi nama Limbus (tepi) karena berbentuk
cincin melingkari batang otak, nama lengkapnya lobus Limbicus Broca, yang
terdiri atas kortex yang mengelilingi Corpus Callosum, girus Cinguli dan
Hipokampus, ketiganya menyusun menjadi satu sistem yaitu sistem Limbik. Dari
temuan tersebut Broca belum menyelidiki hubungan antara lobus Limbikus dan
emosi, bahkan dia mengira bahwa lobus Limbicus terlibat dalam mekanisme
pembauan. Sementara sekarang fakta menunjukan bahwa lobus Limbikus memiliki
peran yang tidak terpisah dengan emosi.
Selanjutnya baru antara tahun 1930-an terdapat bukti-bukti bahwa sistem
Limbik terlibat dalam mekanisme emosi. Bercermin pada temuan Cannon, Bard
dan sebagainya, James Papez, seorang ahli Neurologi Amerika, menyarankan
adanya suatu sistem emosi yang terletak pada dinding medial otak, yang
menghubungkan Korteks dengan Hipotalamus. Dalam sistem tersebut, setiap
elemen dihubungkan satu dengan yang lain lewat jalur serabut besar, sehingga
Korteks Cinguli berhubungan dengan Hipotalamus lewat Hipokampus dan Forniks.
Hipotalamus berhubungan dengan Neokorteks lewat Nukleus Anterior Talami dan
Korteks Cinguli. Selanjutnya Papez percaya bahwa pengalaman emosi ditetapkan
langsung oleh aktivitas Korteks Cinguli dan secara tidak langsung oleh area
Kortikal yang lain. Sedangkan ekspresi emosional diperkirakan diatur oleh
Hipotalamus. Korteks Cinguli mengirim proyeksi ke Hipokampus, dan Hipokampus mengirim proyeksi ke Hipotalamus lewat berkas akson Forniks, sedangkan
Hipotalamus memiliki pengaruh sampai ke Korteks lewat ‘relay’ didalam Nukleus
Anterior Talami. Sistem tersebut kemudian terkenal dengan nama sirkuit Papez.
13
Gambar 3.1 Jalur Emosi & Sirkuit Papez
Neocortex
Cingulate Cortex
Nucl. Anterior
Talami
Emotional
Coloring
Emotional
Exprience
Hippocampus
Fornix
Hipothalamus
Emotional
Expression
Papez circuit
Kerangka konsep
Untuk membuat kerangka konsep guna membuktikan bahwa paket penyuluhan
dan senam hamil dapat mengurangi stres dan nyeri persalinan, perlu terlebih dulu
disampaikan beberapa pengertian. Pengertian tersebut terangkum didalam 2
paradigma yaitu paradigma psikobiologis dan patofisiologis
1. Paradigma psikobiologi
Paradigma psikobiologi merupakan teori hipotetik untuk mengungkap terjadinya persepsi cemas, gelisah dan takut menghadapi persalinan terutama pada primi-
14
gravida yang menghadapi persalinan tanpa dipersiapkan terlebih dulu.
Ibu tersebut mengalami stres dan nyeri berat karena kehamilan dan persalinan.
Impuls stres yang berat dan nyeri intens merupakan impuls ‘emergency’ akibat
persalinan, yang berjalan keatas dalam jalur sensoris menuju Talamus. Sinyal
‘emergency’ tersebut sedianya berlanjut menuju Korteks sensoris, tetapi sebagian
besar sinyal tersebut dibajak dan dibelokkan menuju Amigdala, hanya sebagian
kecil saja yang terus menuju Korteks sensoris untuk proses kognitif, kemudian
berlanjut ke Korteks transisional untuk proses kognitif berikutnya (LeDoux,1998).
Amigdala sebagai pusat yang terlibat dalam perubahan emosi, karena sinyal yang
datang bersifat darurat, Amigdala belum siap dan mengirim sinyal ke Hipotalamus,
terutama ke Nukleus Paraventrikularis (Kandel,1995; Kaplan,1995). Nukleus
Hipotalami tersebut merespons sinyal darurat dengan melepas CRF(Corticotropin
Releasing Factor) yang juga bersifat darurat, selanjutnya sinyal tersebut
mengaktifkan Pituitaria dan Sistem Saraf Otonom (ANS)
Persalinan yang dipersiapkan
Pada persalinan yang dipersiapkan terlebih dulu menggunakan pendekatan
psikologis misalnya dengan: paket penyuluhan (kognitif) dan senam hamil kepada
ibu hamil bulan ke 7 sampai tiba saatnya bersalin, dapat terjadi perubahan aliran
sinyal penyuluhan dan senam berikut:
Sinyal kognitif akibat pemberian paket penyuluhan dan senam hamil tersebut
berjalan ke otak melewati jalur sensoris, auditori dan visual. Sinyal penyuluhan
dan senam hamil tersebut sifatnya tidak ‘emergency’, sesudah mencapai Talamus,
akan terus melanjutkan diri ke Korteks sensoris tanpa mengalami pembajakan,
terus berlanjut ke Korteks transisional untuk proses kontrol kognitif. Sesudah
proses Korteks selesai, selanjutnya sinyal tersebut di proyeksikan ke Hipokampus
untuk disimpan sebagai memori, disamping itu sinyal tersebut juga di proyeksikan
ke Amigdala serta organ lain yang terkait, untuk di ekspresikan keluar. Sinyal
kognitif tersebut memiliki kemampuan untuk menghentikan arus pembajakan
sinyal darurat yang berasal dari Talamus menuju ke Amigdala. Demikian juga,
pembajakan sinyal darurat dari Korteks menuju Amigdala, dan dari Amigdala
15
menuju Hipotalamus. Dengan demikian sinyal yang berasal dari pemberian paket
penyuluhan dan senam hamil tersebut sesudah mencapai Korteks untuk proses
kognisi, saat diproyeksikan ke Hipokampus dan ke Amigdala sudah merupakan
sinyal yang tertata baik, sedangkan sinyal darurat yang menimbulkan ketegangan
atau stres, sudah terhambat dan hilang. (LeDoux,1998).
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pada persalinan yang dipersiapkan
menggunakan metode paket penyuluhan dan senam persalinan, hasilnya:
1. Ibu hamil selama proses persalinan perilakunya tenang, tidak teriak-teriak,
sedikit mengeluh kesakitan, dan dapat bekerjasama dengan penolong.
2. Hasil pemeriksaan kadar Kortisol dan b-Endorphin pada kelompok perlakuan, secara bermakna lebih rendah dibanding kelompok kontrol.
Hasil akhir tersebut menunjukkan bahwa pemberian intervensi paket penyuluhan
dan senam hamil berpengaruh terhadap variabel stres dan nyeri, yang diketahui
dengan terjadinya penurunan indikator stres (kortisol) dan indikator nyeri (bEndorphin). Hasil penelitian tentang parameter lain dapat dibaca pada laporan hasil
penelitian disertasi kami.
Mekanisme Coping
Pada umumnya metode analgesi persalinan yang menggunakan tehnik
pendekatan psikologis, bekerjanya dengan cara meningkatkan daya coping ibu
hamil. Menurut Folkman dan Lazarus (1988), daya coping sudah terbentuk sejak
masa kanak-kanak, tetapi daya coping juga dapat dibentuk dan dikembangkan
dengan cara pendidikan dan latihan. Salah satu contohnya adalah penelitian
disertasi kami, tentang paket penyuluhan (kognitif) dan senam hamil. Untuk
menghasilkan perubahan persepsi ibu hamil, caranya juga dengan meningkatkan
daya coping ibu hamil. Dengan meningkatnya daya coping, ibu hamil yang semula
cemas, gelisah dan takut menghadapi persalinan, berubah menjadi tenang dan
percaya diri, tidak takut lagi menghadapi persalinan. Latihan senam yang diberikan
meliputi latihan pernapasan, relaksasi, kontraksi, tehnik focusing, distraksi,
imagery dan sebagainya. Menurut Niven dan Gijsberg (1984) diantara cara-cara
16
tersebut ada 3 cara yang menunjukkan paling efektif meningkatkan daya coping,
yaitu tehnik relaksasi, distraksi dan latihan pernapasan.
Metode lain lagi yang bertujuan mengurangi sampai menghilangkan nyeri
persalinan dengan cara non-farmakologis, ‘psychologic approach’ adalah metode
‘natural childbirth’ atau persalinan alamiah, yang dipelopori oleh Grantly Dick
Read (1933). Pelopor yang lain adalah Ferdnand Lamaze (1951) dengan metode
Psychoprophilactic and hypnoses, Nicolayev A (1954), Bradley Robert (1940-an),
Leboyer (1977), dan sebagainya, metode yang mereka gunakan dapat dibaca pada
buku-buku yang terkait. Di USA tehnik persalinan-alamiah sangat berkembang,
dalam bentuk klas-klas antenatal yang dipimpin oleh konselor seorang dokter
kebidanan atau bidan senior.
Penyuluhan atau konseling adalah bentuk pendidikan yang melibatkan
seorang konselor dengan satu atau beberapa klien dalam hubungan yang dekat,
antar pribadi, yang mengarah kepada tujuan pertumbuhan kepribadian, resolusi
masalah, pengambilan keputusan, serta perubahan perilaku. Konseling dalam
beberapa hal berbeda dengan terapi psikologis. Pelatihan adalah suatu bentuk
khusus dari pendidikan yang bertujuan untuk melatih dan mengusasai ketrampilan
(psikomotor) sesuai dengan tujuan pendidikan yang terkait dengan semua judul
yang diberikan dalam pendidikan (Simon BG Morton, 1995, et al).
Bentuk perilaku tenang, percaya diri dalam menghadapi stres dan kesakitan,
sulit dicapai hanya dengan cara pelatihan / training. Demikian juga kemampuan
memusatkan pikiran (konsentrasi), penguasaan ketrampilan tertentu, pembentukan
kekuatan dan ketahanan tubuh, disertai kelenturan sendi-sendi tubuh, sulit dicapai
hanya dengan pemberian penyuluhan. Untuk dapat menghasilkan dua kelompok
variabel tujuan yaitu: kemampuan berkonsentrasi, tenang, percaya diri serta tubuh
yang kuat serta penguasaan ketrampilan tertentu, dapat dicapai dengan memberikan kombinasi dua metode belajar dalam satu paket, yaitu paket penyuluhan dan
senam hamil.
Pemberian paket penyuluhan dan senam hamil pada hakekatnya adalah
pemberian suatu metode belajar kepada sekelompok ibu hamil untuk mencapai
17
perubahan perilaku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman belajar. Belajar
merupakan sifat karakteristik mendasar dari makhluk hidup, dan manusia adalah
yang paling tinggi diantara makhluk yang belajar. Menurut konsep tradisional,
mekanisme belajar dimulai dengan adanya stimulus (S), kemudian diproses dan
diorganisasikan (O), dan akhirnya menghasilkan respons (R). Sehingga belajar
adalah produk dari stimuli yang sesudah diproses dan diorganisasikan
menghasilkan respons sebagai hasil belajar. Kebanyakan stimuli yang diterima
manusia adalah spontan, hanya sedikit saja stimuli yang dirancang untuk tujuan
tertentu, misalnya dengan memberikan masukan dalam bentuk informasi dan
pengalaman. Jadi pada prinsipnya proses belajar adalah pemberian stimuli untuk
mendapatkan ilmu baru, persepsi, feeling dan pengalaman. Sedangkan cara
menerima dan memproses stimuli dalam diri seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan yang sudah ada, pengalaman masa lalu, sikap sekarang, mungkin juga
suasana hatinya (mood), kepribadian, gender dan sosialisasi seseorang. Simpulan:
belajar adalah perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, keyakinan dan sikap,
yang mengantarai timbulnya perubahan perilaku. (Simon-Morton BG, et al. 1995).
Sementara ahli lain berpendapat bahwa belajar bukan satu-satunya mediator untuk
mengubah perilaku seseorang.
2. Paradigma Patofisiologi
Paradigma berikutnya adalah paradigma Patofisiologi, untuk mengungkap
terjadinya respons patologis akibat timbulnya stres berat dan nyeri intens karena
persalinan. Stres dan nyeri intens tersebut merupakan stresor psikologis dan fisik
yang berat yang dialami oleh ibu hamil, terutama mereka yang tidak dipersiapkan
menghadapi persalinan. Respons stres tersebut dapat mempunyai akibat yang
sangat luas bahkan dapat mengancam jiwa ibu yang bersalin beserta bayinya.
Impuls stres dan nyeri akibat persalinan yang berjalan keatas menuju Talamus
pada hakekatnya merupakan stresor berat bagi otak, dan otak merespon dengan
melepas CRF dari Hipotalamus (PVN), selanjutnya terjadi respons lewat aksis
18
HPA (Hipotalamo Pituitari Adrenal) dan respons lewat aksis SAM (Simpathetic
Adrenal Medullary). Respons lewat aksis HPA melepas Kortisol, dan b-Endorphin
sedangkan respons yang lewat aksis SAM melepas Katekolamin.
Sinyal darurat dari CRF akan memacu Pituitaria untuk melepas (dalam hal ini
terutama) ACTH (Adrenocorticotropic Hormon) dan b-Endorphin. ACTH masuk
kedalam sirkulasi darah, sampai di Adrenal mengaktifkan Korteks Adrenal dan
melepas Glukokortikoid (Kortisol) yang kadarnya tinggi dan bersifat darurat.
Kortisol masuk kedalam sirkulasi darah keseluruh tubuh. Sementara sinyal darurat
yang menuju ke ANS mengaktifkan serabut preganglioner simpatis menuju
Adrenal dan ganti neuron di Medula Adrenal, melepas Katekolamin yang kadarnya
tinggi dan bersifat darurat, selanjutnya Katekolamin masuk kedalam sirkulasi darah
mengalir ke seluruh tubuh. Katekolamin menyebabkan vasokonstriksi sistemik dan
kardiak inotropik, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Pada saat yang sama vasa uterina juga mengalami konstriksi sehingga vaskularisasi
plasenta menurun, mengancam kemungkinan terjadinya ‘Fetal distress’ atau gawat
janin. Kondisi iskhemik rahim dapat berakibat kontrraksi otot rahim kurang kuat,
cenderung berakibat partus lama. Sementara itu Kortisol yang juga bersifat darurat,
kadarnya jauh diatas normal, mensupresi sistem imun antara lain CD4+, sehingga
CD4+ menjadi kurang aktif, demikian pula hasil deferensiasi berikutnya serta
subset seterusnya seperti IFN-γ, IL-4, IgG1, TGF-b1 dan sebagainya juga kurang
aktif. Sedikitnya produksi Imunoglobulin dari sel B, serta terjadinya penurunan
semua Sitokin dan zat imunokompeten lain, berakibat melemahkan ketahanan
imunologis. Demikian pula sintesis TGF-b1, karena menurunnya TH3, IL-10, IL-4
dan Makrofag, kadarnya menjadi rendah, menyebabkan jumlah Fibroblast yang
tersintesis tidak banyak dan kurang aktif. Demikian pula Extra Cellular Matrix
dan kolagenisasi yang hanya sedikit, menyebabkan proses penyembuhan luka
memanjang. Dengan demikian ibu bersalin yang tidak dipersiapkan sebelumnya
akan mengalami stres berat, nyeri intens, disertai peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, dan terancam partus lama, gawat janin serta skor Apgar bayi yang
dilahirkan menurun. Bila ibu tidak mampu bertahan, biasanya minta operasi Caesar
19
KORTEKS
TRANSISIONAL
KORTEKS
SENSORIS
TALAMUS
Sinyal
darurat
HIPOKAMPUS
AMIGDALA
HIPOTALAMUS
STRESOR
CEMAS &
NYERI
CRF
ANS
PITUITARIA
PRIMIGRAVIDA
(+)
Gambar 3.2. Kerangka
konseptual 1
+)
SISTEM SIMPATIS
ACTH
B.ENDO
Korteks
KATEKOLAMIN
Medula
Adrenal
RESPONS AUTONOM
Kortisol
Stres
(+)
CD4+
IL-8_
Mj
IFNg
TH1
-
TNF-a
RFcY
TH2
(-)
L-6-
domi n an
(-)
-
I L-1
IL-4
SEL B
LUKA PERSALINAN
PDGF
EGF
(-)
(-)
(-)
Kolagen, mol..Adhesi, Neutrofil
IgG-1
(-)
PENYEMBUHAN
Memanjang
TGF-b1
IL-10
IL-4
(-)
TH3
TGF-b1
FIBROBLAS
W
Sumber : data primer 2001
Keterangan:
(+) : STIMULASI / EKSITASI
(-) : INHIBISI
20
Gambar 3.3 Kerangka
konseptual 2
Paket Penyuluhan Kognitif
dan Senam Prapersalinan
KORTEKS
TRANSISIONAL
KORTEKS
SENSORIS
TALAMUS
(-)
(-)
HIPPOKAMPUS
AMIGDALA
STRESOR
CEMAS &NYERI .
(-)
HIPOTALAMUS
(-)
CRF
(-)
(-)
ANS
PITUITARIA
Normal
(-)
SISTEM
SIMPATIS
(-)
B.ENDO
ACTH
(-)
(-)
RESPONS AUTONOM
Korteks
Medula ADRENAL
Normal
KORTISOL
(+)
CD4+
(-)
(+)
(+)
IL-6
Mj
IFNg
R FcY
(+)
IL-8
PDGF
EGF
IL-1
IL-2R
(+)
(+)
IL-4
SEL B
(+)
LUKA PERSALINAN
(+)
IgG-1
(+)
Kolagen, Mol. Adhesi,
IL-4
Neutrofil, Endotel
IL-10
TGF-b1
PENYEMBUHAN
dipercepat
IL-4
TH3
Tgf-b1
(+)
Sumber :
data primer 2001
TH2
(+)
IL-2
(+)
TNF-a
Dominan
TH1
FIBROBLAS
21
Keterangan:
(+) : Stimulasi/Eksitasi
(-) : Inhibisi
KETERANGAN KERANGKA KONSEP.
CRF
: Corticotropin Releasing Factor
ANS
: Autonomic Nervous System
B.Endo
: b-Endorphin
ACTH
: Adrenocorticotropic Hormone
CD4+
: Cluster differentiation 4+
TH1 / TH2 / TH3 : Sel T helper 1 / T helper 2 / T helper 3
IFN-g
: Interferron gamma
MQ
: Macrophage
RFcY
: Reseptor permukaan FcY
IL-4 / IL-10 : Interleukin 4 / Interleukin 10
IgG1
: Immunoglobulin G1
TGF-b1 : Transforming Growth Factor Beta 1
PDGF
: Platelet Derived Growth Factor
EGF
: Epidermic Growth Factor
FGF
: Fibroblast Growth Factor
TNF-a : Tumor Necrosis Factor - a
Adapun hasil penelitian paket penyuluhan dan senam hamil yang sudh dilakukan,
dapat diringkas sebagai berikut :
1. Skor Apgar: bayi yang dilahirkan dari ibu kelompok perlakuan, skor Apgar
meningkat tetapi tidak bermakna (p = 0,18), artinya paket intervensi tidak banyak
berpengaruh terhadap skor Apgar bayi, mungkin karena jumlah sampel kurang.
22
2. Skor nyeri VAS : hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna (p =
0,01) pada kelompok perlakuan, artinya paket intervensi berpengaruh
menurunkan skor nyeri VAS ibu hamil.
3. Kadar kortisol dan b-endorphin sebagai indikator stres dan nyeri : hasil penelitian
menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,023) untuk kadar kortisol, dan untuk
kadar b-endorphin menunjukkan berbeda tetapi tidak bermakna (p = 0,362),
artinya paket intervensi sangat berpengaruh menurunkan kadar kortisol dan tidak
berpengaruh banyak pada penurunan kadar b-endorphin.
4. Hasil analisis variabel interferon γ menunjukkan peningkatan yang bermakna (p
= 0,002), artinya paket intervensi berpengaruh terhadap sangat meningkatnya
kadar interferon γ sehingga dengan analisis Diskriminan menunjukkan interferon
γ menjadi variabel pembeda yang paling kuat.
5. Hasil analisis Imunoglobulin G1 menunjukkan peningkatan yang bermakna (p =
0,041), artinya paket intervensi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kadar
Imunoglobulin G1, yang juga berarti daya tahan tubuh ibu bersalin meningkat.
6. Hasil analisis Interleukin-4 menunjukkan peningkatan yang tidak bermakna (p =
0,126), artinya paket intervensi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar
Interleukin-4.
7. Penelitian hewan coba, tikus Sprague Dewley : analisis hasil penelitian ini
menunjukkan kandungan fibroblas tikus kelompok kontrol meningkat bermakna
(p = 0,031), kandungan TGF-b1 pada tikus kelompok
kontrol meningkat
bermakna (p = 0,001), artinya kelompok tikus yang tidak mengalami stres,
penyembuhan lukanya lebih cepat dibanding tikus yang stres.
KESIMPULAN & SARAN
Bapak, ibu dan para hadirin yang saya muliakan.
Mengakhiri pidato pengukuhan yang isinya terutama diambil dari hasil penelitian
disertasi Doktor, perkenankan saya membuat simpulan dan saran sebagai berikut :
23
1. Menyadari bahwa angka kematian maternal di Indonesia masih termasuk tinggi
di Asia (361 kematian maternal per 10 ribu kelahiran hidup) satu tingkat diatas
Bangladesh (lebih dari 400 per 10 ribu persalinan hidup).
2. Menyadari bahwa kematian perinatal bayi-bayi di Indonesia juga masih yang
paling tinggi di Asia Tenggara.
Oleh karenanya perlu perhatian yang serius untuk dapat memperkecil angka
kematian ibu dan anak tersebut. Adapun yang menjadi penyebab utama tingginya
angka kematian tersebut kemungkinan besar adalah masalah sosial, ekonomi dan
pendidikan. Faktor berikutnya yang juga berpengaruh adalah pelayanan perawatan
ibu hamil yang belum merata di semua lapisan masyarakat. Hanya sebagian kecil
saja yang mendapat pelayanan ibu hamil dengan baik, lebih dari separo jumlah
total ibu hamil masih mendapat perawatan tradisional oleh dukun.
Oleh karenanya sambil mengusahakan peningkatan derajat sosial, ekonomi dan
pendidikan secara menyeluruh, sebaiknya diupayakan menerapkan metode
perawatan serta pendidikan ibu hamil dan bersalin yang murah, mudah dicapai dan
cakupannya luas. Sistim yang hingga saat ini masih diberlakukan adalah pelayanan
oleh dokter kebidanan, bidan dan perawat. Sistim tersebut hanya bisa dinikmati
oleh warga masyarakat yang mampu, bagi yang tidak atau kurang mampu, terpaksa
dilayani dukun. Bagi mereka disarankan untuk menggunakan sistim yang lebih
murah dengan memperkenalkan metode pendekatan psikologis untuk merawat dan
mendidik ibu hamil hingga saatnya bersalin. Sekiranya terjadi komplikasi baru
diperlukan tenaga dokter kebidanan atau dokter umum yang terlatih.
Sebagai pelaksana metode pendekatan psikologis tersebut cukup bidan ataupun
perawat yang diberikan pelatihan dan pendidikan kilat untuk melaksanakan metode
tersebut.
Untuk sosialisasi awal perlu dibuat ‘pilot project’ oleh para relawan, yang dapat
dimulai dengan para relawan dokter, bidan, fisioterapis dan perawat. Diawali
kerja sama dengan Ikatan Bidan setempat, Perhimpunan dokter ahli setempat, dan
sebagainya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Abul K, Litchman Andrew H, Pober Jordan S, 1994. Cellular and Molecular
Immunology, 1st Ed. W.B. Saunders Co, Philadelphia. Ch. 12:239-260. Ch.
13:261-277.
Ader Robert Felten David L., Cohen Nicholas, 1991. Psychoneuroimmunology, 2nd.
Ed. Academic Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers. London.
IV:847-864. 869-890.
Admundson Gordon JG et al, 1997. Fear and avoidance in dysfunctional chronic back
pain patients. PAIN, 69:231-236.
Adler Jerry, 1999. Stress in society and the Arts, in News Week, June 28.
Aebischer I et al, 1996. Neuropeptides accentuate Interleukin-4 induced human
immunoglobulin E synthesis invivo, Exp.Dermatol. 5(1):38-44.
Andersen EA, 1987. Preoperative preparation for cardiac surgery facilitate recovery,
reduces the incidence of acute post operative hypertension. Journal of
Consultating and clinical psychology, 55, 513-420.
Anonim, 1991. Ensiklopedi nasional Indonesia; jilid 16. Cipta Adipustaka PT;
Jakarta, ha. 308-312.
Antonucci S et al, 1998. Analgesia and Anesthesia in Obstetrics. Territorial
investigation, Minerva Anesthesiol. 64 (3):53-8.
Archana R, Namasivayam A, 2000. Acute noise induced alteration in the immune
status of albino rats. Indian J Physiol pharmacol 2000 Jan; 44(1):105-8.
Baratawidjaja Karne Garna, 1996. Immunologi dasar, 3rd ed,. Jakarta, Balai Penerbit
FKUI; Bab II, III, IV, VII. Hal. 3-28, 76-94.
Basbaum AL & Fields HK, 1984. Endogenous pain control system. Ann R Neurosc.
7:309-338.
25
Basbaum AL, 1999, Spinal mechanisme of acute and persistent pain. Reg anesth Pain
med. Jan-Feb 24:1; 59-67.
Bear Mark F, Connors Bary W, Paradiso Michael A, 1996. Neuroscience, Exploring
the brain. William & Wilkins, Waverely Co, Baltimore pp. 432-455.
Biondi M & Picardi A, 1999. Psychological stress and neuroendocrine function in
Humans: the last two decades of research Psychotherapy and Psychosomatic.
68:3, 114-150.
Bianchi M, 1996. Peripheral Mononeuropathy affect Hupothalamic and Splenocyt B.
Endorophin level, but not Immune function in the Rat; Brain Res. Bull.
40(4):269-72.
Bing E, 1990. Six Practical Lesson for an Easier Childbirth. 1st Ed., Alih bahasa oleh
Hartono Andir I, ND. Enam pelajaran praktis menuju persalinan yang mudah.
Yayasan Essentia Medica, Jakarta. Hal. 24-193.
Black PH, 1995, Psychoneuroimmunology: Brain and Immunity; Scientific American
– Science and Medicine, Nov/Dec.pp 1-25.
Blake A & Cohen E, 1966. Anxiety and Depression during Pregnancy. In:Niven CA.
1992. Psychological Care for Families: Before, During and After Birth.
Butterworth/Heinemann. Great Britain. Pp 20-23.
Bloom Flyod E (ed), Kupfer David J, 1995. Psychoparmacology, the fourth
Generation of Progress. Raven Press, New York. Pp 67-74.
Bonica JJ, 1990c. Anatomic and Physiologic Basis of Nociceptic and Pain. In:The
Management of Pain, Ed.Bonica JJ. 2nd ed. Pennsylvania, Lea & Febiger.
London. Ch. 1: 12-28.
Booij LHDJ, 1986. Sympatho adrenal responses to Epidural analgesia ini Obstetrics.
Dalam: Muhiman M, et al (ed).,1986.Penanganan nyeri dalam persalinan. 1st
ed., Balai penerbitan FKUI, Jakarta. Hal.7-13.
26
Caceres C & Burns JW, 1997. Cardiovascular Reactivation to Physiological Stress,
can increase Pain sensitivity in the next event. PAIN.69:3.
Cannon W, 1936. In:Stress and Disease, In: McCance KL, Huether SE, 1994;
Pathopysiology – the Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 2nd
ed., Mosby, St. Louise, Ch.9.pp. 299-317.
Collins SL, et al, 1997. The Visual Analogue Pain intensity Scales : what is Moderate
Pain in millimeter; PAIN.72:12-115.
Constantinides P, 1994. General Pathobiology; 1st ed. Appleton & Lange, Norwalk
connecticut.P.173-186.
Cervero F, 1995. Mechanism of Visceral Pain, past and present. In: Gebhart GF, (ed).
1995 : Visceral Pain in Pain research and Management, vol 5, IASP, Seattle,
IASP Press.Ch..18.Pp. 469-488.
Cotran Ramzi S, Kumar Vinay, Collins Tucker, 1999. Pathology Basic of Disease, 6th
ed. WB Saunders Co, Philadelphia.
David Niv, 1996. Intraoperative Treatment of Postoperative Pain. Pain 1996. An
Updated Review. Refresher Course Syllabus. IASP Press. Pp. 173-187.
Devor M. Pain Mechanism and Pain syndrome; in Campbell JN (ed); 1996: PAIN
1996 – An Updated Review; Seattle, IASP Press, P. 103 – 112.
DeCheney AH; Pernoll ML, 1994. Abnormalitiesofthe Puerperium. Post Partum &
Puerperal Infections. In: Current Obsgyn Diagnosis and Thereapy. 8th ed.,
Lange Med.Book, Ch. 28:582-92.
Domeneghini C, et al, 1997. Localization of regulatory Peptides in the GI tract o
striped Dolphin, Stenella caerulesalba (Mammalia cecacca), An Immunohisto
Chemicals Study; Eur.J.Histochim. 41(4):285-300.
Dickenson AH. Pharmacology of Pain Transmission and Control; in Campbell JN,
1996: PAIN 1996 – An Updated Review; Seattle, IASP Press, Pg. 113-121.
27
DiGregorio
GJ, et al., 1989. Handbook of Pain Management, 2nd ed., Medical
Surveillance Inc., Pg.2-14.
Ebner Maria, 1967. Physiotherapy in Obstetrics, 3rd ed., E & S Livinstone Ltd.,
London, Edinburg. Ch. I-XIV:3-116.
Egberg LD, Battit GE, Wlch CE and Bartlett MK, 1964. Reduction of Post Operative
Pain by Encouragement and Instruction of patients. New Engl. J.Med.270:16.
825-827.
Eisenberg Arlene, Murkoff Heidi E, Hathaway Sandee E, 1991. What to expect when
you’re expecting. Alih bahasa : Purwoko Susi, 1995. Kehamilan apa yang
anda hadapi bulan per bulan. 1st ed., Arcan, Jakarta.
Feinberg Todd E (Ed), Farah Maartha J, 1997. Behavioral Neurology and
Neuropsychology. Mc.Graw-Hill. New York.
Felten DL, 1991. Central neural circuits involved in Neural-Immune interaction, in
Neurochemical link between the nervous and immune system, in
Pyschoneuroimmunology, 2nd ed., Academic press Inc.
Field HL; 1987. Pain; 1st ed., New York, MacGraw-Hill Book Co; Ch.4. Pg. 37-44.
Foley KM: Assesment of Pain in Patients with Cancer; in Swerdlow M Ventafrida V
Cancer Pain, 1987. 1st ed., Lancaster. MTP Press Ltd.: Ch. 4. Pg.37-44.
Ginting Munthe Moeryanto, 2000, Pengalaman Ngidam dan hamil pertama, 1st ed.,
Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Goebel MU, Mills PJ, 2000. ACUte Psychological Stress and exercise and changes in
peripheral leucocyte adhesion molecule expression and density. Psychosom
Med 2000, Sept-Oct; 62(5):664-70.
Goleman Daniel, 1995. Emotional Intelligence. Why it can matter more than IQ.
Bantam Books, New York.
28
Gronlund MM, Nuutila J, Pelto L, Lilins EM, Isolauri E, Salminem S, Kero P,
Lehtonen OP, 1999. Mode of delivery directs the Fagocyte function of infants
for the firts 6 months of life.
Guyton Arthur C, 1991. Textbook of Medical Physiology, 8th ed., an HBJ
International Edition. WB Saunders, Philadelphia.
Hamblin AS, 1993. Cytokines and Cytokine Receptor. Oxford University Press.
Hasanah P, 1996. Senam Hamil. 1st ed. Bag. Obsgyn FK Unpad. Bandung, Elstar
Offset.
Heardman H, 1982. Relaxation and Exercise for Childbirth, Edinburgh, Churchill
Livingstone. Alih bahasa oleh Adrianto P, 1995. Senam hamil. Arcam,
Jakarta.
Hrapcheck Robert J, 1980. Immunohistochemistry. In Sheehan Dezna C, Hrapcheck
Barbara B, 1980. Theory and Practice of Histochemistry, 2nd ed. The
C.V.Mosby and Co. Ch 19, p 105-8.
Hulley SB; Feigal D, et al. Designing a new study : IV. Experiments; in Hulley SB;
Cummings SR (ed); 1988. Designing Clinical Research; Baltimore, William
& Wilkins; Ch. 11. p. 110-127.
Husni Amin. Mekanisme nyeri dan tegang otot; dalam Hadinoto S, et al. (ed),
1991.Nyeri – pengenalan dan tata laksana; 1st ed., Badan penerbit
Univ.Diponegoro; hal. 1-20.
Hsueh CN, etal.; 1996. Activation of mu-opioid Receptor are requred for the
conditioned enhacement of NHK cell activity; Brain Res; 737(1-2)263-8.
Ian Tizard R, 1995. Immunology, an introduction. 4th ed., Saunders College
Publishing, Harcourt Brace College Publisher, Philadelphia.
Jessop David S, 1998 : Beta-endorphine in the Immune system – Mediator of pain
and stress ? The Lancet, vol. 351, June 20.
29
Jimenez Sherry LM.1992. The Pregnant woman’s comfort guide. Alih bahasa : Phan
Ju Lan Maria, 1995. Kehamilan yang menyenangkan. Arcan, Jakarta.
Jones
DA;
Rollman
GB;
Brooke
RI,
1997.
The
cortisol
response
to
psychologicalstress in Temporo Mandibular dysfunction (TMD); Pain;
72:171-182.
Kowalski J; 1997. Effect of Enkephalins and Endorphins on cytotoxic activity of
Natural Killer cells and Macrophage/Monocytes in mice; Eur. J Pharmacol
20;236(2-3) : 251-5.
Kandel Erick, Schwartz James H, Jissell Thomas M, 1995. Essentials of
Neurosciencie
and
Behavioral.
International
edition.
Prentice
Hall,
International Inc. USA.
Kauma SW, Huffa P, Hayer, Nelkaeo A, 1999. Placenta Fas ligand expression is a
mechanism for maternal immune tolerance to the fetus. J.Clin Endocrinol
Metab. 1999 Jun; 84(6) : 2188-84.
Kuntoro, 1998. Analisis Penelitian. Kuliah. Penerbit : sendiri.
Kumar Cotran, Robbins, 1997. Basic Pathology, 6th ed. WB Saunders Co.
Philadelphia.
LeDoux J, 1998. The Emotional brain; 1st ed., New York, Phoenix, Ch. 7 – 8.
Lundgren I, Dahlberg K, 1998. Woman’s experience of pain during childbirth;
Midwifery 14 (2). 105-10.
McCance KL, Shelby Jane, 1994. Stress and Disease, in McCance KL, Huether SE,
1994; Pathophysiology – the Biologic Basis for Disease in Adults and
Children, 2nd ed., Mosby, St.Louise.Ch.9.p.299-317.
Melzack R, 1984. The Myth of painless childbirth; Pain 19 : 321-37.
Melzack R & Weall P, 1984 : the Gate-control Theory of Pain; in Melzacks R & Can.
Med.Assoc J.125 : 357-63.
30
Miller HA, Spencer RL, Immune system and central nervous system interaction; in
Kaplan H; Saddock BJ (ed); 1995 : Comprehensive Textbook Psychiatry; 6th
ed., Vol.2a, Baltimore, William & Wilkins; p. 112-127.
Male David, 1991. Immunology, an Illustrated outline. 2nd ed.Gower Medical
Publishing, London.
Maramis WF. Psikologi dari Neyri; dalam Hadinoto S, et ak (1ed), 1991. NyeriPengenalan dan tata laksana; 1st ed., Badan penerbit Univ. Diponegoro, hal.
41-47.
Murrin KR dan Rosen M. Pain measurement; in Smith G. And Covino BG (ed);
1985. Acute Pain; 1st ed., London Butterworth; Ch.5.pg.104-132.
Nakamura H, et al., 1997. Inhibitory effect of Pregnancy on stress-induced
immunosuppression through Corticotropine Releasing Hormone (CRH) and
Dopaminergic systems; J Neuroimmunol, 75 (1-2): 1-8.
Niven Cathryn A, 1992. Pregnancy , Newborn and Family Care. 2nd ed.Lippincott
Williams & Wilkins, Baltimore.
Norris Mark C, 2000. Handbook of Obstetrics Anesthesia, Lippincott Williams &
Wilkins. A Wolter Kluwer Co. Philadelphia.
Pudjirahardjo Widodo, dkk; 1993. Metoda penelitian dan statistik terapan; 1st ed.,
Surabaya, Airlangga Univ. Press. Bab V, VI, VII.
Pratiknya AW; 1993. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan;
1st ed.Jakarta, PT Raja Grafinda Persada. Bab VIII, X, XI, XII.
Putra ST, Psikoneuroimunologi dan kanker; dalam Putra ST (Ed); 197. Biologi
Molekuler Kedokteran; 1st ed. Airlangga Univ. Press. Bab 7, hal. 74-89.
Rahe RH, 1955. Stress and psychiatry, in Comprehensive Textbook of Psychiatry by
Kapla HI, Saddock BJ, 2nd ed., Williams & Wilkins, Baltimore.
31
Rapkin HJ. Gynecological Pain in the Clinic. Is there a link with the basic research?
In Gebhart GF (ed). 1995. Visceral Pain, progress in Pain research and
management, Vol.5; IASP, Seattle, IASP Press; Ch. 18.pg.469-488.
Reeder SJ, 1997. Maternity Nursing; Family, Newborn and Woman’s health care;
18th ed.; Lippincott, Philadelphia. Ch. 23, Pg. 573-616; Ch. C. P. 5-10.
Reichlin Seymur; Hypothalamus and Pituitary, in Wilson JD, Foster DW, (ed) 1992;
Williams Textbook of Endocrinology, WB. Saunders Co. Section2, Ch.5.
Rehatta NM, 1999. Disertasi Pengaruh Pendekatan Psikologis Prabedah Terhadap
Toleransi Nyeri dan Respons Ketahanan Imunologis Pasxa Bedah. Program
Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, 1999.
Reynold, 1990. in Maternity Nursing, Family, Newborn and Woman’s health care; by
Reeder SJ, 1997, Lippincott, Philadelphia.
Saddock BJ (ed); 1995. Comprehensive Textbook of Psychiatru, 5th ed.Baltimore,
William & Wilkins; Vol.1.pg.111-125.
Schats R; 1986:Deleterious effect of parturition Pain; dalam Muhiman M, et al. (ed);
1986 : Penanggulangan Nyeri pada persalinan; Jakarta, Balai Penerbitan
FKUI, Bab 1, hal 3-6.
Selvanian Alex, 1988. Lipid Peroxidation in biological System. American Oil
Chemists’ Society. Champaign. Illinois.
Shavit Y. Stress-induced Immuno Modulation in animals: Opiates and endogenous
Opioid Peptides. in Ader R, 1991.Psychoneuroimmunology; 2nd ed.Acad.
Press Inc.; p. 789-100.
Sodikof Charles H, 1995. Laboratory Profiles of Small Animal Disease. A Guide to
Laboratory Diagnosis. 2nd ed.Mosby. St.Louis.
Solomon George Freeman, 1999. Immune & Nervous System Interactions. An
Analytic Bibliography Supporting Postulates on Communication Links,
32
Similarities, and Implications. The fund of psychoneuroimmunology, Los
Angeles, CA 90024.
Steinhorn A, Solan C, Syehli, Badendistal A, Huwelmaier D, Solbach C, Schmitt E,
Kaufmann M, 1999,. Spontaneous Labour at Term is associated with Fetal
Monocyte activation. Clin Exp Immunol. 1999 Jul;117(1):147-52.
Stites Daniel P, Terr Abba T, Parslow Tristram G, 1887. Medical Immunology.
International Edition, 9th ed. Prentice-Hall International Inc.
Sudiyanto Aris, 1998. Disertasi, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Jiwa Keluarga
Terhadap Kekambuhan Penderita Gangguan Afektif Berat. Universitas Gajah
Mada, 1998.
Syorgren Thomassen P; 1997:Obstetric outcome in 100 women with severe anxiety
over childbirth. Acta Obstet.Gynecol.Scand. 76(10): 948-52.
Vendrig A; Lousberg R; 1997. Within-Person Relationship among Pain intensity,
Mood and Phsysical activity in Chronic Pain. A Naturalistic approach. Pain,
73:1.
Wall PD. The Mechanism by which Tissue damage and Pain are related in Campbell
JN (Ed); 1996. Pain 1996. An Updated Review. Refresher course syllabus;
IASP, Seattle, IASP Press. P. 269-278.
Wasito R, 1991. Pedoman Imunositopatologi, Pedoman Kuliah Dep.DikBud.Proyek
Pengembangan Pusat fasilitas Bersama antar Universitas (Bank dunia XVII).
PAU Bioteknologi-Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Waynforth HB, Flecknell PA, 1992,. Experimental and Surgical Technique in the
Rat. 2nd ed.Academic Press. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers. London.
Weetman AP, 1999,. The Immunology of Pregnancy. Thyroid, 1999 Jul (7):643-6
Yarrow, 1992. In Maternity Nursing, Family, Newborn and Woman’s health care;
18th ed.; by Reeder SJ, 1997. Lippincott, Philadelphia.
33
UCAPAN TERIMAKASIH
Hadirin yang saya muliakan,
Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini perkenankan saya menyampaikan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan,
tuntunan, dan perlindungan serta limpahan rahmat dan karunia dalam menjalani
kehidupan sehingga dipercaya untuk menerima jabatan akademik Guru Besar.
Selanjutnya saya berdoa semoga Tuhan selalu berkenan memberikan petunjuk dan
mengingatkan saya bahwa jabatan Guru Besar yang saya terima ini adalah suatu
amanat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Pada
kesempatan ini perkenankan pula saya memohon doa dan restu para hadirin
sekalian agar saya dapat mengemban amanat yang telah saya terima dengan sebaikbaiknya.
Para hadirin yang saya muliakan,
Pada kesempatan ini saya memohon perkenan para hadirin sekalian untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
Menteri Pendidikan Nasional mewakili Pemerintah Republik
Indonesia, atas
kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk memangku jabatan Guru
Besar Anestesiologi dan Reanimatologi pada Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret,
Prof. Dr. Moch. Syamsulhadi, dr, SpKJ, Rektor / Ketua Senat Universitas
Sebelas Maret, Prof.Drs. Haris Mudjiman, MA,PhD mantan Rektor Universitas
Sebelas Maret, Prof.Dr. Sunardi, Drs.MSc. Sekretaris Senat Universitas Sebelas
Maret, Dr.AA.Subiyanto, dr, MS Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret,
serta segenap Anggota Senat Universitas Sebelas Maret,
yang telah
menyetujui pengangkatan saya sebagai Guru Besar dan menerima saya di
lingkungan Senat Universities Universitas Sebelas Maret.
Demikian pula ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
Prof.Dr. Kuntowibisono Siswomihardjo, mantan Rektor Universitas Sebelas
Maret, Prof. Drs.Haryono Darmowisastro, Prof. Drs. Anton Sukarno, Prof.Dr.Hj.
34
Warkitri, Prof.Dr. Sri Jutmini, MPd, dr.Admadi Suroso, SpM, MARS mantan
Dekan Fak.Kedokteran Universitas Sebelas Maret, yang telah mendorong dan
membantu saya untuk selekasnya menyelesaikan studi S3 dan diangkat sebagai
Guru Besar.
Prof. Sunaryo, dr. Span.KIC, Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi
Fak.Kedokteran Universitas Diponegoro, yang telah mendidik saya sebagai ahli
Anestesiologi dan Reanimatologi, disamping itu juga memberikan contoh
pentingnya kesabaran dan sikap profesional sebagai spesialis.
Prof. Karjadi Wirjoatmodjo, dr, SpAn.KIC, Guru Besar dan ‘FoundingFather’ Bagian Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, sebagai Promotor saya dalam program pendidikan doktor, dan telah
membimbing saya tidak hanya dalam menyelesaikan disertasi doktor, tetapi juga
dalam sikap sebagai ilmuwan yang profesional, produktif dan konsisten, bahkan
sampai membantu penyelesaian masalah akademik dan non-akademik yang saya
hadapi. Kepada beliau saya sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setulusnya.
Pof. Dr. R. Moeljono Notosoedirdjo, dr, SpKJ, MPH, Guru Besar Ilmu
Kedokteran Jiwa, sebagai Kopromotor I, yang telah memberikan bimbingan
khususnya dibidang Behavioral Medicine, materi substansial dalam psikologi ibu
hamil, penyuluhan kognitif serta dorongan untuk menyelesaikan program doktor
dan secepatnya mendapat gelar Guru Besar. Prof.Dr. Putu Gede Konthen, SpPD,
KAI, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi-Imunologi, sebagai
Kopromotor II, yang disamping membimbing dalam menyelesaikan disertasi, juga
membimbing saya dalam sikap dan kesabaran. Kepada beliau berdua saya ucapkan
terima kasih yang setulusnya.
Prof. H. R. Wasito, DVM., MSc., PhD. Guru Besar dan Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang telah memberikan
izin dan bantuan serta bimbingan untuk melakukan penelitian hewan coba di
laboratorium PAU, UGM. Prof. Hapsari, DVM., MSc., PhD. Kepala Departemen
Pangan dan Gizi Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gajah
35
Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin serta bimbingan dalam penelitian
pangan tikus coba. Drh.Dhirgo Aji,MSc. Bagian Bedah Fak.Kedokteran Hewan
Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang telah membantu berbagai fasilitas serta
bimbingan tehnis dalam penelitian menggunakan tikus Sprague Dawley.
Prof.Dr.Rika Sabarniati, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, yang telah membimbing saya dalam
hal
penyuluhan dan pendidikan kesehatan. Kepada beliau-beliau semua pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya.
Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr, MS. dan Dr.Widodo J Pudji Rahardjo, dr,
MS, MPH, Dr.PH. Guru Besar dan pengajar program pendidikan S3 Universitas
Airlangga, yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan pendidikan
doktor khususnya dibidang Psikoneuroimunologi, dan bimbingan dalam metode
penelitian saya serta analisis statistik data hasil penelitian. Kepada beliau berdua
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya.
Prof. Siti Chasnak Saleh, dr, Span KIC,
Guru Besar Anestesiologi dan
Reanimatologi, di Bagian Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, yang telah memberikan bimbingan khususnya dibidang
Neuro Sciences, membantu dalam penyediaan sumber belajar serta saran-saran
koreksi bahasa Indonesia dalam penulisan disertasi.
Prof. H.R.Hariadi, dr, SPOG. Guru Besar Obstetri Ginekologi dan Kepala Bagian
Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan fasilitas dibidang obstetri selama penelitian
dan penyiapan disertasi.
Untuk itu semua perkenankan saya menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulusnya.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Yth. Willy Handoko Widjaya, dr.
MARS, direktur RS.Dr.OEN I Surakarta yang telah mengizinkan dan memberikan
kesempatan penelitian serta menggunakan beberapa fasilitas RS untuk melakukan
penelitian disertasi saya. Kepada Yth. Herawati Rahayu AS, dr. MARS, direktur
RSU Brayat Minulyo Surakarta, yang trelh memberikan izin dan kesempatan serta
penggunaan fasilitas RS untuk melakukan penelitian disertasi saya. Kepada Yth.
36
Wibowo Sudajana, dr. M.Kes, direktur RS.Dr.OEN II, serta mantan direktur Eddy
Suryono, dr. MARS, yang telah memberikan izin dan kesempatan serta
penggunaan beberapa fasilitas RS. dalam rangka membantu penelitian disertasi
saya.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Yth.
H.Tri Budi, dr. SpOG, kepala SMF/Lab. Ilmu Kebidanan dan penyakit kandungan.
Prof.Dr.YB.Suparyatmo,
dr.SpPK,
ketua
Panitia
Kelaikan
Etik
Fakultas
Kedokteran UNS/RSUD Dr.Moewardi dan kepala Laboratorium/SMF Patologi
Klinik RSUD.Dr.Moewardi/Fak.Kedokteran UNS Surakarta. Tahono,dr. SpPK,
wakil kepala laboratorium Patologi Klinik RSUD.Dr.Moewardi/Fak.Kedokteran
UNS Surakarta. Kami ucapkan terima kasih juga kepada kepala SMF/Lab.
Rehabilitasi Medik Hj. Tri Lastiti Margono, dr, SpRM dan Dr.Hj. Noer Rochma,
dr, SpRM, yang telah memberikan izin dan membantu penggunaan fasilitas
Lab./SMF, dalam rangka penelitian paket penyuluhan kognitif dan senam
prapersalinan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Koeshartono,
dr,SpAn.KIC Kepala Instalasi Anestesi dan Reanimasi, dan mantan Kepala
Instalasi Anestesi dan Reanimasi Prof.Herlien H Megawe, dr, SpAn.KIC, RSUD
Dr. Soetomo atas izin dan dukungan serta berbagai kemudahan yang saya butuhkan
selama pendidikan sehingga mencapai gelar doktor dan atas doa restunya saya
dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS. Demikian juga saya
sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof.Siti Chasnak Saleh, dr,
SpAn.KIC yang selalu bersedia membimbing, mendorong dan membantu termasuk
referensi yang saya perlukan dalam menjalani pendidikan S3, termasuk
dorongannya untuk secepatnya menjadi Guru Besar. Demikian pula saya
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Nancy Margarita
Rehatta, dr, SpAn.KIC yang selalu berkenan membantu dan ikut memecahkan
masalah yang saya hadapi selama menjalani pendidikan S3.
Terima kasih saya sampaikan kepada Dr.H.M.Fanani, dr, SpJP staf medik
Lab./SMF Psikhiatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa FK UNS/RSUD Dr. Moewardi
37
Surakarta, yang telah membantu menilai status psikiatri dari hasil isian kuesioner
MMPI dan HRS – A. Demikian juga saya sampaikan penghargaan terima kasih
kepada Dr. IK Sudiana, Drs, Msi. Staf Lab. Patologi anatomi FK Unair, yang telah
mendorong dan membantu saya dalam penyiapan bahan ujian.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Sudardi B.Tarjamin, dr,
SpOG (Alm.) kepala SMF/Bagian Kebidanan dan penyakit kandungan RS Dr. Oen
I, Surakarta, dan kepada Daniel Kartipin, dr, SpOG staf medik bagian Kebidanan
dan penyakit kandungan, RS Dr. Oen I, Surakarta, yang telah menyetujui
pasiennya menjadi subyek sampel penelitian kami.
Terima kasih saya sampaikan kepada Hendri Wiyono, dr. Kepala
laboratorium klinik RS. Dr. Oen I Surakarta, yang telah memberikan izin serta
membantu
pelaksanaan
pengambilan
spesimen
darah
dan
pemeriksaan
laboratorium dari subyek sampel penelitian.
Terima kasih saya sampaikan kepada Ivan Sanusi, dr, SpOG staf medik
bagian Kebidanan dan penyakit kandungan RS Dr. Oen II, Surakarta serta para
teman sejawat Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS Dr. Oen I, RSU Brayat
Minulyo dan RS Dr. Oen II Surakarta yang telah membantu mengizinkan penderita
menjadi sampel kelompok kontrol, serta memberikan kesempatan kepada saya
untuk berkonsultasi dalam rangka penelitian disertasi.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :
Ibu Enny Hartati, bidan kepala kamar bersalin, beserta para staf bidan dan
staf keperawatan di kamar bersalin Bagian Obsgin RSUD Dr. Moewardi,
Surakarta, demikian juga ucapan terima kasih kepada Ibu Dwi Jatie, bidan kepala
kamar bersalin, beserta para staf bidan dan staf keperawatan, kamar bersalin RS
Dr. Oen I Surakarta, juga ucapan terima kasih kepada Ibu Endang Rukmini, bidan
kepala kamar bersalin bersama para staf bidan dan staf keperawatan, kamar
bersalin RS Dr. Oen II Surakarta, juga ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
Suster Yossina, OSF, mantan kepala kamar bersalin, beserta para staf bidan dan
staf keperawatan, RS Brayat Minulyo Surakarta. Beliau yang tersebut diatas,
semuanya sunggguh telah membantu dalam koordinasi memimpin persalinan,
38
pengisian partograf, pengumpulan data penelitian dan koordinasi dengan petugas
laboratorium klinik untuk pengambilan sampel darah pada saat persalinan kala dua
tiba. Bantuan tersebut sungguh mempermudah pelaksanaan penelitian disertai
kami.
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada Ibu
Ismiyati Hambali, kepala poliklinik hamil bagian Obs.Gyn. RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Serta terima kasih kepada Ibu Fransiska A.L.S, kepala BKIA rumah
sakit Dr. Oen I Surakarta, Ibu Suwarni, bidan dan instruktur senam prapersalinan
beserta Ibu Warni Rahayu perawat dan asisten instruktur senam prapersalinan,
BKIA – RS. Dr. Oen I Surakarta. Demikian pula terima kasih saya sampaikan
kepada Ibu Endang Tengorowati, SMIPh, fisioterapist, instruktur senam
prapersalinan beserta asistennya, di poliklinik hamil bagian Obsgyn. RSUD Dr.
Moewardu Surakarta, Ibu Rochana Dwiningsih Sulistyo, fisioterapist, instruktur
senam hamil, di poliklinik hamil RSU Brayat Minulyo,Surakarta.
Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Ibu Hananingsih,
kepala staf laboratorium beserta analist/laboran di laboratorium klinik RS Dr. Oen
I Surakarta. Demikian juga terima kasih kepada Sr. Henrika, kepala laboratorium
klinik beserta staf laboran, RSU Brayat Minulyo, Surakarta.
Terima kasih dan penghargaan juga saya ucapkan kepada Ibu Widjajanti
Sutedja, SE, kepala Cabang, beserta para staf dan para analist laboratorium klinik
Prodia cabang Surakarta, yang telah membantu saya dalam pemeriksaan sampel
darah, sejak pengambilan spesimen dari laboratorium RS, penyimpanan, serta
pemeriksaan parameter laboratoris untuk sampel seleksi, hingga pengiriman
spesimen darah tahap pra dan pasca perlakuan ke bagian litbang, laboratorium
klinik Prodia di Jakarta.
Demikian juga terima kasih saya ucapkan kepada Bp. Tommy Heryantho,
bagian litbang laboratorium klinik Prodia Jakarta, yang telah membantu
pemeriksaaan sampel darah pra perlakuan dan pasca perlakuan, untuk pemeriksaan
parameter imunologis dalam rangka penelitian disertasi.
39
Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada para ibu hamil yang
dengan sadar dan sukarela telah menyatakan persetujuannya untuk berperan serta
dalam penelitian ini. Tanpa kesediaan ibu-ibu, penelitian ini kelancarannya akan
terhambat.
Secara khusus pula saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada rekan dan sejawat di Laboratorium/SMF Anestesiologi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. Moewardi, khususnya Soemartanto, dr,
SpAn.KIC, Marthunus Judin, dr, SpAn dan Mulyo Hadi Sudjito, dr, SpAn, Benny
Surya Sudibyo, dr, SpAn, Purwoko, dr, SpAn, dr. Sugeng Budi Santosa, dr, SpAn,
R.Th.Supraptomo, dr, SpAn, yang telah merelakan saya untuk menyelesaikan
pendidikan S3 dan seterusnya dipercaya diangkat menjadi Guru Besar
Anestesiologi UNS, untuk itu saya ucapkan terima kasih. Demikian juga kepada
Ibu Sri Supadmi, AMK selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD Dr. Moewardi,
serta para staf paramedik di Instalasi Perawatan Intensif (ICU) khususnya Ibu
Semi, AMK kepala perawat Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi, juga kepada staf
administrasi SMF/Lab. Anestesiologi dan Reanimasi Sdri. Nuning dan Sdri.
M.R.Retno Maruti Wisnuwardani, Amd. yang dengan semangat telah mendorong
dan membantu saya, sehingga semuanya itu sungguh membuat saya mempunyai
waktu cukup dalam menjalani pendidikan program pascasarjana S3 sampai
mencapai gelar doktor dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar
Anestesiologi UNS.
Terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i
anggota medik dan paramedik dalam Grup Anestesi Surakarta, khususnya H.Syarif
Sudirman, dr, SpAn, H.Sudibyo H Pardi, dr, SpAn serta para sejawat spesialis
anestesi, atas dukungan dan bantuan yang memungkinkan saya mempunyai waktu
cukup untuk menjalani pendidikan Pascasarjana S3 sehingga mencapai gelar
doktor dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS..
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman sejawat
sesama mahasiswa S3 Program Pascasarjana Universitas Airlangga angkatan tahun
1997/1998 baik dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr.
40
Moewardi Surakarta, maupun dari tempat lain, atas kerjasama dan saling
mendorong selama menempuh pendidikan sehingga berhasil menyelesaikan
pendidikan.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan di GRAMIK
Universitas Airlangga yang telah membantu dalam pengumpulan informasi ilmiah
lewat internet serta diskusi selama menempuh pendidikan.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada para sejawat dalam kelompok
diskusi Psikoneuroimunologi khususnya, Dr. Sunarko Setiawan, dr, MS. yang telah
ikut membimbing dan menempa saya khususnya dalam peningkatan semangat
belajar dan penyiapan ujian disertasi.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada staf administrasi Lab./SMF
Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
khususnya kepada Ibu Sri Henny Widayati, SH dan Sdri. Sri Sumiati yang dengan
senang hati selalu membantu hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan
penelitian saya.
Kepada Pengurus, Bapak dan Ibu guru, klien dan segenap anggota keluarga
besar YKAB Surakarta, perkenankan saya juga menyampaikan terima kasih atas
dorongan dan doa untuk secepatnya diangkat menjadi Guru Besar.
Kepada keluarga, handai taulan dan semua pihak yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung, serta memberikan doanya, saya
mengucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan
balasan atas segala kebaikan yang telah saya terima.
Kepada almarhum ayah dan ibu saya, demikian pula kepada Bude dan Pakde
yang telah memelihara, membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih
sayang serta senantiasa mendorong saya untuk mencapai cita-cita sebagai seorang
dokter bahkan menjadi Profesor Doktor, saya mengucapkan terima kasih yang
tiada terhingga, dan berdoa semoga jabatan Guru Besar ini dapat menjadi
kebanggaan beliau semua. Saya juga berdoa semoga beliau semua diterima disisi
Tuhan Yang Maha Esa.
41
Terima kasih saya sampaikan kepada adik-adik saya yaitu : dr. Y.Mulyadi,
Kol (CDM) sekalian, Ny. Hj.Emiliana Sri Mulyati, SH sekalian, drg. J.Mulyaka
sekalian, dr. AB. Mulyanto, SpBO sekalian, Ir. FD.Mulyono, Arch sekalian dan tak
lupa untuk adik AE. Mulyami, SH yang telah mendahului kita semua semoga
tentram dan damai di sisi Tuhan, atas perhatian serta doa kalian untuk saya
sekeluarga selama ini yang kini telah berhasil menyelesaikan studi program
pascasarjana S3 dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar, saya ucapkan
terima kasih. Kesempatan terbuka lebar bagi adik-adik dan keponakan untuk
menyusulnya.
Akhirnya kepada isteri tercinta R.Ay.V.Noor Mukantari beserta anak-anak
saya : R.Aj.L.Kartika Primartanti, SSos dan menantu J. Aryo Bimo Trihastoto,
SSos, RM J.Suryo Artdyanto, ST, RM. G.Aris Tjahjyo Kristiawan Nugroho, SSos,
dan R.Aj.AM.Pradjna Paramita KL, SE dari lubuk hati yang terdalam saya
mengucapkan terima kasih atas keprihatinan, dukungan dan pengertian anda
sekalian sehingga saya dapat meneyelesaikan studi Pascasarjana S3 dan bahkan
dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS, semoga kalian suatu
saat juga akan menyusulnya. Semoga Tuhan memberkati kita semua dalam karya
pengabdian kita masing-masing. Amien.
42
RIWAYAT HIDUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama lengkap
:
NIP
:
Tempat, Tanggal lahir :
Alamat
:
Ayah
:
Ibu
:
Istri
:
Anak-anak
:
9. Agama
Stephanus Mulyata
030 124 168
Solo, 19 April 1940
Jl. Ibu Pertiwi 12 Solo 57118
RT Ch. Karnodipuro
Sri Hartati
RAy. V. Mukantari
RAy. L.Kartika Primartanti, SSos
RM J.Suryo Artdyanto, ST,
RM. G.Aris Tjahjyo Kristiawan Nugroho, SSos
R.Aj.AM.Pradjna Paramita KL, SE
: Roma Katolik
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar
: SR Kanisius Semanggi Surakarta,
1946-1953
2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Kanisius I Surakarta, 1953-1956
3. Sekolah Menengah Atas
: SMA PL St. Yosef Surakarta, 1956-1959
4. Fakultas Kedokteran
: Yogyakarta, 1959-1968
Universitas Gajah Mada
5. Pendidikan Dokter Spesialis : Semarang, 1980-1984
Anestesiologi
Fakultas Kedokteran UNDIP
6. Pendidikan S3
: Program Doktor Pascasarjana Universitas
Airlangga, lulus Oktober 2002
C. Pendidikan Tambahan
Dalam Negeri : a. Kursus Akta V, UNS
b. Kursus Epidemiologi Klinik, FK UGM
c. Kursus AA (Applied Approach), FK UNS
d. PTC (Primary Trauma Care), RS Dr. Soetomo Surabaya
e. Regional Anestesi, Jakarta & Makasar
f. Kursus statistik & metodologi penelitian (EPI Info),
Surabaya
g. Kursus Anestesi Bedah Thoraks, RS Persahabatan Jakarta
Luar Negeri : a. Anesthesia untuk Bedah Thoraks, Universitas KAGAWA
Jepang.
b. Short Course on Acute Pain, Seattle Washington, USA.
43
D. Riwayat Pekerjaan :
1968 – 1971
: kepala bagian Lab. Anatomi Embriologi
Fakultas
Kedokteran
PTPN
Veteran
Surakarta
1971 – 1977
: asisten ahli bagian obsteri dan gynecologi
Fakultas Kedokteran PTPN Veteran/RSU
Surakarta
1971 – 1973
: Pembantu Dekan III FK PTPN Veteran
1973 – 1976
: Pembantu Dekan I FK PTPN Veteran/FK
UNS
1977 – 1980
: koordinator PPKM (Program Pendidikan
Kedokteran
Masyarakat)
Fakultas
Kedokteran UNS
1980 – 1984
: PPDS I Anestesiologi FK UNDIP Semarang
1984 – sekarang
: kepala SMF/Lab. Anestesiologi & Reanimasi
RSUD Dr. Moewardi/FK UNS
1984 – 1996
: kepala Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD
Dr. Moewardi /FK UNS
1997 – 2002
: Program Pascasarjana S3 Ilmu Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya
2004 : Ketua Program Studi Anestesiologi FK UNS
Pangkat dan Jabatan sekarang : Pembina Utama/IVC
Guru Besar UNS
Mulai 1 Juni 2004
E. Keanggotaan Profesi
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), anggota sejak tahun 1968 – sekarang.
2. Perhimpunan Dokter Anestesi Indonesia (IDSAI), anggota sejak tahun
1984, ketua cabang Surakarta tahun 2001 – 2004.
3. Persatuan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI), anggota sejak tahun
1996.
4. Persatuan Kedokteran Gawat Darurat Indonesia (PKGDI), anggota sejak
tahun 1996.
5. Asian Society of Regional Anesthesia (AOSRA) sejak tahun 2001.
6. Confederation Asean Society of Anesthesiologist (CASA) sejak tahun
1987.
7. Perkumpulan Patobiologi Indonesia, anggota sejak tahun 2001.
8. Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, anggota sejak tahun 2001.
9. Indonesia Society of Obstetric Indonesia (ISOA), anggota sejak tahun
2001.
10. International Association for the study of Pain (IASP), anggota sejak tahun
1989.
11. Perhimpunan Alergi Imunologi (PERALMUNI), anggota sejak tahun 2003.
44
F. Aktivitas dalam Organisasi Profesi
1. Pengurus IDSAI Cabang Surakarta
(Ketua Cabang)
Periode kepengurusan th. 2001 - 2004
(Penasehat)
Periode kepengurusan th. 2004 – 2007
2. Grup Anestesi Surakarta
Periode kepengurusan th. 1984 - 1996
(Ketua)
G. Karya Ilmiah
Penulis Utama
Penelitian dan Studi Literatur
1. Penatalaksanaan Penderita Gawat
Di Kamar Bedah
Simposium Pelaksanaan Penatalaksanaan Kegawatdaruratan,
Surakarta, Juni 1997
2. Penanganan Penderita Gawat Darurat Pendidikan Penanganan Penderita
Di IGD
Gawat Darurat bagi dokter IGD
Surakarta, Nopember 1997
3. Peningkatan Penanganan Trauma
Simposium Peningkatan
Penanganan Trauma, Surakarta
Desember 1998
4.
Simposium Fenomena Sepsis,
Permasalahan diagnosis dan
penatalaksanaannya, Surakarta,
April 1999.
5. Life Support Pasien Sepsis
Simposium Asuhan Keperawatan
Syok Septik
Pasien dengan Sepsis
Di RS, April 2000
6. Peran Penyuluhan Psikologis
Simposium Peran Penyuluhan
Prapersalinan dalam penyembuhan
Psikologis Prapersalinan dalam
Luka persalinan
penyembuhan luka persalinan
Surabaya, Nopember 2000.
7. Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
Pertemuan Ilmiah Pekan Gigi
Serta penanganannya
PDGI RS Panti Waluyo
Surakarta, September 2001
8. Pengaruh penyuluhan terhadap
Seminar Psikoneuroimunologi,
kesembuhan luka persalinan
Surabaya, September 2001
9. Nyeri nosiseptif dan pengelolaannya Konas PDGI XXI, Surakarta,
Maret, 2002
10. Analisis Immunohistokimia TGF-b1, 1st Symposium on Obstetric
Indikasi Hambatan Kesembuhan
Anestesia, Bandung, April 2002
Luka Operasi Episiotomi pada
Tikus Sprague Dawley
11. Pengelolaan Anestesi penderita
PIB IDSAI XI, Medan, Juli 2002
Geriatri
12. An Immunohistochemical Analysis
Folia Medica Indonesiana, 2003
45
Of TGF-b1, as a predictor
Of delayed wound healing
in episiotomy surgery of
Sprague Dawley Rats
39(1)
13.
Kursus Gizi Klinik & Simposium
Obesitas & Mal Nutrisi Sekunder
Surakarta, Agustus 2003
14. Paket Penyuluhan Kognitif dan
Senam prapersalinan pada
primigravida Mengurangi cemas,
dan nyeri persalinan Meningkatkan
skor apgar bayi, serta
Mempercepat penyembuhan luka
persalinan
15. Clinical Problem Solving
in PACU
16. Risiko & Malapraktek Kedokteran
13th Asean Congress
of Anesthesiologist, Surabaya,
Oktober 2003
Konas VII IDSAI, Makassar
Juli 2004
Simposium Malapraktek ditinjau
dari segi hukum & kedokteran,
Solo, 18 Desember 2004
H. Informasi Tambahan
a. Sebagai instruktur atau diundang sebagai Pembicara di :
Jawa
: Surakarta, Surabaya, Bandung, Semarang
Sumatra
: Medan
Sulawesi
: Makassar
b. Presentasi Hasil Penelitian di : Indonesia
c. Mengikuti Simposium Nasional dan Internasional :
Dalam Negeri
: Surakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang,
Bandung, Medan, Bali, Yogyakarta, Makassar
Luar Negeri
: Korea Selatan (Seoul), Jepang, Singapore,
Thailand, USA (Seattle, Washington)
46
Download