PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR Yang terhormat: Ketua dan para anggota Dewan Penyantun Universitas Sebelas Maret, Rektor / Ketua Senat Universitas Sebelas Maret, Sekretaris Senat dan para Anggota Senat Universitas Sebelas Maret, Pembantu Rektor Universitas Sebelas Maret, Para Dekan, Direktur Pascasarjana dan Ketua Lembaga dalam lingkungan Universitas Sebelas Maret, Para Guru Besar tamu, Pejabat Sipil dan Militer, Para Direktur Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta di Surakarta dan sekitarnya, Para Ketua UPT, Ketua Jurusan, Ketua Laboratorium dan Ketua Program Studi dalam lingkungan Universitas Sebelas Maret, Para Sejawat staf pengajar, Administrasi, Mahasiswa dan segenap Tamu Undangan yang saya muliakan. Selamat siang dan Salam Sejahtera bagi kita semua. Sebelum menyampaikan pidato pengukuhan, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan keselamatan dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di Auditorium Universitas Sebelas Maret dalam keadaan sehat walafiat untuk menghadiri sidang Senat Terbuka dengan acara tunggal pengukuhan saya sebagai Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Selanjutnya saya memohon perkenan bapak-ibu dan para hadirin sekalian untuk menyampaikan pidato pengukuhan dihadapan forum yang mulia ini dengan judul: 1 Paket penyuluhan dan senam hamil menurunkan stres dan nyeri serta mempercepat penyembuhan luka persalinan. Bapak, Ibu dan hadirin sekalian, Kehamilan merupakan kejadian yang menjadi awal proses perkembangbiakan populasi semua mamalia yang hidup dimuka bumi ini. Dengan kehamilan yang merupakan titik awal proses kembang biak, memungkinkan mamalia berkembang jumlahnya dan akan memenuhi bumi sekiranya tidak terjadi proses-proses lain. Manusia yang merupakan spesies paling cerdas dan paling beradap diantara semua mamalia, juga mengawali proses kembang biaknya melalui kehamilan. Sekiranya tanpa proses kehamilan akankah terjadi peningkatan jumlah manusia sebagaimana terjadi pada jaman ini dan selanjutnya? Tetapi apabila jumlah manusia semakin banyak seperti di negara kita Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 220 juta, pengelolaan perawatan ibu hamil dan bersalin menjadi semakin sulit, dan meningkatnya jumlah kematian ibu bersalin dan bayi perinatal sulit dicegah. Oleh karenanya saya mengambil judul Nyeri Persalinan untuk disertasi S3 sebagai keinginan untuk membantu mengurangi angka kematian ibu dan anak karena kehamilan dan persalinan. Bapak – Ibu dan Para hadirin yang saya muliakan, Untuk selanjutnya perkenankan saya membatasi pidato pengukuhan ini hanya mengenai proses kehamilan dan persalinan pada manusia serta kelanjutannya, ditinjau dari aspek nyeri obstetrik. Psikologi kehamilan Kehamilan merupakan peristiwa yang membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga, sementara diantara anggota dalam keluarga tersebut ada anggota yang disamping merasa bahagia juga mengalami kegelisahan dan kecemasan, bahkan dapat mengalami depresi. Anggota keluarga yang dimaksud adalah si calon ibu. Sejak saat hamil pada umumnya ibu hamil sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan tentang kehamilannya (Niven, 1992). Kegelisahan dan kecemasan 2 selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, merupakan fenomena yang hampir selalu menyertai kehamilan, merupakan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis mendasar yang terjadi selama kehamilan. Selanjutnya timbulnya kecemasan dan kegelisahan tersebut mengawali terjadinya perubahan psikologis berupa peningkatan sensitivitas nyeri, dimana nilai ambang nyeri menurun, artinya dengan stimuli kecil saja wanita hamil sudah merasakan nyeri. Disamping itu perubahan psikologis tersebut juga merupakan stresor psikologis yang direspons tubuh dengan terjadinya vasokonstriksi sistemik, spasme otot, gangguan viseral dan terlepasnya substansi algogenik yang menimbulkan sensasi nyeri (Niven, 1992). Semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin rendah nilai ambang nyeri, menyebabkan semakin berat nyeri yang dipersepsi (Reeder, 1977). Begitu beratnya asumsi masyarakat terhadap kecemasan dan nyeri kehamilan serta persalinan sehingga mempengaruhi budaya lokal, antara lain timbulnya tradisi upacara ‘tingkepan’ atau ‘mitoni’ (peringatan 7bulan kehamilan) dalam masyarakat etnis Jawa. Menurut tradisi tersebut upacara itu dimaksudkan sebagai tolak bala demi keselamatan dan kesehatan ibu dan bayinya selama kehamilan, saat kelahiran dan sesudahnya. Untuk menurunkan gejala stres kehamilan umumnya tidak sulit, dengan perawatan psikologis dan peningkatan kondisi fisik yang adekwat, respons stres tersebut dapat menurun sehingga dapat menghilangkan sebagian aspek negatif dari proses kehamilam (Niven dan Gijsberg, 1988). Seberapa beratnya kecemasan dan kegelisahan yang menyertai kehamilan, digambarkan dengan hasil studi seperti berikut: 1. Menurut Scott dan Heyes (1984): bahwa isteri yang mempunyai riwayat hubungan perkawinan yang kurang serasi, nanti pada saat hamil pada umumnya cenderung mengalami depresi. Menurut Elliot et al (1988) depresi yang terjadi lebih kearah depresi pasca kelahiran. Fakta tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara kualitas perkawinan dan timbulnya depresi saat kehamilan atau pasca kelahiran. 3 2. Menurut Nickolls (1972): ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi mendapat dukungan emosional dan fisik dari suaminya sebagaimana yang diharapkan, akan kecil kemungkinannya mengalami komplikasi psikologis akibat kehamilan. Demikian pula hubungan suami-isteri yang mesra dapat mencegah timbulnya komplikasi psikologis selama kehamilan. Hasil studi tentang psikologi kehamilan membuktikan bahwa fenomena kecemasan yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang merupakan beban ekstra yang dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun dari kejadian diluar tubuh. Apabila ibu hamil tidak mampu beradaptasi dengan beban ekstra tersebut, akan mengalami kecemasan (Notosoedirdjo, 1996). Berikut disajikan beberapa faktor yang dikumpulkan oleh Niven (1992) yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kehamilan, sebagai berikut: 1. Stresfull life events, termasuk suami kehilangan pekerjaan, suami menganggur, masalah perumahan, suami selingkuh, adanya anggota keluarga yang sakit keras. 2. Adanya masalah dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari seperti masalah finansial, hilangnya aset keluarga, kegagalan dalam business, hilangnya dukungan sosial dari pihak tertentu. 3. Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir imatur, prematur, bayi lahir cacat, pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa. 4. Adanya riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil. 5. Pernah menderita penyakit jiwa. Psikologi persalinan Bapak, Ibu serta para hadirin yang saya muliakan, Sesudah kehamilan mencapai puncaknya, pada tahap berikutnya terjadilah persalinan dan kelahiran bayi. Kejadian yang normalnya kontinyu tersebut secara keseluruhan merupakan kejadian fisiologis dalam kehidupan hampir setiap wanita. Karakteristik pada fase kehamilan adalah timbulnya kecemasan dan kegelisahan yang diikuti dengan timbulnya respons stres berupa peningkatan tekanan darah, 4 spasme otot, dan sebagainya. Sedangkan pada fase persalinan dan kelahiran bayi, karakteristiknya berubah, disamping cemas dan gelisah yang intensitasnya jauh lebih berat dibanding pada fase kehamilan, juga timbul nyeri yang intensitasnya makin lama makin berat seiring dengan majunya proses persalinan. Dan akhirnya semua tanda dan gejala kecemasan dan nyeri akan mencapai puncaknya pada saat bayi menjelang lahir, dan sesudah lahir semua tanda dan gejala tersebut hilang. Tadi telah disampaikan bahwa kecemasan dan kegelisahan yang timbul sejak dimulainya fase kehamilan akan meningkatkan sensitivitas nyeri. Ternyata dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan makin meningkatnya kecemasan akan semakin meningkatkan intensitas nyeri. Fenomena hubungan antara cemas dan nyeri dan sebaliknya merupakan hubungan yang berkorelasi positif, yang menurut Caceres dan Burns (1997) mempunyai pola hubungan seperti spiral yang ujungnya membesar. Dengan makin majunya proses persalinan, menyebabkan perasaan ibu hamil semakin cemas dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens, demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar. Menurut Grantly Dick Reed (1933) seorang pelopor metode Natural Childbirth (persalinan alamiah): bahwa penyebab nyeri persalinan adalah suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi yang timbul akibat kontraksi otot rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri. Menurut beliau persalinan sendiri sebenarnya tidak mengandung komponen yang menimbulkan nyeri seperti pada trauma, perlukaan jaringan dan adanya serabut sensoris pembawa sensasi nyeri. Menurut beliau penyebab nyeri adalah karena timbulnya ketegangan mental akibat rasa takut. Kebenaran konsep tersebut sekarang diragukan. Yang sekarang dianggap benar adalah pendapat masa kini, yang mengikuti teori yang dipelopori oleh Melzacks dan Wall (1965) yang terkenal dengan sebutan ‘The Gate Control Theory of Pain’. Menurut teori tersebut proses timbulnya nyeri melewati proses transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Bapak Ibu dan para hadirin yang saya muliakan. 5 Nyeri Nyeri merupakan gejala umum dari hampir setiap penyakit, bersifat subyektif, dan disertai konsekwensi psikologis yang bervariasi, menyebabkan nyeri memiliki definisi yang bermacam-macam. Ada yang memandang nyeri sebagai warning sign agar kerusakan jaringan yang sudah terjadi tidak meluas ke jaringan lain. Contoh: ahli biologi melihat nyeri sebagai aktivitas yang bermakna untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Nyeri merupakan salah satu pengalaman hidup yang paling kompleks. Sinyal-sinyal neurologis yang berasal dari jaringan tubuh yang terluka akan menyatu dengan emosi dan pikiran, kemudian berproses menghasilkan pengalaman nyeri. Selanjutnya termodifikasi oleh faktor sosial yang ada (Smith dan Covino,1985). Menurut IASP (International Association for the Study of Pain), 1986: nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan terjadinya kerusakan jaringan atau yang cenderung merusak jaringan, atau seperti yang dimaksud dengan kata kerusakan jaringan. Berdasar atas lokasi, durasi, kualitas dan karakter nyeri, ada beberapa macam nyeri, yaitu: nyeri akut, nyeri kronik, nyeri somatik, nyeri viseral, nyeri yang dirujuk (referred pain), nyeri psikogenik, nyeri neuropatik, dan nyeri sentral (IASP) Berdasar kualitasnya ada nyeri tumpul, nyeri tajam, nyeri berdenyut (throbbing), nyeri tembak, nyeri terbakar, nyeri sakit-sakitan (aching), nyeri seperti kena sengatan (lancinating), nyeri tusuk, dan nyeri seperti dipotong (cervero & Laird, 1992) Secara umum dikatakan bahwa orang merasakan nyeri apabila ada jaringan tubuh yang rusak, pada tempat tersebut kemudian terjadi proses transduksi. Proses transduksi menghasilkan perbesaran impuls nyeri, sesuddah impuls diperbesar kemudian ditransmisi oleh jalur nyeri menuju kornu posterior medula spinalis. Didalam kornu posterior impuls nyeri mengalami modulasi, dapat diperbesar atau diperkecil. Pada tempat ini juga berakhir seberkas serabut syaraf yang keluar dari otak berjalan menurun dan berakhir disetiap segmen medula spinalis. Serabut saraf tersebut berperan membantu modulasi impuls nosiseptif yang berjalan dari perifer 6 menuju sentral, dan akhirnya dipersepsi di otak sebagai sensasi nyeri (Melzacks dan Wall, 1965). Selanjutnya marilah kita mengkaji lebih dalam, sebagai berikut: 1.Transduksi. Transduksi adalah proses terlepasnya substansi kimiawi endogen kedalam cairan ekstraseluler yang melingkungi nosiseptor. Jaringan perifer dapat rusak sebagai akibat perlukaan, proses penyakit atau inflamasi pada jaringan tersebut. Substansi kimiawi endogen tersebut dapat menimbulkan nyeri sehingga disebut substansi algogenik atau algesik, misalnya ion hidrogen, kalium, serotonin (5HT), histamin, prostaglandin dan substansi P (Bonica,1990). Terjadinya kerusakan jaringan juga menyebabkan rusaknya membran sel yang berakibat terlepasnya senyawa phospholipid. Keberadaan enzim phospholipase A2, menyebabkan terlepasnya asam arakhidonat yang dapat menyebabkan aktivasi ujung syaraf aferen nosiseptif. Selanjutnya atas pengaruh PG Endoperoxides synthase terbentuk cyclic endoperoxides. Kemudian atas pengaruh enzim thromboxane synthase dan PG synthase serta prostacycline synthase terbentuk mediator inflamasi yang sek aligus mediator nyeri, yaitu masing-masing thromboxane (TXA2), prostaglandin (PGE2, PG2a) dan prostacyclin (PGI2). Pada sisi lain, asam arakhidonat mendapat pengaruh 5-lipoxygenase dan terbentuk leukotrien (LT). Dengan demikian akibat rusaknya jaringan, menimbulkan sinyal untuk terbentuknya mediator nyeri yaitu substansi P, PGs, LTs dan bradikinin. Sesudah terjadi eksitasi ulang pada ujung syaraf, dari sel mast terlepas histamin (Digregorio,1989; Cervero & Laird, 1992 ). Kombinasi senyawa tersebut menimbulkan vasodilatasi lokal dan meningkatkan permeabilitas vaskuler lokal sehingga membantu gerakan cairan ekstravasasi / keluar dari lumen kapiler masuk kedalam ruang interstisial jaringan yang rusak. Proses tersebut mengawali mekanisme respons inflamasi yang sekaligus merupakan langkah awal dalam proses pertahanan dan penyembuhan luka. Sedangkan PGs dan LTs tidak secara langsung mengaktifkan nosiseptor, melainkan mensensitisasi nosiseptor agar mudah distimulasi oleh senyawa lain seperti bradikinin, histamin dsb. sehingga terjadi 7 hiperalgesia. Hiperalgesia adalah suatu peningkatan respons stimuli yang normalnya dengan stimuli tersebut sudah timbul nyeri (IASP, 1974). 2. Transmisi Dalam keadaan hiperalgesia, intensitas impuls nosiseptif berkembang semakin membesar, selanjutnya ditransmisi oleh serabut aferen nosiseptif primer lewat radiks posterior menuju kornu posterior medula spinalis, dimana terdapat gerbang kendali nyeri (Melzacks dan Wall, 1965), disini impuls nyeri mengalami modulasi. 3. Modulasi. Impuls nosiseptif mengalami proses modulasi, artinya intensitas impuls mengalami perubahan dapat membesar atau mengecil. Proses modulasi tersebut menurut teori Melzacks dan Wall dilakukan oleh sistem gerbang spinal kendali nyeri (the gate control theory of Pain) yang terdapat didalam kornu posterior medula spinalis. Menurut Dickenson, 1996, di dalam otak, b-endorphin dilepas dari POMC (Proopiomelanocortin) masuk kedalam PAG (Pre Aquaeduct Grey) kemudian masuk kedalam cairan ventrikulus otak. Pada dinding ventrikulus otak tersebut b-endorphin menstimulasi pusat kendali inhibisi intrinsik, menyebabkan terlepasnya banyak b-endorphin yang berjalan lewat serabut inhibitor desendens (fasikulus lateralis medula spinalis) dan memberi cabang ke masing-masing segmen spinal. Pada tempat tersebut b-endorphin bekerja sebagai neuro modulator didalam substansia grissea kornu posterior medula spinalis, ia mampu menghambat dengan kuat impuls nyeri nosiseptif dari perifer. Impuls nyeri dengan intensitas tinggi masih dapat melewati hambatan didalam kornu posterior (sel transmisi T), sedangkan impuls yang intensitasnya rendah tidak dapat lewat. Selanjutnya impuls nyeri yang berhasil lewat berjalan terus menuju pusat-pusat yang lebih tinggi di otak dalam otak. 4. Persepsi. Sel Transmisi T didalam ‘sistem gerbang spinal kendali nyeri’ menerima semua impuls sensoris yang datang dari perifer. Apabila impuls yang lewat intensitasnya melebihi atau sama dengan ambang sel T, impuls nosiseptif tersebut 8 dapat lewat sistrem gerbang kendali dan diteruskan ke pusat-pusat supraspinal yang lebih tinggi di korteks somatosensoris, korteks transisional, dan sebagainya. Kehadiran semua impuls nyeri sensoris perifer serta sinyal emosional dan sinyal kognitif pada korteks afeksi dan kognisi akan berintegrasi dan menimbulkan persepsi yang diterima sebagai pengalaman nyeri. Secara sederhana persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut: persepsi adalah hasil integrasi dari apa yang ada pada pusat kognisi, pusat afeksi dan sistem sensoris diskriminatif yang dirasakan oleh individu, serta bagaimana cara individu tersebut menghadapinya, dengan fight atau flight. (Notosoedirdjo, 1996). Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati, Nyeri persalinan dan kelahiran Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun prosesnya fisiologis, tetapi pada umumnya menakutkan, karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Perubahan fungsi berbagai organ selama kehamilan, dan perubahan status vital selama persalinan, dapat menggoncangkan homeostasis tubuh secara keseluruhan. Nyeri persalinan sendiri sebenarnya adalah nyeri akibat kontraksi miometrium disertai mekanisme perubahan fisiologis dan biokimiawi. Disamping itu faktor fisik, faktor psikologis, emosi dan motivasi juga mempengaruhi timbulnya nyeri persalinan. Dari aspek fisik, makin kuat dan makin lama kontraksi miometrium, makin berat intensitas nyeri yang ditimbulkan (Booij, 1986). Nyeri persalinan dan kelahiran merupakan kombinasi antara nyeri fisik akibat kontraksi miometium disertai regangan segmen bawah rahim, menyatu dengan kondisi psikologis ibu selama persalinan. Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu, seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Begitu nyeri persepsi semakin intens, kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga terjadi siklus nyeri - stres - nyeri dan seterusnya sehingga akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan (Caceres dan Burns, 1997). 9 Nyeri adalah suatu fenomena subyektif, sehingga keluhan nyeri-persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang samapun, nyeri karena persalinan saat ini tidak sama dengan persalinan yang lalu (Schats, 1986). Oleh karenanya strategi coping setiap individu dapat menurunkan intensitas nyeri. Apabila kemampuan coping tidak mampu mengatasi nyeri, dapat dipastikan timbul stres dengan berbagai akibatnya. Strategi coping adalah proses pengelolaan tuntutan yang menimbulkan tantangan dan ketegangan (Folkman dan Lazarus, 1988). Menurut McCance dan Shelby (1994): coping adalah kemampuan untuk mengelola stres yang dialami individu. Hasil studi kwantitatif dengan pendekatan kualitatif pengalaman ibu yang baru melahirkan, menunjukkan sebagai berikut: 1. Nyeri persalinan dan kelahiran sulit dijelaskan, sifatnya kontradiktif. Percaya saja kepada diri dan tubuhnya sendiri. 2. Percaya saja kepada bidan dan suami. Perlu dipahami arti pentingnya peralihan, bahwa sesudah persalinan akan menjadi seorang ibu. 3. Nyeri adalah bagian alamiah proses persalinan, untuk mengatasinya, ketahanan dan kekuatan harus berasal dari tubuh sendiri. Bidan dan dokter yang menolong hanya membantu menemukan kemampuan diri (coping). Mereka hanya campur tangan apabila diminta, atau bila terjadi komplikasi. 4. Nyeri persalinan dan kekuatan pertahanan diri menghadapi persalinan, dapat memiliki arti penting dalam proses peralihan menjadi ibu (Lundgren, Dahlberg, 1998). Stres persalinan tidak hanya berakibat pada ibu, tetapi juga terhadap janin. Sebab ibu yang mengalami stres, sinyalnya berjalan lewat aksis HPA (HipotalamoPituitari-Adrenal) dapat menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain ACTH, Kortisol, Katekolamin, b-Endorphin, GH, Prolaktin dan LH/FSH. Akibatnya terjadi vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa utero plasenta meyebabkan gangguan aliran darah didalam rahim, sehingga penyampaian oksigen (DO2) kedalam miometrium terganggu, berakibat melemahnya kontraksi otot 10 rahim. Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan (partus lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal- distress). Disamping itu dengan meningkatnya plasma kortisol, berakibat menurunkan respons imun ibu dan janin. Dengan demikian stres persalinan dapat membahayakan janin dan ibunya. Akibat tersebut terbawa sampai periode pasca persalinan, misalnya terganggunya produksi ASI, melambatnya penyenbuhan luka persalinan, kekuatan bayi menyusu ibu melemah sehingga penambahan berat bayi lambat. Hasil akhirnya kontak fisik ibu dan anak terganggu, dengan berbagai akibatnya (Schats, 1986). Selanjutnya tentang nyeri persalinan dan kelahiran dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Nyeri persalinan timbul karena kontraksi miometrium yang menyebabkan iskhemik jaringan otot, rusaknya mukosa segmen bawah rahim serta rusaknya mukosa leher rahim. 2. Timbul respons inflamasi lokal akibat terlepasnya mediator seperti LTD4, Bradikinin, prostaglandin, sel mast, substansi P, dan sebagainya. 3. Mediator nyeri secara tidak langsung mensensitisasi nosiseptor dan tubuh merespons efek mediator tersebut antara lain dengan timbulnya hiperalgesia. 4. Impuls nyeri yang sudah diperbesar, di transmisi ke medula spinalis, dan mengalami modulasi pada substansia gelatinosa (gate control system). 5. Impuls nyeri yang intensitasnya melampaui ambang sel T akan diteruskan ke pusat-pusat yang lebih tinggi, untuk akhirnya bersama sinyal dari pusat afeksi dan kognisi akan diintegrasikan sebagai persepsi nyeri. Dengan memahami mekanisme timbulnya nyeri persalinan dan kelahiran, dapat diusahakan mengurangi sampai menghilangkan kecemasan dan nyeri persalinan dan kelahiran, misalnya dengan cara farmakologis, non-farmakologis, blok saraf atau pendekatan psikologis. Sekiranya usaha tersebut berhasil menurunkan kecemasan dan nyeri persalinan walau hanya sebagian, bisa berakibat stres yang dialami ibu bersalin akan menurun, dan respons stres yang dialami juga berkurang, misalnya: status vital ibu selama persalinan tidak mengalami banyak perubahan, 11 respiratorik alkalosis, hiperventilasi dan metabolik asidosis, tidak terjadi atau pada tingkat yang ringan, dan tekanan darah tidak meningkat tajam. Hasil akhirnya, ibu melewati proses persalinan dengan tenang dan percaya diri, dapat mentoleransi ketegangan dan nyeri yang masih ada. Demikian pula kondisi bayi yang baru saja dilahirkan tidak mengalami gangguan oksigenasi, sehingga proses persalinan dan kelahiran bayi tidak lagi merupakan kejadian gawat dan menakutkan, tetapi berubah menjadi pengalaman hidup yang menyenangkan bagi si ibu beserta keluarganya. Rumusan masalah Dibagian depan telah saya sampaikan bahwa materi pidato pengukuhan ini saya ambil dari laporan hasil penelitian disertasi program pascasarjana S3 di Universitas Airlangga Surabaya. Dari penelitian tersebut, rumusan masalah yang saya ajukan adalah: 1. Apakah paket penyuluhan dan senam hamil dapat meningkatkan Apgar skor bayi yang baru lahir? 2. Apakah paket penyuluhan dan senam hamil dapat menurunkan skor nyeri VAS, menurunkan kadar Kortisol dan kadar b-Endorphin? 3. Pada penelitian hewan coba, apakah terdapat perbedaan kandungan Fibroblast dan TGF-b1 antara kelompok kontrol dan perlakuan? 4. Apakah terdapat perbedaan perubahan respons imun yang dicerminkan oleh variabel Kortisol, b-Endorphin, IFN-γ, IL-4, IgG-1, dan TGF-b1? Teori tentang emosi Untuk memudahkan pemahaman tentang perubahan persepsi ibu hamil terhadap stres dan nyeri persalinan, disampaikan sedikit teori mengenai emosi yang dianut hingga saat ini, yang diambil dari buku Neuroscience. Exploring the Brain, tulisan Mark F. Bear et al. 1996. 12 Hingga saat ini sistem didalam otak yang dianggap bertanggung jawab untuk perjalanan emosi adalah sistem Limbik. Tahun 1878, Paul Broca, seorang ahli neurologi Perancis menulis bahwa pada permukaan medial Cerebrum dari semua mamalia terdapat sekelompok area kortikal yang jelas berbeda dengan area lain disekitarnya, Broca kemudian memberi nama Limbus (tepi) karena berbentuk cincin melingkari batang otak, nama lengkapnya lobus Limbicus Broca, yang terdiri atas kortex yang mengelilingi Corpus Callosum, girus Cinguli dan Hipokampus, ketiganya menyusun menjadi satu sistem yaitu sistem Limbik. Dari temuan tersebut Broca belum menyelidiki hubungan antara lobus Limbikus dan emosi, bahkan dia mengira bahwa lobus Limbicus terlibat dalam mekanisme pembauan. Sementara sekarang fakta menunjukan bahwa lobus Limbikus memiliki peran yang tidak terpisah dengan emosi. Selanjutnya baru antara tahun 1930-an terdapat bukti-bukti bahwa sistem Limbik terlibat dalam mekanisme emosi. Bercermin pada temuan Cannon, Bard dan sebagainya, James Papez, seorang ahli Neurologi Amerika, menyarankan adanya suatu sistem emosi yang terletak pada dinding medial otak, yang menghubungkan Korteks dengan Hipotalamus. Dalam sistem tersebut, setiap elemen dihubungkan satu dengan yang lain lewat jalur serabut besar, sehingga Korteks Cinguli berhubungan dengan Hipotalamus lewat Hipokampus dan Forniks. Hipotalamus berhubungan dengan Neokorteks lewat Nukleus Anterior Talami dan Korteks Cinguli. Selanjutnya Papez percaya bahwa pengalaman emosi ditetapkan langsung oleh aktivitas Korteks Cinguli dan secara tidak langsung oleh area Kortikal yang lain. Sedangkan ekspresi emosional diperkirakan diatur oleh Hipotalamus. Korteks Cinguli mengirim proyeksi ke Hipokampus, dan Hipokampus mengirim proyeksi ke Hipotalamus lewat berkas akson Forniks, sedangkan Hipotalamus memiliki pengaruh sampai ke Korteks lewat ‘relay’ didalam Nukleus Anterior Talami. Sistem tersebut kemudian terkenal dengan nama sirkuit Papez. 13 Gambar 3.1 Jalur Emosi & Sirkuit Papez Neocortex Cingulate Cortex Nucl. Anterior Talami Emotional Coloring Emotional Exprience Hippocampus Fornix Hipothalamus Emotional Expression Papez circuit Kerangka konsep Untuk membuat kerangka konsep guna membuktikan bahwa paket penyuluhan dan senam hamil dapat mengurangi stres dan nyeri persalinan, perlu terlebih dulu disampaikan beberapa pengertian. Pengertian tersebut terangkum didalam 2 paradigma yaitu paradigma psikobiologis dan patofisiologis 1. Paradigma psikobiologi Paradigma psikobiologi merupakan teori hipotetik untuk mengungkap terjadinya persepsi cemas, gelisah dan takut menghadapi persalinan terutama pada primi- 14 gravida yang menghadapi persalinan tanpa dipersiapkan terlebih dulu. Ibu tersebut mengalami stres dan nyeri berat karena kehamilan dan persalinan. Impuls stres yang berat dan nyeri intens merupakan impuls ‘emergency’ akibat persalinan, yang berjalan keatas dalam jalur sensoris menuju Talamus. Sinyal ‘emergency’ tersebut sedianya berlanjut menuju Korteks sensoris, tetapi sebagian besar sinyal tersebut dibajak dan dibelokkan menuju Amigdala, hanya sebagian kecil saja yang terus menuju Korteks sensoris untuk proses kognitif, kemudian berlanjut ke Korteks transisional untuk proses kognitif berikutnya (LeDoux,1998). Amigdala sebagai pusat yang terlibat dalam perubahan emosi, karena sinyal yang datang bersifat darurat, Amigdala belum siap dan mengirim sinyal ke Hipotalamus, terutama ke Nukleus Paraventrikularis (Kandel,1995; Kaplan,1995). Nukleus Hipotalami tersebut merespons sinyal darurat dengan melepas CRF(Corticotropin Releasing Factor) yang juga bersifat darurat, selanjutnya sinyal tersebut mengaktifkan Pituitaria dan Sistem Saraf Otonom (ANS) Persalinan yang dipersiapkan Pada persalinan yang dipersiapkan terlebih dulu menggunakan pendekatan psikologis misalnya dengan: paket penyuluhan (kognitif) dan senam hamil kepada ibu hamil bulan ke 7 sampai tiba saatnya bersalin, dapat terjadi perubahan aliran sinyal penyuluhan dan senam berikut: Sinyal kognitif akibat pemberian paket penyuluhan dan senam hamil tersebut berjalan ke otak melewati jalur sensoris, auditori dan visual. Sinyal penyuluhan dan senam hamil tersebut sifatnya tidak ‘emergency’, sesudah mencapai Talamus, akan terus melanjutkan diri ke Korteks sensoris tanpa mengalami pembajakan, terus berlanjut ke Korteks transisional untuk proses kontrol kognitif. Sesudah proses Korteks selesai, selanjutnya sinyal tersebut di proyeksikan ke Hipokampus untuk disimpan sebagai memori, disamping itu sinyal tersebut juga di proyeksikan ke Amigdala serta organ lain yang terkait, untuk di ekspresikan keluar. Sinyal kognitif tersebut memiliki kemampuan untuk menghentikan arus pembajakan sinyal darurat yang berasal dari Talamus menuju ke Amigdala. Demikian juga, pembajakan sinyal darurat dari Korteks menuju Amigdala, dan dari Amigdala 15 menuju Hipotalamus. Dengan demikian sinyal yang berasal dari pemberian paket penyuluhan dan senam hamil tersebut sesudah mencapai Korteks untuk proses kognisi, saat diproyeksikan ke Hipokampus dan ke Amigdala sudah merupakan sinyal yang tertata baik, sedangkan sinyal darurat yang menimbulkan ketegangan atau stres, sudah terhambat dan hilang. (LeDoux,1998). Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pada persalinan yang dipersiapkan menggunakan metode paket penyuluhan dan senam persalinan, hasilnya: 1. Ibu hamil selama proses persalinan perilakunya tenang, tidak teriak-teriak, sedikit mengeluh kesakitan, dan dapat bekerjasama dengan penolong. 2. Hasil pemeriksaan kadar Kortisol dan b-Endorphin pada kelompok perlakuan, secara bermakna lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Hasil akhir tersebut menunjukkan bahwa pemberian intervensi paket penyuluhan dan senam hamil berpengaruh terhadap variabel stres dan nyeri, yang diketahui dengan terjadinya penurunan indikator stres (kortisol) dan indikator nyeri (bEndorphin). Hasil penelitian tentang parameter lain dapat dibaca pada laporan hasil penelitian disertasi kami. Mekanisme Coping Pada umumnya metode analgesi persalinan yang menggunakan tehnik pendekatan psikologis, bekerjanya dengan cara meningkatkan daya coping ibu hamil. Menurut Folkman dan Lazarus (1988), daya coping sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak, tetapi daya coping juga dapat dibentuk dan dikembangkan dengan cara pendidikan dan latihan. Salah satu contohnya adalah penelitian disertasi kami, tentang paket penyuluhan (kognitif) dan senam hamil. Untuk menghasilkan perubahan persepsi ibu hamil, caranya juga dengan meningkatkan daya coping ibu hamil. Dengan meningkatnya daya coping, ibu hamil yang semula cemas, gelisah dan takut menghadapi persalinan, berubah menjadi tenang dan percaya diri, tidak takut lagi menghadapi persalinan. Latihan senam yang diberikan meliputi latihan pernapasan, relaksasi, kontraksi, tehnik focusing, distraksi, imagery dan sebagainya. Menurut Niven dan Gijsberg (1984) diantara cara-cara 16 tersebut ada 3 cara yang menunjukkan paling efektif meningkatkan daya coping, yaitu tehnik relaksasi, distraksi dan latihan pernapasan. Metode lain lagi yang bertujuan mengurangi sampai menghilangkan nyeri persalinan dengan cara non-farmakologis, ‘psychologic approach’ adalah metode ‘natural childbirth’ atau persalinan alamiah, yang dipelopori oleh Grantly Dick Read (1933). Pelopor yang lain adalah Ferdnand Lamaze (1951) dengan metode Psychoprophilactic and hypnoses, Nicolayev A (1954), Bradley Robert (1940-an), Leboyer (1977), dan sebagainya, metode yang mereka gunakan dapat dibaca pada buku-buku yang terkait. Di USA tehnik persalinan-alamiah sangat berkembang, dalam bentuk klas-klas antenatal yang dipimpin oleh konselor seorang dokter kebidanan atau bidan senior. Penyuluhan atau konseling adalah bentuk pendidikan yang melibatkan seorang konselor dengan satu atau beberapa klien dalam hubungan yang dekat, antar pribadi, yang mengarah kepada tujuan pertumbuhan kepribadian, resolusi masalah, pengambilan keputusan, serta perubahan perilaku. Konseling dalam beberapa hal berbeda dengan terapi psikologis. Pelatihan adalah suatu bentuk khusus dari pendidikan yang bertujuan untuk melatih dan mengusasai ketrampilan (psikomotor) sesuai dengan tujuan pendidikan yang terkait dengan semua judul yang diberikan dalam pendidikan (Simon BG Morton, 1995, et al). Bentuk perilaku tenang, percaya diri dalam menghadapi stres dan kesakitan, sulit dicapai hanya dengan cara pelatihan / training. Demikian juga kemampuan memusatkan pikiran (konsentrasi), penguasaan ketrampilan tertentu, pembentukan kekuatan dan ketahanan tubuh, disertai kelenturan sendi-sendi tubuh, sulit dicapai hanya dengan pemberian penyuluhan. Untuk dapat menghasilkan dua kelompok variabel tujuan yaitu: kemampuan berkonsentrasi, tenang, percaya diri serta tubuh yang kuat serta penguasaan ketrampilan tertentu, dapat dicapai dengan memberikan kombinasi dua metode belajar dalam satu paket, yaitu paket penyuluhan dan senam hamil. Pemberian paket penyuluhan dan senam hamil pada hakekatnya adalah pemberian suatu metode belajar kepada sekelompok ibu hamil untuk mencapai 17 perubahan perilaku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman belajar. Belajar merupakan sifat karakteristik mendasar dari makhluk hidup, dan manusia adalah yang paling tinggi diantara makhluk yang belajar. Menurut konsep tradisional, mekanisme belajar dimulai dengan adanya stimulus (S), kemudian diproses dan diorganisasikan (O), dan akhirnya menghasilkan respons (R). Sehingga belajar adalah produk dari stimuli yang sesudah diproses dan diorganisasikan menghasilkan respons sebagai hasil belajar. Kebanyakan stimuli yang diterima manusia adalah spontan, hanya sedikit saja stimuli yang dirancang untuk tujuan tertentu, misalnya dengan memberikan masukan dalam bentuk informasi dan pengalaman. Jadi pada prinsipnya proses belajar adalah pemberian stimuli untuk mendapatkan ilmu baru, persepsi, feeling dan pengalaman. Sedangkan cara menerima dan memproses stimuli dalam diri seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang sudah ada, pengalaman masa lalu, sikap sekarang, mungkin juga suasana hatinya (mood), kepribadian, gender dan sosialisasi seseorang. Simpulan: belajar adalah perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, keyakinan dan sikap, yang mengantarai timbulnya perubahan perilaku. (Simon-Morton BG, et al. 1995). Sementara ahli lain berpendapat bahwa belajar bukan satu-satunya mediator untuk mengubah perilaku seseorang. 2. Paradigma Patofisiologi Paradigma berikutnya adalah paradigma Patofisiologi, untuk mengungkap terjadinya respons patologis akibat timbulnya stres berat dan nyeri intens karena persalinan. Stres dan nyeri intens tersebut merupakan stresor psikologis dan fisik yang berat yang dialami oleh ibu hamil, terutama mereka yang tidak dipersiapkan menghadapi persalinan. Respons stres tersebut dapat mempunyai akibat yang sangat luas bahkan dapat mengancam jiwa ibu yang bersalin beserta bayinya. Impuls stres dan nyeri akibat persalinan yang berjalan keatas menuju Talamus pada hakekatnya merupakan stresor berat bagi otak, dan otak merespon dengan melepas CRF dari Hipotalamus (PVN), selanjutnya terjadi respons lewat aksis 18 HPA (Hipotalamo Pituitari Adrenal) dan respons lewat aksis SAM (Simpathetic Adrenal Medullary). Respons lewat aksis HPA melepas Kortisol, dan b-Endorphin sedangkan respons yang lewat aksis SAM melepas Katekolamin. Sinyal darurat dari CRF akan memacu Pituitaria untuk melepas (dalam hal ini terutama) ACTH (Adrenocorticotropic Hormon) dan b-Endorphin. ACTH masuk kedalam sirkulasi darah, sampai di Adrenal mengaktifkan Korteks Adrenal dan melepas Glukokortikoid (Kortisol) yang kadarnya tinggi dan bersifat darurat. Kortisol masuk kedalam sirkulasi darah keseluruh tubuh. Sementara sinyal darurat yang menuju ke ANS mengaktifkan serabut preganglioner simpatis menuju Adrenal dan ganti neuron di Medula Adrenal, melepas Katekolamin yang kadarnya tinggi dan bersifat darurat, selanjutnya Katekolamin masuk kedalam sirkulasi darah mengalir ke seluruh tubuh. Katekolamin menyebabkan vasokonstriksi sistemik dan kardiak inotropik, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Pada saat yang sama vasa uterina juga mengalami konstriksi sehingga vaskularisasi plasenta menurun, mengancam kemungkinan terjadinya ‘Fetal distress’ atau gawat janin. Kondisi iskhemik rahim dapat berakibat kontrraksi otot rahim kurang kuat, cenderung berakibat partus lama. Sementara itu Kortisol yang juga bersifat darurat, kadarnya jauh diatas normal, mensupresi sistem imun antara lain CD4+, sehingga CD4+ menjadi kurang aktif, demikian pula hasil deferensiasi berikutnya serta subset seterusnya seperti IFN-γ, IL-4, IgG1, TGF-b1 dan sebagainya juga kurang aktif. Sedikitnya produksi Imunoglobulin dari sel B, serta terjadinya penurunan semua Sitokin dan zat imunokompeten lain, berakibat melemahkan ketahanan imunologis. Demikian pula sintesis TGF-b1, karena menurunnya TH3, IL-10, IL-4 dan Makrofag, kadarnya menjadi rendah, menyebabkan jumlah Fibroblast yang tersintesis tidak banyak dan kurang aktif. Demikian pula Extra Cellular Matrix dan kolagenisasi yang hanya sedikit, menyebabkan proses penyembuhan luka memanjang. Dengan demikian ibu bersalin yang tidak dipersiapkan sebelumnya akan mengalami stres berat, nyeri intens, disertai peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan terancam partus lama, gawat janin serta skor Apgar bayi yang dilahirkan menurun. Bila ibu tidak mampu bertahan, biasanya minta operasi Caesar 19 KORTEKS TRANSISIONAL KORTEKS SENSORIS TALAMUS Sinyal darurat HIPOKAMPUS AMIGDALA HIPOTALAMUS STRESOR CEMAS & NYERI CRF ANS PITUITARIA PRIMIGRAVIDA (+) Gambar 3.2. Kerangka konseptual 1 +) SISTEM SIMPATIS ACTH B.ENDO Korteks KATEKOLAMIN Medula Adrenal RESPONS AUTONOM Kortisol Stres (+) CD4+ IL-8_ Mj IFNg TH1 - TNF-a RFcY TH2 (-) L-6- domi n an (-) - I L-1 IL-4 SEL B LUKA PERSALINAN PDGF EGF (-) (-) (-) Kolagen, mol..Adhesi, Neutrofil IgG-1 (-) PENYEMBUHAN Memanjang TGF-b1 IL-10 IL-4 (-) TH3 TGF-b1 FIBROBLAS W Sumber : data primer 2001 Keterangan: (+) : STIMULASI / EKSITASI (-) : INHIBISI 20 Gambar 3.3 Kerangka konseptual 2 Paket Penyuluhan Kognitif dan Senam Prapersalinan KORTEKS TRANSISIONAL KORTEKS SENSORIS TALAMUS (-) (-) HIPPOKAMPUS AMIGDALA STRESOR CEMAS &NYERI . (-) HIPOTALAMUS (-) CRF (-) (-) ANS PITUITARIA Normal (-) SISTEM SIMPATIS (-) B.ENDO ACTH (-) (-) RESPONS AUTONOM Korteks Medula ADRENAL Normal KORTISOL (+) CD4+ (-) (+) (+) IL-6 Mj IFNg R FcY (+) IL-8 PDGF EGF IL-1 IL-2R (+) (+) IL-4 SEL B (+) LUKA PERSALINAN (+) IgG-1 (+) Kolagen, Mol. Adhesi, IL-4 Neutrofil, Endotel IL-10 TGF-b1 PENYEMBUHAN dipercepat IL-4 TH3 Tgf-b1 (+) Sumber : data primer 2001 TH2 (+) IL-2 (+) TNF-a Dominan TH1 FIBROBLAS 21 Keterangan: (+) : Stimulasi/Eksitasi (-) : Inhibisi KETERANGAN KERANGKA KONSEP. CRF : Corticotropin Releasing Factor ANS : Autonomic Nervous System B.Endo : b-Endorphin ACTH : Adrenocorticotropic Hormone CD4+ : Cluster differentiation 4+ TH1 / TH2 / TH3 : Sel T helper 1 / T helper 2 / T helper 3 IFN-g : Interferron gamma MQ : Macrophage RFcY : Reseptor permukaan FcY IL-4 / IL-10 : Interleukin 4 / Interleukin 10 IgG1 : Immunoglobulin G1 TGF-b1 : Transforming Growth Factor Beta 1 PDGF : Platelet Derived Growth Factor EGF : Epidermic Growth Factor FGF : Fibroblast Growth Factor TNF-a : Tumor Necrosis Factor - a Adapun hasil penelitian paket penyuluhan dan senam hamil yang sudh dilakukan, dapat diringkas sebagai berikut : 1. Skor Apgar: bayi yang dilahirkan dari ibu kelompok perlakuan, skor Apgar meningkat tetapi tidak bermakna (p = 0,18), artinya paket intervensi tidak banyak berpengaruh terhadap skor Apgar bayi, mungkin karena jumlah sampel kurang. 22 2. Skor nyeri VAS : hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,01) pada kelompok perlakuan, artinya paket intervensi berpengaruh menurunkan skor nyeri VAS ibu hamil. 3. Kadar kortisol dan b-endorphin sebagai indikator stres dan nyeri : hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,023) untuk kadar kortisol, dan untuk kadar b-endorphin menunjukkan berbeda tetapi tidak bermakna (p = 0,362), artinya paket intervensi sangat berpengaruh menurunkan kadar kortisol dan tidak berpengaruh banyak pada penurunan kadar b-endorphin. 4. Hasil analisis variabel interferon γ menunjukkan peningkatan yang bermakna (p = 0,002), artinya paket intervensi berpengaruh terhadap sangat meningkatnya kadar interferon γ sehingga dengan analisis Diskriminan menunjukkan interferon γ menjadi variabel pembeda yang paling kuat. 5. Hasil analisis Imunoglobulin G1 menunjukkan peningkatan yang bermakna (p = 0,041), artinya paket intervensi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kadar Imunoglobulin G1, yang juga berarti daya tahan tubuh ibu bersalin meningkat. 6. Hasil analisis Interleukin-4 menunjukkan peningkatan yang tidak bermakna (p = 0,126), artinya paket intervensi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar Interleukin-4. 7. Penelitian hewan coba, tikus Sprague Dewley : analisis hasil penelitian ini menunjukkan kandungan fibroblas tikus kelompok kontrol meningkat bermakna (p = 0,031), kandungan TGF-b1 pada tikus kelompok kontrol meningkat bermakna (p = 0,001), artinya kelompok tikus yang tidak mengalami stres, penyembuhan lukanya lebih cepat dibanding tikus yang stres. KESIMPULAN & SARAN Bapak, ibu dan para hadirin yang saya muliakan. Mengakhiri pidato pengukuhan yang isinya terutama diambil dari hasil penelitian disertasi Doktor, perkenankan saya membuat simpulan dan saran sebagai berikut : 23 1. Menyadari bahwa angka kematian maternal di Indonesia masih termasuk tinggi di Asia (361 kematian maternal per 10 ribu kelahiran hidup) satu tingkat diatas Bangladesh (lebih dari 400 per 10 ribu persalinan hidup). 2. Menyadari bahwa kematian perinatal bayi-bayi di Indonesia juga masih yang paling tinggi di Asia Tenggara. Oleh karenanya perlu perhatian yang serius untuk dapat memperkecil angka kematian ibu dan anak tersebut. Adapun yang menjadi penyebab utama tingginya angka kematian tersebut kemungkinan besar adalah masalah sosial, ekonomi dan pendidikan. Faktor berikutnya yang juga berpengaruh adalah pelayanan perawatan ibu hamil yang belum merata di semua lapisan masyarakat. Hanya sebagian kecil saja yang mendapat pelayanan ibu hamil dengan baik, lebih dari separo jumlah total ibu hamil masih mendapat perawatan tradisional oleh dukun. Oleh karenanya sambil mengusahakan peningkatan derajat sosial, ekonomi dan pendidikan secara menyeluruh, sebaiknya diupayakan menerapkan metode perawatan serta pendidikan ibu hamil dan bersalin yang murah, mudah dicapai dan cakupannya luas. Sistim yang hingga saat ini masih diberlakukan adalah pelayanan oleh dokter kebidanan, bidan dan perawat. Sistim tersebut hanya bisa dinikmati oleh warga masyarakat yang mampu, bagi yang tidak atau kurang mampu, terpaksa dilayani dukun. Bagi mereka disarankan untuk menggunakan sistim yang lebih murah dengan memperkenalkan metode pendekatan psikologis untuk merawat dan mendidik ibu hamil hingga saatnya bersalin. Sekiranya terjadi komplikasi baru diperlukan tenaga dokter kebidanan atau dokter umum yang terlatih. Sebagai pelaksana metode pendekatan psikologis tersebut cukup bidan ataupun perawat yang diberikan pelatihan dan pendidikan kilat untuk melaksanakan metode tersebut. Untuk sosialisasi awal perlu dibuat ‘pilot project’ oleh para relawan, yang dapat dimulai dengan para relawan dokter, bidan, fisioterapis dan perawat. Diawali kerja sama dengan Ikatan Bidan setempat, Perhimpunan dokter ahli setempat, dan sebagainya. 24 DAFTAR PUSTAKA Abbas Abul K, Litchman Andrew H, Pober Jordan S, 1994. Cellular and Molecular Immunology, 1st Ed. W.B. Saunders Co, Philadelphia. Ch. 12:239-260. Ch. 13:261-277. Ader Robert Felten David L., Cohen Nicholas, 1991. Psychoneuroimmunology, 2nd. Ed. Academic Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers. London. IV:847-864. 869-890. Admundson Gordon JG et al, 1997. Fear and avoidance in dysfunctional chronic back pain patients. PAIN, 69:231-236. Adler Jerry, 1999. Stress in society and the Arts, in News Week, June 28. Aebischer I et al, 1996. Neuropeptides accentuate Interleukin-4 induced human immunoglobulin E synthesis invivo, Exp.Dermatol. 5(1):38-44. Andersen EA, 1987. Preoperative preparation for cardiac surgery facilitate recovery, reduces the incidence of acute post operative hypertension. Journal of Consultating and clinical psychology, 55, 513-420. Anonim, 1991. Ensiklopedi nasional Indonesia; jilid 16. Cipta Adipustaka PT; Jakarta, ha. 308-312. Antonucci S et al, 1998. Analgesia and Anesthesia in Obstetrics. Territorial investigation, Minerva Anesthesiol. 64 (3):53-8. Archana R, Namasivayam A, 2000. Acute noise induced alteration in the immune status of albino rats. Indian J Physiol pharmacol 2000 Jan; 44(1):105-8. Baratawidjaja Karne Garna, 1996. Immunologi dasar, 3rd ed,. Jakarta, Balai Penerbit FKUI; Bab II, III, IV, VII. Hal. 3-28, 76-94. Basbaum AL & Fields HK, 1984. Endogenous pain control system. Ann R Neurosc. 7:309-338. 25 Basbaum AL, 1999, Spinal mechanisme of acute and persistent pain. Reg anesth Pain med. Jan-Feb 24:1; 59-67. Bear Mark F, Connors Bary W, Paradiso Michael A, 1996. Neuroscience, Exploring the brain. William & Wilkins, Waverely Co, Baltimore pp. 432-455. Biondi M & Picardi A, 1999. Psychological stress and neuroendocrine function in Humans: the last two decades of research Psychotherapy and Psychosomatic. 68:3, 114-150. Bianchi M, 1996. Peripheral Mononeuropathy affect Hupothalamic and Splenocyt B. Endorophin level, but not Immune function in the Rat; Brain Res. Bull. 40(4):269-72. Bing E, 1990. Six Practical Lesson for an Easier Childbirth. 1st Ed., Alih bahasa oleh Hartono Andir I, ND. Enam pelajaran praktis menuju persalinan yang mudah. Yayasan Essentia Medica, Jakarta. Hal. 24-193. Black PH, 1995, Psychoneuroimmunology: Brain and Immunity; Scientific American – Science and Medicine, Nov/Dec.pp 1-25. Blake A & Cohen E, 1966. Anxiety and Depression during Pregnancy. In:Niven CA. 1992. Psychological Care for Families: Before, During and After Birth. Butterworth/Heinemann. Great Britain. Pp 20-23. Bloom Flyod E (ed), Kupfer David J, 1995. Psychoparmacology, the fourth Generation of Progress. Raven Press, New York. Pp 67-74. Bonica JJ, 1990c. Anatomic and Physiologic Basis of Nociceptic and Pain. In:The Management of Pain, Ed.Bonica JJ. 2nd ed. Pennsylvania, Lea & Febiger. London. Ch. 1: 12-28. Booij LHDJ, 1986. Sympatho adrenal responses to Epidural analgesia ini Obstetrics. Dalam: Muhiman M, et al (ed).,1986.Penanganan nyeri dalam persalinan. 1st ed., Balai penerbitan FKUI, Jakarta. Hal.7-13. 26 Caceres C & Burns JW, 1997. Cardiovascular Reactivation to Physiological Stress, can increase Pain sensitivity in the next event. PAIN.69:3. Cannon W, 1936. In:Stress and Disease, In: McCance KL, Huether SE, 1994; Pathopysiology – the Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 2nd ed., Mosby, St. Louise, Ch.9.pp. 299-317. Collins SL, et al, 1997. The Visual Analogue Pain intensity Scales : what is Moderate Pain in millimeter; PAIN.72:12-115. Constantinides P, 1994. General Pathobiology; 1st ed. Appleton & Lange, Norwalk connecticut.P.173-186. Cervero F, 1995. Mechanism of Visceral Pain, past and present. In: Gebhart GF, (ed). 1995 : Visceral Pain in Pain research and Management, vol 5, IASP, Seattle, IASP Press.Ch..18.Pp. 469-488. Cotran Ramzi S, Kumar Vinay, Collins Tucker, 1999. Pathology Basic of Disease, 6th ed. WB Saunders Co, Philadelphia. David Niv, 1996. Intraoperative Treatment of Postoperative Pain. Pain 1996. An Updated Review. Refresher Course Syllabus. IASP Press. Pp. 173-187. Devor M. Pain Mechanism and Pain syndrome; in Campbell JN (ed); 1996: PAIN 1996 – An Updated Review; Seattle, IASP Press, P. 103 – 112. DeCheney AH; Pernoll ML, 1994. Abnormalitiesofthe Puerperium. Post Partum & Puerperal Infections. In: Current Obsgyn Diagnosis and Thereapy. 8th ed., Lange Med.Book, Ch. 28:582-92. Domeneghini C, et al, 1997. Localization of regulatory Peptides in the GI tract o striped Dolphin, Stenella caerulesalba (Mammalia cecacca), An Immunohisto Chemicals Study; Eur.J.Histochim. 41(4):285-300. Dickenson AH. Pharmacology of Pain Transmission and Control; in Campbell JN, 1996: PAIN 1996 – An Updated Review; Seattle, IASP Press, Pg. 113-121. 27 DiGregorio GJ, et al., 1989. Handbook of Pain Management, 2nd ed., Medical Surveillance Inc., Pg.2-14. Ebner Maria, 1967. Physiotherapy in Obstetrics, 3rd ed., E & S Livinstone Ltd., London, Edinburg. Ch. I-XIV:3-116. Egberg LD, Battit GE, Wlch CE and Bartlett MK, 1964. Reduction of Post Operative Pain by Encouragement and Instruction of patients. New Engl. J.Med.270:16. 825-827. Eisenberg Arlene, Murkoff Heidi E, Hathaway Sandee E, 1991. What to expect when you’re expecting. Alih bahasa : Purwoko Susi, 1995. Kehamilan apa yang anda hadapi bulan per bulan. 1st ed., Arcan, Jakarta. Feinberg Todd E (Ed), Farah Maartha J, 1997. Behavioral Neurology and Neuropsychology. Mc.Graw-Hill. New York. Felten DL, 1991. Central neural circuits involved in Neural-Immune interaction, in Neurochemical link between the nervous and immune system, in Pyschoneuroimmunology, 2nd ed., Academic press Inc. Field HL; 1987. Pain; 1st ed., New York, MacGraw-Hill Book Co; Ch.4. Pg. 37-44. Foley KM: Assesment of Pain in Patients with Cancer; in Swerdlow M Ventafrida V Cancer Pain, 1987. 1st ed., Lancaster. MTP Press Ltd.: Ch. 4. Pg.37-44. Ginting Munthe Moeryanto, 2000, Pengalaman Ngidam dan hamil pertama, 1st ed., Papas Sinar Sinanti, Jakarta. Goebel MU, Mills PJ, 2000. ACUte Psychological Stress and exercise and changes in peripheral leucocyte adhesion molecule expression and density. Psychosom Med 2000, Sept-Oct; 62(5):664-70. Goleman Daniel, 1995. Emotional Intelligence. Why it can matter more than IQ. Bantam Books, New York. 28 Gronlund MM, Nuutila J, Pelto L, Lilins EM, Isolauri E, Salminem S, Kero P, Lehtonen OP, 1999. Mode of delivery directs the Fagocyte function of infants for the firts 6 months of life. Guyton Arthur C, 1991. Textbook of Medical Physiology, 8th ed., an HBJ International Edition. WB Saunders, Philadelphia. Hamblin AS, 1993. Cytokines and Cytokine Receptor. Oxford University Press. Hasanah P, 1996. Senam Hamil. 1st ed. Bag. Obsgyn FK Unpad. Bandung, Elstar Offset. Heardman H, 1982. Relaxation and Exercise for Childbirth, Edinburgh, Churchill Livingstone. Alih bahasa oleh Adrianto P, 1995. Senam hamil. Arcam, Jakarta. Hrapcheck Robert J, 1980. Immunohistochemistry. In Sheehan Dezna C, Hrapcheck Barbara B, 1980. Theory and Practice of Histochemistry, 2nd ed. The C.V.Mosby and Co. Ch 19, p 105-8. Hulley SB; Feigal D, et al. Designing a new study : IV. Experiments; in Hulley SB; Cummings SR (ed); 1988. Designing Clinical Research; Baltimore, William & Wilkins; Ch. 11. p. 110-127. Husni Amin. Mekanisme nyeri dan tegang otot; dalam Hadinoto S, et al. (ed), 1991.Nyeri – pengenalan dan tata laksana; 1st ed., Badan penerbit Univ.Diponegoro; hal. 1-20. Hsueh CN, etal.; 1996. Activation of mu-opioid Receptor are requred for the conditioned enhacement of NHK cell activity; Brain Res; 737(1-2)263-8. Ian Tizard R, 1995. Immunology, an introduction. 4th ed., Saunders College Publishing, Harcourt Brace College Publisher, Philadelphia. Jessop David S, 1998 : Beta-endorphine in the Immune system – Mediator of pain and stress ? The Lancet, vol. 351, June 20. 29 Jimenez Sherry LM.1992. The Pregnant woman’s comfort guide. Alih bahasa : Phan Ju Lan Maria, 1995. Kehamilan yang menyenangkan. Arcan, Jakarta. Jones DA; Rollman GB; Brooke RI, 1997. The cortisol response to psychologicalstress in Temporo Mandibular dysfunction (TMD); Pain; 72:171-182. Kowalski J; 1997. Effect of Enkephalins and Endorphins on cytotoxic activity of Natural Killer cells and Macrophage/Monocytes in mice; Eur. J Pharmacol 20;236(2-3) : 251-5. Kandel Erick, Schwartz James H, Jissell Thomas M, 1995. Essentials of Neurosciencie and Behavioral. International edition. Prentice Hall, International Inc. USA. Kauma SW, Huffa P, Hayer, Nelkaeo A, 1999. Placenta Fas ligand expression is a mechanism for maternal immune tolerance to the fetus. J.Clin Endocrinol Metab. 1999 Jun; 84(6) : 2188-84. Kuntoro, 1998. Analisis Penelitian. Kuliah. Penerbit : sendiri. Kumar Cotran, Robbins, 1997. Basic Pathology, 6th ed. WB Saunders Co. Philadelphia. LeDoux J, 1998. The Emotional brain; 1st ed., New York, Phoenix, Ch. 7 – 8. Lundgren I, Dahlberg K, 1998. Woman’s experience of pain during childbirth; Midwifery 14 (2). 105-10. McCance KL, Shelby Jane, 1994. Stress and Disease, in McCance KL, Huether SE, 1994; Pathophysiology – the Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 2nd ed., Mosby, St.Louise.Ch.9.p.299-317. Melzack R, 1984. The Myth of painless childbirth; Pain 19 : 321-37. Melzack R & Weall P, 1984 : the Gate-control Theory of Pain; in Melzacks R & Can. Med.Assoc J.125 : 357-63. 30 Miller HA, Spencer RL, Immune system and central nervous system interaction; in Kaplan H; Saddock BJ (ed); 1995 : Comprehensive Textbook Psychiatry; 6th ed., Vol.2a, Baltimore, William & Wilkins; p. 112-127. Male David, 1991. Immunology, an Illustrated outline. 2nd ed.Gower Medical Publishing, London. Maramis WF. Psikologi dari Neyri; dalam Hadinoto S, et ak (1ed), 1991. NyeriPengenalan dan tata laksana; 1st ed., Badan penerbit Univ. Diponegoro, hal. 41-47. Murrin KR dan Rosen M. Pain measurement; in Smith G. And Covino BG (ed); 1985. Acute Pain; 1st ed., London Butterworth; Ch.5.pg.104-132. Nakamura H, et al., 1997. Inhibitory effect of Pregnancy on stress-induced immunosuppression through Corticotropine Releasing Hormone (CRH) and Dopaminergic systems; J Neuroimmunol, 75 (1-2): 1-8. Niven Cathryn A, 1992. Pregnancy , Newborn and Family Care. 2nd ed.Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore. Norris Mark C, 2000. Handbook of Obstetrics Anesthesia, Lippincott Williams & Wilkins. A Wolter Kluwer Co. Philadelphia. Pudjirahardjo Widodo, dkk; 1993. Metoda penelitian dan statistik terapan; 1st ed., Surabaya, Airlangga Univ. Press. Bab V, VI, VII. Pratiknya AW; 1993. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan; 1st ed.Jakarta, PT Raja Grafinda Persada. Bab VIII, X, XI, XII. Putra ST, Psikoneuroimunologi dan kanker; dalam Putra ST (Ed); 197. Biologi Molekuler Kedokteran; 1st ed. Airlangga Univ. Press. Bab 7, hal. 74-89. Rahe RH, 1955. Stress and psychiatry, in Comprehensive Textbook of Psychiatry by Kapla HI, Saddock BJ, 2nd ed., Williams & Wilkins, Baltimore. 31 Rapkin HJ. Gynecological Pain in the Clinic. Is there a link with the basic research? In Gebhart GF (ed). 1995. Visceral Pain, progress in Pain research and management, Vol.5; IASP, Seattle, IASP Press; Ch. 18.pg.469-488. Reeder SJ, 1997. Maternity Nursing; Family, Newborn and Woman’s health care; 18th ed.; Lippincott, Philadelphia. Ch. 23, Pg. 573-616; Ch. C. P. 5-10. Reichlin Seymur; Hypothalamus and Pituitary, in Wilson JD, Foster DW, (ed) 1992; Williams Textbook of Endocrinology, WB. Saunders Co. Section2, Ch.5. Rehatta NM, 1999. Disertasi Pengaruh Pendekatan Psikologis Prabedah Terhadap Toleransi Nyeri dan Respons Ketahanan Imunologis Pasxa Bedah. Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, 1999. Reynold, 1990. in Maternity Nursing, Family, Newborn and Woman’s health care; by Reeder SJ, 1997, Lippincott, Philadelphia. Saddock BJ (ed); 1995. Comprehensive Textbook of Psychiatru, 5th ed.Baltimore, William & Wilkins; Vol.1.pg.111-125. Schats R; 1986:Deleterious effect of parturition Pain; dalam Muhiman M, et al. (ed); 1986 : Penanggulangan Nyeri pada persalinan; Jakarta, Balai Penerbitan FKUI, Bab 1, hal 3-6. Selvanian Alex, 1988. Lipid Peroxidation in biological System. American Oil Chemists’ Society. Champaign. Illinois. Shavit Y. Stress-induced Immuno Modulation in animals: Opiates and endogenous Opioid Peptides. in Ader R, 1991.Psychoneuroimmunology; 2nd ed.Acad. Press Inc.; p. 789-100. Sodikof Charles H, 1995. Laboratory Profiles of Small Animal Disease. A Guide to Laboratory Diagnosis. 2nd ed.Mosby. St.Louis. Solomon George Freeman, 1999. Immune & Nervous System Interactions. An Analytic Bibliography Supporting Postulates on Communication Links, 32 Similarities, and Implications. The fund of psychoneuroimmunology, Los Angeles, CA 90024. Steinhorn A, Solan C, Syehli, Badendistal A, Huwelmaier D, Solbach C, Schmitt E, Kaufmann M, 1999,. Spontaneous Labour at Term is associated with Fetal Monocyte activation. Clin Exp Immunol. 1999 Jul;117(1):147-52. Stites Daniel P, Terr Abba T, Parslow Tristram G, 1887. Medical Immunology. International Edition, 9th ed. Prentice-Hall International Inc. Sudiyanto Aris, 1998. Disertasi, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Jiwa Keluarga Terhadap Kekambuhan Penderita Gangguan Afektif Berat. Universitas Gajah Mada, 1998. Syorgren Thomassen P; 1997:Obstetric outcome in 100 women with severe anxiety over childbirth. Acta Obstet.Gynecol.Scand. 76(10): 948-52. Vendrig A; Lousberg R; 1997. Within-Person Relationship among Pain intensity, Mood and Phsysical activity in Chronic Pain. A Naturalistic approach. Pain, 73:1. Wall PD. The Mechanism by which Tissue damage and Pain are related in Campbell JN (Ed); 1996. Pain 1996. An Updated Review. Refresher course syllabus; IASP, Seattle, IASP Press. P. 269-278. Wasito R, 1991. Pedoman Imunositopatologi, Pedoman Kuliah Dep.DikBud.Proyek Pengembangan Pusat fasilitas Bersama antar Universitas (Bank dunia XVII). PAU Bioteknologi-Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Waynforth HB, Flecknell PA, 1992,. Experimental and Surgical Technique in the Rat. 2nd ed.Academic Press. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers. London. Weetman AP, 1999,. The Immunology of Pregnancy. Thyroid, 1999 Jul (7):643-6 Yarrow, 1992. In Maternity Nursing, Family, Newborn and Woman’s health care; 18th ed.; by Reeder SJ, 1997. Lippincott, Philadelphia. 33 UCAPAN TERIMAKASIH Hadirin yang saya muliakan, Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini perkenankan saya menyampaikan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan, tuntunan, dan perlindungan serta limpahan rahmat dan karunia dalam menjalani kehidupan sehingga dipercaya untuk menerima jabatan akademik Guru Besar. Selanjutnya saya berdoa semoga Tuhan selalu berkenan memberikan petunjuk dan mengingatkan saya bahwa jabatan Guru Besar yang saya terima ini adalah suatu amanat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Pada kesempatan ini perkenankan pula saya memohon doa dan restu para hadirin sekalian agar saya dapat mengemban amanat yang telah saya terima dengan sebaikbaiknya. Para hadirin yang saya muliakan, Pada kesempatan ini saya memohon perkenan para hadirin sekalian untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: Menteri Pendidikan Nasional mewakili Pemerintah Republik Indonesia, atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. Moch. Syamsulhadi, dr, SpKJ, Rektor / Ketua Senat Universitas Sebelas Maret, Prof.Drs. Haris Mudjiman, MA,PhD mantan Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof.Dr. Sunardi, Drs.MSc. Sekretaris Senat Universitas Sebelas Maret, Dr.AA.Subiyanto, dr, MS Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, serta segenap Anggota Senat Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui pengangkatan saya sebagai Guru Besar dan menerima saya di lingkungan Senat Universities Universitas Sebelas Maret. Demikian pula ucapan terimakasih saya sampaikan kepada: Prof.Dr. Kuntowibisono Siswomihardjo, mantan Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Drs.Haryono Darmowisastro, Prof. Drs. Anton Sukarno, Prof.Dr.Hj. 34 Warkitri, Prof.Dr. Sri Jutmini, MPd, dr.Admadi Suroso, SpM, MARS mantan Dekan Fak.Kedokteran Universitas Sebelas Maret, yang telah mendorong dan membantu saya untuk selekasnya menyelesaikan studi S3 dan diangkat sebagai Guru Besar. Prof. Sunaryo, dr. Span.KIC, Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi Fak.Kedokteran Universitas Diponegoro, yang telah mendidik saya sebagai ahli Anestesiologi dan Reanimatologi, disamping itu juga memberikan contoh pentingnya kesabaran dan sikap profesional sebagai spesialis. Prof. Karjadi Wirjoatmodjo, dr, SpAn.KIC, Guru Besar dan ‘FoundingFather’ Bagian Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, sebagai Promotor saya dalam program pendidikan doktor, dan telah membimbing saya tidak hanya dalam menyelesaikan disertasi doktor, tetapi juga dalam sikap sebagai ilmuwan yang profesional, produktif dan konsisten, bahkan sampai membantu penyelesaian masalah akademik dan non-akademik yang saya hadapi. Kepada beliau saya sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulusnya. Pof. Dr. R. Moeljono Notosoedirdjo, dr, SpKJ, MPH, Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa, sebagai Kopromotor I, yang telah memberikan bimbingan khususnya dibidang Behavioral Medicine, materi substansial dalam psikologi ibu hamil, penyuluhan kognitif serta dorongan untuk menyelesaikan program doktor dan secepatnya mendapat gelar Guru Besar. Prof.Dr. Putu Gede Konthen, SpPD, KAI, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi-Imunologi, sebagai Kopromotor II, yang disamping membimbing dalam menyelesaikan disertasi, juga membimbing saya dalam sikap dan kesabaran. Kepada beliau berdua saya ucapkan terima kasih yang setulusnya. Prof. H. R. Wasito, DVM., MSc., PhD. Guru Besar dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang telah memberikan izin dan bantuan serta bimbingan untuk melakukan penelitian hewan coba di laboratorium PAU, UGM. Prof. Hapsari, DVM., MSc., PhD. Kepala Departemen Pangan dan Gizi Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gajah 35 Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin serta bimbingan dalam penelitian pangan tikus coba. Drh.Dhirgo Aji,MSc. Bagian Bedah Fak.Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang telah membantu berbagai fasilitas serta bimbingan tehnis dalam penelitian menggunakan tikus Sprague Dawley. Prof.Dr.Rika Sabarniati, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, yang telah membimbing saya dalam hal penyuluhan dan pendidikan kesehatan. Kepada beliau-beliau semua pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr, MS. dan Dr.Widodo J Pudji Rahardjo, dr, MS, MPH, Dr.PH. Guru Besar dan pengajar program pendidikan S3 Universitas Airlangga, yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan pendidikan doktor khususnya dibidang Psikoneuroimunologi, dan bimbingan dalam metode penelitian saya serta analisis statistik data hasil penelitian. Kepada beliau berdua saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya. Prof. Siti Chasnak Saleh, dr, Span KIC, Guru Besar Anestesiologi dan Reanimatologi, di Bagian Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, yang telah memberikan bimbingan khususnya dibidang Neuro Sciences, membantu dalam penyediaan sumber belajar serta saran-saran koreksi bahasa Indonesia dalam penulisan disertasi. Prof. H.R.Hariadi, dr, SPOG. Guru Besar Obstetri Ginekologi dan Kepala Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, yang telah memberikan bimbingan dan bantuan fasilitas dibidang obstetri selama penelitian dan penyiapan disertasi. Untuk itu semua perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Yth. Willy Handoko Widjaya, dr. MARS, direktur RS.Dr.OEN I Surakarta yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan penelitian serta menggunakan beberapa fasilitas RS untuk melakukan penelitian disertasi saya. Kepada Yth. Herawati Rahayu AS, dr. MARS, direktur RSU Brayat Minulyo Surakarta, yang trelh memberikan izin dan kesempatan serta penggunaan fasilitas RS untuk melakukan penelitian disertasi saya. Kepada Yth. 36 Wibowo Sudajana, dr. M.Kes, direktur RS.Dr.OEN II, serta mantan direktur Eddy Suryono, dr. MARS, yang telah memberikan izin dan kesempatan serta penggunaan beberapa fasilitas RS. dalam rangka membantu penelitian disertasi saya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Yth. H.Tri Budi, dr. SpOG, kepala SMF/Lab. Ilmu Kebidanan dan penyakit kandungan. Prof.Dr.YB.Suparyatmo, dr.SpPK, ketua Panitia Kelaikan Etik Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr.Moewardi dan kepala Laboratorium/SMF Patologi Klinik RSUD.Dr.Moewardi/Fak.Kedokteran UNS Surakarta. Tahono,dr. SpPK, wakil kepala laboratorium Patologi Klinik RSUD.Dr.Moewardi/Fak.Kedokteran UNS Surakarta. Kami ucapkan terima kasih juga kepada kepala SMF/Lab. Rehabilitasi Medik Hj. Tri Lastiti Margono, dr, SpRM dan Dr.Hj. Noer Rochma, dr, SpRM, yang telah memberikan izin dan membantu penggunaan fasilitas Lab./SMF, dalam rangka penelitian paket penyuluhan kognitif dan senam prapersalinan. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Koeshartono, dr,SpAn.KIC Kepala Instalasi Anestesi dan Reanimasi, dan mantan Kepala Instalasi Anestesi dan Reanimasi Prof.Herlien H Megawe, dr, SpAn.KIC, RSUD Dr. Soetomo atas izin dan dukungan serta berbagai kemudahan yang saya butuhkan selama pendidikan sehingga mencapai gelar doktor dan atas doa restunya saya dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS. Demikian juga saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof.Siti Chasnak Saleh, dr, SpAn.KIC yang selalu bersedia membimbing, mendorong dan membantu termasuk referensi yang saya perlukan dalam menjalani pendidikan S3, termasuk dorongannya untuk secepatnya menjadi Guru Besar. Demikian pula saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr, SpAn.KIC yang selalu berkenan membantu dan ikut memecahkan masalah yang saya hadapi selama menjalani pendidikan S3. Terima kasih saya sampaikan kepada Dr.H.M.Fanani, dr, SpJP staf medik Lab./SMF Psikhiatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa FK UNS/RSUD Dr. Moewardi 37 Surakarta, yang telah membantu menilai status psikiatri dari hasil isian kuesioner MMPI dan HRS – A. Demikian juga saya sampaikan penghargaan terima kasih kepada Dr. IK Sudiana, Drs, Msi. Staf Lab. Patologi anatomi FK Unair, yang telah mendorong dan membantu saya dalam penyiapan bahan ujian. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Sudardi B.Tarjamin, dr, SpOG (Alm.) kepala SMF/Bagian Kebidanan dan penyakit kandungan RS Dr. Oen I, Surakarta, dan kepada Daniel Kartipin, dr, SpOG staf medik bagian Kebidanan dan penyakit kandungan, RS Dr. Oen I, Surakarta, yang telah menyetujui pasiennya menjadi subyek sampel penelitian kami. Terima kasih saya sampaikan kepada Hendri Wiyono, dr. Kepala laboratorium klinik RS. Dr. Oen I Surakarta, yang telah memberikan izin serta membantu pelaksanaan pengambilan spesimen darah dan pemeriksaan laboratorium dari subyek sampel penelitian. Terima kasih saya sampaikan kepada Ivan Sanusi, dr, SpOG staf medik bagian Kebidanan dan penyakit kandungan RS Dr. Oen II, Surakarta serta para teman sejawat Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS Dr. Oen I, RSU Brayat Minulyo dan RS Dr. Oen II Surakarta yang telah membantu mengizinkan penderita menjadi sampel kelompok kontrol, serta memberikan kesempatan kepada saya untuk berkonsultasi dalam rangka penelitian disertasi. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada : Ibu Enny Hartati, bidan kepala kamar bersalin, beserta para staf bidan dan staf keperawatan di kamar bersalin Bagian Obsgin RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, demikian juga ucapan terima kasih kepada Ibu Dwi Jatie, bidan kepala kamar bersalin, beserta para staf bidan dan staf keperawatan, kamar bersalin RS Dr. Oen I Surakarta, juga ucapan terima kasih kepada Ibu Endang Rukmini, bidan kepala kamar bersalin bersama para staf bidan dan staf keperawatan, kamar bersalin RS Dr. Oen II Surakarta, juga ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Suster Yossina, OSF, mantan kepala kamar bersalin, beserta para staf bidan dan staf keperawatan, RS Brayat Minulyo Surakarta. Beliau yang tersebut diatas, semuanya sunggguh telah membantu dalam koordinasi memimpin persalinan, 38 pengisian partograf, pengumpulan data penelitian dan koordinasi dengan petugas laboratorium klinik untuk pengambilan sampel darah pada saat persalinan kala dua tiba. Bantuan tersebut sungguh mempermudah pelaksanaan penelitian disertai kami. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada Ibu Ismiyati Hambali, kepala poliklinik hamil bagian Obs.Gyn. RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Serta terima kasih kepada Ibu Fransiska A.L.S, kepala BKIA rumah sakit Dr. Oen I Surakarta, Ibu Suwarni, bidan dan instruktur senam prapersalinan beserta Ibu Warni Rahayu perawat dan asisten instruktur senam prapersalinan, BKIA – RS. Dr. Oen I Surakarta. Demikian pula terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Endang Tengorowati, SMIPh, fisioterapist, instruktur senam prapersalinan beserta asistennya, di poliklinik hamil bagian Obsgyn. RSUD Dr. Moewardu Surakarta, Ibu Rochana Dwiningsih Sulistyo, fisioterapist, instruktur senam hamil, di poliklinik hamil RSU Brayat Minulyo,Surakarta. Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Ibu Hananingsih, kepala staf laboratorium beserta analist/laboran di laboratorium klinik RS Dr. Oen I Surakarta. Demikian juga terima kasih kepada Sr. Henrika, kepala laboratorium klinik beserta staf laboran, RSU Brayat Minulyo, Surakarta. Terima kasih dan penghargaan juga saya ucapkan kepada Ibu Widjajanti Sutedja, SE, kepala Cabang, beserta para staf dan para analist laboratorium klinik Prodia cabang Surakarta, yang telah membantu saya dalam pemeriksaan sampel darah, sejak pengambilan spesimen dari laboratorium RS, penyimpanan, serta pemeriksaan parameter laboratoris untuk sampel seleksi, hingga pengiriman spesimen darah tahap pra dan pasca perlakuan ke bagian litbang, laboratorium klinik Prodia di Jakarta. Demikian juga terima kasih saya ucapkan kepada Bp. Tommy Heryantho, bagian litbang laboratorium klinik Prodia Jakarta, yang telah membantu pemeriksaaan sampel darah pra perlakuan dan pasca perlakuan, untuk pemeriksaan parameter imunologis dalam rangka penelitian disertasi. 39 Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada para ibu hamil yang dengan sadar dan sukarela telah menyatakan persetujuannya untuk berperan serta dalam penelitian ini. Tanpa kesediaan ibu-ibu, penelitian ini kelancarannya akan terhambat. Secara khusus pula saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada rekan dan sejawat di Laboratorium/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. Moewardi, khususnya Soemartanto, dr, SpAn.KIC, Marthunus Judin, dr, SpAn dan Mulyo Hadi Sudjito, dr, SpAn, Benny Surya Sudibyo, dr, SpAn, Purwoko, dr, SpAn, dr. Sugeng Budi Santosa, dr, SpAn, R.Th.Supraptomo, dr, SpAn, yang telah merelakan saya untuk menyelesaikan pendidikan S3 dan seterusnya dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS, untuk itu saya ucapkan terima kasih. Demikian juga kepada Ibu Sri Supadmi, AMK selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD Dr. Moewardi, serta para staf paramedik di Instalasi Perawatan Intensif (ICU) khususnya Ibu Semi, AMK kepala perawat Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi, juga kepada staf administrasi SMF/Lab. Anestesiologi dan Reanimasi Sdri. Nuning dan Sdri. M.R.Retno Maruti Wisnuwardani, Amd. yang dengan semangat telah mendorong dan membantu saya, sehingga semuanya itu sungguh membuat saya mempunyai waktu cukup dalam menjalani pendidikan program pascasarjana S3 sampai mencapai gelar doktor dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS. Terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i anggota medik dan paramedik dalam Grup Anestesi Surakarta, khususnya H.Syarif Sudirman, dr, SpAn, H.Sudibyo H Pardi, dr, SpAn serta para sejawat spesialis anestesi, atas dukungan dan bantuan yang memungkinkan saya mempunyai waktu cukup untuk menjalani pendidikan Pascasarjana S3 sehingga mencapai gelar doktor dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS.. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman sejawat sesama mahasiswa S3 Program Pascasarjana Universitas Airlangga angkatan tahun 1997/1998 baik dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. 40 Moewardi Surakarta, maupun dari tempat lain, atas kerjasama dan saling mendorong selama menempuh pendidikan sehingga berhasil menyelesaikan pendidikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan di GRAMIK Universitas Airlangga yang telah membantu dalam pengumpulan informasi ilmiah lewat internet serta diskusi selama menempuh pendidikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada para sejawat dalam kelompok diskusi Psikoneuroimunologi khususnya, Dr. Sunarko Setiawan, dr, MS. yang telah ikut membimbing dan menempa saya khususnya dalam peningkatan semangat belajar dan penyiapan ujian disertasi. Terima kasih juga saya sampaikan kepada staf administrasi Lab./SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga khususnya kepada Ibu Sri Henny Widayati, SH dan Sdri. Sri Sumiati yang dengan senang hati selalu membantu hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan penelitian saya. Kepada Pengurus, Bapak dan Ibu guru, klien dan segenap anggota keluarga besar YKAB Surakarta, perkenankan saya juga menyampaikan terima kasih atas dorongan dan doa untuk secepatnya diangkat menjadi Guru Besar. Kepada keluarga, handai taulan dan semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, serta memberikan doanya, saya mengucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah saya terima. Kepada almarhum ayah dan ibu saya, demikian pula kepada Bude dan Pakde yang telah memelihara, membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang serta senantiasa mendorong saya untuk mencapai cita-cita sebagai seorang dokter bahkan menjadi Profesor Doktor, saya mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, dan berdoa semoga jabatan Guru Besar ini dapat menjadi kebanggaan beliau semua. Saya juga berdoa semoga beliau semua diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. 41 Terima kasih saya sampaikan kepada adik-adik saya yaitu : dr. Y.Mulyadi, Kol (CDM) sekalian, Ny. Hj.Emiliana Sri Mulyati, SH sekalian, drg. J.Mulyaka sekalian, dr. AB. Mulyanto, SpBO sekalian, Ir. FD.Mulyono, Arch sekalian dan tak lupa untuk adik AE. Mulyami, SH yang telah mendahului kita semua semoga tentram dan damai di sisi Tuhan, atas perhatian serta doa kalian untuk saya sekeluarga selama ini yang kini telah berhasil menyelesaikan studi program pascasarjana S3 dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar, saya ucapkan terima kasih. Kesempatan terbuka lebar bagi adik-adik dan keponakan untuk menyusulnya. Akhirnya kepada isteri tercinta R.Ay.V.Noor Mukantari beserta anak-anak saya : R.Aj.L.Kartika Primartanti, SSos dan menantu J. Aryo Bimo Trihastoto, SSos, RM J.Suryo Artdyanto, ST, RM. G.Aris Tjahjyo Kristiawan Nugroho, SSos, dan R.Aj.AM.Pradjna Paramita KL, SE dari lubuk hati yang terdalam saya mengucapkan terima kasih atas keprihatinan, dukungan dan pengertian anda sekalian sehingga saya dapat meneyelesaikan studi Pascasarjana S3 dan bahkan dipercaya diangkat menjadi Guru Besar Anestesiologi UNS, semoga kalian suatu saat juga akan menyusulnya. Semoga Tuhan memberkati kita semua dalam karya pengabdian kita masing-masing. Amien. 42 RIWAYAT HIDUP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama lengkap : NIP : Tempat, Tanggal lahir : Alamat : Ayah : Ibu : Istri : Anak-anak : 9. Agama Stephanus Mulyata 030 124 168 Solo, 19 April 1940 Jl. Ibu Pertiwi 12 Solo 57118 RT Ch. Karnodipuro Sri Hartati RAy. V. Mukantari RAy. L.Kartika Primartanti, SSos RM J.Suryo Artdyanto, ST, RM. G.Aris Tjahjyo Kristiawan Nugroho, SSos R.Aj.AM.Pradjna Paramita KL, SE : Roma Katolik B. Riwayat Pendidikan 1. Sekolah Dasar : SR Kanisius Semanggi Surakarta, 1946-1953 2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Kanisius I Surakarta, 1953-1956 3. Sekolah Menengah Atas : SMA PL St. Yosef Surakarta, 1956-1959 4. Fakultas Kedokteran : Yogyakarta, 1959-1968 Universitas Gajah Mada 5. Pendidikan Dokter Spesialis : Semarang, 1980-1984 Anestesiologi Fakultas Kedokteran UNDIP 6. Pendidikan S3 : Program Doktor Pascasarjana Universitas Airlangga, lulus Oktober 2002 C. Pendidikan Tambahan Dalam Negeri : a. Kursus Akta V, UNS b. Kursus Epidemiologi Klinik, FK UGM c. Kursus AA (Applied Approach), FK UNS d. PTC (Primary Trauma Care), RS Dr. Soetomo Surabaya e. Regional Anestesi, Jakarta & Makasar f. Kursus statistik & metodologi penelitian (EPI Info), Surabaya g. Kursus Anestesi Bedah Thoraks, RS Persahabatan Jakarta Luar Negeri : a. Anesthesia untuk Bedah Thoraks, Universitas KAGAWA Jepang. b. Short Course on Acute Pain, Seattle Washington, USA. 43 D. Riwayat Pekerjaan : 1968 – 1971 : kepala bagian Lab. Anatomi Embriologi Fakultas Kedokteran PTPN Veteran Surakarta 1971 – 1977 : asisten ahli bagian obsteri dan gynecologi Fakultas Kedokteran PTPN Veteran/RSU Surakarta 1971 – 1973 : Pembantu Dekan III FK PTPN Veteran 1973 – 1976 : Pembantu Dekan I FK PTPN Veteran/FK UNS 1977 – 1980 : koordinator PPKM (Program Pendidikan Kedokteran Masyarakat) Fakultas Kedokteran UNS 1980 – 1984 : PPDS I Anestesiologi FK UNDIP Semarang 1984 – sekarang : kepala SMF/Lab. Anestesiologi & Reanimasi RSUD Dr. Moewardi/FK UNS 1984 – 1996 : kepala Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Dr. Moewardi /FK UNS 1997 – 2002 : Program Pascasarjana S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2004 : Ketua Program Studi Anestesiologi FK UNS Pangkat dan Jabatan sekarang : Pembina Utama/IVC Guru Besar UNS Mulai 1 Juni 2004 E. Keanggotaan Profesi 1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), anggota sejak tahun 1968 – sekarang. 2. Perhimpunan Dokter Anestesi Indonesia (IDSAI), anggota sejak tahun 1984, ketua cabang Surakarta tahun 2001 – 2004. 3. Persatuan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI), anggota sejak tahun 1996. 4. Persatuan Kedokteran Gawat Darurat Indonesia (PKGDI), anggota sejak tahun 1996. 5. Asian Society of Regional Anesthesia (AOSRA) sejak tahun 2001. 6. Confederation Asean Society of Anesthesiologist (CASA) sejak tahun 1987. 7. Perkumpulan Patobiologi Indonesia, anggota sejak tahun 2001. 8. Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, anggota sejak tahun 2001. 9. Indonesia Society of Obstetric Indonesia (ISOA), anggota sejak tahun 2001. 10. International Association for the study of Pain (IASP), anggota sejak tahun 1989. 11. Perhimpunan Alergi Imunologi (PERALMUNI), anggota sejak tahun 2003. 44 F. Aktivitas dalam Organisasi Profesi 1. Pengurus IDSAI Cabang Surakarta (Ketua Cabang) Periode kepengurusan th. 2001 - 2004 (Penasehat) Periode kepengurusan th. 2004 – 2007 2. Grup Anestesi Surakarta Periode kepengurusan th. 1984 - 1996 (Ketua) G. Karya Ilmiah Penulis Utama Penelitian dan Studi Literatur 1. Penatalaksanaan Penderita Gawat Di Kamar Bedah Simposium Pelaksanaan Penatalaksanaan Kegawatdaruratan, Surakarta, Juni 1997 2. Penanganan Penderita Gawat Darurat Pendidikan Penanganan Penderita Di IGD Gawat Darurat bagi dokter IGD Surakarta, Nopember 1997 3. Peningkatan Penanganan Trauma Simposium Peningkatan Penanganan Trauma, Surakarta Desember 1998 4. Simposium Fenomena Sepsis, Permasalahan diagnosis dan penatalaksanaannya, Surakarta, April 1999. 5. Life Support Pasien Sepsis Simposium Asuhan Keperawatan Syok Septik Pasien dengan Sepsis Di RS, April 2000 6. Peran Penyuluhan Psikologis Simposium Peran Penyuluhan Prapersalinan dalam penyembuhan Psikologis Prapersalinan dalam Luka persalinan penyembuhan luka persalinan Surabaya, Nopember 2000. 7. Nyeri Akut dan Nyeri Kronis Pertemuan Ilmiah Pekan Gigi Serta penanganannya PDGI RS Panti Waluyo Surakarta, September 2001 8. Pengaruh penyuluhan terhadap Seminar Psikoneuroimunologi, kesembuhan luka persalinan Surabaya, September 2001 9. Nyeri nosiseptif dan pengelolaannya Konas PDGI XXI, Surakarta, Maret, 2002 10. Analisis Immunohistokimia TGF-b1, 1st Symposium on Obstetric Indikasi Hambatan Kesembuhan Anestesia, Bandung, April 2002 Luka Operasi Episiotomi pada Tikus Sprague Dawley 11. Pengelolaan Anestesi penderita PIB IDSAI XI, Medan, Juli 2002 Geriatri 12. An Immunohistochemical Analysis Folia Medica Indonesiana, 2003 45 Of TGF-b1, as a predictor Of delayed wound healing in episiotomy surgery of Sprague Dawley Rats 39(1) 13. Kursus Gizi Klinik & Simposium Obesitas & Mal Nutrisi Sekunder Surakarta, Agustus 2003 14. Paket Penyuluhan Kognitif dan Senam prapersalinan pada primigravida Mengurangi cemas, dan nyeri persalinan Meningkatkan skor apgar bayi, serta Mempercepat penyembuhan luka persalinan 15. Clinical Problem Solving in PACU 16. Risiko & Malapraktek Kedokteran 13th Asean Congress of Anesthesiologist, Surabaya, Oktober 2003 Konas VII IDSAI, Makassar Juli 2004 Simposium Malapraktek ditinjau dari segi hukum & kedokteran, Solo, 18 Desember 2004 H. Informasi Tambahan a. Sebagai instruktur atau diundang sebagai Pembicara di : Jawa : Surakarta, Surabaya, Bandung, Semarang Sumatra : Medan Sulawesi : Makassar b. Presentasi Hasil Penelitian di : Indonesia c. Mengikuti Simposium Nasional dan Internasional : Dalam Negeri : Surakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Bali, Yogyakarta, Makassar Luar Negeri : Korea Selatan (Seoul), Jepang, Singapore, Thailand, USA (Seattle, Washington) 46