1 PENDAHULUAN Latar belakang Rumen

advertisement
PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumen mempunyai beberapa spesies bakteri yang jumlah maupun jenisnya
sangat bervariasi. Spesies-spesies bakteri tersebut dapat berinteraksi dengan protozoa
melalui hubungan simbiosa dan mampu mencerna komponen selulosa, hemiselulosa,
dan pati yang merupakan polimer tumbuhan (Arora, 1989). Bakteri rumen kerbau
telah diisolasi oleh Astuti (2010) dan Gayatri (2010) dan memiliki kemampuan
sebagai degrader sumber serat. Rifai (2010) menunjukkan bahwa isolat bakteri
kerbau mampu mendegradasi rumput gajah dan jerami padi, namun belum terbukti
dalam mendegradasi berbagai rumput. Beberapa jenis rumput unggul yang telah
banyak dikenal peternak di Indonesia adalah Pennisetum purpureum (rumput gajah),
Panicum maximum (rumput benggala), Paspalum notatum (rumput bahia), Setaria
splendida (setaria gajah) dan Brachiaria humidicola. Rumput mengandung serat
kasar yang tinggi dan merupakan sumber energi yang sangat potensial bagi
ruminansia. Karakteristik isolat bakteri tersebut memungkinkan untuk digunakan
dalam berbagai tujuan diantaranya sebagai sebagai sumber inokulum, untuk evaluasi
pakan juga sebagai probiotik.
Evaluasi kualitas pakan ternak ruminansia diantaranya dilakukan dengan
teknik in vitro dengan menggunakan bakteri rumen segar (Tilley dan Terry, 1963).
Penggunaan rumen segar memungkinkan dihasilkannya nilai nutrisi yang bervariasi
akibat jenis dan populasi bakteri rumen segar yang digunakan tidak seragam akibat
perbedaan pakan dan waktu pengambilan cairan rumen. Oleh karena itu isolat bakteri
rumen diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti cairan rumen sebagai
sumber inokulum (Hadziq, 2011; Yunitasari, 2011) dan perlu mempelajari potensi
pemananfaatan isolat bakteri tersebut
Isolat bakteri kemungkinan juga dapat digunakan sebagai inokulum untuk
mempercepat perkembangan rumen pedet dalam upaya memperpendek masa sapih
sehingga dapat meningkatkan konsumsi bahan kering (Sihombing, 2010). Isolat
bakteri juga memungkinkan untuk digunakan sebagai probiotik untuk mengurangi
kasus tingginya kejadian diare pada pedet. Beberapa bakteri telah digunakan sebagai
probiotik yang merupakan mikroorganisme non patogen, yang jika masuk ke dalam
saluran pencernaan akan berkembang dan meningkatkan performa serta kesehatan
1
inangnya (Schrezenmeir dan de Vrese, 2001). Namun probiotik harus memenuhi
beberapa persyaratan diantaranya stabil dalam penyimpanan, mampu bertahan hidup
sampai saluran pencernaan bagian belakang, dan memberikan pengaruh yang
menguntungkan pada ternak (Puspitek LIPI, 2009).
Isolat bakteri rumen dalam bentuk media cair mudah disiapkan namun sulit
untuk diaplikasikan dan sangat sensitif terhadap perubahan pH, suhu, maupun
kandungan oksigen (O2) media, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan daya
hidup dalam bentuk padat sehingga dapat meningkatkan manfaat isolat bakteri. Salah
satu teknik yang dapat digunakan yaitu pengembangan teknik penyimpanan bakteri
dalam bentuk padat atau media padat. Upaya penyimpanan dalam media kering ini
memungkinkan isolat bakteri rumen dapat dengan mudah ditangani selama
penyimpanan dan pengiriman dari satu tempat ke tempat lain sehingga perlu
diketahui masa penyimpanan dan media yang tepat agar daya hidup (viability) isolat
tersebut masih tinggi. Kemudahan pengiriman memungkinkan isolat bakteri rumen
digunakan untuk berbagai tujuan termasuk sebagai inokulan pengganti cairan rumen
atau starter pada pedet periode menyusu atau probiotik. Penelitian ini didisain untuk
mengkaji kemampuan enam campuran isolat bakteri dalam mencerna hijauan pakan
dan daya hidupnya selama penyimpanan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji kemampuan isolat bakteri rumen
dalam mencerna hijauan pakan dan mengkaji daya hidup isolat bakteri tersebut
dalam media penyimpanan yang berbeda.
2
Download