TELLING BAD NEWS *KASUS a. Ca Mammae - Kanker

advertisement
TELLING BAD NEWS
1.
2.
3.
4.
Bersikap ramah, bahasa tubuh
Silakan masuk, duduk (pastikan pasien duduk nyaman dan tenang)
Maaf sebelumnya apakah mau ditemani keluarga/orang lain?
(Membuka percakapan, brusaha melibatkan pasien) Selamat Pagi... Sy dokter...
Jadi ini dengan Bpk.......Bgmna perasaan Bpk skrg? Jd pada kesempatan kali ini,
sy akan menyampaikan hal yg penting
5. Jadi apakah Bpk tahu mengenai apa yg terjadi pd Bpk? Darimana tahu? Apa sj
pmrksaan
dan
pgobatan
yg
prnh
djalani?
Gmn
hasilnya?
Gmn
tanggapan/perasaannya?
6. Apakah Bpk ingin sy mnjelaskan scra rinci atau scara garis besar saja?
7. Memberikan informasi sesuai situasi dan latar blkng pasien*
8. Sejauh ini apakah Bpk paham atas apa yg sy sampaikan? atau ada yg ingin
ditanyakan?
9. Mmberi tanggapan pd emosi yg muncul pd pasien: empati, tenang/diam,
menawarkan tisu. Pak, sy tahu bhw ini adl hasil yg tdk kita harapkan....
10.Mnjelaskan rencana terapi dan penanganan*
11.Apakah Bpk mengerti yg sy sampaikan td?
12.Mengenai rencana terapi td, apakah Bpk setuju? Atau ada yg ingin disampaikan?
Kpn kita bs mulai?
13.Menjawab pertanyaan ttg prognosis* beri motivasi dan sugesti positif
14.Sepanjang wwncara: mmberi ksmptan utk brtanya
15.Sepanjang wwncara: mnjwb prtnyaan dg perhatian dan sopan
16.Demikian, Pak, apa yg hrs sy sampaikan. Terimakasih atas waktu dan perhatian
Bpk. Apabila ada hal yg ingin ditanyakan bs menemui sy kembali. Kita akan
bertemu lagi utk memulai terapi/ sy akan merujuk ke bagian shg bs sgra mndpt
penanganan.
*KASUS
a. Ca Mammae
- Kanker adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan
dan tidak ada koordinasi dengan sel normal. Kanker payudara adalah sel
klj payudara yang mengalami pertumbuhan abnormal, yg bs masuk ke
jaringan sekitar sambil merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain.
- Penyebab dari penyakit ini jg blm pasti. Namun ada bbrapa
kemungkinan, seperti faktor genetik, lingkungan, hormonal, dll
- Biasanya, tanda dini (benjolan), tanda lama (kulit sperti tertarik, puting
melipat ke dlm, pembesaran payudara, kemerahan)
- Terapi: pembedahan, kemoterapi, terapi hormonal, imunoterapi
- Prognosis: tergantung stadium
b. Ca servix
c. Paraplegia e/c trauma
d. Leukimia
e. Gagal ginjal kronis
f. Ca pulmo
g. TB paru
- Bila infeksi Tuberkulosis yang timbul menjadi aktif, sekitar 90%-nya selalu
melibatkan paru-paru. Gejala-gejalanya antara lain berupa nyeri dada
dan batuk berdahak yang berkepanjangan. Sekitar 25% penderita tidak
menunjukkan gejala apapun (yang demikian disebut "asimptomatik").
Kadangkala, penderita mengalami sedikit batuk darah. Dalam kasuskasus tertentu yang jarang terjadi, infeksi bisa mengikis ke dalam arteri
pulmonalis, dan menyebabkan pendarahan parah yang disebut
Aneurisma Rasmussen. Tuberkulosis juga bisa berkembang menjadi
penyakit kronis dan menyebabkan luka parut luas di bagian lobus atas
paru-paru. Paru-paru atas paling sering terinfeksi. Alasannya belum
begitu jelas. Kemungkinan karena paru-paru atas lebih banyak
mendapatkan aliran udara atau bisa juga karena drainase limfa yang
kurang baik pada paru bagian atas.
- Pengobatan TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya.
Pengobatan TB yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi
kimia dinding sel mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan
obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak efektif. Dua jenis
antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid danrifampicin, dan
pengbatan dapat berlangsung berbulan-bulan. Pengobatan TB laten
biasanya menggunakan antibiotik tunggal. Penyakit TB aktif sebaiknya
diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan resiko
berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Pasien dengan
infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TB aktif di
kehidupan selanjutnya. WHO merekomendasikan directly observed
therapy atau terapi pengawasan langsung, dimana seorang pengawas
kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah
untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat
antibiotiknya dengan benar. Bukti yang mendukung terapi pengawasan
langsung secara independen kurang baik. Namun, metode dengan cara
mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting ternyata efektif.
- Prognosis: baik bila teratur berobat
h. Hepatitis B kronis
i. Azoospermia
j. Epilepsi
k. HIV
l. SLE
m. Amputasi kaki
- Amputasi adalah operasi pemotongan seluruh atau sebagian dari
anggota tubuh seperti lengan, tangan, kaki, atau jari. Jutaan orang di
seluruh dunia hidup dengan kondisi amputasi. Amputasi kaki, baik itu di
-
-
n.
-
-
atas atau di bawah lutut adalah operasi amputasi yang paling umum
terjadi.
Ada banyak alasan mengapa amputasi perlu dilakukan. Yang paling
umum adalah sirkulasi darah yang buruk akibat kerusakan atau
penyempitan pembuluh darah yang biasa disebut dengan penyakit arteri
perifer. Tanpa aliran darah yang cukup, sel-sel tubuh tidak bisa
mendapatkan oksigen dan nutrisi.
Terapi fisik, dimulai dengan latihan ringan atau peregangan. Biasanya
terapi ini dimulai segera setelah operasi. Latihan dengan anggota tubuh
buatan (seperti kaki buatan) dapat dimulai segera setelah 10 hingga 14
hari pasca operasi. Umumnya, luka akan sembuh sekitar empat hingga
delapan minggu. Namun, adaptasi terhadap perubahan fisik tubuh dan
adanya
rasa
emosional
tertentu
yang
dialami
pasien
bisa
memperpanjang masa pemulihan. Adapun pemulihan dan rehabilitasi
jangka panjang meliputi : Latihan untuk meningkatkan kekuatan dan
pengendalian otot, Kegiatan untuk membantu mengembalikan
kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari serta mendorong rasa
independen, Penggunaan anggota tubuh buatan seperti kaki palsu dan
alat bantu lainnya, Dukungan emosional, termasuk konseling agar dapat
membantu memulihkan rasa sedih akibat kehilangan anggota tubuh.
Prognosis:
Down syndrome
Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom
21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat
manifestasi klinis yang cukup khas.
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari
yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda
yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan
adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang
relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior
kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang
datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar
(macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian
tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian
tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya
serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki
melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan
gangguan atau bahkan kerusakan pada sistem organ yang lain. Pada bayi
baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini
yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan
-
o.
p.
cepat. Pada sistem pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan
pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).
Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut
biasanya akan diikuti muntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi
para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi
ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau
mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati
memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko
melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Pada otak penderita
sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (amyloid precursor
protein) seperti pada penderita Alzheimer.
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif
untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita
Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistem
penglihatan, pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat
tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus
mendapatkan dukungan maupun informasi yang cukup serta kemudahan
dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan
kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan
biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada
jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal
dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Dengan adanya
leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi,
sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi
pencegah infeksi yang adekuat.
Prognosis:
Intra Uterine Fetal Death
VSD
Download