Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan
yang baik, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai
bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan
sebelumnya
melalui
suatu
media
pertanggungjawaban
yang
dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006).
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dan penyelenggaraan
pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan
pemerintah
daerah
adalah
dengan
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Ada banyak pihak yang mengandalkan informasi keuangan yang disajikan dan
dipublikasikan oleh pemerintah daerah dengan kegunaan berbeda-beda, sehingga
laporan yang disajikan tersebut harus berkualitas. Pengguna laporan keuangan
pemerintahan (PP No. 71 Tahun 2010) antara lain: masyarakat, wakil rakyat,
lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam
1
2
proses donasi, investasi dan pinjaman, serta pemerintah. Kegunaan atau
kebermanfaatan dari laporan keuangan dapat ditentukan secara kualitatif.
Dalam PP No. 71 Tahun 2010 diungkapkan bahwa karakteristik kualitatif
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik
berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni:
a) Relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi
laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Informasi yang relevan yaitu memiliki manfaat umpan balik,
memiliki manfaat prediktif, tepat waktu dan lengkap.
b) Andal apabila informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensi dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik yaitu penyajian jujur, dapat diverifikasi dan netralitas.
c) Dapat dibandingkan apabila informasi yang termuat dalam laporan keuangan
akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
3
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d) Dapat dipahami apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.
Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan
pemerintah berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
Fakta yang terjadi di lapangan, BPK memberikan opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) untuk Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung tahun
2013. Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung Haru Suandharu mengatakan
pemanggilan DPKAD karena empat persoalan utama yang selalu menjadi kendala
dalam penyusunan LKPD Kota Bandung yaitu aset daerah berupa tanah dan
bangunan, sertifikasi, pengelolaan dana bantuan sosial, dan piutang pajak.
4
Keempat persoalan tersebut menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Bandung
yang harus segera diselesaikan. Akibatnya kata Haru Kota Bandung tidak pernah
meraih
wajar
tanpa
pengecualian
(WTP)
dalam
laporan
keuangan.
Haru mengatakan kurang tertibnya administrasi aset menjadi temuan BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan) RI Jabar atas LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) laporan
keuangan Pemerintah Kota Bandung tahun 2013. Rekotomo mengatakan pihaknya
akan menindaklanjuti temuan BPK ini. Masalah administratif menjadi salah satu
kendala dalam permasalahan aset ini. (www.tribunnews.com).
Terkait dengan opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Bandung, hasil pemeriksaan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun
2014 BPK mengungkapkan adanya kasus terkait ketidaksiapan pemerintah daerah
dalam rangka penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 yang memberlakukan SAP
berbasis akrual untuk pendapatan, belanja, aset, dan ekuitas pada 184 pemerintah
daerah.
Kasus-kasus
tersebut
di
antaranya:
pemerintah
daerah
belum
mempersiapkan SDM dan struktur organisasi yang memadai, belum melakukan
sosialisasi dan pelatihan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual,
dan belum menyusun kebijakan dan sistem akuntansi Pemerintah Daerah yang
berbasis akrual sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Kasus-kasus tersebut
pada umumnya terjadi karena: keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki oleh
pemerintah daerah, belum diterbitkannya peraturan daerah terkait penerapan
akuntansi berbasis akrual, dan sistem/aplikasi yang belum mendukung.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah seharusnya meningkatkan
kualitas laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang
5
dibutuhkan berbagai pihak. Peningkatan kualitas laporan keuangan dimaksudkan
agar dapat meningkatkan kredibilitasnya, menyajikan informasi yang lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan pemakai, dan pada gilirannya akan dapat mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah (Irfan,
2013).
Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hilda
Berliana Nagari (2015) dari Universitas Widyatama dengan judul “Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”,
Verra Aprillia Nurussalam (2015) dari Universitas Widyatama dengan judul
“Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, Sony Pradipta (2014)
dari Universitas Widyatama dengan judul “Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah”, dan Eliza Kusumawardani (2015) dari
Universitas Widyatama dengan judul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan”.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Sistem Akuntansi
6
Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Kasus di DPKAD Kota Bandung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2. Bagaimana pengaruh pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
3. Bagaimana pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
4. Bagaimana pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan, penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman Standar Akuntansi
Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
7
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Manusia, pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini
antara lain:
1. Bagi Penulis
Bagi penulis penelitian ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi
salah satu syarat skripsi, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
penulis berkenaan dengan Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah.
2. Bagi Instansi
Dapat dijadikan sumbangan masukan untuk membantu pihak manajemen
publik terutama untuk melihat Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan Sistem
Akuntansi
Keuangan
Pemerintah Daerah.
Daerah
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan
8
3. Bagi Pihak-pihak Lain
Bagi pihak-pihak lain, diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian
pada Kantor DPKAD Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Wastukancana No. 2
Bandung, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
Download