52 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN METODE SATE MLE UNTUK MENINGKATKAN KEJUJURAN DAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMA NEGERI 2 AIKMEL TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Oleh: Akmaludin Dosen pada STMIK Syaikh Zainudin NW Anjani Lombok Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kesulitan belajar peserta didik serta rendahnya tingkat, kejujuran, dan prestasi belajar peserta didik kelas XII IPA dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mmemecahkan permaslahan itu tujuan penelitian ini adalah melatih peserta didik untuk: tidak mencontek ketika ulangan, mengungkapkan data dengan sebenarnya, mau mengakui kesalahan diri dan kelebihan orang lain, tidak menjadi plagiat pekerjaan orang lain, menjadi tutor sebaya, mau mencari tahu bila belum mampu, bekerjasama dan mengoptimalkan prestasi hasil belajarnya melaui penerapkan Metode Sate MLE (multi level education). Penelitian ini melibatkan 36 orang peserta didik yang dilaksanakan berdarkan SK pembagian tugas mengajar guru Tp 2014/2015. Pengumpulandata dilakukan dengan observasidan pencermatan dokumen. Tindakan yang dilakukandalam penelitian ini sebanyak tiga siklus. Hasil yang diperoleh terdapat peningkatan tindakan prilakukejujuran sebesar (29%) dan peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik sebesar (39)% angka ini amat baik sehingga hasil penelitian ini layak untuk dikaji dan dijadikan sebagai alternative pembelajaran matematika. Kata Kunci: Elaborasi, kejujuran,kedisplinan, prestasi dan Sate MLE PENDAHULUAN Pandangan dunia Internasional saat ini terhadap pendidikan di Negara Repulik Indonesia, dipandang masih ketinggalan bila dibandingkan dengan negar lain, bahkan menempati urutan ke 39 dari 41 negara yang disurvei. Penelitian ini dilakukan oleh lembaga Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006 (Suyanto, 2010: 17). Survey yang dilakukan Programme for internatonal student assessment (PISA) terhadap 65 negara menyebutkan hasil tes siswa indonesia selalu dibawah rata-rata internasional Warisdiono (2014). Dilain pihak prestasi belajar sekelompok peserta didik masih belum mampu mengangkat citra pendidikan di tanah air, Setidaknya Hasil UN SMA/SMK 2014 diragukan, ditemukan peserta menyontek ketika ujian nasiol tahun 2014, bahkan lebih jauh Safii (Lombok Post, Mei 2014) menyebutkan bahwa kunci jawaban 2014 yang beredar tidak menyesatkan. Dari pandangan di atas dapat dipahami bahwa, rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa atau banyaknya peserta yang belum memenuhi target angka ketuntasan, bukan disebabkan sematamata siswa mengalami kesulitan belajar, tetapi juga ada permasalahan lain seperti kejujuran, dan kedisiplinan dari peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu meskipun selama ini penulis telah mengenal berbagai teori dan metode pembelajaran, namun masih diperlukan upaya lain untuk membantu peserta didik yang _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 mengalami kesulitan belajar di kelas. Salah satu upaya itu adalah melalui penerapan Metode Sate MLE ( mult level education) dalam pemebelajaran matematika untuk meningkatkan kejujuran dan prestasi hasil belajar. Pemilihan metode yang akan digunakan guru sangatlah tergantung dari kemampuan, latar belakang pendidikan, serta pengalaman yang dimilikinya. Pemilihan metode ini menurut Pidarta (2005) hendaknya disesuaikan dengan materi, tujuan dan ketersediaan sarana sekolah. Senada dengan itu Hudoyo (2000; 75) dikatakan bahwa kehasan mata pelajaran turut mendukung pemilihan metode mengajar oleh guru. Hal ini dapat diterima bahwa dengan pemilihan metode yang tepat akan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.Perkembangan intelektual peserta didik, sangat tergantung dari intraksi antara guru dengan murid dan peserta didik dengan lainnya. Bahkan menurut Bruner dan Gagne dalam G. Tambunan (2012) meyebutkan bahwa, perkembangan intelektual anak akan mengalami keterlambatan jika anak tidak mempunyai berbagai kontak dengan orang lain. Menurut Wisnu (2015) kejujuran diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk mengekpresikan fakta-fakta dan keyakinan pribadi sebaik mungkin sebagaimana adanya. Selanjutnya dikatakan bahwa, kejujuran merupakan kualitas manusiawi dengan cara mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar (truthfully). Selanjutnya Akmaludin http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 (2014) menyebutkan semakin seorang peserta didik memiliki kemauan, kejujuran, kemampu berkomunikasi dan kesadaran dalam melaksanakan tugas yang tinggi, maka akan berimplikasi pada kayakinan dan prestasi hasil belajarnya. Keberhasilan untuk mewujudkan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan secara integratif dari sub sistem tersebut Belajar didefinisikan oleh Cronbach, Harold Spears dalam Fahruddin (2005 ) mengataka bahwa Learning is shown by a change in behavior as a result of experience yang berarti belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dipihak lain Harold Spears dalam Akmaludin (2006) mengatakan bahwa Learning is to observe, to read, to try them seves, to listen, to follow direction yang berarti bahwa belajar adalah mengamati, membaca, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan dan mengikuti petunjuk. Jadi prestasi hasil belajar merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu berupa peningkatan tingkah laku seperti: kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan dan daya fikir setelah seseorang menyelesaikan tugas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun hurup Terkait dengan metode pemblajaran SATE MLE adalah suatu metode pembelajaran yang dilhami oleh QS( al Al-Ashr, 103: 1- 3 ) yang artinya ”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Selajutnya QS(Albaqarah 42) yang artinya janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan jangan kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahui. Selanjutnya Abdullah ( 2006; 536) dijelaskan bahwa Allah memberikan pengecualian dari kerugian itu bagi orang- orang yang beriman dan beramal shalih melalui anggota tubuhnya serta mewujutkan suatu bentuk ketaatan dan meninggalkan suatu yang diharamkan, juga bersabar atas segala macam cobaan, takdir, serta gangguan yang dilancarkan kepada oarang-orang yang menengakkan amar makruf nahi mungkar Selain itu juga SATE MLE adalah metode pembelajaran mendalam yang menekankan pada pembelajaran mastery learning hal ini tidaklah berlebihan bahwa selama penerapan pembelajaran metode tersebut setiap orang berkepentingan unruk meraih keberuntungan. Metode SATE MLE adalah metode pembelajaran demokratis yang Media Bina Ilmiah53 menggabungkan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan kelompok serta tutor sebaya dilaksanakan secara bersamaan dalam kurun waktu pembelajaran tertentu. Metode ini dikemas sedemikian rupa sehingga guru, peserta didik yang pandai, peserta didik cukup pandai dan peserta didik kurang pandai bekerja bersama- sama saling bahu membahu untuk menguasai pokok bahasan tertentu yang menekankan pada kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, bekerja giat dan menjunjung tinggi hak asasi peserta didik. Dipihak lain pembelajaran melalui SATE MLE setidaknya melibatkan tiga komponen utama pembelajaran efektif yaitu; 1) Konstruktivisme (Constructivism), konstruktivisme merupakan pengetahuan yang dibangun oleh manusia melalui proses sedikit demi sedikit melalui kontek terbatas. Pengetahuan dikonstruksi melalui pengalaman nyata yang ada di lapangan, hal ini dapat diperoleh melalui berbagai aktivitas dan kreativitas peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari pandangan diatas dapatlah diterima bahwa Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam hal ini kelompok kecil yaitu anggota kelas berusaha mengkontruksi pengetahuan yang dimilikinya sebelum, selama (saat kegiatan berlangsung) dan setelah proses belajar mengajar melalui diskusi takterstruktur, sehinggga pesan yang disampaikan guru akan menjadi milik peserta didik secara baik. Atau lebih tajam dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran ini berorientasi pada CenterLearningStudent ( pembelajaran berpusat pada kegiatan peserta didik). METODE PENELITIAN Penelitian ini melibatkan 36 orang siswa kelas XII IPA tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 laki dan 29 wanita. Desain penelitian ini menggunakan metode Kemmis dan Tanggart dengan tahapan perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi untuk setiap siklus. Pemecahkan permasalahan dilakukan serangkaian tindakan dalam bentuk siklus-siklus, sebanyak 3 siklus. Adapum Pengumpulan delakukan dengan tiga cara : 1) lewat pengamatan yang mencakup tindakan peserta didik untuk: mengungkapkan data dengan sebenarnya, mengakui kesalahan diri dan menerima kelebihan peserta didik lain, tidak menjadi plagiat orang lain ketika diberi tugas, aktif menjadi tutor sebaya, membantu temannya yang belum menguasi pelajaran, mencari tau pada temanya dengan sesungguhnya bila peserta didik belum menguasai, berdiskusi secara maksimal _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 9, No. 1, Februari 2015 54 Media Bina Ilmiah untuk memecahkan masalah yang ditugaskan dan berlaku tidak mencontek ketika ulangan, 2) pencermatan dokuman seperti: hasil tersetruktur, tugas tidak tersetruktur, ulangan, foto kegiatan/kejadian, dan komentar pelaku atau subyek penelitian. yang mencakup beberapa komponen yaitu komponen kemandirian, komponen keterlibatan siswa dengan tiga tahapan masing-masing: a) pengamatan deskriftif dimaksudkan untuk mengeksplorasi data secara umum, b) pengamatan terfokus dimaksudkan untuk menganalisis data keterlibatan secara mendalam dan c) pengamtan terseleksi dimaksudkan untuk menunjang analisis komponensial, 2) tes langsung yang berupa soal pilihan ganda yang terdiri 10 soal dengan lima aitem pilihan dan, 3). Komentar peserta didik, dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan yang jelas dari subyek yang diteliti atas jalannya proses pembelajaran, melalui penerapan metode Sate MLE. Analisis data diawali dengan uji persyaratan analisis yaitu uji validitas. Uji ini sangat diperlukan untuk suatu penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan validitas demokratikdan katalitik. Adapun Validitas Demokratik Sumarsish Madya dalam Akmaludin (2010) berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan pencakupan berbagai suara antara guru dan murid-murid. Dengan demikian analisis demokratis ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai keterangan dari siswa dengan teknik masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan serta dialaminya selama penelitian berlangsung. Semantara validitas Katalitik dalam penelitian ini terkait dengan kadar pemahaman yang dimiliki peneliti (Sumarsih Widya 2009). Jadi dalam analisis validitas kaltalitik ini peneliti menganalisis capaian realitas kehidupan kelas saat penelitian berlangsung dan cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman peneliti dan murid-murid terhadap peran masing-masing serta tindakan yang diambil sebagai akibat dari perubahan ini. Adapun teknik pengujian data dilakukan dengan teknik kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilaksanakan secara terus menerus, sejak melakukan kegiatan penelitian di kelas XII IPA dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir kegiatan, begitu data terkumpul langsung dianalisis agar diperoleh kejelasan setiap siklus. Adapun kegitan yang dilakukan peneliti dalam analisis data dimulai darai pengecekan keabsahan data melalui credibility dan dependability. Credibility dimaksudkan adalah data dan informasi yang dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran, _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 ISSN No. 1978-3787 yang berarti bahwa hasil penelitian ini dapat dipercaya oleh para pembaca dan dapat diterima oleh orang-orang (responden) yang memberikan informasi yang dikumpulkan selama informasi berlagsung (Ryanto : 2009). Sedangkan Dependabilitas adalah kriteria untuk meneliti kualitas proses penelitian apakah bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa penelitian dapat dipertahankan ialah dengan audit dependabilitas oleh auditor independent guna mengkaji kegiatan yang dilakukan peneliti. Untuk mengecek apakah hasil penelitian ini bermutu atau tidak, peneliti berhati-hati untuk tidak berbuat kesalahan dalam hal : 1) mengkonsepsualisasikan rencana penelitian, (2) mengumpulkan data, (3) menginterpretasikan data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu laporan penelitian. Adapun bahan-bahan yang diaudit antara lain berupa tugas tersetruktur, tugas tidak tersetruktur, ulangan, tindakan kejujuraran peseta didik. Untuk memenuhi penelusuran atau pelacakan audit ini, peneliti melakukannya dengan menyiapkan bahanbahan berupa data mentah (catatan), dan foto kegiatan, dan hasil analisis data . Untuk kegitan analisis berikunya data peneliti memproses data penelitian mulai beberapa tahapan: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan. Reduksi di maksudkan bila data yang diperoleh di setiap siklus perlu direduksi berupa, dirangkum, dipilah-pilah, disederhanakan dan diambil hal-hal yang penting serta dicari polanya. Dalam mereduksi data hasil penelitian dilakukan secara sistematis melalui observasi langsung , selanjutnya dilakukan klasifikasi data sesuai dengan topik dan fokus penelitian. Dalam mereduksi data peneliti secara terus menerus melihat tingkat kejujuran: gerakan anggota tubuh, kata-kata/ucapan dari peserta didik selama mengikuti ketiatan pembelajaran disetiap siklus. Sementara analisis data kuantitatif meliputi: Mengecek nama dan kelengkapann identitas pengisi jawaban dimaksudkan untuk keperluan pengolahan data lebih lanjut. Mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data. Sedangkan tabulasi meliputi: tabulasi data dalam bentuk tabel dan diagram sehingga memudahkan dalam pembacaan hasil, penyimpulan data,dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya Analisis data tertumpu pada kegiatan analisis deskriftif yang meliputi nelai rata-rata kelas yang dirumuskan dengan. X = ∑ fx dimana, n X = nilai rata- rata, x = nilai amatan, n = banyaknya amatan http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah55 Sedangkan untuk menghitung besarnya peningkatan prestasi belajar dan ketuntasn siswa adalah: 1. Peningkatan setelah siklus II = Prosentase x 2. (mean) siklus II – prosenase x (mean) siklus I 2. Peningkatan setelah siklus III = prosentase x (mean) siklus III – prosentase x (mean) siklus II 3. Ketuntasan hasil belajar T = n x100% , n 36 jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 72 Untuk memecahkan masalah penelitian peneliti menggunakan tahapan 4 tahapan dengan 3 siklus 3. Gambar 1: Metode Tindakan Kelas dari Kemmis (Arikunto: 2010) 4. Penjelasan a. Perencanaan Adapun kegiatan dalam perencanaan siklus I adalah : 1) Melatih peserta didik aktif mengungkapkan data dengan sebenarnya, 2) Melatih peserta didik aktif mengungkapkan mau mengakui kesalahan diri dan menerima kelebihan peserta didik lain, 3) Mendorong peserta didik berlaku sportif tidak menjadi plagiat orang lain ketika diberi tugas, 4) Melatih peserta didik aktif menjadi tutor sebaya, membantu temannya yang belum menguasi pelajaran, 5) Mendorong peserta didik aktif mencari tau pada temanya dengan sesungguhnya, bila peserta didik belum menguasai, 6) Melatih peserta didik aktif dalam berdiskusi secara maksimal untuk memecahkan masalah yang ditugaskan, 7) Mendorong peserta didik berlaku tidak mencontek ketika ulangan, 8) Mendorong perserta didik untuk berprestasi dalam belajarnya. Pelaksanaan Pelaksanaan terbagi menjadi tiga tahapan tindakan 1. Kegiatan Tindakan Awal, Orientasi peserta didik membaca alquran, Apersepsi (mengimformasikan cakupan materi uraian kegiatan dan ketersediaan bahan 5. b. ajar di perpustakaan, internet), pemotivasian, penyampaian kompetensi, danKKM yang hendak dicapai. Kegiatan Inti Eksplorasi Mendorong peserta didik mencari materi “integral” dari internet dan sumber belajar lainnya dari perpustakaan dan toko buku,Mendorong peserta didik untuk melakukan diskusi secara maksimal “ metode SATE MLE” dengan memanfaatkan sumber belajar rujukan, Mendorong keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran secara maksimal, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan latihan soal pengembangan Elaborasi Mempasilitasi peserta didik mempresentasikan kegiatan tugasnya, Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas untuk memunculkan gagasan-gagasan beru. Mendorong peserta didik untuk berfikir kritis, menganalisis dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik untuk berkolaboratif dengan peserta lain secara kooperatif, Mendorong peserta didik untuk melakukun publikasi atas tugas yang diberikan. Komfirmasi Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan komfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan peserta didik, Guru berfungsi sebagai fasilitataor, dalam menjawab pertanyaan peserta didik, Membantu menyelesaikan masalah peserta didik dalam pengecekan hasil eksplorasi, Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang aktif dan memberikan informasi untuk ekplorasi lebih lanjut. Kegiatan Penutup Mengarahkan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan, Meminta peserta didik mberikan penilaiian / refleksit terhadap jalannya pembelajaran, Mendorong peserta didik mengerjakan tugas tambahan (Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersetruktur, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya) c. Pengamatan Pengamatan dilakukan di kelas oleh peneliti sendiri selama pembelajaran berlangsung. Untuk _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 9, No. 1, Februari 2015 56 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 memudahkan pelaksanaan pengamatan diperlukan lembar pengamatan jenis “dua pilihan (ya/tidak)” adapun hasil pengamatan peneliti ini telah terdapat kesesuaiian antara perencanaan dengan tindakan, berjalan dengan lancar, dalam kondisi yang menyenangkan, namun secara umum “ belum berhasil secara maksimal” pada siklu I dan II sementara sedangkan pada siklus III telah mencapai hasil maksimal. d. Refleksi Gambaran Umun refleksi siklus I bahwa penelitian ini telah berjalan lancar, lebih dari 50% peserta didik menyebutkan kegiatan pembelajaran dilakoni dengan menyenangkan. Meskipun Kegiatan berjalan lancar namun hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini ditandai dengan lebih dari 50% peserta didik belum mencapai hasil maksimal dari tindakan prilaku jujur belum nampak, siklus II sudah mulai nampak, dan lebih dari 50% peserta didik belum memperoleh nilai di atas nilai 72, sedangkan siklus III lebih dari 50% peserta didik telah mencapai hasil maksimal dari tindakan prilaku jujur sudah tertanam, dan lebih dari 50% peserta didik sudah memperoleh nilai di atas nilai 72. Belum nampak secara maksimal sikap jujur pada siklus I dan II dari peserta didik, hal ini ditandai dengan: banyaknya peserta didik yang belum dapat secara maksimal ungkapkan data dengan sebenarnya, mengakui kesalahan diri dan kelebihan orang lain, tidak menjadi pelagiat pekerjaan orang lain dan tidak mencontek ketika ulangan dan lainnya. Peserta didik belum siap secara maksimal dengan metode pembelajaran, selain itu peserta didik juga sudah lupa dengan materi penunjang yang menjadi prasyarat untuk itu diperlukan penyesuaian, Rekomendasi dari mayoritas “peserta didik dan teman sejawat” perlu dimaksimalkan, kedisiplinan, kerjasama, kejujuran dan perlu pengimbasan ke bidang studi lain. PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan atau satu semester terhitung dari tanggal 13 Juli sampai dengan 31 Otober tiga bulan pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan kalender pendidikan, dengan menggunakan tiga kali kegitan ulangan, tiap siklus menggunakan empat tahapan yaitu : 1) perencanaan, 2) pelaksanaaan, 3) observasi dan 4) refleksi, dengan menggunakan tiga siklus. Pelaksanan siklus I dimulai 13 juli hingga tanggal 13 Agustus, siklus II mulai tanggal 14 Agustus hingga tanggal 14 September, sedangkan siklus III dimulai tanggal 15 September hingga tanggal 15 Oktober 2014. _____________________________________________ Volume 9, No. 1, Februari 2015 Gambar 1: Tingkat kepuasan peserta didik dalam pembelajaran Berdasarkan data di atas diperolah, siswa yang menyatakan sangat puas mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I(13 atau 36%), II (23 atau 64%) dan III (25 atau 69 %). Hal ini menunjukkan trend naik adanya peningkatan dari siklus kesiklus berikutnya. Adapu peningkatan terbesar terjadi antara siklus pertama sampai siklus ke dua sebesar 28%. Dilain pihak siswa yang menyatakan cukup puas pada siklus I(11 atau 31%), II ( 9 atau 25%), III ( 10 atau 28 %) dari 36 orang peserta. Hal ini menunjukkkan adanya penurunan dan peneurunan terbesar terjadi pada siklus I ke siklus II sebesar 6%. Sedangkan yang menyatakan pendapat kurang puas pada siklus I (12 atu 33%), II(4 atau 11%) dan III (1 atau 2%). Data itu menunjukkan trend negatif mengalami penurunan, dan penurunan terbesar terjadi antara siklus I dengan siklus II sebesar 22 %. Berikut pernyataan ketidak puasan , cukup puas dan sangat puas dari beberapa siswa. Meldi (2014) menyebutkan “ ....menurut saya cara mengajar bapak memang mudah dimengerti, karena bapak mengajar lebih ke logikanya, tetapi saya kurang puas karena pada saat dijelaskan memang saya cepat mengerti, tapi saya sangat mudah lupa kembali, karena tidak pernah mencatat, ini memang kesalahan saya, ....” sedangkan Nunung Rusdiyawanti 2014 menyatakan “saya cukup puas pada saat belajar matematika, karena cara guru mengajar itu sangat bagus dan membuat saya cepat mengerti”. Dilain pihak Evin Alvan (2014) mengatakan”.....cara pak guru mengajar sangat memuaskan karena disamping cara mengajarnya yang sangat baik, pak guru juga bisa memberikan motivasi, nasehat, hingga kita menjadi semangat untuk belajar http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENUTUP Gambar 2: Perkembangan Pretasi Hasil Belajar siswa Dari data tersebut dapat dijelaskan pada siklus I terdapat (18 atau 50%) dari 36 siswa memiliki prestasi rendah, pada siklus II ada ( 8 atau 22%) dan pada siklus III terdapat (1 atau 3%). Kondisi ini mengalami penurunan dan peneurunan terbesar terjadi anatara siklus I ke siklus II sebesar 28%. Sedangkan peserta didik yang memiliki prestasi cukup dari siklus- kesiklus yaitu: siklus I ( 15 atau 42%), siklus II(21 atau 58 %) sedangkan pada siklus III(14atau 39 %). Pada siklus ini terjadi peneurunan dan peneurunan terbesar antara siklus I dengan siklus II sebesar 19%. Sedangkan peserta didik memiliki prestasi tinggi pada siklus I( 3 orang atau 8%, ) sedangkan pada siklus II ( 7 atau 19%) dan pada siklus III (21 atau 58%). Peserta didik yang memiliki prestasi tinggi terjadi peningkatan trend positip, dan peningkatan terbesar terjadi pada siklus II ke siklus III sebesar 39%. Gambar3: Hasil amatan Prilaku jujur perta didik Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa ada 3 centangan atau 43 % dari 7 diskriptor yang disediakan dan jumlah ini masih dikategorikan belum nampak prilaku kejujuran. Sedangkan pada siklus II terdapat 4 centangan atau 57 % dari 7 diskriptor yang disediakan dan angka tersebut dikategorikan sudah mulai nampak. Sementara pada siklus III 6 atau 86% dari diskriptor yang disedikan dan angka ini sudah dikategorikan prilaku kejujuran sudah mulai tertanam. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan Sate MLE dalam KBM khususnya di SMA 2 Aikmel kelas XII IPA angkatn tahun 2014/2015dapat meningkatkan tindakankejujurandari kondisi belum nampak, hingga mulai tertanam dengan peningkatan sebesar (29)%, sementara prestasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sebesar (39)%. Berdasarkan simpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1) Guru mata pelajaran matematika hendaknya dapat menerapkan perangkat serta sekenario pembelajaran dalm penerapan metode Sate MLE yang diyakini dapat meningkatkan kompetensi diri dalam pengembangan karir, 2) SMA Negeri 2 Aikmel sebagai lembaga institusi pemerintah diharapkan metode ini perlu dikembangkan oleh guru lain sebagai alternatif dalam KBM demi terwujudnya mutu proses belajar mengajar yang berkarakter, 3) Lembaga Diknas Kabupaten Lombok Timur sebagai pihak yang berwenag dapat memperkenalkan metode ini kepada pihak lain di luar SMA Negeri 2 Aikmel, hal ini penting untuk dilaksanakan dalam rangka menanamkan metode pembelajaran yang berkarakter. DAFTAR PUSTAKA Abdullah , 2006, Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Pustaka imam Asy- Syafii, Jakarta Akmaludin, 2009, Dinamika Kelompok Sebagai Alternatif Pembelajaran untuk meningkatkan Kemendirian, Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika Kelas XII IPA di SMA Negeri 2 Aikmel, Jurnal Media Bina Ilmiah Bina Patria Vol 4, Mataram Akamaludin, 2012. Penerapan Metode SATE MLE Untuk Prestasi Belajar Matematika Di SMA NEGERI 2 AIKMEL Tahun Pelajaran 2010/2011. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Aditya Media. Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Diktat Penataran Pengawas dan Guru di Kabupaten Lombok Timur . Clifford & Wildson, 2000 , The Field of Action Research . New York : Harper & Bross. Riyanto, 2003, Penelitian Kualitatif, SIC Surabaya Sumarsih Madya, 2009. Penelitian Tindakan Kelas http://sumarsihmadya.wordpress.com/20 08/12/15/komparast. 7 April 2010 _____________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 9, No. 1, Februari 2015