10-Penerapan Metode Sate Mle Untuk Meningkatkan Kejujuran Dan

advertisement
52 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
PENERAPAN METODE SATE MLE UNTUK MENINGKATKAN KEJUJURAN DAN
PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SMA NEGERI 2 AIKMEL TAHUN
PELAJARAN 2014/2015.
Oleh:
Akmaludin
Dosen pada STMIK Syaikh Zainudin NW Anjani Lombok
Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kesulitan belajar peserta didik serta rendahnya
tingkat, kejujuran, dan prestasi belajar peserta didik kelas XII IPA dalam mengikuti proses
pembelajaran. Untuk mmemecahkan permaslahan itu tujuan penelitian ini adalah melatih peserta didik
untuk: tidak mencontek ketika ulangan, mengungkapkan data dengan sebenarnya, mau mengakui
kesalahan diri dan kelebihan orang lain, tidak menjadi plagiat pekerjaan orang lain, menjadi tutor sebaya,
mau mencari tahu bila belum mampu, bekerjasama dan mengoptimalkan prestasi hasil belajarnya melaui
penerapkan Metode Sate MLE (multi level education). Penelitian ini melibatkan 36 orang peserta didik
yang dilaksanakan berdarkan SK pembagian tugas mengajar guru Tp 2014/2015. Pengumpulandata
dilakukan dengan observasidan pencermatan dokumen. Tindakan yang dilakukandalam penelitian ini
sebanyak tiga siklus. Hasil yang diperoleh terdapat peningkatan tindakan prilakukejujuran sebesar
(29%) dan peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik sebesar (39)% angka ini amat baik sehingga
hasil penelitian ini layak untuk dikaji dan dijadikan sebagai alternative pembelajaran matematika.
Kata Kunci: Elaborasi, kejujuran,kedisplinan, prestasi dan Sate MLE
PENDAHULUAN
Pandangan dunia Internasional saat ini
terhadap pendidikan di Negara Repulik Indonesia,
dipandang masih ketinggalan bila dibandingkan
dengan negar lain, bahkan menempati urutan ke
39 dari 41 negara yang disurvei. Penelitian ini
dilakukan oleh lembaga Progress in International
Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006
(Suyanto, 2010: 17). Survey yang dilakukan
Programme for internatonal student assessment
(PISA) terhadap 65 negara menyebutkan hasil tes
siswa indonesia selalu dibawah rata-rata
internasional Warisdiono (2014).
Dilain pihak prestasi belajar sekelompok
peserta didik masih belum mampu mengangkat
citra pendidikan di tanah air, Setidaknya Hasil UN
SMA/SMK 2014 diragukan, ditemukan peserta
menyontek ketika ujian nasiol tahun 2014, bahkan
lebih jauh Safii (Lombok Post, Mei 2014)
menyebutkan bahwa kunci jawaban 2014 yang
beredar tidak menyesatkan.
Dari pandangan di atas dapat dipahami
bahwa, rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa
atau banyaknya peserta yang belum memenuhi
target angka ketuntasan, bukan disebabkan sematamata siswa mengalami kesulitan belajar, tetapi
juga ada permasalahan lain seperti kejujuran, dan
kedisiplinan dari peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Selain itu meskipun selama
ini penulis telah mengenal berbagai teori dan
metode pembelajaran, namun masih diperlukan
upaya lain untuk membantu peserta didik yang
_____________________________________________
Volume 9, No. 1, Februari 2015
mengalami kesulitan belajar di kelas. Salah satu
upaya itu adalah melalui penerapan Metode Sate
MLE ( mult level education) dalam pemebelajaran
matematika untuk meningkatkan kejujuran dan
prestasi hasil belajar.
Pemilihan metode yang akan digunakan guru
sangatlah tergantung dari kemampuan, latar
belakang pendidikan, serta pengalaman yang
dimilikinya. Pemilihan metode ini menurut Pidarta
(2005) hendaknya disesuaikan dengan materi,
tujuan dan ketersediaan sarana sekolah. Senada
dengan itu Hudoyo (2000; 75) dikatakan bahwa
kehasan mata pelajaran turut mendukung
pemilihan metode mengajar oleh guru. Hal ini
dapat diterima bahwa dengan pemilihan metode
yang tepat akan dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran.Perkembangan intelektual peserta
didik, sangat tergantung dari intraksi antara guru
dengan murid dan peserta didik dengan lainnya.
Bahkan menurut Bruner dan Gagne dalam G.
Tambunan
(2012)
meyebutkan
bahwa,
perkembangan intelektual anak akan mengalami
keterlambatan jika anak tidak mempunyai berbagai
kontak dengan orang lain.
Menurut Wisnu (2015) kejujuran diartikan
sebagai sebuah kemampuan untuk mengekpresikan
fakta-fakta dan keyakinan pribadi sebaik mungkin
sebagaimana adanya. Selanjutnya dikatakan
bahwa, kejujuran merupakan kualitas manusiawi
dengan cara mengomunikasikan diri dan bertindak
secara benar (truthfully). Selanjutnya Akmaludin
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
(2014) menyebutkan semakin seorang peserta
didik memiliki kemauan, kejujuran, kemampu
berkomunikasi dan kesadaran dalam melaksanakan
tugas yang tinggi, maka akan berimplikasi pada
kayakinan
dan prestasi hasil belajarnya.
Keberhasilan untuk mewujudkan tersebut tidak
dapat berdiri sendiri, tetapi perlu dukungan secara
integratif dari sub sistem tersebut
Belajar didefinisikan oleh Cronbach, Harold
Spears dalam Fahruddin (2005 ) mengataka
bahwa Learning is shown by a change in behavior
as a result of experience yang berarti belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku
sebagai hasil dari pengalaman. Dipihak lain Harold
Spears dalam Akmaludin (2006) mengatakan
bahwa Learning is to observe, to read, to try them
seves, to listen, to follow direction yang berarti
bahwa belajar adalah mengamati, membaca,
mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan dan
mengikuti petunjuk.
Jadi prestasi hasil belajar merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai
pada saat atau periode tertentu berupa peningkatan
tingkah laku seperti: kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan dan
daya fikir setelah seseorang menyelesaikan tugas
belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka
ataupun hurup
Terkait dengan metode pemblajaran SATE
MLE adalah suatu metode pembelajaran yang
dilhami oleh QS( al Al-Ashr, 103: 1- 3 ) yang
artinya ”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Selajutnya QS(Albaqarah 42)
yang artinya
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan
yang bathil dan jangan kamu sembunyikan yang
hak itu, sedangkan kamu mengetahui. Selanjutnya
Abdullah ( 2006; 536) dijelaskan bahwa Allah
memberikan pengecualian dari kerugian itu bagi
orang- orang yang beriman dan beramal shalih
melalui anggota tubuhnya serta mewujutkan suatu
bentuk ketaatan dan meninggalkan suatu yang
diharamkan, juga bersabar atas segala macam
cobaan, takdir, serta gangguan yang dilancarkan
kepada oarang-orang yang menengakkan amar
makruf nahi mungkar
Selain itu juga SATE MLE adalah metode
pembelajaran mendalam yang menekankan pada
pembelajaran mastery learning hal ini tidaklah
berlebihan bahwa selama penerapan pembelajaran
metode tersebut setiap orang berkepentingan
unruk meraih keberuntungan. Metode SATE MLE
adalah metode pembelajaran demokratis yang
Media Bina Ilmiah53
menggabungkan metode ceramah, tanya jawab,
diskusi dan kelompok serta tutor sebaya
dilaksanakan secara
bersamaan dalam kurun
waktu pembelajaran tertentu. Metode ini dikemas
sedemikian rupa sehingga guru, peserta didik yang
pandai, peserta didik cukup pandai dan peserta
didik kurang pandai bekerja bersama- sama saling
bahu membahu untuk menguasai pokok bahasan
tertentu yang menekankan pada kejujuran,
kedisiplinan, kerjasama, bekerja giat dan
menjunjung tinggi hak asasi peserta didik.
Dipihak lain
pembelajaran melalui SATE
MLE setidaknya melibatkan tiga komponen
utama
pembelajaran
efektif
yaitu;
1)
Konstruktivisme (Constructivism), konstruktivisme
merupakan pengetahuan yang dibangun oleh
manusia melalui proses sedikit demi sedikit
melalui kontek terbatas. Pengetahuan dikonstruksi
melalui pengalaman nyata yang ada di lapangan,
hal ini dapat diperoleh melalui berbagai aktivitas
dan kreativitas peserta didik selama mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Dari pandangan diatas dapatlah diterima
bahwa Masyarakat Belajar (Learning Community)
dalam hal ini kelompok kecil yaitu anggota kelas
berusaha mengkontruksi pengetahuan yang
dimilikinya
sebelum, selama (saat kegiatan
berlangsung) dan setelah proses belajar mengajar
melalui diskusi takterstruktur, sehinggga pesan
yang disampaikan guru akan menjadi milik peserta
didik secara baik. Atau lebih tajam dapat
dikatakan bahwa metode pembelajaran ini
berorientasi pada CenterLearningStudent
(
pembelajaran berpusat pada kegiatan peserta
didik).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan 36 orang siswa
kelas XII IPA tahun pelajaran 2014/2015 yang
terdiri dari 7 laki dan 29 wanita. Desain penelitian
ini menggunakan metode Kemmis dan Tanggart
dengan tahapan perencanaan, tindakan dan
pengamatan serta refleksi untuk setiap siklus.
Pemecahkan permasalahan dilakukan serangkaian
tindakan dalam bentuk siklus-siklus, sebanyak 3
siklus.
Adapum Pengumpulan delakukan dengan tiga
cara : 1) lewat pengamatan yang mencakup
tindakan peserta didik untuk: mengungkapkan data
dengan sebenarnya, mengakui kesalahan diri dan
menerima kelebihan peserta didik lain, tidak
menjadi plagiat orang lain ketika diberi tugas,
aktif menjadi tutor sebaya, membantu temannya
yang belum menguasi pelajaran, mencari tau pada
temanya dengan sesungguhnya bila peserta didik
belum menguasai, berdiskusi secara maksimal
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 1, Februari 2015
54 Media Bina Ilmiah
untuk memecahkan masalah yang ditugaskan dan
berlaku tidak mencontek ketika ulangan, 2)
pencermatan dokuman seperti: hasil tersetruktur,
tugas
tidak
tersetruktur,
ulangan,
foto
kegiatan/kejadian, dan komentar pelaku atau
subyek penelitian. yang mencakup
beberapa
komponen
yaitu
komponen
kemandirian,
komponen keterlibatan siswa dengan tiga tahapan
masing-masing:
a)
pengamatan
deskriftif
dimaksudkan untuk mengeksplorasi data secara
umum, b) pengamatan terfokus dimaksudkan
untuk menganalisis data keterlibatan secara
mendalam dan c)
pengamtan terseleksi
dimaksudkan
untuk
menunjang
analisis
komponensial, 2) tes langsung yang berupa soal
pilihan ganda yang terdiri 10 soal dengan lima
aitem pilihan dan, 3). Komentar peserta didik,
dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan yang
jelas dari subyek yang diteliti atas jalannya proses
pembelajaran, melalui penerapan metode Sate
MLE.
Analisis data diawali dengan uji persyaratan
analisis
yaitu uji validitas. Uji ini sangat
diperlukan untuk suatu penelitian tindakan kelas
dalam penelitian ini menggunakan
validitas
demokratikdan katalitik.
Adapun Validitas
Demokratik Sumarsish Madya dalam Akmaludin
(2010) berkenaan dengan kadar kekolaboratifan
penelitian dan pencakupan berbagai suara antara
guru dan murid-murid. Dengan demikian analisis
demokratis ini dimaksudkan untuk menganalisis
berbagai keterangan dari siswa dengan teknik
masing-masing diberi kesempatan menyuarakan
apa yang dipikirkan dan dirasakan serta
dialaminya selama penelitian berlangsung.
Semantara validitas
Katalitik
dalam
penelitian ini terkait dengan kadar pemahaman
yang dimiliki peneliti (Sumarsih Widya 2009). Jadi
dalam analisis validitas kaltalitik ini peneliti
menganalisis capaian realitas kehidupan kelas
saat penelitian berlangsung dan cara mengelola
perubahan di dalamnya, termasuk perubahan
pemahaman peneliti dan murid-murid terhadap
peran masing-masing serta tindakan yang diambil
sebagai akibat dari perubahan ini.
Adapun teknik pengujian data dilakukan
dengan teknik kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dilaksanakan secara terus menerus, sejak
melakukan kegiatan penelitian di kelas XII IPA
dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir
kegiatan, begitu data terkumpul langsung dianalisis
agar diperoleh kejelasan setiap siklus. Adapun
kegitan yang dilakukan peneliti dalam analisis data
dimulai darai pengecekan keabsahan data melalui
credibility
dan
dependability.
Credibility
dimaksudkan adalah data dan informasi yang
dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran,
_____________________________________________
Volume 9, No. 1, Februari 2015
ISSN No. 1978-3787
yang berarti bahwa hasil penelitian ini dapat
dipercaya oleh para pembaca dan dapat diterima
oleh orang-orang (responden) yang memberikan
informasi yang dikumpulkan selama informasi
berlagsung (Ryanto : 2009).
Sedangkan Dependabilitas adalah kriteria
untuk meneliti kualitas proses penelitian apakah
bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa
penelitian dapat dipertahankan ialah dengan audit
dependabilitas oleh auditor independent guna
mengkaji kegiatan yang dilakukan peneliti. Untuk
mengecek apakah hasil penelitian ini bermutu atau
tidak, peneliti berhati-hati untuk tidak berbuat
kesalahan dalam hal : 1) mengkonsepsualisasikan
rencana penelitian, (2) mengumpulkan data, (3)
menginterpretasikan data atau informasi yang telah
dikumpulkan dalam suatu laporan penelitian.
Adapun bahan-bahan yang diaudit antara lain
berupa tugas tersetruktur, tugas tidak tersetruktur,
ulangan, tindakan kejujuraran peseta didik. Untuk
memenuhi penelusuran atau pelacakan audit ini,
peneliti melakukannya dengan menyiapkan bahanbahan berupa data mentah (catatan), dan foto
kegiatan, dan hasil analisis data .
Untuk kegitan analisis berikunya data peneliti
memproses data penelitian mulai beberapa
tahapan: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3)
penarikan kesimpulan. Reduksi di maksudkan bila
data yang diperoleh di setiap siklus perlu direduksi
berupa, dirangkum, dipilah-pilah, disederhanakan
dan diambil hal-hal yang penting serta dicari
polanya. Dalam mereduksi data hasil penelitian
dilakukan secara sistematis melalui observasi
langsung , selanjutnya dilakukan klasifikasi data
sesuai dengan topik dan fokus penelitian. Dalam
mereduksi data peneliti secara terus menerus
melihat tingkat kejujuran: gerakan anggota tubuh,
kata-kata/ucapan dari peserta didik selama
mengikuti ketiatan pembelajaran disetiap siklus.
Sementara analisis data kuantitatif meliputi:
Mengecek nama dan kelengkapann identitas
pengisi jawaban dimaksudkan untuk keperluan
pengolahan data lebih lanjut. Mengecek
kelengkapan data artinya memeriksa isi instrumen
pengumpulan data. Sedangkan tabulasi meliputi:
tabulasi data dalam bentuk tabel dan diagram
sehingga memudahkan dalam pembacaan hasil,
penyimpulan data,dan penarikan kesimpulan.
Selanjutnya Analisis data tertumpu pada kegiatan
analisis deskriftif yang meliputi nelai rata-rata
kelas yang dirumuskan dengan.
X =
∑ fx dimana,
n
X = nilai rata- rata,
x = nilai amatan,
n = banyaknya amatan
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah55
Sedangkan
untuk menghitung besarnya
peningkatan prestasi belajar dan ketuntasn siswa
adalah:
1.
Peningkatan setelah siklus II = Prosentase x
2.
(mean) siklus II – prosenase x (mean) siklus I
2.
Peningkatan setelah siklus III = prosentase x
(mean) siklus III – prosentase x (mean) siklus
II
3.
Ketuntasan hasil belajar T =
n
x100% , n
36
jumlah siswa yang memperoleh nilai
≥ 72
Untuk memecahkan masalah penelitian
peneliti menggunakan tahapan 4 tahapan dengan
3 siklus
3.
Gambar 1: Metode Tindakan Kelas dari Kemmis
(Arikunto: 2010)
4.
Penjelasan
a. Perencanaan
Adapun kegiatan dalam perencanaan siklus I
adalah : 1) Melatih peserta didik aktif
mengungkapkan data dengan sebenarnya, 2)
Melatih peserta didik aktif mengungkapkan mau
mengakui kesalahan diri dan menerima kelebihan
peserta didik lain, 3) Mendorong peserta didik
berlaku sportif tidak menjadi plagiat orang lain
ketika diberi tugas, 4) Melatih peserta didik aktif
menjadi tutor sebaya, membantu temannya yang
belum menguasi pelajaran, 5) Mendorong peserta
didik aktif mencari tau pada temanya dengan
sesungguhnya, bila peserta didik belum menguasai,
6) Melatih peserta didik aktif dalam berdiskusi
secara maksimal untuk memecahkan masalah yang
ditugaskan, 7) Mendorong peserta didik berlaku
tidak mencontek ketika ulangan, 8) Mendorong
perserta didik untuk berprestasi dalam belajarnya.
Pelaksanaan
Pelaksanaan terbagi menjadi tiga tahapan
tindakan
1. Kegiatan Tindakan Awal,
Orientasi peserta didik membaca alquran,
Apersepsi
(mengimformasikan
cakupan
materi uraian kegiatan dan ketersediaan bahan
5.
b.
ajar di perpustakaan, internet), pemotivasian,
penyampaian kompetensi, danKKM yang
hendak dicapai.
Kegiatan Inti
Eksplorasi Mendorong peserta didik mencari
materi “integral” dari internet dan sumber
belajar lainnya dari perpustakaan dan toko
buku,Mendorong
peserta
didik
untuk
melakukan diskusi secara maksimal “ metode
SATE MLE” dengan memanfaatkan sumber
belajar
rujukan, Mendorong keterlibatan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
secara maksimal, Memfasilitasi peserta didik
melakukan
kegiatan
latihan
soal
pengembangan
Elaborasi
Mempasilitasi
peserta
didik
mempresentasikan
kegiatan
tugasnya,
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas untuk memunculkan gagasan-gagasan
beru. Mendorong peserta didik untuk berfikir
kritis, menganalisis dan bertindak tanpa rasa
takut, Memfasilitasi peserta didik untuk
berkolaboratif dengan peserta lain secara
kooperatif, Mendorong peserta didik untuk
melakukun publikasi atas tugas yang
diberikan.
Komfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik, Memberikan komfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber, Memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
peserta didik, Guru berfungsi sebagai
fasilitataor, dalam menjawab pertanyaan
peserta didik, Membantu menyelesaikan
masalah peserta didik dalam pengecekan hasil
eksplorasi, Memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang aktif dan
memberikan informasi untuk ekplorasi lebih
lanjut.
Kegiatan Penutup
Mengarahkan
peserta
didik
membuat
rangkuman/kesimpulan, Meminta peserta
didik mberikan penilaiian / refleksit terhadap
jalannya pembelajaran, Mendorong peserta
didik
mengerjakan
tugas
tambahan
(Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak tersetruktur, menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya)
c.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan di kelas oleh peneliti
sendiri selama pembelajaran berlangsung. Untuk
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 1, Februari 2015
56 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
memudahkan pelaksanaan pengamatan diperlukan
lembar pengamatan jenis “dua pilihan (ya/tidak)”
adapun hasil pengamatan peneliti ini telah terdapat
kesesuaiian antara perencanaan dengan tindakan,
berjalan dengan lancar, dalam kondisi yang
menyenangkan, namun secara umum “ belum
berhasil secara maksimal” pada siklu I dan II
sementara sedangkan pada siklus III telah
mencapai hasil maksimal.
d.
Refleksi
Gambaran Umun refleksi siklus I bahwa
penelitian ini telah berjalan lancar, lebih dari 50%
peserta didik menyebutkan kegiatan pembelajaran
dilakoni dengan menyenangkan. Meskipun
Kegiatan berjalan lancar namun
hasil yang
diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal.
Hal ini ditandai dengan lebih dari 50% peserta
didik belum mencapai hasil maksimal dari
tindakan prilaku jujur belum nampak, siklus II
sudah mulai nampak, dan lebih dari 50% peserta
didik belum memperoleh nilai di atas nilai 72,
sedangkan siklus III lebih dari 50% peserta didik
telah mencapai hasil maksimal dari tindakan
prilaku jujur sudah tertanam, dan lebih dari 50%
peserta didik sudah memperoleh nilai di atas nilai
72. Belum nampak secara maksimal sikap jujur
pada siklus I dan II dari peserta didik, hal ini
ditandai dengan: banyaknya peserta didik yang
belum dapat secara maksimal ungkapkan data
dengan sebenarnya, mengakui kesalahan diri dan
kelebihan orang lain, tidak menjadi pelagiat
pekerjaan orang lain dan tidak mencontek ketika
ulangan dan lainnya. Peserta didik belum siap
secara maksimal dengan metode pembelajaran,
selain itu peserta didik juga sudah lupa dengan
materi penunjang yang menjadi prasyarat untuk itu
diperlukan penyesuaian, Rekomendasi dari
mayoritas “peserta didik dan teman sejawat” perlu
dimaksimalkan, kedisiplinan, kerjasama, kejujuran
dan perlu pengimbasan ke bidang studi lain.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan
atau satu semester terhitung dari tanggal 13 Juli
sampai dengan 31 Otober tiga bulan pelaksanaan
penelitian ini disesuaikan dengan kalender
pendidikan, dengan menggunakan tiga kali kegitan
ulangan, tiap siklus menggunakan empat tahapan
yaitu : 1) perencanaan, 2) pelaksanaaan, 3)
observasi dan 4) refleksi, dengan menggunakan
tiga siklus. Pelaksanan siklus I dimulai 13 juli
hingga tanggal 13 Agustus, siklus II mulai
tanggal 14 Agustus hingga tanggal 14 September,
sedangkan siklus III dimulai tanggal 15 September
hingga tanggal 15 Oktober 2014.
_____________________________________________
Volume 9, No. 1, Februari 2015
Gambar 1: Tingkat kepuasan peserta didik dalam
pembelajaran
Berdasarkan data di atas diperolah, siswa
yang menyatakan sangat puas mengikuti kegiatan
pembelajaran pada siklus I(13 atau 36%), II (23
atau 64%) dan III (25 atau 69 %). Hal ini
menunjukkan trend naik adanya peningkatan dari
siklus kesiklus berikutnya. Adapu peningkatan
terbesar terjadi antara siklus pertama sampai
siklus ke dua sebesar 28%. Dilain pihak siswa
yang menyatakan cukup puas pada siklus I(11
atau 31%), II ( 9 atau 25%), III ( 10 atau 28 %)
dari 36 orang peserta. Hal ini menunjukkkan
adanya penurunan dan peneurunan terbesar terjadi
pada siklus I ke siklus II sebesar 6%. Sedangkan
yang menyatakan pendapat kurang puas pada
siklus I (12 atu 33%), II(4 atau 11%) dan III (1
atau 2%). Data itu menunjukkan trend negatif
mengalami penurunan, dan penurunan terbesar
terjadi antara siklus I dengan siklus II sebesar 22
%.
Berikut pernyataan ketidak puasan , cukup
puas dan sangat puas dari beberapa siswa. Meldi
(2014) menyebutkan “ ....menurut saya cara
mengajar bapak memang mudah dimengerti,
karena bapak mengajar lebih ke logikanya, tetapi
saya kurang puas karena pada saat dijelaskan
memang saya cepat mengerti, tapi saya sangat
mudah lupa kembali, karena tidak pernah
mencatat, ini memang kesalahan saya, ....”
sedangkan
Nunung Rusdiyawanti
2014
menyatakan “saya cukup puas pada saat belajar
matematika, karena cara guru mengajar itu sangat
bagus dan membuat saya cepat mengerti”. Dilain
pihak Evin Alvan (2014) mengatakan”.....cara pak
guru mengajar sangat memuaskan karena
disamping cara mengajarnya yang sangat baik,
pak guru juga bisa memberikan motivasi, nasehat,
hingga kita menjadi semangat untuk belajar
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah57
PENUTUP
Gambar 2: Perkembangan Pretasi Hasil Belajar
siswa
Dari data tersebut dapat dijelaskan pada
siklus I terdapat (18 atau 50%) dari 36 siswa
memiliki prestasi rendah, pada siklus II ada ( 8
atau 22%) dan pada siklus III terdapat (1 atau
3%). Kondisi ini mengalami penurunan dan
peneurunan terbesar terjadi anatara siklus I ke
siklus II sebesar 28%. Sedangkan peserta didik
yang memiliki prestasi cukup dari siklus- kesiklus
yaitu: siklus I ( 15 atau 42%), siklus II(21 atau 58
%) sedangkan pada siklus III(14atau 39 %). Pada
siklus ini
terjadi peneurunan dan peneurunan
terbesar antara siklus I dengan siklus II sebesar
19%. Sedangkan peserta didik memiliki prestasi
tinggi pada siklus I( 3 orang atau 8%, ) sedangkan
pada siklus II ( 7 atau 19%) dan pada siklus III (21
atau 58%). Peserta didik yang memiliki prestasi
tinggi terjadi peningkatan trend positip, dan
peningkatan terbesar terjadi pada siklus II ke
siklus III sebesar 39%.
Gambar3: Hasil amatan Prilaku jujur perta didik
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan
bahwa ada 3 centangan atau 43 % dari 7
diskriptor yang disediakan dan jumlah ini masih
dikategorikan belum nampak prilaku kejujuran.
Sedangkan pada siklus II terdapat 4 centangan
atau 57 % dari 7 diskriptor yang disediakan dan
angka tersebut dikategorikan sudah mulai nampak.
Sementara pada siklus III 6 atau 86% dari
diskriptor yang disedikan dan angka ini sudah
dikategorikan prilaku kejujuran sudah mulai
tertanam.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa: 1) Penerapan Sate MLE dalam KBM
khususnya di SMA 2 Aikmel kelas XII IPA
angkatn tahun 2014/2015dapat meningkatkan
tindakankejujurandari kondisi belum nampak,
hingga mulai tertanam
dengan peningkatan
sebesar (29)%, sementara prestasi dapat
meningkatkan
prestasi belajar peserta didik
sebesar (39)%.
Berdasarkan simpulan di atas, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut: 1) Guru mata
pelajaran
matematika
hendaknya
dapat
menerapkan
perangkat
serta
sekenario
pembelajaran dalm penerapan metode Sate MLE
yang diyakini dapat meningkatkan kompetensi diri
dalam pengembangan karir, 2) SMA Negeri 2
Aikmel sebagai lembaga institusi pemerintah
diharapkan metode ini perlu dikembangkan oleh
guru lain sebagai alternatif dalam KBM demi
terwujudnya mutu proses belajar mengajar yang
berkarakter, 3) Lembaga Diknas Kabupaten
Lombok Timur sebagai pihak yang berwenag
dapat memperkenalkan metode ini kepada pihak
lain di luar SMA Negeri 2 Aikmel, hal ini penting
untuk dilaksanakan dalam rangka menanamkan
metode pembelajaran yang berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , 2006, Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Pustaka
imam Asy- Syafii, Jakarta
Akmaludin, 2009, Dinamika Kelompok Sebagai
Alternatif
Pembelajaran
untuk
meningkatkan Kemendirian, Partisipasi
dan Prestasi Belajar Matematika Kelas
XII IPA di SMA Negeri 2 Aikmel, Jurnal
Media Bina Ilmiah Bina Patria Vol 4,
Mataram
Akamaludin, 2012. Penerapan Metode SATE MLE
Untuk Prestasi Belajar Matematika Di
SMA NEGERI 2 AIKMEL Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian
Tindakan Kelas, Aditya Media. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Diktat Penataran Pengawas dan
Guru di Kabupaten Lombok Timur .
Clifford & Wildson, 2000 , The Field of Action
Research . New York : Harper & Bross.
Riyanto, 2003,
Penelitian Kualitatif, SIC
Surabaya
Sumarsih Madya, 2009. Penelitian Tindakan Kelas
http://sumarsihmadya.wordpress.com/20
08/12/15/komparast. 7 April 2010
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 1, Februari 2015
Download