CEREBRAL PALSY 2014 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah memburuk. Kondisi tersebut disebut little’s disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan di golongkan dalam terminologi cerebral palsy atau umumnya di singkat CP.1 Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan fungsi pergerakan. Tetapi pada tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah lain misalnya retardasi mental, gangguan visual dan kejang. Freud menyatakan bahwa penyakit tersebut mungkin sudah terjadi pada awal kehidupan, selama perkembangan otak janin. Kesulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan yang menimbulkan efek yang lebih buruk di mana sangat mempengaruhi perkembangan fetus.1 Di tahun 1980, di analisis data penelitian pemerintah pada >35.000 persalinan dan hasilnya sangat mengejutkan dengan ditemukan kasus komplikasi hanya <10%. Sebagian besar kasus CP sering dijumpai kasus tanpa faktor resiko. Penemuan dari NINDS tersebut dapat mengubah teori medis mengenai CP dan sangat memotivasi peneliti masa kini untuk mencari lebih lanjut penyebab lain dari CP.1,2 Ilmu Kesehatan Anak Page 1 CEREBRAL PALSY 2014 Pada saat yang sama, penelitian biomedis juga telah memulai penelitian untuk lebih memahami perubahan pemahaman secara bermakna dalam diagnosis dan penanganan penderita CP. Faktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidentifikasi, khususnya paparan intrauterine terhadap infeksi dan penyakit koagulasi, dll. Identifikasi dini CP pada bayi akan memberikan kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan optimal dalam upaya memperbaiki kecacatan sensoris dan mencegah timbulnya kontraktur. Riset biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging cerebral canggih dan analisis gait modern. Kondisi tertentu yang sudah diketahui menyebabkan CP, misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini sudah dapat diterapi dan dicegah. Terapi fisik, psikologis dan perilaku yang optimal dengan metode khusus misalnya gerakan, bicara membantu kematangan sosial dan emosional sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Tetapi medikasi, pembedahan dan pemasangan braces banyak membantu dalam hal perbaikan koordinasi saraf dan otot, sebagai terapi penyakit yang berhubungan dengan CP, disamping mencegah atau mengoreksi deformitas.1,2 Ilmu Kesehatan Anak Page 2 CEREBRAL PALSY 2014 BAB II PEMBAHASAN 1. DEFINISI Cerebral palsy adalah ensefalopati statis yang mungkin didefinisikan sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan epilepsi dan ketidaknormalan bicara, penglihatan dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang.2 Cerebral palsy adalah kelainan pada postur dan pergerakan yang menyebabkan oleh lesi non progresif pada otak yang sedang berkembang.3 Cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan serebelum dan kelainan mental.5 2. EPIDEMIOLOGI Collaborative Perinatal Project, dimana sekitar 45.000 anak secara teratur dipantau sejak dalam kandungan hingga umur 7 tahun, melaporkan angka prevalensi CP sekitar 4/1.000 bayi lahir hidup. Asfiksia lahir merupakan penyebab CP yang tidak lazim; lagipula, kehamilan yang paling beresiko tinggi membuahkan anak yang normal secara neurologis. Meskipun penyebab CP tidak dapat dikenali pada sebagian besar kasus, sejumlah besar anak dengan CP mengalami anomaly congenital diluar Sistem Saraf Sentral (SSS), yang dapat menempatkan mereka pada peningkatan resiko untuk terjadinya asfiksia selama periode perinatal. Studi Australia yang membandingkan anak dengan CP spastik dengan sekelompok control yang cocok menunjukkan temuan serupa. Kurang dari 10% anak dengan CP menunjukkan bukti adanya asfiksia intrapartum. Meskipun Ilmu Kesehatan Anak Page 3 CEREBRAL PALSY 2014 peningkatan tahanan hidup bayi premature karena perbaikan perawatan perinatal telah mengakibatkan lebih banyak anak dengan CP, frekuensinya tidak meningkat. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan dimasa mendatang yang diarahkan pada perbaikan perawatan perinatal akan mempunyai dampak minimal pada insidensi CP dan bahwa riset mungkin diarahkan secara lebih menguntungkan pada bidang biologi perkembangan agar memahami pathogenesis CP.2 3. ETIOLOGI Penyebabnya dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu pranatal, perinatal dan pascanatal. 1. Pranatal Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin, misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik. Kelainana yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental. Anoksia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-X dan keracunan kehamilan dapat menimbulkan cerebral palsy.4 2. Perinatal a. Anoksia/hipoksia Penyebab yang terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah ‘brain injury’. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, disporporsi sefalo-pelvik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan sectio caesar. b. Perdarahan otak Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah sehingga terjadi anoksia. Perdarahan dapat terjadi di ruang subarakhnoid akan menyebabkan penyumbatan CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus. Ilmu Kesehatan Anak Page 4 CEREBRAL PALSY 2014 Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis. c. Prematuritas Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna. d. Ikterus Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah. e. Meningitis purulenta Meningitis purulenta pada masa bayi terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa cerbral palsy.4 3. Pascanatal Setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan dapat menyebabkan ‘cerebral palsy’. Misalnya pada trauma kapitis, meningitis, ensefalitis dan luka parut pada otak pasca-operasi.4 4. KLASIFIKASI Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan dengan gambaran cacat motorik dalam kaitannya dengan kategori fisiologis, topografis dan etiologi dan kapasitas fungsional. Klasifikasi fisiologis mengenali kelainan motorik utama, sedang taksonomi topografis mengenali kelaianan motorik utama, sedang taksonomi topografis menunjukkan keterlibatan tungkai. CP juga lazim disertai dengan spectrum kecacatan perkembangan, termasuk retardasi mental, epilepsy dan kelainan penglihatan, pendengaran, bicara, kognitif dan perilaku. Cacat motorik mungkin merupakan masalah anak yang paling ringan.2 Bayi yang menderita hemiplegia spastic mengalami penurunan gerakan spontan pada belahan tubuh yang terkena dan menunjukkan preferensi tangan pada usia dini. Lengan lebih sering terlibat daripada kaki dan kesulitan pada manipulasi tangan nyata pada usia 1 tahun. berjalan biasanya terlambat sampai Ilmu Kesehatan Anak Page 5 CEREBRAL PALSY 2014 18-24 bulan dan gaya berjalan tampak melingkar. Pemeriksaan tungkai dapat menunjukkan henti pertumbuhan, terutama pada tangan dan kuku ibu jari, terutama jika lobus parietalis kontralateral abnormal, karena pertumbuhan tungkai dipengaruhi oleh daerah otak ini. Spastisitas nyata pada tungkai yang terkena, terutama pergelangan kaki, menyebabkan deformitas equinonovarus kaki. Anak sering berjalan pada ujung jari kaki karena peningkatan tonus dan tungkai atas yang terkena mendapat postur distonik ketika anak lari. Klonus pergelangan kaki dan tanda babinski mungkin ada, reflex tendo dalam meningkat dan kelemahan tangan dan dorsofleksi kaki nyata. Sekitar sepertiga penderita dengan hemiplegia spastic menderita gangguan kejang yang biasanya berkembang selama tahun pertama atau kedua dan sekitar 25% menderita kelainan kognitif yang termasuk retardasi mental. CT-Scan atau MRI dapat memperlihatkan atrofi hemisfer serebri dengan ventrikel lateral kontralateral dilatasi pada sisi tungkai yang terkena. Thromboembolisme intrauterine dengan infark serebri setempat dapat merupakan satu etiologi; CT atau MRI saat lahir pada bayi dengan kejang –kejang setempat sering memperagakan daerah infark.2 Diplegia spastic menunjukkan pada spastisitas bilateral kaki. Petunjuk pertama diplegia spastic sering ditemukan ketika bayi mulai merangkak. Anak ini menggunakan lengan dalam cara resiprokal normal namun cenderung menyeret kakinya dibelakang lebih seperti kemudi (gerakan merangkak komando) bukannya gerakan merangkak kaki-empat normal. Jika spastisitas berat, pemakaian popok (diaper) suka karena adduksi pinggul berlebihan. Pemeriksaan anak menunjukkan spastisitas pada kaki dan dengan reflek klonus pergelangan kaki cepat, dan tanda babinsky bilateral. Bila anak digantung pada aksila, postur menggunting tungkai bawah dipertahankan. Berjalan sangat terlambat, kaki tertahan pada posisi equinovarus dan anak berjalan pada ujung jari. Diplegia spastic berat ditandai dengan atrofi karena tidak digunakan dan dengan pertumbuhan yang tidak berimbang dengan perkembangan normal tubuh bagian atas. Prognosis untuk perkembangan intelektual normal adalah sangat baik dan pada penderita ini dan kemungkinan kejang minimal. Temuan neuropatologis yang paling lazim adalah leukomalasia preventrikular, terutama pada daerah Ilmu Kesehatan Anak Page 6 CEREBRAL PALSY 2014 dimana serabut yang menginversi kaki berjalan melalui kapsula interna. Lesi ini ditemukan pada bayi prematur.2 Kuadriplegia spastic merupakan bentuk CP yang paling berat karena gangguan motorik yang mencolok semua tungkai dan hubungan yang tinggi dengan retardasi mental dan kejang.2 CP athetoid relatif jarang, terutama sejak penemuan manajemen agresif hiperbilirubinemia dan pencegaha kernikterus. Bayi ini secara khas hipotonik dan memiliki kontrol kepala yang buruk dan kelambanan kepala yang mencolok.2 5. MANIFESTASI KLINIS Gangguan motorik berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan bukan motorik yang menyulitkan gambaran klinis cerebral palsy. Kelainan fungsi motorik terdiri dari : 1. Spastisitas Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus dan refleks babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sikap yang khas dengan kecenderungan terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi siku dan pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari melintang di telapak tangan. Tungkai dalam sikap aduksi, fleksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam fleksi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. Tonic neck refleks dan refleks neonatal menghilang pada waktunya. Kerusakan biasanyak terletak di traktus kortikospinalis.5 2. Tonus otot yang berubah Bayi pada golongan ini pada usia bulan pertama tampak flaksid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan pada lower motor neuron. Menjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot dari rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring tampak flaksid dan sikapnya seperti kodok terlentang, tetapi bila dirangsang atau mulai diperiksa tonus ototnya Ilmu Kesehatan Anak Page 7 CEREBRAL PALSY 2014 berubah menjadi spastis. Refleks otot yang normal dan refleks babinski negatif, tetapi yang khas ialah refleks neonatal dan tonic neck refleks menetap. Kerusakan biasanya terletak di batang otak dan disebabkan oleh asfiksia perinatal atau ikterus.5 3. Koreo-atetosis Kelainan yang khas ialah sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama tampak bayi flaksid, tapi sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut. Refleks neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia. Kerusakan terletak di ganglia basal dan disebabkan oleh asfiksia berat atau ikterus kern pada masa neonatus.5 4. Ataksia Ataksia ialah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flaksid dan menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat. Kehilangan keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan semu pergerakan canggung dan kaku. Kerusakan terletak di serebelum.5 5. Gangguan pendengaran Terdapat pada 5-10% anak dengan cerebral palsy. Gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap katakata. Terdapat pada golongan koreo-atetosis.5 6. Gangguan bicara Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.5 7. Gangguan mata Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi. Pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir 25% penderita cerebral palsy menderita kelainan mata.5 Ilmu Kesehatan Anak Page 8 CEREBRAL PALSY 2014 6. DIAGNOSIS Anamnesa Tanda awal CP biasanya tampak pada usia < 3 tahun, dan orang tua sering mencurigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. bayi dengan CP sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan.1 Sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus otot/hipotonia; bayi tampak lemah dan lemas, kadang floppy. Peningkatan tonus otot/hipertonia, bayi tampak kaku. Pada sebagian kasus, bayi pada periode awal tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Anak-anak CP mungkin menunjukkan postur abnormal pada satu sisi tubuh.1 Pemeriksaan fisik Dalam menegakkan diagnosis CP perlu melakukan pemeriksaan kemampuan motorik bayi dan melihat kembali riwayat medis mulai dari riwayat kehamilan, persalinan dan kesehatan bayi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan refleks dan mengukur perkembangan lingkar kepala anak.1 Secara normal, refleks moro akan menghilang pada usia 6 bulan, tetapi pada penderita CP, refleks tersebut akan bertahan lebih lama. Hal tersebut merupakan salah satu dari beberapa refleks yang harus diperiksa.1 Perlu juga memeriksa penggunaan tangan, kecenderungan untuk menggunakan tangan kanan atau kiri. Jika dokter memegang obyek didepan dan pada sisi dari bayi, bayi akan mengambil benda tersebut dengan tangan yang cenderung dipakai, walaupun obyek didekatkan pada tangan yang sebelahnya. Sampai usia 12 bulan, bayi masih belum menunjukkan kecenderungan menggunakan tangan yang dipilih. Tetapi bayi dengan spastik hemiplegia, akan menunjukkan perkembanan pemilihan tangan lebih dini, sejak tangan pada sisi yang tidak terkena menjadi lebih kuat dan banyak digunakan.1 Langkah selanjutnya dalam diagnosis CP adalah menyingkirkan penyakit lain yang menyebabkan masalah pergerakan. Yang terpenting, harus ditentukan Ilmu Kesehatan Anak Page 9 CEREBRAL PALSY 2014 bahwa kondisi anak tidak bertambah memburuk. Walaupun gejala dapat berubah bersama waktu, CP sesuai dengan definisinya tidak dapat menjadi progresif. Jika anak secara progresif kehilangan kemampuan motorik, ada kemungkinan terdapat masalah yang berasal dari penyakit lain, misalnya penyakit genetik, penyakit muskuler, kelainan metabolik, tumor SSP. Penelitian metabolik dan genetik tidak rutin dilakukan dalam evaluasi anak dengan CP.1 Pemeriksaan Penunjang a. Darah b. Urine c. Foto thorax d. USG e. Diagnosis Serologis f. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis cerebral palsy ditegakkan g. Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada cerebral palsy, CSS normal h. Pemeriksaan EEG dilakukan pada penderita kejang atau pada golongan hemiparesis baik yang disertai kejang maupun yang tidak i. Foto rontge kepala j. Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat pendidikan yang dibutuhkan k. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari retardasi mental. 1,4 7. PENATALAKSANAAN Penilaian menyeluruh secara dini sangat penting karena Seringkali terdapat kecacatan lain yang berhubungan, misalnya kesulitan belajar, epilepsi, defek pada penglihatan dan pendengaran Postur dan pergerakan yang terganggu dapat menyebabkan deformitas permanen Ilmu Kesehatan Anak Page 10 CEREBRAL PALSY 2014 Palsi serebral dapat menimbulkan masalah besar dalam penatalaksanaan dirumah dan sekolah. Oleh karena itu, selain riwayat penyakit dan pemeriksaan umum yang rinci, hal-hal berikut harus dinilai: penglihatan, pendengaran dan kecerdasan, dan keaadaan emosi dan sosial anak dan tempat tinggal. Biasanya penilaian dan terapi dilakukan oleh tim multidisiplin dari Pusat Perkembangan Anak. Fisioterapi dini bertujuan untuk mengembangkan pola gerakan normal dengan menfasilitasi refleks-refleks postural yang normal dan mencegah menetapnya refleks primitif yang janggal serta mencegah deformitas. Tindakan ini harus segera di mulai secara intensif. Orang tua turut membantu program latihan dirumah. Untuk mencegah kontraktur perlu diperhatikan posisi penderita pada waktu istirahat atu tidur. Bagi penderita yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal disuatu pusat latihan. Fisioterapi ini dilakukan sepanjang penderita hidup. Intenvensi ortopedi dan bedah saraf dapat membantu. Bila terdapat hipertonus otot atu hiperspastisitas, dianjurkan untuk dilakukan pembedahan otot, tendon atau tulang untuk reposisi kelainan tersebut. Pembedahan stereotaktik dianjurkan pada penderita dengan pergerakan koreoatetosis yang berlebihan. Penderita cerbral palsy dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya, di sekolah luar biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersama-sama dengan anak yang normal. Mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal. Pada penderita dengan kejang diberikan obat antikonvulsan rumat yang sesuai dengan karakteristik kejangnya. Pada keadaan tonus otot yang berlebihan, obat dari golongan benzodiazepin dapat menolong. Pada keadaan koreoatetosis diberikan artan. Imipramin (tofranil) diberikan kepada penderita dengan depresi.2,4 Ilmu Kesehatan Anak Page 11 CEREBRAL PALSY 2014 8. DIAGNOSIS BANDING Mendiagnosa penyakit ini tidak susah. Kerusakan progerif pada bayi berumur < 3 bulan lebih mungkin menunjukkan gangguan metabolisme, selanjutnya, itu menandakan gangguan degeneratif saraf pusat.3 a. Proses degeneratif b. Higroma subdural c. Arterio-venus yang pecah d. Kerusakan medula spinalis e. Tumor intrakranial.4 9. PENCEGAHAN Beberapa penyebab CP dapat dicegah atau diterapi, sehingga kejadian CP pun bisa dicegah. Adapun penyebab CP yang dapat dicegah atau diterapi antara lain : a. Pencegahan terhadap cedera kepala dengan cara menggunakan alat pengaman pada saat duduk di kendaraan dan helm pelindung kepala saat bersepeda dan eliminasi kekerasan fisik pada anak. sebagai tambahan, pengamatan optimal selama mandi dan bermain.1 b. Penanganan ikterus neonatorum yang cepat dan tepat pada bayi baru lahir dengan fototerapi, atau jika tidak mencukupi dapat dilakukan transfusi tukar. Inkompabilitas faktor rhesus mudah diidentifikasi dengan pemeriksaan darah rutin ibu dan bapak. Inkompabilitas tersebut tidak selalu menimbulkan masalah pada kehamilan pertama, karena secara umum tubuh ibu hamil tersebut belum memproduksi antibodi yang tidak diinginkan hingga saat persalinan. Pada sebagian besar kasu-kasus, serum khusus yang diberikan setelah kelahiran dapat mencegah produksi antibodi tersebut.1 c. Rubella atau campak jerman dapat dicegah dengan memberikan imunisasi sebelum hamil.1 Sebagai tambahan, sangat baik jika kita berpedoman untuk menghasilkan kehamilan yang baik dengan cara asuhan pranatal yang teratur dan nutrisi optimal dan melakukan eliminasi merokok, konsumsi alkohol dan penyalah gunaan obat. Ilmu Kesehatan Anak Page 12 CEREBRAL PALSY 2014 Walaupun semua usaha terbaik yang sudah dilakukan oleh orang tua dan dokter, tetapi masih ada anak yang terlahir dengan CP, hal tersebut karena sebagian besar kasus CP tidak diketahui sebabnya.1 10. PROGNOSIS Prognosis sangat bergantung pada ada atau tidaknya kecacatan yang terkait, dan secara khusus pada kecerdasan anak. Dengan kecerdasan yang normal, masalah-masalah pada sebagian besar kecacatan motorik dapat diatasi. Kualitas penatalaksanaan juga mempengaruhi prognosis. Anak dengan kelainan yang parah mungkin memerlukan pendidikan disekolah khusus yang menyediakan ahli fisioterapi, terapi okupasi, pengajar, dan fasilitas lainnya.2 Anak yang memiliki kelainan yang tidak terlalu parah, seringkali dengan hemiplegia, dapat ditempatkan pada sekolah biasa, dan anak mengalami kelainan yang paling ringan tidak selalu membutuhkan dokter spesialis. Kejanggalan mereka, ketidakmampuan untuk melangkah, atau kesulitan dalam meniru bentukbentuk dapat membuat mereka sebagai objek cemoohan disekolah tanpa disadari bahwa mereka menderita palsi serebral ringan.2 Prognosis penderita dengan gejala motorik yang ringan adalah baik, makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya.4 Ilmu Kesehatan Anak Page 13 CEREBRAL PALSY 2014 BAB III PENUTUP KESIMPULAN Cerebral palsy adalah kelainan pada postur dan pergerakan yang menyebabkan oleh lesi non progresif pada otak yang sedang berkembang. Penyebabnya dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu pranatal, perinatal dan pascanatal. Tanda awal CP biasanya tampak pada usia < 3 tahun, dan orang tua sering mencurigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. bayi dengan CP sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan. Sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus otot/hipotonia; bayi tampak lemah dan lemas, kadang floppy. Peningkatan tonus otot/hipertonia, bayi tampak kaku. Pada sebagian kasus, bayi pada periode awal tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Anak-anak CP mungkin menunjukkan postur abnormal pada satu sisi tubuh. Pengobatan kausal tidak ada, hanya simtomatik, yaitu tindakan fisioterapi, pembedahan, pendidikan dan obat-obatan. Prognosis penderita dengan gejala motorik yang ringan adalah baik, makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya. Ilmu Kesehatan Anak Page 14 CEREBRAL PALSY 2014 DAFTAR PUSTAKA 1. Saharso, Darto. Kuliah Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. FK UNAIR. 2006 2. Behrman, Richard. Kliegman, Robert. Arvin, Ann. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Jilid 3. Jakarta : EGC. 2000 : 2085-2087 3. Meadow, Roy. Simon, Newell. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta : Erlangga. 2005 : 122-124 4. Hathaway, William. Hay, William. Pediatric Diagnosis dan Treatment. Jakarta : Appleton & Lange. 1993 : 745-747 5. Hassan, Rusepno. Alatas, Husein. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 : Jakarta : Infomedika. 2007 : 884-888 Ilmu Kesehatan Anak Page 15