penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS X SMA N 1 RANAH PESISIR
KABUPATEN PESISIR SELATAN
1
Elvi Yulia1, Vivi Fitriani2, Rizki2
Mahasiswa Program StudiPendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program StudiPendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
This research based on learning thas was still centered on the teacher, lack
of students motivation, the teacher still used the lecture discussion and
question and answer method, so that the students became passive, the media
used was limited, the division of the group was not heterogeneus and the model
used did not variate. This caused low outcomes in biology subject of students
in grade X SMA N 1 Ranah Pesisir. Efforts that can be done to overcome the
problem was the researcher applied cooperative learning model type Group
Investigation (GI) with picture as the media. This research aimed to determine
learning outcomes of students in grade X at SMA N 1 Ranah Pesisi, South
Pesisir regency in realm of cognitive domains. Type of this research was
experiment research by using “Randomized Control Group Posttest Only
Design”. The population was all of student grade X at SMA N 1 Ranah Pesisir,
South Pesisir Regency. Technique of data sampling was done by using
purposive sampling technique. X MIPA 4 was as experimental class and X
MIPA 3 was as control class. The instrument of this research used in cognitive
domain was written test in multiple choice form as much as 35 items. The
hypothesis in this research was tested by using t-test with tcount ˃ttable criteria.
Result of data analysis obtained from the normality test in experiment class
obtained price Lo=0,0685 and Ltable =0,190 while in control class obtained
price Lo=0,0965 and Ltable =0,161 it showed the data was normally distributed
because Lo˂Ltable. After doing normality test then continued by doing
homogenity test on the dataobtained price Fcount = 0,78 and Ftable = 1,90 then
both sample was said homogeneous because Fcount˃Ftable. Because both sample
was homogeneous the performed hypothesis test where obtained tcount˃ttable it
was 4,03˃1,67 (real level with a change of 0,95). The result of this research can
be concluded that applying Group Investigation (GI) model with picture as
media can improved biology learning process outcomes in class X SMA N 1
Ranah Pesisir, South Pesisir regency.
Key words : Group Investigation (GI), learning process, media picture
PENDAHULUAN
Dalam
keseluruhan
proses
pendidikan di sekolah, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang
tidaknya tujuan (Sudjana, 2013:3031).
Berdasarkan
hasil
observasi
paling cocok. Ini berarti bahwa
pada bulan Januari 2017 pada kelas
berhasil tidaknya pencapaian tujuan
X di SMA N 1 Ranah Pesisir
pendidikan
bergantung
Kabupaten Pesisir Selatan dapat
kepada bagaimana proses belajar
diperoleh informasi bahwa dalam
yang dialami oleh siswa sebagai
proses pembelajaran siswa kurang
anak didik (Slameto, 2013:1). Sama
termotivasi untuk
halnya dengan belajar, mengajar pun
proses pembelajaran masih terpusat
pada hakikatnya merupakan suatu
pada
proses, yaitu proses mengatur dan
menggunakan
mengorganisasikan lingkungan yang
diskusi dan tanya jawab sehingga
ada di sekitar siswa sehingga dapat
siswa kurang aktif dalam proses
menumbuhkan
pembelajaran.
banyak
dan
mendorong
guru,
belajar karena
guru
metode
hanya
ceramah,
Media
yang
siswa melakukan proses belajar
digunakan juga sangat terbatas, guru
mengajar
2011:17).
hanya memanfaatkan buku paket
Proses belajar mengajar memiliki
yang dimiliki oleh beberapa siswa
empat macam unsur, yaitu tujuan,
saja. Selain itu, dalam pembagian
bahan,
kelompok guru tidak membentuk
(Hamdani,
metode
dan
alat
serta
penilaian. Tujuan sebagai arah dari
siswa
proses
memperhatikan
belajar
mengajar
pada
secara
heterogen
(tidak
keanekaragaman
hakikatnya adalah rumusan tingkah
gender, latar belakang agama, sosial
laku yang diharapkan dapat dikuasai
ekonomi
oleh siswa setelah menerima atau
kemampuan akademis) melainkan
menempuh pengalaman belajarnya.
siswa
Dalam
kelompoknya
penilaian
proses
belajar
berperan
mengajar
dan
memilih
etnik,
serta
sendiri
teman
atau
siswa
sebagai
sekelompok dengan siswa yang
barometer untuk mengukur tercapai
duduknya berdekatan saja. Hal ini
menyebabkan
siswa
yang
mau
mengeluarkan pendapat hanya siswa
pada
itu saja, kurangnya interaksi siswa
khususnya pada materi Perubahan
dengan siswa yang lain dan guru
Lingkungan adalah 80.
pun lebih banyak dituntut untuk
menjelaskan
materi
mata
Dilihat
pelajaran
dari
biologi
segi
materi,
yang
perubahan lingkungan merupakan
mengakibatkan hasil belajar menjadi
kategori materi yang tidak sulit, dan
kurang
Selanjutnya,
juga merupakan materi yang sangat
berdasarkan hasil observasi dan
dekat dengan kejadian yang ada di
wawancara penulis dengan salah
kehidupan
satu guru MIPA, yaitu ibu Juliawati,
optimal.
sehari-hari.
Namun
kenyataannya
pada
saat
S.Pd di SMA N 1 Ranah Pesisir
pembelajaran
guru
tidak
diketahui bahwa salah satu materi
menggunakan model yang tepat
yang dianggap sulit oleh siswa
sehingga menyebabkan hasil belajar
adalah
siswa rendah. Jika hal ini dibiarkan
materi
Perubahan
Lingkungan.
berlanjut maka siswa tidak bisa
Hal ini dibuktikan dari nilai
rata-rata
semester
ulangan
2
harian
tahun
2015/2016 kelas X
siswa
pelajaran
memahami
materi
dan
mengaplikasikannya
dalam
kehidupan sehari-hari.
MIPA1 nilai
Salah satu cara yang dapat
rata-rata adalah (59,3), kelas X
digunakan untuk mengatasi masalah
MIPA2 nilai rata-rata adalah (57,7),
tersebut yaitu dengan menerapkan
kelas X MIPA3 nilai rata-rata adalah
model
(58,9), kelas X MIPA4 nilai rata-
Melalui
rata adalah (58,6), kelas X MIPA5
siswa akan diberikan kesempatan
nilai rata-rata adalah (59,3), kelas X
untuk berdiskusi, tanya jawab baik
MIPA6 nilai rata-rata adalah (58,3)
pada guru maupun pada teman
kelas X MIPA7 nilai rata-rata adalah
sebayanya pada saat belajar. Model
(58,7), dan kelas X MIPA8 nilai
kooperatif yang akan diterapkan
rata-rata adalah (59,2). Kriteria yang
adalah model pembelajaran Group
ditetapkan di SMA N 1 Ranah
Investigation (GI) di mana model
Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
ini
kooperatif.
kooperatif
belum
pernah
digunakan di SMA N 1 Ranah
data, dan memadatkan informasi.
Pesisir Menurut Shoimin (2014:80)
Salah satu media pembelajaran
Group Investigation adalah suatu
yang dapat digunakan adalah media
model pembelajaran yang lebih
gambar
menekankan
visual yang dapat membantu siswa
pada
pilihan
dan
yang
merupakan
kontrol siswa dari pada menerapkan
memahami
teknik-teknik pengajaran diruang
macam-macam
perubahan
kelas. Selain itu juga memadukan
lingkungan,
perubahan
prinsip belajar demokratis dimana
lingkungan, dampak dari perubahan
siswa terlibat secara aktif dalam
lingkungan,
pembelajaran termasuk didalamnya
limbah, contoh limbah dan cara
siswa kebebasan untuk memilih
penanganannya.
materi yang akan dipelajari sesuai
merupakan media reproduksi bentuk
dengan topik yang sedang dibahas.
asli dalam dua dimensi. Gambar ini
Selain
menerapkan
dan
media
mendeskripsikan
penyebab
macam-macam
Media
jenis
gambar
model
merupakan alat visual yang efektif
proses
karena dapat divisualisasikan sesuatu
pembelajaran juga sangat dibutuhkan
yang akan dijelaskan dengan lebih
sebuah media pembelajaran yang
konkritrealistik.
dapat mempermudah siswa pada saat
dapat
belajar. Selain itu, pembelajaran
suatu tempat, orang dan segala
dengan
menggunakan
media
sesuatu dari daerah yang jauh dari
jugaakan
meningkatkan
motivasi
jangkauan pengalaman siswa sendiri.
belajar siswa, dengan meningkatnya
Gambar juga dapat memberikan
motivasi maka prestasi dapat diraih
gambaran dari waktu yang telah lalu
lebih
atau potret (gambaran) masa yang
pembelajaran,
optimal.
(2005:16)
selain
dalam
Menurut
Arsyad
membangkitkan
akan
Melalui
ditunjukkan
gambar
kepada
datang (Anitah,
siswa
2008:7-8).
motivasi dan minat siswa, media
Berdasarkan latar belakang di atas,
pembelajaran juga dapat membantu
penulis telah melakukan penelitian
siswa
pemahaman,
dengan judul “Penerapan Model
menyajikan data dengan menarik dan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
terpercaya, memudahkan penafsiran
Investigation (GI) Disertai Media
meningkatkan
Gambar
Terhadap
Hasil
Belajar
Biologi Siswa Kelas X SMA N 1
data yang terdiri atas uji normalitas
dan uji homogenitas.
Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir
Selatan”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif dengan
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
penelitian
ini
adalah
observasi sikap siswa setiap kali
yang
pertemuan dapat dilihat pada gambar
eksperimen
dilaksanakan pada semester genap
bulan
Mei
tahun
1.
pelajaran
Grafik. Nilai Rata-rata
80
Pesisir. Populasi dalam penelitian
60
ini adalah seluruh siswa kelas X
MIPA SMA N 1 Ranah Pesisir.
Pengambilan
dengan
sampel
dilakukan
menggunakan
Purposive
Sampling
teknik
sehingga
Nilai Rata-rata
2016/2017 di SMA N 1 Ranah
69.8
eksperi
men
kontrol
60.42 56.48
51.88
45.43 46.66
40
20
0
menghargai bertang santun
gung
berkomunikasi
pendapat
jawab
teman
diperoleh sampel kelas X MIPA4
sebagai kelas eksperimen dan kelas
X MIPA3 sebagai kelas kontrol.
Rancangan
penelitian
digunakan
adalah
kelas eksperimen pada indikator
Randmized
menghargai pendapat teman 69,8
Group
Posttest
Design.
Dalam
penelitian
penilaian
Berdasarkan gambar 2 pada
yang
Control
dilakukan
Gambar 1. Nilai Rata-rata Afektif Kedua
Kelas Sampel
pada
Only
ini
ranah
bertanggung jawab 60,42 dan santun
berkomunikasi
kelas
kontrol
56,48
sedangkan
pada
indikator
kognitif dapat dilihat dari hasil
menghargai pendapat teman 51,88
belajar siswa pada nilai tes akhir
bertanggung jawab 45,43 dan santun
siswa yang dilaksanakan setelah
berkomunikasi 46,66.
pembelajaran selesai.
Sebelum
melakukan
Penilaian ranah afektif pada
uji
hipotesis maka dilakukan analisis
kelas
sampel
diperoleh
melalui
pengamatan sikap siswa selama
proses pembelajaran berlangsung,
mendengarkan
sehingga
proses
dimana indikator yang dinilai pada
diskusi tidak berjalan dengan baik,
kelas eksperimen dan kontrol yaitu
hal seperti inilah yang membuat
menghargai
pendapat
teman,
nilai rata-rata siswa pada nilai
jawab,
dan
afektif menjadi rendah. Hal ini
bertanggung
berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat
sesuai
pada kelas eksperimen memiliki
dikemukakan
oleh
Istarani
nilai rata-rata yaitu 59,96 dengan
(2014:86-87)
dimana
kelebihan
prediket C sedangkan pada kelas
model
kontrol yaitu 47,68 dengan prediket
Investigation
D.
melatih siswa untuk bertanggung
Pada kelas eksperimen untuk
indikator
menghargai
pendapat
teman, sudah dapat dikatakan baik
karena
pada
yang
yang
pembelajaran
Group
(GI) yaitu dapat
jawab sebab ia diberi tugas untuk
diselesaikan dalam kelompok.
Pada
kelas
kontrol
hanya
proses
sebagian siswa yang menghargai
siswa
pendapat temannya saat berdiskusi,
sudah bisa menghargai pendapat
sedangkan siswa yang lainnya masih
temannya seperti tidak meribut,
kurang
mendengarkan,
menanggapi
temannya atau acuh tak acuh saat
pendapat temannya yang sedang
temannya menyampaikan pendapat
berdiskusi, hal ini terlihat saat siswa
di depan
mengeluarkan
terlihat
pembelajaran
saat
dengan
berlangsung
dan
ide-ide
yang
menghargai
pendapat
kelas. Selain itu, juga
masih
ada siswa
yang
ditemukannya. Namun masih ada
mengganggu temannya saat proses
beberapa
diskusi
siswa
menghargai
yang
pendapat
kurang
berlangsung,
sehingga
temannya
mengganggu konsentrasi dan minat
pada saat diskusi berlangsung, hal
belajar terhadap siswa tersebut. Hal
ini terlihat pada saat salah satu siswa
ini sesuai dengan pendapat Latisma
diminta untuk mempresentasikan
(2011:192)
hasil
memiliki
investigasinya,
anggota
kelompok yang lainnya ada yang
tertentu
tidak memperhatikan atau tidak
mencapai
orang
minat
sulit
yang
pada
pelajaran
diharapkan
keberhasiilan
tidak
akan
belajar
secara maksimal. Peserta didik yang
model
memiliki minat belajar dan sikap
Investigation (GI) terlihat
positif
akan
semangat belajar dan bertanggung
mempelajari
dengan tugas yang diberikan oleh
terhadap
merasa
pelajaran
senang
pelajaran
tersebut
sehingga
guru
pembelajaran
(peneliti)
diharapkan akan mencapai hasil
investigasi
pembelajaran yang memuaskan.
semangat
Pada kelas eksperimen untuk
dan
peserta
dalam
menganalisis,
Group
pada
didik
lebih
saat
sangat
mengumpulkan,
serta
membuat
Menurut
pendapat
indikator bertanggung jawab dapat
kesimpulan.
dikatakan sangat baik, terlihat pada
Istarani (2014:86-87) bahwa salah
saat guru meminta siswa untuk
satu
melakukan
terhadap
pembelajaran Group Investigation
bahan ajar atau media gambar yang
(GI) yaitu dapat melatih siswa untuk
diberikan,
bertanggung jawab sebab ia diberi
investigasi
semua
mengerjakannya
siswa
dan
mengumpulkannya
dengan
tepat
kelebihan
tugas
untuk
dari
model
diselesaikan
dalam
kelompoknya.
waktu, tingginya rasa tanggung
Pada
kelas
kontrol
untuk
jawab siswa disebabkan karena
indikator bertanggung jawab dengan
setiap siswa harus dituntut untuk
menggunakan
bertanggung
diskusi dan tanya jawab terlihat
menemukan
jawab
permasalahan
dalam
dan
pada
saat
metode
proses
ceramah,
pembelajaran
memecahkan permasalahan dalam
berlangsung kurangnya minat siswa
kelompok yang telah ditugaskan
dan kurangnya rasa tanggung jawab
oleh guru sebelumnya agar subtopik
siswa pada saat diskusi kelompok.
yang
setiap
Kebanyakan pada saat mengerjakan
kelompok dapat dikuasai dengan
tugas yang diberikan guru pada tiap-
baik. Hal ini Sesuai dengan hasil
tiap
penelitian yang pernah dilakukan
mengandalkan siswa yang pintar
oleh Aprilia (2015:145) diketahui
saja, dan siswa yang aktif saja
bahwa peserta didik yang mengikuti
sehingga
proses pembelajaran menggunakan
pembelajaran berjalan dengan baik
didapatkan
oleh
kelompok
tidak
siswa
semua
hanya
proses
pada kelas kontrol. Sesuai dengan
tampil
hasil
(2015),
pembicaraan teman yang sedang
bahwa rendahnya nilai pada kelas
berbicara di depan kelas. Meskipun
kontrol disebabkan metode yang
di kelas kontrol tidak semua siswa
kurang bervariasi pada saat proses
yang aktif, sebagian dari siswa di
pembelajaraan.
dapat
kelas kontrol sudah dapat berbicara
diketahui dari sedikitnya peserta
dengan baik, jelas dan mudah
didik
untuk
dimengerti. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya
pendapat Slameto (2013:2) yaitu
ataupun masalah yang dihadapi
belajar adalah suatu proses usaha
kepada guru terkait materi yang
yang dilakukan seorang anak untuk
disampaikan.
memeperoleh
penelitian
Aprilia
Hal
yang
ini
aktif
menyampaikan
Pada kelas eksperimen dan
kontrol
untuk
indikator
pun
suatu
keseluruhan,
pengalamannya
telah dikatakan baik, umumnya saat
interaksi
diskusi
menggunakan
menyela
perubahan
tingkah laku yang baru secara
berkomunikasi pada saat berdiskusi
kelompok
tidak
sebagai
hasil
sendiri
dalam
dengan
lingkungannya.
siswa
sudah
Walaupun
demikian
komunikasi
yang
beberapa
siswa
masih
yang
ada
tidak
baik, bahasa yang jelas, yang bisa
menggunakan bahasa komunikasi
membedakan antara berkomunikasi
yang baik pada saat diskusi sehingga
dengan guru atau dengan teman
menyebabkan temannya kesulitan
sebayanya, pada saat bertanya pun
untuk memahami penjelasan dati
siswa
temannya dan proses diskusi tidak
mengangkat
menyebutkan
tangannya,
identitas,
dan
berjalan secara optimal. Hal ini
mengucapkan salam serta dalam
disebabkan karena kebiasaan dari
penyampaian
siswa
siswa
sudah
yang tidak menggunakan
menggunakan kata yang mudah
bahasa komunikasi yang baik dalam
dimengerti, selain itu juga terlihat
kehidupan sehari-hari.
pada saat diskusi dimulai, semua
Adanya hasil dari nilai rata-rata
siswa mengikuti jalannya diskusi
pada
penilaian
dengan baik dan siswa yang tidak
dikatakan
bahwa
tersebut
dapat
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
37,04% sedangkan pada
kelas
pembelajaran
kooperatif
Group
kontrol hanya 7 orang siswa yang
Investigation
(GI)
dapat
mendapatkan nilai yang mencapai
meningkatkan hasil belajar biologi
siswa kelas X SMA N 1 Ranah
KKM dengan presentase 23%.
Walaupun
hasil
yang
Pesisir pada ranah afektif dengan
didapatkan pada kelas eksperimen
materi Perubahan Lingkungan.
belum seluruhnya optimal namun
2. Ranah Kognitif
hasil belajar kelas eksperimen lebih
Penelitian pada ranah kognitif
tinggi dibandingkan kelas kontrol
dilakukan pada akhir penelitian.
hal ini dipegaruhi oleh proses
Nilai rata-rata pada penilaian ranah
pembelajaran dengan menggunakan
kognitif dapat dilihat pada gambar 1
model pembelajaran kooperatif tipe
Group
Grafik. Nilai Rata-rata
Kognitif
62.85
Nilai Rata-rata
80
Investigation
(GI)
pada
akhirnya akan menimbulkan minat
46.22
dan kemauan siswa untuk belajar.
60
40
Karena
20
pembelajaran dimulai siswa diminta
0
Eksperimen
untuk
Kontrol
Gambar 1. Nilai Rata-rata Kognitif Pada
Kedua Kelas Sampel.
Penilaian pada ranah kognitif
dilakukan
pada
hari
terakhir
penelitian dikelas XMIPA 4 SMA N
1 Ranah
berbentuk
Pesisir, dengan soal
pilhan
ganda
yang
berjumlah 35 butir soal. Setelah
dilakukan tes akhir, didapatkan nilai
rata-rata
siswa
pada
kelas
eksperimen dimana hanya 10 orang
siswa yang mendapatkan nilai yang
mencapai KKM dengan presentase
pada
saat
menginvestigasi
proses
subtopik
yang diberikan dalam bentuk yang
berbeda-beda.
tersebut,
kemampuan
Melalui
dapat
belajar
subtopik
meningkatkan
siswa
serta
meningkatkan cara berfikir lebih
aktif pada siswa untuk menemukan
dan memecahkan masalah yang
siswa temukan pada subtopik yang
telah diberikan, di sinilah terlihat
proses belajar mengajar tidak hanya
bepusat kepada guru atau satu arah
melainkan juga terjadi antara siswa
dengan siswa yang lainnya.
Model
pembelajaran
Group
kreatifitas dan hasil belajar. Hal ini
Investigation memudahkan siswa
dikarenakan tahapan-tahapan dari
dalam memecahkan masalah dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
kelompok, karena mereka hanya
Group
membahas sub topik yang mereka
mengembangkan
pilih
hasil belajar siswa.
sehingga
proses
belajar
Investigation
(GI)
kreatifitas
dapat
dan
mengajar menjadi lebih terarah.
Selain menerapkan model
Menurut Aunurrahman (2009: 150-
pembelajaran Group Investigation,
151)
pada
keaktifan
siswa
melalui
kelas
eksperimen
juga
investigasi kelompok dari kegiatan
menggunakan media gambar yang
merencanakan
mana
sampai
pada
media
gambar
ini
pelaksanaan pemilihan topik-topik
memudahkan siswa dalam proses
investigasi
pengamatan dan investigasi. Pada
akan
memberikan
dorongan yang besar bagi para siswa
tahap
untuk
menghargai
mengamati media gambar yang
dan
diberikan oleh guru, sehingga semua
kemampuan orang lain, serta saling
anggota kelompok mempunyai tugas
melengkapi
yang
belajar
pemikiran-pemikiran
pengetahuan
dan
investigasi
sama,
yaitu
siswa
akan
sama-sama
pengalaman masing-masing. Karena
mencari solusi dari permasalahan
itu diyakini pentingnya komunikasi
yang
yang bebas dan saling bertukar
kelompok. Itulah sebabnya pada
pengalaman ini akan memberikan
kelas eksperimen siswa lebih aktif
lebih banyak manfaat dibandingkan
dibandingkan kelas kontrol. Sejalan
jika mereka melakukan tugas secara
dengan pendapat Arsyad (2014: 21)
sendiri-sendiri. Hasil penelitian ini
bahwa lambang visual atau media
sejalan dengan penelitian Wiratana,
gambar
dkk.(2012:101) dalam Irfan, dkk.
pencapaian tujuan untuk memahami,
(2016:280)
mengingat informasi atau pesan
bahwa
yang
ada
mengemukakan
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe Group
Innvestigation
(GI)
terhadap
mereka
temukan
dapat
dalam
memperlancar
yang terkandung dalam gambar dan
memperkuat ingatan.
Model
pembelajaran
Group
Berdasarkan uraian diatas dapat
Investigation disertai media gambar
dilihat bahwa model pembelajaran
dapat
Group
mempermudah
siswa
Investigation
(GI)
mengingat materi lebih lama, karena
berpengaruh baik terhadap hasil
mereka
atau
belajar biologi siswa pada kelas
merancang sendiri tahapan dalam
eksperimen, akan tetapi jika dilihat
proses pembelajaran. Selain mereka
dari nilai rata-rata kelas eksperimen
memahami materi yang diajaran,
dan kelas kontrol masih berada di
materi yang mereka serap juga lebih
bawah
banyak. Sejalan dengan pendapat
eksperimen
Warsono
dalam
pembelajaran kooperatif tipe Group
metode
Investigation (GI) disertai media
melakukan
sendiri
(2012:
pembelajaran
45)
dengan
KKM.
Pada
dengan
menerapkan
diskusi yang tidak didominasi oleh
gambar,
guru
mengingat
meningkatkan motivasi dan rasa
sebanyak 50%. Jika siswa diberi
tanggung siswa, akan tetapi pada
kesempatan
saat diskusi berlangsung hampir
siswa
dapat
melakukan
sesuatu
mereka dapat mengingat 75%.
Sedangkan
rendahnya
secara
kelas
keseluruhan
hasil
umum
siswa
dapat
kebingungan
disaat guru meminta siswa untuk
belajar siswa pada kelas kontrol
menginvestigasi
disebabkan
berbagai informasi tentang subtopik
karena
proses
mencari
pembelajaran masih menggunakan
yang
metode ceramah, diskusi dan tanya
masing-masing siswa. Hal tersebut
jawab dan salah satu kelemahan dari
disebabkan
metode
ini
membuat
mengenal model pembelajaran GI,
pelajaran
menjadi
membosankan
dan siswa pun masih terfokus
karena pembelajaran berlangsung
kepada bahan yang telah disediakan
hanya satu arah saja yaitu antara
untuk memecahkan masalah pada
guru ke siswa, dan juga siswa
tiap-tiap sub topik yang diberikan.
diminta untuk berandai andai dalam
Sedangkan pada kelas kontrol pada
memahami
saat berdiskusi hanya siswa yang
adalah
contoh
sedang dijelaskan.
materi
yang
menjadi
atau
tanggung
karena
siswa
jawab
baru
aktif saja yang mengerjakannya
seangkan siswa yang lain hanya
tugas
selesai.
60
Kondisi yang seperti inilah yang
50
membuat
nilai
nya
rata-rata
siswa
menjadi rendah. Meskipun hasil
yang
didapatkan
eksperimen
pada
belum
kelas
seluruhnya
optimal namun dapat disimpulkan
bahwa
penerapan
Nilai Rata-rata
menunggu
Grafik. Nilai Rata-rata Psikomotor
55.75
54.6
46.87
44.01
40
eksperimen
30
kontrol
20
10
0
kelengkapan
isi laporan
kerapian,kebersihan,
dan kejelasan
penulisan
model
pembelajara kooperatif tipe Group
Gambar 3. Nilai Rata-rata Psikomotor
Kedua Kelas Sampel
Investigation (GI) di SMA N 1
Berdasarkan gambar 3 pada
Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir
kelas eksperimen untuk indikator
Selatan lebih baik dibandingkan
kelengkapan isi laporan 55,75 dan
hasil belajar biologi siswa dengan
kerapian,
menggunakan
dalam penulisan 54,6 sedangkan
metode
ceramah,
kebersihan,
kejelasan
diskusi dan tanya jawab.
pada kelas kontrol untuk indikator
3. Ranah Psikomotor
kelengkapan isi laporan 44,01 dan
Pada
penilaian
ranah
psikomotor terdapat dua indikator
yang
dinilai
laporan
yaitu
diskusi
kelengkapan
dan
kerapian,
kebersihan,
kejelasan
dalam penulisan 46,87.
Penilaian ranah psikomotor
kerapian
pada kelas eksperimen dan kelas
kebersihan dan kejelasan dalam
kontrol berupa penilaian produk
penulisan. Data hasil penilaian pada
atau laporan hasil diskusi kelompok.
ranah psikomotor kelas eksperimen
Penilaian pada ranah psikomotor
dan kontrol dapat dilihat pada
terdiri dari dua indikator yaitu
gambar 3.
kelengkapan laporan diskusi dan
kerapian, kebersihan dan kejelasan
dalam penulisan. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, didapatkan
nilai rata-rata siswa pada kelas
eksperimen yaitu 54,65 presentase
41,38% prediket D sedangkan pada
laporan diskusi disebabkan karena
kelas kontrol yaitu 45,06 presentase
masing-masing
31,25% prediket D.
memperoleh motivasi dan kemauan
Untuk
penilaian
individu
telah
indikator
untuk bersunggung-sungguh dalam
kelengkapan laporan diskusi pada
kegiatan pembelajaran. Siswa kelas
kelas
mulai
eksperimen diminta untuk lebih
laporan
banyak membaca mengenai bahan
diskusi siswa sudah terdapat semua
permasalahan yang yang ada pada
subtopik yang akan dibahas, semua
gambar sesuai dengan subtopik yang
komponen identitas kelompok, dan
telah didapatkan. Sedangkan untuk
isi laporan yang juga sistematis
kerapian, kebersihan dan kejelasan
sedangkan
pada
kontrol
dalam penulisan pada kelas kontrol
penulisan
laporan
siwa
lebih rendah dibandingkan kelas
eksperimen
lengkap,
sudah
dimana
pada
kelas
diskusi
masih belum terlihat lengkap, hal ini
eksperimen.
disebabkan
kontrol ada beberapa siswa yang
tanggung
karena
jawab
kurangnya
siswa
dalam
Karena
pada
kelas
membuat resume hanya asal-asalan
kelompok untuk melakukan tugas
saja
dan
tidak
memperhatikan
yang diiberikan, yang mana dapat
resume yang mereka buat.
dilihat pada lembaran hasil diskusi
Adapun kendala yang penulis
siswa masih banyak laporan yang
hadapi ketika proses belajar dan
belum
mengajar berlangsung, pada kelas
lengkap
dan
kurang
sistematis.
eksperimen
Penilaian ranah psikomotor juga
dilihat
berdasarkan
kerapian,
siswa
menimbulkan
kurang
masalah
bisa
sehingga
penulis harus bisa mengarahkan
kebersihan dan kejelasan dalam
siswa
penulisan.
sehingga siswa sedikit lama dalam
Laporan
yang
rapi
pada
tiap-tiap
susunannya, bersih tanpa ada bekas
menyusun
coretan atau tipe-x dan jelas akan
kontrol masih ada siswa yang susah
sangat
untuk
menarik
untuk
dibaca.
laporan.
kelompok,
diatur.
Pada
Sejalan
kelas
dengan
Tingginya nilai kerapian, kebersihan
pendapat Susanto (2013: 8) untuk
dan
mengukur hasil belajar siswa yang
kejelasan
dalam
penulisan
berupa pemahaman konsep guru
SMA N 1 Ranah Pesisir Kabupaten
melakukan evaluasi produk. Melalui
Pesisir
produk
perubahan lingkungan.
dapat
seberapa
diselidiki
sampai
suatu
tujuan
jauh
Selatan
pada
KESIMPULAN
pembelajaran tercapai.
Dari penilaian ketiga ranah
Berdasarkan
yang
psikomotor meskipun hasil belajar
disimpulkan bahwa :
siswa
1. Pembelajaran
ranah
afektif
dan
telah
hasil
yaitu ranah kognitif, afektif dan
pada
materi
penelitian
dilakukan
kooperatif
dapat
tipe
kognitif baik, namun psikomotor
Group Investigation (GI) disertai
atau
masih
media gambar pada kelas X SMA
kurang akan mempengaruhi tingkat
N 1 Ranah Pesisir Kabupaten
keberhasilan belajar siswa. Hal ini
Pesisir
disebabkan karena nilai afektif,
meningkatkan
kognitif
biologi siswa pada ranah kognitif.
keteampilan
dan
siswa
psikomotor
saling
Selatan
dapat
hasil
belajar
mempengaruhi satu sama lainya.
Sesuai
dengan
pendapat
Aunurrahman (2010: 54) bahwa
DAFTAR PUSTAKA
Anitah,
Sri.
2008.
Media
hasil belajar dari ketiga ranah bukan
Pembelajaran.
merupakan
LPP UNS dan UNS Press.
bagian-bagian
yang
terpisah, akan tetapi merupakan satu
Aprilia I. (2015). Pengaruh Model
Pembelajaran
kesatuan yang saling terkait
Dengan diketahuinya nilai rata-
Surakarta:
Kooperatif
Tipe Group Investigation
rata pada ranah psikomotor untuk
(GI)
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Bleajar
dapat
bahwa
Pembelajaran Biologi Pada
pembelajaran dengan menggunakan
Materi Ekosistem Di Kelas
model pembelajaran kooperatif tipe
VII
Group Investigation (GI) disertai
PALANGKA RAYA Tahun
media gambar dapat meningkatkan
Pelajaran
dikatakan
hasil belajar biologi siswa kelas X
Terhadap
Siswa
Semester
Hasil
Dalam
II
MTSN
2014/2015.
Edusains. (Nomor 2 tahun
2015). Hlm.146.
Arsyad,
Azhar.
2005.
Pembelajaran Inovatif dalam
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan
Pembelajaran.
Bandung:
Alfabeta.
Hamdani, 2011.
Kurikulum 2013.Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Slameto, 2013. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto,
Ahmad.
2013.
Teori
Strategi Belajar
Belajar dan Pembelajaran.
Bandung:
Jakarta: Fajar Interpratama
Mengajar.
Pustaka Setia.
Istarani,
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
2014.
Pembelajaran
Mandiri.
58
Model
Inovatif.
Medan : Media Persada.
Download