DAYA HAMBAT MADU DARI LEBAH BUDIDAYA DI PADANG PARIAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli , , [email protected] ABSTRACT Honey is produced by bees from various nectars which are hyperosmotic, has low-pH and inhibine system. Honey could be used to medicate a disease caused by a bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli which is a normal microbiota, bacteria could change to be pathogens when it’s in a excessive amount and not placed in its predilection. This research wanted to know about inhibiting power of Padang Pariaman honey toward Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria’s. This research was held basic laboratory of biology department at STKIP PGRI Sumatera Barat on January 2017. Type of this research is experimental used completely randomized as the design. It was given 6 treatments and 4 re-treatments. The data analyzed by using ANOVA, continued to DNMRT-test. The result showed that Staphylococcus aureus and Escherichia coli has inhibiting zone in every treatment. It can be concluded that Padang Pariaman honey can inhibit Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Keywords : Honey, inhibiting, Staphylococcus aureus. dikatakan PENDAHULUAN Madu adalah cairan kental medium bersifat hiperosmotik. Secara umum pH yang dihasilkan oleh lebah dari pada madu memiliki rata-rata 3,9, berbagai sumber nektar. Komponen berkisar utama dari nektar adalah sukrosa, kandungan fruktosa, dan glukosa serta terdapat rentang 0,17-1,17% terutama asam juga dalam jumlah kecil zat gula glukonat. (Fitrianingsih dkk, 2015). antara asam 3,2–6,1 0,57% dan dengan lainnya seperti maltosa, melibiosa, Madu memiliki sistem inhibine rafinosa serta turunan karbohidrat yang dinyatakan sebagai pembentuk lainnya (Wineri dkk, 2014). enzim dan akumulasi dari hidrogen Pada dasarnya madu peroksida dalam mencairkan madu merupakan larutan jenuh atau lewat dan jenuh komponen antibakteri utama dari dari karbohidrat sehingga nektar. Peroksida adalah beberapa penicillin seperti notatin patogen (Nadhila, 2014). madu yang memiliki antibakteri. Pada tubuh manusia secara ini dapat menggunakan Madu merupakan salah satu obat alami terdapat mikrobiota normal, tradisional tertua contohnya penting untuk pengobatan penyakit aureus adalah dan Staphylococcus Escherichia coli. pernafasan, yang dianggap infeksi saluran Staphylococcus aureus yang dapat pencernaan dan dapat juga tumbuh pada suhu optimum 37°C, membalut luka, luka bakar dan borok dengan pH 7,4. Infeksi bakteri ini di kulit untuk mengurangi sakit dan dapat disebabkan oleh kontaminasi bau langsung pada luka dikulit, misalnya penelitian telah melakukan pengujian pada infeksi luka pasca bedah oleh bahwa Staphylococcus atau infeksi setelah sebagai antimikroba dan antibakteri. trauma. Escherichia coli adalah salah Salah satu dari bakteri enterik dan anggota dilakukan oleh Elliza (2010) tentang mikrobiota usus normal. Bakteri ini pengaruh pemberian madu hutan bersifat patogen apabila berada di Sumbawa luar Staphylococcus usus, yaitu lokasi normal dengan cepat. madu Beberapa dapat satunya digunakan penelitian terhadap untuk yang pertumbuhan aureus dan tempatnya berada atau di lokasi lain Escherichia coli pada kosentrasi 25% dimana mikrobiota normal jarang sudah menunjukkan adanya daya terdapat. Suhu optimum bakteri ini hambat Staphylococcus aureus dan tumbuh 15°- 45°C dan dapat hidup Escherichia coli. Namun hasil yang pada pH 5,5–8. Tempat yang paling didapatkan sering terkena infeksi yang paling penelitian Rio dkk (2012) tentang penting secara klinik adalah saluran pemberian madu dari lubuk minturun kemih, saluran empedu, dan tempat- terhadap bakteri Escherichia coli tempat lain di rongga perut (Jawet et menunjukkan al, 2005). terdapat efek antibakteri terhadap Berdasarkan hasil penelitian untuk normal menanggulangi yang berubah mikrobiota menjadi berbeda hasil Escherichia coli. dengan bahwa tidak Perbedaan efektivitas madu terhadap berbagai mikroorganisme ini berhubungan dengan kandungan mineral, serbuk Pendidikan Biologi STKIP PGRI sari, dan senyawa fenolik yang Sumatera Barat. terdapat dalam madu, letak geografis Biakan murni Staphylococcus serta varietas botani yang dihinggapi aureus lebah. diperoleh dari Fakultas Kedokteran Dalam penelitian ini akan dan Escherichia coli UNAND Padang. Bakteri yang telah dilihat daya hambat madu dari lebah diperbanyak budidaya padang pariaman terhadap dibuat pengenceran bakteri Staphylococcus aureus dan inokulum awal. Escherichia coli. Diharapkan hasil pada Dalam media miring sebagai penelitian ini penelitian ini dapat menjadi rujukan menggunakan mediun NA. Suspensi penelitian selanjutnya dan informasi bakteri Staphylococcus aureus dan tambahan bagi masyarakat mengenai Escherichia khasiat dari madu alami dari lebah kedalam medium NA. Kertas cakram budidaya secara ilmiah. Maka telah dicelupkan kedalam masing-masing dilakukan penelitian tentang Daya kosentrasi madu alami yakni 30%, Hambat Madu Dari Lebah Budidaya 40%, 50%, 60%, 70% dan kontrol Di Terhadap amoxciillin 5% selama 30 menit, lalu Bakteri Staphylococcus aureus dan diletakkan di atas cawan petri yang Escherichia coli. telah berisi suspensi S. aurues. Padang Pariaman coli inokulasikan Cawan kemudian diinkubasi selama METODE PENELITIAN Penelitian ini 48 jam pada suhu 37ºC dalam dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2017. inkubator. Lakukan hal yang sama pada bakteri Escherichia coli. Sampel madu diperoleh di Palak Juha, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman. Sedangkan uji daya hambat bakteri dilakukan di Laboratorium Dasar Program Studi Data hasil pengamatan akan diolah secara statistik menggunakan uji ANNOVA (Analysis Of Variance) dan dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT (Duncon) pada taraf α 5%. bakteri Staphylococcus aureus dan HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang Escherichia coli, hal ini dapat dilihat telah dilakukan menunjukkan bahwa dari rata-rata diameter zona hambat madu alami dari lebah budidaya di yang terbentuk pada sekitar cakram Padang Pariaman dapat menghambat seperti terlihat pada gambar, 16 14,9 14,7 14 12,55 12 10,52 10 9,8 9,8 9,72 9,75 12,35 9,85 9,75 9,17 8 6 4 2 0 30% 40% 50% Staphylococcus aureus 60% 70% Amoxcillin Escherichia coli Gambar. Grafik Rata-Rata Zona Hambat Madu Alami Di Padang Pariaman Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui kosentrasi 50%. Hal ini diduga karena tekanan osmosis dan tingkat bahwa dengan menggunakan madu keasaman alami lebah budidaya di Padang Fitrianinggsih (2015) madu memiliki Pariaman perlakuan tingkat keasaman yang tinggi dengan menekan rentangan 3,2-6,1 dan kandungan pertumbuhan Staphylococcus aureus asam 0,17-1,17% terutama asam dengan bebas glukonat yang dapat mengurangi bakteri terbesar yaitu 14,9 mm pada pertumbuhan bakteri. Serta madu kosentrasi 60% dan Escherichia coli merupakan medium hiperosmotik, dengan jika mikroorganisme ternyata pada setiap mampu rata-rata rata-rata diameter diameter bebas bakteri terbesar yaitu 12,55 mm pada pada madu. Menurut bersel satu masuk kedalam medium ini maka mikroorganisme akan mengalami yang mempunyai struktur dinding sel kehilangan air dari proses osmosis yang mengandung polisakarida dan dan akan mengalami dehidrasi yang protein yang bersifat antigen dan akan kandungan lipid yang rendah (1-4%), mengganggu pertumbuhan bakteri bahkan bisa membunuhnya sedangkan (Rio, dkk 2012). termasuk Dilihat dari grafik zona hambat Escherichia bakteri mempunyai coli gram dinding sel (-), dengan terdapat adanya perbedaan dalam hal kandungan lipid tinggi (11-12%) dan zona hambat yang dihasilkan antara struktur dinding sel yang berlapis Staphylococcus tiga (multilayer) yaitu lipoprotein, aureus sebagai bakteri gram (+) dengan Escherichia membran luar fosfolipid dan coli sebagai bakteri gram (-). Ini lipopolisakarida. Membran luar dikarenakan fosfolipid adanya perbedaan dapat mengurangi komponen pada dinding sel kedua masuknya zat antibakteri kedalam sel bakteri seperti jumlah peptidoglikan, (Pleczar & Chan, 2008). jumlah lipid, ikatan silang dan Membran luar sel gram negatif aktivitas enzim, yang menentukan memiliki karakteristik yang unik penetrasi, pengikat dan aktivitas dimana pada selaput itu bersifat antibakteri. Dinding sel pada bakteri menolak gram negatif sekaligus hidrofilik dengan baik salah namun dilain pihak selaput ini positif memiliki gram beberapa satunya fungsi, berfungsi perlindungan osmosis dan osmosis. yang memecahkan sel molekul saluran hidrofobik memberi memiliki Tekanan mengandung molekul protein yang porin. khusus Saluran yang tinggi akan disebut apabila tidak memudahkan difusi pasif senyawa terdapat dinding sel yang kuat. hidrofilik Dinding rendah seperti gula dan asam amino, sel bakteri memiliki dengan komposisi lapisan yang mengandung sedangkan berbagai seperti substansi peptidoglikan. misalnya Staphylococcus aureus termasuk bakteri gram (+), berat tersebut molekul molekul molekul yang antibiotik besar dan molekul zat aktif akan mengalami kesulitan untuk menembusnya. Lipoprotein pada perlakuan diperoleh hasil yang tidak fungsi selalu mengalami peningkatan yang menstabilkan membran luar dan sama. Kenaikan zona hambat yang menjadi perlekatan pada lapisan tidak teratur kemungkinan dapat peptidoglikan. Sedangkan disebabkan oleh beberapa faktor. lipopolisakarida merupakan antigen Waktu pengeringan kertas cakram pada permukaan sel yang akan keluar yang jika sel mengalami lisis (Jawetz et al, mempengeruhi 2005). hambat. membran yang luar terdapat memiliki Dinding sel gram negatif yang lebih kompleks sama dapat kenaikan zona Menurut Panangan dan Nirwan (2009) kertas cakram yang terdapat pengeringannya cukup lama, saat melindungi diletakkan diatas media pembenihan peptidoglikan dari pada gram positif mikroba maka luas daerah zona yang hambatnya kecil, sedangkan kertas membran luar karena tidak yang hanya memiliki lapisan peptidoglikan. Sehingga senyawa cakram yang antibakteri pada madu mengalami sebentar, saat kesulitan untuk menembus dinding media pembenihan mikroba maka sel larutan dan melisiskan sel bakteri pengeringannya diletakkan yang masih menempel Escherichia coli daripada menembus langsung dinding sel bakteri Staphylococcus kertas cakram dan cepat berdifusi ke aureus. Hal ini dapat dilihat dari media agar sehingga membentuk zona hambat yang terbentuk disekitar zona hambat yang lebih besar. kertas cakram pada bakteri disekeliling Hal ini serupa dialami oleh Escherichia coli lebih kecil dari pada Dewi zona hambat yang terdapat pada antibakteri bakteri Staphylococcus aureus. mengkudu Kemudian pada grafik rata-rata menyebar diatas (2010) pembusuk tentang ekstrak aktivitas etanol terhadap daging buah bakteri segar dimana diameter zona hambat terlihat juga diameter daya hambat tidak selalu aktivitas naik antimikroba dengan sebanding dengan naiknya menggunakan madu alami dari lebah kosentrasi perlakuan, kemungkinan budidaya Padang Pariaman pada tiap ini terjadi karena perbedaan kecepatan difusi senyawa pada media berbunyi “ Dan kemudian makanlah agar. Pada kosentrasi yang tinggi dari tiap-tiap (macam) buah-buahan menyebabkan larutan menjadi pekat dan tempuhlah jalan tuhanmu yang sehingga berdifusi telah dimudahkan (bagimu). Dari secara maksimal ke inokulum. Pada perut lebah itu keluar minuman kosentrasi yang lebih tinggi juga (madu) terdapat terjadi kejenuhan sehingga warnanya, didalamnya terdapat obat menyebabkan senyawa-senyawa yang menyembuhkan bagi manusia. aktif yang terkandung tidak terlarut Sesungguhnya pada yang demikian dengan sempurna (Nimri 1999 dalam itu Fitriani 2014). kebesaran tuhan bagi orang-orang larutan Kontrol sulit antibiotik digunakan adalah yang mm pada bakteri Staphylococcus dan Amoxicillin penisilina Escherichia coli. adalah senyawa semisintetik dengan aktivitas antibakteri yang bersifat bakterisida, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram negatif yang pathogen dan bermacam-macam benar-benar terdapat tanda yang memikirkan.” amoxicillin. Terdapat daya hambat sebesar 9,75 aureus yang bekerja melawan bakteri didalam tubuh (Anonimus, 2011c). Zona hambat yang dihasilkan oleh madu lebih besar terbentuk dari kontrol positif yakni amoxicillin maka madu tersebut sangat efektif sebagai antibakteri. Hal ini didukung oleh QS. An Nahl ayat 69 yang KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Madu alami dari lebah budidaya di Padang Pariaman pada kosentrasi 30% sudah menghambat dapat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona hambat 10,52 mm dan Escherichia coli dengan zona hambat 9,72 mm. Kosentrasi terbaik dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus adalah 60% dengan diameter zona hambat 14,9 mm sedangkan kosentrasi terbaik dalam menghambat bakteri Escherichia coli adalah 50% dengan diameter zona hambat 12,55 mm. DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2011c.http://mediapenun jangmedis.dikirismanto.com/am oxcillin pa.itu.html. diakses tanggal 28 Februari 2017. Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pembusuk Daging (Skripsi). Surakarta. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Elliza, N. 2010. Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (skripsi). Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Nagari Syarif Hidayatullah. Fitriani, A. 2014. Aktivitas Alkaloid Ageratum conyzoides L. Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung Fitriningsih, S.P., Khairat, A., Choesrina, R. 2015. Aktivitas Antibakteri Madu Hitam Pahit dan Madu Hitam Manis Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Universitas Bandung. Jurnal Farmasi Galenika. Jawetz, E., Melnick, Adelberg, E.A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika. Nadhilla, N.F. 2014. The Activity Of Antibacterial Agent Of Honey Against Staphylococcus aureus. J MAJORITY. Panahan, A dan nirwan, S. 2009. Uji Daya Hambat Asap Cair Pirolisis Kayu Pelawan (Tristania 5 abavata) Terhadap Bakteri Escherichis coli. Jurnal Universitas Sriwijaya: Sumatera selatan. Pelczer. M.J., dan Chan, E.C.S., 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta. UI Press. Rio, Y.B.P., Aziz, D., Asterina. 2012. Perbandingan Efek Antibakteri Madu Asli Sikabu dengan Madu Lubuk Minturun Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. Wineri, E., Rasyid, R., Alioes. 2014. Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan Secara In Vitro Terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A Sebagai Penyebab Faringitis. Jurnal Kesehatan Andalas.