LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA (Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA Oleh : Aidil Fitri NIM. 130500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA (Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA Oleh : Aidil Fitri NIM. 130500079 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Unuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA (Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA Oleh : Aidil Fitri NIM. 130500079 Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Unuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Lama Perendaman Benih Kopi Robusta (Canephora) Dengan Perlakuan Air Kelapa Nama : Aidil Fitri NIM : 130500079 Jurusan : Manajemen Petanian Dosen pembimbing Penguji I, Penguji II, Roby, SP , MP Nurlaila, SP , MP NIP.197305172005011009 NIP. 197110302001122001 Menyetujui Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Nur Hidayat, SP. M. Sc NIP. 197210252001121001 Lulus ujian pada tanggal :............ Sri Ngapiyatun , SP . MP NIP. 197708272001122002 Mengesahkan Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. M. Masrudy, MP NIP. 196308051989031005 ABSTRAK Aidil Fitri. Lama Perendaman Benih Kopi Robusta (Canephora) Dengan Perlakuan Air Kelapa dengan lama perendaman yang berbeda (Di Bawah Bimbingan Roby,) Proses perkecambahan benih kopi membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebelum dikecambahkan sebaiknya benih kopi diberi perlakuan yang bertujuan untuk mempercepat waktu perkecambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati kecepatan berkecambah dan menghitung persentase perkecambahan benih kopi menggunakan air kelapa dengan perendaman yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 3 bulan, terhitung dari bulan Desember 2015, sampai Februari 2016, dimulai dari persiapan, pengambilan data, dan pembuatan laporan, penelitian ini dilakukan di pembibitan Las bayangan Agronomi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini menggunakan air kelapa dengan perlakuan, tiap perlakuan terdiri dari 20 benih, K1 direndam 4 hari dengan 500 ml air kelapa 20 benih, K2 direndam 5 hari dengan /500 ml air kelapa 20 benih. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman yang optimal untuk perkecambahan benih kopi adalah perlakuan kelima (K2) dengan nilai kecepatan saat munculnya tunas pada 7 hari setelah tanam dan ni lai persentase perkecambahan 90 %. Kata kunci: perkecambah, benih kopi. air kelapa. RIWAYAT HIDUP Aidil Fitri Lahir Pada Tanggal 23 Februari 1994 di Benua Baru, Kabupaten Muara Bengkal anak ke Pertama dari dua bersaudara dari Bapak Zainudin Dan Ibu Teknawati. Tahun 2001 memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri di Benua Baru, Kecamatan Muara Bengkal, Propinsi Kutai Timur, dan lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1, Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur, dan Lulus Pada Tahun 2010. Selanjutnya melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) negri 1 muara bengkal di muara bengkal, Propinsi kalimantan timur dan lulus pada tahun 2013. Pendidikan Tinggi Dimulai Pada Tahun 2013 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.Pada Tanggal 2 Maret sampai 30 April mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Barito Putera Plantation, Barito Kuala Kalimantan Selatan. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun oleh penulis dalam rangka untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah, dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi. 2. Bapak Roby, SP, MP, Selaku dosen pembimbing. 3. Ibu Nurlaila, SP, MP, selaku dosen penguji I. 4. Ibu Sri Ngapiyatun SP, MP, selaku dosen MP penguji II. 5. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc Selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebuna. 6. Temen-teman yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama ini. 7. selama ini. 8. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis Kampus Sungai Keledang : 2016 ? I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara, di samping merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di indonesia, kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di indonesia, yaitu lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh masyarakat seluruh dunia, komoditas ini merupakan komoditas yang tetap bertahan di pasaran global dikarenakan daerah adaptasinya yang terbatas namun dibutuhkan oleh semua orang. Kopi yang mempunyai aroma dan rasa yang khas dikenal dengan nama kopi arabika, sehingga kopi ini mempunyai harga yang relatif tinggi (Rahardjo, 2012). Perbanyakan kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan generatif. Cara generatif dapat dilakukan menggunakan biji sedangkan vegetatif yaitu dengan menyambung atau stek. Untuk mendapatkan tanaman kopi dengan produktivitas yang tinggi penggunaan bibit tidak boleh sembarangan sebab akan berpengaruh terhadap produktivitas dikemudian hari. Untuk memperoleh produktivitas yang tinggi membutuhkan jenis bibit klon yang unggul. Pemilihan bibit tanaman kopi mencakup berbagai segi, yaitu pemilihan varietas/klon unggul yang sesuai, macam bibit, serta sumber benih dan bibit. Keuntungan yang diperoleh dari perbanyakan generatif yaitu, mudah serta tidak memerlukan tenaga ahli, menghasilkan tanaman yang lebih sehat, produktif dan daya hidupnya lebih lama, menghasilkan tanaman yang berakar tunggang dalam ? sehingga tahan terhadap bahaya kekeringan, banjir, dan tahan rebah (Danarti Dan Najiyati, 2004). Secara manual pemecahan dormansi dilakukan dengan cara menguliti kulit tanduk (Endoscarp) biji kopi untuk mematahkan dormansi pada biji yang memiliki struktur keras, sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah (Gardner, Et Al. 1991). Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru (Ashari, 1995). Kondisi lingkungan yang cocok, dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dor mansi, dan kepekaan bibit muda terhadap penyakit-penyakit tertentu. (Harjadi, 1979). Proses perkecambahan benhi kopi membutuhkan waktu yang relatif lama. Biji kopi berkecambah memerlukan waktu 30 hari setelah saat itu benih kopi telah mencapai stadium kecambah fase serdadu dengan keping biji terangkat berdiri di atas permukaan tanah. Sebelum dikecambahkan sebaiknya benih kopi diberi perlakuan yang bertujuan untuk mempercepat waktu perkecambahan. Beberapa penelitian pengupasan kulit biji serta perendaman benih (dalam air, dalam zat tumbuh, dan dalam larutan bahan kimia) berhasil menaikkan dan mempercepat waktu perkecambahan. Untuk memaksimalkan perkecambahan benih kopi perlu adanya perlakuan sebelum penanaman (Pudjiraharjo, 2012). Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perkecambahan adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit diperoleh. Sebagai pengganti auksin sintetis dapat digunakan air kelapa (Widiancas, 2010) Pertanian organik yang sistem budidaya pertanian yang menggunakan bahan kimia mengandalkan sintetis. bahan-bahan Pertanian organik alami tanpa berbasis pada ? keseimbangan ekosistem. Salah satu bahan yang digunakan dalam pertanian organik untuk mempercepat perkecambahan, khususnya tanaman kopi yaitu penggunaan air kelapa. Air kelapa tidak hanya menyebabkan pembelahan sel dan pertumbuhan embrio kelapa tapi juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman lainnya (Harjadi, 2009) Dalam percobaan kultur jaringan di Laboratories Of Koog And Strong University Of Wisconsin, melalui percobaan dengan batang tembakau yang ditumbuhkan pada medium sintetis, Miller Dalam Khrishnamoorthy (1981) mengemukakan bahwa senyawa yang aktif dalam air kelapa adalah kinetin, kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin. Adapun fungsi utama sitokinin adalah merangsang pembelahan sel (Anonim . 2004). Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati kecepatan berkecambah dan menghitung persentase perkecambahan benih kopi yang diberi perlakuan perendaman air kelapa dengan lama perendaman yang berbeda. Hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan petani kopi mengenai manfaat perendaman kecambah kopi dalam air kelapa terhadap pertumbuhan bibit kopi. Dan kecepatan percambahan dan banyaknya percambahan yang tumbuh pada biji kopi yang direndam data dengan air kelapa, dengan perendaman waktu yang berbeda. ? II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi (Coffea SP) 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Kopi A. Taksonomi Tanaman Kopi Menurut Danarti Dan Najiyati (2007), kedudukan kopi dalam Sistematika Tumbuhan Diklasifikasikan Sebagai Berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotiledonae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea Canephora B. Morfologi Tanaman Kopi Kopi (coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m. 1). Akar Sistem perakaran tanaman kopi tunggal, akar yang lurus membantu pengambilan air ke dalam tanah. Pada akar tunggal sering timbul akar yang ke samping disebut akar lebar. Pada akar-akar lebar tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap makanan. ? 2). Batang Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hampir pada tiap ruas tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut wiwilan atau tunas air. 3). Daun Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing sampai bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan pada ketiak. 4). Bunga Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer tersusun berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap-tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ± 30 kuntum bunga atau lebih dan pada musim berbunga 1 pohon dapat keluar sampai ribuan kuncup. 5). Buah Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji lanang. ? 2. Jenis-Jenis Tanaman Kopi Secara garis besar ada tiga golongan kopi, yakni: golongan arabika, golongan liberika, dan golongan canephora (Varietas Robusta) Golongan arabika adalah golongan yang paling dahulu diusahakan di indonesia, kemudian menyusul golongan liberika dan yang terakhir adalah robusta (Danarti, 2007). Golongan arabika berasal dari etiopia dan albessinia. Golongan ini yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan oleh manusia, bahkan merupakan golongan kopi yang paling banyak diusahakan oleh manusia sampai akhir abad XIX . Setelah abad XIX dominasi kopi arabika menurun, karena ternyata kopi ini sangat peka terhadap penyakit HV (Hemeleia Vastatrikx), terutama di dataran rendah. Golongan liberika berasal dari berasal dari angola dan masuk ke indonesia sejak tahun 1965. Meskipun sudah lama masuk ke indonesia, tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah dan rendemennya rendah. Golongan robusta berasal dari kongo dan masuk ke indonesia pada tahun 1900. Karena mempunyai sifat yang lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang (Danarti Dan Najiyati, 2004). Menurut Danarti Dan Najiyati (2004), di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Penggolongan kopi tersebut umumnya didasarkan pada spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi, terutama Coffea Canephora. ? Buah kopi dibagi atas tiga bagian yaitu : a. Lapisan Kulit Luar (Excocarp) b. Lapisan Daging (Mesocarp) c. Lapisan Kulit Tanduk (Endoscarp) Buah kopi pada umumnya mengandung 2 butir biji, tetapi kadang-kadang mengandung hanya sebutir saja. Pada kemungkinan yang pertama biji-bijinya mempunyai bidang datar (perut biji) dan bidang cembung (punggung biji). Pada kemungkinan yang kedua biji kopi berbentuk bulat panjang (kopi jantan). Komposisi kimia biji kopi berbedabeda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi (Danarti Dan Najiyati, 2004). 3. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Suhu ruang penyimpanan benih merupakan faktor penting yang mempengaruhi umur simpan benih. Makin rendah suhu ruang penyimpan maka umur simpan benih akan semakin panjang. Dengan penurunan suhu ruang simpan sebesar 5° c maka daya simpan benih akan meningkat 2 kali lipat. Hal ini berlaku pada suhu ruang simpan antara 0-50° c (Sutopo, 2002). Suhu yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih karena akan memperbesar terjadinya penguapan air dari dalam benih. Hal ini dapat mengakibatkan benih kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk berkecambah sehingga berakibat pada matinya embrio. ? 1. Iklim Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa yang artinya indonesia sendiri beriklim tropis. Dengan iklim tropis ini, negara indonesia sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman perkebunan apalagi tanaman kopi. Dengan berbagai macam tanaman kopi tersebut serta iklim yang cocok akan sangat beruntung sekali jika bercocok tanam kopi. Dengan curah hujan yang akan membantu mempengaruhi pembentukan bunga menjadi buah. Untuk kopi jenis arabika dianjurkan curah hujan sekitar 1.000 1.500 mm pertahun, sedangkan kopi robusta maksimal 2.000 mm pertahun. Untuk daerah dengan ketinggian diatas 1.000 m memiliki musim kering yang pendek, padahal kopi khususnya kopi arabika membutuhan musim kering yang agak panjang supaya produksinya optimal (Danarti, 2007) 2. Suhu Suhu yaitu keadaan panas atau dinginnya udara pada suatu tempat. Suhu lingkungan untuk kopi arabika sekitar 16-22° c, sementara robusta mampu beradaptasi dengan suhu sekitar 20-28° c (Danarti, 2007). 3. Ketinggian Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area dari permukaan laut. Tiap-tiap kopi membutuhkan ketinggian atau elevasi yang berbeda-beda. Seperti Kopi Arabika Dan Robusta, tentu saja ketinggian akan mempengaruhi penanamannya. Sebab Kopi Arabika dapat tumbuh pada ketinggian 800-1.500 m dpl, sedangkan kopi robusta dapat tumbuh pada ketinggian 400-800 m dpl (Danarti, 2007). ? 4. Angin Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi. Angin yang kencang pada musim-musim tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman kopi yang berasal dari klon-klon tertentu yang peka terhadap angin kencang (Danarti, 2007). 5. Topografi Kondisi topografi wilayah juga harus diperhatikan karena jika terjadi anomali iklim atau ketidaknormalan atau penyimpangan iklim petani dapat melakukan beberapa rekayasa. Khusus untuk daerah yang memiliki tiupan angin kencang, disarankan untuk menanam tanaman pelindung seperti lamtoro, dadap, serta sengon laut. Tanaman pelindung untuk saat ini yang paling cocok untuk tanaman kopi adalah lamtoro (Danarti, 2007). 6. Kondisi Tanah Kondisi tanah yang baik untuk penanaman kopi dianjurkan tanah yang memiliki tanah top soil atau kandungan organik yang tebal. Tingkat keasaman atau derajat keasaman (pH) tanah yang dianjurkan untuk tanaman kopi sekitar 5,5 6,5. Jika keadaan tanah terlalu asam dapat ditambahkan pupuk ca (PO)2 atau ca (PO3)2 atau sering disebut sebagai kapur. Apabila (pH) tanah terlalu rendah atau untuk meningkatkan (pH) tanah dapat ditambahkan urea (Danarti, 2007). 7. Varietas Atau Klon Unggul Setiap daerah memiliki varietas atau klon yang berbeda. Yang artinya adalah suatu klon atau varietas unggul pada suatu daerah belum tentu unggul pada daerah yang lainnya. Seperti jenis arabika dari daerah lain pasti memilki karakter yang berlainan dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat ?? berupa aroma, dan cita rasanya. Kopi arabika dari jawa tentu berbeda dengan kopi arabika yang ada di sulawesi, begitu juga dengan yang ada di toraja meskipun varietas atau klonnya sama. Hal ini juga berlaku pada kopi robusta, meskipun sama tapi ketika ditanam di daerah lain maka hasilnya juga akan berbeda atau tidak sama dengan daerah asalnya. Klon unggul harus diuji produktivitasnya hingga tiga generasi. Setelah itu bibit kopi yang telah teruji di daerah tertentu sebaiknya jangan dibudidayakan di daerah lain, cukup dibudidayakan di daerah yang telah diuji viabilitasnya. Biji kopi merupakan adaptasi untuk tumbuhan terrestrial yang terdiri atas embrio yang dibungkus bersama-sama dengan cadangan makanan di dalam suatu pembungkus yang resisten. Dormansi dapat terjadi di biji pada waktu perkecambahan jika lingkungan tempat hidupnya tidak memungkinkan untuk tumbuh berkembang ataupun karena dipaksa untuk dorman. Dormansi dibagi menjadi dua yaitu dormansi primer dan sekunder. Dormansi primer dapat bersifat eksogen dan endogen. Dormans i primer yang bersifat eksogen adalah dormansi yang terjadi akibat faktor luar lingkungan perkecambahan antara lain air, gas dan cahaya. Penyebab dormansi eksogen ini meliputi sifat fisik kulit benih yang kedap terhadap air, gas atau karena kulit benih yang keras (Anonim, 2009). Selain itu dormansi dapat juga terjadi secara fisiologis yaitu dormansi yang disebabkan oleh keseimbangan antara zat pemacu dan zat penghambat yang ada dalam benih. Salah satu pemacu dormansi atau penghambat pertumbuhan adalah asam absisat, sedangkan senyawa yang memacu pertumbuhan adalah auksin, sitokinin dan giberelin. Sehingga ?? ketika biji akan dorman maka terlihat adanya peningkatan senyawa asam absisat dalam tumbuhan tersebut. Benih kopi merupakan salah satu jenis benih yang memiliki sifat Impermeable terhadap gas terutama pada bagian Endoscarp nya sehingga dapat bersifat dormansi primer yang eksogen. Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih yang akan dikecambahkan perlu dilakukan seleksi benih karena benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang utama oleh karena itu perlu mengupayakan bagaimana agar benih tetap berkualitas, dalam arti jika disemai memberikan persen kecambah yang tinggi dan bila ditanam pada lahan yang bervariasi keadaannya bisa tumbuh baik serta kematiannya kecil. Kegiatan seleksi benih berdasarkan sifat fisik benih seperti ukuran, bobot, warna, tekstur permukaan kulit, panjang, bentuk dll (Suhartanto, 2012). Kegiatan seleksi benih kopi yaitu memilah benih yang ukurannya kecil, retak, pecah, berlubang, tidak diserang hama penyakit. Pengupasan kulit benih adalah untuk memudahkan permeabilitas terhadap air, gas dan air kelapa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyanti (2009), menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan nilai tertinggi ialah perlakuan pengupasan kulit benih yaitu sebesar 89,33%. Hal ini terjadi karena air dan gas -gas yang dibutuhkan untuk proses perkecambahan tidak terhalang oleh kulit tanduk benih yang tebal sehingga air kelapa dan gas-gas tersebut mudah diserap dan bisa langsung ?? dimanfaatkan oleh benih. Selama proses perkecambahan, air dibutuhkan untuk perkembangan embrio dan endosperm sedangkan gas-gas seperti oksigen dibutuhkan untuk respirasi embrio (Cahyanti 2009). B. Tinjauan Umum Perkecambahan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah (Gardner, et al. 1991). Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Menurut Tjirosoepomo (1994), biji akan berkecambah jika mendapat syarat-syarat yang diperlukan yaitu air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat yang diperlukan itu tidak terpenuhi biji tidak akan berkecambah, tumbuhan baru yang ada di dalamnya (lembaga) berada dalam keadaan tidur (laten) dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya artinya jika kemudian memperoleh syarat yang diperlukan maka biji akan berkecambah. Pada beberapa jenis tanaman ada yang sukar berkecambah meskipun syarat perkecambahannya terpenuhi misalnya karena dorman, cangkang, endosperm atau kulit biji yang tebal dan keras. Upaya yang dilakukan untuk biji seperti ini dapat dengan menggunakan hormon tumbuhan alami seperti hormon auksin dan giberelin, yang dapat mempercepat proses perkecambahan. Lembaga perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi ?? berarti minum, biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara dalam bentuk embun maupun air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak proses ini murni fisik. Kriteria benih kopi berkecambah jika keluarnya radikal 0,5 cm (Gardner, et al. 1991). Benih yang dikecambahkan belum tentu semuanya berkecambah dengan sempurna. Kategori perkecambahan benih secara kuantitatif dan kualitatif diantaranya yaitu kecambah normal dan kecambah abnormal. Kecambah normal adalah kecambah yang memiliki semua struktur kecambah penting berkembang baik, panjang kecambah harus paling tidak dua kali panjang benihnya, semua bagian akar, hipokotil atau skutelum, plumula, kotiledon menunjukkan kesempurnaan dan lengkap tanpa kerusakan. Sedangkan kecambah tidak normal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Yang termasuk dalam kategori kecambah abnormal adalah: 1. Kecambah rusak : kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. 2. Kecambah cacat atau tidak seimbang : kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. 3. Akar sekundernya lemah, hipokotil cacat, tidak tumbuh baik membengkok dan memendek, calon batang yang mengeras. 4. Kecambah lambat : kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, ?? 2002). Penilaian persentase keberhasilan berkecambah didasarkan atas kriteria dari Sutopo (2002) sebagai berikut: Tabel 1. Penilaian persentasi keberhasilan kecambah. No. Persentasi berkecambah Kriteria keberhasilan 1 0-9 Tidak berhasil 2 10-39 Rendah 3 40-69 Cukup berhasil 4 70-100 Baik/berhasil Teknik perendaman biji kopi dimaksudkan untuk mempermudah kandungan auksin sekaligus air masuk ke dalam keping biji. Perendaman biji kopi dalam air sebelum dilakukan pengecambahan terhadap kecepatan biji berkecambah diteliti oleh Gopal Dan Ramaiah (1972) benih kopi arabika s 795 direndam selama 12 jam memperlihatkan hasil yang kurang baik dibandingkan dengan lama perendaman benih 24 jam. Penelitian Soemomarto pada benih kopi robusta direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh giberelin (ga3), ethepon dan kno3 menunjukkan bahwa persentase perkecambahan lebih dari 60 % telah berkecambah pada hari ke-30, sementara itu benih yang direndam dalam air (control) baru berkecambah 50 % pada hari yang sama. Waktu perendaman lebih lama memungkinkan benih menyerap senyawa tumbuh dan senyawa kimia yang lebih banyak sehingga menyebabkan benih berkecambah lebih banyak dan lebih cepat. Karena proses awal perkecambahan adalah proses imbibisi yaitu masuknya air ke dalam biji. Proses perkecambahan ini dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. ?? Akibat terjadinya proses imbibisi kulit biji akan menjadi lunak dan retak-retak. Bersamaan dengan proses imbibisi akan terjadi peningkatan laju respirasi yang akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalamnya. Sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan (katabolisme) yang akan menghasilkan energi atp dan unsur hara yang akan diikuti oleh pembentukan senyawa protein (anabolisme). Untuk pembentukan sel -sel baru pada embrio akan diikuti proses diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakalbatang dan daun serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua bagian ini akan bertambah besar sehingga akhirnya benih akan tumbuh berkecambah. Menurut Abidin 1985 proses penyerapan air ke dalam biji ada tiga bagian : yaitu tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat) penyerapan air secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat tumbuhnya akar dan pengembangan biji. C. Tinjauan Umum Air Kelapa Harjadi, (2009) mengemukakan bahwa pertumbuhan embrio dalam kultur jaringan dapat distimulasi oleh air kelapa. Diduga dalam air kelapa terdapat sitokinin disamping senyawa lainnya. Harjadi, (2009) melalui penelitian kultur kalus tembakau mengemukakan bahwa ke dalam basal medium yang ditambahkan air kelapa telah dapat di isolasi adanya bahan aktif kinetin dari air kelapa yang mampu mendorong pembelahan sel. Kinetin adalah senyawa -furfuril adenine, suatu turunan dari basa adenine. Oleh para ahli fisiologi tumbuhan kinetin yang diketahui mampu ?? mendorong pembelahan sel dikenal dengan nama sitokinin yang menggambarkan fungsinya dalam pembelahan sel (sitokinesa) (Dewi, 2008). Perlakuan perendaman dalam air kelapa berdasarkan pada hasil penelitian Simangunsong (1991), dimana perlakuan perendaman dalam air kelapa selama 6,8,12 jam telah mampu menstimulir dengan baik pertumbuhan setek lada (Anonim, 2004). Air kelapa adalah substansi yang komplek. Steward Dan Shartz dalam Khrishnamoorthy (1981) telah berhasil mengisolasi dua substansi penting yang dikenal dengan Diphenyl Urea Dan Myoinositol. Meskipun demikian ternyata kedua substansi ini tidak dapat memberikan efek yang sarna dibandingkan air kelapa. Air kelapa yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Cocos Nucifera adalah salah satu pohon tropis yang masuk kedalam suku aren-arenan. Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari pesisir samudera hindia, hingga kini penyebarannya sudah menyebar ke seluruh pantai tropika dunia. Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang bisa hidup hingga puluhan tahun lamanya, tanaman yang banyak tumbuh diarea pantai ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1300-2300 mm/ tahun atau bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600 m diatas permukaan air laut, serta daerah dengan intensitas sinar matahari yang cukup. Hal tersebut disebabkan dalam air kelapa selain terkandung sitokinin, juga mengandung substansi lain seperti auksin, gibberilin, asam amino, asam nukleat dan lain-lain. Kombinasi dari substansi- substansi inilah yang memberikan efek terhadap pembelahan sel tanaman (Anonim, 2004). Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perkecambahan adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit diperoleh. Sebagai pengganti ?? auksin sintetis dapat digunakan air kelapa (Widiancas, 2010). Pertanian organik yang sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pertanian organik berbasis pada keseimbangan ekosistem. Salah satu bahan yang digunakan dalam pertanian organik untuk mempercepat perkecambahan, khususnya tanaman kopi yaitu penggunaan ZPT atau zat pengatur tumbuh alami dari air kelapa mengandung hormon scordinin. Scordinin merupakan senyawa bioaktif yang dapat mempercepat pertumbuhan dan kandungannya setara dengan auksin yang efektif untuk mempercepat tumbuhnya plumula dan radikula pada tanaman biji Menurut. Widiancas (2010) hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil, yang disintesiskan pada bagian tertentu dari tanaman dan pada umumnya diangkut ke bagian lain tanaman yang menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Selanjutnya Yusnita (2008), menambahkan fitohormon yang dikandung bawang putih adalah auksin dan giberelin. Menurut Riyadi (2009), beberapa fungsi auksin pada tanaman adalah sebagai berikut : 1. Perkecambahan benih : auksin akan mematahkan dormansi benih dan akan merangsang proses perkecambahan benih. Perendaman benih dengan auksin akan menaikkan kuantitas hasil panen. 2. Pembentukan akar : auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik. 3. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya. 4. Mematahkan dominansi pucuk/apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak berkembang. ?? 5. Pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi. Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini (Gardner,et al. 1991) 1. Memecah dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel. 2. Meningkatkan pembungaan. 3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase yaitu enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan / perkecambahan biji sehingga biji berkecambah. 4. Berperan pada pemanjanga n sel. 5. Berperan pada proses partenokarpi. Pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini disebut partenokarpi. 6. Dapat menghambat penundaan penuaan daun dan buah. 7. Menyembuhkan genetik Dwarsfism. Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik. Penyemprotan ?? giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi. Auksin yang dikombinasikan dengan giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel,mempengaruhi pemanjangan, mempengaruhi embrio dan kecambah, mempengaruhi pemanjangan batang, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, dan daun (Riyadi 2009). Pertumbuhan akar dan serdadu pada perkecambahan benih kopi memerlukan zat pengatur tumbuh yang bersifat merangsang pembentukan plumula dan radikula, maka dari itu pemanfaatan hormon auksin dan giberelin yang ada pada air kelapa sebagai ZPT sangatlah efektif. Penggunaan air kelapa sebagai salah satu zat pengatur tumbuh telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman. Penggunaan ZPT yang tepat akan mempengaruhi baik terhadap pertumbuhan tanaman namun bila dalam jumlah yang terlalu banyak justru akan merugikan tanaman. Menurut Harjadi (1979), menyatakan ZPT merupakan suatu zat pendorong pertumbuhan apabila diberikan dalam konsentrasi yang tepat. Sebaliknya bila diberikan dalam konsentrasi yang tinggi dari yang dibutuhkan tanaman maka akan menghambat dan menyebabkan kurang aktifnya proses metabolisme tanaman. Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung pemanjangan sel pada pucuk dengan struktur kimia dicirikan dengan adanya indole ring. Gibberilin adalah senyawa yang mengandung gibbon skeleton, menstimulasi pembelahan sel, pemanj angan sel atau keduanya, giberelin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok ?? berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil dapat dibedakan menjadi gugus hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor 13. Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh Xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa ho rmon disintesis di tempat lain selain di pabrik) (Harjadi, 2009). Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak TRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian. Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin.Etilen adalah senyawa dari 2 atom C dan 4 atom H, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah ?? sedangkan Asam Absisik adalah zat pengatur tumbuh yang menghambat proses biokimia dan fisiologi bagi aktifitas ke-4 zat pengatur tumbuh di atas (Anonim ,2010) ?? III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Las Bayangan Laboratorium Agronomi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda selama ± 3 (tiga) bulan, meliputi persiapan, pengambilan data dan penyusunan laporan. B. Alat Dan Bahan Alat : yang digunakan pada penelitian ini antara lain: bak kecambah yang terbuat dari kayu dengan ukuran 100 x 40 cm, handsprayer, cangkul, alat tulis, alat hitung dan alat dokumentasi. Bahan : yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih kopi Robusta air kelapa tanah dan pasir. C. Perlakuan Penelitian Perlakuan penelitian adalah lama perendaman benih kopi robusta dengan air kelapa dengan 2 taraf dimana tiap taraf diulang sebanyak 20 benih kopi, adapun taraf perlakuan, yaitu : K1 : Waktu perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa 500 ml 20 benih kopi. K2 : Waktu perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa 500 ml 20 benih kopi. ?? D. Prosedur Penelitian a. Persiapan Alat dan Bahan Menyiapkan alat yang terdiri dari : bak kecambah yang terbuat dari kayu, parang,cangkul, pengaduk, lembar pengamatan, dan media dokumentasi. Menyiapkan bahan yang terdiri dari : Biji Kopi Robusta, Air Kelapa,Top Soil Pasir. b. Lama waktu yang dibatasi menggunakan air kelapa 20 hari. c. Biji kopi yang didapatkan di bawah Poliagronomi Pertanian Negri Samarinda. 1. Seleksi Benih Benih dipilih yang ukurannya sama, benih tidak terserang penyakit, tidak berjamur, warnanya seragam, benih tidak berlubang, sehat dan bermutu baik. Dilakukan seleksi benih yang direndam didalam air agar bisa seleksi benih yang bagus atau yang kurang bagus dan melakukan pengeringan setiap benih nya. A. Persiapan Media Semai. Bak semai diisi dengan top soil.dan pasir dengan bandingan 1 : 1 B. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air kelapa sebanyak 500 ml dengan benih kopi sebanyak 20 benih setiap perlakuan. C. Perendaman Perlakuan yang pertama sekali direndam adalah perlakuan hari keempat (K1), hari kedua perlakuan hari kelima (K2), D. Penanaman biji kopi bak kecamabah disemai Setelah semua direndam sesuai dengan waktu yang ditentukan, semua benih disemai dalam bak kecambah dengan jarak antar benih 3 x 3 cm. Semua benih dibenamkan artinya bagian punggung di atas, dan ?? bagian perut menghadap ke bawah Kemudian diberi tanda label sesuai dengan perlakuan masing-masing. 2. Pemeliharaan di Persemaian a. Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan handsprayer. Butiran air siraman diusahakan halus (kecil) dan tidak terlalu deras. Penyiraman tergantung pada kondisi kelembaban media tanam jika media tanam masih lembab maka tidak perlu dilakukan penyiraman. b. Penyiangan Penyiangan dalam bak peyemaian dilakukan secara manual periode penyemaian. E. Pengamatan Dan Pengambilan Data 1. Kecepatan Ke ( Hari ) Berkecambah Pengambilan data berkecambah Di peyemaian dilakukan secara visual yaitu mengamati benih yang berkecambah dihari ke 2 selama 20 hari. 2. Persentasi perkecambahan (%) Pengambilan data persantase perkecambahan pada saat benih tumbuh pada akhir perkecambahan. F. Pengolahan Data Menurut Indriyanto (2011), untuk menghitung nilai persentase perkecambahan yang menunjukkan jumlah kecambah normal yang dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan menggunakan rumus : ?? Persentase perkecambahan = x × 100 % n dimana : n jumlah benih yang disemai x jumlah kecambah normal yang dihasilkan ?? IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hari berkecambah Berdasarkan hasil pengamatan berkecambah biji tanaman kopi menunjukkan bahwa perlakuan perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa (K1) menghasilkan kecepatan berkecambah 8 hari setelah semai. Perlakuan perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa (K2) menghasilkan kecepatan berkecambah 7 hari setelah semai. Data pengamatan benih berkecambah dan jumlah benih kopi yang berkecambah dapat dilihat pada label 1. Perlakuan pertama (K 1) benih yang berkecambah normal 14 sedangkan perlakuan kedua (K2) benih yang berkecambah normal 18. Tabel 1 . Hari benih kopi berkecambah dan jumlah benih yang berkecambah normal. Hari ke : 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Biji Jumlah benih kopi yang berkecambah (hari) Perlakuan K1 K2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 14 18 ?? 1. Persentase Perkecambahan (%) Berdasarkan hasil perhitungan persentase perkecambahan biji tanaman kopi menunjukkan bahwa perlakuan perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa (K1) menghasilkan persentase 70%. Perlakuan perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa (K2) menghasilkan persentase 90%. Pengaruh lama perendaman benih kopi menggunakan air kelapa terhadap persentase perkecambahan benih kopi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Persentase perkecambahan benih kopi Persentase No. Perlakuan perkecambahan 1 K1 70% 2 K2 90% B. Pembahasan 1. Hari Berkecambah Benih Kopi Berdasarkan hasil pengamatan pada saat munculnya serdadu (plumula dan radikula) benih kopi pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa (K1) menghasilkan kecambah 14 yang normal setelah di semai. 6 kecambah yang tidak normal dikarenakan berjamur dan belebihan penyiraman. Perlakuan perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa (K2) menghasilkan kecambah 18 setelah di semai. 2 yang tidak nomal dikarenakan berjamur dan berlebihan pinyiraman. Air kelapa telah lama diketahui sebagai sumber yang kaya akan zat aktif yang diperlukan untuk perkembangan embrio. Di dalam air kelapa terdapat 1 - 3 difenil urea dalam jumlah yang banyak. Harjadi (2009) menyatakan bahwa dipenil urea adalah senyawa non purin yang ?? mempunyai aktifitas sitokinin Difenil urea yang terkandung dalam air kelapa dapat menstimulir pembelahan sel tanaman. Menurut Lakitan (2011) menjelaskan bahwa sitokinin berpengaruh luas pada proses-proses fisiologis dalam tumbuhan. Sitokinin terutama menghambat mampu mendorong pembelahan sel serta proses penuaan pada tumbuhan utuh. Air kelapa juga mengandung beberapa jenis cyclitols yaitu myoinositol dan sycloinositol. Campbell (2003) menyatakan bahwa inositol secara tersendiri tidak dapat mendorong pertumbuhan kalus wortel, tetapi bersama-sama dengan fraksi air kelapa yang aktif, inositol dapat mendorong pertumbuhan kalus wortel. Inositol juga dapat mendorong pertumbuhan halus tanaman lainnya jika ditambahkan auksin, kinetin dan vitamin. Penemuan terakhir menunjukkan bahwa inositol ikut berperan di dalam proses metabolisme penting yang berhubungan dengan pernbelahan sel. Harjadi (2009) menambahkan bahwa inositol selain dijumpai dalam air kelapa juga banyak terdapat dalam beberapa jenis ikan dan buah arbei. Auksin sebagaimana dinyatakan oleh Lakitan (2011) dan Campbell (2003) mampu mendorong pembesaran sel danbersama-sama dengan etilen, gibberilin, sitokinin dan ABA berperan penting dalam proses fisiologis tanaman. Disamping mengandung beberapa komponen yang mempunyai aktifitas zat tumbuh, air kelapa juga mengandung sorbitol alam jumlah ?? yang sangat banyak. Sorbitol adalah bentuk reduksi dari glukosa dengan rumus bangun C6H14O6 (Harjadi, 2009). Air kelapa juga mengandung beberapa vitamin yaitu asam pantotenat, biotin, asam folat, riboflavin (B2), hiamin (Bl) dan pyridoxin (B6). Lakitan (2011) menjelaskan bahwa asam pantetonat adalah bagian dari koenzim A. Biotin, asam folat/ vitamin B dan pyridoxin berperan penting dalam metabolisme sel. Air kelapa bila dibiarkan pada lingkungan luar akan mengalami perubahan kemasaman. Hal ini disebabkan karena terjadi fermentasi karbohidrat, khususnya glukosa. Pada tahap awal glukosa akan difermentasikan menjadi alkohol dan kemudian dirubah menjadi asam cuka (Harjadi, 2009) Perubahan kemasaman yang terjadi pada air kelapa akan mempengaruhi dikandung. efektifitas kerja dari zat pengatur tumbuh yang Harjadi (2009) menyatakan untuk efektifitasnya, zat pengatur tumbuh (ZPT) membutuhkan kondisi kemasaman yang optimal Penggunaan air kelapa sebagai media pertumbuhan telah dikenal luas dan terbukti mampu mendorong pertumbuhan tanaman dalam teknik kultur jaringan (Harjadi,2009), sedangkan penelitian menunjukkan bahwa perendaman dalam air kelapa selama 6, 8, 12 jam dapat merangsang pertumbuhan setek lada dengan baik. Dugaan lain adalah terjadi antagonisme antara air kelapa dengan biji kopi yang menyebabkan tertekannya pertumbuhan biji kopi pada awal pengamatan. Keadaan bibit yang tertekan diduga mengurangi atau bahkan menghambat penyerapan zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam air kelapa serta translokasinya ke daerah kegiatan penelitian. ?? Abidin(1985) proses penyerapan air ke dalam biji ada tiga bagian yaitu tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat) penyerapan air secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat tumbuhnya akar dan pengembangan biji. Salah satu manfaat auksin yaitu merangsang enzim yang berguna dalam mengaktifkan metabolisme sel yang salah satunya untuk mengambil oksigen. Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi cadangan makanan yang terdapat dalam benih. Dengan demikian, hasil oksidasi dapat digunakan untuk pertumbuhan benih. Proses perkecambahan terjadi karena sel-sel embrional memiliki kemampuan membelah dan bertambah banyak. Kemampuan tersebut mengakibatkan benih tumbuh menjadi kecambah. Proses perkecambahan ini dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Akibat terjadinya proses imbibisi kulit biji akan menjadi lunak dan retakretak. Pertumbuhan akan terus berlanjut terutama pada bagian ujung batang dan akar pertumbuhan dapat berlangsung jika tersedia makanan yang digunakan untuk pembentukan akar dan mempertahankan sifat geotropisme. Setelah itu enzim yang terdapat pada benih akan aktif (Anonim, 2009).Sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan (katabolisme) yang akan menghasilkan energi dan unsur hara yang akan diikuti oleh pembentukan senyawa protein (anabolisme/sintesis protein). Untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio akan diikuti proses diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakal batang dan daun serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua ?? bagian ini akan bertambah besar sehingga akhirnya benih akan berkecambah. Hal ini sesuai dengan pendapat Junaidi (2008), yang menyatakan bahwa auksin adalah salah satu jenis hormon tumbuhan (fitohormon) yang terdapat atau diproduksi oleh tanaman yang berfungsi untuk membantu proses pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel ini mempengaruhi atau merangsang pembelahan dan diferensiasi sel. Hal ini ditunjang oleh pendapat Dalam Gardner, Et Al. (1991) bahwa auksin mendukung peningkatan permeabilitas masuknya air kedalam sel. Di dalam tanaman fase pertumbuhan dalam siklusnya terdiri dari dua fase yaitu fase pembelahan (Division Phase) dan fase pelebaran (Enlargement Phase). Hal ini terjadi pada sel yang mengalami vokualisasi. Pada saat sel mengalami fase pelebaran, sel tidak hanya mengalami keregangan (stretching), akan tetapi juga mengalami penebalan dalam pembentukan material-material dinding sel baru. Pertumbuhan sel ini distimulasi oleh karena kehadiran auksin. Perlakuan beda lama perendaman benih kopi menggunakan air kelapa efektifitas terhadap perkecambahan benih kopi. Hal ini terjadi karena air kelapa yang mengandung auksin mempengaruhi atau merangsang pembelahan atau perpanjangan sel, mengaktifkan enzim benih sehingga dapat mempercepat perkecambahan, pembentukan kalus dan pertumbuhan akar yang tentunya akan mempengaruhi munculnya serdadu. Menurut dalam Gardner, Et Al. (1991) dalam pertumbuhannya dengan akar telah melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan ?? auksin yang ditreatment atau diuji coba pada kecambah kacang, dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auksin mendorong pertumbuhan primordia akar. Efek zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman sangat tergantung pada lamanya pemberian zat perangsang tumbuh tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam Gardner, Et Al. (1991) yang menyatakan bahwa spesies dan kultivar yang sukar berakar dapat dipercepat dengan cara pencelupan atau perendaman permukaan stek atau benih ke dalam senyawa untuk mempercepat tumbuhnya tunas, akar dan perkecambahan. Pendapat Anonim (2008) yang menyatakan bahwa pemasokan atau penggunaan ZPT secara alami yang di bawah optimal, akan menghasilkan respon kurang yang dikehendaki. Hal lain yang berpengaruh terhadap imbibisi yaitu kulit biji. Dalam hal ini kulit biji berperan sebagai membran semi permeabel,sejumlah substansi air dapat masuk ke dalam benih melalui kulit benih, walaupun permeabilitasnya sangat bervariasi pada berbagai spesies. Oleh karena itu teknik perendaman dengan waktu yang berbeda-beda diharapkan akan didapat suatu benih dengan daya kecambah yang paling cepat sehingga persentase perkecambahan benih kopi meningkat. Hal ini diduga oleh endosperm benih yang belum lunak karena waktu perendaman yang kurang lama dan proses imbibisi benih terhadap air dan auksin yang terdapat pada belum sempurna sehingga masih bersifat impermeabilitas atau tidak dapat mengimbibisi larutan dan oksigen. ?? Yang termasuk dalam kategori kecambah abnormal adalah kecambah rusak, kecambah cacat atau tidak seimbang, kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional, akar sekundernya lemah, hipokotil cacat, tidak tumbuh baik atau membengkok, memendek, dan calon batang yang mengeras (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2002). Kecambah yang tidak normal pada tanaman kopi dapat dilihat dengan ciri-ciri tidak ada akar primer, atau akar-akar sekunder yang tumbuh kuat (akar-akar sekunder lemah), hipokotil cacat, tidak tumbuh baik mungkin membengkok atau memendek, terdapat pencelahan dalam atau pelukaan memanjang sampai ke jaringan pengangkut (Sutopo 2002). ?? V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Lama perendaman biji kopi menggunakan air kelapa yang paling efektif untuk kecepatan berkecambah adalah K2 dengan air kelapa 5 hari perendaman.di hari tumbuh pada hari ke 7. 2. Persentase perkecambahan yang baik adalah perlakuan ke lima (K 2) lama perendaman 5 hari menggunakan air kelapa, 500 ml mencapai 90%. B. Saran Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pengamatan yang lebih lama untuk mengetahui Iebih Ianjut dengan pengaruh dari yang terdapat di dalam air kelapa. Dan memperlukan benih kopi sekitar 40/50 benih kopi untuk setiap perlakuannya, dan diseleksi dengan air biasa agar bisa mengetahui benih yang bagus atau benih yang tidak bagus. Benih yang dipungut adalah yang masak merah, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. ?? DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Perananan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. http://iel.ipb.ac.id. Diakses 14 Juli 2015. Anonim. 2009. Perananan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. http://iel.ipb.ac.id. Diakses 14 Juli 2015. Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Azwar. 2008. Air Kelapa Pemacu Pertumbuhan Anggrek. Diakses dari http://www.azwar.web.ugm.ac.id. Pada tanggal 30 Juli 2015 Ashari. 1995. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Cahyanti, E. 2009. Pengaruh Perlakuan Pemecahan Dormansi Benih Pada Perkecambahan Kopi Arabika Klon USDA (Coffea arabica L.) Tesis. Universitas Brawijaya. Malang. Campbell. 2003. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta Cahyono, B. 2010. Sukses Bertanam Cokelat. Pustaka Mina. Jakarta. Danarti dan Najiyati. Jakarta. 2004. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jasaguna. Danarti. 2007. Budidaya kopi. Penebar Swadaya. Jakarta. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Fisik Fisiologi Benih. Jakarta. Tanggal akses 14 Juli 2015. Dewi, R. I. 2008. Peran Dan Fungsi Fitohormon Bagi Tanaman. Universitas Padjadjaran. Bandung Danarti. 2007. Budidaya kopi. Penebar Swadaya. Jakarta. Gardner, F.P.,R.B.Pearce, dan R.L. Mitcell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (pnjmh: Susilo, H.). Universitas Indonesia Press. Jakarta. Gopal, N. H. dan P.K. Ramaiah. 1972 Studies on The physiologi of Germination of Coffee Seed I. Observation on Sprouting. J. Coffee Research, 2(1) : 14-19. Harjadi. 1979. Analisis Indikasi Geografis Kopi Arabika Gayo Ditinjau Dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Jambi. ?? Harjadi .2009.Zat Pengatur Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya. Indriyanto.2011. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Berkecambah Benih Tanjung. Penelitian Kehutanan. Bogor. Daya Indriyanto. 2011. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Daya Berkecambah Benih Tanjung. Penelitian Kehutanan. Bogor. Junaidi. 2008. Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan. Raja Grafindo Persada. Lakitan. B. 2011. Dasar-dasar Fisiologis Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Pudjiraharjo. 2012. panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jember. Rahardjo. 2012. Beberapa Cara yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi. Sub Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi. Bogor. Riyadi . 2009. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam Dasar-dasar Teknologi Benih. Buku. Capita selekta. Departemen Agronomi.. Institut Pertanian Bogor. Bogor Suhartanto. 2012. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. PT Penerbit IPB Press. Bogor. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Simangunsong M. 1991. Pengaruh lama perendaman setek dalam air kelapa dan pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan setek lada. Karya Ilmiah Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Tjitrosoepomo,G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Jogjakarta. Yusnita. 2008. Petunjuk Teknis Perlakuan Pendahuluan Benih Kopi Sebelum Dikecambahkan . Novelvar. Jakarta. Widiancas. 2010. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Bengkulu. Bengkulu. ?? DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN Gambar 1. Benih Kopi Untuk Perlakuan Lama Perendaman Selama 4 Hari Gambar 2. Benih Kopi Untuk Perlakuan Lama Perendaman Selama 5 Hari ?? Gambar 3. Buah Kelapa Gambar 4. Air Kelapa Untuk Perlakuan Perendaman Benih Kopi ?? Gambar 5. Perlakuan Perendaman Benih Kopi Dengan Air Kelapa Gambar 6. Persiapan Bak Kecambah ?? Gambar 7. Penanaman benih kopi ada perlakuan lama perendaman dengan air kelapa selama 4 hari Gambar 8. Penanaman benih kopi ada perlakuan lama perendaman dengan air kelapa selama 5 hari ?? Gambar 9. Benih kopi yang telah berkecambah pada perlakuan lama perendaman dengan air kelapa selama 4 hari Gambar 10. Benih kopi yang telah berkecambah pada perlakuan lama perendaman dengan air kelapa selama 5 hari