LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA (Canephora

advertisement
LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA
(Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA
Oleh :
Aidil Fitri
NIM. 130500079
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA
(Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA
Oleh :
Aidil Fitri
NIM. 130500079
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Unuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
LAMA PERENDAMAN BENIH KOPI ROBUSTA
(Canephora) DENGAN PERLAKUAN AIR KELAPA
Oleh :
Aidil Fitri
NIM. 130500079
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Unuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
:
Lama Perendaman Benih Kopi Robusta (Canephora)
Dengan Perlakuan Air Kelapa
Nama
:
Aidil Fitri
NIM
:
130500079
Jurusan
:
Manajemen Petanian
Dosen pembimbing
Penguji I,
Penguji II,
Roby, SP , MP
Nurlaila, SP , MP
NIP.197305172005011009 NIP. 197110302001122001
Menyetujui
Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan
Nur Hidayat, SP. M. Sc
NIP. 197210252001121001
Lulus ujian pada tanggal :............
Sri Ngapiyatun , SP . MP
NIP. 197708272001122002
Mengesahkan
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. M. Masrudy, MP
NIP. 196308051989031005
ABSTRAK
Aidil Fitri. Lama Perendaman Benih Kopi Robusta (Canephora) Dengan
Perlakuan Air Kelapa dengan lama perendaman yang berbeda (Di Bawah
Bimbingan Roby,)
Proses perkecambahan benih kopi membutuhkan waktu yang relatif lama.
Sebelum dikecambahkan sebaiknya benih kopi diberi perlakuan yang bertujuan
untuk mempercepat waktu perkecambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengamati kecepatan berkecambah dan menghitung persentase
perkecambahan benih kopi menggunakan air kelapa dengan perendaman yang
berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 3 bulan, terhitung dari bulan
Desember 2015, sampai Februari 2016, dimulai dari persiapan, pengambilan
data, dan pembuatan laporan, penelitian ini dilakukan di pembibitan Las
bayangan Agronomi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini
menggunakan air kelapa dengan perlakuan, tiap perlakuan terdiri dari 20 benih,
K1 direndam 4 hari dengan 500 ml air kelapa 20 benih, K2 direndam 5 hari
dengan /500 ml air kelapa 20 benih.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman yang optimal
untuk perkecambahan benih kopi adalah perlakuan kelima (K2) dengan nilai
kecepatan saat munculnya tunas pada 7 hari setelah tanam dan ni lai persentase
perkecambahan 90 %.
Kata kunci: perkecambah, benih kopi. air kelapa.
RIWAYAT HIDUP
Aidil Fitri
Lahir Pada Tanggal 23
Februari 1994 di
Benua Baru, Kabupaten Muara Bengkal anak ke Pertama
dari dua bersaudara dari Bapak Zainudin Dan Ibu
Teknawati.
Tahun 2001 memulai pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) Negeri di Benua Baru, Kecamatan Muara Bengkal,
Propinsi Kutai Timur, dan lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1,
Kecamatan Muara Bengkal, Kabupaten
Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur, dan Lulus Pada Tahun 2010.
Selanjutnya melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) negri 1
muara bengkal di muara bengkal, Propinsi kalimantan timur dan lulus pada tahun
2013. Pendidikan Tinggi Dimulai Pada Tahun 2013 di Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.Pada Tanggal 2
Maret sampai 30 April mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.
Barito Putera Plantation, Barito Kuala Kalimantan Selatan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini disusun oleh penulis dalam rangka untuk memenuhi Tugas
Akhir Mata Kuliah, dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi.
2. Bapak Roby, SP, MP, Selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Nurlaila, SP, MP, selaku dosen penguji I.
4. Ibu Sri Ngapiyatun SP, MP, selaku dosen MP penguji II.
5. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc Selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebuna.
6. Temen-teman yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada
penulis selama ini.
7.
selama ini.
8. Penulis
menyadari
dalam
penyusunan
laporan
ini
masih
terdapat
kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis
Kampus Sungai Keledang : 2016
?
I. PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara, di samping merupakan salah satu
komoditas unggulan yang dikembangkan di indonesia,
kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
indonesia, yaitu lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Kopi
merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh masyarakat
seluruh dunia, komoditas ini merupakan komoditas yang tetap bertahan di
pasaran
global dikarenakan daerah adaptasinya yang terbatas namun
dibutuhkan oleh semua orang. Kopi yang mempunyai aroma dan rasa yang khas
dikenal dengan nama kopi arabika, sehingga kopi ini mempunyai harga yang
relatif tinggi (Rahardjo, 2012).
Perbanyakan kopi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif
dan generatif. Cara generatif dapat dilakukan menggunakan biji sedangkan
vegetatif yaitu dengan menyambung atau stek. Untuk mendapatkan tanaman
kopi dengan produktivitas yang tinggi penggunaan bibit tidak boleh sembarangan
sebab akan berpengaruh terhadap produktivitas dikemudian hari. Untuk
memperoleh produktivitas yang tinggi membutuhkan jenis bibit klon yang unggul.
Pemilihan bibit tanaman kopi mencakup berbagai segi, yaitu pemilihan
varietas/klon unggul yang sesuai, macam bibit, serta sumber benih dan bibit.
Keuntungan yang diperoleh dari perbanyakan generatif yaitu, mudah serta tidak
memerlukan tenaga ahli, menghasilkan tanaman yang lebih sehat, produktif dan
daya hidupnya lebih lama, menghasilkan tanaman yang berakar tunggang dalam
?
sehingga tahan terhadap bahaya kekeringan, banjir, dan tahan rebah (Danarti
Dan Najiyati, 2004).
Secara manual pemecahan dormansi dilakukan dengan cara menguliti
kulit tanduk (Endoscarp) biji kopi untuk mematahkan dormansi pada biji yang
memiliki struktur keras, sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah (Gardner,
Et Al. 1991). Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara
normal menjadi tanaman baru (Ashari, 1995). Kondisi lingkungan yang cocok,
dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dor mansi, dan
kepekaan bibit muda terhadap penyakit-penyakit tertentu. (Harjadi, 1979).
Proses perkecambahan benhi kopi
membutuhkan waktu yang relatif
lama. Biji kopi berkecambah memerlukan waktu 30 hari setelah saat itu benih
kopi telah mencapai stadium kecambah fase serdadu dengan keping biji
terangkat berdiri di atas permukaan tanah. Sebelum dikecambahkan sebaiknya
benih kopi diberi perlakuan yang bertujuan untuk mempercepat waktu
perkecambahan. Beberapa penelitian pengupasan kulit biji serta perendaman
benih (dalam air, dalam zat tumbuh, dan dalam larutan bahan kimia) berhasil
menaikkan dan mempercepat waktu perkecambahan. Untuk memaksimalkan
perkecambahan benih kopi perlu adanya perlakuan sebelum penanaman
(Pudjiraharjo, 2012).
Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perkecambahan
adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit diperoleh. Sebagai pengganti auksin
sintetis dapat digunakan air kelapa (Widiancas, 2010) Pertanian organik yang
sistem budidaya pertanian yang
menggunakan bahan
kimia
mengandalkan
sintetis.
bahan-bahan
Pertanian
organik
alami
tanpa
berbasis
pada
?
keseimbangan ekosistem. Salah satu bahan yang digunakan dalam pertanian
organik untuk mempercepat perkecambahan, khususnya tanaman kopi yaitu
penggunaan air kelapa.
Air kelapa tidak hanya menyebabkan pembelahan sel dan pertumbuhan
embrio kelapa tapi juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman lainnya
(Harjadi, 2009) Dalam percobaan kultur jaringan di Laboratories Of Koog And
Strong University Of Wisconsin, melalui percobaan dengan batang tembakau
yang ditumbuhkan pada medium sintetis, Miller Dalam Khrishnamoorthy (1981)
mengemukakan bahwa senyawa yang aktif dalam air kelapa adalah kinetin,
kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin. Adapun fungsi utama sitokinin
adalah merangsang pembelahan sel (Anonim . 2004).
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati kecepatan
berkecambah dan menghitung persentase perkecambahan benih kopi yang
diberi perlakuan perendaman air kelapa dengan lama perendaman yang
berbeda.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi bagi mahasiswa dan petani kopi mengenai manfaat perendaman
kecambah kopi dalam air kelapa terhadap pertumbuhan bibit kopi. Dan
kecepatan percambahan dan banyaknya percambahan yang tumbuh pada biji
kopi yang direndam data dengan air kelapa, dengan perendaman waktu yang
berbeda.
?
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi (Coffea SP)
1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Kopi
A. Taksonomi Tanaman Kopi
Menurut Danarti Dan Najiyati (2007), kedudukan kopi dalam
Sistematika Tumbuhan Diklasifikasikan Sebagai Berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Coffea
Spesies
: Coffea Canephora
B. Morfologi Tanaman Kopi
Kopi (coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon
dan termasuk dalam famili rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini
tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m.
1). Akar
Sistem perakaran tanaman kopi tunggal, akar yang lurus
membantu pengambilan air ke dalam tanah. Pada akar tunggal sering
timbul akar yang ke samping disebut akar lebar. Pada akar-akar lebar
tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk
mengisap makanan.
?
2). Batang
Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hampir
pada tiap ruas tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang
susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh
cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama
cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut
wiwilan atau tunas air.
3). Daun
Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing
sampai bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting
tersusun berdampingan pada ketiak.
4). Bunga
Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer
tersusun berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum
bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap-tiap ketiak daun dapat
tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ±
30 kuntum bunga atau lebih dan pada musim berbunga 1 pohon
dapat keluar sampai ribuan kuncup.
5). Buah
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah
yang masak berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2
butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan
bidang yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada
satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji lanang.
?
2. Jenis-Jenis Tanaman Kopi
Secara garis besar ada tiga golongan kopi, yakni: golongan
arabika, golongan liberika, dan golongan canephora (Varietas Robusta)
Golongan arabika adalah golongan yang paling dahulu diusahakan di
indonesia, kemudian menyusul golongan liberika dan yang terakhir adalah
robusta (Danarti, 2007). Golongan arabika berasal dari etiopia dan
albessinia. Golongan ini yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan
oleh manusia, bahkan merupakan golongan kopi yang paling banyak
diusahakan oleh manusia sampai akhir abad XIX . Setelah abad XIX
dominasi kopi arabika menurun, karena ternyata kopi ini sangat peka
terhadap
penyakit
HV (Hemeleia Vastatrikx), terutama di dataran
rendah. Golongan liberika berasal dari berasal dari angola dan masuk ke
indonesia sejak tahun 1965. Meskipun sudah lama masuk ke indonesia,
tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah dan
rendemennya rendah. Golongan robusta berasal dari kongo dan masuk
ke indonesia pada tahun 1900. Karena mempunyai sifat yang lebih
unggul, kopi ini sangat cepat berkembang (Danarti Dan Najiyati, 2004).
Menurut Danarti Dan Najiyati (2004), di dunia perdagangan,
dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan
hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Penggolongan kopi tersebut
umumnya didasarkan pada spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta
bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan
dari beberapa spesies kopi, terutama Coffea Canephora.
?
Buah kopi dibagi atas tiga bagian yaitu :
a. Lapisan Kulit Luar (Excocarp)
b. Lapisan Daging (Mesocarp)
c. Lapisan Kulit Tanduk (Endoscarp)
Buah kopi pada umumnya mengandung 2 butir biji, tetapi
kadang-kadang mengandung hanya sebutir saja. Pada kemungkinan
yang pertama biji-bijinya mempunyai bidang datar (perut biji) dan bidang
cembung (punggung biji). Pada kemungkinan yang kedua biji kopi
berbentuk bulat panjang (kopi jantan). Komposisi kimia biji kopi berbedabeda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi
(Danarti Dan Najiyati, 2004).
3. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
Suhu ruang penyimpanan benih merupakan faktor penting yang
mempengaruhi umur simpan benih. Makin rendah suhu ruang penyimpan
maka umur simpan benih akan semakin panjang. Dengan penurunan
suhu ruang simpan sebesar 5° c maka daya simpan benih akan
meningkat 2 kali lipat. Hal ini berlaku pada suhu ruang simpan antara
0-50° c (Sutopo, 2002). Suhu yang terlalu tinggi pada saat penyimpanan
dapat membahayakan dan mengakibatkan kerusakan pada benih karena
akan memperbesar terjadinya penguapan air dari dalam benih. Hal ini
dapat mengakibatkan benih kehilangan daya imbibisi dan kemampuan
untuk berkecambah sehingga berakibat pada matinya embrio.
?
1. Iklim
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis
khatulistiwa yang artinya indonesia sendiri beriklim tropis. Dengan iklim
tropis ini, negara indonesia sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman
perkebunan apalagi tanaman kopi. Dengan berbagai macam tanaman kopi
tersebut serta iklim yang cocok akan sangat beruntung sekali jika bercocok
tanam kopi. Dengan curah hujan yang akan membantu mempengaruhi
pembentukan bunga menjadi buah. Untuk kopi jenis arabika dianjurkan
curah hujan sekitar 1.000 1.500 mm pertahun,
sedangkan kopi robusta maksimal 2.000 mm pertahun. Untuk daerah
dengan ketinggian diatas 1.000 m memiliki musim kering yang pendek,
padahal kopi khususnya kopi arabika membutuhan musim kering yang agak
panjang supaya produksinya optimal (Danarti, 2007)
2. Suhu
Suhu yaitu keadaan panas atau dinginnya udara pada suatu tempat.
Suhu lingkungan untuk kopi arabika sekitar 16-22° c, sementara robusta
mampu beradaptasi dengan suhu sekitar 20-28° c (Danarti, 2007).
3. Ketinggian
Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian
area dari permukaan laut. Tiap-tiap kopi membutuhkan ketinggian atau
elevasi yang berbeda-beda. Seperti Kopi Arabika Dan Robusta, tentu saja
ketinggian akan mempengaruhi penanamannya. Sebab Kopi Arabika dapat
tumbuh pada ketinggian 800-1.500 m dpl, sedangkan kopi robusta dapat
tumbuh pada ketinggian 400-800 m dpl (Danarti, 2007).
?
4. Angin
Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi. Angin yang
kencang pada musim-musim tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada
tanaman kopi yang berasal dari klon-klon tertentu yang peka terhadap angin
kencang (Danarti, 2007).
5. Topografi
Kondisi topografi wilayah juga harus diperhatikan karena jika terjadi
anomali iklim atau ketidaknormalan atau penyimpangan iklim petani dapat
melakukan beberapa rekayasa. Khusus untuk daerah yang memiliki tiupan
angin kencang, disarankan untuk menanam tanaman pelindung seperti
lamtoro, dadap, serta sengon laut. Tanaman pelindung untuk saat ini yang
paling cocok untuk tanaman kopi adalah lamtoro (Danarti, 2007).
6. Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang baik untuk penanaman kopi dianjurkan tanah
yang memiliki tanah top soil atau kandungan organik yang tebal. Tingkat
keasaman atau derajat keasaman (pH) tanah yang dianjurkan untuk
tanaman kopi sekitar 5,5 6,5. Jika keadaan tanah terlalu asam dapat
ditambahkan pupuk ca (PO)2 atau ca (PO3)2 atau sering disebut sebagai
kapur. Apabila (pH) tanah terlalu rendah atau untuk meningkatkan (pH)
tanah dapat ditambahkan urea (Danarti, 2007).
7. Varietas Atau Klon Unggul
Setiap daerah memiliki varietas atau klon yang berbeda. Yang artinya
adalah suatu klon atau varietas unggul pada suatu daerah belum tentu
unggul pada daerah yang lainnya. Seperti jenis arabika dari daerah lain pasti
memilki karakter yang berlainan dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat
??
berupa aroma, dan cita rasanya. Kopi arabika dari jawa tentu berbeda
dengan kopi arabika yang ada di sulawesi, begitu juga dengan yang ada di
toraja meskipun varietas atau klonnya sama.
Hal ini juga berlaku pada kopi robusta, meskipun sama tapi ketika
ditanam di daerah lain maka hasilnya juga akan berbeda atau tidak sama
dengan daerah asalnya. Klon unggul harus diuji produktivitasnya hingga tiga
generasi. Setelah itu bibit kopi yang telah teruji di daerah tertentu sebaiknya
jangan dibudidayakan di daerah lain, cukup dibudidayakan di daerah yang
telah diuji viabilitasnya.
Biji kopi merupakan adaptasi untuk tumbuhan terrestrial yang terdiri
atas embrio yang dibungkus bersama-sama dengan cadangan makanan di
dalam suatu pembungkus yang resisten. Dormansi dapat terjadi di biji pada
waktu perkecambahan jika lingkungan tempat hidupnya tidak memungkinkan
untuk tumbuh berkembang ataupun karena dipaksa untuk dorman.
Dormansi dibagi menjadi dua yaitu dormansi primer dan sekunder.
Dormansi primer dapat bersifat eksogen dan endogen. Dormans i primer
yang bersifat eksogen adalah dormansi yang terjadi akibat faktor luar
lingkungan perkecambahan antara lain air, gas dan cahaya. Penyebab
dormansi eksogen ini meliputi sifat fisik kulit benih yang kedap terhadap air,
gas atau karena kulit benih yang keras (Anonim, 2009).
Selain itu dormansi dapat juga terjadi secara fisiologis yaitu dormansi
yang disebabkan oleh keseimbangan antara zat pemacu dan zat
penghambat yang ada dalam benih. Salah satu pemacu dormansi atau
penghambat pertumbuhan adalah asam absisat, sedangkan senyawa yang
memacu pertumbuhan adalah auksin, sitokinin dan giberelin. Sehingga
??
ketika biji akan dorman maka terlihat adanya peningkatan senyawa asam
absisat dalam tumbuhan tersebut.
Benih kopi merupakan salah satu jenis benih yang memiliki sifat
Impermeable terhadap gas terutama pada bagian Endoscarp nya sehingga
dapat bersifat dormansi primer yang eksogen.
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui
proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang
besar.
Benih yang akan dikecambahkan perlu dilakukan seleksi benih
karena benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang utama oleh
karena itu perlu mengupayakan bagaimana agar benih tetap berkualitas,
dalam arti jika disemai memberikan persen kecambah yang tinggi dan bila
ditanam pada lahan yang bervariasi keadaannya bisa tumbuh baik serta
kematiannya kecil.
Kegiatan seleksi benih berdasarkan sifat fisik benih seperti ukuran,
bobot, warna, tekstur permukaan kulit, panjang, bentuk dll (Suhartanto,
2012). Kegiatan seleksi benih kopi yaitu memilah benih yang ukurannya
kecil, retak, pecah, berlubang, tidak diserang hama penyakit.
Pengupasan kulit benih adalah untuk memudahkan permeabilitas
terhadap air, gas dan air kelapa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Cahyanti (2009), menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan nilai
tertinggi ialah perlakuan pengupasan kulit benih yaitu sebesar 89,33%.
Hal ini terjadi karena air dan gas -gas yang dibutuhkan untuk proses
perkecambahan tidak terhalang oleh kulit tanduk benih yang tebal sehingga
air kelapa dan gas-gas tersebut mudah diserap dan bisa langsung
??
dimanfaatkan oleh benih. Selama proses perkecambahan, air dibutuhkan
untuk perkembangan embrio dan endosperm sedangkan gas-gas seperti
oksigen dibutuhkan untuk respirasi embrio (Cahyanti 2009).
B. Tinjauan Umum Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini embrio di dalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan
muda
ini
dikenal
sebagai
kecambah
(Gardner, et al.
1991).
Proses
perkecambahan
diawali
dengan
penyerapan
air
dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Menurut
Tjirosoepomo (1994), biji akan berkecambah jika mendapat syarat-syarat
yang diperlukan yaitu air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat yang
diperlukan itu tidak terpenuhi biji tidak akan berkecambah, tumbuhan baru
yang ada di dalamnya (lembaga) berada dalam keadaan tidur (laten) dalam
keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun
tanpa kehilangan daya tumbuhnya artinya jika kemudian memperoleh syarat
yang diperlukan maka biji akan berkecambah. Pada beberapa jenis tanaman
ada yang sukar berkecambah meskipun syarat
perkecambahannya
terpenuhi misalnya karena dorman, cangkang, endosperm atau kulit biji yang
tebal dan keras. Upaya yang dilakukan untuk biji seperti ini dapat dengan
menggunakan hormon tumbuhan alami seperti hormon auksin dan giberelin,
yang dapat mempercepat proses perkecambahan. Lembaga perubahan
yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi
??
berarti minum, biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah
maupun udara dalam bentuk embun maupun air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak
proses ini murni fisik. Kriteria benih kopi berkecambah jika keluarnya radikal
0,5 cm (Gardner, et al. 1991).
Benih yang dikecambahkan belum tentu semuanya berkecambah
dengan sempurna. Kategori perkecambahan benih secara kuantitatif dan
kualitatif diantaranya yaitu kecambah normal dan kecambah abnormal.
Kecambah normal adalah kecambah yang memiliki semua struktur
kecambah penting berkembang baik, panjang kecambah harus paling tidak
dua kali panjang benihnya, semua bagian akar, hipokotil atau skutelum,
plumula,
kotiledon
menunjukkan
kesempurnaan
dan
lengkap
tanpa
kerusakan. Sedangkan kecambah tidak normal adalah kecambah yang tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Yang
termasuk dalam kategori kecambah abnormal adalah:
1. Kecambah rusak : kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak
berat.
2.
Kecambah cacat atau tidak seimbang : kecambah dengan pertumbuhan
lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak
proporsional.
3.
Akar
sekundernya
lemah, hipokotil
cacat, tidak
tumbuh
baik
membengkok dan memendek, calon batang yang mengeras.
4.
Kecambah lambat : kecambah yang pada akhir pengujian belum
mencapai
ukuran
normal (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan,
??
2002). Penilaian persentase keberhasilan berkecambah didasarkan atas
kriteria dari Sutopo (2002) sebagai berikut:
Tabel 1. Penilaian persentasi keberhasilan kecambah.
No.
Persentasi berkecambah
Kriteria keberhasilan
1
0-9
Tidak berhasil
2
10-39
Rendah
3
40-69
Cukup berhasil
4
70-100
Baik/berhasil
Teknik perendaman biji kopi dimaksudkan untuk mempermudah
kandungan auksin sekaligus air masuk ke dalam keping biji. Perendaman biji
kopi dalam air sebelum dilakukan pengecambahan terhadap kecepatan biji
berkecambah diteliti oleh Gopal Dan Ramaiah (1972) benih kopi arabika s
795 direndam selama 12 jam memperlihatkan hasil yang kurang baik
dibandingkan dengan lama perendaman benih 24 jam.
Penelitian Soemomarto pada benih kopi robusta direndam dalam
larutan zat pengatur tumbuh giberelin (ga3), ethepon dan kno3 menunjukkan
bahwa persentase perkecambahan lebih dari 60 % telah berkecambah pada
hari ke-30, sementara itu benih yang direndam dalam air (control) baru
berkecambah 50 % pada hari yang sama. Waktu perendaman lebih lama
memungkinkan benih menyerap senyawa tumbuh dan senyawa kimia yang
lebih banyak sehingga menyebabkan benih berkecambah lebih banyak dan
lebih cepat.
Karena proses awal perkecambahan adalah proses imbibisi yaitu
masuknya air ke dalam biji. Proses perkecambahan ini dapat terjadi jika kulit
biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis
tertentu.
??
Akibat terjadinya proses imbibisi kulit biji akan menjadi lunak dan
retak-retak. Bersamaan dengan proses imbibisi akan terjadi peningkatan laju
respirasi yang akan mengaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalamnya.
Sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan (katabolisme) yang
akan menghasilkan energi atp dan unsur hara yang akan diikuti oleh
pembentukan senyawa protein (anabolisme).
Untuk pembentukan sel -sel baru pada embrio akan diikuti proses
diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakalbatang dan daun serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua bagian
ini akan bertambah besar sehingga akhirnya benih akan
tumbuh
berkecambah.
Menurut Abidin 1985 proses penyerapan air ke dalam biji ada tiga
bagian : yaitu tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat) penyerapan air
secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat tumbuhnya
akar dan pengembangan biji.
C. Tinjauan Umum Air Kelapa
Harjadi, (2009) mengemukakan bahwa pertumbuhan embrio dalam
kultur jaringan dapat distimulasi oleh air kelapa. Diduga dalam air kelapa
terdapat sitokinin disamping senyawa lainnya.
Harjadi,
(2009)
melalui
penelitian
kultur
kalus
tembakau
mengemukakan bahwa ke dalam basal medium yang ditambahkan air
kelapa telah dapat di isolasi adanya bahan aktif kinetin dari air kelapa yang
mampu mendorong pembelahan sel.
Kinetin adalah senyawa
-furfuril adenine, suatu turunan dari basa
adenine. Oleh para ahli fisiologi tumbuhan kinetin yang diketahui mampu
??
mendorong
pembelahan
sel
dikenal
dengan
nama
sitokinin
yang
menggambarkan fungsinya dalam pembelahan sel (sitokinesa) (Dewi, 2008).
Perlakuan perendaman dalam air kelapa berdasarkan pada hasil
penelitian Simangunsong (1991), dimana perlakuan perendaman dalam air
kelapa selama 6,8,12 jam telah mampu menstimulir dengan baik
pertumbuhan setek lada (Anonim, 2004). Air kelapa adalah substansi yang
komplek. Steward Dan Shartz dalam Khrishnamoorthy (1981) telah berhasil
mengisolasi dua substansi penting yang dikenal dengan Diphenyl Urea Dan
Myoinositol. Meskipun demikian ternyata kedua substansi ini tidak dapat
memberikan efek yang sarna dibandingkan air kelapa. Air kelapa yang
dalam bahasa latin dikenal dengan nama Cocos Nucifera adalah salah satu
pohon tropis yang masuk kedalam suku aren-arenan. Tanaman kelapa
diperkirakan
berasal
dari
pesisir
samudera
hindia,
hingga
kini
penyebarannya sudah menyebar ke seluruh pantai tropika dunia. Pohon
kelapa merupakan salah satu pohon yang bisa hidup hingga puluhan tahun
lamanya, tanaman yang banyak tumbuh diarea pantai ini dapat tumbuh
dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1300-2300 mm/ tahun atau
bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600 m diatas permukaan air laut,
serta daerah dengan intensitas sinar matahari yang cukup.
Hal tersebut disebabkan dalam air kelapa selain terkandung sitokinin,
juga mengandung substansi lain seperti auksin, gibberilin, asam amino,
asam nukleat dan lain-lain. Kombinasi dari substansi- substansi
inilah
yang memberikan efek terhadap pembelahan sel tanaman (Anonim, 2004).
Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perkecambahan
adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit diperoleh. Sebagai pengganti
??
auksin sintetis dapat digunakan air kelapa (Widiancas, 2010). Pertanian
organik yang sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan
alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pertanian organik berbasis
pada keseimbangan ekosistem. Salah satu bahan yang digunakan dalam
pertanian organik untuk mempercepat perkecambahan, khususnya tanaman
kopi yaitu penggunaan ZPT atau zat pengatur tumbuh alami dari air kelapa
mengandung hormon scordinin. Scordinin merupakan senyawa bioaktif yang
dapat mempercepat pertumbuhan dan kandungannya setara dengan auksin
yang efektif untuk mempercepat tumbuhnya plumula dan radikula pada
tanaman biji Menurut. Widiancas (2010) hormon tanaman adalah senyawa
organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil, yang disintesiskan pada
bagian tertentu dari tanaman dan pada umumnya diangkut ke bagian lain
tanaman yang menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan
morfologis. Selanjutnya Yusnita (2008), menambahkan fitohormon yang
dikandung bawang putih adalah auksin dan giberelin.
Menurut Riyadi (2009), beberapa fungsi auksin pada tanaman
adalah sebagai berikut :
1.
Perkecambahan benih : auksin akan mematahkan dormansi benih dan
akan merangsang proses perkecambahan benih. Perendaman benih
dengan auksin akan menaikkan kuantitas hasil panen.
2.
Pembentukan akar : auksin akan memacu proses terbentuknya akar
serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
3.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
4.
Mematahkan dominansi pucuk/apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk
tanaman atau akar tidak berkembang.
??
5.
Pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang
perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.
Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada
jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses
fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti di bawah
ini (Gardner,et al. 1991)
1. Memecah dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga
tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat
proses pembelahan sel.
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah
mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease
dan lipase yaitu enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm
biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi
bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan
mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan / perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
4. Berperan pada pemanjanga n sel.
5. Berperan pada proses partenokarpi. Pada beberapa kasus pembentukan
buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini
disebut partenokarpi.
6. Dapat menghambat penundaan penuaan daun dan buah.
7. Menyembuhkan genetik Dwarsfism. Genetik Dwarsfism adalah suatu
gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik. Penyemprotan
??
giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah tanaman kerdil
menjadi tinggi.
Auksin yang dikombinasikan dengan giberelin dapat memacu
pertumbuhan
jaringan
pembuluh
dan
mendorong
pembelahan
sel,mempengaruhi pemanjangan, mempengaruhi embrio dan kecambah,
mempengaruhi pemanjangan batang, mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan akar, dan daun (Riyadi 2009).
Pertumbuhan akar dan serdadu pada perkecambahan benih kopi
memerlukan zat pengatur tumbuh yang bersifat merangsang pembentukan
plumula dan radikula, maka dari itu pemanfaatan hormon auksin dan
giberelin yang ada pada air kelapa sebagai ZPT sangatlah efektif.
Penggunaan air kelapa sebagai salah satu zat pengatur tumbuh telah
dilakukan pada beberapa jenis tanaman.
Penggunaan ZPT yang tepat akan mempengaruhi baik terhadap
pertumbuhan tanaman namun bila dalam jumlah yang terlalu banyak justru
akan merugikan tanaman. Menurut Harjadi (1979),
menyatakan ZPT
merupakan suatu zat pendorong pertumbuhan apabila diberikan dalam
konsentrasi yang tepat. Sebaliknya bila diberikan dalam konsentrasi yang
tinggi dari yang dibutuhkan tanaman maka akan menghambat dan
menyebabkan kurang aktifnya proses metabolisme tanaman.
Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam
mendukung pemanjangan sel pada pucuk dengan struktur kimia dicirikan
dengan adanya indole ring. Gibberilin adalah senyawa yang mengandung
gibbon skeleton, menstimulasi pembelahan sel, pemanj angan sel atau
keduanya,
giberelin
dapat
dikelompokkan
menjadi
dua
kelompok
??
berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20
atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil dapat dibedakan
menjadi gugus hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor 13.
Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk
merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung
akar dan ditranslokasi melalui pembuluh Xylem. Aplikasi Untuk merangsang
tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun
sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur
menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki
fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali
ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk
mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa
alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap
sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa ho rmon disintesis di tempat lain
selain di pabrik) (Harjadi, 2009). Sitokinin telah ditemukan di hampir semua
tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak
TRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin
alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di
daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti
akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian. Sitokinin
umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah
meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis
dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin
terjadi melalui modifikasi biokimia adenin.Etilen adalah senyawa dari 2 atom
C dan 4 atom H, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah
??
sedangkan Asam Absisik adalah zat pengatur tumbuh yang menghambat
proses biokimia dan fisiologi bagi aktifitas ke-4 zat pengatur tumbuh di atas
(Anonim ,2010)
??
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Las Bayangan Laboratorium Agronomi
Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda selama ± 3 (tiga) bulan, meliputi persiapan, pengambilan data
dan penyusunan laporan.
B. Alat Dan Bahan
Alat : yang digunakan pada penelitian ini antara lain: bak kecambah
yang terbuat dari kayu dengan ukuran 100 x 40 cm, handsprayer, cangkul,
alat tulis, alat hitung dan alat dokumentasi.
Bahan : yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih kopi
Robusta air kelapa tanah dan pasir.
C. Perlakuan Penelitian
Perlakuan penelitian adalah lama perendaman benih kopi robusta
dengan air kelapa dengan 2 taraf dimana tiap taraf diulang sebanyak 20
benih kopi, adapun taraf perlakuan, yaitu :
K1 : Waktu perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa 500 ml 20
benih kopi.
K2 : Waktu perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa 500 ml 20
benih kopi.
??
D. Prosedur Penelitian
a.
Persiapan Alat dan Bahan
Menyiapkan alat yang terdiri dari : bak kecambah yang terbuat
dari kayu, parang,cangkul, pengaduk, lembar pengamatan, dan media
dokumentasi. Menyiapkan bahan yang terdiri dari : Biji Kopi Robusta, Air
Kelapa,Top Soil Pasir.
b.
Lama waktu yang dibatasi menggunakan air kelapa 20 hari.
c.
Biji kopi yang didapatkan di bawah Poliagronomi Pertanian Negri
Samarinda.
1. Seleksi Benih
Benih dipilih yang ukurannya sama, benih tidak terserang penyakit,
tidak berjamur, warnanya seragam, benih tidak berlubang, sehat dan
bermutu baik. Dilakukan seleksi benih yang direndam didalam air agar bisa
seleksi benih yang bagus atau yang kurang bagus dan melakukan
pengeringan setiap benih nya.
A. Persiapan Media Semai.
Bak semai diisi dengan top soil.dan pasir dengan bandingan 1 : 1
B. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air kelapa sebanyak 500
ml dengan benih kopi sebanyak 20 benih setiap perlakuan.
C. Perendaman Perlakuan yang pertama sekali direndam adalah perlakuan
hari keempat (K1), hari kedua perlakuan hari kelima (K2),
D. Penanaman biji kopi bak kecamabah disemai
Setelah semua direndam sesuai dengan waktu yang ditentukan, semua
benih disemai dalam bak kecambah dengan jarak antar benih
3 x
3 cm. Semua benih dibenamkan artinya bagian punggung di atas, dan
??
bagian perut menghadap ke bawah Kemudian diberi tanda label sesuai
dengan perlakuan masing-masing.
2. Pemeliharaan di Persemaian
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan handsprayer.
Butiran air siraman diusahakan halus (kecil) dan tidak terlalu deras.
Penyiraman tergantung pada kondisi kelembaban media tanam jika media
tanam masih lembab maka tidak perlu dilakukan penyiraman.
b. Penyiangan
Penyiangan dalam bak peyemaian dilakukan secara manual periode
penyemaian.
E.
Pengamatan Dan Pengambilan Data
1.
Kecepatan Ke ( Hari ) Berkecambah
Pengambilan data berkecambah Di peyemaian dilakukan secara
visual yaitu mengamati benih yang berkecambah dihari ke 2 selama 20
hari.
2.
Persentasi perkecambahan (%)
Pengambilan data persantase perkecambahan pada saat benih
tumbuh pada akhir perkecambahan.
F. Pengolahan Data
Menurut Indriyanto (2011), untuk menghitung nilai persentase
perkecambahan yang menunjukkan jumlah kecambah normal yang
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan menggunakan rumus :
??
Persentase perkecambahan =
x
× 100 %
n
dimana :
n
jumlah benih yang disemai
x
jumlah kecambah normal yang dihasilkan
??
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hari berkecambah
Berdasarkan hasil pengamatan berkecambah biji tanaman kopi
menunjukkan
bahwa
perlakuan
perendaman
4
hari
dengan
menggunakan air kelapa (K1) menghasilkan kecepatan berkecambah 8
hari
setelah
semai.
Perlakuan
perendaman
5
hari
dengan
menggunakan air kelapa (K2) menghasilkan kecepatan berkecambah 7
hari setelah semai.
Data pengamatan benih berkecambah dan jumlah benih kopi
yang berkecambah dapat dilihat pada label 1.
Perlakuan pertama (K 1) benih yang berkecambah normal 14
sedangkan perlakuan kedua (K2) benih yang berkecambah normal 18.
Tabel 1 . Hari benih kopi berkecambah dan jumlah benih yang
berkecambah normal.
Hari ke
:
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah Biji
Jumlah benih kopi yang berkecambah (hari)
Perlakuan
K1
K2
2
1
2
2
2
2
3
1
2
3
2
2
1
1
2
2
1
1
14
18
??
1. Persentase Perkecambahan (%)
Berdasarkan hasil perhitungan persentase perkecambahan biji tanaman
kopi menunjukkan bahwa perlakuan perendaman 4 hari dengan menggunakan
air kelapa (K1) menghasilkan persentase 70%. Perlakuan perendaman 5 hari
dengan menggunakan air kelapa (K2) menghasilkan persentase 90%.
Pengaruh lama perendaman benih kopi menggunakan air kelapa
terhadap persentase perkecambahan benih kopi dapat dilihat pada Tabel 2
berikut:
Tabel 2. Persentase perkecambahan benih kopi
Persentase
No.
Perlakuan
perkecambahan
1
K1
70%
2
K2
90%
B. Pembahasan
1. Hari Berkecambah Benih Kopi
Berdasarkan hasil pengamatan pada saat munculnya serdadu
(plumula dan radikula) benih kopi pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
perlakuan perendaman 4 hari dengan menggunakan air kelapa (K1)
menghasilkan kecambah 14 yang normal setelah di semai. 6 kecambah
yang tidak normal dikarenakan berjamur dan belebihan penyiraman.
Perlakuan perendaman 5 hari dengan menggunakan air kelapa (K2)
menghasilkan kecambah 18
setelah di semai. 2 yang tidak nomal
dikarenakan berjamur dan berlebihan pinyiraman.
Air kelapa telah lama diketahui sebagai sumber yang kaya akan
zat aktif yang diperlukan untuk perkembangan embrio.
Di dalam air
kelapa terdapat 1 - 3 difenil urea dalam jumlah yang banyak. Harjadi
(2009) menyatakan bahwa dipenil urea adalah senyawa non purin yang
??
mempunyai aktifitas sitokinin Difenil urea yang terkandung dalam air
kelapa dapat menstimulir pembelahan sel tanaman.
Menurut
Lakitan
(2011)
menjelaskan
bahwa
sitokinin
berpengaruh luas pada proses-proses fisiologis dalam tumbuhan.
Sitokinin
terutama
menghambat
mampu
mendorong
pembelahan
sel
serta
proses penuaan pada tumbuhan utuh. Air kelapa juga
mengandung beberapa jenis cyclitols yaitu myoinositol dan sycloinositol.
Campbell (2003) menyatakan bahwa inositol secara tersendiri
tidak dapat mendorong pertumbuhan kalus wortel, tetapi bersama-sama
dengan
fraksi
air
kelapa
yang
aktif,
inositol
dapat
mendorong
pertumbuhan kalus wortel. Inositol juga dapat mendorong pertumbuhan
halus tanaman lainnya jika ditambahkan auksin, kinetin dan vitamin.
Penemuan terakhir menunjukkan bahwa inositol ikut berperan di dalam
proses metabolisme penting yang berhubungan dengan pernbelahan
sel.
Harjadi (2009) menambahkan
bahwa inositol selain dijumpai
dalam air kelapa juga banyak terdapat dalam beberapa jenis ikan dan
buah arbei.
Auksin sebagaimana dinyatakan
oleh Lakitan (2011) dan
Campbell (2003) mampu mendorong pembesaran sel danbersama-sama
dengan etilen, gibberilin,
sitokinin dan ABA berperan penting dalam
proses fisiologis tanaman.
Disamping mengandung beberapa komponen yang mempunyai
aktifitas zat tumbuh, air kelapa juga mengandung sorbitol alam jumlah
??
yang sangat banyak. Sorbitol adalah bentuk reduksi dari glukosa dengan
rumus bangun C6H14O6 (Harjadi, 2009).
Air kelapa juga mengandung
beberapa vitamin yaitu asam
pantotenat, biotin, asam folat, riboflavin (B2), hiamin (Bl) dan pyridoxin
(B6).
Lakitan (2011) menjelaskan
bahwa asam pantetonat
adalah
bagian dari koenzim A. Biotin, asam folat/ vitamin B dan pyridoxin
berperan penting dalam metabolisme sel.
Air kelapa bila dibiarkan pada lingkungan luar akan mengalami
perubahan kemasaman. Hal ini disebabkan karena terjadi fermentasi
karbohidrat,
khususnya glukosa.
Pada tahap awal glukosa akan
difermentasikan menjadi alkohol dan kemudian dirubah menjadi asam
cuka (Harjadi, 2009) Perubahan kemasaman yang terjadi pada air kelapa
akan mempengaruhi
dikandung.
efektifitas kerja dari zat pengatur tumbuh yang
Harjadi
(2009) menyatakan untuk efektifitasnya, zat
pengatur tumbuh (ZPT) membutuhkan kondisi kemasaman yang optimal
Penggunaan air kelapa sebagai media pertumbuhan telah dikenal
luas dan terbukti mampu mendorong pertumbuhan tanaman dalam teknik
kultur jaringan (Harjadi,2009), sedangkan penelitian menunjukkan bahwa
perendaman dalam air kelapa selama 6, 8, 12 jam dapat merangsang
pertumbuhan setek lada dengan baik. Dugaan lain adalah terjadi
antagonisme
antara air kelapa dengan biji kopi yang menyebabkan
tertekannya pertumbuhan biji kopi pada awal pengamatan. Keadaan bibit
yang tertekan diduga mengurangi atau bahkan menghambat penyerapan
zat
pengatur
tumbuh
yang terkandung dalam air kelapa serta
translokasinya ke daerah kegiatan penelitian.
??
Abidin(1985) proses penyerapan air ke dalam biji ada tiga bagian
yaitu tahapan penyerapan air (imbibisi secara cepat) penyerapan air
secara lambat dan meningkatnya penyerapan air sebagai akibat
tumbuhnya akar dan pengembangan biji.
Salah satu manfaat auksin yaitu merangsang enzim yang berguna
dalam mengaktifkan metabolisme sel yang salah satunya untuk
mengambil oksigen. Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi cadangan
makanan yang terdapat dalam benih. Dengan demikian, hasil oksidasi
dapat digunakan untuk pertumbuhan benih. Proses perkecambahan
terjadi karena sel-sel embrional memiliki kemampuan membelah dan
bertambah banyak. Kemampuan tersebut mengakibatkan benih tumbuh
menjadi kecambah.
Proses perkecambahan ini dapat terjadi jika kulit biji permeabel
terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu.
Akibat terjadinya proses imbibisi kulit biji akan menjadi lunak dan retakretak. Pertumbuhan akan terus berlanjut terutama pada bagian ujung
batang dan akar pertumbuhan dapat berlangsung jika tersedia makanan
yang digunakan untuk pembentukan akar dan mempertahankan sifat
geotropisme. Setelah itu enzim yang terdapat pada benih akan aktif
(Anonim, 2009).Sehingga terjadi proses perombakan cadangan makanan
(katabolisme) yang akan menghasilkan energi dan unsur hara yang akan
diikuti oleh pembentukan senyawa protein (anabolisme/sintesis protein).
Untuk pembentukan sel-sel baru pada embrio akan diikuti proses
diferensiasi sel-sel sehingga terbentuk plumula yang merupakan bakal
batang dan daun serta radikula yang merupakan bakal akar. Kedua
??
bagian ini akan bertambah besar sehingga akhirnya benih akan
berkecambah.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
Junaidi
(2008),
yang
menyatakan bahwa auksin adalah salah satu jenis hormon tumbuhan
(fitohormon) yang terdapat atau diproduksi oleh tanaman yang berfungsi
untuk membantu proses pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun
batang,
mempercepat
perkecambahan,
membantu
dalam
proses
pembelahan sel ini mempengaruhi atau merangsang pembelahan dan
diferensiasi sel. Hal ini ditunjang oleh pendapat Dalam Gardner, Et Al.
(1991) bahwa auksin mendukung peningkatan permeabilitas masuknya
air kedalam sel. Di dalam tanaman fase pertumbuhan dalam siklusnya
terdiri dari dua fase yaitu fase pembelahan (Division Phase) dan fase
pelebaran (Enlargement Phase). Hal ini terjadi pada sel yang mengalami
vokualisasi. Pada saat sel mengalami fase pelebaran, sel tidak hanya
mengalami
keregangan (stretching),
akan tetapi juga mengalami
penebalan dalam pembentukan material-material dinding sel baru.
Pertumbuhan sel ini distimulasi oleh karena kehadiran auksin.
Perlakuan beda lama perendaman benih kopi menggunakan air
kelapa efektifitas terhadap perkecambahan benih kopi. Hal ini terjadi
karena air kelapa yang mengandung auksin mempengaruhi atau
merangsang pembelahan atau perpanjangan sel, mengaktifkan enzim
benih sehingga dapat mempercepat perkecambahan, pembentukan kalus
dan pertumbuhan akar yang tentunya akan mempengaruhi munculnya
serdadu. Menurut dalam Gardner, Et Al. (1991) dalam pertumbuhannya
dengan akar telah melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan
??
auksin yang ditreatment atau diuji coba pada kecambah kacang, dari hasil
eksperimennya
diperoleh
petunjuk
bahwa
auksin
mendorong
pertumbuhan primordia akar. Efek zat pengatur tumbuh terhadap
pertumbuhan tanaman sangat tergantung pada lamanya pemberian zat
perangsang tumbuh tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
dalam
Gardner, Et Al. (1991) yang menyatakan bahwa spesies dan kultivar
yang sukar berakar dapat dipercepat dengan cara pencelupan atau
perendaman permukaan stek atau benih ke dalam senyawa untuk
mempercepat tumbuhnya tunas, akar dan perkecambahan.
Pendapat Anonim (2008) yang menyatakan bahwa pemasokan
atau penggunaan ZPT secara alami yang di bawah optimal, akan
menghasilkan respon kurang yang dikehendaki.
Hal lain yang berpengaruh terhadap imbibisi yaitu kulit biji. Dalam
hal ini kulit biji berperan sebagai membran semi permeabel,sejumlah
substansi air dapat masuk ke dalam benih melalui kulit benih, walaupun
permeabilitasnya sangat bervariasi pada berbagai spesies. Oleh karena
itu teknik perendaman dengan waktu yang berbeda-beda diharapkan
akan didapat suatu benih dengan daya kecambah yang paling cepat
sehingga persentase perkecambahan benih kopi meningkat.
Hal ini diduga oleh endosperm benih yang belum lunak karena
waktu perendaman yang kurang lama dan proses imbibisi benih terhadap
air dan auksin yang terdapat pada belum sempurna sehingga masih
bersifat impermeabilitas atau tidak dapat mengimbibisi larutan dan
oksigen.
??
Yang termasuk dalam kategori kecambah abnormal adalah
kecambah rusak, kecambah cacat atau tidak seimbang, kecambah yang
struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional, akar sekundernya
lemah, hipokotil cacat, tidak tumbuh baik atau membengkok, memendek,
dan calon batang yang mengeras (Direktorat Perbenihan Tanaman
Hutan, 2002).
Kecambah yang tidak normal pada tanaman kopi dapat dilihat
dengan ciri-ciri tidak ada akar primer, atau akar-akar sekunder yang
tumbuh kuat (akar-akar sekunder lemah), hipokotil cacat, tidak tumbuh
baik mungkin membengkok atau memendek, terdapat pencelahan dalam
atau pelukaan memanjang sampai ke jaringan pengangkut (Sutopo
2002).
??
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Lama perendaman biji kopi menggunakan air kelapa yang paling efektif
untuk kecepatan berkecambah adalah K2 dengan air kelapa 5 hari
perendaman.di hari tumbuh pada hari ke 7.
2.
Persentase perkecambahan yang baik adalah perlakuan ke lima (K 2)
lama perendaman 5 hari menggunakan air kelapa, 500 ml mencapai
90%.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pengamatan yang lebih
lama untuk mengetahui Iebih Ianjut dengan pengaruh dari yang terdapat di
dalam air kelapa. Dan memperlukan benih kopi sekitar 40/50 benih kopi
untuk setiap perlakuannya, dan diseleksi dengan air biasa agar bisa
mengetahui benih yang bagus atau benih yang tidak bagus. Benih yang
dipungut adalah yang masak merah, kemudian dipilih yang baik, tidak
cacat dan yang besarnya normal.
??
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Perananan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dalam Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan. http://iel.ipb.ac.id. Diakses 14 Juli
2015.
Anonim. 2009. Perananan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dalam Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan. http://iel.ipb.ac.id. Diakses 14 Juli
2015.
Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.
Azwar. 2008. Air Kelapa Pemacu Pertumbuhan Anggrek. Diakses dari
http://www.azwar.web.ugm.ac.id. Pada tanggal 30 Juli 2015
Ashari.
1995. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.
Cahyanti, E. 2009. Pengaruh Perlakuan Pemecahan Dormansi Benih Pada
Perkecambahan Kopi Arabika Klon USDA (Coffea arabica L.) Tesis.
Universitas Brawijaya. Malang.
Campbell. 2003. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Cahyono, B. 2010. Sukses Bertanam Cokelat. Pustaka Mina. Jakarta.
Danarti dan Najiyati.
Jakarta.
2004. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jasaguna.
Danarti. 2007. Budidaya kopi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Petunjuk Teknis Pengujian Mutu
Fisik Fisiologi Benih. Jakarta. Tanggal akses 14 Juli 2015.
Dewi, R. I. 2008. Peran Dan Fungsi Fitohormon Bagi Tanaman. Universitas
Padjadjaran. Bandung
Danarti. 2007. Budidaya kopi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gardner, F.P.,R.B.Pearce, dan R.L. Mitcell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya
(pnjmh: Susilo, H.). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Gopal, N. H. dan P.K. Ramaiah. 1972 Studies on The physiologi of Germination
of Coffee Seed I. Observation on Sprouting. J. Coffee Research, 2(1) :
14-19.
Harjadi.
1979. Analisis Indikasi Geografis Kopi Arabika Gayo Ditinjau Dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Jambi.
??
Harjadi .2009.Zat Pengatur Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Indriyanto.2011. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap
Berkecambah Benih Tanjung. Penelitian Kehutanan. Bogor.
Daya
Indriyanto.
2011. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Daya
Berkecambah Benih Tanjung. Penelitian Kehutanan. Bogor.
Junaidi. 2008. Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan. Raja
Grafindo Persada.
Lakitan. B. 2011. Dasar-dasar Fisiologis Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada.
Pudjiraharjo. 2012. panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jember.
Rahardjo. 2012. Beberapa Cara yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi. Sub
Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi. Bogor.
Riyadi . 2009. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam Dasar-dasar
Teknologi Benih. Buku. Capita selekta. Departemen Agronomi.. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Suhartanto. 2012. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. PT Penerbit IPB Press.
Bogor.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Simangunsong M. 1991. Pengaruh lama perendaman setek dalam air kelapa
dan pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan
setek
lada.
Karya Ilmiah Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.
Bogor.
Tjitrosoepomo,G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.
Jogjakarta.
Yusnita. 2008. Petunjuk Teknis Perlakuan Pendahuluan Benih Kopi Sebelum
Dikecambahkan . Novelvar. Jakarta.
Widiancas. 2010. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Bengkulu. Bengkulu.
??
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Gambar 1. Benih Kopi Untuk Perlakuan Lama Perendaman Selama 4 Hari
Gambar 2. Benih Kopi Untuk Perlakuan Lama Perendaman Selama 5 Hari
??
Gambar 3. Buah Kelapa
Gambar 4. Air Kelapa Untuk Perlakuan Perendaman Benih Kopi
??
Gambar 5. Perlakuan Perendaman Benih Kopi Dengan Air Kelapa
Gambar 6. Persiapan Bak Kecambah
??
Gambar 7. Penanaman benih kopi ada perlakuan lama perendaman
dengan air kelapa selama 4 hari
Gambar 8. Penanaman benih kopi ada perlakuan lama perendaman
dengan air kelapa selama 5 hari
??
Gambar 9. Benih kopi yang telah berkecambah pada perlakuan lama
perendaman dengan air kelapa selama 4 hari
Gambar 10. Benih kopi yang telah berkecambah pada perlakuan lama
perendaman dengan air kelapa selama 5 hari
Download