BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pertumbuhan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Teoritis
2.1.1 Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat pertumbuhan
penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari
aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat
pertumbuhan laba operasi perusahaan. Pengukuran berikutnya adalah dengan
mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini
adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan
perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri.
(Sartono, 2011:65)
Motivasi terbesar untuk tumbuh adalah prestasi manajer selama organisasi
mengalami pertumbuhan, berarti menggambarkan bahwa manajemen organisasi
sangat efektif. Tumbuh adalah bahwa pertumbuhan menjamin kelangsungan
organisasi dalam jangka panjang, atau dengan kata lain perusahaan atau organisasi
harus tumbuh jika ingin survive (Jatmiko, 2004:116).
Pada umumnya pertumbuhan usaha diukur dari pertumbuhan penjualan,
pertambahan tenaga kerja, dan indikator-indikator finansial seperti peningkatan
laba, peningkatan nilai aset, return on assets, return on investment, dan
sebagainya. Pada umumnya pelaku usaha tidak memiliki sistem pencatatan yang
memadai atau bahkan tidak pernah mencatat aktivitas keuangan usahanya (Liao
dkk, 2001:262). Akan tetapi beberapa penelitian (Janssen,2009:23) menunjukkan
bahwa tenaga kerja dan penjualan tidak dapat digunakan secara bergantian
16
Universitas Sumatera Utara
(interchangeable) sebagai indikator pertumbuhan karena terbukti faktor-faktor
yang menyebabkan pertumbuhan dari tenaga kerja dan penjualan berbeda.
Di samping itu, pertumbuhan usaha merupakan proses dinamis yang tidak
terjadi secara instan karena motivasi dan perilaku hari ini akan mempengaruhi
pertumbuhan usaha yang akan datang. Intensi untuk mengembangkan usaha dapat
digunakan untuk memprediksi pertumbuhan usaha atas dasar pemahaman bahwa
mengembangkan usaha merupakan tindakan yang terencana (Dutta & Thornhill,
2008:315).
Pertumbuhan bisnis mempunyai implikasi penting bagi perekonomian
pengusaha. Bisnis yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat
merangsang perekonomian, meningkatkan daya saing internasionalnya, dan
mengurangi pengangguran. Bahkan tingkat pertumbuhan menengah yang dialami
bisnis kecil dapat berdampak dramatis bagi perekonomian karena populasi dari
perusahaan kecil sangat banyak . Hal ini penting untuk mengakui bahwa strategi
pertumbuhan seringkali melibatkan pengambilan risiko oleh pengusaha, yang
berarti terkadang mereka tidak akan sukses. Usaha yang gagal memberikan
informasi bagi pengusaha tersebut dan pengusaha lainnya, dan belajar dari
kegagalan memiliki dampak positif yang penting bagi sebuah perekonomian.
Pertumbuhan menjadikan perusahaan lebih besar, sehingga perusahaan mulai
mendapat manfaat dari segi ukuran. Pertumbuhan sebaliknya juga membawa
sejumlah tantangan manajerial. Pertumbuhan memberikan tekanan pada sumber
daya keuangan, sumber daya manusia, manajemen pekerja, dan waktu pengusaha.
Ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mengatasi
17
Universitas Sumatera Utara
tekanan-tekanan ini dengan lebih baik dan secara efektif mengembangkan
bisnisnya. Beberapa tekanan yang harus dihadapi oleh pengusaha adalah tekanan
pada sumber daya keuangan yang sudah ada, pengusaha seharusnya menerapkan
teknik kontrol keuangan yang lebih ketat,pencatatan, dan pengelolaan persediaan.
Kemudian dalam mengatasi tekanan pada sumberdaya manusia yang sudah ada,
pengusaha harus bisa menjawab pertanyaan dari berapa besar proporsi dari tenaga
kerja yang harus bekerja permanen dan berapa besar proporsi yang bekerja paruh
waktu, juga harus siap memecat tenaga kerja yang tidak kompeten, serta
memelihara kultur organisasi fungsional (Widayanti, 2009:31).
2.1.2
Pengertian Bisnis
Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”,
sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering
didefenisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan
oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan,
memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari keuntungan
maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. (Suliyanto, 2010: 1).
Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.Istilah
bisnis berasal dari bahasa Inggris atau business. (Suryatama, 2014: 1). Dalam
buku (Suryatana. 2014: 2) beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian
bisnis, yaitu:
1. Brown dan Petrello: Bisnis adalah sebuah lembaga yang menghasilkan
jasa dan barang yang sedang diperlukan oleh masyarakat. Namun, apabila
18
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan atau keperluan masyarakat meningkat, maka dari lembaga
bisnis akan meningkat produksinya untuk memenuhi semua kebutuhan
masyarakat, sambil mendapatkan keuntungan.
2. Steinford: Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang menyediakan barang
atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bisa dilakukan oleh perusahaan
ataupun badan usaha, perusahaan yang mempunyai badan hukum, atau
perorangan yang tidak memiliki badan usaha atau badan hukum seperti
warung yang tidak memiliki izin usaha.
3. Huat: sebuah intuisi atau kegiatan yang memproduksi barang atau jasa
didalam kehidupan sehari – hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem
yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat lain.
4.
Musselman: bisnis merupakan jumlah dari keseluruhan aktivitas yang
diorganisir oleh orang yang sedang berkecimpumg didalam bidang industri
perniagaan yang menyediakan jasa atau barang untuk memenuhi
kebutuhan memperbaiki kualitas hidup.
2.1.3
Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan
Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu
“entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba ( trying). Kata
“entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” ( between taker ) atau
“perantara” (go-between).
Menurut Frinces (2011:8) dalam Bahasa Indonesia yang sederhana
wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di
19
Universitas Sumatera Utara
dalamnya termasuk dalam artian „usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain
sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).
Para ahli mendefinisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang
berbeda-beda. Dari segi karateristik perilaku, wirausahawan (enterpreneur) adalah
mereka yang mendirikan, mengolola, mengembangkan perusahaan atau usaha
milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemauan
normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan
mentah (materials), dan tenaga kerja (labour) untuk dapat menghasilkan suatu
produk baru, bisnis baru, proses produksi, dan pergembangan organisasi usaha.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang mempunyai kombinasi
unsur-unsur dan elemem-elemen internal yang memiliki kombinasi motivasi, visi,
komunikasi, dan dorongan semangat, serta kemampuan untuk memanfaatkan
peluang usaha.
Dalam kontek bisnis wirausahawan merupakan seorang pengusaha, tapi
tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Karena wirausahawan itu
merupakan salah satu pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung jawab resiko
yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi
dibidang usaha (Suryana, 2003:11).
20
Universitas Sumatera Utara
Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan /
masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih
banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat
dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil
resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3).
Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses
memiliki unsur pokok, yaitu :
1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca
peluang, dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual.
2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental), dalam mengatasi
ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari
zona kenyamanan.
3. Keteguhan
hati (hubungannya dengan mo tivasi diri), keuletan,
pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan akan pikiran
bahwa anda juga bisa.
4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah insp irasi sebagai cikal bakal ide
untuk
menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya
dengan pengalaman / experiences).
Kewirausahaan (entrepreneurship) menurut Hendro (2011:30) adalah
suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada didalam diri Anda untuk
21
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan
taraf hidup anda di masa mendatang. Kewirausahaan itu adalah:
1. Ilmu Pengetahuan ( Knowledge )
Kewirausahaan itu adalah sebuah pengeta huan yang merupakan hasil
uji coba di
lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai
sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya.
2. Kepribadian atau Sikap
Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap
positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi
yang lain, dan tidak mudah puas diri.
3. Filosofi
Kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau
landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.
4. Skill atau Keterampilan
Karena kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari
pengetahuan dan pengalaman yang dira sakan serta dilakukan me lalui
jatuh bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi se buah
keahlian dalam menjalankan roda bisnis.
5. Seni atau Art
Dalam menemukan ide, inspirasi, dan
peluang bisnis dibutuhkan
imajinasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan
dengan logika.
22
Universitas Sumatera Utara
6. Profesi
Menjadi wirausahawan juga merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan
hidup yang harus dilakukan secara.
7. Naluri
Kewirausahaan itu membutuhkan naluri
peluang dan
untuk menemukan sebuah
ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang
sukses.
8. Mimpi seseorang
Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan
cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa.
9. Pilihan hidup seseorang
Menjadi wirausaha agar mampu menghidupi keluarganya sudah
menjadi pilihan hidup bagi setiap orang.
Menurut Zimmerer (2008:26) bahwa terdapat keragaman budaya dalam
membentuk struktur kewirausahaan, antara lain :
1. Wirausahawan muda, adalah wirausaha yang banyak didominasi oleh
generasi muda yang memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka
yaitu mereka yang berumur awal 20-an tahun.
2. Wirausahawan wanita, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang
bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong
faktor–faktor
antara
lain
ingin
memperlihatkan
oleh
kemampuan
prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi terhadap pekerjaan
sebelumnya dan sebagainya.
23
Universitas Sumatera Utara
3. Wirausahawan minoritas yaitu kaum minor itas di negara kita Indonesia
kurang
memiliki
kesempatan
kerja
dilapangan
pemerintahan
sebagaimana layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu,
mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari–
hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi
kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga berniat
mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin
maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota
tertentu.
4. Wirausahawan imigran yaitu kaum pedagang yang memasuki suatu
daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab
itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non
formal yang dimulai dari berdagang kecil–kecilan sampai berkembang
menjadi perdagangan tingkat menengah.
5. Wirausahawan paruh waktu yaitu orang yang memulai bisnis dalam
mengisi waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang
menjadi usaha besar. Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan
pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor
bermaksud
mengembangkan
mengembangkan hobi yang
hobinya
untuk
berdagang
atau
menarik. Hobi ini akhirnya mendapat
keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan
berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.
24
Universitas Sumatera Utara
6. Bisnis rumahan, sekarang bisnis rumahan lebih beragam, para
wirausahawan rumahan yang modern lebih cenderung menj alankan
perusahaan-perusahaan jasa atau perusahaan-perusahaan berteknol ogi
tinggi dengan tingkat keberhasilan bisnis rumahan cukup tinggi.
7. Bisnis keluarga, bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh
satu atau lebih anggota keluarga. Sebuah keluarga dapat membuka
berbagai jenis cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini
dimulai lebih dahulu oleh Bapak setelah usaha Bapak ini maju dibuka
cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua perusahaan ini maju dan
membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau
lokasinya berbeda.
8. Wirasutri, adalah sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja
bersama sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri
di buat
dengan cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian
masing–masing orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat
menjadi penanggung jawab divisi
tertentu dari bisnis–bisnis yang
sudah ada.
9. Wirausahawan sosial, adalah wirausaha yang menggunakan berbagai
keahlian mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi
menguntungkan, tetapi juga untuk mencapai tujuan sosial dan
lingkungan bagi kebaikan bersama.
25
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Ciri-Ciri Wirausaha
Menurut Adi Sutanto, (2000) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri
seorang wiraswatawan yang berhasil mempunyai karakter atau ciri-ciri sebagai
berikut:
1.Kreatif dan inovatif.
2.Berambisi tinggi.
3.Energetik.
4.Percaya diri.
5.Pandai dan senang bergaul.
6.Bekerja keras dan berpandangan kedepan.
7.Berani menghadapi resiko.
8.Banyak inisiatif dan bertanggung jawab.
9.Senang mandiri dan bebeas.
10.Bersikap optimistik.
11.Berpikiran dan bersikap posisif, yang memandang kegagalan sebagai
pengalaman yang berharga.
12.Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri
sendiri.
13.Berwatak maju.
14.Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya.
15.Ulet, tekun dan tidak cepat putus asa.
16.Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.
17.Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak.
26
Universitas Sumatera Utara
18.Menghargai waktu.
19.Bersedia melakuka n pekerjaan rendahan (pengorbanan).
20.Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri.
Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepusaan diri.
Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang
panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur)
perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan
mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai
orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan
perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang
dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa
didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:
1. Potensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di
perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan
adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan
bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan
berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal
ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik
perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan
yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak
terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang
wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya potensi
27
Universitas Sumatera Utara
untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya
tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan Kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang
lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha
sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk
bekreasi dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasanbatasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja
sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya
kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat
kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat
diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha
sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi
maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola
usaha tersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan
suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli.
Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan
oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan
untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar
rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri
jika memulai membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah.
28
Universitas Sumatera Utara
Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung
jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu
luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk
jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri
dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus
dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada
saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk
dapat mengambil tindakan yang cepat dantepat. Pada situasi seperti ini
tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena
setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru
wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk
dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap
mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha
sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen
(manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus
dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi
para bawahan atau karyawannya.
2.2
Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Usaha
Menurut Queen dalam Pandji (2004:244), faktor - faktor yang mendorong
pertumbuhan usaha antara lain peluang, modal dan emosional. Menurut
(Longenecker,2000:45)
faktor - faktor tersebut yaitu
modal,
peluang,
29
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, emosional, dan pengalaman merupakan faktor - faktor
yang
berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan usaha. Maka faktor - faktor yang
mendorong pertumbuhan usaha adalah sebagai berikut:
2.2.1 Faktor Peluang
Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka
sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan.
Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang
wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang
berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat
singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat
berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus
dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari
setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum
memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai (Pandji, 2004:246).
Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu:
1. Menemukan gagasan.
2. Mengindefikasi peluang yang ada.
3.
Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.
Menurut Soetadi (2010:31) berikut ini adalah beberapa informasi
sederhana cara jitu memberanikan diri kita untuk memulai memanfaatkan peluang
wirausaha yang ada untuk berwirausaha dengan sukses dan berhasil :
30
Universitas Sumatera Utara
1. Melakukan riset pasar.
2. Menyusun rencana untuk memulai usaha dengan benar.
3. Memahami dan mematuhi aturan, baik dari yang telah kita buat sendiri atau
jenis peraturan lainnya yang diluar wewenang kita (misalnya peraturan daerah).
4. Dan melakukan strategi pemasaran dengan tepat sasaran.
2.2.2
Faktor Pengalaman
Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang
terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang.
Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang untuk melihat
kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan
dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman
dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena dengan adanya
pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang
dikerjakan (Longenecker, 2000:95).
Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau
pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman
ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam
menjalankan usahanya nanti (Yulianti, 2014:38).
Belajar dari pengalaman lebih bermanfaat dari pada belajar dari buku,
seminar atau sekolah. Pengalaman yang dimiliki harus diperhatikan oleh
wirausaha terutama pengalaman diperusahaan/ organisasi, baik dalam pengalaman
teknis, pelaksanaan, pemasaran, pengalaman manajemen, dan pengalaman
berwirausaha. Untuk memulai usaha, risikonya sangat besar, terutama tanpa
31
Universitas Sumatera Utara
pengalaman dan pengetahuan tentang perusahaan/ organisasi tertentu. Kebutuhan
akan pengalaman merupakan pengetahuan yang harus dicari sebanyak mungkin.
Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai atau
diketahui sebagai akibat dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya selama
jangka waktu tertentu. Wirausaha yang berpengalaman lebih jeli dalam melihat
lebih banyak jalan untuk membuka usaha baru (Handayani, 2013:24).
2.2.3
Faktor Emosional
Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk
melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga
merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan.
Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan
keinginannya. Faktor Emosional adalah fenomena kelas mental yang secara unik
dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan
subjektif, yang biasanya muncul bersama -sama dengan suasana hati konsumen
(Mowen dan Minor, 2004: 208).
Menurut Hendro (2011:61) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
emosional untuk memilih menjadi wirausaha, antara lain:
1. Dorongan pribadi
Yang dimaksud dengan dorongan pribadi adalah pengaruh pengalaman hidup
dari kecil hingga dewasa, baik lingkungan ataupun keluarga.
2. Usaha sampingan
Usaha sampingan biasanya dilakukan oleh seseorang karena penghasilan uang
diperoleh dari pekerjaan pokok atau pekerjaan utama tidak cukup untuk
32
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Usaha turun temurun keluarga
Meneruskan usaha keluarga yang sudah ada sangat berperan penting dalam
menumbuhkan atau mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan
berkarier sebagai wirausaha, karena keluarga berfungsi sebagai konsultan
pribadi, dan mentornya.
4. Tidak mempunyai pekerjaan lain
Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pension, dan
menganggur atau belum kerja, akan dapat membuat seseorang memilih jalan
hidupnya menjadi wirausaha, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi
untuknya.
2.2.4
Faktor Modal
Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai
aktivitas yang dilakukan karena modal dapat membiayai semua kegiatan
operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah
tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-lain. Akan tetapi masalah modal
kadangkala tidak menjadi masalah bagi orang yang mempunyai kelebihan dana,
tetapi bagi orang yang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi
masalah. Kedua kelompok tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai
keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausahaan, maka dia
mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan itu. (Pandji, 2004:244).
Untuk memulai usaha terlebih dahulu di perlukan sejumlah uang. Modal
dapat di artikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang
33
Universitas Sumatera Utara
dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan
usaha (Yulianti, 2014:38).
Menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat
berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan
mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang
atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut
tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka
sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal.
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk
menjalankan suatau aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan atau forecasting
yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis
proyeknya. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung
pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi
bisnis yang bergantung pada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan
semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut.
Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya
sehari-hari. Walaupun perusahaan mempunyai aktiva tetap, tetapi tidak memiliki
modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati. Kehidupan
perusahaan sangat bergantung pada modal kerjanya.
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
untuk membiayai kegiatan sehari-hari. Secara umum, modal kerja dapat diartikan
dalam dua bentuk, yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar
34
Universitas Sumatera Utara
yang akan digunakan dalam operasi dan net working capital menunjukan
kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
Modal kerja disini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang
akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis seperti membeli mesin dan
bahan baku, sewa ruangan, merekrut karyawan, dan melakukan pemasaran.
Estimasi dari modal kerja tergantung pada rencana produksi dan penjualan dari
bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan
dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja.
Pengelolaan modal kerja akan sangat menetukan posisi keuangan
perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja dapat tercapai tujuan
suatu perusahaan jika adanya suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dalam
modal kerja tersebut. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan
menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba.
Sebaliknya modal kerja yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan
mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam
penggunaan dana.
Menurut Suryana (2010:5) dalam kewirausahaan, modal tidak selalu
identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi
juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal
sosial, modal moral dan modal mental yang dilandasi agama.
a. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai
modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
35
Universitas Sumatera Utara
komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide
merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.
b. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan
kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra.
c. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,
diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan
tantangan.
d. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal
ini akan terbentuk apabila modal-modal diatas sudah dimiliki.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator
variabel modal adalah:
1. Ide sendiri
2. Kejujuran
3. Kebutuhan modal
4. Sumber modal
36
Universitas Sumatera Utara
2.3
Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No
1
2
Peneliti/
Tahun
Penelitian
Inggarwati
Komala,
Arnold
Kaudin.
(2014)
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Alat
Analisis
Peranan
Analisis
Independent:
FaktorMotivasi Awal Regresi
Faktor
Mendirikan
Linear
Individual Usaha,
Berganda
dalam
Entrepreneuria
Mengemba l self-efficacy,
ngkan
Risk
taking
Usaha.
propensity.
Dependent:
Intensi
Mengembangk
an Usaha.
Siregar Strategi
Independent: Analisis
Gustina Pengembangan Faktor Internal Deskriptif
,
Usaha Tahu
(kekuatan dan
Salman Rumah Tangga kelemahan),
, Lena
Faktor
Wati
Eksternal
(2014)
(Peluang dan
Ancaman).
Dependent:
Strategi
Pengembangan
Usaha.
Hasil Penelitian
Faktor individual
pengusaha mempunyai
pengaruh terhadap
intensi pengembangan
usaha, semakin tinggi
derajat self efficacy
semakin tinggi intensi
mengembangkan usaha,
risk taking propensity
juga berpengaruh
terhadap intensi
mengembangkan usaha.
Kekuatan yang dimiliki
usaha tahu memilik
skor 1,862, Kelemahan
usaha tahu memiliki
skor 0,426, Peluang
memiliki skor 1,158,
dan Ancaman memiliki
skor 1,004
37
Universitas Sumatera Utara
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneliti/
Tahun
No
Penelitian
3. Kristiningsih
, Trimarjono
Adrianto
(2014)
Judul Penelitian
Analisis FaktorFaktor yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Usaha Kecil
Menengah (
Studi Kasus
pada UKM di
Wilayah
Surabaya)
Variabel
Penelitian
Independen:
Umur, Jenis
Kelamin,
Pengalaman
Kerja,
Pendidikan,
Sikap dan
Mental
Pengusaha,
Asal
Perusahaan,
Lama Waktu
Operasi,
Ukuran
Usaha,
Sumber
Modal,
Lokasi,
Pemasaran,
Tekhnologi,
Akses
Informasi,
Legalitas,
Akses Modal,
Dukungan
Pemerintah,
Rencana
Bisnis, Tim
Manajemen,
Persaingan,
Inovasi.
Dependen:
Alat
Analisis
Hasil Penelitian
Analisis
Dalam penelitian ini
Multivaria ternyata ada 13
te
variabel yang secara
signifikan
mempengaruhi
perkembangan Usaha
Kecil Menengah
yaitu:
Kemauan kerja
keras,Kepercayaan
diri,Kemauan Belajar,
Ambisi untuk
maju,Kepandaianberk
omunikasi, Kedekatan
lokasi dengan industri,
Kemudahan
memperoleh pasar
baru, Informasi
tentang pesaing,
Informasi peluang
usaha, Informasi
pengembangan
produk, Kemudahan
akses modal,
Dukungan kebijakan
pemerintah, dan
Pengelolaan
manajemen keuangan.
Menurun,
Tetap,
Meningkat.
38
Universitas Sumatera Utara
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneliti/
Tahun
No
Penelitian
4. Yulius
Tria,
Hattammm
i Jurry
(2014)
5.
Putra
Aditia
Rano
(2012)
Variabel
Penelitian
Analisis
Independen:
Faktor-Faktor Faktor
yang
keluarga,
Memotivasi
faktor
Wanita
pengalaman
Berwirausaha dan fasilitas,
Melalui Bisnis faktor
Online (Studi penghargaan
Pada
dan peluang,
Mahasiswi
faktor
Sekolah
keinginan
Bisnis di
pribadi, faktor
Bandung)
aktualisasi
diri,
faktor
potensi diri,
dan
faktor
pengangguran
Dependen:
Memulai
Bisnis Online
Faktor-Faktor
Independent:
Penentu Minat
Faktor
Mahasiswa
lingkungan
Manajemen untuk faktor harga
Berwirausaha
diri, faktor
(Studi Mahasiswa peluang,
Manajemen FE
faktor
Universitas
kepribadian,
Negeri Padang
faktor visi,
faktor
pendapatan
dan percaya
diri.
Dependent:
Minat
Berwirausaha.
Judul Penelitian
Alat
Analisis
Analisis
Jalur
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Hasil Penelitian
Menunjukkan bahwa
terdapat tujuh faktor
yang terbentuk
dalam memotivasi
wanita berwirausaha
melalui bisnis online
khususnya pada
mahasiswi sekolah
bisnis di Bandung
adalah faktor
keluarga, faktor
pengalaman dan
fasilitas, faktor
penghargaan dan
peluang, faktor
keinginan pribadi,
faktor aktualisasi
diri, faktor potensi
diri, dan faktor
pengangguran.
Faktor yang
menentukan minat
berwirausaha yaitu
faktor lingkungan,
harga diri, peluang,
kepribadian, visi,
pendapatan,percaya
diri.
39
Universitas Sumatera Utara
(Lanjutan)
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneliti/
Tahun
No
Penelitian
6. Safitri,
Riska
(2011)
7..
Warren
Byabas
haija,
Isaac
Katono
,
Robert
Isabalij
a
(2010)
Alat
Analisis
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Judul
Penelitian
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Memotivasi
Wanita Untuk
Berwirausaha
(Studi Kasus
Pada
Pengusaha
Salon
Kecantikan Di
Kecamatan
Medan
Tembung)
Variabel
Penelitian
Independen:
Faktor
Kemandirian,
Faktor Modal,
Faktor
Emosional,
Faktor
Pendidikan.
Dependen:
Berwirausaha.
The Impact of
College
Entrepreneuria
l Education on
Entrepreneuria
l Attitudes and
Intention to
Start a
Business in
Uganda
Analisis
Independent:
Personality
Multivaria
Factors,
te
Situational
Factors
(employability,fut
ure
commitments),En
treprenial Action
Dependent:
Entrepreneurial
Education.
Attitudes
Variable, Start Up
Hasil Penelitian
1. Terdapat pengaruh
yang positif dan
signifikan dari
variabel
kemandirian,
emosional terhadap
faktor yang
memotivasi wanita
memilih
berwirausaha.
2. Tidak Terdapat
pengaruh dari
variabel modal dan
pendidikan terhadap
faktor yang
memotivasi wanita
memilih
berwirausaha.
Memulai bisnis akan
menarik di kedua sisi
antara pengusaha
dan instruktur untuk
mengetahui beberapa
alasan untuk
memulai atau
menunda bisnis
mereka sendiri
secara internal dan
eksternal sehingga
dapat menambah
wawasan terhadap
pelaksanaan
wirausaha
kedepannya.
40
Universitas Sumatera Utara
2.4
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menurut Kuncoro (2009:52) adalah pondasi utama
sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, yang mana hal ini merupakan jaringan
hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari
perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi, dan survei literatur.
Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka
sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan.
Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang
wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi usahanya. (Pandji, 2004:246). Hal ini sependapat
dengan Titik (2006:46) dalam jurnal penelitiannya yang menyatakan pendorong
para responden untuk berwirausaha yaitu jiwa kewirausahaan terutama untuk
memanfaatkan peluang dan prospek wirausaha yang cerah dengan mengetahui
peluang yang bagus dan peluang-peluang yang dia miliki baik berupa modal, ide
yang belum ada dipasar untuk dapat mengambil kesempatan tersebut.
Pengalaman juga merupakan suatu hal yang sangat berharga karena
dengan adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang
sedang dikerjakannya. Dengan adanya pengalaman membuat seseorang melihat
kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan
dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda (Longenecker,
2000:95).
41
Universitas Sumatera Utara
Bukan hanya itu, suatu usaha mampu berjalan dengan baik juga
dipengaruhi oleh emosional dari si pemilik usaha. Keadaan yang mampu
mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang
dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi
seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan (Mowen dan Minor, 2004: 208).
Namun faktor peluang, pengalaman, dan emosional ini tidak akan mampu
berpengaruh baik terhadap proses pertumbuhan usaha tanpa diringi dengan
adanya modal yang mana kekayaan yang dimiliki wirausaha tersebut baik berupa
uang, ataupun peralatan yang bisa digunakan sebagai salah satu pendorong
berjalannya suatu usaha akan tetapi modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi
orang yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang yang mempunyai
dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua kelompok tersebut, ketika
akan menjalani usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang
mempunyai jiwa wirausahawan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari
keterbatasan itu (Pandji, 2004:244).
Seseorang yang mengetahui tentang dunia fashion maka status sosial yang
ia miliki pastilah baik dimata masyarakat. Fashion atau trend baju hadir dari
seseorang perancang baju yang menciptakan berbagai model baju yang bagus
dimata masyarakat, lalu masyarakat yang berminat akan menggunakan desain
baju tersebut untuk menciptakan status sosial hidupnya dilingkungan sekitarnya.
Berbagai fashion atau trend baju hadir dari beberapa negara, yang mana
rancangan baju tersebut digunakan oleh beberapa orang atau seluruh orang
dibeberapa bagian negara. Pada saat ini, dalam menghadapi persaingan usaha,
42
Universitas Sumatera Utara
apalagi persaingan usaha toko tekstil di jalan perniagaan yang semakin ketat para
pengusaha dituntut agar mencari ide untuk mengembangkan usaha, agar usaha
dapat terus berkembang dan maju serta mampu bersaing dengan usaha usaha
lainnya.
Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang
digambarkan dalam skema berikut:
Faktor Peluang
(X1)
Faktor Pengalaman
(X2)
Pertumbuhan Usaha
(Y)
Faktor Emosional
(X3)
Faktor Modal
(X4)
Sumber: Pandji (2002), dan Longenecker (2000)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.5
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis
penelitian ini adalah: “ Faktor Peluang, Faktor Pengalaman, Faktor Emosional,
dan Faktor Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha
di Jalan Perniagaan Medan.
43
Universitas Sumatera Utara
Download