UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENSUKSESKAN PENERAPAN KURIKULUM 2013 Imam Asrori MAN 2 Lubuklinggau Jl. Taba Cemekeh No. 50 Lubuklinggau e-mail: [email protected]. Abstract: The purpose of this study is to describe the problem in the success of efforts Principals curriculum implementation in 2013 in Madrasah Aliyah Lubuklinggau. Methods of data collection techniques in qualitative research is qualitative data collection observation, interviews, personal and official documentation, photographs, image recording, and informal conversations all the qualitative data. Conclusions this study shows that efforts are techniques to teachers, disseminate to related and those that act, and cooperation to the relevant parties, such as the Department of Education, implementation, to the publishers, submit a proposal pempersiapkan instructional media. Keywords: Principal, Curicculum 2013 Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang permasalahan upaya Kepala Madrasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Kota Lubuklinggau. Metode teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah pengumpulan data kualitatif observasi, wawancara, dokumentasi pribadi dan resmi, foto, rekaman gambar, dan percakapan informal semua merupakan data kualitatif. Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa upaya yang dilakukan adalah dengan teknik pendampngan terhadap guru, mensosialisasikan kepada itansi terkait dan orang-orang yang berperan dibidangya, serta kerja sama kepada pihakpihak terkait, seperti Dinas Pendidikan, pelaksanaan PLPG, kepada penerbit buku, mengajukan proposal pempersiapkan media pembelajaran. Kata kunci: atau dimadrasah, maka peneliti berminat untuk meneliti kesiapan kepala madarasah terhadap kurikulum 2013 dan solsi alternatif yang mestinya untk pemecahan masalah tersebut. Dengan demikian sekolah islam yang sering dikatan nomor 2 dari sekolah umum maka peneliti berminat untuk mendalami disekolah islam atau madrasah setingkat Aliayah. Adapun penguat dalam penelitian ini peneliti membagi kedalam dua alternatif yang sangant mendukung peneliti dilihat dari sudut pandang secara teoritis dan sudut pandang secara praktis. Secara teoritis kurikulum 2013 adalah kurikulum baru, perkara yang baru tentu akan mendapatkan sebuah kesulitan didalamnya, baik segi perencanaan awal, proses perjalanan, atau outpout akhir penilaian. Dengan demikian dengan kurikulum baru yakni kurikulum 2013 yang telah berjalan lima bulan maka peneliti akan mendalami penelitian ini dimadrasah aliyah kota Lubuklinggau, mengenai permasalahan upaya kepala madrasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di madarasah aliyah kota Lubuklinggau. yang menjadi teori dalam PENDAHULUAN Kurikulum merupakan suatu proses pencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka: 1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, 2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu, 3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Peneliti berminat untuk mendalami tentang permasalah yang baru mengenai kurikulum 2013 yang direalisasikan disekolah 367 368 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 4, Juli 2016, hlm. 367-373 pembahasan ini dapat dijelaskan dari permasalan-permasalah kurikulum itu sendiri, seperti bahan ajar yang disipakan kepala madarasah, sumber belajar yang disiapkan kepala madarasah, media pembelajaran yang disipakan kepala madarasah, dan upaya-upaya apa yang akan dilakukan kepala madrasah dalam mensukseskan kurikulum 2013 tersebut Secara praktis kurikulum 2013 belum diteliti oleh siapapun Di madrasah aliyah kota lubuk linggau karena kurikulum 2013 adalah kurikulum baru, dengan demikian maka penelitian ini tidak mendapatkan penciplakan dari penelitian sebelumnya dan kurikulum 2013 masih berjalan lima bulan di satuan pendidikan madrasah aliyah atau disekolah-sekolah. Dari latar belakang di atas maka peneliti akan mengkaji permasalan tentang permasalahan yang dihadapi di madarasah mengenai kurikulum 2013, baik dari sudut pandang kepala madarasah, wakil kepala madarasah, guru, staff dan siswa, dengan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam satuan pendidikan setingkat madarasah maka peneleiti akan meneliti kepela madarasah tentang apa yang dilakukan terhadap guru yang kurang paham akan kurikulum 2013 tersebut. Dengan demikian peneliti akan meneliti permasalahan mengenai “Upaya Kepala Madrasah dalam Mensukseskan Kurikulum 2013 di Kota Lubuklinggau” Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas rumusan masalah umum adalah “Upaya apa yang dilakukan kepala madrasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau?”. Rumusan masalah khusus adalah: (a) Bagaimana kepala madrasah menyiapkan guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau?; (b) Bagaimana kepala madrasah menyediakan bahan ajar guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah kota Lubuklinggau? Tujuan umum penelitian adalah “Upaya Kepala Madrasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrsah Aliyah kota Lubuklinggau. Tujuan khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan: (a) Kepala madrasah menyiapkan guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau; (b) Kepala madrasah menyediakan bahan ajar guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah kota Lubuklinggau. METODE Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah sebagaimana dijelaskan oleh Emzir (2012: 37) pengumpulan data kualitatif observasi, wawancara, dokumentasi pribadi dan resmi, foto, rekaman gambar, dan percakapan informal semua merupakan data kualitatif. Wawancara pada penelitian ini berhadapan secaralangsung kepada kepala sekolah Madrasah Aliyah di Kota Lubuklinggau diantaranya satuan pendidikan yang diwawancarai adalah 1) MAN I Lubuklinggau; 2) MAN 2 Lubuklinggau; 3) MA Mardzhoillah; 4) MA Itihadul Ulum; dan 5) MA Darul Islah Alazhar; dan 6) MA Hubul Aitam. Kemudian dari pada itu yang diwawancara tidak hanya kepala sekolah tetapi sebagian guru dan sebagian siswa, di Madrasah Aliyah Kota Lubuklinggau. Observasi disini melihat secara langsung kondisi dilapangan di Madrasah Aliyah Kota Lubuklinggau, bertujuan untuk melihat pelaksanaan dan kesiapan tentang penerapan kurikulum 2013 di satuan pendidikan setingkat Madarasah Aliyah. Dokumentasi pada penelitian ini untuk mendapatkan catatan- catatan atau informasi tertulis sebelumnya atau arsip-arsip tentang berkenaan data penelitian yang dibutuhkan. Kuesioner merupakan salah satu metode koleksi data dengan cara membagikan angket yang berisi peranyaan – pertanyaan sebagai bahan data yang akan di olah dan dianalisis (Awangga, 2007 :135). Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstaraksian dan pentranspormasian data kasar dan lapangan. Penelitian ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti pada pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan baik data yang berkaitan dengan penelitian atau data pendukung dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan data tersebut sebanyakbanyaknya dari informasi, dokumentasi, wawancara, atau penyebaran angket. Sehingga data tersebut semakin banyak yang diperoleh maka memudahkan peneliti dalam menyajian data tersebut. Asrori, Upaya Kepala Madrasah dalam Mensukseskan Penerapan Kurikulum 2013 369 Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menraik kesimpulan dan pengambilan kesimpulan. Dan ppengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya adalah berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagai dari satu kegiatan dari konfregurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Temuan penelitian merupakan data yang 369ocia pada hasil penelitian atau data utama yang dibutuhkan atau jawaban dari pertanyaan penelitian dibagian rumusan masalah sebagaimana yang dijelaskan dibagian proposal. Adapun hasil wawancara peneliti di Madrsah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau, Kepala Madrasah, A H, mengemukakan bahwa: kurikulum 2013 diselenggarakan di MAN 2 Lubuklinggau melalaui teknik pendampingan, mensosialisasikan, kerja sama dengan itansi terkat dan kerja sama. Berdasarkan pendapat kepala Madrasah maka dapat peneliti jelaskan bahwa kurikulum 2013 tidak lagi dilaksanakan di MAN 2 Lubuklinggau, dengan cara teknik pendampingan Kepala Madrasah dengan guru. Pendapat yang sama yang disampaikan oleh Kepala Madrasah Itihadul Ulum Kota Lubuklinggau, I R, mengemukakan bahwa kurikulum 2013 di MA kurikulum 2013 tetap dilaksanakan dengan cara teknik pendampingan terhadap guru, dan mensosialisasikan permasalahan ini kepada pihak terkait serta kerja sama dengan orang-orang yang berkepentingan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa kurikulum 2013 tetap dilaksanakan dan berusaha kesiapannya dipenuhi untuk demi kelancaran disekolahnya masing-masing. Kepala madrasah menyiapkan guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau. Hasil wawancara peneliti dengan responden Kepala Kementrian Agama Kota Lubuk Linggau bahwa dijelaskan oleh Bapak S. Kepala Kementrian Agama Lubuklinggau. Memberikan jawaban atas peneliti meneganai penerapan kurikulum 2013 di Mdarasah Aliyah Kota Lubuklinggau, dengan cara mengadakan teknik pendampingan terhadap guru, mengerahkan untuk PLPG, mensosialisasikan kepada dinas Pendidikan, mengadakan kerja sama antara guru, bimbingan dari Wakil Kepala Madrasah, Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah Negeri 2 Lubuklingau A H: “menjelaskan bahwa dalam menyediakan bahan ajar guru seerti bahan-bahan terutama buku maka sumber belajar dalam waktu enam bulan mengenai kurikulum 2013 bahwa dicari melalui jejaring 369ocial internet, foto kopi hasil PLPG, foto kopi dari sekolah lain dan bekerja sama dengan penerbit. Pada intinya pemlum menerbitkan buku setidaknya guru berusaha foto kopi dari guru atau sekolah lain”. Pendapat Kepala Madrasah I R. mengatakan bahwa sementara memakai buku foto kopi dari kawan atau sekolah lain dan sebagian mengambil dari internet. Pendapat yang sama yang dijelaskan oleh ibu Muryati guru Sosilogi mengajar di MAN 2 Lubuklinggau 8 Januari 2015 Jam 10. 00 wibb “Sementara memakai buku foto kopi dari sekolah lain untuk sumberan utama dalam penerapan kurikulum 2013”. Tanggapan dari Bapak Anggra guru Matematiak MAN 2 Lubuklinggau, waktu yang sama, bahwa untuk mengadakan “bahan ajar melalaui foto kopi buku dengan teman minjam buku di SMA I dan ada yang minjam buku di SMA 2 Lubuklinggau, karena dinas pendidikan lebih utama dibandingkan dengan Departemen Agama”, dengan demikian dengan cara, foto kopi, mengambil dari internet dan print dari edaran buku tentang kurikulum 2013 tersebut. Pendapat E. guru matematika di MAN 2 Lubuklinggau, selaku guru belum mempunyai buku dengan kerahan Kepala Madrasah harus “menerakan kurikulum tersebut maka dengan demikian berusaha mencari di internet, foto kopi buku dari kawan, sehingga buku intinya ada dan kurikulum 2013 dapat dijalankan”. Pembahasan Data-data yang diperoleh dari deskripsi hasil penelitian yang telah diformulasikan maknanya, sehingga dari pemaknaan tersebut akan memberikan arti dari perumusan masalah dalam penelitian ini, data-data dan keterangan yang telah dihimpun dapat menjelaskan secara umum; 1) Bagaimana kepala madrasah menyiapkan guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau; 2) Bagaimana kepala madrasah menyediakan bahan ajar guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah kota Lubuklinggau; 3) Bagaimana 370 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 4, Juli 2016, hlm. 367-373 kepala madrasah mengadakan media pembelajaran dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau; 4) Bagaimana upaya kepala madrasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau. Kepala Madrasah menyiapkan guru dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013, adapun terjemah arti kata Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterprestasikan atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Robin (2002: 124). Dengan demikian persepsi disini bagaimana seseorang memandang sutu masalah dan mereka simpulkan dari masalah tersebut menjadi sebuah keputusan agar menjadi baik, sesuai dengan kebutuhan yang hendak dipecahkan masalah tersebut. Berdasarkan definisi tersebut di atas, persepsi merupakan proses kognitif (seleksi, interprestasi, dan reaksi) yang dialami oleh setiap pemimpin dalam memahami kondisi, stiuasi, lingkunagn dalam hal ini adalah berkaitan dengan upaya kepala madarasah dalam mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di madarash aliyah kota Lubuklinggau. Berdasarkan hasil penelitian dari pendapat Kepala Madrasah Ayuti Harun Madrasah Aliyah Negeri 2 Lubuklinggau, dan Murtako Madrasah Aliyah Itihadul Ulum, agar kurikulum 2013 dapat direalisasikan atau diterapkan di Madrasah maka upaya yang dilakukan dengan kerja keras segala hal dan ihkwalya untuk bisa berjalan dengan lancar kurikulum tersebut. Mensukseskan penerapan kurikulum 2013, kata mensukseskan diambil dari bahasa Indonesia “sukses” dan ditambah imbuhan me dan an sehingga kata mensukseskan berubah orang yang melakukan pensksesan, dalam hal ini kepala madrasah yang berperan mensukseskan penerapan kurikulum 2013 di Madrsah Aliyah kota Lubuklinggau. kurikulum 2013 adalah istilah kurikulum semuanya sama sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan yang baik sesuai dengan perubahan zaman serta tuntuan global. Tentang kurikulum dijelaskan oleh Idi (1999: 3) Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculum awalnya mempunyai pengertian arunning caurs, dan dalam bahasa perancis yakni caurier berari to run: berlari. Istilah itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (caurses) yang ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidika yang dikenal dengan ijazah. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematikintegratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya bernalar, dan mengkomunikasikan (menpersentasikan) apa yang mereka peroleh apa mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kopetensi sikap, keteampilan, dan penngetahuan jauh lebih baik, mereka akan lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dizamanya, memasuki masa depan yang lebih baik. Dengan demikian mensukseskan penerapan kurikulum 2013 adalah akan menjalankan perencanan-perencanaan kurikulum 2013 yang telah direncanakan sebelumnya di Madrasah Aliyah kota Lubuklinggau. Seorang pakar pendidikan bernama Mulyasa juga turut mendefinisikan bahwa nan dimaksud dengan implementasi ialah proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau penemuan dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap terhadap aktor-aktor pada objek nan dikenai proses implementasi ini. Bahwa penerapan kurikulum yang selalu berubah-ubah itu adalah hal biasa, sesuai dengan tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa serta untuk mendapatkan puncak keberhasilan dari kurikulum tersebut, maka pendidikan berinvestasi kedepan setelah mendapat pendidikan dengan berpacu pada kurikulum diharapkan pendidikan bermanfaat baik untuk pribadi siswa, sehingga mendapat berubah menjadi bertaqwa dan mendapat penghasilan atau pekerjaan yang layak, serta bermanfaat bagi orang lain agar supaya bisa diamalkan serta untuk pengetahuan sesama. Adapun yang harus ditanamkan kepada guru mengenai kurikulum sebagaiman yang dijelaskan Daryanto (2008: 39) 1) kurikulum harus terdiri dari berbagai mata pelajaran yang urutannya harus disusun secara logis dan terinci. 2) kurikulum harus mencakup sperangkat masalah-masalh luas tertentu yang bertalian dengan kebudayaan, 3) program pengajaran harus disusun sekitar masalah-masalah kehidupan anak sehari-hari yang berbeda dalam kelompok umur. 4) merupakan modifikasi atau variasi dari pendapat-pendapat di atas. Asrori, Upaya Kepala Madrasah dalam Mensukseskan Penerapan Kurikulum 2013 371 Dari pendapat serupa dari Daryanto (2008: 41) 1) karena sekolah didirikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, 2) karena usaha pendidikan adalah pendidikan mendidik individu, maka kurikulum harus disusun berdasarkan keadaan, 3) kurikulum harus berorientasi kepada individu didalam masyarakat, 4) persiapan untuk mengahdapi masa dewasa. Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah-, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: Educator (pendidik), Manajer, Administrator, Supervisor (penyelia), Leader (pemimpin), Pencipta iklim kerja, dan Wirausahawan. Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru. Bahan ajar menurut Pannen adalah bahanbahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Winataputra(2005: 76) Sjafri mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. (Sjafri: 2008: 68) Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. (Djamarah 2006: 79) Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan lengkap (Dimyati dan Mujiono 1994: 102). Aunurrahman, (2012: 89) menjelaskan bahwa “Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Buku disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan bahan ajar, seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah maupun pembina pendidikan lainnya. Bagi kepala sekolah buku ini dapat dijadikan bahan pembinaan bagi guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar. Kepala sekolah dalam kegiatannya seharihari juga memerlukan bahan ajar sebagai alat bantu dalam melakukan promosi ataupun presentasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan sekolah. Bagi guru bukui diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam mengembangkan bahan ajar. Dengan mempelajari buku ajar diharapkan para guru akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang pada gilirannya para guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu diharapkan guru juga akan termotivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan belajar mengajar yang bermakna baik bagi guru maupun bagi peserta didiknya. Pengembangan bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta didik. 372 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 4, Juli 2016, hlm. 367-373 Bagi pengawas sekolah atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan buku pedoman ini pasti bermanfaat. Karena setiap pengawas harus mengetahui berbagai hal yang dilakukan oleh guru, sehingga jika terdapat kesulitan yang dialami oleh guru, pengawas dapat segera membantunya. Dengan membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapatkan pemahaman dan masukan-masukan tentang bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka pengawas akan mendapatkan bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasan yaitu membina guru dalam mengembangkan bahan ajar. Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas.” Tujuan bahan ajar adalah: (1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik; (2) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran; dan (3) Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat memperoleh wawasan yang luas. Buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu, buku teks pada umumnya mempunyai komponen dan kriteria, di antaranya adalah mengasumsikan minat dari pembaca, ditulis untuk pembaca (guru, dosen), dirancang untuk dipasarkan secara luas, belum tentu menjelaskan tujuan instruksional, disusun secara linear, stuktur berdasar logika bidang ilmu, belum tentu memberikan latihan, tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa, belum tentu memberikan rangkuman, gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif, sangat padat, kurang mengakomodir mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.Buku teks yang baik tentu saja buku teks yang mampu menyedia-kan sebuah sumber dan bahan belajar yang kom preensif serta dapat mengakomodir terciptanya proses pem belajaran yang baik sesuai tujuan yang diharapkan. Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir. Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb. Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar. Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memeroleh segala macam sumber bahan ajar. Asrori, Upaya Kepala Madrasah dalam Mensukseskan Penerapan Kurikulum 2013 373 Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber bahan ajar. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Termasuk jenis materi fakta adalah namanama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945). Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya). Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”, misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”, rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi. Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah mengoperasikan peralatan mikroskup, cara menyetel televisi. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolongmenolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dsb. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. SIMPULAN SARAN Simpulan Adapun jurnal ini berkesimpulan bahwa, yang dilakukan kepala madrasah adalah dengan tenik pendampingan tentang kurikulum 2013, sehingga benar-benar tahu akan keurikulum 2013 tersebut, disisih lain mengadakan PLPG, mensosialisasikan kepada dinas terkait dan kerja sama antar itansi. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka saran pada artikel ini adalah agar supaya kepala madrasah selalu mengadakan teknik pendampingan, dengan teknik pendampingan guru akan benar-benar paham akan kurikulum 2013. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Idi. 1999. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Radar Jaya Pratama Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Awangga, N, Suryaputra. 2007. Desain Proposal Penelitian Panduan Tepat & Lengkap Membuat Proposal Penelitian. Yogyakarta: Pyramid Publisher Badeni, 2013. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta Burhan, Bungin. 2010. Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Basrowi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers