Seri: Perlindungan Terubuk (Tenualosa macrura) Riau Issue: 1 18 - 22 September 2017 MONITORING DAN AKSI BERSAMA SIDAK PENANGKAPAN IKAN TERUBUK DI RIAU Status Konservasi Bengkalis (20/9/2017) Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Riau, Dinas Dilindungi terbatas sesuai Permen KP no. 59 tahun 2011 dan Pergub no. 78 tahun 2012 aksi bersama sidak penangkapan Ikan Terubuk (Tenualosa macrura) di Selat • Tanggal 13, 14, 15 dan 16 Kalender Dua hari sebelum dilakukan sidak, Tim BPSPL Padang juga telah melakukan Hijriah (bulan terang) Perikanan Kabupaten Bengkalis dan Dinas Perikanan Kabupaten Siak melakukan Bengkalis. monitoring serta sosialisasi mengenai penangkapan dan pemanfaatan ikan • Tanggal 28, 29, 30 dan 1 kalender terubuk di daerah-daerah yang termasuk kawasan konservasi ikan terubuk yang hijriah (bulan gelap) sepanjang Bulan meliputi Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak. Dari hasil monitoring diketahui Agustus hingga dengan November sudah banyak nelayan yang beralih dari penangkap terubuk menjadi penangkap setiap tahunnya ikan jenis lain. Tak jarang, juga ada yang sudah beralih profesi. Sidak dikomandoi oleh Jhonny Handoko, PPNS Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis dan dibantu oleh Dedek Purwanto, Kepala Seksi Pengawasan DKP Propinsi Riau, tim melakukan penyisiran di sekitar Selat Bengkalis dan pembinaan terhadap nelayan yang kedapatan menangkap ikan terubuk. Sepanjang sidak, dijumpai sekitar 20 nelayan yang tengah melakukan penangkapan dan dijumpai adanya ikan terubuk juvenile atau disebut pias dalam bahasa setempat, yang diakui nelayan tertangkap jaring. Nelayan sendiri mengakui sudah mengetahui perihal pelarangan penangkapan ikan terubuk yang jatuh pada tanggal 13, 14, 15 dan 16 Kalender Hijriah (bulan terang) dan 28, 29, 30 dan 1 kalender hijriah (bulan gelap) sepanjang Bulan Agustus hingga dengan November setiap tahunnya sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 9 tahun 2011 dan Peraturan Gubernur nomor 78 tahun 2012, namun mereka berkilah bahwasanya yang tertangkap jaring adalah pias, sedangkan ikan terubuk menurut pemahaman mereka adalah ukuran betina yang sudah siap memijah. Sejauh ini diakui memang regulasi tentang pelarangan penangkapan ikan terubuk di Riau masih belum cukup mengikat. Tidak adanya batasan penggunaan mata jaring selalu menjadi alasan utama nelayan untuk berkilah. Selain itu, nelayan juga berharap adanya pemberian kompensasi yang tepat sasaran ketika fase pelarangan penangkapan terubuk. Kendati demikian, tim tetap dilakukan pembinaan dan teguran tertulis terhadap nelayan agar ada efek jera. Ke depannya BPSPL Padang tetap akan melakukan sosialisasi terkait pelarangan penangkapan ikan terubuk pada fase larangan serta berharap akan semakin terjalin kerjasama yang lebih baik lagi tidak hanya antar BPSPL Padang dan stakeholder terkait saja namun juga tumbuhnya kesadaran dari masyarakat nelayan untuk sama-sama menjaga kelestarian Ikan Terubuk (WS). HUBUNGI KAMI: BPSPL Padang Jl. Pertanian, Sei Duo - Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minurun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang , 25175 Telp. 0751-497052, Fax. 0751-497053 e-mail : [email protected] website : Bpsplpadang.kkp.go.id tweeter : @bpspl.padang facebook : Bpspl Padang Satker Pekanbaru BPSPL Padang Satker Pekanbaru Jl. Budi Luhur, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, 28286 Telp. 0811 7678 363 e-mail : [email protected] website : Bpsplpadang.kkp.go.id tweeter : @bpspl.padang facebook : Bpspl Padang Satker Pekanbaru