1 RANGKUMAN DISKUSI Minahasa Raya Network Community Topik: SABBATH Hari Sabtu atau Minggu? Posting: 27 April 2011 Oleh: F.Tanos Gereja Advent menetapkan SABAT jatuh pada hari Sabtu, sementara hari Tuhan bagi umat Protestan dan Katholik adalah hari Minggu. Kalau boleh tau dimana ada ayat dalam Alkitab yang mengatakan Sabat itu hari Sabtu?. (Sabat bukan berarti nama hari Sabtu). Yehezkiel 20:21 20:21 Tetapi anak-anak mereka memberontak terhadap Aku, mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan tidak melakukan peraturanperaturan-Ku dengan setia, sedang manusia yang melakukannya, akan hidup; mereka juga melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku. Maka Aku bermaksud mencurahkan amarah-Ku keatas mereka untuk melampiaskan murka-Ku kepadanya di padang gurun. Tanggapan 01: Harry Rombot – 27/04/2011 Tanos, Sabat adalah beribadah kepada Tuhan. Tentunya utk cliam kebenaran sabath jatuh hari sabtu yg dilakukan oleh advent so tantu itulah kebenaran mutlak yg mereka anut. Sedangkandr aliran denominasi lain berbeda denganmereka. Memang hal ini dulu di[pertentangkan namun tidak dapat titik temunya dan pada akhirnya kembali kepada kebiasaan ygdilakukanmsg2 gereja. Kalangan advent sendiri merayakan Natal diatas tgl 25 Desember. Bahkan ada aliran lain menyatakan bahwa Natalpun dilakukan bulan april dan Mei. Sedangkan kristen lainnya dan katolik tidak demikian. Sekalipun perbedaan2 yang ada dalamsoal sabath dan natal saya kira itu tidakmelunturkannilai iman kepada Yesus malah justru lebih mengentalkan pengiringan pelayanan terhadap Kristus Yesus dengan cara masing2. Bagi saya sabath yg dilakukan oleh kalangan advent tentunya harus kita hargai dan itulah kebenaran yg mereka anut dan tidak mudah utk dirubah. Yg penting bila mereka bersumber dalam kebenaran firman Tuhan maka eksistensi mereka harus diakui. Kata kunci bukanlah agama yg menyelamatkan anda, tapi justru iman percaya anda sendiri yg menyelamatkan. Ingat sekalipun anda berada dalam lingkaran iman terhadap Yesus namun anda tidak pernah mengasah dan melakukan kepekaan dalam kuasa roh kudus,maka pudarlah arti dan nilai anda sebagai pengikut Kristus. Dan perlu kita sadari banya orang menyebut nama Yesus namun yg terpanggil hanyalah sedikit... Dan inilah tantangan buat kita dalam kehidupan sebagai org percaya. Hr Tanggapan 02: Victor Manueke – 27/04/2011 SABATH berarti PERHENTIAN.Disini pengertiannya BERHENTI BEKERJA. Orang Jehudi berhenti bekerja pada Sabath yg jatuhnya pada hari Sabtu, karna mereka memulai pekerjaan pada hari Minggu. Orang Jehudi pada sabath ada 49 macam pekerjaan yang dilarang dilakukan pada saat SABATH. Umat Kristiani SABATH itu jatuh pada hari minggu karena mereka memulai pekerjaan pada 2 hari Senin. SABATH = HARI KETUJUH. Kita baca, Kitab Kejadian pasal 2 ayat 2,3: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karna pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya itu ". Salam bae. VHM. Tanggapan 03: F.Tanos – 27/04/2011 bung Harry, Hehehe... ini bukan masalah agama tidak menyelamatkan torang. Yang saya pertanyakan ada di Ayat dalam Alkitab yang menyebut Sabbath itu jatuh hari Sabtu?. Apakah hari Sabtu itu hanya hitungan tradisi umat Yahudi semata?. Frank Tanggapan 04: F.Tanos – 27/04/2011 Pak Victor Selamat Paskah dulu, Kita kutip tulisan pak Victor dibawah ini: SABATH = HARI KETUJUH. Kita baca, Kitab Kejadian pasal 2 ayat 2,3: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karna pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya itu ". Hari ketuju itu hari apa?... tidak ada keterangan dalam Alkitab yang mengatakan hari ketuju itu jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu?. Juga tidak ada data pendukung yang menyebut Allah melakuan penciptaannya Hari Pertama hari apa?... kalau kita mengatakan dimulai hari pertama penciptaan Allah adalah hari Minggu atau hari Senen,... apakah ini hanya perkiraan tradisi bangsa Yahudi?,...Frank Tanggapan 05: Richard Lolong – 27/04/2011 To whom it may concern, Mengenai hari sabbath dan minggu yg di pergunjingkan, mana yg benar dan mana yg salah ? Why we dont do the important thing in our society, do the best for them ? lihatlah banyak anak2 sekolah di Minahasa tidak dapat masuk sekolah2 tinggi karena nyanda ada doi SOGOK,,walaupun mereka brilliant, itu yg harus kita debatkan,, dan banyak anak2 yg kekurangan gizi, ada yg nyanda ada capatu klu ke gereja atau kesekolah,,, Ini yg saya alami setiap thn saya pulang vacansi, di Manado,,,! Maka dari itu sdr2 yg sdh berlebihan Ilmu atau doi, carilah Topik yg sifatnya menolong torang pe org2/anak2 Minahasa, ini aja yg kita mo share utk hari ini, kiranya Tuhan menggerakan hati sdrku yg berdebat soal hari perhentian, correct if I am wrong, tabea, richard j lolong Tanggapan 06: Servius Ponamon – 27/04/2011 Sobatku Bung Frank + Bung Victor + Bung Harry, saya mengerti bhw 'substansi' pembicaraannya adalah 'penetapan hari Sabath' n bkn 'kuduskan hari Sabath'. Tapi melalui ini ijinkan saya ikut sharing sedikit,dg catatan bila dipandang tdk memberkati yah abaikan saja. Begini, Kuduskan hari Sabat adalah 1 dr ke 10 perintah Adonai pd Hukum Taurat (HT), Yeshua tegaskan Mat5:18"selama blm lenyap langit n bumi ini,1 iota atau 1 titikpun tdk akn 3 ditiadakan dr HT,seblm semuanya terjadi."Jd ya sah sah saja n sangat Alkitabiah.Namun persoalannya adalah, HT berisi 10 perintah2Nya,bkn hanya 1.Jadi KataNya Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1 bgn drpdnya,ia bersalah terhdp SELURUHNYA.Sbb Ia yg mengatakan:KJgn berzinah',Ia mengatakan jg:Jgn membunuh.' Jd jika km tdk berzinah ttp membunuh,mk km menjd pelanggar hukum jg." N bila kita mengkuduskan hari Sabat tp meniduri istri org lain (berzinah) yah kita jg menjd pelanggar hukum juga. Singkatnya, salah 1 salah semua.Terbukti dr kitab Kej s/d kitab Maleakhi tdk seorg manusiapun sanggup taat pd HT. Itu sbbnya Yeshua HaMasiah hadir didunia n mengajarkan pd kita semua Kol2:16-23"Krn itu jgnlah km biarkan org menghukum km mengenai mknan n minuman atau mengenai hari raya,bln baru ataupun hari Sabat;semuanya ini hanyalah bayangan dr apa yg hrs dtg,sdg wujudnya ialah YESHUA H."Nah begitu kira2,kiranya dpt menjd berkat.Adoh so jam 10am.Kita permisi dulu neh tamangs. Tabea.My YHbu! Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 07: F.Tanos – 27/04/2011 Hello bung Richard, Mungkin kita perlu informasikan pa bung, milis MRNC ini adalah milis yang di set-up khusus untuk diskusi apa saja, tidak harus masalah2 agama. Kalau bung Richard ada program bantuan kemanusian untuk wilayah Minahasa, bung tinggal informasikan saja di Milis ini. Apakah bung Richard sudah pernah singgah di Website milis MRNC?.... Frank Tanggapan 08: F.Tanos – 27/04/2011 Thank you atas penjelasannya bung Servi. Frank Tanggapan 09: Richard Lolong – 28/04/2011 Bro Frank, Berbicara kemanusiaan di Minahasa, yg kita ada sebutkan secara ringkas, itu cuma small part yg kita alami dan kita ada bantu,: BOSAMI USA, pimpinan Tony Lolong ada piagam tanda terima kasih dri pihak yg dibantu (instansi) sekolah dan rumah yatim piatu.- Saya pernah bertemu satu anak mahasiswa waktu saya pulang vacansi, dia class maid anak saya,,, (smart, brilliant, tapi miskin, ngak ada ppa, cuma mma yg tukang bobaso pa tetangga), dia nyanda ada sepatu dan ngak makan setiap hari,, dias blg every other dia makan mar banyak ..:-)) cuma minum air putih,,,, air mata menetes,,,apa harus ke website ???, anak saya bantu dgn uang allowancenya, sepatu dia yg baru kiriman dri sini, dikasih sbb dia ngak punya sepatu yg decent, teman pendeta di call anak saya malam jam 10 , pendeta baru plg dri pelayanan ada uang dri jemaat, langsung kasih ke mahasiswa tsb karena sdh kenal dri anak saya,,!,,bro Frank ini nyata, dan real..bukan I show off,,, I luv to do so, not for fun..~. Jadi klu bro frank advice me bahoba di website millis MRNC, I donot interested in, kalau kita bantu org yg bener2 perlu dan unknown,dan directly to the person not third party,, that was it.- I have nothing to tell but true story,, PTL. note:: I aware of your explanarion that MRNC has setup for any discussion, T.Y. richard lolong. SF with luv.- 4 Tanggapan 10: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011 Dear Pak Frank dan semua members, ini ada link yang bisa menjawab pertanyaan Pak Frank.. http://www.penyingkapan.akhirzaman.org/index.php?p=baca Terima kasih, Tuhan Memberkati kita semua. Salam bae dari Tondano, Jimi http://www.penyingkapan.akhirzaman.org/index.php?p=baca Tanggapan 11: F.Tanos – 28/04/2011 MENGENAI HARI SABBAT (PDF) "oleh : Arkhim. D.B.D. Byantoro" Pendahuluan Sabbath adalah hari perhentian yang dipertintahkan oleh Allah kepada Bangsa Israel di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Dan sampai sekarang hari Sabbat ini menjadi pusat terpenting dalam sistim ibadah Agama Yahudi (Yudaisme). Hari Sabbat itu sendiri sebanding dengan hari ketujuh. Yaitu Hari Sabtu (Sabt) kata yang berakar sama dengan bahasa ibrani Sabbat tersebut. Namun oleh pengaruh dari hukum Sepuluh yang memerintahkan agar ummat Israel merayakan Hari Sabbat sebagai hari kudus, dimana orang terutama dari kalangan tradisi Advent dan tradisi "World Wide Church of God" atau Armstrongisme yang menekankan bahwa orang Kriten yang sejati haruslah menguduskan Hari Sabtu ini untuk membuktikan ketaatan terhadap Allah. Sedangkan tradisi Kristen yang lain mengatakan bahwa Hari Sabbat itu sudah diganti oleh hari Minggu, yang tentu saja kaum Sabbatisme (Hari Ketujuhisme) akan cepat menunjuk bahwa kata Sabbat itu artinya Sabtu (Tujuh) atau Sabtu, bukan Minggu (Dominggos) atau Ahad. Sehingga terjadinya simpang siaur mengenai masalah ini. Ada lagi yang mengatakan hari tertentu itu tak perlu, semua hari itu sama saja, asal itu digunakan untuk menyembah Allah, semua hari adalah Sabbat. Mana yang benar dari semua pendapat ini. Dan kalau memang semua hari adalah sama saja, mengapa Allah memerintahkan hari Sabbat untuk dirayakan secara begitu jelas. Apakah betul merayakan Hari Minggu itu telah menggantikan Hari Sabtu dan Minggu itu sendirilah Sabbat, kalau bukan adakah hubungan Hari Sabbat (Hari Ketujuh) dengan Hari Minggu (Dominggos = Hari Tuhan, Hari Pertama) itu ? atau mungkin memang betul bahwa kedua-duanya tidak penting. Untuk membahas masalah inilah artikel ini ditulis. Asal - Usul dan Makna Sabbat Nehemia 9: 13-14 mengatakan : “Engkau telah turun ke atas gunung sinai dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka peraturan-peraturan yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapanketetapan dan perintah-perintah yang baik. Juga Kau beritahukan kepada mereka SABATMU YANG KUDUS…..”. menurut ayat ini Sabbat Kudus itu diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel itu pada saat penyataan Allah di Gunung Sinal, yaitu bersamaan diberikannya Hukum Sepuluh atau Dasa Titah, seperti yang tertulis dalam Keluaran 20:8-11 : “ Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabbat, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan 5 melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabbat TUHAN, Allahmu, mak Jangan melakukan sesuatu pekerjaan……. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabbat dan mengkuduskannya.” Berdasarkan kenyataan Allah di Gunung Sinai ini, Musa ketika mulai menulis Kitab Taurat yang pertama, yaitu Kitab Kejadian, terutama di pasal yang kedua memberi komentarnya: “ Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatnya itu, berhentilah ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatnya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh dan mengkuduskannya, karena pada hari itulah ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat Nya itu. “ (Kejasian 2;2-3). Ayat ini bukanlah perintah Allah secara langsung kepada Adam dan Hawa di Taman Eden, namun ini hanya komentar penulis (Musa) atas kisah penciptaan dengan dikaitkan langsung kepada pengalaman pembaca yang dimaksud penulis yaitu Bangsa Israel sendiri, yang telah menerima perintah di Gunung Sinai untuk merayakan Sabbat. Dan juga kata Sabbat itu belum muncul dalm Kejadian 2:2-3, yang muncul adalah “hari Ketujuh”. Jadi jelaslah Sabbat itu memang baru diberitahukan oleh Allah kepada bangsa Israel pada saat pemberian Hukum Sepuluh di Gunung Sinai seperti yang dikatakan oleh Nehemia 9:13-14. Sabbat itu belum dikenal di Taman Eden, dan tak dikenal oleh Nuh, Abraham, Iskak, Yakub, Yusuf dan bangsa Israel sebelum penyataan Allah di Gunung Sinai itu. Oleh karenanya tak pernah kita jumpai satu perintahpun dalam Kitab kejadian Keluaran 15 yang menyatakan bahwa manusia harus merayakan Hari Sabbat. Memang kata “Sabbat” itu pertama kali muncul di keluaran 16: 23-30, dan perintah untuk merayakannya itu juga diberikan dalam konteks “pekerjaan” Israel mengumpulkan manna yang turun dari langit, namun sebagai perintah yang tertulis serta alasan-alasan merayakan dan mengkuduskan itu beru diberikan pada Hukum sepuluh yang diberikan di atas Gunung Sinai kepada Musa. Sebenarnya secara langsung perintah untuk merayakan dan mengkuduskan Hari Sabbat itu ada kaitannya dengan peristiwa “lahirnya Bangsa Israel” itu sendiri, yaitu lepas dari penindasan Mesir dimana disitu mereka di pekerjakan dengan berat dan keras sebagai budak, menuju menjadi bangsa yang bebas sendiri “berhenti” dari “kerja” keras dan paksa yang dilakukan Mesir atas mereka oleh karena tiulah perintah merayakan dan menguduskan Sabbat itu ada kaitannya dengan “pekerjaan” Kaitannya ini dijelaskan dalam Ulangan 5: 12-15 : “ tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabbat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabbat Tuhan, Allahmu, maka janganlah melakakukan sesuatu pekerjaan…… sebab haruslah kau ingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh Tuhan, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya Tuhan, Allahmu memerintahkan engkau merayakan hari Sabbat.” Sebagaimana Israel dahulu adalah budak Mesir yang harus bekerja keras, namun sekarang berhenti bekerja sebagai budak, maka sekarang Sabbat itulah hari perhentian, sebagai tanda pelepasan mereka dari kerja keras tersebut. Dengan selalu merayakan Sabbat Israel selalu diingatkan terus-menerus kepada karena Allah yang telah 6 membebaskan dan melepaskan mereka dari penindasan dan penganiayaan, sehingga itu menjadi sarana mereka bersyukur dan berbakti kepada Allah dan berbelas kasihan kepada para orang tertindas, budak dan binatang dengan tak mempekerjakan mereka tanpa batas dan istirahat. Jadi Sabbat ini akhrinya menjadi gaya hidup Israel, baik secara agamawi maupun secara sosial. Jika Sabbat ini dikaitkan dengan kisah penciptaan itu hnya menunjukkan prototipe “kerja” dan “berhenti kerja” yang ada pada cara Allah sendiri berkarya, namun bukan langsung menunjukan eksistensi Israel sebagai bangsa yang telah “disabatkan” oleh Allah yaitu dibebaskan dari Mesir. Lagi pula karena hari ketujuh itu tak terjumpai dalam perintah merayakan Sabbat dengan berhenti dari kerja dalam prototipe kisah pembebasan dari Mesir itu sendiri, maka pemilihan hari ketujuh sebagai hari perhentian itu diambil dari kisah penciptaan. Namun dari kisah penciptaan itu sendiri ternyata hari ketujuh yang dimaksud ternyata berbeda dengan hari ketujuh dari realita hari yang dimiliki manusia pada jaman hidup di dunia sesudah Adam keluar dari Eden itu. Hal ini terbukti dari fakta bahwa hari kita yang tediri dari 24 jam ini tergantung dari berputarnya bumi di sekitar matahari atau dari gelap atau terangnya alam oleh sinar matahari. Padahal dalam kejadian 1 itu matahari, bulan, dan bintang-bitnang itu baru terjadi sesudah hari yang keempat (kejadian 1:14-19), yang berarti hari pertama (kejadian 1:5), yaitu hari minggu dan hari kedua (kejadian 1:8) yaitu hariu Senin, dan hari ketiga (kejadian 1:13) yaitu hari Selasa, itu berbeda dengan hari-hari yang ada sekarang yang terdiri dari 24 jam ini, meskipun disebutkan petang dan pagi. Kitapun tak tahu pagi dan petang yang bagaimana yang dimaksud oleh ayat-ayat itu, karena jelas itu tak tegantung pada terang dan gelapnya sinar matahari seperti hari yang kita kenal sekarang. Itulah sebabnya hari dalam kitab Kejadian 1 itu bukan hari yang sama seperi hari ktia sekarang, dengan demikian hari ketujuh itu bukan tepat hari Sabtu yang ktia kenal. Namun itu lebih bersifat hari yang bermakna periode atau jangka waktu yang terdiri dari tujuh tahap. Bahwa hari Sabtulah yang akhirnya dinyatakan sebagai hari ketujuh karena perhintungan satu minggu dalm kalender kita manusia, baik pada jaman itu maupun jaman sekarang, memang menyebutkan bahwa Sabtulah hari ketujuh. Tahapan proses penciptaan yang memakan 7 periode itulah yang akhirnya digunakan sebagai rujukan untuk menyebutkan hari Sabtu sebagai hari ketujuh. Maka dengan demikian dari banyak bukti-bukti Alkitab kita dapat menumpulkan bahwa Sabbatitu lebih terikat erat dengan peristiwa penciptaan Israel sebagai bangsa, yaitu pembebasan dari Mesir, daripada dengan penciptaan duni ini sendiri. Karena penekanan Hari Sabbat itu bukan pada hari ketujuhnya, yang dalam proses penciptaan ternyata bukan tepat pada hari Sabtu seperti yang kita kenal sekarang, namun pada makna “berhenti kerja” nya, yaitu tanda peringatan “berhenti kerja” budak-budak Mesir itu. Jadi behenti bekerja sebagai budak itu diperingati dengan larangan melakukan “sesuatu” pekerjaan atau pekerjaan apapun, namun karena peringatan berhenti kerja itu harus diperingati oleh suatu hari tetetnu, maka dicari hari maan yang ada kaitannnya dengan “berhenti kerja” tiu. Hal itu ditemukan dengan “berhenti Kerja” Nya Allah dalam penciptaan, yang terjadi pada “hari ketujuh” yang kebetulan dalam kalender Israel dan bangsa-bangsa lain di jaman itu atau jaman sekarang bertepatan dengan 7 Hari Sabtu, meskipun “hari Ketujuh” yang dimaksud dalam proses penciptaan (kejadian 2: 2_3) itu tidak sama persis dengan Hari Sabtu yang kita kenal. Jadi yang digaris bawahi sebenarnya adalah soal “berhenti Kerja” atau “pembebasan” bukan hari Sabtunya, sebab hari ketujuh dai kejadian 2: 2-3 itu tak ktia ketahui hari yang bagaimana. Allah memerintahkan hari ketujuh karena kaitan maknanya dengan pembebasan Israel dari perbudakan, bukan karena harinya tiu sendiri. Hari Sabbat dan Tanda Perjanjian Alkitab secara keseluruhan dapat kita sebut sebagai kitab perjanjian, karena di dalamnya mengisahkan sejarah Perjanjian yang dilakukan Allah kepada manusia-manusia yang dipilihnya. Dan perjanjian itu sendiri dibagi dalam Perjanjian sebelum kedatangan Kristus yang disebut sebagai perjanjian lama, yang pada pokoknya dapat kita sebut perjanjian utama : perjanjian dengan Nuh dan alam semesta, perjanjian dengan Abraham (Iskak dan Yakub) serta perjanjian dengan Musa (dan banda Israel). Sedangkan puncak dari semua perjanjian tersebut adalah perjanjian di dalam Yesus Kristus yang disebut sebagai perjanjian Baru. Sebagaimana diakatakan : “Sebab Kristus adalah Ya bagi semua janji Allah” (II kor. 1:20). Perjanjian-perjanjian ini Allah memberikan tanda fisik yang sesuai dengan isi perjanjian tersebut. Dalam perjanjian dengan Nuh, dan segala makhluk, isi perjanjian adalah keputusan Allah untuk tak menghukum bumi lagi dengan air bah, karena perjanjian ini adlaah perjanjian dengan alam semesta agar sejarah manusia dapat belangsung demi pemenuhannya nanti dengan isi perjanjian, yaitu sesuatu yang ada di alam luas yaitu “Pelangi” (Bianglala, Busur) kejadian 9: 12-16. dengan melihat busur Allah ingat perjanjiannya untuk tak menghukum bumi dengan air bah lagi. Demikian pula perjanjian Allah dengan Abraham (kejadian 17). Karena kepada Abraham ini Allah menjanjikan keturunan dan melalui keturunan ini bangsa di muka bumi akan diberkati (kejadian 12: 2-3, 13:14, 15: 12-16), maka “alat” yang melalui keturunan Abraham menjadi Bapa sejumlah besar bangsa (kejadian 17 : 1-8), maka Abraham diperintah Allah atas alat tadi “haruslah dikeratkan kulit khatanmu dan itulah menjadi Tanda perjanjian antara Aku dan Kamu ….. maka dalam dagingmulah perjanjianku itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak di sunat….. maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya, ia telah mengingkari perjanjianku.” (kejadian 17:11-14). Untuk menanggapi dan mentaati tanda perjanjian inilah Abraham dan keturunannya yaitu seluruh bansa Israel disunatkan. Kepada Musa dan Israel, Allah memberikan kebebasan dan pelepasan yaitu perhentian dari kerja paksa perbudkan di Mesir. Dan oleh karena itu Israel akhirnya menjadi ummat Allah. Untuk memelihara kasih karunia Allah atas perhentian ini tak terlupakan, sama seperti kepada Abraham mengenai janji tentang keturunan itu, maka Israelpun diberi tanda perjanjian atas pelepasan dan perhentian dari perbudakan itu dengan Sabbat, yaitu berhenti bekerja pada hari ketujuh. Sebagaimana yang dikatakan:“…harihari Sabbatku harus kau pelihara… Haruslah kamu pelihara hari Sabbat, sebab itulah hari kudus bagimu, siapa yang melanggar kekudusan hari Sabbat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu orang itu harus dilenyapakan dari antara bangsanya… Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabbat, dengan merayakan hari Sabbat, turun-temurun, menjadi Perjanjian kekal. Antara 8 aku dan orang Israel inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya ….”Keluaran 31: 12-17). Beberapa hal patut kita catat atas ayat-ayat diatas: sama dengan janji sunat kepada Abraham, Sabbatpun dikatakan perjanjian kekal. Sama dengan janji sunat Sabbatpun dikatakan syarat hukum mati bagi pelanggannya. Sabbat ini adalah peringatan antara Allah dan orang Israel (bukan bagi orang Kristen atau segenap manusia), memilihara Sabbat artinya merayakan Sabbat, dan cara merayakan itu sudah ditetapkan sendiri oleh Allah dalam Kitab Taurat itu sendiri, jadi bukan dengan cara tradisi lainnya, misalnya tradisi Advent. Tidak mengikuti syarat merayakan ini berarti sama saja melanggar ketentuan Allah. Membuat cara merayakan sendiri yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan Allah dalam merayakan Sabat berarti tetap melanggar Sabat biarpun kalau hari Sabbatnya dipelihara. Untuk mengerti cara-cara merayakan ini akan kita bahas di bawah nanti. Dengan demikian makin jelas bahwa sabat itu tanda perjanjian atau bahkan perjanjian itu sendiri, sama dengan Sunat dan Busur pelangi. Dan sabat itu menjadi perjanjian dan peringatan kekal antara “aku dan orang Israel”. Mengenai tanda perjanjian Baru akan kita bahas jika sampai pada waktunya. Sabbat dan Ibadah Israel Imamat 19:30: “Kamu harus memelihara hari-hari Sabatku dan menghormati tempat kudusku; akulah tuhan“. Dalam ayat ini pemiliharaan sabat dan penghormatan akan tempat kudus (kemah suci, tabernakel, bait Allah) saling dikaitkan. Itu menunjukkan kepada kita bahwa perayaan sabat itu bukanlah sesuatu yang vakum tanpa isi. Asalkan hari Sabtunya saja yang dipelihara, lalu cara melakukannya kuta buat sendiri, itu sudah cukup. Jelas bukan demikian . sabat itu terkait erat dengan tempat kudus yaitu tata cara ibadah Israel di kemah suci. Untuk lebih jelasnya kita lihat konteks Kitab Keluaran 31 dan 34:18-26, serta Keluaran 35. Dalam keluaran 31 konteksnya adalah berbicara tentang persipan pembangunan kemah suci demikian juga dengan keluaran 35:35 juga membicarakan tentang persipan pembangunan kemah suci demikian juga dengan keluran 35 juga membicarakan tentang pembangunan kemah suci inilah Sabat dibicarakan. Bahkan dalam keluaran 34: 18-26 itu sabat dibahas dalam konteks membicarakan korban ibadah dan hari-hari raya Israel. Dengan demikian jelas bahwa bukannya kerangka harinya saja yang harus dipelihara, namun Allah juga telah memberikan hukum dan peraturan mengenai cara merayakan Sabbat itu yaitu dalam konteks ibadah kemah suci (Bait Allah) dan hari raya serta korban ibadah Israel, dengan peraturan serta cara-cara tertentu, bukan di dalam Gereja Advent atau dalam Gereja Kristen manapun. Sabtu dipelihara hukum cara merayakan hari Sabtu ini dilanggar adalah tetap juga merupakan pelanggaran, dan menurut Taurat orang demikian wajib dihukum mati dan dilenyapkan. Jika hendak merayakan Sabbat sebagai hukum Allah yang kekal, haruslah konsisten dengan cara pelaksanaannya, bukan comot sini buang sana seperti yang dilakukan oleh sementara orang seperti itu. Artinya jika ingin secara utuh, konsisten dan lengkap serta Alkitabiah menjalankan sabat, orang harus jadi pengikut agama Yahudi (Yudaisme) bukan pengikut Iman Kristen. Lalu bagaimana syarat hukum merayakan sabat yang sesuai dengan Alktab itu ? di Bawah ini kita bahas. 9 Syarat Hukum Memelihara dan Merayakan Sabbat Keluaran 20:10 : “…. Maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ditempat kediamanmu” Ulangan 5:14 : “ ….. maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau lembumu atau keledaimu, atau hewanmu yang manpun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.” Imamat 23:3: “ Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan (yau are not to do any work = kamu tak boleh melakukan pekerjaan apapun, NIX); itulah Sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.” Keluaran 35:3: “ janganlah kamu memasang api di manapun dalam tempat kediamanmu pada hari sabat.” Ayat diatas itu menjelaskan kepada kita bahwa inti hakekatnya merayakan Sabbat adalah “berhenti” penuh dari segala pekerjaan. Karena yang dilarang dilakukan bukan hanya “pekerjaan” atau “perbuatan” yang buruk saja, namun “any work” atau “pekerjaan apapun” tanpa peduli baik atau buruk, itu tak boleh dilakukan. Terbukti bahwa pekerjaan yang dilarang itu bukan hanya pekerjaan yang buruk saja, lalu yang baik boleh dilakukan, adalah bahwa hewan manapun, termasuk lembu dan keledai juga harus berhenti bekerja, padahal binatang itu tak mengenal pekerjaan baik dan buruk. Jadi yang dilarang memang tak mengenal sifat pekerjaan, namun asal itu pekerjaan harus berhenti penuh tak boleh dilakukan, bahkan yang paling kecilpun asal itu pekerjaan di larang dilakukan pada hari sabat ini, misalnya “ “memasang api”. Pokok kata tak berbuat sesuatulah pada hari Sabbat. Dengan demikian maka makin memperkuat penegasan kita bahwa bukan hari Sabtunya sebagai harilah yang ditekankan pada merayakan sabat ini, namun makna dan isi dari merayakan itu yang menjadi fokus, karena orang asingpun dipertintahkan untuk tidak bekerja jika mereka tinggal ditengah-tengah orang Israel, demikian juga budak-budak, padahal Alkitab juga melarang Israel untuk memperbudak sesama Israel namun hanya orang-orang kafir diantara bangsa-bangsa non-Israel saja (Imamat 25 :39-45), yang berarti orang-orang kafir yang tak berada dibawah kuasa hukum Allah yaitu yang tak terikat pada ketentuan-ketentuan hukum sabat ini, berhenti dari pekerjaan bukan karena merayakan sabat, namun hanya berhenti demi berhenti dari pekerjaan. Sebab jika mereka merayakan sabat berarti mereka berhenti jadi kafir, dengan demikian tak boleh jadi budak lagi namun sama dengan Israel, artinya sebagai budak mereka itu bukan Israel, sehingga mereka tak melakukan ibadah sabat yang ditetapkan Allah. Jadi berhenti mereka dari melakukan pekerjaan bukanlah karena merayakan untuk beribadah, namun demi berhenti itu sendiri. Makin jelaslah bahwa hakikat sabat itu berkaitan erat dengan tak boleh melakukan pekerjaan apapun, sebagai tanda langsung atas “berhentinya” Israel dari “pekerjaan” sebagai budak di Mesir. 10 Karena inti dan hakikat sabat itu berkaitan erat dengan tanda “berhenti” nya Israel dari “pekerjaan” sebagai budak, maka pelanggaran atas ketentuan hakikat itu sama saja menyerang inti makna sabat, karena itu akan mengingatkan kembali kepada “pekerjaan” sebagai budak, berarti melecehkan bahkan menghujat karya pembebasan dan “perhentian” yang dilakukan oleh Allah terhadap Israel. Itulah sebabnya kacamata orang yahudi Yesus betul-betul menghujat makna sabat, karena penekanan Yesus justru pada melakukan atau berbuat sesuatu “lihatlah, murid-muridmu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari sabat” (Matius 12:12). “karena itu boleh berbuat baik pada hari sabat” (Matius 12:12), “manakah yang diperbolehkan pada hari sabat, berbuat baik atau berbuat jahat ….. “ (markus 3:4). Tindakan Yesus ini tak dapat didamaikan dengan ketentuan hukum sabat yang ada dalam Taurat diatas, karena jelas tak memberi syarat “hanya perbuatan/ pekerjaan baik saja yang dilakukan” atau “hanya perbuatan/pekerjaan baik saja yang dilakukan” atau “hanya perbuatan/pekerjaan jahat saja yang dilarang”. Bahwa para murid Yesus “berbuat sesuatu” itu merupakan kontradiksi secara langsung dengan hukum “jangan melakukan sesuatu pekerjaan” (Keluaran 20:10; ulangan 5:14; Imamat 23 : 3). Justru yang dilarang dilakukan adalah “sesuatu” itu, namun malah “sesuatu” itu juga yang dilanggar murid-murid Yesus. Taurat tak memberi syarat “sesuatu” tadi baik atau jahat, namun Yesus mengubah dan memporak-porandakan ketentuan itu dengan memeberikan syarat yang tdak ada dalam Taurat, yatu “boleh berbuat baik”. Dalam kacamata perjanjian lama dan orang orang Yahudi yang tahu hukum perjanjian lama jelas Yesus itu melanggar dan menurut hukum dia memang patut di hukum mati. Untuk itulah sebagai orang kristen jelas tak mungkin Sabbat itu diambil alih begitu saja langsung diterapkan pada kehidupan gereja, sikap ajaran, dan kehidupan erat pribadi Yesus Kristus itu harus diperhitungkan jika kita hendak mengerti bagaimana seharusnya sikap Kristen terhadap sabat. Betulkah manusia Kristen terikat pada perjanjian kekal sabat yang merupakan perjanjian Allah dengan Israel? betulkah pengalaman sejarah Kristen itu didasari pada peristiwa pelasan dari perbudakan dari mesir yang sabat itu sendiri menjadi tanda perjanjian itu secara langsung? kalau bukan peristiwa apa yang mendasari perjanjian Allah dengan komunitas Kristen: inilah yang akan kita bahas lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya ini. Masih berbicara masalah sikap Yesus. Thesis Taurat bahwa sabat itu dilakukan karena Allah berhenti bekerja pada hari ketujuh (kejadian 2: 2-3, keluaran 20:11) itu ditolak oleh Yesus dan dijungkir balikan, dengan pernyataanNya: “BapaKu bekerja sampai sekarang”(Yohanes 5:17) sebagai koreksi atas pernyataan “ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan” (Kejadian 2: 2-3). Pernyataan Kejadian 2: 2-3 itu hanya boleh dimengerti berdasarkan ajaran Yesus, bahwa bukanlah Allah yang berhenti bekerja namun alam semesta ini telah selesai diciptakan, Allah sendiri tak hentihentinya bekerja sampai sekarang, memelihara, menghidupi, menopang, membimbing, mencipta manusia baru yaitu bayi-bayi dan lain-lain. Jadi memang tak pernah ada saatnya Allah itu berhenti bekerja, dulupun tidak, sekarangpun tidak, pada hari ketujuhpun tidak. Maka sabat itu diperintahkan bukan karena memang belum ada perhentian pada pada Allah seolah oleh dia itu manusia yang perlu istirahat. Maha suci Allah tak 11 pernah berhenti bekerja, yang berhenti adalah selesainya pekerjaan penciptaan. Memang Sabbat itu sebagai hari peringatan karya Allah atas terciptanya bangsa Israel melalui pembebasan dari Mesir, haruslah merupakan “hari kenikmatan”, “hari yang mulia”, bagi Israel, dimana merek ayat dilarang “melakukan urusan” dengan tidak menjalankan segala acara”, “dengan tidak mengurus urusan” atau “berkata omong kosong “ (Yes. 58 : 13 -14), namun bagi Gereja? Permasalahannya jadi lain. Karena terciptanya atau lahirnya gereja bukanlah dari peristiwa pembebasan dari tanah Mesir, dan bukan dari “pekerjaan” secara jasmani yang dipaksakan oleh siapapun. Gereja lahir dan tercipta karena kematian dan kebangkitan Yesus kristus. Maka umat Kristen (yang bukan umat Israel secara fisik) harus mengingat peristiwa mendasar ini, bukan mencangkokkan sesuatu yang bukan merupakan pengalaman sejarah eksistensinya. Memang sungguh tak masuk akal jika kemerdekaan bangsa Indonesia harus dirayakan sesuai dengan tanggal perayaan kemerdekaan bangsa Jepang. Sama juga tidak masuk akal dan sesatnya memaksakan tanda perjanjian pembebasan Israel dari Mesir kepada Gereja yang bukan dibebaskan dari Mesir, bukan oleh peristiwa keluaran namun dibebaskan dari dosa dan maut oleh peritiwa penyaliban, kematian dan kebangkitan Sang Kristus. Sabbat dan Sosial – Keagamaan Israel Sesudah pembebasannya dari Mesir dan terciptanya status dan eksistensi kebangsaannya, Israel masuk ketanah Kanaan dan disana mereka hidup sebagai bangsa yang bersifat agratis dengan hukum-hukum keagamaan sebagai pranata hidup sosial kemasyarakatan mereka. Sabbat adalah salah satu daripadanya, serta itu merupakan daur lingkaran gaya hidup Israel sebagai individu yang bermasyarakat dan juga sebagai komunitas bangsa yang terikat pada budaya yang berpusat pada agama. Ikatan erat antara Sabbat dengan sistim hidup Israel secara keseluruhan ini sangat jelas sekali, sehingga memisahkan konteks - sosial – keagamaan Israel yang merupakan pranata illahi dari Sabbat, lalu menerapkannya pada Gereja Kristen modern yang tak membentuk seaut ikatan budaya kebangsaan dengan hidup sosial yang bersifat agamis adalah merupakan pemerkosaan atas fakta Alkitab, dan yang lebih penting adalah itu memperkosa kebenaran wahyu ilahi itu sendiri. Bahwa Sabbat itu teikat erat dengan sistim hidup sosial – keagamaan Israel itu dapat kita lihat dalam keluaran 23: 1-19. dalam perikop ini beberapa hukum sosial keagamaan Israel dijelaskan. Dijelaskan mengenai larangan menyebar kabar bohong, kerelaan menolong binatang milik musuh yang tersesat atau keberatan beban, keeadilan, suap dan akhirnya Sabbat dan hari-hari raya dan perayaan Israel. Ayat 10-11 berbicara tentang “tahun sabat” yaitu bekerja dan mengusahakan tanah selama enam tahun dan menghentikannya selama tahun ketujuh, ayat 12 berbicara tentang “Hari Sabbat” yaitu bekerja selama enam hari dan berhenti pada hari ketujuh, sedangkan dari ayat -14-19 dijelaskan mengenai keharusan merayakan tidak hari-raya Israel : Roti Tanpa ragi, Hari Raya Buang Bungaran, Hari Raya Pengumpulan Hasil, dan peraturan mempersembahkan korban binatang. Perikop diatas merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dilepaskan, sehingga ketentuan tentang hari sabat jelas merupakan kesatuan dengan ketentauan Thaun Sabbat, Tiga Hari Raya dan korban-korban yang 12 menyertainya. Merayakan Sabbat berarti bukan hanya “Hari” Sabbat, namun yang juga “Tahun” Sabbat, dan beserta itu merayakan perayaanperayaan tiga lainnya yang disertai dengan pranata korban yang menyertainya. Maka mengambil hari Sabbatnya saja, melupakan konteks kesatuan perikop sebagai yang sama-sama diberikan oleh Allah adalah merupakan pemerkosaaan kebenaran. Penjelasan lebih rinci bagaimana seharusnya Sabbat itu harus dirayakan dan dalam konteks apa Sabbat itu dirayakan dapat kita lihat dalam Immat 23. Imamat 23:2: “…… Hari-hari Raya yang ditetapkan Tuhan yang harus kamu maklumkan…… adalah yang beriktunya. Enam hari lamanya boleh di lakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat …. “ Selanjutnya perikop pasal ini memberikan rincian dari hari-hari raya dengan tata cara pelaksanaannya, termasuk di dalamnya adalah apa yang sudah disebut dalam keluaran 23 diatas. Paskah, Hari Raya Roti tidak Beragi, dimana syarat pelaksanaannya sama dengan Sabbat, yaitu “ janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat” (Im 23:8), yang ini menunjukkan perluasan makna Sabbat dalam kehidupan sosial-keagamaan Israel. Demikian juga hari raya Pengumpulan Hasil, dan Hari Raya Buah Bungaran, dihitung dalam kaitannya dengan Sabbat (Imamat 23:11,15) dan juga dalam kaitannya untuk tidak melakukan pekerjaan berat (Im 23:25). Semuanya ini menunjukkan bahwa Sabbat menjadi dasar dari semua hari raya Israel dan sistem kehidupan bangsa itu. Serta Sabbat itu tidak dibatasi pada hari ketujuh secara terisolasi namun juga terkait dengan perayaanperayaan Israel lainnya yang disertai syarat korban yang harus dipenuhi, dimana setiap perayaan hari Raya itu memiliki ciri Sabbat: Tahun Sabbat, 7 Sabat (Minggu Sabbat), serta ini Sabbat (tidak bekerja). Demikianlah Alkitab telah memberikan peraturannya sendiri bagaimana Sabbat itu harus dilaksanakan dan dalam konteks yang bagaimana itu harus dilaksanakan. Jika dalam Hukum Sepuluh hanya disebut mengenai “Hari Sabbat” saja, itu disebabkan hukum sepuluh hanya menunjukkan garis pokok ketentuan hukumnya saja, sedangkan rinciannya disebut ditempat lain seperti yang telah kita bahas di atas, sama seperti menghormati bapaibu itu diperluas dengan menghormati semua otoritas yang ada di atas kita : pemimpin, guru, tua-tua, pemerintah dan sebagainya. Jadi sungguh tak masuk akal jika kita hanya mengambil hukum menghormati ayah-ibu, lalu menolak ketetapan mentaati pemerintah sebagai perluasan makna hukum dasar tadi. Demikian pula dengan Sabbat ini. Mengambil hari Sabtunya saja, lalu mengabaikan segenap rincian ketentuannya dengan segala konteks dan kaitannya seperti yang dijelaskan dalam Kitab Suci sendiri adalah merupakan tindak sewenang-wenang terhadap nats Kitab Suci. Jika Sabbat harus diikuti, maka semua ketentunnya harus tidak boleh diabaikan. Melakukan ini berarti kita harus menjalankan seluruh hukum Perjanjian Lama tanpa pilih-pilih, yang berarti kita harus jadi Yahudi. Itulan konsekuensinya jika kita mau taat terhadap ketentuan Sabbat yang utuh, konsekuan, dan sempurna. Lingkup Makna Sabbat Jika kita telah menyebutkan bahwa Kitab Suci bukan hanya mengajarkan mengenai “Hari Sabbat”, tetapi juga “Minggu Sabbat” ( Hari Raya Tujuh Minggu ), dan juga “Tahun Sabbat”, dan semuanya ini ditetapkan oleh Allah sendiri sebagai “suatu ketetapan untuk selama-lamanya” (Im 23:14), 13 yang bermakna tak seorangpun boleh menghapuskan ketetapan-ketetapan yang menyangkut Sabbat dengan segala kaitan perluasan maknanya tadi. Juga telah kita sebutkan bahwa perayaan hari Sabbat itu ditentukan bagi “Israel” dalam kaitannya langsung dengan sejarah suci Israel yang dilepaskan dari perbudakan Mesir menuju “perhentian” kemerdekaan, sehingga Sabbat itu merupakan “Perjanjian Kekal” buat Israel. Oleh karena itu hakekat perayaan Sabbat itu adalah “berhenti kerja” bagi individu-individu umat Israel. Pelanggaran terhadap ketentuan “berhenti bekerja” ini dikritik dengan tegas oleh para Nabi, bahkan diancam hukuman Tuhan (Yeremia 17:19-27; Yesaya 58:13-14; dll). Hari Sabbat adalah ketentuan dasar yang menyangkut perorangan yang harus “berhenti bekerja”, artinya perhentian sebagai tanda pelepasan dari perbudakan ini bersangkutan dengan pelaku-pelakunya, yaitu manusianya yang harus berhenti bekerja. Namun ternyata kaitan Sabbat ini begitu luasnya sehingga bukan hanya manusianya saja yang dikenai ketetapan untuk berhenti bekerja, namun juga tempat kerja yaitu tanahpun harus punya hari perhentiannya atau lebih tepat lagi “tahun perhentiannya”nya yaitu tahun Sabbat (Immamat 25), karena bangsa Israel adalah bangsa petani dan peternak. Menurut ketetapan TUHAN ini maka bangsa Israel boleh mengerjakan tanah itu selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh “tanah itu harus mendapat perhentian sebagai Sabbat bagi Tuhan” (Im 25:2), segala sesuatu yang tumbuh di tanah selama tahun Sabbat itu tak boleh diambil oleh orang Israel, haruslah itu dibiarkan untuk diambil oleh orang asing atau orang miskin. Melalui sistem tahun Sabbat ini Israel diajarkan untuk memikirkan kebutuhan hidup orang lain, disamping untuk menghormati lingkungan dengan tidak hanya mengeksploitasi lingkungan demi keuntungannya saja, namun juga lingkungan yaitu tanah diberi kesempatan untuk memulihkan kesuburannya kembali. Melalui tahun Sabbat ini Israel diajar menghargai kebutuhan orang lain dan juga diajar tanggung jawabnya pada pemeliharaan lingkungan dan bukan penghancuran, karena manusia itu diciptakan untuk menjaga kelestarian alam, yang dengan demikian akan menunjang lingkup hidupnya sendiri demi kebahagiaan manusia Israel itu sendiri. Karena demikian dalamnya jangkauan makna Sabbat dan karena lam itu diciptakan bagi manusia dan Allah menganggapnya sangat baik (Kej 1:31), maka pelanggaran atas ketentuan “Tahun Sabbat” ini diancam dengan hukuman oleh Allah, sama seperti pelanggaran atas Hari Sabbat itu sendiri, yaitu hukuman pembuangan dan perang sehingga kesucian tanah itu terjaga yaitu sabbatnya atau perhentiannya dapat terpelihara (Im 26:14-17;34-35). Jika ada “Hari Sabbat”, “Minggu Sabbat”, “Tahun Sabbat”, maka ada juga “Abad Sabbat” yang terjadi setiap setengah abad atau “7x tahun Sabbat” yang disebut sebagai “Tahun Yobel”. Pada saat ini ada pembebasan besarbesaran atas tanah yang digadaikan dan juga atas budak yang diperhamba. Saat ini orang harus mengembalikan secara cuma semua yang tergadai dan membebaskan secara tanpa syarat semua budak Israel yang dimiliki (Im 25:3-55). Jelas tahun Yobel atau “Abad Sabbat” yang terjadi setiap tahun kelima puluh ini merupakan penetrapan makana pembebasan Israel dari Mesir secara budaya dan secara komunitas dari umat Israel, untuk mengajar mereka bahwa segala sesuatu itu adalah pemberian dan milik Tuhan, bahwa bangsa Israel bukan pemilik mutlak atas tanah, atas harta milik di dunia, bahwa mereka menumpang pada Allah (Im 23:23-24) 14 sehingga mereka dapat bersyukur kepada Allah. Demikian juga pembebasan atas budak tanpa syarat ini untuk mengajar Israel, bahwa pada akhirnya tuan manusia yang sebenarnya itu adalah Allah sendiri. Sesama manusia itu adalah sesama hamba Allah, oleh karena itu tak seorangpun berhak menjajah dan memperbudak manusia lain, karena Israel pun telah dilepaskan dari perbudakan manusia di Mesir :” Karena padaKulah orang Israel menjadi hamba; mereka adalah hamba-hambaKu yang kubawa keluar dari tanah Mesir, Akulah Tuhan Allahmu” (Im 25:55). Dengan demikian makin jelaslah bagi kita bahwa yang dipentingkan oleh Alkitab mengenai Hari Sabbat itu bagi Israel, bukanlah hanya sekedar masalah hari Sabtunya saja, namun lebih dari itu sebagai penetrapan secara langsung makna pembebasan mereka dari bangsa Mesir dalam kehidupan individu, masyarakat, sosial, ekonomi, agama dan bangsa mereka, yaitu hormat akan kebebasan dan kemerdekaan. Kebebasan dari perbudakan kerja dan waktu (Hari Sabbat), kebebasan dari keterikatan benda jasmani dan harta dengan mempersembahkan buah-buah hasil pertanian (Minggu Sabbat), kebebasan dari keserakahan dan eksploitasi atas alam dan lingkungan secara tak bertanggung jawab (Tahun Sabbat) serta kebebasan dari keserakahan dan kekekjaman manusia yang hanya ingin mengeksploitasi kaum lemah (perbudakan) dan mengakumulasi kekayaan tanpa memperdulikan pihak yang lain yang berada dalam posisi terjepit secara ekonomi (penggadaian atas hak milik runah dan tanah) yang dinyatakan dalam perayaan Tahun Yobel (Abad Sabbat). Melihat keutuhan berita Alkitab mengenai makna Sabbat ini jelas suatu pemikiran yang amat kerdil dan sempit bila penekanan Hari Sabbat itu hanya pada penggunaan Hari Sabtu sebagai hari berbakti orang Kristen demikian saja. Karena Alkitab menyatakan bahwa Sabbat-Sabbat yang bersifat “Minggu”, “Tahun”, dan “Abad” jelaslah tidak menekankan pada Sabtunya. Lagipula merayakan Hari Sabbat, tetapi mengabaikan “Minggu Sabbat”, “Tahun Sabbat” dan “Abad Sabbat” adalah merupakan pelanggaran ajaran Kitab Suci karena segenap Sabbat-Sabbat tadi adalah merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Juga melihat hari Sabbat hanya dengan penekanan hari Sabtunya saja bagi umat Kristen adalah pendangkalan yang amat sangat atas pesan moral Sabbat yang amat merangkum seperti yang telah kita bahas di atas. Makin tak dapat diragukanlah bagi kita bahwa Sabbat itu adalah sistem ritual-mral-agamawi-sosial bagi bangsa Israel yang eksistensinya didasarkan pelepasan mereka dari perbudakan di tanah Mesir, sehingga semua jenis Sabbat yang mempunyai implikasi yang merangkum itu selalu mengingatkan dan menunjuk pada peristiwa penting dalam sejarah Israel itu. Maka Gereja Kristen sebagai yang bukan bagian dari “Bangsa” Israel yang dibebaskan dari Mesir tentulah mempunyai dasar eksistensi yang berbeda, juga dalam hal mengerti makna kebebasan yang merangkum, yang dalam Israel dinyatakan dalam Perayaan-Perayaan “Hari”, “Minggu”, “Tahun” dan “Abad” Sabbat. Inilah Sabbat yang utuh, bukan hanya hari Sabtu yang lepas dari konteks makna dan syarat pelaksanaannya yang hendak dipaksakan oleh beberapa Gereja yang bersifat Sabbatarian semacam Gereja Advent itu. Bagi umat Yahudi menghayati makna pelepasan mereka dari Mesir yang dinyatakan dalam hukum praktis mengenai Sabbat-Sabbat ini adalah sesuatu yang dapat memperdalam iman mereka kepada Allah, serta makin 15 memperdalam rasa syukur mereka paa nikmat dan karunia Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir itu. Sehingga melalui pelaksanaan akan ketentuan dan syarat-syarat pengamalan Sabbat-Sabbat seperti yang dinyatakan oleh Wahyu Illahi mereka baik secara individu atau secara komunitas akan makin disadarkan perlunya menyisihkan waktu bagi Tuhan, bukan hanya sibuk mementingkan diri mencari kebutuhan jasmaninya saja (Hari Sabbat), dengan demikian setiap Hari Sabbat mereka diperingatkan akan karya dahsyat Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir. Demikian juga agar mereka tidak menjadi terlalu materialistis dan menganggap segala sesuatu itu akibat dari usaha dan kepandaian sendiri, mereka diingatkan akan ketak-boleh-terikatan mereka pada harta benda namun mengembalikan semuanya kepada Allah dalam merayakan “Minggu Sabbat” dimana hasil kerja mereka dalam wujud panenan diserahkan kepada Tuhan. Dan bahwa hubungan manusia dengan Allah yang diingatkan dalam peristiwa Hari dan Minggu Sabbat itu bukanlah hanya bersifat individualistis saja, namun juga mempunyai implikasi terhadap alam dan lingkungan jasmani yang tercipta ini jelas diajarkan oleh Allah pada bangsa Yahudi ini melalui perayaan Tahun Sabbat, dan akhirnya kesadaran akan implikasi semestawi dari perayaan Sabbat dalam Tahun Sabbat itu harus juga berkaitan secara praktis dan langsung dengan sesamanya yaitu pembebasan budak dan harta-milik yang tergadai yang secara cuma-cuma harus dibebaskan pada “Abad-Sabbat” (Tahun Yobel) adalah mengajar bangsa Israel mengenai cinta-kasih kepada sesama seperti kepada diri sendiri dalam wujud praktis yang langsung diterapkan. Ini semua memang mengandung moral yang dalam bagi bangsa Israel, yang tema eksistensi keberadaan dan agamanya adalah pembebasan dari perbudakan dari Mesir. Sehingga dengan melaksanakan semua ketentuan dan syarat hukum pengalaman Sabbat-sabbat itu mereka akan diajar menuju kepada kesucian hidup yang serba merangkum. Itulah sebabnya Sabbat itu disebut sarana pengudusan bagi Israel, sebagaimana yang dikatakan: “Akan tetapi hari-hari SabbatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku (Allah) dan Kamu (Israel), turun-temurun, sehingga kamu mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu”(Keluaran 31:13). Melalui pemeliharaan Sabbat inilah Israel tahu bahwa Allah menguduskan mereka, yaitu melalui ajaran-ajaran iman dan moral yang disampaikan oleh perayaan-perayaan Sabbat tadi yang disertai dengan segala ketentuan hukum dan syarat-syarat pelaksanaannya. Allahlah yang menguduskan Israel melalui pemeliharaan Sabbat itu. Dan Perjanjian Allah yang kekal dengan Israel, sebagai yang telah dilepaskan dari perbudakan di Mesir. Sabbat dan Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi Kelompok aliran Sabbat itu berlaku juga bagi orang-orang bukan Yahudi, yaitu orang-orang Kristen, yang data Alkitab diatas justru membuktikan yang sebaliknya. Alasan mereka ini bukan tanpa dasar. Memang ada dasarnya tetapi ditafsirkan tanpa melihat konteks pewahyuan Perjanjian lama maupun sejarah Bangsa Israel apalagi tanpa memperhatikan makna terdalam dari Wahyu Perjanjian Baru yaitu makna Inkarnasi (Penjadian Daging), kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang adalah fondasir dasar dari eksistensi keberadaan dan sistim keagamaan Gereja Kristen. 16 Dasar yang diambil Allah nubuat Nabi Yesaya seperti yang tertulis dalam Yesaya 56:1-8. dalam periskop ini, Yeasaya membuatkan keselamatan Israel yang akan merangkum juga orang-orang yang secara tradisional terbuang dari persekutuan ibadah Israel, misalnya: orang-orang asing dan orang-orang kebiri. Namun dalam pasal membuat Yesaya diatas justru mereka itu dihibur untuk tidak merasakan khawatir dibedakan dan dipisahkan dari umatNya yaitu Israel (Yesaya 56:3). Mereka dijamin bahwa asal mereka hidup seperti “UmatNYa” Israel) yaitu dengan : memelihara hari-hari Sabbat, memilih apa yang kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjianKu (ayat 56:4), maka mereka inipun akan diberi “tanda peringatan dan nama” di “dalam rumahku dan di lingkungan tembok-tembok kediamanKU” (ayat 5) yaitu di Bait Allah di Yerusalem, dengan itu mereka ini juga akan “kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan keberi kesukaan di rumah doaku” (ayat 7), yang juga adalah bait Allah di gunung kudus Sion di Yerusalem. Dengan demikian Allah akan berkenan kepada “korban-korban”bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan diatas mezbahku” (ayat 7).Periskop ini jelas tidak menunjukkan nubuat tentang Gereja Kristen yang akan memelihara Sabbat. Namun ini justru menunjukkan akan universilitas agama Yahudi itu sendiri, yang Sabbat, korban bakaran, korban sembelihan serta Bait Allah itulah simbol jasmani yang nampak dari sisim keagamaan mereka. Jika pada Taurat Musa untuk menjadi Yahudi hanya dibatasi oleh orangorang Israel secara jasmani saja dan orang-orang yang memiliki alat vital yang lengkap, sekarang mereka tak dibatasi lagi. Mereka boleh juga menjadi uamta Tuhan dengan umat Israel lainnya, asal mereka hidup seperti umat Israel itu. Inilah yang dalam sejarah akhirnya disebutkan sebagai kaum proselit (penganut agama Yahudi , namun bukan Yahudi asli, Kisah 2:11). Jelaslah perikop ini sama sekali tak membuatkan tentang sabbat yang akan dipelihara orang-orang Kristen yang bukan Yahudi , namun membicarakan kaum proselit yaitu orang-orang bukan Yahudi yang memeluk agama Yahudi dengan ketentuan melaksanakan hukum keagamaan Yahudi , termasuk Sabbat. Dari sini pembahasan kita sebelumnya makin diteguhkan bahwa Sabbat itu terikat erat dengan Bait Allah, korban bakaran dan korban sembelihan, serta Perjanjian dengan Israel. Artinya Sabbat itu berkaitan dengan sistim ibadah dan kehiduapna Israel sebagai bangsa, dan bukan untuk yang lain. Jika orang Kristen hendak memelihara Sabbat atas dasar nubuat Yesaya ini karena merasa dirinya sebagai orang asing yang bukan Yahudi , harus diingat bahwa nubuat ini bukan hanya mmebivarkaan Sabbat saja, namun juga membicarakan tentang korban bakaran, korban sembelihan, mezbah dan Bait Allah, yang semuanya itu harus dijalankan seiring dengan pemeliharaan Hari Sabbat tadi. Mengambil dari hari Sabbatnya saja mengabaikan hal-hal lain yang disebutkan dalam perikop nubuat yang sama berarti melanggar kebenaran pernyataan nats Kitab Suci, yaitu melanggar firman Tuhan sendiri. Dalam Yesaya 66:18-23 dinubuatkan tentang bertobatnya bangsa-bangsa bukan Yahudi yang akan melihat kemuliaan Allah diantara orang-orang Israel dan dikembalikannya semua kaum Israel yang dalam pembuangan ke Yerusalem (ayat 20), sehingga mereka akan mmepersembahkan korban dalam Bait Allah serta dipulihkannya imam-imam dan orang-orang Lewi dari antara mereka yang baru saja kembali itu. Dan bangsa-bangsa lain 17 yang menganut agama Yahudi itu akan terus menerus datang sujud untuk menyembah Tuhan, yang dinyatakan dalam ayat 23:” Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh manusia akan datang untuk sujud menyembah dihadapanKu firman Tuhan”. Ayat ini digunakan oleh kaum Sabbatarianisme untuk menunjang dan membuktikan bahwa Sabbat itu akan selalu diperlihara oleh bangsa-bangsa lain. Namun melihat konteks perikop ini, jelas kesimpulan yang demikian tak dapat dibenarkan. Ayat 23 ini tak membicarakan tentang perintah bahwa bangsa-bangsa non Yahudi harus memelihara Sabbat. Namun hanya membicarakan selama ada waktu di bumi ini yang menurut cara menghitung Yahudi disebut” bulan berganti bulan, dan Sabat berganti sabat” bangsa-bangsa yang bertobat kepada Allah itu akan datang sujud menyembah dia. Selanjunya harus diingat bahwa bahasa yang digunakan Yesaya sangat ketat menggunakan simbol dan sistim keagamaan Yahudi : Bait Alalh, korban, Yerusalem, imam-imam dan orang-orang Lew. Jika demikian halnya sukerkah kita mengerti mengapa dia juga menggunakan Sabbat untuk menghitung waktu? Karena satuan waktu terkecil dalm sistim daur lingkaran hari peringatan keagamaan Yahudi adalah Sabbat dan itu merupakan simbol keagamaan yang penting bagi kaum Yahudi maka dengan menggunakan “sabat berganti Sabat” ini Yesaya hendak menjelaskan mengenai bergulirnya waktu yang harus menerus dan kelestarian penyembahan yang dilakukan oleh kaum proselit ini. Maka jelas ekspresi di atas tidak menunjukkan atau menubuatkan apapun tentang perintah memelihara sabbat bagi orang-orang bukan Yahudi yang bukan proselit, apalgi Gereja Kristen yang bukan bagian dari “bangsa Israel” secara fisik itu. Memang dari kacamata Kristen, semua nubuat Yesaya ini sudah digenapi oleh Kristen dalam Gerejanya. Namun dalam fakta historisnya ternyata Gereja Krieten itu ternyata bukan hanya sekedar tiruan tambal-sulam dari sitim kehidapan keagamaan Israel. Sebalinya itu mempunyai sistim Perjanjian yang amat berbeda, yang pada saat dinubuatkan masih dilambangkan dengan simbol-simbol fisik keagamaan Yahudi. Untuk itu marilah kita lihat bagimanakah Gereja Kristen itu dinubuatkan oleh Kitab Suci bangsa Yahudi: Perjanjian Lama ini. Menurut kacamata iman Kristen, terutama dalam kaitannya dengan sabbat. Nubuat Tentang Datanngya Perjanjian Baru Yeremia 31+31-34 menyatakan tentang rencana Allah bagi “kaum Israel dan kaum Yehuda” untuk mengadakan “Perjanjian Baru” yang bersifat dan keberadaan Perjanjian Baru itu” bukan seperti Perjanjian yang telah kuadakan dengan nenek-moyang mereka pada waktu aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sabbat adalah meterai dan tanda kekal bagi Perjanjian Lama yaitu perjanjain “dengan nenek moyang… pada waktu aku….membawa mereka keluar dair tanah Mesir” seperti yang telah kita bahas di depan. Namun Perjanjian yang lama dengan nenek-moyang berdasarkan keluaran dari Mesir ini pada saat Yeremia diilhami Allah yang hendak mengadakan Perjanjian Baru itu ”telah mereka ingkari” artinya telah ditolak oleh Israel. Berarti Perjanjian yang berlandaskan pada pengalaman keluaran Mesir dengan segala tata-cara dan materai kekalnya: Sabbat, itu tidak mampu untuk mengubah atau menuduskan Israel, meskipun tujuan Sabbat itu 18 adalah untuk menguduskan Israel. Artinya Hukum ketetapan Allah yang berwujud Undang-undang tertulis: Taurat, itu harus diperbaharui bentuknya, ayaitu dengan jalan “Aku akan menaruh Taurat_Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka…”. Dalam Perjanjian Baru yang bersifat batin dan hati dan bukan bersifat hukum tertulis inilah” Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi ummatKu:. Terlaksanannya Perjanjian Baru dimana Taurat atau hukum-hukum Allah itu akan diam dalam batin dan hati manusia bukan lagi dalam lembaranlembaran hukum legal yang tertulis itu diterangkan oleh Yehezkiel sebagai berikut: “Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu,… Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya", (Yehezkiel 37:26-27). Kebenaran inilah yang dikatakan oleh Paulus dalam II Korintus 3:6 "… Perjanjian Baru, yang tidak terdiri dari Hukum yang tertulis (yakni: Taurat), tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan". Dengan demikian maka menurut nubuat kedua Nabi ini Perjanjian Baru yang akan diadakan oleh Allah itu bukanlah Taurat tertulis, namun Roh Kudus Allah yang berdiam dalam batin dan hati. Manusia tidak lagi dituntut oleh suatu hukum yang tertulis yang berada di luar dirinya tertera dalam sebuah buku, namun dari dalam dirinya timbul kemampuan bertindak oleh Roh Kudus yang buah tindakannya itu sesuai dengan tuntutan moral dari Hukum Taurat yang tertulis. Maka dalam Perjanjian Baruyang dinubuatkan semacam ini jelas tak ada tempat bagi legalisme dan pemaksaan ketentuan yang bersifat hukum yang sangat legalistik dalam hakekatnya, semacam pemaksaan pelaksanaan hari Sabbat. Pula Perjanjian Baruyang akan diadakan Allah itu adalah bukan seperti Perjanjian Keluaran dari Mesir yang Sabbat itulah materai dan tanda kekalnya. Perjanjian Baru itu bersifat batin dan hati oleh karya Roh Kudus. Roh Kudus itu akan diberikan oleh Allah ke dalam batin manusia. Padahal kita tahu bahwa datanngya Roh Kudus di dalam hati manusia itu adalah sebagai akibat karya Penjelmaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus (Kisah 2:32-33). Karena Perjanjian Baru itu bersifat Roh bukan bersifat Taurat tertulis, dan juga datanngya Roh itu karena karya Penjelmaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus, bukan akibat keluaran dari Mesir yang melaluinya Taurat itu datang dan dinyatakan Allah, maka jelas tanda dan materai Perjanjian Baru itu pasti bukan Sabbat, karena Perjanjian Baru yang dijanjikan itu "bukan seperti Perjanjian… keluar dari tanah Mesir", yang dikatakan oleh Yeremia di atas tadi. Maka sungguh suatu kekeliruan besar dan kelak-fahaman yang mendalam akan makna Kitab Suci jika orang menyatakan diri sebagai anggota Gereja Kristus berdasarkan Perjanjian Baru lalu menekankan materai dan tanda Perjanjian Lama yaitu materai keberadaan dan kebangsaan dan keagamaan Israel sebagai sesuatu yang mengikat dan diharuskan bagi orang Kristen. Itulah faham yang kacau dan bingung. DASAR SEJARAH PERJANJIAN BARU Telah kita bahas bahwa keluaran dari Mesir itulah dasar sejarah dan peristiwa yang di dalamnya Perjanjian Lama itu dibuat oleh Allah dengan Israel, dengan Sabbat sebagai tanda dan materai Perjanjian tadi; Perjanjian 19 Baru memiliki peristiwa Yesus (Penjelmaan, Penyaliban, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus) sebagai dasar pemberitaan dan pengajarannya. Yohanes dalam Injilnya mengatakan: "Firman itu telah menjadi manusia" (Yohanes 1:14), artinya bukan lagi menjadi roh batu yang ditulis atau huruf-huruf Ibrani dari Kitab Taurat. Sekarang Firman Allah itu bukan lagi berwujud hukum dan ketentuan-ketentuan legalistik Taurat, namun menjadi manusia Yesus Kristus. Inilah yang diberitakan para rasul, seperti juga yang dijelaskan oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama : “Apa yang telah ada sejak semula, yang TELAH KAMI DENGAR, yang TELAH KAMI LIHAT DENGAN MATA kami, yang TELAH KAMI SAKSIKAN, dan yang TELAH KAMI RABA DENGAN TANGAN kami tentang FIRMAN HIDUP- itulah yang kami tuliskan kepada kamu” (Yohanes 1 :1). Karena telah didengar, dilihat dengan mata, disaksikan, dan diraba dengan tangan, sebagai sesuatu mahluk jasmani yang hidup sebagai manusia itulah Kristus disebut Firman hidup, berbeda dengan Kitab Taurat yang adalah benda mati yang tertulis. Itulah hukum tertulis itu mematikan kata Paulus. Hanya Firman yang hidup itulah yang menghidupkan. Dengan kata lain peristiwa Yesus (Firman) sebagai manusia yang hidup itulah yang menjadi inti dan dasar berita para rasul yang diberitakan dengan lisan maupun dalam tulisan. Dan dari seluruh peristiwa Firman “menjadi manusia” yang “hidup” ini maka yang sangat sentral dan penting adalah peristiwa penyaliban, kematian dan ke bangkitannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus: “sebab YANG SANGAT PENTING telah kusampaikan kepadamu …. Ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci bahwa ia telah dikuburkan, dan bahwa ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga …. Bahwa ia telah menampakan diri ….” (I korintus 15 :3-5). Inilah fondasi dari iman Kristen, bukan Taurat, bukan sini dan jelas bukan sabbat, sebab “jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (I Korintus 15 :17). Iman kita punya makna hanya karena kristus telah bangkit, dan kita dilepaskan dari dosa juga dikarenakan peristiwa yang sama. Dengan demikian oleh kematian dan kebangkitan Kristus itulah kita dilepaskan dan dikeluarkan dari dosa dan maut, (sebagaimana yang dikatakan : “…oleh kematiannya ia memusnahkan dia, yaitu iblis …. Dengan jalan demikian ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan ….” (ibrani 2:14-15). Ayat ini menjelaskan bahwa manusia memang tidak bebas dan berada dalam perhambaan atau perbudakan, namun bukan perbudakan mesir seperti israel, tetapi perbudakan iblis dan maut. Dan kematian Kristuslah yang membebaskan manusia sebelum percaya kristus tak ada sangkut paut dengan pekerjaan fisik seperti perbudakan dan perhambaan Israel di Mesir, namun perbudakan pada maut, iblis, kelapukan dan dosa. Serta pelepasan mereka bukanlah pelepasan untuk menjadi suatu komunitas bangsa secara fisik dalam lokasi wilayah negara tertentu dengan ketentuan hukum sosial, politik dan keagamaan tertentu, namun pelepasan untuk mendapatkan hidup kekal di dalam Kristus. Maka jelas kalau begitu sabbat tak mempunyai sangkut paut dengan peristiwa semacam ini. Sabbat yang intinya “berhenti bekerja” karena memang merupakan peringatan “berhenti kerja”nya Israel dari perhambaan. Maka terlepasnya orang kristen dari 20 dosa. Iblis, kelapukan dan maut haruslah bukan yang bersifat “berhenti kerja” namun ada snagkut pautnya dengan “hidup kekal” atau kristus itu sendiri. Pemaksaan Sabbat pada gereja Kristen berati pencangkokan benalu yang merusak makna keselamatan di dalam kristus itu sendiri. Karena makna Sabbat itu dipaksa bagaimanapun juga tidak dapat menyelaraskan diri dengan peristiwa mendasar dari sejarah pembebasan dan keluaran dari dosa, Iblis, kelapukan dan maut yang telah terjadi oleh kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri. Dengan demikian hubungan makna Sabbat dengan kematian dan kebangkitan Kristus itu tidak ada secara hakiki. Akhirnya hanya akan menimbulkan kekacauan fokus dan cara fikir saja, sehingga timbullah teologi tambal-sulam yang tidak konsisten dengan fakta dan kebenaran iman Kristen itu sendiri. Jadi untuk supaya fokus kita terang mengenai makna keselamatan di dalam Kristus, haruslan kita juga terang apakah tanda Perjanjian Baru yang khas sebagaimana itu adalah tanda Perjanjian lama dengan Israel patut diperhatikan bahwa Perjanjian Baru keseluruhannya tak pernah memberitakan sedikitpun mengenai sentralitas dan pentinngya Sabbat ini. Jika Sabbat itu disinggung hanya karena konflik yang muncul antara para murid Yesus dengan orang-orang Yahudi mengenai masalah perayaan Hari Sabbat itu saja dan juga karena lingkup sejarah penulisan Perjanjian Baru itu adalah diantara bangsa Yahudi sehingga dalam menghitung waktu dan hari tak mungkin lepas begitu saja tanpa menyebutkan hari Sabbat. Tetapi Sabbat itu sendiri tak pernah menjadi inti berita Perjanjian baru. Kristus dan karyanyalah fokus berita Perjanjian baru. Bukan hukum sepuluh dan jelas bukan Sabbat. SABBAT DALAM HIDUP KRISTUS Diatas telah kita bahas mengenai sikap Yesus dan ajarannya mengenai Sabbat Yahudi, yang pada pokoknya Yesus mengubah dan memporakporandakan makna Sabbat menjadi “melakukan sesuatu pekerjaan yang baik”. Dengan demikian Yesus sudah memulai suatu perombakan makna dari Sabbat sebagai tanda Perjanjian yang berpusat pada pengalaman keluaran dari Mesir, menjadi suatu peristiwa yang berpusat pada diriNya. Hal ini dibuktikan pada saat dia ditentang laum ulama Yahudi , dia mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan mengatakan : “Karena Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabbat” (matius 12:8). Sebagai Tuhan (penguasa) “atas” hari Sabbat, berati Yesus berkuasa melakukan apapun atas hari sabbat itu termasuk mengubah dan memberikan makna yang baru. Dengan demikian Yesus tidak tunduk pada ketentuan “berhenti dari pekerjaan apapun” Sabbatlah yang harus tunduk kepada Yesus, karena Yesus adalah Tuhan (penguasa) “atas” hari Sabbat. Memang setiap hari Sabbat “menurut kebiasaannya ….. Ia masuk ke rumah Ibadat” (Lukas 4:16), namun dia melakukannya bukan karena Saabat dan segala ketentuannya itu berkuasa “atas” Dia, justru sebaliknya dia masuk ke rumah ibadat setiap hari Sabbat itu untuk menunjukkan bahwa sekarang bukan lagi sabbat yang harus menjadi tanda Perjanjian justru dirinyalah penggenap Perjanjian (lukas 4:21), dan dengan demikian dia sekarang yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk hari sabbat, sehingga manusia hidup bukan lagi untuk hari sabbat, artinya tujuan hidup manusia bukan digunakan untuk mengabdi pada sabbat, namun sebaliknya “hari sabbat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabbat” (markus 2:27). Sabbat mengabdi pada kepentingan manusia. 21 Itulah sebabnya tak pernah sekalipun Yesus dalam pengajarannya meninggikan atau menyanjung Sabbat, dia membicarakan tentang Sabbat hanyalah dalam konteks konfrontasi perjumpaannya dengan pemimpin agama Yahudi yang menentang sikapnya terhadap Sabbat yang justru oleh mereka dilihat sebagai hujatan dan bertentangan dengan ketetapan dari kitab suci Perjanjian lama. Kita berjumpa lagi dengan masalah Sabbat ini pada akhir kehidupan Kristus, yaitu pada saat penyaliban, kematian-penguburan, dan kebangkitannya dengan orang-orang Yahudi, tetapi para murid yang menulis injillah yang menyebutkannya, bukan sebagai bukti bahwa para murid itu mengajarkan supaya Sabbat itu dipelihara sebagai perintah kristus, namun hanya sebagai sarana penghitungan waktu untuk menjelaskan saat dan hari ketika mana Kristus disalibkan, mati dan bangkit itu, dengan menggunakan perhitungan hari menurut budaya Yahudi karena Yesus memang orang Yahudi dan ditengah-tengah bangsa Yahudi itu dia mengalami penyaliban, kematian-penguburan dan kebangkitannya itu. Matius menerangkan saat dan hari ketika Yesus mengalami derita akhir dari hidupnya dan paginya (hari jum’at) dibawa menghadap pilatus (matius 27:1-2), dan disalibkan pada hari itu juga: “keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah iman-iman kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap pilatus” (matius 27:62), jadi menurut ayat ini hari ketika Yesus disalibkan dan dikuburkan dalam ayat-ayat sebelumnya dari matius 27 ini disebut oleh matius (perhatikan : bukan oleh Yesus) sebagai “hari persiapan” (paraskevee), yaitu hari jum’at sebagai “hari persiapan” bagi orang Yahudi wanita mengunjungi kuburan pada saat kebangkitan Yesus di sebut demikian : “setelah hari Sabbat lewat … pada hari pertama minggu itu ….”, yang menunjukan bahwa Yesus tidak melakukan apapun secara fisik diantara hari persiapan sampai dengan hari pertama minggu itu, yaiatu selama hari Sabbat itu Yesus berada dalam kuburan pasif tergeletak seolah-olah beristirahat dari semua karyanya selama 6 hari bagi penciptaan baru atas dunia ini, sejak minggu palem (matius 21:1-23), senin kudus (matius 24:3-35), selasa kudus (matius 24:3626:2), rabu kudus (matius 26:2-16 “ dua hari lagi akan dirayakan paskah” ayat 2, menunjukan saat itu hari rabu, karena paskah terjadi hari sabtu), kamis kudus (matius 26:17-75), dan Jum’at agung (matius 27:1-61), dan pada hari sabtu yaitu hari ketujuh Yesus berhenti atau beristirahat dari segala karya penciptaan baru yang dilakukanny selama enam hari di dalam kuburan menanti penggenapannya yang dimateraikannya selama enam hari di dalam kuburan menanti sesudah Sabbat lewat, yaitu hari pertama minggu itu, hari pertama atau hati satu itulah hari ahad dalam bahasa arab. Dan karena hari ahad (satu) itu adalah hari kebangkitan Tuhan sebagai puncak dari karyanya selama enam hari dan beristirahat selama hari ketujuh dalam kuburan, maka hari pertama itu disebut hari Tuhan (kuriakee) yang sampai sekarang masih demikian dalam kalender gereja Orthodoks dan kalender nasional negara Yahudi, yang kata kuriakee (kyriaki dari katakyrios Tuhan) itu disebut dalam bahasa portugis “dominggos” dan menjadi bahasa indonesia “minggu”. Demikianlah dalam penciptaan barupun Allah melalu sabdanya yang menjelma, berkarya selama enam hari dan beristirahat pada hari ke tujuh di dalam tergeletaknya sang Sabda menjelma ini di dalam kuburan. Namun 22 berbeda dengan penciptaan lama dimana hari ketujuh itu sudah lengkap selesai penciptaan itu, dalam penciptaan baru ini, selesai dan puncak karya selama enam hari bagi penebusan sejak minggi palem itu bukan pada hari terkuburnya atau beristitahanya Kristus dalam kuburan, namun kebangkitannya pada hari ahad atau hari pertama, karena jika “kristus” tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (I kor. 15:17). Itulah sebabnya jika hari ketujuh sebagai hari perhentian itu harus dirayakanpun maknanya sudah berbeda dari Sabbat dalam Perjanjian Lama. Ini harus berpusat pada karya penciptaan baru yang dilakukan Kristus selama seminggu kesengsaraanNya atau Pekan Sengsara itu. Dengan demikian Hari Sabbat sekarang mengingat saat penguburan atau perhentian Kristus dari segala karyaNya untuk menunggu penggenapannya dalam hari kebangkitanNya yang terjadi oada Hari Pertama ( Hari Ahad = Hari Minggu ) tadi. Itulah sebabnya dalam Gereja Purba yang tetap dilakukan oleh Gereka Orthodoks sampai sekarang, Sabbat itu tetap hari sabtu, bukan minggu, namun makna Sabbat itu berbeda dari makna yang diberikan oleh Perjanjian Lama. Bukan lagi itu tanda Perjanjian pelepasan dari Mesir, namun sebagai peringatan akan perhentian karya Kristus di dalam kuburan, dengan demikian meskipun kita merayakan hari sabtu sebagai hari Sabbat kita tak terikat lagi pada ketentuan-ketentuan Sabbat seperti yang digariskan oleh Perjanjian Lama, namun ketentuan Sabbat seperti yang digariskan Kristus sendiri. Yaitu bahwa pada hari Sabbat boleh melakukan sesuatu pekerjaan baik. Dan hari Sabbat sebagai peringatan hari perhentian (penguburan) Kristus itu dirayakan dengan menjalankan Sembahyang Senja, yang lambang-lambang ibadah itu secara detail menggambarkan keberadaan Kristus dalam kuburan tadi. Dengan demikian Hari Sabtu tak dilanggar, ketetapan-ketetapan Tauratpun tak dilanggar, karena sekarang kita bebas dari ketentuan Sabbat dalam Taurat, namun terikat dengan Kristus dalam peringatan deritaNya tadi. Namun karena hari Tuhan itu adalah hari pertama, perayaan Kebangkitan Kristus tetap dirayakan pada Hari Pertama tadi, yaitu pada hari minggu, dimana pada Hari Tuhan ini kita dipersatukan dengan Tubuh Tuhan yang bangkit itu melalui Perayaan Perjamuan Kudus yang dirayakan setiap kali kita bertemu pada Hari Tuhan ini. Jadi jelas minggu itu bukan Hari Sabbat, namun Hari Tuhan. Ini bukan perayaan hari Perhentian namun perayaan Hari Kebangkitan. Sedangkan Sabtu itulah Sabbat, namun bukan sebagai tanda Perjanjian keluaran Mesir, justru sebagai peringatan Hari Perhentian Kristus dalam kuburan. Dengan demikian Sabtu itu bukan hari terpuncak, namun harus dimateraikan oleh Hari Kebangkitan ( Hari Ahad = Hari Pertama ). Dengan demikian kita melihat suatu ajaran Alkitab yang kosisten dan bersifat Kristosentris. Sabbat tetap sabtu, dan harus dirayakan sebagai peringatan Perhentian Kristus dalam kuburan, namun itu bukan akhir pada dirinya sendiri karena harus dimateraikan oleh peringatan Hari Kebangkitan, yaitu Hari Minggu. Maka kita diselamatkan terhadap main comot ayat-ayat Alkitab, tanpa melanggar yang ini atau yang itu dan tanpa berjalan terpincang-pincang sebentar lari ke Taurat lalu sebentar lari-lari ke Injil. Adalah suatu kekeliruan yang besar jika kita mengatakan bahwa Sabbat itu sudah diganti hari Minggu. Dalam kalender resmi Gereja Orthodoks yang juga kalender yang juga kalender nasional negara Yunani 23 hari Sabtu itu disebut "Sabbato", jadi jelas Sabbat itu tetap hari sabtu. Dan juga suatu kekeliruan yang besar mengatakan bahwa hari minggu itu "Hari Tuhan" itu berasal dari Perayaan Kafir. Sabbat tetap sabtu, seperti yang sudah kita katakan, namun itu harus dimeteraikan oleh perayaan Hari Kebangkitan yaitu hari minggu. Bagaimana suatu peringatan dari peristiwa maha penting ini dianggap sebagai perayaan agama kafir, adalah suatu yang merupakan teka-teki besar? Dalam Perjanjian Baru tak ada satupun perintah yang menyuruh orang Kristen untuk merayakan hari sabtu sebagai hari perhentian yang harus dirayakan. Jika dalam Injil disebutkan tentang hari persiapan, hari Sabbat dan hari perayaan dalam konteks kesengsaraan Yesus, itu hanya merupakan perhitungan saat sesuai dengan budaya Yahudi, namun bukan suatu perintah bagi orang Kristen, dan bukan pula merupakan bukti bahwa itu adalah perintah yang harus dijalankan. Ingat, bahwa waktu Yesus mati Gereja belum ada, orang Kristen dalam pengertian kita sekarang masih belum ada. Yang ada yaitu orang-orang Yahudi yang terikat dengan hukum-hukum agama Yahudi termasuk perintah Sabbatnya, yang mempercayai bahwa Yesus itulah Mesias. Namun mereka belum merasa sebagai suatu komunitas agama yang terpisah dari bangsa Yahudi . Gereja baru lahir pada rasul Roh Kudus turun di hari Pantekosta. Itupun tak langsung membuat para rasul itu sadar akan misi mereka bagi orang-orang non-Yahudi (kisah 1:28-29), sehingga Petruspun mula-mula merasa keberatan untuk datang ke rumah Kornelius. Beberapa tahun kemudian barulah orang-orang Kristen sadar akan keberadaan mereka dari umat Yahudi . Herankah kita kalau beberapa diantara mereka masih terikat hukum-hukum ketentuan Sabbat dalam Perjanjian Lama, sehingga makna Kristus itu sendiri baru secara pelan-pelan terhayati secara paripurna. Melihatlatar belakang ini maka kita tak mungkin menganggap sebutan akan nama-nama hari secara Yahudi dalam masa-masa akhir hidup Yesus itu sebagai perintah bagi gereja Kristen. Itulah cara budaya Yahudi menghitung waktu, tak lebih dan tak kurang. SABBAT DAN PERTAMA DALAM PERJANJIAN BARU "Alkitab tak pernah memerintahkan kita merayakan hari minnggu! " demikian celoteh banyak orang. Namun kitab suci Kristen "Perjanjian baru" pun tak pernah memerintahkan orang merayakan hari sabtu, demikian sambut yang lain. kedua pernyataan yang demikian ini menunjukan kesalahpahaman yang besar mengenai makna kitab suci Perjanjian lama dan Perjanjian baru. Iman Kristen mengajarkan bahwa wahyu Ilahi itu bersifat berkembang secara pelan-pelan, yang seluruh perkembangan itu akhirnya berpuncak pada Yesus Kristus. Itulah sebabnya penulis surat ibrani mengatakan bahwa "pada zaman dahulu" Allah berbicara melalui "nabi-nabi" sedangkan "pada zaman akhir ini" Allah berbicara di dalam "Anaknya" (Ibrani 1:1) hal yang sama dikatakan paulus ketika dia mengatakan: "sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 10:4) dan ketika dia mengatakan "karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai memakan dan meminum atau mengenai hari raya, bulan baru atau Sabbat semua itu hanyalah bayangan… sedang wujudnya ialah Kristus" (kolose 2:16-17). Yang ini dtandaskan lagi oleh kristus:"Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan UNTUK MENGGENAPINYA" 24 9 Matius 5:17). Kristuslah wujud dan kegenapan hukum Taurat. Karena wujud dan kegenapan hukum taurat itu sendiri namun berwujud "Firman … menjadi manusia" (Yohanes 1:14), maka yang menjadi landasan beriman dan berbuat serta beribadah bagi umat kristen bukanlah hanya sekedar apa yang pernah diperintahkan saja oleh Yesus, seperti perintahperintah Taurat, namun segala tingkah laku, peristiwa, ajaran dan bahka kepribadian kristus sendiri menjadi landasan iman, ibadah, akhlak dan tingkah laku Kristen. Ringkasnya Yesus dalam keutamaan Tuhan pribadi dan keberadaanya itulah Firman yang harus menjadi landasan hidup kristen. Sebagai firman yang menjelma dalam sejarah, maka sejarah hidup Yesuslah sekarang menjadi hari peringatan yang harus dirayakan sebagai suatu tanggapan ucapan syukur kepada Allah, meskipun kalau bukan secara terang-terangan dikatakan harus dirayakan karena Injil yaitu Perjanjian Baru itu tak berdiri dari hukum tertulis namun hidup oleh Roh kudus, sehingga roh yang membangkitkan kristus itu (Roma 8:11) akan mendorong orang kristen untuk merayakan karya besar yang telah dilakukannya pada hari kristus dibangkitkan. Oleh dorongan hidup roh inilah orang kristen merayakan hari kebangkitan. Bukti bahwa hari kebangkitan ini sudah diperingati akan tampak dalam hal-hal berikut ini: "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi " (Yohanes 20:19). Para murid jelas berkumpul pada hari minggu, hari pertama, namun para pembela sabbat Yahudi , bukan sabbat Kristen yaitu hari penguburan kristus, menyanggah dengan mengatakan bahw mereka berkumpul pada hari minggu karena takut pada orang-orang Yahudi bukan untuk merayakan hari kebangkita. Namun dalam struktur bahasa aslinya menunjukan bahwa takut orang Yahudi lalu berkumpul dalam hari minggu. Logika juga mengatakan jika orang takut akan masyarakat maka akan bertemu di tempat tersembunyi. Jadi minggunya bukan sebagai akibat dari takut orang Yahudi , namun tertutupnya pintu, maka jelas hari pertama itu sudah merupakan hari pertemuan para murid. Pertemuan hari minggu ini rupanya dilanjutkan lagi pada saat "Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu" (Yohanes 20:26), yang dalam kedua peristiwa ini selalu Yesus hadir ditengah-tengah mereka. Bahwa pertemuan hari minggu itu akhirnya menjadi kebiasan umat Kristen, dapat kita lihat dari Kisah Rasul 20:7 "pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti" juga dalam tulisa Paulus "pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masingmasing… menyisihkan sesuatu…" (I Korintus 16:2). Para pembela Sabbat Yahudi , akan mengatakan bahwa itu hanya suatu kebetulan saja, tak ada makna tertentu atas penyebutan hari pertama itu. Kalau hanya kebetulan saja, maka Alkitab berarti berisi sesuatu yang tak dapat dipakai sebagai landasan hidup dan hanya berasa omong kosong saja. Pula jika itu suatu kebetulan mungkinkan yang kebetulan itu sampai diulang beberapa kali, dan semuanya dalam konteks ibadah. Dua yang pertama berkumpul dimana Yesus hadir ditengah-tengah mereka, dan yang satu dalam konteks perjamuan kudus, serta yang terakhir dalam konteks memberikan persembahan. Pula bukankan Alkitab mengatakan bahwa"… dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah" (II Kor. 13:2), 25 padahal disini ada empat saksi mengenai hari pertama itu? Bukankah berdasarkan ketentuan Alkitab suatu perkara yang sah, dan bukan hanya sebagai suatu kebetulan saja? pula tak ada bukti satupun dalam Alkitab yang menunjukan bahwa Kristus berada di tengah-tengah pertemuan muridnya pada hari sabtu. Padahal pertemuan Kristen adalah untuk mengundang hadirat Kristus. Dan Alkitab menunjukan bahwa Kristus hadir dalam pertemuan itu justru hari minggu, hari peringatan kebangkitannya sendiri. Jika dalam Perjanjian Baru ada bukti bahw apara murid terutama Paulus berbakti pada hari sabtu, itu terjadinya di dalam rumah ibadah Yahudi yang memang merayakan hari sabtu sebagai hari pertemuan (Kisah 13 :13-49), dan itupun demi pemberitaan Injil. Namun tak ada bukti satupun yang menunjukan hari sabtu sebagai hari yang disanjung oleh Umat Kristen di dalam Perjanjian baru. (A.D.B.D.B) Tanggapan 12: F.Tanos – 28/04/2011 Selamat Pagi Tondano,…hehehe ok bung Jim, Ada di Ayat mana dalam Alkitab yang mengatakan hari Pertama Penciptaan adalah hari Minggu?...hari Ketuju adalah hari Sabtu. Sabbath belum tentu indentik dengan Sabtu. Kalau pengajaran seperti yang bung sampaikan, ini artinya perhitungan dan perkiraan hanya nerdasarkan perhitungan tradisi umat Yahudi masa lampau?,…lalu bagaimana dengan penolakan dari kaumYahudi dan aliran Adventis yang tidak mengakui adanya penanggalan dari kelahiran Yesus Kristus tgl. 25 Desember, yang dibuat atas perkiraan umat katholik dan protestan?. Yesus datang kedunia ini adalah untuk mengenapkan hukum Taurat. Frank Tanggapan 13: F.Tanos – 28/04/2011 Matius 28:1-10 Kebangkitan Yesus 28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena q dan Maria r yang lain, menengok kubur itu. Injil Matius dipercaya selama ini sebagai Injil yang pertama ditulis oleh Matius, salah satu dari ke-12 rasul. Akan tetapi hasil penelitian ahli alkitab menunjukkan persamaan nara-sumber antara Injil Matius dan Injil Markus. Pertanyaannya adalah, mengapa Matius harus mengutip dari sumber Injil Markus mengingat dia adalah orang yang mengenal Yesus secara pribadi. Sementara banyak persamaan dengan Injil Matius. Injil Markus – adalah Injil terpendek diantara ke-empat Injil yang menceritakan kisah-kisah Yesus dengan kata-kata yang lebih mendetail. Oleh karena itu dipercaya bahwa Injil Markus adalah yang pertama ditulis. Diperkirakan penulis Injil Matius bukanlah oleh Rasul Matius, kemungkinan melainkan umat Kristen generasi kedua yang mengutip Injil Markus. Frank Tanggapan 14: Servius Ponamon – 28/04/2011 Bung Frank, revelation apa yg bung dptkan setelah membaca dr Mat28:1-10 yg bung ingin bagikan/share kan sbg berkat pd saya? Revelation tsb jauh lbh utama bg kita dan tamangs lain ketimbang persoalan2 pengetahuan sejarah.Sbb 26 kita ketahui bersama bhw segala tulisan dlm Alkitab ditulis o/penulisnya dg kuasa Roh Kudus.Sebaiknya kitorang Tit3:9"menghindari persoalan yg dicaricari n yg bodoh,persoalan silsilah,percekcokan n pertengkaran mengenai hukum Taurat,krn semua itu tdk berguna dan sia2 belaka."Mari kita fokus pd pesan Adonai melalui Mat28:1-10 tsb, lantaran 2Tim3:16"sgl tulisan yg diilhamkan Adonai mmg bermanfaat utk mengajar,u/ menyatakan kesalahan,u/memperbaiki kelakuan n u/ mendidik org dlm kebenaran."OK kita tunggu neh! Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 15: F.Tanos – 28/04/2011 Bung Richard, Begini, bung tiba2 masuk dengan postingan “To Whom It Mat Concern”., lalu bung tiba2 mengatakan untuk apa kita pergunjingan hari Sabbath. Lalu bung mengatakan Why we don’t do the important thing in our society,….sepertinya bung nya suka dengan diskusi ini. Seolah-olah torang ini hanya berdiskusi di warung kopi. Kita minta anda buka Website MRNC, malah jawaban bung tidak interesting dengan itu Website yang penting Action bantuan. Bung ini kita lihat tidak sopan ya?,... kalau bung berniat baik untuk menolong anak2 Minahasa bukan dengan cara seperti ini?. Buatkan tulisan yang sopan dan cantumkan alamat sekolah atau nama anak yang malang itu dan alamatnya yang jelas, bukan main serampang dua belas bung!. Bung tau nga sih maksud permintaan saya agar melihat Website MRNC?. Frank Tanggapan 16: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011 Dear Pak Frank, Selamat pagi juga ☺ Waktu Yesus datang di dunia, keapa Dia nyanda togor itu orang Yahudi bahwa dorang so salah dalam perhitungannya karena hari ketujuh di Kejadian itu tidak sama dengan hari ketujuh Sabat waktu Dia di dunia. Kok kenapa Yesus terus saja melakukan kebiasaan mereka yang salah seperti tertulis dalam Lukas 4:16, seperti kebiasaannya Dia masuk berbakti di rumah Sembahyang pada hari Sabat. Dalam sejarah bahwa tanggal 25 Desember itu tidak ada rumput di padang Efrata dan mereka akan mati kedinginan para gembala dan domba-dombanya kalau berada di luar waktu itu. Dies Natalis Solis, atau juga disebut Winter Solstice, adalah hari ulang tahun Dewa Tammuz yang adalah dewa Matahari yang disembah orang kafir sejak zaman Nimrod. Kalau Yesus datang kedunia untuk menggenapkan hukum berarti sudah ditiadakan itu hukum, apakah skarang kita bisa membunuh, berzinah, mencuri dan lain-lain. Kolose 2:16,17 dalam de pe bahasa Inggris dan semua bahasa asing lain bunyinya adalah: 2:16 Let no man therefore judge you in meat, or in drink, or in respect of an holyday, or of the new moon, or of the sabbath days: 2:17 which are the shadow of things to come; but the body is of Christ. Ini ayat bukan bicara tentang Sabat hari ketujuh tapi Shadow Sabbaths, seperti tertulis dalam Imamat 23, ada 7 Sabat Bayangbayang, yang meramalkan tentang Yesus. Itu semuanya bersangkutan dengan makanan dan minuman dan bulan baru dan harus dirayakan 7 kali satu tahun, Tapi Sabat hari Ketujuh adalah peringatan Kejadian Alam, dan tanda kuasa Tuhan sebagai Pencipta. Itu akan tetap berlaku selama ada langit dan bumi, sampai di dunia baru pun akan tetap menjadi hari kebaktian semua orang yang selamat.Yesaya 66:22,23. Tuhan Memberkati,, Rgds, Jimi 27 Tanggapan 17: Danny Sumendap – 28/04/2011 Tidak ada di Alkitab Shabbath itu hari sabtu. Yang ada Kaum Jahudi stop berkerja pada hari ketujuh sesuai perintah Allah. Kalender yang torang pake sekarang kalau tidak salah kalender georgian, dimana hari berhenti bekerja Kaum Jahudi jatuhnya di hari sabtu. Menurut saya , Isa Almasih ( Jesus ) mengizinkan kita untuk bekerja, dengan catatan bukan bekerja yang memberikan penghasilan atau berdagang. Jadi kalau bekerja untuk Sosial di izinkan . Catatan pinggir saya; Advent itu Yahudi yang terima Jesus sebagai Juru selamat . Tanggapan 18: Remy Leimena – 28/04/2011 Thank you Bro Jim, this is very good! I saw it sometiem ago they sellit in Gramedia Book-store in Jakarta. It is important to reveal the truth. Not many Christian knows and understand it. Hoping people will get the messages of Truth which is from the Bible Only. As the authority is the Bible, not the Church! Blessings. Remy Leimena Tanggapan 19: Danny Sumendap – 28/04/2011 Shabbath itu hari Ketujuh , Karena torang setuju kalender georgian, maka jadilah Shabbath jatuhnya di hari sabtu . Coba torang pake kalender Omar Khayam ( yang berbeda kira2 12 hari ) tantu jatuhnya di hari Jumat. Kalau saja konsili di lao lao salah, eh salah, di Laodicea mereka berani melawan keputusannya Konstantin, tantu sekarang akan lain jadi Tanggapan 20: Oldy Manopo – 28/04/2011 lebih jelas mengatakan YESUS itu TUHAN, kalu juru selamat masih kurang lengkap .. mutlak TUHAN YESUS JURU SELAMAT DUNIA .. AMIN ..salam bae broer Danny S .. Tanggapan 21: Danny Sumendap – 28/04/2011 Hahahahahahahahahahaha Frank Frank Ngana ini kalau nyanda cari2 pasal tantu cari2 ayat Tanggapan 22: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011 Terakhir nama ini nama-nama hari dalam kebanyakan bahasa yang tidak dapat dibantah bahwa sejak permulaan Hari Sabat adalah Hari yang lain dari yang lain, malah satu-satunya yang ada de pe nama dan diberikan oleh Tuhan Allah sendiri. Perhatikan nama-nama hari ini dalam bahasa Arab, yang mewarisinya dari bahasa Ibrani atau Yahudi, dan yang kemudian diturunkan kedalam bahasa Melayu, atau Indonesia dan Malaysia sampai sekarang. al aHad = Ahad=(satu)(Sunday) al eathayn = Isnin =Senin= (dua)(Monday) athalathe = Tsalatsa=Selasa(Tuesday) al arbe'a' = Arba’a=Rabu(Wednesday) al khamis = Khomsa=Kamis(Thursday) 28 al jum'a=Jumat (Friday) sebenarnya aslinya al sit’a (keenam) tapi karena kemudian mereka menjadikan itu hari berjemaah, atau beribadah, maka itu dinamakan “al jum’a” as sabt (Saturday) Jadi hanya Sabat saja, yang tidak disebutkan dengan urutan nomornya, yaitu (ke tujuh) tapi nama aslinya sesuai Alkitab dan bahasa Ibrani: Sabt, atau Sabat. Menurut catatan sejarah, pada mulanya, Muhammad menjadikan hari Sabat hari beribadah karena pamannya, Waraqah bin Naufal adalah orang Kristen Yahudi yang tentu saja adalah pemelihara Sabat. Dia juga bermaksud untuk menarik orang Yahudi di Arab supaya menjadi Islam. Tapi karena belakangan mereka menolak, maka dia mengubahkan hari berbakti atau beribadah itu kepada hari Jumat, untuk membedakan dari orang Kristen Katolik atau Romawi (di Eropah) yang sudah memeliharakan Minggu atau Ahad, Sunday “hari Matahari”, karena mereka orang-orang Romawi menyembah dewa Matahari. Sekarang perhatikan betapa nama-nama hari itu yang sudah diubah oleh bangsa Romawi dari hanya menurut urutannya dari kesatu yaitu Minggu, Ahad, menjadi hari Matahari, Hari Kedua, menjadi Hari Bulan (Moonday/Monday/Maandag), dan seterusnya yang semuanya adalah nama planet-planet yang merupakan dewa-dewa yang mereka sembah! Dan tentunya yang paling penting adalah hari Minggu, yang disebut Sunday, Hari Matahari, tapi untuk menyembunyikan kekafiran asalnya, dirubah menjadi Domingo, atau Hari Tuhan. Padahal Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa hari Pertama atau Minggu itu adalah Hari Tuhan, atau HariKu, melainkan, “Hari ketujuh itu adalah Hari Tuhan Allahmu!” (Keluaran 20:8-11 dan Yehezkiel 20:20,11) Tapi bahasa-bahasa Italia dan bahasa Eropah lainnya sampai sekarang masih menyebutkan hari Sabat, sama seperti orang Yahudi, dan Arab, walaupun ejaannya sudah sedikit berubah, tapi masih bisa kelihatan dengan cukup jelas. Sedangkan hari-hari lainnya dalam bahasa Eropah sudah diubah menjadi namanama planet-planet yang adalah juga nama-nama dewa-dewa kafir yang mereka sembah sebelum Yesus datang kedunia! Monday Sunday Day: Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Luna Sōl Mars Mercurius Iuppiter Venus Saturnus (see (English: (Sun)Hari (Mars) (Mercury) (Jupiter) (Venus) (Saturn) Irregularities) Matahari Moon) Latin dies Lūnae dies Martis Italian lunedì martedì mercoledì giovedì dies dies Veneris Saturnī sabato venerdì [♄1] Spanish lunes martes miércoles jueves viernes marţi miercuri joi vineri Romanian luni dies Mercuriī dies Jovis sábado [♄1] dies Sōlis domenica [ 1] domingo [ 1] sâmbătă duminică [♄1] [ 1] samedi dimanche sábado domingo French lundi mardi mercredi jeudi vendredi Galician luns martes mércores xoves venres Catalan dilluns dimarts dimecres dijous dissabte diumenge divendres [♄1] [ 1] Friulian lunis martars miercus joibe vinars [♄1] [♄1] sabide [♄1] [ 1] [ 1] domenie [ 1] 29 Interlingua Lunedi Ido Lundio Esperanto lundo Martedi Mercuridi Jovedi Mardio Merkurdio Jovdio mardo merkredo ĵaŭdo Venerdi Sabbato Dominica [♄1] [ 1] Venerdio Saturdio Sundio sabato dimanĉo vendredo [♄1] [ 1] Yang sangat mengesankan adalah nama-nama hari itu dalam bahasa Portugis yang tidak mau mengikuti pergantian bahasa-bahasa lainnya. Mereka tetap mengikuti nama-nama aslinya dalam bahasa Ibrani, dan Arab yaitu hanya menyebutkan nomor urutannya, kecuali hari Sabat, tidak disebut hari Ketujuh, tapi tetap SABATO, yang berasal dari kata Sabat, atau Shabat. · Domingo (Hari Tuhan/Hari Pertama–Primeira feira) Sunday · Segunda-feira(Hari Kedua) – Monday · Terça-feira(Hari Ketiga) – Tuesday · Quarta-feira(Hari Keempat) – Wednesday · Quinta-feira(Hari Kelima) – Thursday · Sexta-feira(Hari Keenam) – Friday · Sábado – Saturday Nendo Leos’ Jimi Tanggapan 23: Danny Sumendap – 28/04/2011 Amiennnnnnnnnnnnnnnnnn.... Ini tugas Umat Nasrani Sejati Tanggapan 24: Harry Rombot – 28/04/2011 Sedangkan denominasi lainnya boleh? Tanggapan 25: Tommy Goni – 28/04/2011 Danny, Disinilah kelemahan alkitab itu, tidak jelas? Maka kita membutuhkan Kitabkitab (buku2) yang lain yang dapat menerangkan isi alkitab itu sendiri. Dari perspective saya Sabbath= Saturday=Sabtu= hari yang ke tujuh Darisinilah muncul kata-kata Seperti: Sabta marga = Tujuh sumpah prajurit Sapta Sindu = Tujuh - chief rivers September = Bulan yang ke tujuh? Septex = Tujuh penyanyi Septuagint = Interpestasi tujuh puluh orang -ttg Alkitab.Dan banyak lagi dsst. Advent itu adalah Jahudi yang menerima Yesus? Benar ..Karena hanya orang Yahudi Secara rohani yang akan masuk sorga = Yerusalem Baru... SalahNya..Munculnya Group Adventist artinya orang-orang yang menunggu kedatangan Yesus yang akan datang Pada tanggal 22 sept 1844 .pada waktu itu mereka masuk gereja hari minggu...Mar Dia tidak datang...kekecewaan terjadikarena hanya Bapa disorga yang tahu kapan.. Tetapi semua ini kembali kepada bagaimana perspective kita masing-masing. Happy Sabbath in couples of days. TG 30 Tanggapan 26: Richard Lolong – 28/04/2011 Bro Frank yg saya hormati, Jikalau tulisan pendek saya mengganggu pemikiran anda, dengan ini saya meminta maaf sejuta kali, sekali lagi anggaplah tulisan saya itu sampah, yg tidak punya arti, dan mengotori cyberspace ini, biarlah ini menjadi pelajaran yg amat mahal, utk sisa hidup ku. Ajarilah orang yg tidak mempunyai ethic seperti saya,,,, richard j lolong Tanggapan 27: Harry Rombot – 28/04/2011 Bung Richard, mengapa ngana harus diajari lagi soal etika? padahal bung so berpengalaman sekali dalam segala hal.... atau mungkin karenabung so terlalu lama tinggal di paman sam maka dalam perdiskusian agak keseleo kang?? Mar apaboleh buat kalau bung so minta maaf pa bung Tanos, saya kira bung Tanos akan lebeh dulu. Nyanda usaha bimbang dan ragu, karena bung Tanos orangnya sangat pambae skali dan pemurah dan cepat memaafkan orang. Jadi bung Ricahrd nda usah bimbang dan ragu lagi yah!!!! dan saya kira bung Richard sangat kaya dengan soal moral dan etika yg pernah belajar bahkan telahdijabarkan dalam kehidupan sesehari. Orang yg suka meminta maaf atas kesalahannya patut menjadi contoh... dan orang yg cepat memaafkan juga harus dijadikan contoh dan keduanya so pasti adalah anak2 Tuhan yg so bertobat... Kalo tidak yah sirna semuanya dan nintau mo jadi apa lei!!!. hr Tanggapan 27: Richard Lolong – 28/04/2011 Hello Kuntua California (Kakas Kakas,),, Kayaknya pepatah toea mengatakan, jadilah ilmu padi dan always low profile,, ngak harm to ask appoligized, that was it, tpi dri sini kita tambah ilmu,,,!! Viva anak2 Tuhan..:-) richard lolong.Tanggapan 29: Nina Nayoan – 28/04/2011 Tabea, Ikut nimbrung ya soal hari Sabath. Menurut saya, justru Kesaksian Matius 28 ayat 1 dapat menjelaskan mengapa hari Sabbath yang pengertiannya sebagai Hari perhentian Tuhan yang berkarya pada hari ketujuh itu, sekarang ini dirayakan oleh kaum advent jatuh pada hari Sabtu. Matius 28 ayat 1 menyebutkan peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada hari pertama - dalam tradisi Yahudi jatuh pada hari Ahad = hari pertama minggu itu - dan karna itulah peristiwa Kebangkitan Yesus menjadi pusat perayaan dan ibadah bagi orang Kristen yang mana dihitung sebagai hari ketiga dari hari Jumat (Jumat Agung dimana terjadi peristiwa Yesus wafat) dan itulah jatuh pada hari Minggu. Nah, jika mengacu pada hitungan hari Minggu sebagai hari pertama hari Ahad, maka tentu hari ketujuh jatuh pada hari Sabtu, itulah sebabnya kaum Yahudi merayakan Sabbat itu pada hari Ketujuh yakni hari Sabtu. Memang dalam Alkitab tidak disebutkan hari Sabtu itu hari Sabat, yang ada hanyalah hari ketujuh itulah hari Sabbath karna maknanya ialah hari perhentian/hari peristirahatan dimana Tuhan beristirahat pada hari Sabath, hari ketujuh untuk memberkati segala karya penciptaan-NYA. 31 Dan mengapa orang Kristen justru beribadah pada hari Minggu ? alasannya karna peristiwa PASKAH itu terjadi pada hari ketiga setelah kematian Yesus, dan itu jatuh pada hari Minggu. Sejarah merayakan paskah pada hari Minggu itu juga diambil orang Kristen menurut tradisi orang Ibrani dalam PL dimana merayakan Pesakh/Passover = Paskah mula-mula setelah umat Israel keluar dari tanah Mesir. Intinya: beribadah pada hari Sabtu atau Hari Minggu, semuannya sah dan ada dasar Alkitab. Merayakan Sabbath itu penting karna itulah hari dimana umat percaya menghayati arti beristirahat dari segala kesibukan kerja selama 6 hari. Tuhan aja perlu istirahat pada hari ketujuh setelah berkarya, nah demikian juga manusia perlu istirahat setelah sibuk bekerja karna pada hari istirahat itulah tubuh manusia dihormati, dimuliakan - manusia bukan robot yang harus terus menerus bekerja dan menjadi workholic - tapi manusia harus menyayangi tubuhnya sehingga perlu istirahat agar sel-sel tubuhnya bisa diperbaharui pada hari istirahat itu dan dapat berfungsi lagi untuk memmuliakan Tuhan pada hari selanjutnya. Itulah Sabbath yang saya mengerti. Sedangkan ibadah pada hari Minggu adalah bentuk perayaan umat yang bersyukur atas peristiwa kebangkitan Yesus sebagai pusat iman orang Kristen. Jika Kristus tidak bangkit maka sia-sialah iman kita, demikian Rasul Paulus katakan. salam, Nina Tanggapan 30: Irene Massie – 28/04/2011 Salute.....bung Richard, tindakan yg terpuji dan mulia, mau meminta maaf, padahal apa ada kesalahannya...?? Bung Richard hanya membagi pengalamannya dan bagi saya pribadi, sungguh sangat mengharukan...!! Ayo bung, mari tetap semangat bantu saudara2 kita yg sangat membutuhkan, di milis ini juga ada bung Ray Maleke dgn kebun sekolahnya di Tolour... Maaf nimbrung.... !!! Chayoooo...!! Irene (Taiwan) Tanggapan 31: F.Tanos – 28/04/2011 Dear bung Richard yang budiman, Tujuan anda menolong sesama anak manusia adalah usaha yang sangat mulia. Saya pribadi sangat mendukung sepenuhnya. Hanya yang diperlukan adalah penjelasan yang jelas, terutama addressing anak tersebut dan nama sekolah yang bersangkutan. Atau bung cantumkan sebagai pengumuman di milis diperlukan bantuan donator. Itu saja. Yang saya masukan melihat Website milis MRNC, adalah kami memiliki dana dari donator rekan2 milis MRNC sendiri. Sejak milis ini berdiri tahun 2009 kami memiliki dana yang kami cantumkan di Website Kalau bung berada di wilayah California, Moderator milis wilayah USA adalah Jerry Rombot. Bisa berkoordinasi dan kami siap membantu. Melalui tulisan ini, sayapun minta maaf kepada bung Richard bila ada ungkapan serta tulisan saya yang tidak berkenan dihati anda. Salam. Frank Moderator Milis. MRNC Tanggapan 32: F.Tanos – 28/04/2011 Hello bung Jim, Tulisan dibawah ini hanya perkiraan orang tradisi Yahudi loh?...itu hanya perhitungan mereka dan tidak terdapat dalam Kitab Taurat. Berbicara sejarah penulisan kitab Taurat Ibrani jangan memakai atau 32 memasukan referensi orang2 Arab sebagai pembenaran. Orang Arab tidak dikenal jaman kitab Taurat. Yang saya pertanyakan ada di ayat mana Penciptaan Allah Pertama adalah hari Minggu?.... dan Sabbath itu adalah hari Sabtu?. Kitab Taurat berbahasa Ibrani tidak mencantumkan itu semua. Kalau dikatakan 25 Desember itu adalah kafir, lalu bagaimana dengan klaim Sabbath itu hari Sabtu??.... apakah ini juga tidak kafir?. Mana bukti ilmiahnya yang tertulis?. Mohon tidak memakai referensi pembenaran dengan memakai kitab Alquran. Salam, Frank Tanggapan 33: Richard Lolong – 28/04/2011 Melanjutakan diskusi saya, anak tersebut, sdh graduation dan sekarang sdh ditempatkan di kota kecil di sulawesi dgn posisi yg cukup bagus, dan saya kenalin dia via FB (kenalan dri FB emplyer) dan dia puas, bahwa sdh di asst sama org yg bukan sdr, dan bukan pejabat pula, tpi Tuhan mahamurah dan mahabaik , memberikan say courage utk menolongnya, dan ada bebarapa anak juga dri UNSRAT dan dri UNKLAB, (unknown), that is it, kan simple.chao, richard lolong Tanggapan 34: Nina Nayoan – 28/04/2011 Tabea, just FYI ! Perhatikan hitungan dalam bahasa Proto Semitic dan Classical Hebrew, memakai term shaba'ate dan sheba yang menunjuk pada pengertian hari ke-7. Istilah Arab ternyata masuk pula dalam rumpum bahasa Semitic, satu rumpun dengan bahasa orang Ibrani. Tidak heran dalam Alkitab LAI, istilah ALLAH itu dipakai sebagai terjemahan untuk kata THEOS (Yunani=PB) dan YHWH (Ibrani /PL) dimana punya akar kata dalam bahasa semitic yang hampir mirip dengan istilah-istilah Arab. Ini sebabnya mungkin kaum Islam di Malaysia protes dengan penggunaan kata ALLAH dalam Alkitab LAI karna mereka klaim kata itu adalah bahasa Arab dan hanya milik orang Islam, padahal kata itu punya akar yang sama dalam bahasa Semitic. Nah, jangan sampai juga kita terlalu sensi dengan istilah-istilah yang seolah berbau Arab karna memang bahasa Ibrani dan bahasa Arab masuk dalam rumpun bahasa yang sama, bahasa Semitic. just a thought of sharing ! Be happy ! Numbers in the Semitic Languages 1 2 3 4 5 6 7 8 Proto-Semitic *w'aHad *sheLaite *shalashate *'arba'ate *xameshate *shiDaste *shaba'ate *Semanete East-Central Proto-East Akkadic Akkadian+ Canaanite Phoenecian+ *'aHad *shenaim *shalasha *'arba'a *hamesha *shisha *sheba'at *shama:neh ishte:n shena shalash erbe h.amish shishshu sebe sama:ne '-h-d sh-n-m sh-l-sh '-r-b h-m-sh sh-sh sh-m-n sh-b-` 33 Moabite+ Classical Hebrew+ Modern Hebrew Central Proto-Cent Aramaic Classical Aramaic+ Modern Aramaic Classical Syriac+ Syriac Van Ugaritic+ Arabic Iraqi Syrian (Levantine) Lebanese Arabic Saudi (Najdi) Yemeni Egyptian E Libyan Sudanese Nigerian Algerian (Darja) Moroccan Cypriot Zanzibari Maltese Kashka-Darya (Uzbeki) t-n sh-l-sh '-r-b-` h-m-sh sh-b-`-t 'ahat shtayim shâlôsh 'arba` hâmêsh shêsh sheba` shemôneh ehad shnayim shlosha arbaa xamisha shisha shiv'a shmona *wahadh *theNayn *thila:that *'arebe'at *hamesha:t *shitha:t *shabe'at *themeneya xadh tere:yn tela:tha:h 'arebe`a:h xamesha:h shitha:h shi:Be`a:h tema:neya:h âhad itr tlo:ta: árpa` hámsha: shé:'tta: shub`a: tmó:nya: hadh tere:n tela:tha 'arbe`a: hamsha: `eshta: shab`a: tema:nia: kha he ahd trae tre t-n tla:tha tlå t-l-t arb'a årpå arb-'-t khamsha hemsha h-m-s 'ishta ishta t-t shaw'a shåvå s-b-'-t tmanya waahid thinayn thilaatha 'arba`a xamsa sitta sab`a thimaanya wa:hed tne:n tla:te ?arb`a xamse sette sab`a tma:ne wähad wa:hid waahid waahid wa:hid 'wahad wa|ahid wa:hid tlêti thala:thah talaata thalaatheh tala:ta thi'la:th tala|ata tala:ta àrb`à 'arba`ah arba`a ?arba`ah ?arba`a 'arbu`a ?a|rba`a arba'a xamsi xamsah xamsa xamseh xamsa 'xamsa kha|msa xamsa setti sittah sitta sitteh sitta 'sitta si|tta sitte sab`a sab`ah sab`a sab`ah sab`a 'sab`a sa|b`a saba tmêni thama:niyy tamanya thamaaniye tamanya thi'ma:nya tama|anya tama:ni wa:hed zu:j thla:tha rab`a xamsa sitta seb`a thma:nya wahed ?éxen wa:hi wieh=ed tlata tláxe thela:the tlieta reb`a ?árba` 'arba'a erbgh=a xemsa xámsi xamse h=amsa setta sítte sitte sitta seb`a sába` säba'a sebgh=a tmenya xménye thema:nje tmienja tnain ithna:n itneen ?ithnayn ?itne:n ith'ne:n itne|yn tine:n zhuzh xnayn hinte:n tnejn Tanggapan 35: Mona Sigar – 28/04/2011 Aduh bung richard. Saya sangat terharu dengan kerendahan hati bung richard. Saya puji keberaniannya utk mengungkapkan perasaan yg tulus. Sy akan ke sf medio june. Kalau bisa sy ketemuan sebentar bisa email ke saya pribadi no t-m-n 34 email bung dan hp di sf. Terima kasih bung richard. GBU. Email saya [email protected]. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! Tanggapan 36: Remy Leimena – 28/04/2011 Hi friends allow me to share with you, as some of you have already did share regarding Sabbath day: Mengenai Hari Sabbath di rubah jadi hari Minggu, the Bible does not record any change. Constantine in year A.D. 321 telah merubahnya demikian. Awalnya dia adalah pagan worship, dan ketika dia mengenal ke kristenan, dia bawa paganism kedalam gereja, dan oleh kekuasannya dia ubah Sabbath worship ke hari Minggu dan hal tersebut bertentangan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Read Daniel 7:25 : He will defy the Most Highand oppress the holy people of the Most High, He will try to change their sacred festivals and laws, and they will be placed under his control for a time , times, and half a time. Eze 22: 26-28; 13: 10-12. Ezekiel saw the law violated, Sabbath profaned, and those who should have led in right lines, using " untempered mortar," or giving falsehood instead of God's words. Jesus menyatakan bahwa dia menggenapi hukum Taurat bukan berarti merubah. Baca Matius 5: 17- 19: " Jangalah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga." Hukum di Alkitab ada: Moral Law ( di dalamnya ada 10 Hukum Tuhan), Ceremonial Law ( hari sabat- sabat Ceremonial( bukan hari Ketujuh) lihat Leviticus 23:7, 8, 21, 24, 25, 32, 39 dan lain2). Dan sekarang ada Civil law yang harus ditaati warga negara. Sekarang yang kita tetap ikuti adalah Moral law. Oleh karena nya perintah Tuhan, Kuduskanlah Hari Sabat, we just have to follow it, and follow what Jesus did! As Jesus said : "If you love Me keep My Commandments" John 14: 15. v21: "Those who accept my commandments and obey them are the ones who love Me. And because they love Me, My Father will love them. And I will love them and reveal myself to each of them" Therefore Sabbath day is very important not to be ignored or neglected. Mark 16:1,2. Luke 23: 54-56 It is difficult to obey as the majority do not follow it, so we tend to forget and neglect it. May God open our mind and heart to understand the Truth and the Truth only! Blessings. RL 35 Tanggapan 37: F.Tanos – 28/04/2011 Hello Nina, Kanonisasi kitab PL pada permulaan abad ke Tiga. Yang saya tau hanya ada penterjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani. Yang lainnya nga pernah tau. Kalau Semitic Arab masuk pada era Taurat, wah! ini berita mengejutkan buat saya. Yang saya ketahui Aramaic adalah bahasa yang dipakai oleh Yesus pada eraNya. Bahasa Aramaic setahu saya masih ada hingga sekarang di Suria. Jadi Suria sendiri memakai dua bahasa, Arab dan bahasa Aramaic. Kalau bicara kebenaran, tentu harus mengacu pada dasar utama di Alkitab. Saya sangat setuju dengan tulisan bung Jimi dan Dr. Remy yang menginformasikan bahwa gereja katholik merobah hari Sabbath = Sabtu ke hari Minggu. Yang belum terjawab adalah, statement yang mengatakan Hari Penciptaan Pertama oleh Allah adalah Hari Minggu dan hari ke Tuju (istirahat) adalah hari Sabtu. Ada di ayat mana dalam kalimat itu??... mohon diberikan penjelasannya. Ada dimana ayat itu?. Salam, Frank Tanggapan 38: Adolf Sambuaga – 28/04/2011 Bung Frank, Yang menetapkan Hari Sabbath itu bukan dari Gereja Advent. Hari Sabbath itu sdh ada sejak Zaman Hukum Taurat sedangkan greja Advent nanti lahir sekitar tahun 1800an??? Sesuai Alkitab - Firman Tuhan, Hari Sabbath itu adalah Hari ke 7 yang dikuduskan oleh Tuhan Allah. Saudara2 kita dari golongan Advent memilih berbhakti pada Hari Sabtu sementara non Advent pada Hari Minggu. Masalah yg kita diskusikan sekarang bukan siapa benar dan siapa salah tapi bagaimana kita memperhatikan "ketentuan dan pelaksanaannya" Hari Sabbath. Dalam Kel. 31:12-17 Tuhan melarang orang Israel agar jangan bekerja pada Hari Sabbath, siapa yg kedapatan bekerja harus dilenyapkan atau di hukum mati......! Tegas sekali!. Kalau mau memuliakan atau beribadah pada Hari Sabbath, sdh adakah, atau pernah dengarkah orang di bunuh/dilenyapkan krn kedapatan bekerja pada Hari Sabbath? Kalau kita teliti lebih dalam sebenarnya Hukum Taurat itu diberikan khusus kepada Bgs. Israel (Kel. 20), sementara kita yg diluar Bgs. Israel disebut gentiles-orang kafir namun, dan bagi yg percaya kepadaNya telah di tebus oleh Darah Kristus dan diselamatkan oleh AnugerahNya memilih beribadah beribadah pada Hari Minggu. Bahkan Tuhan Allah berfirman melalu Rasul Paulus Rasul Paulus kita beribadah pada Hari apa saja tidak bermasalah. Sebnarnya kalau kita mau belajar dan mengerti Firman Tuhan kita harus memperhatikan: Siapa yang Berfirman, Kepada Siapa Firman itu ditujukkan, Kapan disampaikan dan untuk apa disampaikan. Firman Allah itu ditujukkan kepada semua orang, tapi tidak semua ayat2 dalam Alkitab itu kita harus peratekkan secara bersamaan pada saat sekarang. Kita harus "rightly dividing the word of truth" (2 Tim 2:15 KJV). Bagitu Jo dulu, nanti dismbung!. Wassalam, Edison A. S. Tanggapan 39: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011 Kalau hari pertama dalam kejadian bukan hari Ahad, pertama dalam minggu, dan hari ketujuh yang disebutkan disitu adalah tidak sama dengan hari ketujuh yang sekarang kita sebutkan dalam bahasa Indonesia: Sabtu, bahasa Ibrani 36 Shabat, maka perintah dalam hukum ke 4 untuk menguduskan hari Sabat, hari yang ketujuh karena peringatan atau tanda Allah telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dan berhenti pada hari yang ketujuh yang Dia namakan sebagai Sabat Tuhan Allahmu adalah tidak logis dan ngawur. Dan kalau pada zaman Yesus hari Sabat yang dipeliharakanNya adalah lain dari hari ketujuh di Kejadian 2:3, maka Yesus sama saja bodohnya dengan kita semua. Begitu juga dengan rasul-rasul lainnya termasuk Rasul Paul yang menuliskan hampir setengah dari jumlah buku dalam Kitab Perjanjian Baru sama bodohnya dengan Yesus, karena dia juga tidak mengetahui perbedaannya kalau itu berbeda menurut Bung Frank. Perintah dalam Keluaran 20:8-11 yang merupakan kutipan kata demi kata dari Hukum Taurat Sepuluh Penyuruhan adalah Firman Allah dan Ayat Alkitab yang sangat tegas.Rgds, Jimi Tanggapan 40: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011 Tabea Wahhh jadi pingin nimbrung... Soal sebutan Allah dan nama Allah jgn dicampuradukan. Allah adalah nama Jenis dr akar kata El dalam konteks Ugarit/Semitic yg dalam literasi kita jadi allah, illah, ullah. Artinya, yg kuat,yg besar. Dalam bahasa torang Empung Kasuruan, Opo Mananatas.Korea Hananim. Batak, Debata nabolon. Nias, Lowalangi. Sdg nama YHWH yg artinya paralel dgn Yehosua lebih ke nama diri yang dinyatakan dlm Alkitab. Jadi konteksnya... Siapa Allahmu? Allahku adlh YHWH (PL) atau Yehosua;Ishua/Yesus (PB). Sama dengan Hendrikus adalah manusia atau manusia itu namanya Hendrikus. Jadi tidak harus apriori dgn kata Allah lalu diganti dgn Yahweh. Karena sesunguhnya pemaksaan nama jenis ke nama diri dibelakangnya adalah sionisme atau upaya pengyahudian terhadap orng kristen... Lebih jauh lagi nanti di belakang nama diri kita ditambahi... Frank Tanos bin Abimelek atau bin Abraham... Hehehe cuma contoh bung Frank. Salam bae. HAD Sent from my BlackBerry® Tanggapan 41: Nina Nayoan – 28/04/2011 Trims masukannya pak Hendrikus ! Tapi saya masih ada pertanyaan mengganjal:kenapa ya LAI memakai kata ALLAH dalam literasi Alkitab PL (Elohim = God) maupun PB (Theos = Lord) ?. Apakah karna memang kata "Allah" itu semata-mata istilah yang sudah umum dipakai orang Indonesia untuk menyebutkan Allah, entah itu kaum Kristen maupun Islam atau agama-agama yang lain ? Aneh juga ketika mendengar ada kaum Muslim di Malaysia yang mengklaim sebutan Allah itu hanya seolah-olah 'hak paten' agama Islam ? Ketika misalnya ada umat Islam yang menanyakan hal ini, saya berharap bisa menjawabnya dengan tepat mengapa Alkitab kita menggunakan istilah tersebut. Kalo so mo pake kata Empung Kasuruan, wah berarti so boleh beking upaya penerjemahan Alkitab dalam bahasa Minahasa kang; sepertinya so pernah ada deh .......salam, nina Tanggapan 42: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011 Mendiang Nurcholis Majid so pernah mengoreksi syahadat Islam dari Tiada Tuhan selain Allah menjadi Tiada Allah selain TUHAN krn beliau memahami 37 bahasa Ugarit. Ttp pernyataan beliau mendapat reaksi keras. So butul tiap terjemahan boleh mengganti kata allah dgn bahasa mereka. Shalom Sent from my BlackBerry® Tanggapan 43: Ventje Singkoh – 28/04/2011 Biar Abimelek maar jang kua Abimanyu, h h h. Sent from my iPhone Tanggapan 44: Nina Nayoan – 28/04/2011 Tabea, 1. Memang tidak disebutkan dalam Alkitab bahwa hari penciptaan Tuhan pada hari pertama itu jatuh pada hari Minggu, sebagaimana juga bahwa hari ketujuh itu adalah hari Sabtu, sama sekali tidak ada dalam Alkitab. Tidak ada penanggalan hari-hari Senin-selasa, dst dalam Alkitab. Yang disebutkan dalam PB hanya hari pertama dalam minggu itu (Mat 28:1), dan menurut penanggalan kalender Ibrani bahwa hari pertama disebut hari Ahad, hari ke-7 disebut sheba; maka penanggalan ini jika diekuivalenkan dengan kalender Gregorian = AD (Anno Domini) = CE (common era), maka ditemukan hari Minggu = hari pertama (Ahad), hari Sabtu = hari ketujuh. 2. Dimana sumber yang mengatakan gereja Katolik yang merobah Sabbath dari hari Sabtu ke hari Minggu ? Dari sumber yang saya baca ( http://www.christian-history.org/sabbath-tosunday.html ), ternyata keputusan Konstantin Agung bahwa hari Minggu akan dirayakan sebagai hari ibadah bagi kekristenan mula-mula rupanya lebih karena selama hampir 2 abad lebih umat Kristen mula-mula itu sudah terbiasa beribadah pada hari Ahad = hari Minggu yang mereka maknai sebagai hari Tuhan (The Lord's Day). Tapi disinilah letak masalahnya: karna bagi kaum Yahudi, hari Tuhan (The Lord's day) dirayakan pada tiap hari ketujuh yang dinamakan Hari Sabbath. Barangkali disinilah letak problemnya: karna umat Kristen mula-mula sudah biasa berkumpul dan beribadah pada hari pertama dari tiap minggu hari Ahad = hari Minggu (sebagaimana kesaksian 1 Kor 16:2), sementara orang Yahudi biasa berkumpul dan beribadah pada hari Sabath = hari ketujuh = hari Sabtu; sementara Konstantin Agung adalah penguasa Roma pertama yang bertobat dan menjadi Kristen, bisa juga ada kemungkinan dia hendak menghormati dan menegaskan cara ibadah umat Kristen mulamula itu pada hari Minggu tapi sama s ekali tidak bermaksud merendahkan tradisi beribadah kaum Yahudi. Mungkin bagi kaum Yahudi, ini seperti tidak adil karna Konstantin seolah-olah hanya mengutamakan peribadahan jemaat Kristen yang dideklarasikannya pada tahun 324 AD. Setahun kemudian, 325 AM berlangsung sidang Nicea di Konstantinopel (sekarang Turkey) dan makin menegaskan hari Minggu sebagai pusat ibadah bagi jemaat Kristen mulamula karena tradisi perayaan Pascha/Paskah/passover pada tiap hari Minggu yang juga dimaknai sebagai hari Tuhan (Dominggu = the Lord's day) yang diimani untuk dirayakan pada hari pertama dalam setiap minggu yang berjalan. Tapi penegasan sidang Nicea tersebut tidak punya maksud mengubah Sabbath ke Hari Minggu. 38 Sabbath tetaplah jatuh pada hari Sabtu, hari ketujuh sesuai penanggalan Yahudi. Argumen yang bilang Konstantin mengubah Sabath ke hari Minggu barangkali hanyalah sebagai reaksi tidak puas dari orang Yahudi yang mungkin merasa tidak diutamakan oleh sang penguasa, Konstantin Agung yang jelas sudah menjadi Kristen. Saya kira, pandangan para pemelihara Sabath bahwa gereja Katolik mengubah sabat ke hari Minggu karena praktik penyembahan pada dewa matahari (Sun- day) pada hari Minggu adalah tuduhan yang sangat berlebihan. Jika kaum Yahudi mempersoalkan mengapa umat Kristen tidak memelihara hari Sabath sebagai hari Tuhan? Ya, sebab tradisi umat Kristen bahwa Hari Tuhan itu adalah hari untuk merayakan kebangkitan Yesus yang jatuh pada hari Minggu, dan karena memang dalam Alkitab disaksikan dalam 1 Kor 16:2 bahwa jemaat Kristen harus beribadah pada hari pertama dalam setiap minggu.Jadi, tidak perlulah saling meributkan soal manakah hari yang legal untuk beribadah: Sabtu atau Minggu ??? Lebih baik kita berprinsip, everyday is the Lord's day ! salam, Nina Tanggapan 45: Danny Sumendap – 28/04/2011 Salam juga Bung Oldy Tanggapan 46: Danny Sumendap – 28/04/2011 Hehehehehehe Shalom kenal Tanggapan 47: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011 Amin... In Christ every day is the Lord,s day HD Tanggapan 48: Servius Ponamon – 28/04/2011 Sobatku, Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai. Salam bae.YHbu! Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 49: Danny Sumendap – 28/04/2011 Frank , ngana ini kalau enggak dableg ya pasti so talalu sibuk urus2 beberapa milis . Hehehehehe…Coba ngana rangkum kong analisa semua jawaban2 mengenai Shabbath sesuai ngana pe pertanyaan . Good night . . Tanggapan 50: Danny Sumendap – 28/04/2011 Met pagi Nina . 1 . 1 Kor 16:2 pengertiannya tidak seperti itu dong. 39 2 . Katolik tidak merobah dari sabtu ke minggu .Tapi waktu konsili di Lao2sala , Eh salah, maksudnya Laodicea , Dorang tidak mengiyakan juga tidak. Melarang pemindahan dari sabtu ke. minggu oleh konstantin. Good night Tanggapan 51: Paul Lengkey – 28/04/2011 Allah adalah Nama diri tidak bisa diterjemakan kedalam bahasa apa saja Ybu. PL Sent via BlackBerry by AT&T Tanggapan 52: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 Shalom bung Lengkey. Kata Allah adalah sebutan bagi dewa tertinggi dalam konsep pantheon yaitu El [dewa el]. Dalm konteks Ibrani diberi bentk jamak dalam arti keagunganNya yakni Elohim. Jadi klaim Muslim Malysia salah kaprah. Begitu juga dgn kel. Yahwis. Ketimbang mempersoalkannya ... Lebih penting kita bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menikmati kaSih karuniaNya Salam bae. HAD Sent from my BlackBerry® Tanggapan 53: Sevius Ponamon – 29/04/2011 Ikutan ya Bung Hendrik..tepatnya bertumbuh dlm pengenalan YHWH Elohim Adonai didlm Yeshua HaMasiah, sehingga tdk salah alamat. Wuuiih..panasnya... Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 54: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 Ya lengkapnya bagitu dalam bahasa Ibrani. Dalam konteks budaya kita mengenal Empung Kasuruan\Opo Mananatas di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Pakatuan wo pakalawiren Sent from my BlackBerry® Tanggapan 55: Nina Nayoan – 29/04/2011 Met pagi pak Danny, 1. Menurut pak Danny dang 1 Kor 16:2 itu bagimana pemaknaannya? Berdasar sumber yg kita pelajari, 1 Kor 16:2 itu hanya mau memberi petunjuk bahwa diantara jemaat Kristen mula-mula (the early Christians) sudah ada kebiasaan berkumpul dan beribadah pada tiap hari pertama dalam minggu (on the first day of every week) itulah hari Ahad = hari Minggu/sunday. Ternyata umat Kristen di Korintus sudah biasa beribadah pada hari Minggu - hal itu terjadi sebelum ada deklarasi dari Konstantin lho, termasuk sebelum ada keputusan dari sidang Nicea. Cuma memang 1 kor 16:2 bicara soal bagimana agar umat kristen yang biasa bakumpul dan beribadah itu agar dorang beking pengumpulan dana (persembahan) yg ditujukan utk menopang kehidupan antar gereja (wkt itu menolong gereja di Yerusalem) termasuk menolong orang-orang miskin melalui persembahan yg dorang kumpulkan. 1 Korintus kan merekam kisah pelayanan Paulus dikalangan jemaat Kristen semasa hidupnya. Dalam Kis 20:7 lebih jelas mengungkap bagaimana pada tiap hari pertama dalam minggu (hari ahad/hari minggu) umat Kristen biasa berkumpul untuk memecah-mecahkan roti sebagaimana terjadi pada zaman Yesus. Dan kegiatan berkumpul dan beribadah pada tiap hari Minggu itu 40 mungkin menimbulkan masalah bagi kaum Yahudi [termasuk barangkali orang Kristen asal yahudi yg masih berpegang pada ketentuan beribadah pada hari sabath]. Bagi Paulus jelas, bahwa bagi orang2 Kristen non Yahudi (the gentiles)tidak diharuskan kepada mereka untuk mengikuti ketentuan/aturan Yahudi seperti disunat termasuk pelihari sabat pada hari ketujuh karna landasan iman mereka adalah peristiwa kebangkitan Kristus yg terjadi pada hari ahad atau hari Minggu. Bagi umat Kristen mula2, hari pertama=hari minggu itulah hari Tuhan (the Lord's day) sebab itulah hari dimana mereka hendak merayakan kebangkitan Yesus. Sementara bagi Yahudi hari Tuhan dirayakan pada hari ketujuh karna pemaknaan yg mereka hubungkan dengan kisah penciptaan pengudusan Tuhan pada hari ketujuh selesai penciptaan. Jadi tidak perlulah mempertentangkan dasar pengudusan hari Tuhan oleh para pengikut Yesus termasuk kita-kita ini; yg mau berlandaskan ketentuan orang Yahudi ya silahkan, dan yang berlandaskan cara hidup gereja Kristen mula-mula juga janganlah dipersalahkan. Bagi saya sih, setiap hari itulah hari Tuhan. Masak cuma hari sabtu dan minggu aja sih jadi hari Tuhan untuk dikuduskan oleh umatnya ? Hehehehe .... Be happy! Salam, Nina Powered by Telkomsel BlackBerry® Tanggapan 56: Paul Lengkey – 29/04/2011 Allah Adalah nama Diri . Bukan berasal akar Kata El.Bahasa ibrani tdk mengenal Kata Allah sehinga tdk ada hubungan dgn EL eloah or elohim YBU. PL Sent via BlackBerry by AT&T Tanggapan 57: Nina Nayoan – 29/04/2011 Tabea, Ado kasiang torang yang hidup di belahan bumi Minahasa kang, sepertinya harus dipaksa menerima bahasa orang Ibrani yang tanahnya sendiri belum pernah torang injak, bahasanya sendiri ndak pernah torang pake di kehidupan sehari-hari. Wah, wah orang Manado akang bilang nanti: dorang jo tu hidophidop kong torang pe budaya jo tu mati-mati. Bagimana ni torang pe pejuang budaya Minahasa ? Halo, halo ... Pakatuan wo pakalawiren. Nina Powered by Telkomsel BlackBerry® Tanggapan 58: Servius Ponamon – 29/04/2011 Tabea, Tuhan so ator bagitu kwak. Knp Israel?Rm11:28,29"Mengenai Injil dorang adalah seteru Adonai o/ krn torang, ttp mengenai pilihan dorang adalah kekasih Adonai o/ krn dorang pe nenek moyang.Sbb Adonai tdk menyesali kasihkarunia n panggilanNya." Jadi yah pilih jo dang Gal1:10" adakah torang cari kesukaan manusia/budaya tnh leluhur atau kesukaan Adonai? Akah torang coba berkenan kpd manusia?Sekiranya torang masih mau mencoba berkenan kpd manusia,maka torang bknlah hamba Yeshua." Bagitu dia pe carita...Salam kenal! Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 59: Harry Rombot – 29/04/2011 Nina, nda usah pesimif neh!!! justru ini merupakan tantangan utk kemajuan kalo mereka bisa mengetahui bahasa ibrani !!! kan nda ada salahnya utk mo majukan pengetahuan. Percaya deh di manado kan so ada group israel dengan ibadahnya serta pengikutnya so mulai banya. Dan mungkin dr merekapun akan 41 membuka kursus bahasa ibrani mengapa tidak? ini namanya langkah maju kedepan dankita yakini bahwa orang minahasa nyanda mau baputar-putar ditampa den mereka ingin maju seperti yang lainnya. Pakatuan wo pakalowiren, hr. Tanggapan 60: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 Shalom bung Lengkey Kel 20: "Akulah YHWH, Allahmu. Hal lain, mengapa Musa menanyakan siapa Nama Allah yg hrs dia sampaikan kpd bangsanya? Kalau Allah adalah nama diri? Jbu. HAD Sent from my BlackBerry® Tanggapan 61: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 So itu Nina mari n tamang2 Kawanua perhelatan Sepekan Gebyar Seni Budaya Minahasa dan Bakudapa sedunia, 8-14 okt 2011n menjadi penting utk torang sukseskan. Hari ada rapat stou di Mid Plaza. Salam bae.HD Sent from my BlackBerry® Tanggapan 62: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 Shalom bung HR Maju dgn memahami bahasa dan budaya lain itu baik. Ttp bukan berarti meninggalkan our own culture kan utk memiliki pemahaman yang kontekstual ttg Injil sbg kabar baik. Sdh waktunya bung HR torang gumuli teologi cakalang atau teologi kalapa utk Tonsea atau pun teologi cengkeh hehehe. YHWH pun menyatakan diri agar kita dapat mengenalnya sebagai Allah yang hidup dan mau bergaul dg manusia dalam konteksnya. Apalagi di dlam Kristus semua budaya harus ditebus dan diselamatkan. Krn itu scr kritis torang hrs mengkontekskan Injil itu pada tanah dan hidup real Tou Minahasa. Yoh. 10:10n Yesus menegaskan "Aku dtg spy mrk mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Jadi, isu utama bagaimana setiap komunitas, dalam perjumpaanya deng TUHAN yg hidup mrk memahami dan dapat menikamti hidup; tdk ada satu komunitas dapat memahami dan memaknai hidup jika tercabut dr budayanya. Era konstruksi Platonistik dan Aristotelian yang berabstraksi dan wacana so bangkrut. Inilah salah satu Misi perhelatan Sepekan Gebyar Seni Budaya Minahasa dan Bakudapa Sedunia di Batu. Bakumpul dan berbagi pemahaman ttg jatidiri Minahasam. Sitou Timou Tumou Tou. Pakatuan wo Pakalawiren Sent from my BlackBerry® Tanggapan 63: Harry Rombot – 29/04/2011 Bung Esa, Seandainya kita bergaul deng Esa mungkin kita so maso jadi Advent. Tapi sayangnya Tuhan cuman kaseh di Presbyterian dan kita pikir sama saja kang!!!! Yg penting berimankan Yesus Kristus sekalipun beda cara dan sistem tapi semua bermuara kepada kekuatan dan kuasaNya. Advent tidak ada salahnya krn berkiblat kepada PL dan itu benar adanya. Begitu juga yg bukan advent pun dibenarkan apalagi berkiblat kepada jaman anugerah (PB)yg telah memetraikan semua perkara shg manusia punya jalan menuju pertobatan. Hukum taurat telah dimetraikan oleh Yesus Kristus dan tinggal bagaimana pencermatannya msg2. Kalau Advent bilang nga boleh makan boke, maka dr denominasi lain 42 tidak melarang krn menurut keyakinan di jaman anugerah itu. Begitu juga advent mengatakan hari sabath bukanlah hari sabtu dan itu kebenaran yg mutlak bagi mereka. Sampai bongkok dan botak rambutmu tidak akan dapat titik temu utk mengatakan bahwa hari sabath adalah hari minggu dan sabtu.Yg penting keduanya beribadah untuk kemuliaan Tuhan bukan manusia. Yesus mengatakan bahwa Aku inilah jalan kebenaran dan hidup hidup dan tidak ada seorangpun akan sampai ke BapaKu di sorga tanpa melalui Aku. Nah kita bisa bayangkan mau jadi apa kalau tidak ada Yesus dan yg jelas advent dan protestan percaya Yesus???? Maka sesama kristiani dalam berbagai denominasi bukan waktunya lagi utk memperdebatkan atau mengclaim kebenaran dr masing2 gereja krn itu bukan tujuan dr misi dan visi Tuhan. Seperti Nina katakan bahwa setiap hari adalah waktu utk Tuhan dan itulah yg dikendaki Tuhan. Janganlah orang terkemuka menjadi terkebelakang!!!!! hr Tanggapan 64: Servius Ponamon – 29/04/2011 Bung Harry, agama bkn jaminan selamat apalagi denominasi. Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 65: Servius Ponamon – 29/04/2011 Tabea, Agama n denominasi bkn jaminan selamat. Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai.YHbu sobat!SP Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 66: Harry Rombot – 29/04/2011 Bung Indra, budaya tidak bertentangan dgn Injil. Dgn adanya budaya itu sendiri justru mempercepat dan memperlebar kebenaran firman Tuhan utk sesama manusia baik yg so percaya maupun yg belum. Misi perhelatan sepekan Gebyar Seni budaya Monahasa dan Bakudapa sedunia di Batu saya kira tidak ada yg menolak atau bersebrangan,krn justru dengan ditampilkan berbagai ragam budaya didalamnya akan memberikan nuansa yg kaya dan bersinergis yg kuat khususnya didalam berbagai kerukunan dan persauadaraan sesama minahasa yg akan semakin tajam dan melekat dalam persaudaraan dan persatuan, sehingga semuanya akan bermuara pada sisi vertical dan horizontal sesuai dgn kebenaran firman Tuhan. hr Tanggapan 67: Harry Rombot – 29/04/2011 Bung Servi, kita setuju tu pandangan!!! yg menyelamatkan adalah iman torang masing2. Denominasi adalah jembatan saja atau dodoku. Dan tentunya jembatan itu bukan tidak penting...tapi penting juga supaya bisa dilewati jalan menuju keselamatan. Makanya kalo torang so dimasing-masing denominasi janganlah cepat terpengaruh kmd pindah di denominasi lain.... pokoknya jangan jadi kutu loncat pagar dan itu bisa masuk dalam kategori iman picisan. Semoga diantara yg ikut diskusi ini tidak ada yg jadi kutu loncat. Hr 43 Tanggapan 68: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011 Samua tamang dg tanggapan bunh Servius n bung HR samua semakin baik Jbu all. HAD. Sent from my BlackBerry® Tanggapan 69: Servius Ponamon – 29/04/2011 Bung Harry, kutu loncat deng Bajing Loncat ada beda nggak ya...bemana ni dia bung Hendrik...SP. Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 70: Nina Nayoan – 29/04/2011 Pak Hary, Waduh, masak iya sih torang harus jadi pengikut orang Israel? bukankah torang ini so Israel baru ? bukankah gereja adalah the new Israel ? Nah, kalo torang cuma istilahnya iko-iko pada budaya orang Israel, dalam hal ini misalnya iko dorang pe bahasa ( Language is culture), bukankah itu berarti torang cuma terpaku pada hal yang lahiriah, yang kelihatan ? seolah-olah dengan berbicara memakai bahasa orang Ibrani maka torang lebih murni, lebih genuine/asli dalam kehidupan beriman kita ? apakah memang demikian ? Bukankah itu justru hanya membawa kesukaan bagi manusia ? Apakah memang Tuhan itu tidak bisa berbicara dan berjumpa dengan manusia ciptaannya itu melalui budaya dimana manusia itu dibesarkan, misalnya berjumpa melalui bahasa atau budaya orang Minahasa ? Betul bahwa Israel adalah umat perjanjian Tuhan yang melalui mereka bangsa-bangsa di dunia akan mengenal siapa Tuhan itu ! Dan kita akhirnya mengenal bahwa Tuhan adalah Tuhan atas sejarah umat manusia melalui perjanjianNYA dengan Israel. Kita mengenal ternyata Tuhan atau YHWH itu adalah Pembebas (dari Mesir ke tanah perjanjian), Pencipta, Pengajar, dst, dst ...... Tapi saya yakin Tuhan yang sama yang disembah orang Israel juga aktif berkarya dalam budaya orang Minahasa serta budaya-budaya lainnya di muka bumi ini. Jadi, saya setuju dengan Pak Dim, bahwa torang bisa kok berjumpa dengan Tuhan itu sebagai Allah Pemberi kesuburan atas tanah di Minahasa, Yang mengajarkan etika Mapalus serta etika menghormati alam lingkungan sekitar. Kalo bicara kemajuan, justru sekarang banyak orang tua termasuk sekolah-sekolah yang memasukan kebutuhan belajar Bahasa Mandarin agar bisa gaul dalam kancah perdagangan dunia yang mulai didominasi oleh kekuatan China. Apa betul bahasa Mandarin bisa menjamin itu, saya juga gak tau, hehehe ...... Pakatuan wo pakalawiren. Nina Tanggapan 71: Adolf Sambuaga – 29/04/2011 Bung Har, Makanya kita pe tanggapan bahwa di masa anugerah sekarang kita mau berbakti hari Sabbath/Sabtu atau Minggu tdk ada masalah. Kacuali torang orang Yahudi baru beribadah pada hari Sabtu.Bgs Israel yg beragama Yahudi mereka sangat patuh dan berada dibawah/patuh pada Hukum Taurat. Alkitab berkata: Mereka yg hidup dari perbuatan Hukum Torat berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis; Terkutuklah segala org yg tidak setia melakukan segala sesuatu yg 44 tertulis dlm hukum Taurat. Gal: 3:10. Jadi Har tuorang yg di sebut gentiles/kafir mengucap syukur kepada Bapa diSorga krn kita telah di tebus oleh darah Kristus dan kita yg percaya kepadaNya tidak berada di bawah hukum Taurat tapi dibawah Anugerah. ROM. 6:14. So what bro Harry?. Nanti di sambung lagi ya? Shalom, Waseng Sent from my Verizon Wireless BlackBerry Tanggapan 72: Harry Rombot – 29/04/2011 hehehehe Nina, memang benar kalo torang diluar israel otomaticli menjadi israel baru krn semua merujuk kesana!!! Inga Nina Tuhan itu maha kaya yg tidak terhitung oleh kekuatan pikiran manusia dan kekayaannya itupun diberikan kepada manusia. Makanya budaya apapun didunia kan tidak ada salahnya bila torang simak bahkan diadopsi seperti bahasa minahasa banyak teradopsi dr negara lain. Artinya kalotorang mengadopsi sesuatu itu bukan berarti torang harus terpaku dengan hal yg lahiriah dan yg kelihatan menurut amatan nina.. tidak. Justru disana torang bisa kembangkan sesuatu yg bernilai utk kemajuan bukan kemunduruan. Apakah memang Tuhan itu tidak bisa berbicara dan berjumpa dengan manusia ciptaannya itu melalui budaya dimana manusia itu dibesarkan, misalnya berjumpa melalui bahasa atau budaya orang Minahasa ? Pada kenyataannya memang tidak tapi melalui kuasa roh sesuatu bisa terjadi krn kita lihat saja bahasa lidah pada saat ketuangan roh kudus berbicara kepada umat manusia menjadi bahasa berbeda. Jadi dpt dikatakan budaya adalah salah satu cara Tuhan utk lebih mengenalNya kepada manusia yg berbeda bahasa dan budaya. Semua bahasa penting bagi umat manusia utk dapat bergaul dan beradaptasi. sayapun kalo mengetahui bahasa mandarinakansangatsenang sekali dan bisa pesiar kecina dan menikmati dengan segala panorama dan budayanya disana. Saya sangat senang dgn cina. Kekuatan cina dalam dunia bisnis saat ini menjadi titik perhatian bagi negara2 maju lainnya. Des pintnya, soal budaya dengan segala nilainya itu merupakan jalan sutera menuju pada konteks iman, kasih, dan pengharapan. Salam kawanua, Nina undang2 kamari neh kalo so depe waktu yah!!!!. hr Tanggapan 73: Harry Rombot – 29/04/2011 Bung Servi, kita kira semua tergantung dr konteksnya... mar terserah jo pabung Servi mau bedakanato samakan silahkan yg penting sudut panda bung Servi so lebeh jaoh kedepan loh!!! hr Tanggapan 74: Harry Rombot – 29/04/2011 Nina,memang benar toranglah yg disebut israel2 baru dalam kontekstual injil. Sedangkan budaya adalah bersifat relatif dan jangan diukur dgn ukuran tunggal atau yg sejenis dan juga jangan sampe torang diclaim utk menyangkal hakikat manusia dalam keberadaan budaya itu sendiri. Des budaya samgat relevan utk menunjang karya keselamatan dalam kehidupan manusia. Namunjangansampe budayapun dimanipulir dan direkayasa dengan kekuatan kuasa kegelapan salam, hr Tanggapan 75: Victor Manueke – 29/04/2011 Tabea waya, Pengalaman hidup selama ini saya menganggap bahwa hari minggu itu adalah hari KETUJUH , karna secara praktis selalu pada hari minggu itu saya berhenti 45 bekerja, karna hari minggu itu selalu saya anggap sebagai WEEK END. Pada hari minggu inilah kita berhenti bekerja dan sekaligus kita memuji dan memuliakan nama Tuhan. Satu hari (24 jam) berhenti BEKERJA dalam seminggu itu adalah WAJIB dilakukan oleh setiap orang, Tuhan sudah mengetahui bahwa manusia itu ciptaan Tuhan tidak mungkin bekerja setiap hari seumur hidupnya. TUHAN SAJA YANG MAHAKUASA HARUS BERHENTI PADA HARI KETUJUH DALAM PEKERJAAN PENCIPTAANNYA ATAS LANGIT DAN BUMI DAN SEGALA ISINYA, APALAGI MANUSIA YANG PENUH KELEMAHAN2. Menurut saya penamaan HARI KETUJUH dan SABBATH adalah citaan Tuhan, sedangkan penamaan senin, selasa....sabtu sampai minggu adalah ciptaan manusia. Salam bae. VHM. Tanggapan 76: Servius Ponamon – 29/04/2011 Sobatku Esa, Beribadah dihari minggu keq atau hari Sabtu keq..Denominasi Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22"Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai.YHbu sobat Esa! (SP) Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 77: Harry Rombot – 29/04/2011 Bung Esa, hidup dijaman anugrah memang terasa lain karena didalamnya telah digenapi hal2 yg bersifat taurat yg secara lahiriah manusia tidak sanggup utk melaksanakan tapi kehadiran Yesus telah menggenapin semuanya bahkan tidak kalah heubatnya karya keselamatan dan kemenangan atas segala kuasa maut telah menjadi milik manusia yg mau percaya kepadaNya. Bagi israel sendiri melaksanakan hukum taurat itu memang so dorang pe anutan dan sama deng torang so tidak terikat lagi dgn hukum taurat tapi hukum taurat itu penting utk menopang karya keselamatan Yesus. hr Tanggapan 78: Roy Wakary – 29/04/2011 Tabea, mau ikut nimbrung, Saya sependapat dengan ulasan pak adolf dan pak harry dan sependapat juga atas ulasan yang diberikan melalui pdf file dari tulisan byantoro. Saya mengkopi tulisan dari yang tertulis sebagai berikut.: Bahkan dalam keluaran 34: 18-26 itu sabat dibahas dalam konteks membicarakan korban ibadah dan hari-hari raya Israel. Dengan demikian jelas bahwa bukannya kerangka harinya saja yang harus dipelihara, namun Allah juga telah memberikan hukum dan peraturan mengenai cara merayakan Sabbat itu yaitu dalam konteks ibadah kemah suci (Bait Allah) dan hari raya serta korban ibadah Israel, dengan peraturan serta cara-cara tertentu, bukan di dalam Gereja Advent atau dalam Gereja Kristen manapun. Sabtu dipelihara hukum cara merayakan hari Sabtu ini dilanggar adalah tetap juga merupakan pelanggaran, dan menurut Taurat orang demikian wajib dihukum mati dan dilenyapkan. Jika hendak merayakan Sabbat sebagai hukum Allah yang kekal, haruslah konsisten dengan cara pelaksanaannya, bukan comot sini buang sana seperti 46 yang dilakukan oleh sementara orang seperti itu. Artinya jika ingin secara utuh, konsisten dan lengkap serta Alkitabiah menjalankan sabat, orang tersebut harus jadi pengikut agama Yahudi (Yudaisme) bukan pengikut Iman Kristen. Yohanes dalam Injilnya mengatakan: "Firman itu telah menjadi manusia" (Yohanes 1:14), artinya bukan lagi menjadi roh batu yang ditulis atau huruf-huruf Ibrani dari Kitab Taurat. Sekarang Firman Allah itu bukan lagi berwujud hukum dan ketentuanketentuan legalistik Taurat, namun menjadi manusia Yesus Kristus. Inilah yang diberitakan para rasul, seperti juga yang dijelaskan oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama : “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami dengan mat kami, yang telah kami saksikan, dan yang Telah Kami Raba Dengan Tangan kami tentang Firman Hidup- itulah yang kami tuliskan kepada kamu” (Yohanes 1:1). Karena telah didengar, dilihat dengan mata, disaksikan, dan diraba dengan tangan, sebagai sesuatu mahluk jasmani yang hidup sebagai manusia itulah Kristus disebut Firman hidup, berbeda dengan Kitab Taurat yang adalah benda mati yang tertulis. Itulah hukum tertulis itu mematikan kata Paulus. Hanya Firman yang hidup itulah yang menghidupkan. Dengan kata lain peristiwa Yesus (Firman) sebagai manusia yang hidup itulah yang menjadi inti dan dasar berita para rasul yang diberitakan dengan lisan maupun dalam tulisan. Dan dari seluruh peristiwa Firman “menjadi manusia” yang “hidup” ini maka yang sangat sentral dan penting adalah peristiwa penyaliban, kematian dan ke bangkitannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus: “sebab YANG SANGAT PENTING telah kusampaikan kepadamu …. Ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci bahwa ia telah dikuburkan, dan bahwa ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga …. Bahwa ia telah menampakan diri ….” (I korintus 15 :3-5). Inilah fondasi dari iman Kristen, bukan Taurat, bukan sini dan jelas bukan sabbat, sebab “jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (I Korintus 15 :17). Iman kita punya makna hanya karena kristus telah bangkit, dan kita dilepaskan dari dosa juga dikarenakan peristiwa yang sama. Dalam Perjanjian Baru tak ada satupun perintah yang menyuruh orang Kristen untuk merayakan hari sabtu sebagai hari perhentian yang harus dirayakan. Jika dalam Injil disebutkan tentang hari persiapan, hari Sabbat dan hari perayaan dalam konteks kesengsaraan Yesus, itu hanya merupakan perhitungan saat sesuai dengan budaya Yahudi, namun bukan suatu perintah bagi orang Kristen, dan bukan pula merupakan bukti bahwa itu adalah perintah yang harus dijalankan. Ingat, bahwa waktu Yesus mati itu Gereja belum ada, orang Kristen dalam pengertian kita sekarang masih belum ada. Yang ada yaitu orang-orang Yahudi yang terikat dengan hukum-hukum agama Yahudi termasuk perintah Sabbatnya, yang mempercayai bahwa Yesus itulah Mesias. Namun mereka belum merasa sebagai suatu komunitas agama yang terpisah dari bangsa Yahudi. Gereja baru lahir pada rasul Roh Kudus turun di hari Pantekosta. Itupun tak langsung membuat para rasul itu sadar akan misi mereka bagi orang-orang non-Yahudi (kisah 1-: 28-29), sehingga Petruspun mula-mula merasa keberatan untuk datang ke rumah Kornelius. Beberapa tahun kemudian barulah orang-orang Kristen sadar akan keberadaan mereka dari umat Yahudi . Herankah kita kalau beberapa diantara mereka masih terikat hukum-hukum ketentuan Sabbat dalam Perjanjian Lama, sehingga makna Kristus itu sendiri baru secara pelan-pelan terhayati secara paripurna. Melihat latar belakang ini maka kita tak mungkin menganggap sebutan akan nama-nama hari secara Yahudi dalam masa-masa akhir hidup Yesus itu sebagai perintah bagi gereja Kristen. Itulah cara budaya Yahudi menghitung waktu, tak lebih dan tak kurang. Jadi memang benar karena Yesus itu adalah Allah yang datang kedunia untuk menebus dan mengampuni dosa2 manusia, maka Yesus pun lebih tinggi dari hukum Taurat itu. Memang agak aneh, kita percaya kepada kuasa dan kasih karunia Yesus, tapi kita masih mengikuti aturan hukum Taurat. Terima kasih. WR 47 Tanggapan 79: Servius Ponamon – 29/04/2011 Sobatku Bung Roy (salam kenal), saya sendiri adalah Presbyter tulen.Tapi dihadapan Tuhan bukan itu yg utama ternyata. Beribadah dihari minggu keq atau hari Sabtu keq..Denominasi Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22"Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai.YHbu sobat Bung WR! (SP) Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 80: Roy Wakary – 29/04/2011 salam kenal kembali pak Servi, Menarik sekali ulasan pak Servi atas tulisan: Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22" Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg." Apakah pak Servi percaya kalau Yesus atau Yeshua itu Allah Yang Berkuasa?...Yesus mengajarkan kepada kita Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga. Artinya Dia juga berkuasa untuk meniadakan hari Sabat kan?....salam. WR Tanggapan 81: Roy Wakary – 29/04/2011 1YOHANES 1:1-9 (1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (4) Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna. (5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. (6) Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. (7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. (8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 48 (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. WR Tanggapan 82: Servius Ponamon – 29/04/2011 Bung Roy, menjwb pertanyaannya pd saya "Apakah pak Servi percaya kalau Yesus atau Yeshua itu Allah Yang Berkuasa? Artinya Dia juga berkuasa untuk meniadakan hari Sabat kan?"Jawaban saya adalah 'Ya,aku percaya' sbb Yeshua sendiri ajarkan bhw Mark2:27,28"Hari Sabat diadakan u/torang (manusia) n bukan manyusia u/hari Sabat (jgn diputar bale), jd Anak Manusia (yaitu Yeshua) adalah juga Tuhan atas hari Sabat."Duz..kita butuh Tuhan setiap saat/detik bukan dihari Sabat (sabtu/minggu) saja. Makanya senantiasa kita ungkapkan melalui nyanyian KJ 'Ya Tuhan tiap jam kumemerlukan-Mu'... Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 83: Rio Sinjal Massaile – 30/04/2011 Malam bae! Shalom aleichem voor jij allen... Interesting topics and discussions we have here! Everyone came with their thoughts and arguments. Despite, (perhaps) we see this issues from many different perspectives... i have no doubt that all of us believe in the Gospel of Grace and Love given by Opo Empung Wailan ABBA YHVH through His Son YAHshua Hamashiach! *Gelukkig zijn de mensen die ernaar hunkeren dat Gods wil wordt uitgevoerd, want zij zullen volkomen tevreden worden gesteld. -Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, For they shall be filled. *Gelukkig zijn de mensen die eerlijk en oprecht zijn, want zij zullen God zien. -Blessed are the pure in heart, For they shall see God. Personally i believe that we should(normative) worship on shabbat rather than on sunday. YAHshua came to fulfil the Law not to abolish Mosaic's Pentateuch, there was/is/will be no one could ever fulfill the Law perfectly. Only LORD YAHshua was able to do so, HE did a good job didn't HE? *All Praises and Glory unto Him, our Passover Lamb of G-d! Keeping shabbat is one of G-d's commandments, i reckon we should stick on it. We are doing the Law not for the sake of Salvation, Salvation is FREELY GIVEN through YAHshua for those who believe! Ruach HaKodesh(Holy Spirit) will guide us to do the Law/Torah (not halaka). *In de wet van Mozes is ons al verteld wat wij wel en niet moeten doen. Maar Jezus Christus bracht ons genade en waarheid. -For the law was given through Moses, but grace and truth came through Jesus Christ. Christianity was very hebrew, started with jewish sect called Netzarim! LORD YAHshua was a jew Himself and the parables HE 49 spoke was in Judaic Custom and culture. Why do have to be anti-Jew or anti Israel? We are the New Israel, New Israel are the Jews and the Gentiles!. Some of us are very familiar with 'Replacement Theology', i think this sort of teaching has anti-semitic seed of hatred towards the jewish people. The Jews are the first born(first to believe) and we(the gentiles) are the second born, both are equal in front of Adonai Elohim YHVH. For those who believe in the Son are justified, cleansed and been made victorious! LORD YAHshua/Jesus/Jezus/Iesu/Yesus is our role model. HE kept shabbat Holy to honour His Abba (Our Heavenly Father!) i reckon we should follow Him. Sure of course everyday is the LORD's Day and anyone can come to Him and worship Him anytime, but Abba specifically has ordered us to keep Shabbat. Why do we have to be so bloody smart ass and rebellios and not doin what HE has told us? It was the man made Pagan Rome who has ordered to worship on sunday. Do you follow man's order or Heavenly order? *answer urself YHVH or alla ta'ala? I believe that the G-d of Israel is YHVH and came down to earth became flesh in YAHshua (YAHWEH+shua = YAHWEH is my Salvation). allah is alla ta'ala pagan arab god which perhaps the lucifer himself that has deceived millions of people. Lucifer always wanted to sit @ G-d's throne (remember the story eh?). There are many gods but there's only one Supreme Ruler and His Name is Holy... Adonai Elohim YHVH!!! Sure you can call Him Opo Empung, but His personal name pronounced in hebrew tetragrammaton (yod) ( הheh) ( וvav) ( הheh) or ( הוהיYHWH). It's not easy to instanly belive with what i've shared, we have been used to call allah for years and using Alkitab LAI. I challenge you to do self study and deeper research about His real name. And i pray that Ruach HaKodesh(Holy Spirit) will guide your heart and the truth will finally be revealed unto you all. There are many websites on the net that wrote about this and you can actually browse them down. Check this one out: http://www.revelations.org.za/NotesS-Name.htm *De genade en vrede van God, onze Vader, en van onze Here Jezus Christus wens ik u toe. -Grace to you and peace from God the Father and our Lord Jesus Christ blessings, RSM Rio Sinjal Massaile Tanggapan 84: Servius Ponamon – 30/04/2011 Sobatku Bung Rio Sinyal,...beribadah dihari minggu keq atau hari Sabtu keq..Denominasi Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22"Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 50 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai.YHbu Bung Rio n salam kenal!(SP) Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 85: Adolf Sambuaga – 30/04/2011 Tabea Bung Rio, Some of u told that we are the new Israel, but I never ever read any verse on the Bible those words. Could you show me just one verse if you any? Look forward to hearing fr u. Shalom, Esa Sent from my Verizon Wireless BlackBerry Tanggapan 86: Robbynson Suy – 30/04/2011 Just. Give me Jesus any time any place .That's all I Need. RobbynsonHSuy Sent from my iPhone Tanggapan 88: Servius Ponamon – 30/04/2011 Shalom bung Esa, org2 percaya adalah 'Israel baru/rohani' mmg tdk ada tertulis dlm Alkitab. Yg ada tertulis adalah Gal3:26-29"Jikalau kamu (Yoh3:3-6)adalah milik Kristus,mk kamu juga adalah keturunan Abraham n berhak menerima janji Adonai (yg Dia berikan pd Abraham, Ishak n Yakub/Israel)."Pls be bless,Salam bae! Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 89: Adolf Sambuaga – 30/04/2011 Dear All, Mengapa kita selalu mau berkutat soal Israel Rohani yg hanya sebutan orang. Klu kita mau mendalami tentang orang2 percaya dl luar bgs Yahudi yg adalah kita2 ini, sebenarnya sebutan buat torang sesuai Alkitab yakni Anggota Tubuh Kristus yang adalah "GEREJA". Mereka yg bersekutu di Presbyterian, Protestant, Katolik, Reform dsb dan melafalkan Iman Rasuli setiap ibadaj Minggu, disana diucapkan "Aku percaya pada satu gereja kudus dan Am". Nah saudara2 yg sdh menerima Kristus secara pribadi atau sdh lahir baru, akan tergabung immediately menjadi Anggota Tubuh Kristus yg adalah Gereja. Gereja Tubuh Kristus ini bukan buatan tangan manusia tetapi hasil kerja dari Roh Kudus, yg mempunyai satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan. Gereja dimana kita bersekutu sekarang adalah buatan manusia. Jadi gereja adalah orangnya dan bukan bangunannya. Bagaimana klu sebutan Israel Rohani kita Ganti dgn "Gereja Anggota Tubuh Kristus"sesuai Alkitab. Nanti disambung lagi ya? Shalom, ESA Sent from my Verizon Wireless BlackBerry Tanggapan 90: Robbynson Suy – 30/04/2011 Yohanes 1.1 ????? tolong recheck GBU Sent from my iPhone RobbynsonHSuy 51 Tanggapan 91: Nina Nayoan – 30/04/2011 Tabea, Pak Edison, saya setuju uraian bapak. Memang pengertian dari Alkitab bahwa gereja adalah tubuh Kristus karna dalam pengertian itu nyata makna kesatuan (unity) dalam Kristus. Metafora tubuh Kristus (gereja) dan Kepala gereja (Yesus Kristus) sesungguhnya memang ditujukan untuk mempersatukan seluruh umat Tuhan yang sangat potensial hidup terpecah-pecah/terkotak-kotak satu sama lain. Thanks buat Rasul Paulus yang menghadirkan teologi Tubuh Kristus untuk menangkal pelbagai kemungkinan umat Kristen mula-mula hidup dalam suasana perpecahan terus menerus dan pembenaran diri masing-masing. Oya, soal paham gereja sebagai Israel baru memang tidak ada istilahnya dalam Alkitab. Pemaknaan itu hanyalah sebuah teologi yang diciptakan kemudian oleh sejumlah teolog dengan mengacu pada makna kehadiran bangsa perjanjian (Israel dalam Perjanjian Lama): bahwa gereja yang hadir dan berkembang setelah peristiwa pentakosta adalah juga bagian dari umat perjanjian yang melalui mereka Tuhan berkenan melanjutkan karya keselamatan di dalam Kristus. Maksudnya bahwa gereja termasuk umat yang dipilih Tuhan - sebagaimana Tuhan pernah memilih bangsa Israel (PL) sebagai alat untuk memperkenalkan diriNYA yaitu DIA-lah Tuhan yang membebaskan umat dari perbudakan di Mesir dan akan dihentar menuju tanah perjanjian. Dengan pemaknaan ini tidak berarti mau menunjukan ada sikap anti Yahudi sama sekali, in my opinion. Seolah-olah pemaknaan ini mau merubah faham tentang Israel sebagai umat pilihan Tuhan yang mungkin masih kuat dipegang oleh kaum Yahudi. Fakta bahwa gereja lahir setelah kehadiran Yesus dimuka bumi yang diimani sebagai Mesias tidaklah bisa dipungkiri oleh kaum Yahudi. Dan sebagai gereja yang mengimani Allah yang diimani juga oleh Abraham,Ishak dan Yakub, tidak dapatkah gereja Kristen itu memaknai dirinya sebagai umat perjanjian (Israel baru), umat yang dipilih Tuhan untuk menyatakan karya keselamatan dalam Kristus - sebgaimana proses ALLAH telah memilih dan memakai bangsa Israel PL untuk memperkenalkan diriNYA sebagai Allah PEMBEBAS dan PEMELIHARA ? Jadi, pemaknaan diri bagi gereja itu, bagi saya, selalu harus punya maksud dan latarbelakang yang bisa dipertanggungjawabkan secara teologis. Bagi mereka yang hendak memaknai gereja itu sebagai Tubuh Kristus karena penekanan makna penyatuan umat (the UNITY) ya silahkan; tapi juga memaknai gereja itu Israel Baru dalam pengertian sbg umat yg dipilih Tuhan utk memproklamirkan karya keselamatan dalam Kristus kepada dunia (Yoh 17:21, agar dunia percaya bahwa ENGKAU-lah Yang mengutus AKU), janganlah juga dilarang. Salam, Nina Powered by Telkomsel BlackBerry® Tanggapan 92: Roy Wakary – 30/04/2011 1 Yohanes 5:7 5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Yohanes_yang_Pertama WR 52 Tanggapan 93: Adolf Sambuaga – 30/04/2011 Thanks Bu Nina atas additional info nya. Klu mau bahas Gereja Tubuh Kristus detailnya panjang dan akan membosankan orang yg selalu terpusat pada merek dan gedung gereja yg kelihatan. Shalom, ESa Sent from my Verizon Wireless BlackBerry Tanggapan 94: Denni Pinontoan – 30/04/2011 Tabea samua, Menarik memperhatikan diskusi mengenai agama di milis ini. Misalnya soal nama Yahweh yang dibandingkan dengan kata Allah. Menurut qta, nama Yahweh, Allah, ataupun yang lainnya, semua itu adalah nama kebudayaan manusia, yang tentu memakai bahasa kebudayaan. Jadi, semua itu adalah usaha manusia mempersonifikasi yang Supranatural atau Yang Maha Kuasa itu...demikian pendapat qta... denni Tanggapan 95: Harry Rombot – 30/04/2011 Esa, biar tu kata2 so babusa banya tidak akan dapa depe titi temu dan semuanya berjalan secara paralel. Pandangan Nina cukup representative dan membuka cakrawala pemikiran baru dlm pemahaman tentang gereja, israel baru dan pemaknaannya sekalipun itu hanya garis besarnya saja. Dan bung Esa lirikan kurang sepenuhnya dlm nanggapin apa yg dimaksud Nina dan mungkin krn minimnya waktu utk menggali lebih jauh!!! Tapi okelah saya kira interaksi perdiskusian ini ada nilai2 tertentu yg bisa didapat, digali dan bahkan diaplikasikan dalam kehidupan kita yg berbeda denominasi tapi tetap unity didalam tubuh kristus. Salam, hr Tanggapan 96: Denni Pinontoan – 30/04/2011 Tabea samua, so lama nda bacirita di milis ini. Ternyata milis ini so lebe Kristen Barat, Yahudi deng apa lei stou...Kong tu Minahasa dang???? he...he...Usul pa bung moderator bagus milis ini robah jo jadi milis "Milisi Kristen Import" wkwkwkwwkk salam bae. denni Tanggapan 97: Harry Rombot – 30/04/2011 Hi Denny, bisa aje ngana!!! biasa2 jo kembangkan dan lemparkan jo apa yg ada utk pemanfaatan torang semua!!! asalkan jangan terlalu radikalis sifatnya dan tidak memberikan manfaat yg diinginkan. torang tunggu jo pandangan dan pencerahan bung Denny yg begitu kaya dengan paham budaya lokalis. Bersuaralah torang siap mendengar apalagi tentang milisi kristen import yg bagaimana itu????. Salam bae, hr Tanggapan 98: Matulandi Supit – 30/04/2011 Tabea, Soal keyakinan adalah urusan perorangan. Qt kira millis ini wkt dibentuk bukan utk cerita rupa itu... Deng Orang Minahasa stou nyanda pernah mo persoalkan siapapun pe' agama... Kiapa mo tasibu bagitu rupa, sepertinya eso so nyanda mo selamat... Minahasa pe kebutuhan skarang adalah bgm tu sumberdaya kehidupan masih ada ditangan vor anak cucu... MS 53 Tanggapan 99: Sevius Ponamon – 30/04/2011 Tabea samua, renungan milis » TUHAN itu baik/God is good,ah siapa yg nggak tau.Tp jgn coba main2 sama Dia sbb Dia tegas n keras,Ibr10:31"Ngeri benar,klo jatuh kedlm tanganNya yg hidup."drpd kebacut mk saran saya sobat,Rom11:22"perhatikanlah kemurahanNya n jg kekerasanNya,yaitu kekerasan a/org2 yg tlh jatuh,ttp a/km kemurahanNya,yaitu jika km ttp dlm kemurahanNya;jika tdk;kmpun akn dipotong jg."terus jaga kekudusan,bencilah apa yg Dia benci.YHbu! Salam. Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 100: Denni Pinontoan – 30/04/2011 Tabea Pak Landi, Eh...so sama deng baru dapa pake ba posting ini eh....Iyo kang. Torang di sini so sampe bicara mo runtuhkan agama, dorang masih bicara tu tahyul2 agama...kasiang eh...kapan Minahasa mo maju kalo samua baku abis energi bicara2 tu di sorga pe urusan..... salam bae, denni Tanggapan 101: Sevius Ponamon – 30/04/2011 Tabea samua, " SATU TUBUH YAITU TUBUH KRISTUS DAN SATU KEWARGAAN YAITU WARGA KERAJAAN SORGA " Kej.11 :1-9 "Adapun Sulawesi Utara SATU BAHASANYA dan SATU LOGATNYA.Maka berangkatlah warga Sulawesi Utara ke Amerika, lalu menetaplah mereka disana. Mereka berkata seorang dan yang lain: 'Marilah kita dirikan bagi kita sebuah Kerukunan/Organisasi dengan nama KAWANUAUSA, supaya kita jangan terserak keseluruh bumi, dan tetap bersatu dengan semangat SITOU TIMOU TUMOU TOU. Yang namanya mendunia dan tersohor sampai kelangit. Lalu turunlah TUHAN untuk melhat Kerukunan/Organisasi yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman:'Mereka ini satu bangsa Indonesia keturunan Propinsi Sulawesi Utara dengan satu bahasa Menado untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak terlaksana. Baiklah kita turun dan MENGACAUBALAUKAN disana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masingmasing. Demikianlah mereka di diserakan TUHAN menjadi berbagai kerukunan. Itulah sebabnya sampai sekarang nama Kerukunan atau Organisasi itu disebut KAWANUA-USA LAMA dan KAWANUA BARU dan masih banyak lagi Organisasi/ Kerukunan yang sesuai asal kampung mereka masingmasing, dan dari situlah mereka dikacaubalaukan dan diserakkan TUHAN menjadi beraneka ragam Kerukunan." Sebab "Nimbole talebe" begitu istilah dalam bahasa Menado. Kalau cari nama atau talebe TUHAN istilahkan itu 'BABEL' 1 Kor.11:19 "Sebab diantara kamu HARUS ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah diantara kamu yang tahan uji." Mat.23:12 "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan." Wah 17: 14, 19:16 "TUHAN adalah Tuan diatas segala tuan dan Raja diatas segala raja." Kol.1:15-18 "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada didalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat (warga Sulawesi Utara/Kawanua). Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu." 54 Kol.2:10 "Dialah kepala semua pemerintahan dan penguasa." Yoh1:3 "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Yak.4:12 "Hanya ada SATU Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan." Ef.2:8,9 "Sebab karena Kasih Karunia kamu diselamatan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Adonai, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri." Fil.3:20 " For our citzenship is in heaven, from which we also eagerly wait for the savior / Karena kewargaan kita adalah di dalam SORGA, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat." Rom.11:36 "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Salam bae. (SP) Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 102: Ronny Aruben – 30/04/2011 Tabea Bung Denni, Slamat bakudapa. Tolong kase ceramah akang kote tentang "kebudayaan". Sebab qta khawatir, jangan2 nanti ada yang mengkleim bahwa ada bahasa yang turun dari surga, sama deng kitab suci tertentu, hehehe.... Salam, RA Tanggapan 103: Ronny Aruben – 30/04/2011 Halo Bung Servi, Slamat baku kenal kote. Rajin ba posting qta lia, kang? Tapi sebaiknya postingnya jangan dobol2 (malahan ada yang tripple). Mengingat banya anggota yang kewalahan menata inboxnya. Bagitu jo, selamat berposting lagi..... Salam Bae, RA Tanggapan 104: Ronny Aruben – 30/04/2011 Merespon pak Denni, Sependapat bahwa Minahasa tidak akan maju-maju karena terlalu banyak tahyul yang disimpan hingga ke manca negara. Jangan suka mimpi siang bolong dan jangan membawa-bawa tahyul dalam kehidupan. WR Tanggapan 105: Harry Rombot – 01/05/2011 Bukang kita mo bantah, tapi apa yg disampaikan bung Roy Wakari terlalu dini kurang mendasar. Coba buka mata lebar2 apa sulut khususnya minahasa tidak ada kemajuan? kong kmd sobanya kekuatan hitam disimpan bahkan sampai yg sokeluar negeripun dibawa-bawa...hehehehe ini sih seperti bicaranya si macan ompong lagi makan konga kwa... bung Roy harus bangga apa yg so dicapai sulut saat ini. Bayangkan saja dari propinsi lainnya banya yg mau tinggal di sulut krn dampak kemajuan yg dicapai oleh kepemimpinan gubernur SHS saat ini. Jadi saya katakan perkiraan bung Roy so salah alamat dan jangang2 bung Roy suka ja simpan tahyul maskot kang? Hahahaha. hr Tanggapan 106: Sevius Ponamon – 01/05/2011 Happy Sunday tamangs, " SITOU TIMOU TUMOU TOU ADALAH AMANAT AGUNG BAGI MANUSIA BARU KETURUNAN MENADO" 55 Warga Menado boleh berbangga namun sekaligus ber-awas2. Betapa tidak, YHWH Elohim Adonai, pencipta langit dan bumi beserta isinya, Tuhan yang kita sekalian sembah didalam nama Yeshua HaMasiah. Telah mempercayakan dan memilih warga Menado untuk menggenapi rencana besar-Nya, menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dimanapun mereka berada. Ibaratnya, sebagaimana Musa menerima dua loh batu berisi kesepuluh perintah Tuhan untuk bangsa pilihanNya yaitu Israel/Yahudi, begitu pula DR.Sam Ratulangi menerima inspirasi berisikan pesan Tuhan "Sitou Timou Tumou Tou" untuk bangsa pilihanNya yaitu Menado. Baca berulang-ulang dan cobalah simak baik renungan berikut ini : 1Kor15 : 45-50 " 'manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup', tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Mahluk-mahluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan mahluk-mahluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Sama seperti kita memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa." Manusia pertama adalah manusia bersifat/berkarakter jasmani atau kedagingan yang diistilahkan dengan mahluk / a living being atau sama dengan binatang. Mzm 49:13,21 "Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian n tidak dapat bertahan, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan." Perbuatan manusia pertama/daging/mahluk/hewan ini tertulis dengan rinci pada Gal.5:19-21 "Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan, perselisihan, irihati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai." Salah satu contoh perbuatannya ada tertulis pada 2Ptr2:12 " Tetapi mereka itu sana dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar." Manusia kedua > adalah manusia yang sudah dilahirkan kembali melalui proses pertobatan. Dibenarkan dan dikuduskan oleh darah Yeshua haMasiah menjadi ciptaan baru. Yoh 1:12,13 "Manusia yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Adonai." Manusia yang berasal dari sorga. Manusia kedua tidak berbuat dosa lagi sebab 1 Yoh 3:9 " Setiap orang yang lahir dari Adonai, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih Elohim tetap ada didalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Adonai." Lalu apa kaitannya dengan 'Sitou Timou Tumou Tou'? Begini, bagi manusia pertama yang serupa mahluk/hewan itu tentu saja kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' itu sama sekali tidak mengandung makna sorgawi / devine purpose. Sebab manusia pertama tidak berakal budi. Lain halnya dengan manusia kedua yang adalah manusia yang sudah diciptakan kembali Tit.3:5-7 " oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dkerjakan oleh Roh Kudus." Dan Roh Kudus yang tinggal tetap dalam mereka memampukan mereka untuk mengerti bahwasanya kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' 'mengandung arti 56 dan pesan sorgawi, yaitu Manusia hidup (ciptaan baru/life giver) menghidupkan manusia (ciptaan lama/manusia mati/mahluk/a living being)' Itulah sebabnya dalam segala aspek kehidupannya manusia kedua keturunan Menado sebagai domba-Nya senantiasa mengenal suara Gembala Agung mereka Yeshua HaMasiah yang ada tertulis pada Mark.16:15-18 " Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Dan dimanapun mereka ditempatkan oleh Tuhan dibelahan dunia ini, senantiasa mereka menjadikan pesan sorgawi 'Sitou Timou Tumou Tou' adalah bagian dari hidup mereka. HaleluYAH! Pakatuan Wo Pakalewiren, Tuhan Yesus memberkati, warga sorga keturunan remboken-tondano Servius Ponamon (SP) Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 107: Nina Nayoan – 01/05/2011 Tabea, Memang kita ley ada penasaran sadiki kenapa kalau membahas topik terkait isu agama atau keimanan terlihat begitu antusias di milis ini ? Di satu sisi, kita kira janganlah talalu apriori bahwa berdiskusi soal agama nyandak ada faedahnya. Secara positif torang lia jo ini sebagai wadah melatih budaya berdiskusi secara argumentatif dan berbagi perspektif. Meski tujuan akhir diskusi bukan untuk memaksa penyeragaman pandangan tapi setidaknya ada proses saling berbagi pemikiran dan mudah2an saling belajar memperkaya satu dengan yang lain. Di sisi lain, kita pikir barangkali isu keimanan adalah bagian dasar dari identitas diri kita sehingga ketika terjadi perbedaan sudut pandang, sangat wajar muncul reaksi-reaksi pertahanan atau pembelaan atas paham/nilai yang dianut. Dan pembelaan itu ternyata bisa menggambarkan "social location" termasuk "political standing position" seseorang. Bayangkan saja ketika berdiskusi tentang Sabbath, kita bisa menemukan orang2 kawanua/Minahasa atau orang Indonesia ternyata tidak hidup dalam satu lokasi sosial yang sama: ada yg Katolik,Presbyterian, Advent, bahkan mungkin pengikut aliran kaum Yahudi. Padahal mungkin kita memegang Kitab Suci yang sama, mengklaim diri sebagai sama2 orang Kristen tapi ternyata kekristenan kita belum menjamin kita hidup dalam kebersamaan. Namun apakah itu berarti kita harus pesimis dengan Kekristenan ? Bahwa nilai kekristenan atau nilai keimanan kita tidak bisa berkontribusi apa-apa terhadap upaya kita mengatasi persoalan kehidupan sehari-hari ? Bahwa agama tidak bisa lagi diharapkan menjadi sumber dan inspirasi bagi solusi dalam kehidupan bersosial dan berpolitik kita ? Benarkah ? Sebenarnya, bagi saya, bicara tentang keimanan tidaklah an sich bicara soal halhal yg personal, karna iman akan selalu bersinggungan dengan praksis, perbuatan/aplikasi iman dalam kehidupan nyata. Apa yang torang sibuk diskusikan di milis, lebih baik torang tempatkan itu dalam kerangka melakukan refleksi. Nanti kemudian torang cari bersama atau masing2, apa bentuk aksi secara konkrit yg bisa dilakukan entah secara pribadi atau komunal. Jadi anggap jo torang sedang melakukan kegiatan refleksi - aksirefleksi, dst. Ada yang bilang kalo cuma tasibuk dengan aksi melulu tanpa melakukan refleksi akan terjebak menjadi sebuah rutinitas activism tanpa makna; sementara refleksi melulu tanpa ada aksi juga berarti sesuatu hal yang percuma. 57 Saya hanya prihatin saja dengan mereka yg terlalu apriori dan pesimis dengan kegiatan2 berdiskusi; Di satu sisi mereka enggan berbagi informasi/pikiran tentang pokok2 keprihatinan yg perlu menjadi kepedulian bersama dan di sisi lain mereka justru hanya bisa mengolok dan meremehkan forum diskusi, parahnya lagi mereka bicara ttg aksi kemanusiaan seolah2 hanya mereka yang berbuat demikian. Saya kira ini tidak fair ! Kembali ke isu pembahasan agama ataukah kenyataan sosial kita? Bagi saya dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Bicara soal sumber daya kehidupan berkelanjutan mestinya perlu ada dukungan moral dan hal itu saya kira dapat dikontribusikan oleh nilai2 agama/spiritual/iman, selain nilai-nilai kultural. Bayangkan saja persoalan krusial kita saat ini, salah satunya ialah korupsi. Dan jika para elit termasuk masyarakat kita sudah anggap biasa tindakan2 korupsi, bgm bisa diharapkan pembangunan masyarakat itu akan menuju pada keadilan dan kesejahteraan ? Begitu juga bicara soal sumberdaya alam, jika nilai keserakahan (greed) sudah dipandang biasa atau eksploitasi SDA dibenarkan atas nama pembangunan dan profit maka janganlah berharap hutan-hutan di Kalimantan dan Papua akan selamat. Teman-teman yg berkiprah dalam dunia kebudayaan mestinya bisa berbagi informasi kepada kita2 di milis tentang sejauh mana kultur Minahasa itu memuat wisdom yg bisa dipakai untuk membangun mental masyarakat secara positif atau mendorong manusia bisa menjaga kelestarian alam sebagai ganti mengeksploitasinya. Sebenarnya ketika muncul diskusi soal Sabbath, saya melihat ada moral wisdom yg luar biasa dalam konsep atau tradisi ttg Sabath. Terlepas dari perbedaan paham yg ada, saya justru tertarik pada pengertian Sabath itu yg ternyata mengandung makna pembebasan, jika dilihat dari makna Sabath sebagai "hari istirahat". Bukan sembarang istirahat yg dimaksudkan, tetapi bagaimana manusia itu bisa dibebaskan/dimerdekakan dari perbudakan kerja (ingat perbudakan di Mesir)atau dibebaskan dari belenggu penindasan apa pun. Tapi ternyata bukan hanya manusia tapi juga Sabath itu memberi pesan pembebasan bagi ternak peliharaan dan alam ciptaan (spt tanah). Artinya alam yg menyediakan segala kebutuhan manusia ini jangan dieksploitasi terus menerus, harus ada waktu dimana tanah/alam itu beristirahat agar produksinya bisa berkelanjutan, bisa dinikmati anak cucu. Tidak heran ada juga tradisi Tahun Sabath yaitu tahun Yobel =tahun ke-50 yang disering dimaknai sbg tahun pembebasan. Dalam konteks ekonomi dunia, pernah konsep tahun Yubelium ini dipakai utk pembebasan hutang negara2 miskin oleh negara2 maju/donor. Jadi, saya kira janganlah talalu apriori dengan forum diskusi keagamaan atau keimanan. Sementara kontribusi budaya pada kehidupan sosial kita sepertinya belum tersosialisasi atau bahkan belum keliatan jelas dan karna itu PR bagi kita. So sorry for any inconvinience from my argument. Slamat Hari Buruh sedunia, Nina Powered by Telkomsel BlackBerry® Tanggapan 108: Denni Pinontoan – 01/05/2011 Tabea K'Nina... Menurut kita, diskusi keimanan yang hanya mau menonjolkan kebenaran sepihak, memang tidak akan pernah berguna. Sebab, justru diskusi dalam ketertutupan pikiran pastilah hanya akan berujung pada usaha mencaricari kesalahan teman diskusi dan sebaliknya juga kita akan berusaha mencari pembenar untuk argumen kita. Berikut, soal local wisdom Minahasa, saya kira 58 kita sudah berdiskusi cukup banyak soal itu. Ketika kita masih berdiskusi soal itu, menurut saya milis ini tampak berkualitas. Tapi, ketika sudah bergeser diskusi 'sorga' agaknya hanya kuantitas yang tampak. Bukan bermaksud mengatakan orang2 yang berdiskusi itu tidak berkualitas, tapi suasana diskusilah yang membuat wacana yang berkembang menjadi agak tidak berbobot. Refleksi yang demikian tentu akan menghasilkan aksi yang juga begitu.... salam bae, denni Tanggapan 109: Sevius Ponamon – 01/05/2011 Salam Kenal bung Ronny A, Happy Sunday. " SITOU TIMOU TUMOU TOU ADALAH AMANAT AGUNG BAGI MANUSIA BARU KETURUNAN MENADO". Warga Menado boleh berbangga namun sekaligus ber-awas2. Betapa tidak, YHWH Elohim Adonai, pencipta langit dan bumi beserta isinya, Tuhan yang kita sekalian sembah didalam nama Yeshua HaMasiah. Telah mempercayakan dan memilih warga Menado untuk menggenapi rencana besarNya, menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dimanapun mereka berada. Ibaratnya, sebagaimana Musa menerima dua loh batu berisi kesepuluh perintah Tuhan untuk bangsa pilihanNya yaitu Israel/Yahudi, begitu pula DR.Sam Ratulangi menerima inspirasi berisikan pesan Tuhan "Sitou Timou Tumou Tou" untuk bangsa pilihanNya yaitu Menado. Baca berulang-ulang dan cobalah simak baik renungan berikut ini : 1Kor15 : 45-50 " 'manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup', tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. Mahluk-mahluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan mahluk-mahluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Sama seperti kita memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa." Manusia pertama > adalah manusia bersifat/berkarakter jasmani atau kedagingan yang diistilahkan dengan mahluk / a living being atau sama dengan binatang. Mzm 49:13,21 "Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian n tidak dapat bertahan, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan." Perbuatan manusia pertama/daging/mahluk/hewan ini tertulis dengan rinci pada Gal.5:19-21 "Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan, perselisihan, irihati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai." Salah satu contoh perbuatannya ada tertulis pada 2Ptr2:12 " Tetapi mereka itu sana dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar." Manusia kedua > adalah manusia yang sudah dilahirkan kembali melalui proses pertobatan. Dibenarkan dan dikuduskan oleh darah Yeshua haMasiah menjadi ciptaan baru. Yoh 1:12,13 "Manusia yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Adonai." Manusia yang berasal dari sorga. Manusia kedua tidak berbuat dosa lagi sebab 1 Yoh 3:9 " Setiap orang yang lahir dari Adonai, tidak berbuat dosa 59 lagi; sebab benih Elohim tetap ada didalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Adonai." Lalu apa kaitannya dengan 'Sitou Timou Tumou Tou'? Begini, bagi manusia pertama yang serupa mahluk/hewan itu tentu saja kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' itu sama sekali tidak mengandung makna sorgawi / devine purpose. Sebab manusia pertama tidak berakal budi. Lain halnya dengan manusia kedua yang adalah manusia yang sudah diciptakan kembali Tit.3:5-7 " oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dkerjakan oleh Roh Kudus." Dan Roh Kudus yang tinggal tetap dalam mereka memampukan mereka untuk mengerti bahwasanya kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' 'mengandung arti dan pesan sorgawi, yaitu Manusia hidup (ciptaan baru/life giver) menghidupkan manusia (ciptaan lama/manusia mati/mahluk/a living being)'. Itulah sebabnya dalam segala aspek kehidupannya manusia kedua keturunan Menado sebagai domba-Nya senantiasa mengenal suara Gembala Agung mereka Yeshua HaMasiah yang ada tertulis pada Mark.16:15-18 " Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Dan dimanapun mereka ditempatkan oleh Tuhan dibelahan dunia ini, senantiasa mereka menjadikan pesan sorgawi 'Sitou Timou Tumou Tou' adalah bagian dari hidup mereka. HaleluYAH!. Pakatuan Wo Pakalewiren, Tuhan Yesus memberkati, warga sorga keturunan remboken-tondano Servius Ponamon Sent via BlackBerry from T-Mobile Tanggapan 110: Denni Pinontoan – 01/05/2011 Hallo Pak Ronny, Selamat bakudapa lei. Kita nda harus kase ceramah, sebab kita bukang pembicara top kasiang..he...e...sederhana saja, agama itu juga kan produk kebudayaan. Maka simbol bahasanya atau simbolnya yang lain, tentu adalah produk kebudayaan. Tuhan bahkan ditemukan dari usaha manusia berkebudayaan. Dan, ini sudah pasti tidak mau diterima oleh penganut agama 'sorga'...wkwkwkw salam bae, denni Tanggapan 111: Ronny Aruben – 01/05/2011 Tabea Bung Denni, Mantap skali cara pandangnya. Sebetulnya sejalan keyakinan Kristen, bahwa Allah harus turun ke dunia ini (lokus kebudayaan) agar manusia dapat memahami Tuhannya sebagai jalan keselamatan. Tapi penganut "agama surga" mempunyai sudut pandang yang lain pastinya, hehehe... RA Tanggapan 112: Seviu Ponamon – 02/05/2011 Happy Sunday bung Hendrik, apa kabar..baji2 mi..(Cuma itu yg kita tau.maklum lahir disurabaya remaja di semarang n besar di Jkt).Apa yg sdh Tuhan bebankan dlm hati bung, lanjutken hingga tuntas. Saya percaya, sbgmn tokoh2 iman di Alkitab,bila Tuhan sdh memerintahkan pasti Dia jg sediakan sgl sesuatu yg dibutuhkan. Mmg banyak cara u/ mewartakan Injil. Selamat melayani. My YHbu! Sent via BlackBerry from T-Mobile 60 Tanggapan 113: Paul Lengkey – 02/05/2011 Dear Tommy, Saya Kurang mengerti maksud yg Tommy tulis "Disinilah kelemahan alkitab itu, tidak jelas" Yang sedang dibicarakan adalah SABBATH: Hari Sabtu atau Minggu? Sehingga munjul pertanyaan Sabbath itu hari apa? sabtu atau Minggu.? Sabbath suda jelas bawah hari itu Tuhan berhenti dari pencibtaanya yaitu hari yg ke 7. untuk hari ke 7 ini kita tidak tahu namanya, apakah senin .........s/d ....sabtu. sedangkan dari Adam s/d Musa kalau tuhan berfirman untuk menyatakan hari seperti contoh kel.12:3,18 kel.16:1 Jadi Tuhan tidak menyebutkan nama hari. Setelah Musa medapatkan firman kel. 20:8-11 ditegaskan lagi kel.20:10 tetapi hari ke 7 adalah sabat bagi YAHWEH, Elohimmu.......... YBU, PL. Bangsa Minahasa Tanggapan 114: Paul Lengkey – 02/05/2011 Dear Nina, Yg torang bicarakan adalah Nama Allah dan YHWH, nama 2 ini bukan menyangkut masalah bahasa atau kebudayaan. seandainya juga torang mengetahui bahasa dan kebudayaan suatu bangsa kan tidak adasalahnya. Regards, PL. Bangsa Minahasa Tanggapan 115: Paul Lengkey – 02/05/2011 Salam Kenal Had, Absolutely go with you, Kata Allah adalah sebutan atau nama dewa tertinggi. Jadi kalau malysia memprotes itu tidak salah kapra karena itulah nama Tuhan Mereka yg beragama islam Regards,PL. Bangsa Minahasa Tanggapan 116: Paul Lengkey – 02/05/2011 Shalom bung Hadi, Sebenarnya Kel 20: "Akulah YHWH Elohimmu (Elohim Jamak tapi Esa ) or Akulah YHWH Tuhanmu. YHWH DAN ALLAH ADALAH NAMA DIRI Disinilah keranjuan di buat oleh LAI sehingga banyak umat kristen di Indonesia sudah tidak tau nama TUHANNYA contoh sebagai berikut yang ada di Alkitab diterbitkan oleh LAI ALLAH Tuhan = Allah dgn huruf bersar berarti NAMA diri TUHAN Allah TUHAN = Allah dng hurf kecil berarti sebutan bukan nama diri TUHAN Allah = TUHAN Huruf besarl berati NAMA diri TUHAN Tuhan ALLAH = Tuhan huruf kecil berati sebutan bukan nama diri Tuhan allah huruf kecil berarti nama dewa Kalau diperhatikan tulisan dan pengujabpanya sama tapi sangat berbeda maksudnya. Regards, PL. Bangsa Minahasa Tanggapan 117: Paul Lengkey – 02/05/2011 Dear Nina, Pada jaman Tuhan Yahsua dan murid merka berkumpul, berdoa dan melayani setiap hari, seminggu 7 hari dan pada hari sabath mereka pergi ke synagogue 61 untuk berdoa karena mereka orang yahudi n agama Yahudi. Tapi setelah kebangkitan Yahsua , Murid2 Yahsua dan pengikutnya berkumpul dan berdoa pada hari pertama minggu alias hari minggu Ref. Yoh. 20:19,26. Ini pedapat saya pribadi sehingga Paulus yang sudah meliat serta ikut ibadah dan berdoa bersama2 murid Tuhan setiap hari pertama (hari minggu ) dia terapkan kepada jemaat Korintus Ref. 1 kor.16:1-2 hingga ke torang ini. Regards, PL.Bangsa Minahasa Tanggapan 118: Paul Lengkey – 02/05/2011 Dear Denni, Nama Yahweh itu Elohim Yahweh sediri yg menyatakan kepada Musa dan Harus disebutkan turun temurun Ref. PL. dan untuk nama Yahsua (YHWH+SUA) nama yang diberikan YAHWEH sendiri kepada orang tua Yahsua Ref. PB. untuk nama selain Yahweh N Yahsua beloh torang katakan nama kebudayaan manusia. Regards, PL,Bangsa Minahasa Tanggapan 119: Denni Pinontoan – 02/05/2011 Pak Paul, Musa itu kan lahir dan hidup dalam konteks kebudayaan... denni Tanggapan 120: Denni Pinontoan – 03/05/2011 Tabea, Sudah jelas bahwa kata Yahweh itu adalah kata Ibrani untuk menyebut Yang Maha Kuasa. Maka dengan demikian jelas juga, bahwa kata itu dan pemaknaanya adalah produk kebudayaan.... denni Minahasa Raya Network Community di Susun oleh Imam Kosasi Administrator