rangkuman diskusi

advertisement
1
RANGKUMAN DISKUSI
Minahasa Raya Network Community
Topik:
SABBATH Hari Sabtu atau Minggu?
Posting: 27 April 2011
Oleh: F.Tanos
Gereja Advent menetapkan SABAT jatuh pada hari Sabtu, sementara hari
Tuhan bagi umat Protestan dan Katholik adalah hari Minggu. Kalau boleh tau
dimana ada ayat dalam Alkitab yang mengatakan Sabat itu hari Sabtu?. (Sabat
bukan berarti nama hari Sabtu).
Yehezkiel 20:21
20:21 Tetapi anak-anak mereka memberontak terhadap Aku, mereka tidak
hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan tidak melakukan peraturanperaturan-Ku dengan setia, sedang manusia yang melakukannya, akan hidup;
mereka juga melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku. Maka Aku bermaksud
mencurahkan amarah-Ku keatas mereka untuk melampiaskan murka-Ku
kepadanya di padang gurun.
Tanggapan 01: Harry Rombot – 27/04/2011
Tanos, Sabat adalah beribadah kepada Tuhan. Tentunya utk cliam kebenaran
sabath jatuh hari sabtu yg dilakukan oleh advent so tantu itulah kebenaran
mutlak yg mereka anut. Sedangkandr aliran denominasi lain berbeda
denganmereka. Memang hal ini dulu di[pertentangkan namun tidak dapat titik
temunya dan pada akhirnya kembali kepada kebiasaan ygdilakukanmsg2 gereja.
Kalangan advent sendiri merayakan Natal diatas tgl 25 Desember. Bahkan ada
aliran lain menyatakan bahwa Natalpun dilakukan bulan april dan Mei.
Sedangkan kristen lainnya dan katolik tidak demikian. Sekalipun perbedaan2
yang ada dalamsoal sabath dan natal saya kira itu tidakmelunturkannilai iman
kepada Yesus malah justru lebih mengentalkan pengiringan pelayanan terhadap
Kristus Yesus dengan cara masing2.
Bagi saya sabath yg dilakukan oleh kalangan advent tentunya harus kita hargai
dan itulah kebenaran yg mereka anut dan tidak mudah utk dirubah. Yg penting
bila mereka bersumber dalam kebenaran firman Tuhan maka eksistensi mereka
harus diakui. Kata kunci bukanlah agama yg menyelamatkan anda, tapi justru
iman percaya anda sendiri yg menyelamatkan. Ingat sekalipun anda berada
dalam lingkaran iman terhadap Yesus namun anda tidak pernah mengasah dan
melakukan kepekaan dalam kuasa roh kudus,maka pudarlah arti dan nilai anda
sebagai pengikut Kristus. Dan perlu kita sadari banya orang menyebut nama
Yesus namun yg terpanggil hanyalah sedikit... Dan inilah tantangan buat kita
dalam kehidupan sebagai org percaya. Hr
Tanggapan 02: Victor Manueke – 27/04/2011
SABATH berarti PERHENTIAN.Disini pengertiannya BERHENTI BEKERJA.
Orang Jehudi berhenti bekerja pada Sabath yg jatuhnya pada hari Sabtu, karna
mereka memulai pekerjaan pada hari Minggu. Orang Jehudi pada sabath ada 49
macam pekerjaan yang dilarang dilakukan pada saat SABATH. Umat Kristiani
SABATH itu jatuh pada hari minggu karena mereka memulai pekerjaan pada
2
hari Senin. SABATH = HARI KETUJUH. Kita baca, Kitab Kejadian pasal 2
ayat 2,3: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang
dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah
dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya,
karna pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah di
buat-Nya itu ". Salam bae. VHM.
Tanggapan 03: F.Tanos – 27/04/2011
bung Harry,
Hehehe... ini bukan masalah agama tidak menyelamatkan torang. Yang saya
pertanyakan ada di Ayat dalam Alkitab yang menyebut Sabbath itu jatuh hari
Sabtu?. Apakah hari Sabtu itu hanya hitungan tradisi umat Yahudi semata?.
Frank
Tanggapan 04: F.Tanos – 27/04/2011
Pak Victor Selamat Paskah dulu,
Kita kutip tulisan pak Victor dibawah ini: SABATH = HARI KETUJUH. Kita
baca, Kitab Kejadian pasal 2 ayat 2,3: "Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh
dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari
ketujuh itu dan menguduskannya, karna pada hari itulah Ia berhenti dari segala
pekerjaan penciptaan yang telah di buat-Nya itu ".
Hari ketuju itu hari apa?... tidak ada keterangan dalam Alkitab yang
mengatakan hari ketuju itu jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu?. Juga tidak
ada data pendukung yang menyebut Allah melakuan penciptaannya Hari
Pertama hari apa?... kalau kita mengatakan dimulai hari pertama penciptaan
Allah adalah hari Minggu atau hari Senen,... apakah ini hanya perkiraan tradisi
bangsa Yahudi?,...Frank
Tanggapan 05: Richard Lolong – 27/04/2011
To whom it may concern,
Mengenai hari sabbath dan minggu yg di pergunjingkan, mana yg benar dan
mana yg salah ?
Why we dont do the important thing in our society, do the best for them ?
lihatlah banyak anak2 sekolah di Minahasa tidak dapat masuk sekolah2 tinggi
karena nyanda ada doi SOGOK,,walaupun mereka brilliant, itu yg harus kita
debatkan,, dan banyak anak2 yg kekurangan gizi, ada yg nyanda ada capatu klu
ke gereja atau kesekolah,,, Ini yg saya alami setiap thn saya pulang vacansi, di
Manado,,,! Maka dari itu sdr2 yg sdh berlebihan Ilmu atau doi, carilah Topik yg
sifatnya menolong torang pe org2/anak2 Minahasa, ini aja yg kita mo share utk
hari ini, kiranya Tuhan menggerakan hati sdrku yg berdebat soal hari
perhentian, correct if I am wrong,
tabea, richard j lolong
Tanggapan 06: Servius Ponamon – 27/04/2011
Sobatku Bung Frank + Bung Victor + Bung Harry, saya mengerti bhw
'substansi' pembicaraannya adalah 'penetapan hari Sabath' n bkn 'kuduskan hari
Sabath'. Tapi melalui ini ijinkan saya ikut sharing sedikit,dg catatan bila
dipandang tdk memberkati yah abaikan saja. Begini, Kuduskan hari Sabat
adalah 1 dr ke 10 perintah Adonai pd Hukum Taurat (HT), Yeshua tegaskan
Mat5:18"selama blm lenyap langit n bumi ini,1 iota atau 1 titikpun tdk akn
3
ditiadakan dr HT,seblm semuanya terjadi."Jd ya sah sah saja n sangat
Alkitabiah.Namun persoalannya adalah, HT berisi 10 perintah2Nya,bkn hanya
1.Jadi KataNya Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp
mengabaikan 1 bgn drpdnya,ia bersalah terhdp SELURUHNYA.Sbb Ia yg
mengatakan:KJgn berzinah',Ia mengatakan jg:Jgn membunuh.' Jd jika km tdk
berzinah ttp membunuh,mk km menjd pelanggar hukum jg." N bila kita
mengkuduskan hari Sabat tp meniduri istri org lain (berzinah) yah kita jg menjd
pelanggar hukum juga. Singkatnya, salah 1 salah semua.Terbukti dr kitab Kej
s/d kitab Maleakhi tdk seorg manusiapun sanggup taat pd HT. Itu sbbnya
Yeshua HaMasiah hadir didunia n mengajarkan pd kita semua Kol2:16-23"Krn
itu jgnlah km biarkan org menghukum km mengenai mknan n minuman atau
mengenai hari raya,bln baru ataupun hari Sabat;semuanya ini hanyalah
bayangan dr apa yg hrs dtg,sdg wujudnya ialah YESHUA H."Nah begitu
kira2,kiranya dpt menjd berkat.Adoh so jam 10am.Kita permisi dulu neh
tamangs. Tabea.My YHbu!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 07: F.Tanos – 27/04/2011
Hello bung Richard,
Mungkin kita perlu informasikan pa bung, milis MRNC ini adalah milis yang di
set-up khusus untuk diskusi apa saja, tidak harus masalah2 agama. Kalau bung
Richard ada program bantuan kemanusian untuk wilayah Minahasa, bung
tinggal informasikan saja di Milis ini. Apakah bung Richard sudah pernah
singgah di Website milis MRNC?.... Frank
Tanggapan 08: F.Tanos – 27/04/2011
Thank you atas penjelasannya bung Servi.
Frank
Tanggapan 09: Richard Lolong – 28/04/2011
Bro Frank,
Berbicara kemanusiaan di Minahasa, yg kita ada sebutkan secara ringkas, itu
cuma small part yg kita alami dan kita ada bantu,: BOSAMI USA, pimpinan
Tony Lolong ada piagam tanda terima kasih dri pihak yg dibantu (instansi)
sekolah dan rumah yatim piatu.- Saya pernah bertemu satu anak mahasiswa
waktu saya pulang vacansi, dia class maid anak saya,,, (smart, brilliant, tapi
miskin, ngak ada ppa, cuma mma yg tukang bobaso pa tetangga), dia nyanda
ada sepatu dan ngak makan setiap hari,, dias blg every other dia makan mar
banyak ..:-)) cuma minum air putih,,,, air mata menetes,,,apa harus ke website
???, anak saya bantu dgn uang allowancenya, sepatu dia yg baru kiriman dri
sini, dikasih sbb dia ngak punya sepatu yg decent, teman pendeta di call anak
saya malam jam 10 , pendeta baru plg dri pelayanan ada uang dri jemaat,
langsung kasih ke mahasiswa tsb karena sdh kenal dri anak saya,,!,,bro Frank
ini nyata, dan real..bukan I show off,,, I luv to do so, not for fun..~.
Jadi klu bro frank advice me bahoba di website millis MRNC, I donot
interested in, kalau kita bantu org yg bener2 perlu dan unknown,dan directly to
the person not third party,, that was it.- I have nothing to tell but true story,,
PTL.
note:: I aware of your explanarion that MRNC has setup for any discussion,
T.Y. richard lolong. SF with luv.-
4
Tanggapan 10: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011
Dear Pak Frank dan semua members, ini ada link yang bisa menjawab
pertanyaan Pak Frank..
http://www.penyingkapan.akhirzaman.org/index.php?p=baca Terima kasih,
Tuhan Memberkati kita semua.
Salam bae dari Tondano, Jimi
http://www.penyingkapan.akhirzaman.org/index.php?p=baca
Tanggapan 11: F.Tanos – 28/04/2011
MENGENAI HARI SABBAT (PDF)
"oleh : Arkhim. D.B.D. Byantoro"
Pendahuluan
Sabbath adalah hari perhentian yang dipertintahkan oleh Allah kepada
Bangsa Israel di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Dan sampai sekarang
hari Sabbat ini menjadi pusat terpenting dalam sistim ibadah Agama
Yahudi (Yudaisme). Hari Sabbat itu sendiri sebanding dengan hari ketujuh.
Yaitu Hari Sabtu (Sabt) kata yang berakar sama dengan bahasa ibrani
Sabbat tersebut.
Namun oleh pengaruh dari hukum Sepuluh yang memerintahkan agar
ummat Israel merayakan Hari Sabbat sebagai hari kudus, dimana orang
terutama dari kalangan tradisi Advent dan tradisi "World Wide Church of
God" atau Armstrongisme yang menekankan bahwa orang Kriten yang
sejati haruslah menguduskan Hari Sabtu ini untuk membuktikan ketaatan
terhadap Allah. Sedangkan tradisi Kristen yang lain mengatakan bahwa
Hari Sabbat itu sudah diganti oleh hari Minggu, yang tentu saja kaum
Sabbatisme (Hari Ketujuhisme) akan cepat menunjuk bahwa kata Sabbat
itu artinya Sabtu (Tujuh) atau Sabtu, bukan Minggu (Dominggos) atau
Ahad. Sehingga terjadinya simpang siaur mengenai masalah ini. Ada lagi
yang mengatakan hari tertentu itu tak perlu, semua hari itu sama saja, asal
itu digunakan untuk menyembah Allah, semua hari adalah Sabbat. Mana
yang benar dari semua pendapat ini. Dan kalau memang semua hari adalah
sama saja, mengapa Allah memerintahkan hari Sabbat untuk dirayakan
secara begitu jelas. Apakah betul merayakan Hari Minggu itu telah
menggantikan Hari Sabtu dan Minggu itu sendirilah Sabbat, kalau bukan
adakah hubungan Hari Sabbat (Hari Ketujuh) dengan Hari Minggu
(Dominggos = Hari Tuhan, Hari Pertama) itu ? atau mungkin memang
betul bahwa kedua-duanya tidak penting. Untuk membahas masalah inilah
artikel ini ditulis.
Asal - Usul dan Makna Sabbat
Nehemia 9: 13-14 mengatakan : “Engkau telah turun ke atas gunung sinai
dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka
peraturan-peraturan yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapanketetapan dan perintah-perintah yang baik. Juga Kau beritahukan kepada
mereka SABATMU YANG KUDUS…..”. menurut ayat ini Sabbat Kudus
itu diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel itu pada saat penyataan Allah
di Gunung Sinal, yaitu bersamaan diberikannya Hukum Sepuluh atau Dasa
Titah, seperti yang tertulis dalam Keluaran 20:8-11 : “ Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabbat, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
5
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabbat
TUHAN, Allahmu, mak Jangan melakukan sesuatu pekerjaan……. Sebab
enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabbat dan mengkuduskannya.”
Berdasarkan kenyataan Allah di Gunung Sinai ini, Musa ketika mulai
menulis Kitab Taurat yang pertama, yaitu Kitab Kejadian, terutama di
pasal yang kedua memberi komentarnya: “ Ketika Allah pada hari ketujuh
telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatnya itu, berhentilah ia pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatnya itu. Lalu Allah
memberkati hari ketujuh dan mengkuduskannya, karena pada hari itulah ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat Nya itu. “
(Kejasian 2;2-3). Ayat ini bukanlah perintah Allah secara langsung kepada
Adam dan Hawa di Taman Eden, namun ini hanya komentar penulis
(Musa) atas kisah penciptaan dengan dikaitkan langsung kepada
pengalaman pembaca yang dimaksud penulis yaitu Bangsa Israel sendiri,
yang telah menerima perintah di Gunung Sinai untuk merayakan Sabbat.
Dan juga kata Sabbat itu belum muncul dalm Kejadian 2:2-3, yang muncul
adalah “hari Ketujuh”. Jadi jelaslah Sabbat itu memang baru diberitahukan
oleh Allah kepada bangsa Israel pada saat pemberian Hukum Sepuluh di
Gunung Sinai seperti yang dikatakan oleh Nehemia 9:13-14. Sabbat itu
belum dikenal di Taman Eden, dan tak dikenal oleh Nuh, Abraham, Iskak,
Yakub, Yusuf dan bangsa Israel sebelum penyataan Allah di Gunung Sinai
itu. Oleh karenanya tak pernah kita jumpai satu perintahpun dalam Kitab
kejadian Keluaran 15 yang menyatakan bahwa manusia harus merayakan
Hari Sabbat. Memang kata “Sabbat” itu pertama kali muncul di keluaran
16: 23-30, dan perintah untuk merayakannya itu juga diberikan dalam
konteks “pekerjaan” Israel mengumpulkan manna yang turun dari langit,
namun sebagai perintah yang tertulis serta alasan-alasan merayakan dan
mengkuduskan itu beru diberikan pada Hukum sepuluh yang diberikan di
atas Gunung Sinai kepada Musa.
Sebenarnya secara langsung perintah untuk merayakan dan mengkuduskan
Hari Sabbat itu ada kaitannya dengan peristiwa “lahirnya Bangsa Israel” itu
sendiri, yaitu lepas dari penindasan Mesir dimana disitu mereka di
pekerjakan dengan berat dan keras sebagai budak, menuju menjadi bangsa
yang bebas sendiri “berhenti” dari “kerja” keras dan paksa yang dilakukan
Mesir atas mereka oleh karena tiulah perintah merayakan dan
menguduskan Sabbat itu ada kaitannya dengan “pekerjaan” Kaitannya ini
dijelaskan dalam Ulangan 5: 12-15 : “ tetaplah ingat dan kuduskanlah hari
Sabbat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabbat Tuhan, Allahmu,
maka janganlah melakakukan sesuatu pekerjaan…… sebab haruslah kau
ingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa
keluar dari sana oleh Tuhan, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan
yang teracung; itulah sebabnya Tuhan, Allahmu memerintahkan engkau
merayakan hari Sabbat.” Sebagaimana Israel dahulu adalah budak Mesir
yang harus bekerja keras, namun sekarang berhenti bekerja sebagai budak,
maka sekarang Sabbat itulah hari perhentian, sebagai tanda pelepasan
mereka dari kerja keras tersebut. Dengan selalu merayakan Sabbat Israel
selalu diingatkan terus-menerus kepada karena Allah yang telah
6
membebaskan dan melepaskan mereka dari penindasan dan penganiayaan,
sehingga itu menjadi sarana mereka bersyukur dan berbakti kepada Allah
dan berbelas kasihan kepada para orang tertindas, budak dan binatang
dengan tak mempekerjakan mereka tanpa batas dan istirahat. Jadi Sabbat
ini akhrinya menjadi gaya hidup Israel, baik secara agamawi maupun
secara sosial. Jika Sabbat ini dikaitkan dengan kisah penciptaan itu hnya
menunjukkan prototipe “kerja” dan “berhenti kerja” yang ada pada cara
Allah sendiri berkarya, namun bukan langsung menunjukan eksistensi
Israel sebagai bangsa yang telah “disabatkan” oleh Allah yaitu dibebaskan
dari Mesir. Lagi pula karena hari ketujuh itu tak terjumpai dalam perintah
merayakan Sabbat dengan berhenti dari kerja dalam prototipe kisah
pembebasan dari Mesir itu sendiri, maka pemilihan hari ketujuh sebagai
hari perhentian itu diambil dari kisah penciptaan.
Namun dari kisah penciptaan itu sendiri ternyata hari ketujuh yang
dimaksud ternyata berbeda dengan hari ketujuh dari realita hari yang
dimiliki manusia pada jaman hidup di dunia sesudah Adam keluar dari
Eden itu. Hal ini terbukti dari fakta bahwa hari kita yang tediri dari 24 jam
ini tergantung dari berputarnya bumi di sekitar matahari atau dari gelap
atau terangnya alam oleh sinar matahari. Padahal dalam kejadian 1 itu
matahari, bulan, dan bintang-bitnang itu baru terjadi sesudah hari yang
keempat (kejadian 1:14-19), yang berarti hari pertama (kejadian 1:5), yaitu
hari minggu dan hari kedua (kejadian 1:8) yaitu hariu Senin, dan hari
ketiga (kejadian 1:13) yaitu hari Selasa, itu berbeda dengan hari-hari yang
ada sekarang yang terdiri dari 24 jam ini, meskipun disebutkan petang dan
pagi. Kitapun tak tahu pagi dan petang yang bagaimana yang dimaksud
oleh ayat-ayat itu, karena jelas itu tak tegantung pada terang dan gelapnya
sinar matahari seperti hari yang kita kenal sekarang. Itulah sebabnya hari
dalam kitab Kejadian 1 itu bukan hari yang sama seperi hari ktia sekarang,
dengan demikian hari ketujuh itu bukan tepat hari Sabtu yang ktia kenal.
Namun itu lebih bersifat hari yang bermakna periode atau jangka waktu
yang terdiri dari tujuh tahap. Bahwa hari Sabtulah yang akhirnya
dinyatakan sebagai hari ketujuh karena perhintungan satu minggu dalm
kalender kita manusia, baik pada jaman itu maupun jaman sekarang,
memang menyebutkan bahwa Sabtulah hari ketujuh. Tahapan proses
penciptaan yang memakan 7 periode itulah yang akhirnya digunakan
sebagai rujukan untuk menyebutkan hari Sabtu sebagai hari ketujuh.
Maka dengan demikian dari banyak bukti-bukti Alkitab kita dapat
menumpulkan bahwa Sabbatitu lebih terikat erat dengan peristiwa
penciptaan Israel sebagai bangsa, yaitu pembebasan dari Mesir, daripada
dengan penciptaan duni ini sendiri. Karena penekanan Hari Sabbat itu
bukan pada hari ketujuhnya, yang dalam proses penciptaan ternyata bukan
tepat pada hari Sabtu seperti yang kita kenal sekarang, namun pada makna
“berhenti kerja” nya, yaitu tanda peringatan “berhenti kerja” budak-budak
Mesir itu.
Jadi behenti bekerja sebagai budak itu diperingati dengan larangan
melakukan “sesuatu” pekerjaan atau pekerjaan apapun, namun karena
peringatan berhenti kerja itu harus diperingati oleh suatu hari tetetnu, maka
dicari hari maan yang ada kaitannnya dengan “berhenti kerja” tiu. Hal itu
ditemukan dengan “berhenti Kerja” Nya Allah dalam penciptaan, yang
terjadi pada “hari ketujuh” yang kebetulan dalam kalender Israel dan
bangsa-bangsa lain di jaman itu atau jaman sekarang bertepatan dengan
7
Hari Sabtu, meskipun “hari Ketujuh” yang dimaksud dalam proses
penciptaan (kejadian 2: 2_3) itu tidak sama persis dengan Hari Sabtu yang
kita kenal. Jadi yang digaris bawahi sebenarnya adalah soal “berhenti
Kerja” atau “pembebasan” bukan hari Sabtunya, sebab hari ketujuh dai
kejadian 2: 2-3 itu tak ktia ketahui hari yang bagaimana. Allah
memerintahkan hari ketujuh karena kaitan maknanya dengan pembebasan
Israel dari perbudakan, bukan karena harinya tiu sendiri.
Hari Sabbat dan Tanda Perjanjian
Alkitab secara keseluruhan dapat kita sebut sebagai kitab perjanjian, karena
di dalamnya mengisahkan sejarah Perjanjian yang dilakukan Allah kepada
manusia-manusia yang dipilihnya. Dan perjanjian itu sendiri dibagi dalam
Perjanjian sebelum kedatangan Kristus yang disebut sebagai perjanjian
lama, yang pada pokoknya dapat kita sebut perjanjian utama : perjanjian
dengan Nuh dan alam semesta, perjanjian dengan Abraham (Iskak dan
Yakub) serta perjanjian dengan Musa (dan banda Israel). Sedangkan
puncak dari semua perjanjian tersebut adalah perjanjian di dalam Yesus
Kristus yang disebut sebagai perjanjian Baru. Sebagaimana diakatakan :
“Sebab Kristus adalah Ya bagi semua janji Allah” (II kor. 1:20).
Perjanjian-perjanjian ini Allah memberikan tanda fisik yang sesuai dengan
isi perjanjian tersebut. Dalam perjanjian dengan Nuh, dan segala makhluk,
isi perjanjian adalah keputusan Allah untuk tak menghukum bumi lagi
dengan air bah, karena perjanjian ini adlaah perjanjian dengan alam
semesta agar sejarah manusia dapat belangsung demi pemenuhannya nanti
dengan isi perjanjian, yaitu sesuatu yang ada di alam luas yaitu “Pelangi”
(Bianglala, Busur) kejadian 9: 12-16. dengan melihat busur Allah ingat
perjanjiannya untuk tak menghukum bumi dengan air bah lagi.
Demikian pula perjanjian Allah dengan Abraham (kejadian 17). Karena
kepada Abraham ini Allah menjanjikan keturunan dan melalui keturunan
ini bangsa di muka bumi akan diberkati (kejadian 12: 2-3, 13:14, 15: 12-16),
maka “alat” yang melalui keturunan Abraham menjadi Bapa sejumlah
besar bangsa (kejadian 17 : 1-8), maka Abraham diperintah Allah atas alat
tadi “haruslah dikeratkan kulit khatanmu dan itulah menjadi Tanda
perjanjian antara Aku dan Kamu ….. maka dalam dagingmulah
perjanjianku itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak di
sunat….. maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang
sebangsanya, ia telah mengingkari perjanjianku.” (kejadian 17:11-14).
Untuk menanggapi dan mentaati tanda perjanjian inilah Abraham dan
keturunannya yaitu seluruh bansa Israel disunatkan.
Kepada Musa dan Israel, Allah memberikan kebebasan dan pelepasan yaitu
perhentian dari kerja paksa perbudkan di Mesir. Dan oleh karena itu Israel
akhirnya menjadi ummat Allah. Untuk memelihara kasih karunia Allah
atas perhentian ini tak terlupakan, sama seperti kepada Abraham mengenai
janji tentang keturunan itu, maka Israelpun diberi tanda perjanjian atas
pelepasan dan perhentian dari perbudakan itu dengan Sabbat, yaitu
berhenti bekerja pada hari ketujuh. Sebagaimana yang dikatakan:“…harihari Sabbatku harus kau pelihara… Haruslah kamu pelihara hari Sabbat,
sebab itulah hari kudus bagimu, siapa yang melanggar kekudusan hari
Sabbat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan
pekerjaan pada hari itu orang itu harus dilenyapakan dari antara
bangsanya… Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabbat, dengan
merayakan hari Sabbat, turun-temurun, menjadi Perjanjian kekal. Antara
8
aku dan orang Israel inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya
….”Keluaran 31: 12-17). Beberapa hal patut kita catat atas ayat-ayat diatas:
sama dengan janji sunat kepada Abraham, Sabbatpun dikatakan perjanjian
kekal. Sama dengan janji sunat Sabbatpun dikatakan syarat hukum mati
bagi pelanggannya. Sabbat ini adalah peringatan antara Allah dan orang
Israel (bukan bagi orang Kristen atau segenap manusia), memilihara Sabbat
artinya merayakan Sabbat, dan cara merayakan itu sudah ditetapkan
sendiri oleh Allah dalam Kitab Taurat itu sendiri, jadi bukan dengan cara
tradisi lainnya, misalnya tradisi Advent. Tidak mengikuti syarat merayakan
ini berarti sama saja melanggar ketentuan Allah. Membuat cara merayakan
sendiri yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan Allah dalam merayakan
Sabat berarti tetap melanggar Sabat biarpun kalau hari Sabbatnya
dipelihara. Untuk mengerti cara-cara merayakan ini akan kita bahas di
bawah nanti.
Dengan demikian makin jelas bahwa sabat itu tanda perjanjian atau bahkan
perjanjian itu sendiri, sama dengan Sunat dan Busur pelangi. Dan sabat itu
menjadi perjanjian dan peringatan kekal antara “aku dan orang Israel”.
Mengenai tanda perjanjian Baru akan kita bahas jika sampai pada
waktunya.
Sabbat dan Ibadah Israel
Imamat 19:30: “Kamu harus memelihara hari-hari Sabatku dan
menghormati tempat kudusku; akulah tuhan“. Dalam ayat ini pemiliharaan
sabat dan penghormatan akan tempat kudus (kemah suci, tabernakel, bait
Allah) saling dikaitkan. Itu menunjukkan kepada kita bahwa perayaan
sabat itu bukanlah sesuatu yang vakum tanpa isi. Asalkan hari Sabtunya
saja yang dipelihara, lalu cara melakukannya kuta buat sendiri, itu sudah
cukup. Jelas bukan demikian . sabat itu terkait erat dengan tempat kudus
yaitu tata cara ibadah Israel di kemah suci. Untuk lebih jelasnya kita lihat
konteks Kitab Keluaran 31 dan 34:18-26, serta Keluaran 35. Dalam
keluaran 31 konteksnya adalah berbicara tentang persipan pembangunan
kemah suci demikian juga dengan keluaran 35:35 juga membicarakan
tentang persipan pembangunan kemah suci demikian juga dengan keluran
35 juga membicarakan tentang pembangunan kemah suci inilah Sabat
dibicarakan. Bahkan dalam keluaran 34: 18-26 itu sabat dibahas dalam
konteks membicarakan korban ibadah dan hari-hari raya Israel. Dengan
demikian jelas bahwa bukannya kerangka harinya saja yang harus
dipelihara, namun Allah juga telah memberikan hukum dan peraturan
mengenai cara merayakan Sabbat itu yaitu dalam konteks ibadah kemah
suci (Bait Allah) dan hari raya serta korban ibadah Israel, dengan peraturan
serta cara-cara tertentu, bukan di dalam Gereja Advent atau dalam Gereja
Kristen manapun. Sabtu dipelihara hukum cara merayakan hari Sabtu ini
dilanggar adalah tetap juga merupakan pelanggaran, dan menurut Taurat
orang demikian wajib dihukum mati dan dilenyapkan. Jika hendak
merayakan Sabbat sebagai hukum Allah yang kekal, haruslah konsisten
dengan cara pelaksanaannya, bukan comot sini buang sana seperti yang
dilakukan oleh sementara orang seperti itu. Artinya jika ingin secara utuh,
konsisten dan lengkap serta Alkitabiah menjalankan sabat, orang harus jadi
pengikut agama Yahudi (Yudaisme) bukan pengikut Iman Kristen.
Lalu bagaimana syarat hukum merayakan sabat yang sesuai dengan Alktab
itu ? di Bawah ini kita bahas.
9
Syarat Hukum Memelihara dan Merayakan Sabbat
Keluaran 20:10 : “…. Maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau
atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki,
atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ditempat
kediamanmu”
Ulangan 5:14 : “ ….. maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau
atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau lembumu atau
keledaimu, atau hewanmu yang manpun, atau orang asing yang di tempat
kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan
berhenti seperti engkau juga.”
Imamat 23:3: “ Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada
hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian, yakni hari
pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan (yau are
not to do any work = kamu tak boleh melakukan pekerjaan apapun, NIX);
itulah Sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.”
Keluaran 35:3: “ janganlah kamu memasang api di manapun dalam tempat
kediamanmu pada hari sabat.”
Ayat diatas itu menjelaskan kepada kita bahwa inti hakekatnya merayakan
Sabbat adalah “berhenti” penuh dari segala pekerjaan. Karena yang
dilarang dilakukan bukan hanya “pekerjaan” atau “perbuatan” yang buruk
saja, namun “any work” atau “pekerjaan apapun” tanpa peduli baik atau
buruk, itu tak boleh dilakukan. Terbukti bahwa pekerjaan yang dilarang itu
bukan hanya pekerjaan yang buruk saja, lalu yang baik boleh dilakukan,
adalah bahwa hewan manapun, termasuk lembu dan keledai juga harus
berhenti bekerja, padahal binatang itu tak mengenal pekerjaan baik dan
buruk. Jadi yang dilarang memang tak mengenal sifat pekerjaan, namun
asal itu pekerjaan harus berhenti penuh tak boleh dilakukan, bahkan yang
paling kecilpun asal itu pekerjaan di larang dilakukan pada hari sabat ini,
misalnya “ “memasang api”. Pokok kata tak berbuat sesuatulah pada hari
Sabbat. Dengan demikian maka makin memperkuat penegasan kita bahwa
bukan hari Sabtunya sebagai harilah yang ditekankan pada merayakan
sabat ini, namun makna dan isi dari merayakan itu yang menjadi fokus,
karena orang asingpun dipertintahkan untuk tidak bekerja jika mereka
tinggal ditengah-tengah orang Israel, demikian juga budak-budak, padahal
Alkitab juga melarang Israel untuk memperbudak sesama Israel namun
hanya orang-orang kafir diantara bangsa-bangsa non-Israel saja (Imamat 25
:39-45), yang berarti orang-orang kafir yang tak berada dibawah kuasa
hukum Allah yaitu yang tak terikat pada ketentuan-ketentuan hukum sabat
ini, berhenti dari pekerjaan bukan karena merayakan sabat, namun hanya
berhenti demi berhenti dari pekerjaan. Sebab jika mereka merayakan sabat
berarti mereka berhenti jadi kafir, dengan demikian tak boleh jadi budak
lagi namun sama dengan Israel, artinya sebagai budak mereka itu bukan
Israel, sehingga mereka tak melakukan ibadah sabat yang ditetapkan Allah.
Jadi berhenti mereka dari melakukan pekerjaan bukanlah karena
merayakan untuk beribadah, namun demi berhenti itu sendiri. Makin
jelaslah bahwa hakikat sabat itu berkaitan erat dengan tak boleh melakukan
pekerjaan apapun, sebagai tanda langsung atas “berhentinya” Israel dari
“pekerjaan” sebagai budak di Mesir.
10
Karena inti dan hakikat sabat itu berkaitan erat dengan tanda “berhenti”
nya Israel dari “pekerjaan” sebagai budak, maka pelanggaran atas
ketentuan hakikat itu sama saja menyerang inti makna sabat, karena itu
akan mengingatkan kembali kepada “pekerjaan” sebagai budak, berarti
melecehkan bahkan menghujat karya pembebasan dan “perhentian” yang
dilakukan oleh Allah terhadap Israel.
Itulah sebabnya kacamata orang yahudi Yesus betul-betul menghujat
makna sabat, karena penekanan Yesus justru pada melakukan atau berbuat
sesuatu “lihatlah, murid-muridmu berbuat sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari sabat” (Matius 12:12). “karena itu boleh berbuat
baik pada hari sabat” (Matius 12:12), “manakah yang diperbolehkan pada
hari sabat, berbuat baik atau berbuat jahat ….. “ (markus 3:4). Tindakan
Yesus ini tak dapat didamaikan dengan ketentuan hukum sabat yang ada
dalam Taurat diatas, karena jelas tak memberi syarat “hanya perbuatan/
pekerjaan baik saja yang dilakukan” atau “hanya perbuatan/pekerjaan baik
saja yang dilakukan” atau “hanya perbuatan/pekerjaan jahat saja yang
dilarang”. Bahwa para murid Yesus “berbuat sesuatu” itu merupakan
kontradiksi secara langsung dengan hukum “jangan melakukan sesuatu
pekerjaan” (Keluaran 20:10; ulangan 5:14; Imamat 23 : 3). Justru yang
dilarang dilakukan adalah “sesuatu” itu, namun malah “sesuatu” itu juga
yang dilanggar murid-murid Yesus. Taurat tak memberi syarat “sesuatu”
tadi baik atau jahat, namun Yesus mengubah dan memporak-porandakan
ketentuan itu dengan memeberikan syarat yang tdak ada dalam Taurat,
yatu “boleh berbuat baik”. Dalam kacamata perjanjian lama dan orang orang Yahudi yang tahu hukum perjanjian lama jelas Yesus itu melanggar
dan menurut hukum dia memang patut di hukum mati. Untuk itulah
sebagai orang kristen jelas tak mungkin Sabbat itu diambil alih begitu saja
langsung diterapkan pada kehidupan gereja, sikap ajaran, dan kehidupan
erat pribadi Yesus Kristus itu harus diperhitungkan jika kita hendak
mengerti bagaimana seharusnya sikap Kristen terhadap sabat. Betulkah
manusia Kristen terikat pada perjanjian kekal sabat yang merupakan
perjanjian Allah dengan Israel? betulkah pengalaman sejarah Kristen itu
didasari pada peristiwa pelasan dari perbudakan dari mesir yang sabat itu
sendiri menjadi tanda perjanjian itu secara langsung? kalau bukan peristiwa
apa yang mendasari perjanjian Allah dengan komunitas Kristen: inilah
yang akan kita bahas lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya ini.
Masih berbicara masalah sikap Yesus. Thesis Taurat bahwa sabat itu
dilakukan karena Allah berhenti bekerja pada hari ketujuh (kejadian 2: 2-3,
keluaran 20:11) itu ditolak oleh Yesus dan dijungkir balikan, dengan
pernyataanNya: “BapaKu bekerja sampai sekarang”(Yohanes 5:17) sebagai
koreksi atas pernyataan “ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan”
(Kejadian 2: 2-3). Pernyataan Kejadian 2: 2-3 itu hanya boleh dimengerti
berdasarkan ajaran Yesus, bahwa bukanlah Allah yang berhenti bekerja
namun alam semesta ini telah selesai diciptakan, Allah sendiri tak hentihentinya bekerja sampai sekarang, memelihara, menghidupi, menopang,
membimbing, mencipta manusia baru yaitu bayi-bayi dan lain-lain. Jadi
memang tak pernah ada saatnya Allah itu berhenti bekerja, dulupun tidak,
sekarangpun tidak, pada hari ketujuhpun tidak. Maka sabat itu
diperintahkan bukan karena memang belum ada perhentian pada pada
Allah seolah oleh dia itu manusia yang perlu istirahat. Maha suci Allah tak
11
pernah berhenti bekerja, yang berhenti adalah selesainya pekerjaan
penciptaan.
Memang Sabbat itu sebagai hari peringatan karya Allah atas terciptanya
bangsa Israel melalui pembebasan dari Mesir, haruslah merupakan “hari
kenikmatan”, “hari yang mulia”, bagi Israel, dimana merek ayat dilarang
“melakukan urusan” dengan tidak menjalankan segala acara”, “dengan
tidak mengurus urusan” atau “berkata omong kosong “ (Yes. 58 : 13 -14),
namun bagi Gereja? Permasalahannya jadi lain. Karena terciptanya atau
lahirnya gereja bukanlah dari peristiwa pembebasan dari tanah Mesir, dan
bukan dari “pekerjaan” secara jasmani yang dipaksakan oleh siapapun.
Gereja lahir dan tercipta karena kematian dan kebangkitan Yesus kristus.
Maka umat Kristen (yang bukan umat Israel secara fisik) harus mengingat
peristiwa mendasar ini, bukan mencangkokkan sesuatu yang bukan
merupakan pengalaman sejarah eksistensinya. Memang sungguh tak masuk
akal jika kemerdekaan bangsa Indonesia harus dirayakan sesuai dengan
tanggal perayaan kemerdekaan bangsa Jepang. Sama juga tidak masuk akal
dan sesatnya memaksakan tanda perjanjian pembebasan Israel dari Mesir
kepada Gereja yang bukan dibebaskan dari Mesir, bukan oleh peristiwa
keluaran namun dibebaskan dari dosa dan maut oleh peritiwa penyaliban,
kematian dan kebangkitan Sang Kristus.
Sabbat dan Sosial – Keagamaan Israel
Sesudah pembebasannya dari Mesir dan terciptanya status dan eksistensi
kebangsaannya, Israel masuk ketanah Kanaan dan disana mereka hidup
sebagai bangsa yang bersifat agratis dengan hukum-hukum keagamaan
sebagai pranata hidup sosial kemasyarakatan mereka. Sabbat adalah salah
satu daripadanya, serta itu merupakan daur lingkaran gaya hidup Israel
sebagai individu yang bermasyarakat dan juga sebagai komunitas bangsa
yang terikat pada budaya yang berpusat pada agama.
Ikatan erat antara Sabbat dengan sistim hidup Israel secara keseluruhan ini
sangat jelas sekali, sehingga memisahkan konteks - sosial – keagamaan
Israel yang merupakan pranata illahi dari Sabbat, lalu menerapkannya pada
Gereja Kristen modern yang tak membentuk seaut ikatan budaya
kebangsaan dengan hidup sosial yang bersifat agamis adalah merupakan
pemerkosaan atas fakta Alkitab, dan yang lebih penting adalah itu
memperkosa kebenaran wahyu ilahi itu sendiri.
Bahwa Sabbat itu teikat erat dengan sistim hidup sosial – keagamaan Israel
itu dapat kita lihat dalam keluaran 23: 1-19. dalam perikop ini beberapa
hukum sosial keagamaan Israel dijelaskan. Dijelaskan mengenai larangan
menyebar kabar bohong, kerelaan menolong binatang milik musuh yang
tersesat atau keberatan beban, keeadilan, suap dan akhirnya Sabbat dan
hari-hari raya dan perayaan Israel. Ayat 10-11 berbicara tentang “tahun
sabat” yaitu bekerja dan mengusahakan tanah selama enam tahun dan
menghentikannya selama tahun ketujuh, ayat 12 berbicara tentang “Hari
Sabbat” yaitu bekerja selama enam hari dan berhenti pada hari ketujuh,
sedangkan dari ayat -14-19 dijelaskan mengenai keharusan merayakan
tidak hari-raya Israel : Roti Tanpa ragi, Hari Raya Buang Bungaran, Hari
Raya Pengumpulan Hasil, dan peraturan mempersembahkan korban
binatang.
Perikop diatas merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dilepaskan,
sehingga ketentuan tentang hari sabat jelas merupakan kesatuan dengan
ketentauan Thaun Sabbat, Tiga Hari Raya dan korban-korban yang
12
menyertainya. Merayakan Sabbat berarti bukan hanya “Hari” Sabbat,
namun yang juga “Tahun” Sabbat, dan beserta itu merayakan perayaanperayaan tiga lainnya yang disertai dengan pranata korban yang
menyertainya.
Maka mengambil hari Sabbatnya saja, melupakan konteks kesatuan
perikop sebagai yang sama-sama diberikan oleh Allah adalah merupakan
pemerkosaaan kebenaran. Penjelasan lebih rinci bagaimana seharusnya
Sabbat itu harus dirayakan dan dalam konteks apa Sabbat itu dirayakan
dapat kita lihat dalam Immat 23.
Imamat 23:2: “…… Hari-hari Raya yang ditetapkan Tuhan yang harus
kamu maklumkan…… adalah yang beriktunya. Enam hari lamanya boleh
di lakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat …. “
Selanjutnya perikop pasal ini memberikan rincian dari hari-hari raya
dengan tata cara pelaksanaannya, termasuk di dalamnya adalah apa yang
sudah disebut dalam keluaran 23 diatas. Paskah, Hari Raya Roti tidak
Beragi, dimana syarat pelaksanaannya sama dengan Sabbat, yaitu “
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat” (Im 23:8), yang ini
menunjukkan perluasan makna Sabbat dalam kehidupan sosial-keagamaan
Israel. Demikian juga hari raya Pengumpulan Hasil, dan Hari Raya Buah
Bungaran, dihitung dalam kaitannya dengan Sabbat (Imamat 23:11,15) dan
juga dalam kaitannya untuk tidak melakukan pekerjaan berat (Im 23:25).
Semuanya ini menunjukkan bahwa Sabbat menjadi dasar dari semua hari
raya Israel dan sistem kehidupan bangsa itu. Serta Sabbat itu tidak dibatasi
pada hari ketujuh secara terisolasi namun juga terkait dengan perayaanperayaan Israel lainnya yang disertai syarat korban yang harus dipenuhi,
dimana setiap perayaan hari Raya itu memiliki ciri Sabbat: Tahun Sabbat, 7
Sabat (Minggu Sabbat), serta ini Sabbat (tidak bekerja).
Demikianlah Alkitab telah memberikan peraturannya sendiri bagaimana
Sabbat itu harus dilaksanakan dan dalam konteks yang bagaimana itu harus
dilaksanakan. Jika dalam Hukum Sepuluh hanya disebut mengenai “Hari
Sabbat” saja, itu disebabkan hukum sepuluh hanya menunjukkan garis
pokok ketentuan hukumnya saja, sedangkan rinciannya disebut ditempat
lain seperti yang telah kita bahas di atas, sama seperti menghormati bapaibu itu diperluas dengan menghormati semua otoritas yang ada di atas kita :
pemimpin, guru, tua-tua, pemerintah dan sebagainya. Jadi sungguh tak
masuk akal jika kita hanya mengambil hukum menghormati ayah-ibu, lalu
menolak ketetapan mentaati pemerintah sebagai perluasan makna hukum
dasar tadi. Demikian pula dengan Sabbat ini. Mengambil hari Sabtunya
saja, lalu mengabaikan segenap rincian ketentuannya dengan segala
konteks dan kaitannya seperti yang dijelaskan dalam Kitab Suci sendiri
adalah merupakan tindak sewenang-wenang terhadap nats Kitab Suci. Jika
Sabbat harus diikuti, maka semua ketentunnya harus tidak boleh diabaikan.
Melakukan ini berarti kita harus menjalankan seluruh hukum Perjanjian
Lama tanpa pilih-pilih, yang berarti kita harus jadi Yahudi. Itulan
konsekuensinya jika kita mau taat terhadap ketentuan Sabbat yang utuh,
konsekuan, dan sempurna.
Lingkup Makna Sabbat
Jika kita telah menyebutkan bahwa Kitab Suci bukan hanya mengajarkan
mengenai “Hari Sabbat”, tetapi juga “Minggu Sabbat” ( Hari Raya Tujuh
Minggu ), dan juga “Tahun Sabbat”, dan semuanya ini ditetapkan oleh
Allah sendiri sebagai “suatu ketetapan untuk selama-lamanya” (Im 23:14),
13
yang bermakna tak seorangpun boleh menghapuskan ketetapan-ketetapan
yang menyangkut Sabbat dengan segala kaitan perluasan maknanya tadi.
Juga telah kita sebutkan bahwa perayaan hari Sabbat itu ditentukan bagi
“Israel” dalam kaitannya langsung dengan sejarah suci Israel yang
dilepaskan dari perbudakan Mesir menuju “perhentian” kemerdekaan,
sehingga Sabbat itu merupakan “Perjanjian Kekal” buat Israel.
Oleh karena itu hakekat perayaan Sabbat itu adalah “berhenti kerja” bagi
individu-individu umat Israel. Pelanggaran terhadap ketentuan “berhenti
bekerja” ini dikritik dengan tegas oleh para Nabi, bahkan diancam
hukuman Tuhan (Yeremia 17:19-27; Yesaya 58:13-14; dll). Hari Sabbat
adalah ketentuan dasar yang menyangkut perorangan yang harus “berhenti
bekerja”, artinya perhentian sebagai tanda pelepasan dari perbudakan ini
bersangkutan dengan pelaku-pelakunya, yaitu manusianya yang harus
berhenti bekerja. Namun ternyata kaitan Sabbat ini begitu luasnya sehingga
bukan hanya manusianya saja yang dikenai ketetapan untuk berhenti
bekerja, namun juga tempat kerja yaitu tanahpun harus punya hari
perhentiannya atau lebih tepat lagi “tahun perhentiannya”nya yaitu tahun
Sabbat (Immamat 25), karena bangsa Israel adalah bangsa petani dan
peternak. Menurut ketetapan TUHAN ini maka bangsa Israel boleh
mengerjakan tanah itu selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh “tanah
itu harus mendapat perhentian sebagai Sabbat bagi Tuhan” (Im 25:2),
segala sesuatu yang tumbuh di tanah selama tahun Sabbat itu tak boleh
diambil oleh orang Israel, haruslah itu dibiarkan untuk diambil oleh orang
asing atau orang miskin. Melalui sistem tahun Sabbat ini Israel diajarkan
untuk memikirkan kebutuhan hidup orang lain, disamping untuk
menghormati lingkungan dengan tidak hanya mengeksploitasi lingkungan
demi keuntungannya saja, namun juga lingkungan yaitu tanah diberi
kesempatan untuk memulihkan kesuburannya kembali. Melalui tahun
Sabbat ini Israel diajar menghargai kebutuhan orang lain dan juga diajar
tanggung jawabnya pada pemeliharaan lingkungan dan bukan
penghancuran, karena manusia itu diciptakan untuk menjaga kelestarian
alam, yang dengan demikian akan menunjang lingkup hidupnya sendiri
demi kebahagiaan manusia Israel itu sendiri. Karena demikian dalamnya
jangkauan makna Sabbat dan karena lam itu diciptakan bagi manusia dan
Allah menganggapnya sangat baik (Kej 1:31), maka pelanggaran atas
ketentuan “Tahun Sabbat” ini diancam dengan hukuman oleh Allah, sama
seperti pelanggaran atas Hari Sabbat itu sendiri, yaitu hukuman
pembuangan dan perang sehingga kesucian tanah itu terjaga yaitu
sabbatnya atau perhentiannya dapat terpelihara (Im 26:14-17;34-35). Jika
ada “Hari Sabbat”, “Minggu Sabbat”, “Tahun Sabbat”, maka ada juga
“Abad Sabbat” yang terjadi setiap setengah abad atau “7x tahun Sabbat”
yang disebut sebagai “Tahun Yobel”. Pada saat ini ada pembebasan besarbesaran atas tanah yang digadaikan dan juga atas budak yang diperhamba.
Saat ini orang harus mengembalikan secara cuma semua yang tergadai dan
membebaskan secara tanpa syarat semua budak Israel yang dimiliki (Im
25:3-55). Jelas tahun Yobel atau “Abad Sabbat” yang terjadi setiap tahun
kelima puluh ini merupakan penetrapan makana pembebasan Israel dari
Mesir secara budaya dan secara komunitas dari umat Israel, untuk
mengajar mereka bahwa segala sesuatu itu adalah pemberian dan milik
Tuhan, bahwa bangsa Israel bukan pemilik mutlak atas tanah, atas harta
milik di dunia, bahwa mereka menumpang pada Allah (Im 23:23-24)
14
sehingga mereka dapat bersyukur kepada Allah. Demikian juga
pembebasan atas budak tanpa syarat ini untuk mengajar Israel, bahwa pada
akhirnya tuan manusia yang sebenarnya itu adalah Allah sendiri. Sesama
manusia itu adalah sesama hamba Allah, oleh karena itu tak seorangpun
berhak menjajah dan memperbudak manusia lain, karena Israel pun telah
dilepaskan dari perbudakan manusia di Mesir :” Karena padaKulah orang
Israel menjadi hamba; mereka adalah hamba-hambaKu yang kubawa
keluar dari tanah Mesir, Akulah Tuhan Allahmu” (Im 25:55). Dengan
demikian makin jelaslah bagi kita bahwa yang dipentingkan oleh Alkitab
mengenai Hari Sabbat itu bagi Israel, bukanlah hanya sekedar masalah hari
Sabtunya saja, namun lebih dari itu sebagai penetrapan secara langsung
makna pembebasan mereka dari bangsa Mesir dalam kehidupan individu,
masyarakat, sosial, ekonomi, agama dan bangsa mereka, yaitu hormat akan
kebebasan dan kemerdekaan. Kebebasan dari perbudakan kerja dan waktu
(Hari Sabbat), kebebasan dari keterikatan benda jasmani dan harta dengan
mempersembahkan buah-buah hasil pertanian (Minggu Sabbat), kebebasan
dari keserakahan dan eksploitasi atas alam dan lingkungan secara tak
bertanggung jawab (Tahun Sabbat) serta kebebasan dari keserakahan dan
kekekjaman manusia yang hanya ingin mengeksploitasi kaum lemah
(perbudakan) dan mengakumulasi kekayaan tanpa memperdulikan pihak
yang lain yang berada dalam posisi terjepit secara ekonomi (penggadaian
atas hak milik runah dan tanah) yang dinyatakan dalam perayaan Tahun
Yobel (Abad Sabbat).
Melihat keutuhan berita Alkitab mengenai makna Sabbat ini jelas suatu
pemikiran yang amat kerdil dan sempit bila penekanan Hari Sabbat itu
hanya pada penggunaan Hari Sabtu sebagai hari berbakti orang Kristen
demikian saja. Karena Alkitab menyatakan bahwa Sabbat-Sabbat yang
bersifat “Minggu”, “Tahun”, dan “Abad” jelaslah tidak menekankan pada
Sabtunya. Lagipula merayakan Hari Sabbat, tetapi mengabaikan “Minggu
Sabbat”, “Tahun Sabbat” dan “Abad Sabbat” adalah merupakan
pelanggaran ajaran Kitab Suci karena segenap Sabbat-Sabbat tadi adalah
merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Juga melihat hari Sabbat hanya
dengan penekanan hari Sabtunya saja bagi umat Kristen adalah
pendangkalan yang amat sangat atas pesan moral Sabbat yang amat
merangkum seperti yang telah kita bahas di atas.
Makin tak dapat diragukanlah bagi kita bahwa Sabbat itu adalah sistem
ritual-mral-agamawi-sosial bagi bangsa Israel yang eksistensinya didasarkan
pelepasan mereka dari perbudakan di tanah Mesir, sehingga semua jenis
Sabbat yang mempunyai implikasi yang merangkum itu selalu
mengingatkan dan menunjuk pada peristiwa penting dalam sejarah Israel
itu. Maka Gereja Kristen sebagai yang bukan bagian dari “Bangsa” Israel
yang dibebaskan dari Mesir tentulah mempunyai dasar eksistensi yang
berbeda, juga dalam hal mengerti makna kebebasan yang merangkum, yang
dalam Israel dinyatakan dalam Perayaan-Perayaan “Hari”, “Minggu”,
“Tahun” dan “Abad” Sabbat. Inilah Sabbat yang utuh, bukan hanya hari
Sabtu yang lepas dari konteks makna dan syarat pelaksanaannya yang
hendak dipaksakan oleh beberapa Gereja yang bersifat Sabbatarian
semacam Gereja Advent itu.
Bagi umat Yahudi menghayati makna pelepasan mereka dari Mesir yang
dinyatakan dalam hukum praktis mengenai Sabbat-Sabbat ini adalah
sesuatu yang dapat memperdalam iman mereka kepada Allah, serta makin
15
memperdalam rasa syukur mereka paa nikmat dan karunia Allah yang
membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir itu. Sehingga melalui
pelaksanaan akan ketentuan dan syarat-syarat pengamalan Sabbat-Sabbat
seperti yang dinyatakan oleh Wahyu Illahi mereka baik secara individu
atau secara komunitas akan makin disadarkan perlunya menyisihkan waktu
bagi Tuhan, bukan hanya sibuk mementingkan diri mencari kebutuhan
jasmaninya saja (Hari Sabbat), dengan demikian setiap Hari Sabbat mereka
diperingatkan akan karya dahsyat Allah yang telah membebaskan mereka
dari Mesir. Demikian juga agar mereka tidak menjadi terlalu materialistis
dan menganggap segala sesuatu itu akibat dari usaha dan kepandaian
sendiri, mereka diingatkan akan ketak-boleh-terikatan mereka pada harta
benda namun mengembalikan semuanya kepada Allah dalam merayakan
“Minggu Sabbat” dimana hasil kerja mereka dalam wujud panenan
diserahkan kepada Tuhan. Dan bahwa hubungan manusia dengan Allah
yang diingatkan dalam peristiwa Hari dan Minggu Sabbat itu bukanlah
hanya bersifat individualistis saja, namun juga mempunyai implikasi
terhadap alam dan lingkungan jasmani yang tercipta ini jelas diajarkan oleh
Allah pada bangsa Yahudi ini melalui perayaan Tahun Sabbat, dan
akhirnya kesadaran akan implikasi semestawi dari perayaan Sabbat dalam
Tahun Sabbat itu harus juga berkaitan secara praktis dan langsung dengan
sesamanya yaitu pembebasan budak dan harta-milik yang tergadai yang
secara cuma-cuma harus dibebaskan pada “Abad-Sabbat” (Tahun Yobel)
adalah mengajar bangsa Israel mengenai cinta-kasih kepada sesama seperti
kepada diri sendiri dalam wujud praktis yang langsung diterapkan.
Ini semua memang mengandung moral yang dalam bagi bangsa Israel,
yang tema eksistensi keberadaan dan agamanya adalah pembebasan dari
perbudakan dari Mesir. Sehingga dengan melaksanakan semua ketentuan
dan syarat hukum pengalaman Sabbat-sabbat itu mereka akan diajar
menuju kepada kesucian hidup yang serba merangkum. Itulah sebabnya
Sabbat itu disebut sarana pengudusan bagi Israel, sebagaimana yang
dikatakan: “Akan tetapi hari-hari SabbatKu harus kamu pelihara, sebab
itulah peringatan antara Aku (Allah) dan Kamu (Israel), turun-temurun,
sehingga kamu mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan
kamu”(Keluaran 31:13). Melalui pemeliharaan Sabbat inilah Israel tahu
bahwa Allah menguduskan mereka, yaitu melalui ajaran-ajaran iman dan
moral yang disampaikan oleh perayaan-perayaan Sabbat tadi yang disertai
dengan segala ketentuan hukum dan syarat-syarat pelaksanaannya.
Allahlah yang menguduskan Israel melalui pemeliharaan Sabbat itu. Dan
Perjanjian Allah yang kekal dengan Israel, sebagai yang telah dilepaskan
dari perbudakan di Mesir.
Sabbat dan Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi
Kelompok aliran Sabbat itu berlaku juga bagi orang-orang bukan Yahudi,
yaitu orang-orang Kristen, yang data Alkitab diatas justru membuktikan
yang sebaliknya. Alasan mereka ini bukan tanpa dasar. Memang ada
dasarnya tetapi ditafsirkan tanpa melihat konteks pewahyuan Perjanjian
lama maupun sejarah Bangsa Israel apalagi tanpa memperhatikan makna
terdalam dari Wahyu Perjanjian Baru yaitu makna Inkarnasi (Penjadian
Daging), kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang adalah fondasir
dasar dari eksistensi keberadaan dan sistim keagamaan Gereja Kristen.
16
Dasar yang diambil Allah nubuat Nabi Yesaya seperti yang tertulis dalam
Yesaya 56:1-8. dalam periskop ini, Yeasaya membuatkan keselamatan
Israel yang akan merangkum juga orang-orang yang secara tradisional
terbuang dari persekutuan ibadah Israel, misalnya: orang-orang asing dan
orang-orang kebiri. Namun dalam pasal membuat Yesaya diatas justru
mereka itu dihibur untuk tidak merasakan khawatir dibedakan dan
dipisahkan dari umatNya yaitu Israel (Yesaya 56:3). Mereka dijamin
bahwa asal mereka hidup seperti “UmatNYa” Israel) yaitu dengan :
memelihara hari-hari Sabbat, memilih apa yang kukehendaki dan yang
berpegang kepada perjanjianKu (ayat 56:4), maka mereka inipun akan
diberi “tanda peringatan dan nama” di “dalam rumahku dan di lingkungan
tembok-tembok kediamanKU” (ayat 5) yaitu di Bait Allah di Yerusalem,
dengan itu mereka ini juga akan “kubawa ke gunungKu yang kudus dan
akan keberi kesukaan di rumah doaku” (ayat 7), yang juga adalah bait
Allah di gunung kudus Sion di Yerusalem. Dengan demikian Allah akan
berkenan kepada “korban-korban”bakaran dan korban-korban sembelihan
mereka yang dipersembahkan diatas mezbahku” (ayat 7).Periskop ini jelas
tidak menunjukkan nubuat tentang Gereja Kristen yang akan memelihara
Sabbat. Namun ini justru menunjukkan akan universilitas agama Yahudi
itu sendiri, yang Sabbat, korban bakaran, korban sembelihan serta Bait
Allah itulah simbol jasmani yang nampak dari sisim keagamaan mereka.
Jika pada Taurat Musa untuk menjadi Yahudi hanya dibatasi oleh orangorang Israel secara jasmani saja dan orang-orang yang memiliki alat vital
yang lengkap, sekarang mereka tak dibatasi lagi. Mereka boleh juga
menjadi uamta Tuhan dengan umat Israel lainnya, asal mereka hidup
seperti umat Israel itu. Inilah yang dalam sejarah akhirnya disebutkan
sebagai kaum proselit (penganut agama Yahudi , namun bukan Yahudi
asli, Kisah 2:11). Jelaslah perikop ini sama sekali tak membuatkan tentang
sabbat yang akan dipelihara orang-orang Kristen yang bukan Yahudi ,
namun membicarakan kaum proselit yaitu orang-orang bukan Yahudi yang
memeluk agama Yahudi dengan ketentuan melaksanakan hukum
keagamaan Yahudi , termasuk Sabbat. Dari sini pembahasan kita
sebelumnya makin diteguhkan bahwa Sabbat itu terikat erat dengan Bait
Allah, korban bakaran dan korban sembelihan, serta Perjanjian dengan
Israel. Artinya Sabbat itu berkaitan dengan sistim ibadah dan kehiduapna
Israel sebagai bangsa, dan bukan untuk yang lain. Jika orang Kristen
hendak memelihara Sabbat atas dasar nubuat Yesaya ini karena merasa
dirinya sebagai orang asing yang bukan Yahudi , harus diingat bahwa
nubuat ini bukan hanya mmebivarkaan Sabbat saja, namun juga
membicarakan tentang korban bakaran, korban sembelihan, mezbah dan
Bait Allah, yang semuanya itu harus dijalankan seiring dengan
pemeliharaan Hari Sabbat tadi. Mengambil dari hari Sabbatnya saja
mengabaikan hal-hal lain yang disebutkan dalam perikop nubuat yang
sama berarti melanggar kebenaran pernyataan nats Kitab Suci, yaitu
melanggar firman Tuhan sendiri.
Dalam Yesaya 66:18-23 dinubuatkan tentang bertobatnya bangsa-bangsa
bukan Yahudi yang akan melihat kemuliaan Allah diantara orang-orang
Israel dan dikembalikannya semua kaum Israel yang dalam pembuangan ke
Yerusalem (ayat 20), sehingga mereka akan mmepersembahkan korban
dalam Bait Allah serta dipulihkannya imam-imam dan orang-orang Lewi
dari antara mereka yang baru saja kembali itu. Dan bangsa-bangsa lain
17
yang menganut agama Yahudi itu akan terus menerus datang sujud untuk
menyembah Tuhan, yang dinyatakan dalam ayat 23:” Bulan berganti
bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh manusia akan datang untuk
sujud menyembah dihadapanKu firman Tuhan”.
Ayat ini digunakan oleh kaum Sabbatarianisme untuk menunjang dan
membuktikan bahwa Sabbat itu akan selalu diperlihara oleh bangsa-bangsa
lain. Namun melihat konteks perikop ini, jelas kesimpulan yang demikian
tak dapat dibenarkan. Ayat 23 ini tak membicarakan tentang perintah
bahwa bangsa-bangsa non Yahudi harus memelihara Sabbat. Namun
hanya membicarakan selama ada waktu di bumi ini yang menurut cara
menghitung Yahudi disebut” bulan berganti bulan, dan Sabat berganti
sabat” bangsa-bangsa yang bertobat kepada Allah itu akan datang sujud
menyembah dia.
Selanjunya harus diingat bahwa bahasa yang digunakan Yesaya sangat
ketat menggunakan simbol dan sistim keagamaan Yahudi : Bait Alalh,
korban, Yerusalem, imam-imam dan orang-orang Lew. Jika demikian
halnya sukerkah kita mengerti mengapa dia juga menggunakan Sabbat
untuk menghitung waktu? Karena satuan waktu terkecil dalm sistim daur
lingkaran hari peringatan keagamaan Yahudi adalah Sabbat dan itu
merupakan simbol keagamaan yang penting bagi kaum Yahudi maka
dengan menggunakan “sabat berganti Sabat” ini Yesaya hendak
menjelaskan mengenai bergulirnya waktu yang harus menerus dan
kelestarian penyembahan yang dilakukan oleh kaum proselit ini. Maka jelas
ekspresi di atas tidak menunjukkan atau menubuatkan apapun tentang
perintah memelihara sabbat bagi orang-orang bukan Yahudi yang bukan
proselit, apalgi Gereja Kristen yang bukan bagian dari “bangsa Israel”
secara fisik itu.
Memang dari kacamata Kristen, semua nubuat Yesaya ini sudah digenapi
oleh Kristen dalam Gerejanya. Namun dalam fakta historisnya ternyata
Gereja Krieten itu ternyata bukan hanya sekedar tiruan tambal-sulam dari
sitim kehidapan keagamaan Israel. Sebalinya itu mempunyai sistim
Perjanjian yang amat berbeda, yang pada saat dinubuatkan masih
dilambangkan dengan simbol-simbol fisik keagamaan Yahudi. Untuk itu
marilah kita lihat bagimanakah Gereja Kristen itu dinubuatkan oleh Kitab
Suci bangsa Yahudi: Perjanjian Lama ini. Menurut kacamata iman Kristen,
terutama dalam kaitannya dengan sabbat.
Nubuat Tentang Datanngya Perjanjian Baru
Yeremia 31+31-34 menyatakan tentang rencana Allah bagi “kaum Israel
dan kaum Yehuda” untuk mengadakan “Perjanjian Baru” yang bersifat dan
keberadaan Perjanjian Baru itu” bukan seperti Perjanjian yang telah
kuadakan dengan nenek-moyang mereka pada waktu aku memegang
tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
Sabbat adalah meterai dan tanda kekal bagi Perjanjian Lama yaitu
perjanjain “dengan nenek moyang… pada waktu aku….membawa mereka
keluar dair tanah Mesir” seperti yang telah kita bahas di depan.
Namun Perjanjian yang lama dengan nenek-moyang berdasarkan keluaran
dari Mesir ini pada saat Yeremia diilhami Allah yang hendak mengadakan
Perjanjian Baru itu ”telah mereka ingkari” artinya telah ditolak oleh Israel.
Berarti Perjanjian yang berlandaskan pada pengalaman keluaran Mesir
dengan segala tata-cara dan materai kekalnya: Sabbat, itu tidak mampu
untuk mengubah atau menuduskan Israel, meskipun tujuan Sabbat itu
18
adalah untuk menguduskan Israel. Artinya Hukum ketetapan Allah yang
berwujud Undang-undang tertulis: Taurat, itu harus diperbaharui
bentuknya, ayaitu dengan jalan “Aku akan menaruh Taurat_Ku dalam
batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka…”. Dalam Perjanjian
Baru yang bersifat batin dan hati dan bukan bersifat hukum tertulis inilah”
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi ummatKu:.
Terlaksanannya Perjanjian Baru dimana Taurat atau hukum-hukum Allah
itu akan diam dalam batin dan hati manusia bukan lagi dalam lembaranlembaran hukum legal yang tertulis itu diterangkan oleh Yehezkiel sebagai
berikut: “Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam
batinmu,… Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang
pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya", (Yehezkiel 37:26-27).
Kebenaran inilah yang dikatakan oleh Paulus dalam II Korintus 3:6 "…
Perjanjian Baru, yang tidak terdiri dari Hukum yang tertulis (yakni:
Taurat), tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan".
Dengan demikian maka menurut nubuat kedua Nabi ini Perjanjian Baru
yang akan diadakan oleh Allah itu bukanlah Taurat tertulis, namun Roh
Kudus Allah yang berdiam dalam batin dan hati. Manusia tidak lagi
dituntut oleh suatu hukum yang tertulis yang berada di luar dirinya tertera
dalam sebuah buku, namun dari dalam dirinya timbul kemampuan
bertindak oleh Roh Kudus yang buah tindakannya itu sesuai dengan
tuntutan moral dari Hukum Taurat yang tertulis. Maka dalam Perjanjian
Baruyang dinubuatkan semacam ini jelas tak ada tempat bagi legalisme dan
pemaksaan ketentuan yang bersifat hukum yang sangat legalistik dalam
hakekatnya, semacam pemaksaan pelaksanaan hari Sabbat. Pula Perjanjian
Baruyang akan diadakan Allah itu adalah bukan seperti Perjanjian
Keluaran dari Mesir yang Sabbat itulah materai dan tanda kekalnya.
Perjanjian Baru itu bersifat batin dan hati oleh karya Roh Kudus. Roh
Kudus itu akan diberikan oleh Allah ke dalam batin manusia. Padahal kita
tahu bahwa datanngya Roh Kudus di dalam hati manusia itu adalah
sebagai akibat karya Penjelmaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan
Yesus Kristus (Kisah 2:32-33).
Karena Perjanjian Baru itu bersifat Roh bukan bersifat Taurat tertulis, dan
juga datanngya Roh itu karena karya Penjelmaan, kematian, kebangkitan
dan kenaikan Kristus, bukan akibat keluaran dari Mesir yang melaluinya
Taurat itu datang dan dinyatakan Allah, maka jelas tanda dan materai
Perjanjian Baru itu pasti bukan Sabbat, karena Perjanjian Baru yang
dijanjikan itu "bukan seperti Perjanjian… keluar dari tanah Mesir", yang
dikatakan oleh Yeremia di atas tadi. Maka sungguh suatu kekeliruan besar
dan kelak-fahaman yang mendalam akan makna Kitab Suci jika orang
menyatakan diri sebagai anggota Gereja Kristus berdasarkan Perjanjian
Baru lalu menekankan materai dan tanda Perjanjian Lama yaitu materai
keberadaan dan kebangsaan dan keagamaan Israel sebagai sesuatu yang
mengikat dan diharuskan bagi orang Kristen. Itulah faham yang kacau dan
bingung.
DASAR SEJARAH PERJANJIAN BARU
Telah kita bahas bahwa keluaran dari Mesir itulah dasar sejarah dan
peristiwa yang di dalamnya Perjanjian Lama itu dibuat oleh Allah dengan
Israel, dengan Sabbat sebagai tanda dan materai Perjanjian tadi; Perjanjian
19
Baru memiliki peristiwa Yesus (Penjelmaan, Penyaliban, kematian,
kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus) sebagai dasar pemberitaan dan
pengajarannya.
Yohanes dalam Injilnya mengatakan: "Firman itu telah menjadi manusia"
(Yohanes 1:14), artinya bukan lagi menjadi roh batu yang ditulis atau
huruf-huruf Ibrani dari Kitab Taurat. Sekarang Firman Allah itu bukan lagi
berwujud hukum dan ketentuan-ketentuan legalistik Taurat, namun
menjadi manusia Yesus Kristus. Inilah yang diberitakan para rasul, seperti
juga yang dijelaskan oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama : “Apa
yang telah ada sejak semula, yang TELAH KAMI DENGAR, yang
TELAH KAMI LIHAT DENGAN MATA kami, yang TELAH KAMI
SAKSIKAN, dan yang TELAH KAMI RABA DENGAN TANGAN
kami tentang FIRMAN HIDUP- itulah yang kami tuliskan kepada kamu”
(Yohanes 1 :1). Karena telah didengar, dilihat dengan mata, disaksikan,
dan diraba dengan tangan, sebagai sesuatu mahluk jasmani yang hidup
sebagai manusia itulah Kristus disebut Firman hidup, berbeda dengan
Kitab Taurat yang adalah benda mati yang tertulis. Itulah hukum tertulis
itu mematikan kata Paulus. Hanya Firman yang hidup itulah yang
menghidupkan. Dengan kata lain peristiwa Yesus (Firman) sebagai
manusia yang hidup itulah yang menjadi inti dan dasar berita para rasul
yang diberitakan dengan lisan maupun dalam tulisan. Dan dari seluruh
peristiwa Firman “menjadi manusia” yang “hidup” ini maka yang sangat
sentral dan penting adalah peristiwa penyaliban, kematian dan ke
bangkitannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus: “sebab YANG
SANGAT PENTING telah kusampaikan kepadamu …. Ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci bahwa ia
telah dikuburkan, dan bahwa ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga
…. Bahwa ia telah menampakan diri ….” (I korintus 15 :3-5). Inilah
fondasi dari iman Kristen, bukan Taurat, bukan sini dan jelas bukan sabbat,
sebab “jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu
dan kamu masih hidup dalam dosamu” (I Korintus 15 :17). Iman kita
punya makna hanya karena kristus telah bangkit, dan kita dilepaskan dari
dosa juga dikarenakan peristiwa yang sama.
Dengan demikian oleh kematian dan kebangkitan Kristus itulah kita
dilepaskan dan dikeluarkan dari dosa dan maut, (sebagaimana yang
dikatakan : “…oleh kematiannya ia memusnahkan dia, yaitu iblis ….
Dengan jalan demikian ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya
berada dalam perhambaan ….” (ibrani 2:14-15). Ayat ini menjelaskan
bahwa manusia memang tidak bebas dan berada dalam perhambaan atau
perbudakan, namun bukan perbudakan mesir seperti israel, tetapi
perbudakan iblis dan maut. Dan kematian Kristuslah yang membebaskan
manusia sebelum percaya kristus tak ada sangkut paut dengan pekerjaan
fisik seperti perbudakan dan perhambaan Israel di Mesir, namun
perbudakan pada maut, iblis, kelapukan dan dosa. Serta pelepasan mereka
bukanlah pelepasan untuk menjadi suatu komunitas bangsa secara fisik
dalam lokasi wilayah negara tertentu dengan ketentuan hukum sosial,
politik dan keagamaan tertentu, namun pelepasan untuk mendapatkan
hidup kekal di dalam Kristus. Maka jelas kalau begitu sabbat tak
mempunyai sangkut paut dengan peristiwa semacam ini. Sabbat yang
intinya “berhenti bekerja” karena memang merupakan peringatan “berhenti
kerja”nya Israel dari perhambaan. Maka terlepasnya orang kristen dari
20
dosa. Iblis, kelapukan dan maut haruslah bukan yang bersifat “berhenti
kerja” namun ada snagkut pautnya dengan “hidup kekal” atau kristus itu
sendiri. Pemaksaan Sabbat pada gereja Kristen berati pencangkokan benalu
yang merusak makna keselamatan di dalam kristus itu sendiri. Karena
makna Sabbat itu dipaksa bagaimanapun juga tidak dapat menyelaraskan
diri dengan peristiwa mendasar dari sejarah pembebasan dan keluaran dari
dosa, Iblis, kelapukan dan maut yang telah terjadi oleh kematian dan
kebangkitan Kristus itu sendiri. Dengan demikian hubungan makna Sabbat
dengan kematian dan kebangkitan Kristus itu tidak ada secara hakiki.
Akhirnya hanya akan menimbulkan kekacauan fokus dan cara fikir saja,
sehingga timbullah teologi tambal-sulam yang tidak konsisten dengan fakta
dan kebenaran iman Kristen itu sendiri.
Jadi untuk supaya fokus kita terang mengenai makna keselamatan di dalam
Kristus, haruslan kita juga terang apakah tanda Perjanjian Baru yang khas
sebagaimana itu adalah tanda Perjanjian lama dengan Israel patut
diperhatikan bahwa Perjanjian Baru keseluruhannya tak pernah
memberitakan sedikitpun mengenai sentralitas dan pentinngya Sabbat ini.
Jika Sabbat itu disinggung hanya karena konflik yang muncul antara para
murid Yesus dengan orang-orang Yahudi mengenai masalah perayaan Hari
Sabbat itu saja dan juga karena lingkup sejarah penulisan Perjanjian Baru
itu adalah diantara bangsa Yahudi sehingga dalam menghitung waktu dan
hari tak mungkin lepas begitu saja tanpa menyebutkan hari Sabbat. Tetapi
Sabbat itu sendiri tak pernah menjadi inti berita Perjanjian baru. Kristus
dan karyanyalah fokus berita Perjanjian baru. Bukan hukum sepuluh dan
jelas bukan Sabbat.
SABBAT DALAM HIDUP KRISTUS
Diatas telah kita bahas mengenai sikap Yesus dan ajarannya mengenai
Sabbat Yahudi, yang pada pokoknya Yesus mengubah dan memporakporandakan makna Sabbat menjadi “melakukan sesuatu pekerjaan yang
baik”. Dengan demikian Yesus sudah memulai suatu perombakan makna
dari Sabbat sebagai tanda Perjanjian yang berpusat pada pengalaman
keluaran dari Mesir, menjadi suatu peristiwa yang berpusat pada diriNya.
Hal ini dibuktikan pada saat dia ditentang laum ulama Yahudi , dia
mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan mengatakan : “Karena
Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabbat” (matius 12:8). Sebagai
Tuhan (penguasa) “atas” hari Sabbat, berati Yesus berkuasa melakukan
apapun atas hari sabbat itu termasuk mengubah dan memberikan makna
yang baru. Dengan demikian Yesus tidak tunduk pada ketentuan “berhenti
dari pekerjaan apapun” Sabbatlah yang harus tunduk kepada Yesus, karena
Yesus adalah Tuhan (penguasa) “atas” hari Sabbat.
Memang setiap hari Sabbat “menurut kebiasaannya ….. Ia masuk ke
rumah Ibadat” (Lukas 4:16), namun dia melakukannya bukan karena
Saabat dan segala ketentuannya itu berkuasa “atas” Dia, justru sebaliknya
dia masuk ke rumah ibadat setiap hari Sabbat itu untuk menunjukkan
bahwa sekarang bukan lagi sabbat yang harus menjadi tanda Perjanjian
justru dirinyalah penggenap Perjanjian (lukas 4:21), dan dengan demikian
dia sekarang yang berkuasa atas segala sesuatu termasuk hari sabbat,
sehingga manusia hidup bukan lagi untuk hari sabbat, artinya tujuan hidup
manusia bukan digunakan untuk mengabdi pada sabbat, namun sebaliknya
“hari sabbat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari
sabbat” (markus 2:27). Sabbat mengabdi pada kepentingan manusia.
21
Itulah sebabnya tak pernah sekalipun Yesus dalam pengajarannya
meninggikan atau menyanjung Sabbat, dia membicarakan tentang Sabbat
hanyalah dalam konteks konfrontasi perjumpaannya dengan pemimpin
agama Yahudi yang menentang sikapnya terhadap Sabbat yang justru oleh
mereka dilihat sebagai hujatan dan bertentangan dengan ketetapan dari
kitab suci Perjanjian lama.
Kita berjumpa lagi dengan masalah Sabbat ini pada akhir kehidupan
Kristus, yaitu pada saat penyaliban, kematian-penguburan, dan
kebangkitannya dengan orang-orang Yahudi, tetapi para murid yang
menulis injillah yang menyebutkannya, bukan sebagai bukti bahwa para
murid itu mengajarkan supaya Sabbat itu dipelihara sebagai perintah
kristus, namun hanya sebagai sarana penghitungan waktu untuk
menjelaskan saat dan hari ketika mana Kristus disalibkan, mati dan bangkit
itu, dengan menggunakan perhitungan hari menurut budaya Yahudi karena
Yesus memang orang Yahudi dan ditengah-tengah bangsa Yahudi itu dia
mengalami penyaliban, kematian-penguburan dan kebangkitannya itu.
Matius menerangkan saat dan hari ketika Yesus mengalami derita akhir
dari hidupnya dan paginya (hari jum’at) dibawa menghadap pilatus (matius
27:1-2), dan disalibkan pada hari itu juga: “keesokan harinya, yaitu sesudah
hari persiapan, datanglah iman-iman kepala dan orang-orang Farisi
bersama-sama menghadap pilatus” (matius 27:62), jadi menurut ayat ini
hari ketika Yesus disalibkan dan dikuburkan dalam ayat-ayat sebelumnya
dari matius 27 ini disebut oleh matius (perhatikan : bukan oleh Yesus)
sebagai “hari persiapan” (paraskevee), yaitu hari jum’at sebagai “hari
persiapan” bagi orang Yahudi wanita mengunjungi kuburan pada saat
kebangkitan Yesus di sebut demikian : “setelah hari Sabbat lewat … pada
hari pertama minggu itu ….”, yang menunjukan bahwa Yesus tidak
melakukan apapun secara fisik diantara hari persiapan sampai dengan hari
pertama minggu itu, yaiatu selama hari Sabbat itu Yesus berada dalam
kuburan pasif tergeletak seolah-olah beristirahat dari semua karyanya
selama 6 hari bagi penciptaan baru atas dunia ini, sejak minggu palem
(matius 21:1-23), senin kudus (matius 24:3-35), selasa kudus (matius 24:3626:2), rabu kudus (matius 26:2-16 “ dua hari lagi akan dirayakan paskah”
ayat 2, menunjukan saat itu hari rabu, karena paskah terjadi hari sabtu),
kamis kudus (matius 26:17-75), dan Jum’at agung (matius 27:1-61), dan
pada hari sabtu yaitu hari ketujuh Yesus berhenti atau beristirahat dari
segala karya penciptaan baru yang dilakukanny selama enam hari di dalam
kuburan menanti penggenapannya yang dimateraikannya selama enam hari
di dalam kuburan menanti sesudah Sabbat lewat, yaitu hari pertama
minggu itu, hari pertama atau hati satu itulah hari ahad dalam bahasa arab.
Dan karena hari ahad (satu) itu adalah hari kebangkitan Tuhan sebagai
puncak dari karyanya selama enam hari dan beristirahat selama hari
ketujuh dalam kuburan, maka hari pertama itu disebut hari Tuhan
(kuriakee) yang sampai sekarang masih demikian dalam kalender gereja
Orthodoks dan kalender nasional negara Yahudi, yang kata kuriakee
(kyriaki dari katakyrios Tuhan) itu disebut dalam bahasa portugis
“dominggos” dan menjadi bahasa indonesia “minggu”.
Demikianlah dalam penciptaan barupun Allah melalu sabdanya yang
menjelma, berkarya selama enam hari dan beristirahat pada hari ke tujuh di
dalam tergeletaknya sang Sabda menjelma ini di dalam kuburan. Namun
22
berbeda dengan penciptaan lama dimana hari ketujuh itu sudah lengkap
selesai penciptaan itu, dalam penciptaan baru ini, selesai dan puncak karya
selama enam hari bagi penebusan sejak minggi palem itu bukan pada hari
terkuburnya atau beristitahanya Kristus dalam kuburan, namun
kebangkitannya pada hari ahad atau hari pertama, karena jika “kristus”
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih
hidup dalam dosamu” (I kor. 15:17).
Itulah sebabnya jika hari ketujuh sebagai hari perhentian itu harus
dirayakanpun maknanya sudah berbeda dari Sabbat dalam Perjanjian
Lama. Ini harus berpusat pada karya penciptaan baru yang dilakukan
Kristus selama seminggu kesengsaraanNya atau Pekan Sengsara itu.
Dengan demikian Hari Sabbat sekarang mengingat saat penguburan atau
perhentian Kristus dari segala karyaNya untuk menunggu penggenapannya
dalam hari kebangkitanNya yang terjadi oada Hari Pertama ( Hari Ahad =
Hari Minggu ) tadi. Itulah sebabnya dalam Gereja Purba yang tetap
dilakukan oleh Gereka Orthodoks sampai sekarang, Sabbat itu tetap hari
sabtu, bukan minggu, namun makna Sabbat itu berbeda dari makna yang
diberikan oleh Perjanjian Lama. Bukan lagi itu tanda Perjanjian pelepasan
dari Mesir, namun sebagai peringatan akan perhentian karya Kristus di
dalam kuburan, dengan demikian meskipun kita merayakan hari sabtu
sebagai hari Sabbat kita tak terikat lagi pada ketentuan-ketentuan Sabbat
seperti yang digariskan oleh Perjanjian Lama, namun ketentuan Sabbat
seperti yang digariskan Kristus sendiri. Yaitu bahwa pada hari Sabbat boleh
melakukan sesuatu pekerjaan baik. Dan hari Sabbat sebagai peringatan hari
perhentian (penguburan) Kristus itu dirayakan dengan menjalankan
Sembahyang Senja, yang lambang-lambang ibadah itu secara detail
menggambarkan keberadaan Kristus dalam kuburan tadi. Dengan
demikian Hari Sabtu tak dilanggar, ketetapan-ketetapan Tauratpun tak
dilanggar, karena sekarang kita bebas dari ketentuan Sabbat dalam Taurat,
namun terikat dengan Kristus dalam peringatan deritaNya tadi. Namun
karena hari Tuhan itu adalah hari pertama, perayaan Kebangkitan Kristus
tetap dirayakan pada Hari Pertama tadi, yaitu pada hari minggu, dimana
pada Hari Tuhan ini kita dipersatukan dengan Tubuh Tuhan yang bangkit
itu melalui Perayaan Perjamuan Kudus yang dirayakan setiap kali kita
bertemu pada Hari Tuhan ini. Jadi jelas minggu itu bukan Hari Sabbat,
namun Hari Tuhan. Ini bukan perayaan hari Perhentian namun perayaan
Hari Kebangkitan. Sedangkan Sabtu itulah Sabbat, namun bukan sebagai
tanda Perjanjian keluaran Mesir, justru sebagai peringatan Hari Perhentian
Kristus dalam kuburan. Dengan demikian Sabtu itu bukan hari terpuncak,
namun harus dimateraikan oleh Hari Kebangkitan ( Hari Ahad = Hari
Pertama ).
Dengan demikian kita melihat suatu ajaran Alkitab yang kosisten dan
bersifat Kristosentris. Sabbat tetap sabtu, dan harus dirayakan sebagai
peringatan Perhentian Kristus dalam kuburan, namun itu bukan akhir pada
dirinya sendiri karena harus dimateraikan oleh peringatan Hari
Kebangkitan, yaitu Hari Minggu. Maka kita diselamatkan terhadap main
comot ayat-ayat Alkitab, tanpa melanggar yang ini atau yang itu dan tanpa
berjalan terpincang-pincang sebentar lari ke Taurat lalu sebentar lari-lari ke
Injil. Adalah suatu kekeliruan yang besar jika kita mengatakan bahwa
Sabbat itu sudah diganti hari Minggu. Dalam kalender resmi Gereja
Orthodoks yang juga kalender yang juga kalender nasional negara Yunani
23
hari Sabtu itu disebut "Sabbato", jadi jelas Sabbat itu tetap hari sabtu. Dan
juga suatu kekeliruan yang besar mengatakan bahwa hari minggu itu "Hari
Tuhan" itu berasal dari Perayaan Kafir. Sabbat tetap sabtu, seperti yang
sudah kita katakan, namun itu harus dimeteraikan oleh perayaan Hari
Kebangkitan yaitu hari minggu. Bagaimana suatu peringatan dari peristiwa
maha penting ini dianggap sebagai perayaan agama kafir, adalah suatu
yang merupakan teka-teki besar?
Dalam Perjanjian Baru tak ada satupun perintah yang menyuruh orang
Kristen untuk merayakan hari sabtu sebagai hari perhentian yang harus
dirayakan. Jika dalam Injil disebutkan tentang hari persiapan, hari Sabbat
dan hari perayaan dalam konteks kesengsaraan Yesus, itu hanya
merupakan perhitungan saat sesuai dengan budaya Yahudi, namun bukan
suatu perintah bagi orang Kristen, dan bukan pula merupakan bukti bahwa
itu adalah perintah yang harus dijalankan. Ingat, bahwa waktu Yesus mati
Gereja belum ada, orang Kristen dalam pengertian kita sekarang masih
belum ada. Yang ada yaitu orang-orang Yahudi yang terikat dengan
hukum-hukum agama Yahudi termasuk perintah Sabbatnya, yang
mempercayai bahwa Yesus itulah Mesias. Namun mereka belum merasa
sebagai suatu komunitas agama yang terpisah dari bangsa Yahudi . Gereja
baru lahir pada rasul Roh Kudus turun di hari Pantekosta. Itupun tak
langsung membuat para rasul itu sadar akan misi mereka bagi orang-orang
non-Yahudi (kisah 1:28-29), sehingga Petruspun mula-mula merasa
keberatan untuk datang ke rumah Kornelius. Beberapa tahun kemudian
barulah orang-orang Kristen sadar akan keberadaan mereka dari umat
Yahudi . Herankah kita kalau beberapa diantara mereka masih terikat
hukum-hukum ketentuan Sabbat dalam Perjanjian Lama, sehingga makna
Kristus itu sendiri baru secara pelan-pelan terhayati secara paripurna.
Melihatlatar belakang ini maka kita tak mungkin menganggap sebutan akan
nama-nama hari secara Yahudi dalam masa-masa akhir hidup Yesus itu
sebagai perintah bagi gereja Kristen. Itulah cara budaya Yahudi
menghitung waktu, tak lebih dan tak kurang.
SABBAT DAN PERTAMA DALAM PERJANJIAN BARU
"Alkitab tak pernah memerintahkan kita merayakan hari minnggu! "
demikian celoteh banyak orang. Namun kitab suci Kristen "Perjanjian
baru" pun tak pernah memerintahkan orang merayakan hari sabtu,
demikian sambut yang lain. kedua pernyataan yang demikian ini
menunjukan kesalahpahaman yang besar mengenai makna kitab suci
Perjanjian lama dan Perjanjian baru. Iman Kristen mengajarkan bahwa
wahyu Ilahi itu bersifat berkembang secara pelan-pelan, yang seluruh
perkembangan itu akhirnya berpuncak pada Yesus Kristus. Itulah sebabnya
penulis surat ibrani mengatakan bahwa "pada zaman dahulu" Allah
berbicara melalui "nabi-nabi" sedangkan "pada zaman akhir ini" Allah
berbicara di dalam "Anaknya" (Ibrani 1:1) hal yang sama dikatakan paulus
ketika dia mengatakan: "sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat"
(Roma 10:4) dan ketika dia mengatakan "karena itu janganlah kamu
biarkan orang menghukum kamu mengenai memakan dan meminum atau
mengenai hari raya, bulan baru atau Sabbat semua itu hanyalah
bayangan… sedang wujudnya ialah Kristus" (kolose 2:16-17). Yang ini
dtandaskan lagi oleh kristus:"Janganlah kamu menyangka, bahwa aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya melainkan UNTUK MENGGENAPINYA"
24
9 Matius 5:17). Kristuslah wujud dan kegenapan hukum Taurat. Karena
wujud dan kegenapan hukum taurat itu sendiri namun berwujud "Firman
… menjadi manusia" (Yohanes 1:14), maka yang menjadi landasan
beriman dan berbuat serta beribadah bagi umat kristen bukanlah hanya
sekedar apa yang pernah diperintahkan saja oleh Yesus, seperti perintahperintah Taurat, namun segala tingkah laku, peristiwa, ajaran dan bahka
kepribadian kristus sendiri menjadi landasan iman, ibadah, akhlak dan
tingkah laku Kristen. Ringkasnya Yesus dalam keutamaan Tuhan pribadi
dan keberadaanya itulah Firman yang harus menjadi landasan hidup
kristen.
Sebagai firman yang menjelma dalam sejarah, maka sejarah hidup
Yesuslah sekarang menjadi hari peringatan yang harus dirayakan sebagai
suatu tanggapan ucapan syukur kepada Allah, meskipun kalau bukan
secara terang-terangan dikatakan harus dirayakan karena Injil yaitu
Perjanjian Baru itu tak berdiri dari hukum tertulis namun hidup oleh Roh
kudus, sehingga roh yang membangkitkan kristus itu (Roma 8:11) akan
mendorong orang kristen untuk merayakan karya besar yang telah
dilakukannya pada hari kristus dibangkitkan. Oleh dorongan hidup roh
inilah orang kristen merayakan hari kebangkitan. Bukti bahwa hari
kebangkitan ini sudah diperingati akan tampak dalam hal-hal berikut ini:
"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah
murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena
mereka takut kepada orang-orang Yahudi " (Yohanes 20:19). Para murid
jelas berkumpul pada hari minggu, hari pertama, namun para pembela
sabbat Yahudi , bukan sabbat Kristen yaitu hari penguburan kristus,
menyanggah dengan mengatakan bahw mereka berkumpul pada hari
minggu karena takut pada orang-orang Yahudi bukan untuk merayakan
hari kebangkita. Namun dalam struktur bahasa aslinya menunjukan bahwa
takut orang Yahudi lalu berkumpul dalam hari minggu. Logika juga
mengatakan jika orang takut akan masyarakat maka akan bertemu di
tempat tersembunyi. Jadi minggunya bukan sebagai akibat dari takut orang
Yahudi , namun tertutupnya pintu, maka jelas hari pertama itu sudah
merupakan hari pertemuan para murid. Pertemuan hari minggu ini
rupanya dilanjutkan lagi pada saat "Delapan hari kemudian murid-murid
Yesus berada kembali dalam rumah itu" (Yohanes 20:26), yang dalam
kedua peristiwa ini selalu Yesus hadir ditengah-tengah mereka. Bahwa
pertemuan hari minggu itu akhirnya menjadi kebiasan umat Kristen, dapat
kita lihat dari Kisah Rasul 20:7 "pada hari pertama dalam minggu itu,
ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti" juga dalam tulisa
Paulus "pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masingmasing… menyisihkan sesuatu…" (I Korintus 16:2). Para pembela Sabbat
Yahudi , akan mengatakan bahwa itu hanya suatu kebetulan saja, tak ada
makna tertentu atas penyebutan hari pertama itu. Kalau hanya kebetulan
saja, maka Alkitab berarti berisi sesuatu yang tak dapat dipakai sebagai
landasan hidup dan hanya berasa omong kosong saja. Pula jika itu suatu
kebetulan mungkinkan yang kebetulan itu sampai diulang beberapa kali,
dan semuanya dalam konteks ibadah. Dua yang pertama berkumpul
dimana Yesus hadir ditengah-tengah mereka, dan yang satu dalam konteks
perjamuan kudus, serta yang terakhir dalam konteks memberikan
persembahan. Pula bukankan Alkitab mengatakan bahwa"… dengan
keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah" (II Kor. 13:2),
25
padahal disini ada empat saksi mengenai hari pertama itu? Bukankah
berdasarkan ketentuan Alkitab suatu perkara yang sah, dan bukan hanya
sebagai suatu kebetulan saja? pula tak ada bukti satupun dalam Alkitab
yang menunjukan bahwa Kristus berada di tengah-tengah pertemuan
muridnya pada hari sabtu. Padahal pertemuan Kristen adalah untuk
mengundang hadirat Kristus. Dan Alkitab menunjukan bahwa Kristus
hadir dalam pertemuan itu justru hari minggu, hari peringatan
kebangkitannya sendiri. Jika dalam Perjanjian Baru ada bukti bahw apara
murid terutama Paulus berbakti pada hari sabtu, itu terjadinya di dalam
rumah ibadah Yahudi yang memang merayakan hari sabtu sebagai hari
pertemuan (Kisah 13 :13-49), dan itupun demi pemberitaan Injil. Namun
tak ada bukti satupun yang menunjukan hari sabtu sebagai hari yang
disanjung oleh Umat Kristen di dalam Perjanjian baru. (A.D.B.D.B)
Tanggapan 12: F.Tanos – 28/04/2011
Selamat Pagi Tondano,…hehehe ok bung Jim,
Ada di Ayat mana dalam Alkitab yang mengatakan hari Pertama
Penciptaan adalah hari Minggu?...hari Ketuju adalah hari Sabtu.
Sabbath belum tentu indentik dengan Sabtu. Kalau pengajaran seperti
yang bung sampaikan, ini artinya perhitungan dan perkiraan hanya
nerdasarkan perhitungan tradisi umat Yahudi masa lampau?,…lalu
bagaimana dengan penolakan dari kaumYahudi dan aliran Adventis
yang tidak mengakui adanya penanggalan dari kelahiran Yesus Kristus
tgl. 25 Desember, yang dibuat atas perkiraan umat katholik dan
protestan?.
Yesus datang kedunia ini adalah untuk mengenapkan hukum Taurat.
Frank
Tanggapan 13: F.Tanos – 28/04/2011
Matius 28:1-10
Kebangkitan Yesus
28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari
pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena q dan Maria r yang lain,
menengok kubur itu.
Injil Matius dipercaya selama ini sebagai Injil yang pertama ditulis oleh
Matius, salah satu dari ke-12 rasul. Akan tetapi hasil penelitian ahli
alkitab menunjukkan persamaan nara-sumber antara Injil Matius dan
Injil Markus. Pertanyaannya adalah, mengapa Matius harus mengutip
dari sumber Injil Markus mengingat dia adalah orang yang mengenal
Yesus secara pribadi. Sementara banyak persamaan dengan Injil Matius.
Injil Markus – adalah Injil terpendek diantara ke-empat Injil yang
menceritakan kisah-kisah Yesus dengan kata-kata yang lebih mendetail.
Oleh karena itu dipercaya bahwa Injil Markus adalah yang pertama
ditulis. Diperkirakan penulis Injil Matius bukanlah oleh Rasul Matius,
kemungkinan melainkan umat Kristen generasi kedua yang
mengutip Injil Markus. Frank
Tanggapan 14: Servius Ponamon – 28/04/2011
Bung Frank, revelation apa yg bung dptkan setelah membaca dr Mat28:1-10 yg
bung ingin bagikan/share kan sbg berkat pd saya? Revelation tsb jauh lbh
utama bg kita dan tamangs lain ketimbang persoalan2 pengetahuan sejarah.Sbb
26
kita ketahui bersama bhw segala tulisan dlm Alkitab ditulis o/penulisnya dg
kuasa Roh Kudus.Sebaiknya kitorang Tit3:9"menghindari persoalan yg dicaricari n yg bodoh,persoalan silsilah,percekcokan n pertengkaran mengenai
hukum Taurat,krn semua itu tdk berguna dan sia2 belaka."Mari kita fokus pd
pesan Adonai melalui Mat28:1-10 tsb, lantaran 2Tim3:16"sgl tulisan yg
diilhamkan Adonai mmg bermanfaat utk mengajar,u/ menyatakan
kesalahan,u/memperbaiki kelakuan n u/ mendidik org dlm kebenaran."OK kita
tunggu neh!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 15: F.Tanos – 28/04/2011
Bung Richard,
Begini, bung tiba2 masuk dengan postingan “To Whom It Mat
Concern”., lalu bung tiba2 mengatakan untuk apa kita pergunjingan hari
Sabbath. Lalu bung mengatakan Why we don’t do the important thing in
our society,….sepertinya bung nya suka dengan diskusi ini. Seolah-olah
torang ini hanya berdiskusi di warung kopi. Kita minta anda buka
Website MRNC, malah jawaban bung tidak interesting dengan itu
Website yang penting Action bantuan.
Bung ini kita lihat tidak sopan ya?,... kalau bung berniat baik untuk
menolong anak2 Minahasa bukan dengan cara seperti ini?. Buatkan
tulisan yang sopan dan cantumkan alamat sekolah atau nama anak yang
malang itu dan alamatnya yang jelas, bukan main serampang dua belas
bung!. Bung tau nga sih maksud permintaan saya agar melihat Website
MRNC?. Frank
Tanggapan 16: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011
Dear Pak Frank, Selamat pagi juga ☺ Waktu Yesus datang di dunia, keapa Dia
nyanda togor itu orang Yahudi bahwa dorang so salah dalam perhitungannya
karena hari ketujuh di Kejadian itu tidak sama dengan hari ketujuh Sabat waktu
Dia di dunia. Kok kenapa Yesus terus saja melakukan kebiasaan mereka yang
salah seperti tertulis dalam Lukas 4:16, seperti kebiasaannya Dia masuk
berbakti di rumah Sembahyang pada hari Sabat. Dalam sejarah bahwa tanggal
25 Desember itu tidak ada rumput di padang Efrata dan mereka akan mati
kedinginan para gembala dan domba-dombanya kalau berada di luar waktu itu.
Dies Natalis Solis, atau juga disebut Winter Solstice, adalah hari ulang tahun
Dewa Tammuz yang adalah dewa Matahari yang disembah orang kafir sejak
zaman Nimrod. Kalau Yesus datang kedunia untuk menggenapkan hukum
berarti sudah ditiadakan itu hukum, apakah skarang kita bisa membunuh,
berzinah, mencuri dan lain-lain. Kolose 2:16,17 dalam de pe bahasa Inggris dan
semua bahasa asing lain bunyinya adalah: 2:16 Let no man therefore judge you
in meat, or in drink, or in respect of an holyday, or of the new moon, or of
the sabbath days: 2:17 which are the shadow of things to come; but
the body is of Christ. Ini ayat bukan bicara tentang Sabat hari ketujuh tapi
Shadow Sabbaths, seperti tertulis dalam Imamat 23, ada 7 Sabat Bayangbayang, yang meramalkan tentang Yesus. Itu semuanya bersangkutan dengan
makanan dan minuman dan bulan baru dan harus dirayakan 7 kali satu tahun,
Tapi Sabat hari Ketujuh adalah peringatan Kejadian Alam, dan tanda kuasa
Tuhan sebagai Pencipta. Itu akan tetap berlaku selama ada langit dan bumi,
sampai di dunia baru pun akan tetap menjadi hari kebaktian semua orang yang
selamat.Yesaya 66:22,23. Tuhan Memberkati,, Rgds, Jimi
27
Tanggapan 17: Danny Sumendap – 28/04/2011
Tidak ada di Alkitab Shabbath itu hari sabtu. Yang ada Kaum Jahudi stop
berkerja pada hari ketujuh sesuai perintah Allah. Kalender yang torang pake
sekarang kalau tidak salah kalender georgian, dimana hari berhenti bekerja
Kaum Jahudi jatuhnya di hari sabtu. Menurut saya , Isa Almasih ( Jesus )
mengizinkan kita untuk bekerja, dengan catatan bukan bekerja yang
memberikan penghasilan atau berdagang. Jadi kalau bekerja untuk Sosial di
izinkan . Catatan pinggir saya; Advent itu Yahudi yang terima Jesus sebagai
Juru selamat .
Tanggapan 18: Remy Leimena – 28/04/2011
Thank you Bro Jim, this is very good! I saw it sometiem ago they sellit in
Gramedia Book-store in Jakarta. It is important to reveal the truth. Not many
Christian knows and understand it. Hoping people will get the messages of
Truth which is from the Bible Only. As the authority is the Bible, not the
Church!
Blessings. Remy Leimena
Tanggapan 19: Danny Sumendap – 28/04/2011
Shabbath itu hari Ketujuh , Karena torang setuju kalender georgian, maka
jadilah Shabbath jatuhnya di hari sabtu . Coba torang pake kalender Omar
Khayam ( yang berbeda kira2 12 hari ) tantu jatuhnya di hari Jumat. Kalau saja
konsili di lao lao salah, eh salah, di Laodicea mereka berani melawan
keputusannya Konstantin, tantu sekarang akan lain jadi
Tanggapan 20: Oldy Manopo – 28/04/2011
lebih jelas mengatakan YESUS itu TUHAN, kalu juru selamat masih kurang
lengkap .. mutlak TUHAN YESUS JURU SELAMAT DUNIA .. AMIN ..salam
bae broer Danny S ..
Tanggapan 21: Danny Sumendap – 28/04/2011
Hahahahahahahahahahaha
Frank Frank
Ngana ini kalau nyanda cari2 pasal tantu cari2 ayat
Tanggapan 22: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011
Terakhir nama ini nama-nama hari dalam kebanyakan bahasa yang tidak dapat
dibantah bahwa sejak permulaan Hari Sabat adalah Hari yang lain dari yang
lain, malah satu-satunya yang ada de pe nama dan diberikan oleh Tuhan Allah
sendiri.
Perhatikan nama-nama hari ini dalam bahasa Arab, yang mewarisinya dari
bahasa Ibrani atau Yahudi, dan yang kemudian diturunkan kedalam bahasa
Melayu, atau Indonesia dan Malaysia sampai sekarang.
al aHad = Ahad=(satu)(Sunday)
al eathayn = Isnin =Senin= (dua)(Monday)
athalathe = Tsalatsa=Selasa(Tuesday)
al arbe'a' = Arba’a=Rabu(Wednesday)
al khamis = Khomsa=Kamis(Thursday)
28
al jum'a=Jumat (Friday) sebenarnya aslinya al sit’a (keenam) tapi karena
kemudian mereka menjadikan itu hari berjemaah, atau beribadah, maka itu
dinamakan “al jum’a”
as sabt (Saturday) Jadi hanya Sabat saja, yang tidak disebutkan dengan urutan
nomornya, yaitu (ke tujuh) tapi nama aslinya sesuai Alkitab dan bahasa Ibrani:
Sabt, atau Sabat. Menurut catatan sejarah, pada mulanya, Muhammad
menjadikan hari Sabat hari beribadah karena pamannya, Waraqah bin Naufal
adalah orang Kristen Yahudi yang tentu saja adalah pemelihara Sabat. Dia juga
bermaksud untuk menarik orang Yahudi di Arab supaya menjadi Islam. Tapi
karena belakangan mereka menolak, maka dia mengubahkan hari berbakti atau
beribadah itu kepada hari Jumat, untuk membedakan dari orang Kristen Katolik
atau Romawi (di Eropah) yang sudah memeliharakan Minggu atau Ahad,
Sunday “hari Matahari”, karena mereka orang-orang Romawi menyembah
dewa Matahari.
Sekarang perhatikan betapa nama-nama hari itu yang sudah diubah oleh bangsa
Romawi dari hanya menurut urutannya dari kesatu yaitu Minggu, Ahad,
menjadi
hari
Matahari,
Hari
Kedua,
menjadi
Hari
Bulan
(Moonday/Monday/Maandag), dan seterusnya yang semuanya adalah nama
planet-planet yang merupakan dewa-dewa yang mereka sembah! Dan tentunya
yang paling penting adalah hari Minggu, yang disebut Sunday, Hari Matahari,
tapi untuk menyembunyikan kekafiran asalnya, dirubah menjadi Domingo, atau
Hari Tuhan. Padahal Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa hari Pertama atau
Minggu itu adalah Hari Tuhan, atau HariKu, melainkan, “Hari ketujuh itu
adalah Hari Tuhan Allahmu!” (Keluaran 20:8-11 dan Yehezkiel 20:20,11)
Tapi bahasa-bahasa Italia dan bahasa Eropah lainnya sampai sekarang masih
menyebutkan hari Sabat, sama seperti orang Yahudi, dan Arab, walaupun
ejaannya sudah sedikit berubah, tapi masih bisa kelihatan dengan cukup jelas.
Sedangkan hari-hari lainnya dalam bahasa Eropah sudah diubah menjadi namanama planet-planet yang adalah juga nama-nama dewa-dewa kafir yang mereka
sembah sebelum Yesus datang kedunia!
Monday
Sunday
Day:
Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday
Luna
Sōl
Mars Mercurius Iuppiter Venus Saturnus
(see
(English:
(Sun)Hari
(Mars) (Mercury) (Jupiter) (Venus) (Saturn)
Irregularities)
Matahari
Moon)
Latin
dies
Lūnae
dies
Martis
Italian
lunedì
martedì mercoledì
giovedì
dies
dies
Veneris Saturnī
sabato
venerdì [♄1]
Spanish
lunes
martes
miércoles
jueves
viernes
marţi
miercuri
joi
vineri
Romanian luni
dies
Mercuriī
dies Jovis
sábado
[♄1]
dies Sōlis
domenica
[ 1]
domingo
[ 1]
sâmbătă duminică
[♄1]
[ 1]
samedi
dimanche
sábado
domingo
French
lundi
mardi
mercredi
jeudi
vendredi
Galician
luns
martes
mércores
xoves
venres
Catalan
dilluns
dimarts dimecres
dijous
dissabte diumenge
divendres [♄1]
[ 1]
Friulian
lunis
martars miercus
joibe
vinars
[♄1]
[♄1]
sabide
[♄1]
[ 1]
[ 1]
domenie
[ 1]
29
Interlingua Lunedi
Ido
Lundio
Esperanto lundo
Martedi Mercuridi
Jovedi
Mardio Merkurdio Jovdio
mardo
merkredo
ĵaŭdo
Venerdi
Sabbato Dominica
[♄1]
[ 1]
Venerdio Saturdio Sundio
sabato dimanĉo
vendredo [♄1]
[ 1]
Yang sangat mengesankan adalah nama-nama hari itu dalam bahasa Portugis
yang tidak mau mengikuti pergantian bahasa-bahasa lainnya. Mereka tetap
mengikuti nama-nama aslinya dalam bahasa Ibrani, dan Arab yaitu hanya
menyebutkan nomor urutannya, kecuali hari Sabat, tidak disebut hari Ketujuh,
tapi tetap SABATO, yang berasal dari kata Sabat, atau Shabat.
·
Domingo (Hari Tuhan/Hari Pertama–Primeira feira) Sunday
·
Segunda-feira(Hari Kedua) – Monday
·
Terça-feira(Hari Ketiga) – Tuesday
·
Quarta-feira(Hari Keempat) – Wednesday
·
Quinta-feira(Hari Kelima) – Thursday
·
Sexta-feira(Hari Keenam) – Friday
·
Sábado – Saturday
Nendo Leos’
Jimi
Tanggapan 23: Danny Sumendap – 28/04/2011
Amiennnnnnnnnnnnnnnnnn....
Ini tugas Umat Nasrani Sejati
Tanggapan 24: Harry Rombot – 28/04/2011
Sedangkan denominasi lainnya boleh?
Tanggapan 25: Tommy Goni – 28/04/2011
Danny,
Disinilah kelemahan alkitab itu, tidak jelas? Maka kita membutuhkan Kitabkitab (buku2) yang lain yang dapat menerangkan isi alkitab itu sendiri.
Dari perspective saya Sabbath= Saturday=Sabtu= hari yang ke tujuh
Darisinilah muncul kata-kata
Seperti: Sabta marga = Tujuh sumpah prajurit
Sapta Sindu = Tujuh - chief rivers
September = Bulan yang ke tujuh?
Septex
= Tujuh penyanyi
Septuagint = Interpestasi tujuh puluh orang -ttg Alkitab.Dan banyak
lagi dsst.
Advent itu adalah Jahudi yang menerima Yesus? Benar ..Karena hanya orang
Yahudi Secara rohani yang akan masuk sorga = Yerusalem Baru...
SalahNya..Munculnya Group Adventist artinya orang-orang yang menunggu
kedatangan Yesus yang akan datang Pada tanggal 22 sept 1844 .pada waktu itu
mereka masuk gereja hari minggu...Mar Dia tidak datang...kekecewaan terjadikarena hanya Bapa disorga yang tahu kapan..
Tetapi semua ini kembali kepada bagaimana perspective kita masing-masing.
Happy Sabbath in couples of days. TG
30
Tanggapan 26: Richard Lolong – 28/04/2011
Bro Frank yg saya hormati,
Jikalau tulisan pendek saya mengganggu pemikiran anda, dengan ini saya
meminta maaf sejuta kali, sekali lagi anggaplah tulisan saya itu sampah, yg
tidak punya arti, dan mengotori cyberspace ini, biarlah ini menjadi pelajaran yg
amat mahal, utk sisa hidup ku. Ajarilah orang yg tidak mempunyai ethic seperti
saya,,,, richard j lolong
Tanggapan 27: Harry Rombot – 28/04/2011
Bung Richard, mengapa ngana harus diajari lagi soal etika? padahal bung so
berpengalaman sekali dalam segala hal.... atau mungkin karenabung so terlalu
lama tinggal di paman sam maka dalam perdiskusian agak keseleo kang?? Mar
apaboleh buat kalau bung so minta maaf pa bung Tanos, saya kira bung Tanos
akan lebeh dulu. Nyanda usaha bimbang dan ragu, karena bung Tanos
orangnya sangat pambae skali dan pemurah dan cepat memaafkan orang. Jadi
bung Ricahrd nda usah bimbang dan ragu lagi yah!!!! dan saya kira bung
Richard sangat kaya dengan soal moral dan etika yg pernah belajar bahkan
telahdijabarkan dalam kehidupan sesehari.
Orang yg suka meminta maaf atas kesalahannya patut menjadi contoh... dan
orang yg cepat memaafkan juga harus dijadikan contoh dan keduanya so pasti
adalah anak2 Tuhan yg so bertobat... Kalo tidak yah sirna semuanya dan nintau
mo jadi apa lei!!!. hr
Tanggapan 27: Richard Lolong – 28/04/2011
Hello Kuntua California (Kakas Kakas,),,
Kayaknya pepatah toea mengatakan, jadilah ilmu padi dan always low profile,,
ngak harm to ask appoligized, that was it, tpi dri sini kita tambah ilmu,,,!!
Viva anak2 Tuhan..:-)
richard lolong.Tanggapan 29: Nina Nayoan – 28/04/2011
Tabea,
Ikut nimbrung ya soal hari Sabath.
Menurut saya, justru Kesaksian Matius 28 ayat 1 dapat menjelaskan
mengapa hari Sabbath yang pengertiannya sebagai Hari perhentian Tuhan
yang berkarya pada hari ketujuh itu, sekarang ini dirayakan oleh kaum
advent jatuh pada hari Sabtu.
Matius 28 ayat 1 menyebutkan peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada
hari pertama - dalam tradisi Yahudi jatuh pada hari Ahad = hari pertama
minggu itu - dan karna itulah peristiwa Kebangkitan Yesus menjadi pusat
perayaan dan ibadah bagi orang Kristen yang mana dihitung sebagai hari
ketiga dari hari Jumat (Jumat Agung dimana terjadi peristiwa Yesus
wafat) dan itulah jatuh pada hari Minggu.
Nah, jika mengacu pada hitungan hari Minggu sebagai hari pertama hari
Ahad, maka tentu hari ketujuh jatuh pada hari Sabtu, itulah sebabnya
kaum Yahudi merayakan Sabbat itu pada hari Ketujuh yakni hari Sabtu.
Memang dalam Alkitab tidak disebutkan hari Sabtu itu hari Sabat, yang
ada hanyalah hari ketujuh itulah hari Sabbath karna maknanya ialah hari
perhentian/hari peristirahatan dimana Tuhan beristirahat pada hari Sabath,
hari ketujuh untuk memberkati segala karya penciptaan-NYA.
31
Dan mengapa orang Kristen justru beribadah pada hari Minggu ? alasannya
karna peristiwa PASKAH itu terjadi pada hari ketiga setelah kematian
Yesus, dan itu jatuh pada hari Minggu. Sejarah merayakan paskah pada
hari Minggu itu juga diambil orang Kristen menurut tradisi orang Ibrani
dalam PL dimana merayakan Pesakh/Passover = Paskah mula-mula setelah
umat Israel keluar dari tanah Mesir. Intinya: beribadah pada hari Sabtu
atau Hari Minggu, semuannya sah dan ada dasar Alkitab. Merayakan
Sabbath itu penting karna itulah hari dimana umat percaya menghayati arti
beristirahat dari segala kesibukan kerja selama 6 hari. Tuhan aja perlu
istirahat pada hari ketujuh setelah berkarya, nah demikian juga manusia
perlu istirahat setelah sibuk bekerja karna pada hari istirahat itulah tubuh
manusia dihormati, dimuliakan - manusia bukan robot yang harus terus
menerus bekerja dan menjadi workholic - tapi manusia harus menyayangi
tubuhnya sehingga perlu istirahat agar sel-sel tubuhnya bisa diperbaharui
pada hari istirahat itu dan dapat berfungsi lagi untuk memmuliakan Tuhan
pada hari selanjutnya. Itulah Sabbath yang saya mengerti. Sedangkan ibadah
pada hari Minggu adalah bentuk perayaan umat yang bersyukur atas
peristiwa kebangkitan Yesus sebagai pusat iman orang Kristen. Jika Kristus
tidak bangkit maka sia-sialah iman kita, demikian Rasul Paulus katakan.
salam, Nina
Tanggapan 30: Irene Massie – 28/04/2011
Salute.....bung Richard, tindakan yg terpuji dan mulia, mau meminta maaf,
padahal apa ada kesalahannya...?? Bung Richard hanya membagi
pengalamannya dan bagi saya pribadi, sungguh sangat mengharukan...!! Ayo
bung, mari tetap semangat bantu saudara2 kita yg sangat membutuhkan, di
milis ini juga ada bung Ray Maleke dgn kebun sekolahnya di Tolour... Maaf
nimbrung.... !!! Chayoooo...!! Irene (Taiwan)
Tanggapan 31: F.Tanos – 28/04/2011
Dear bung Richard yang budiman,
Tujuan anda menolong sesama anak manusia adalah usaha yang sangat
mulia. Saya pribadi sangat mendukung sepenuhnya. Hanya yang
diperlukan adalah penjelasan yang jelas, terutama addressing anak
tersebut dan nama sekolah yang bersangkutan. Atau bung cantumkan
sebagai pengumuman di milis diperlukan bantuan donator. Itu saja.
Yang saya masukan melihat Website milis MRNC, adalah kami memiliki
dana dari donator rekan2 milis MRNC sendiri. Sejak milis ini berdiri
tahun 2009 kami memiliki dana yang kami cantumkan di Website
Kalau bung berada di wilayah California, Moderator milis wilayah USA
adalah Jerry Rombot. Bisa berkoordinasi dan kami siap membantu.
Melalui tulisan ini, sayapun minta maaf kepada bung Richard bila ada
ungkapan serta tulisan saya yang tidak berkenan dihati anda. Salam.
Frank
Moderator Milis. MRNC
Tanggapan 32: F.Tanos – 28/04/2011
Hello bung Jim,
Tulisan dibawah ini hanya perkiraan orang tradisi Yahudi loh?...itu
hanya perhitungan mereka dan tidak terdapat dalam Kitab Taurat.
Berbicara sejarah penulisan kitab Taurat Ibrani jangan memakai atau
32
memasukan referensi orang2 Arab sebagai pembenaran. Orang Arab
tidak dikenal jaman kitab Taurat.
Yang saya pertanyakan ada di ayat mana Penciptaan Allah Pertama
adalah hari Minggu?.... dan Sabbath itu adalah hari Sabtu?. Kitab Taurat
berbahasa Ibrani tidak mencantumkan itu semua.
Kalau dikatakan 25 Desember itu adalah kafir, lalu bagaimana dengan
klaim Sabbath itu hari Sabtu??.... apakah ini juga tidak kafir?. Mana
bukti ilmiahnya yang tertulis?.
Mohon tidak memakai referensi pembenaran dengan memakai kitab
Alquran. Salam, Frank
Tanggapan 33: Richard Lolong – 28/04/2011
Melanjutakan diskusi saya, anak tersebut, sdh graduation dan sekarang sdh
ditempatkan di kota kecil di sulawesi dgn posisi yg cukup bagus, dan saya
kenalin dia via FB (kenalan dri FB emplyer) dan dia puas, bahwa sdh di asst
sama org yg bukan sdr, dan bukan pejabat pula, tpi Tuhan mahamurah dan
mahabaik , memberikan say courage utk menolongnya, dan ada bebarapa anak
juga dri UNSRAT dan dri UNKLAB, (unknown), that is it, kan simple.chao, richard lolong
Tanggapan 34: Nina Nayoan – 28/04/2011
Tabea,
just FYI !
Perhatikan hitungan dalam bahasa Proto Semitic dan Classical Hebrew,
memakai term shaba'ate dan sheba yang menunjuk pada pengertian hari ke-7.
Istilah Arab ternyata masuk pula dalam rumpum bahasa Semitic, satu rumpun
dengan bahasa orang Ibrani.
Tidak heran dalam Alkitab LAI, istilah ALLAH itu dipakai sebagai
terjemahan untuk kata THEOS (Yunani=PB) dan YHWH (Ibrani /PL)
dimana punya akar kata dalam bahasa semitic yang hampir mirip dengan
istilah-istilah Arab.
Ini sebabnya mungkin kaum Islam di Malaysia protes dengan penggunaan
kata ALLAH dalam Alkitab LAI karna mereka klaim kata itu adalah
bahasa Arab dan hanya milik orang Islam, padahal kata itu punya akar
yang sama dalam bahasa Semitic.
Nah, jangan sampai juga kita terlalu sensi dengan istilah-istilah yang
seolah berbau Arab karna memang bahasa Ibrani dan bahasa Arab masuk
dalam rumpun bahasa yang sama, bahasa Semitic.
just a thought of sharing ! Be happy !
Numbers in the Semitic Languages
1
2
3
4
5
6
7
8
Proto-Semitic *w'aHad *sheLaite *shalashate *'arba'ate *xameshate *shiDaste *shaba'ate *Semanete
East-Central
Proto-East
Akkadic
Akkadian+
Canaanite
Phoenecian+
*'aHad
*shenaim *shalasha *'arba'a *hamesha *shisha
*sheba'at *shama:neh
ishte:n
shena
shalash
erbe
h.amish
shishshu sebe
sama:ne
'-h-d
sh-n-m
sh-l-sh
'-r-b
h-m-sh
sh-sh
sh-m-n
sh-b-`
33
Moabite+
Classical
Hebrew+
Modern
Hebrew
Central
Proto-Cent
Aramaic
Classical
Aramaic+
Modern
Aramaic
Classical
Syriac+
Syriac
Van
Ugaritic+
Arabic
Iraqi
Syrian
(Levantine)
Lebanese
Arabic
Saudi (Najdi)
Yemeni
Egyptian
E Libyan
Sudanese
Nigerian
Algerian
(Darja)
Moroccan
Cypriot
Zanzibari
Maltese
Kashka-Darya
(Uzbeki)
t-n
sh-l-sh
'-r-b-`
h-m-sh
sh-b-`-t
'ahat
shtayim shâlôsh
'arba`
hâmêsh
shêsh
sheba`
shemôneh
ehad
shnayim shlosha
arbaa
xamisha
shisha
shiv'a
shmona
*wahadh *theNayn *thila:that *'arebe'at *hamesha:t *shitha:t *shabe'at *themeneya
xadh
tere:yn
tela:tha:h
'arebe`a:h xamesha:h shitha:h
shi:Be`a:h tema:neya:h
âhad
itr
tlo:ta:
árpa`
hámsha:
shé:'tta:
shub`a:
tmó:nya:
hadh
tere:n
tela:tha
'arbe`a:
hamsha:
`eshta:
shab`a:
tema:nia:
kha
he
ahd
trae
tre
t-n
tla:tha
tlå
t-l-t
arb'a
årpå
arb-'-t
khamsha
hemsha
h-m-s
'ishta
ishta
t-t
shaw'a
shåvå
s-b-'-t
tmanya
waahid thinayn
thilaatha
'arba`a
xamsa
sitta
sab`a
thimaanya
wa:hed tne:n
tla:te
?arb`a
xamse
sette
sab`a
tma:ne
wähad
wa:hid
waahid
waahid
wa:hid
'wahad
wa|ahid
wa:hid
tlêti
thala:thah
talaata
thalaatheh
tala:ta
thi'la:th
tala|ata
tala:ta
àrb`à
'arba`ah
arba`a
?arba`ah
?arba`a
'arbu`a
?a|rba`a
arba'a
xamsi
xamsah
xamsa
xamseh
xamsa
'xamsa
kha|msa
xamsa
setti
sittah
sitta
sitteh
sitta
'sitta
si|tta
sitte
sab`a
sab`ah
sab`a
sab`ah
sab`a
'sab`a
sa|b`a
saba
tmêni
thama:niyy
tamanya
thamaaniye
tamanya
thi'ma:nya
tama|anya
tama:ni
wa:hed zu:j
thla:tha
rab`a
xamsa
sitta
seb`a
thma:nya
wahed
?éxen
wa:hi
wieh=ed
tlata
tláxe
thela:the
tlieta
reb`a
?árba`
'arba'a
erbgh=a
xemsa
xámsi
xamse
h=amsa
setta
sítte
sitte
sitta
seb`a
sába`
säba'a
sebgh=a
tmenya
xménye
thema:nje
tmienja
tnain
ithna:n
itneen
?ithnayn
?itne:n
ith'ne:n
itne|yn
tine:n
zhuzh
xnayn
hinte:n
tnejn
Tanggapan 35: Mona Sigar – 28/04/2011
Aduh bung richard. Saya sangat terharu dengan kerendahan hati bung richard.
Saya puji keberaniannya utk mengungkapkan perasaan yg tulus. Sy akan ke sf
medio june. Kalau bisa sy ketemuan sebentar bisa email ke saya pribadi no
t-m-n
34
email bung dan hp di sf. Terima kasih bung richard. GBU. Email saya
[email protected].
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!
Tanggapan 36: Remy Leimena – 28/04/2011
Hi friends allow me to share with you, as some of you have already did share
regarding Sabbath day:
Mengenai Hari Sabbath di rubah jadi hari Minggu, the Bible does not record
any change. Constantine in year A.D. 321 telah merubahnya demikian.
Awalnya dia adalah pagan worship, dan ketika dia mengenal ke kristenan, dia
bawa paganism kedalam gereja, dan oleh kekuasannya dia ubah Sabbath
worship ke hari Minggu dan hal tersebut bertentangan dengan apa yang Tuhan
kehendaki.
Read Daniel 7:25 : He will defy the Most Highand oppress the holy people of
the Most High, He will try to change their sacred festivals and laws, and they
will be placed under his control for a time , times, and half a time.
Eze 22: 26-28; 13: 10-12. Ezekiel saw the law violated, Sabbath profaned, and
those who should have led in right lines, using " untempered mortar," or giving
falsehood instead of God's words.
Jesus menyatakan bahwa dia menggenapi hukum Taurat bukan berarti
merubah. Baca Matius 5: 17- 19: " Jangalah kamu menyangka bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat, atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit
dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.
19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain,
ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi
siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."
Hukum di Alkitab ada: Moral Law ( di dalamnya ada 10 Hukum Tuhan),
Ceremonial Law ( hari sabat- sabat Ceremonial( bukan hari Ketujuh) lihat
Leviticus 23:7, 8, 21, 24, 25, 32, 39 dan lain2). Dan sekarang ada Civil law
yang harus ditaati warga negara.
Sekarang yang kita tetap ikuti adalah Moral law.
Oleh karena nya perintah Tuhan, Kuduskanlah Hari Sabat, we just have to
follow it, and follow what Jesus did!
As Jesus said : "If you love Me keep My Commandments" John 14: 15.
v21: "Those who accept my commandments and obey them are the ones who
love Me. And because they love Me, My Father will love them. And I will love
them and reveal myself to each of them"
Therefore Sabbath day is very important not to be ignored or neglected. Mark
16:1,2. Luke 23: 54-56
It is difficult to obey as the majority do not follow it, so we tend to forget and
neglect it.
May God open our mind and heart to understand the Truth and the Truth only!
Blessings. RL
35
Tanggapan 37: F.Tanos – 28/04/2011
Hello Nina,
Kanonisasi kitab PL pada permulaan abad ke Tiga. Yang saya tau hanya
ada penterjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani. Yang lainnya
nga pernah tau. Kalau Semitic Arab masuk pada era Taurat, wah! ini
berita mengejutkan buat saya. Yang saya ketahui Aramaic adalah bahasa
yang dipakai oleh Yesus pada eraNya. Bahasa Aramaic setahu saya
masih ada hingga sekarang di Suria. Jadi Suria sendiri memakai dua
bahasa, Arab dan bahasa Aramaic.
Kalau bicara kebenaran, tentu harus mengacu pada dasar utama di
Alkitab. Saya sangat setuju dengan tulisan bung Jimi dan Dr. Remy yang
menginformasikan bahwa gereja katholik merobah hari Sabbath = Sabtu
ke hari Minggu. Yang belum terjawab adalah, statement yang
mengatakan Hari Penciptaan Pertama oleh Allah adalah Hari Minggu
dan hari ke Tuju (istirahat) adalah hari Sabtu. Ada di ayat mana dalam
kalimat itu??... mohon diberikan penjelasannya. Ada dimana ayat itu?.
Salam, Frank
Tanggapan 38: Adolf Sambuaga – 28/04/2011
Bung Frank,
Yang menetapkan Hari Sabbath itu bukan dari Gereja Advent. Hari Sabbath itu
sdh ada sejak Zaman Hukum Taurat sedangkan greja Advent nanti lahir sekitar
tahun 1800an??? Sesuai Alkitab - Firman Tuhan, Hari Sabbath itu adalah Hari
ke 7 yang dikuduskan oleh Tuhan Allah. Saudara2 kita dari golongan Advent
memilih berbhakti pada Hari Sabtu sementara non Advent pada Hari Minggu.
Masalah yg kita diskusikan sekarang bukan siapa benar dan siapa salah tapi
bagaimana kita memperhatikan "ketentuan dan pelaksanaannya" Hari Sabbath.
Dalam Kel. 31:12-17 Tuhan melarang orang Israel agar jangan bekerja pada
Hari Sabbath, siapa yg kedapatan bekerja harus dilenyapkan atau di hukum
mati......! Tegas sekali!. Kalau mau memuliakan atau beribadah pada Hari
Sabbath, sdh adakah, atau pernah dengarkah orang di bunuh/dilenyapkan krn
kedapatan bekerja pada Hari Sabbath?
Kalau kita teliti lebih dalam sebenarnya Hukum Taurat itu diberikan khusus
kepada Bgs. Israel (Kel. 20), sementara kita yg diluar Bgs. Israel disebut
gentiles-orang kafir namun, dan bagi yg percaya kepadaNya telah di tebus oleh
Darah
Kristus
dan
diselamatkan
oleh
AnugerahNya
memilih
beribadah beribadah pada Hari Minggu. Bahkan Tuhan Allah berfirman melalu
Rasul Paulus Rasul Paulus kita beribadah pada Hari apa saja tidak bermasalah.
Sebnarnya kalau kita mau belajar dan mengerti Firman Tuhan
kita harus memperhatikan: Siapa yang Berfirman, Kepada Siapa Firman itu
ditujukkan, Kapan disampaikan dan untuk apa disampaikan.
Firman Allah itu ditujukkan kepada semua orang, tapi tidak semua ayat2 dalam
Alkitab itu kita harus peratekkan secara bersamaan pada saat sekarang. Kita
harus "rightly dividing the word of truth" (2 Tim 2:15 KJV). Bagitu Jo dulu,
nanti dismbung!. Wassalam, Edison A. S.
Tanggapan 39: Jimi Pinangkaan – 28/04/2011
Kalau hari pertama dalam kejadian bukan hari Ahad, pertama dalam minggu,
dan hari ketujuh yang disebutkan disitu adalah tidak sama dengan hari ketujuh
yang sekarang kita sebutkan dalam bahasa Indonesia: Sabtu, bahasa Ibrani
36
Shabat, maka perintah dalam hukum ke 4 untuk menguduskan hari Sabat, hari
yang ketujuh karena peringatan atau tanda Allah telah menciptakan langit dan
bumi dalam 6 hari dan berhenti pada hari yang ketujuh yang Dia namakan
sebagai Sabat Tuhan Allahmu adalah tidak logis dan ngawur.
Dan kalau pada zaman Yesus hari Sabat yang dipeliharakanNya adalah lain dari
hari ketujuh di Kejadian 2:3, maka Yesus sama saja bodohnya dengan kita
semua. Begitu juga dengan rasul-rasul lainnya termasuk Rasul Paul yang
menuliskan hampir setengah dari jumlah buku dalam Kitab Perjanjian Baru
sama bodohnya dengan Yesus, karena dia juga tidak mengetahui perbedaannya
kalau itu berbeda menurut Bung Frank.
Perintah dalam Keluaran 20:8-11 yang merupakan kutipan kata demi kata dari
Hukum Taurat Sepuluh Penyuruhan adalah Firman Allah dan Ayat Alkitab
yang sangat tegas.Rgds, Jimi
Tanggapan 40: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011
Tabea
Wahhh jadi pingin nimbrung... Soal sebutan Allah dan nama Allah jgn
dicampuradukan. Allah adalah nama Jenis dr akar kata El dalam konteks
Ugarit/Semitic yg dalam literasi kita jadi allah, illah, ullah. Artinya, yg kuat,yg
besar. Dalam bahasa torang Empung Kasuruan, Opo Mananatas.Korea
Hananim. Batak, Debata nabolon. Nias, Lowalangi. Sdg nama YHWH yg
artinya paralel dgn Yehosua lebih ke nama diri yang dinyatakan dlm Alkitab.
Jadi konteksnya... Siapa Allahmu? Allahku adlh YHWH (PL) atau
Yehosua;Ishua/Yesus (PB). Sama dengan Hendrikus adalah manusia atau
manusia itu namanya Hendrikus. Jadi tidak harus apriori dgn kata Allah lalu
diganti dgn Yahweh. Karena sesunguhnya pemaksaan nama jenis ke nama diri
dibelakangnya adalah sionisme atau upaya pengyahudian terhadap orng
kristen... Lebih jauh lagi nanti di belakang nama diri kita ditambahi... Frank
Tanos bin Abimelek atau bin Abraham... Hehehe cuma contoh bung Frank.
Salam bae. HAD
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 41: Nina Nayoan – 28/04/2011
Trims masukannya pak Hendrikus !
Tapi saya masih ada pertanyaan mengganjal:kenapa ya LAI memakai kata
ALLAH dalam literasi Alkitab PL (Elohim = God) maupun PB (Theos = Lord)
?. Apakah karna memang kata "Allah" itu semata-mata istilah yang sudah
umum dipakai orang Indonesia untuk menyebutkan Allah, entah itu kaum
Kristen maupun Islam atau agama-agama yang lain ?
Aneh juga ketika mendengar ada kaum Muslim di Malaysia yang
mengklaim sebutan Allah itu hanya seolah-olah 'hak paten' agama Islam ?
Ketika misalnya ada umat Islam yang menanyakan hal ini, saya berharap
bisa menjawabnya dengan tepat mengapa Alkitab kita menggunakan istilah
tersebut.
Kalo so mo pake kata Empung Kasuruan, wah berarti so boleh beking
upaya penerjemahan Alkitab dalam bahasa Minahasa kang; sepertinya so
pernah ada deh .......salam, nina
Tanggapan 42: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011
Mendiang Nurcholis Majid so pernah mengoreksi syahadat Islam dari Tiada
Tuhan selain Allah menjadi Tiada Allah selain TUHAN krn beliau memahami
37
bahasa Ugarit. Ttp pernyataan beliau mendapat reaksi keras. So butul tiap
terjemahan boleh mengganti kata allah dgn bahasa mereka. Shalom
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 43: Ventje Singkoh – 28/04/2011
Biar Abimelek maar jang kua Abimanyu, h h h.
Sent from my iPhone
Tanggapan 44: Nina Nayoan – 28/04/2011
Tabea,
1. Memang tidak disebutkan dalam Alkitab bahwa hari penciptaan Tuhan
pada hari pertama itu jatuh pada hari Minggu, sebagaimana juga bahwa
hari ketujuh itu adalah hari Sabtu, sama sekali tidak ada dalam Alkitab.
Tidak ada penanggalan hari-hari Senin-selasa, dst dalam Alkitab.
Yang disebutkan dalam PB hanya hari pertama dalam minggu itu (Mat
28:1), dan menurut penanggalan kalender Ibrani bahwa hari pertama
disebut hari Ahad, hari ke-7 disebut sheba; maka penanggalan ini jika
diekuivalenkan dengan kalender Gregorian = AD (Anno Domini) = CE
(common era), maka ditemukan hari Minggu = hari pertama (Ahad), hari
Sabtu = hari ketujuh.
2. Dimana sumber yang mengatakan gereja Katolik yang merobah Sabbath
dari hari Sabtu ke hari Minggu ?
Dari sumber yang saya baca ( http://www.christian-history.org/sabbath-tosunday.html ), ternyata keputusan Konstantin Agung bahwa hari Minggu
akan dirayakan sebagai hari ibadah bagi kekristenan mula-mula rupanya
lebih karena selama hampir 2 abad lebih umat Kristen mula-mula itu
sudah terbiasa beribadah pada hari Ahad = hari Minggu yang mereka
maknai sebagai hari Tuhan (The Lord's Day).
Tapi disinilah letak masalahnya: karna bagi kaum Yahudi, hari Tuhan
(The Lord's day) dirayakan pada tiap hari ketujuh yang dinamakan Hari
Sabbath.
Barangkali disinilah letak problemnya: karna umat Kristen mula-mula
sudah biasa berkumpul dan beribadah pada hari pertama dari tiap minggu
hari Ahad = hari Minggu (sebagaimana kesaksian 1 Kor 16:2), sementara
orang Yahudi biasa berkumpul dan beribadah pada hari Sabath = hari
ketujuh = hari Sabtu; sementara Konstantin Agung adalah penguasa Roma
pertama yang bertobat dan menjadi Kristen, bisa juga ada kemungkinan dia
hendak menghormati dan menegaskan cara ibadah umat Kristen mulamula itu pada hari Minggu tapi sama s ekali tidak bermaksud merendahkan
tradisi beribadah kaum Yahudi.
Mungkin bagi kaum Yahudi, ini seperti tidak adil karna Konstantin
seolah-olah hanya mengutamakan
peribadahan jemaat Kristen yang
dideklarasikannya pada tahun 324 AD. Setahun kemudian, 325 AM
berlangsung sidang Nicea di Konstantinopel (sekarang Turkey) dan makin
menegaskan hari Minggu sebagai pusat ibadah bagi jemaat Kristen mulamula karena tradisi perayaan Pascha/Paskah/passover pada tiap hari
Minggu yang juga dimaknai sebagai hari Tuhan (Dominggu = the Lord's
day) yang diimani untuk dirayakan pada
hari pertama dalam setiap
minggu yang berjalan.
Tapi penegasan sidang Nicea tersebut tidak punya maksud mengubah
Sabbath ke Hari Minggu.
38
Sabbath tetaplah jatuh pada hari Sabtu, hari ketujuh sesuai penanggalan
Yahudi. Argumen yang bilang Konstantin mengubah Sabath ke hari
Minggu barangkali hanyalah sebagai reaksi tidak puas dari orang Yahudi
yang mungkin merasa tidak diutamakan oleh sang penguasa, Konstantin
Agung yang jelas sudah menjadi Kristen.
Saya kira, pandangan para pemelihara Sabath bahwa gereja Katolik
mengubah sabat ke hari Minggu karena praktik penyembahan pada dewa
matahari (Sun- day) pada hari Minggu adalah tuduhan yang sangat
berlebihan. Jika kaum Yahudi mempersoalkan mengapa umat Kristen tidak
memelihara hari Sabath sebagai hari Tuhan?
Ya, sebab tradisi umat Kristen bahwa Hari Tuhan itu adalah hari untuk
merayakan kebangkitan Yesus yang jatuh pada hari Minggu, dan karena
memang dalam Alkitab disaksikan dalam 1 Kor 16:2 bahwa jemaat
Kristen harus beribadah pada hari pertama dalam setiap minggu.Jadi,
tidak perlulah saling meributkan soal manakah hari yang legal untuk
beribadah: Sabtu atau Minggu ???
Lebih baik kita berprinsip, everyday is the Lord's day !
salam, Nina
Tanggapan 45: Danny Sumendap – 28/04/2011
Salam juga Bung Oldy
Tanggapan 46: Danny Sumendap – 28/04/2011
Hehehehehehe
Shalom kenal
Tanggapan 47: Hendrikus Dimpudus – 28/04/2011
Amin... In Christ every day is the Lord,s day
HD
Tanggapan 48: Servius Ponamon – 28/04/2011
Sobatku, Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat
(HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa
menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp
seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn
berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk
km menjd pelanggar hukum jg."Praise Adonai. Salam bae.YHbu!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 49: Danny Sumendap – 28/04/2011
Frank ,
ngana ini kalau enggak dableg ya pasti so talalu sibuk urus2 beberapa milis .
Hehehehehe…Coba ngana rangkum kong analisa semua jawaban2 mengenai
Shabbath sesuai ngana pe pertanyaan .
Good night . .
Tanggapan 50: Danny Sumendap – 28/04/2011
Met pagi Nina .
1 . 1 Kor 16:2 pengertiannya tidak seperti itu dong.
39
2 . Katolik tidak merobah dari sabtu ke minggu .Tapi waktu konsili di Lao2sala
, Eh salah, maksudnya Laodicea , Dorang tidak mengiyakan juga tidak.
Melarang pemindahan dari sabtu ke. minggu oleh konstantin. Good night
Tanggapan 51: Paul Lengkey – 28/04/2011
Allah adalah Nama diri tidak bisa diterjemakan kedalam bahasa apa saja
Ybu. PL
Sent via BlackBerry by AT&T
Tanggapan 52: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
Shalom bung Lengkey.
Kata Allah adalah sebutan bagi dewa tertinggi dalam konsep pantheon yaitu El
[dewa el]. Dalm konteks Ibrani diberi bentk jamak dalam arti keagunganNya
yakni Elohim. Jadi klaim Muslim Malysia salah kaprah. Begitu juga dgn kel.
Yahwis. Ketimbang mempersoalkannya ... Lebih penting kita bertumbuh dalam
pengenalan akan Kristus dan menikmati kaSih karuniaNya
Salam bae. HAD
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 53: Sevius Ponamon – 29/04/2011
Ikutan ya Bung Hendrik..tepatnya bertumbuh dlm pengenalan YHWH Elohim
Adonai didlm Yeshua HaMasiah, sehingga tdk salah alamat.
Wuuiih..panasnya...
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 54: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
Ya lengkapnya bagitu dalam bahasa Ibrani. Dalam konteks budaya kita
mengenal Empung Kasuruan\Opo Mananatas di dalam dan melalui Tuhan
Yesus Kristus.
Pakatuan wo pakalawiren
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 55: Nina Nayoan – 29/04/2011
Met pagi pak Danny,
1. Menurut pak Danny dang 1 Kor 16:2 itu bagimana pemaknaannya? Berdasar
sumber yg kita pelajari, 1 Kor 16:2 itu hanya mau memberi petunjuk bahwa
diantara jemaat Kristen mula-mula (the early Christians) sudah ada kebiasaan
berkumpul dan beribadah pada tiap hari pertama dalam minggu (on the first day
of every week) itulah hari Ahad = hari Minggu/sunday. Ternyata umat Kristen
di Korintus sudah biasa beribadah pada hari Minggu - hal itu terjadi sebelum
ada deklarasi dari Konstantin lho, termasuk sebelum ada keputusan dari sidang
Nicea. Cuma memang 1 kor 16:2 bicara soal bagimana agar umat kristen yang
biasa bakumpul dan beribadah itu agar dorang beking pengumpulan dana
(persembahan) yg ditujukan utk menopang kehidupan antar gereja (wkt itu
menolong gereja di Yerusalem) termasuk menolong orang-orang miskin
melalui persembahan yg dorang kumpulkan.
1 Korintus kan merekam kisah pelayanan Paulus dikalangan jemaat Kristen
semasa hidupnya. Dalam Kis 20:7 lebih jelas mengungkap bagaimana pada tiap
hari pertama dalam minggu (hari ahad/hari minggu) umat Kristen biasa
berkumpul untuk memecah-mecahkan roti sebagaimana terjadi pada zaman
Yesus. Dan kegiatan berkumpul dan beribadah pada tiap hari Minggu itu
40
mungkin menimbulkan masalah bagi kaum Yahudi [termasuk barangkali orang
Kristen asal yahudi yg masih berpegang pada ketentuan beribadah pada hari
sabath]. Bagi Paulus jelas, bahwa bagi orang2 Kristen non Yahudi (the
gentiles)tidak diharuskan kepada mereka untuk mengikuti ketentuan/aturan
Yahudi seperti disunat termasuk pelihari sabat pada hari ketujuh karna landasan
iman mereka adalah peristiwa kebangkitan Kristus yg terjadi pada hari ahad
atau hari Minggu. Bagi umat Kristen mula2, hari pertama=hari minggu itulah
hari Tuhan (the Lord's day) sebab itulah hari dimana mereka hendak merayakan
kebangkitan Yesus. Sementara bagi Yahudi hari Tuhan dirayakan pada hari
ketujuh karna pemaknaan yg mereka hubungkan dengan kisah penciptaan
pengudusan Tuhan pada hari ketujuh selesai penciptaan. Jadi tidak perlulah
mempertentangkan dasar pengudusan hari Tuhan oleh para pengikut Yesus
termasuk kita-kita ini; yg mau berlandaskan ketentuan orang Yahudi ya
silahkan, dan yang berlandaskan cara hidup gereja Kristen mula-mula juga
janganlah dipersalahkan. Bagi saya sih, setiap hari itulah hari Tuhan. Masak
cuma hari sabtu dan minggu aja sih jadi hari Tuhan untuk dikuduskan oleh
umatnya ? Hehehehe .... Be happy! Salam, Nina
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tanggapan 56: Paul Lengkey – 29/04/2011
Allah Adalah nama Diri . Bukan berasal akar Kata El.Bahasa ibrani tdk
mengenal Kata Allah sehinga tdk ada hubungan dgn EL eloah or elohim
YBU. PL
Sent via BlackBerry by AT&T
Tanggapan 57: Nina Nayoan – 29/04/2011
Tabea,
Ado kasiang torang yang hidup di belahan bumi Minahasa kang, sepertinya
harus dipaksa menerima bahasa orang Ibrani yang tanahnya sendiri belum
pernah torang injak, bahasanya sendiri ndak pernah torang pake di kehidupan
sehari-hari. Wah, wah orang Manado akang bilang nanti: dorang jo tu hidophidop kong torang pe budaya jo tu mati-mati. Bagimana ni torang pe pejuang
budaya Minahasa ? Halo, halo ... Pakatuan wo pakalawiren. Nina
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tanggapan 58: Servius Ponamon – 29/04/2011
Tabea, Tuhan so ator bagitu kwak. Knp Israel?Rm11:28,29"Mengenai Injil
dorang adalah seteru Adonai o/ krn torang, ttp mengenai pilihan dorang adalah
kekasih Adonai o/ krn dorang pe nenek moyang.Sbb Adonai tdk menyesali
kasihkarunia n panggilanNya." Jadi yah pilih jo dang Gal1:10" adakah torang
cari kesukaan manusia/budaya tnh leluhur atau kesukaan Adonai? Akah torang
coba berkenan kpd manusia?Sekiranya torang masih mau mencoba berkenan
kpd manusia,maka torang bknlah hamba Yeshua." Bagitu dia pe carita...Salam
kenal!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 59: Harry Rombot – 29/04/2011
Nina, nda usah pesimif neh!!! justru ini merupakan tantangan utk kemajuan
kalo mereka bisa mengetahui bahasa ibrani !!! kan nda ada salahnya utk mo
majukan pengetahuan. Percaya deh di manado kan so ada group israel dengan
ibadahnya serta pengikutnya so mulai banya. Dan mungkin dr merekapun akan
41
membuka kursus bahasa ibrani mengapa tidak? ini namanya langkah maju
kedepan dankita yakini bahwa orang minahasa nyanda mau baputar-putar
ditampa den mereka ingin maju seperti yang lainnya.
Pakatuan wo pakalowiren, hr.
Tanggapan 60: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
Shalom bung Lengkey
Kel 20: "Akulah YHWH, Allahmu.
Hal lain, mengapa Musa menanyakan siapa Nama Allah yg hrs dia sampaikan
kpd bangsanya? Kalau Allah adalah nama diri? Jbu. HAD
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 61: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
So itu Nina mari n tamang2 Kawanua perhelatan Sepekan Gebyar Seni Budaya
Minahasa dan Bakudapa sedunia, 8-14 okt 2011n menjadi penting utk torang
sukseskan. Hari ada rapat stou di Mid Plaza.
Salam bae.HD
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 62: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
Shalom bung HR
Maju dgn memahami bahasa dan budaya lain itu baik. Ttp bukan berarti
meninggalkan our own culture kan utk memiliki pemahaman yang kontekstual
ttg Injil sbg kabar baik. Sdh waktunya bung HR torang gumuli teologi cakalang
atau teologi kalapa utk Tonsea atau pun teologi cengkeh hehehe. YHWH pun
menyatakan diri agar kita dapat mengenalnya sebagai Allah yang hidup dan
mau bergaul dg manusia dalam konteksnya. Apalagi di dlam Kristus semua
budaya harus ditebus dan diselamatkan. Krn itu scr kritis torang hrs
mengkontekskan Injil itu pada tanah dan hidup real Tou Minahasa. Yoh. 10:10n
Yesus menegaskan "Aku dtg spy mrk mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan. Jadi, isu utama bagaimana setiap komunitas, dalam
perjumpaanya deng TUHAN yg hidup mrk memahami dan dapat menikamti
hidup; tdk ada satu komunitas dapat memahami dan memaknai hidup jika
tercabut dr budayanya. Era konstruksi Platonistik dan Aristotelian yang
berabstraksi dan wacana so bangkrut. Inilah salah satu Misi perhelatan Sepekan
Gebyar Seni Budaya Minahasa dan Bakudapa Sedunia di Batu. Bakumpul dan
berbagi pemahaman ttg jatidiri Minahasam. Sitou Timou Tumou Tou.
Pakatuan wo Pakalawiren
Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 63: Harry Rombot – 29/04/2011
Bung Esa,
Seandainya kita bergaul deng Esa mungkin kita so maso jadi Advent. Tapi
sayangnya Tuhan cuman kaseh di Presbyterian dan kita pikir sama saja kang!!!!
Yg penting berimankan Yesus Kristus sekalipun beda cara dan sistem tapi
semua bermuara kepada kekuatan dan kuasaNya. Advent tidak ada salahnya
krn berkiblat kepada PL dan itu benar adanya. Begitu juga yg bukan advent pun
dibenarkan apalagi berkiblat kepada jaman anugerah (PB)yg telah memetraikan
semua perkara shg manusia punya jalan menuju pertobatan. Hukum taurat
telah dimetraikan oleh Yesus Kristus dan tinggal bagaimana pencermatannya
msg2. Kalau Advent bilang nga boleh makan boke, maka dr denominasi lain
42
tidak melarang krn menurut keyakinan di jaman anugerah itu. Begitu juga
advent mengatakan hari sabath bukanlah hari sabtu dan itu kebenaran yg
mutlak bagi mereka. Sampai bongkok dan botak rambutmu tidak akan dapat
titik temu utk mengatakan bahwa hari sabath adalah hari minggu dan sabtu.Yg
penting keduanya beribadah untuk kemuliaan Tuhan bukan manusia. Yesus
mengatakan bahwa Aku inilah jalan kebenaran dan hidup hidup dan tidak ada
seorangpun akan sampai ke BapaKu di sorga tanpa melalui Aku. Nah kita bisa
bayangkan mau jadi apa kalau tidak ada Yesus dan yg jelas advent dan
protestan percaya Yesus???? Maka sesama kristiani dalam berbagai denominasi
bukan waktunya lagi utk memperdebatkan atau mengclaim kebenaran dr
masing2 gereja krn itu bukan tujuan dr misi dan visi Tuhan. Seperti Nina
katakan bahwa setiap hari adalah waktu utk Tuhan dan itulah yg dikendaki
Tuhan. Janganlah orang terkemuka menjadi terkebelakang!!!!!
hr
Tanggapan 64: Servius Ponamon – 29/04/2011
Bung Harry, agama bkn jaminan selamat apalagi denominasi.
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 65: Servius Ponamon – 29/04/2011
Tabea, Agama n denominasi bkn jaminan selamat. Kuduskanlah hari Sabat
mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg
taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp
mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan
'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan
hari Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum
jg."Praise Adonai.YHbu sobat!SP
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 66: Harry Rombot – 29/04/2011
Bung Indra, budaya tidak bertentangan dgn Injil. Dgn adanya budaya itu
sendiri justru mempercepat dan memperlebar kebenaran firman Tuhan utk
sesama manusia baik yg so percaya maupun yg belum. Misi perhelatan
sepekan Gebyar Seni budaya Monahasa dan Bakudapa sedunia di Batu saya
kira tidak ada yg menolak atau bersebrangan,krn justru dengan ditampilkan
berbagai ragam budaya didalamnya akan memberikan nuansa yg kaya dan
bersinergis yg kuat khususnya didalam berbagai kerukunan dan persauadaraan
sesama minahasa yg akan semakin tajam dan melekat dalam persaudaraan dan
persatuan, sehingga semuanya akan bermuara pada sisi vertical dan horizontal
sesuai dgn kebenaran firman Tuhan.
hr
Tanggapan 67: Harry Rombot – 29/04/2011
Bung Servi, kita setuju tu pandangan!!! yg menyelamatkan adalah iman torang
masing2. Denominasi adalah jembatan saja atau dodoku. Dan tentunya
jembatan itu bukan tidak penting...tapi penting juga supaya bisa dilewati jalan
menuju keselamatan. Makanya kalo torang so dimasing-masing denominasi
janganlah cepat terpengaruh kmd pindah di denominasi lain.... pokoknya jangan
jadi kutu loncat pagar dan itu bisa masuk dalam kategori iman picisan. Semoga
diantara yg ikut diskusi ini tidak ada yg jadi kutu loncat. Hr
43
Tanggapan 68: Hendrikus Dimpudus – 29/04/2011
Samua tamang dg tanggapan bunh Servius n bung HR samua semakin baik Jbu
all. HAD. Sent from my BlackBerry®
Tanggapan 69: Servius Ponamon – 29/04/2011
Bung Harry, kutu loncat deng Bajing Loncat ada beda nggak ya...bemana ni dia
bung Hendrik...SP.
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 70: Nina Nayoan – 29/04/2011
Pak Hary,
Waduh, masak iya sih torang harus jadi pengikut orang Israel? bukankah torang
ini so Israel baru ? bukankah gereja adalah the new Israel ?
Nah, kalo torang cuma istilahnya iko-iko pada budaya orang Israel, dalam hal
ini misalnya iko dorang pe bahasa ( Language is culture), bukankah itu
berarti torang cuma terpaku pada hal yang lahiriah, yang kelihatan ?
seolah-olah dengan berbicara memakai bahasa orang Ibrani maka torang
lebih murni, lebih genuine/asli dalam kehidupan beriman kita ? apakah
memang demikian ? Bukankah itu justru hanya membawa kesukaan bagi
manusia ?
Apakah memang Tuhan itu tidak bisa berbicara dan berjumpa dengan
manusia ciptaannya itu melalui budaya dimana manusia itu dibesarkan,
misalnya berjumpa melalui bahasa atau budaya orang Minahasa ?
Betul bahwa Israel adalah umat perjanjian Tuhan yang melalui mereka
bangsa-bangsa di dunia akan mengenal siapa Tuhan itu ! Dan kita
akhirnya mengenal bahwa Tuhan adalah Tuhan atas sejarah umat manusia
melalui perjanjianNYA dengan Israel. Kita mengenal ternyata Tuhan atau
YHWH itu adalah Pembebas (dari Mesir ke tanah perjanjian), Pencipta,
Pengajar, dst, dst ......
Tapi saya yakin Tuhan yang sama yang disembah orang Israel juga aktif
berkarya dalam budaya orang Minahasa serta budaya-budaya lainnya di
muka bumi ini.
Jadi, saya setuju dengan Pak Dim, bahwa torang bisa kok berjumpa
dengan Tuhan itu sebagai Allah Pemberi kesuburan atas tanah di Minahasa,
Yang mengajarkan etika Mapalus serta etika menghormati alam lingkungan
sekitar. Kalo bicara kemajuan, justru sekarang banyak orang tua termasuk
sekolah-sekolah yang memasukan kebutuhan belajar Bahasa Mandarin agar
bisa gaul dalam kancah perdagangan dunia yang mulai didominasi oleh
kekuatan China. Apa betul bahasa Mandarin bisa menjamin itu, saya juga
gak tau, hehehe ......
Pakatuan wo pakalawiren.
Nina
Tanggapan 71: Adolf Sambuaga – 29/04/2011
Bung Har,
Makanya kita pe tanggapan bahwa di masa anugerah sekarang kita mau
berbakti hari Sabbath/Sabtu atau Minggu tdk ada masalah. Kacuali torang orang
Yahudi baru beribadah pada hari Sabtu.Bgs Israel yg beragama Yahudi mereka
sangat patuh dan berada dibawah/patuh pada Hukum Taurat. Alkitab berkata:
Mereka yg hidup dari perbuatan Hukum Torat berada dibawah kutuk. Sebab
ada tertulis; Terkutuklah segala org yg tidak setia melakukan segala sesuatu yg
44
tertulis dlm hukum Taurat. Gal: 3:10. Jadi Har tuorang yg di sebut gentiles/kafir
mengucap syukur kepada Bapa diSorga krn kita telah di tebus oleh darah
Kristus dan kita yg percaya kepadaNya tidak berada di bawah hukum Taurat
tapi dibawah Anugerah. ROM. 6:14. So what bro Harry?. Nanti di sambung
lagi ya? Shalom, Waseng
Sent from my Verizon Wireless BlackBerry
Tanggapan 72: Harry Rombot – 29/04/2011
hehehehe Nina, memang benar kalo torang diluar israel otomaticli menjadi
israel baru krn semua merujuk kesana!!! Inga Nina Tuhan itu maha kaya yg
tidak terhitung oleh kekuatan pikiran manusia dan kekayaannya itupun
diberikan kepada manusia. Makanya budaya apapun didunia kan tidak ada
salahnya bila torang simak bahkan diadopsi seperti bahasa minahasa banyak
teradopsi dr negara lain. Artinya kalotorang mengadopsi sesuatu itu bukan
berarti torang harus terpaku dengan hal yg lahiriah dan yg kelihatan menurut
amatan nina.. tidak. Justru disana torang bisa kembangkan sesuatu yg bernilai
utk kemajuan bukan kemunduruan.
Apakah memang Tuhan itu tidak bisa berbicara dan berjumpa dengan
manusia ciptaannya itu melalui budaya dimana manusia itu dibesarkan,
misalnya berjumpa melalui bahasa atau budaya orang Minahasa ? Pada
kenyataannya memang tidak tapi melalui kuasa roh sesuatu bisa terjadi krn kita
lihat saja bahasa lidah pada saat ketuangan roh kudus berbicara kepada umat
manusia menjadi bahasa berbeda. Jadi dpt dikatakan budaya adalah salah satu
cara Tuhan utk lebih mengenalNya kepada manusia yg berbeda bahasa dan
budaya. Semua bahasa penting bagi umat manusia utk dapat bergaul dan
beradaptasi. sayapun kalo mengetahui bahasa mandarinakansangatsenang sekali
dan bisa pesiar kecina dan menikmati dengan segala panorama dan budayanya
disana. Saya sangat senang dgn cina. Kekuatan cina dalam dunia bisnis saat ini
menjadi titik perhatian bagi negara2 maju lainnya. Des pintnya, soal budaya
dengan segala nilainya itu merupakan jalan sutera menuju pada konteks iman,
kasih, dan pengharapan. Salam kawanua,
Nina undang2 kamari neh kalo so depe waktu yah!!!!. hr
Tanggapan 73: Harry Rombot – 29/04/2011
Bung Servi, kita kira semua tergantung dr konteksnya... mar terserah jo pabung
Servi mau bedakanato samakan silahkan yg penting sudut panda bung Servi so
lebeh jaoh kedepan loh!!! hr
Tanggapan 74: Harry Rombot – 29/04/2011
Nina,memang benar toranglah yg disebut israel2 baru dalam kontekstual injil.
Sedangkan budaya adalah bersifat relatif dan jangan diukur dgn ukuran tunggal
atau yg sejenis dan juga jangan sampe torang diclaim utk menyangkal hakikat
manusia dalam keberadaan budaya itu sendiri. Des budaya samgat relevan utk
menunjang karya keselamatan dalam kehidupan manusia. Namunjangansampe
budayapun dimanipulir dan direkayasa dengan kekuatan kuasa kegelapan
salam, hr
Tanggapan 75: Victor Manueke – 29/04/2011
Tabea waya,
Pengalaman hidup selama ini saya menganggap bahwa hari minggu itu adalah
hari KETUJUH , karna secara praktis selalu pada hari minggu itu saya berhenti
45
bekerja, karna hari minggu itu selalu saya anggap sebagai WEEK END. Pada
hari minggu inilah kita berhenti bekerja dan sekaligus kita memuji dan
memuliakan nama Tuhan. Satu hari (24 jam) berhenti BEKERJA dalam
seminggu itu adalah WAJIB dilakukan oleh setiap orang, Tuhan sudah
mengetahui bahwa manusia itu ciptaan Tuhan tidak mungkin bekerja setiap
hari seumur hidupnya. TUHAN SAJA YANG MAHAKUASA HARUS
BERHENTI
PADA
HARI
KETUJUH
DALAM
PEKERJAAN
PENCIPTAANNYA ATAS LANGIT DAN BUMI DAN SEGALA ISINYA,
APALAGI MANUSIA YANG PENUH KELEMAHAN2. Menurut saya
penamaan HARI KETUJUH dan SABBATH adalah citaan Tuhan, sedangkan
penamaan senin, selasa....sabtu sampai minggu adalah ciptaan manusia.
Salam bae. VHM.
Tanggapan 76: Servius Ponamon – 29/04/2011
Sobatku Esa, Beribadah dihari minggu keq atau hari Sabtu keq..Denominasi
Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22"Bukan setiap
org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan
Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg
disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10
perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg
catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan
1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah
hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat
tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise
Adonai.YHbu sobat Esa! (SP)
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 77: Harry Rombot – 29/04/2011
Bung Esa, hidup dijaman anugrah memang terasa lain karena didalamnya telah
digenapi hal2 yg bersifat taurat yg secara lahiriah manusia tidak sanggup utk
melaksanakan tapi kehadiran Yesus telah menggenapin semuanya bahkan tidak
kalah heubatnya karya keselamatan dan kemenangan atas segala kuasa maut
telah menjadi milik manusia yg mau percaya kepadaNya. Bagi israel sendiri
melaksanakan hukum taurat itu memang so dorang pe anutan dan sama deng
torang so tidak terikat lagi dgn hukum taurat tapi hukum taurat itu penting utk
menopang karya keselamatan Yesus. hr
Tanggapan 78: Roy Wakary – 29/04/2011
Tabea, mau ikut nimbrung,
Saya sependapat dengan ulasan pak adolf dan pak harry dan sependapat juga atas
ulasan yang diberikan melalui pdf file dari tulisan byantoro. Saya mengkopi tulisan
dari yang tertulis sebagai berikut.:
Bahkan dalam keluaran 34: 18-26 itu sabat dibahas dalam konteks membicarakan
korban ibadah dan hari-hari raya Israel. Dengan demikian jelas bahwa bukannya
kerangka harinya saja yang harus dipelihara, namun Allah juga telah memberikan
hukum dan peraturan mengenai cara merayakan Sabbat itu yaitu dalam konteks ibadah
kemah suci (Bait Allah) dan hari raya serta korban ibadah Israel, dengan peraturan
serta cara-cara tertentu, bukan di dalam Gereja Advent atau dalam Gereja Kristen
manapun. Sabtu dipelihara hukum cara merayakan hari Sabtu ini dilanggar adalah tetap
juga merupakan pelanggaran, dan menurut Taurat orang demikian wajib dihukum mati
dan dilenyapkan. Jika hendak merayakan Sabbat sebagai hukum Allah yang kekal,
haruslah konsisten dengan cara pelaksanaannya, bukan comot sini buang sana seperti
46
yang dilakukan oleh sementara orang seperti itu. Artinya jika ingin secara utuh,
konsisten dan lengkap serta Alkitabiah menjalankan sabat, orang tersebut harus jadi
pengikut agama Yahudi (Yudaisme) bukan pengikut Iman Kristen.
Yohanes dalam Injilnya mengatakan: "Firman itu telah menjadi manusia" (Yohanes
1:14), artinya bukan lagi menjadi roh batu yang ditulis atau huruf-huruf Ibrani dari
Kitab Taurat. Sekarang Firman Allah itu bukan lagi berwujud hukum dan ketentuanketentuan legalistik Taurat, namun menjadi manusia Yesus Kristus. Inilah yang
diberitakan para rasul, seperti juga yang dijelaskan oleh Yohanes dalam suratnya yang
pertama : “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami
dengan mat kami, yang telah kami saksikan, dan yang Telah Kami Raba Dengan
Tangan kami tentang Firman Hidup- itulah yang kami tuliskan kepada kamu”
(Yohanes 1:1). Karena telah didengar, dilihat dengan mata, disaksikan, dan diraba
dengan tangan, sebagai sesuatu mahluk jasmani yang hidup sebagai manusia itulah
Kristus disebut Firman hidup, berbeda dengan Kitab Taurat yang adalah benda
mati yang tertulis. Itulah hukum tertulis itu mematikan kata Paulus. Hanya Firman
yang hidup itulah yang menghidupkan. Dengan kata lain peristiwa Yesus (Firman)
sebagai manusia yang hidup itulah yang menjadi inti dan dasar berita para rasul yang
diberitakan dengan lisan maupun dalam tulisan. Dan dari seluruh peristiwa Firman
“menjadi manusia” yang “hidup” ini maka yang sangat sentral dan penting adalah
peristiwa penyaliban, kematian dan ke bangkitannya, sebagaimana yang dikatakan oleh
Paulus: “sebab YANG SANGAT PENTING telah kusampaikan kepadamu …. Ialah
bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci bahwa ia
telah dikuburkan, dan bahwa ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga …. Bahwa ia
telah menampakan diri ….” (I korintus 15 :3-5). Inilah fondasi dari iman Kristen,
bukan Taurat, bukan sini dan jelas bukan sabbat, sebab “jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam
dosamu” (I Korintus 15 :17). Iman kita punya makna hanya karena kristus telah
bangkit, dan kita dilepaskan dari dosa juga dikarenakan peristiwa yang sama.
Dalam Perjanjian Baru tak ada satupun perintah yang menyuruh orang Kristen untuk
merayakan hari sabtu sebagai hari perhentian yang harus dirayakan. Jika dalam Injil
disebutkan tentang hari persiapan, hari Sabbat dan hari perayaan dalam konteks
kesengsaraan Yesus, itu hanya merupakan perhitungan saat sesuai dengan budaya
Yahudi, namun bukan suatu perintah bagi orang Kristen, dan bukan pula merupakan
bukti bahwa itu adalah perintah yang harus dijalankan. Ingat, bahwa waktu Yesus mati
itu Gereja belum ada, orang Kristen dalam pengertian kita sekarang masih belum ada.
Yang ada yaitu orang-orang Yahudi yang terikat dengan hukum-hukum agama Yahudi
termasuk perintah Sabbatnya, yang mempercayai bahwa Yesus itulah Mesias. Namun
mereka belum merasa sebagai suatu komunitas agama yang terpisah dari bangsa
Yahudi. Gereja baru lahir pada rasul Roh Kudus turun di hari Pantekosta. Itupun tak
langsung membuat para rasul itu sadar akan misi mereka bagi orang-orang non-Yahudi
(kisah 1-: 28-29), sehingga Petruspun mula-mula merasa keberatan untuk datang ke
rumah Kornelius. Beberapa tahun kemudian barulah orang-orang Kristen sadar akan
keberadaan mereka dari umat Yahudi . Herankah kita kalau beberapa diantara mereka
masih terikat hukum-hukum ketentuan Sabbat dalam Perjanjian Lama, sehingga makna
Kristus itu sendiri baru secara pelan-pelan terhayati secara paripurna. Melihat latar
belakang ini maka kita tak mungkin menganggap sebutan akan nama-nama hari secara
Yahudi dalam masa-masa akhir hidup Yesus itu sebagai perintah bagi gereja Kristen.
Itulah cara budaya Yahudi menghitung waktu, tak lebih dan tak kurang.
Jadi memang benar karena Yesus itu adalah Allah yang datang kedunia untuk menebus
dan mengampuni dosa2 manusia, maka Yesus pun lebih tinggi dari hukum Taurat itu.
Memang agak aneh, kita percaya kepada kuasa dan kasih karunia Yesus, tapi kita
masih mengikuti aturan hukum Taurat. Terima kasih.
WR
47
Tanggapan 79: Servius Ponamon – 29/04/2011
Sobatku Bung Roy (salam kenal), saya sendiri adalah Presbyter tulen.Tapi
dihadapan Tuhan bukan itu yg utama ternyata. Beribadah dihari minggu keq
atau hari Sabtu keq..Denominasi Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata
Yeshua Mat7:21,22"Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan
masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak
Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10
perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg
catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan
1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah
hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat
tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise
Adonai.YHbu sobat Bung WR! (SP)
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 80: Roy Wakary – 29/04/2011
salam kenal kembali pak Servi,
Menarik sekali ulasan pak Servi atas tulisan: Yg penting spt kata Yeshua Mat7:21,22"
Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedlm Kerajaan
Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg disorga."Contoh soal»
Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10 perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/
dilakukan dg taat,dg catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp
mengabaikan 1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan
'kuduskanlah hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari
Sabat tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."
Apakah pak Servi percaya kalau Yesus atau Yeshua itu Allah Yang Berkuasa?...Yesus
mengajarkan kepada kita Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan
masuk kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg
disorga. Artinya Dia juga berkuasa untuk meniadakan hari Sabat kan?....salam.
WR
Tanggapan 81: Roy Wakary – 29/04/2011
1YOHANES 1:1-9
(1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat
dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan
kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
(2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi
dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan
Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
(3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada
kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami
adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
(4) Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi
sempurna.
(5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan
kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
(6) Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di
dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
(7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka
kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.
(8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri
dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
48
(9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
WR
Tanggapan 82: Servius Ponamon – 29/04/2011
Bung Roy, menjwb pertanyaannya pd saya "Apakah pak Servi percaya kalau
Yesus atau Yeshua itu Allah Yang Berkuasa? Artinya Dia juga berkuasa untuk
meniadakan hari Sabat kan?"Jawaban saya adalah 'Ya,aku percaya' sbb Yeshua
sendiri ajarkan bhw Mark2:27,28"Hari Sabat diadakan u/torang (manusia) n
bukan manyusia u/hari Sabat (jgn diputar bale), jd Anak Manusia (yaitu
Yeshua) adalah juga Tuhan atas hari Sabat."Duz..kita butuh Tuhan setiap
saat/detik bukan dihari Sabat (sabtu/minggu) saja. Makanya senantiasa kita
ungkapkan melalui nyanyian KJ 'Ya Tuhan tiap jam kumemerlukan-Mu'...
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 83: Rio Sinjal Massaile – 30/04/2011
Malam bae!
Shalom aleichem voor jij allen... Interesting topics and discussions we
have here! Everyone came with their thoughts and arguments. Despite,
(perhaps) we see this issues
from many different perspectives... i have no doubt that all of us
believe in the Gospel of Grace and Love given by Opo Empung
Wailan ABBA YHVH through His Son YAHshua
Hamashiach!
*Gelukkig zijn de mensen die ernaar hunkeren dat Gods wil wordt
uitgevoerd, want zij zullen volkomen tevreden worden gesteld.
-Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, For they
shall be filled.
*Gelukkig zijn de mensen die eerlijk en oprecht zijn, want zij zullen
God zien.
-Blessed are the pure in heart, For they shall see God.
Personally i believe that we should(normative) worship on shabbat
rather than on sunday. YAHshua came to fulfil the Law not to abolish
Mosaic's Pentateuch, there was/is/will be no one could ever fulfill the
Law perfectly. Only LORD YAHshua was able to do so, HE did a
good job didn't HE? *All Praises and Glory unto Him, our Passover
Lamb of G-d! Keeping shabbat is one of G-d's commandments, i
reckon we should stick on it. We are doing the Law not for the sake of
Salvation, Salvation is FREELY GIVEN through YAHshua for those
who believe! Ruach HaKodesh(Holy Spirit) will guide us to do the
Law/Torah (not halaka).
*In de wet van Mozes is ons al verteld wat wij wel en niet moeten
doen. Maar Jezus Christus bracht ons genade en waarheid. -For the law
was given through Moses, but grace and truth came through Jesus
Christ.
Christianity was very hebrew, started with jewish sect called
Netzarim! LORD YAHshua was a jew Himself and the parables HE
49
spoke was in Judaic Custom and culture. Why do have to be anti-Jew
or anti Israel? We are the New Israel, New Israel are the Jews and the
Gentiles!. Some of us are very familiar with 'Replacement Theology', i
think this sort of teaching has anti-semitic seed of hatred towards the
jewish people. The Jews are the first born(first to believe) and we(the
gentiles) are the second born, both are equal in front of Adonai Elohim
YHVH. For those who believe in the Son are justified, cleansed and
been made victorious! LORD YAHshua/Jesus/Jezus/Iesu/Yesus is our
role model. HE kept shabbat Holy to honour His Abba (Our Heavenly
Father!) i reckon we should follow Him. Sure of course everyday is the
LORD's Day and anyone can come to Him and worship Him anytime,
but Abba specifically has ordered us to keep Shabbat. Why do we have
to be so bloody smart ass and rebellios and not doin what HE has told
us? It was the man made Pagan Rome who has ordered to worship on
sunday. Do you follow man's order or Heavenly order? *answer urself
YHVH or alla ta'ala?
I believe that the G-d of Israel is YHVH and came down to earth
became flesh in YAHshua (YAHWEH+shua = YAHWEH is my
Salvation). allah is alla ta'ala pagan arab god which perhaps the lucifer
himself that has deceived millions of people. Lucifer always wanted to
sit @ G-d's throne (remember the story eh?). There are many gods but
there's only one Supreme Ruler and His Name is Holy... Adonai
Elohim YHVH!!! Sure you can call Him Opo Empung, but His
personal name pronounced in hebrew tetragrammaton
(yod) ‫( ה‬heh) ‫( ו‬vav) ‫( ה‬heh) or ‫( הוהי‬YHWH).
It's not easy to instanly belive with what i've shared, we have been
used to call allah for years and using Alkitab LAI. I challenge you to
do
self
study
and
deeper
research
about
His real name. And i pray that Ruach HaKodesh(Holy Spirit) will
guide your heart and the truth will finally be revealed unto you all.
There are many websites on the net that wrote about this and you can
actually
browse
them
down.
Check
this
one
out:
http://www.revelations.org.za/NotesS-Name.htm *De genade en vrede
van God, onze Vader, en van onze Here Jezus Christus wens ik u toe.
-Grace to you and peace from God the Father and our Lord Jesus
Christ
blessings, RSM
Rio Sinjal Massaile
Tanggapan 84: Servius Ponamon – 30/04/2011
Sobatku Bung Rio Sinyal,...beribadah dihari minggu keq atau hari Sabtu
keq..Denominasi Advent keq..Presby keq. Yg penting spt kata Yeshua
Mat7:21,22"Bukan setiap org yg berseru kpdKu Tuhan,Tuhan! Akan masuk
kedlm Kerajaan Sorga,melainkan dia yg MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yg
disorga."Contoh soal» Kuduskanlah hari Sabat mmg 1 dr ke10
50
perintahNya/Hukum Taurat (HT). Jd baik u/ dilakukan dg taat,dg
catatan»Yak2:10,11"Sbb brgsiapa menuruti seluruh hukum itu,ttp mengabaikan
1bgn drpdnya,ia bersalah terhdp seluruhnya.Sbb ia yg katakan 'kuduskanlah
hari Sabat' ia mengatakan jg 'Jgn berzinah'.Jd jika km kuduskan hari Sabat
tetapi tidur dg istri org (berzinah),mk km menjd pelanggar hukum jg."Praise
Adonai.YHbu Bung Rio n salam kenal!(SP)
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 85: Adolf Sambuaga – 30/04/2011
Tabea Bung Rio,
Some of u told that we are the new Israel, but I never ever read any verse on the
Bible those words. Could you show me just one verse if you any?
Look forward to hearing fr u. Shalom, Esa
Sent from my Verizon Wireless BlackBerry
Tanggapan 86: Robbynson Suy – 30/04/2011
Just. Give me Jesus any time any place .That's all I Need.
RobbynsonHSuy
Sent from my iPhone
Tanggapan 88: Servius Ponamon – 30/04/2011
Shalom bung Esa, org2 percaya adalah 'Israel baru/rohani' mmg tdk ada tertulis
dlm Alkitab. Yg ada tertulis adalah Gal3:26-29"Jikalau kamu (Yoh3:3-6)adalah
milik Kristus,mk kamu juga adalah keturunan Abraham n berhak menerima
janji Adonai (yg Dia berikan pd Abraham, Ishak n Yakub/Israel)."Pls be
bless,Salam bae!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 89: Adolf Sambuaga – 30/04/2011
Dear All,
Mengapa kita selalu mau berkutat soal Israel Rohani yg hanya sebutan orang.
Klu kita mau mendalami tentang orang2 percaya dl luar bgs Yahudi yg adalah
kita2 ini, sebenarnya sebutan buat torang sesuai Alkitab yakni Anggota Tubuh
Kristus yang adalah "GEREJA". Mereka yg bersekutu di Presbyterian,
Protestant, Katolik, Reform dsb dan melafalkan Iman Rasuli setiap ibadaj
Minggu, disana diucapkan "Aku percaya pada satu gereja kudus dan Am". Nah
saudara2 yg sdh menerima Kristus secara pribadi atau sdh lahir baru, akan
tergabung immediately menjadi Anggota Tubuh Kristus yg adalah Gereja.
Gereja Tubuh Kristus ini bukan buatan tangan manusia tetapi hasil kerja dari
Roh Kudus, yg mempunyai satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan. Gereja
dimana kita bersekutu sekarang adalah buatan manusia. Jadi gereja adalah
orangnya dan bukan bangunannya. Bagaimana klu sebutan Israel Rohani kita
Ganti dgn "Gereja Anggota Tubuh Kristus"sesuai Alkitab.
Nanti disambung lagi ya? Shalom, ESA
Sent from my Verizon Wireless BlackBerry
Tanggapan 90: Robbynson Suy – 30/04/2011
Yohanes 1.1 ????? tolong recheck GBU
Sent from my iPhone RobbynsonHSuy
51
Tanggapan 91: Nina Nayoan – 30/04/2011
Tabea,
Pak Edison, saya setuju uraian bapak. Memang pengertian dari Alkitab bahwa
gereja adalah tubuh Kristus karna dalam pengertian itu nyata makna kesatuan
(unity) dalam Kristus. Metafora tubuh Kristus (gereja) dan Kepala gereja
(Yesus Kristus) sesungguhnya memang ditujukan untuk mempersatukan
seluruh umat Tuhan yang sangat potensial hidup terpecah-pecah/terkotak-kotak
satu sama lain. Thanks buat Rasul Paulus yang menghadirkan teologi Tubuh
Kristus untuk menangkal pelbagai kemungkinan umat Kristen mula-mula hidup
dalam suasana perpecahan terus menerus dan pembenaran diri masing-masing.
Oya, soal paham gereja sebagai Israel baru memang tidak ada istilahnya dalam
Alkitab. Pemaknaan itu hanyalah sebuah teologi yang diciptakan kemudian
oleh sejumlah teolog dengan mengacu pada makna kehadiran bangsa perjanjian
(Israel dalam Perjanjian Lama): bahwa gereja yang hadir dan berkembang
setelah peristiwa pentakosta adalah juga bagian dari umat perjanjian yang
melalui mereka Tuhan berkenan melanjutkan karya keselamatan di dalam
Kristus.
Maksudnya bahwa gereja termasuk umat yang dipilih Tuhan - sebagaimana
Tuhan pernah memilih bangsa Israel (PL) sebagai alat untuk memperkenalkan
diriNYA yaitu DIA-lah Tuhan yang membebaskan umat dari perbudakan di
Mesir dan akan dihentar menuju tanah perjanjian.
Dengan pemaknaan ini tidak berarti mau menunjukan ada sikap anti Yahudi
sama sekali, in my opinion. Seolah-olah pemaknaan ini mau merubah faham
tentang Israel sebagai umat pilihan Tuhan yang mungkin masih kuat dipegang
oleh kaum Yahudi.
Fakta bahwa gereja lahir setelah kehadiran Yesus dimuka bumi yang diimani
sebagai Mesias tidaklah bisa dipungkiri oleh kaum Yahudi. Dan sebagai gereja
yang mengimani Allah yang diimani juga oleh Abraham,Ishak dan Yakub,
tidak dapatkah gereja Kristen itu memaknai dirinya sebagai umat perjanjian
(Israel baru), umat yang dipilih Tuhan untuk menyatakan karya keselamatan
dalam Kristus - sebgaimana proses ALLAH telah memilih dan memakai bangsa
Israel PL untuk memperkenalkan diriNYA sebagai Allah PEMBEBAS dan
PEMELIHARA ?
Jadi, pemaknaan diri bagi gereja itu, bagi saya, selalu harus punya maksud dan
latarbelakang yang bisa dipertanggungjawabkan secara teologis.
Bagi mereka yang hendak memaknai gereja itu sebagai Tubuh Kristus karena
penekanan makna penyatuan umat (the UNITY) ya silahkan; tapi juga
memaknai gereja itu Israel Baru dalam pengertian sbg umat yg dipilih Tuhan
utk memproklamirkan karya keselamatan dalam Kristus kepada dunia (Yoh
17:21, agar dunia percaya bahwa ENGKAU-lah Yang mengutus AKU),
janganlah juga dilarang. Salam, Nina
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tanggapan 92: Roy Wakary – 30/04/2011
1 Yohanes 5:7
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Yohanes_yang_Pertama
WR
52
Tanggapan 93: Adolf Sambuaga – 30/04/2011
Thanks Bu Nina atas additional info nya. Klu mau bahas Gereja Tubuh Kristus
detailnya panjang dan akan membosankan orang yg selalu terpusat pada merek
dan gedung gereja yg kelihatan. Shalom, ESa
Sent from my Verizon Wireless BlackBerry
Tanggapan 94: Denni Pinontoan – 30/04/2011
Tabea samua,
Menarik memperhatikan diskusi mengenai agama di milis ini. Misalnya soal
nama Yahweh yang dibandingkan dengan kata Allah. Menurut qta, nama
Yahweh, Allah, ataupun yang lainnya, semua itu adalah nama kebudayaan
manusia, yang tentu memakai bahasa kebudayaan. Jadi, semua itu adalah usaha
manusia mempersonifikasi yang Supranatural atau Yang Maha Kuasa
itu...demikian pendapat qta...
denni
Tanggapan 95: Harry Rombot – 30/04/2011
Esa, biar tu kata2 so babusa banya tidak akan dapa depe titi temu dan semuanya
berjalan secara paralel. Pandangan Nina cukup representative dan membuka
cakrawala pemikiran baru dlm pemahaman tentang gereja, israel baru dan
pemaknaannya sekalipun itu hanya garis besarnya saja. Dan bung Esa lirikan
kurang sepenuhnya dlm nanggapin apa yg dimaksud Nina dan mungkin krn
minimnya waktu utk menggali lebih jauh!!! Tapi okelah saya kira interaksi
perdiskusian ini ada nilai2 tertentu yg bisa didapat, digali dan bahkan
diaplikasikan dalam kehidupan kita yg berbeda denominasi tapi tetap unity
didalam tubuh kristus. Salam, hr
Tanggapan 96: Denni Pinontoan – 30/04/2011
Tabea samua,
so lama nda bacirita di milis ini. Ternyata milis ini so lebe Kristen Barat,
Yahudi deng apa lei stou...Kong tu Minahasa dang???? he...he...Usul pa bung
moderator bagus milis ini robah jo jadi milis
"Milisi Kristen Import" wkwkwkwwkk
salam bae. denni
Tanggapan 97: Harry Rombot – 30/04/2011
Hi Denny, bisa aje ngana!!! biasa2 jo kembangkan dan lemparkan jo apa yg
ada utk pemanfaatan torang semua!!! asalkan jangan terlalu radikalis sifatnya
dan tidak memberikan manfaat yg diinginkan. torang tunggu jo pandangan dan
pencerahan bung Denny yg begitu kaya dengan paham budaya lokalis.
Bersuaralah torang siap mendengar apalagi tentang milisi kristen import yg
bagaimana itu????. Salam bae, hr
Tanggapan 98: Matulandi Supit – 30/04/2011
Tabea,
Soal keyakinan adalah urusan perorangan. Qt kira millis ini wkt dibentuk
bukan utk cerita rupa itu... Deng Orang Minahasa stou nyanda pernah mo
persoalkan siapapun pe' agama... Kiapa mo tasibu bagitu rupa, sepertinya eso so
nyanda mo selamat... Minahasa pe kebutuhan skarang adalah bgm tu
sumberdaya kehidupan masih ada ditangan vor anak cucu... MS
53
Tanggapan 99: Sevius Ponamon – 30/04/2011
Tabea samua, renungan milis » TUHAN itu baik/God is good,ah siapa yg
nggak tau.Tp jgn coba main2 sama Dia sbb Dia tegas n keras,Ibr10:31"Ngeri
benar,klo jatuh kedlm tanganNya yg hidup."drpd kebacut mk saran saya
sobat,Rom11:22"perhatikanlah kemurahanNya n jg kekerasanNya,yaitu
kekerasan a/org2 yg tlh jatuh,ttp a/km kemurahanNya,yaitu jika km ttp dlm
kemurahanNya;jika tdk;kmpun akn dipotong jg."terus jaga kekudusan,bencilah
apa yg Dia benci.YHbu! Salam.
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 100: Denni Pinontoan – 30/04/2011
Tabea Pak Landi,
Eh...so sama deng baru dapa pake ba posting ini eh....Iyo kang. Torang di sini
so sampe bicara mo runtuhkan agama, dorang masih bicara tu tahyul2
agama...kasiang eh...kapan Minahasa mo maju kalo samua baku abis energi
bicara2 tu di sorga pe urusan..... salam bae, denni
Tanggapan 101: Sevius Ponamon – 30/04/2011
Tabea samua, " SATU TUBUH YAITU TUBUH KRISTUS DAN SATU
KEWARGAAN YAITU WARGA KERAJAAN SORGA "
Kej.11 :1-9 "Adapun Sulawesi Utara SATU BAHASANYA dan SATU
LOGATNYA.Maka berangkatlah warga Sulawesi Utara ke Amerika, lalu
menetaplah mereka disana. Mereka berkata seorang dan yang lain: 'Marilah kita
dirikan bagi kita sebuah Kerukunan/Organisasi dengan nama KAWANUAUSA, supaya kita jangan terserak keseluruh bumi, dan tetap bersatu dengan
semangat SITOU TIMOU TUMOU TOU. Yang namanya mendunia dan
tersohor sampai kelangit. Lalu turunlah TUHAN untuk melhat
Kerukunan/Organisasi yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia
berfirman:'Mereka ini satu bangsa Indonesia keturunan Propinsi Sulawesi
Utara dengan satu bahasa Menado untuk semuanya. Ini barulah permulaan
usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak
ada yang tidak terlaksana. Baiklah kita turun dan MENGACAUBALAUKAN
disana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masingmasing. Demikianlah mereka di diserakan TUHAN menjadi berbagai
kerukunan. Itulah sebabnya sampai sekarang nama Kerukunan atau Organisasi
itu disebut KAWANUA-USA LAMA dan KAWANUA BARU dan masih
banyak lagi Organisasi/ Kerukunan yang sesuai asal kampung mereka masingmasing, dan dari situlah mereka dikacaubalaukan dan diserakkan TUHAN
menjadi beraneka ragam Kerukunan." Sebab "Nimbole talebe" begitu istilah
dalam bahasa Menado. Kalau cari nama atau talebe TUHAN istilahkan itu
'BABEL'
1 Kor.11:19 "Sebab diantara kamu HARUS ada perpecahan, supaya nyata nanti
siapakah diantara kamu yang tahan uji."
Mat.23:12 "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan."
Wah 17: 14, 19:16 "TUHAN adalah Tuan diatas segala tuan dan Raja diatas
segala raja."
Kol.1:15-18 "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada
didalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat (warga Sulawesi
Utara/Kawanua). Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang
mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu."
54
Kol.2:10 "Dialah kepala semua pemerintahan dan penguasa."
Yoh1:3 "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan."
Yak.4:12 "Hanya ada SATU Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang
berkuasa menyelamatkan dan membinasakan."
Ef.2:8,9 "Sebab karena Kasih Karunia kamu diselamatan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Adonai, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan
ada orang yang memegahkan diri."
Fil.3:20 " For our citzenship is in heaven, from which we also eagerly wait for
the savior / Karena kewargaan kita adalah di dalam SORGA, dan dari situ juga
kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat."
Rom.11:36 "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada
Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Salam bae. (SP)
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 102: Ronny Aruben – 30/04/2011
Tabea Bung Denni,
Slamat bakudapa. Tolong kase ceramah akang kote tentang "kebudayaan".
Sebab qta khawatir, jangan2 nanti ada yang mengkleim bahwa ada bahasa yang
turun dari surga, sama deng kitab suci tertentu, hehehe....
Salam, RA
Tanggapan 103: Ronny Aruben – 30/04/2011
Halo Bung Servi,
Slamat baku kenal kote. Rajin ba posting qta lia, kang? Tapi sebaiknya
postingnya jangan dobol2 (malahan ada yang tripple). Mengingat banya
anggota yang kewalahan menata inboxnya. Bagitu jo, selamat berposting
lagi.....
Salam Bae, RA
Tanggapan 104: Ronny Aruben – 30/04/2011
Merespon pak Denni,
Sependapat bahwa Minahasa tidak akan maju-maju karena terlalu banyak
tahyul yang disimpan hingga ke manca negara. Jangan suka mimpi siang
bolong dan jangan membawa-bawa tahyul dalam kehidupan. WR
Tanggapan 105: Harry Rombot – 01/05/2011
Bukang kita mo bantah, tapi apa yg disampaikan bung Roy Wakari terlalu dini
kurang mendasar. Coba buka mata lebar2 apa sulut khususnya minahasa tidak
ada kemajuan? kong kmd sobanya kekuatan hitam disimpan bahkan sampai yg
sokeluar negeripun dibawa-bawa...hehehehe ini sih seperti bicaranya si macan
ompong lagi makan konga kwa... bung Roy harus bangga apa yg so dicapai
sulut saat ini. Bayangkan saja dari propinsi lainnya banya yg mau tinggal di
sulut krn dampak kemajuan yg dicapai oleh kepemimpinan gubernur SHS saat
ini. Jadi saya katakan perkiraan bung Roy so salah alamat dan jangang2 bung
Roy suka ja simpan tahyul maskot kang? Hahahaha. hr
Tanggapan 106: Sevius Ponamon – 01/05/2011
Happy Sunday tamangs, " SITOU TIMOU TUMOU TOU ADALAH
AMANAT AGUNG BAGI MANUSIA BARU KETURUNAN MENADO"
55
Warga Menado boleh berbangga namun sekaligus ber-awas2. Betapa tidak,
YHWH Elohim Adonai, pencipta langit dan bumi beserta isinya, Tuhan yang
kita sekalian sembah didalam nama Yeshua HaMasiah. Telah mempercayakan
dan memilih warga Menado untuk menggenapi rencana besar-Nya,
menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dimanapun mereka berada. Ibaratnya,
sebagaimana Musa menerima dua loh batu berisi kesepuluh perintah Tuhan
untuk bangsa pilihanNya yaitu Israel/Yahudi, begitu pula DR.Sam
Ratulangi menerima inspirasi berisikan pesan Tuhan "Sitou Timou Tumou
Tou" untuk bangsa pilihanNya yaitu Menado. Baca berulang-ulang dan
cobalah simak baik renungan berikut ini :
1Kor15 : 45-50 " 'manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup', tetapi
Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula
datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang
yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani,
manusia kedua berasal dari sorga. Mahluk-mahluk alamiah sama dengan dia
yang berasal dari debu tanah dan mahluk-mahluk sorgawi sama dengan Dia
yang berasal dari sorga. Sama seperti kita memakai rupa dari yang alamiah,
demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. inilah yang hendak
kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian
dalam Kerajaan Adonai dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam
apa yang tidak binasa."
Manusia pertama adalah manusia bersifat/berkarakter jasmani atau kedagingan
yang diistilahkan dengan mahluk / a living being atau sama dengan binatang.
Mzm 49:13,21 "Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak
mempunyai pengertian n tidak dapat bertahan, boleh disamakan dengan hewan
yang dibinasakan." Perbuatan manusia pertama/daging/mahluk/hewan ini
tertulis dengan rinci pada Gal.5:19-21 "Perbuatan daging telah nyata, yaitu
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan,
perselisihan, irihati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya, tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai." Salah satu contoh perbuatannya ada
tertulis pada 2Ptr2:12 " Tetapi mereka itu sana dengan hewan yang tidak
berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan
dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh
perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar."
Manusia kedua > adalah manusia yang sudah dilahirkan kembali melalui proses
pertobatan. Dibenarkan dan dikuduskan oleh darah Yeshua haMasiah menjadi
ciptaan baru. Yoh 1:12,13 "Manusia yang diperanakan bukan dari darah atau
dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Adonai." Manusia yang berasal dari sorga. Manusia kedua
tidak berbuat dosa lagi sebab 1 Yoh 3:9 " Setiap orang yang lahir dari Adonai,
tidak berbuat dosa lagi; sebab benih Elohim tetap ada didalam dia dan ia tidak
dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Adonai."
Lalu apa kaitannya dengan 'Sitou Timou Tumou Tou'? Begini, bagi manusia
pertama yang serupa mahluk/hewan itu tentu saja kalimat 'Sitou Timou Tumou
Tou' itu sama sekali tidak mengandung makna sorgawi / devine purpose. Sebab
manusia pertama tidak berakal budi. Lain halnya dengan manusia kedua yang
adalah manusia yang sudah diciptakan kembali Tit.3:5-7 " oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dkerjakan oleh Roh Kudus."
Dan Roh Kudus yang tinggal tetap dalam mereka memampukan mereka untuk
mengerti bahwasanya kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' 'mengandung arti
56
dan pesan sorgawi, yaitu Manusia hidup (ciptaan baru/life giver) menghidupkan
manusia (ciptaan lama/manusia mati/mahluk/a living being)'
Itulah sebabnya dalam segala aspek kehidupannya manusia kedua keturunan
Menado sebagai domba-Nya senantiasa mengenal suara Gembala Agung
mereka Yeshua HaMasiah yang ada tertulis pada Mark.16:15-18 " Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Dan dimanapun
mereka ditempatkan oleh Tuhan dibelahan dunia ini, senantiasa mereka
menjadikan pesan sorgawi 'Sitou Timou Tumou Tou' adalah bagian dari hidup
mereka. HaleluYAH!
Pakatuan Wo Pakalewiren, Tuhan Yesus memberkati, warga sorga keturunan
remboken-tondano
Servius Ponamon (SP)
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 107: Nina Nayoan – 01/05/2011
Tabea,
Memang kita ley ada penasaran sadiki kenapa kalau membahas topik terkait
isu agama atau keimanan terlihat begitu antusias di milis ini ?
Di satu sisi, kita kira janganlah talalu apriori bahwa berdiskusi soal agama
nyandak ada faedahnya. Secara positif torang lia jo ini sebagai wadah melatih
budaya berdiskusi secara argumentatif dan berbagi perspektif. Meski tujuan
akhir diskusi bukan untuk memaksa penyeragaman pandangan tapi setidaknya
ada proses saling berbagi pemikiran dan mudah2an saling belajar memperkaya
satu dengan yang lain.
Di sisi lain, kita pikir barangkali isu keimanan adalah bagian dasar dari
identitas diri kita sehingga ketika terjadi perbedaan sudut pandang, sangat wajar
muncul reaksi-reaksi pertahanan atau pembelaan atas paham/nilai yang dianut.
Dan pembelaan itu ternyata bisa menggambarkan "social location" termasuk
"political standing position" seseorang. Bayangkan saja ketika berdiskusi
tentang Sabbath, kita bisa menemukan orang2 kawanua/Minahasa atau orang
Indonesia ternyata tidak hidup dalam satu lokasi sosial yang sama: ada yg
Katolik,Presbyterian, Advent, bahkan mungkin pengikut aliran kaum Yahudi.
Padahal mungkin kita memegang Kitab Suci yang sama, mengklaim diri
sebagai sama2 orang Kristen tapi ternyata kekristenan kita belum menjamin
kita hidup dalam kebersamaan. Namun apakah itu berarti kita harus pesimis
dengan Kekristenan ? Bahwa nilai kekristenan atau nilai keimanan kita tidak
bisa berkontribusi apa-apa terhadap upaya kita mengatasi persoalan kehidupan
sehari-hari ? Bahwa agama tidak bisa lagi diharapkan menjadi sumber dan
inspirasi bagi solusi dalam kehidupan bersosial dan berpolitik kita ? Benarkah ?
Sebenarnya, bagi saya, bicara tentang keimanan tidaklah an sich bicara soal halhal yg personal, karna iman akan selalu bersinggungan dengan praksis,
perbuatan/aplikasi iman dalam kehidupan nyata.
Apa yang torang sibuk diskusikan di milis, lebih baik torang tempatkan itu
dalam kerangka melakukan refleksi. Nanti kemudian torang cari bersama atau
masing2, apa bentuk aksi secara konkrit yg bisa dilakukan entah secara pribadi
atau komunal. Jadi anggap jo torang sedang melakukan kegiatan refleksi - aksirefleksi, dst.
Ada yang bilang kalo cuma tasibuk dengan aksi melulu tanpa melakukan
refleksi akan terjebak menjadi sebuah rutinitas activism tanpa makna;
sementara refleksi melulu tanpa ada aksi juga berarti sesuatu hal yang percuma.
57
Saya hanya prihatin saja dengan mereka yg terlalu apriori dan pesimis dengan
kegiatan2 berdiskusi; Di satu sisi mereka enggan berbagi informasi/pikiran
tentang pokok2 keprihatinan yg perlu menjadi kepedulian bersama dan di sisi
lain mereka justru hanya bisa mengolok dan meremehkan forum diskusi,
parahnya lagi mereka bicara ttg aksi kemanusiaan seolah2 hanya mereka yang
berbuat demikian. Saya kira ini tidak fair !
Kembali ke isu pembahasan agama ataukah kenyataan sosial kita? Bagi saya
dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Bicara soal sumber daya kehidupan
berkelanjutan mestinya perlu ada dukungan moral dan hal itu saya kira dapat
dikontribusikan oleh nilai2 agama/spiritual/iman, selain nilai-nilai kultural.
Bayangkan saja persoalan krusial kita saat ini, salah satunya ialah korupsi. Dan
jika para elit termasuk masyarakat kita sudah anggap biasa tindakan2 korupsi,
bgm bisa diharapkan pembangunan masyarakat itu akan menuju pada keadilan
dan kesejahteraan ? Begitu juga bicara soal sumberdaya alam, jika nilai
keserakahan (greed) sudah dipandang biasa atau eksploitasi SDA dibenarkan
atas nama pembangunan dan profit maka janganlah berharap hutan-hutan di
Kalimantan dan Papua akan selamat.
Teman-teman yg berkiprah dalam dunia kebudayaan mestinya bisa berbagi
informasi kepada kita2 di milis tentang sejauh mana kultur Minahasa itu
memuat wisdom yg bisa dipakai untuk membangun mental masyarakat secara
positif atau mendorong manusia bisa menjaga kelestarian alam sebagai ganti
mengeksploitasinya.
Sebenarnya ketika muncul diskusi soal Sabbath, saya melihat ada moral
wisdom yg luar biasa dalam konsep atau tradisi ttg Sabath.
Terlepas dari perbedaan paham yg ada, saya justru tertarik pada pengertian
Sabath itu yg ternyata mengandung makna pembebasan, jika dilihat dari makna
Sabath sebagai "hari istirahat". Bukan sembarang istirahat yg dimaksudkan,
tetapi bagaimana manusia itu bisa dibebaskan/dimerdekakan dari perbudakan
kerja (ingat perbudakan di Mesir)atau dibebaskan dari belenggu penindasan apa
pun. Tapi ternyata bukan hanya manusia tapi juga Sabath itu memberi pesan
pembebasan bagi ternak peliharaan dan alam ciptaan (spt tanah).
Artinya alam yg menyediakan segala kebutuhan manusia ini jangan
dieksploitasi terus menerus, harus ada waktu dimana tanah/alam itu beristirahat
agar produksinya bisa berkelanjutan, bisa dinikmati anak cucu. Tidak heran ada
juga tradisi Tahun Sabath yaitu tahun Yobel =tahun ke-50 yang disering
dimaknai sbg tahun pembebasan.
Dalam konteks ekonomi dunia, pernah konsep tahun Yubelium ini dipakai utk
pembebasan hutang negara2 miskin oleh negara2 maju/donor.
Jadi, saya kira janganlah talalu apriori dengan forum diskusi keagamaan atau
keimanan. Sementara kontribusi budaya pada kehidupan sosial kita sepertinya
belum tersosialisasi atau bahkan belum keliatan jelas dan karna itu PR bagi kita.
So sorry for any inconvinience from my argument.
Slamat Hari Buruh sedunia, Nina
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tanggapan 108: Denni Pinontoan – 01/05/2011
Tabea K'Nina... Menurut kita, diskusi keimanan yang hanya mau menonjolkan
kebenaran sepihak, memang tidak akan pernah berguna. Sebab, justru diskusi
dalam ketertutupan pikiran pastilah hanya akan berujung pada usaha mencaricari kesalahan teman diskusi dan sebaliknya juga kita akan berusaha mencari
pembenar untuk argumen kita. Berikut, soal local wisdom Minahasa, saya kira
58
kita sudah berdiskusi cukup banyak soal itu. Ketika kita masih berdiskusi soal
itu, menurut saya milis ini tampak berkualitas. Tapi, ketika sudah bergeser
diskusi 'sorga' agaknya hanya kuantitas yang tampak. Bukan bermaksud
mengatakan orang2 yang berdiskusi itu tidak berkualitas, tapi suasana
diskusilah yang membuat wacana yang berkembang menjadi agak tidak
berbobot. Refleksi yang demikian tentu akan menghasilkan aksi yang juga
begitu.... salam bae, denni
Tanggapan 109: Sevius Ponamon – 01/05/2011
Salam Kenal bung Ronny A, Happy Sunday. " SITOU TIMOU TUMOU TOU
ADALAH AMANAT AGUNG BAGI MANUSIA BARU KETURUNAN
MENADO". Warga Menado boleh berbangga namun sekaligus ber-awas2.
Betapa tidak, YHWH Elohim Adonai, pencipta langit dan bumi beserta isinya,
Tuhan yang kita sekalian sembah didalam nama Yeshua HaMasiah. Telah
mempercayakan dan memilih warga Menado untuk menggenapi rencana besarNya, menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa dimanapun mereka berada.
Ibaratnya, sebagaimana Musa menerima dua loh batu berisi kesepuluh perintah
Tuhan untuk bangsa pilihanNya yaitu Israel/Yahudi, begitu pula DR.Sam
Ratulangi menerima inspirasi berisikan pesan Tuhan "Sitou Timou Tumou
Tou" untuk bangsa pilihanNya yaitu Menado. Baca berulang-ulang dan cobalah
simak baik renungan berikut ini : 1Kor15 : 45-50 " 'manusia pertama, Adam
menjadi makhluk yang hidup', tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang
menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi
yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama
berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
Mahluk-mahluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan
mahluk-mahluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Sama
seperti kita memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai
rupa dari yang sorgawi. inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa
daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Adonai dan bahwa
yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa." Manusia
pertama > adalah manusia bersifat/berkarakter jasmani atau kedagingan yang
diistilahkan dengan mahluk / a living being atau sama dengan binatang. Mzm
49:13,21 "Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai
pengertian n tidak dapat bertahan, boleh disamakan dengan hewan yang
dibinasakan." Perbuatan manusia pertama/daging/mahluk/hewan ini tertulis
dengan rinci pada Gal.5:19-21 "Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,perseteruan, perselisihan,
irihati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya, tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Adonai." Salah satu contoh perbuatannya ada tertulis pada 2Ptr2:12 "
Tetapi mereka itu sana dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang
yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat
apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat
mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar." Manusia kedua > adalah
manusia yang sudah dilahirkan kembali melalui proses pertobatan. Dibenarkan
dan dikuduskan oleh darah Yeshua haMasiah menjadi ciptaan baru.
Yoh 1:12,13 "Manusia yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari
Adonai." Manusia yang berasal dari sorga. Manusia kedua tidak berbuat dosa
lagi sebab 1 Yoh 3:9 " Setiap orang yang lahir dari Adonai, tidak berbuat dosa
59
lagi; sebab benih Elohim tetap ada didalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa,
karena ia lahir dari Adonai." Lalu apa kaitannya dengan 'Sitou Timou Tumou
Tou'? Begini, bagi manusia pertama yang serupa mahluk/hewan itu tentu saja
kalimat 'Sitou Timou Tumou Tou' itu sama sekali tidak mengandung makna
sorgawi / devine purpose. Sebab manusia pertama tidak berakal budi. Lain
halnya dengan manusia kedua yang adalah manusia yang sudah diciptakan
kembali Tit.3:5-7 " oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dkerjakan oleh Roh Kudus." Dan Roh Kudus yang tinggal tetap dalam
mereka memampukan mereka untuk mengerti bahwasanya kalimat 'Sitou
Timou Tumou Tou' 'mengandung arti dan pesan sorgawi, yaitu Manusia hidup
(ciptaan baru/life giver) menghidupkan manusia (ciptaan lama/manusia
mati/mahluk/a living being)'. Itulah sebabnya dalam segala aspek kehidupannya
manusia kedua keturunan Menado sebagai domba-Nya senantiasa mengenal
suara Gembala Agung mereka Yeshua HaMasiah yang ada tertulis pada
Mark.16:15-18 " Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk." Dan dimanapun mereka ditempatkan oleh Tuhan dibelahan dunia ini,
senantiasa mereka menjadikan pesan sorgawi 'Sitou Timou Tumou Tou' adalah
bagian dari hidup mereka. HaleluYAH!. Pakatuan Wo Pakalewiren, Tuhan
Yesus memberkati, warga sorga keturunan remboken-tondano
Servius Ponamon
Sent via BlackBerry from T-Mobile
Tanggapan 110: Denni Pinontoan – 01/05/2011
Hallo Pak Ronny,
Selamat bakudapa lei. Kita nda harus kase ceramah, sebab kita bukang
pembicara top kasiang..he...e...sederhana saja, agama itu juga kan produk
kebudayaan. Maka simbol bahasanya atau simbolnya yang lain, tentu adalah
produk kebudayaan. Tuhan bahkan ditemukan dari usaha manusia
berkebudayaan. Dan, ini sudah pasti tidak mau diterima oleh penganut agama
'sorga'...wkwkwkw
salam bae, denni
Tanggapan 111: Ronny Aruben – 01/05/2011
Tabea Bung Denni,
Mantap skali cara pandangnya. Sebetulnya sejalan keyakinan Kristen, bahwa
Allah harus turun ke dunia ini (lokus kebudayaan) agar manusia dapat
memahami Tuhannya sebagai jalan keselamatan. Tapi penganut "agama surga"
mempunyai sudut pandang yang lain pastinya, hehehe...
RA
Tanggapan 112: Seviu Ponamon – 02/05/2011
Happy Sunday bung Hendrik, apa kabar..baji2 mi..(Cuma itu yg kita
tau.maklum lahir disurabaya remaja di semarang n besar di Jkt).Apa yg sdh
Tuhan bebankan dlm hati bung, lanjutken hingga tuntas. Saya percaya, sbgmn
tokoh2 iman di Alkitab,bila Tuhan sdh memerintahkan pasti Dia jg sediakan sgl
sesuatu yg dibutuhkan. Mmg banyak cara u/ mewartakan Injil. Selamat
melayani. My YHbu!
Sent via BlackBerry from T-Mobile
60
Tanggapan 113: Paul Lengkey – 02/05/2011
Dear Tommy,
Saya Kurang mengerti maksud yg Tommy tulis "Disinilah kelemahan alkitab
itu, tidak jelas"
Yang sedang dibicarakan adalah SABBATH: Hari Sabtu atau Minggu?
Sehingga munjul pertanyaan Sabbath itu hari apa? sabtu atau Minggu.?
Sabbath suda jelas bawah hari itu Tuhan berhenti dari pencibtaanya yaitu hari
yg ke 7. untuk hari ke 7 ini kita tidak tahu namanya, apakah senin .........s/d
....sabtu. sedangkan dari Adam s/d Musa kalau tuhan berfirman untuk
menyatakan hari seperti contoh kel.12:3,18 kel.16:1
Jadi Tuhan tidak menyebutkan nama hari. Setelah Musa medapatkan firman
kel. 20:8-11 ditegaskan lagi kel.20:10 tetapi hari ke 7 adalah sabat bagi
YAHWEH, Elohimmu..........
YBU, PL. Bangsa Minahasa
Tanggapan 114: Paul Lengkey – 02/05/2011
Dear Nina,
Yg torang bicarakan adalah Nama Allah dan YHWH, nama 2 ini bukan
menyangkut masalah bahasa atau kebudayaan. seandainya juga torang
mengetahui bahasa dan kebudayaan suatu bangsa kan tidak adasalahnya.
Regards, PL. Bangsa Minahasa
Tanggapan 115: Paul Lengkey – 02/05/2011
Salam Kenal Had,
Absolutely go with you, Kata Allah adalah sebutan atau nama dewa tertinggi.
Jadi kalau malysia memprotes itu tidak salah kapra karena itulah nama Tuhan
Mereka yg beragama islam
Regards,PL. Bangsa Minahasa
Tanggapan 116: Paul Lengkey – 02/05/2011
Shalom bung Hadi,
Sebenarnya Kel 20: "Akulah YHWH Elohimmu (Elohim Jamak tapi Esa ) or
Akulah YHWH Tuhanmu.
YHWH DAN ALLAH ADALAH NAMA DIRI
Disinilah keranjuan di buat oleh LAI sehingga banyak umat kristen di Indonesia
sudah tidak tau nama TUHANNYA contoh sebagai berikut yang ada di Alkitab
diterbitkan oleh LAI
ALLAH Tuhan = Allah dgn huruf bersar berarti NAMA diri TUHAN
Allah TUHAN = Allah dng hurf kecil berarti sebutan bukan nama diri
TUHAN Allah = TUHAN Huruf besarl berati NAMA diri TUHAN
Tuhan ALLAH = Tuhan huruf kecil berati sebutan bukan nama diri Tuhan
allah huruf kecil berarti nama dewa
Kalau diperhatikan tulisan dan pengujabpanya sama tapi sangat berbeda
maksudnya.
Regards, PL. Bangsa Minahasa
Tanggapan 117: Paul Lengkey – 02/05/2011
Dear Nina,
Pada jaman Tuhan Yahsua dan murid merka berkumpul, berdoa dan melayani
setiap hari, seminggu 7 hari dan pada hari sabath mereka pergi ke synagogue
61
untuk berdoa karena mereka orang yahudi n agama Yahudi. Tapi setelah
kebangkitan Yahsua , Murid2 Yahsua dan pengikutnya berkumpul dan berdoa
pada hari pertama minggu alias hari minggu Ref. Yoh. 20:19,26. Ini pedapat
saya pribadi sehingga Paulus yang sudah meliat serta ikut ibadah dan berdoa
bersama2 murid Tuhan setiap hari pertama (hari minggu ) dia terapkan kepada
jemaat Korintus Ref. 1 kor.16:1-2 hingga ke torang ini.
Regards, PL.Bangsa Minahasa
Tanggapan 118: Paul Lengkey – 02/05/2011
Dear Denni,
Nama Yahweh itu Elohim Yahweh sediri yg menyatakan kepada Musa dan
Harus disebutkan turun temurun Ref. PL. dan untuk nama Yahsua
(YHWH+SUA) nama yang diberikan YAHWEH sendiri kepada orang tua
Yahsua Ref. PB. untuk nama selain Yahweh N Yahsua beloh torang katakan
nama kebudayaan manusia. Regards, PL,Bangsa Minahasa
Tanggapan 119: Denni Pinontoan – 02/05/2011
Pak Paul,
Musa itu kan lahir dan hidup dalam konteks kebudayaan...
denni
Tanggapan 120: Denni Pinontoan – 03/05/2011
Tabea,
Sudah jelas bahwa kata Yahweh itu adalah kata Ibrani untuk menyebut Yang
Maha Kuasa. Maka dengan demikian jelas juga, bahwa kata itu dan
pemaknaanya adalah produk kebudayaan.... denni
Minahasa Raya Network Community
di Susun oleh
Imam Kosasi
Administrator
Download