BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat ( PP No. 19 Tahun 2005 ). Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Matematika salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermanfaat melalui sikap kritis dan berfikir logis. Matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kualitatif yang memudahkan manusia berfikir dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Abdulrahman, M. 2003 :76). Reys, dkk (1984 :48) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Tetapi ada juga berpendapat bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran mengenai ide, proses, penalaran yang terbagi menjadi empat wawasan yaitu aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Semua itu pengertian matematika dari beberapa pakar matematika. Masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi serta kurangnya motivasi dan keinginan terhadap pembelajaran matematika di sekolah. Matematika yang diajarkan di sekolah terdiri dari : arti / hakekat kependidikan yang berfungsi untuk mengembangkan daya nalar serta pembinaan kepribadian siswa, serta adanya kebutuhan nyata berupa tuntutan perkembangan riel berorientasi pada perkembangan pengetahuan seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi. 1 2 Sebagai pengetahuan matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soedjadi (1999 :112) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena obyek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap matematika. Ini berarti perlu ada “jembatan “ yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika lebih mudah dipahami. Menurut Suyanto (1988 :87) dalam pembelajaran matematika, penyampaian guru cenderung bersifat monoton dan kurang kreatif. Hal yang dirasakan siswa diantaranya matematika sulit, tidak mampu menjawab, takut disuruh guru didepan dan sebagainya. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi : otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada tanggal 2 Pebruari 2015 di tempat SDN. Banjarsari 01. Salah satu Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Matematika di kelas III SD adalah (1.3) melakukan perkalian dan pembagian satu sampai tiga angka, dan salah satu indikatornya adalah 3 siswa mampu melakukan empat pengerjaan hitung bilangan yaitu : penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Penulis dalam melaksanakan pembelajaran Matematika di kelas III SDN. Banjarsari 01 khususnya pada materi perkalian dan pembagian ini, menemukan bahwa ternyata setelah dijelaskan dan diberi tugas tentang perkalian dan pembagian hanya 24,3 % yang dapat menyelesaikannya dan ketika diberikan tugas perkalian tiga bilangan dan satu angka hanya 48,6% yang dapat menyelesaikannya dengan baik. Hal ini menimbulkan keprihatinan akan dampaknya dalam hasil belajar mereka nanti. Dari hasil yang diperoleh tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa kelemahan yang dimiliki siswa sehingga mereka tidak dapat menyelesaikannya operasi hitung perkalian dan pembagian ini dengan baik, yaitu : (1) siswa kurang terampil dalam hal menjumlah dengan teknik menyimpan, (2) siswa kurang terampil dalam mengurang dengan teknik meminjam dan (3) siswa tidak hafal perkalian. Ketiga hal diatas haruslah segera diatasi agar pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan tuntas sesuai dengan lokasi waktu yang tersedia. Untuk itu penulis mencoba beberapa alternatif pemecahan diantaranya yang dirasakan cocok adalah menggunakan metode Dictate atau Drill (latihan) dimana dalam penerapan metode ini dibarengi dengan penjelasan-penjelasan yang bertujuan memahamkan kepada siswa tentang cara menyimpan untuk penjunlahan, cara meminjam untuk pengurangan dan makna perkalian sebagai penjumlahan berulang sehingga konsep tentang perkalian dan pembagian itu mereka pahami. Dalam hal ini penulis belum sampai pada pembagian sebab diharapkan siswa harus mantap dulu pada tiga macam hal perkalian, baru akan melangkah pada hal pembagian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan metode Dictate ini adalah : (1) menampilkan bilangan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan, (2) membimbing siswa melakukan penjumlahan atau pengurangan dengan teknik menyimpan atau meminjam, (3) memberikan tugas menyelesaikan tugas baik secara kelompok maupun individu, baik didalam kelas maupun sebagai PR, (4) 4 memeriksa hasil pekerjaan siswa memberikan reinforcement kepada yang berhasil dan memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Untuk perkalian dan pembagian agak berbeda sedikit penerapannya, dimana langkah-langkahnya adalah : (1) menampilkan gambar yang relevan yang menunjukkan pengelompokkan benda yang dapat dihitung dengan menjumlahkan secara berulang sehingga siswa dapat melihat dengan jelas konsep perkalian dan pembagian pada dasarnya adalah penjumlahan berulang, (2) selanjutnya siswa mengubah penjumlahan tersebut dalam bentuk perkalian dan pembagian, (3) kemudian menentukan hasilnya. Berdasarkan uraian diatas, maka ditetapkan judul penelitian ini adalah MATEMATIKA : PENINGKATAN MATERI PERKALIAN MINAT DAN BELAJAR PEMBAGIAN MELALUI METODE DICTATE (DMP) SISWA KELAS III SDN. BANJARSARI 01 TAHUN 2014/2015 B. Perumusan Masalah “ Apakah penerapan melalui metode Dictate (DMP) dapat meningkatkan minat belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SDN. Banjarsari 01 Tahun 2014/2015 ?” C. Tujuan Penelitian “Untuk meningkatkan minat belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian melalui metode dictate (DMP) pada siswa kelas III SDN. Banjarsari 01 Tahun 2014/2015”. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari peneliti ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Bagi Peneliti Memberikan banyak pengalaman dalam menghadapi dan mengatasi segala permasalahan yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran. 5 2. Manfaat Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa untuk peningkatan kualitas belajar membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar matematika karena adanya perubahan pemikiran tentang pelajaran matematika yang sebelumnya merupakan hal yang kurang disukai menjadi pelajaran yang disukai dan belajar matematika itu tidak sulit bahkan sangat menyenangkan. 3. Manfaat Bagi Guru Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang diharapkan. 4. Manfaat Bagi Sekolah Dengan adanya kegiatan dilakukan serta hasil yang diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang nampak pada peningkatan hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah, yaitu peningkatan prestasi siswa, dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu bagi sekolah tersebut.