9 BAB 2 LANDASAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan

advertisement
BAB 2
LANDASAN KONSEPTUAL
2.1
Tinjauan Pustaka
Penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai pedoman penelitian dalam
memberikan gambaran umum rumusan masalah seputar event. Berikut adalah
beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis.
Tabel 2.1 Penelitian Jurnal
NO
1
PENELITI
Jurnal
Ilmiah
JUDUL
ALAT
PENELITIAN
ANALISIS
Widya PERAN
oleh T.E. Ardhoyo
DAN Studi
PERBEDAAN
Jurnal ini membahas tentang
STRATEGI HUMAS
kepustakaan
Peran
dan
fungsi
utama
(PUBLIC
dengan
Humas
RELATIONS)
pendekatan
relations)Humas
DALAM
deskriptif
dalam
MEMPROMOSIKAN
eksploratif
perusahaan. Tujuan penulisan
(Public
berperan
mempromosikan
PRODUK
makalah
ini
adalah
PERUSAHAAN
membahas peran dan strategi
Humas
untuk
dalam
mempromosikan
produk
perusahaan.
Dapat
disimpulkan bahwa: (1) Peran
dan
fungsi
Humas
sangat
signifikan dalam mendukung
manajemen mencapai tujuan
perusahaan melalui strategi
komunikasinya
Humas
(2)
efektif
mempromosikan
Strategi
dalam
produk
perusahaan melalui kegiatankegiatan
antara
publisitas,
sponsorship
lain;
pameran,
dan
lain
sebagainya. perbedaan dengan
penelitian ini adalah penelitian
9
10
NO
PENELITI
JUDUL
ALAT
PENELITIAN
ANALISIS
PERBEDAAN
ini
memiliki
fokus
pada
deskripsi strategi PR dalam
suatu kegiatan acara yang
diadakan, sedangkan jurnal
tersebut
membahas
meluas
peran
tentang
PR
secara
bagaimana
dalam
promosi
perusahaan.
2
DINA
DAN
PURTANTO
Kualitatif
Rumusan
KOMUNIKASI
pendekatan
penelitian jurnal ini adalah
PEMASARAN
deskriptif
mengetahui
strategi
komunikasi
pemasaran
AGUS STRATEGI
MELALUI
EVENT
masalah
dalam
DALAM
melalui Event Pocari Sweat
PEMBENTUKAN
Futsal
Championship
2013
BRAND EQUITY
(PSFC
2013)
dalam
“Studi
pembentukan
Deskriptif
Strategi
Komunikasi
Pemasaran
Melalui
Management.
hasil
SweatFutsal
diketahui
2013
equity
Pocari Sweat pada YGO Event
EventPocari
Championship
brand
berdasarkan
penelitian
dapat
bahwa
strategi
komunikasi
pemasaran
(PSFC 2013) Regional
melalui event yang digunakan
Yogyakarta
dalam
Pocari
Pembentukan
Brand
membentuk
Equity
Pocari
Sweat
terdapat pada strategi media
Pada
YGO
Event
saluran pesan personal atau
Management”
Sweat
brand
dalam
equity
berinteraksi secara langsung
dengan konsumen dan strategi
pesan.
hal
ini
didukung
dengan isi acara dan suasana
yang di bangun saat event
berlangsung. perbedaan jurnal
dengan penelitian ini adalah
jurnal ini lebih membahas
11
NO
PENELITI
JUDUL
ALAT
PENELITIAN
ANALISIS
PERBEDAAN
bagaimana
strategi
komunikasi pemasaran yang
dilakukan melalui suatu event
yang lebih mengarah kepada
pembentukan
brand
equity
sedangkan penelitian ini lebih
membahas strategi PR dalam
pengelolaan event.
3
Emilsyah Nur
PERAN
PUBLIC Metode
Penelitian ini bertujuan untuk
RELATION
deskriptif
mengetahui bagaimana peran
TERHADAP
kualitatif
Public
Relation
terhadap
LOYALITAS
loyalitas
pelanggan
dan
KONSUMEN
pengguna PT. Indosat Tbk
INDOSAT DI KOTA
dalam mempertahankan serta
MAKASSAR
mengembankan
jaringan
telekomunikasi juga layanan
serta
program
diberikan
oleh
tersebut dalam
baru
yang
perusahaan
memberikan
pelayanan jasa kepada para
pelanggan
setianya.
penelitian
Hasil
menunjukkan
bahwa peran public relations
pada PT. Indosat Tbk melalui
loyalitas
pelanggan
di
Makassar masih mengalami
hambatan khususnya dibidang
perluasan
jaringan
telekomunikasi dan keluhan
pelanggan terhadap layanan
serta
program
baru
yang
belum diinformasikan kepada
para
pelanggan
Indosat Tbk
setia
PT.
12
NO
4
PENELITI
JUDUL
ALAT
PENELITIAN
ANALISIS
PERBEDAAN
Nahla Osama Nassar Motivations Of Young Metode
Hasil penelitian ini adalah
dan
acara
Nashwa
Talaat
Volunteers In Special Deskriptif
Mohamed Events (Tourismos: An Kualitatif
khusus
yang
telah
terbukti memberikan manfaat
International
bagi masyarakat dan relawan
Mulidisciplinary
muda.ini
adalah
yang
Journal Of Tourism:
memotivasi
generasi
muda
Vol. 4(1), Spring 2009,
menjadi relawan dalam acara-
145-152).
acara
khusus,
sebabnya
mereka lebih suka berada
dalam
kontak
langsung
dengan orang-orang selama
acara
dan
tidak
hanya
berpartisipasi dalam pekerjaan
manajerial. Perbedaan jurnal
penelitian
tersebut
penelitian
ini
penelitian
dengan
yaitu
tersebut
jurnal
lebih
membahas tentang motivasi
dari para relawan muda dalam
event dan di dalam event
tersebut
relawan
muda
mempelajari fakta-fakta baru
tentang kehidupan, dan belajar
dalam membantu orang lain
dan membentuk jiwa sosial di
diri
masing-masing.
Sedangkan
penelitian
ini
membahas tentang bagaimana
kinerja strategi
event
perusahaan,
PR dalam
management
bagaimana
kontribusi PR dan tugas PR
untuk
kesuksesan
publikasi
dan
terlaksananya
13
NO
PENELITI
JUDUL
ALAT
PENELITIAN
ANALISIS
PERBEDAAN
event tersebut
5
Yorgo Pasadeos
Public Relations as a
Jurnal
Maturing
Discipline:
penelitian yang membangun
An Update on Research
teori PR dengan memeriksa
Networks by Journal of
pemahaman
Public
mengapa organisasi berlatih
Relations
Research
PR
ini
menyajikan
kita
seperti
tentang
yang
lakukan
mereka
dan
dengan
mempelajari cara-cara untuk
melakukan
hubungan
masyarakat
efektif.
secara
lebih
ini
juga
Hal
memberikan kritik ilmiah dari
praktik public relations, dan
membantu
untuk
mengembangkan
sejarah,
etika, dan filsafat PR. Yang
membedakan
dengan
penelitian
ini
penelitian
ini
lingkup
adalah
di
membahas
strategi PR dalam
suatu program yaitu dalam
program event managementdi
perusahaan, sedangkan jurnal
ini membahas tentang lingkup
PR
secara
detil
dan
menyeluruh mulai dari teori,
praktik,
peran,
sebagainya.
Landasan teori digunakan untuk membantu penelitian untuk lebih fokus akan
apa yang menjadi topik dan tema dari penelitian, dengan pemikiran-pemikiran para
ahli komunikasi. Teori terbagi menjadi teori komunikasi,
organisasi, teori Public Relation, dan konsepevent.
teori komunikasi
dan
14
2.2
Teori Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dan suatu topik yang
amat sering diperbincangkan sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki arti
beragam. Pada bab ini untuk melanjutkan pemahaman terhadap komunikasi, penulis
akan menguraikan
pengertian komunikasi, elemen- elemen komunikasi,model
komunikasi, tingkatan proses komunikasi , dan prinsip-prinsip komunikasi.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication, dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah
sama makna. Sama makna berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi
apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan
baik secara verbal dan nonverbal.
(sumber: “Komunikasi Organisasi”, Poppy
Ruliana, 2014).
Terdapat elemen-elemen yang dapat menyebabkan terjadinya proses komunikasi :
Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi
FEEDBACK
NOISE
Gambar 2.1 Elemen Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari, proses komunikasi diawali oleh sumber
(source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan
individu atau kelompok lain.
Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation, yaitu penciptaan
satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan.
Ideationini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan. Langkah
kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan
15
informasi atau gagasan dalam wujud kata-kata, tanda-tanda ayau lambanglambangyang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai
efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber
mengekspresikan gagasannya dalam bentuk lisan, bahasa tertulis ataupun perilaku
nonverbal, seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau gambar-gambar. Langkah
ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang sudah di sandi
(encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara,
menulis, menggambar, ataupun melalui suatu tindakan tertentu.
Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alatalat untuk menyampaikan pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi
tatap muka, radio, dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi
setiap materi yang tertulis, seperti: televisi, LCD, kaset video, atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk membebaskan saluran komunikasi dari gangguan
ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang
dikehendaki.
Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu
bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena
jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini,
penerima melakukan decoding yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap
pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya
penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan
bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut. Tahap terakhir dalam
proses ini komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan
sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada
penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan
sumber dapat berwujud kata-kata ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang
dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.(sumber :
“sosiologi komunikasi massa” oleh : Burhan Bungin).
2.2.1 Model Komunikasi
A. Model Linear
Menurut
Carl
I.
Hovland
dalam
buku
Pengantar
Public
Relations(2011)oleh Keith Butterick, ilmu komunikasi adalah upaya yang
16
sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukan bahwa yang
dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi
melainkan juga pembentukan pendapat dan sikap publik yang dalam
kehidupan sosial memainkan peranan yang amat penting. Bahkan, dalam
definisi khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Menurut Hovland, komunikasi untuk mengubah perilaku itulah yang
dijadikan objek studi ilmu komunikasi. Yakni masalah bagaimana caranya
seseorang atau sejumlah orang berperilaku tertentu, melakukan kegiatankegiatan tertentu atau melakukan tindakan tertentu.
Kemudian, untuk memahami pengertian komunikasi yang lain, Harold
D. Lasswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication
Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
adalah menjawab Who, Says What, In Which Channel, Whom dan What
Effect.
Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan, yakni :
a) Who : communication, source, sender
b) Says What : message
c) In Which Channel : channel. Media
d) To whom : communication, communicate, receiver, recipient)
e) Effect : effect, impact, influence
Kelima unsur komunikasi yang dikemukakan oleh Lasswell tersebut
direpresentasikan dalam bentuk model komunikasi linier seperti gambar
berikut :
17
Gambar 2.2 Model Komunikasi Lasswel
Komponen komunikasi yang berkolerasi secara fungsional pada
paradigma Lasswell itu merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Berdasarkan paradigma Lasswel tersebut, komunikasi didefinisikan
sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui suatu media yang menimbulkan efek. Model Lasswel bersifat linear
(satu arah) karena lebih menekankan efek dan tidak ada Feedback (umpan
balik). Efek menurut Donal K. Chaffe mengatakan bahwa ada tiga efek yang
terjadi setelah individu diterpa suatu pesan, yaitu :
Efek kognitif terjadi perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, dan kepercayaan.
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak.
Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku setelah
diterpa pesan.
B. Model Komunikasi Two Step
Salah satu model komunikasi yang menarik dari perspektif PR adalah
yang dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld dan koleganya. Lazarsfel
menganalisis pola pemilihan di New York tahun 1940, dan menemukan
bahwa para pemilih terlihat lebih terpengaruh oleh pilihan teman-teman
18
mereka selama kampanye pemilu daripada pengaruh dari media, dengan
demikian, dalam beberapa kasus, opini terbentuk secara tidak langsung.
T2
T1
MEDIA
T3
T4
MASSA
OL
Pesan tidak
T5
mencapai T5 DAN
T6 – Adanya
T6
gangguan
T : Member of target audience
OL : Opinion Leader
Gambar 2.3 Model komunikasi Two – Step
Pesan yang didistribusikan melewati media tidak berpengaruh secara
langsung. Namun melewati komunikasi interpersonal dan dari sinilah
Lazarsfeld
mengembangkan
Two-Step-Communication
yang
memiliki
pengaruh signifikan pada pemahaman kita terhadap peran media massa.
Berdasarkan model komunikasi ini, informasi terkirim dari media massa ke
opinion leader dalam komunitas dan dari mereka ke orang yang dikenalnya
yang menerima informasi mereka melalui tangan kedua maupun tangan
ketiga. Dengan demikian, pandangan orang tentang dunia dipengaruhi oleh
orang lain. Dalam buku yang mereka tulis di tahun 1955 berjudul personal
influence, Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz mengembangkan two-step flow
theory dengan mengidentifikasi peran yang dimainkan dalam penyebaran
informasi oleh orang yang mereka identifikasi sebagai opinion leader yang
ada di semua kelompok sosial dan masyarakat. Mereka menerima informasi
dari media dan kemudian menyampaikannya kepada semua anggota
kelompok yang menjadi teman-temannya.
19
Secara praktis, kita telah memahami bagaimana Model Komunikasi
Two-Step berfungsi ketika seseorang bertanya demikian: “apakah kamu
melihat program TV kemarin malam?” jika kamu tidak melihatnya, mereka
akan menceritakan padamu tentang apa yang terjadi. Opini dan persepsimu
tentang isi dan bahkan kualitas dari program akan dibentuk oleh opini mereka
dan apa yang dipilih mereka untuk disampaikan kepadamu. Internet telah
memunculkan dimensi baru dalam komunikasi antarpribadi, dimana
pengguna memiliki akses terhadap berbagai macam sumber informasi melalui
fasilitas seperti chat rooms, message boards, Myspace, YouTube, dan Blog
dan perkembangannya mengarahkan pada kekayaan dan keberagaman opini.
Ini adalah model yang berguna untuk PR dan menggambarkan
bagaimana teori dapat membantu kampanye praktis, cukup menggunakan
media massa untuk memperoleh pesan yang tidak mungkin lagi atau sesuai.
Sebuah kampanye yang canggih perlu ditargetkan dan berdasarkan
pemahaman yang tepat di mana audiens kunci mereka menerima informasi,
dan yang mungkin tidak melalui salah satu gerai tradisional.( sumber :
Pengantar Public Relation : Keith Butterick. 2011).
2.2.2 Tingkatan Proses Komunikasi
Konteks-konteks yang terjadi dalam proses komunikasi, mengutip
dari Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi (2005), ada lima indikator yang
paling umum untuk mengklarifikasikan konteksnya atau tingkatannya
berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi intrapribadi
Yaitu, komunikasi dengan diri sendiri, contohnya berpikir. Komunikasi
intrapribadi adalah landasan komunikasi antarpribadi. Sebelum kita
berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dengan
diri sendiri, mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain, hanya
saja caranya sering tidak kita sadari. Keberhasilan komunikasi kita
dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan
diri sendiri.
20
2. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap angkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun
nonverbal.
3. Komunikasi kelompok
Komunikasi yang berlangsung diantara anggota suatu kelompok yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya
saling kebergantungan). Umpan balik komunikasi kelompok masih bisa
diidentifikasi dan ditanggapi oleh para peserta lainnya.
4. Komunikasi publik
Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang atau
khalayak. Contohnya: pidato, ceramah, kampanye, dan sebagainya.
5. Komunikasi organisasi
Terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal ataupun informal dan
berlangsung
yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh
karena itu, organisasi sering diartikan kelompok dari kelompokkelompok. Komunikasi organisasi kerap juga melibatkan komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, dan ada kalanya komunikasi publik.
6. Komunikasi massa
Komunikasi dengan menggunakan media massa, baik media cetak
maupun media elektronik. Pesannya bersifat umum dan disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
Komunikasi
massa
dapat
diidentifikasikan
sebagai
suatu
jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiens yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik
sehingga pesan yang sama dapat dapat diterima secara serentak dan
sesaat.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Komunikasi
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikemukakan Mulyana dalam
buku Ilmu Komunikasi (2005) Sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan
hakikat komunikasi.
21
Tabel 2.2 Prinsip-prinsip komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis,
PRINSIP 1:
Komunikasi adalah suatu sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi
proses simbolik
terus berkelanjutan
PRINSIP 2 :
Pada
Setiap
saat
orang
tidak
bermaksud
perilaku mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh
mempunyai
potensi orang lain, maka orang tersebut sudah terlibat dalam
komunikasi
proses komunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah
(komunikasi nonverbal) seseorang dapat dimaknai
oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi
PRINSIP 3 :
Komunikasi mempunyai dimana
dimensi
isi
dari
dimensi
isi
tersebut
kita
bisa
dan memprediksi dimensi hubungan yang ada di antara
hubungan
pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi
PRINSIP 4 :
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh
Komunikasi
itu seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan
berlangsung
dalam yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
berbagai
tingkat direncanakan (apa yang akan dikatakan atau apa saja
kesengajaan
yang akan dilakukan secara rinci dan detail).
PRINSIP 5 :
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh komunikan
Komunikasi
terjadi baik secara verbal maupun nonverbal disesuaikan
dalam konteks ruang dan dengan tempat. Dimana proses komunikasi itu
waktu
berlangsung
PRINSIP 6 :
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan
Komunikasi melibatkan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di
prediksi
komunikasi
peserta masyarakat.jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas
dengan senyuman.
PRINSIP 7 :
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal
Komunikasi itu bersifat yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai,
sistemik
adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa
hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan
keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
memengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan
komunikasi
22
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari
PRINSIP 8 :
Semakin
mirip
latar suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
belakang sosial budaya kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai
efektiflah bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan.
semakin
komunikasi
Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap
simbol-simbol yang saling dipetukarkan
Proses
PRINSIP 9 :
Komunikasi
komunikasi
bersifat nonsekuensial
nonsekuensial
berarti
bersifat
sirkular
berlangsung
satu
atau
arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti
bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah
PRINSIP 10 :
Komunikasi
proses,
bersifat sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan
dinamis
dan transaksional. Ada proses saling memberi dan
transaksional
menerima informasi di antara pihak-pihak yang
melakukan komunikasi.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi
PRINSIP 11 :
Komunikasi
bersifat tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap
irreversible
efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika
seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka
efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri
orang lain tersebut.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya
PRINSIP 12 :
Komunikasi
bukan obat
mujarab
yang
penasihat
untuk menyelesaikan masalah.
dapat
digunakan
untuk
menyelesaikan berbagai
masalah
2.3
Komunikasi Organisasi
Menurut Burhan Bungin di bukunya “sosiologi komunikasi massa” (2009)
mengutarakan Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan
ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna
mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam
beragam konteks, antara lain adalah dalam lingkup organisasi
(Organizational
communication). Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-
23
peristiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan
sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan ataupun bagaimana bawahan
mencoba menyampaikan keluhan pada atasan , memungkinkan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan, merupakan
contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek yang
penting dalam suatu organisasi, baik organisasi profit maupun nonprofit.
2.3.1 Organisasi dan Komunikasi Beserta fungsi
Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung diantara para ahli ada yang menyebut paduan sistem, ada juga
yang menamakannnya sarana.organisasi sebagai suatu sistem yang mapan
dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui
jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.
Menurut Liliweri dalam bukunya Sosiologi dan Komunikasi
Organisasi (2014), ada dua fungsi komunikasi organisasi yaitu yang bersifat
umum dan khusus. Dibawah ini akan dijabarkan dua fungsi tersebut.
A. Fungsi Umum
1. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan informasi
kepada individu atau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suatu
pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. Contoh : deskripsi pekerjaan
2. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, dan
fakta. Termasuk juga menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu
yang merupakan subjek layanan. Contoh : Public Relations, pameran,
expo, dan lain-lain.
3. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan,
agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain tentang apa yang
dijual atau yang diceritakan orang lain tentang organisasi.
4. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi
membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang
menjadi bawahan, dan besaran kekuasaan dan kewenangan, serta
menentukan
bagaimana
menangani
sejumlah
orang,
bagaimana
24
memanfaatkan sumber daya manusia, dan mengalokasikan manusia,
mesin, metode dan teknik dalam organisasi.
B. Fungsi Khusus
1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi lalu
menerjemahkan ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah komando
atau perintah.
2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antar sesama
bagi peningkatan produk organisasi.
3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani dan
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan tidak
pasti.
Sehubungan dengan fungsi komunikasi organisasi diatas, ada dua
fungsi komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan fungsi relasi yang
mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan, terutama ketika
organisasi menghadapi situasi yang kurang menentu. Untuk lebih memahami
bagaimana fungsi komando dan fungsi relasi tersebut dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi
FUNGSI KOMANDO
Mengarahkan
dan
FUNGSI RELASI
membatasi Menciptakan dan melanjutkan sifat
tindakakn
impresional dalam organisasi
Menangani dan memelihara tampilan Membuat
yang dekat melalui umpan balik
koordinasi
antar
unit
kegiatan
Menggunakan publikasi dan instruksi Menentukan
dan
mendefinisikan
peran organisasi
Sumber : Charles Conrad (dalam Liliweri, 2014:374)
2.3.2 Pendekatan komunikasi organisasi
Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat
digunakan tiga pendekatan, yaitu :
25
1.
Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur
global yang ngan lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi
melakukan aktivitas tertentu seperti :
a. Memproses informasi dan lingkungan
b. Mengadakan identifikasi
c. Melakukan tujuan organisasi
2.
Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit
dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada
tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok seperti :
a. Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan
b. Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas
kelompok
c. Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
d. Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan
e. Komunikasi untuk mengetahui kepuasan kerja dalam organisasi
3.
Pendekatan Individual
Berpusat pada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi.
Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan
sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya.
Ada beberapa bentuk komunikasi individual:
a. Berbicara pada kelompok
b. Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat
c. Menulis dan mengonsep surat
d. Berdebat untuk suatu usulan
2.4
Teori Public Relations
Penelitian komunikasi dan teori PR yang berkembang fokus pada hubungan
antara pengirim informasi dan penerimanya dan dalam beberapa kasus hal itu
memunculkan definisi paling dasar dari PR.
26
2.4.1 Definisi Public Relations
Rex
Harlow,
akademisi
Amerika
Serikat,
mengklaim
telah
menghasilkan definisi atas rangkuman semua definisi PR untuk pertama
kalinya. Penelitiannya mengidentifikasi sebanyak 472 definisi yang telah
dihasilkan kemudian ia merangkumnya menjadi satu definis global yaitu :
PR adalah fungsi manajemen yang unik yang membantu
membangun
dan
memelihara
jalur
komunikasi,
memunculkan pemahaman, kerja sama antara organisasi
dan publiknya; melibatkan manajemen permasalahan dan
isu, membantu manajemen untuk terus menginformasikan
dan tanggap terhadap opini publik, mendefinisikan dan
menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani
kepentingan umum, membantu manajemen untuk tetap
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif,
melayani sebagai sistem peringatan dini untuk membantu
mencegah kecenderungan negatif, dan menggunakan
penelitian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat
utamanya. (Harlow. Dalam “pengantar publict relations”
Keith Butterick. 2011:7).
Adapun menurut The Mexico Definition :
Public Relations adalah seni dan ilmu sosial yang
menganalisis tren, memprediksi konsekuensi dari tren
tersebut, memberikan masukan, bagi para pemimpin
organisasi, dan mengimplementasikan tindakan dari
program yang direncanakan, yang akan melayani organisasi
dan kepentingan publik.
Kunci
penting
dari
definisi
diatas
adalah
usaha
untuk
mengembangkan kredibilitas PR dengan menghubungkannya pada ilmu
sosial dan menegaskan bahwa PR adalah sebuah pengetahuan ilmiah yang
objektif. Pengertian PR di atas bisa dibilang cukup panjang. Pada
perkembangannya muncul juga pengertian yang dibuat James Grunig dan
Todd Hunt yang membuat definisi lebih fokus “PR adalah manajemen
komunikasi antara organisasi dengan publiknya” (Grunig and Hunt, 1984).
Definisi lain dengan penekanan yang berbeda dikemukakan oleh
Public Relations Society of America (PRSA) yaitu:
Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya
untuk beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah
upaya organisasi untuk meraih kerja sama dengan
sekelompok orang. Public Relations membantu organisasi
27
berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik
utama mereka.
2.4.2 Tujuan Public Relations
Praktik PR bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan
perasaan, serta perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga,
atau perusahaan. Selain itu, tujuan praktik PR (Public Relations) membuat
publik dan organisasi, lembaga, atau perusahaan saling mengenal baik
kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Menurut
Scott M. Cultip & Allen H. Centerdalam buku Effective Public Relations
(2006) bahwa dari sekian banyak hal yang dijadikan tujuan PR sebuah
perusahaan, beberapa hal yang pokok, antara lain :
1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan
adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telahdicapai oleh
perusahaan kepada masyarakat dalam rangkamemperoleh pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakatluas, serta
membuka pasar-pasar baru.
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakatbursa saham atas
rencana perusahaan untuk menerbitkansaham baru atau saham tambahan.
6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itudengan khalayaknya,
sehubungan
telah
terjadinya
suatuperistiwa
yang
mengakibatkan
kecaman, kesangsian, atausalah paham di kalangan khalayak terhadap
niat baikperusahaan.
7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar merekalebih efektif
dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8. Untuk
meyakinkan
khalayak
bahwasannya
perusahaannyamampu
bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinyasuatu krisis.
9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahananperusahaan dalam
menghadapi resiko pengambilalihan(take over) oleh pihak lain.
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas danpartisipasi para
pemimpin perusahaan, organisasi dalamkehidupan sosial sehari-hari.
28
12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagaisponsor dari
suatu acara.
13. Untuk memastikan bahwasannya para politisi benar-benarmemahami
kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yangpositif, agar perusahaan
yang
bersangkutan
terhindar
dariperaturan,
undang-undang,
dan
kebijakan pemerintah yangmerugikan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telahdilakukan
perusahaan agar masyarakat luas mengetahuibetapa perusahaan itu
mengutamakan kualitas dalamberbagai hal.
Menurut penulis bahwa tujuan Public Relations adalah menjalin
hubungan antara publik dan perusahaan saling pengertian dan memberikan
loyalitas masing-masing baik dari kepentingan, kebutuhan, harapan, maupun
budaya yang dimiliki oleh masing-masing pihak sehingga perusahaan mampu
membangun
dan
meningkatkan
citra
perusahaan/organisasi
yang
bersangkutan, dan hubungan perusahaan dan publik terjalin dengan baik.
2.4.3 Strategi Public Relations
2.4.3.1 Definisi Strategi
Menurut J L Thompson yang dikutip dari Oliver dalam buku
Strategi Public Relations (2007:2) mendefinisikan strategi sebagai
cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: hasil akhir menyangkut
tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masingmasing aktivitas.Menurut penulis definisi strategi adalah suatu taktik
yang terstruktur dan terencana untuk mencapai suatu tujuan dan
sasaran objek penelitian tertentu melalui beberapa tahap-tahap
Public Relations profesional dalam pengelolaan sasaran/target
yang hendak dicapainya melakukan pengadopsian teknik-teknik
Management of Objective (MBO) dan Management by Objective of
Result (MOR) untuk membantu kualitas nilai Public Relations dalam
suatu organisasi. MBO dapat memberikan profesional Public
Relations dengan sumber umpan yang sangat kuat. MBO dan MOR
berhubungan dengan hasil-hasil Public Relations untuk penentuan
target awal manajemen. Adapun kunci penggunaan MBO secara
29
efektif dalam tugas Public Relations dapat di pecah ke dalam tujuan
tahap secara kritis:
1. Memiliki batasan dan misi kerja.
2. Menetapkan kunci areal keberhasilan (hasil) dalam jangka waktu
tertentu, berupaya dan berkepribadian.
3. Identifikasi faktor-faktor menentukan tindakan pada target yang
telah ditentukan.
4. Meletakan target/menetapkan hasil yang akan dicapai.
5. Persiapan perencanaan secara taktis untuk mencapai target
khusus,termasuk:
a. Pemrograman untuk memantapkan suatu rangakaian tindakan
untuk mengikutinya.
b. Penjadwalan waktu yang dibutuhkan bagi setiap tahapan
c. Penganggaran untuk menugaskan sumber daya yang dperlukan
bagi pencapaian tujuan
d. Pemantapan pertanggung jawaban secara individu untuk
pencapaian target/sasaran
e. Pengkajian dan rekonsiliasi (perdamaian) melalui suatu
prosedur testing untuk membawa kemajuan.
6. Pemantapan keputusan dan peraturan untuk mengikutinya.
7. Pemantapan prosedur untuk menangani pekerjaan
Dalam buku Effective Public Relations, berikut ini adalah penjelasan
mengenai teori empat langkah proses Public Relations (Cutlip, dan Brom,
2006).
1. Mendefinisi masalah atau peluang (analisis situasi)
langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan
pengetahuan, opini, sikap. Dan perilaku mereka yang peduli dan
terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Intinya ini
merupakan fungsi kecerdasan organisasi. Langkah ini memberi
landasan bagi semua langkah proses pemecahan lainnya dengan
menentukan “apa yang sedang terjadi saat ini?”
2. Membuat rencana dan program (strategi)
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang publik program, tujuan, tindakan, serta
30
strategi, taktik, dan tujuan komunikasi. Untuk itu penemuan dari
langkah pertama harus dijadikan faktor kebijakan dan program
organisasi. Langkah kedua dari proses ini menjawab, “berdasarkan
situasi yang telah kita pelajari, apa yang sebaiknya kita ubah, lakukan,
dan katakan?”.
3. Bertindak dan berkomunikasi (penerapan)
Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan
komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi
setiap publik demi mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam
langkah ini adalah, “siapa yang harus melakukan dan mengatakannya,
serta kapan, di mana dan bagaimana?”.
4. Mengevaluasi program (penilaian)
Langkah keempat dari proses ini mencakup penilaian persiapan,
pelaksanaan, dan hasil program. Saat program sedang dilaksanakan,
dibuat penyesuaian berdasarkan evaluasi umpan balik tentang
bagaimana program berjalan atau tidak berjalan. Program diteruskan
atau dihentikan setelah mempelajari, “bagaimana kita sekarang atau
dulu?”.
Menurut penulis, strategi yang tepat untuk dijalankan oleh
seorang PublicRelations adalah menspesifikasikan tujuan-tujuan
perusahaan, apa yang harus dicapai, mengkoordinasi proses-proses
untuk pencapaian tujuan tersebut, dan mengkoordinasi kerja sama
antara pimpinan dan para staf perusahaan demi menyepakati seluruh
spesifikasi tujuan yang telah direncanakan secara terstruktur dan
konsisten pada perusahaan, sehingga terjadi kemajuan proses untuk
pencapaian tujuan yang telah disepakati.
Selain itu, Penulis memilih teori empat langkah proses Public
RelationsCutlip, Center, Broom
karena menurut penulis teori ini
sangat efektif dan cocok untuk strategi dan proses kerja PR dalam
perusahaan. Bahwa, seorang PR harus menemukan dulu fakta dan
menganalisis situasi untuk manajemen krisis atau ingin merencanakan
suatu program agar tidak terjadi out focus dan terkoordinasi. Dalam
buku “Mengenal Ilmu Komunikasi” fact finding adalah mencari dan
31
mengumpulkan fakta yang dapat digunakan sebagai data atau
informasi untuk melakukan kegiatan komunikasi. (Rosmawaty, 2010 :
23). Kemudian membuat planning untuk strategi PR adalah sebuah
langkah baik sebagai batu loncatan dalam
pelaksanaan program-
program yang akan diadakan oleh Public Relation Officer di
perusahaan agar semua program terfokus untuk tujuan utama Public
Relations. Planning adalah suatu upaya merencanakan atau membuat
rencana tentang beberapa hal, baik tentang isi pesan yang akan
disampaikan,
cara
mengkomunikasikannya,
dan
sebagainya.
(Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi, 2010).
Selanjutnya pelaksanaan program yang sudah terencana,
seorang PR harus bisa mengkomunikasikannya untuk direalisasikan
sehingga pelaksanaan program yang sudah terstruktur akan berjalan
sukses atau dalam manajemen krisis PR akan dapat menemukan solusi
untuk penyelesaian dan klarifikasi. Setelah program terlaksanakan,
Seorang PR akan melakukan kegiatan evaluasi sebagai cerminan
untuk program-program selanjutnya, seperti apa saja kekurangan dan
kendala dalam program terdahulu dan bagaimana mengatasi
kekurangan dan kendala tersebut agar untuk program-program
selanjutnya Public Relation Officer bisa mendapatkan kesuksesan.
Strategi tersebut cocok diterapkan dalam perusahaan HERWORLD
Magazine dalam Event “Herworld Chinese New Year” karena hal ini
akan membantu untuk program dan event-event yang diadakan oleh
HERWORLD dan akan membantu untuk strategi pengelolaan event.
2.5
Konsep Event
Event adalah sebuah tipe lain dalam promosi yang dalam tahun-tahun
belakangan ini sering digunakan dalam pemasaran. Event adalah tipe promosi yang
sering digunakan perusahaan atau menguhubungkan sebuah merek pada suatu acara
atau sebuah pesta yang tematik yang mana dikembangkan dengan tujuan untuk
menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan suatu produk
atau jasa tersebut.(Belch, Advertising and Promotion, 2009).
32
2.5.1 Event Management
Event management didefinisikan sebagai koordinasi dalam sebuah
organisasi untuk melakukan beberapa kegiatan yang dikelola secara
sistematis, profesional, efektif dan efisien. Kegiatan yang dilakukan meliputi
konsep perencanaan, pelaksanaan dan supervisi. Dalam event management
setiap anggota organisasi harus turut mengambil peran dan saling
berkontribusi untuk menghasilkan kegiatan yang sesuai dengan rencana dan
harapan. Kekompakan dalam tim event management akan sangat berpengaruh
dalam pelaksanaan kegiatan.
Menurut Goldblatt dalam bukunya Special Event, Twenty First
Century Global Event management(2008) menyatakan Event Management
adalah kegiatan profesional mengumpulkan dan mempertemukan sekelompok
orang untuk tujuan perayaan, pendidikan, pemasaran dan reuni, serta
bertanggung jawab mengadakan penelitian, membuat desain kegiatan,
melakukan perencanaan dan melaksanakan koordinasi serta pengawasan
untuk merealisasikan kehadiran sebuah kegiatan. Menyelenggarakan sebuah
kegiatan merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dipungkiri bagi
sebuah perusahaan komersial maupun non komersial kegiatan-kegiatan
tersebut bertujuan untuk menunjang kegiatan Public Relations (PR) dalam
menciptakan citra positif perusahaan dimata internal stakeholder maupun
external stakeholder. Selain itu kegiatan-kegiatan tersebut tak dapat
dilepaskan dari kegiatan marketing communication di perusahaan, terutama
dalam kegiatan-kegiatan below the line. Pada mulanya, semua kegiatan
perusahaan terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan baik internal
(seperti: training untuk karyawan, family/employee gathering, pertemuan,dll)
maupun eksternal (pameran, kegiatan dengan sponsorship, seminar, product
launching, dll) secara langsung dilaksanakan oleh PR atau Marketing
Communication Division.
Sementara itu di masyarakat, kegiatan-kegiatan semacam itu
dilakukan dengan membentuk semacam kepanitiaan yang ditugaskan
menyelenggarakan sebuah acaraa atau kegiatan tersebut. Dalam bukuSpecial
Events, Twenty First Century Global Event Management, Joe Goldblatt
menyatakan bahwa lima W membantu menentukan apakah sebuah event
layak, bertahan, dan berkembang. Prinsip dalam membuat kegiatan 5W.
33
Tabel 2.4 Prinsip 5W
WHY
WHO
WHEN
WHERE
WHAT
Penjelasan
Nasional,
Jadwal
Keunikan
Jelaskan
manfaat
regional,
tujuan
event
audiens lokal
Latar
belakang Bidang profesi Waktu
penyelenggaraan
Kenyamanan
audiens
Ungkapkan
harapan-harapan
event
Gunakan
Ketepatan event Jumlah
Akses
Jelaskan
pendekatan
bagi audiens
hari/mingu
perjalanannya
programnya
Kemukakan
Tingkat
Jumlah/tahun
Ketersediaan
Kaji
kebutuhan
pengalaman
alat
prinsip “siapa?”
terhadap event
(tidak
transportasi
berpengalaman
lokal
individu
s/d
prinsip-
sangat
berpengalaman
2.5.2 Pendekatan dan Karakteristik Event
Menurut Hoyle Leonard, H dalam bukunya Event Marketing (2006),
terdapat tiga pendekatan yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan
sebuah event, yang dikenal dengan “3E” yaitu:
a. Entertainment
Kunci keberhasilan pemasaran event adalah mampu menyediakan hiburan
yang menarik audiens untuk keluar dari rumahnya dan mencoba sesuatu
yang tidak bisa mereka peroleh di rumah.
b. Excitement
Hal ini adalah kunci agar event yang diselenggarakan selalu dikenang,
mengesankan dapat diciptakan dengan memberi penghormatan (award)
sebagai perusahaan terbaik, pengenalan logo baru, atau perayaan ulang
tahun perusahaan. Setiap event harus dirancang untuk memberi kesan
mendalam, dan harus menjadi bagian dalam pemasaran. Jadi event apapun
yang dipasarkan, buatlah agar “mengesankan”.
34
c. Enterprise
Enterprise diartikan sebagai kesiapan untuk menanggung resiko atau
mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba. Event yang menuntut
pengembangan akal, berlayar tanpa diberi petunjuk arah, mengubah caracara yang biasa menjadi cara yang lebih imajinatif. Inilah kreativitas dan
inovasi yang harus selalu ada dalam event.
Menurut Any Noor (2009:13) menyatakan event memiliki beberapa
karakterisitik karena setiap penyelenggaraan event harus memiliki ciri
tersendiri. Bagaimanapun karakteristik event hampir sama dengan pelayanan
yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Berikut adalah karakteristik
yang mendasari dari evaluasi event:
a. Keunikan
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka
event yang diselenggarakan akan memiliki keunikannya tersendiri.
b. Perishability
Setiap event diselenggarakan tidak pernah sama, apabila event yang sama
diselenggarakan lagi, akan tetapi event yang dihasilkan tidak akan sama
persis seperti event sebelumnya.
c. Intangibility
Setelah menghadiri event, yang tertinggal di benak pengunjung adalah
pengalaman yang telah didapatkan dari penyelenggaraan event. Hal
tersebut merupakan proses perubahan dari tangible menjadi intangible.
d. Suasana dan Pelayanan
Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat
keberlangsungan event. Event yang dilaksanakandengan suasana dan
pelayanan yang tepat akan menciptakan event yang sukses.
e. Interaksi personal
Interaksi
personal
dari
pengunjung
merupakan
kunci
sukses
penyelenggaraan event, karena pengunjung akan merasa menjadi bagian
dalam event tersebut.
Menurut peneliti, pendekatan dan karakteristik pada event harus
diterapkan secara unik dan berbeda dari yang lain. Keunikan adalah suatu hal
yang akan diingat oleh manusia, maka dari itu jika sebuah perusahaan
35
mengadakan sebuah event hal itu harus dikemas semenarik mungkin sehingga
kepuasan konsumen pun didapat. Event yang menarik dan unik akan mudah
diingat dan tidak mudah dilupakan.
2.6
Kerangka Teori
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
ORGANISASI
STRATEGI
PUBLIC
RELATIONS
PENDEKATAN
Entertainment,
excitement, enterprise
Teori Public Relations
Cutlip, Center, Broom
EVENT
Herworld Chinese
New Year
Gambar 2.4 Kerangka Teori
Pada kerangka teori diatas, penulis menjelaskan secara singkat teori-teori
yang akan digunakan pada penelitian “Analisis Strategi Public Relations dalam
Event Management Perusahaan”, teori terdiri dari teori komunikasi, teori komunikasi
organisasi, teori Public Relations, dan teori event. Teori-teori tersebut saling
berkaitan dan akan membantu untuk memfokuskan penelitian secara jelas.
36
2.7
Kerangka Pemikiran
Strategi PR
Cutlip, Center,
Broom
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Download