Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. TUGAS ILMU PENGETAHUAN DALAM PENELITIAN : Yang saya ketahui tentang pengetahuan adalah suatu kegiatan yang mampu memiliki makna pembelajaran dan cara memperoleh pengetahuan itu sendiri yaitu dengan adanya pengalaman yang bermakna. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasi rencana yg sudah d‟susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis unt mencapai tujuan. metodologi adalah pengetahuan tentang cara untuk melakukan sesuatu. metodologi riset adalah pengetahuan tentang cara untuk melakukan riset. Ciri-ciri metode ilmiah 1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. 2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia 3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. 4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. 5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah yang didukung dengan langkahlangkah tertentu yang bersifat sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan deduktif-induktif. 1. Cara berpikir ilmiah Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan atau konklusi bahwa sarana berfikir ilmiah itu tidak lepas dari beberapa komponen dasar yaitu: a. Bahasa, yaitu alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain. b. Matematika, yaitu alat atau cara berfikir sebagai proses untuk pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada perhitungan yang kebenarannya telah ditentukan. c. Statistika, merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara induktif dan secara lebih seksama. Sarana ilmiah juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan lairan filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat 2. Arti/definisi riset Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatupengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. 3. Manfaat Metodologi Penelitian Dengan mempelajari dan memahami metodologi penelitian maka dapat diperoleh manfaat sbb : a. Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi. b. Mengetahui arti pentingnya riset. c. Dapat menilai hasil – hasil penelitian yang sudah ada. 4. Etika dalam penelitian Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut: Kejujuran Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda. Obyektivitas Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian. Integritas Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan Ketelitian Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya. Keterbukaan Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi.. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden) Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut. Publikasi yang terpercaya Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke pelbagai media (jurnal, seminar). Pembinaan yang konstruktif Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi ================================================================== JENIS – JENIS METODE PENELITIAN 1. Penelitian menurut tujuan Penelitian Murni (dasar) Penelitian Murni merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk pengembangan teori. bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Penelitian Terapan Penelitian Terapan merupakan penelitian yang diarahkan untuk mendapakan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah masalah praktis. Jadi penelitian dasar berkenan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan. 2. Penelitian menurut metode 2.1 Penelitian Survey penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpin nasional dan daerah, kualitas SDM masyarakat Indonesia 2.2 Penelitian Ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliyi peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkapakan sebabsebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah. 2.3 Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas di jalan. 2.4 Penelitian Naturalistic sering juga disebut metode kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi. 2.5 Policy research (penelitian kebijaksanaan) merupakan suatu proses penelitian yang dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan tertentu, penelitian untuk pengembangan struktur organisasi. 2.6 Action research adalah penelitian yang bertujuan untu mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik. 2.7 Penelitian evaluasi adalah penelitian yang berfungsi untuk menjelaska fenomena suatu kejadian, kegiatan dan product. Contoh: penelitian proses pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan, penelitian keluarga berencana. 2.8 Penelitian sejarah adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Contoh: penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian untuk mengetahui perkembangan peradaban kelompok masyarakat tertentu. 3. Penelitian menurut tingkat eksplanasi 3.1 Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain. Contoh: penelitian yang berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia, bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di suatu departemen. 3.2 Penelitian Komparatif Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan sesuatu. Contoh: adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan lulusan SMU. 3.3 Penelitian Asosiatif Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih. Contoh: apakah ada hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, atau adakah pengaruh insentif terhadap prestasi kerja pegawai. 4. Penelitian menurut jenis data dan analisis 4.1 Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan). Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional , karena metode ini sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut kuantitatifkarena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Jadi, metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. 4.2 Penelitian kualitatif Penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar). Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni ( kurang terpola) dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Jadi metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuik meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 5. Macam-macam data penelitian Macam – macam sebuah data dapat dibedakan menjadi 5, yaitu macam data berdasarkan cara memperolehnya, macam data berdasarkan sumber datanya, macam data berdasarkan bentuk, macam data menurut waktu pengumpulannya, dan macam data berdasarkan skala atau tingkat pengukuran. 5.1 5.2 5.3 5.4 Data berdasarkan cara memperolehnya Data Primer, adalah data yang secara langsung diambi dari objek penelitian oleh peneliti. Contoh : mewawancarai langsung pemilik perusahaan untuk meneliti tingkat pendapatan perusahaan tersebut. Data Sekunder, adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti biasanya mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah seorang peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari badan pusat statistik. Data berdasarkan sumber datanya Data internal, adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Contohnya : data keuangan suatu perusahaan. Data Eksternal, adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya : data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan. Data berdasarkan bentuknya Data kualitatif, adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data berdasarkan menurut waktu pengumpulannya. Data Cross Section, adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya : laporan keuangan per 31 Desember 2012, data pelanggan UD. Panda Seminar bulan Oktober 2012. Data Time Series/berkala, adalah data yang menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contohnya, tingkat inflasi Republik Indonesia dari tahun 2000 sampai 2012. Data berdasarkan skala dibedakan atas 4 macam : Data Nominal, adalah data yang termasuk ke dalam data kualitatif, dan hanya mempunyai satu kategori, sehingga tidak menunjukkan tingkatan. Contoh : data tentang jenis kelamin, agama, suku bangsa. Data Ordinal, adalah data yang termasuk ke dalam data kualitatif yang jenjangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan lambing dan jenjang atau tingkatan lebih besar atau lebih kecil. Contohnya : tingkat pendidikan. Data Interval, adalah data yang termasuk ke dalam data kuantitatif yang berupa angka, dapat bertingkat / berjenjang, dapat menujukkan peringkat (makin besar bilangan makin tinggi peringkatnya). Contohnya : Jumlah pengeluaran mahasiswa akuntansi FEB Unud tiap bulannya Data Rasio, adalah data yang dapat menyatakan sebagai peringkat, menyatakan jarak, dan mempunyai titik nol sebagai titik mutlak, dan dioperasikan secara matematik. Contohnya : pendapatan, tinggi badan. 5.5 6. Penelitian dan pengambilan keputusan 6.1 Proses Berpikir Penelitian digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang dapat diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat kita melakukan penalaran dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan mengkomunikasikan pengertian itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam kasus-kasus khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi. Eksposisi terdiri dari pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan mempunyai alasan-alasan. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pengertian yang disampaikan. Hasil penelitian harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Ada dua jenis bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian yaitu deduksi (deduction) dan induksi (induction). 6.2 Deduksi Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasanalasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific). Deduksi dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan sahih, hal ini berarti: 1. Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar). 2. Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya (sahih). · · · Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi: Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1). Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian (Premis 2). Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (konklusi). Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan konklusinya ditolak. 6.3 Induksi Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif(inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan. Contoh: Teguh seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Medan. Hasil penjualan pelumas di Medan paling rendah di antara kota yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa masalahnya adalah Rudi kurang aktif dalam melakukan promosi. Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar bukti-bukti lain, seperti: · Kemampuan menjual Teguh rendah sehingga efektivitas penjualan menurun. · Daerah pemasaran Teguh tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah lain. · Teguh kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk pelumas. · Pesaing di wilayahnya mampu memberi informasi tentang kelebihan produk mereka sehingga konsumen lebih memilih membeli produk pesaing. Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti. PROSES PENELITIAN 1. Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian Masalah yaitu terjadinya kesenjangan (gap) antara das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan). Identifikasi masalah biasanya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah juga variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi ini dapat diangkat dari sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Proses merumuskan permasalahan-permasalahan ini akan memudahkan proses selanjutnya, selain itu juga memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian, yang kemudian permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa ada tanda tanya. Tetapi, proses identifikasi ini akan mudah dilakukan apabila dalam latar belakang penelitian penjelasannya telah dikemukakan dengan lengkap dan jelas. Setelah identifikasi masalah di atas telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah pemilihan masalah. Dalam pemilihan masalah ini, ada dua pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih suatu permasalahan, yaitu : 1) Pertimbangan mengenai arah masalahnya. Artinya menggunakan pertimbangan akan sumbangan yang diberikan kepada : pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya dan juga pemecahan masalah-masalah praktis. 2) Pertimbangan mengenai arah calon peneliti. Artinya, berapa biaya yang harus dikelurkan, kemudian waktu yang dapat digunakan serta alat-alat dan perlengkapan yang tersedia. Selain itu, dalam penguasaan metode yang diperlukan dalam melakukan penelitian. 2. Kajian Pustaka dan dan Hipotesis Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian. Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas. Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian. 2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal. 3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan. 4. Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk penelitian lebih lanjut. Hipotesis Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. (Vardiansyah, 2008:10) Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian menurut Bailey, yaitu: 1. Untuk menguji teori, 2. Mendorong munculnya teori, 3. Menerangkan fenomena sosial, 4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, 5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. 3. Populasi dan sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus 4. Metode pengumpulan data Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Participant Observation Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb. Non participant Observation Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. 2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. 5. Rencana analisis data Analisis data merupakan suatu proses dalam menyederhanakan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam menyusun rencana analisis data, diperlukan beberapa langkah agar kegiatan ini mampu mencapai tujuan penyederhanaan. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan dalam proses rencana analisis data ini yakni editing, coding dan tabulasi 6. Penulisan laporan Penulisan laporan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, dimana dalam laporan akan memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Laporan penelitian ini akan berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga terdapat saran bila diperlukan. Selanjutnya laporan ini juga bermanfaat bagi peneliti – peneliti berikutnya sebagai suatu refrensi. 7. Proposal penelitian 8. Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Proposal penelitian atau rancangan penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian. 9. Cara sitasi yang baik dan legal Sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain. Isi sitasi : 1) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi 2) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan nomor halaman. 3) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses. Rujukan (Referensi, Acuan, atau References) 1) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu artikel jurnal atau makalah 2) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis. Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography) 1) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya. 2) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber. 3) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi 4) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b, 2005c. 1. Sumber-sumber masalah penelitian masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Observasi = Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur. b. Dedukasi dari teori = Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori. c. Kepustakaan d. Masalah sosial e. Situasi praktis f. Pengalaman pribadi Sumber masalah penelitian, antara lain: g. a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. h. b. Pengamatan sepintas. i. c. Pernyataan pemegang otoritas. j. d. Perasaan intuisi. k. e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. 2. Kriteria pemilihan masalah penelitian Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu : · Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia. · Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada. · Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia. Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian. Dengan memahami kriteria dalam memilih masalah penelitian paling tidak akan mengarahkan peneliti mendapatkan masalah penelitian yang layak. Adapun kriteria memilih masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ada relevansinya dg judul penelitian 2. Mempertimbangkan manfaat teoritis 3. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah 4. Mendukung tujuan penelitian 5. Menunjukkan variabel apa saja yg akan diteliti Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Kriteria Masalah Penelitian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian, yaitu : a. Memiliki nilai penelitian Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif. b. Memiliki fisibilitas. Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut, 2. batas-batas masalah yang jelas, 3. adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya, 4. adanya biaya yang diperlukan, dan 5. tidak bertentangan dengan hukum. c. Sesuai dengan kualitas peneliti Sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti. 3. Pedoman merumuskan masalah pnelitian Syarat-syarat masalah penelitian yang baik menurut Fraenkel dan Wallen (1990,Sugiyono, 2000) adalah sebagai berikut: a Masalah harus feasible. b Masalah harus jelas. c Masalah harus signifikan. d Masalah bersifat etis 4. Pertanyaan penelitian, pertanyaan manajemen, pertanyaan investigasi, dan pertanyaan pengukuran 1. 2. 3. 1. 2. 3. Dilihat dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian seperti Marshall & Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi tiga macam pertanyaan, yaitu: Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya), dengan menggunakan kata tanya „apa‟. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif. Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif. Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan „apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif. Pertanyaan Manajemen : Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, yang manajer perlu untuk selesaikan. Pertanyaan Penelitian : Pertanyaan yang peneliti harus jawab guna memberikan solusi untuk menjawab pertanyaan manajemen. Pertanyaan investigasi : Pertanyaan yang spesifik yang peneliti harus jawab guna penyediaan data yang detail dan cukup untuk menjawab tujuan dari meneliti. 4. Pertanyaan Pengukuran : Informan atau orang yang mendapat questioner harus menjawab pertanyaan yang dipaparkan oleh peneliti guna mendapatkan informasi dan menemukan solusi dari pertanyaan manajemen. 1. Riview literatur (buku teks dan hasil penelitian) Merupakan analisa berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) daripenelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Tujuan dari Literatur Review adalah untuk: 1. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitian 2. Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminology 3. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik 4. Menentukan lingkup penelitian 2. Deskripsi teori Merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel2 yang ditelti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehngga ruang lingkup,kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. 3. Langkah-langkah mendeskripsikan teori 1. Tetapkan nama variable yang diteliti, dan jumlah variablenya. 2. Cari sumber bacaan sebanyak-banyaknya (sumber terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan) dan yang relevan dengan setiap variable yang diteliti. 3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variable yang akan diteliti. 4. cari definisi setiap variable yang akan diteliti, bandingkan antara sumber satu dengan yang lain, dan pilih definisi sesuai penelitian yang akan diteliti. 5. Baca seluruh isi topik sesuai variable, analisislah, renungkanlah, dan buat rumus dengan bahasa sndiri tentang setiap sumber data yang dibaca. 6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. 4. Kerangka berfikir model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. 5. Langkah-langkah penyusunan kerangka berpikir 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menetapkan variabel yang diteliti Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis,maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Membaca buku dan hasil penelitian Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitianyang relevan. Deskripsi teori dan hasil penelitian Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Analisis krisis terhadap teori dan hasil penelitian Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis secara krisis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan yang lain. Sintesa kesimpulan Melalui analisis krisis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara yang akan menghasilkan kerangka berfikir. 7. Kerangka berfikir Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. 8. Hipotesis Dalam merumuskan hipotesis maka harus mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir 6. Bentuk-bentuk hipotesis Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah: a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh. d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta. 1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Contoh rumusan masalah sebagai berikut: a. Suatu perusahaan bank menyatakan bahwa besar kenaikan suku kredit bunga bank = 18% Rumusan masalah : Berapa besar tingkat kenaikan suku bungan bank? Ho : tingkat kenaikan suku bunga di bank tidak sama dengan standar H1 : tingkat kenaikan suku bunga di bank sama dengan standar 2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalah sebagai berikut: a. Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual ingin mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery. Dari semua pembeli dihari senin berjumlah 50 orang. Dari semua pembeli diketahui 35 orang menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai donat berasa strowbery. Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery? Hipotesis dua arah. Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau strawbery. H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau strawbery. 3. Hipotesis Hubungan (Asosiatif) Hipotesis hubungan adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat sombong. Rumusan masalah : apakah ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong? Ho : tidak ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong. Ha : ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong. 2. Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada pengaruh game online terhadap minat belajar anak. Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak? Ho : tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak. Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak. Sumber dari internet: 1. Kriteria sampel yang baik Suatu mengambil sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti 2) Dapat menentukan presisi dengan cara menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh 3) Sederhana hingga mudah dilaksanakan 4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya (mantra, 2003) Dalam menentukan metode pengambilan sampel dalam penelitian, peneliti harus benar-benar mempertimbangkan besarnya waktu, biaya dan tenaga yang diperlukan dalam penelitian dengan presisi yang diharapkan dari hasil penelitian. Apabila jumlah biaya, tenaga dan waktu telah dibatasi saja semula, peneliti harus berupaya mendapatkan metode pangambilan sampel yang dapat menghasilkan presisi yang tinggi. 2. Pertimbangan penentuan ukuran sampel Menurut Mantra (2003) ada 4 (empat) factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian : 1) Derajat keseragaman (dgree of homogeneity) Makin seragam populasi itu, maka kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi seragam sempurna (completely homogeneous), maka satu elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup representative untuk diteliti. 2) Presisi yang dikehendaki dalam penelitian Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari pencacahan lengkap, dengan asumsi instrument, teknik wawancara, kualitas pewawancara dan lainnya yang digunakan sama. Secara kuantitatif presisi diukur dari standar error. Makin kecil kesalahan baku, makin besar tingkat presisinya 3) Rencana analisis Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan besarnya sampel yang harus diambil. 4) Tergantung pada ketersediaan biaya, tenaga dan waktu 3. Sumber kesalahan sampel 1) Sampling frame error, yaitu kesalahan yang terjadi bila elemen sampel tertentu tidak diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh kerangka sampel 2) Random sampling error (sampling error), yaitu kesalahan akibat danya perdebaan antara hasil sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama. Kesalahan seperti ini juga dapat terjadi karena fluktuasi statistic yang terjadi karena variasi peluang dalam elemen sampel yang dipilih. Kesalahan semacam ini merupakan fungsi dari jumlah sampel. Cara mempekecilnya adalah dengan meningkatkan jumlah sampel. Semakin banyak sampel yang diambil maka kesalahan sampel menurun. 3) Nonresponse error, yaitu kesalahan akibat perbedaan statistic antara survey yang hanya memasukkan mereka yang merespon dan tidak mereka yang gagal (tidak) merespon 4. Tahap pengambilan sampel Sebelum dilakukan pemilihan sampel dengan terlebih dahulu perlu dipahami mengenai unsure sampling dan kerangka sampling. Dalam suatu populasi unsure-unsur/elemen yang diambil sebagai sampel disebut unsure sampling. Unsure sampling diambil dengan menggunakan kerangka sampling. Kerangka sampling (sampling frame) adalah representasi fisik dari objek, individu, kelompok yang sangat penting dalam penentuan sampel. Kerangka sampling merupakan daftar semua unsure sampling dalam populasi sampling. Sebuah kerangka sampling yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut: 1) Harus meliputi seluruh unsure sampel 2) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali 3) Harus up to date 4) Batas-batasnya harus jelas 5) Harus dapat dilacak dilapangan (mantra dan kasto, 1989; mantra 2003) 5. Metode pengambilan sampel teknik samplng Ada dua cara pengambilan sampel. Cara pertama probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling atau sampel probabilitas adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kemungkinan yang sama kepada setiap satuan dari populasi untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan nonprobability sampling setiap anggota sampel tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pilihan terhadap penggunaan sampling apakah menggunakan teknik sampling probabilitas atau no probabilitas sangat tergantung pada kelengkapan sampling frame. Apabila sampling frame telah tersedia, maka dimungkinkan untuk melakukan pilihan teknik sampling probabilitas.