VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Petani tambak memperoleh pendapatan dari usahatani rumput laut per tahun adalah sebesar Rp 20.205.820,00 dengan rerata keuntungan per tahun sebesar Rp 13.245.327,00. Pendapatan usahatani rumput laut per hektar per tahun rata-rata adalah Rp 12.965.282,00 dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp 8.576.475,00. 2. Pendapatan dari usahatani rumput laut memberikan kontribusi sebesar 36,61% pada total pendapatan rumah tangga petani tambak dan merupakan penyumbang pendapatan terbesar dalam pendapatan total rumah tangga petani tambak. Kontribusi tersebut tergolong dalam kategori kontribusi tinggi. 3. Keadaan rumah tangga petani rumput laut dilihat dari segi kemiskinan tergolong rumah tangga tidak miskin diukur menggunakan empat kriteria yaitu menurut kriteria Sayogyo, garis kemiskinan BPS, kriteria Bank Dunia, dan garis kemiskinan FAO. 4. Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani rumput laut menurut kriteria GSR tergolong rumah tangga lebih sejahtera. 5. Nilai tambah industri rumah tangga pengolahan rumput laut menjadi agar kertas adalah Rp 10.425,00/kg dengan rasio nilai tambah 52,13%. B. Saran 1. Usahatani rumput laut menyumbangkan pendapatan terbesar pada total pendapatan rumah tangga petani. Perlu adanya peningkatan kualitas budidaya rumput laut untuk mendukung pertumbuhan rumput laut, dengan demikian diharapkan kuantitas dan kualitas produksi meningkat. Peningkatan kuantitas produksi akan meningkatkan penerimaan petani tambak, sementara peningkatan kualitas akan meningkatkan kandungan gel di dalam rumput laut sehingga harga jual per kilogram turut meningkat. 2. Nilai tambah pada pengolahan rumput laut menjadi agar kertas cukup besar. Perlu peningkatan skala industri pengolahan untuk meningkatkan keuntungan dan penyerapan rumput laut dari daerah setempat. 80