prioritas pendidikan

advertisement
ISSN
2303 - 0852
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi 8
PRIORITAS PENDIDIKAN
Jul - Sept
2014
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Menyiapkan Sekolah
Praktik yang Baik
Jakarta - Untuk mengembangkan sekolah
rujukan yang berhasil dalam menerapkan
pembelajaran dan manajemen sekolah, USAID
PRIORITAS memfasilitasi satu sekolah di tingkat
SD, MI, SMP, dan MTs di setiap kabupaten/kota
mitra menjadi sekolah praktik yang baik atau
good practice school.
Sekolah praktik yang baik adalah sekolah yang
dirancang dan dikembangkan menjadi sekolah
yang dapat menjadi contoh baik dari segi
pembelajaran dan manajemen sekolah. ”Sebagai
tahap awal, kepala sekolah, guru, dan pemangku
Peserta studi banding dari Aceh mengamati proses pembelajaran tematik
kepentingan kabupaten/kota mitra difasilitasi
integratif dengan pendekatan saintifik di SDN Rajamandalakulon 2, Jawa Barat.
melakukan studi banding untuk saling belajar ke
sekolah dan madrasah praktik yang baik lintas
provinsi,” tutur Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS.
Dari hasil studi banding ini, mereka akan membuat rencana implementasi di
sekolahnya. Kemudian kepala sekolah dan seluruh guru akan mendapatkan
pelatihan dan pendampingan secara khusus dalam menerapkan pembelajaran
dan manajemen sekolah yang baik. Pelatihan tersebut akan difasilitasi oleh
para dosen dari 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS. ”Pelibatan para dosen
LPTK agar mereka menjadi lebih dekat dengan sekolah, dan sekolah praktik
yang baik dapat menjadi sekolah tempat praktik mengajar mahasiswa,” kata
Lynne Hill Penasehat Pembelajaran USAID PRIORITAS. Berita lainnya di
halaman 2. (Anw)
Berikan 132.300 Buku ke Sekolah Mitra
BUDAYA baca yang dikembangkan
sekolah dan madrasah mitra USAID
PRIORITAS, diperkuat dengan program
bantuan 132.300 buku bacaan. Setiap
sekolah mitra USAID PRIORITAS kohor 1
dan sekolah mitra LPTK mendapatkan
rata-rata sekitar 150 buku bacaan fiksi dan
nonfiksi.“Buku-buku ini dapat memperkaya
koleksi buku yang kami gunakan untuk
program membaca selama 10 menit di
semua kelas sebelum pembelajaran
dimulai,” kata Suharti, S.Pd, kepala SDN
Gringging 1, Sragen, Jawa Tengah.
Buku-buku yang diterima MTsN
Sementara Drs. Dindin Hardi, kepala SMPN Sukasari, Cimahi, Jawa Barat.
1 Cikoneng, Jabar, memanfaatkan buku
tersebut untuk meningkatkan budaya baca
guru dan siswa di sekolahnya. “Budaya baca juga harus diawali dan
dicontohkan oleh guru sehingga siswa bisa melihat dan mau mengikuti
budaya membaca seperti gurunya,” tukasnya. (Anw)
Peta Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
UNTUK
memperkuat
kapasitas
pemerintah
daerah dalam
merumuskan
program
pelatihan guru
Dr.Mutsyuhito
Mutsyuhito Solin,
Solin,M.Pd
M.Pd, dosen
Dr.
yang tepat dan
Universitas
NegeriNegeri
Medan,
Dosen
Universitas
sistematis, USAID Medan
menjelaskan
PKB.
sedangmetode
menjelaskan
PRIORITAS
mengembangkan modul dan perangkat lunak
program pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB). Program ini untuk
membantu daerah dalam membuat peta
kebutuhan peningkatan mutu guru yang
selanjutnya dituangkan dalam perencanaan
peningkatan mutu guru secara berkelanjutan
dari sisi jenis pelatihan, materi, dan biaya yang
diperlukan berdasar pada data yang akurat.
”Kita akan membantu pemerintah daerah untuk
menganalisis kebutuhan pelatihan guru secara
berkelanjutan sehingga setiap guru dapat
diketahui peta kebutuhan pelatihannya,” kata
Dr. Aos Santosa, Spesialis Tata Kelola dan
Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS.
Beritanya di halaman 3. (Arz)
Kunjungi:
www.prioritaspendidikan.org
PRIORITAS - Nasional
Sekolah Rujukan Pembelajaran dan Manajemen yang Baik
USAID PRIORITAS
membentuk sekolah praktik
yang baik (SPB) atau good
practice school di setiap
kabupaten/kota. SPB ini dipilih
dari satu sekolah mitra SD
dan MI serta satu SMP dan
MTs yang akan menjadi
contoh atau rujukan dalam
implementasi praktik yang
baik dalam pembelajaran dan
manajemen sekolah.
Pemilihan dan seleksi SPB ini
dilakukan oleh tim dosen
LPTK yang selama ini terlibat
dalam program USAID
PRIORITAS. Ada lima aspek
yang menjadi kriteria seleksi,
yaitu kegiatan siswa
menunjukkan pembelajaran
aktif, guru dalam mengajar
menerapkan pendekatan
pembelajaran aktif,
kepemimpinan sekolah
mendukung keberhasilan
pembelajaran, manajemen
sekolah dijalankan secara
akuntabel dan terbuka, serta
peran serta masyarakat yang
terlibat aktif dalam proses
pendidikan di sekolah.
Kunjungan Sekolah
Perwakilan SPB yang terdiri
atas kepala sekolah, guru, dan
komite sekolah, serta
perwakilan pengawas, dinas
pendidikan, Kemenag, dan
dosen LPTK mitra, juga
mendapatkan kesempatan
untuk mengunjungi beberapa
sekolah mitra USAID
PRIORITAS.
Komite MTsN 2 Medan Dr.
Burhanudin yang berkunjung
ke SMPN 8 Purworejo dan MI
Al-Fatah Banjarnegara, Jawa
Tengah, terkesan dengan
keterbukaan pengelolaan
keuangan di sekolah yang
dikunjunginya. ”Di sini, PSM
juga terlibat aktif agar sekolah
dapat mencapai standar
nasional pendidikan,” katanya.
Guru-guru dari SPB Bandung Barat, Jawa Barat, mengamati proses
pembelajaran di SDN 023895 Binjai, Sumatra Utara.
Para dosen
peserta
lokakarya
sedang
berdiskusi
merancang
materi
pengayaan
untuk SPB di
Medan (20/9).
Prof. Dr. Abdul Hamid, dosen
Universitas Negeri Medan,
yang ikut dalam rombongan
juga terkesan dengan
pembelajaran kelas berpindah
(moving class) yang dapat
efektif dilaksanakan SMPN 19
Purworejo. (Kom)
Materi Pengayaan untuk SPB
”Belanja Ilmu”
BUPATI Aceh Jaya Ir Azhar
Abdurrahman berkesempatan
memberikan arahan dan motivasi
kepada rombongan studi banding
sebelum mereka melakukan
kunjungan. “Manfaatkan belanja
pendidikan, belanja pengalaman,
dan ilmu pengetahuan dari
sekolah di sini untuk dibawa
pulang ke daerah kita,” kata
Ir.Azhar
AzharAbdurrahman
Abdurrahman
Ir.
bupati didampingi kepala
Dinas Pendidikan dan
Olahraga serta kepala Kemenag Aceh Jaya.
Bupati menilai program kunjungan ke SPB di Jawa Barat yang
dilakukan guru dan kepala SD, MI, SMP, dan MTs Kabupaten
Aceh Jaya merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Aceh Jaya. “Jangan terlalu banyak belanja material.
Belanja ilmu pengetahuan tentu lebih penting karena tidak
semua pendidik mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di
tengah keterbatasan APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita
sia-siakan anggaran yang telah disediakan oleh USAID
PRIORITAS untuk kegiatan ini tanpa menghasilkan perubahan
di daerah kita,” pesan bupati. (Tkm)
UNTUK memperkuat implementasi pembelajaran aktif di
sekolah praktik yang baik (SPB), USAID PRIORITAS bersama
16 LPTK (lembaga pendidik tenaga kependidikan)
mengembangkan materi pengayaan pelatihan pembelajaran
untuk guru-guru SPB di Medan (17-19/9). Materi yang
dikembangkan di antaranya implementasi pendekatan
saintifik, portofolio, dan integrasi literasi dalam pembelajaran.
”Materi literasi menjadi bagian khusus yang dikembangkan
dalam materi ini. Desainnya akan dibuat lebih praktis, artinya
lebih gampang digunakan oleh guru-guru dalam
mengembangkan budaya baca,” kata Ajar Budi Kuncoro,
Senior Manager Pengembangan LPTK dan Koordinasi dengan
Pemangku Kepentingan USAID PRIORITAS.
Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Dr. H.
Patta Bundu, M.Ed mengatakan penguasaan literasi tidak
hanya berhubungan dengan bahasa Indonesia, tetapi juga
dengan mata pelajaran lain. Ia mencontohkan mata pelajaran
IPA. Banyak konsep IPA yang harus dipahami anak dengan
cara membaca. Anak tidak cukup mampu membaca teks,
namun harus pula mampu memahami konteks bacaan.
”Selama ini banyak kencenderungan IPA dihafal. Ini
disebabkan IPA tidak diajarkan dengan model-model yang
lebih subtansial,” katanya. (Eh)
Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi
website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas,
video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998,
Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email [email protected].
Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
PRIORITAS - Nasional
dikembangkan oleh Kemdikbud dan Kemenag,” kata Dr. Aos
Santosa, spesialis tata kelola dan manajemen pendidikan
USAID PRIORITAS.
Untuk merealisasikan PKB, pada awal September 2014 lalu,
USAID PRIORITAS melaksanakan pelatihan Teacher
Professional Development Analysis & Education Finance Analysis di
Hotel Horison, Semarang, Jawa Tengah (2-5/9). Pelatihan
tersebut diikuti para dosen, guru, kepala sekolah, dan
pengawas yang dipersiapkan untuk membantu kabupaten/kota
dalam mengimplementasikan PKB.
Peserta dilatih melakukan analisis kebutuhan pelatihan guru
(training need assessment-TNA), analisis satuan biaya pelatihan
guru (APBG), dan analisis keuangan pendidikan.
PKB akan membuat semakin jelas peta kebutuhan pelatihan setiap guru.
Petakan Kebutuhan Guru untuk
Tingkatkan Profesionalisme
SETELAH program penataan dan pemerataan guru, tim tata
kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS
mengembangkan program baru untuk membantu pemerintah
daerah dalam merumuskan pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) yang diperuntukkan bagi guru.
”Kita akan membantu pemerintah daerah agar dapat
menganalisis kebutuhan peningkatan profesi guru berbasis
pada data yang tersedia. Kita akan menggunakan data hasil uji
kompetensi guru (UKG), penilaian kinerja guru (PKG), dan
analisis daya serap ujian nasional (UN) untuk dianalisis sebagai
dasar merumuskan perencanaan peningkatan mutu guru
secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendukung
program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
Menurut Penasihat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan
USAID PRIORITAS Dr. Mark Heyward, guru harus dilatih agar
menjadi tenaga profesional. Guru profesional diharapkan
mampu meningkatkan prestasi siswa secara signifikan. “Agar
kualitas guru terjamin, sangat penting dilakukan penilaian
kinerja dan pengembangan profesionalisme guru secara terusmenerus. Sebab, kualitas pendidikan sangat tergantung pada
kualitas guru,” tegasnya.
Lebih lanjut Mark Heyward mengatakan, agar PKB didesain
secara utuh, diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan.
Pelatihan akan menjadi efisien dan efektif jika sebelumnya
dilakukan analisis biaya dan kebutuhan pelatihan. Setelah jenis
dan materi pelatihan diketahui, dibutuhkan anggaran untuk
melaksanakannya. Agar pelatihan dapat dibiayai, maka harus
dilakukan analisis keuangan pendidikan kabupaten. ”Analisisnya
dilaksanakan secara komprehensif agar peningkatan
profesionalisme guru dapat dilaksanakan secara terusmenerus,” terangnya.
(Arz)
“USAID PRIORITAS Bantu Program Kemdikbud”
pendidikan dasar masih cukup rendah.
Nilai uji kompetensi guru pada tahun
2013 rata-rata nasional baru mencapai
47,86 dari skor maksimal 100,” tuturnya
Dian Wahyuni MEd
KEPALA Bidang Pengembangan Profesi
Pendidik Dikdas BPSDMP-PMP
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni
MEd mengapresiasi dukungan USAID
PRIORITAS untuk
mengimplementasikan kegiatan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan untuk guru. Menurut dia,
hal itu sangat membantu pihaknya dalam
memetakan kebutuhan guru untuk
meningkatkan profesionalisme.
”Apalagi, saat ini kompetensi guru
Melihat kenyataan tersebut, Kemdikbud
telah mengembangkan berbagai program
untuk peningkatan profesionalisme guru.
”Bantuan USAID PRIORITAS yang akan
mendampingi kabupaten/kota melakukan
analisis dan perencanaan kegiatan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan akan sangat membantu
Kemdikbud,” katanya.
Kemdikbud sudah menargetkan semua
guru harus sudah mendapatkan sertifikat
pendidik sebagai guru profesional pada
tahun 2015. Sekitar 3 juta guru di
Indonesia diharapkan mampu
memberikan layanan pendidikan
berkualitas. “Namun, kenyataannya,
walaupun banyak guru yang sudah
tersertifikasi, banyak pula yang
profesionalitasnya belum meningkat.
Karena itu, guru perlu diberi bimbingan
dalam pengembangan keprofesian
berkelanjutan,” tuturnya.
Melatih ke Seluruh Indonesia
Berkaitan dengan implementasi
kurikulum 2013, Bu Dian menyampaikan
apresiasinya karena para fasilitator
USAID PRIORITAS juga terlibat melatih
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh
dinas pendidikan, LPMP, dan Kemdikbud
tersebut terkait dengan implementasi
kurikulum 2013 dan peningkatan
kualitas standar proses dalam
implementasi SBSNP (sekolah berbasis
standar nasional pendidikan).
“Saat ini ada sekitar 530 fasilitator
USAID PRIORITAS yang dilibatkan
menjadi narasumber maupun instruktur
nasional dalam pelatihan kurikulum
2013. Puluhan fasilitator lainnya juga
dilibatkan dalam pelatihan LPMP yang
melatih sekolah-sekolah pilot SBSNP
(sekolah berbasis standar nasional
pendidikan) di seluruh Indonesia,” kata
Ruwi Ahmadi, koordinator teknis USAID
PRIORITAS untuk pemerintah.
(Arz/Anw)
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 3
PRIORITAS - Papua
Kemdikbud Gandeng USAID PRIORITAS Perkuat SBSNP
Prof. Dr. Syawal Gulton, kepala BPSDMPK-PMP Kemdikbud, memberi penjelasan tentang pelaksanaan program SBSNP (27/8). Siswa SMP
Swasta Bintang Laut Nias Selatan mempresentasikan cara mendapatkan nilai pi lingkaran di hadapan para kepala LPMP (20/8).
Jakarta - Menindaklanjuti kerja sama
untuk memperkuat implementasi
program sekolah berbasis standar
nasional pendidikan (SBSNP), Pusat
Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP)
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP)
Kemdikbud, dan USAID PRIORITAS
mengadakan sharing pengalaman praktik
yang baik dalam pembelajaran pada acara
rapat koordinasi kepala Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dari
seluruh Indonesia di ruang auditorium
Gedung D Kemdikbud, Jakarta (20/8).
”Kami akan melatih para fasilitator
SBSNP yang dipersiapkan untuk melatih
416 SMP di seluruh Indonesia dalam
melaksanakan program SBSNP untuk
mempercepat pencapaian mutu standar
nasional pendidikan. Sekolah tersebut
akan menjadi rujukan bagi sekolah di
sekitarnya,” kata Kepala PPMP Dr. Bastari
yang juga menjelaskan bahwa SBSNP
merupakan program pilot yang akan
berlangsung selama empat tahun.
Pada acara tersebut juga dipamerkan
contoh keberhasilan pembelajaran aktif
di sekolah mitra USAID PRIORITAS.
Seperti presentasi siswa dari SMPN 5
Cimahi, Jawa Barat, yang menunjukkan
implementasi Hukum Newton III pada
mobil dengan pendorong tenaga angin
serta siswa SMP Swasta Bintang Laut
Nias Selatan, Sumatra Utara, yang
membuktikan cara menemukan nilai pi
dari lingkaran benda-benda yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Presentasi para siswa tersebut berhasil
memukau para undangan yang hadir.
Road Show SBSNP
Sosialisasi program SBSNP pada tingkat
provinsi dilakukan kali pertama di
Media Briefing Bermanfaat
untuk Wartawan
Provinsi Jawa Timur (27/8). Acara yang
bertempat di Universitas Negeri Malang
(UM) itu dihadiri seluruh kepala dinas
pendidikan kabupaten/kota di Jawa Timur,
Rektor UM, Walikota Malang, dan
perwakilan kepala sekolah dan guru.
Stuart Weston, direktur program USAID
PRIORITAS, pada kesempatan itu
menyampaikan gambaran program
USAID PRIORITAS dalam meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.
Kepala BPSDMP-PMP Kemdikbud Prof.
Dr. Syawal Gultom menyambut baik kerja
sama dalam pengembangan SBSNP.
”Kalau ingin melihat Indonesia pada
tahun 2045, lihat yang terjadi di kelas saat
ini. Karena itu, tidak boleh ada guru yang
tidak mendapatkan pelatihan dari
Kemdikbud. Guru harus mampu
memimpin dalam melakukan perubahan
di kelas,” katanya. (Anw)
KEGIATAN media briefing yang dilaksanakan di Jawa Timur (26-27/8), Jawa
Barat (11-12/9), dan Banten (14-15/9) berhasil membuat para wartawan
memahami implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan
manajemen berbasis sekolah. Acara yang diikuti sekitar 37 wartawan itu
dirasakan sangat mendukung tugas mereka dalam meliput bidang pendidikan.
Kegiatan ini juga membuka wawasan wartawan bahwa keberhasilan
pembelajaran dan manajemen sekolah juga memiliki nilai berita.
Pada saat kunjungan ke sekolah, para wartawan dapat melihat langsung
implementasi pembelajaran aktif di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Edy
Yakub, wartawan Kantor Berita Antara Jawa Timur mengaku senang dengan
proses pembelajaran yang dilihatnya di kelas. ”Siswa juga mengatakan lebih
menyukai model pembelajaran aktif ini,” katanya setelah mengunjungi SMP Lab
Universitas Negeri Malang dan SMPN 4 Malang, Jawa Timur.
Yunita, wartawan Kompas, dan Nurkozim, wartawan
Radar Bojonegoro, mempresentasikan hasil diskusi
MBS kelompoknya dalam media briefing di Malang.
Agus Mustawan dari Radar Kuningan juga terkesan dengan pembelajaran dan
program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1 Cimahi, Jawa Barat. Sebagai
tindak lanjut kegiatan ini, para wartawan berkomitmen untuk menulis praktikpraktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah untuk
menyebarluaskan keberhasilan tersebut agar menjadi contoh yang baik atau
inspirasi bagi para pembacanya. (Kom)
4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
PRIORITAS - Nasional
Rp 7.568.000.000, sedangkan USAID
membantu Rp 1.420.000.000.
Implikasi kebijakan dari hasil penelitian
ini di antaranya sangat penting untuk
mendukung peran fasilitator daerah
dalam memfasilitasi pelatihan dan
mendampingi sekolah. Implementasi
pembelajaran yang baik juga harus
dilakukan secara berkelanjutan karena
perubahan adalah sesuatu yang tidak
pernah selesai.
Pelaksanaan diseminasi program USAID PRIORITAS di daerah mitra DBE berhasil meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yang membudayakan pembelajaran aktif.
Program Diseminasi Berdampak Nyata
Hasil Studi Diseminasi Prof. Robert Cannon
Jakarta- Prof. Robert Cannon, peneliti
bidang pendidikan dari Australia, bersama
Rina Arlianti dan Idha Riu melakukan
studi pelaksanaan program diseminasi
dan keberlanjutan program di lima
daerah mitra decentralized basic education
(DBE) yang saat ini dikembangkan
USAID PRIORITAS. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi kasus
yang dilaksanakan di Deli Serdang,
Sumatera Utara, Pasuruan, dan Sidoarjo
di Jawa Timur, serta Pinrang dan Pangkep
di Sulawesi Selatan. Setiap daerah diambil
empat sekolah dan madrasah sebagai
sampel.
Tim peneliti juga mengunjungi
Labuhanbatu, daerah mitra USAID
PRIORITAS yang melaksanakan
akselerasi di seluruh kecamatan dengan
dana APBD.
Pelaksanaan studi ini bertujuan untuk
(1) mengukur penyebarluasan diseminasi
dan keberlanjutan program di daerah
mitra DBE, (2) memaparkan dampak dari
program diseminasi, (3) membuat
rekomendasi untuk pelaksanaan program
diseminasi.
Fokus tim peneliti sebagian besar pada
penyebaran pendekatan pembelajaran
aktif untuk sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Temuan mereka
sangat menarik. Sebagai contoh,
penyebaran pembelajaran aktif di daerah
mitra DBE terus berkembang. Dalam
rentang waktu enam bulan (Oktober
2013-Maret 2014), ada 3.465 sekolah dan
13.933 guru yang telah mendapatkan
diseminasi program. Angka ini bisa jauh
lebih tinggi karena ada penyebaran yang
cukup besar di sekolah-sekolah lainnya
dan di antara sekolah-sekolah gugus.
Temuan penelitian lainnya adalah tingkat
kepuasan yang sangat tinggi dengan
perubahan pada siswa, guru, kepala
sekolah, dan komite sekolah. Hasil belajar
siswa dan perubahan positif dalam sikap,
motivasi, dan keterampilan sosial juga
meningkat. Ditemukan juga adanya
indikasi yang kuat dari tanggung jawab di
tingkat daerah, rasa memiliki terhadap
program, kebanggaan, dan
antusiasme untuk perbaikan yang
telah dibuat dari kemitraan
USAID PRIORITAS dengan
pemerintah daerah dalam
program diseminasi.
Tim peneliti juga merekomendasikan
bahwa program diseminasi USAID
PRIORITAS sudah di jalur yang benar.
Keberhasilannya, yaitu dapat
meningkatkan kapasitas para fasilitator
daerah untuk membantu peningkatan
mutu pendidikan di daerahnya,
menunjukkan keberhasilan pembelajaran
yang dicapai sebuah sekolah kepada
sekolah lainnya. Termasuk melibatkan
pemangku kepentingan untuk
memberdayakan fasilitator daerah dalam
menjaga keberlanjutan program.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
Kemdikbud Hamid Muhammad Ph.D
menyambut positif hasil penelitian ini.
Menurutnya, lembaga-lembaga donor
lainnya juga perlu mendapatkan hasil
penelitian ini untuk mendapatkan
referensi dalam memperkuat
pelaksanaan program diseminasi
penyebaran praktik-praktik yang baik
untuk sekolah-sekolah di Indonesia.
(Ida/Rin/Anw)
”Hasil ini di luar ekspektasi kami.
Sering kami temukan setelah
program selesai, maka dampak
program juga selesai. Tetapi,
temuan kami jauh berbeda,” kata
Prof. Robert Cannon saat
mempresentasikan hasil penelitian
tersebut di hadapan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar
Kemdikbud Hamid Muhammad
Ph.D (26/6).
Salah satu indikator dari tingginya
rasa memiliki dan tanggung jawab
pemerintah daerah terhadap
program ialah adanya sharing
pendanaan program diseminasi.
Pada rentang bulan Juli 2013
sampai Maret 2014, pemerintah
daerah telah mengeluarkan dana
untuk program diseminasi sekitar
Laporan studi pelaksanaan diseminasi
diunduh
dan keberlanjutan program ini dapat
rg.
an.o
melalui prioritaspendidik
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 5
PRIORITAS - Provinsi
proses pembelajaran di
sekolah.
ABK yang didampingi oleh orang tua dan guru.
Guru Bimbingan Khusus
di Pidie Perdalam Teknik
Inklusif
Pidie, Aceh - Dinas Pendidikan
Kabupaten Pidie bersama USAID
PRIORITAS melatih 100 guru bimbingan
khusus (GBK) yang mewakili 90 sekolah
inklusif di Kabupaten Pidie (81 SD dan 9
SMP). Mereka mendapatkan pendalaman
teknik khusus dalam melayani anak
berkebutuhan khusus (ABK) dalam
Kabid Dikdas H. Ruslan,
S.Pd menegaskan bahwa
dalam dunia pendidikan,
terutama kurikulum 2013,
tidak membedakan
kondisi fisik anak untuk
memperoleh pendidikan
yang layak. ”Kurikulum
2013 mengedepankan
sikap dan moral anak
didik, tidak membedakan
kondisi fisik anak.
Kurikulum ini
memberikan kebebasan
dan menghargai
perbedaan,” katanya.
Tarmizi, guru SDN Cot
Glumpang, menyatakan
pentingnya pendidikan
inklusif bagi masyarakat
yang memiliki anak ABK.
“Pendidikan inklusif merupakan harapan
masyarakat agar ABK dapat bersekolah
di sekolah reguler. Manfaatnya dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat luas,
khususnya mereka yang mempunyai
anak berkebutuhan khusus. Setelah
mengikuti pelatihan ini, sekolah dapat
menyelenggarakan pendidikan inklusif di
sekolah agar ABK tidak lagi berdiam diri
di rumah,” jelas Tarmizi.
Selama 3 hari para peserta memperoleh
berbagai materi pelatihan. Misalnya,
landasan hukum pendidikan inklusif,
konsep pendidikan inklusif, melayani
perbedaan individu dalam pembelajaran,
gender di sekolah, profil peserta didik
berkebutuhan khusus (ABK),
manajemen kelas inklusif, dan sistem
pembelajaran ABK. Selain itu, peserta
akan diajak untuk mengunjungi salah
satu sekolah inklusif selama setengah
hari pada hari kedua untuk
mendapatkan gambaran praktik yang
baik pelaksanaan sekolah inklusif di
Pidie.
“Kita berharap dinas pendidikan dapat
mendampingi GBK agar mereka tetap
semangat meningkatkan kapasitasnya.
Bagi sekolah yang memiliki banyak ABK,
dapat mengusulkan untuk diterbitkan
surat keputusan Sekolah Penyelenggara
Inklusif agar sekolah dapat mengakses
dukungan dana dari Direktorat PK-LK
Kemdikbud,” tutur Spesialis Inklusi dan
Gender USAID PRIORITAS Wiwit Sri
Arianti.
(Tkm)
Dinas Pendidikan Aceh dan LPTK
Bahas Implementasi K13
Banda Aceh, Aceh - Sebanyak 20
peserta dari 4 LPTK (lembaga
pendidikan tenaga kependidikan)
konsorsium USAID PRIORITAS yang
terdiri atas para rektor dan dekan
melakukan pertemuan konsorsium
untuk berbagi pengalaman dalam
pelaksanaan perkuliahan yang dikaitkan
dengan pelaksanaan kurikulum 2013
(K13) bersama Dinas Pendidikan Aceh
(11/8).
Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan yang
menjadi pembicara pada kegiatan
tersebut menjelaskan bahwa K13 bukan
sesuatu yang baru. Dindik sendiri sudah
melatih 2.880 guru pada tingkat SMP dan
2.440 guru tingkat SMA/SMK. Untuk
tingkat SD, telah dilatih 20.000 guru oleh
LPMP Aceh. Guru yang telah dilatih
adalah guru yang sudah mengajar di
sekolah. “Kami membutuhkan dukungan
LPTK untuk menyinergikan antara
sekolah dan LPTK sebagai pencetak
calon guru,” ujar Nailul Authar, Kabid
Pendidikan Menengah Dindik Aceh.
Sementara itu, Rektor Universitas
Muhammadiyah
Aceh Drs.
Muharrir Asari,
M.Ag
mengapresiasi
pertemuan
konsorsium
tersebut.
Kelompok Universitas Jabal Ghafur (Rektor, PR, Dekan FKIP) saat
Menurut dia,
pertemuan LPTK konsorsium Provinsi Aceh. Universitas ini baru saja
penting untuk
berbagung menjadi LPTK konsorsia mitra USAID PRIORITAS.
mengetahui apa
pemahaman dan pelatihan tentang K13.
yang terjadi saat
Jangan nanti setelah guru dihasilkan oleh
ini di sekolah guna meningkatkan calon
LPTK tidak mampu
guru yang masih belajar di bangku
mengimplementasikan K13 di sekolah
perkuliahan. “Pertemuan dengan dinas
sehingga LPTK disalahkan,” katanya.
pendidikan untuk mengetahui kondisi
terkini tentang pembelajaran di sekolah.
Dalam sesi diskusi, dinas pendidikan
LPTK sebagai lembaga pencetak guru
berharap LPTK memfasilitasi
diharapkan tidak tertinggal dengan yang
mahasiswanya untuk dapat mengajar
telah berjalan di sekolah,” katanya.
menggunakan pendekatan pembelajaran
Rektor Universitas Jabal Ghafur Aceh
aktif yang sejalan dengan penerapan K13,
Prof. Dr. Bansu I Ansari, M.Pd sependapat terutama saat mahasiswa PPL. Diskusi
dengan rektor Unmuha. Menurut dia,
dilanjutkan dengan berbagi pengalaman
implementasi K13 harus diketahui secara dalam proses belajar mengajar masingmenyeluruh oleh dosen LPTK agar
masing LPTK dalam menerapkan
LPTK tidak disalahkan setelah mencetak
pembelajaran aktif. (Tkm)
guru. “Seluruh dosen perlu diberi
6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
PRIORITAS - Provinsi
Guru Kelas Awal Wamena, Belajar Metode Calistung
buku paket kontekstual Papua (BPKP)
yang dikembangkan oleh YKW.
Fasilitator pelatihan berasal dari tim
yang dikoordinasi oleh STKIP Wamena
yang berada di bawah manajemen
YKW Wamena.
“Pelatihan ini membuat saya bisa
dengan mudah mengajar anak-anak
membaca dan menghitung, sudah
dicontohkan juga cara pengucapan
Soleman Haluk, guru SD YPPGI Pugima, menyanyi lagu Satu-Satu dengan gerakan seperti panduan
setiap huruf,” ujar Pak Petrus, guru SD
yang ada di BPKP. Peserta pelatihan mengamati pembelajaran di kelas yang memanfaatkan BPKP.
YPPK Elagaima, Wamena. Lebih lanjut
Martijn van Driel, konsultan YKW yang
mengembangkan buku paket kontekstual
Wamena, Papua - Mulai Agustus 2014, USAID RIORITAS
Papua menjelaskan, “Penggunaan bahasa Indonesia oleh guru
yang bekerja sama dengan YKW (Yayasan Kristen Wamena)
dalam pembelajaran sangat sulit dimengerti anak secara baik.
dan Yasumat (Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil)
Mereka lebih bisa mengerti bila menggunakan bahasa mereka
mengembangkan pelatihan untuk guru kelas awal. Pelatihan
sehari-hari. Atas kondisi itulah, buku panduan pembelajaran
difokuskan untuk melatih guru kelas awal mampu mengajar
kelas awal ini dibuat.” (Sds)
membaca, menulis, dan menghitung. Pelatihan menggunakan
Mantri dan Polisi Ikut Mengajar
di Sekolah Pedalaman Yahukimo
Sebagian besar wilayah
Yahukimo adalah
pegunungan yang hanya
dapat diakses dengan
menggunakan pesawat
kecil atau berjalan kaki
Ibu Ester sedang melatih calon guru pendamping di
dalam waktu yang cukup lama.
sekolah pedalaman Yahukimo.
Dari empat suku besar di
Yahukimo, hanya Suku Momuna
Yahukimo, Papua - “Yang paling sulit
yang relatif menempati daerah dataran,
bagi kami adalah mendidik anak yang
sedangkan Suku Yali, Hubla, dan Kimya
minat sekolahnya tidak ada. Orang
berada
di pegunungan yang sulit
tuanya tidak peduli anaknya sekolah atau
dijangkau.
“Masyarakat Yahukimo setiap
tidak. Ada kalanya anak diajak orang
hari
menggunakan
bahasa sukunya
tuanya pergi ke kebun dalam waktu lama
masing-masing,
jadi
sangat sulit mengerti
dan tentu saja membuat si anak tidak
bagi
anak-anak
untuk
mengerti apabila
sekolah,” kata seorang mantri kesehatan
guru mengajar dengan bahasa pengantar
dari Distrik (Kecamatan) Ninia,
bahasa Indonesia,” demikian alasan Ibu
Yahukimo, yang dilatih Yayasan Sosial
Ester memilih menggunakan Buku Paket
untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat)
Kontekstual Papua (BPKP) yang
menjadi seorang pengajar.
dikembangkan YKW untuk menyiasati
Yasumat memang terpaksa meminta
cara mengajar yang dianggap efektif bagi
mantri kesehatan ini mengajar di sekolah guru di sekolah pedalaman.
mitranya yang ditinggalkan oleh guru
yang seharusnya mengajar. “Kami melatih Manfaatkan Guru Pendamping
Yasumat melalui tim guru pendamping
bukan saja mantri atau polisi untuk
melatih para guru baik PNS, honorer, dan
mengajar. Sebagian besar guru
sukarelawan yang betah berada di sekolah
pendamping yang kami rekrut adalah
pedalaman. Secara perlahan tim pelatih
sukarelawan yang hanya berpendidikan
membimbing menggunakan BPKP dalam
formal sampai SMP,” imbuh Ibu Ester
pembelajaran. “Kita tahu mereka
Magho Naga, direktur Yasumat yang
sebenarnya bukan guru, jadi harus
menjadi mitra USAID PRIORITAS dalam
diberikan bimbingan secara perlahan agar
mendukung upaya peningkatan mutu
mereka dapat memahami betul setiap
pendidikan di Yahukimo, Papua.
bahasan dalam setiap RPP isi buku itu,”
demikian penjelasan Ibu Antonieta,
koordinator pelatihan guru Yasumat. Target
pelatihan difokuskan pada pemahaman dan
kemampuan para guru menggunakan
BPKP dalam pembelajaran dan bukan pada
target lamanya hari pelatihan.
Selain melatih guru pedalaman, guru
pendamping akan berada di kampungkampung tempat sekolah mitra. Sekolahsekolah mitra telah dibagi dalam kluster
tertentu yang terdiri atas sekolah yang
berdekatan. Di setiap kluster ditempatkan
seorang guru pendamping. Secara periodik
guru pendamping akan memantau dan
mendampingi para guru melaksanakan
hasil pelatihan dalam pembelajaran.
Pemerintah Kabupaten Yahukimo
memberikan apresiasi kepada Yasumat
yang telah membantu pemerintah dalam
pembangunan pendidikan dengan
membangunkan SMP dan SMA beserta
bangunan asramanya untuk dikelola
Yasumat. “Sekolah ini difokuskan untuk
menampung tamatan sekolah mitra
Yasumat yang berada di kampungkampung terpencil. Pemerintah daerah
telah membangun sekolah dan memulai
pembangunan asrama siswa agar mereka
dapat meneruskan sekolahnya,” jelas
Bapak Deleng Magayang, pelaksana tugas
(Plt) kepala Dinas Pendidikan dan
Pengajaran Yahukimo.
(Sds)
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 7
PRIORITAS
PRIORITAS -- Provinsi
Provinsi Aceh
Hasil Program Percepatan di
Labuhanbatu Mengesankan
untuk meningkatkan layanan pendidikan,” tambahnya.
Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar,
M.Pd mengatakan, pihaknya fokus untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui program percepatan. Secara bertahap guru
SD dan SMP dilatih dan dikembangkan kemampuannya. “ Tahun
2016 kami tinggal melakukan program penguatan karena
semua guru telah selesai dilatih. Harapannya, Labuhanbatu bisa
berprestasi di tingkat provinsi dan nasional,” terangnya.
Tiominar, S.Pd, guru SDN 112050 Sidodadi, Pangkatan,
mengakui perubah signifikan yang dirasakannya. Setelah
mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari fasilitator,
kemampuannya mengajar meningkat drastis. Ia sudah bisa
merancang pembelajaran yang menyenangkan dan membuat
siswa belajar aktif .”Saya sendiri tidak menyangka bisa mengajar
seperti ini,” ucapnya. (Eh)
Bupati Labuhanbatu dr.Tigor Panusunanan Siregar, Sp.PD mendapat
penjelasan tentang penggunaan media pembelajaran sistem tata surya
dari dua siswa SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu.
Rantauprapat, Sumatra Utara - Program percepatan
perluasan program USAID PRIORITAS di Labuhanbatu
menunjukkan hasil yang mengesankan. Dua kecamatan
sasaran, Pangkatan dan Panei Hulu, berhasil
mendemontrasikan perubahan positif. Semua produk
keberhasilan itu dipamerkan dalam acara Lokakarya
Keberhasilan Program Akselerasi Labuhanbatu di
Ballroom Hotel Suzuya, Rantauprata, Labuhanbatu.
Bupati Labuhanbatu dr. H. Tigor Panusunan Siregar
mengapresiasi kinerja sekolah-sekolah sasaran program
percepatan. Ia puas dengan hasil yang ditujukkan. Bupati
juga meminta guru dan kepala sekolah sasaran menjaga
hasil baik yang sudah diperoleh.” Semua produk
pembelajaran ini menunjukkan bahwa kita bisa menjadi
bangsa yang percaya diri,” katanya.
Lebih lanjut bupati mengatakan pemerintahannya
berkomitmen menyediakan layanan pendidikan
berkualitas. Pemerintahnya menargetkan pada tahun
2015 semua guru di Labuhanbatu sudah mendapatkan
pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS. ”
Tahun depan kami akan alokasikan 30 persen APBD
No
Rumusan tindak lanjut untuk menjamin mutu pendidikan di
Kabupaten Labuhanbatu
1
Sampai 2015 semua kecamatan (9 kecamatan) di Labuhanbatu akan
mendapatkan program akselerasi USAID PRIORITAS. Sampai tahun 2014
sudah lima kecamatan yang sedang mendapatkan program akselerasi. Sisa 2
kecamatan berikutnya di tahun 2015.
2
Akan dibuat rencana pereaturan daerah untuk penjaminan mutu pendidikan di
Labuhanbatu.
3
Sebanyak 9 KUPT akan melakukan MOU (komitmen mengikat) dengan Kepala
Dinas Pendidikan untuk mengawal dan mengimplementasikan program
akselerasi USAID PRIORITAS di masing-masing kecamatan.
4
Sebanyak 9 KUPT dengan Kepsek akan membuat MOU untuk
implementasikan program akselerasi.
5
Akan dibentuk tim monitoring dan evaluasi yang melibatkan stakeholder
untuk memonitoring program akselerasi USAID PRIORITAS.
6
Ke depan akan dilakukan showcase program akselerasi USAID PRIORITAS di
setiap kecamatan dengan melibatkan banyak masyarakat dan orang tua siswa.
Kegiatan akan dilakukan di lapangan terbuka atau di sekolah yang memiliki
lapangan yg luas.
7
Semua kegiatan point 1 s/d point 6 akan menggunakan dana APBD.
Berkunjung ke Blitar, Sulsel Tertarik
dengan Inovasi Kepala Sekolah
Jawa Timur - Sebanyak 80 peserta
studi banding yang terdiri atas guru,
kepala, sekolah, pengawas, dan
pemangku pendidikan yang terpilih dari
Kabupaten Wajo, Maros, dan Bantaeng
menimba ilmu ke Jatim. Rombongan
diikuti kepala Dinas Pendidikan Maros,
Kabid Mapenda Kemenag Bantaeng, dan
beberapa pejabat lainnya.
Mereka memulai studi banding di
beberapa sekolah mitra USAID
PRIORITAS di Blitar, yaitu SDN
Kalipang 1, SDN Kebonduren 1, MTsN
Jambewangi, dan SMPN 1 Sanankulon
(10/9). Keesokan harinya, rombongan
melanjutkan kunjungan ke Sidoarjo.
Mereka mengunjungi SD Hangtuah X,
SDN Sedatigede 2, MTs Nurul Huda,
dan SMPN 5 Sidoarjo.
Para peserta yang mengikuti
studi banding merasakan manfaat
yang luar biasa setelah
mengamati sekolah-sekolah di
Blitar dan Sidoarjo. Bahkan,
beberapa di antaranya berjanji
akan mengadopsinya untuk
sekolah mereka sendiri.
Peserta study visit dari Makassar saat mengamati
pembelajaran yang dilakukan di perpustakaan di SD
Hangtuah X, Juanda, Sidoarjo.
Anshar Salam, kepala bidang
kurikulum Maros, yang ikut dalam
rombongan tersebut juga memberikan
apresiasi besar terhadap inovasi kepala
sekolah dengan konsep kepemimpinan
kolektif yang diterapkan di SD
Kebonduren 1. Untuk memberi rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki
8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
terhadap sekolah, kepala sekolah
menerapkan prinsip bahwa semua guru
adalah kepala sekolah. “Hal ini agak
sulit diterapkan di Sulsel. Tapi, praktik
terbaik ini akan kami coba share sebagai
pengalaman terbaik nantinya di tempat
kami,” katanya. (Jib/Dkd)
PRIORITAS - Provinsi
Berbagi Praktik Budaya Literasi di Sekolah Mitra LPTK
Bandung, Jawa Barat - Calon guru di
perguruan tinggi perlu membangun
keterampilan mendorong budaya baca di
sekolah. Guru hendaknya mampu
mengitegrasikan pendidikan literasi
dalam setiap mata pelajaran dan
pembelajaran literasi bagi siswa
hendaknya bersifat praktik dan
menyenangkan. Hal itu disampaikan Prof.
Sumaroto, ketua LPPM UPI Bandung,
pada pertemuan sekolah lab dan mitra
UPI dan UIN Bandung (20/9).
Pertemuan tersebut diikuti 60 orang
yang terdiri atas kepala sekolah, komite
sekolah, guru, dan dosen dari 18 sekolah
mitra, UPI, serta UIN Bandung.
Chaerul Rochman, spesialis
pengembangan LPTK USAID
PRIORITAS Jawa Barat, mengatakan
bahwa rapat kerja ini dimaksudkan
untuk evaluasi dan perencanaan
program. "Selain itu, kami mencoba
mengidentifikasi praktik yang baik di
perguruan tinggi dan sekolah mitranya
untuk persiapan showcase awal tahun
depan," ujarnya.
"Beragam karya siswa
sangat membanggakan
kami," kata Yusuf
Suparlan, guru SMPN 3
Lembang. Ia
menggambarkan
tingginya kreativitas
siswa saat diberi tugas
membuat bangun
benda dengan
menggunakan barang
bekas. "Guru juga
Para kepala sekolah dan guru sekolah lab dan mitra UPI dan UIN
sudah terbiasa
membuat lembar kerja Bandung berbagi praktik yang baik mengembangkan budaya
yang mendorong siswa literasi di sekolahnya.
kreatif," tambah Yusuf.
Tendi Setiadi, guru MTsN 2 Kota
Tyas Ayu, guru SDN 1 Gegerkalong,
Bandung,
mengaku gembira dengan
menyampaikan saat siswa membuat
strategi
USAID
mendorong literasi di
poster bertema 'berbeda itu indah,'
madrasah.
"Kami
akui budaya baca di
awalnya siswa cenderung imitatif. "Kami
madrasah
masih
rendah,
bahkan di
kemudian bekerja sama dengan komite
kalangan
guru
sekalipun.
Maka,
program
membuat alat peraga yang berupa kincir
USAID
PRIORITAS
yang
fokus
pada
air. Siswa tampak mendapat inspirasi dan
literasi
menjadi
amat
penting
bagi
terpicu kreativitasnya," tuturnya.
madrasah," tegasnya. (Ds)
20 Miliar untuk Diseminasi Program USAID PRIORITAS
Medan, Sumatra Utara - Sepuluh
kabupaten/kota mitra USAID
PRIORITAS di Sumut sepakat
mengalokasikan dana Rp 20 miliar untuk
melakukan program perluasan
(diseminasi). Program ini bertujuan
memperluas jangkauan layanan
pendidikan bermutu untuk tahun 2015.
Impelementasi program ini sepenuhnya
dibiayai oleh pemerintah kabupaten/kota
melalui APBD dan BOS (biaya
operasional sekolah).
Kesepakatan ini merupakan hasil
Lokakarya Perencanaan Program
Diseminasi USAID PRIORITAS di
Ballroom Hotel Aryaduta, Medan, yang
diikuti Medan, Langkat, Binjai, Deli
Serdang, Tebing Tinggi, Tanjungbalai,
Labuhanbatu, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Sibolga, dan Nias Selatan.
Kabupaten seperti Deli Serdang, Tebing
Tinggi, Labuhanbatu, dan Nias Selatan
bahkan mengalokasikan dana diseminasi
dari APBD di atas Rp 1 miliar.
Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu
Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan,
pihaknya telah mengalokasikan Rp 3,2
miliar untuk diseminasi tahun 2014.
Implementasi akan dilaksanakan dengan
pendekatan
pengembangan
kecamatan.
Tahun ini
pihaknya
sedang
mengembangkan dua
kecamatan
baru. Di
Labuhanbatu
terdapat 9
kecamatan.
Perwakilan dari Tapanuli Utara mempresentasasikan rencana kerja program
“Kami
diseminasi di daerahnya. USAID PRIORITAS menggelar Lokakarya
targetkan pada Perencanaan Program Diseminasi USAID PRIORITAS untuk memperluas
tahun 2015
jangkauan pendidikan berkualitas.
seluruh
kecamatan
Diseminasi ini diyakininya bisa
sudah selesai kita kembangkan. Jadi, pada mempercepat pencapaian misi gubenur
tahun 2016 kita tinggal fokus pada
Sumatra Utara untuk meningkatkan daya
penguatan. Melalui pengembangan ini,
saing SDM Sumut. Pihaknya juga
kami berusaha agar mutu pendidikan di
berusaha untuk mendorong perluasan
Labuhanbatu unggul di tingkat provinsi
program USAID PRIORITAS ke banyak
dan nasional,” ungkapnya.
kabupaten/kota lain melalui APBD. “Kami
Kepala Bidang Perencanaan Sumberdaya
meminta USAID PRIORITAS melakukan
Manusia (SDM) dan Sosial Budaya
koordinasi dengan bappeda provinsi
Bappeda Provsu Ir. Syahrial Pulungan,
untuk melakukan perencanaan
M.Si mendukung pelaksanaan program
selanjutnya,” tegasnya. (Eh)
diseminasi.
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 9
PRIORITAS - Provinsi
Diseminasi di Unswagati
Para dosen FKIP Unswagati Cirebon menunjukkan hasil kerja kelompok.
Cirebon, Jawa Barat - USAID
PRIORITAS melaksanakan pelatihan
pembelajaran aktif dengan pendekatan
saintifik sesuai kurikulum 2013 untuk
para dosen Unswagati Cirebon.
Pelatihan itu diikuti 50 dosen fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP)
selama tiga hari (16-18/9).
Prof. Dr. Abdul Rozak, dekan FKIP
Unswagati, menjelaskan bahwa pihaknya
sengaja meminta para dosen dilatih oleh
USAID guna mengoptimalkan
implementasi kurikulum 2013 yang
gencar disosialisasikan oleh Kemdikbud.
“Kami ingin membekali dosen dengan
pengalaman praktik pembelajaran di
sekolah menggunakan pendekatan
kurikulum 2013,” ujar Prof. Rozak.
“Ini praktik pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan bagi dosen karena
terasa ringan dan tidak melelahkan.
Siswa lebih aktif
dan mereka
menyukainya,
sampai-sampai
beberapa di antara
kami lupa waktu
dalam praktik
mengajar di
sekolah” kata
Subali Noto,
dosen matematika.
Untuk dosen,
pelatihan dan
praktik mengajar ini adalah sebuah
refleksi dan upgrading. Bagi dosen yang
tidak berlatar belakang pendidikan, ini
adalah sesuatu yang baru dan
menyenangkan. “Pengelolaan kelas yang
bervariasi, aktivitas siswa secara
individual, berpasangan, hingga
berkelompok, lembar kerja yang
menuntut kreativitas siswa, dan
dibukanya kesempatan siswa untuk
bertanya, itu semua benar-benar
mengasyikkan baik bagi siswa maupun
bagi guru. Saya yakin para mahasiswa,
sebagai calon guru pun akan menyukai
model pembelajaran ini,” kata Mira
Nuryanti, dosen bahasa Indonesia.
“Pelatihan ini menyadarkan kekeliruan
kami selama ini dalam melaksanakan
perkuliahan. Bagaimana kita bisa
mencetak calon-calon guru yang inovatif
dan kreatif di lapangan bila perkuliahan
masih dilaksanakan secara
konvensional,” kata Bela Nurzaman,
ketua jurusan bahasa Indonesia.
Pelatihan untuk Dosen LPTK Mitra
Sementara di Banten, Drs. Rohman, M.A,
dosen bahasa Inggris IAIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten,
memberikan tanggapan positif atas
pelatihan modul 2 yang diikutinya. ”Kami
sangat terbantu dengan berbagai variasi
pendekatan pembelajaran di kelas. Ini
memperkaya jurus mengajar kami,”
ujarnya.
Ia mengatakan, transformasi jurus
mengajar tersebut kepada mahasiswa
akan membuat mereka lebih siap
mengajar dengan pendekatan
pembelajaran aktif.
Pelatihan Modul 2 tingkat SMP/MTs bagi
para dosen konsorsium LPTK di Banten
itu dihadiri 60 dosen dari konsorsium
enam LPTK, yaitu Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (Untirta), IAIN Sultan
Maulana Hasanuddin, Universitas
Mathlaul Anwar (Unma), Universitas
Banten Jaya (Unbaja), STKIP Setiabudi,
dan Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) (1-30/9). Para peserta
diberi kesempatan untuk praktik
mengajar di SMPN 16, SMPN 20, dan
MTs Ar-Rahmaniyah. Pelatihan ini juga
dilaksanakan di seluruh LPTK mitra
USAID PRIORITAS di 7 provinsi.
(Ds/Nic)
Pemprov Banten Sepakat Diseminasi
Serpong, Banten - Seluruh daerah mitra USAID
PRIORITAS di Provinsi Banten sepakat untuk melaksanakan
program diseminasi di daerahnya masing-masing. Hal ini
terungkap dalam lokakarya diseminasi USAID PRIORITAS
Provinsi Banten di Hotel Ara, Rabu (10/9). Diseminasi adalah
kegiatan replikasi program USAID PRIORITAS yang meliputi
pelatihan serta pendampingan ke sekolah dan madrasah
dengan memanfaatkan anggaran daerah.
“Kami di Pandeglang telah mengagendakan kegiatan
diseminasi yang bersinergi dengan program atau kegiatan di
dinas pendidikan dengan total dana Rp 4,2 miliar pada 2014.
Kami tinggal action,” ungkap Kasi Kurikulum SMP Dinas
Pendidikan Pandeglang Warso, M.Pd.
Daerah lain pun sama. “Di Kabupaten Serang, kami
menganggarkan Rp 800 juta untuk pembinaan MBS,
pengembangan pembelajaran kontekstual, dan
pendampingannya,” ujar Dra. Hj. Elis Yulaeti M.Pd, Kabid
Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, dalam
kesempatan yang sama.
Lokakarya tersebut diselenggarakan selama 2 hari dan
10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
melibatkan perwakilan
dinas pendidikan, Kantor
Kemenag, dan bappeda dari
5 kabupaten/kota di
Provinsi Banten. Kabupaten
Serang dan Kabupaten
Pandeglang adalah daerah
mitra USAID PRIORITAS
sejak 2012. Tiga daerah lain,
yaitu Kabupaten Lebak,
Kota Cilegon, dan Kota
Tangerang merupakan
mitra USAID DBE.
Rukman Tedy, M.Pd.I, sekretaris
Dinas Pendidikan Provinsi Banten
Rukman Tedy MPdI, Sekretaris
Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
Dinas Pendidikan Provinsi Banten juga mengapresiasi dan
mendukung kegiatan diseminasi. Kegiatan yang tidak bisa
dilaksanakan oleh kabupaten/kota karena keterbatasan
anggaran dapat diusulkan kepada dinas pendidikan provinsi.
Dinas pendidikan provinsi lantas menyelenggarakan kegiatan
tersebut dengan melibatkan kabupaten/kota terkait. “Kami
siap membantu,” tegas Rukman Tedy, MPdI, sekretaris Dinas
Pendidikan Provinsi Banten. (Nic)
PRIORITAS - Provinsi
Hosne Ara Begum, Joint Secretary Ministry of Education Bangladesh (berbaju merah) dan Mimy Santika (USAID Indonesia), serta
rombongan dari USAID Bangladesh saat mengunjungi MI Kalibenger, Sumowono, Semarang.
Bangladesh Belajar Pengelolaan Madrasah di Indonesia
Jawa Tengah - Pembelajaran dan
manajemen madrasah di Indonesia
menjadi daya tarik tersendiri bagi
rombongan dari Bangladesh. Rombongan
yang berjumlah 14 orang itu terdiri atas
USAID Bangladesh, Kementerian
Pendidikan Bangladesh, dan pemangku
kepentingan pendidikan di Bangladesh.
Perwakilan Kementerian Agama di
Jakarta dan USAID Indonesia juga ikut
mendampingi dalam kunjungan tersebut.
“Kami tertarik dengan pola integrasi
pendidikan madrasah di Indonesia.
Khususnya integrasi pendidikan agama
dan pendidikan umum,” jelas ketua
rombongan dan perwakilan dari USAID
Bangladesh, Muhammad Shahidul Islam.
Kunjungan yang dilaksanakan selama 5
hari itu (15-19/9) diawali dengan
pertemuan dengan Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Jawa Tengah Drs. Khairuddin yang
membahas peran dari Kementerian
Agama dalam manajemen pengelolaan
madrasah di level provinsi.
Di Semarang, rombongan mengunjungi
MI Klero Tengaran, MTs Al Manar, MI
Kalibenger, dan MTs Nuril Huda. Di
Kabupaten Batang, mereka mengunjungi
MTs Subah, MTs NU 01 Batang, MI
Sojomerto, dan MI Muhammadiyah
Batang, serta berkunjung ke pondok
pesantren di Kabupaten Batang. Mereka
juga mengunjungi guru dan kepala
sekolah mitra yang sedang melakukan
pelatihan modul 2 USAID PRIORITAS di
dua kabupaten tersebut.
Di madrasah, mereka berdiskusi tentang
manajemen sekolah, partisipasi
masyarakat, pembelajaran aktif, dan
kemampuan penguasaan keagamaan
mereka. “Baca! Silakan dibaca,” pinta
Muhammad Ruhul Amin, salah satu
kepala sekolah Bangladesh, sambil
membuka salah satu musaf Alquran yang
ditujukan ke seorang siswa MI Klero
Tengaran, Semarang. Dengan percaya diri,
siswa tersebut membaca Alquran dengan
lanyah dan tartil. Hal tersebut membuat
rombongan terkagum-kagum.
Hosne Ara Begum,Joint Secretary Technical
and Madrasah Education, Ministry of
Education Bangladesh, mengatakan, dirinya
sangat terinspirasi dari pengalaman
selama mengunjungi madrasah di
Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Dia
merasa antara pendidikan umum dan
pendidikan agama ternyata bisa
bersinergi. Regulasi perundang-undangan
dan kemajemukan dalam beragama
ternyata tidak berpengaruh terhadap
pendidikan agama.
Dukungan dari masyarakat juga
dirasakan sangat kuat dalam membentuk
kegotongroyongan sekolah. “Banyak
pengalaman yang baik yang saya dapatkan
dari kunjungan ke Indonesia ini.
Pengalaman ini akan saya bawa dan coba
implementasikan di Bangladesh,”
ungkapnya. (Arz)
Rombongan Kunjungan dari USAID Bangladesh dan Kementerian Pendidikan Agama Bangladesh setelah bertemu Kakanwil Kemenag
Drs. Khaeruddin (dari empat kiri), Joint Secretary Technical and Madrasah Education Ministry of Education Bangladesh, Hosne Ara
Begum, Kasi Subdit Kelembagaan Direktorat Madrasah Kemenag Jakarta Rudy Nurudin Ambary, dan USAID Indonesia Mimy Santika.
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 11
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Terbitkan Peraturan Bupati untuk Gabung Sekolah Kecil
Semarang, Jawa Tengah Setelah melakukan pemetaan
distribusi guru di daerahnya,
Kabupaten Semarang telah
memulai
mengimplementasikan
kebijakan dalam penataan
dan pemerataan guru. Salah
satu kebijakan yang
diterapkan adalah menata
sekolah kecil melalui
penggabungan sekolah dasar
negeri yang satu lingkungan
sekolah dan memiliki
jumlah siswa di bawah
standar pelayanan minimum.
Untuk memperkuat
Bupati Semarang, Mundjirin.
kebijakan ini Bupati
Kabupaten Semarang
menerbitkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis
Penggabungan Sekolah Dasar Negeri dan
ditandaklanjuti dengan Keputusan Bupati
tentang Penggabungan Sekolah Dasar negeri.
”Penggabungan sekolah ini penting untuk
dilaksanakan terutama untuk menyelesaikan
masalah penataan dan pemerataan guru di
Kabupaten Semarang, penataan guru
merupakan pintu masuk untuk menata
kelembagaan sekolah” kata Bupati Semarang
Mundjirin. Lebih lanjut Bupati mengatakan
bahwa menata sekolah merupakan langkah
awal dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan secara menyeluruh.
Tahap awal penggabungan sekolah dilakukan pada sekolah
dasar negeri yang satu halaman atau berjarak kurang dari
200m. Pada tahun 2014 Kabupaten Semarang melakukan
penggabungan 25 SD negeri menjadi 12 SD. Dari
penggabungan itu, diharapkan pemangku kepentingan, warga
sekolah, dan masyarakat sepaham dan mendukung
penggabungan tersebut. Tahap berikutnya, melakukan
penggabungan sekolah kecil dengan mempertimbangkan tidak
ada hambatan akses anak untuk bersekolah dan ketersediaan
sekolah di wilayah tersebut. Kabupaten Semarang tetap
memiliki komitmen yang kuat tentang dampak dari
penggabungan sekolah, dicontohkan jangan sampai anak
menjadi tidak bersekolah akibat adanya penggabungan sekolah.
Hal itu bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
peserta didik dan melakukan
efektifitas serta efisiensi terhadap
keterbatasan jumlah guru.
Syarat dan kriteria penggabungan
adalah satu kampus dan sekolah
kecil. Satu kampus yaitu dua SD
atau lebih yang terletak dalam satu
lingkungan sekolah. Sekolah kecil
yaitu jumlah siswa kurang dari 80
orang. “SDN hasil penggabungan
akan dikembangkan oleh dinas
pendidikan dan pemerintah daerah.
Bentuk pengembangan sekolah
meliputi aspek manajemen sekolah,
sarana dan prasarana sekolah,
pendidik dan tenaga kependidikan,
pembelajaran, dan peserta didik,”
tambahnya.
Agar pelaksanaannya dapat berjalan baik dan
diterima masyarakat, dinas pendidikan
melakukan sosialisasi dengan mengundang
para tokoh masyarakat, kepala desa, camat,
kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
yang sekolahnya akan digabung.
Penggabungan sekolah tersebut sebagai
langkah efisiensi anggaran dan SDM. Guru
Manfaat Penggabungan Sekolah Kecil:
 Efisiensi biaya dalam pengelolaan keuangan
sekolah.
 Terjadi pemerataan jumlah murid di beberapa
sekolah.
 Mengatasi kekurangan guru.
 Mengatasi kekurangan ruang pembelajaran, ruang
perpustakaan, ruang UKS, ruang kepala sekolah,
dan sebagainya.
 Gedung sekolah dasar yang lama dapat digunakan
untuk kebutuhan lainnya sesuai dengan program
di setiap daerah.
 Mutu pendidikan di sekolah dasar yang digabung
dapat meningkat karena sarana/prasarana dapat
terpenuhi dengan baik.
dari sekolah yang digabungkan bisa dialihkan untuk sekolahsekolah yang saat ini kekurangan guru. ”Kepala sekolah yang
sekolahnya akan digabung juga jangan serta merta
diberhentikan. Perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga
tidak ada yang dirugikan dalam penggabungan sekolah ini,”
pesan bupati.
(Arz/ Aos /Anw)
Sejumlah 25 SD negeri di Kabupaten Semarang akan digabung untuk
meningkatkan pelayanan pendidikan kepada murid.
12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Membuat Karya Kreatif dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Ibu Tita mendampingi siswanya di kelompok membuat karya kreatif lalu
siswanya diminta menulis dan menjelaskan cara pembuatan dan cara
kerjanya dalam bahasa Inggris.
Cimahi, Jawa Barat - Dalam
kelompok masing-masing, siswa
mengamati benda-benda/barang-barang
yang akan dijadikan sumber belajar.
Setiap kelompok mendapatkan sumber
belajar yang berbeda. Ada yang berupa
kalender bergambar makanan, mobilmobilan, kamera, laptop, dan mikrofon.
Pada tahap selanjutnya, saya meminta
siswa untuk
memunculkan
gagasan apa yang
bisa dimunculkan
terkait dengan
bendabenda/barang
tersebut. Ide-ide
itu dijabarkan
dalam bentuk
instruksi. Artinya,
anak-anak mampu
membuat dan
melaksanakan
instruksi dalam
bahasa Inggris
dengan jelas.
Untuk memiliki
kompetensi tersebut, dalam kelompok
masing-masing, siswa saling bertanya
jawab mengenai alat dan bahan yang
dibutuhkan serta tahapan membuat
karya sesuai pilihan kelompok. Siswa
juga banyak bertanya kepada saya.
Artinya, kegiatan saya pada saat kerja
kelompok betul-betul mendampingi
siswa, terutama yang mengalami
kesulitan.
Semua siswa mencari informasi yang
mendukung terbentuknya karya setiap
kelompok. Ada yang mencari informasi
cara membuat mobil yang bertenaga
angin. Ada yang mencari informasi cara
menjalankan instruksi membuat
makanan yang lezat. Ada yang mencari
instruksi mengoperasikan mikrofon. Ada
juga yang mencari informasi tentang cara
mengoperasikan laptop dengan benar.
Informasi yang mereka peroleh
kemudian didiskusikan sehingga
terbangun rancangan karya setiap
kelompok. Pada setiap tahapan, saya
selalu membimbing siswa terutama yang
mengalami kesulitan.
Dengan menggunakan bahasa Inggris,
setiap kelompok (kelompok kamera,
mobil, laptop, makanan) menjelaskan
cara kerja, kemudian saling memberikan
masukan antarkelompok.
(Tita Trisnawati, S.Pd. Guru Bahasa
Inggris SMPN 5 Kota Cimahi)
Perkuliahan Aktif dalam Menulis Ragam Paragraf
Banda Aceh, Aceh - Drs. Teuku
Alamsyah, M.Pd, dosen bahasa Indonesia
FKIP Universitas Syiah Kuala, mencoba
menggali potensi menulis mahasiswanya
dengan menerapkan perkuliahan aktif.
“Langkah awal setelah membuka kuliah,
dosen dan mahasiswa akan berubah
peran menjadi guru dan murid. Hal ini
dapat membiasakan mahasiswa
menerapkan pembelajaran aktif saat
menjadi pendidik karena mereka sudah
merasakan langsung manfaatnya,” jelas
Pak Alamsyah.
Setelah berubah peran dan siswa duduk
berkelompok, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran. Kemudian siswa diminta
menceritakan pengalaman mereka saat
kali pertama menjadi siswa. Dari cerita
tersebut, siswa mengemukakan kalimat
utama dalam paragraf pada siswa
lainnya.
Selanjutnya, siswa diberi waktu selama
10 menit untuk mengamati objek di luar
kelas (berobservasi). Sekembalinya ke
dalam kelas, guru membagikan kertas
warna dan pensil warna serta meminta
siswa untuk mengambarkan hasil
amatan (observasi) mereka selama 15
menit. Dengan berkeliling
kelas, guru memperhatikan
karya siswa. Setelah
mengambar, masing-masing
siswa dalam kelompok
dibagikan kembali kertas
warna, sekarang guru meminta
siswa untuk menulis hasil
gambarnya menjadi tulisan
menggunakan paragraf
deskriptif selama 20 menit.
Setiap kelompok memperoleh
kertas plano dan
menempelkan hasil tulisan di
bawah gambar pada kertas
plano. Plano dipajangkan dan
siswa diberi kesempatan
untuk mengomentari hasil
Mahasiswa FKIP Unsyiah menyusun gambar untuk
tulisan kelompok lainnya
membuat ragam paragraf dalam perkuliahan bahasa
sesuai dengan tujuan
Indonesia yang difasilitasi Drs.Teuku Alamsyah. M.Pd.
pembelajaran (termasuk
dengan cukup postif. “Kami semakin
penggunaan EYD, kesesuaian
mengenal
model-model pembelajaran.
gambar hasil observasi dengan tulisan).
Model ini langsung kami rasakan
Setelah proses pembelajaran selesai,
manfaatnya sehingga saat menjadi guru
Pak Alamsyah memberikan penguatan
nanti kami bisa menerapkannya kepada
tentang ragam paragraf dan menutup
siswa,” kata Husni, mahasiswa asal Pulau
perkuliahan. Mahasiswa mengapresiasi
Semeulue, Aceh.
bentuk perkuliahan yang dilakukan
(Tkm)
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 13
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Panen Bawang untuk Menambah ATK Pembelajaran
Kepala sekolah, siswa,
guru, dan orang tua
bekerja sama menanam,
merawat, dan memanen
bawang yang ditanam.
Hasilnya digunakan
untuk menambah
pembelian ATK yang
digunakan untuk
mendukung pelaksanaan
pembelajaran aktif di
sekolah.
Oleh Wardiati, kepala SDN 12
Teunom, Aceh Jaya
juga dapat melakukan atau mendukung
pembelajaran secara bersama.
Aceh, Jaya, Aceh - Sepetak lahan
kosong yang saya miliki di dekat sekolah
ternyata dapat memberikan manfaat bagi
sekolah. Selama ini memang lahan
tersebut tidak produktif dan terbiarkan
begitu saja. Setelah mengikuti pelatihan
MBS USAID PRIORITAS, muncul ide
saya untuk memanfaatkan lahan tersebut
untuk kebutuhan sekolah yang semakin
meningkat dengan diterapkannya
pembelajaran aktif.
Ide yang tercetus saat membuat RTL
Pelatihan MBS itu saya wujudkan
bersama komite sekolah dengan
mengundang para wali murid untuk
untuk menyampaikan program tersebut.
Komite bersama para wali murid pun
bersepakat untuk menanam bawang
pada lahan kosong seluas 5 x 12 meter
itu. Wali murid menyediakan bibit
bawang dan pupuk kandang, sedangkan
proses penanaman serta perawatannya
dilakukan secara bersama.
Memang selama ini banyak orang
beranggapan bahwa semua biaya untuk
kebutuhan penunjang pembelajaran
harus berasal dari dana sekolah. Saya
coba menunjukkan bahwa masyarakat
Proses penanaman diawali dengan
pengolahan dan pemupukan awal serta
membuat bedeng (tumpukan tanah
berbentuk jalur) seluas 1x10 meter
sebanyak 3 bedeng. Proses tersebut
Ajak Orang Tua di Papua Peduli Pendidikan Anak
Wamena, Jayawijaya - Yayasan
Kristen Wamena (YKW) bersama
USAID PRIORITAS mengadakan
pembekalan orang tua di 20 sekolah
dasar di Pegunungan Tengah.
Pembekalan tersebut dilaksanakan
dalam bulan Agustus dan September.
Tim pelatihan dari YKW bekerja sama
dengan masing-masing sekolah
Pertemuan orang tua murid yang difasilitasi YKW.
mengundang orang tua untuk berbagi
pentingnya pendidikan anak dan peran
orang tua terhadap pendidikan
anak.“Banyak orang tua yang tidak kenal huruf sehingga mereka tidak tahu harus
mengajar apa kepada anak. Dalam kesempatan ini, kami sampaikan bahwa ada
cara lain, yaitu memberi jam belajar dan mengingatkan anak untuk belajar,” tutur
Grandy Muaja, salah satu pelatih.
Selain itu, salah satu yang ditekankan dalam pembekalan ini adalah kepedulian
orang tua untuk mengantar anak sampai di sekolah. Beberapa kasus yang pernah
terjadi adalah anak berpamitan untuk berangkat sekolah, tetapi tidak sampai di
sekolah karena bertemu teman yang tidak sekolah dan diajak bermain. Tim
pelatihan YKW juga menggunakan kesempatan tersebut untuk mengenalkan
program pelatihan guru. Fokusnya adalah penggunaan buku paket kontekstual
Papua (BPKP) yang sedang dilaksanakan kepada orang tua. (Jp)
14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
dilakukan secara bersama selama 1
minggu setelah jam sekolah usai. Proses
dilanjutkan dengan penanaman bibit
bawang oleh wali murid sebanyak 5 kg.
Setelah bawang ditanam, penyiraman
dilakukan setiap pagi dan sore hari.
Untuk kegiatan ini, wali murid dan
masyarakat melakukannya secara
bergiliran. Setelah bawang berumur 1
bulan, dilakukan proses pemupukan
kembali dengan pupuk kandang yang
diteruskan dengan pencabutan rumput
liar di sekitar tanaman bawang. Pada
bulan ketiga, bawang sudah dapat
dipanen, kemudian dilakukan
penjemuran dan siap dijual. Bawang
dijual kepada masyarakat, guru, wali
murid dengan penghasilan sebesar Rp
450.000. Uang hasil penjualan tersebut
kami gunakan untuk membeli peralatan
ATK untuk mendukung pembelajaran.
Dampaknya, kami melihat orang tua
siswa merasa senang dilibatkan
dalam proses pembelajaran di
sekolah dan dapat menepis
anggapan bahwa biaya untuk
proses pembelajaran tidak hanya
bersumber dari sekolah, tetapi
juga dapat disediakan secara
bersama oleh masyarakat, wali
murid, dan komite. Salah seorang
orang tua murid menyatakan rasa
bangganya ikut serta dalam
proses ini.
“Kami sangat senang bisa membantu
pembiayaan untuk proses belajar
mengajar anak-anak kami di sekolah.
Mungkin kalau diminta sumbangan dana,
kami memiliki keterbatasan. Hanya
sumbangan tenaga yang bisa kami
berikan untuk menunjang proses
pembelajaran anak-anak kami. Kami juga
senang jika dapat dilibatkan secara
langsung kedalam program-program
yang ada di sekolah,” kata Ernawati,
orang tua Elvi Fazlina, siswa kelas 4.
PRIORITAS - Praktik yang Baik
dukungan dari PT MUARA dan PT CIFA. Perusahaan ini
menyediakan bibit yang bisa digunakan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler pun dimulai dari lahan kecil yang dimiliki
sekolah. Pengelolaaan ini dikerjakan oleh siswa dibawah
bimbingan guru.
Setelah lahan pertanian siswa berhasil, Sabam Tobing
memperluas lahan dengan mengajak warga sekitar
berpartisipasi. Warga diminta menyediakan lahan dan mengolah
lahan itu sendiri. PT MUARA dan PT CIFA menyediakan bibit,
alat pertanian, alat transportasi, dan menjadi penampung hasil
tani. Lahan yang dikelola saat ini luas 15 hektare dengan pekerja
sebanyak 15-20 orang. Keuntungan yang diperoleh dari
penjualan hasil tani dibagi antara pemilik lahan, pekerja dan
sekolah.
Siswa sedang mengelola lahan yang dikelola oleh warga dan sekolah.
Sekolah Bermitra dengan
Perusahaan Pertanian
Keuntungan sekolah akan digunakan untuk menyediakan
seragam sekolah, tas sekolah, alat tulis sekolah, serta berbagai
perlengkapan sekolah seperti topi dan sepatu. Guru, tenaga
kependidikan dan siswa juga mendapatkan susu dan makan
siang setiap hari. (Eh)
Tapanuli Utara, Sumatra Utara - Sabam Tobing adalah
kepala SMPN 3 Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput). Ia
mengembangkan PSM (peran serta masyarakat) dengan
menerapkan kemitraan. Kemitraan dilakukan dengan
memanfaatkan lahan warga yang ada di sekitar sekolah.
Pemanfaatan lahan ini dilakukan bersama antara sekolah, warga,
dan dua perusahaan pertanian, yaitu PT MUARA dan PT CIFA.
Menurut Sabam Tobing, kerja sama ini merupakan implementasi
kemitraan antara sekolah serta dunia usaha dan dunia industri
(DUDI).
Gagasan Sabam Tobing diawali ketika sekolahnya memfokuskan
kegiatan ekstrakurikuler di bidang pertanian dan perternakan.
Ia ingin siswanya memiliki keterampilan dalam mengelola lahan
pertanian dan berternak. Rencana ini rupanya mendapat
Kebun ubi kayu untuk menghasilkan tapioka yang siap panen. Hasilnya
dimanfaatkan untuk menyediakan berbagai perlengkapan sekolah.
Belajar Sistem Tata Surya di Halaman Kelas
sedang memperagakan
sistem tata surya yang terdiri
atas matahari yang diorbit
oleh 8 planet.
Guru membagi siswa menjadi
3 kelompok yang terdiri atas
9 orang. Masing-masing anak
memegang gambar benda
langit anggota tata surya,
matahari, dan 8 planet yang
bergerak mengelilinginya.
Mereka berdiri di lapangan di
luar kelas. Lantas seorang
Murid MI Ianathul Huda memperagakan pergerakan planet
anak membuat sebuah
mengelilingi matahari dalam sistem tata surya.
lingkaran dengan kapur. Di
Serpong, Banten - Para siswa dan
luar lingkaran itu dibuat lagi
siswi kelas VI itu sejenak mendengarkan
lingkaran yang lebih besar. Proses ini
petunjuk gurunya. Tak lama kemudian,
diulang sampai ada 8 lingkaran yang
salah seorang di antaranya berdiri di
berbeda ukurannya.
tengah, sedangkan delapan orang lain
“Saya sengaja menggunakan ruangan di
berlari mengelilinginya. Mereka bukan
luar
kelas untuk memberikan ruang bagi
mengikuti pendidikan jasmani, namun
anak membayangkan diri mereka menjadi
benda-benda langit dalam susunan tata
surya,” ujar Ibu Wiwik Budiasih, M.Pd,
guru SDN Pondok Kacang 03, yang
sedang berpraktik mengajar dalam
pelatihan modul II di MI Ianathul Huda
Serpong Utara, Tangerang Selatan.
Dengan memerankan diri sebagai benda
langit, siswa bisa lebih cepat mengingat
nama-nama planet. Saya tinggal
menyediakan gambar planet dan
namanya di kertas,” ujarnya.
Pendekatan seperti ini menyenangkan
para siswa. Andre, seorang siswa kelas 6,
mengakui bahwa cara ini tidak
membosankan. “Senang, Pak. Kami bisa
belajar di luar kelas dan jadi tahu tentang
planet,” tuturnya. Hal senada dikatakan
Erika Amelia. “Dengan menggunakan
gambar dan bermain seperti ini, saya jadi
tahu Mars itu merah dan letaknya di
antara Bumi dan Jupiter,” ucap Erika.
(Nic)
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 15
PRIORITAS- Praktik
- Provinsi
Jawa
PRIORITAS
yang
BaikTimur
Sekolah Terpencil pun Terapkan MBS dan Pembelajaran Aktif
sebagai sumber belajar.
Dengan penerapan pembelajaran aktif,
kualitas pendidikan anak-anak di desa
terpencil tersebut meningkat. “Dulu
jangankan bertanya, menyapa guru pun
anak-anak tidak ada yang berani. Mereka
takut-takut dengan orang luar. Namun,
sekarang ini anak-anak sudah banyak yang
tampil berani. Pengaruh tersebut paling
nyata kelihatan diantara mereka,” ujar Pak
Rahman.
Selain itu, para murid semua mampu
membaca dengan baik, tak kalah dengan
sekolah-sekolah yang lain. “Ini kemajuan
yang luar biasa bagi masyarakat terpencil
seperti itu,” tegas Pak Rahman. (Ajb)
Pembelajaran di kelas jauh SDN 63 Bontojonga yang berada di daerah terpencil juga
menerapkan PAKEM.
Bantaeng, Sulawesi Selatan - SDN
63 Bontojonga, Bantaeng, memiliki kelas
jauh yang berada di Desa Pa’bumbungan
di Hutan Babangin di puncak
Pegunungan Lompobattang. Hutan
Babangin adalah hutan lindung yang
merupakan tempat pelestarian binatang
langka anoa. Ada sekitar 40 siswa di
sekolah ini. Setiap kelas terdiri atas 5-10
siswa. Awalnya, pembelajaran di sekolah
ini dilakukan di bawah kolong rumah.
Tempat yang sempit ini dianggap tidak
layak untuk melangsungkan proses
pembelajaran. Setelah kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah mengikuti
pelatihan manajemen berbasis sekolah
yang difasilitasi USAID PRIORITAS,
mereka menjadi paham cara
meningkatkan peran serta masyarakat
dalam membangun sekolah tersebut.
Komite sekolah mengadakan pertemuan
dengan masyarakat sekitar sekolah
untuk mendorong mereka berperan
serta membangun sekolah. Kepedulian
masyarakat mulai tumbuh. Hampir
semua anggota masyarakat dengan
sukarela bersedia membantu. Bahkan,
Pak Sampara, salah seorang tokoh
masyarakat pendiri perkampungan,
bersedia menghibahkan tanahnya untuk
lokasi sekolah. Sementara warga lain
menyumbangkan tripleks, bambu, paku,
tali, dan lain-lain.
Pemerintah daerah juga membantu
pengadaan seng untuk bahan atapnya.
Karena wilayah tersebut terletak di
pegunungan tempat perlindungan anoa,
masyarakat tidak boleh menebang kayu
hutan. Maka, pilar-pilar bangunannya
memakai bambu.
Kualitas pembelajaran dibuat agar
kualitasnya tidak jauh berbeda dengan
sekolah induk. Para guru SDN 63
Bontojonga tetap menerapkan PAKEM.
Para murid belajar berdiskusi secara
berkelompok, memanfaatkan lingkungan
Perlu Diberi Penghargaan
JARAK dari Kota Bantaeng ke SDN
63 Bontojonga sekitar 21 km, dan
jarak dari sekolah induk SD Negeri 63
Bontojonga dengan kelas jauhnya yang
berada di Desa Pa’bumbungan kurang
lebih 4 kilometer. Gurunya berasal
dari sekolah induk yang berjumlah 11
orang. Tiga guru berstatus PNS,
lainnya honorer.
Untuk mengajar di kelas jauh tersebut,
para guru harus berjalan kaki melewati
jalanan berkelok-kelok naik dan
berbatu. Tidak ada kendaraan yang bisa
mencapai sekolah di desa yang berdiri
40 rumah tersebut. Para guru setiap
hari harus bangun pagi-pagi berjalan
kaki menempuh waktu sekitar satu
jam. “Semangat mengajar para guru
sangat tinggi. Mereka perlu diberi
penghargaan karena mau mengajar di
sekolah yang susah dijangkau,” kata
Kepala SDN 63 Bontojonga Rahman,
S.Pd. (Ajb)
Komite sekolah rapat membahas pembangunan sekolah. Dalam pembangunan, seluruh warga sekitar bekerja sama membantu sekolah dengan
menyumbangkan tanah, bambu, tenaga, uang untuk memulai pendirian bangunan sekolah secara sederhana.
16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 -
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Datangkan Guru ABK dengan Dana Swadana Orang Tua
Lumajang, Jawa Timur - SDN
Kutorenon 02, Kab. Lumajang, memiliki
10 siswa anak berkebutuhan khusus
(ABK). Kebijakan pemerintah
mewajibkan setiap sekolah yang tidak
diperbolehkan menolak siswa ABK
berdampak pada peminat siswa ABK
yang bersekolah cukup tinggi.
Kepala SDN Kutorenon 02 Kab.
Lumajang Henry Syaifullah, S.Pd perlu
mengambil langkah agar siswa ABK
tetap mendapatkan hak belajar yang
sama dengan siswa lainnya. Meskipun,
beliau mengakui bahwa kemampuan
para gurunya untuk menangani siswa
ABK masih sangat terbatas. Apalagi,
setelah bermitra dengan USAID
PRIORITAS dan mendapat kesempatan
berkunjung ke sekolah mitra USAID
DBE di Nganjuk dan Sidoarjo, semakin
memotivasi Henry untuk menjadikan
sekolahnya lebih baik.
Tak hilang ide, Henry kemudian
berdiskusi dengan komite sekolah dan
orang tua siswa yang tergabung dalam
paguyuban kelas. “Ternyata mereka juga
memiliki semangat yang tinggi untuk
memajukan siswa ABK yang bersekolah
disini,” terangnya. Apalagi, Ketua Komite
Sekolah Ari Gunawan sangat
mendukung rencana ini.
Ketua Komite Sekolah kemudian
mengumpulkan paguyuban kelas untuk
berembuk. Sadar akan lemahnya
kemampuan guru
dalam menangani
siswa ABK, dari
hasil pertemuan
tersebut
paguyuban kelas
setuju untuk
mengeluarkan dana
mandiri khusus
untuk menangani
siswa ABK. Para
orang tua ini rela
iuran swadana
mendatangkan 2
Orang tua murid SDN Kutorenon 02 Lumajang memfasilitasi adanya
guru dari SDLB
guru khusus bagi siswa ABK. Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
yang khusus
bekerja sama untuk memfasilitasi siswa ABK mendapatkan pelayanan
memberikan
pembelajaran yang optimal seperti siswa lainnya.
pendampingan
pembelajaran
siswanya harus dikembangkan untuk
selama 2 kali dalam
meningkatkan
kreativitas anak. Minat
seminggu setiap hari Rabu dan Kamis.
bakat anak dikembangkan berdasar
Para orang tua yang tergabung dalam
talenta masing-masing. Ternyata siswa
paguyuban kelas juga membuat jadwal
ABK juga memiliki talenta di bidang
piket di sekolah setiap hari. Tugasnya,
puisi, tari, dan seni drama. Ada 7 siswa
membantu guru dalam mempersiapkan
yang menyukai seni tari dan drama dan
kebutuhan pembelajaran siswa dan
3 siswa berminat di bidang puisi.
membantu siswa ABK dalam proses
Dengan pembinaan yang sesuai dengan
pembelajaran.
minat dan bakat mereka, ternyata rasa
percaya diri mereka semakin
Ternyata upaya ini memberikan
bertambah dan termotivasi untuk
kemajuan belajar yang siginifikan pada
sekolah. Bahkan, ada siswa ABK yang
siswa ABK. Tidak hanya terbatas dalam
prestasi akademiknya naik. Ia mampu
pelajaran saja, siswa ABK juga diberikan
mencapai prestasi pembelajaran dan
kesempatan untuk mengembangkan
masuk 10 besar di kelas IV.
minat dan bakatnya dalam bidang
(Rad)
kesenian. Menurut Henry, minat bakat
Wildari Kini BeraniTampil di Depan Kelas
menangis dan minder dengan teman-temannya. Berbagai cara
telah ditempuh oleh Bu Eko Ariningsih, guru kelas 3 SDN
Bondoyudo 02 agar Wildari semangat belajar dan mau berbaur
dengan teman-temannya, namun belum berhasil. Setelah
mengikuti pelatihan PAKEM dari USAID PRIORITAS, guru
yang akrab dipanggil Bu Eko tersebut benar-benar
mendapatkan pencerahan.
“Saya terapkan pembelajaran PAKEM di kelas, siswa duduk
berkelompok dan saya biasakan setiap siswa wajib melakukan
presentasi di depan kelas, termasuk Wildari,” ungkapnya.
Wildari (berdiri) didampingi guru saat diminta presentasi di depan kelas.
Kini Wildari sudah berani tampil di depan kelas. Dulu Wildari selalu
menangis dan minder apabila diminta maju di depan kelas.
Lumajang, Jawa Timur - Wildari dulu bukanlah anak yang
ceria. Salah satu siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) kelas
3 di SDN Bondoyudo 02, Kec. Sukodono, Lumajang, ini selalu
Ternyata, apa yang dilakukan Bu Eko membawa hasil. Pelanpelan Wildari berani maju di depan kelas. Ia mulai bergaul dan
mau mengobrol dengan teman-temannya. Bahkan, ketika
karyanya dipajang di kelas, senyum Wildari merekah bangga.
Kini Wildari mulai berani tampil di acara seni dan karnaval di
sekolahnya. Dalam pembelajaran, Wildari juga mulai lancar
membaca dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
(Rad)
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 17
PRIORITAS - Praktik yang Baik
Kreativitas Sekolah dalam Kembangkan Budaya Baca
Salah satu kegiatan yang dipromosikan USAID PRIORITAS
adalah pengembangan budaya baca di sekolah. USAID
PRIORITAS melatih fasilitator untuk mendorong sekolah
mengembangkan budaya baca. Contoh nyata telah muncul di
sekolahsekolah mitra USAID PRIORITAS
atau sekolah
tempat para fasilitator bertugas.
Berikut
beberapa contoh yang menarik
untuk
diadaptasi.
SMPIT Raudlatul Jannah, Cilegon
Budaya Baca Buat
Siswa Produktif
Terbitkan Buku
Ibu Endang Hanimah, kepala SMPIT Raudlatul
Jannah, menunjukkan beberapa buku yang
ditulis para siswanya.
Cilegon, Banten - Budaya membaca
yang diterapkan SMPIT Raudlatul Jannah,
Cilegon, berhasil membuat para
siswanya terampil dalam menulis.
Sekolah ini telah menerbitkan bukubuku hasil tulisan siswanya. Menurut Ibu
Endang Hanimah, kepala SMPIT
Raudlatul Jannah, sekolahnya telah
menerbitkan buku kumpulan puisi dan
cerpen karya para siswa untuk edisi
yang ketujuh.
Untuk menerbitkan kumpulan tulisan
para siswa, sejumlah orang tua ikut
membantu biaya cetaknya. “Setiap tamu
yang datang ke sekolah kami selalu
terkejut menerima bingkisan buku ini.
Tak ada yang menyangka siswa SMP bisa
menghasilkan karya seperti ini,” ujarnya.
Kemampuan menulis yang baik tersebut
merupakan dampak budaya baca yang
Koleksi buku baru selalu dipajang diperpustakaan untuk
menarik minat siswa berkunjung ke perpustakaan.
diterapkan sekolah. Setiap hari Senin
sampai Jumat sebelum pembelajaran
dimulai, seluruh siswa, guru, dan
karyawan sekolah membaca ayat suci
Alquran dan dilanjutkan dengan
membaca selama 15 menit. Khusus hari
Senin dan Selasa, kegiatan ini ditambah
dengan 50 menit membaca buku pilihan
sendiri. “Jadi, begitu bel berbunyi pukul 7
lewat 15 menit, sekolah hening. Semua
membaca,” ujar Ibu Endang.
Mereka tidak terbiasa duduk dengan
tenang menghadapi buku. Ada yang
sekadar memperhatikan, ada yang hanya
termenung, ada yang selalu membolakbalikan halaman namun tidak fokus.
Seiring berjalannya waktu, mereka mulai
terbiasa dengan membaca buku.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan
membaca ini, setiap peserta didik
diwajibkan untuk membuat resensi dari
buku yang telah dibacanya. Target
resensi minimal satu buku, namun
Gerakkan Siswa Senang
Baca Buku
Ketika memulai kegiatan
budaya baca, siswa
dibebaskan untuk
membaca buku apa saja
selama tidak
bertentangan dengan
dunia pendidikan. Ada
yang membawa komik,
cerita bergambar, dan
majalah. Hal ini untuk
Siswa membaca buku bacaan
menumbuhkan minat
yang disukainya.
membaca mereka yang
sebagian besar diantara
beberapa siswa ada yang melaporkannya
mereka sangat kurang atau tidak
lebih dari satu buku bacaan. Hal ini
gemar membaca.
tentu perkembangan yang sangat baik.
Awalnya, kegelisahan tampak pada
Kemampuan membaca mereka
beberapa siswa ketika mereka harus
meningkat, mereka pun bertambah
berhadapan dengan buku bacaan.
wawasan. (Nic/Anw)
Pada saat jam membaca
dimulai, guru, kepala sekolah,
karyawan, dan semua yang
ada di sekolah wajib untuk
membaca. Program ini
berhasil membuat warga
sekolah menjadi produktif
dalam menulis karena
mereka memiliki banyak
referensi untuk menuangkan
gagasannya.
18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014
PRIORITAS - Praktik yang Baik
visual diberikan untuk
pembelajaran yang
bersifat interaktif dan
rekreatif, seperti
pembelajaran yang
mengunakan CD
interaktif dan
pemutaran film yang
bersifat mendidik dan
menunjang terhadap
pembelajaran.
2. Layanan sirkulasi
Layanan ini menjadi
yang paling utama di
perpustakaan.
Pemustaka bisa meminjam bacaan ke
rumah. Keterlambatan mengembalikan
bahan pustaka dikenai denda. Data
peminjaman sudah terintegrasi dengan
program komputer. Apabila terjadi
keterlambatan, komputer otomatis
memberikan peringatan sekaligus
menginformasikan jumlah denda.
Berbagai layanan perpustakaan yang dikembangkan SDN 2 Rajamandalakulon dapat meningkatkan minat baca para
siswanya.Tampak siswa sedang mencari buku pada katalog pustaka di komputer dan memanfaatkan pojok baca.
Kembangkan Beragam Layanan untuk
Tingkatkan Minat Baca
SDN 2 Rajamandalakulon,
Cipatat Bandung Barat,
Jawa Barat mengembangkan
program layanan perpustakaan
untuk meningkatkan budaya baca
para siswa. Berikut laporan
Deni Nurjaman, guru yang juga
pengelola perpustakaan di
sekolah tersebut.
Bandung Barat, Jawa Barat Perpustakaan SDN 2
Rajamandalakulon menggunakan
sistem layanan terbuka. Setiap
pemustaka bisa langsung memilih
sendiri bahan pustaka ke dalam rak
koleksi. Dengan sistem pelayanan
terbuka, para siswa lebih leluasa untuk
memilih ataupun mencari bahan
pustaka yang diinginkan.
Sebagai nilai tambah, perpustakaan ini
juga menyediakan layanan informasi
visual sebagai produk unggulan.
Pengelolaan perpustakaan berubah
pula dari awalnya hanya mengunakan
sistem manual kini menjadi sistem
terotomasi dengan mengunakan
software Senayan Manajemen Library
Sistem Versi Meranti.
Dengan sistem otomasi ini,
pustakawan lebih mudah mengetahui
siapa saja yang sering berkunjung.
Setiap tahun ada pemberian
penghargaan pada anggota
perpustakaan yang sering berkunjung.
Penghargaan ternyata menumbuhkan
motivasi siswa untuk berkunjung.
Robot SAID
Untuk menambah daya tarik
pengunjung, perpustakaan dilengkapi
sebuah robot cerdas dan pintar. Robot
tersebut menyambut setiap kedatangan
pemustaka. Robot itu diberi nama SAID
yang diambil dari kata USA–Indonesia.
Robot SAID pandai berdialog dengan
para pemustaka. Robot tersebut dirakit
oleh para siswa SDN 2
Rajamandalakulon.
Robot cerdas dan pintar ini ternyata
pembuatannya sangat sederhana.
Bahannya terbuat dari barang-barang
bekas, antara lain:
1. 6 kaleng bekas minuman,
2. 2 plastik bekas minuman seperti
Milkuat,
3. Sendok dan garpu bekas mi instan,
4. 1 batang lilin bakar,
5. 1 buah mobil mainan bekas,
6. 1 buah speaker bluetooth.
Robot SAID bisa dikendalikan melalui
remote control, komputer, iPad, ataupun
handphone dengan mengunakan sinyal
bluetooth.
Layanan untuk Kemudahan
Berbagai layanan perpustakaan
disediakan untuk membuat pemustaka
mau berkunjung ke perpustakaan.
Misalnya, layanan referensi, audio visual,
sirkulasi, pojok baca, story telling,
perpustakaan keliling, internet,
komputer, dan lain-lain.
1. Layanan referensi
Diberikan kepada para pemustaka yang
sedang mencari bahan-bahan rujukan
yang diperlukan. Layanan ini lebih
banyak dibutuhkan oleh guru yang
sedang mencari bahan untuk
pembelajaran di kelas. Layanan audio
3. Layanan Pojok Baca
Layanan ini disediakan untuk
mengantisipasi lonjakan pengunjung
karena perpustakaan belum bisa
memenuhi kebutuhan ±750 anggota. Di
luar perpustakaan yang hanya berukuran
56 m2, sudut baca disiapkan di sudutsudut strategis sekolah. Siswa tampak
nyaman membaca baik di ruang
perpustakaan maupun di sudut baca
sesuai dengan 'selera' masing-masing.
Selain di dalam perpustakaan, di luar
perpustakaan pojok baca juga tersedia
di setiap ruang kelas.
4. Layanan Story Telling
Layanan story telling dapat membentuk
karakter anak dengan cara
menyenangkan. Cerita-cerita menarik
ternyata menumbuhkan karakter positif
siswa. Selain pustakawan dan guru,
ternyata tidak sedikit siswa yang ingin
belajar membawakan cerita di depan
teman-temannya sendiri.
5. Layanan Perpustakaan Keliling
Ada juga layanan perpustakaan keliling
yang merupakan kerja sama antara
perpustakaan sekolah dan Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Prov. Jawa Barat (Bapusipda Jabar) serta
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kab. Bandung Barat.
Setiap ada perpustakaan keliling, siswa
begitu antusias membaca. Bapusipda
Jabar juga membantu penambahan
koleksi perpustakaan sebanyak 300
eksemplar buku yang bisa ditukar
kembali apabila para pemustaka sudah
merasa bosan dengan koleksi tersebut.
Prioritas Pendidikan: Edisi 8/Juli-September/2014 - 19
Jawa Barat
Tasikmalaya
Kota
Bogor
Sukabumi
Bandung Barat
Kota Cimahi
Wonosobo
Kuningan
Cirebon
Sragen
Makasar
Takalar
Pare-Pare
Jawa Tengah
Tangerang Selatan
Bekasi
Kota Tangerang
Labuhan Batu Utara
Serdang Bedagai
Deli Serdang
Tana Toraja
Pekalongan
Sumatra Utara
Langkat
Aceh
Aceh Tamiang
Utara
Aceh
Tengah
Toba
Samosir
Nias Selatan
Humbang
Hasundutan
Aceh
Barat Daya
Bireun
Pidie Jaya
DAERAH MITRA USAID PRIORITAS
Lumajang
Ngawi
Kota Batu
Lamongan
Bone
Sulawesi
Selatan
Jawa Timur
Banyuwangi
Jombang
Papua
Barat
Papua
Yahukimo
Jayawijaya
Daerah Mitra Kohor 3 USAID PRIORITAS
Daerah Mitra Kohor 2 USAID PRIORITAS
Daerah Mitra Kohor 1 USAID PRIORITAS
Daerah Mitra DBE yang Dikembangkan
USAID PRIORITAS
Download