SEKSUALITAS DAN KOMODITAS DIBALIK TUBUH PEREMPUAN DALAM IKLAN (Analisis Semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) ------------------------------------------------------------------------------------------------------SEKSUALITY AND COMMODITY OF WOMEN`S BODY ON THE ADVERS (semiotic analisis for commodity of women`s body on the advers) Ronny Yudhi Septa Priana Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa [email protected] ABSTRAK Komodifikasi seksualitas tubuh perempuan dalam sebuah tayangan iklan dianggap sebagai hal yang lumrah dan diyakini merupakan suatu kewajaran. Hal ini tidak terlepas dari budaya patriaki kita yang sangat kental, yang nyudutkan pada tindakan laki-laki terhadap perempuan semata pada alat pertukaraan, artinya perempuan untuk mendapatkan suatu nilai harus melalui pertukaran. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana kemudian media menempatkan perempuan dalam kaitan ekonomi politik media, dan bagaimana sesungguhnya realitas dan kedudukan perempuan tersebut di masyarakat. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk melihat konstruksi perempuan pada iklan melalui Kode-kode semiotik pada sebuah iklan. Data Penelitian adalah sebuah iklan yang dianggap mengesploitasi tubuh perempuan dan mengkomodifikasikannya dalam betuk tayangan iklan televisi dalam hal ini peneliti memilih Iklan Cat Avian sebagai objek penelitian. Berdasarkan hasil analisis dari kode-kode yang digunakan dalam iklan, memperlihatkan bahwa media lebih cenderung menempatkan diri pada motif ekonomi yang dibangun dalam kapiltalisme media yang berujung pada suksesnya iklan tanpa menghiraukan pada aspek etika, kesan eksploitasi dalam adegan iklan sangatlah kental, serta kecenderungan pelecehan pada perempuan secara tidak sadar menjadi suatu pemahaman yang biasa, baik dalam kalangan perempuan itu sendiri yang baik secara sadar ataupun tidak kemudian tidak mempermasalahkannya. Oleh karenanya ketegasan akan regulator terhadap kode etik periklanan haruslah menjadi kunci utama untuk menekan pada pelanggaran iklan seperti ini. Kata Kunci : Komodifikasi, Seksualitas, Semiotika, Roland Barthes, JURNAL RISET KOMUNIKASI 35 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) ABSTRACT the commodification of women's bodies and sexuality in an ad impressions are regarded as commonplace and it is believed a naturalness. It is inseparable from the cultural patriaki of our highly viscous, on the action of men against women merely on the tools exchange, meaning the woman to get a value through the Exchange. This research aims to look at how the media later put women in regard to political economy of the media, and how a reality and the position of women in society. This research uses the analysis of semiotics Roland Barthes to see construction of women on advertising through semiotic codes on an advertised. Research data is an ad that is considered exploiting the female body and in television ads impressions in this case researchers choose Avian Paint Ads as objects of research. Based on the results of the analysis of code-the code used in the ad, showing that the media are more likely to put themselves at the economic motives that were built in the capiltalism media that led to the success of the ad regardless of the ethical aspect, the impression on the exploitation in the advertising scene is very strong, as well as the trend of harassment on women unconsciously become a plain understanding among women, either in itself that either consciously or not then no contesting it. Therefore assertiveness will regulators against the advertising code of ethics must be a major key to suppress a violation of an ad like this. Keywords: Commodification, Sexuality, Semiotics, Roland Barthes JURNAL RISET KOMUNIKASI 36 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) dalam proses penyampaian pesan kepada 1. Pedahuluan Perkembangan teknologi pemirsa yang heterogen dengan informasi memudahkan manusia untuk perbedaan latar belakang dengan sifat mencari pesan yang umum agar pemirsa mampu dan memenuhi mendapatkan kebutuhan serta informasi. menerima pesan yang Masyarakat dapat mengakses informasi Televisi melalui beragam media baik cetak elektronik yang menyampaikan maupun elektronik bahkan media online informasinya secara audio untuk memenuhi kebutuhan informasi Informasi yang disampaikan melalui mereka, televisi lebih jelas karena sifat audio seperti berita, hiburan, merupakan disampaikan. media massa visual. pendidikan, olahraga, bisnis serta lain visualnya sebagainya sesuai dengan kebutuhan. menggunakannya bukan hanya dapat Hal media mendengar informasi tapi dapat melihat menyuguhkan setiap peristiwa melalui frame- frame tersebut mendorong berlomba-lomba untuk informasi secara khalayak yang sesuai yang di tayangkan. Fungsi televisi sama dengan kebutuhan penggunanya. Dengan dengan fungsi media lainnya yakni kata lain media menyuguhkan informasi memberi dan masyarakat menikmati informasi Tujuan tersebut sesuai dengan porsinya. Selain televisi, masyarakat yang menggunakan jasa informasi, selanjutnya media massa terdapat pula perusahaan hiburan. Bagi para pengiklan televisi yang produk masih dipandang sebagai media yang berupa barang maupun jasa yang juga paling efektif dalam menyampaikan menggunakan jasa media massa secara pesan iklan yang ditujukan kepada berbeda memasarkan khalayak ramai. Perkembangan media produk mereka melalui iklan, dengan yang sangat pesat termasuk kehadiran harapan masyarakat selain mengakses media informasi yang mereka butuhkan juga mengalahkan kekuatan dari pengaruh akan melihat iklan yang ada dalam televisi sebagai media periklanan yang media yang digunakan. utama. merupakan yakni porposional sehingga produsen untuk Media massa merupakan sarana pendukung aktifitas komunikasi massa informasi utama yakni online Selain dan menghibur. khalayak menonton untuk memeroleh tetap mendapatkan tidak bentuknya dapat yang audiovisual iklan televisi memiliki daya JURNAL RISET KOMUNIKASI 37 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) tarik model dengan keadaan sebenarnya hanyalah Kehadiran sebuah kenyataan semu yang hanya ada lain yakni kehadiran perempuan dalam iklan. iklan di dalam media massa yang telah berpotensi mempengaruhi pola pikir dibentuk oleh media itu sendiri, karena masyarakat tentang citra perempuan. media menyajikan suatu tayangan yang Perempuan dipilih sebagai model iklan ditujukan karena pada dasarnya perempuan yang masyarakat dengan menggambarkan apa cantik dan seksi akan disukai oleh kaum yang ada di dunia nyata tetapi dibumbui laki-laki dan juga kaum perempuan itu dengan sendiri, karena kaum perempuan merasa perhatian pemirsa. Salah satunya adalah senang melihat perempuan cantik dan dengan menawarkan produk melalui seksi untuk menjadi reverensi tubuh tayangan dengan balutan seksualitas. model perempuan dalam yang diinginkan untuk terlihat cantik dan agar dipercaya imajinasi untuk Tayangan-tayangan oleh menarik iklan seksi. Konstruksi tubuh perempuan yang bernuansa sensualitas dan seksualitas mengisi ruang iklan pun kemudian saat ini telah menjadi konsumsi tayangan direpresentasikan kehadiran televisi seakan-akan hal tersebut adalah model dengan fisik yang ideal seperti suatu hal yang biasa memperlihatkan berkulit putih dan mulus, berwajah daya tarik seks dengan menggunakan cantik, bertubuh seksi dan menarik model perempuan yang atraktif dan pose perhatian. yang provokatif, akibatnya banyak iklan- melalui (2010) iklan di televisi negara kita mengabaikan menyatakan bahwa televisi merupakan etika, baik etika beriklan maupun etika sistem pesan yang menanamkan atau bisnis dan akhirnya tubuh perempuan menciptakan pandangan terhadap dunia, menjadi yang tidak Komodifikasi seperti yang dikatakan akurat, tetapi menjadi realitas hanya oleh Vincent Mosco (1996) merupakan karena kita sebagai manusia percaya proses yang menggambarkan bagaimana bahwa hal tersebut adalah realitas dan cara kapitalisme mendapatkan modal mendasarkan penilaian kita terhadap atau nilai real melalui transformasi nilai dunia sehari-hari kepada realitas nyata. guna menjadi nilai tukar atau dapat Penonton seolah tidak sadar bahwa apa dikatakan yang mereka anggap nyata dan sesuai mentransformasikan Baran walaupun dan Davis kemungkinan objek komodifikasi. sebagai produk JURNAL RISET KOMUNIKASI proses yang 38 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) nilainya ditentukan oleh kemampuan bersifat pornoaksi. Tujuan penelitian produk adalah untuk mengetahui bagaimana tersebut dalam memenuhi kebutuhan individu dan sosial menjadi tubuh perempuan dijadikan objek produk yang mempunyai nilai yang seksualitas dan dikomodifikasikan dalam diatur untuk bisa dibawa kepada pasar iklan. (marketplace). Sedangkan dalam iklan komodifikasi yang dimaksud adalah adanya pemanfaatan tubuh perempuan untuk dijadikan komoditas dimana tubuh 2. Televisi dan Perkembangan Iklan Televisi Televisi sebagai salah satu bentuk perempuan memiliki nilai guna untuk perkembangan dijual dan menjadi nilai tukar agar massa merupakan sumber informasi produsen mendapatkan keuntungan dari yang tubuh Menjual penyampaian pesannya. Hal ini karena tubuh perempuan disini adalah dengan televisi menggunakan teknik produksi memanfaatkan tubuh perempuan sebagai yang menyajikan gambar-gambar visual media menyampaikan pesan dalam iklan secara khusus serta membutuhkan indera dengan mengekploitasi tubuh perempuan penglihatan demi keuntungan yang ingin dicapai. kemudian disebut media audio visual. perempuan Penelitian tersebut. dan keunikan dalam pendengaran yang Mulyana (2003:3) menyatakan bahwa bagaimana tubuh perempuan dijadikan televisi adalah perkembangan medium objek seksualitas dan komoditas dalam berikutnya setelah radio dengan karakter iklan televisi. Tayangan Iklan televisi yang yang menjadi objek penelitian adalah visual.dampak siarannya menyebabkan iklan cat kayu Avian. Iklan tersebut seolah-olah tidak ada lagi batas satu merupakan sebagian dari sekian banyak negara dengan negara lain. yang berfokus memiliki komunikasi pada iklan ini teknologi mengekploitasi tubuh spesifik Pesan-pesan televisi yaitu yang audio dan disampaikan perempuan dalam tayangannya. Selain melalui ditujukan itu Iklan cat kayu Avian termasuk iklan khalayak umum, sehingga siapa saja yang mendapat surat teguran Komisi dapat Penyiaran Indonesia dan dilarang tayang ditayangkan di berbagai stasiun televisi komersial Televisi dianggap sebagai media yang karena dianggap melanggar etika, dan lebih memenuhi kebutuhan informasi menyaksikan oleh untuk apa televisi. yang Sehingga JURNAL RISET KOMUNIKASI 39 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) dan hiburan dibanding radio dan media itu iklan televisi harus memiliki segmen cetak. Subakti (2008) menyatakan bahwa berdasarkan pilihan segmen produk, televisi merupakan medium komunikasi untuk memilih strategi media, agar iklan massa itu sampai kepada sasaran. Dalam yang masyarakat paling akrab karena dengan kemampuannya saat ini berbagai program menarik, dimana menyajikan tayangan iklan televisi, diperlukan beberapa strategi, misalnya membuat mengatasi faktor jarak dan waktu. Televisi produksi yang iklan televisi yang terkesan eksklusif namun hanya memerlukan biaya berbagai stasiun produksi yang rendah dan atau membuat pilihan kepada iklan tersebut untuk sedapat mungkin masyarakat untuk menyaksikan tayangan mengkomunikasikan seluruh informasi yang ingin mereka saksikan, tayangan- tentang produk yang ditawarkan menjadi tayangan tersebut dapat dipilih dengan lebih menarik (Bungin, 2001:39). televisi memberikan sendirinya oleh masyarakat dengan Iklan televisi saat ini semakin minat untuk menonton yang berbeda- berkembang beda dari setiap masyarakat. Untuk disamping karna memang membutuhkan mendapatkan program yang diingikan daya kreativitas yang tinggi juga karna oleh masyarakat tentu stasiun televisi daya beli masyarakat terhadap iklan khususnya komersial televisi yang selalu bervariasi karena memerlukan biaya produksi yang tidak tekanan ekonomi. Kategori besar dari sedikit, maka disinilah peran iklan yang sebuah iklan televisi adalah berdasarkan membuat televisi komersil tetap hidup sifat media ini, dimana iklan televisi dan melayani pemirsanya. Bahkan Biagi dibangun dari kekuatan visualisasi objek (2010) mengatakan sesungguhnya isi dan kekuatan audio, dan simbol-simbol televisi dipenuhi oleh iklan, dan iklanlah yang yang disampaikan pada penonton. dibandingkan televisi dan divisualisasi beragam lebih dengan jenisnya, menonjol simbol-simbol Iklan televisi merupakan media verbal. Iklan televisi adalah salah satu pemilik sebuah produk yang diciptakan dari iklan lini atas (above the line) oleh biro iklan, kemudian disiarkan umumnya terdiri atas iklan sponsorship, televisi tujuan, iklan layanan masyarakat, iklan spot, diantaranya sebagai informasi produk promo ad, dan iklan politik. Dimana dan mendorong penjualan. Oleh karena durasi tayang iklan yang pendek maka dengan berbagai JURNAL RISET KOMUNIKASI 40 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) iklan televisi berupaya keras disediakan untuk menonton inilah yang meninggalkan kesan yang mendalam dijual kepada pemirsa dalam waktu beberapa Sementara pengiklan membayar biaya detik (Bungin, 2011:111). iklan produk mereka dan menayangkan kepada melalui pihak media pengiklan. dengan harapan mendapatkan perhatian khalayak yang 3. pada Komodifikasi dalam Iklan Komodifikasi digambarkan Vincent Mosco (1996) oleh sebagai cara akhirnya khalayak akan menggunakan produk tersebut. Ketiga, komodifikasi kapitalisme dengan membawa akumulasi (labour). tujuan kapitalnya atau mudahnya dapat massa pada kenyataannya tak berbeda digambarkan sebagai sebuah perubahan dengan pabrik-pabrik. Para pekerja tidak nilai fungsi atau guna menjadi sebuah hanya nilai tukar. Terkait dengan komodifikasi mendapatkan yang terjadi di Bahwa pekerja perusahaan memproduksi media konten penghargaan dan terhadap media, Mosco upaya menyenangkan khalayak melalui tiga bentuk konten memformulasikan tersebut, melainkan juga komodifikasi, yakni isi, khalayak, dan menciptakan khalayak sebagai pekerja pekerja. yang terlibat dalam mendistribusikan Pertama, komodifikasi isi (content) menjelaskan bagaimana konten atau isi media yang diproduksi konten sebagai sebuah komoditas (Mosco, 1996:158) merupakan Dalam prosesnya sebuah iklan tidak komoditas yang ditawarkan. Konten lepas dari tiga komponen komodifikasi media dibuat sedemikian rupa dengan diatas yakni Isi dimana terdapat produk segala cara yang ditawarkan didalam iklan selain demi mendapat perhatian produk audiens yang tinggi. Kedua, komodifikasi yang ditawarkan ada pula khalayak beberapa pendukung lain diantara model dimana khalayak dijadikan komoditas iklan yang ikut berperan dalam suksenya oleh media untuk mendapatkan iklan dan iklan tesebut, yang berikutnya adalah pemasukan. Perusahaan media membuat khalayak program untuk disaksikan oleh khalayak penjualan iklan, yang terakhir adalah dan selanjutnya jumlah khalayak yang pekerja menonton komponen pekerja diantaranya pekerja dan juga waktu yang yang dimana merupakan terdapat target beberapa JURNAL RISET KOMUNIKASI 41 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) media, produsen iklan, peembuat iklan, model iklan atau brand ambasador, dan terakhir khalayak /pemirsa 4. Seksualitas dan komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan yang Iklan merupakan bagian yang tidak merupakan user sekaligus objek sasaran dapat dipisahkan dari tayangan program iklan tersebut. televisi khususnya televisi komersial. Persaingan di bidang periklanan khususnya pada iklan menjadikan produsen televisi hiburan dan kebutuhan tersendiri bagi dan pemirsa terlebih bagi mereka yang pembuat iklan berpikir keras dalam membutuhkan gambaran suatu produk, menentukan konsep iklan yang akan maka kehadiran iklan menjadi referensi dibuat untuk produk yang akan dijual. tersediri bagi mereka. Namun saat ini Salah satu cara yang dipilih adalah terdapat kecenderungan yang berbeda dengan menggunakan tubuh perempuan, dalam iklan yang ditayangkan. Produk karena perempuan dinilai memiliki daya seakan-akan tidak menjadi perhatian tarik tersendiri dimata khalayak, baik utama dalam iklan namun konsep dan dari maupun bagaimana cara membuat iklan tersebut keseksian tubuhnya dianggap mampu menarik itulah yang menjadi perhatian dengan utama. kecantikan cepat khalayak. produk Kehadiran iklan sesungguhnya menjadi parasnya menarik perhatian Hal inilah yang kemudian Kehadiran perempuan sebagai digunakan oleh produsen iklan untuk Brand Ambasador dengan pesona dan menarik perhatian khalayak pada durasi daya tarik seksual dengan wajah cantik, iklan yang cukup singkat dengan materi kulit mulus dan seksi serta dibalut iklan yang biasa saja namun dengan pakaian hadirnya tubuh perempuan dalam iklan memperlihatkan yang kemudian dijadikan komoditas sensual menjadi daya tarik tersendiri maka akan meningkatkan nilai iklan serta menjadi magnet yang kuat bagi tersebut di mata khalayak. Dengan kata pemirsa untuk melihat tayangan iklan lain produk dari awal samapi akhir dengan durasi apapun yang diiklankan yang minim bentuk dan tubuh yang dengan menggunakan model perempuan tayangan dan mengekploitasi tubuh perempuan menjadi komoditas yang diunggulkan akan mendapat perhatian dari penonton. dalam cepat. menarik Tubuh perhatian perempuan penonton sehingga tujuan iklan televisi dapat JURNAL RISET KOMUNIKASI 42 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) tecapai dengan baik yakni produk dapat menyakiti perempuan itu sendiri karena dikenal oleh masyarakat perempuan tumbuh minat untuk membeli sehingga dan menggunakan produk yang diiklankan. Komodifikasi dalam iklan tubuh perempuan dianggap rendah dan memiliki nilai guna jika tubuhnya dikomodifikasi demi keuntungan ekonomis semata. Berikut deskripsi hasil analisis ditunjukan dengan anggota tubuh berdasarkan analisis semiotika Roland perempuan yang dapat mengundang Barthes terhadap iklan cat kayu dan besi birahi lelaki atau juga anggota tubuh Avian. Iklan berdurasi 30 detik ini intim pakaian mengambil latar tempat danau taman terbuka. Pada dasarnya yang dimaksud kota. Iklan ini sempat tayang di televisi dengan bagian tubuh yang merangsang tahun 2013 itu adalah bagian tubuh perempuan yang ditayangkan kembali setelah beberapa dapat laki-laki. stasiun televisi mendapat teguran dari sampai KPI karena dianggap melanggar kode memperlihatkan Bagian perempuan merangsang tubuh itu dengan birahi bahkan keseluruhannya termasuk telapak tangan, namun akhirnya tidak etik dan menjurus pada pornografi. mata, mulut, dan kaki (Hoed, 2014:161). Eksploitasi tubuh perempuan dan kemudian menjadi komoditas dalam iklan tidaklain untuk menarik perhatian dari pemirsa. Asumsinya adalah semakin sensual model iklan maka akan semakin banyak penonton atau pemirsa yang Pada tahap awal khalayak didorong memperhatikan iklan tersebut maka untuk secara tidak langsung secara bersamaan keunggulan produk sehingga khalayak produk yang diiklankan turut pula dapat memaknai nilai guna iklan sebagai menjadi informasi perhatian. Maka kemudian mengetahui dan produk khalayak dan menyadari objek adanya pesan yang disampaikan melalui komoditas dan dikomodifikasikan untuk iklan tersebut terjadi relefansi terhadap mendapat keuntungan yang tinggi baik signifikansi dari produk maupun iklan itu sendiri. penanda pada tahapan ini tukang cat Namun secara tidak langsung hal ini memegang cat dan digunakan untuk tubuh perempuan dijadikan antara tanda JURNAL RISET KOMUNIKASI dengan 43 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) mengecat kursi taman. Namun Pada menjelaskan gejala alam dalam iklan cat tahapan selanjutnya terjadi perubahan avian khalayak mengetahui sebelumnya makna pesan menjadi hiburan dan bahwa kursi taman bar saja dicat oleh terjadi perbedaan intepretasi khalayak tukang cat. Ketika model perempuan ketika mulai hadir dan menduduki kursi taman maka ditampilkan. Pada tahapan pemaknaan interpetasi berdasarkan gejala alam dan kedua dalam iklan inilah yang berbeda- realitas bahwa jika menduduki kursi beda antara khalayak yang satu dengan yang baru di cat maka baju akan kotor. yang lain karena pada proses pemaknaan Namun kemudian interpretasi khalayak tahap akan di pudarkan dengan eksploitasi tubuh dipengaruhi oleh latarbelakang mereka perempuan pada adengan berikutnya sehingga makna yang mereka terima dalam iklan tersebut. tubuh kedua perempuan ini khalayak atas iklan yang sama yang mereka lihat akan berbeda antara satu sama lain. Proses pemaknaan terjadi ketika khalayak tertarik untuk melihat iklan tersebut dan memiliki rasa ingin tahu atas iklan yang disampaikan, sehingga khalayak berusaha memaknai apa yang mereka saksikan dan mengetahui Pada bagian akhir sebagian tubuh perempuan sengaja diambil dengan makna dari pesan yang disampaikan hanya pada bagian tertentu Medium shot, dalam iklan tersebut. Medium close up, Close up dan tidak keseluruhan yakni hanya pada betis dan paha hingga paha bagaian atas hingga pangkal paha bagian belakang tubuh perempuan sambil mengibaskan rambut. Eksploitasi tubuh perempuan pada bagian ini dilakukan agar khalayak Pada signifikasi tahap kedua ini merasa terhibur dan terus menyimak Iklan cat avian memainkan interpretasi mengenai produk yang diiklankan dan khalayak berhubungan berupa dengan emosi yang diberi hiburan diakhir iklan tersebut, isi yang sehingga perempuan dikomodifikasi JURNAL RISET KOMUNIKASI 44 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) untuk kepentingan keuntungan semata. kekuasaan yang dimiliki pembuat iklan Iklan cat Avian perempuan tidak sehingga lagi dinilai kegunaanya sebagai pemeran tubuhnya model iklan tetapi sebagai pemikat iklan keuntungan. dengan menonjolkan tubuh perempuan cenderung dikomodifikasi demi mendapatkan Bahasa tubuh adalah komunikasi yang dikomodifikasi untuk menjual pesan produk, merupakan proses pertukaran pikiran sehingga masyarakat akan nonverbal, dan digunakan sebagai model iklan hanya disampaikan karena memiliki nilai pada tubuhnya ekspresi untuk dikomodifikasi dan dapat menarik sentuhan, lambang yang digunakan, perhatian masyarakat. diam, waktu, suara, serta postur dan yang menggambarkan komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan berdasarkan analisis semiotika milik Roland Barthes yaitu: dialog yang mengandung makna erotisme, setting tidak sesuai konteks iklan, pakaian, gerak tubuh, ekspresi wajah yang komoditas wajah, berupa yang isyarat, pandangan mata, perempuan dalam digunakan untuk mempertegas penyampaian pesan oleh model iklan terhadap produk iklan tersebut. Pemaknaan tanda bahasa terjadi apabila manusia mengaitkan penanda dengan petanda. Karena yang dibicarakan adalah tanda bahasa, kaitan antara penanda dan petanda didasari oleh menggoda laki-laki. Tubuh dapat pesan gerakan tubuh, dalam iklan bahasa tubuh Simpulan Simbol dimana tubuh beranggapan bahwa perempuan sengaja 5. gagasan bahasa iklan dijadikan dengan memperlihatkan bagian intim tubuh perempuan, keindahan tubuh perempuan disajikan pada iklan yang tidak ada kaitannya dengan kecantikan maupun keseksian tubuh perempuan itu sendiri. Perempuan hanya dijadikan pemanis dan pemuas hasrat laki-laki dalam iklan yang berkaitan erat dengan laki-laki, dan perempuan seolah tidak berdaya atas konvensi sosial. Bahasa terdiri dari tanda-tanda yang tersusun secara linier dan berdampingan. Susunan antar tanda dikatakan didasari oleh relasi sintagmatik linear, tanda bahasa juga dapat dilihat dalam rangka relasi asosiatif (Hoed, 2014:6). Pengambilan gambar dalam iklan juga mampu mempresepsikan makna tertentu setiap detail pengambilan gambar terhadap objek itu sendiri, JURNAL RISET KOMUNIKASI 45 Seksualitas dan Komoditas Dibalik Tubuh Perempuan dalam iklan (analisis semiotika terhadap komodifikasi tubuh perempuan dalam iklan) karena dengan gambar yang waktu tepat pengambilan serta jadi tidak terlalu jelas atau sebaliknya, tehnik dapat pula berupa koleksi dan beberapa pengambilan gambar yang sesuai maka properti yang spesifik. Semakin jelas akan menghasilkan gambar yang baik setting iklan, maka akan semakin mudah untuk sebuah produksi iklan. Jenis pula pesan iklan tersampaikan. pengambilan gambar dapat berupa jarak Daftar Pustaka kamera terhadap objek yaitu Extreme Hoed, Benny H. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial. Jakarta: Komunitas Bambu Mosco, Vincent. 1996. The Political Economy of Communication: Rethinking and Renewal. Sage Publications Mulyana, Deddy.2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sobur. Alex. 2001. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Subakti. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo Wahyudi, J.B. 1997. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. long shot, Long shot, Medium long shot, Medium shot, Medium close up, Close up, Extreme close up, kemudian dalam sudut pengambilan gambar seperti yakni high angle, straight-onangle, serta low angle, kemudian kamera seperti dalam pergerakan pen dan tilt yang menambah nilai keindahan iklan itu sendiri. Setting bertindak sebagai konteks yang menentukan latar warna suatu iklan. Setting dalam sebuah iklan bisa JURNAL RISET KOMUNIKASI 46