PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN SEMESTER I KELAS II DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BESUKI TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Mirna Winarni1 Nur Cholifatuzzahro, S.Pd.2 Abstract: The aim of this research was to determine the application of the learning outcome Learning Model Picture And Picture improve Learning Outcomes In Subjects Main Material Science of Living Things and Life Processes II Semester Class In School 3 Besuki Primary School Academic Year 2012/2013. Observation and assessment carried out by researchers on learning outcomes of students during the learning activities Picture And Picture experience an increase in learning outcomes. The action is only 44.11% of the 15 students who achieve mastery learning, students who have not completed sailed was about 19 students or 55.89%. In the first cycle, mastery learning students increased to 82.35% or as many as 34 students who completed the classical and the total of 6 students or 17.65% of students who have not completed their study results. Cycle II, students learn mastery increased to 100% of students 34 students who completed the classical style. Mastery learning outcomes of students in science subjects showed greatly improved from before taking action and in doing so the cycle I and II Picture And Picture learning model can be used as a reference to make students active in the classroom and the students do not feel bored in the classroom as well as to improve learning outcomes, especially in science subjects. Keywords: Learning Model Picture and Picture, and learning outcomes students 1 2 Alumni FKIP PGSD UNARS Situbondo Dosen FKIP PGSD UNARS Situbondo yang PENDAHULUAN Majunya perkembangan IPTEK dunia terasa tinggi adalah melalui proses pendidikan. pada era globalisasi sekarang ini membuat berkualitas Proses pendidikan di sekolah semakin proses belajar mengajar dipengaruhi sempit karena segala sesuatunya oleh beberapa faktor, baik faktor dapat dijangkau dengan sangat internal yang meliputi guru dan Adanya media -media siswa mapun faktor eksternal yaitu elektronik sebagai alat komunikasi faktor di luar guru dan siswa seperti seperti lingkungan mudah. internet televisi, semakin radio maupun mempermudah dan fasilitas belajar mengajar (Metode Pembelajaran). masuknya informasi dari luar. Jika Proses kondisi semacam ini tidak diimbangi berhasil apabila kedua faktor tersebut dengan masyarakat dapat dikoordinasikan dengan baik. dalam mengelola informasi tersebut, Dalam proses belajar mengajar harus maka yang terjadi adalah kerugian terjadi interaksi antara guru dengan bagi masyarakat sendiri. Mereka siswa. Informasi yang disampaikan hanya mampu menerima informasi guru harus mendapat umpan balik itu dari siswa, maksudnya siswa tidak kemampuan secara utuh tanpa mampu belajar mengajar akan menetukan mana yang berdampak begitu positif dan mana yang berdampak tersebut tetapi siswa juga harus negatif. Indonesia sebagai salah satu bersikap kritis. Siswa harus bertanya negara dengan jumlah penduduk apabila ada materi yang belum jelas yang terbesar di dunia harus cepat bahkan siswa terlebih belajar dahulu. tanggap dengan hal semacam ini. Guru harus menerima hal tersebut Besarnya jumlah dengan lapang dada, sehingga benar Indonesia tidak penduduk di cukup menjadi - saja benar menerima terjadi proses informasi belajar modal untuk memajukan bangsa jika mengajar antara guru dengan siswa. tidak disertai dengan kualitas yang Kegiatan ini akan berhasil jika memadai. Salah satu cara untuk didukung dengan fasilitas belajar mempersiapkan dan mencetak SDM yang memadai seperti adanya metode pembelajar yang menunjang secara untuk mendengarkan dan mencatat uraian peningkatan hasil belajar siswa. sedangkan siswa dari guru. Metode mengajar guru Masalah pendidikan peningkatan tentulah mutu sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga merupakan kegiatan guru membimbing/memfasilitasi menemukan siswa pengetahuan dan pengalaman belajar tersebut. Peneliti melakukan disebabkan hasil penelitian belajar mata pelajaran IPA kelas II paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hasil observasi pada Kelas II di Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki yaitu Metode mengajar guru masih konvensional, banyak ceramah. guru menggunakan Adapun yang seperti ini menyebabkan proses belajar mengajar masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini lebih metode penyampaian metode ceramah guru menerangkan atau menguraikan materi pelajaran mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pengajaran dari pada pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan didominasi oleh siswa- yang siswa tertentu saja yang aktif dan cerdas. Pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Kelas II di Sekolah Dasar pada kelas II dan mata pelajaran IPA secara lisan, Negeri 3 pelajaran 2012/2013 Besuki Tahun menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam KBM dan pencapaian hasil belajar siswa yang disebabkan kurang optimal penerapan metode pembelajaran ceramah dan tanyak jawab sehingga siswa cepat bosan, jenuh dan ramai. Rendahnya hasil belajar siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan PR pada mata pelajaran IPA Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa Kelas II memiliki aktivitas belajar II Di Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki siswa dan hasil belajar yang masih tahun Pelajaran 2012/2013”. rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa yang nilainya rata rata 55 tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 secara individual pada mata pelajaran IPA dan masih kurang dari 85% di semua Kelas II secara klasikal. Berdasarkan rumusan maslah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk melalui meningkatkan Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Materi Berdasarkan uraian di atas maka Pokok Makhluk Hidup Dan Proses akan dilakukan penelitian dengan Kehidupan Semester I Kelas II Di Judul: Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki Penerapan model pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA Materi Tahun Pelajaran 2012/2013”. METODE PENELITIAN Pokok Makhluk Hidup dan Proses Jenis penelitian yang dilakukan Kehidupan semester I kelas II di adalah penelitian tindakan kelas Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki tahun (classroom Pelajaran 2012 / 2013. pada action research), yang hakikatnya merupakan penelitian yang dilakukan pada saat Berdasarkan latar belakang mengajar di kelas dan model masalah yang dikemukakan tersebut, pembelajaran yang digunakan adalan maka permasalahan yang terkait pembelajaran Picture And Picture dengan penelitian ini dapat disajikan dalam meningkatkan hasil belajar dalam bentuk pertanyaan sebagai pada mata pelajaran IPA kelas II. berikut: “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Picture And Menurut zainal Aqib Picture Dapat Meningkatkan Hasil (2006:19) bahwa yang dimaksud Belajar Pada Mata Pelajaran IPA dengan PTK adalah penelitian yang Materi Pokok Makhluk Hidup Dan dilakukan oleh guru di kelas atau Proses Kehidupan Semester I Kelas disekolah tempat penelitian atau menajar dengan menekanan pada mengumpulkan penyempurnaan Metode atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Sesuai dengan rancangan Tindakan Kelas ini adalah dokumentasi. atau Data penelitian dianalisis dengan alternatif tindakan dalam kegiatan analisis Deskriptif pembelajaran yang ditetapkan, maka pendekatan prosedur Kelas penelitian dalam observasi,wawancara, metode tes dan Classroom Action Research) dan pelaksanaan Adapun digunakan penelitian penelitian yang digunakan (yaitu Penelitian yang data. terkumpul menggunakan Kualitatif Penelitian (PTK). Tindakan Data penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan terkumpul terdiri dari test, hasil tahap demi tahap dalam setiap siklus wawancara, hasil observasi, dan yakni pada siklus 1 dan siklus 2. dokumentasi. Sedangkan data yang Penelitian ini dilaksanakan di kelas II Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki. Penelitian ini dilaksanakan Pada Semester I Tahun Pelajaran akan dianalisis dalam penelitian ini adalah belajar : Persentasi siswa pembelajaran dicari P 2012 / 2013, Sejak Bulan Nopember Ketuntasan dalam proses dengan rumus n X 100 N Sampai Dengan Bulan Desember 2012. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II semester I Mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran Keterangan : P = Persentase Ketuntasan Hasil Belajar siswa 2012/2013. subyek penelitian ini komposisinya antara putra dan putri n hampir belajar sebanding, jumlah keseluruhan adalah 25 siswa, terdiri = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah seluruh siswa dari 13 putra dan 12 putri. Menurut Arikunto (dalam Menurut Metode Sugiyono,(2011:240). Dokumentasi pengumpulan data adalah cara yang merupakan Metode penunjang dari digunakan Metode observasi dan wawancara. Wahyuningsih, 2006:22), peneliti untuk Dokumen merupakan peristiwa yang Dokumentasi catatan Kehidupan. Tujuannya adalah untuk berlaku. mengetahui sejauhmana pemahaman berbentuk siswa tentang Materi Pokok Makhluk sudah biasanya tulisan, gambar, atau karya – karya Hidup monumental Selama tes pendahuluan berlangsung dari seseorang, dan dokumen yang berbentuk tulisan terlihat biasanya mengalami berupa catatan harian, Proses banyak Kehidupan. siswa yang kesulitan dalam sejarah kehidupan, cerita, kebiasaan menyelesaikan soal yang diberikan, dan biografi. Tehnik pengumpulan tetapi ada juga beberapa siswa yang data mendapat dengan dokumentasi ialah nilai bagus. Hal ini pengambilan data yang diperoleh disebabkan karena mereka masih melalui dokumen – dokumen.. kurang menguasai materi karena masih belum diajarkan. Adapun hasil tes pendahuluan ditunjukkan pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tabel 1 (Perincian dapat dilihat pada lampiran) Hasil Penelitian Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman 2004:22). belajarnya (Sudjana, Sedangkan menurut Tabel 1. Nilai Tes Pendahuluan Horwart Kingsley dalam bukunya Kriteria Ketuntasan Jumlah Persentase Siswa Sudjana membagi tiga macam hasil Siswa Tuntas 15 44.11% belajar mengajar : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan Siswa Tidak Tuntas 19 55.89% pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita Jumlah 34 100% (Sudjana, 2004:22). tes Tabel 1. menunjukkan daya pendahuluan tentang Materi Pokok serap perseorangan siswa sebesar Makhluk 44.11% peneliti melakukan Hidup dan Proses sedangkan daya serap klasikal belum memenuhi kriteria ulangan harian atau 17.65% secara ketuntasan belajar dengan standar klasikal, ketuntasan 85%. memperoleh nilai >70 dari skor Berdasarkan hasil prestasi karena siswa tersebut maksimal 100 dan 28 siswa tuntas belajar siswa yang diperoleh pada secara observasi awal, maka selanjutnya belajar secara klasikal mencapai diupayakan melalui 82.35% Ketidak tuntasan belajar penerapan pembelajaran Picture And siswa tersebut dikarenakan kurang Picture. memahami materi. Hasil belajar perbaikan Model pembelajaran Picture And Picture merupakan implementasi dari strategi perseorangan. Ketuntasan siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan sebelum tindakan. Adapun pembelajaran kontrukstivistik yang dilakukan menempatkan siswa sebagai subyek perbedaan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran. Artinya, siswa dari nilai tes pendahuluan sebelum mampu tindakan dan setelah siklus I adalah merenkontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan seperti tabel 2. guru hanya sebagai fasilitator saja. Tabel 2 menunjukkan bahwa Model pembelajaran Picture And ketuntasan belajar siswa meningkat Picture. Metode sebelum melakukan pembelajaran Picture And Pembelajaran adalah Picture And Picture kesiklus I mengunakan sebesar 38.24% setelah dilakukan media gambar dan dipasangkan atau siklus I. namun hasil tersebut belum diurutkan logis. memenuhi kriteria ketuntasan belajar Biasanya gambar yang dirangkai yaitu harus mencapai 85% atau lebih. atau dipasang berupa gambaran yang Adapun hambatan yang ditemukan scenario cerita atau bahan ajar yang pada siklus I yaitu ada sebagian menjadi materi pembelajaran yang siswa akan disampikan kepada siswa. tentang materi yang sudah diajarkan pembelajaran Picture yang menjadi Berdasarkan urutan hasil yang kurang memahami tersebut dan asaing terhadap pembelajaran diperoleh data 6 siswa yang tidak Picture And Picture. Pada table 2 tuntas dari 34 siswa yang mengikuti diatas dapat digambarkan dengan yang telah diterapkan oleh sekolah grafik 1. terutama bagi guru. Ketuntasan hasil Adapun perbedaan ketuntasan belajar yang dimaksud dalam belajar siswa dari nilai tes Siklus I penelitian adalah jika siswa dalam dan setelah siklus II seperti tabel 3. satu kelas yang mencapai >70 dari Tabel skor 3 menunjukkan bahwa maksimal Dalam ketuntasan belajar siswa meningkat pengamatan 17.65% setelah dilakukan siklus II. dilakukan oleh peneliti terhadap hasil hasil tersebut memenuhi kriteria belajar ketuntasan kegiatan pembelajaran Picture And belajar yaitu harus dan 100. siswa penilain selama mengalami yang mengikuti mencapai 85% atau lebih. Tabel 3 Picture peningkatan dapat digambarkan dengan grafik 2. dalam hasil belajar. Pembelajaran terpusat pada siswa bukan terpusat Pembahasan Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sesuai dengan tujuan peneliti akan dibahas tentang hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki pada mata pelajaran IPA dan presentasi ketuntasan hasil belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai masukan bagi sekolah yang diteliti terutama bagi guru Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki untuk hasil mengetahui belajar siswa perkembangan dan untuk memberbaiki Model pembelajaran Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa sebelum tindakan dan setelah siklus I Sebelum Tindakan Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase < 70 19 55.89% 6 17.65% > 70 15 44.11% 28 82.35% Jumlah 34 100% 34 100% 28 30 15 20 Pra Siklus Siklus I 10 0 1 Grafik 1. Perbandingan hasil ulangan Pra Siklus dan Siklus I Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan setelah siklus II Siklus I Siklus II Nilai Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase < 70 6 17.65% 0 0% > 70 28 82.35% 34 100% Jumlah 34 100% 34 100% 34 40 28 30 Siklus I 20 Siklus II 10 0 Ulangan Harian Grafik 3. Perbandingan hasil ulangan harian Siklu I dan Siklus II pada guru sehingga pembelajaran sebelum penelitian. Kedua adalah akan efektif dan akan menghasilkan kondisi yang ada pada guru dan yang meningkat. siswa. Telah diuraikan sebelumnya tindakan hanya 44.11% dari siswa 15 yang mencapai ketuntasan belajar, siswa yang belum tuntas berlajar adalah sebanyak 19 siswa atau 55.89%. Pada Siklus I, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 82.35% atau sebanyak 34 siswa yang tuntas secara klasikal dan Sebanyak 6 orang siswa atau 17.65% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Siklus II, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% dari siswa 34 siswa yang tuntas secara klasikal. Ada beberapa hal yang pada pemaparan hasil penelitian bahwa kegiatan penelitian dapat dilakukan dengan baik, kegiatan pembelajaran dengan guru dapat dilakukan dengan intensif. Kondisi ini telah menciptakan suasana komunikasi yang baik antara peneliti dan guru, sehingga maksud dari konsep penelitian dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu suasana ini juga telah membentuk kolaborasi yang baik dengan guru. Berdasarkan dari kesepakatan hasil diskusi diputuskan untuk melakukan penerapan pembelajaran sebelum penelitian, penerapan Model merupakan faktor penting yang pembelajaran Picture And Picture mendorong keberhasilan tindakan mengunakan Siklus I dan Siklus II. pada pelaksanaan siklus II, pertama kegiatan perencanaan dan persiapan Penerapan pembelajaran yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian membawa dampak yang And Picture dapat meningkatkan baik bagi guru, guru merasa lebih hasil belajar siswa. Hal ini siap dan memahami langkah demi disebabkan karena Picture And langkah dalam penerapan Picture Picture membantu siswa untuk And Picture pada pembelajaran IPA memahami materi IPA terutama Bagi siswa, siswa telah akrab yang berkaitan dengan Kompetensi terhadap pembelajaran yang Dasar. dimaksud, sehingga siswa tidak akan canggung ketika harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada saat penelitian dilaksanakan. Bagi peneliti dapat dijadikan sebuah pijakan untuk melakukan persiapan yang lebih matang ketika pembelajaran Picture And Picture diterapkan dalam penelitian. Hasil wawancara pada siswa Analisa yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa penelitian belum memenuhi ketuntasan belajar sehingga dibutuhkan siklus II untuk memenuhi ketuntasan hasil belajar siswa. Dari penerapan model pembelajaran dengan Picture And Picture mendapat beberapa hambatan seperti menunjukkan bahwa siswa merasa siswa kurang memahami tahap – senang dan lebih termotivasi untuk tahap dalam model pembelajaran belajar IPA, karena siswa mampu Picture And Picture, juga ada siswa bertukar pikiran atau memberikan yang tidak terbiasa dalam pendapat dalam belajar. pembelajaran Picture And Picture. Selain itu siswa lebih mudah dalam memahami materi karena siswa telah diberi bacaan dimana bacaan tersebut merupakan rangkuman dari materi yang akan dipelajari. Wawancara yang dilakukan terhadap guru bidan studi tentang Model yang akan diterapkan, diketahui bahwa penerapan Picture Bedasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dalam pelajaran IPA dapat diketahui bahwa pembelajaran yang diterapkan cukup bagus dan mampu mendorong siswsa untuk lebih aktif dalam belajar dan meningkat dalam hasil belajar. Hasil penelitian ini model pembelajaran Picture And menunjukan bahwa penerapan Picture dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran dengan Model menjadikan siswa aktif dalam kelas pembelajaran Picture And Picture dan siswa tidak merasa bosan dalam dapat dijadikan salah satu alternatif kelas juga untuk meningkatkan hasil mata pembelajaran IPA. Pelajaran belajar terutama pada mata pelajaran IPA dapat mengunakan Model IPA. pembelajaran Picture And Picture memberikan dampak positif dari pihak siswa dalam keterlibatan Saran Saran yang dapat diberikan belajar khususnya pada peningkatan peneliti berdasarkan hasil penelitian hasil belajar siswa. tentang penerapan pembelajaran Picture And Picture adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran Picture hendaknya diterapkan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah di sesuiakan dengan model pembelajaran Picture And Picture. Materi Pokok Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 3 Besuki. Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA menunjukan sangat meningkat dari sebelum melakukan tindakan dan pada melakukan siklus I dan II sehingga Picture And dapat oleh semua guru dalam semua mata pelajaran yang berciri-ciri pembelajaran kooperatif dalam mengajar dikelas sebagai alternatif dari pembelajaran. 2. Pembelajaran Picture And Picture hendaknya juga dapat di terapkan di Sekolah Menengah Atas. 3. Diharapkan adanya penelitian yang serupa untuk materi-materi yang lain selain pelajaran IPA, dimana pembelajaran tersebut harus dapat memotivasi siswa, menarik perhatian siswa. DAFTAR PUSTAKA Aqib, 2006 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. CV Yrama Widja. Arikunto.2011. Dasar –dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta PT Bumi Aksara Sudjana 2005. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan. Bandung PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif Dan R&D. CV. Bandung Alfabeta