bab 1 pendahuluan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang
khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak
refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini
dilakukan tanpa kesadaran. Jika dilihat dari bentuk atau aksi yang ditimbulkan,
reflex memiliki berbagai karakteristik , yaitu dapat diramalkan, mempunyai
tujuan tertentu, memiliki reseptor tertentu, mempunyai periode laten, spontan
dan tidak dapat dipelajari, berfungsi sebagai pelindung dan pengatur, serta
periode latin akan lama pada respon yang terus menerus sehingga akan
menimbulkan kelelehan (Campbell, 2004).
Katak adalah satu anggota dari kelas Amphibia. Amphibia berasal dari
kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah
hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar
kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air
untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi
dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan
keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di
bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan
kulit (Isnaeni, 2006).
Amfibia mempunyai ciri-ciri: 1) tubuh diselubungi kulit yang berlendir, 2)
merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), 3) mempunyaijantung yang
terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, 4) mempunyai dua
pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat danberenang, 5)
matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran aniktitans yang
sangat berfungsi waktu menyelam, 6) pernapasan pada saat masih kecebong
berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit
dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga
mulut ketika menyelam (Syaifuddin, 2006).
Warna katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Hal ini
disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu: 1) melanopora, berupa
1
Universitas Sriwijaya
2
warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam atau coklat, 2) lipopora
berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning, 3) gaunopora
berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru hijau. Amfibi adalah satwa
vertebrata dengan jumlah jenis terkecil, yaitu sekitar 4.000 jenis. Walaupun
sedikit amfibi merupakan vertebrata pertama yang berevolusi untuk kehidupan
di darat dan merupakan nenek moyang reptil. Dari ketiga ordo tersebut,
salamander adalah satu-satunya kelompok yang tidak terdapat di Indonesia
(Campbell, 2004).
Katak tidak hidup diperairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar
waktunya di darat. Sama halnya dengan jenis ikan, katak tidak mempunyai
leher. Kulitnya lunak dan agak berlendir, tidak mempunyai ekor karena dapat
menghalang-halangi gerak meloncat. Fungsi kulit pada katak yaitu untuk
melindungi tubuh dari lingkungan luar dan sebagai alat pernafasan. Proses
terjadinya pernapasan melalui kulit yang dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan lendir agar permukaan kulit selalu basah. Bentuk kelenjar
kulit pada katak seperti piala, terdapat tepat dibawah epidermis dan salurannya
melalui epidermis yang bermuara di permukaan kulit (Isnaeni, 2006).
Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang
cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai
adaptasi terhadap perubahan tersebut. Gerak adalah suatu tanggapan tehadap
rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan
pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls
oleh saraf. dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi
dengan perangkat tubuh yang lain (Campbell, 2004).
1.2.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui gerakan yang ditimbulkan oleh
katak pada berbagai perlakuan baik yang ditimbulkan oleh respon atak maupun
sumsum tulang belakang dan untuk mengetahui gerak refleks yang terjadi pada
spinal katak.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh
disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera
(Reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa bau,
rasa, sentuhan, cahaya, suhu, tekanan ataupun gaya berat. Indera yang mampu
menerimanya disebut reseptor luar (ekteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh
sendiri antara lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri dan kelelahan. Indera
penerimanya disebut reseptor dalam (Interoseptor). Jadi reseptor adalah satu
atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan
tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh (Campbell, 2004).
Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum
tulang belakang (Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga
dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang
dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Di antara dua lapisan
tersebut terdapat spatium subdurale dan terdapat cairan cerebrospinalis. Bila
membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Sistem saraf amphibi terdiri dari otak (Isnaeni, 2006).
Katak jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 60 mm dan betina dewasa
berukuran sekitar 70-80 mm. Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan
bercak-bercak gelap yang tidak simetris. Terkadang terdapat warna hijau lumut
terang pada individu dengan ukran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha
dengan bercak-bercak hitam. Kaki depan dan belakang kerap bercoreng-coreng
hitam. Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis
memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan
selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat.
Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki,
bentuknya memanjang (Campbell, 2004).
Tubuh katak sawah terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher).
Terdapat dua pasang apendiks lokomotor (yang belakang sangat panjang).Kulit
lunak, tidak bersisik. Lubang hidung antori-dorsal, mata dorsal, besar, membran
3
Universitas Sriwijaya
4
timpaniv, dorsal berada di belakang dekat mata dan mulut sangat lebar. Tiap
tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimeter. Tiap kaki mempunyai 5 buah
jari dengan selaput antar jari–jari. Kulit katak sawah memiliki kelenjar yang
dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katak dapat berubah sesuai
dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan
warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa (Isnaeni, 2006).
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan
sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel
neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel
ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat
susunan saraf dan sebaliknya. Sel neuron terdiri atas tiga bagian 1) badan sel
yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) endrit
merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf
(informasi) menuju ke badan sel dan 3) akson berfungsi meneruskan informasi
dari badan sel ke sel lain (Syaifuddin, 2006).
Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke system saraf
pusat oleh neuron sensori dan tanggapan akan disampaikan oleh neuron motor
ke efektor, misalnya otot dan kelenjar. Jadi efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Pada amphibi, otak tengah
sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki
penglihatan yang baik. Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai
materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di
bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada
sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupukupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih (Campbell, 2004).
Sistem saraf vertebrata memiliki peranan vital, yaitu: a) menerima
stimulus dari lingkungan luar dan mengkoordinir respon, b) mengatur agar kerja
semua sistem dalam tubuh dapat bekeja sesuai fungsinya, c) empat ingatan dan
kecerdasan, pada vertebrata tingkat tinggi. Berdasarkan fungsinya, sel neuron
dapat dibedakan menjadi 4 bagian: a) neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel
saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan
Universitas Sriwijaya
5
saraf. Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
(Isnaeni, 2006).
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk
kedalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami
pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan
impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari
otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf) (Syaifuddin, 2006).
Mekanisme gerak refleks pada katak yaitu : 1) adanya reseptor rangsangan
dari luar, 2) induksi nervous impuls atau badan sel saraf ke tulang belakang. 3)
adanya sinapsis, 4) terjadi penerimaan rangsangan oleh neuron motorik,
terjadilah reflek oleh efektor sebagai respon. Sistem saraf sangat penting pada
hewan tingkat tinggi yaitu sebagai sistem komunikasi yang kompleks dan cepat.
Komunikasi intrasel ditengahi oleh impuls saraf, impuls tersebut dapat berupa
gelembung-gelembung berjalan yang berbentuk arus ion. Transmisi sinyal
antara neuron-neuron dan antara neuron otot seringkali di mediasi secara
kimiawi oleh neurotransmitter (Campbell, 2004).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi refleks spinal antara lain: ada
tidaknya rangsangan atau stimulus. Rangsangan dari luar contohnya adalah
derivate dari temperatur, kelembaban, sinar, tekanan, zat-zat dan sebagainya.
Rangsangan dari dalam yaitu dari makanan, oksigen, air dan lainnya. Beberapa
rangsangan langsung bereaksi pada sel atau jaringan tetapi kebanyakan hewanhewan mempunyai kepekaan yang spesial. Somato sensori pada reflek spinal
dimasukkan dalam urat spinal sampai bagian dorsal. Sensori yang masuk dari
kumpulan reseptor yang berbeda memberikan pengaruh hubungan pada urat
spinal sehingga terjadi reflek spinal (Isnaeni, 2006).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 pukul
13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sriwijaya Indralaya.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, botol film, jarum,
nampan, pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah H2SO4 dan katak sawah
3.3. Cara Kerja
Otak katak dirusak, di tusuk dengan jarum kurang lebih 1 cm kemudian di
korek-korek dan telentangkan katak di nampan lalu perhatikan sikap katak. Tulang
rahang bawah katak di jepit, jika kaki belakangnya di pijat dengan pinset catat
gerakan kaki. Kaki katak di masukan dalam asam sulfat, di amati gerakan kaki
katak kemudian di cuci dengan air dalam gelas dan di catat gerakan apa yang
terjadi. Tusuk sumsum tulang belakang daerah dada katak dengan memasukan
jarum kedalam saluran tulang pu nggung dan diamati gerakan pada katak.
6
Universitas Sriwijaya
Download