BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunanyang baru. Dengan maksud untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Bayangkan apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi,tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan, bayangkan jikasalah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yangakan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban. Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapiorgan kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu. Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan daratmelakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna). (Nurisna, 2009). Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organkopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Aktivitas katak merupakan suatu hal yang menarik untuk diamati terutama interaksi antar individu. Aktivitas ini membentuk perilaku sosial yaitu perilaku perkembangbiakannya. Menurut Duellman dan Trueb (1994), perilaku sosial katak yang menjadi pusat aktivitas yaitu perilaku berbiak. Pola berbiak katak yang tergantung pada kondisi iklim tempat hidup katak.Oleh sebab itu makalah ini dianggap penting agar dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai reproduksi yang terjadi pada katak. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni: 1. Bagaimana sistem reproduksi pada katak baik pada jantan maupun betina 2. Bagaimana mekanisme reproduksi secara alami pada katak C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni: 1. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada katak baik pada jantan maupun betina. 2. Untuk mengetahui mekanisme reproduksi secara alami pada kata. D. Manfaat Diharapkan dapat pembuka wawasan, pengetahuan, dan kepedulian untuk mengenal amfibi lebih mendalam terutama untuk menjaga lingkungan agar keberadaan katak dapat terjaga dan terlindungi. E. Batasan Masalah Agar penulisan Makalah ini lebih terarah, permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan batasan masalah, yaitu pada penelitian ini penulis hanya membahas masalah yang berhubungan sistem reproduksi pada katak baik pada jantan maupun betina dan mekanisme reproduksi secara alami pada katak. BAB II A. Kajian Teoritis Menurut Goin dan Goin (1971), klasifikasi dan sistematika amfibi adalah sebagai berikut: Kingdom Animalia, Filum Chordata, Sub-filum Vertebrata, Kelas Amphibia, serta Ordo Gymnophiona, Caudata dan Anura. Amfibi adalah satwa bertulang belakang yang memiliki jumlah jenis terkecil, yaitu sekitar 4.000 jenis. Walaupun sedikit, amfibi merupakan satwa bertulang belakang yang pertama berevolusi untuk kehidupan di darat dan merupakan nenek moyang reptil (Halliday dan Adler, 2000). Indonesia memiliki 10 famili dari Ordo Anura yang ada di dunia. Famili-famili tersebut adalah Bombinatoridae (Discoglossidae), Megophrydae (Pelobatidae), Bufonidae, Lymnodynastidae, Myobatrachidae, Microhylidae, Pelodryadidae, Ranidae, Rhacophoridae dan Pipidae (Iskandar, 1998). Ordo Anura, Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput di antara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal (Duellman dan Trueb, 1986). Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu: Ascaphidae, Leiopelmatidae, Bombinatoridae Discoglossidae, Pipidae, Rhinophrynidae,Megophryidae, Pelodytidae, Pelobatidae,Allophrynidae, Bufonidae, Branchycephalidae, Centrolenidae, Heleophrynidae, Hylidae,Leptodactylidae, Myobatrachidae, Pseudidae, Rhinodermatidae, Sooglossidae, Arthroleptidae, Dendrobatidae, Hemisotidae, Hyperoliidae,Microhylidae, Ranidae, Rachoporidae,(Pough et. al., 1998) Morfologi katak berbeda tergantung pada habitatnya. Katak pohon seperti famili Rhacophoridae memiliki piringan (discs) pada ujung jarinya untuk membantu dalam memanjat. Katak akuatik atau semiakuatik seperti famili Ranidae memiliki selaput di antara jari-jarinya untuk membantu dalam berenang. Katak terestrial tidak memiliki selaput ataupun piringan, tetapi cenderung memiliiki warna yang menyerupai serasah atau lingkungan sekelilingnya, seperti pada genus Bufonidae dan genus Megophrys (Kusrini et al. 2008).