DownloadIndonesia-Australia Sepakat Selesaikan IA

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Indonesia-Australia Sepakat Selesaikan IA-CEPA dan
Pertukaran Tarif Bea Masuk
Pasay, 10 September 2017 – Indonesia dan Australia sepakat menyelesaikan perundingan
Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada tahun ini.
Kesepakatan itu dicapai pada pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Steven Ciobo di sela Pertemuan Para
Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-49 hari ini, Minggu (10/9), di Pasay, Australia.
Pada pertemuan itu Ciobo meminta kesediaan Indonesia meningkatkan investasi dari Australia,
khususnya di sektor infrastuktur, pariwisata, kesehatan, dan pendidikan. Ciobo juga
menyampaikan Indonesia perlu melakukan upaya agar para perawat Indonesia dapat memenuhi
standar baik dalam bidang keahlian maupun bahasa, untuk memaksimalkan manfaat dibukanya
sektor jasa perawat di Australia.
Sementara itu, Mendag meminta Australia untuk membuka akses pasar bagi produk-produk
utama dan unggulan Indonesia seperti Tekstil dan Produk Tekstil, serta CPO dan turunannya. “Kita
akan terus mendorong agar dapat mencapai perjanjian perdagangan barang yang adil, seimbang
dan saling menguntungkan bagi kedua negara,” tegas Mendag.
Kedua pihak sepakat membawa hal-hal menjadi perhatian masing-masing untuk dijadikan
pertimbangan lebih lanjut sebagai hasil akhir dari pertemuan bilateral ini.
Kesepakatan lain yang dicapai yaitu penurunan tarif bea masuk impor. “Indonesia menurunkan
tarif bea masuk impor gula mentah bagi Australia menjadi sebesar 5%, sedangkan Australia
menurunkan tarif bea masuk impor herbisida dan pestisida bagi Indonesia menjadi sebesar 0%.
Pertukaran kesepakatan ini akan diimplementasikan dalam jangka waktu singkat,” jelas Direktur
Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo.
Menurut Iman, rencana pertukaran penurunan tarif gula mentah oleh Indonesia dan herbisida
serta pestisida oleh Australia merupakan tindak lanjut dari pertemuan kepala negara pada bulan
Februari di Sydney. “Kesepakatan ini nantinya akan dituangkan pada kerja sama AANZFTA,”
ungkapnya.
Sebelumnya, komitmen Indonesia dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia dengan
Asutralia-Selandia Baru (AANZFTA) untuk produk gula mentah dan turunannya adalah
mengenakan tariff Most favored Nation (MFN), dengan tarif Rp550/kg dan Rp790/kg atau setara
dengan 8%-13%.Sedangkan, untuk produk herbisida dan pestisida dari Indonesia, tarif bea masuk
impor yang dikenakan Australia sebelumnya adalah sebesar 5%.
Dukungan Pengembangan UMKM
Sementara itu pada Pertemuan AEM+3 (China, Jepang, dan Korea Selatan) dicapai komitmen
untuk meningkatkan keterbukaan dan inklusivitas menuju pertumbuhan perekonomian yang
memiliki daya tahan dan berkontribusi terhadap kemakmuran kawasan regional.
Dalam pertemuan tersebut hadir Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen yang mewakili
Menteri Perdagangan China Zhong Shan; Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang
Hiroshige Seko; dan Menteri Perdagangan Korea Selatan (Korsel) Kim Hyun-chong.
China, Jepang, dan Korea Selatan mengakui perkembangan integrasi ekonomi ASEAN melalui cetak
biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025 dan berkomitmen meningkatkan kerja sama dan integrasi
ekonomi dengan ASEAN. Para Menteri mencatat sejumlah proyek untuk meningkatkan
perdagangan dan investasi, termasuk proposal China untuk mengembangkan konektivitas rantai
pasok kawasan yang mencakup Negara negara di ASEAN dan Plus 3 serta menugaskan para
negosiator untukmembahas proposal ini lebih lanjut sehingga dapat dijadikan deliverables ASEAN
pada Pertemuan ke-20 KTT ASEAN Plus Three pada November mendatang.
Selain itu, dibahas pula perkembangan East Asia Business Council (EABC) yang fokus pada
“Pengembangan Inklusif bagi UMKM melalui e-commerce dan RCEP”. “Para Menteri meminta
EABC melanjutkan upaya mendukung pengembanganan UMKM agar mereka mampu menangkap
peluang pemasaran melalui ekonomi digital, mendapatkan kemudahan bisnis, dan berpartisipasi
dalam RCEP,” imbuh Mendag.
Total perdagangan barang antara ASEAN dengan China, Jepang, Korsel pada 2016 sebesar USD
694,2 miliar atau 31% dari total perdagangan ASEAN. Adapun nilai investasi langsung dari ketiga
negara tersebut ke ASEAN pada 2016 sebesar USD 29,1 miliar atau sekitar 30,1% dari total
investasi di ASEAN.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Marolop Nainggolan
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Donna Gultom
Direktur Perundingan ASEAN
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528463/021-3858203
Email: [email protected]
Download