KONSEP DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS NAMA : LELI YULIYANA NPM : 10501169 PEMBIMBING : M.FAKHRURROZI,M.Psi, Psi ABSTRAK tubuhnya A. Latar Belakang Masalah dapat ramping dan menghindari kegemukan atau obesitas. Perkembangan individu Obesitas merupakan suatu hal yang masa remaja merupakan masa yang ditakuti oleh banyak remaja putri, karena penting. Erikson ( dalam Hjelle & dapat merusak penampilan dan citranya Ziegler, 1992) menyebut masa ini sebagai wanita. Yang dimaksud dengan sebagai dimana kegemukan atau obesitas, yaitu kondisi seorang remaja harus membentuk citra dimana seseorang memiliki lemak tubuh diri yang positif bagi dirinya dan dapat dalam diterima oleh orang lain. (Kaplan,1993) pencarian seorang identitas Salah satu aspek yang menonjol jumlah yang berlebih Penelitian ini mempunyai berbagai dalam perkembangan remaja adalah pertanyaan penelitian yaitu: perkembangan fisik. Memiliki tubuh Bagaimana konsep diri remaja putri yang ideal, ramping dan menarik adalah impian semua remaja putri. Maka banyak dari remaja putri yang mengupayakan pada segala hal agar yang mengalami obesitas? Mengapa konsep diri subjek seperti itu? Tujuan Penelitian Bentuk-bentuk Konsep Diri Tujuan diadakan penelitian ini a. Konsep diri negatif memiliki tiga untuk mengetahui konsep diri remaja dimensi yaitu pengetahuan, putri yang mengalami obesitas dan hal- pengharapan dan evaluasi. hal yang mempengaruhi konsep diri b. Konsep diri positif adalah penerimaan subjek. diri. Manfaat Teoritis Menurut Memberikan masukan yang Atwater (1983) konsep diri pada tingkat umum dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dibagi menjadi empat, yaitu : psikologi Tingkatan umum konsep diri khususnya psikologi perkembangan dan sebagai acuan bagi Subjective Self penelitian Body Image tentang selanjutnya, khususnya permasalahan-permasalahan suatu The Ideal Self The Social Self remaja dan obesitas. Manfaat Praktis Memberikan informasi dan Aspek-aspek dalam Konsep diri gambaran remaja putri yang mengalami Konsep diri terdapat beberapa aspek obesitas dalam mempersepsikan bentuk yang dikemukakan oleh Atwater (1983) tubuh terhadap konsep dirinya. Sehingga yaitu: dapat a.Selective Perception mengantisipasi kecenderungan konsep diri yang negatif. Ketika seseorang pengalaman B. Pengertian konsep diri Konsep diri adalah gambaran mengalami sesuai dengan suatu konsep dirinya, individu tersebut cenderung memberi suatu simbol atau bentuk pada seseorang mengenai dirinya sendiri, baik pengalaman bersifat fisik, sosial maupun psikologis secara penuh ke dalam alam sadar. yang diperoleh atau timbul dalam Pengalaman-pengalaman interaksi dengan lingkungan sosialnya. cocok akan diubah atau bahkan ditolak. tersebut dan mengakui yang tidak b. Self-esteem Self-esteem atau penghargaan diri adalah a.Peran Orang Tua bagaimana seseorang merasa tentang Ketika masih kecil, orang penting dirinya sendiri, suatu ukuran bagaimana bagi seorang anak adalah orang tua dan individu saudara-saudaranya tersebut menghargai atau yang tinggal mengagumi dirinya sendiri yang akan serumah. Merekalah yang pertama-tama berubah dari waktu ke waktu tergantung menanggapi perilaku anak, sehingga dari secara berbagai pengaruh, seperti perlahan-lahan terbentuklah kesuksesan, sikap orang lain terhadap konsep diri anak. Segala sanjungan, individu tersebut, bahkan bentuk fisik. senyumana, pujian dan penghargaan akan menyebabkan penilaian positif c.A Self Fulfilling Prophecy terhadap Pada saat seseorang membandingkan ejekan, cemoohan dan hardikan akan dan menilai dirinya dengan ideal-self, menyebabkan penilaian yang negatif individu tersebut cenderung bersikap terhadap dirinya. Dalam hal ini Sullivan sebagaimana merasa (dalam Pudjijogyanti, 1988) menjelaskan sehingga bahwa jika seseorang diterima orang penghargaan dirinya digunakan sebagai lain, dihormati dan disenangi karena suatu bentuk ramalan pemenuhan diri keadaan dirinya, maka individu akan (self fulfilling prophecy). bersikap menghormati dan menerima terhadap individu diri itu sendiri, diri seseorang. Sedangkan dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi menolak, maka individu tidak akan Konsep diri menyenangi dirinya sediri. Cara orang tua memenuhi kebutuhan Mead Pudjijogyanti, fisik anak, misalnya kebutuhan makan, 1988) menyebutkan bahwa konsep diri minum, pakaian dan tempat tinggal serta merupakan produk sosial, yang dibentuk kebutuhan psikologis anak seperti rasa melalui aman, kasih sayang, dan penerimaan, organisasi psikologis. (dalam proses internalisasi dan pengalaman-pengalaman merupakan mempengaruhi faktor yang terhadap sangat kepribadian anak. Kajian Coopersmith yang (dalam dilakukan oleh karena anak mempunyai model yang Pudjijogyanti, dapat dipercaya. Anak juga merasa 1988) tentang peranan kondisi keluarga bahwa dibandingkan dengan kondisi sosial yang kedua orrang tua dalam mengahadapi lain terhadap pembentukan konsep diri, masalah. Tingkat kecemasan mereka membuktikan bahwa kondisi keluarga menjadi berkurang dan menjadi lebih yang buruk dapat menyebabkan konsep bersikap positif serta realistis dalam diri yang negatif pada anak. Yang memandang lingkungan dan dirinya. dirinya mendapat dukungan dimaksud dengan kondisi keluarga yang buruk adalah tidak adanya keserasian antara ayah dan ibu, orang tua yang b.Peranan sosial menikah lagi, sikap ibu yang tidak puas Konsep diri terbentuk karena dengan hubungan ayah dan anak dan adanya interaksi seseorang dengan orang kurangnya sikap menerima dari orang sekitarnya. tua terhadap anak mereka. Disamping seseorang tentang dirinya, tidak terlepas itu, konsep diri yang negatif pada anak dari struktur, peran dan status sosial dapat disebabkan pula oleh tuntutan yang disandang orang tersebut. Struktur, orang tua terhadap perilaku anak. Pada peran dan status sosial merupakan gejala umumnya, orang tua menuntut anak yang dihasilkan dari adanya interaksi untuk bersikap, manis, patuh, bisa antar individu yang satu dengan individu menyesuaikan diri dengan orang lain, yang berpakaian rapi dan bergaul dengan baik. kelompok, Konsep diri yang positif pada kelompok anak dapat tercipta apabila kondisi keluarga ditandai antar atau yang dipersepsi individu dengan kelompok dengan Adanya struktur, peran dan status adanya sosial yang menyertai seluruh perilaku integritas dan tenggang rasa yang tinggi individu dipengaruhi oleh faktor sosial. antar Adanya anggota dengan lain, Apa keluarga. Hal ini faktor sosial terhadap menyebabkan anak memandang orang perkembangan konsep diri individu telah tua sebagai figur yang berhasil atau dibuktikan orang tua yang dapat dipercaya dalam Pudjijogyanti, 1988). Dijelaskan bahwa membentuk seluruh aspek dalam dirinya, perkembangan konsep diri tidak terlepas oleh Rosenberg (dalam dari pengaruh status sosial, agama dan ras. Dijelaskan bahwa individu yang berstatus sosial yang tinggi akan Gejala-gejala Obesitas Menurut Yulia dan Liwandaw (1999), gejala-gejala yang timbul mempunyai konsep diri yang lebih pada positif obesitas adalah : dibandingkan individu yang berstatus sosial rendah. remaja yang mengalami a. Berat badan yang kelebihan 20 % atau lebih dari dari berat badan c. Belajar yang ideal dengan umur, sex, Konsep diri merupakan produk belajar. Proses belajar ini terjadi setiap hari dan umumnya tidak disadari oleh individu. Belajar disini bisa diartikan sebagai perubahan psikologis tinggi badan, dan ukuran bentuk tubuh. b. Sesak nafas bila sedikit bekerja secara fisik. Adapun gejala lain yang yang relatif permanen yang terjadi ditimbulkan oleh obesitas adalah sebagai konsekuensi dari pengalaman gejala klinis, seperti lelah, pusing, (Hillgard & Bower dalam Retnaningsih sakit dada, atau sesak napas. Gejala & Ritandiyono, 1996). Seorang anak klinis ini jika tidak diobati bisa yang pendek, melalui pengalamannya mengganggu organ tubuh lainnya. dipanggil “udang” oleh teman-temannya, Gejala klinis lain yang mungkin akan tahu bahwa pendek bukanlah sifat muncul adalah kadar lemak atau yang dihargai (paling tidak bagi anak kolesterol laki-laki) dan oleh karena itu meragukan penyempitan pembuluh darah di dirinya. jantung dan otak, diabetes mellitus darah yang tinggi, (kencing manis), impotensi, ejakulasi dini menstruasi Pengertian Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan dari diakibatkan ukuran penimbunan pada ideal lemak dapat membahayakan individu. yang dan pria, dan pada (www.republika.co.id). problem wanita Faktor-faktor Yang Menyebabkan WHO menetapkan suatu pengukuran Obesitas Menurut obesitas kriteria sendiri-sendiri. Oleh karena itu, dapat Coleman (1984) disebabkan beberapa atau klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. faktor, adalah: Metode yang paling berguna dan a. Faktor Biologis banyak Sebagian orang memiliki kegemaran tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass mengkonsumsi makanan tinggi kalori Index), tanpa pelepasan yang signifikan, akan membagi berat badan (kg) dengan lebih mudah memiliki masalah dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai berat badan yang yang berlebih. BMI yang didapat tidak tergantung pada b. Faktor Psikososial umur dan jenis kelamin. digunakan yang untuk didapat mengukur dengan cara Dalam banyak kasus kunci utama dari Berat Badan (Kg) kebiasaan makan dalam porsi yang Indeks Masa Tubuh = --------------------- Beberapa Tinggi Badan (m2) keluarga beranggapan bayi yang gemuk Keterbatasan BMI adalah tidak dapat adalah bayi yang sehat, sehingga orang digunakan bagi: tua mengusahakan agar anak tersebut a.Anak-anak banyak dalam keluarga. yang dalam masa pertumbuhan makan lebih banyak. c. Faktor Sosio kultural b.Wanita hamil Perbedaan budaya memiliki perbedaan c.Orang-orang yang sangat berotot konsep mengenai kecantikan. Ada yang BMI dapat digunakan untuk menentukan menganggap kurus adalah simbol cantik seberapa besar seseorang dapat terkena atau indah. Sedangkan bagi beberapa resiko penyakit tertentu yang disebabkan budaya tubuh yang gemuk adalah simbol karena kecantikan, kekayaan dan kekuasaan. dikatakan berat badannya. obese dan Seseorang membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI diatas 30, dengan kata lain orang tersebut Pengukuran Obesitas Istilah normal, overweight, dan obese dapat berbeda-beda, masing- masing negara dan budaya mempunyai memiliki kelebihan BB sebanyak 20% (www.obesitas.web.id). Dampak dari Obesitas Ciri-ciri Remaja Putri yang Obesitas Menurut Vivi (2004) dampak obesitas dapat terjadi dalam jangka panjang maupun jangka pendek, Dari penelitian-penelitian mengenai orang-orang yang mengalami misalnya : obesitas yang telah dilakukan oleh a. Gangguan psikososial, rasa rendah beberapa tokoh, maka dapat dihasilkan diri, depresif dan menarik diri dari beberapa lingkungan. Hal ini karena anak dikaitkan dengan orang yang mengalami obesitas obesitas antara lain, menurut Sarwono sering menjadi korban karakteristik bahan olok-olokan teman main dan (dalam Marlina, 1997): teman sekolah. Dapat pula karena a.Keterampilan Sosial untuk ketidakmampuan melaksanakan suatu tugas Orang yang yang obesitas sering dipandang atau sebagai orang orang-orang yang kegiatan terutama olahraga akibat memiliki keterampilan sosial yang adanya hambatan pergerakan oleh rendah. obesitasnya. b. Pertumbuhan fisik atau linier yang b.Kontrol Diri lebih cepat dan usia tulang yang Menyatakan lebih yang obesitas dinilai sebagai orang lanjut dibanding usia biologinya. c. Masalah ortopedi akibat beban tubuh bahwa orang-orang yang memiliki kontrol diri yang rendah. yang terlalu berat. d. Gangguan pernafasan seperti infeksi c.Tingkat Kepercayaan Diri saluran nafas, tidur ngorok, sering Orang yang obesitas cenderung mengantuk siang hari. memiliki diri e. Gangguan endokrin seperti menars lebih cepat terjadi. kepercayaan yang rendah dari pada orang-orang yang memiliki tubuh ideal. d.Penampilan Fisik dan Wajah Kebanyakan bahwa orang seseorang saat beranggapan yang ia mengalami kematangan seksual. obesitas b. Individu mengalami perkembangan biasanya juga memiliki wajah serta psikologis dan pola identifikasi dari penampilan fisik yang tidak menarik. kanak-kanak menjadi dewasa. e. Tingkat Keterampilan c. Terjadi pengalihan dari Orang-orang yang obesitas biasanya ketergantungan sosial ekonomi yang lamban penuh kepada keadaan yang relatif dalam melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan lebih mandiri. kan gerak tubuh, sehingga diasumsiRemaja adalah masa transisi dari masa bahwa obesitas kanak-kanak menuju masa dewasa cenderung kurang terampil dan tidak dalam aspek biologis, kognitif dan cekatan dalam melakukan sesuatu. emosional serta mempunyai usia 12 orang yang tahun sampai awal 22 tahun. f. Dalam Mendapatkan Teman Kencan Orang yang obesitas biasanya sulit mendapatkan teman kencan. Kebanyakan orang lebih tertarik memilih teman kencan yang Gambaran Konsep Diri Remaja Putri yang Mengalami Obesitas Perkembangan seorang individu memiliki bentuk tubuh ideal daripada dimulai yang memiliki bentuk tubuh gemuk. sebagian orang, masa remaja merupakan pada masa remaja. Bagi masa yang penting dalam hidupnya. Pada masa ini individu tidak lagi Pengertian Remaja Pada tahun 1974 WHO termasuk anak-anak, namun tidak pula (Muangman, dalam Sarwono, 1989) termasuk memberikan yang dikatakan Erikson (dalam Hjelle & bersifat konseptual dan mengandung tiga Ziegler, 1992) masa remaja adalah masa kriteria, yaitu : pencarian a. Individu berkembang dari saat ia remaja harus membentuk citra diri yang pertama kali menunjukkan tanda- positif bagi dirinya dan dapat diterima tanda seksual sekundernya sampai oleh orang lain. definisi remaja dewasa. identitas Seperti dimana yang seorang Tugas-tugas perkembangan pada atau kegemukan adalah kondisi dimana remaja bermacam-macam, salah satu seseorang memiliki lemak tubuh dalam aspek yang cukup menonjol adalah jumlah perkembangan fisik yang akan terus asupan makanan yang memiliki kadar berlanjut hingga mencapai kematangan. karbohidrat dan lemak yang memilki Penerimaan dan penolakan terhadap kadar yang dibutuhkan oleh tubuh maka perkembangan fisik sangat dipengaruhi dapat menyebabkan kondisi obesitas. oleh tersebut Obesitas itu sendiri memiliki efek memahami dirinya. Pada remaja putri terhadap diri seoorang remaja putri khususnya, perubahan fisik akan lebih dalam berinteraksi dengan lingkungan terlihat sehingga diperlukan pemahaman sosialnya. bagaimana remaja yang berlebih. Banyaknya yang sehat terhadap dirinya sendiri. Remaja putri yang mengalami Seperti yang dikatakan Brook (dalam obesitas memiliki pandangan berbeda- Ritandiyono & beda terhadap dirinya. Kehidupan sosial mengatakan bahwa Retnaningsih,1996) konsep diri dan interaksi dengan orang lain akan merupakan persepsi mengenai dirinya mempengaruhi bagaimana seorang sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial remaja mengalami obesitas maupun psikologis memahami dan mempersepsikan dirinya. melaui pengalaman yang diperoleh individu putri dalam Konsep diri pada remaja putri yang interaksi dengan orang lain. Bagi remaja mengalami obesitas akan mempengaruhi penilaian kelompok merupakan faktor bagaimana ia memandang dan menerima penting dalam kehidupannya. Respon kondisi fisiknya. Pada remaja putri yang tersebut akan menjadi dasar bagi seorang memiliki remaja dalam memberikan gambaran mengalami kecemasan dan perasaan tentang dirinya. tidak nyaman akan penampilan fisiknya, Obesitas merupakan suatu hal yang namun konsep jika diri remaja negatif putri akan tersebut banyak terjadi pada remaja putri, karena memiliki konsep diri yang positif maka sangat mudahnya mereka mendapatkan penerimaan terhadap dirinya pun dapat menu makanan yang memiliki kadar secara apa adanya tanpa harus merasa karbohidrat dan lemak yang tinggi. cemas dan bersalah terhadap keadaan Menurut Kaplan dkk (1993) obesitas fisiknya. C. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang Kolektif digunakan Adalah suatu kasus instrumental dalam penelitian ini adalah pendekatan yang memperluas sehingga mencakup kualitatif yang berbentuk studi kasus. beberapa kasus tujuannya adalah untuk Studi kasus itu sendiri ialah studi yang mempelajari penomena atau populasi mempelajari fenomena khusus yang atau kondisi umum dengan hadir dalam suatu konteks yang dibatasi mendalam. dan kasus ini dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, lebih Dalam penelitian ini, peneliti organisasi, memilih dan menggunakan tipe studi komunikasi atau bahkan suatu bangsa kasus instrinsik, dimana dalam studi (Poerwandari,1998). kasus ini penelitian ditujukan untuk Poerwandari mengemukakan bahwa (1998) memahami secara utuh suatu kasus tanpa karakteristik harus dimaksud untuk menghasilkan studi kasus terdiri dari tiga tipe, yaitu : konsep-konsep teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. Intrinstik Adalah penelitian yang dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia 18 – 21 tahun digunakan untuk memahami secara utuh dan mengalami obesitas. kasus tersebut tanpa harus dimaksud Jumlah Subjek untuk menghasilkan konsep-konsep teori Jumlah subjek dalam penelitian ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. kualitatif tidak mengarah pada jumlah Instrumental besar, melainkan pada kasus-kasus yang Adalah penelitian pada kasus unik tertentu, dilakukan sesuai dengan masalah penlitian, tidak untuk ditentukan secara kaku dari awal, dapat memahami isu dengan lebih baik, juga terjadi perubahan dalam jumlah dan untuk mengembangkan dan memperluas karakteristik teori. perkembangan sample yang terjadi sesuai selama penelitian berlangsung dan diarahkan pada kecocokan konteks (Sarantakos dalam Poerwandari, 1998). Jumlah dimana dalam jenis wawancara ini subjek pada penelitian ini adalah satu peneliti diharuskan untuk membuat garis orang subjek. besar pokok pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam proses wawancara yang berguna sebagai panduan dalam Tahap-tahap Penelitian Tahap persiapan dan pelaksanaan mengajukan pertanyaan. Tetapi dalam yang akan dilakukan dalam penelitian ini proses meliputi beberapa tahapan, yaitu : tahap diajukan tidak perlu berurut hal ini persiapan, tahap pelaksanaan. berguna wawancara untuk pertanyaan yang meminimalisasikan bentuk kekuatan yang mungkin dapat terjadi diantara dua pihak, yang mana Teknik Pengumpulan Data Alat yang dipakai untuk dalam proses wawancara berlangsung mengumpulkan data tersebut adalah tidak harus terikat dengan panduan serta wawancara dan observasi, yaitu : dapat Definisi Wawancara nyaman, rileks atau santai sekaligus Wawancara adalah percakapan suasana yang dapat menyesuaikan pertanyaan dengan dengan maksud tertentu yang melibatkan konteks dua pihak, menciptakan aktual saat wawancara yaitu pewawancara berlangsung bahkan dapat menghasilkan yang mengajukan berbagai bentuk pertanyaan yang lebih diwawancarai kompleks, panduan itu sendiri dibuat (interviewee) yang memberikan jawaban hanya untuk menjaga agar pokok-pokok atas pertanyaan (Moleong, 1990). yang ingin digali tercakup seluruhnya. .Jenis-jenis Wawancara Definisi Observasi (interviewer) pertanyaan dan Menurut yang Sarwono (dalam Observasi adalah metode yang Poerwandari, 1998) ada beberapa jenis- dilakukan dengan cara mengamati. Jadi jenis wawancara terdiri dari empat yaitu: peneliti wawancara bebas, wawancara terarah, mengamati perilaku dan sikap subjek, wawancara terbuka, wawancara tertutup. lingkungan subjek, performance subjek, Dalam studi menggunakan kasus harus dengan teliti dalam ini peneliti setting wawancara terbuka wawancara dan tempat tinggal subjek. atau tempat dilakukannya Semua dari hasil observasi dapat terhadap data yang telah diperoleh. digunakan untuk bahan pertimbangan Teknik triangulasi yang paling banyak dan keakuratan data yang didapat dari digunakan ialah pemeriksaan sumber hasil wawancara (dalam Poerwandari, lainnya. Menurut Banzin (dalam Yin, 1998). 1994) Jenis-jenis Observasi triangulasi sebagai teknik pemeriksaan membedakan empat macam Menurut Hasan (2000) observasi yang memanfaatkan penggunaan sumber dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, (subjek penelitian), metode penelitian, yaitu observasi partisipan dan observasi dan teori. Menurut Patton (dalam Yin, non partisipan. 1994) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif, yaitu Alat Bantu Pengumpulan Data Menurut Poerwandari (1998) peneliti berperan besar dalam seluruh keabsahan konstruk, keabsahan internal, keabsahan eksternal, dan keajegan. proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik, mengumpulkan data hingga dan Adapun proses analisis data yang menginterpretasikannya. Dalam dilakukan dalam penelitian ini akan pengumpulan penulis dianalisa dengan teknik data kualitatif menggunakan menganalisis Teknik Analisis Data data-data, alat bantu pedoman yang diajukan oleh Marshall dan wawancara, pedoman observasi dan alat Rosman (1989) dan dalam melakukan perekam. analisanya terdapat beberapa tahapan yang Keabsahan dan Keajegan Penelitian Untuk mendukung apakah keabsahan harus mengorganisasi dilakukan, yaitu: data,mengelompokkan berdasarkan kategori, tema dan pola dari penelitian ini harus menggunakan jawaban, cara adalah permasalahan yang ada terhadap data, teknik pemeriksaan keabsahan data yang mencari alternatif penjelasan bagi data, memanfaatkan sesuatu yang lain dari menulis hasil penelitian. triangulasi. Triangulasi luar data yang diperoleh untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding menguji asumsi atau D. Hasil dan Analisis data Mampu membentuk pencitraan yang positif Jenis-jenis Konsep Diri Subjek Memiliki rasa percaya diri yang Memiliki bakat dan kemampuan yang baik rendah terhadap lingkungan baru dan kondisi fisik Pembahasan Putus asa terhadap permasalahan Memiliki keinginan merubah Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tampilan fisik konsep diri subjek adalah: Optimis Faktor belajar Merasa memiliki kelebihan pribadi Faktor orang tua Supel dalam pergaulan Faktor sosial Pembahasan Hasil bahwa penelitian subjek menunjukkan cenderung memiliki konsep diri yang positif. Subjek: Yakin Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki Ciri-ciri Konsep Diri yang di miliki E. Kesimpulan konsep diri yang positif yang di pengaruhi oleh factor belajar,orang tua akan kemampuan untuk dan social mengatasi masalah Saran Merasa setara dengan orang lain Kepada subjek disarankan untuk Menerima pujian tanpa rasa malu meningkatkan mengoptimalkan bakat Menyadari setiap orang memiliki dan kemampuannya dan menanamkan perasaan yan tidak seluruhnya di kepercayaan diri serta membentuk setujui oleh masyarakat persepsi yang positif terhadap kondisi Mampu memperbaiki diri fisiknya. Mampu menerima dan memahami kenyataan tentang dirinya Dapat menerima dirinya apa adanya Dapat menerima orang lain DAFTAR PUSTAKA Atwater, E. (1983). Adolescence. New Jersey: Prentice Hall Atwater, E.,& Duffy,K.G.(1999). Psychology for living : Adjustment,growth,and behavior today (6th ed). Pretice-Hall,inc: New Jersey Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi (Edisi Bahasa Indonesia). Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada Coleman, J.C. (1984). Abnormal psychology and modern life. Illionis: Scott, Foresman and Company Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : PT. Gramedia Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia Haditono, S.R., Knoers, A.M.P & Monks, F.J. (2002). Psikologi perkembangan : pengantar dalam perbagai bagiannnya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Indonesia Hasan. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hjelle, L.A & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories : Basic assumption research and application (3rd ed). London: McGraw-Hill Hoffman, L., Paris,S. & Hall, E. (1994). Developmental psychology today (6th ed). New York: Mc Graw-Hill,Inc. Kaplan, R.M., Sallis, J.F.,Patterson, T.L. (1993). Health and human behavior. New York: McGrow-Hill Marlina.(1997). Hubungan kesenjangan diri dengan kepuasan citra tubuh pada wanita. Skripsi (tidak diterbitkan) Depok : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Moleong, L.J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Monks, F.J, Knoers, A.M.P & Haditono.S.R. (2001). Psikologi perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Mukhtar & Sulistianingsih. (2001). Konsep diri remaja. Jakarta: PT Rakasta Semesta Muntais, S. (2005). Obesitas dan permasalahannya. hhtp://www.republika.co.id Papalia, D.E. (1998). Human development (7thed). New York:McGraw-Hill Patton, M.Q. (1990). Qualitative evalution and research methods. New Bury Park: Sage Publication Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia Pudjijogyanti, C. (1988). Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta: Arcan Rice, F.P. (1990). The Adolescent (6th ed). Boston: Allyn & Bacon Inc Ritandiyono & Retnaningsih. (1996). Aktualisasi diri. Jakarta: Universitas Gunadarma Press Roche. (2000). Obesitas. hhtp://www.obesitas.web.id Santrock,J.W. (1990). Adolescence (4th ed). USA:Brown Publisher Sarafino, E.P. (1990). Health psychology:bBiopsychosocial interactions. New York: John Wiley & Sons Inc Sarwono, S.W. (1989). Psikologi remaja (edisi Revisi). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Siagian.A.(2004). Hubungan sarapan dan obesitas. http://www.kompas.com Susilowindradini,S.W. (1994). Psikologi perkembangan (masa remaja). Surabaya : Usaha Nasional Taylor, S.E.(1995). Health psychology. (3 rd Ed). New York: McGraw-Hill Inc Vivi,J.(2004). Obesitas pada anak. http://www.sinarharapan.co.id/ Warga , R.G. (1983). Personal awareness: A psychology of adjustment. Boston: Houghton Mifflin Company Willis, S.S.(1994). Problem remaja dan pemecahannya. Bandung:Angkasa Yin, K.R. (1994). Case study research : design and methods (2th ed). California: Sage Publications Inc Yulia, H.T., & Liwandaw, H. (1999). Kesehatan keluarga. Jakarta: PT Mediprom