PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

advertisement
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU
KABUPATEN MAMUJU UTARA
Faizar Idris1
Muh. Ali Jennah2
Dwi Septiwiharti3
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi
belajar siswa pada pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn. Subjek dalam
penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII A yang berjumlah 32 orang.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus dengan prosedur
penelitian yaitu pra tindakan, rencana tindakan (planning), tindakan (action),
observasi (observation) dan refleksi (reflection). Tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu lembar
observasi guru dan siswa siklus 1 dan 2. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada siklus I aktivitas guru berada pada ketegori cukup
dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh 69,23% Hal ini disebabkan masih
kurangnya peran guru dalam membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti
pelajaran, membimbing siswa dalam mengerjakan Lks, dan dorongan agar siswa
lebih aktif dan bekerjasama dalam kelompok. partisipasi siswa pada siklus I
berada pada ketegori cukup dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh
57,8% karena masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan malu untuk mengemukakan pendapatnya. Pada siklus II
aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 85,57% dalam kategori sangat
baik ini di karenakan guru sudah dapat membimbing siswa dalam mengikuti
pembelajaran investigasi kelompok, dan partisipasi siswa meningkat menjadi
75,5% dalam kategori baik karena hampir semua siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran investigasi kelompok. Meningkatnya hasil yang di dapatkan pada
siklus 1 dan II maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa di
kelas VIII A pada pembelajaran PKn dengan pokok bahasan konstitusi yang
pernah berlaku di Indonesia dan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional.
Kata Kunci: investigasi kelompok, partisipasi siswa, Pembelajaran PKn
1
Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan
IPS, Semester Akhir:Stambuk a 321 11 006.
2
Pembimbing I
3
Pembimbing II
2
I. PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah
dengan cara perbaikan pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran di sekolah merupakan serangkain
kegiatan yang secara sadar telah terencana. Perencanaan yang baik akan
mendukung keberhasilan pembelajaran. Usaha perencanaan pembelajaran
diupayakan
agar
peserta
didik
memiliki
kemampuan
maksimum
dan
meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi
harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun siswa sebagai penggarap
ilmu pengetahuan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 2
Bambalamotu diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan beberapa
metode dan dilengkapi dengan beberapa media pembelajaran. Metode yang
diterapkan oleh guru PKn SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara
adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Tetapi metode
ini masih belum dapat menumbuhkan mina siswa untuk lebih berpartisipasi di
kelas.
Model pembelajaran yang membutuhkan partisipasi aktif siswa menjadi
bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran sesuai paradigma pembelajaran yang
dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Beberapa metode
yang telah diterapkan dalam Pembelajaran di SMP Negeri2 Bambalamotu di
antaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan pemberian
tugas yang telah diterapkan, namun masih menunjukkan rendahnya partisipasi
siswa, maka pada penelitian tindakan kelas ini modelpembelajaran group
investigation dapat dijadikan sebuah alternatif pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang
komunikatif dan kreatif, dalam hal ini kemampuan guru ketika menggunakan
3
media pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton
tapi harus kreatif. Ini tentunya guru haru selalu senantiasa melakukan
pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun pelatihanpelatihan.
Selain dari faktor aktivitas siswa yang menjadi kelemahan dalam proses
pembelajaran, penggunaan metode ceramah yang masihdigunakandalam proses
pembelajaran juga mempengaruhi proses pembelajran tersebut. Hal ini akan
berdampak pada hasil belajar siswa karena metode ini proses komunikasinya
banyak terpusat hanya kepada guru, siswa banyak berperan sebagai pendengar
setiasaja. Guru tidak dapat memperhatikan aktivitas siswa dan keterampilan siswa
pada saat pembelajaran karena mereka sibuk menjelaskan di depan Kelas.
Tampaknya hal ini terjadi karena para guru beranggapan bahwa materi lebih
mudah disampaikan dengan metode ceramah, tanpa mempertimbangkan dan
memperhatikan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan metode
ini guru dalam penyampaian materi kurang mendapat respon yang positif dari
siswa, sehingga siswa kurang aktif berpikir, yang berdampak pada hasil belajar
siswa yang relatif rendah.
Mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi
pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa untuk belajar serta
memahami materi. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun
pemahamannya terhadap konsep materi yang dipelajari melalui latihan-latihan
yang di lakukan sehingga dapat dipahami dengan baik dan pengetahuan yang
mereka peroleh lebih tersimpan lama dalam pikirannya.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian tindakan kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipegroup investigation yang dapat mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran, oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Group Investigation untuk
Meningkatkan Partisipasi Belajar dalam Pembelajaran PKn Siswa Kelas VIII A
SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini mengikuti tahapan yang bersiklus tiap siklus dilakukan
beberapa tahap, yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan 3)
observasi dan 4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri
2 Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara semester ganjil pada tahun ajaran
2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2
Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 19
putra dan 10 putri yang mengikuti mata pelajaran PPKn pada materi Pokok
Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia dan korupsi. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa lembar
observasi (a) Aktivitas guru, dan (b) aktivitas siswa. Teknik analisis data kualitatif
dalam penelitian ini adalah diperoleh dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh Guru PPKn dengan menggunakan model pembelajaran group
investigation dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran group investigation , dengan menggunakan teknik penilaian sebagai
berikut :
Presentase Nilai Hasil Observasi =
(Kasbolah,1998:56).4
4
Skor yang diperoleh
× 100
Skor Maksimum
Kasbolah, K. (1998:56). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
5
Keberhasilan proses pembelajaran minimal baik, dengan kriteria taraf
keberhasilan sebagai berikut :
o 85% - 100% sangat baik
o 70% - 84% baik
o 55% - 69% cukup
o < 55% kurang
Analisis
data
kualitatif
menurut
Miles
&
Huberman
(1992:16)5
menyebutkan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian atau paparan, verivikasi data
atau kesimpulan hasil data.
1) Reduksi Data
Reduksi data adalah mengumpulkan, menyelesaikan, menyederhanakan dan
merangkum data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Data
yang akan dikumpulkan berupa hasil pengamatan aktivitas peserta didik, hasil
pengamatan guru, menyelesaikan nilai aktivitas belajar peserta didik dan
merangkum seluruh catatan setiap gejala perubahan peserta didik dan guru.
2.) Penyajian Data
Penyajian data adalah dilakukan dengan cara menyusun data hasil reduksi
secara sederhana agar mudah menarik kesimpulan.
3.) Verivikasi
Verivikasi data merupakan kesimpulan data yang diperoleh dari penyajian
data dalam bentuk pernyataan kalimat atau informaasi yang singkat dan jelas.
5
Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
6
Indikator keberhasilan kinerja dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas
guru dan lembar obsevasi partisipasi siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika
aktivitas guru dan aktivitas siswa berada dalam kategori baik.
III. HASIL
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 2 siklus dan tiap siklusnya
dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 12 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2015 semester ganjil. Aspek yang
diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil observasi siswa, (3)
hasil penilaian kemampua n siswa memecahkan maslah, (4) refleksi.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Hasil Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas guru pada tabel 4.1
diatas, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran group investigation yang
diperoleh jumlah skor 23 dari jumlah skor maksimal 32. Hasil perolehan data
diperoleh persentase nilai 71,87%. Melihat kriteria taraf keberhasilan tindakan
siklus I, maka aktivitas guru berada dalam kategori baik.
2) Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I
Partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation diukur dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan peneliti, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut.
Berdasarkan hasil persentase tersebut dari 29 orang siswa yang mengikuti proses
pembelajaran di ketahui 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16
orang siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih
berada pada kategori penilaian kurang.
3) Refleksi Siklus I
Beranjak dari pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I maka ada
beberapa aspek yang perlu dianalisis karena pada pelaksanaan siklus I masih
terdapat aspek-aspek yang perlu di perbaiki dalam penelitian ini yaitu :
7
a) Guru
1. Guru harus lebih memperjelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai
kepada siswa.
2. Kemampuan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa, agar
siswa tertarik mengikuti pelajaran dan berani mengajukan pertanyaan
sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.
3. Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok
sesuai dengan model pembelajaran group investigation.
4. Kemampuan
guru
dalam
membimbing
kelompok
pada
saat
menyimpulkan tugas.
b) Siswa
1. partisipasi bertanya siswa.
2. partisipasi menjawab siswa.
3. partisipasi dalam kelompok.
4. menyimpulkan materi di akhir pertemuan.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tahapan bersiklus dan tiap siklusnya
dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Rabu
11 November 2015 dan 18 November 2015 dengan pokok bahasan korupsi.
Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil
observasi siswa, (3) refleksi.
1) Hasil Observasi Guru Siklus II
Salah satu aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktivitas
guru. Untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar peneliti menyiapkan lembar
observasi guru, observer mengisi lembar observasi guru tersebut. Setelah
dilakukan penelitian, peneliti bersama observer menghitung seberapa besar
presentase yang diperoleh yaitu jumlah skor yang diperoleh 29 dari skor maksimal
32, sehingga diperoleh persentase 90,62%. Berdasarkan hasil persentase tersebut
8
menunjukkan bahwa kenerja guru untuk tindakan siklus II tergolong kategori
sangat baik
2) Hasil Observasi Siswa Siklus II
Mengetahui partisipasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran group investigation, peneliti menyiapkan lembar observasi siswa,
observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Setelah dilakukan penelitian,
peneliti menghitung seberapa besar persentase partisipasi siswa yang diperoleh
yaitu dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran 7 orang siswa nilai
persentasinya berada pada kategori sangat baik, 8 orang siswa berada dikategori
mampu, 11 orang siswa berada dikategori cukup mampu, dan 3 orang siswa
berada pada kategori kurang mampu. Dari hasil observasi diatas, memberikan
gambaran pada peneliti bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus
II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I. .
3) Refleksi Siklus II
Setelah perbaikan pada aspek-spek yang menjadi kekurangan penelitian ini
maka melihat dari hasil observasi siklus II menunjukan adanya peningkatan
beberapa aspek dengan menigkatnya persentase dari aspek kegiatan.
IV. PEMBAHASAN
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah
satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa
pada pembelajaran PKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Data aktivitas guru dan partisipasi siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung diperoleh dari hasil observasi berdasarkan lembar observasi
aktivitas guru dan partisipasi siswa beserta rubriknya.
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan penjelasan bahwa
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah kegiatan pembelajaran dengan
kelompok, yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Peneliti juga
9
menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan Lembar
Kerja siswa (LKS). LKS tersebut dikerjakan secara berkelompok kemudian
jawaban yang telah diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok. Dalam
diskusi kelompok setiap siswa harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Peneliti menjelaskan bahwa
dengan diskusi kelompok akan melatih kemampuan berkomunikasi, meyampaikan
pendapat, dan bekerja sama dengan orang lain, sehingga nantinya akan
bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas guru
dan partisipasi siswa adalah data penunjang dalam mengamati partisipasi siswa
dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran group investigation
pada pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di indonesia dan korupsi.
Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan aktivitas
guru dengan hasil persentase pada siklus I 71,87%,sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi90,62% dengan hasil rata-rata 81,24% dalam kategori mampu.
Hal ini sejalan dengan aktivitas siswa yang juga mengalami peningkatan pada
siklus I jumlah siswa yaitu 29 orang, dengan aspek penilaian yaitu partisipasi
bertanya 14 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik dan 15 orang siswa
memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab hanya ada 4 orang siswa
partisipasi yang sangat baik, 10 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik,
14 orang siswa yang memiliki partisipasi cukup dan 1 orang siswa memiliki
partisipasi kurang. Partisipasi dalam kelompok hanya ada 2 orang siswa yang
memiliki kemampuan partisipasi yang sangat baik, 18 orang siswa yang memiliki
10
partisipasi baik dan 9 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup.
Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 16 orang siswa memiliki partisipasi
yang baik dan 13 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup.
Pelaksanaan proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran group
investigation pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada
lembar pengamatan partisipasi belajar siswa, dari keseluruhan jumlah siswa yaitu
29 orang. Dari ke empat aspek penilaian diantaranya yaitu partisipasi bertanya, 6
orang siswa sudah memiliki partisipasi yang sangat baik, 19 orang siswa memiliki
partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi
menjawab 5 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baik, 13
orang siswa memiliki partisipasi baik dan 11 orang siswa memiliki partisipasi
cukup. Partisipasi dalam kelompok 4 orang siswa sudah memiliki partisipasi
sangat baik, 21 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki
partisipasi cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 3 orang siswa
diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baiki, 21 orang siswa sudah
memiliki partisipasi yang baik dan 5 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang
cukup. yang menunjukkan hasil positif. Hal ini senada dengan teori Iskandar
(2009:86-87)6:
“Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis
dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang
melibatkan pembentukan konsep (concptualizing), aplikasi,analisis,
menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui
pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada
suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan”.
6
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung Persada Press.
11
Pada kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan ini sesuai dengan
pembelajaran model pembelajaran group investigation yang dalam pelaksanaanya
disusun sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
dengan pengalaman bekerja sama dan membuat keputusan atau bertanggung
jawab terhadap kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang memiliki latar belakang dan
kemampuan berbeda. Jadi, dalam pembelajaran dengan metode group
investigation (investigasi kelompok) peserta didik belajar mencari dan
menemukan informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas.
Hal ini mendukung dengan adanya aktivitas guru. Pada kegiatan belajar mengajar
pada siklus I dan siklus II kemampuan siswa yang diamati semakin menunjukkan
peningkatan terhadap kategori penilaian.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model suatu model pembelajaran di
mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok –kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya
yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari
kelompok tergantung pada kemampuan anggota kelompok, baik secara individual,
maupun secara kelompok. Mudyahardjo (2002:17)7
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
7
Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada.
12
peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Agus Suprijono (2009:54).8
Ibrahim dalam(Tukiran2013:60)9 mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, rendah.
3) Bila mana mungkin, berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Simpulan rangkaian penelitian yang dilaksanakan ini adalah :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumya, maka
penerapa model pembelajaran group investigation
dapat disimpulkan bahwa
dapat meningkatkan partisipasi siswa, hal ini dapat ditunjukkan melalui empat
aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya, partisipasi menjawab, partisipasi dalam
kelompok dan menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan. Diketahui
pada siklus I terdapat 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang
siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada
kategori penilaian kurang. Selanjutnya pada siklus II 7 orang siswa sudah berada
pada kategori penilaian sangat baik, 8 orang siswa sudah berada pada kategori
baik, 11 pada kategori cukup dan 3 orang siswa yang berada pada kategori kurang.
Berdasarkan suklus I dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran
8
Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka
Belajar.
9
Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv
13
group investigation sangat cocok diterapkan dalam proses pembelajaran PKn
disekolah SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara guna dalam
meningkatkan partisipasi belajar siswa.
2) Saran
Agar siswa merasa senang dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran
hendaknya digunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya keaktifan siswa akan semakin
merasa termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada aktivitas belajar siswa
DAFTAR RUJUKAN
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung
Persada Press.
Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia
Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv
Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada.
Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem.
Yokyakarta: Pustaka Belajar.
Download