1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 02 BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA Faizar Idris1 Muh. Ali Jennah2 Dwi Septiwiharti3 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII A yang berjumlah 32 orang. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus dengan prosedur penelitian yaitu pra tindakan, rencana tindakan (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa siklus 1 dan 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I aktivitas guru berada pada ketegori cukup dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh 69,23% Hal ini disebabkan masih kurangnya peran guru dalam membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, membimbing siswa dalam mengerjakan Lks, dan dorongan agar siswa lebih aktif dan bekerjasama dalam kelompok. partisipasi siswa pada siklus I berada pada ketegori cukup dengan hasil presentase rata-rata yang diperoleh 57,8% karena masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan malu untuk mengemukakan pendapatnya. Pada siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 85,57% dalam kategori sangat baik ini di karenakan guru sudah dapat membimbing siswa dalam mengikuti pembelajaran investigasi kelompok, dan partisipasi siswa meningkat menjadi 75,5% dalam kategori baik karena hampir semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran investigasi kelompok. Meningkatnya hasil yang di dapatkan pada siklus 1 dan II maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa di kelas VIII A pada pembelajaran PKn dengan pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional. Kata Kunci: investigasi kelompok, partisipasi siswa, Pembelajaran PKn 1 Penulis adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir:Stambuk a 321 11 006. 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II 2 I. PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran di sekolah merupakan serangkain kegiatan yang secara sadar telah terencana. Perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pembelajaran. Usaha perencanaan pembelajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimum dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun siswa sebagai penggarap ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Bambalamotu diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan beberapa metode dan dilengkapi dengan beberapa media pembelajaran. Metode yang diterapkan oleh guru PKn SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Tetapi metode ini masih belum dapat menumbuhkan mina siswa untuk lebih berpartisipasi di kelas. Model pembelajaran yang membutuhkan partisipasi aktif siswa menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran sesuai paradigma pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Beberapa metode yang telah diterapkan dalam Pembelajaran di SMP Negeri2 Bambalamotu di antaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan pemberian tugas yang telah diterapkan, namun masih menunjukkan rendahnya partisipasi siswa, maka pada penelitian tindakan kelas ini modelpembelajaran group investigation dapat dijadikan sebuah alternatif pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, dalam hal ini kemampuan guru ketika menggunakan 3 media pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton tapi harus kreatif. Ini tentunya guru haru selalu senantiasa melakukan pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun pelatihanpelatihan. Selain dari faktor aktivitas siswa yang menjadi kelemahan dalam proses pembelajaran, penggunaan metode ceramah yang masihdigunakandalam proses pembelajaran juga mempengaruhi proses pembelajran tersebut. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa karena metode ini proses komunikasinya banyak terpusat hanya kepada guru, siswa banyak berperan sebagai pendengar setiasaja. Guru tidak dapat memperhatikan aktivitas siswa dan keterampilan siswa pada saat pembelajaran karena mereka sibuk menjelaskan di depan Kelas. Tampaknya hal ini terjadi karena para guru beranggapan bahwa materi lebih mudah disampaikan dengan metode ceramah, tanpa mempertimbangkan dan memperhatikan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan metode ini guru dalam penyampaian materi kurang mendapat respon yang positif dari siswa, sehingga siswa kurang aktif berpikir, yang berdampak pada hasil belajar siswa yang relatif rendah. Mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa untuk belajar serta memahami materi. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun pemahamannya terhadap konsep materi yang dipelajari melalui latihan-latihan yang di lakukan sehingga dapat dipahami dengan baik dan pengetahuan yang mereka peroleh lebih tersimpan lama dalam pikirannya. 4 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipegroup investigation yang dapat mendorong partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dalam Pembelajaran PKn Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara”. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahapan yang bersiklus tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan 3) observasi dan 4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara semester ganjil pada tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Bambalamotu Kecamatan Mamuju Utara sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 19 putra dan 10 putri yang mengikuti mata pelajaran PPKn pada materi Pokok Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia dan korupsi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa lembar observasi (a) Aktivitas guru, dan (b) aktivitas siswa. Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah diperoleh dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru PPKn dengan menggunakan model pembelajaran group investigation dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation , dengan menggunakan teknik penilaian sebagai berikut : Presentase Nilai Hasil Observasi = (Kasbolah,1998:56).4 4 Skor yang diperoleh × 100 Skor Maksimum Kasbolah, K. (1998:56). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. 5 Keberhasilan proses pembelajaran minimal baik, dengan kriteria taraf keberhasilan sebagai berikut : o 85% - 100% sangat baik o 70% - 84% baik o 55% - 69% cukup o < 55% kurang Analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman (1992:16)5 menyebutkan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian atau paparan, verivikasi data atau kesimpulan hasil data. 1) Reduksi Data Reduksi data adalah mengumpulkan, menyelesaikan, menyederhanakan dan merangkum data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Data yang akan dikumpulkan berupa hasil pengamatan aktivitas peserta didik, hasil pengamatan guru, menyelesaikan nilai aktivitas belajar peserta didik dan merangkum seluruh catatan setiap gejala perubahan peserta didik dan guru. 2.) Penyajian Data Penyajian data adalah dilakukan dengan cara menyusun data hasil reduksi secara sederhana agar mudah menarik kesimpulan. 3.) Verivikasi Verivikasi data merupakan kesimpulan data yang diperoleh dari penyajian data dalam bentuk pernyataan kalimat atau informaasi yang singkat dan jelas. 5 Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia 6 Indikator keberhasilan kinerja dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar obsevasi partisipasi siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas guru dan aktivitas siswa berada dalam kategori baik. III. HASIL Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 2 siklus dan tiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 12 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2015 semester ganjil. Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil observasi siswa, (3) hasil penilaian kemampua n siswa memecahkan maslah, (4) refleksi. 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1) Hasil Analisis Lembar Observasi Guru Siklus I Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas guru pada tabel 4.1 diatas, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran group investigation yang diperoleh jumlah skor 23 dari jumlah skor maksimal 32. Hasil perolehan data diperoleh persentase nilai 71,87%. Melihat kriteria taraf keberhasilan tindakan siklus I, maka aktivitas guru berada dalam kategori baik. 2) Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa Siklus I Partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation diukur dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan peneliti, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Berdasarkan hasil persentase tersebut dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran di ketahui 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada kategori penilaian kurang. 3) Refleksi Siklus I Beranjak dari pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I maka ada beberapa aspek yang perlu dianalisis karena pada pelaksanaan siklus I masih terdapat aspek-aspek yang perlu di perbaiki dalam penelitian ini yaitu : 7 a) Guru 1. Guru harus lebih memperjelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa. 2. Kemampuan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa tertarik mengikuti pelajaran dan berani mengajukan pertanyaan sehingga siswa lebih aktif dalam belajar. 3. Kemampuan guru dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran group investigation. 4. Kemampuan guru dalam membimbing kelompok pada saat menyimpulkan tugas. b) Siswa 1. partisipasi bertanya siswa. 2. partisipasi menjawab siswa. 3. partisipasi dalam kelompok. 4. menyimpulkan materi di akhir pertemuan. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tahapan bersiklus dan tiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 11 November 2015 dan 18 November 2015 dengan pokok bahasan korupsi. Aspek yang diteliti pada tahap ini yaitu: (1) hasil observasi guru, (2) hasil observasi siswa, (3) refleksi. 1) Hasil Observasi Guru Siklus II Salah satu aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran yaitu aktivitas guru. Untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi guru, observer mengisi lembar observasi guru tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti bersama observer menghitung seberapa besar presentase yang diperoleh yaitu jumlah skor yang diperoleh 29 dari skor maksimal 32, sehingga diperoleh persentase 90,62%. Berdasarkan hasil persentase tersebut 8 menunjukkan bahwa kenerja guru untuk tindakan siklus II tergolong kategori sangat baik 2) Hasil Observasi Siswa Siklus II Mengetahui partisipasi siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation, peneliti menyiapkan lembar observasi siswa, observer mengisi lembar observasi siswa tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti menghitung seberapa besar persentase partisipasi siswa yang diperoleh yaitu dari 29 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran 7 orang siswa nilai persentasinya berada pada kategori sangat baik, 8 orang siswa berada dikategori mampu, 11 orang siswa berada dikategori cukup mampu, dan 3 orang siswa berada pada kategori kurang mampu. Dari hasil observasi diatas, memberikan gambaran pada peneliti bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I. . 3) Refleksi Siklus II Setelah perbaikan pada aspek-spek yang menjadi kekurangan penelitian ini maka melihat dari hasil observasi siklus II menunjukan adanya peningkatan beberapa aspek dengan menigkatnya persentase dari aspek kegiatan. IV. PEMBAHASAN Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran PKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Data aktivitas guru dan partisipasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh dari hasil observasi berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan partisipasi siswa beserta rubriknya. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan adalah kegiatan pembelajaran dengan kelompok, yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Peneliti juga 9 menjelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan Lembar Kerja siswa (LKS). LKS tersebut dikerjakan secara berkelompok kemudian jawaban yang telah diperoleh didiskusikan dengan anggota kelompok. Dalam diskusi kelompok setiap siswa harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Peneliti menjelaskan bahwa dengan diskusi kelompok akan melatih kemampuan berkomunikasi, meyampaikan pendapat, dan bekerja sama dengan orang lain, sehingga nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas guru dan partisipasi siswa adalah data penunjang dalam mengamati partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran group investigation pada pokok bahasan konstitusi yang pernah berlaku di indonesia dan korupsi. Penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan aktivitas guru dengan hasil persentase pada siklus I 71,87%,sedangkan pada siklus II meningkat menjadi90,62% dengan hasil rata-rata 81,24% dalam kategori mampu. Hal ini sejalan dengan aktivitas siswa yang juga mengalami peningkatan pada siklus I jumlah siswa yaitu 29 orang, dengan aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya 14 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik dan 15 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab hanya ada 4 orang siswa partisipasi yang sangat baik, 10 orang siswa yang memiliki partisipasi yang baik, 14 orang siswa yang memiliki partisipasi cukup dan 1 orang siswa memiliki partisipasi kurang. Partisipasi dalam kelompok hanya ada 2 orang siswa yang memiliki kemampuan partisipasi yang sangat baik, 18 orang siswa yang memiliki 10 partisipasi baik dan 9 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 16 orang siswa memiliki partisipasi yang baik dan 13 orang siswa yang memiliki partisipasi yang cukup. Pelaksanaan proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran group investigation pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada lembar pengamatan partisipasi belajar siswa, dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 29 orang. Dari ke empat aspek penilaian diantaranya yaitu partisipasi bertanya, 6 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang sangat baik, 19 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi menjawab 5 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baik, 13 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 11 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Partisipasi dalam kelompok 4 orang siswa sudah memiliki partisipasi sangat baik, 21 orang siswa memiliki partisipasi baik dan 4 orang siswa memiliki partisipasi cukup. Menyimpulkan materi diakhir pertemuan 3 orang siswa diantaranya sudah memiliki partisipasi sangat baiki, 21 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang baik dan 5 orang siswa sudah memiliki partisipasi yang cukup. yang menunjukkan hasil positif. Hal ini senada dengan teori Iskandar (2009:86-87)6: “Kemampuan berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif,kritis dan kreatif yang berorientasi pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep (concptualizing), aplikasi,analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan”. 6 Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung Persada Press. 11 Pada kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan ini sesuai dengan pembelajaran model pembelajaran group investigation yang dalam pelaksanaanya disusun sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi dengan pengalaman bekerja sama dan membuat keputusan atau bertanggung jawab terhadap kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda. Jadi, dalam pembelajaran dengan metode group investigation (investigasi kelompok) peserta didik belajar mencari dan menemukan informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini mendukung dengan adanya aktivitas guru. Pada kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan siklus II kemampuan siswa yang diamati semakin menunjukkan peningkatan terhadap kategori penilaian. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu model suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok –kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan anggota kelompok, baik secara individual, maupun secara kelompok. Mudyahardjo (2002:17)7 Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu 7 Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada. 12 peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Agus Suprijono (2009:54).8 Ibrahim dalam(Tukiran2013:60)9 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Siswa bekerja dalam kelompoknya secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. 3) Bila mana mungkin, berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda. 4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan Simpulan rangkaian penelitian yang dilaksanakan ini adalah : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumya, maka penerapa model pembelajaran group investigation dapat disimpulkan bahwa dapat meningkatkan partisipasi siswa, hal ini dapat ditunjukkan melalui empat aspek penilaian yaitu partisipasi bertanya, partisipasi menjawab, partisipasi dalam kelompok dan menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan. Diketahui pada siklus I terdapat 9 orang siswa berada pada kategori penilaian baik, 16 orang siswa berada pada kategori penilaian cukup dan 4 orang siswa masih berada pada kategori penilaian kurang. Selanjutnya pada siklus II 7 orang siswa sudah berada pada kategori penilaian sangat baik, 8 orang siswa sudah berada pada kategori baik, 11 pada kategori cukup dan 3 orang siswa yang berada pada kategori kurang. Berdasarkan suklus I dan II dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran 8 Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar. 9 Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv 13 group investigation sangat cocok diterapkan dalam proses pembelajaran PKn disekolah SMP Negeri 2 Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara guna dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa. 2) Saran Agar siswa merasa senang dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya digunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya keaktifan siswa akan semakin merasa termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada aktivitas belajar siswa DAFTAR RUJUKAN Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama, Ciputat :Gaung Persada Press. Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Miles dan Huberman. (1992), Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Tukiran Taniredja dkk. 2013. penelitian tindakan kelas. bandung: Alvabeta, Cv Mudyahardjo.2002. pengantar pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada. Agus Suprijono.2009. cooperative learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yokyakarta: Pustaka Belajar.