Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan Gangguan Body Dysmorphic Fristy Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai citra diri remaja putri yang berkecenderungan gangguan Body Dysmorphic dan mengapa citra diri menyebabkan kecenderungan gangguan Body Dysmorphic. Peneliti menggunakan pendekatan gabungan (mixed method). Pertama, peneliti melakukan tahap I, yaitu penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner gejala Body Dysmorphic Disorder (BDD) dengan 40 item berskala Guttman kepada 30 responden penelitian yang diambil dari SMAN 8 Bekasi dan Universitas Gunadarma. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dianalisa menggunakan teknik analisis deskriptif dan sistem uji coba terpakai. Hasil penelitian menunjukan item valid mempunyai koefisien validitas pada kisaran 0,345 sampai 0,508 dengan satu item gugur, dan koefisien reliabilitas sebesar 0,771. Atas data tersebut, didapatkan satu responden dengan skor gejala BDD tertinggi yaitu 68 dari skor penuh yaitu 80. Responden dengan skor tertinggi akan dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan tahap II, yaitu penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur dan teknik observasi non partisipan. Hasil menunjukkan bahwa citra diri subjek adalah negatif. Hal tersebut dapat dilihat dari psikodinamika gangguan Body Dysmorphic subjek dan faktor-faktor yang menyebabkan Body Dysmorphic Disorder (BDD). Kata kunci : Citra diri, gangguan body dysmorphic, dan remaja putri berkeinginan bahkan mengharuskan diri PENDAHULUAN Setiap manusia dianugerahkan untuk merubah dirinya terutama pada Tuhan dengan beragam kelebihan dan bagian fisik untuk mendapatkan tampilan kekurangan, baik dalam bentuk fisik, yang menarik atau tampilan yang sesuai sifat, kemampuan- dengan keinginan mereka serta bersedia kemampuan lain. Salah satunya yang menempuh cara-cara yang ekstrim dan paling kentara adalah tampilan fisik atau berbahaya untuk dapat mencapai tujuan tubuh. Tubuh merupakan bagian utama tersebut, salah satunya adalah dengan dalam penampilan fisik setiap manusia operasi plastik. potensi, maupun yang juga merupakan cermin diri dari semua manusia yang mendambakan penampilan fisik menarik. Berdasarkan data statistik The American Society for Aesthetic Plastic Surgery, terdapat beberapa macam Dalam kehidupan sosial, bentuk operasi yang paling banyak digemari dan tubuh menjadi representasi diri yang yang paling sering dilakukan, yaitu sedot pertama dan paling mudah terlihat. Hal lemak (lipoplasty), operasi kelopak mata ini (blepharoplasty), pembesaran payudara menyebabkan orang kemudian menjadi terdorong untuk memiliki tubuh (breast implants), perubahan bentuk yang ideal (Breakey, 1996). Keinginan hidung (rhinoplasty) dan pengencangan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal kulit wajah (facelift) (netdoctor, 2008). berkaitan erat dengan istilah citra tubuh. Remaja memiliki banyak cara Citra tubuh merupakan evaluasi terhadap untuk mencari perhatian, salah satunya ukuran tubuh, berat badan ataupun aspek- adalah dalam hal penampilan. Terlebih aspek lain dari tubuh yang berhubungan lagi jika membandingkan hasrat untuk dengan penampilan fisik (Altabe dan berpenampilan menarik antara pria dan Thompson, 1993) yang dipengaruhi oleh wanita, hasrat wanita jauh lebih besar standar penilaian mengenai penampilan daripada hasrat pria (Davies dalam menarik yang berlaku di masyarakat Thompson, 2004). Kecenderungan lain dimana seseorang itu berada, lebih pada adalah wanita lebih terpengaruh oleh apa bayangan atau citra tubuh ideal yang yang dirasakan oleh seseorang mengenai apa yang orang lain pikirkan diajarkan mengenai dirinya (Fallon dalam Cash dan lingkungan mereka (Rice, 1990). Muth, 2006). kebudayaan atau Bagi remaja putri, penampilan Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oleh orang di dunia yang merupakan hal yang sangat penting karena dapat menunjukan seberapa diterimanya mereka didalam lingkungan dapat mereka. Terlebih lagi pada masa remaja bagaimana terjadi perubahan fisik yang cukup bentuk atau tampilan fisiknya. Ada drastis, seperti pelebaran tulang pinggul, kecenderungan peningkatan jumlah lemak tubuh dan itu tampilan fisiknya secara negatif, akan menyebabkan komparasi memiliki citra diri yang negatif pula, antara bentuk tubuh secara nyata dengan misalnya remaja yang merasa bahwa standar nilai kecantikan yang ada. kulitnya gelap, badannya gemuk dan terjadinya Beberapa fenomena yang terbentuk tergantung remaja tersebut remaja dari menilai yang menilai tubuhnya pendek, akan memiliki potensi berkaitan dengan penampilan remaja saat yang ini dapat dilihat dari cara berpakaian pembentukan citra diri yang negatif, mereka yang senang memperlihatkan karena dengan penilaiannya yang buruk lekuk tubuh, bahkan fashion remaja mengenai wanita menggeneralisir dirinya menjadi negatif saat ini mempertontonkan mayoritas anggota badan pula. lebih besar untuk dirinya Bentuk terjadinya akan perilakunya mampu misalnya identitas wanita yang seharusnya ditutupi. dengan penghindaran diri dari lingkungan Terlebih lagi jika mereka memiliki kulit sosial, tidak percaya diri dan cenderung putih mulus, kecenderungan akan lebih tertutup. Remaja akan mencoba untuk besar untuk memamerkan tubuh mereka. menutupi kekurangannya tersebut dengan Oleh fisik berbagai macam cara, mulai dari olahraga mempunyai pengaruh yang cukup besar sampai melakukan perawatan intensif bagi remaja putri terhadap bagaimana pada cara mereka dalam menilai diri mereka melakukan operasi, ekstrimnya. karena itu, tampilan dokter kecantikan, bahkan (citra diri). Menurut Stuart (1995) citra Santrock (2003) juga menegaskan diri adalah sikap seseorang terhadap bahwa perhatian pada tampilan fisik atau tubuhnya ini citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi mencakup persepsi dan perasaan tentang pada masa remaja, baik pada remaja ukuran, penampilan, perempuan maupun laki-laki. Para remaja potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang akan melakukan berbagai usaha untuk secara berkesinambungan dimodifikasi mendapatkan tampilan fisik yang ideal dengan pengalaman yang baru. sehingga secara bentuk, sadar, fungsi, sikap Menurut Rama (2010) citra diri terlihat menggunakan menarik, pakaian yang seperti sesuai mempunyai dua karakteristik, yaitu citra ataupun melakukan perawatan tubuh dan diri negatif dan citra diri positif. Citra diri wajah, namun itupun belum memuaskan penampilan mereka. Obsesi (mediaindonesia, 2011). Banyak pasien remaja untuk BDD akhirnya diliputi perasaan sedih dan memiliki bentuk tubuh atau tampilan fisik mereka tidak mampu berfungsi secara yang sempurna dapat dijadikan salah satu normal. Sekitar setengah dari penderita indikasi bahwa remaja tersebut memiliki BDD berakhir dengan perawatan di karakteristik rumah sakit dan seperempatnya mencoba dari putri Body Dysmorphic Disorder. Body Dysmorphic Disorder melakukan bunuh diri. (BDD) adalah gangguan mental yang Dalam penelitian yang dilakukan diartikan sebagai keasyikan seseorang oleh terhadap kekurangan melibatkan lebih dari 500 pasien BDD, penampilannya (Veale dalam Davison didapatkan hasil persentase urutan bagian 2010). Body tubuh yang paling banyak dikeluhkan Dysmorphic Disorder (BDD) adalah pasien BDD, yaitu: kulit (73%), rambut mereka yang merasa berkekurangan pada (56%), berat badan (55%), hidung (37%), tubuh dan memfokuskan diri hanya pada jari kaki (36%), perut (22%), payudara kekurangan BDD (dada atau putingnya) (21%), mata mungkin akan mengeluhkan beberapa (20%), paha (20%), gigi (20%), kaki tampilan fisik tertentu atau tampilan fisik (keseluruhan) (18%), struktur tulang secara keseluruhan, hingga tak jarang (16%), fitur wajah (umum) (14%), dan menimbulkan tekanan psikologis yang lain-lain. Biasanya penderita BDD sering akan mengganggu fungsi kerja dan sosial memiliki lebih dari satu bagian tubuh mereka, bahkan terkadang jika mereka yang sudah sampai pada titik depresi berat dan 2011). perasaan Orang-orang fisik. kecemasan, pengidap Penderita bisa Katharine menjadi Philips, perhatian yang (wikipedia, terjangkit Dalam suatu survei didapatkan seperti data bahwa sebagian besar pengidap penarikan diri dari lingkungan sosial atau gangguan ini adalah perempuan. Satu isolasi sosial. dari 50 perempuan mengalami gangguan gangguan mereka Dr. kecemasan lain, Phillips dan rekannya meneliti ini di usia 30 keatas. Kasus BDD pada 200 pengidap BDD dan menemukan 31% remaja putri juga banyak ditemukan, diantaranya mencari perawatan kosmetik, yaitu sebanyak 70% kasusnya dimulai sedangkan melakukan sebelum usia 18 tahun. Dalam penelitian operasi plastik. Sebagian besar dari ini juga tutut serta menyurvei 265 dokter mereka ada bedah plastik dan menemukan 178 di penampilannya antaranya merawat pasien BDD. Dari 21% ternyata kekurangan lainnya tetap dalam merasa seluruh kasus, hanya 1% yang mengaku akibat dari hubungan individu dengan persoalan BDD mereka berkurang setelah orang lain. Citra diri juga dapat dioperasi (mediaindonesia, 2011). diartikan sebagai pantulan tentang Di Indonesia juga beberapa public figure terdapat yang sering diri yang membentuk gagasan dalam diri seseorang. Peran melakukan operasi plastik, salah satunya saudara adalah Krisdayanti. Ia bercerita mengenai memegang peranan penting dalam kegemarannya melakukan operasi plastik. membantu pembentukan citra diri Jenis seseorang. operasi dilakukannya yang kerap adalah sedot kali implan payudara (breast implants) dan Atas uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa citra tubuh merupakan dari citra berpengaruh diri pada yang juga kepuasan dan kepercayaan diri remaja, terutama remaja putri yang pada masanya mengalami fisik, sehingga peluang terjangkitnya gangguan mental dalam bentuk gangguan fisik yang diistilahkan dengan Body Dysmorphic Disorder Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “Citra Diri pada Remaja sekolah Komponen-komponen Citra Diri Menurut Jersild (1961), terdapat tiga komponen dalam citra suntik botox. perubahan dan lemak (liposuction) di bagian bawah perut, bagian sekandung orangtua, Putri Kecenderungan yang Mengalami Gangguan Body Dysmorphic.” diri yaitu: a. Perceptual Component Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang diberikan pada Tercakup didalamnya attractiviness, orang lain. adalah appropriatiness yang berhubungan dengan daya tarik seseorang bagi orang lain. Hal ini dapat dicontohkan oleh seseorang yang memiliki wajah cantik atau tampan, sehingga seseorang tersebut disukai oleh orang lain. Komponen ini disebut TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Citra diri menurut Centi (1993) merupakan hasil dari pengalaman yang berakar pada masa kanak-kanak dan berkembang, terutama sebagai sebagai Physical Self Image. b. Conceptual Component Merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik dirinya, misalnya kemampuan, kekurangan dan keterbatasan dirinya. Komponen ini disebut b. Aspek Perasaan (Afeksi) 1) Ketidakpuasan terhadap Bagian sebagai Psychological Self Image. c. Attitudional Component Merupakan perasaan 2) Perasaan Negatif tentang Tubuh pikiran seseorang Tubuh dan c. Aspek Perilaku (Behavioral) mengenai dirinya, status dan pandangan Perilaku Obsesif-Kompulsif d. Hubungan Sosial terhadap orang lain. Komponen Menghindari Situasi ini disebut sebagai Social Self Hubungan Sosial dan Image. METODE PENELITIAN B. Body Dysmorphic Disorder (BDD) Dalam American Psychological Association (APA), para memberikan beberapa ahli pengertian untuk istilah BDD, Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah keasyikan dengan kekurangan imajiner pada fisik penampilan yang atau perhatian yang sangat berlebihan terhadap kekurangan yang sebenarnya tidak begitu berarti (Davison, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian gabungan (mixed method), yakni gabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif. (kuantitatif) Pada penelitian tahap teknik I analisisnya menggunakan teknik analisis deskirptif. Instrumen kuesioner penelitian berskala menggunakan Guttman dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Item pernyataan-pernyataan berjumlah 40 butir yang disusun berdasarkan gejala Body Psikodinamika Gangguan Body Dysmorphic (BDD) dari Watkins (dalam Nevid 2005). Dysmorphic Responden dalam penelitian ini Rosen (dalam Nevid, 2005) menyatakan bahwa gangguan Body Dysmorphic dapat diklasifikasikan kedalam Disorder empat aspek yang membentuk psikodinamika sebagai berikut: a. Aspek Pikiran (Kognitif) 1) Kecemasan terhadap Tubuh 2) Pikiran Negatif tentang Tubuh berjumlah 30 responden remaja putri berusia antara 12-22 tahun dan minimal menampilkan dua atau lebih gejala BDD yang tampak melalui perilaku di sekolah dan kampus. Penelitian di lakukan di lingkungan Universitas Gunadarma kampus Kalimalang dan SMA Negeri 8 Bekasi. Dari 30 kuisioner yang disebar 1. Gambaran Citra Diri Remaja Putri dan analisis, peneliti mengambil satu yang responden yang akan dijadikan subjek Gangguan Body Dysmorphic. penelitian pada penelitian tahap Mengalami Kecenderungan II Pada Aspek Pikiran (Kognitif) (kualitatif) dengan skor tertinggi dari kecemasan terhadap tubuh. Dalam hasil perhitungan statistik deskriptif dari aspek skor total dengan jumlah 80. kecemasan terhadap tubuhnya dengan ini subjek mengalami Setelah mendapatkan satu subjek seringkali bercermin, memperhatikan penelitian, pada tahap II (kualitatif) wajahnya dan berpikir untuk selalu teknik dilakukan tampil cantik dan kekurangan fisik dengan menggunakan wawancara semi tertutupi. Meski demikian, subjek terstruktur dan observasi non partisipan. tidak merasa cemas saat orang lain Alat bantu seperti pedoman wawancara, memperhatikan alat perekam dan alat observasi juga dalam pikiran negatif tentang tubuh, dipersiapkan. subjek pengambilan data tentang dirinya. Begitupun seringkali berpikir negatif tubuhnya dimana subjek minder dan malas bicara jika bersama HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk kuesioner Gejala Body dengan orang yang tampilan fisiknya Dysmorphic Disorder (BDD) digunakan lebih cantik daripada subjek, subjek uji coba terpakai sehingga data yang lebih memilih untuk diam karena diperoleh dari satu kali penyebaran berpikir bahwa subjek akan kalah kuesioner, tersebut cantik atau takut tersaingi dengan digunakan sebagai data dalam penelitian. orang lain yang dianggapnya lebih Hasilnya, dari 40 item sebanyak 1 item cantik daripada dirinya. selanjutnya data tidak valid dan 39 item valid dengan Dalam aspek Aspek Perasaan kisaran validitas 0.345 sampai 0.508 dan (Afeksi) reliabilitas sebesar 0.771. Nilai minimal bagian tubuh, ketidakpuasan subjek dan maksimal yang didapatkan adalah 49 tepat pada bagian tubuh, mulai dari dan 68. Maka responden dengan skor hidung, tinggi badan, kulit, rambut, maksimal payudara, bokong, bahkan hampir atau tertinggi tersebut ketidakpuasan dijadikan subjek penelitian untuk tahap seluruh II. perasaan negatif tentang tubuh, subjek Hasil yang didapatkan penelitian tahap II adalah: dari tubuh. Begitupun terhadap dalam memiliki perasaan negatif dimana subjek merasa benci dengan kulitnya saat ini karena menggelap, sehingga berpenampilan fisik menarik dalam timbul perasaan tidak puas dengan dan oleh lingkungan. fisiknya. Pada faktor standar kecantikan Pada Aspek Perilaku yang perilaku Obsesif- lingkungan subjek tidak menuntut Kompulsif, subjek memiliki gejala subjek untuk tampil ideal, kesan awal obsesif yang (Behavioral) kompulsif dimana subjek tidak mungkin sempurna dicapai, membuat subjek berdandan lebih dari satu setengah jam menuntut dirinya sendiri untuk tetap setiap tampil kali berdandan, subjek sempurna. Subjek merasa berdandan dengan teliti, tanpa boleh banyak kekurangan dan ingin merubah ada fisik satu kecacatanpun dalam (seperti memutihkan kulit, penampilannya, bahkan mengulang memancungkan hidung, transplantasi kembali dandanan jika merasa kurang tulang dan berpayudara besar). Biaya sempurna. adalah satu-satunya alasan mengapa Terakhir dalam Hubungan Sosial subjek belum (menghindari situasi dan hubungan tampilan sosial) hubungan sosial subjek cukup keinginannya. baik, dimana subjek mampu fisik mencapai yang sesuai senang Faktor rasa tidak puas yang berkumpul dengan teman sekolah dan mendalam terhadap kehidupan dan diri kampusnya, senang mengobrol dan sendiri, dimana dalam subjek ini membahas trend masa kini. namun bentuk subjek tidak dekat dengan tetangga- terefleksikan tetangganya. Subjek merasa minder bercermin jika berkumpul dengan teman yang wajahnya lebih cantik. sering, ketidakpuasan dari kebiasaannya dan memperhatikan dengan subjek subjek intensitas juga yang mengeluhkan bentuk wajahnya yang menurutnya 2. Mengapa Citra Diri Menyebabkan Kecenderungan Gangguan Body Dysmorphic Remaja Putri. jelek dan selalu menggunakan makeup untuk atasi ketidakpuasan fisiknya tersebut. Faktor first impression culture, Rasa percaya diri yang kurang dimana lingkungan menilai subjek menjadi faktor berikutnya. dimana sombong, namun subjek dianggap subjek termasuk percaya diri, berani sudah bicara didepan umum dan senang berhasil mencapai standar kecantikan dan termasuk orang yang bergaul, walaupun subjek tertutup KESIMPULAN Menurut Allport (dalam Hall, dalam suatu lingkungan baru. kegemukan 1993) kepribadian adalah organisasi yang berlebihan relatif tidak ada pada dinamik dalam individu atas sistem- subjek, karena subjek merasa puas dan sistem psikofisis yang menentukan tidak pernah mengeluh tentang berat penyesuaian badannya. Subjek melakukan diet terhadap lingkungannya. Begitu pula untuk menjaga berat badannya agar dengan Cattell (dalam Hall, 1993) tetap berisi, bukan untuk kurus. yang menjabarkan kepribadian sebagai Faktor perasaan dirinya yang khas yang sesuatu yang memungkinkan prediksi negatif, subjek merasakan emosi yang tentang apa yang dikerjakan seseorang negatif dimana subjek merasa lelah dalam situasi tertentu. Definisi tentang harus menutupi kekurangan, merasa kepribadian dari dua tokoh diatas malu, menjadi sering mengeluh dan bersinergi seringkali merasa setiap mengenai citra diri menurut Maltz mendengar komentar lain (1996) yang merupakan batu fondasi tentang penampilannya atas perasaan untuk seluruh kepribadian individu. kurang puasnya terhadap fisik. Oleh karena itu, pengalaman individu Dalam faktor emosi kesal orang dengan pemaparan Faktor objektivikasi diri. Hal itu dapat dijadikan sebagai penguji atau mucul dari pendapat teman-teman untuk memperkuat citra diri yang akan tentang tampilan fisik subjek yang menciptakan dinilai cantik. ataupun Ditemukan menyebabkan faktor subjek lain yang mengalami satu lingkaran buruk. Pembentukan lingkaran tersebut sangat bergantung pada diri individu itu Body tergantung bagaimana Dysmorphic, yaitu perlakuan buruk memaknai setiap dari teman-teman sekolahnya hanya hidupnya. kecenderungan gangguan karena fisik yang dianggap tidak menarik saudara dan yang Dalam sendiri, individu pengalaman penelitian ini, subjek antar cenderung memiliki citra diri yang seringkali negatif. Mengapa demikian? Kejadian kecemburuan kandung baik membanding-bandingkan fisik. masa sekolah subjek yang cukup menyedihkan, yaitu mendapat perlakuan buruk dari teman-teman sekolahnya seperti sering dihina, dikucilkan, tidak mempunyai teman, Citra diri merupakan konsepsi diri dijauhi, bahkan menerima perlakuan mengenai orang seperti apakah diri kasar seperti dicubiti dan dijedoti seorang hanya karena penampilan subjek yang Pemaknaan pengalaman yang kurang tidak kecil, baik pada akhirnya membentuk suatu tidak gambaran diri yang negatif bagi terurus. Atas kejadian tersebut, timbul subjek. Tindakan dan emosi individu pemikiran dan perasaan dari subjek konsisten dengan citra diri yang bahwa dirinya jelek, tidak menarik dan dimiliki, banyak kekurangan. Disinilah citra sesuai dengan seperti apakah pribadi diri subjek mulai berkembang. yang menurut individu adalah dirinya. menarik, berkacamata dan bertubuh berwajah individu (Maltz, individu akan 1996). bertindak Kejadian masa lalunya tersebut Individu yang memiliki citra diri akhirnya menuntut diri subjek untuk negatif akan menemukan pengukuhan selalu bahwa caranya melihat diri sendiri bisa menutupi kekurangan fisiknya dengan berbagai macam cara sebagai seperti mengenakan pakaian bagus, memang benar. Ini merupakan dasar berdandan, menggunakan sepatu hak bahwa citra diri bisa diubah, karena tinggi, untuk citra diri menentukan bagaimana diri melakukan operasi plastik. Selain itu, kita. Individu yang mempunyai citra subjek menjadikan diri negatif akan terus melakukan kakaknya sebagai perbandingan (soal perbaikan tubuh, menganggap kondisi fisik) dan bahan bagi subjek untuk fisiknya saat ini kurang baik dan terus mencontoh gaya penampilannya, agar melakukan usaha agar mendapatkan subjek bisa seperti kakaknya tersebut kondisi fisik yang diharapkan, bahkan karena penampilan fisik sang kakak semakin lebih cantik dari subjek. Atas beberapa melakukan perbaikan citra diri mereka sebab tersebut citra diri subjek mulai yang sebenarnya merupakan sumber terbentuk dari bahkan juga berniat sering dan itu negatif, perempuan parah, kekacauan yang jelek, dibandingkan kepribadian yang membawanya pada suatu gangguan mereka alami. Individu yang bercitra dimana keasyikan diri buruk akan berperilaku buruk dengan kekurangan fisik dan memberi pula, sebagai contoh adalah Michael perhatian yang sangat berlebihan pada Jackson dan Krisdayanti. Kedua artis kekurangan fisik yang sebenarnya tersebut mengubah tampilan fisiknya tidak begitu berarti (Davison, 2010). karena merasa tidak puas dengan subjek merasa kondisi fisik sebelumnya, hingga akhinya ketergantungan dan tidak Maltz, Maxwell. (1996). Kekuatan ajaib psikologi citra diri. Jakarta: Mitra Utama. menemukan titik akhir dari kepuasan diri mereka. DAFTAR PUSTAKA Altabe, M., Thompson, J.K. (1993). Body image changes during early adulthood. International Journal of Eating Disorders, 13, 323–328. Basuki, H. M. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma. Breakey, W. R. (1996). Integrated mental health services: Modern community psychiatry. New York: Oxford University Press. Cash, T. F., & Muth, Jennifer. L. (2006). Body-image attitudes: What difference does gender make? Journal of Applied Social Psychology, 33, 1438–1452. Davison, Gerald. C., Neale, M. J., & Kring , M. Ann. (2010). Psikologi abnormal (9th ed.). Jakarta: Rajawali Pers. Rama. (2010). Citra diri. http://itjendeladuniaku.blogspot.c om/2010/02/ citra-diri.html. Diakses tanggal 13 April 2011. Rice, J. A. (1990). Symposium review. Physiological ecology and community structure bulletin of the ecological society of america 73, 269–270. Santrock, J. W. (2002). Life span development: Perkembangan st masa hidup (1 ed.). Jakarta: Erlangga. Sarwono, Jonathan. (2011). Mixed Method: cara menggabung riset kuantitatif dan riset kualitatif secara benar. Jakarta: Elex Media komputindo. Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (1995). Principle and practice of th psychyatric nursing (5 ed.). St. Louis: Mosty Company. Hurlock, E. B. (1991). Perkembangan anak. Surabaya: Erlangga. Thompson, J. K., Heinberg, J. L., Altabe, M. N., & Dunn, S. T. (2004). Exacting beauty. Washington: American Psychological Association. Jersild, T. Arthur. (1961). The growing self: the psychology adolesence (2nd ed.). Prentice hall Inc. Englewood Cliffs.N.J: 17–27. _______.(2008). Plastic surgery. http://www.netdoctor.co.uk/ ate/health/index/600220.shtml. Diakses tanggal 1 Februari 2011.