Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan

advertisement
Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan
Gangguan Body Dysmorphic
Fristy
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai citra diri remaja
putri yang berkecenderungan gangguan Body Dysmorphic dan mengapa citra diri
menyebabkan kecenderungan gangguan Body Dysmorphic. Peneliti menggunakan
pendekatan gabungan (mixed method). Pertama, peneliti melakukan tahap I, yaitu
penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner gejala Body Dysmorphic Disorder
(BDD) dengan 40 item berskala Guttman kepada 30 responden penelitian yang
diambil dari SMAN 8 Bekasi dan Universitas Gunadarma. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dianalisa menggunakan
teknik analisis deskriptif dan sistem uji coba terpakai. Hasil penelitian menunjukan
item valid mempunyai koefisien validitas pada kisaran 0,345 sampai 0,508 dengan
satu item gugur, dan koefisien reliabilitas sebesar 0,771. Atas data tersebut,
didapatkan satu responden dengan skor gejala BDD tertinggi yaitu 68 dari skor
penuh yaitu 80. Responden dengan skor tertinggi akan dijadikan subjek penelitian.
Selanjutnya peneliti melakukan tahap II, yaitu penelitian kualitatif dengan
menggunakan wawancara semi terstruktur dan teknik observasi non partisipan. Hasil
menunjukkan bahwa citra diri subjek adalah negatif. Hal tersebut dapat dilihat dari
psikodinamika gangguan Body Dysmorphic subjek dan faktor-faktor yang
menyebabkan Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Kata kunci
: Citra diri, gangguan body dysmorphic, dan remaja putri
berkeinginan bahkan mengharuskan diri
PENDAHULUAN
Setiap
manusia
dianugerahkan
untuk merubah dirinya terutama pada
Tuhan dengan beragam kelebihan dan
bagian fisik untuk mendapatkan tampilan
kekurangan, baik dalam bentuk fisik,
yang menarik atau tampilan yang sesuai
sifat,
kemampuan-
dengan keinginan mereka serta bersedia
kemampuan lain. Salah satunya yang
menempuh cara-cara yang ekstrim dan
paling kentara adalah tampilan fisik atau
berbahaya untuk dapat mencapai tujuan
tubuh. Tubuh merupakan bagian utama
tersebut, salah satunya adalah dengan
dalam penampilan fisik setiap manusia
operasi plastik.
potensi,
maupun
yang juga merupakan cermin diri dari
semua
manusia
yang
mendambakan
penampilan fisik menarik.
Berdasarkan data statistik The
American Society for Aesthetic Plastic
Surgery,
terdapat
beberapa
macam
Dalam kehidupan sosial, bentuk
operasi yang paling banyak digemari dan
tubuh menjadi representasi diri yang
yang paling sering dilakukan, yaitu sedot
pertama dan paling mudah terlihat. Hal
lemak (lipoplasty), operasi kelopak mata
ini
(blepharoplasty), pembesaran payudara
menyebabkan
orang
kemudian
menjadi terdorong untuk memiliki tubuh
(breast
implants),
perubahan
bentuk
yang ideal (Breakey, 1996). Keinginan
hidung (rhinoplasty) dan pengencangan
untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal
kulit wajah (facelift) (netdoctor, 2008).
berkaitan erat dengan istilah citra tubuh.
Remaja memiliki banyak cara
Citra tubuh merupakan evaluasi terhadap
untuk mencari perhatian, salah satunya
ukuran tubuh, berat badan ataupun aspek-
adalah dalam hal penampilan. Terlebih
aspek lain dari tubuh yang berhubungan
lagi jika membandingkan hasrat untuk
dengan penampilan fisik (Altabe dan
berpenampilan menarik antara pria dan
Thompson, 1993) yang dipengaruhi oleh
wanita, hasrat wanita jauh lebih besar
standar penilaian mengenai penampilan
daripada hasrat pria (Davies dalam
menarik yang berlaku di masyarakat
Thompson, 2004). Kecenderungan lain
dimana seseorang itu berada, lebih pada
adalah wanita lebih terpengaruh oleh
apa
bayangan atau citra tubuh ideal yang
yang dirasakan oleh seseorang
mengenai apa yang orang lain pikirkan
diajarkan
mengenai dirinya (Fallon dalam Cash dan
lingkungan mereka (Rice, 1990).
Muth, 2006).
kebudayaan
atau
Bagi remaja putri, penampilan
Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya
oleh
orang
di
dunia
yang
merupakan hal yang sangat penting
karena
dapat
menunjukan
seberapa
diterimanya mereka didalam lingkungan
dapat
mereka. Terlebih lagi pada masa remaja
bagaimana
terjadi perubahan fisik yang cukup
bentuk atau tampilan fisiknya. Ada
drastis, seperti pelebaran tulang pinggul,
kecenderungan
peningkatan jumlah lemak tubuh dan itu
tampilan fisiknya secara negatif, akan
menyebabkan
komparasi
memiliki citra diri yang negatif pula,
antara bentuk tubuh secara nyata dengan
misalnya remaja yang merasa bahwa
standar nilai kecantikan yang ada.
kulitnya gelap, badannya gemuk dan
terjadinya
Beberapa
fenomena
yang
terbentuk
tergantung
remaja
tersebut
remaja
dari
menilai
yang
menilai
tubuhnya pendek, akan memiliki potensi
berkaitan dengan penampilan remaja saat
yang
ini dapat dilihat dari cara berpakaian
pembentukan citra diri yang negatif,
mereka yang senang memperlihatkan
karena dengan penilaiannya yang buruk
lekuk tubuh, bahkan fashion remaja
mengenai
wanita
menggeneralisir dirinya menjadi negatif
saat
ini
mempertontonkan
mayoritas
anggota
badan
pula.
lebih
besar
untuk
dirinya
Bentuk
terjadinya
akan
perilakunya
mampu
misalnya
identitas wanita yang seharusnya ditutupi.
dengan penghindaran diri dari lingkungan
Terlebih lagi jika mereka memiliki kulit
sosial, tidak percaya diri dan cenderung
putih mulus, kecenderungan akan lebih
tertutup. Remaja akan mencoba untuk
besar untuk memamerkan tubuh mereka.
menutupi kekurangannya tersebut dengan
Oleh
fisik
berbagai macam cara, mulai dari olahraga
mempunyai pengaruh yang cukup besar
sampai melakukan perawatan intensif
bagi remaja putri terhadap bagaimana
pada
cara mereka dalam menilai diri mereka
melakukan operasi, ekstrimnya.
karena
itu,
tampilan
dokter
kecantikan,
bahkan
(citra diri). Menurut Stuart (1995) citra
Santrock (2003) juga menegaskan
diri adalah sikap seseorang terhadap
bahwa perhatian pada tampilan fisik atau
tubuhnya
ini
citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi
mencakup persepsi dan perasaan tentang
pada masa remaja, baik pada remaja
ukuran,
penampilan,
perempuan maupun laki-laki. Para remaja
potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang
akan melakukan berbagai usaha untuk
secara berkesinambungan dimodifikasi
mendapatkan tampilan fisik yang ideal
dengan pengalaman yang baru.
sehingga
secara
bentuk,
sadar,
fungsi,
sikap
Menurut Rama (2010) citra diri
terlihat
menggunakan
menarik,
pakaian
yang
seperti
sesuai
mempunyai dua karakteristik, yaitu citra
ataupun melakukan perawatan tubuh dan
diri negatif dan citra diri positif. Citra diri
wajah, namun itupun belum memuaskan
penampilan mereka.
Obsesi
(mediaindonesia, 2011). Banyak pasien
remaja
untuk
BDD akhirnya diliputi perasaan sedih dan
memiliki bentuk tubuh atau tampilan fisik
mereka tidak mampu berfungsi secara
yang sempurna dapat dijadikan salah satu
normal. Sekitar setengah dari penderita
indikasi bahwa remaja tersebut memiliki
BDD berakhir dengan perawatan di
karakteristik
rumah sakit dan seperempatnya mencoba
dari
putri
Body
Dysmorphic
Disorder. Body Dysmorphic Disorder
melakukan bunuh diri.
(BDD) adalah gangguan mental yang
Dalam penelitian yang dilakukan
diartikan sebagai keasyikan seseorang
oleh
terhadap
kekurangan
melibatkan lebih dari 500 pasien BDD,
penampilannya (Veale dalam Davison
didapatkan hasil persentase urutan bagian
2010).
Body
tubuh yang paling banyak dikeluhkan
Dysmorphic Disorder (BDD) adalah
pasien BDD, yaitu: kulit (73%), rambut
mereka yang merasa berkekurangan pada
(56%), berat badan (55%), hidung (37%),
tubuh dan memfokuskan diri hanya pada
jari kaki (36%), perut (22%), payudara
kekurangan
BDD
(dada atau putingnya) (21%), mata
mungkin akan mengeluhkan beberapa
(20%), paha (20%), gigi (20%), kaki
tampilan fisik tertentu atau tampilan fisik
(keseluruhan) (18%), struktur tulang
secara keseluruhan, hingga tak jarang
(16%), fitur wajah (umum) (14%), dan
menimbulkan tekanan psikologis yang
lain-lain. Biasanya penderita BDD sering
akan mengganggu fungsi kerja dan sosial
memiliki lebih dari satu bagian tubuh
mereka, bahkan terkadang jika mereka
yang
sudah sampai pada titik depresi berat dan
2011).
perasaan
Orang-orang
fisik.
kecemasan,
pengidap
Penderita
bisa
Katharine
menjadi
Philips,
perhatian
yang
(wikipedia,
terjangkit
Dalam suatu survei didapatkan
seperti
data bahwa sebagian besar pengidap
penarikan diri dari lingkungan sosial atau
gangguan ini adalah perempuan. Satu
isolasi sosial.
dari 50 perempuan mengalami gangguan
gangguan
mereka
Dr.
kecemasan
lain,
Phillips dan rekannya meneliti
ini di usia 30 keatas. Kasus BDD pada
200 pengidap BDD dan menemukan 31%
remaja putri juga banyak ditemukan,
diantaranya mencari perawatan kosmetik,
yaitu sebanyak 70% kasusnya dimulai
sedangkan
melakukan
sebelum usia 18 tahun. Dalam penelitian
operasi plastik. Sebagian besar dari
ini juga tutut serta menyurvei 265 dokter
mereka
ada
bedah plastik dan menemukan 178 di
penampilannya
antaranya merawat pasien BDD. Dari
21%
ternyata
kekurangan
lainnya
tetap
dalam
merasa
seluruh kasus, hanya 1% yang mengaku
akibat dari hubungan individu dengan
persoalan BDD mereka berkurang setelah
orang lain. Citra diri juga dapat
dioperasi (mediaindonesia, 2011).
diartikan sebagai pantulan tentang
Di
Indonesia
juga
beberapa public figure
terdapat
yang sering
diri yang membentuk gagasan dalam
diri
seseorang.
Peran
melakukan operasi plastik, salah satunya
saudara
adalah Krisdayanti. Ia bercerita mengenai
memegang peranan penting dalam
kegemarannya melakukan operasi plastik.
membantu pembentukan citra diri
Jenis
seseorang.
operasi
dilakukannya
yang
kerap
adalah
sedot
kali
implan payudara (breast implants) dan
Atas
uraian
diatas,
dapat
dijelaskan bahwa citra tubuh merupakan
dari
citra
berpengaruh
diri
pada
yang
juga
kepuasan
dan
kepercayaan diri remaja, terutama remaja
putri yang pada masanya mengalami
fisik,
sehingga
peluang
terjangkitnya gangguan mental dalam
bentuk gangguan fisik yang diistilahkan
dengan Body Dysmorphic Disorder Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh mengenai “Citra Diri pada
Remaja
sekolah
Komponen-komponen Citra Diri
Menurut
Jersild
(1961),
terdapat tiga komponen dalam citra
suntik botox.
perubahan
dan
lemak
(liposuction) di bagian bawah perut,
bagian
sekandung
orangtua,
Putri
Kecenderungan
yang
Mengalami
Gangguan
Body
Dysmorphic.”
diri yaitu:
a. Perceptual Component
Komponen ini merupakan
image yang dimiliki seseorang
mengenai
penampilan
dirinya,
terutama tubuh dan ekspresi yang
diberikan
pada
Tercakup
didalamnya
attractiviness,
orang
lain.
adalah
appropriatiness
yang berhubungan dengan daya
tarik seseorang bagi orang lain.
Hal ini dapat dicontohkan oleh
seseorang yang memiliki wajah
cantik atau tampan,
sehingga
seseorang tersebut disukai oleh
orang lain. Komponen ini disebut
TINJAUAN PUSTAKA
A. Citra Diri
Citra diri menurut Centi (1993)
merupakan hasil dari pengalaman
yang berakar pada masa kanak-kanak
dan berkembang, terutama sebagai
sebagai Physical Self Image.
b. Conceptual Component
Merupakan
konsepsi
seseorang mengenai karakteristik
dirinya,
misalnya
kemampuan,
kekurangan
dan
keterbatasan
dirinya. Komponen ini disebut
b. Aspek Perasaan (Afeksi)
1) Ketidakpuasan terhadap Bagian
sebagai Psychological Self Image.
c. Attitudional Component
Merupakan
perasaan
2) Perasaan Negatif tentang Tubuh
pikiran
seseorang
Tubuh
dan
c. Aspek Perilaku (Behavioral)
mengenai
dirinya, status dan pandangan
Perilaku Obsesif-Kompulsif
d. Hubungan Sosial
terhadap orang lain. Komponen
Menghindari
Situasi
ini disebut sebagai Social Self
Hubungan Sosial
dan
Image.
METODE PENELITIAN
B. Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Dalam American Psychological
Association
(APA),
para
memberikan
beberapa
ahli
pengertian
untuk istilah BDD, Body Dysmorphic
Disorder (BDD) adalah keasyikan
dengan
kekurangan
imajiner
pada
fisik
penampilan
yang
atau
perhatian yang sangat berlebihan
terhadap kekurangan yang sebenarnya
tidak begitu berarti (Davison, 2010).
Penelitian
ini
merupakan
penelitian gabungan (mixed method),
yakni gabungan penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
(kuantitatif)
Pada
penelitian tahap
teknik
I
analisisnya
menggunakan teknik analisis deskirptif.
Instrumen
kuesioner
penelitian
berskala
menggunakan
Guttman
dengan
pilihan jawaban Ya dan Tidak. Item
pernyataan-pernyataan berjumlah 40 butir
yang disusun berdasarkan gejala Body
Psikodinamika
Gangguan
Body
Dysmorphic
(BDD)
dari
Watkins (dalam Nevid 2005).
Dysmorphic
Responden dalam penelitian ini
Rosen (dalam Nevid, 2005)
menyatakan bahwa gangguan Body
Dysmorphic dapat diklasifikasikan
kedalam
Disorder
empat
aspek
yang
membentuk psikodinamika sebagai
berikut:
a. Aspek Pikiran (Kognitif)
1) Kecemasan terhadap Tubuh
2) Pikiran Negatif tentang Tubuh
berjumlah 30 responden remaja putri
berusia antara 12-22 tahun dan minimal
menampilkan dua atau lebih gejala BDD
yang tampak melalui perilaku di sekolah
dan kampus. Penelitian di lakukan di
lingkungan
Universitas
Gunadarma
kampus Kalimalang dan SMA Negeri 8
Bekasi.
Dari 30 kuisioner yang disebar
1. Gambaran Citra Diri Remaja Putri
dan analisis, peneliti mengambil satu
yang
responden yang akan dijadikan subjek
Gangguan Body Dysmorphic.
penelitian
pada
penelitian
tahap
Mengalami
Kecenderungan
II
Pada Aspek Pikiran (Kognitif)
(kualitatif) dengan skor tertinggi dari
kecemasan terhadap tubuh. Dalam
hasil perhitungan statistik deskriptif dari
aspek
skor total dengan jumlah 80.
kecemasan terhadap tubuhnya dengan
ini
subjek
mengalami
Setelah mendapatkan satu subjek
seringkali bercermin, memperhatikan
penelitian, pada tahap II (kualitatif)
wajahnya dan berpikir untuk selalu
teknik
dilakukan
tampil cantik dan kekurangan fisik
dengan menggunakan wawancara semi
tertutupi. Meski demikian, subjek
terstruktur dan observasi non partisipan.
tidak merasa cemas saat orang lain
Alat bantu seperti pedoman wawancara,
memperhatikan
alat perekam dan alat observasi juga
dalam pikiran negatif tentang tubuh,
dipersiapkan.
subjek
pengambilan
data
tentang
dirinya.
Begitupun
seringkali
berpikir
negatif
tubuhnya
dimana
subjek
minder dan malas bicara jika bersama
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk kuesioner Gejala Body
dengan orang yang tampilan fisiknya
Dysmorphic Disorder (BDD) digunakan
lebih cantik daripada subjek, subjek
uji coba terpakai sehingga data yang
lebih memilih untuk diam karena
diperoleh dari satu kali penyebaran
berpikir bahwa subjek akan kalah
kuesioner,
tersebut
cantik atau takut tersaingi dengan
digunakan sebagai data dalam penelitian.
orang lain yang dianggapnya lebih
Hasilnya, dari 40 item sebanyak 1 item
cantik daripada dirinya.
selanjutnya
data
tidak valid dan 39 item valid dengan
Dalam aspek Aspek Perasaan
kisaran validitas 0.345 sampai 0.508 dan
(Afeksi)
reliabilitas sebesar 0.771. Nilai minimal
bagian tubuh, ketidakpuasan subjek
dan maksimal yang didapatkan adalah 49
tepat pada bagian tubuh, mulai dari
dan 68. Maka responden dengan skor
hidung, tinggi badan, kulit, rambut,
maksimal
payudara, bokong, bahkan hampir
atau
tertinggi
tersebut
ketidakpuasan
dijadikan subjek penelitian untuk tahap
seluruh
II.
perasaan negatif tentang tubuh, subjek
Hasil
yang
didapatkan
penelitian tahap II adalah:
dari
tubuh.
Begitupun
terhadap
dalam
memiliki perasaan negatif dimana
subjek merasa benci dengan kulitnya
saat ini karena menggelap, sehingga
berpenampilan fisik menarik dalam
timbul perasaan tidak puas dengan
dan oleh lingkungan.
fisiknya.
Pada faktor standar kecantikan
Pada
Aspek
Perilaku
yang
perilaku
Obsesif-
lingkungan subjek tidak menuntut
Kompulsif, subjek memiliki gejala
subjek untuk tampil ideal, kesan awal
obsesif
yang
(Behavioral)
kompulsif
dimana
subjek
tidak
mungkin
sempurna
dicapai,
membuat
subjek
berdandan lebih dari satu setengah jam
menuntut dirinya sendiri untuk tetap
setiap
tampil
kali
berdandan,
subjek
sempurna.
Subjek
merasa
berdandan dengan teliti, tanpa boleh
banyak kekurangan dan ingin merubah
ada
fisik
satu
kecacatanpun
dalam
(seperti
memutihkan
kulit,
penampilannya, bahkan mengulang
memancungkan hidung, transplantasi
kembali dandanan jika merasa kurang
tulang dan berpayudara besar). Biaya
sempurna.
adalah satu-satunya alasan mengapa
Terakhir dalam Hubungan Sosial
subjek
belum
(menghindari situasi dan hubungan
tampilan
sosial) hubungan sosial subjek cukup
keinginannya.
baik,
dimana
subjek
mampu
fisik
mencapai
yang
sesuai
senang
Faktor rasa tidak puas yang
berkumpul dengan teman sekolah dan
mendalam terhadap kehidupan dan diri
kampusnya, senang mengobrol dan
sendiri, dimana dalam subjek ini
membahas trend masa kini. namun
bentuk
subjek tidak dekat dengan tetangga-
terefleksikan
tetangganya. Subjek merasa minder
bercermin
jika berkumpul dengan teman yang
wajahnya
lebih cantik.
sering,
ketidakpuasan
dari
kebiasaannya
dan
memperhatikan
dengan
subjek
subjek
intensitas
juga
yang
mengeluhkan
bentuk wajahnya yang menurutnya
2. Mengapa Citra Diri Menyebabkan
Kecenderungan
Gangguan
Body
Dysmorphic Remaja Putri.
jelek dan selalu menggunakan makeup untuk atasi ketidakpuasan fisiknya
tersebut.
Faktor first impression culture,
Rasa percaya diri yang kurang
dimana lingkungan menilai subjek
menjadi faktor berikutnya. dimana
sombong, namun subjek dianggap
subjek termasuk percaya diri, berani
sudah
bicara didepan umum dan senang
berhasil
mencapai
standar
kecantikan dan termasuk orang yang
bergaul, walaupun subjek tertutup
KESIMPULAN
Menurut Allport (dalam Hall,
dalam suatu lingkungan baru.
kegemukan
1993) kepribadian adalah organisasi
yang berlebihan relatif tidak ada pada
dinamik dalam individu atas sistem-
subjek, karena subjek merasa puas dan
sistem psikofisis yang menentukan
tidak pernah mengeluh tentang berat
penyesuaian
badannya. Subjek melakukan diet
terhadap lingkungannya. Begitu pula
untuk menjaga berat badannya agar
dengan Cattell (dalam Hall, 1993)
tetap berisi, bukan untuk kurus.
yang menjabarkan kepribadian sebagai
Faktor
perasaan
dirinya
yang
khas
yang
sesuatu yang memungkinkan prediksi
negatif, subjek merasakan emosi yang
tentang apa yang dikerjakan seseorang
negatif dimana subjek merasa lelah
dalam situasi tertentu. Definisi tentang
harus menutupi kekurangan, merasa
kepribadian dari dua tokoh diatas
malu, menjadi sering mengeluh dan
bersinergi
seringkali
merasa
setiap
mengenai citra diri menurut Maltz
mendengar
komentar
lain
(1996) yang merupakan batu fondasi
tentang penampilannya atas perasaan
untuk seluruh kepribadian individu.
kurang puasnya terhadap fisik.
Oleh karena itu, pengalaman individu
Dalam
faktor
emosi
kesal
orang
dengan
pemaparan
Faktor objektivikasi diri. Hal itu
dapat dijadikan sebagai penguji atau
mucul dari pendapat teman-teman
untuk memperkuat citra diri yang akan
tentang tampilan fisik subjek yang
menciptakan
dinilai cantik.
ataupun
Ditemukan
menyebabkan
faktor
subjek
lain
yang
mengalami
satu
lingkaran
buruk.
Pembentukan
lingkaran tersebut sangat bergantung
pada
diri
individu
itu
Body
tergantung
bagaimana
Dysmorphic, yaitu perlakuan buruk
memaknai
setiap
dari teman-teman sekolahnya hanya
hidupnya.
kecenderungan
gangguan
karena fisik yang dianggap tidak
menarik
saudara
dan
yang
Dalam
sendiri,
individu
pengalaman
penelitian
ini,
subjek
antar
cenderung memiliki citra diri yang
seringkali
negatif. Mengapa demikian? Kejadian
kecemburuan
kandung
baik
membanding-bandingkan fisik.
masa sekolah subjek yang cukup
menyedihkan,
yaitu
mendapat
perlakuan buruk dari teman-teman
sekolahnya
seperti
sering
dihina,
dikucilkan, tidak mempunyai teman,
Citra diri merupakan konsepsi diri
dijauhi, bahkan menerima perlakuan
mengenai orang seperti apakah diri
kasar seperti dicubiti dan dijedoti
seorang
hanya karena penampilan subjek yang
Pemaknaan pengalaman yang kurang
tidak
kecil,
baik pada akhirnya membentuk suatu
tidak
gambaran diri yang negatif bagi
terurus. Atas kejadian tersebut, timbul
subjek. Tindakan dan emosi individu
pemikiran dan perasaan dari subjek
konsisten dengan citra diri yang
bahwa dirinya jelek, tidak menarik dan
dimiliki,
banyak kekurangan. Disinilah citra
sesuai dengan seperti apakah pribadi
diri subjek mulai berkembang.
yang menurut individu adalah dirinya.
menarik,
berkacamata
dan
bertubuh
berwajah
individu
(Maltz,
individu
akan
1996).
bertindak
Kejadian masa lalunya tersebut
Individu yang memiliki citra diri
akhirnya menuntut diri subjek untuk
negatif akan menemukan pengukuhan
selalu
bahwa caranya melihat diri sendiri
bisa
menutupi
kekurangan
fisiknya dengan berbagai macam cara
sebagai
seperti mengenakan pakaian bagus,
memang benar. Ini merupakan dasar
berdandan, menggunakan sepatu hak
bahwa citra diri bisa diubah, karena
tinggi,
untuk
citra diri menentukan bagaimana diri
melakukan operasi plastik. Selain itu,
kita. Individu yang mempunyai citra
subjek
menjadikan
diri negatif akan terus melakukan
kakaknya sebagai perbandingan (soal
perbaikan tubuh, menganggap kondisi
fisik) dan bahan bagi subjek untuk
fisiknya saat ini kurang baik dan terus
mencontoh gaya penampilannya, agar
melakukan usaha agar mendapatkan
subjek bisa seperti kakaknya tersebut
kondisi fisik yang diharapkan, bahkan
karena penampilan fisik sang kakak
semakin
lebih cantik dari subjek. Atas beberapa
melakukan perbaikan citra diri mereka
sebab tersebut citra diri subjek mulai
yang sebenarnya merupakan sumber
terbentuk
dari
bahkan
juga
berniat
sering
dan
itu
negatif,
perempuan
parah,
kekacauan
yang
jelek,
dibandingkan
kepribadian
yang
membawanya pada suatu gangguan
mereka alami. Individu yang bercitra
dimana
keasyikan
diri buruk akan berperilaku buruk
dengan kekurangan fisik dan memberi
pula, sebagai contoh adalah Michael
perhatian yang sangat berlebihan pada
Jackson dan Krisdayanti. Kedua artis
kekurangan fisik yang sebenarnya
tersebut mengubah tampilan fisiknya
tidak begitu berarti (Davison, 2010).
karena merasa tidak puas dengan
subjek
merasa
kondisi
fisik
sebelumnya,
hingga
akhinya ketergantungan dan tidak
Maltz, Maxwell. (1996). Kekuatan ajaib
psikologi citra diri. Jakarta: Mitra
Utama.
menemukan titik akhir dari kepuasan
diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Altabe, M., Thompson, J.K. (1993). Body
image changes during early
adulthood. International Journal
of Eating Disorders, 13, 323–328.
Basuki, H. M. (2006). Penelitian
kualitatif
untuk
ilmu-ilmu
kemanusiaan dan budaya. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Breakey, W. R. (1996). Integrated mental
health
services:
Modern
community psychiatry. New York:
Oxford University Press.
Cash, T. F., & Muth, Jennifer. L. (2006).
Body-image
attitudes:
What
difference does gender make?
Journal of Applied Social
Psychology, 33, 1438–1452.
Davison, Gerald. C., Neale, M. J., &
Kring , M. Ann. (2010). Psikologi
abnormal (9th ed.). Jakarta:
Rajawali Pers.
Rama.
(2010).
Citra
diri.
http://itjendeladuniaku.blogspot.c
om/2010/02/
citra-diri.html.
Diakses tanggal 13 April 2011.
Rice, J. A. (1990). Symposium review.
Physiological
ecology
and
community structure bulletin of
the ecological society of america
73, 269–270.
Santrock, J. W. (2002). Life span
development:
Perkembangan
st
masa hidup (1 ed.). Jakarta:
Erlangga.
Sarwono, Jonathan. (2011). Mixed
Method: cara menggabung riset
kuantitatif dan riset kualitatif
secara benar. Jakarta: Elex Media
komputindo.
Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (1995).
Principle
and
practice
of
th
psychyatric nursing (5 ed.). St.
Louis: Mosty Company.
Hurlock, E. B. (1991). Perkembangan
anak. Surabaya: Erlangga.
Thompson, J. K., Heinberg, J. L., Altabe,
M. N., & Dunn, S. T. (2004).
Exacting beauty. Washington:
American
Psychological
Association.
Jersild, T. Arthur. (1961). The growing
self: the psychology adolesence
(2nd ed.). Prentice hall Inc.
Englewood Cliffs.N.J: 17–27.
_______.(2008).
Plastic
surgery.
http://www.netdoctor.co.uk/
ate/health/index/600220.shtml.
Diakses tanggal 1 Februari 2011.
Download