BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Danau Lais Desa Tanjung Sangalang merupakan salah satu danau
alami yang terdapat di kabupaten Pulang Pisau. Danau ini terletak di
Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah kabupaten Pulang
Pisau dengan jarak ± 4 km dari Desa Bukit Rawi, ibukota Kecamatan
Kahayan Tengah dan sekitar 10 km arah utara dari kota Palangkaraya,
ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Danau ini memiliki luas sekitar 5,4
ha dan berjarak ±10 km serta letaknya juga sangat strategis di pinggir
jalan arah palangkaraya-buntok.1
Kecamatan Kahayan Tengah memiliki luas 626 km2 dengan 14
desa yang termasuk didalamnya, salah satunya adalah desa Tanjung
Sangalang. Desa Tanjung Sangalang memiliki topografi banyak perairan
seperti rawa, danau dan sungai. Salah satu Danau yang terkenal di
masyarakat adalah Danau Lais. Danau ini banyak digunakan oleh
penduduk sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan- nelayan setempat
dan juga digunakan sebagai sarana transportasi. Oleh karena itu
penduduk sebagian besar berpenghasilan dari danau ini berupa ikan-ikan
1
Identifikasi dan Potensi Parasit pada Sumber Daya Ikan Hias di Danau Lais
Kalimantan
Tengah
http://eprintpasca.unlam.ac.id/947/1/Rosita%20%28164174%29.pdf(online 17 Juni 2014)
1
2
yang didapatkan dari pemasangan perangkap di danau tersebut. Secara
administratif desa Tanjung Sangalang mempunyai batas wilayah :
Sebelah utara
: Desa Bukit Rawi
Sebelah selatan
:
Kota
Palangkaraya
(Kelurahan
Pahandut
Seberang)
Sebelah timur
: Sungai Kahayan
Sebelah barat
: Sungai Kahayan
Tempat penelitian yang ditentukan sebagai stasiun 1 terletak pada
daerah pemukiman penduduk, yang mana aliran air danau ini berada
tepat dibelakang pemukiman penduduk. Sedangkan stasiun 2 terletak
pada daerah bawah jembatan Sei Lais, yang mana jembatan ini
menghubungkan antara RT 1 dan RT 2 desa Tanjung Sangalang. Dan
stasiun 3 terletak pada daerah sekitar hutan, yang mana hutan tersebut
terletak sekitar 200 m dari pemukiman penduduk.
2.
Lembar Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan salah seorang warga setempat yang
bernama bapak Markus dan setiap harinya berprofesi sebagai nelayan di
Danau Lais Desa Tanjung Sangalang. Wawancara ini dilakukan pada
tanggal 8 Agustus 2015.
Menurut bapak Markus, jenis ikan yang paling banyak didapatkan
oleh nelayan-nelayan setempat biasanya ikan Lais dan ikan Senggiringan.
Tetapi yang paling banyak dari kedua jenis itu adalah ikan Lais karena
3
sesuai dengan nama danau itu sendiri yaitu Danau Lais. Biasanya nelayan
setempat mengambil ikan pada tiga daerah pada Danau Lais yaitu pada
daerah sekitar belakang pemukiman penduduk, daerah bawah jembatan
Sei Lais dan daerah sekitar hutan yang jaraknya ±200 m dari jembatan
Sei Lais. Alat yang banyak digunakan nelayan setempat untuk
menangkap ikan seperti ancau, pengilar, dan selambau. Hal itu
dikarenakan ketiga alat tersebut dapat menangkap banyak ikan daripada
alat-alat yang lain.
Daerah sekitar belakang pemukiman penduduk kebanyakan
nelayan menggunakan alat ancau dan pengilar untuk menangkap ikan.
Kedua alat tersebut di daerah ini biasanya menjebak ikan Baung, Lais,
dan Senggiringan.
Daerah sekitar bawah jembatan Sei Lais sama dengan daerah
sekitar belakang pemukiman penduduk yang kebanyakan nelayan
menggunakan alat ancau dan pengilar untuk menangkap ikan. Kedua alat
tersebut di daerah ini biasanya menjebak ikan Kuhing, Sepat, dan Lais.
Daerah sekitar hutan biasanya nelayan menggunakan alat selambau
untuk menangkap ikan. Alat tersebut biasanya banyak menjebak ikan
seperti Lais, Baung, dan Pantik. Tetapi biasanya yang paling banyak
terjebak adalah ikan Lais. Oleh karena itu dari ketiga tempat tersebut
ikan Lais paling dominan berada pada daerah sekitar hutan.Lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lembar hasil wawancara yang tertera
dilampiran 2.
4
3.
Keanekaragaman Jenis Ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang
Berdasarkan hasil penelitian dan identifikasi jenis ikan yang
ditemukan pada perairan Danau Lais Desa Tanjung Sangalang, maka
ditemukan 10 jenis ikan. Kesepuluh jenis tersebut masuk dalam 8
genus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.berikut ini:
No
1
2
3
Genus
Spesies
a. Mystus gulio
b. Mystus planiceps
c. Mystus nemurus
Cryptopterus Cryptopterus bichirris
Belontia
Belontia hasseti
Mystus
4
Anabas
Anabas testudineus
5
Channa
6
Trichogaster
7
8
Puntius
Pangasius
Channa striata
Trichogaster
trichopterus
Puntius binotatus
Pangasius macronema
Nama
Lokal/daerah
Lundu
Senggaringin
Baung
Lais
Kapar
Betok, Betik,
Papuyu
Gabus, Haruan
Sepat
Kuhing
Riu
Hasil pengamatan serta identifikasi jenis-jenis ikan yang ditemukan
pada saat penelitian adalah 8 genus yaitu: genus Mystus, Cryptopterus,
Belontia, Anabas, Channa, Trichogaster, Puntius, dan Pangasius yang
terdiri dari 10 jenis yaitu: Mystus gulio (Lundu), Mystus planiceps
(Senggaringin), Mystus nemurus (Baung), Cryptopterus bichirris (Lais),
Belontia hasseti (Kapar), Anabas testudineus (Betok, Betik, Papuyu),
5
Channa striata (Gabus, Haruan), Trichogaster trichopterus (Sepat),
Puntius binotatus (Kuhing), dan Pangasius macronema (Riu). Adapun
deskripsi dari 10 jenis ikan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.
Genus Mystus
a.
Mystus gulio
Klasifikasi Mystus gulio:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Family
: Bagridae
Genus
: Mystus
Spesies
: Mystus gulio
Nama lokal
: Lundu
Gambar 4.1 Ikan Lundu2
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Lundu yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 15,5 cm, panjang
2
Sumber : dokumentasi pribadi
6
kepala 3,5 cm, panjang sirip anal 2,1 cm, dan panjang ekor 3,5 cm,
diameter mata 0,6 cm. Ikan Lundu dapat dibedakan dari anggota
genus yang sama karena sirip lemak yang pangkalnya lebih pendek
daripada pangkal sirip anal. Tubuh ikan ini tidak mempunyai sisik,
mempunyai empat pasang sungut yang terletak dua pasang di bagian
atas rahang atas dengan panjang 9,2 cm dan dua pasang di bawah
rahang bawah dengan panjang 2,8 cm. Ikan ini mempunyai gigi
kecil-kecil dan meruncing di kedua rahangnya. Tipe ekor pada ikan
ini homocercal dengan bagian atas sama panjang dengan bagian
bawah. Ikan ini mempunyai sirip pectoral dengan panjang 2 cm, sirip
punggung dengan panjang 2 cm, mempunyai sepasang patil yang
terletak di perbatasan kepala dan tubuh dengan panjang 1,8 dan juga
mempunyai 9 buah duri punggung.
Ikan Lundu hidup di perairan tawar seperti rawa, danau dan
sungai. Warna tubuh ikan ini bagian dorsal kebiru-biruan, sedangkan
bagian ventral berwarna keperak-perakan.3
b.
Mystus planiceps
Klasifikasi Mystus planiceps:
3
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Karakteristik
dan
Klasifikasi
Mystus
guliohttp//bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J008132-12.pdf(online: minggu 30 Agustus
2015)
7
Family
: Bagridae
Genus
: Mystus
Spesies
: Mystus planiceps
Nama lokal
: Senggaringin, pantik
Gambar 4.2 Ikan Senggiringan4
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Senggaringin yang
ditemukan pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 11 cm,
panjang kepala 2 cm, diameter mata 0,5 cm, panjang sirip anal 1 cm,
dan panjang ekor 2,5 cm. Ikan ini mempunyai tipe sirip pectoral
dengan panjang 1,5 cm, sirip punggung dengan panjang 3 cm. Ikan
ini mempunyai dua pasang sungut di bagian atas rahang atas dengan
panjang 7 cm dan di bawah rahang bawah dengan panjang 3 cm dan
termasuk ikan yang tidak bersisik. Tipe mulut ikan ini Inferior dan
mempunyai gigi rahang bawah parut.
Ikan Senggaringin hidup di perairan tawar seperti rawa, danau
dan sungai.
4
Sumber: dokumentasi pribadi
8
c.
Mystus nemurus
Klasifikasi Mystus nemurus:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Family
: Bagridae
Genus
: Mystus
Spesies
: Mystus nemurus
Nama lokal
: Baung
Gambar 4.3 Ikan Baung5
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Baung yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan
panjang 22,5 cm, panjang kepala 5 cm, diameter mata 1 cm, panjang
sirip perut 2,7 cm, panjang sirip anal 3,5 cm, dan panjang ekor 5 cm.
Ikan ini mempunyai tipe sirip punggung berpasangan. Ikan ini
5
Sumber : dokumentasi pribadi
9
mempunyai dua pasang sungut di bagian atas rahang atas dengan
panjang 9,2 cm dan di bawah rahang bawah dengan panjang 2,8 cm.
Ikan Baung termasuk ikan yang tidak bersisik dan mempunyai
kepala kasar, sirip lemak di punggung sama panjang dengan sirip
anal, pinggiran ruang mata bebas, bibir tidak bergerigi dan dapat
digerakkan,
lembaran-lembaran
insang
terpisah,
langit-langit
bergerigi, lubang hidung berjauhan, dan sirip punggung berjari-jari
keras dan tajam.6
Ikan baung mempunyai empat pasang sungut peraba yang
terletak di sudut rahang
atas. Sepasang dari sungut peraba
sangat panjang sekali dan mencapai sirip anal. Sirip punggung
mempunyai dua buah jari- jari keras, satu diantaranya keras dan
meruncing menjadi patil. Kepala besar dengan warna tubuh
abu- abu kehitaman, dengan punggung gelap, tetapi perut lebih
cerah.
Ikan baung banyak hidup di perairan tawar, daerah yang
paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang
deras. Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa- rawa,
danau - danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya.
6
Klasifikasi
dan
Morfologis
Ikan
Baung
http//media.unpad.ac.id/thesis/230110080025_2_6941.pdf(online: minggu 30 Agustus 2015)
10
2.
Genus Cryptopterus
a.
Cryptopterus bichirris
Klasifikasi Cryptopterus bichirris:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Family
: Siluridae
Genus
: Cryptopterus
Spesies
: Cryptopterus bichirris
Nama lokal
: Lais
Gambar 4.4 Ikan Lais7
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Lais yang ditemukan pada
penelitian ini mempunyai panjang tubuh 11,5 cm, panjang kepala 1,5
cm, sirip dada 1,5 cm, diameter mata 0,4 cm. Tipe ekor pada ikan
ini heterocercal dengan bagian atas lebih panjang dengan panjang
1,1 cm dan bagian bawah pendek dengan panjang 1 cm.
7
Sumber: dokumentasi pribadi
11
Ikan Lais mempunyai tipe mulut inferior, tipe rahang bawah
berupa parut, Sirip punggung mereduksi, dan mempunyai warna
tubuh yang transparan atau tembus pandang.8
3.
Genus Belontia
a.
Belontia hasseti
Klasifikasi Belontia hasseti:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Family
: Osphronemidae
Genus
: Belontia
Spesies
: Belontia hasseti
Nama lokal
: Kapar
Gambar 4.5 Ikan Kapar9
8
Gambar Pembanding
Keanekaragaman Ikan Lais Berdasarkan Karakter Morfologi di Danau Teluk Kota
Jambi http//download.portalgaruda.org/article.php.pdf (online: Selasa 15 September 2015)
9
Sumber : dokumentasi pribadi
12
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kapar yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 8,8 cm, panjang
kepala 1`,5 cm, panjang ekor 1,1 cm, sirip pectoral 2 cm, sepasang
sirip perut dengan panjang 2 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung
dibagian dorsal tubuh sejajar dengan sirip pectoral, memiliki 15 duri
yang keras di bagian sirip punggung. Sirip anal ikan ini memanjang
dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Ikan ini mempunyai tipe
mulut sub terminal, gigi rahang bawah berbentuk kerucut, tipe sirip
ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,6 cm. Ikan ini
termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.
Ikan Kapar umumnya ditemukan di rawa-rawa, danau,
sungai kecil dan parit-parit.
4.
Genus Anabas
a.
Anabas testudineus
Klasifikasi Anabas testudineus:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Family
: Anabantidae
Genus
: Anabas
Spesies
: Anabas testudineus
13
Nama lokal
: Betok, Betik, Papuyu
Gambar 4.6 Ikan Betok10
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kapar yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 9 cm, panjang kepala
2 cm, panjang ekor 1,8 cm, sirip pectoral 2 cm, sepasang sirip perut
dengan panjang 1,5 cm. Ikan ini mempunyai sirip punggung
dibagian dorsal tubuh sejajar dengan sirip pectoral, memiliki 20 duri
yang keras di bagian sirip punggung, Sirip anal ikan ini memanjang
dari akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Ikan ini mempunyai tipe
mulut sub terminal, tipe sirip ekor membulat dan mempunyai
diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk ikan bersisik dan
mempunyai tipe sisik sikloid.
Ikan betok umumnya berukuran kecil, berkepala besar dan
bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (punggung) gelap kehitaman
agak
kecoklatan
atau
kehijauan.
Sisi samping
kekuningan,
terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang
yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang
tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi
10
Sumber: dokumentasi pribadi
14
belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri. Pada bagian
operkulum dan preoperkulum keduanya bergerigi. Rongga di atas
rongga insang beralat berbentuk labirin. Berbentuk gepeng, agak
panjang, hidung pendek, mulut kecil, lubang insang sempit karena
bagian gabungan daun insang lebar.
Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi
lingkungan
yang tergolong
ekstrim
dan dapat bertahan pada
kondisi air yang bersifat asam maupun basa. Ikan ini juga dapat
ditemukan pada perairan payau. Sungai-sungai dan rawa-rawa di
Kalimantan diketahui memiliki tingkat keasaman yang tinggi,
dicirikan oleh pH yang rendah.
Ikan Betok dapat mengambil udara di luar air karena
mempunyai labirin pada insangnya. Ikan ini mampu merayap naik
dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang
dapat dimekarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan.
Akan tetapi ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di
daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam kalau
tidak ikan ini akan mati. Ikan ini juga dapat berjalan untuk pindah
antar habitat dengan menggunakan organ bagian ventralnya seperti
sirip pektoral dan kaudal serta bagian dari tutup insang atau
15
operkulum. Ikan ini hidup di dasar perairan yang berlumpur dan
bersifat soliter.11
5.
Genus Channa
a.
Channa striata
Klasifikasi Channa striata:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Family
: Channidae
Genus
: Channa
Spesies
: Channa striata
Nama lokal
: Gabus, Haruan
Gambar 4.7 Ikan Gabus12
11
Gambar Pembanding
Klasifikasi
dan
Morfologi
http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789./C08hak.pdf
2015)
12
Sumber: dokumentasi pribadi
Ikan
(online:minggu
30
Betok
Agustus
16
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Gabus yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 13,8 cm, panjang
kepala 3 cm, panjang ekor 2,5 cm, sirip pectoral 2,1 cm, sepasang
sirip perut dengan panjang 1,5 cm. Ikan ini mempunyai sirip
punggung dibagian dorsal tubuh memanjang dari belakang sirip
perut ke batas ekor dan memiliki 25 duri, Sirip anal ikan ini
memanjang dari sirip perut hingga batas ekor. Sirip ekor ikan ini
homocercal dengan panjang bagian atas dan bagian bawah 2,5 cm.
Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal dan rahang bawah
terdapat campuran antara gigi taring dan parut, tipe sirip ekor
membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk
ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik stenoid.
Tubuh ikan Gabus berbentuk hampir bulat di bagian depan dan
pipih di bagian belakang. Ikan ini memiliki bentuk kepala lebar
dengan mulut bersudut tajam. Warna tubuh ikan ini kebanyakan
coklat kehitaman dibagian punggung dan putih kecoklatan di bagian
sisi bawah tubuh.
Ikan Gabus kebanyakan hidup di perairan tawar seperti danau,
rawa, sungai, selokan dan dapat pula hidup di tempat yang
berlumpur (sedikit air). Hal ini dikarenakan ikan ini mempunyai
organ semacam labirin namun lebih primitif. Ikan ini juga memiliki
kemampuan bernapas langsung dari udara. Oleh karena itu ikan ini
dapat berpindah tempat hidup jika tempat hidupnya mengalami
17
kekeringan dengan berjalan di atas daratan untuk menuju tempat
yang berair.
6.
Genus Trichogaster
a.
Trichogaster trichopterus
Klasifikasi Trichogaster trichopterus:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Family
: Osphronemidae
Genus
: Trichogaster
Spesies
: Trichogaster trichopterus
Nama lokal
: Sepat
Gambar 4.8 Ikan Sepat13
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Sepat yang ditemukan pada
penelitian ini mempunyai panjang tubuh 8 cm, panjang kepala 1 cm,
13
Sumber: dokumentasi pribadi
18
panjang ekor 2 cm, panjang sungut pada sirip perut 7 cm. Ikan ini
mempunyai sirip punggung dibagian dorsal tubuh dimulai dari
tengah badan hingga batas anal, Sirip anal ikan ini memanjang dari
akhir sirip perut hingga pangkal ekor. Panjang sirip punggung pada
ikan ini 1,5 cm. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub terminal, rahang
bawah berbentuk kerucut dan mereduksi, tipe sirip ekor membulat
dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini termasuk ikan
bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.
Ikan sepat memiliki warna tubuh kehijauan sampai kebiruan
dengan beberapa pita warna kuning bewarna gelap dan sebuah
bercak di tengah sisi pada pangkal sirip ekor. Ikan ini merupakan
salah satu spesies yang hidup perairan umum seperti sungai, rawa,
danau dan tempat-tempat yang miskin oksigen. Meskipun miskin
oksigen, ikan ini tetap dapat hidup karena termasuk dalam jenis ikan
yang mempunyai labirin. Hal ini memungkinkan menghirup oksigen
langsung dari udara.14
7.
Genus Puntius
a.
Puntius binotatus
Klasifikasi Puntius binotatus:
14
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus(online minggu 30 Agustus 2015)
19
Class
: Pisces
Ordo
: Cypriniformes
Family
: Cyprinidae
Genus
: Puntius
Spesies
: Puntius binotatus
Nama lokal
: Kuhing
Gambar 4.9 Ikan Kuhing15
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Kuhing yang ditemukan
pada penelitian ini mempunyai panjang tubuh 9,5 cm, panjang
kepala 1,5 cm, panjang ekor 2 cm. Ikan ini mempunyai sirip
punggung dibagian dorsal tubuh dimulai dari tengah badan hingga
batas anal, Sirip anal ikan ini memanjang dari akhir sirip perut
hingga pangkal ekor. Panjang sirip punggung pada ikan ini 2,2 cm
dan panjang sirip anal 1,5cm. Ikan ini mempunyai tipe mulut sub
terminal, rahang bawah berbentuk kerucut dan mereduksi, tipe sirip
ekor membulat dan mempunyai diameter mata 0,5 cm. Ikan ini
termasuk ikan bersisik dan mempunyai tipe sisik sikloid.
15
Sumber: dokumentasi pribadi
20
Ikan Puntius binotatuswarnanya bervariasi, dari abu-abu
keperakan sampai abu-abu kehijauan, agak gelap/kehitaman pada
bagian punggung, terdapat tanda bintik atau pita pada tubuh anaknya
yang akan menghilang saat ikan dewasa atau ukurannya besar,
kecuali bintik pada pangkal ekor. Ikan ini juga memiliki gurat sisik
diatas gurat sisi.Ikan ini tergolong benthopelagik, hidup di perairan
tawar daerah tropis dengan kisaran pH 6,0 - 6,5 dan suhu perairan 24
–
260C. Umumnya ikan ini dapat ditemukan diselokan-selokan,
sungai, dan tambak.16
8.
Genus Pangasius
a.
Pangasius macronema
Klasifikasi Pangasius macronema:
16
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Siluriformes
Family
: Pangasidae
Genus
: Pangasius
Spesies
: Pangasius macronema
Nama lokal
: Riu
Klasifikasi dan Morfologi Puntius binotatus
bitstream/4/Chapter%20II.pdf(online: minggu 30 Agustus 2015)
http//repository.usu.ac.id/
21
Gambar 4.10 Ikan Riu17
Gambar Pembanding
Berdasarkan hasil identifikasi, ikan Riu yang ditemukan pada
penelitian ini mempunyai panjang tubuh 7,2 cm, panjang kepala 1,1
cm, sirip perut 0,5 cm, Sirip punggung 1,1 cm, diameter mata 0,4
cm. Sirip ekor ikan ini homocercal dengan panjang bagian atas dan
bagian bawah 1,5 cm. Ikan ini mempunyai dua pasang sungut di
bagian atas rahang atas dengan panjang 2,2 cm mencapai sirip perut
dan di bawah rahang bawah dengan panjang 2,1 cm. Ikan ini juga
mempunyai sirip pectoral dengan panjang 1,5 cm.
Ikan Riu mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak pipih dan
tidak bersisik, mempunyai tipe mulut inferior, tipe rahang bawah
berupa parut, dan mempunyai warna tubuh pada bagian punggung
keabu-abuan atau kebiru-biruan dan bagian perut putih keperakperakan. Habitat ikan ini di perairan air tawar seperti sungai, dan
danau.
17
Sumber: dokumentasi pribadi
22
4.
Nilai Indeks Keanekaragaman (H’), Dominansi , dan Kemerataan
(E) Ikan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang
Berikut adalah hasil penelitian dan identifikasi jenis ikan yang
ditemukan pada setiap stasiun di perairan Danau Lais Desa Tanjung
Sangalang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.berikut ini:
Stasiun
No Nama Ilmiah
I
II
III
Total
1
Mystus gulio
8
-
-
8
2
Mystus
planiceps
21
10
18
49
3
Mystus
nemurus
Cryptopterus
bichirris
48
-
39
87
47
37
117
201
-
-
4
4
6
-
7
13
-
3
2
5
-
65
-
65
4
5
6
7
8
Belontia
hasseti
Anabas
testudineus
Channa
striata
Trichogaster
trichopterus
9
Puntius
binotatus
-
74
-
74
10
Pangasius
macronema
9
18
6
33
139
207
193
539
Total
Keterangan:
Stasiun 1 : daerah pemukiman penduduk
Stasiun 2 : daerah bawah jembatan Sei Lais
Stasiun 3 : daerah sekitar hutan
23
Berikut adalah hasil analisis indeks keanekaragaman, kemerataan,
serta dominansi pada masing-masing stasiun dapat dilihat pada tabel 4.3:
No
1
2
3
Stasiun
Pengamatan
Stasiun I
(daerah
pemukiman
penduduk)
Stasiun II
(daerah bawah
jembatan Sei
Lais)
Stasiun III
(daerah
sekitar hutan)
Total
Total
s
n
H’
D
E
6
139
1,496555
34,532374
0,519254
6
207
1,459345
35,74879
0,450709
7
193
1,203709
60,62176
0,476779
539
Keterangan:
s
: jumlah jenis
n
: jumlah individu
H’
: Indeks keanekaragaman
E
: Indeks Kemerataan
B. Pembahasan
1.
Jenis Ikan yang Didapatkan di Danau Lais Desa Tanjung Sangalang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan
Agustus 2015, dimana penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari yang
dimulai dari tanggal 01-31 Agustus 2015. Hasil pengamatan menunjukan
adanya keragaman jenis ikan yang di peroleh di Danau Lais Desa
24
Tanjung Sangalang. Stasiun I (daerah pemukiman penduduk) tercatat ada
6 jenis dari jumlah total individu yang ditemukan sebanyak 139 ekor.
Stasiun II (daerah bawah jembatan Sei Lais) tercatat ada 6 jenis dari
jumlah total individu yang ditemukan sebanyak 207 ekor, dan Stasiun III
(daerah sekitar hutan) tercatat ada 7 jenis dari jumlah total individu yang
ditemukan sebanyak 193 ekor.
Total jumlah ikan yang didapat di perairan Danau Lais paling
banyak ditemukan adalah jenis
Cryptopterus bichirris sebanyak 201
ekor, diikuti oleh Mystus nemurus sebanyak 87 ekor, Puntius binotatus
sebanyak 74 ekor, Trichogaster trichopterus sebanyak 65 ekor, Mystus
planiceps sebanyak 49 ekor, Pangasius macronema sebanyak 33 ekor.
Sedangkan jumlah total ikan yang paling sedikit adalah jenis ikan
Belontia hasseti sebanyak 4 ekor, Channa striata sebanyak 5 ekor,
Mystus gulio sebanyak 8 ekor, Anabas testudineus sebanyak 13 ekor.
Jumlah total ikan berhubungan dengan kehadiran jenis ikan disetiap
stasiun pengamatan. Kehadiran jenis berpengaruh terhadap jumlah jenis,
individu, famili, dan mempengaruhi pula dengan nilai keanekaragaman,
kemerataan, serta dominansi pada setiap stasiun.
Jenis Cryptopterus bichirris ditemukan paling banyak yaitu 201
ekordaripada jenis-jenis yang lain dan jenis ikan ini paling banyak
ditemukan di stasiun III dengan jumlah 117 ekor. Hal ini dikarenakan
kecepatan arus perairan sangat lambat bahkan terkadang tidak ada arus
25
yang menyebabkan jenis Cryptopterus bichirrisdapat bertahan hidup dan
bereproduksi.
Sebagaimana telah diketahui di atas bahwa spesies Cryptopterus
bichirrisbanyak ditemukan di stasiun III. Hal ini dikarenakan faktor
makanan di stasiun III masih banyak, contohnya seperti larva serangga,
serangga dewasa, dan ikan-ikan kecil. Hal ini diperkuat oleh
Handayani,dkk (2004) menyatakan bahwa makanan utama spesies
Cryptopterus bichirrisadalah ikan-ikan kecil dan serangga dewasa.18
Selain faktor kecepatan arus dan makanan, spesies Cryptopterus
bichirrisdapat bertahan hidup didalam perairan yang keruh. Hal ini
didukung dengan hasil pengukuran kecerahan air pada stasiun III yang
menunjukan kategori keruh dengan kecerahan hanya 0,05 m dari
permukaan air. Hal ini didukung juga oleh Kottelat et al (1998) bahwa
kebanyakan kelompok Siluridaeterdiri atas spesies ikan yang tahan
terhadap kondisi oksigen yang rendah atau disebut sebagai ikan
blackfish, dimana telah terjadi modifikasi dalam hal perkembangan organ
pernapasan yang berhubungan dengan respiratori tiga sistem anatomi
utama yaitu mulut dan perencanaan, insang, serta gelembung renang.19
Kadar pH perairan yang rendah pada stasiun III juga merupakan
salah satu faktor yang mendukung kehidupan Cryptopterus bichirris. Hal
ini diperkuat oleh Simanjuntak (2007) yang menyatakan bahwa
keberadaan ikan Lais yang hidup di perairan rawa banjiran Sungai
18
Aspek Biologi Ikan Lais Di Danau Lais. http://jtfupr.ac.id/pdf/vol1/1/full/2.pdf.
(Online 18 Juni 2014)
19
Ibid
26
Kampar Kiri pada kondisi pH rendah telah memiliki adaptasi khusus
berupa mekanisme pengaturan ion oleh sel klor yang ada pada
insangnya.20
Oksigen terlarut (DO) dan temperatur yang termasuk dalam kondisi
normal merupakan faktor pendukung kehidupan jenis ikan ini. Tetapi
penurunan konsentrasi oksigen yang sangat drastis dapat mengakibatkan
kematian pada ikan (Anonim 2006). Ditambah dengan kerusakan habitat
oleh tangan manusia juga akan menyebabkan jumlah anggota spesies
Cryptopterus bichirris menjadi berkurang, serta ketidakmampuan ikan
untuk beradaptasi pada kondisi habitat yang memburuk maka akan
menyebabkan ikan mati (Anonim 2001).21
2.
Nilai Indeks Keanekaragaman, Kemerataan, dan Dominansi
a.
Indeks Keanekaragaman
Hasil analisis indeks keanekaragaman jenis ikan di Danau
Lais Desa Tanjung Sangalang berkisarantara1,20hingga1,49. Indeks
keanekaragaman
tertinggidijumpaididaerah
pemukiman
pendudukdanterendahdidaerah sekitar hutan. Hal ini dikarenakan
ketersediaan makanan di daerah pemukiman penduduk lebih
banyak sehingga ikan-ikan banyak yang bermigrasi kedaerah
tersebut. Hal ini juga didukung dengan temperatur perairan
20
Ibid
Keanekaragaman Ikan Lais (Cryptopterus spp) Berdasarkan Karakter Morfologi di
Danau Teluk Kota Jambi http://onlinejournal.unja.ac.id./index.php/biospecies/449.pdf.
(Online 03 Juni 2014).
21
27
sebesar 290 C dan termasuk dalam kisaran temperatur optimal
perairan tropis. Kisaran temperatur optimal perairan adalah
sebesar 28-320 C.
Sedangkan yang menyebabkan keanekaragaman terendah di
sekitar hutan adalah terbatasnya ketersediaan makanan di tempat
tersebut dan banyaknya eksploitasi ikan besar-besaran oleh
penduduk setempat maupun luar daerah. Hal ini juga didukung
dengan temperatur perairan yang rendah yaitu sebesar 27 0 C dan
tidak termasuk dalam kisaran temperatur optimal perairan.
Menurut
Magurran
(1988)
bahwa
Suatu
tempat
disebut
keanekaragaman
tinggi
apabilanilaiindekskeanekaragaman(H’)>3;sedang 1<H’<3danrendah
jikaH’<1.22
Indekskeanekaragamandaerah
tinggiberhubungan
Kottelat
et
al
variasihabitatyang
pemukiman
pendudukyang
denganluasdankedalamansungai.Menurut
(1993)
areayang
lebihluassering
memiliki
lebihbesardibandingkandenganareayang
lebih
sempit, sehingga semakin panjang dan lebar ukuran danau semakin
banyak pula jumlah ikan yang menempatinya.23
b. Kemerataan
Hasil analisis indeks kemerataan menunjukkannilai antara
0,45 hingga 0,51. Indekskemerataantertinggidijumpai di daerah
22
Febrian Achmad Nuruddin, “Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Sekonyer Taman
Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah”. Skripsi. 2013. h 37
23
Ibid h.38-39
28
pemukiman penduduk
dan terendah di daerah sekitar bawah
jembatan Sei Lais. Hal ini dikarenakan di daerah sekitar bawah
jembatan banyak aktivitas penduduk setempat dan area yang cukup
sempit yang menyebabkan tidak meratanya penyebaran ikan di
daerah tersebut. Sedangkan kemerataantertinggidijumpai di daerah
pemukiman penduduk dikarenakan area tersebut luas sehingga
memungkinkan kemerataan penyebaran ikan tinggi meskipun di area
tersebut juga banyak aktivitas penduduk. Menurut Krebs dalam
Gonawi (2009) menyatakan bahwa kriteriakisaran nilai indeks
kemerataan
bahwa
keseragamanpopulasitinggiapabilaindekskemerataan(E)>0,6;sedang
0,4 <E<0,6 danrendah E<0,4.24
Keanekaragaman ikan jugaditentukan oleh karakteristik
habitat
perairan.
Kecepatanarusdanauditentukan
keberadaantumbuhandisepanjang daerahaliran air yangberasosiasi
dengan keberadaansatwapenghuninya (menurut Ross 1997 dalam
Yustina
2001).Arusyang
cepatakanmempengaruhi
kemerataanjenisikandalamsuatuhabitat.25
Pada daerah bawah jembatan Sei Lais (stasiun II) memiliki
kecepatan arus air yang cepat (19,22 m/detik) sehingga indeks
kemerataannya paling rendah yaitu 0,45. Sedangkan pada daerah
pemukiman
24
Ibid h.37-38
Ibid h.39
25
penduduk(stasiunI)
memilikikecepatanarusairyang
29
paling lambat (36,90 m/detik) sehingga indeks kemerataannya juga
paling tinggi yaitu 0,51. Dan pada daerah sekitar hutan (stasiun III)
memiliki kecepatan arus air yang sedang (21,09m/detik) sehingga
indeks kemerataannya juga sedang yaitu 0,47.
c.
Dominansi
Berdasarkannilaidominansinya,padastasiunInilai
dominansi
tertinggi pada jenis Mystus nemurus34,53%. Hal ini menunjukan
Mytus nemurusmempunyaipopulasidan jumlah individuyang cukup
besar sehingga penyebarannya luas dan menunjukkanbahwaMytus
nemurusmerupakan jenis ikan yang tahan terhadap kondisi yang
cukup keruh dengan kecerahan 0.09 m, kadar oksigen sebesar
3,75 dan nilai pH 6,75 yang menunjukan keasaman yang cukup
sedang.
Stasiun II tercatat ada dua jenis ikan yang dominan yaitu
Puntius binotatus (35,74%)dan Trichogaster trichopterus (31,40%).
Stasiun ini memiliki nilai pH yang terendah dari stasiun yang lain
yaitu
5,86
dan
termasuk
kondisi
asam
yang
termasuk
syaratkehidupan bagiikan khususnyaikan-ikan blackfishes. Hal ini
terjadikarenapengaruhdari lahangambut yang ada di pinggiran
perairan yangmerubah warna airmenjadi kemerahan.26
Stasiun ini memiliki kecerahan 0,05 m yang menyebabkan
kadar oksigen terlarut juga rendah yaitu sebesar 3,03. Hal ini
26
Ibid
30
menyebabkan hanya ikan-ikan yang mempunyai alat pernapasan
tambahan
yang
dapat
bertahan
hidup
contohnya
seperti
Trichogaster trichopterus.
Stasiun III nilai dominansi tertinggi pada jenis Cryptopterus
bichirris60,62
%.
Hal
ini
menunjukan
jenis
ikan
ini
mempunyaipopulasiyang cukup besar yang didukung dengan
ketersediaan oksigen terlarut (DO) sebesar 3,75. Stasiun ini
memiliki kecerahan 0,14 m dan nilai pH 6,81. Hal ini menunjukan
jenis ikan ini tahan terhadap kondisiyang cukup keruh dan juga
tahan pada kondisi asam.27
Keberadaanikandisuatutempattidak terlepasdarikondisihabitat
sebagaipenyedia
sumberdayabagikebutuhanhidupikan.Adanya
variasi kondisihabitatmenyebabkan ikan harus berinteraksitermasuk
beradaptasi
denganhabitatnya.Bentukadaptasiikanterhadaphabitatantara
lain
adaptasi morfologi pada tipeletak mulut, tipe gigi rahang bawah
dan bentuksiripekor.Tipeletakmulut,tipegigirahangbawahdanbentuk
siripekormenunjukanadaptasiikanterkaitdengansumberdaya
makanan
dancara
memperolehnya
(guild).
Pengelompokanikanberdasarkancara memperoleh makanan (guild)
telah dikenal yaitu herbivora endogenus (pemakan lumut danalga),
herbivoraeksogenus(pemakan
27
Ibid h.41
buah,daun
dan
bijiyang
31
jatuhkesungai),karnivorapemakanbinatang
plakton,nematoda
kecil(pemakan
danrotifera),karnivora
pemakanserangga,karnivora pemakan ikan lain dan omnivora
(menurut Kottelat et al 1993).28
3.
Integrasi Islam dan Sains Berkaitan dengan Ikan
Hubungan islam dan sains yang berkaitan dengan keanekaragaman
ikan terdapat didalam ayat Al-Qur’an. Salah satunya pada ayat berikut:
‫ِم ِمۦ َو ِم ۡن‬
ٖۚ ‫ُهَّللٱ َو َو َو ٓا‬
‫ُهَّلل‬
‫َو ۡن ِم َو َو ٰى َو ۡن‬
‫َو َو ٰى ٓا أَو ۡنر َو ٖۚ ٖةع َو ۡنخ‬
‫ُهَّلل‬
‫ُهَّلل ٓا ٖة َو ِم ۡن‬
‫ِم ۡن ُهَّلل َو ۡن ِم‬
٤٥ ‫ر‬ٞ ‫قَو ِمد‬
‫َو ُهَّللٱ َو َو َو ُهَّلل َو ٓا ُهَّلل ٖة ِّم‬
‫َو ۡن ِم َو َو ٰى ِمر ۡنج َو ۡني ِم َو‬
‫إِم ُهَّللن ُهَّللٱَو َو َو ٰى ِّم َوش ۡن ٖة‬
Artinya:
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S An-Nur: 45)
Ayat ini menegaskan bahwa di samping bukti-bukti kekuasaan dan
limpahan anugerah-Nya, Allah SWT juga telah menciptakan semua jenis
hewan dari air yang keanekaragamannya sangat banyak. Allah
menjadikan hewan-hewan itu beraneka jenis, potensi, dan fungsi, maka
sebagian dari mereka yakni hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya,
sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian yang lainnya berjalan
28
Ibid h.43
32
dengan empat kakidan ada juga yang menggunakan lebih dari empat
kaki.29
Berdasarkan dari firman Allah SWT di atas yaitusetiap hewan yang
diciptakan oleh Allah semunya berasal dari air.Maka oleh karena itu kita
sebagai
makhluk
Allah
yang
diciptakannya
harus
mengetahui
keanekaragaman, terutama ikan, yang hidupnya di dalam air yang
beraneka ragam dan memiliki keunikan tersendiri dalam kehidupannya.30
4.
Aplikasi dengan Dunia Pendidikan
Pengembangan dari hasil penelitian ini dapat dibuat dalam mata
pelajaran biologi SMA kelas X, mata kuliah Ekologi Hewan dan Zoologi
Vertebrata.
Hasil penelitian ini dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X
dapat dipelajari mengenai keanekaragaman hayati yang sekiranya dapat
dijadikan acuan dalam bahan bacaan.
Sedangkan hasil penelitian ini dalam mata kuliah Ekologi Hewan
dan Zoologi Vertebrata dapat dibuat dalam suatu produk berupa
penuntun praktikum.
Mata kuliah Ekologi Hewan dapat dibuat suatu penuntun praktikum
dengan judul “Keanekaragaman Ikan di Danau” yang berkaitan dengan
membahas tentang analisis keanekaragaman ikan pada ketiga stasiun
29
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Mishbah Volume 9”,Jakarta: Lentera Hati, 2002, h.
372-373
30
Akhmad Supriadi, Jumrodah, “Tafsir Ayat-Ayat Biologi”, Yogyakarta: Kanwa
Publisher, 2013, h.145-147
33
yang berbeda. Kajian mengenai keanekaragaman ikan ini berkaitan
dengan indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan dominansi ikan
pada ketiga stasiun.
Sedangkan pada mata kuliah Zoologi Vertebrata membahas tentang
mengidentifikasi ikan yang ditemukan pada ketiga stasiun tersebut yang
merupakan lanjutan dari praktikum mengenai “Keanekaragaman Ikan di
Danau”
yang
dapat
dilihat
pada
lampiran
7.
34
Download