pengaruh penggunaan media pembelajaran vcd dan media

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK
TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
PADA SISWA SMP
(Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008/2009 )
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Prasarat
Mencapai Derajat Magister Program
Studi Teknologi Pendidikan
Diajukan Oleh
Tri Retno Herminingsih
S 8105036
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TESIS
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK
TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
PADA SISWA SMP
(Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008/2009 )
Disusun Oleh
TRI RETNO HERMININGSIH
S 8105036
Telah Disetejui Oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Soetarno, M.Pd.
NIP.19480713 197304 1 001
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
NIP. 19430712 197301 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi TP
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
NIP. 19430712 197301 1 001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD
DAN MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BIOLOGI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
PADA SISWA SMP
(Penelitian Pada Siswa SMPN 1 di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2008/2009 )
Oleh
TRI RETNO HERMININGSIH
S 8105036
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada Tanggal : ........................
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
:
: .............................
Sekretaris
:
: ..............................
Anggota:
: 1. .
: ..............................
2.
: ..............................
Surakarta,
Mengetahui Direktur PPs UNS
Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: Tri Retno Herminingsih
NIM
: S8105036
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MEDIA CETAK
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR
BIOLOGI
DITINJAU
DARI
MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP (Penelitian Pada Siswa SMPN 1
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008/2009) adalah betul-betul karya saya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan,
Tri Retno Herminingsih
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
™ KEBAHAGIAAN ADALAH PADA SAAT BISA MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN. ™ ORANG YANG BAIK ADALAH ORANG YANG PALING BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN ™ SIAPAPUN YANG BERHENTI BELAJAR AKAN MEMBUAT DIRINYA TUA, MESKIPUN DIA BERUSIA DUA PULUH TAHUN ATAU DELAPAN PULUH TAHUN. SEDANGKAN YANG TIDAK BERHENTI BELAJAR AKAN TETAP MUDA. HAL YANG TERPENTING DALAM HIDUP ADALAH UNTUK TETAP MENJAGA PEMIKIRAN KITA SELALU MUDA ( HENRY FORD) commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama peneliti memanjatkan puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang mengambil judul :
“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBEALAJARAN VCD DAN
MEDIA CETAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP ( Penelitian Pada Siswa SMP
Negeri 1 di Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009). Tesis, Program
Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta ”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soetarno, M.Pd dan Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., selaku
pembimbing tesis. Terima kasih atas bimbingan dan arahan serta
perhatian dan pengertian yang demikian besar kepada peneliti dalam
proses penyusunan tesis.
2. Segenap dosen/staf pengajar pada Program Pascasarjana Program Studi
Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro dan SMP Negeri 1
Mandiraja, yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
peneliti menempuh pendidikan pascasarjana.
4. Seluruh keluargaku, yang senantiasa memberikan doa, spirit dan
motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
5. Pihak-pihak lain, yang tidak cukup untuk disebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu peneliti selama menempuh pendidikan
pascasarjana.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas dengan pahala yang
berlipat ganda, amin. Akhir kata, peneliti berharap tesis ini bisa bermanfaat,
baik
bagi
peneliti
pribadi
maupun
bagi
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan.
Banjarnegara,
Okotber 2009
Tri Retno Herminingsih
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
iii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………...
iv
KATA PENGANTAR ………………………............……....……………...
vi
DAFTAR ISI ……………………………………………….……………….
viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK ..…………………….…………………….
xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xiv
ABSTRAK .......... ………………………………………………………….
xv
ABSTRACT ...........................……………………………………………...
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………........
7
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………...
8
D. Perumusan Masalah …………………………………………........
8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
9
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
…
…
A. Kajian Teoritis ……………………………………………………
11
1. Media Pembelajaran ………………………………………….
11
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Media Video Compact Disc (VCD) ....……………………… .
18
3.
Media Cetak.... ……………………………………………….
27
a.Buku Teks…......…………………………………………….
28
b.Lembar Kerja Siswa ……………………………………….
32
4.
Prestasi Belajar ……………………………………………….
38
5.
Motivasi Belajar ........................................................................
42
6. Pendidikan Biologi ...........................…………………………
59
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………..
63
C. Hipotesis Penelitian ………………………………………………
67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………..
68
B. Metode Penelitian ............................................................................
68
C. Populasi ...........................................................................................
68
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..
73
1. Instrumen Penelitian ………………………………………….
73
2. Uji Coba Instrumen …………………………………………
74
E. Teknik Analisis Data .......................................................................
82
1. Uji Prasyarat Analisis ..……………………………………….
82
2. Uji Hipotesis ………………………………………………….
83
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Sekolah ………………………………………………….
87
1. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro ……………….
87
2. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Mandiraja ………………….
90
B. Hasil Penelitian ..............................................................................
92
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengujian Hipotesis ......................................................................
101
D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
106
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................
116
A. Kesimpulan .....................................................................................
116
B. Implikasi .........................................................................................
117
C. Saran ...............................................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
122
LAMPIRAN .................................................................................................
123
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Tabel 1
Nama Tabel
Hlm
Ungkapan Siswa Menghadapi Keberhasilan dan
Kegagalan ……………………………………… ……….
50
Tabel 2
Indikator Materi Pembelajaran Biologi .............................
63
Tabel 3
Daftar Nama SMP Negeri 1 di Wilayah Kabupaten
Banjarnegara ....................................................................
69
Tabel 4
Hasil Pengujian Kesetaraan …...........................................
71
Tabel 5
Distribusi Skor untuk Pernyataan Soal Mendukung ........
73
Tabel 6
Distribusi Skor untuk Pernyataan Soal Tidak Mendukung
74
Tabel 7
Interprestasi Koefisien Reliabilitas ................ ..................
77
Tabel 8
Interprestasi Indeks Kesukaran Soal ……….....................
80
Tabel 9
Interprestasi Daya Beda ……………… ...........................
81
Tabel 10
Analisis Varians Dua Arah ............................................
84
Tabel 11
Analisis Varians Prestasi Belajar Biologi ........................
85
Tabel 12
Hasil Analisis Data Tes Akhir ........ .................................
93
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Menggunakan
Media Cetak ................................... .................................
93
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Menggunakan
Media VCD ................................... .................................
94
Tabel 15
Hasil Analisis Data Motivasi ............................................
96
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Skor Tes Motivasi Menggunakan
Media Cetak ................................... .................................
96
Tabel 14
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 17
digilib.uns.ac.id
Distribusi Frekuensi Skor Tes Motivasi Menggunakan
Media VCD ................................... .................................
98
Tabel 18
Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Liliefors
101
Tabel 19
Hasil Uji Two Way Anava ……………………………..
102
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
No. Gambar
Nama Gambar
Halaman
Gambar 1
Diagram Cone of Learning ......... ...........................
16
Gambar 2
Diagram Nilai Tes Akhir Media Cetak ...................
94
Gambar 3
Diagram Nilai Tes Akhir Media VCD ...................
95
Gambar 4
Diagram Nilai Tes Motivasi Media Cetak ...............
97
Gambar 5
Diagram Nilai Tes Motivasi Media VCD ...............
99
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Judul/ Isi Lampiran
Halaman
1.
Instrumen Penelitian Tes Biologi ……………………………….
125
2.
Instrumen Penelitian Tes Motivasi ……………………………….
135
3.
Silabus dan RPP Pembelajaran Biologi …………………………
142
4.
Tabel Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Biologi untuk Uji
Validitas …………………………………………………….…..
146
Tabel Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Biologi untuk Uji
Reliabilitas ………………………………………………….…..
151
6.
Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Biologi ……….
152
7.
Tabel Hasil Uji Coba Tes Motivasi Belajar Biologi untuk Uji
Validitas …………………………………………………….…..
153
Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi
Belajar Biologi ………………………………………………..….
164
9.
Tabel Kerja Uji Kesetaraan Sampel …………………………..…
166
10.
Analisis Kondisi Awal Sampel (dg alat bantu SPSS )…………….
167
11.
Analisis Data Skor Motivasi Siswa ………………………………
172
12.
Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi …………………………….
179
13.
Deskripsi Data Motivasi Belajar Biologi ……………….……….
187
14.
Uji Persyaratan Analisis …………….……………………………
189
15.
Uji Homogenitas Populasi ……………………………………….
202
16.
Uji Hipotesis Penelitian ………………..……………….……….
203
17.
Uji Signifikansi Perbedaan Mean Tiap-tiap Sel …………………
227
5.
8.
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
TRl RETNO HERMlNINGSIH. NIM. S8105036 Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran VCD Dan Media Cetak Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau
Dari Motivasi Belajar Pada Siswa SMP Kelas VIII ( Penelitian Pada Siswa SMP
Negeri 1 di Kabupaten Banjamegara) Tahun Pelajaran 2008/2009. Tesis, Program
Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd
Pembimbing II : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). Sejauh mana
perbedaan pengaruh penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi
belajar biologi. (2). Sejauh mana perbedaan pengaruh antara motivasi belajar
tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi. (3). Sejauh
mana interaksi pengaruh antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar biologi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
eksperimen dengan rancangan factorial 2×2 dan penyajian data secara deskriptif
analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Kabupaten Banjarnegara. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik
Purposive Sample. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah
siswasiswi kelas VIII SMP Negeri 1 Purwonegoro dan SMP Negeri 1 Mandiraja,
setiap kelas ada 40 siswa yang di gunakan sebagai kelas kontrol dan satu kelas
untuk kelas eksperimen berjumlah 40 siswa, Sedangkan teknik pengumpulan
datanya menggunakan teknik angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
Teknik Analisis Varians (ANAVA) Dua Jalur.
Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji validitas dengan korelasi
Product Moment dan reliabilitas menggunakan faktorial validity. Hasil uji
hipotesis menunjukkan : (1) Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan
model pembelajaran dengan menggunakan media cetak dengan media VCD
terhadap prestasi belajar Biologi. Model pembelajaran dengan menggunakan
media VCD menghasilkan prestasi belajar Biologi yang lebih baik dibandingkan
dengan media cetak. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Biologi yang
diajar dengan menggunakan media pembelajaran VCD lebih baik daripada
menggunakan media cetak. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 34,438 > F
tabel (=0,05) = 4,091; (2) Terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Biologi. Dengan demikian dapat
disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata antara motivasi berprestasi tinggi dan
rendah Dapat disimpulkan bahwa skor prestasi belajar Biologi yang memiliki
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivasi belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajari
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian diperoleh F hitung = 124,796 > F
tabel (=0,05) = (4,091); (3) Tidak terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan
model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Biologi. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian
diperoleh F hitung ( 0,467). Adapun F tabel diketahui sebesar (4,091). Karena F
hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nol diterima. Hal ini berarti tidak
terdapat interaksi antara pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Biologi. Temuan dalam penelitian ini dapat memperkuat
teori-media pembelajaran dan teori-teori mengenai motivasi belajar. Selanjutnya
dengan penerapan media pembelajaran dengan VCD, maka guru diharapkan : (1)
Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model pembelajaran sebagai upaya
peningkatan kualitas pembelajaran. (2) Memiliki ketrampilan untuk
menumbuhkan motivasi belajar secara aktif.
xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
TRI RETNO HERMININGSIH. NIM. S8105036 The Effect of VCD and Printed
Media Learning Media Use on Biology Learning Achievement Viewed from
Learning Motvation in VIII Graders of Junior High School (A Research on the
Students of SMP Negeri 1 in Banjarnegara Regency) in the School Year of
2008/2009. Thesis, Education Technology Study Program, Postgraduate Program
of Surakarta Sebelas Maret University.
Pembimbing I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd
Pembimbing II : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
The objectives of research are to know: (1) the difference of VCD and
Printed Media use effect on biology learning achievement (2) the difference of
high and low learning motivation effect on biology learning achievement. (3) the
interaction of the effect of learning media use and learning motivation on biology
learning achievement.
This study employed a quantitative method using experimental approach
with a 2 x 2 factorial design and analytical descriptive data display. The
population of research is the VIII graders of SMP Negeri 1 of Banjarnegara
Regency. The sampling technique employed was purposive sampling. The sample
of research was the VIII graders of SMP Negeri Purwonegoro and SMP Negeri 1
Mandiraja, with one class consisting of 40 students used as control and one class
consisting of 40 students used as experimental class. Meanwhile the technique of
collecting data used was questionnaire and test. Technique of analyzing data used
was a two-way variance analysis (ANOVA) technique.
Before conducting analysis, the validity test was done using Product
moment correlation and reliability was test using factorial validity. The result of
hypothesis testing shows that: (1) there is the different effect between the use of
learning model using printed media and VCD on the biology learning
achievement. The learning model using VCD media provides the better biology
learning achievement compared with the printed media. It can be concluded that
the Biology learning achievement taught using VCD learning media is better than
that using printed media. It can be seen from the F statistic value = 34,438 > F
table (=0.05) = 4,091; (2) there is different effect between the student with high
achievement motivation and the one with low achievement motivation on Biology
learning achievement. Thus, it can be concluded that there is mean difference
between high and low achievement motivations. It can be concluded that the score
of Biology learning achievement of the students with high achievement
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivation is better than those with low achievement motivation. It can be seen
from the result of F test = 124,796 > F table (=0.05) = (4,091); (3) there is an
interaction of the effect of learning media use and learning motivation on biology
learning achievement. It can be seen from the result of f statistic (0,467). F table is
(4,091). Because F statistic is lower than F table, the null hypothesis is supported.
It means that there is not an interaction of the effect of learning media use and
learning motivation on biology learning achievement. The findings of research
confirm the learning theories and theories concerning learning motivation.
Furthermore, by applying the learning media with VCD, the teacher is expected
to: (1) have skill in using the learning model as an attempt of improving learning
quality, and (2) have skill in growing the active learning motivation.
xviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kurun waktu dewasa ini, masalah pendidikan menjadi perhatian dari
berbagai pihak, baik dari kalangan pendidikan itu sendiri, para ahli atau pakar
bidang lain, maupun dari masyarakat umum. Adapun yang mereka bahas adalah
menurunnya atau rendahnya mutu pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai Ujian Nasional dengan standar 4,26 saja pada tahun lalu (2004/2005) di Jawa
Tengah terdapat 25 % siswa tingkat SMP tidak lulus (berhasil).
Pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan telah melakukan
berbagai upaya, antara lain :
1. Peningkatan alokasi anggaran pendidikan menjadi 20 %
2. Pembaharuan kurikulum.
3. Pendidikan dan penataran, workshop guru.
4. Bantuan Operasional Siswa (BOS).
5. School grant, Block grant.
Namun ternyata dari hasil uji coba ujian nasional tahun 2006 masih
banyak siswa yang tidak lulus. Hal ini membuat gelisah semua pihak : guru,
siswa, orang tua, dinas terkait, pakar pendidikan, pemerintah dan masyarakat
umum.
Saefudin Azwar (2000 : 13) menyatakan :“Pendidikan merupakan suatu
sistem komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan,
maka usaha – usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar perlu selalu
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
ditingkatkan”. Salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar siswa adalah
pelaksanaan proses pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menantang
siswa untuk menyelesaikan permasalahan (soal).
Kegiatan proses pembelajaran, guru sebagai pendidik atau pengajar,
sedangkan siswa sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran, para
guru dituntut memiliki kualifikasi dan kompetensi–kompetensi tertentu antara lain
strategi, metode, dan teknik pembelajaran serta menyiapkan (menggunakan)
media pembelajaran yang menarik dan mengaktifkan siswa. Media pembelajaran
merupakan saluran komunikasi yang berperan penting dalam penyampaian pesan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena proses pembelajaran hakekatnya
adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Guru
sebagai pengantar pesan berupa isi pelajaran yang dituangkan dalam simbolsimbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal kadang
kala tidak berhasil (gagal) dipahami oleh siswa. Kegagalan (ketidakberhasilan)
dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati perlu alat bantu
(media) agar apa yang disampaikan tidak terlalu verbalistis.
Upaya peningkatan prestasi belajar dapat dilakukan guru (pengajar)
sebagai jantung proses pembelajaran harus disiapkan supaya memiliki
kemampuan
(skill)
dan
kreatifitas
(creativity)
mengembangkan
media
pembelajaran yang menarik, interaktif dan berdasarkan kurikulum yang benar.
Media pembelajaran yang tepat sangat memungkinkan siswa lebih cepat
menyerap materi dan kemampuan yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Kemp and Dayton (dalam Mohamad Ahsan, 2006 : 3) mengemukakan
kontribusi media pembelajaran :
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2. Pembelajaran dapat lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.
8. Peran guru berubahan kearah yang positif.
Oemar Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2005 : 15) mengemukakan :
“Pemakaian
media
pembelajaran
dalam
proses
pembelajaran
dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa”.Vernon A. Magnesen (dalam Bobbi De Pocter, 2000 : 57)
mengemukakan : “Kita belajar : 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar,
70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam pembelajaran diperlukan
media yang dapat dipandang, didengar dan didiskusikan agar mampu menarik
perhatian serta melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan media
yang bisa dilihat, didengar serta penampilan dan ilustrasi yang menarik maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
siswa akan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran dan akhirnya mendapatkan
prestasi belajar yang optimal.
Salah satu media audio visual (pandang dengar) yang mampu menarik
perhatian dan memberikan motivasi belajar adalah Video Compact Disc (VCD).
Media gambar yang diproyeksikan melalui video ini dapat menenangkan dan
mengarahkan perhatian pebelajar kepada pelajaran yang akan diterima, dengan
demikian siswa akan mengingat materi pelajaran semakin banyak dan hasil
belajarpun semakin baik.
Menggunakan media VCD program dapat diatur oleh pemakai dalam
hubungannya dengan penampilan materi yang diinginkan, sajian program dapat
dipilih, dihentikan untuk dipelajari lebih cermat. Bagian tersebut dapat dipadu
dengan bingkai lain sesuai yang diinginkan sehingga dengan demikian para
pemakai alat tersebut ada interaktif positif, seperti yang dikemukakan (dalam
Ronal H. Anderson, 1983 : 106) : “Dengan menggunakan efek tertentu dapat
diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan bagi penyajian itu. Beberapa
jenis
efek
visual
yang
bisa
didapat
dengan
video
antara
lain
:
penyingkatan/perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang
berlangsung bersamaan” Split/Multiple screen image” (pada layar terlihat dua
atau lebih kejadian), perpindahan yang lembut dari gambar/babak ke
gambar/babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat)”.
Penelitian ini menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu VCD
pembelajaran biologi yang diterbitkan Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pendidikan. Kemampuan film atau video melukiskan gambar hidup dan suara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
memberinya daya tarik tersendiri. Media tersebut dapat menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, menyingkat atau
memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
Pembelajaran dengan media VCD dapat lebih menarik, media dapat
diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswaa tetap terjaga dan
memperhatikan, kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubahubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan
menyebabkan siswa terbawa dan berfikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa
media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
Media lain yang digunakan dalam penelitian ini disamping media audio
visual yang berupa VCD pembelajaran adalah media cetak yang berupa buku dan
LKS. Dua komponen pokok media cetak adalah materi teks verbal dan visual
dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual,
membaca, memproses informasi dan teori belajar. Kemp dan Dayton (dalam
Mohamad Ahsan, 2006 : 3) menyatakan bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan
untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Saat ini media cetak
masih menjadi bahan ajar yang sangat baku untuk dipergunakan secara luas di
sekolah-sekolah. Bahan ajar cetak (buku, LKS) merupakan media yang paling
mudah diperoleh dan lebih standar. Dengan menggunakan media buku dan LKS,
siswa diarahkan oleh pengajar untuk membaca dan memahami perintah yang ada
dalam LKS dan mengerjakan tugas-tugas (kegiatan), mengerjakan soal dengan
cara membaca buku-buku materi yang telah disiapkan berdasarkan materi (pokok
bahasan). Melalui media buku dan LKS tersebut siswa diberi stimulus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
(rangsangan) yang akan menimbulkan motivasi untuk mendengarkan penjelasan
guru, mengerjakan kegiatan sesuai petunjuk LKS serta membaca buku materi dan
mengerjakan evaluasi.
Proses Pembelajaran menggunakan media VCD maupun media cetak akan
lebih menarik siswa, sehingga akan menumbuhkan motivasi belajar. Tampilan
VCD maupun media cetaka yang menarik perhatian akan memberikan rangsangan
(stimulus) dan menantang siswa untuk lebih jauh mempelajari atau mendalami
materi pembelajaran yang disajikan.
Winkel (1996 : 150) menyatakan : “Motivasi belajar ialah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan”.
Berdasarkan hal tersebut maka motivasi menyebabkan siswa terdorong dan
bergairah untuk melakukan kegiatan pembelajaran untuk mencapai prestasi
belajar. Para siswa dapat menentukan sendiri hasil apa yang dapat dicapai,
perilaku khusus apa yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah
dan tujuan belajar yang ingin dicapai dapat dipersiapkan secara baik dan dapat
diukur oleh siswa itu sendiri. Dengan motivasi belajar yang tinggi diharapkan
adanya upaya-upaya untuk lebih memahami materi pelajaran dan akhirnya
tercapai prestasi belajar yang baik, karena siswa akan berusaha sekuat tenaga
apabila dia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa
akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa bila memiliki motivasi besar,
dengan demikian akan mencapai prestasi yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Arti pentingnya pengukuran prestasi belajar dalam dunia pendidikan tidak
dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar (2000 : 13) menyatakan : “Pendidikan
merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek
secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi
belajar siswa perlu selalu ditingkatkan”.
Peranan proses pembelajaran, prestasi tidak saja menjadi ukuran
keberhasilan siswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih dari itu
prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga dapat dipandang
sebagai barometer keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran dan keberhasilan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Prestasi belajar sendiri dalam
proses pembelajaran dipandang dari sudur kognitif, afektif dan psikomotor,
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan guru memperhatikan semua
aspek tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut yang telah dikemukakan menarik perhatian
penulis sehingga dalam penelitian ini selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai pengaruh penggunaan media pembelajaran VCD dan media cetak
terhadap prestasi belajar Biologi ditinjau dari motivasi belajar.
B. Identifikasi Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang muncul antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
1. Masih rendahnya prestasi belajar biologi sehingga masih diperlukan peranan
guru
dalam
proses
belajar
mengajar
dengan
menggunakan
media
pembelajaran yang tepat.
2. Masih rendahnya motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Biologi.
3. Kurangnya interaksi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Biologi sehingga
prestasi belajar biologi rendah.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan meneliti semua masalah yang telah diidentifikasikan di
atas dan dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Ruang lingkup penelitian terbatas pada pelaksanaan pengajaran dengan
menggunakan media VCD dan media cetak pada tahun pelajaran 2008/2009
semester 2.
2. Tes prestasi belajar biologi dan penilaian dikembangkan oleh peneliti sendiri,
yaitu aspek kognitif siswa kelas VIII semester 2.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitian ini
dibatasi pada faktor motivasi.
D. Perumusan Masalah
Sebagaimana uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai
berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan media VCD dan media
cetak terhadap prestasi belajar biologi ?.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan
motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi ?.
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara penggunaan media pembelajaran
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi ?.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengukur sejauh mana perbedaan pengaruh penggunaan media VCD
dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi.
2. Untuk mengukur sejauh mana perbedaan pengaruh antara motivasi belajar
tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi.
3. Untuk mengukur sejauh mana interaksi pengaruh antara penggunaan media
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta untuk
lebih mendukung teori-teori yang telah ada yang berhubungan dengan
media pembelajaran dan motivasi belajar.
b. Sebagai acuan dan dasar penelitian lebih lanjut.
c. Sebagai bahan masukan untuk pengelola pendidikan khususnya tingkat
SMP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
2. Manfaat Praktis
a. Dengan mengetahui hasil penelitian, dapat digunakan sebagai pedoman
guru dalam upaya peningkatan prestasi belajar.
b. Sebagai bahan acuan bagi guru dan pengelola sekolah untuk membimbing
siswa yang memiliki motivasi rendah serta prestasi yang rendah.
c. Sebagai bahan masukan bagi guru tentang upaya penggunaan media
pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan prestasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Heinich, Molenda, Russell, Smaldino
(1996:8) mengatakan : “the term refers to anything that carrierries information
between a source and a receiver”. Jadi media sebagai perantara (penghubung)
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu
membawa pesan–pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau
mengandung maksud–maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran. Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (1996:8) mengemukakan:
“ A Medium (plural, media) is a means of communication and source of
information. Derived from the Latin Word Meaning “beetwen”, the term refer
to anything that carries information beetwen a source and receiver. Exemple
include video, television, diagrams, printed material, computer program, and
instructors. These are considered instructional media when they provide
messages with an instructional purpose. The purpose of media to facilitate
communication and learning”.
Suatu medium (jamak, media) adalah pengertian dari sebuah
komunikasi dan sumber informasi. Diperoleh dari kata Latin yang artinya
”antara”, istilah ini mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyampaikan
informasi antara sumber dan penerima. Contoh meliputi video, televisi,
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
diagram, hasil cetakan, program komputer dan instruktur. Semua media ini
menyediakan pesan tentang perintah yang dimaksud. Tujuan media untuk
memudahkan komunikasi dan proses belajar.
Menurut Association of Education Communication Tecnology (AECT)
pengertian media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi/pesan. (Arief S. Sardiman, Rahardjo, Anung Haryono,
Rahardjito 2005:6). Disamping itu sebagai sistem penyampai atau pengantar,
media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming dalam
Arsyad adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak
dan mendamaikannya. Istilah mediator media menunjukkan fungsi dan
peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar siswa dan materin pelajaran. Mediator dapat pula
mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan
peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat
disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Fleming dalam Azhar Arsyad,
2004:7).
NEA (National Education Association) berpendapat media adalah
segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan
beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Ahmad Rohani
(1997:3), menyatakan : Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang
berfungsi sebagai perantara sarana/alat untuk proses komunikasi (Proses
Belajar Mengajar). Arief S. Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
(2005:7) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses
belajar terjadi. Berdasarkan batasan tersebut maka media pembelajaran adalah
segala sarana (perangkat) atau alat yang digunakan sebagai perantara dan
menyalurkan pesan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran (instruksional).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang batasan pengertian media,
maka peneliti dapat memberikan suatu ketetapan bahwa media pendidikan
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber
informasi kepada penerima sehingga terjadi komunikasi yang menghasilkan
pengertian yang sama antara keduannya. Media pendidikan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan berfikir, merasakan, perhatian dan motivasi.
b. Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan tehnologi oleh Seel Glasgow (2000:181-183) dibagi dalam dua
kategori, yaitu media tradisional dan media tehnologi mutakhir.
1) Media Tradisional
Yang terdiri dari a) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi
opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, film strips, b) Visual
yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram,
pameran, papan info, papan buku, c) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset,
reel, cartridge, d) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televise,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
video, e) Cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, work book, majalah
ilmiah, berkala, lembaran lepas, f) Permainan yaitu teka-teki, simulasi,
permainan papan, g) Realita yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta,
boneka).
2) Media Teknologi Mutakhir
Yang terdiri dari a) media berbasis telekomunikasi yaitu, telekonferen,
kuliah jarak jauh, b) media berbasis mikroprosesor yaitu komputer assisted
instruction,
permainan
computer,
sistem
tutor
intelifend,
interaktif,
hypermedia, compact (video) disc.
Pendapat lain dikemukakan oleh Leshin, Pollock & Reigeluth (Azhar
Arsyad (2005:36) mengklasifikasikan media dalam lima kelompok :
a) Media berbasis manusia : guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan
kelompok.
b) Media berbasis cetak : buku penuntun (LKS), buku latihan, alat Bantu
kerja dan lembaran lepas.
c) Media berbasis Visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar,
transparansi, slide).
d) Media berbasis Audio Visual (video, film, program slide – slide, tape,
televisi).
e) Media berbasis komputer : pengajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video, hipertes.
Anderson dalam (Mohammad Ahsan, 2006:3) mengelompokkan media
instruksional terdiri dari ; a) Audio yaitu pita audio (rol atau kaset), piringan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
audio, radio (rekaman siaran), b) Cetak yaitu buku teks terprogram, buku
pegangan manual, buku tugas, LKS dan sejenisnya. c) Audio Cetak yaitu buku
latihan dilengkapi kaset, gambar/poster, d) Proyeksi visual diam yaitu poster,
film bingkai (slide), film rangkai (berisi pesan verbal), e) Proyeksi visual diam
dengan audio yaitu film bingkai (slide) suara, film rangkai suara, f) Visual
gerak yaitu film bisu, g) Visual gerak dengan audio yaitu film suara, video /
VCD / DVD,
h) Benda yaitu benda nyata, model tiruan (mock up),
i)
Komputer yaitu media berbasis computer, CAI (Computer Assisted
Instructional), CMI (Computer Managed Instructional).
c. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi seorang guru sebagai
komunikasi atau penyampai pesan. Siswa sebagai komunikan atau penerima
pesan. Namun pada kenyataannya dalam proses komunikasi, audiens belum
tentu dapat menangkap semua informasi yang disampaikan oleh komunikator
dengan baik, ada kalanya penafsiran berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan
dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Semakin
banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Edgar Dale
dalam diagram Cone of Learning memberi penekanan terhadap pentingnya
media pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
CONE OF LEARNING
WE TEND TO
REMEMBER ……….
OUR LEVEL OF
INVOLVEMENT
10% of what we read
READING
20% of what we hear
Verbal Receiving
HEARING
WORDS
30% of what we see
PASSIVE
LOOKING AT
PICTURES
WATCHING A MOVIE
50% of what we hear and see
Visual
Receiving
LOOKING AT AN EXHIBIT
WATCHING A
DEMONSTRATION
70% of what we say
SEEING IT DONE ON LOCATION
PARTICIPATING IN A DISCUSSION
GIVING A TALK
90% of
what we say
and do
DOING A DRAMATIC PRESENTATION
SIMULATING THE REAL EXPERIENCE
`
DOING THE REAL THING
Receiving
and
Participating
Doing
ACTIVE
Gambar 1 : Diagram Cone of Learning
Sumber : Journal of Emergency Medical Services, as Adapted from
Dale Edy
Berdasarkan diagram tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
membaca dapat menyerap ingatan 10 %, dengan mendengar dapat mengingat
20 %, dengan melihat gambar dapat mengingat 30 %, dengan mendengar dan
melihat dapat menyerap ingatan 50 %, dengan apa yang kita katakan dapat
menyerap 70 %, dengan apa yang kita katakan dan kerjakan menyerap 90 %.
Jadi media memiliki kegunaan memperjelas pesan agar apa yang disampaikan
tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan
kemampuan, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman
dan menimbulkan persepsi yang sama.
Arief S. Sadiman, Rahadjo, Anung Haryono, Rahardjito (2005 : 17)
menyatakan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai
berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (dalam bentuk
kata – kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
menimbulkan kegairahan (motivasi) belajar.
Oemar Hamalik dalam (Azhar Arsyad, 2005:15) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan, kegitan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.
2. Media Video Compact Disc (VCD)
a. Pengertian Video Compact Disc (VCD)
Video Compact Disc adalah media komunikasi Audio Visual yang
digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Tian Belawati (2003:6:1) menyatakan bahwa kaset video merupakan suatu
medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran.
James W. Brown, Richard B. Levis & Fred F (2003:232), menyatakan
Video adalah termasuk media visual dengan gerakan (motion visual) dimana
gambar bergerak dapat memberi petunjuk untuk menekankan penemuan
penting, untuk menggambarkan beberapa bentuk umum, untuk menawarkan
pedoman, untuk membantu menempatkan, memilih, mendapatkan dan
mengajar.
Ronald H. Anderson (1987:104), menyatakan dengan menggunakan
video, matra koginitif dapat dikembangkan, yakni yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak yang serasi. Umpamanya : pengamatan terhadap kecepatan relatif
suatu obyek atau benda bergerak, penyimpangan dalam gerak interaktif antara
obyek dan benda.
Menggunakan video, dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum hukum dan prinsip-prinsip tertentu, menunjukkan contoh bersikap dan berbuat
dalam suatu penampilan khususnya yang menyangkut interaksi manusiawi.
Dalam hal ini siswa dapat mengamati dan langsung mendapat atau koreksi
terhadap penampilan yang belum memenuhi syarat.
Prawoto (1999:101) menyatakan video menyajikan materi visual yang
kemiripannya dekat dengan obyek yang asli, baik mengenai bentuk, warna dan
gerakannya untuk makhluk yang bergerak. Demikian pula dengan suara yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
disajikan berasal dari benda atau makhluk hidup yang menghasilkan suara
tersebut dan atau suara yang ditambahkan berupa suara tiruan atau buatan.
Sejalan
dengan
pandangan
di
atas
Azhar
Arsyad
(2005:49)
mengemukakan bahwa kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup
dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini pada umumnya dapat
digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Media
ini dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep konsep
yang
rumit,
mengajarkan
ketrampilan,
menyingkat
atau
memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
James W. Brown, Richard B. Levis & Fred F (2003:233-234)
mengungkapkan beberapa sumbangan khusus dari gambar bergerak untuk
pengajaran (pembelajaran) yaitu :
a. Gambar bergerak berhubungan langsung dengan ingatan dan emosi serta
pendengaran. Dari gerakan diberi warna dan suara sesuai adegan dan
kadang–kadang ditayangkan adegan khayalan.
b. Gambar bergerak digunakan oleh beberapa cendekiawan sebagai tantangan
untuk belajar. Mereka mengurangi ketergantungan pada kata-kata.
c. Gambar bergerak membatasi rentang waktu dan ruang yang dialami
penonton dari dulu, sekarang dan yang akan datang.
d. Gambar bergerak menunjukan kejadian yang nyata dan rekayasa peristiwa
dapat dikelompokan atau ditekankan untuk belajar secara pelan atau gerakan
yang dirubah dengan kecepatan gambar, setengah detik adegan dapat
diperagakan untuk 4 menit atau lebih atau dengan waktu pengambilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
gambar yang diubah, setangkai bunga menjadi mekar dalam beberapa jam
bisa ditunjukan dalam sesaat.
e. Gambar bergerak merekam sejarah sekarang dan ditayangkan dengan cepat
ke seluruh dunia. Mereka juga mendramatisir peristiwa nyata yang sekarang
atau dulu. Ketika gambar-gambar dari benda nyata tidak cukup, dapat
ditayangkan sesuai dengan kenyataannya.
f. Dengan menyajikan pengalaman secara kelompok, gambar bergerak
menyediakan dasar yang umum untuk mengubah ide sebaik untuk
meningkatkan pemahaman perbedaan sikap. Sumbangan khas dari gambar
bergerak memiliki kapasitas untuk menunjukan, menerangkan, melaporkan
hal yang berhubungan dengan kenyataan, tindakan, sikap dan impian yang
dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.
Berdasarkan uraian di atas maka video yang merupakan salah satu jenis
gambar bergerak untuk tujuan kognitif, psychomotor, afektif maupun yang
bersifat sekedar memberi informasi. Ronald H. Anderson (1983 : 105)
menyatakan untuk tujuan psikomotor video merupakan media yang tepat untuk
memperlihatkan ketrampilan yang menyangkut gerak. Alat tersebut dapat
diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Tujuannya adalah
mengajarkan koordinasi alat tertentu misal : berenang, senam dan lain-lain.
Sejalan dengan hal tersebut, James W. Brown, Richard B. Lewis, Fred F.
Harcleroad (1983:234) menyatakan : “Tujuan psychomotor (skill) dapat
disajikan dengan pengembangan kemampuan atau ketrampilan dengan gerakan
gambar seperti merangkai komponen, PPPK atau memahat”. Reaksi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
akan ditunjukan audien adalah mengenal, menganalisa kemampuan untuk
melakukan tugas khusus dan meniru dengan memperagakannya, dengan
demikian maka audien (siswa) dapat langsung mendapat umpan balik secara
visual
terhadap
kemampuan
mereka
mencobakan
ketrampilan
yang
menyangkut gerakan tadi. Untuk tujuan afektif dapat digunakan berbagai
tehnik dan efek yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, perasaan dan
akhirnya dapat mempengaruhi sikap.
James W. Brown, Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad (1983:234)
menyatakan : “Gambar bergerak dapat diperlihatkan dengan jelas untuk
membantu atau mempengaruhi pikiran penonton, setuju atau tidak, dengan
menghargai apa yang digambarkan dan dibicarakan”. Tujuan infomasi video
merupakan media yang paling baik, karena dapat menggambarkan sesuatu
yang nyata disertai suara yang berupa penjelasan sesuai tujuan. James W.
Brown, Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad (1983:234) menyatakan :
“Informational motion pictures are perhaps the most typical, most widely
available type. Didactic informational film or video productions approach
subject logically, and analyze and present in order the main points to be
shown”.
Gambar bergerak (filem) bisa jadi menggambarkan ciri khas, jenis yang
paling
banyak
tersedia
yang
bersifat
mendidik
berupa
informasi
filem/pembuatan vidio dengan pendekatan secara logis dan bersifat
menganalisa sehingga tujuan utama nampak jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
b. Pembelajaran Menggunakan VCD
Pembelajaran
menggunakan
audio
menggunakan
visual
VCD
dimana
adalah
VCD
akan
pembelajaran
memproduksi
yang
dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan-peralatan mekanis dan
elektrolis untuk menyampaikan pesan-pesan (Miarso, 1994:41). Media VCD
digunakan untuk pembelajaran karena mempunyai beberapa kelebihan seperti
dikemukakan Ronald H. Anderson (2007:105-107) :
1) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat
menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerakan yang ditunjukkan itu dapat
berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari
siswa. Umpamanya ; program pendek (vignette) yang memperlihatkan
interaksi orang-orang. Dengan melihat program ini siswa dapat melihat apa
yang “harus atau jangan” dilakukan.
2) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik
atau dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang
terpilih, misalnya saja kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan
ketrampilan interpersonal, seperti teknik wawancara, memimpin sidang,
memberi ceramah dan sebagainya. Semua ini dimaksudkan untuk
memantapkan penguasaan siswa terhadap suatu ketrampilan sebelum terjun
ke dalam arena yang sebenarnya.
3) Menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun
nilai hiburan dari penyaji itu. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat
dengan video antara lain : penyingkatan / perpanjangan waktu, gambaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “split / multiple screen
image” (pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yang
lembut dari satu gambar/ babak ke gambar/ babak berikutnya, dan
penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).
4) Anda akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran /
latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku
petunjuk, buku teks, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan.
5) Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di
lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang
tak terbatas, dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas–
kelas.
6) Sesuai kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang
mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan
komputer atau bahan cetakan.
Keuntungan menggunakan video dikemukakan oleh Azhar Arsyad
(2005:49-50) :
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca, berdiskusi, dan lain-lain. Film merupakan
pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara
normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkahlangkah dan cara yang benar dalam berwudhu.
3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan
yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat
membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan
lingkungan.
4) Film dan video yang mengandung nilai – nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video,
seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat
secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok
kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame,
film yang dalam kecepatannya normal memakan waktu satu atau dua menit.
Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya
kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.
Keterbatasan yang terdapat pada video dikemukakan oleh Ronald H.
Anderson (1983 : 107), yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
1) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat
penggunaan, dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang
akan digunakan.
2) Menyusun naskah atau scenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan
menyita waktu.
3) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya.
4) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek.
5) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali
jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.
6) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah
huruf grafis untuk film / gambar diam.
7) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih haruslah
berhati-hati sekali. Contoh : warna-warna merah dan hijau dengan
kepekatan tertentu akan terlihat sama pada layar TV hitam putih. Sedapat
mungkin usahakan membuat grafis dengan warna hitam putih atau
kelompok abu-abu.
8) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem
video menjadi masalah yang berkelanjutan.
Pembelajaran dengan VCD dapat dikenal dengan mudah karena
menggunakan
perangkat
keras
di
dalam
proses
pengajaran.
VCD
memungkinkan memproyeksikan gambar hidup, pemutaran kembali suara dan
penayangan visual yang berukuran besar. Menggunakan VCD dibutuhkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Video Player ataupun CD Room, adapun cara menggunakannya adalah sebagai
berikut : masukan VCD ke dalam tempat Compact Disc, setelah itu pilih
tombol sesuai fungsinya :
a. Eject berfungsi untuk membuka dan menutup tempat kaset VCD.
b. Power berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan VCD.
c. Next berfungsi untuk menayangkan tayangan berikutnya.
d. Minimize untuk memperkecil tayangan.
e. Maximal untuk memperbesar tampilan.
f.. FB untuk memperlambat gerakan.
g. FF untuk mempercepat gerakan.
h. Return untuk kembali ke tayangan sebelumnya.
i. Mute untuk menghentikan suara.
j. Pause untuk menghentikan tampilan.
Pembelajaran dengan media VCD dalam penelitian ini dilakukan
melalui tahap-tahap berikut :
a. Kegiatan Awal, meliputi (1) motivasi dan appersepsi, (2) pengajuan tujuan
yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti, berisi (1) penjelasan singkat tentang garis besar materi yang
akan dipelajari, (2) pembelajaran menggunakan VCD sesuai cara
penggunaan yang telah dijelaskan didepan, dimana pada materi penting
VCD dapat dipelankan, dihentikan dan siswa dapat melakukan pengamatan
(observasi), mencatat hal-hal yang penting serta mendiskusikan dengan
teman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
c. Kegiatan diskusi dan tanya jawab.
Kegiatan Akhir, berisi (1) kesimpulan hasil diskusi dan penekanan kembali
hal – hal penting dalam materi, (2) evaluasi.
3. Media Cetak
Media cetak saat ini memiliki kontribusi yang besar dalam proses
pembelajaran. Salah satu alasan media cetak masih menjadi media utama di
sekolah adalah, karena lebih mudah diperoleh dan lebih standar. Bates, Heinich
dalam Tian Belawati (2003 : 9.3) mengungkapkan 5 (lima) sudut penilaian yang
dapat digunakan untuk melihat aspek positif dari penggunaan media (bahan ajar)
cetak :
a. Dari sudut media
Media cetak merupakan media yang paling mudah diperoleh dan lebih
sederhana disbanding program komputer (Bates, 1985), dapat dipelajari dan
dibaca dimana saja, kapan saja, tidak perlu alat khusus dan mahal
memanfaatkannya.
b. Dari sudut pengajaran
Bahan ajar (media) cetak lebih unggul dibanding media lain, karena
merupakan media yang canggih dalam hal mengembangkan kemampuan
belajar siswa tentang fakta dan mampu memahami prinsip –prinsip umum dan
abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
c. Dari sudut kualitas penyampaian
Media cetak dapat memaparkan kata – kata, angka – angka, gambar,
diagram. Jika biaya bukan merupakan masalah maka media cetak dapat
dipresentasikan lengkap dengan ilustrasi berwarna.
d. Dari sudut penggunaan
Bahan ajar (media) cetak bersifat self sufficient dimana untuk
menggunakannya tidak diperlukan alat lain, mudah dibawa karena bentuknya
kecil dan ringan, informasi di dalamnya dapat cepat diakses dan mudah dibaca
secara sekilas oleh penggunanya.
e. Dari segi ekonomis
Media cetak relatif murah untuk diproduksi dan dibeli serta dapat
dipergunakan berulang–ulang. Disamping itu, pengirimannya relatif lebih
mudah, efisien, cepat dan ongkosnya relatif lebih murah. Penelitian ini media
cetak yang digunakan adalah buku dan LKS.
4. Buku Teks
a. Pengertian Buku Teks
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992 : 5), mengemukakan
pengertian buku teks sebagai berikut “Buku teks adalah media pembelajaran
yang umumnya digunakan di sekolah-sekolah pada saat ini, yang menggunakan
urutan kegiatan pembelajaran, uraian, contoh dan latihan”.
Tarigan (1985 : 13) menyatakan Buku teks adalah buku pelajaran dalam
bidang tertentu yang disusun oleh para pakar dalam ilmu itu untuk maksud –
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
maksud dan tujuan pembelajaran yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran
yang mudah difahami oleh pemakainya.
Buku teks menyajikan materi pembelajaran secara berurutan sesuai
kurikulum, mendetail dan dikemas secara sistematis. Seel and Richey (1994 :
38) mengemukakan “The most basic level, simple textbook provide sequentally
organized, get randomly accessible information in “user – friendly” manner.
Artinya pada level yang paling dasar, buku teks yang sederhana dapat
diorganisasikan secara urut namun demikian juga dapat diatur menurut selera
pemakainnya.
Berdasarkan beberapa batasan di atas dapat disimpulkan bahwa buku
teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh seorang atau tim yang merupakan
akar dalam bidang ilmu tertentu, sesuai dengan kurikulum, berisi urutan
kegiatan, uraian, contoh dan latihan.
b. Pembelajaran dengan Media Buku Teks
Buku teks atau buku ajar merupakan media pembelajaran yang sangat
membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan telah dapat
dimanfaatkan berulang-ulang dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana (1995
: 170) mengemukakan : Pemanfaatan buku teks sebagai media pembelajaran
sangat penting. Siswa dapat menggunakan buku teks sebagai sumber ilmu, oleh
karenanya membaca buku teks adalah keharusan bagi siswa. Dengan membaca
buku teks siswa menjadi lebih kaya informasi dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan guru. Buku teks dapat membantu guru dalam
menyajikan materi pelajaran secara mendetail dan memudahkan siswa untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
mempelajarinya. Oinstein & Lasley (2000 : 229) mengemukakan bahwa buku
teks dapat :
1) Menyediakan sebuat Outline yang dapat digunakan guru dalam rencana
pembelajaran, unit dan pelajaran.
2) Meringkas banyak hal yang berhubungan dengan informasi.
3) Menyediakan sebuah sumber yang biasa atau lazim untuk semua siswa
dapat mengikuti.
4) Memungkinkan siswa untuk membawa pulang dalam bentuk yang tepat,
hampir semua materi yang mereka butuhkan untuk belajar. Menyediakan
guru dengan ide-ide mengenai organisasi informasi dan aktivitas.
5) Memasukan gambar, grafik, peta dan materi ilustrasitif yang lain
memudahkan dalam memahami materi.
6) Memasukan alat bantu mengajar yang lain seperti ringkasan dan
pertanyaan.
Zainudin Arif & W.P. Napitupulu (1997 : 39) mengemukakan bahwa
buku mempunyai sifat khusus yang membuatnya unggul untuk media
pembelajaran, yaitu :
1) Buku secara aktif membantu proses belajar mandiri.
2) Buku lebih mudah dibawa dan diproduksi.
3) Buku dapat meliputi bidang pengetahuan yang lebih luas dan dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
4) Buku meningkatkan pemahaman dan penalaran sehingga para pembaca
dapat memikirkan dan meninjau dengan cara yang tidak mungkin dilakukan
dengan program yang terikat waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan
media buku
teks sangat bermanfaat, praktis,
meningkatkan
pemahaman, memperluas wawasan, mengarahkan kegiatan, memberikan
ringkasan materi dan masih banyak lagi keuntungan yang lain.
Senada dengan pendapat di atas Flanagan (1991 : 10) mengemukakan
keuntungan menggunakan buku teks sebagai berikut :
1) Terorganisasi, buku teks menyediakan sebuah arti dari pembelajaran yang
terorganisasi.
2) Terorganisasi karena menekankan aspek penting dari sebuah topik, buku
memberikan panduan pada guru.
3) Buku teks menunjukkan kerjasama materi di setiap tempat,
meringkas
informasi yang relevan ke dalam suatu tunggal, kompak dan bentuknya
ekonomis.
4) Buku teks berisi saran untuk aktivitas pembelajaran yang lebih jauh bisa
membantu pembelajaran individu.
Menurut Tian Belawati (2003 : 95) kelemahan buku cetak antara lain :
1) Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materibersifat linear,
tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.
2) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahami bagian tertentu dari buku cetak tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukanyang
memiliki
banyak
kemungkinan
jawaban
atau
pertanyaan
yang
membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
4) Tidak dapat mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas
karena buku cetak ditulis pada tingkat baca tertentu.
5) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi
yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat
ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.
6) Cenderung digunakan sebagai hapalan. Ada sebagian guru yang menuntut
siswanya untuk menghapal data, fakta, dan angka. Tuntutan ini akan
membatasi penggunaan buku cetak hanya sebatas alat bantu menghapal.
7) Kadangkala memuat terlalu banyak terminology dan istilah sehingga dapat
menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa.
8) Presentasi satu arah karena buku cetak tidak interaktif sehingga cenderung
digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
5. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
a. Pengertian Lembar kerja Siswa ( LKS )
Suyitno (1997 : 7 ) mengemukakan lembar kerja siswa adalah media
cetak yang berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi informasi soal-soal
atau pertanyaan yang harus dijawab. Lembar Kerja Siswa (LKS) ini sangat
baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik.
Penggunaan strategi heuristik LKS dipahami dalam penerapan metode
penemuan terbimbing. Sedangkan strategi ekspositorik LKS dipakai untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
memberikan latihan-latihan pengembangan. Lembar kerja siswa ini sebaiknya
dirancang dan dikembangkan oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan
dan tujuan pembelajaran.
Winkel (1996 : 425) mengemukakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa
berisikan rumusan tujuan instruksional yang akan dicapai, kegiatan-kegiatan
belajar yang harus dilakukan, alat-alat pelajaran yang akan digunakan, tugastugas yang harus diselesaikan. Hal senada dikemukakan oleh Budiyanto (1988
: 1) yang menyatakan bahwa lembar kerja siswa berisi tentang ringkasan
materi, tugas-tugas, dan evaluasi.
Menurut Tobing dalam (Nurlaeli, 2006 : 23) bahwa lembar kerja siswa
adalah suatu lembaran yang diberikan kepada siswa sebagai sarana dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Lembar kerja siswa dapat
digunakan sebagai sarana pengajaran individual mendidik siswa untuk mandiri,
percaya diri, disiplin bertanggungkawab dan dapat mengambil keputusan.
Lembar kerja siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada
tahap pemahaman konsep (menyampaikan pemahaman konsep). Karena
lembar kerja siswa dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari
topik.
Pemanfaatan lembar kerja siswa pada tahap pemahaman konsep berarti
lembar kerja siswa dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan
maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada
tahap pemahaman konsep.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Tian Belawati (2003 : 323) menyatakan : LKS merupakan materi ajar
yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
Suwardi (2004 : 2) menyatakan : “Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
seperangkat pertanyaan dan tugas yang disusun dalam suatu lembaran untuk
memahami suatu konsep”. Seangkan menurut Sudharto (1988 : 1) “LKS adalah
sebuah buku yang berisi tentang materi untuk memperkaya, memperdalam dan
mengembangkan buku pokok”.
Selanjutnya menurut Rumarhobo dalam (Nurlaeli, 2006 : 26) bahwa
lembar kerja siswa yang baik harus memenuhi persyaratan didaktik dan
konstruktif. Persyaratan konstruksi meliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat
dimengerti oleh pihak pengguna lembar kerja siswa yaitu peserta didik.
Sedangkan syarat didaktik artinya bahwa lembar kerja siswa tersebut haruslah
memenuhi asas-asas belajar yang efektif.
Berpijak dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah sebuah buku / lembaran yang berisi
ringkasan materi, kegiatan pembelajaran tugas dan latihan (evaluasi) yang
harus dikerjakan siswa untuk memahami suatu konsep (materi) sebagai tujuan
pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
b. Pembelajaran dengan media LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk media cetak lain
yang seringkali digunakan bersamaan dan sebagai tambahan buku cetak yang
telah lama digunakan menjadi acuan dalam pembelajaran. LKS memuat
berbagai permasalahan berupa ringkasan materi dan berbagai permasalahan
yang dapat dimanfaatkan untuk member tugas tambahan, pekerjaan rumah dan
kegiatan proses pembelajaran. Menurut Heinich dkk (1985 : 108) umumnya
penerapan printed material (media dalam bentuk cetakan) adalah penyajian
kandungan informasi. Para siswa diberi tugas membaca dan memegang
tanggung jawab materi selama diskusi dan tes. Guru membuat lembar materi
yang diterapkan untuk presentasi atau digunakan oleh siswa untuk
mempelajarinya.
Pada mulanya pemakaian LKS merupakan wujud dari perkembangan
teori tentang belajar, yang mengedepankan adanya Stimulus dan Respon
(SDR), tokoh yang terkenal dalam teori ini adalah Thorndike. Pendapat
Thorndike dalam Driscoll (1994 : 17) bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh
kejadian di dalam lingkungannya, yang akan memberikan pengalamanpengalaman tertentu kepadanya. Belajar disini merupakan perubahan yang
terjadi berdasarkan hubungan antara Stimulus dan respon, yaitu suatu proses
yang memberikan respon tertentu terhadap adanya rangsangan dari luar. Teori
stimulus dan respon terdapat faktor yang sangat penting yaitu faktor umpan
balik (feed back), karena berdasar pada konsep pemberian stimulus maka
penerima respons dengan sendirinya akan memberikan juga respons kembali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
terhadap tugas dan memberikan umpan balik (feed back). Skinner menjelaskan
bahwa pengorganisasian struktur tugas dan umpan balik dapat memberikan
kemudahan terhadap hilangnya rasa takut, oleh karena itu umpan balik (feed
back) dapat memusatkan perhatian pada perilaku pembelajar.
Tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa
akan tahu apakah respon yang diberikan telah benar atau belum. Setiap kali
materi pembelajaran selesai dilaksanakan maka siswa segera memperoleh
umpan balik. Respon yang benar diberi stimulus yang keberadaannya dapat
memantapkan respons yang telah diberikan. Penguatan (reinforcement)
ternyata memberikan pengaruh (umpan balik) sehingga belajar akan terasa
lebih mudah dalam memahami permasalahan (materi).
LKS bertujuan untuk mengarahkan siswa melalui tahapan-tahapan yang
harus dilalui untuk mencapai suatu pemahaman terhadap konsep tertentu. Oleh
karena tujuan akhir dari pemberian LKS adalah tercapainya pemahaman pada
diri siswa terhadap suatu konsep, maka media LKS harus disusun secara
sistematis dan memenuhi beberapa persyaratan :
1). Pemilihan kosakata yang digunakan sebagai perintah atau pertanyaan
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa penggunaan LKS.
2). Gambar, grafik dan ilustrasi yang disusun dalam LKS harus jelas dan tidak
menimbulkan kebingungan pada pengguna LKS.
3). Tugas dan pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga apabila siswa
mampu menyelesaikan tugas dan pertanyaan suatu LKS, maka siswa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
bersangkutan telah memahami dan menemukan suatu konsep yang
dipelajari.
Melalui media LKS pengajar mendapat kesempatan untuk menarik
siswa agar secara aktif terlibat dengan materi (konsep) yang dibahas. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam menggunakan media LKS sebagai
salah satu bentuk media cetak (printed material) adalah dengan menerapkan
metode “SQ3R”, seperti yang diungkapkan oleh Robert Heinich, M. Molenda,
J.D. Russel, Smaldino (1996 :111) menyatakan bahwa saat menggunakan
media dalam bentuk cetakan (printed material) sebagai pedoman, tugas utama
guru adalah melibatkan siswa supaya menggunakan metode “SQ3R” Survey
(memeriksa/meninjau),
Question
(menanya),
Read
(membaca),
Recite
(menceritakan), dan Review (meninjau ulang). Survey menghendaki siswa
untuk menyaring materi dan membaca rangkuman. Pada langkah Question
siswa menulis daftar pertanyaan untuk dijawab pada saat membaca. Pada
tingkat Read siswa dianjurkan mencari susunan materi, member tanda kurung
pada ide pokoknya, menggaris bawahi informasi-informasi terperinci dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ditulis pada langkah sebelumnya.
Pada langkah Recite siswa disuruh untuk menuangkan isi dari apa yang sudah
mereka pelajari / baca dengan bahasa mereka sendiri yaitu berupa rangkuman /
kesimpulan. Tahap Review menganjurkan siswa untuk memeriksa materi
segera setelah membacanya pada hari berikutnya, seminggu kemudian dan
sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Budiyanto (Sumaryo, 2001 : 6) menyatakan “LKS berisi ringkasan
materi, tugas-tugas dan evaluasi”. Ringkasan dimaksudkan untuk menyegarkan
ingatan siswa terhadap pokok bahasan yang disampaikan. Tugas dimaksudkan
untuk memantapkan penguasaan terhadap pokok bahasan yang dipelajari.
Evaluasi dimaksudkan untuk menguji tingkat penggunaan siswa terhadap
materi suatu bahasan. Penggunaan media LKS memiliki keuntungan sebagai
berikut:
1). LKS memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap
kreatif, aktif dan bertanggung jawab.
2). LKS memupuk sikap siswa untuk belajar mandiri.
3). LKS memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan
lebih, untuk belajar lebih cepat (sesuai kemampuan).
4). LKS memungkinkan guru untuk lebih mencurahkan perhatian pada siswa
yang memiliki kemampuan lebih rendah.
5). Siswa dapat mengulang materi dalam LKS, dan dapat mengikuti urutan
pikiran secara logis.
6. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Zaenal Arifin (1990 : 2) menyatakan bahwa : “Prestasi berasal dari
bahasa Belanda prestatic. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
“Prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi banyak digunakan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
berbagai bidang. Berbagai bidang tersebut prestasi diartikan dengan
kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Reigeluth (1983 : 20) menyatakan : “that achievement learn is as result
of effort of sameone action after performing a effort learn “ ( prestasi belajar
adalah sebagai hasil usaha atau tindakan seseorang setelah mengadakan usaha
belajar)
Syaiful Bahri (1994 : 19) mengemukakan bahwa : “Prestasi adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual
maupun kelompok”. Belajar menurut Sardiman A.M. (2001 : 20) adalah
“Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru”.
Winkel (1996 : 53) menyatakan : “Belajar adalah suatu aktifitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai, sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan
berbekas. Berdasarkan batasan diatas maka pengertian prestasi belajar adalah
kemampuan yang diperoleh dari suatu aktifitas (kegiatan) yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai maupun sikap.
Nana Sudjana (1995 : 22) memberikan batasan prestasi belajar sebagai
berikut : “Prestasi belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya”. Benyamin S. Bloom membagi
kawasan belajar yang selanjutnya disebut tujuan pendidikan menjadi tiga,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
yakni kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar haruslah
mencerminkan ketiga kawasan atau tujuan belajar itu.
Saefudin Azwar (2000 : 9) secara implisit menyebutkan bahwa prestasi
belajar adalah perfoma maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan
atau materi yang diajarkan.
Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha maksimal yang dapat diperoleh
siswa dalam menguasai materi pelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Dalam bidang pengajaran prestasi belajar memiliki fungsi sebagai
berikut :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Hasil (prestasi) belajar berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern artinya prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat keberhasilan (produktivitas) instansi pendidikan.
Indikator ekstern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat kesuksesan anak didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
5)
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap anak didik terhadap
materi pelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan acuan perbaikan,
remedial teaching.
Anastasi (1982 : 3) menyatakan fungsi penilaian adalah untuk
mengetahui perbedaan antar individu atau antar reaksi pada individu. Aiken
(1997 : 114) mengemukakan : “Sebuah penilaian dapat berfungsi ganda yaitu
untuk mengetahui seberapa banyak materi telah dipelajari seorang siswa dan
bagaimana kemampuannya dibandingkan dengan siswa lain, juga untuk
mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengajar para siswa. Menurut
pendapat Robert L. Linn dan Norman E. Groundlund (2000 : 141) menyatakan
bahwa : “ Pada akhir segmen pembelajaran, tujuan utama tes adalah untuk
mengukur perluasan hasil pembelajaran dan standar prestasi yang telah
diterima. Tes ini dapat digunakan untuk memberikan pengulangan kembali
kepada siswa , memberikan siswa dorongan untuk mengambil pekerjaan yang
lebih menantang, mengerjakan tugas remidi dan mengukur pembelajaran
apakah sudah sesuai dengan tingkat yang diharapkan “
Cronback dalam Zaenal Arifin (1990 : 4) menyatakan fungsi prestasi
belajar adalah :
1) Sebagai umpan balik bagi pengajar dalam mengajar.
2)
Untuk keperluan diagnostik.
3)
Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
4)
Untuk keperluan seleksi.
5)
Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
6)
Untuk menentukan isi kurikulum.
7)
Untuk menentukan kebijakan sekolah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono (1999 : 238) menyatakan hasil belajar
dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern sebagai berikut :
1) Faktor intern : sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi
belajar, kemampuan mengolah bahan ajar, kemampuan menyimpan
perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang telah
tersimpan, rasa percaya diri, intelegensi, keberhasilan belajar dan
kebiasaan belajar.
2) Faktor ekstern : guru, sarana prasarana belajar, kondisi pembelajaran,
kebijakan penilaian, kurikulum yang diterapkan dan kondisi lingkungan
sosial siswa.
Aiken (1997 : 109) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa sebagai berikut :
1) Faktor endogen, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi :
kesehatan, intelegensi, motivasi, kejelasan tujuan
2) Faktor eksogen, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi :
lingkungan (keluarga, masyarakat, sekolah), sumber belajar dan sarana
prasarana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
7. Motivasi Belajar
a. Pengertian motivasi belajar
Salah satu faktor dari dalam siswa yang menentukan berhasil tidaknya
siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan
belajar, motovasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam disir siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar (Sardiman, 2006:75). Motivasi belajar adalah merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai
intelegensia yang cukup tinggi, bisa gagal karen akurang adanya motivasi
dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses
belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi
belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan
semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan
semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan
belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong
motivasi.
Stephen N. Elliot, Thomas R. Kratochwill, Joan Littlefield Cook, John
F. Travers (2000 : 332):
Motivation is an important psycological onstruct that affect learning
and performance in at least four ways:
a). Motivation increasees an individual’s energy and activity level.
b). Motivation directs and individual toward certain goals.
c). Motivation promotes initiation of certain activities and persistence
in those activities.
d). Motivation affects that learning strategies and cognitive processes
an individual employ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Dari pengertian diatas motivasi merupakan bangunan psykologi penting
yang mempengaruhi belajar dan kinerja sekurang – kurangnya dalam 4 cara
yaitu enambah tingkat kegiatan dan kekuatan individu; mengatur individu
kearah tujuan tertentu; meningkatkan inisiasi kegiatan tertentu secara terus
menerus serta mempengaruhi strategi belajar dan proses kognisi. Motivasi
dapat meningkatkan intensitas dan inisiasi kegiatan, kekuatan dan proses
kognisi individu kearah tujuan yang dikehendaki. Dengan motivasi setiap
individu dapat melakukan segala daya untuk mencapai tujuannya.
M. Alisuf Sabri (2001 : 90) mengemukakan bahwa motivasi adalah
segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. WS Winkel, motivasi
adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat
tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M (1998 : 71)
motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam
motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada
organisme manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
Berdasarkan dari beberapa pendapat yang dimaksud dengan motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
b. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto (1998 : 64) bahwa motif itu ada tiga golongan yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus,
kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
2) Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3) Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1990 : 74 )
mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu :
motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari
(affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
Selanjutnya Sartain (1998 : 62) membagi motif-motif itu menjadi dua
golongan sebagai berikut :
1) Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
2) Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
(1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam
buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar,
misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan
dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah :
(a) Adanya kebutuhan
(b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
(c) Adanya cita-cita atau aspirasi.
(2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk
memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan
hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan
lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat
mendorong siswa untuk belajar. Berdasarkan perspektif kognitif, motivasi
intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan,
bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan
belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa
tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah
maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat. Di
dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan
dalam melakukan kegiatan belajar.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.
Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi
siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
d. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
1) Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
2) Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
3) Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
4) Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
5) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
6) Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
7) Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
8) Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.
Menurut Sardiman A.M (1990:92-95) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa
bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya ; a) memberi angka, b) hadiah,
c) saingan/kompetisi, d) memberi ulangan, e)
mengetahui hasil, f) pujian, g)
hukuman, h) hasrat untuk belajar, i) minat, j) tujuan yang diakui.
Berdasarkan uraian tersebut di atas merupakan pembahasan tentang
upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses
belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan
hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.
e. Teori Motivasi
1) Teori Atribusi
Rasa harga diri menjadi salah satu landasan konseptual teori atribusi,
dimana rasa harga diri merupakan sumber motivasi yang kuat, karena rasa itu
berfungsi sebagai suatu standar untuk menilai diri. Weiner dalam Winkel
(1996:160-161) memandang kaitan teori atribusi dan belajar di sekolah adalah
bahwa kebanyakan alasan yang diketengahkan oleh para siswa untuk
menjelaskan kegagalan atau keberhasilan mereka dalam menghadapi tugastugas belajar, dapat dikategorikan dalam tiga dimensi yaitu : internal versus
eksternal (terletak pada siswa sendiri atau diluar siswa); stabil versus labil (
tidak berubah atau mudah berubah); dapat dikontrol versus tidak dapat
dikontrol (dikuasai atau diatur sendiri atau diatur oleh sumber lain).
Isi
alasan-alasan
siswa
untuk
menjelaskan
keberhasilan
atau
kegagalannya dalam rangka berprestasi dalam belajar, dibatasi pada empat
alasan pokok yaitu kemampuan akademis (ability), usaha (effort), kesulitan
tugas belajar yang dibebankan (task difficulty) dan nasib (luck). Jika masingmasing dari empat alasan ini, ternyata pandangan kebanyakan siswa adalah
sebagai berikut :
a) Kemampuan akademis adalah internal, stabil dan tidak dapat dikontrol.
b) Usaha adalah internal, labil dan dapat dikontrol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
c) Kesulitan tugas belajar adalah eksternal, stabil dan tidak dapat dikontrol.
d) Nasib adalah eksternal, labil dan tidak dapat dikontrol.
Ungkapan-ungkapan siswa dalam menghadapi keberhasilan (sukses)
dan kegagalan dapat digambarkan pada tabel 1.
Tabel 1 : Ungkapan siswa menghadapi keberhasilan dan kegagalan
Dimensi 1
Stabil
Labil
Dimensi 2
Internal, bila
- sukes
- gagal
Kemampuan akademis
“Saya pandai”
“Saya bodoh”
Usaha
“Saya sangat rajin”
“Saya kurang belajar”
Eksternal, bila
- sukses
- gagal
Kesulitan tugas belajar
“Test amat mudah”
“Test terlalu sukar”
Usaha
“Kebetulan untung”
“Kena nasib malang”
Diadaptasi dari Weiner dalam Winkel (1996:161)
Berdasarkan tabel di atas mengungkapkan : bila seorang siswa
berhasil baik pada suatu test, dia mengatakan pada diri sendiri bahwa dia cukup
pandai bukan bahwa test itu sangat mudah, dia kebetulan untung atau berusaha
kuat selama persiapan. Siswa lain yang gagal dalam test itu, dapat mengatakan
kepada diri sendiri bahwa test itu terlalu sukar atau dia kebetulan bernasib
buruk; bukan bahwa dia kurang berusaha atau memang terlalu bodoh.
Pada umumnya manusia, termasuk siswa di sekolah cenderung untuk
mengatribusikan sukses / keberhasilan pada diri sendiri; serta kegagalan
cenderung diatribusikan kepada unsur / faktor eksternal yang tidak dapat
dikontrol. Faktor penyebab orang cenderung demikian adalah gambaran diri
yang positif dan rasa harga diri. Rotter dalam Winkel (1996:162)
mengemukakan tentang sumber tanggung jawab (locus of control) sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
berikut : bahwa ada orang yang berkeyakinan bahwa mereka sendiri
bertanggung jawab terhadap arah hidupnya; sukses atau gagal tergantung dari
kemampuan serta usaha sendiri. Sebagai konsekuensi orang yang bercirikan
demikian suka bekerja dalam lingkungan dimana kemampuan dan usaha akan
membawa sampai keberhasilan.
Covington dan Olemich dalam Winkel (1996:164) memusatkan
perhatian pada hubungan antara motivasi untuk mencapai hasil maksimal
dalam belajar demi pengayaan diri (achievement), atribusi bila dialami sukses
atau kegagalan, keyakinan tentang kemampuan dalam belajar serta rasa harga
diri. Menurut pandangan mereka hal-hal itu terkombinasi dalam berbagai pola,
sehingga dapat dibedakan tiga kelompok siswa :
a). Siswa yang berorientasi pada pengejaran keberhasilan
Mereka menilai tinggi hasil yang maksimal dan memandang kemampuan
sebagai sesuatu yang selalu dapat ditingkatkan, dia menetapkan suatu “
Sasaran belajar” untuk menyangkut diri lebih jauh. Keberhasilan biasanya
diatribusikan pada usahanya sendiri, sehingga merasa bertanggung jawab
terhadap taraf prestasi belajar. Sekali – sekali gagal tidak terlalu dirisaukan
karena kegagalan tidak terlalu mengancam harga diri dan keyakinan
tentang kemampuan.
b). Siswa yang berorientasi pada menghindari kegagalan
Mereka memandang kemampuannya sebagai suatu yang tidak dapat
mengalami perubahan, tidak yakin benar tentang potensi yang dimilikinya
dan kurang memiliki rasa harga diri lepas dari taraf prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Sasarannya “Sasaran prestise”, untuk memberikan kesan yang baik untuk
orang lain dan kepada diri sendiri. Yang menjadi pertimbangan pokok
adalah : jagnan sampai gagal. Kemajuan belajarnya hanya minimal.
c). Siswa yang berorientasi pada sikap pasrah terhadap kegagalan
Mereka memiliki sikap yang mengimplikasikan keyakinan bahwa
kegagalan
telah
menjadi
nasibnya
dan
biang
keladinya
adalah
kemampuannya yang kurang serta tidak dapat diperbaiki lagi, mereka
menerima kegagalan.
2) Teori Motivasi ARCS
John M. Keller dalam Driscoll (1994:314) menyebutkan empat
kondisi (aspek) motivasi yang harus dipenuhi siswa dalam bermotivasi yaitu :
Attension (perhatian), Relevance (keterkaitan), Confidence (Keyakinan),
satisfaction (Kepuasan). Penerapannya dalam pembelajaran adalah :
a) Attension, yaitu peserta didik harus memiliki perhatian dan keinginan
belajar tentang suatu materi.
b) Relevance, yaitu peserta didik harus percaya bahwa hal yang dipelajari
ada kaitannya dengan dirinya dalam memenuhi kebutuhan tertentu.
c) Confidence, yaitu peserta didik harus yakin akan kemampuan diri
mempelajari suatu materi dan harus menghilangkan kekhawatirannya
bahwa suatu materi tidak mampu ia pelajari secara efektif.
d) Satisfaction, yaitu belajar harus menghasilkan rasa puas untuk mendorong
keinginan tetap belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
f.
Pengaruh Motivasi terhadap Pembelajaran
Motivasi telah menjadi gagasan sentral dalam riset pendidikan dan
psychology semenjak 6 tahun silam dan memainkan peranan penting pada
sejumlah
teori
tentang
perkembangan
manusia
dan
pembelajaran.
Pembelajaran dan motivasi sama pentingnya dalam penampilan; belajar
memungkinkan kita untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang baru
dan motivasi memberikan pendorong untuk menunjukkan apa yang akan kita
pelajari. Umumnya orang yang termasuk termotivasi lebih akan mencapai
level yang lebih tinggi.
Stephen N. Elliot (2000:332) menyatakan bahwa motivasi adalah
sebuah struktur psychology yang penting yang mempengaruhi pembelajaran
dan penampilan, yaitu :
1) Motivasi meningkatkan energi individual dan tingkat aktivitas (Pintrich,
mark, & boyle, 1993). Hal ini mempengaruhi tingkatan dimana seorang
individu lebih senang menggunakan aktivitas yang jelas lebih sering.
2) Motivasi mengarahkan individu kepada tujuan yang jelas. Motivasi
mempengaruhi pilihan yang dibuat seseorang dan hasilnya mereka
mendapatkann manfaat.
3) Motivasi menunjukkan permulaan dari aktivitas yang jelas dan ketekunan
dalam aktivitas (Stipek, 1998). Hal ini memungkinkan bagi orang untuk
memulai segala sesuatu dari mereka sendiri, tetap dalam menghadapi
kesulitan, dan menyimpulkan sebuah latihan pada pemberhentian
sementara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
4) Motivasi mempengaruhi strategi pembelajaran dan proses pola pikir
seorang pekerja (Dweck & Elliott, 1983). Hal ini meningkatkan
kemungkinan bahwa orang akan memberikan perhatian terhadap sesuatu,
belajar dan mempraktekkannya, dan mencoba untuk mempelajarinya
dalam bentuk arti. Hal ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa mereka
akan mencari pertolongan ketika mereka menemukan kesulitan. Hal lain
yang berhubungan dengan motivasi dalam pembelajaran adalah motivasi
instrinsik (motivasi dalam diri) dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instriksi yaitu adanya keinginan sendiri untuk belajar, tanpa
adanya bujukan dari luar. Hal ini adalah kenyataan ideal yang dapat
menghasilkan pembelajaran yang sungguh-sungguh dan masalah pelajaran
yang sedikit. Motivasi ekstrinsik adalah adanya dorongan belajar karena
adanya pengaruh / bujukan dari luar misalnya tanda nilai penghargaan dari
laur dan penghargaan nyata lainnya.
8. Pendidikan Biologi
Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai
fenomena pada mahluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan
interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu.
a. Struktur Keilmuan Biologi
Agar siswa SMP dapat mempelajari Biologi dengan benar, maka
biologi harus dikenalkan secara utuh, baik menyangkut obyek, persoalan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
maupun tingkat organisasi dari benda-benda hidup. Benda hidup merupakan
obyek biologi yang mencakup :
1) Plantae : tumbuhan.
2) Animalium : hewan termasuk manusia.
3) Fungi : jamur.
4) Archebacterium : kelompok bakteri yang termasuk organisasi prokarion
yang memiliki komponen 165 mirip RNA ribosom yang terdapat di dalam
tulang punggung unit ribosom kecil, metagen dan sulfur, sehingga
umumnya hidup pada tempat panas dan panas.
5) Eubacteria : kelompok bacteri yang cukup beragam, umumnya memiliki
pigmen fotosintetik, bentuk selnya membulat atau batang lurus.
Tema / Persoalan biologi yang dikembangkan oleh BSCS dalam
Pedoman khusus pengembangan silabus (2003 : 5) sebagai berikut :
1) Pola-pola evolusi dan produk perubahan (evoluation patterns and products
of change).
2) Interaksi dan interdependesi.
3) Penjagaan / pemeliharaan keseimbangan yang dinamik.
4) Pertumbuhan, perkembangan, diferensiasi.
5) Kelangsungan genetik.
6) Energi, materi dan organisasi.
7) Sains, tehnologi dan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Tema/persoalan sains dari aspek biologi (living science) menurut
Walden university dalam pedoman pengembangan silabus (2003 : 4) sebagai
berikut :
1) Sturktur dan fungsi dalam sistem kehidupan.
2) Reproduksi dan penurunan sifat.
3) Regulasi dan tingkah laku.
4) Populasi dan ekosistem.
5) Keragaman dan adaptasi organsime.
b. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi
Standar kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau
ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi tertentu dalam mata
pealjaran tertentu yang harus dimiliki siswa; kemampuan yang harus dimiliki
oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.
Standar kompetensi pada mata pelajaran biologi tingkat SMP adalah sebagai
berikut :
1) Menggunakan alat dan tehnik serta keselamatan kerja dalam mengamati
gejala kehidupan dengan cermat.
2) Mengaplikasikan konsep keaneka ragaman mahluk hidup berdasarkan ciri
– ciri kehidupannya.
3) Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antara
komponen, serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
4) Mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
5) Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ
pada manusia dan vertebrata dengan lingkungan, tehnologi dan
masyarakat.
6) Mengaplikasikan konsep pertumbuhan dan perkembangan kelangsungan
hidup, dan pewarisan sifat pada organisme serta kaitannya dengan
lingkungan, tehnologi dan masyarakat.
Standar kompetensi kelas VIII semester 2 SMP adalah mengkaitkan
hubungan antara struktur dan fungsi beberapa sistem organ pada manusia
vertebrata dengan lingkungan, tehnologi dan masyarakat. Ruang lingkup
materi kelas VIII semester 2 meliputi :
1) Sistem pernapasan pada manusia dan vertebrata.
2) Sistem peredaran darah pada manusia.
3) Sistem ekskresi pada manusia.
4) Sistem syarat dan alat indra pada manusia.
Penelitian ini selanjutnya dipilih materi pelajaran tentang :
(1) Sistem pernapasan pada manusia.
(2) Sistem peredaran darah.
Indikator dari materi tersebut diatas adalah seperti tampak pada tabel 2.
No.
1.
Tabel 2 : Indikator materi pembelajaran biologi
Materi
Indikator
Sistem pernapasan 1.1.
membandingkan macam – macam organ
pada manusia.
penyusun sistem pernapasan pada manusia.
1.2.
menjelaskan fungsi masing – masing organ
penyusun sistem pernapasan pada manusia.
1.3.
menjelaskan
commit to user
perbedaan
antara
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
inspirasi dan ekpirasi pada pernapasan.
1.4. membedakan
pernapasan
dada
dan
pernapasan perut.
1.5.
menyebutkan
3
penyakit
pada
sistem
pernapasan.
2.
Sistem peredaran
darah pada
manusia.
2.1. Membandingkan macam organ penyusun
sistem peredaran darah pada manusia.
2.2. Menjelaskan fungsi jantung, pembuluh darah,
darah pada manusia.
2.3. Mendata contoh penyakit yang berhubungan
dengan sistem peredaran darah yang bisa
dijumpai dalam kehidupan sehari – hari dan
upaya mengatasinya.
B. Kerangka Berfikir
1.
Perbedaan Pengaruh antara Penggunaan Media VCD dan Penggunaan
Media Cetak terhadap Prestasi Belajar Biologi
Video Compact Disk (VCD) adalah media komunikasi audio visual yang
digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
Dengan VCD siswa dapat melihat sekaligus mendengar penjelasan tentang materi
pembelajaran dengan gambar, suara ilustrasi musik yang menarik membuat siswa
tetap terjaga, memperhatikan dengan konsentrasi dan memberikan pengalaman
yang tak terduga, missal : sirkulasi darah atau sistem peredaran darah pada
manusia dimana siswa dapat melihat dan mendengar penjelasan siklus peredaran
darah dengan gambaran (ilustrasi) yang memikat
dan diiringi musik yang
menarik.
terjaga,
Hal
tersebut
membua
audien
selalu
commit to user
antusias
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
memperhatikan, apabila ada yang belum jelas dapat dipelankan atau dihentikan
untuk diamati sehingga akhirnya siswa semakin memahami dan menguasai materi
pembelajaran dan akhirnya mendapat prestasi belajar biologi yang baik.
Media cetak adalah media visual yang mudah diperoleh dan lebih
sederhana, dapat dipelajari dan dibaca dimana saja dan kapan saja serta tidak perlu
alat khusus dan mahal untuk memanfaatkannya. Media cetak memiliki kelemahan
antara lain :
a. Mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linier mampu
mempresentasikan secara berurutan.
b. Presentasi satu arah karena bahan ajar cetak tidak interaktif sehingga
cenderung digunakan dengan pasif tanpa pemahaman memadai.
Berdasarkan uraian tersebut di atas media VCD membuat komunikasi
lebih jelas, dan pengalaman belajar lebih konkrit dibanding dengan media cetak.
Dengan demikian maka media VCD diasumsikan berpengaruh lebih besar
terhadap prestasi belajar biologi.
2. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa
SMP
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan dan menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan
dapat tercapai dan prestasi belajar menjadi baik. Motivasi belajar memegang
peranan penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar, sehingga
siswa yang bermotivasi kuat (tinggi) memiliki energi yang banyak untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
melakukan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih
baik. Siswa yang memiliki motivasi belajar biologi yang tinggi akan bersungguhsungguh dalam pembelajaran biologi yang ditunjukkan dengan semangat yang
tinggi, konsentrasi belajar yang tinggi, tekun, ulet, disiplin dan berusaha
semaksimal mungkin serta pantang menyerah menghadapi persoalan yang
dianggap sulit. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar yang baik. Sebaliknya
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah diibaratkan seperti mobil yang
kehabisan bensin (energi) dimana siswa tidak bergairah belajar, tidak konsentrasi
(mudah terganggu), daya juang rendah, malas, mudah putus asa dan gelisah, hal
tersebut menyebabkan prestasi belajar menjadi rendah.
Berdasarkan hal tersebut maka motivasi belajar sangat vital dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. Semakin tinggi motivasi belajar
biologi seseorang maka semakin tinggi prestasi belajar biologi, sebaliknya
semakin rendah motivasi belajar biologi seseorang semakin rendah pula prestasi
biologinya.
3. Interaksi Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Biologi
Faktor penentu keberhasilan belajar dapat berasal dari dalam diri maupun
luar diri siswa. Adakalanya siswa lebih menitik beratkan pada faktor dari dalam
diri siswa, namun ada pula yang menitik beratkan pada faktor dari luar siswa. Ada
juga siswa yang dapat menggabungkan dua faktor tersebut untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini pengaruh dari luar adalah media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
pembelajaran, sedangkan pengaruh dari dalam adalah motivasi belajar,
selanjutnya pengaruh dua faktor dalam penelitian ini disebut dengan interaksi.
Seperti dijelaskan dimuka pembelajaran menggunakan media memberikan
pengalaman yang tak terduga, menarik, menyenangkan, membuat audien (siswa)
menjadi antusias, selalu terjaga, dan menyenangkan. Hal tersebut menyebabkan
dan membangkitkan semangat serta motivasi belajar pada diri siswa. Dengan
motivasi belajar yang tinggi akan menyebabkan siswa memiliki semangat, daya
juang yang tinggi, tekun ulet dan konsentrasi yang akhirnya akan mencapai
prestasi belajar yang baik.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
Banjarnegara
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII
di Kabupaten Banjarnegara
3. Terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
Banjarnegara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di 2 (dua) SMP Negeri yaitu SMP Negeri 1
Purwonegoro, SMP Negeri Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret 2009, di Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008
/ 2009.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena penelitian
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan secara faktual, khususnya mengenai data motivasi belajar siswa.
Ditinjau dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk eksperimen semu, karena
peneliti mengamati orang lain yang sedang mengadakan eksperimen. Data yang
diperoleh kemudian ditabulasikan dengan menggunakan desain faktorial 2 x 2 dan
dianalisis dengan menggunakan statistik uji F.
C. Populasi
1. Penetapan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Kelas VIII SMP
Negeri 1 yang ada di Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 20 sekolah dengan
perincian sebagai berikut :
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Tabel 3 : Daftar Nama SMP Negeri 1 di Wilayah Kabupaten Banjarnegara
No.
NPSN
Nama
Alamat
1 20304032 SMPN 1 Banjarmangu
Jl. Raya Banjarmangu
2 20304031 SMPN 1 Banjarnegara
Jl. Dipayuda No. 9
3 20304030 SMPN 1 Batur
Jl. Raya Batur
4 20304029 SMPN 1 Bawang
Bawang
5 20304028 SMPN 1 Kalibening
Jl. Catur Marga
6 20304027 SMPN 1 Karangkobar
Jl. Leksana Karangkobar
7 20304026 SMPN 1 Madukara
Jl. Raya Madukara
8 20304025 SMPN 1 Mandiraja
Jl Mandiraja
9 20304011 SMPN 1 Pagedongan
Jl. Raya Pagedongan
10 20304037 SMPN 1 Pagentan
Jl. Raya 94
11 20304040 SMPN 1 Pandanarum
Jl. Pandanarum
12 20304038 SMPN 1 Pejawaran
Jl. Raya Pejawaran
13 20304039 SMPN 1 Punggelan
Jl. Pasar Manis
14 20304061 SMPN 1 Purwareja Klampok Purwareja Klampok
15 20304050 SMPN 1 Purwonegoro
Purwonegoro
16 20304049 SMPN 1 Rakit
Jl. Raya Rakit
17 20304048 SMPN 1 Sigaluh
Bojanegara
18 20304047 SMPN 1 Susukan
Jl. Raya Susukan
19 20304046 SMPN 1 Wanadadi
Wanadadi
20 20304045 SMPN 1 Wanayasa
Jl. Raya Wanayasa
Sumber : Kantor DIKNAS Kabupaten Banjarnegara
2. Tehnik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan tehnik sampel bertujuan
(Purposive Sample). Menurut Arikunto (1997:117), bahwa sampel bertujuan
dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sample yang besar dan jauh.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1. SMP Negeri 1 Mandiraja
2. SMP Negeri 1 Purwonegoro
= 1 kelas
= 1 kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Menurut peneliti bahwa sampel yang ditentukan tersebut sudah memenuhi
pertimbangan yaitu sesuai dengan tujuan penelitian serta antar SMP Negeri 1 yang
ada di Kabupaten Banjarnegara sudah mempunyai standar yang sama yaitu
Sekolah Standar Nasional (SSN).
3. Uji Kesetaraan
Uji kesetaraan (kesamaan rata-rata) dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah sampel mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak.
Menurut Sudjana ( 2005:239) langkah-langkah pengujian kesetaraan adalah
sebagai berikut :
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : X1 = X2
H1 : X1 ≠ X2
Keterangan :
X1 = Rata-rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja
X2 = Rata-rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro
Apabila varians dari kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah
statistik dengan rumus sebagai berikut :
t=
S
X1 - X 2
1
1
---- + ---n1
n2
dengan :
(n1 - 1)S12 + (n2 – 1)S22
S2 = -----------------------------n1 + n2 - 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Keterangan :
X1 = Rata rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja
X2 = Rata rata kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1 Purwonegoro
n1 = Banyaknya siswa kelas belajar Biologi SMP Negeri 1 Mandiraja
n2 = Banyaknya siswa kelas prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1
Purwonegoro
S12 = Varians nilai kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1
Mandiraja
S22 = Varians nilai kelas tes prestasi belajar Biologi SMP Negeri 1
Purwonegoro
Derajat kebebasan untuk tabel t adalah (n1 + n2 - 2) dengan peluang (1−α) α
= taraf signifikan. Dalam penelitian ini diambil taraf signifikan 5%.
Dengan kriteria pengujian jika −t tabel <t hitung <t tabel, maka H0 dterima.
Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran 10 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Hasil pengujian kesetaraan
Kelas
N Mean (X) Varians(s2)
t hitung
SMP N 1 Mandiraja
40
64,675
54,994
0,109
SMP N 1 Purwonegoro 40
64,875
79,087
t tabel
1,980
Hasil pengujian kesetaraan pada lampiran 10 maka diperoleh nilai thitung = 0,109
dan ttabel =1,980 yang berarti bahwa thitung = 0,109 < ttabel =1,980 dengan tingkat
probabilias 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 78. Hal ini menunjukkan bahwa
harga thitung > ttabel , sehingga dapat dimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima
dan Ha ditolak, artinya bahwa terdapat kesamaan rata-rata (setara) kondisi kelas
antara SMP Negeri 1 Mandiraja dengan SMP Negeri 1 Purwonegoro.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
4. Definisi Operasional Variabel
Untuk menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
isi penelitian maka diberikan batasan definisi sebagai berikut :
a. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terjadi. Dalam penelitian ini media yang
digunakan yaitu Cetak dan VCD.
c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah Hasil belajar mata pelajaran Biologi meliputi
konsep-konsep yang diajarkan di kelas VIII yang ditunjukkan dengan skor
yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal ulangan. Dalam penelitian
ini pengambilan data prestasi belajar menggunakan instrumen tes.
d. Motivasi Belajar
Motivasi relajar adalah aspek psikologi seseorang berupa dorongan yang
datang dari dalam diri siswa (intrinsik) untuk belajar Biologi yang
ditunjukkan dengan skor. Dalam penelitian ini pengambilan data motivasi
belajar menggunakan instrumen angket.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
a. Variabel Bebas
1). Penggunaan Media Pembelajaran
Data dari variabel media pembelajaran yang diperoleh melalui
eksperimen semu, dimana peneliti tidak melaksanakan penelitian
sendiri, namun peneliti
mengamati
jalannya eksperimen yang
dilaksanakan oleh guru biologi. Penggunaan media VCD dan media
cetak
berupa
buku
dan
LKS
yang
dilaksanakan
oleh
guru
dikonsultasikan kepada peneliti, kemudian peneliti memberi ramburambu dan prosedur penggunaan media VCD dan media cetak yang
melakukan proses belajar mengajar.
2). Motivasi Belajar
Data berupa motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan
kuesioner atau angket. Angket dalam penelitian ini berjumlah 45 butir
pertanyaan, yang terbagi menjadi pertanyaan mendukung dan
pertanyaan tidak mendukung. Tiap butir soal terdapat 4 alternatif pilihan
jawaban. Keterangan selengkapnya mengenai ketentuan pemberian skor
dalam angket penelitian ini seperti terlihat dalam tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 5 : Distribusi skor untuk pernyataan soal mendukung
Jawaban
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
Skor
4
3
2
1
Sumber : Saefudin Azwar (1998 : 140)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Tabel 6 : Distribusi skor untuk pernyataan soal tidak mendukung
Jawaban
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
Skor
4
3
2
1
Sumber : Saefudin Azwar (1998 : 140)
b. Variabel terikat
Untuk memperoleh data berupa prestasi belajar biologi, peneliti
menggunakan instrument penelitian berupa test kemampuan (achievement
test). Tes kemampuan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar
Biologi berjumlah 40 butir soal yang dibuat sendiri oleh peneliti, sebelum
digunakan pada responden penelitian sesungguhnya, test tersebut telah
diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui soal–soal mana yang
memenuhi syarat penyusunan test yang baik yaitu : validitas, reliabilitas, daya
beda dan tingkat kesukaran soal. Skor dalam analisis butir soal tersebut
menggunakan nilai 1 untuk responden yang menjawab benar dan nilai 0 unuk
responden yang menjawab salah.
2. Uji Coba Instrumen
Instrument penelitian yang telah selesai disusun kemudian diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda butir-butir soal dalam instrument penelitian. Hasil analisis uji coba
dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah suatu butir soal dalam
instrument penelitian layak atau tidak layak untuk digunakan sebagai instrument
pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Uji coba penelitian (try out) dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitan
dilakukan. Pada angket motivasi belajar siswa, try out berfungsi untuk
menentukan item–item pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa yang
memenuhi syarat sebagai alat pengumpulan data, antara lain validitas da
reliabilitas. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 – 5 maret 2007
yang melibatkan 40 responden selain sampel penelitian. Setelah data
diujicobakan, kemudian diadakan penskoran dan analisis sementara, maka
hasilnya dapat menentukan :
a. Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kesahihan suatu instrument. Tehnik uji validitas yang digunakan adalah tehnik
faktorial validity. Sutrisno Hadi (1983) mengemukakan, bahwa penilaian
terhadap validitas faktor suatu alat pengukur harus ditinjau dari segi apakah
items yang disangka mengukur faktor – faktor tertentu telah benar - benar
dapat memenuhi fungsinya mengukur faktor – faktor yang dimaksudkan.
Lebih lanjut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa untuk dapat menyelesaikan
penilaian itu dapat ditempuh dua jalan :
1) Mengecek kecocokan antara items dengan keseluruhan items dengan
keseluruhan items.
2) Mengecek kecocokan antara items dengan alat pengkur lain yang telah
dipandang memiliki validitas yang tinggi.
Dengan penelitian penulis menggunakan cara yang pertama, yakni
mengukur kecocokan antara item dan skor keseluruhan item. Sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
validitas dihitung dengan menggunakan rumus product moment yang
dirumuskan :
N Σ XY – (Σ X) - (Σ Y)
r xy
=
{N Σ X2 – (Σ X)2 } {N Σ Y2 – (Σ Y)2 }
(Sumber : Sudjana, 2002 : 369)
Keterangan :
r xy
= Koefisien validitas
N
= Jumlah responden
Σ XY
= Jumlah butir dikalikan skor total
ΣX
= Jumlah skor tiap butir item soal
ΣY
= Jumlah skor total
Keputusan uji :
r xy < r tab : butir pertanyaan tersebut valid
r xy ≥ r tab : butir pertanyaan tersebut invalid / tidak valid
Dalam penelitian ini taraf signifikan α = 5%, N = 40, r tabel = 0,312.
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat
dipercaya apabila alat ukur itu diteskan berkali – kali. Dalam penelitian ini
estimasi reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan pendekatan
konsistensi internal, dimana keseluruhan instrument dibelah menjadi sebanyak
jumlah item – itemnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Saifuddin Azwar
(2000, h : 182), yakni sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada
data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada kelompok subjek (single
trial administration). Komputasi koefisien reliabilitas dilakukan setelah
keseluruhan instrument yang telah dikenakan pada subjek itu dibelah menjadi
beberapa bagian menjadi dua, tiga, atau empat bahkan dapat dibelah menjadi
sebanyak jumlah item – itemnya.
Sedangkan rumus reliabilitas yang digunakan adalah rumus KR-20
yang dirumuskan :
Σ p(1-p)
k
r11 =
1k-1
σ t2
(Sumber : Suharsini Arikunto, 1996 : 111)
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas KR-20
k
= banyaknya butir soal
p
= proporsi jumlah siswa yang menjawabbenar = indeks kesukaran soal
σ t2 = varians total
Interpretasi dari koefisien reliabilitas dapat diperhatikan pada tabel 7.
Tabel 7 : Interprestasi koefisien reliabilitas
Besarnya nilai r
Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrument tes prestasi
belajar dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 6. Berdasarkan tabel pada
lampiran 4 atau lampiran 6, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan validitas
dan reliabilitas diperoleh rhitung pada setiap pertanyaan pada 40 butir soal
variabel prestasi belajar yang dipilih, nilainya lebih besar dari rtabel sebesar
0,312 dan koefisien reliabilitas 0,798. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pertanyaan yang tergabung dalam variabel prestasi belajar adalah valid
dan reliabel untuk dijadikan instrumen dalam penelitian.
Hasil perhitungan pengujian validitas dan reliabiltas instrumen
motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. Berdasarkan tabel pada
lampiran 7 atau lampiran 8, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan validitas
dan reliabilitas diperoleh rhitung pada setiap pertanyaan yang dipilih pada
variabel motivasi belajar nilainya lebih besar dari rtabel sebesar 0,312, dengan
koefisien reliabilitas 0,940. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pertanyaan yang tergabung dalam variabel prestasi belajar adalah valid dan
reliabel untuk dijadikan instrumen dalam penelitian.
b. Tingkat kesulitan soal
Validitas dan reliabilitas merupakan syarat keabsahan instrument yang
berupa angket yang menggunakan skala sikap. Sedangkan untuk instrument
yang berupa tes kemampuan (achievement test) selain validitas dan reliabilitas
masih harus ditambah lagi dengan tingkat kesulitan soal (disimbolkan dengan
p) serta daya beda / diskriminasi soal (disimbolkan d). Prosedur untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
menentukan indeks kesukaran soal untuk instrument dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Membuat tabulasi skor butir dan skor total setiap responden
2) Menentukan jenjang skor perolehan menurut besarnya skor total jawaban,
dimulai dari yang tertinggi sampai yang rendah. Selanjutnya kelompok
tinggi disingkat T dan kelompok rendah R.
3) Menentukan jumlah responden untuk masing – masing kelompok baik
kelompok tinggi maupun rendah. Karena jumlah responden dalam
penelitian ini 40 orang, maka penentuan jumlah masing – masing
kelompok 50% dari jumlah seluruh responden diambil dari atas
merupakan kelompok tinggi lalu sisanya 50% diambil dari bawah adalah
kelompok rendah.
4) Menentukan indeks kesukaran soal dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
p=
ni
N
(Sumber : Saefuddin Azwar : 112)
Keterangan :
p
= Indeks kesukaran soal
ni
= banyaknya siswa yang menjawab benar
N
= banyak responden yang mengikuti tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
5) Setelah diperoleh nilai p dari hasil perhitungan lalu diadakan interprestasi
dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks kesukaran soal seperti
pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8 : Interprestasi indeks kesukaran soal
P
Interprestasi
0,00 – 0, 30
Sukar
0,30 – 0, 70
Sedang
0,70 – 1,00
Mudah
Sumber : Suharsimi Arikunto (1997:24)
c. Daya beda / Diskriminasi soal
Daya beda / diskriminasi soal adalah kemampuan suatu alat ukur
dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan
siswa yang memiliki kemampuan rendah. Daya beda atau diskriminasi suatu
alat ukur merupakan proporsi penjawab item benar antara kelompok tinggi dan
kelompok rendah. Prosedur untuk menentukan daya beda / diskriminasi
instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Membuat tabulasi skor butir dan skor total setiap responden.
2) Menentukan jenjang skor perolehan menurut besarnya skor total jawaban,
dimulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Selanjutnya kelompok
tinggi disingkat T dan kelompok rendah R.
3) Menentukan jumlah responden untuk masing – masing kelompok baik
kelompok tinggi maupun rendah. Karena jumlah responden dalam
penelitian ini 40 orang, maka penentuan jumlah masing – masing
kelompok 50% dari jumlah seluruh responden diambil dari atas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
merupakan kelompok tinggi lalu sisanya 50% diambil dari bawah adalah
kelompok rendah.
4) Menentukan indeks daya beda / diskriminasi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
d=
n iT
n iR
N iT
N iR
Sumber : Saefuddin Azwar, h:112)
Keterangan :
d
= indeks daya beda / diskriminasi soal
n iT = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi
n iR = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah
N iT = banyaknya siswa pada kelompok tinggi
N iR = banyaknya siswa pada kelompok rendah
5) Setelah diperoleh nilai d dari hasil perhitungan lalu diadakan interpretasi
dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks daya beda / diskriminasi
seperti tampak pada tabel 9.
Tabel 9 : Interprestasi daya beda/diskriminasi soal
Rentang
Interpretasi
0,00 – 0,20
Jelek
0,20 – 0,40
Cukup baik
0,40 – 0,70
Baik
0,70 – 1,00
Sangat baik
Sumber : Suharsimi Arikunto (1997 : 223)
Hasil perhitungan indeks kesukaran dan daya beda masing-masing butir
soal dapat dilihat pada lampiran 4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah populasi
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Uji
Liliefors, yang dirumuskan :
(Oi - Ei)
χ =Σ
Ei
Dimana :
χ = nilai Chi kuadrat
O = nilai observasi yang diamati
E = nilai yang diharapkan
I = indeks = 1, 2, …. K
(Sumber : Sudjana, 2002 : 273)
Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikan ∝ = 0,05, yaitu data
dikatakan normal bila harga χ2 yang diperoleh dari perhitungan lebih kecil dari
harga χ2 pada tabel. Sebaliknya jika harga χ2 hasil penelitian lebih besar dari
harga χ2 tabel maka data dikatakan tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasu
mempunyai varian yang sama. Dalam penelitian ini uji homogenitas
menggunakan Uji Barlett yang dirumuskan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Varians terbesar
F=
Varians terkecil
(Sumber : Sudjana, 2002 : 250)
Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikan 0,05, yaitu jika F
hitung < F tabel maka sampel berasal dari populasi yang homogen.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua tentang perbedaan pengaruh
antara penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi
maka diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji F. Uji
kesamaan rata-rata dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah populasi
mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Menurut Walpole, Ronald E.
(1995:149) Untuk uji analisis menggunakan statistik mencari koefisien F, dengan
rumus :
r
JKT = ∑
i =1
c
∑ xij −
j =1
r
JKB =
∑ Ti
i =1
c
c
JKK =
2
r
JKG = JKT – JKB - JKK
2
−
∑T . j
j =1
T 2 ..
rc
T ..2
rc
2
−
T ..2
rc
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Sumber
Keragaman
Nilai tengah
baris
Nilai tengah
kolom
Tabel : 10 Analisis of Variance Klasifikasi Dua Arah
Jumlah
Derajat
Kuadrat
Kuadrat
Bebas
Tengah
JKB
s 12 =
JKB
r–1
r −1
JKK
k–1
Galat
(Error)
JKG
(r – 1) (c – 1)
Total
JKT
Rc – 1
s 22 =
F hitung
2
f1 =
s1
2
s3
f2 =
s1
2
s3
JKK
c −1
s 32 =
JKG
(r − 1) (c − 1)
2
Kesimpulan :
Hasil F dibandingkan dengan F tabel dalam taraf signifikansi 0,005, jika
Fhitung > Ftabel maka terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho)
ditolak. Dan jika Fhitung < Ftabel maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan
hipotesis nihil (Ho) diterima.
Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui interaksi pengaruh
penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
Teknik yang digunakan adalah dengan uji Analisis Varian dua arah (Two Way
Anava). Analisis dua arah digunakan untuk melihat pengaruh dua variabel yang
berbeda suatu variabel (Ispriyadi, 2002 : 850). Untuk uji analisis menggunakan
statistik mencari koefisien F, dengan rumus :
a. FR =
b. FC =
MSR
MSw
MSC
MSW
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
c. F1 =
MSRC
MSw
Keterangan :
FR = F untuk row
FC = F untuk colom
F1 = F untuk interaksi
MSR = Mean Sum Squares Between Row
MSC = Mean Sum Squares Between Colom
MS1 = Mean Sum Squares Between Interaction
MSW = Mean Sum Squares Between Within Cells
Tabel 11 : Analisis Varian Prestasi Belajar Biologi Menurut Media Pembelajaran
dan Tingkat Motivasi Belajar
Sumber Variasi
Tingkat Motivasi (R)
Media Pembelajaran
(C)
Interaction (RxC)
Within Cells (W)
Derajat Kebebasan
(df)
n-1
Sum of Square
(SS)
SSR
Mean Square
(MS)
MSR
n-1
SSC
MSC
df R x df C
SS1
MS1
(RxC) (n - 1)
SSW
MSW
F
Total
Kesimpulan :
Hasil F dibandingkan dengan F tabel dalam taraf signifikansi 0,005, jika F
hitung > F tabel maka terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis nihil (Ho)
ditolak. Dan jika F hitung < F tabel maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dan hipotesis nihil (Ho) diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Selanjutnya analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Uji Tukey dilakukan
untuk mengetahui keunggulan salah satu media pembelajaran dalam mereduksi
prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah dan motivasi tinggi
dengan taraf signifikansi α= 0.05. Uji ini hanya berlaku untuk dua kelompok yang
sama banyak datanya dengan rumus : (Sudjana, 2000 : 269)
 Xi - Xj 
Q = ------------RKD
------n
Kriteria pengujian : tolak Ho bila Q hitung > Q tabel (a, db).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Sekolah
1. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Purwonegoro
SMP Negeri 1 Purwonegoro beroperasi sejak tanggal 9 Oktober 1982,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor :
0298/0/1982, dengan Nomor Induk Sekolah (NSS): 09.1.2.1038.23.01.08.360
dengan menempati areal lahan seluas 13.200 m2. SMP Negeri 1 Purwonegoro
merupakan SMP Negeri ke dua berdiri untuk Kabupaten Banjarnegara setelah
SMP Negeri 1 Banjarnegara. SMP Negeri 1 Purwonegoro terletak di pinggir
Jalan Utama Lintas Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten
Banjarnegara. Lokasi sekolah yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah
merupakan modal awal dalam pengembangan sekolah menuju sekolah yang
bermutu. Lingkungan pendidikan SMP Negeri 1 Purwonegoro didukung oleh
faktor pendukung berupa masyarakat sekolah yang relatif homogen, dukungan
kerja sama dari tokoh masyarakat yang cukup tinggi untuk pendidikan, serta
perhatian dari alumni yang sangat mendukung pengembangan program
sekolah. Dilihat dari tingkat perekonomian masyarakat lingkungan sekolah
pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian kecil
berprofesi sebagai pegawai negeri dan Swasa. Jenjang perekonomian
masyarakat secara umum berada pada tingkat ekonomi menengah kebawah,
namun demikian motivasi dan perhatian masyarakat terhadap pendidikan
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
cukup tinggi, hal ini terlihat dari animo masyarakat menyekolahkan anaknya
setiap tahun :
a. Kurikulum
Saat ini ada dua kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 1
Purwonegoro, yaitu Kurikulum 2004 untuk Kelas IX dan KTSP untuk Kelas
VII dan Kelas VIII. Khusus KTSP pelaksanaannya disesuaikan dengan BSNP.
Sampai saat ini, SMP Negeri 1 Purwonegoro sudah menyiapkan silabus mata
pelajaran kelas VIII dan kelas IX berikut muatan lokalnya. Pemahaman guru
tentang KTSP belum maksimal. Guru yang memahami dan dapat
mengaplikasikan KTSP dengan benar baru sekitar 75%. Diharapkan pada tahun
2010 seluruh guru sudah memahami dan mengaplikasikan KTSP dengan baik
dan benar.
b. Kepegawaian
Guru SMP Negeri 1 Purwonegoro berjumlah 34 orang. Dari segi
pendidikan 1 orang (2.94%) berpendidikan S2, 30 orang (88,24%) S1 dan 3
orang (8,82%) berpendidikan D3. Rasio guru dengan siswa adalah 1:16. Dari
segi pengalaman mengajar, lebih 60% memiliki pengalaman mengajar di atas
12 tahun. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran yang
bermutu. Juga dapat dijadikan panutan bagi guru yang masih memiliki
pengalaman mengajar yang baru. Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan
bahwa pengelolaan pembelajaran dapat dimaksimalkan apabila didukung oleh
sarana prasana yang mendukung. Fakta lain yang dapat diungkap adalah guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kemampuan akademik
yang dimilikinya. Tenaga administrasi berjumlah 14 orang. Tenaga
administrasi mayoritas berpendidikan SMA.
c. Kesiswaan
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Purwonegoro pada Tahun Pelajaran
2008/2009 berjumlah 680 orang, yang tersebar ke dalam 22 kelas. Kelas VII : 8
rombongan belajar, VIII : 7 rombongan belajar, Kelas IX : 7 rombongan
belajar. Satu rombongan belajar akan diproyeksikan menjadi kelas Sekolah
Standar Nasional (SSN). Animo siswa untuk melanjutkan ke SMP Negeri 1
Purwonegoro tergolong tinggi. Pada tahun pelajaran 2008/2009, rasio pendaftar
dengan siswa yang diterima adalah 1: 2,87. Dari segi input siswa, yang dijaring
berdasarkan SKHUN, maka pada tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata input
mata pelajaran yang di-Ujian Nasionalkan adalah 6,68. Beasiswa disediakan
bagi siswa yang kurang mampu. Jenis beasiswa yang terdapat di SMP Negeri 1
Purwonegoro adalah Beasiswa BKM. Dengan beasiswa ini diharapkan siswa
tidak ada yang putus sekolah karena kekurangan biaya.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Purwonegoro dari segi kuantitas
sudah mencukupi. Ruang belajar berjumlah 21 kelas, Laboratorium IPA 2,
Laboratorium Komputer 1 ruang, Perpustakaan 1 ruang. Tetapi, hampir 10%
ruang belajar perlu rehabilitasi karena bangunan sudah terlalu tua, dibangun
pada tahun 1983. Sarana penunjang pembelajaran juga cukup mendukung.
Selengkapnya dapat dilihat pada profil SMP Negeri 1 Purwonegoro.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
e. Pembiayaan
Pembiayaan untuk pengelolaan kegiatan SMP Negeri 1 Purwonegoro
didukung oleh pembiayaan yang bersumber dari APBD Kabupaten
Banjarnegara dana dekonstrasi Propinsi Jawa Tengah dan dana dari komite
sekolah. Pada tahun 2008/2009, dana dari APBD berjumlah Rp. 61.000.000,
dari dana dekonstrasi Propinsi Jawa Tengah Rp. 245.000.000 dan dari komite
sekolah Rp. 486.000.000
2. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Mandiraja
a. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai kurikulum telah
diberlakukan di Indonesia yang selalu dievaluasi dan diperbaharui seiring
dengan perkembangan dan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada tahun 2004 pemerintah memberlakukan kurikulum yang penekanannya
pada kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran sehingga
kurikulum 2004 disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ).
Namun kurikulum 2004 masih bersifat umum artinya untuk semua satuan
pendidikan yang setingkat diperlakukan sama baik materi maupun beban
pelajaran.
Kurikulum merupakan pedoman operasional dari suatu satuan
pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu maka kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyusunan program
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Dengan latar belakang tersebut maka diperlukan pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) yang beragam mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Perubahan kurikulum dari kurikulum 2004 ke Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sekarang ini disikapi oleh SMP Negeri 1 Mandiraja dengan
menyusun KTSP yang merupakan program untuk mencapai visi, misi dan
tujuan pendidikan di SMP Negeri 1 Mandiraja
b. Kepegawaian
Guru SMP Negeri 1 Mandiraja berjumlah 34 orang. Dari segi
pendidikan 1 orang (2.94%) berpendidikan S2, 30 orang (88,24%) S1 dan 3
orang (8,82%) berpendidikan D3. Rasio guru dengan siswa adalah 1:16.
Berdasarkan pengalaman mengajar lebih 60% memiliki pengalaman mengajar
di atas 12 tahun. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola
pembelajaran yang bermutu. Juga dapat dijadikan panutan bagi guru yang
masih memiliki pengalaman mengajar yang baru. Berdasarkan gambaran di
atas menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran dapat dimaksimalkan
apabila didukung oleh sarana prasana yang mendukung. Fakta lain yang dapat
diungkap adalah guru dapat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
kemampuan akademik yang dimilikinya. Tenaga administrasi berjumlah 14
orang. Tenaga administrasi mayoritas berpendidikan SMA.
c. Kesiswaan
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Mandiraja pada Tahun Pelajaran
2008/2009 berjumlah 766 orang, yang tersebar ke dalam 21 kelas. Kelas VII 7
rombongan belajar, VIII 6 rombongan belajar. Kelas IX 7 rombongan belajar.
Satu rombongan belajar akan diproyeksikan menjadi kelas Sekolah Standar
Nasional (SSN). Animo siswa untuk melanjutkan ke SMP Negeri 1 Mandiraja
tergolong tinggi, hal ini terlihat jumlah pendaftar pada pelajaran 2007/2008
sebanyak 325 dan pada tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 385 orang. Pada
tahun pelajaran 2008/2009, rasio pendaftar dengan siswa yang diterima adalah
1:5,51. Dari segi input siswa, yang dijaring berdasarkan SKHUN, maka pada
tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata input mata pelajaran yang di-Ujian
Nasional-kan adalah 7,79. Beasiswa disediakan bagi siswa yang kurang
mampu. Jenis beasiswa yang terdapat di SMP Negeri 1 Mandiraja adalah
Beasiswa Bakat dan Prestasi. Beasiswa ini diharapkan untuk memotivasi siswa
agar dapat beprestasi lebih baik.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Prestasi Belajar
Data hasil belajar Biologi siswa diperoleh dari tes akhir yang diberikan
pada kedua kelas sampel yaitu kelas dengan pembelajaran dengan
menggunakan media cetak diikuti oleh 40 orang siswa dan kelas pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
dengan menggunakan media VCD diikuti oleh 40 orang siswa. Nilai tertinggi
pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak 88,5 dan nilai
terendah 56, sedangkan nilai tertinggi pada kelas VCD 96 dan nilai terendah
59,5. Analisis prestasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas
pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan kelas menggunakan
media VCD terangkum dalam tabel berikut :
Tabel 12 : Hasil analisis data tes akhir
Kelas sampel N ∑ Nilai Min Mak
x
SD
1
Media Cetak
40
2.777,5
56,00 88,50 65,26
6,88 47,36
2
VCD
40
3.026,5
59,50 96,00 75,66
7,98 63,67
No.
S2
Sumber : Lampiran 12
Tabel 13 : Distribusi Frekuensi nilai tes akhir menggunakan media cetak
Prestasi Belajar
Valid
56,00
58,50
61,00
63,50
66,00
68,50
71,00
73,50
76,00
78,50
81,00
83,50
88,50
Total
Frequency
1
1
5
4
6
4
8
2
3
2
2
1
1
40
Percent
2,5
2,5
12,5
10,0
15,0
10,0
20,0
5,0
7,5
5,0
5,0
2,5
2,5
100,0
Valid Percent
2,5
2,5
12,5
10,0
15,0
10,0
20,0
5,0
7,5
5,0
5,0
2,5
2,5
100,0
Cumulative
Percent
2,5
5,0
17,5
27,5
42,5
52,5
72,5
77,5
85,0
90,0
95,0
97,5
100,0
Sumber : Lampiran 12
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan menggunakan media
pembelajaran media cetak jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah 65 yaitu
11 orang siswa atau 27,5%, sedangkan yang mendapat nilai diatas 75 hanya 9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
orang siswa atau 22,5%. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 65 - 75
sebanyak 20 orang siswa atau 50%. Hasil nilai tes akhir media cetak dapat dilihat
pada gambar diagram 2.
Gambar 2 : Diagram Nilai Tes Akhir Media Cetak
Histogram
for Media= Kelas Kontrol dengan Media Cetak
Frequency
12
10
8
6
4
2
0
Mean = 65.2625
Std. Dev. =
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 6.88177
N = 40
Prestasi Belajar
Adapun hasil analisis data distribusi frekuensi nilai tes akhir dengan
menggunakan media VCD dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 14 : Distribusi frekuensi nilai tes akhir media VCD
Prestasi Belajar
Frequency
Valid
59,50
62,00
64,50
67,00
69,50
72,00
74,50
77,00
79,50
82,00
84,50
87,00
92,00
96,00
Total
1
1
1
3
5
7
3
6
3
3
2
3
1
1
40
Percent
2,5
2,5
2,5
7,5
12,5
17,5
7,5
15,0
7,5
7,5
5,0
7,5
2,5
2,5
100,0
Sumber : Lampiran 12
commit to user
Valid
Percent
2,5
2,5
2,5
7,5
12,5
17,5
7,5
15,0
7,5
7,5
5,0
7,5
2,5
2,5
100,0
Cumulative
Percent
2,5
5,0
7,5
15,0
27,5
45,0
52,5
67,5
75,0
82,5
87,5
95,0
97,5
100,0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan menggunakan media
pembelajaran media VCD jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah 65 yaitu
3 orang siswa atau 7,5%, sedangkan yang mendapat nilai diatas 75 yaitu 19
orang siswa atau 47,5%. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 65 - 75
sebanyak 18 orang siswa atau 45%. Hasil nilai tes akhir media VCD dapat
dilihat pada gambar diagram 3.
Gambar 3 : Diagram Hasil nilai tes akhir media VCD
Histogram
for Media= Kelas Eksperimen dengan Media VCD
Frequency
10
8
6
4
2
0
60.00
70.00
80.00
90.00
Mean = 75.6625
Std. Dev. =
100.007.97945
N = 40
Prestasi Belajar
2. Hasil Motivasi Belajar
Data hasil belajar Biologi siswa diperoleh dari tes akhir yang diberikan
pada kedua kelas sampel yaitu kelas dengan pembelajaran dengan
menggunakan media cetak yang diikuti oleh 40 orang siswa dan kelas
pembelajaran dengan menggunakan media VCD diikuti oleh 40 orang siswa.
Skor tertinggi pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak 135
dan skor terendah 96 dan rata-rata 117, sedangkan skor tertinggi pada kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
VCD 137 dan skor terendah 96 dan rata-rata 116,675, dapat dilihat pada
lampiran 13.
Analisis motivasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas
media cetak dan kelas VCD terangkum dalam tabel berikut :
No.
Tabel 15 : Hasil analisis data motivasi
Kelas sample N ∑ Nilai Min Mak
x
S2
SD
1
Media Cetak
40
4.680
96
135
117,17
10,69 114,20
2
VCD
40
4.667
96
137
116,68
9,20
84,58
Sumber : Lampiran 13
Tabel 16 : Distribusi frekuensi skor tes motivasi belajar menggunakan Media
Cetak
Skore Motivasi
Frequency
Valid
96
98
99
103
106
107
108
110
111
112
113
114
116
117
119
121
122
123
124
125
126
127
130
131
133
135
Total
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
3
2
1
1
2
1
1
2
40
Percent
5,0
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
5,0
5,0
5,0
2,5
5,0
7,5
5,0
2,5
2,5
5,0
2,5
2,5
5,0
100,0
Sumber : Lampiran 13
commit to user
Valid Percent
5,0
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
5,0
5,0
5,0
2,5
5,0
7,5
5,0
2,5
2,5
5,0
2,5
2,5
5,0
100,0
Cumulative
Percent
5,0
7,5
10,0
12,5
15,0
20,0
25,0
27,5
30,0
35,0
40,0
42,5
45,0
50,0
55,0
60,0
62,5
67,5
75,0
80,0
82,5
85,0
90,0
92,5
95,0
100,0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah siswa yang
mendapat skor dibawah 100 sebanyak yaitu 4 orang siswa atau 10%,
sedangkan yang mendapat skor diatas 120 sebanyak 18 orang siswa atau 45%,
Siswa yang mendapat skor antara 100 – 120 sebanyak 18 orang siswa atau
45%. Hasil tes motivasi belajar dengan menggunakan media cetak dapat dilihat
pada gambar diagram 4.
Gambar 4 : Diagram Nilai Tes Motivasi Belajar Media Cetak
Histogram
for Media= Kelas Kontrol dengan Media Cetak
Frequency
8
6
4
2
0
100
110
120
Skore Motivasi
130
Mean = 117
Std. Dev. =
10.687
N = 40
Analisis motivasi belajar biologi kelas sampel yang terdiri dari kelas
media cetak dan kelas VCD terangkum dalam tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Tabel 17 : Distribusi frekuensi skor tes motivasi belajar menggunakan Media
VCD
Skore Motivasi
Frequency
Valid
96
101
102
103
104
106
107
109
110
112
113
115
116
117
119
121
122
123
124
125
126
127
129
130
137
Total
Percent
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
5
2
1
2
3
3
1
1
2
2
1
1
1
40
Valid Percent
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
12,5
5,0
2,5
5,0
7,5
7,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
2,5
100,0
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
2,5
2,5
5,0
12,5
5,0
2,5
5,0
7,5
7,5
2,5
2,5
5,0
5,0
2,5
2,5
2,5
100,0
Cumulative
Percent
2,5
5,0
7,5
10,0
12,5
17,5
22,5
25,0
27,5
30,0
32,5
37,5
50,0
55,0
57,5
62,5
70,0
77,5
80,0
82,5
87,5
92,5
95,0
97,5
100,0
Sumber : Lampiran 13
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah siswa yang
mendapat skor dibawah 100 sebanyak yaitu 1 orang siswa atau 2,5%,
sedangkan yang mendapat skor diatas 120 sebanyak 17 orang siswa atau
42,5%, Siswa yang mendapat skor antara 100 – 120 sebanyak 22 orang siswa
atau 55%. Hasil tes motivasi belajar dengan menggunakan media VCD dapat
dilihat pada gambar diagram 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Gambar 5 : Diagram Nilai Tes Motivasi Belajar Media VCD
Histogram
for Media= Kelas Eksperimen dengan Media VCD
10
Frequency
8
6
4
2
Mean = 116.68
Std. Dev. = 9.197
N = 40
0
100
110
120
130
140
Skore Motivasi
Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Rata-rata hasil prestasi belajar pada mata pelajaran Biologi siswa kelas dengan
menggunakan media pembelajaran VCD lebih tinggi dibandingkan hasil
prestasi belajar dengan menggunakan media cetak. Tingkat keragaman hasil
prestasi belajar pada mata pelajaran Biologi siswa kelas pembelajaran dengan
media VCD lebih tinggi daripada kelas media cetak. Artinya, kemampuan
siswa kelas media pembelajaran dengan VCD lebih seragam dibandingkan
dengan kelas media pembelajaran media cetak.
Nilai Maksimum tes akhir kelas pembelajaran dengan VCD 96 lebih
tinggi dari media pembelajaran media cetak 88,5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
3. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi
normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji
Liliefors dan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Package Sosial
Science). Berdasarkan uji Liliefors pada kelas eksperimen yang diperoleh
berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002:466) sehingga
akhirnya diperoleh p = 0,200 dan taraf uji signifikansi α = 0,05. Data sampel
dikatakan berdistribusi normal p > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kelas
pembelajaran dengan menggunakan media cetak berdistribusi normal pada
taraf kepercayaan 95%.
Uji normalitas pada kelas pembelajaran dengan menggunakan media
VCD juga dilakukan dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan dibantu
dengan menggunakan SPSS (Statistical Package Sosial Science). Berdasarkan
uji Liliefors pada kelas pembelajaran dengan menggunakan VCD yang
diperoleh berdasarkan langkah-langkah yang diungkapkan Sudjana (2002:467),
sehingga diperoleh nilai p = 0,200 dan taraf uji signifikansi α = 0,05. Data
sampel dikatakan berdistribusi normal p > 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak berdistribusi
normal pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil pengujian normalitas data untuk
pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan media VCD dapat
disajikan pada tabel 18.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
No.
Tabel 18 : Hasil perhitungan uji normalitas dengan uji Liliefors
Kelas
P
α
Kesimpulan Keterangan
1.
Media_Cetak
0,200
0,05
p > 0,05
Data normal
2.
VCD
0,104
0,05
p > 0,05
Data normal
Sumber : Lampiran 14
b. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartleth. Sesuai
dengan ketentuan, kriteria homogenitas menurut uji Bartleth adalah apabila F
hitung
< F
tabel,
maka data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari
populasi yang homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan
SPSS pada lampiran 14 maupun menggunakan Ms Excel pada lampiran 15
menunjukkan data prestasi belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
homogen.
Selanjutnya dapat disimpulkan kedua populasi mempunyai variansi
yang sama (homogen) atau berasal dari populasi yang homogen, sehingga
memenuhi persyaratan pengujian selanjutnya.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk menguji tiga
hipotesis yang telah dirumuskan di bab II yaitu : (1). terdapat perbedaan pengaruh
antara penggunaan media Cetak dan media VCD terhadap prestasi belajar biologi
siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, (2) terdapat
perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
Banjarnegara (3). terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di
Kabupaten Banjarnegara. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan pengaruh pembelajaran antara penggunaan media VCD dan media
cetak terhadap prestasi belajar biologi siswa serta perbedaan pengaruh antara
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar
biologi siswa tersebut adalah teknik statistik uji beda dua rata-rata dan analisis
varians (ANOVA) dua arah. Teknik analisis ini digunakan untuk menguji
interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan hasil analisis variansi (uji F), maka seluruh variansi data
yang berasal dari kelas pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan
pembelajaran dengan menggunakan media VCD telah memenuhi persyaratan dan
dinyatakan normal dan homogen. Oleh karena itu, dengan terpenuhinya sifat
normalitas dan homogenitas maka ANOVA dua jalur dapat dijalankan. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan ANOVA dua jalur yaitu untuk
melihat perbedaan berdasarkan tingkat motivasi belajar (rendah dan tinggi), media
pembelajaran yang digunakan antara media cetak dan media VCD. Adapun hasil
analisis Anava dua jalur akan diuraikan pada tabel 19 berikut :
Sumber Variansi
Tabel 19 : Hasil uji Two Way ANOVA
Sig.
F tabel
Keputusan
F hitung
Media_Pembelajaran
34,438
0,00
4,091
Ho : ditolak
Motivasi_Belajar
124,796
0,000
4,091
Ho : ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Media * Motivasi
0,467
0,496
4,091
Ho : diterima
Sumber : Lampiran 16
Tabel 17 : Hasil uji Two Way ANOVA
Media
Motivasi
Video Compact
Disk
( VCD )
Media_Cetak
Motivasi_Rendah N = 20
X = 63,88
Motivasi_Tinggi N = 20
X = 75,00
Total
N = 40
X = 69,44
N = 20
X = 69,38
N = 20
X = 81,95
N = 40
X = 75,66
Total
N = 40
X = 66,63
N = 40
X = 78,48
N = 80
X = 72,55
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji ANOVA yaitu untuk
menguji apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan media cetak dan
media VCD terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP kelas VIII di
Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 12
diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar dengan menggunakan media cetak
dan menggunakan media VCD dengan kriteria pengujian satu ujung adalah
menolak Ho apabila Fhitung > F
tabel
dan menerima Ho apabila F
hitung
≤ F tabel.
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F
diperoleh F tabel = 4,091 dan Fhitung = 34,438 dengan tingkat probabilitas sebesar
5 % dan derajat kebebasan dk = 1. Ternyata harga F
hitung
>F
tabel
(34,438 >
4,091), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya
terdapat perbedaan pengaruh yang berarti terhadap penggunaan media
pembelajaran dengan menggunakan media cetak dan media VCD terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
prestasi belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 di Kabupaten
Banjarnegara. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
Banjarnegara diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua digunakan uji ANOVA yaitu untuk
menguji apakah ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar rendah dan
motivasi belajar tinggi terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1
kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada
lampiran13 diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar rendah dan motivasi
belajar tinggi terhadap prestasi belajar sisa dilakukan pengujian satu ujung
adalah menolak Ho apabila Fhitung > F tabel dan menerima Ho apabila Fhitung ≤ F
tabel.
Hasil uji menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F
diperoleh harga Ftabel = 4,091 dan Fhitung = 124,796 dengan tingkat probabilitas
sebesar 5 % dan derajat kebebasan dk = 1 ternyata harga F
hitung
> F
tabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
perbedaan pengaruh yang berarti antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII
di Kabupaten Banjarnegara.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan uji ANAVA dua jalur yaitu
untuk menguji apakah terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas
VIII di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 14
diketahui bahwa interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar biologi digunakan kriteria pengujian satu ujung (uji
F) adalah menerima Ho, apabila Fhitung ≤ Ftabel dan menolak Ho apabla F hitung >
Ftabel. Hasil uji menunjukkan bahwa berdasarkan pada daftar distribusi F
diperoleh harga F tabel = 4,091 dan Fhitung = 0,467 dengan tingkat probabilitas
sebesar 5 % dan derajat kebebasan (dk) = 1. Ternyata harga F
hitung
> F tabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di
Kabupaten
Banjarnegara.
Dengan
demikian
hippotesis
ketiga
yang
menyatakan bahwa terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas
VIII di Kabupaten Banjarnegara, ditolak.
Berdasarkan deskripsi data penelitian menunjukkan rata-rata skor
prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan menggunakan
media pembelajaran media cetak sebesar 75,00 dan standar deviasi sebesar
5,4. Selanjutnya rata-rata skor prestasi belajar siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi dengan menggunakan media pembelajaran VCD
sebesar 81,95 dan standar deviasi sebesar 5,66. Untuk mengetahui perbedaan
prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan
menggunakan media pembelajaran media cetak dengan siswa yang mepunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
motivasi belajar tinggi dan menggunakan media pembelajaran VCD diuji
dengan uji Tukey.
Tabel 18 : Perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari motivasi belajar rendah
Media
Media_Cetak
VCD
Q hitung
Q tabel
Pembelajaran
α = 0,05
Rata_rata
69,44
81,95
Rata_rata
Kuadrat
dalam
(RKD)
Derajat
Kebebasan
22,50
2,97
2,83
76
Sumber : Lampiran 17
Berdasarkan hasil pengujian dengan uji uji Tukey menghasilkan Qh =
2,97 ternyata lebih tinggi dari Qt = 2.83 dengan df = 76 pada taraf
kepercayaan α = 0.05. Dengan demikian Ho untuk uji lanjut ditolak dan Ha
untuk uji lanjut diterima. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dengan menggunakan model pembelajaran
media cetak memperoleh prestasi belajar lebih tinggi, dibandingkan dengan
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah dengan menggunakan moedia
pembelajaran VCD.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Media Cetak dan Media VCD
Terhadap Prestasi Belajar Biologi
Proses
pembelajaran
pada
prinsipnya
merupakan
proses
pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai aktivitas
dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
belajar. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak kegiatan pembelajaran
yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Menyadari
pentingnya pengembangan kreativitas peserta didik, maka dalam pembelajaran
Biologi telah dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar
Biologi. Pada awal pelaksanaan penelitian siswa merasa heran, sebab
pembelajaran yang mereka laksanakan berbeda dari biasanya. Kemudian
setelah itu diberikan penjelasan lebih lanjut tentang pembelajaran yang akan
diterapkan.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media VCD membuat siswa selalu aktif belajar dengan
melakukan berbagai kegiatan untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
Karena pengajaran dengan media VCD membuka kesempatan bagi siswa
untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Hal ini tampak dari sikap
siswa ketika mengikuti pelajaran Biologi dengan bersemangat dan penuh
antusias. Semua siswa mempelajari materi ajar mereka masing-masing, setelah
mereka mengerti dan memahami materi yang disajikan didalam VCD
kemudian mereka mengerjakan tugas-tugas yang ada didalam modul dengan
sebaik-baiknya. Apabila ada yang tidak mereka mengerti, mereka langsung
bertanya pada guru, sehingga guru memiliki kesempatan yang lebih besar dan
waktu yang lebih banyak untuk memberikan bantuan dan perhatian individual
kepada setiap siswa yang membutuhkannya tanpa mengganggu dan
melibatkan seluruh kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Berbeda dengan kelas dilaksanakan pembelajaran media cetak, guru
menerangkan pelajaran dan siswa memperhatikan keterangan guru, kemudian
siswa
memindahkannya
ke
buku
catatan
mereka
masing-masing.
Pembelajaran menjadi kurang efektif, karena ketika ada pertanyaan atau soalsoal yang dilemparkan guru pada siswa, maka siswa yang mampu menjawab
atau mengerjakan soal hanya siswa-siswa yang pandai saja, sementara yang
tidak mengerti berdiam diri menunggu jawaban dari siswa lain atau menunggu
guru menuliskan jawaban di papan tulis.
Berdasarkan uraian tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa pada kelas pembelajarn dengan media VCD lebih meningkat
dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas media cetak dengan
pembelajaran konvensional. Siswa kelas media VCD lebih antusias dan tinggi
semangatnya untuk belajar, sedangkan aktivitas siswa pada kelas media cetak
kadang mengalami peningkatan dan kadang mengalami penurunan. Kondisi
ini disebabkan pembelajaran konvensional tidak mendorong siswa semangat
belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2002:205) bahwa
pembelajaran modul memungkinkan siswa untuk belajar menurut kecepatan
masing-masing berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-masing.
Tingginya rata-rata prestasi belajar Biologi siswa kelas media VCD
tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan siswa, karena belajar yang berhasil
haruslah melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas psikis seperti berfikir dan aktivitas fisik seperti berbuat. Seperti yang
diungkapkan oleh J. Piaget dalam Rohani (2004:7) bahwa seorang anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia
berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan berbuat sendiri.
Hasil tes akhir menunjukan bahwa kualitas hasil belajar Biologi siswa
yang diajarkan dengan menggunakan media VCD dapat meningkat. Hal ini
dapat diketahui dari hasil perolehan nilai masing-masing kelas. Nilai rata-rata
kelas siswa yang diajarkan dengan pembelajaran media VCD lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran media cetak. Kenyataan ini diperkuat bahwa tingkat penguasaan
materi pelajaran kelas media VCD tergolong tinggi sedangkan kelas media
pembelajaran masih tergolong rendah karena masih banyak yang memperoleh
nilai rendah.
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan dan dari hasil analisis data
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi
dengan mengunakan media VCD lebih baik dari kelas pembelajaran media
cetak terlihat bahwa prestasi belajar Biologi siswa dengan menggunakan
pembelajaran media VCD dapat meningkat, peningkatan yang dicapai lebih
besar daripada pembelajaran dengan menggnunakan media cetak. Hal ini
berarti hipotesis diterima yaitu terdapat perbedaan pengaruh antara
penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi
siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
2. Perbedaan Pengaruh antara Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar
Rendah Terhadap Prestasi Belajar Biologi
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah
terhadap prestasi belajar biologi diterima (terbukti). Hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar Biologi yang tinggi
cenderung lebih baik prestasi belajarnya apabila diajar degan menggunakan
media VCD. Siswa yang bermotivasi tinggi akan leih mudah mengerti dengan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk selanjutnya guru yang
mengampu mata pelajaran Biologi tetap menggunakan pembelajaran dengan
media VCD untuk dapat meninkatkan prestasi belajar Biologi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang lemah, prestasi belajar Biologi siswa yang diajar dengan
media VCD lebih baik apabila dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan media cetak. Lebih lanjut dapat diungkap bahwa siswa yang
bermotivasi rendah yang diajar dengan media pembelajaran VCD, prestasi
belajar biologi yang diperoleh lebih tinggi. Kondisi ini dikarenakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media VCD lebih menenekankan pada
proses belajar mengajar yang dijalankan. Sistem pembelajaran ini lebih
mendapatkan perhatian siswa antara lain dari efek penyajian yang berupa
gambar, selain itu fokus pada kegiatan proses belajar megajar juga dapat
ditampilkan berupa hiburan dari penyaji. Selanjutnya guru yang memberikan
mata pelajaran Biologi diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
kepada para siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah, dengan
harapan para siswa tersebut akan lebih tertarik, memahami dan merasa terpacu
untuk beljar lebih giat. Para siswa yang mempunyai motivasi belajar yang
tinggi cenderung mmendapatkan presasi belajar yang tinggi, sehingga perlu
diberikan dorongan yang baik dengan cara para guru naupun orang tua siswa
untuk motivasi belajar yang baik bagi setiap siswa naupun anaknya.
Lebih jauh dapat diungkapkan bahwa motivasi merupakan hal yang
harus selalu dimiliki oleh siswa. Banyak strategi, yeknik, pendekatan atau
metode yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar sisw.
Guru dituntut selalu melihat dan memperhatikan tingkat motivasi belajar tiap
individu siswa sehingga guru memiliki referensi untuk membimbing. Disisi
lain guru hendaknya menjelaskan pada seluruh siswa tetang kompetensi yang
harus dikuasai setiap mulai proses belajar mengjar. Aspek motivasi siswa
Motivasi belajar siswa juga memiliki motivasi siswa dalam belajar memiliki
berbagai macam tingkatan. Seorang siswa yang sekolah memiliki motivasi
belajar yang tinggi akan rajin mengerjakan segala tugas yang dibebankan
kepadanya. Siswa juga akan rajin belajar untuk mengulang semua materi
pelajaran yang diberikannya, sehingga pada akhirnya akan mampu
mengerjakan soal ujian yang berakibat pada perolehan prestasi yang tinggi
pula. Seorang siswa yang memiliki motivasi yang rendah akan malas untuk
belajar sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajarnya.
Lingkungan keluarga juga mempunyai hubungan yang erat, terutama yang
berkaitan dengan upaya pemotivasian siswa dalam belajar. Keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
merupakan lembaga pendidikan utama yang berada di luar sekolah yang
memberikan andil utama dan mendasar di dalam pembentukan sikap,
kepribadian dan kebiasaan.
Menurut Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi juga diartikan sebagai serangkaian usaha menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu.
Motivasi dalam proses belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan proses belajar yang
menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar yang memberi arah kepada
proses belajar itu dalam mencapai tujuan .
Lebih jauh menurut Sardiman (2006: 85) ”menjelaskan tentang
motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat”. Hal ini motivasi
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan,
menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar akuntansi
yang baik, berarti adanya dorongan untuk mempelajari akuntansi dengan baik
serta mempunyai arah yang jelas untuk mencapi tujuan yang dicapai. Secara
umum motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena
motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
3. Interaksi Pengaruh Antara Penggunaan Media Pembelajaran dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Biologi
Apabila ditinjau dari prinsip pengajaran yang terletak pada keaktifan
belajar siswa, maka tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat
membuatnya lebih aktif belajar dan media pembelajaran tertentu yang
diterapkan dapat pula mendukung keaktifan siswa yang diunggulkan oleh
motivasinya. Makin tinggi motivasi siswa diharapkan makin aktif belajar
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran VCD maupun Media Cetak
memberikan peluang yang lebih besar terhadap siswa yang mempunyai
motivasi tinggi untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses belajar,
sebab pembelajaran ini menuntut siswa untuk menemukan dan memecahkan
masalah yang dihadapi secara aktif.
Selanjutnya bagi siswa yang diajar dengan media pembelajaran media
cetak keaktifan siswa yang mempunyai motivasi tinggi untuk mencari dan
menemukan masalah terbatas oleh keaktifan guru. Sebab para siswa menerima
pelajaran secara pasif dan terikat pada penjelasan guru. Dengan demikian
siswa yang suka mengeluarkan pendapat dan langkah urutan pengajarannya
bisa terhambat, sehingga akhirnya motivasi belajar mereka yang lebih tinggi
terhadap pelajaran Biologi tidak berkembang secara optimal. Bagi siswa yang
mempunyai motivasi belajar rendah terhadap materi pelajaran kimia tentu ia
akan kurang aktif dalam proses belajar-mengajar, akibatnya akan sulit
memperoleh basil belajar yang lebih tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
Apabila ditinjau dari situasi belajar yang dapat melayani keaktifan
belajar siswa terutama apabila dalam menggunakan proses mentalnya untuk
menemukan konsep atau prinsip yang bisa tertinggal jika tidak mempunyai
motivasi belajar yang tinggi. Pembelajaran dengan media VCD akan lebih
efektif, namun hal ini berlaku bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi,
yakni siswa yang memberikan perhatian secara penuh terhadap pelajaran.
Sementara bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, akan mengalami
hambatan belajar, apabila metode ini mengajarkan ajaran untuk mencari
jawaban ditambah dengan kejelasan tujuan yaitu dengan penemuan sendiri.
Ditinjau dari proses berfikir yang dilakukan dalam kedua media
pembelajar ini, pemeblajaran dengan menggunakan media cetak lebih sesuai
bagi siswa yang bermotivasi rendah, sebab pada media pembelajaran ini
keaktifan belajar siswa banyak mendapat bantuan dari siswa lain dan guru.
Berbekal penjelasan guru, proses belajar dari awal sampai akhir pelajaran dan
contoh-contoh soal yang diberikan, kemungkinan keinginan belajar mereka
akan bisa dimotivasi, semakin lama dapat merancang mereka untuk memberi
perhatian pada pelajaran. Keadaan ini membuat mereka lebih aktif dalam
proses belajar dibanding dengan siswa lainnya dengan menggunakan
pembelajaran media VCD.
Di sisi lain keaktifan siswa yang mempunyai pembelajaran sulit
berkembang, karena kengiatan belajar sangat tergantung kepada motivasi dan
karakteristik individu. Pada materi pembelajaran diskusi kelompok ini siswa
betul-betul dituntut perhatiannya kepada pelajaran, karena mereka harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
mengkait-kaitkan
materi
pelajaran
dan
berusaha
membeberkan
atau
mencetuskan pendapatnya sendiri. Selanjutny dapat dikatakan bahwa proses
belajar mengajar yang menggunakan media cetak akan memberikan prestasi
belajar yang lebih tinggi bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah
dibandingkan menggunakan metode pembelajaran dengan menggunakan
media VCD.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan media VCD dan media cetak
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
Banjarnegara. Hasil tersebut dibuktikan dengan uji F yang diperoleh Fhitung =
34,438 dan Ftabel = 4.091 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat
kebebasan dk = 1, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
perbedaan pengaruh yang berarti terhadap penggunaan media pembelajaran
dengan menggunakan media cetak dan media VCD terhadap prestasi belajar
biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 di Kabupaten Banjarnegara. Hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara
penggunaan media VCD dan media cetak terhadap prestasi belajar biologi
siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, diterima.
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII
di Kabupaten Banjarnegara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk
pembelajaran dengan menggunakan media cetak diperoleh Fhitung = 124,796
dan harga Ftabel = 4,091 dengan tingkat probabilitas sebesar 5 % dan derajat
kebebasan dk = 1, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
perbedaan pengaruh yang berarti antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
commit to user
116
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
belajar rendah terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII
di Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan media pembelajaran media
cetak. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi
belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara,
diterima.
3. Tidak terdapat interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten
Banjarnegara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa harga Fhitung < Ftabel,
(0,467 > 4,091), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
interaksi pengaruh media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar biologi siswa SMP Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat interaksi pengaruh media
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa SMP
Negeri 1 kelas VIII di Kabupaten Banjarnegara, ditolak.
B. Implikasi
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan, maka
implikasi hasil penelitian yang dikemukakan berkisar pada ruang lingkup
permasalahan tersebut :
1. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, para guru dituntut menguasai
berbagai media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus memperhatikan karakteristik
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
siswa. Dengan menguasai berbagai macam media pembelajaran, guru dapat
menguasai kelebihan dan kelemahan masing-masing media pembelajaran.
Selanjutnya dengan mengetahui karakteristik siswa, guru dapat menentukan
media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik
siswa.
2. Pembelajaran bidang studi Biologi akan diperoleh prestasi belajar yang baik
apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Temuan penelitian ini
membuktikan bahwa penerapan media pembelajaran tertentu pada kelompok
subyek yang berbeda karakteristiknya akan memberikan prestasi belajar yang
berbeda pula.
3. Pembelajaran Biologi dengan menggunakan media VCD dapat berjalan lebih
efektif, maka peran laboratorium sebagai sarana unjuk kerja siswa dalam
upaya membuktikan hipotesis dari permasalahan yang dihadapi siswa, harus
lebih dioptimalkan. Laboratorium adalah unit yang terintegrasi dalam proses
pembelajaran Biologi. Hal lainnya adalah, siswa harus lebih banyak
didekatkan sebanyak mungkin pada kenyataan bahwa segala fenomena yang ia
temukan di dunia ini, adalah dapat dipelajari dari pendekatan Biologi,
sehingga ia merasa tertarik untuk mempelajari Biologi secara lebih baik.
4. Pembelajaran Biologi dengan menggunakan media cetak dapat berjalan lebih
efektif, diusahakan setiap siswa dapat dibentuk menjadi kelompok diskusi,
sehingga dalam setiap kelompok diberi subpokok bahasan yang berbeda,
sehingga setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
upaya membantu teman satu kelompoknya, sehingga beban siswa yang
memiliki kemampuan akademis lebih baik dari yang lain dapat dikurangi. Di
samping itu, interaksi siswa ditingkatkan dengan membuat satu kelompok
lanjutan, dimana setiap siswa yang memiliki subpokok bahasan yang sama dari
setiap kelompok bergabung kembali membuat kelompok ahli, kemudian dari
diskusi. kelompok ahli, kembali lagi ke kelompok asal. Sehingga
interaksi sesama siswa dapat terjadi berulang-ulang kali. Semakin
banyak interaksi yang terjadi semakin besar efektivitas pembelajaran.
5. Penelitian ini model pembelajaran dengan menggunakan media VCD sangat
sesuai dengan siswa yang memiliki karakteristik motivasi belajar tinggi,
dan kurang membantu bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
Sedangkan pada pembelajaran menggunakan media cetak, bersesuaian
dengan tingkat motivasi belajar siswa baik rendah maupun tinggi.
C. Saran
Bertitik tolak dari kesimpulan dan implikasi yang diuraikan tersebut, maka
beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan media cetak sebaiknya terus dipandu oleh guru
terutama di sekolah-sekolah yang terbatas sarana dan prasarana
pembelajarannya karena penerapan pembelajaran ini relatif mudah
dilaksanakan, sehingga jika ada deviasi dapat diminimalkan. Di samping
itu, agar interaksi sesama siswa dapat berjalan lebih baik, alokasi waktu
diberikan secara lebih luas. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
pembelajaran dengan media cetak dengan penekanan interaksi antar siswa
mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu bagi guru yang menerapkan pembelajaran dengan media cetak
sebaiknya menggunakan pembelajaran dengan VCD.
2. Pada saat pembelajaran sedang berlangsung peran guru di kelas sangat
dominan dalam mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan
menumbukan bekerja sama.Usaha untuk mewujudkan pembelajaran
yang menyenangkan, efektif dan efisien, pemahaman guru mengenai
kemampuan awal siswa mutlak diperlukan baik dalam perancangan
pembelajaran maupun pada saat pelaksanaan pembelajaran. Perbedaan
kemampuan awal sangat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi
belajar, oleh karena itu setiap guru Biologi harus mampu memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan awal
siswa.
3. Pembelajaran dengan menggunakan media VCD membutuhkan guru yang
terampil mengelola pembelajaran dan untuk mencari stimulus/bantuan lainnya
dalam upaya mempermudah siswa untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi.Bantuan tersebut dapat berupa peran laboratorium, media belajar,
observasi lapangan, kerja praktek. Guru tidak saja dituntut aktif, kreatif dan
terampil namun guru dituntut memiliki etos kerja, dedikasi yang tinggi dan
memilliki perhatian penuh terhadap perkembangan siswa-siswanya.
4. Penelitian ini baru mengungkap pengaruh dua model pembelajaran yang
mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar, sehingga membuka kesempatan
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
bagi peneliti lain untuk meneliti lebih luas dan mendalam terhadap model
pembelajaran lain yang berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar.
Untuk mengungkap lebih jauh, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya guna memperbaiki
kualitas hasil belajar khususnya mata pelajaran biologi.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pembelajaran media cetak dan
media VCD cukup berarti untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa
yang bermotivasi tionggi, sehingga peneliti lain hendaknya melakukan
penelitian
yang
mengkaji
model-model
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan prestasi belajar bagi siswa bermotivasi rendah.
6. Bagi peneliti lain hendaknya melakukan replikasi eksperimen model
pembelajaran yang telah dijalan ini dengan modifikasi, seperti memperluas
sampel dari sekolah-sekolah yang terletak di pedesaan atau melakukan
eksperimen di kelas dalam waktu yang lebih lama dari waktu pelaksanaan
eksperimen peleitian ini.
commit to user
121
Download