BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan barang dan jasa, yang menyebabkan persaingan di dalam dunia usaha semakin ketat. Dalam kondisi yang semakin ketat ini, perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan dan menggunakan strategi yang tepat bagi perusahaan dengan melakukan komunikasi ke pasar. Hal ini dilakukan agar dapat menarik perhatian konsumen maupun calon konsumen agar dapat membeli produk mereka. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2001:219). Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan bermacam-macam bentuknya. Kebanyakan dari perusahaan melakukan promosi dengan menggunakan media iklan. Iklan yang ditayangkan menampilkan selebritis terkenal yang bertujuan untuk menarik perhatian penonton. Salah satu masalah yang muncul jika media promosi ini digunakan adalah mahalnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan seorang selebritis untuk menjadi endorser produk mereka (Kotler,2002;363). Ketika biaya promosi yang menggunakan selebritis terkenal menjadi masalah, maka beberapa perusahaan melakukan promosi dengan menggunakan media model performance yang bersifat komersial. Model performance ini diharapkan mampu mengkomunikasikan kepada khalayak tentang produk-produk dari perusahaan penyelenggara yang pada umumnya menggunakan model performance saat meluncurkan produk barunya. Model performance sendiri sering disalah-artikan sebagai acara yang hanya memamerkan produk-produk fashion saja. Namun, model performance ini dapat juga memamerkan produk lain selain produk fashion. Misalnya produk rokok, hand phone, automotif, dan lain-lain. Saat mendengar kata model performance, yang muncul pertama kali di pikiran adalah pakaian dan model. Namun setelah ditelusuri lebih dalam, model performance itu sendiri juga menyangkut pada budaya dan status sosial. Saat seorang model tampil, model tersebut akan mememerkan sebuah produk yang akan dipamerkan, namun tidak semua produk dapat dipamerkan melalui acara model performance. Ada kriteria khusus untuk memilih suatu produk yang akan dipamerkan. Biasanya produk yang dipamerkan merupakan produk baru yang diluncurkan oleh perusahaan, yang akan dipasarkan ke masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produk-produk yang dipamerkan melalui model performance merupakan produk lama yang ingin dimunculkan lagi atau produk lama yang telah diinovasi baru oleh perusahaan dan siap dipasarkan. Ketika acara model performance diselenggarakan, model merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Penggunaan model pada acara ini harus memenuhi syarat. Tampilan fisik yang baik dan/atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang acara model performance dan dapat menimbulkan minat penonton. Saat penonton menyaksikan acara ini, yang ditonjolkan oleh seorang model adalah tetap produknya, baik itu hanya satu produk ataupun beberapa produk yang berbeda perusahaan sekaligus dibawakan. Namun dengan tampilan fisik yang baik dari seorang model otomatis akan semakin menarik calon konsumen untuk melirik produk tersebut. Suatu hal penting yang dapat mempengaruhi kenginginan (wants) dan perilaku (behaviour) seseorang adalah budaya. Budaya merupakan keyakinan, nilai-nilai dan norma dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau trend baru. Pemasar selalu berusaha mengenali pergeseran budaya untuk menemukan produk baru yang diinginkan oleh pasar. Saat seorang model berhasil menarik perhatian calon konsumen untuk melirik produk yang dipamerkan, itu adalah sebuah keberhasilan. Apalagi muncul minat terhadap produk tersebut oleh konsumen. Saat penonton menyaksikan acara model performance tersebut, dan memiliki minat terhadap suatu produk yang dipamerkan, maka penonton-penonton itu memiliki status sosial yang berbeda. Mereka memiliki kebanggaan tersendiri saat bisa menyaksikan acara tersebut dan memiliki salah satu produk yang dipamerkan pada acara tersebut. Status sosial sendiri menurut Ralph Linton adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimilki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakatnya dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Cara yang berbeda dalam pemilihan media promosi untuk mengkomunikasikan sebuah produk ke khalayak, menggugah ketertarikan untuk melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap sebuah produk yang ditampilkan melalui model performance. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah disampikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah : 1. Apakah produk mempengaruhi minat membeli? 2. Apakah model catwalk mempengaruhi minat membeli? 3. Apakah budaya mempengaruhi minat membeli? 4. Apakah status sosial mempengaruhi minat membeli? C. BATASAN MASALAH 1. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta 2. Obyek penelitian yang digunakan adalah model performance 3. Populasi yang diteliti adalah orang yang pernah menonton acara model performance. Model performance adalah sebuah acara yang menampilkan para model yang berjalan dengan membawa sebuah produk untuk dipamerkan kepada penonton. Produk yang dipromisikan dapat berupa produk fashion, rokok, kosmetik, otomotif, dan lain-lain. 4. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah : a. Produk b. Model catwalk c. Budaya d. Status sosial e. Minat membeli D. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menguji pengaruh produk terhadap minat membeli 2. Menguji pengaruh model catwalk terhadap minat membeli 3. Menguji pengaruh budaya terhadap minat membeli 4. Menguji pengaruh status sosial terhadap minat membeli E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan sarana yang tepat untuk menerapkan teoriteori akademis yang telah diperoleh selama berad di bangku perkuliahan, sekaligus sebagai tolak ukur pribadi secara teoritis bagi penulis untuk diterapkan dalam kegiatan modelling penulis. 2. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.