Sebagai ilustrasi awal, perbedaan antara metode sejarawan seni, kurator, dan estetikawan dapat dipotret dalam jenis-jenis pertanyaan berikut. a. Pertanyaan sejarawan seni: Apakah Beethoven seorang konponis klasik atau romantik? Apakah perbedaan antara kolon gaya dorian dan lonian? Apa yang menjelaskan peralihan dari gaya art nouveau ke art deco? b. Pertanyaan kurator: Apa makna karya instalasi ranjang Tracey Emin? Bagaimana menjelaskan karya performance Ai Weiwei yang menjatuhkan keramik dari dinasti Han dalam konteks kebudayaan Cina kontemporer? Dimana letak signifikansi karya-karya Sudjana Kerton dalam lanskap politik anti kolonialisme Indonesia? c. Pertanyaan estetikawan: Apa yang membuat suatu karya indah menjadi indah?apakah bols Brillo yang dipamerkan WArhol sama indahnya dengan boks yang sama yang baru selesai diproduksi di pabrik? Kapankah barang yang dipesan seniman dari pengrajin menjadi karya seni? Sejak diciptakan pengrajin, sejak dikonsep yang seniman atau sejak dipamerkan? Apakah karya Edward Hopper, Early Sunday morning, tetaplah karya seni pada masa ketika tak ada lagi makhluk hidup di alam semesta? Kalau ya, apakah karya itu tetap indah? Melalui ilustrasi pertanyaan tersebut, terlihat bahwa pendekatan estetika bergerak pada aras yang lebih abstrak ketimbang sejarah seni maupun kurasi.