Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS) Veria Septianingtias Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: [email protected] Abstract This study described syntactic structure on fairy-tale collection of Gadis Korek Api by H.C. Andersen. The study which seen from syntactic structure is sentence pattern based on function category, category, and syntactic role. This study aimed to describe syntactic structure on fairy-tale collection of Gadis Korek Api by H.C. Andersen and it‟s distribution towardh Indonesian language. This research used qualitative method and note method was employed for collecting the data. In analysing the data, the researcher used Agih method by applying Immediate Constituent Analysis technique (ICA) as a basic technique. A book entitled Gadis Korek Api and others fairy-tale are the work of danish author, H.C. Andersen that used Indonesian standard. The analysis showed syntactic structure of fairy-tale language which form of sentence pattern based on the user, the pattern of imperative sentence, sentence pattern contains conjunction, and sentence pattern of complex sentences. Keywords: Sentence Pattern; Fairy-tale; Syntactic. tutur pada ragam lisan dan pembaca pada 1. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia bahasa ragam tulis. Dalam ragam lisan dan tulis, nasional memiliki peran penting sebagai hal yang harus diperhatikan adalah pilihan alat pemersatu bangsa. Sebagai bagian dari kata (diksi) yang digunakan harus jelas agar budaya nasional, bahasa Indonesia harus tercipta dilestarikan dimengerti oleh lawan tutur atau pembaca. baik sebagai dalam bahasa lisan maupun tulisan agar tercipta komunikasi sebuah Harimurti kalimat Kridalaksana yang dapat (2001:92) yang efektif dan efisien. Komunikasi yang menyatakan bahwa kalimat merupakan efektif dan efisien sangat dipengaruhi oleh satuan bahasa yang secara relatif berdiri keterampilan Keterampilan sendiri, mempunyai pola intonasi final dan berbahasa yang baik akan menghasilkan secara aktual maupun potensial terdiri dari komunikasi yang baik apabila kalimat yang klausa; klausa bebas yang menjadi bagian digunakan dapat dimengerti oleh lawan kognitif percakapan; satuan proposisi yang berbahasa. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 42 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 merupakan gabungan klausa atau benar terjadi. Menurut Kamisa (1997: merupakan satu klausa, yang membentuk 144), dongeng adalah cerita yang dituturkan satuan bebas; jawaban minimal, seruan, atau dituliskan yang bersifat hiburan dan salam, dan sebagainya. Sementara itu, biasanya tidak benar-benar terjadi dalam Badudu (1994:3-4) mengungkapkan sebagai kehidupan. sebuah satuan, kalimat memiliki dimensi bentuk karya sastra yang ceritanya tidak bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus benar-benar terjadi yang bersifat menghibur memenuhi kesatuan bentuk sebab kesatuan dan terdapat ajaran moral yang terkandung bentuk itulah yang menjadikan kesatuan arti dalam cerita dongeng tersebut. Sementara kalimat. Kalimat yang strukturnya benar itu, Menurut Agus Triyanto (2007: 46) tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus dongeng adalah cerita fantasi sederhana kesatuan arti. Wujud struktur kalimat adalah yang tidak benar-benar terjadi, berfungsi rangkaian untuk kata-kata yang disusun Dongeng merupakan menyampaikan ajaran suatu moral berdasarkan aturan-aturan tata kalimat. Isi (mendidik) dan juga menghibur. Dari suatu yang beberapa pengertian dongeng menurut para dibangun oleh rangkaian konsep yang ahli, dapat disimpulkan bahwa dongeng terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat merupakan karya sastra yang ceritanya (yang baik) selalu memiliki struktur yang tidak benar-benar terjadi/fiktif yang bersifat jelas. menghibur dan memiliki nilai-nilai moral kalimat Setiap adalah gagasan unsur yang terdapat di dalamnya harus menempati posisi yang (mendidik). jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata- Peneliti mengambil kumpulan kalimat. bahwa merupakan karya sastra yang memiliki tidak unsur penggunaan bahasa yang baik dan penggunaan disimpulkan kalimat yang baik terlepas dari struktur atau pola kalimat. karena pada kata itu diurutkan menurut aturan tata Dapat dongeng data dongeng dongeng dapat membangun imajinasi dan Penelitian ini akan menganalisis pola mengandung nilai-nilai moral di dalamnya kalimat yang terdapat pada ragam tulis yang sehingga anak-anak yang membaca atau terdapat dalam kumpulan dongeng Gadis dibacakan Korek Api karya H.C. Andersen. Menurut Kumpulan dongeng Gadis Korek Api James merupakan judul dari kumpulan dongeng Danandjaja (2007:83) dongeng H.C. dongeng merasa Andersen merupakan cerita pendek yang disampaikan karya secara lisan, dimana dongeng adalah cerita berbagai dongeng yang telah diceritakan prosa rakyat yang dianggap tidak benar- dalam berbagai versi kepada jutaan anak- Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang terhibur. meramu 43 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 anak di seluruh belahan dunia. Peristiwa dan bahasa yang disajikan pada dongeng 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam memberikan pengaruh yang akrab bagi penelitian ini adalah metode kualitatif. masyarakat karena dongeng merupakan Metode kualitatif tidak mengandalkan bukti hasil karya sastra yang secara terus menerus berdasarkan didistribusikan mengembangkan angka, atau metode sitatistik. Pembicaraan pengajaran bahasa Indonesia. Dongeng yang sebenarnya, isyarat, dan tindakan memiliki unsur-unsur pokok yaitu unsur sosial lainnya adalah bahan mental untuk cerita, plot, tema, dan sudut pandang. Aspek penelitian unsur cerita melibatkan dua hal, yaitu 2003:150). bentuk dan subtansi cerita. Bentuk cerita merupakan prosedur yang menghasilkan adalah wujud data deskriptif berupa data tertulis atau data keberadaannya (tokoh dan latar). Peristiwa lisan (Fatimah Djajasudarma, 1993:10). merupakan gagasan dalam sebuah cerita Metode yang digunakan dalam penelitian yang berwujud deskripsi lakuan, gerak, dan ini mencakup dua hal, yakni (1) metode aktivitas pengumpulan data dan (2) metode analisis untuk peristiwa lain. peristiwa beserta Pengungkapan dalam sebuah berbagai cerita dapat logika kualitatif wacana metodologisnya. kajian sintaksis untuk mengetahui penggunaan bahasa yang ditulis oleh prinsip Mulyana, kualitatif data. Kedua metode tersebut dilaksanakan sesuai berdasarkan (Deddy Metodologi dilakukan dengan analisis struktur dalam dongeng sistematis, dengan Untuk teknik tahapan-tahapan pengumpulan data, pengarang. penelitian ini menggunakan metode catat. Analisis struktur sintaksis dapat dilihat Cara peneliti mengumpulkan data yaitu berdasarkan pola kalimat. dengan mencatat kalimat-kalimat dalam Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kumpulan struktur dongeng sintaksis tersebut. dalam Bahasa kumpulan dongeng Gadis Korek Api karya H.C. Andersen. Teknik dasar dalam penelitian ini menggunakan Teknik Bagi imajinatif yang digunakan dalam dongeng Unsur Langsung (BUL). menjadi alasan penulis untuk mengkaji Unsur Langsung (BUL) merupakan teknik berdasarkan struktur sintaksis. Penelitian ini dasar dari metode penelitian Agih. Teknik bertujuan pola Bagi Unsur Langsung (BUL) merupakan kalimat pada kumpulan dongeng Gadis cara awal yang digunakan pada sebuah Korek Api karya H.C. Andersen dengan analisis, yaitu dengan membagi satuan kajian sintaksis. lingual datanya menjadi beberapa bagian untuk mendeskripsikan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Teknik Bagi 44 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 atau unsur; dan unsur-unsur yang lain yang berkenaan dengan sintaksis, bersangkutan dipandang sebagai bagian seperti masalah yang langsung membentuk satuan langsung sebagainya. yang dimaksud. Adapun alat penggerak Secara modus, umum aspek, struktur dan sintaksis bagi alat penentu atau pirantinya ialah daya terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), bagi yang bersifat intuitif lingual atau objek (O), dan keterangan (K). Menurut secara singkat (Sudaryanto, 1993:31). Verhaar (1978) fungsi-fungsi sintaksis itu Analisis data pada ini yang terdiri dari unsur-unsur S, P, O, dan K menggunakan metode Agih. Metode Agih itu merupakan ‘kotak-kotak kosong’ atau merupakan metode yang menggunakan ‘tempat-tempat bahasa mempunyai sebagai alat penelitian penentunya kosong’ arti yang tidak apa-apa karena (Sudaryanto, 1993:15). Dalam penelitian kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu ini, metode agih akan diaplikasikan melalui akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). dan memiliki peranan tertentu. Seperti data Teknik data kalimat yang terdapat dalam kumpulan dilakukan dengan memilah kalimat dan dongeng Gadis Korek Api karya H.C. menganalisisnya berdasarkan pola kalimat. Andersen berikut ini. Sumber data penelitian ini adalah kalimat- 1) “Kay dan Gerda sedang memandangi kalimat yang terdapat dalam kumpulan buku bergambar burung dan binatang dongeng Gadis Korek Api karya H.C. saat jam gereja bedentang lima kali” Andersen. (Ratu Salju, 127). pengkajian atau analisis Tempat kosong yang bernama Subjek diisi oleh kata Kay dan Garda yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dari penelitian ini berkategori nomina, Predikat diisi oleh kata dideskripsikan pada struktur sintaksis yang sedang mencakup pola kalimat serta distribusinya verba, Objek diisi oleh buku bergambar terhadap bahasa Indonesia. Cakupan yang burung dan binatang yang berkategori terdapat dalam struktur sintaksis meliputi nomina, dan Keterangan diisi oleh frase (1) fungsi, kategori, dan peran sintaksis, saat jam gereja berdentang lima kali. serta alat-alat yang digunakan dalam memandangi Pengisi yang fungsi-fungsi berkategori yang berupa membangun struktur tersebut; (2) satuan- kategori sintaksis mempunyai peran-peran satuan sintaksis yang berupa kata, frase, sintaksis. Kata Kay dan Garda pada contoh klausa, kalimat, dan wacana; dan (3) hal-hal di atas memiliki peran ‘pelaku’ atau Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 45 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 ‘agentif’, sedang memandangi memiliki yang menerangkan keadaan dan sifat. peran ‘aktif’, buku bergambar burung dan Keadaan merujuk pada kata malang dan binatang memiliki peran ‘sasaran’, dan saat sifat merujuk pada kata gadis kecil. jam gereja berdentang lima kali memiliki 4) “Elise bermimpi terbang menuju istana peran ‘waktu’. fatamorgana” (Angsa-angsa Liar, 59). 2) “Dia adalah seorang penyair” (Kisah Rembulan, 209). Pada contoh kalimat di atas, yang menjadi subjek adalah Elise, predikat dalam Pada kalimat di atas, yang menjadi kalimat tersebut adalah bermimpi, objek subjeknya adalah Dia, sedangkan predikat dalam kalimat tersebut adalah terbang, dan diisi oleh penyair. Para ahli tata bahasa menuju tradisional fungsi pelengkap. Pada kalimat di atas, verba subjek harus diisi oleh kategori nomina, terbang menyatakan suatu perbuatan yang fungsi predikat harus diisi oleh karegori dilakukan pelaku pada saat bermimpi. verba, fungsi objek harus diisi oleh 5) “Kaisar duduk di atas singgasana keterangan nomina, dan fungsi keterangan emasnya dan membaca buku-buku itu harus selalu diisi oleh kategori adverbia. dengan tekun” (Burung bul-bul, 99). berpendapat bahwa istana fatamorgana adalah Kata adalah dalam contoh kalimat di atas Subjek pada kalimat di atas adalah merupakan verba kopula yang sepadan Kaisar, predikat pada kalimat tersebut dengan to be dalam bahasa Inggris ini adalah duduk di atas singgasana emasnya, memang harus selalu digunakan dalam objek pada kalimat di atas adalah membaca kontruksi seperti he is a poet tetapi dalam buku-buku itu, dan dengan tekun merupakan bahasa bisa pelengkap. Pada kalimat di atas terdapat dilesapkan dalam kontruksi kalimat seperti konektor ‘dan’, kalimat di atas singgasana pada contoh Dia adalah seorang penyair. merupakan fungsi keterangan yang berperan 3) “Gadis kecil yang malang itu kelaparan sebagai predikat, fungsi keterangan tersebut dan Indonesia menggigil kata adalah kedinginan” (Gadis Korek Api, 117). tidak dapat dihilangkan sebab kontruksi duduk tidak berterima. Wallace Chafe Pada data kalimat di atas, yang menjadi (1970) yang menyatakan bahwa yang paling subjek adalah Gadis kecil yang malang itu penting dalam struktur sintaksis adalah yang memiliki peran ‘yang mengalami’ dan fungsi predikat. Menurut Wallace Chafe yang menjadi predikat adalah kelaparan predikat harus selalu berupa verba atau dan menggigil kedinginan. Pada kalimat kategori lain yang diverbakan. Munculnya yang menerangkan subjek adalah kalimat fungsi-fungsi lain sangat tergantung pada Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 46 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 tipe atau jenis verba itu, seperti kata duduk konektor/konjungsi pada kalimat di atas, yang memunculkan tetapi. fungsi keterangan yang berperan lokatif. 8) “Kaisar memberikan sejumlah uang 6) “Ayo, kita hancurkan semuanya!” (Angsa-angsa liar, 70). seruan atau kalimat perintah yang terdapat seperti muka yang besar kepada kedua penipu itu Kalimat di atas merupakan kalimat koordinatif agar mereka segera memulai pekerjaan mereka” (Baju Baru Kaisar, 177) pada dongeng yang berjudul Angsa-angsa Kalimat di atas merupakan kalimat Liar. Menurut Djoko Kentjono: 1982), yang majemuk bertingkat (subordinatif). Kalimat menyatakan majemuk fungsi hadir atau tidaknya suatu sintaksis tergantung pada bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antar unsur- konteksnya. Misalkan pada kalimat perintah unsurnya tidak dan kalimat seruan, maka yang muncul unsurnya ada hanyalah fungsi yang menyatakan perintah kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai atau seruan itu. anak kalimat. Bagian kalimat majemuk 7) “Dia merasa tempat itu adalah tempat yang berasal dari bagian kalimat yang tidak terbaik di dunia, tetapi itu karena ada mengalami pergantian/perubahan dinamai serpihan kaca di hati dan matanya” induk kalimat, sedangkan bagian kalimat (Ratu Salju: Dongeng dalam tujuh kisah, yang majemuk berasal dari kalimat tunggal 166). yang Salah satu alat sintaksis dalam menganalisis sebuah kalimat adalah adanya sederajat. Salah satu yang menduduki induk sudah mengalami pergantian/perubahan dinamai anak kalimat (Ramlan: 1987). konektor, yang biasanya berupa sebuah Pada analisis kalimat data ke-8, kalimat morfem atau gabungan morfem yang secara ‘Kaisar memberikan sejumlah uang muka kuantitas merupakan kelas yang tertutup. yang besar kepada kedua penipu itu‟ Konektor itu bertugas menghubungkan satu merupakan konstituen dengan konstituen lain, baik ‘mereka segera memulai pekerjaan mereka‟ yang berada dalam kalimat maupun yang merupakan anak kalimat. Anak kalimat berada di luar kalimat. Dilihat dari sifat pada data ke-8 ditandai dengan kata ‘agar’. hubungannya dibedakan adanya dua macam Kata ‘agar’ sebagai penanda anak kalimat konektor, yaitu konektor koordinatif dan berfungsi sebagai penegas pada induk konektor subordinatif. Pada contoh kalimat kalimat. Pola kalimat pada induk kalimat di atas, konektor yang digunakan adalah antara lain: subjek pada ‘Kaisar‟ yang induk Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung kalimat, sedangkan 47 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 berkategori nomina, predikat pada 4. SIMPULAN ‘memberikan sejumlah uang muka yang Berdasarkan hasil analisis yang telah besar‟ yang berkategori verba, sedangkan dipaparkan, peneliti menyimpulkan terdapat objeknya adalah ‘kedua penipu itu‟ yang sembilan data kalimat yang dianalisis. Pada berkategori nomina. data kalimat ke-1 sampai data kalimat ke-5, 9) “Sayap angsa bergerak, lalu itu merentang tenggelam ke tak hasil analisis menunjukkan pola kalimat dan air kategori berdasarkan pemakainya. bagaikan gelembung sabun” (Baju Baru Sementara itu, pada kalimat ke-6 dan ke-7 Kaisar, 240) hasil analisis menunjukkan pola kalimat Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk setara (koordinatif). Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antar unsur-unsurnya setara perintah dan pola kalimat konektor atau konjungsi, serta data pada kalimat ke-8 dan ke-9 menunjukkan kalimat majemuk Dalam bahasa Indonesia, analisis sangat penting untuk atau sederajat (Ramlan, 1987). Kalimat sintaksis majemuk setara pada data ke-9 merupakan perkembangan pembelajaran siswa dan kalimat majemuk setara yang ditandai pengajaran bahasa dongeng juga perlu dengan ‘lalu’ diterapkan dilihat dari gaya bahasa dan menunjukkan hubungan setara antara induk unsur-unsur cerita dalam dongeng, salah kalimat dan anak kalimat. satunya buku kumpulan dongeng yang konjungsi ‘lalu’. Kata Pola induk kalimat pada data ke-9 yaitu subjek pada ‘Sayap angsa itu‟ yang berkategori nomina, predikat berjudul Gadis Korek Api karya H.C. Andersen. pada ‘merentang‟ yang berkategori verba dan 5. DAFTAR PUSTAKA kata „tak bergerak‟ menduduki posisi Agus Triyanto. 2007. Pembahasan Tuntas Kompetesi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs kelas VII. Jakarta: Esis. sebagai pelengkap. Sementara itu, anak kalimat pada data ke-9 merupakan kalimat yang memperjelas induk kalimat yang telah ditandai dengan konjungsi ‘lalu’ sebagai lanjutan dari kalimat sebelumnya (induk kalimat). Badudu-Zein (1994), Kamus Umum Bahasa Indonesia 2. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan. Deddy Mulyana. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djoko Kentjono (peny.). 1982. DasarDasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 48 Jurnal Pesona Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 42-49 Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. H.C. Andersen. 2011. Gadis Korek Api dan Dongeng-dongeng Lainnya. Jakarta: Atria. James Danandjaja. 2007. Folklor Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Temprint. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. M. Ramlan. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. T. Fatimah Djajasudarma. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT ERESCO Anggota IKAPI. Verhaar, J.W.M. 1978. Pengantar Linguistik 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wallace Chafe. 1970. Meaning and The Structure of Language. Chicago and London : The University of Chicago Press. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 49