pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V
DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Iin Danis Ariyani
NIM: 121124003
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
kedua orang tuaku (Markus Winaryo dan Maria Magdalena Suwarni),
Romo Yusup Gunarto, SMM, adik-adik (Yohanes Anando dan Yohana Nagita),
teman-teman PAK Angkatan 2012, seluruh warga SD PL Sugiyopranoto Klaten
serta semua orang yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan dan
apa yang Anda lakukan, semua itu di dalam keharmonisan
(Mahatma Gandhi)
“Demikianlah pula Tuhan telah menetapkan,
bahwa mereka yang memberitakan Injil,
harus hidup dari pemberitaan Injil itu”
(1 Kor 9:14)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD
PL SUGIYOPRANOTO KLATEN. Penulis memilih judul ini berdasarkan kesan
dan pengalaman saat PPL PAK SD dan PPL PAK Menengah terhadap
kepribadian seorang guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar yang
kadangkala menghambat semangat belajar siswa. Guru memiliki tugas
merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, dan mengarahkan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kompetensi kepribadian guru secara khusus
mempengaruhi cara yang ia pilih dalam menjalankan tugas tersebut. Hal ini
memberikan pengaruh pula terhadap motivasi belajar siswa. Kenyataan yang
terjadi di lapangan, para guru seringkali kurang memperhatikan kompetensi
kepribadiannya dan cenderung mengutamakan kompetensi paedagogik demi
mengejar tuntutan pencapaian hasil belajar.
Persoalan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah sejauh mana
kompetensi kepribadian mempengaruhi motivasi belajar siswa SD PL
Sugiyopranoto Klaten. Menanggapi persoalan tersebut penulis menjelaskan
pengertian kompetensi kepribadian guru, motivasi belajar siswa dan hubungan
antara keduanya melalui kajian pustaka. Kajian pustaka dilaksanakan dengan
mempelajari berbagai sumber yakni pandangan para ahli. Skripsi ini disusun
menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Penulis juga mengadakan penelitian dengan menggunakan kuesioner
yang ditujukan kepada siswa-siswi kelas IV dan V serta wawancara dengan 3
orang guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
guru SD PL Sugiyopranoto Klaten cukup menghayati kompetensi kepribadiannya.
Meskipun demikian, para guru masih berusaha untuk meningkatkan kompetensi
kepribadian mereka dan memantabkannya. Selain itu kompetensi kepribadian
dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, siswa maupun sekolah.
Secara khusus, kompetensi kepribadian guru mempengaruhi semangat
belajar siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. Kepribadian
seorang guru menjadi inspirasi siswa.
Selanjutnya penulis memberikan
sumbangan pemikiran demi perkembangan kepribadian guru dan motivasi belajar
siswa. Penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk
meningkatkan kepribadian guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar
siswa. Dengan demikian, para guru dapat menentukan sikap dan tindakan yang
hendak
dilakukan
untuk
semakin
memperkembangkan
kompetensi
kepribadiannya sebagai seorang guru khususnya di SD PL Sugiyopranoto Klaten.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This thesis entitled THE INFLUENCE OF TEACHER’S PERSONALITY
COMPETENCE TO LEARNING MOTIVATION OF CLASS IV DAN V
STUDENT IN PL SUGIYOPRANOTO ELEMENTARY SCHOOL KLATEN.
The author chose this title based on the impressions and experiences at PPL PAK
SD and PPL PAK PM to the teacher personality especially in learning activities
that sometimes obstrack the spirit of student learning. Teachers have a duty to
plan, implement, asess, guide, and direct students to achieve the learning
objectives. Teacher’s personality competence specifically affects the method
which is chosen in doing those duties. This is also giving an impact to student
learning motivation. The fact that happened on the field, teachers often pay less
attention to the personality competence and tend to give priority the pedagogy
competence in order to achieve the learning output.
The main issue discussed in this thesis is the extent to personality
competence affects the learning motivation of SD PL Sugiyopranoto Klaten. In
perceiving that issue, the author explained the meaning of teacher personality
competence, student learning motivation, and the relationships between them
through the literature study. This literature study is conducted by studying various
sourches namely view of the experts, church documents, and the bible. This thesis
is compiled by analysis descriptive method with qualitative and quantitative
approaches. The author also conducted a research questionnaires which is
addressed to class IV and V students and also interviews with three SD PL
Sugiyopranoto Klaten teachers. The research result showed that SD PL
Sugiyopranoto Klaten teachers are quite enough to fully living the personality
competence. However, teachers are still trying to improve the personality
competence. Beside, personality competence considered well influenced for the
teachers personally, students, and school.
In particular, teacher personality competence affect the students spirit of
learning in improving the academic achievement. Teacher’s personality becomes
student inspiration. Furthermore the author contributes ideas for teacher
personality development and student learning motivation. The author proposes a
recollection as an effort to improve teacher personality in increasing student
learning motivation. Thus, teachers can determine the attitudes and actions to be
done to further develop their personality competence as a teacher, especially in
SD PL Sugiyopranoto Klaten.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
telah membimbing, menerangi dan menguatkan penulis dengan kasih karuniaNya
yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO
KLATEN. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai sumbangan pemikiran dan
inspirasi bagi para guru dalam meningkatkan kompetensi kepribadiannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat
pendampingan, dukungan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak.
Maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada:
1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M. Ed, selaku dosen utama dan
sekaligus dosen pembimbing akademik yang mendampingi, menuntun,
mengembangkan ide dan memberi semangat dengan penuh kesabaran dari
awal hingga akhir.
2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum, selaku dosen penguji kedua yang
telah menguji serta memberikan masukan demi penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. C. Putranta, SJ, selaku dosen penguji ketiga yang telah menguji serta
memberikan masukan demi penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang mendidik dan mendampingi penulis selama
belajar sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Segenap Staf Sekretariat, Perpustakaan Prodi PAK maupun USD Pusat dan
seluruh karyawan bagian lain yang telah memberikan dukungan kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Thomas Agung, SPd selaku Kepala SD PL Sugiyopranoto Klaten yang
memberikan ijin kepada penulis untuk menjalankan penelitian di sekolah.
7. MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd dan Stefanus Marsudi, SPd selaku guru SD PL
Sugiyopranoto Klaten yang telah meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan wawancara.
8. Siswa-siswi kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto Klaten yang telah
meluangkan waktu memberikan jawaban kuesioner dan masukan informasi
dalam penelitian.
9. Romo Yusup Gunarto, SMM, Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu
memberikan dukungan baik itu moral, material dan spiritual selama penulis
menjalani masa studi.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu memberikan masukan
dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan, dukungan, doa, perhatian dan kerjasama sehingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
khususnya para guru.
Yogyakarta, 2 Agustus 2016
Penulis
Iin Danis Ariyani
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................
ii
PENGESAHAN.....................................................................................................
iii
PERSEMBAHAN..................................................................................................
iv
MOTTO..................................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................
vii
ABSTRAK.............................................................................................................
viii
ABSTRACT.............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR...........................................................................................
x
DAFTAR ISI..........................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
7
D. Manfaat Penulisan.................................................................................
7
E. Metode Penulisan..................................................................................
8
F. Sistematika Penulisan...........................................................................
9
BAB II. KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA...............................................................................
10
A. Kompetensi Kepribadian Guru.............................................................
11
1.
Pemahaman Tentang Guru............................................................
11
2.
Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru...................................
15
a. Pengertian Kompetensi Guru.....................................................
15
b. Pengertian Kepribadian Guru....................................................
17
c. Kompetensi Kepribadian Guru..................................................
23
3.
Tipe-Tipe Kepribadian..................................................................
26
4.
Kepribadian Guru Kristiani...........................................................
29
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Motivasi Belajar....................................................................................
36
1.
Pengertian Belajar..........................................................................
36
2.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar..................................
37
3.
Pengertian Motivasi Belajar..........................................................
38
4.
Fungsi Motivasi Belajar................................................................
40
5.
Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar...........................................
41
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar
Siswa.....................................................................................................
45
BAB III GAMBARAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN
PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO
KLATEN..............................................................................................
51
A. Gambaran Umum SD PL Sugiyopranoto Klaten...................................
52
1.
Gambaran Mengenai Yayasan Pangudi Luhur.............................
52
a. Sejarah Singkat Yayasan Pangudi Luhur..................................
53
b. Visi Yayasan.............................................................................
56
c. Misi Yayasan.............................................................................
56
2.
Sejarah singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten..............................
59
3.
Visi, Misi dan Tujuan SD PL Sugiyopranoto Klaten...................
61
a. Visi Sekolah..............................................................................
61
b. Misi Sekolah.............................................................................
62
c. Tujuan Sekolah.........................................................................
63
Gambaran Lingkungan SD PL Sugiyopranoto Klaten.................
64
a. Lingkungan Fisik......................................................................
64
b. Lingkungan Administratif Organisatoris.................................
66
c. Lingkungan Akademik.............................................................
70
d. Lingkungan Sosial....................................................................
72
5.
Sosok Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten...................................
73
6.
Gambaran Siswa SD PL Sugiyopranoto Klaten...........................
75
4.
B. Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD PL Sugiyopranoto
Klaten....................................................................................................
1.
Latar Belakang Penelitian..............................................................
xiv
76
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Variabel Penelitian.........................................................................
79
3.
Definisi Konseptual.......................................................................
80
4.
Tujuan Penelitian...........................................................................
80
5.
Jenis Penelitian...............................................................................
81
6.
Instrumen Pengumpulan Data........................................................
82
7.
Responden Penelitian.....................................................................
84
8.
Tempat dan Waktu Penelitian........................................................
85
9.
Kisi – Kisi Wawancara dan Kuesioner..........................................
85
a. Kisi – Kisi Wawancara...............................................................
85
b. Kisi – Kisi Kuesioner.................................................................
86
C. Laporan Hasil Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Di SD PL
Sugiyopranoto Klaten..............................................................................
87
1.
Laporan Hasil Wawancara.............................................................
88
2.
Laporan Hasil Kuesioner................................................................ 93
D. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................
101
E. Kesimpulan Hasil Penelitian....................................................................
110
Bab IV. UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD PL
SUGIYOPRANOTO KLATEN............................................................
113
A. Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru Dalam
Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD PL
Sugiyopranoto Klaten............................................................................
114
B. Usulan Program Rekoleksi Untuk Para Guru.......................................
116
1. Rekoleksi (1).....................................................................................
117
2. Rekoleksi (2).....................................................................................
135
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
147
A. Kesimpulan...........................................................................................
147
B. Saran.....................................................................................................
149
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
152
LAMPIRAN.............................................................................................................
154
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian...................................
(1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Penelitian..................................
(2)
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Transkip Hasil Wawancara Guru....................................
(3)
Lampiran 4 : Kuesioner.........................................................................
(9)
Lampiran 5 : Contoh Jawaban Responden............................................
(12)
Lampiran 6 : Rekap Hasil Kuesioner....................................................
(18)
Lampiran 7 : Teks Kisah Jean Donovan...............................................
(22)
Lampiran 8 : Gambar Karya Yesus......................................................
(23)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia.
Kel
: Keluaran
Kor
: Korintus
Luk
: Lukas
Mat
: Matius
Yoh
: Yohanes
B. Singkatan Dokumen Gereja
GE
: Gravissimum Educationis
Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen
tanggal 28 Oktober 1965
KGK
: Katekismus Gereja Katolik
Terjemahan Indonesia dikerjakan berdasarkan edisi Jerman
oleh P. Herman Embuiri, SVD. Tahun 2007.
C. Singkatan Lain
Bdk
: Bandingkan
Br
: Bruder
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
No
: Nomor
PL
: Pangudi Luhur
PS
: Puji Syukur
SD
: Sekolah Dasar
SK
: Surat Keputusan
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
UU
: Undang-Undang
UKG
: Uji Kompetensi Guru
YPL
: Yayasan Pangudi Luhur
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Republik Indonesia telah merumuskan Undang-Undang
mengenai Sistem Pendidikan Nasional No 20 Pasal 3 Tahun 2003 dan disebutkan
salah satu tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Beberapa hal yang penting
diperhatikan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan tersebut ialah siswa, guru
dan proses belajar mengajar. Pengalaman penulis saat pelaksanaan PPL PAK
Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan bahwa guru merupakan faktor
yang berperanan penting dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah. Guru
memiliki peranan terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak
hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan, memiliki seperangkat
pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar namun guru juga dituntut untuk
menampilkan kepribadian yang mampu menginspirasi siswa.
Pada jaman sekarang guru dituntut untuk memenuhi kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suyanto dan Asep
Jihad (2013: 41) menyebut bahwa pemerintah telah merumuskan 4 jenis
kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam UU No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi tersebut diantaranya kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Profesi guru sangat identik
dengan peran mendidik seperti membimbing, membina, mengasuh ataupun
mengajar. Suyanto dan Asep Jihad (2013: 5) kembali mengatakan guru ibarat
sebuah contoh lukisan yang akan dipelajari oleh anak didiknya. Baik buruk hasil
lukisan tersebut tergantung pada contoh yang diberikan sang guru sebagai sosok
yang digugu dan ditiru. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa
guru harus memiliki integritas dan kepribadian yang baik dan benar. Hal ini
sangat mendasar karena tugas guru bukan hanya mengajar tetapi juga
menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter siswa.
Berkenaan dengan kepribadian, hal ini memang menjadi salah satu
kompetensi yang amat penting. Guru sering memperoleh peran sebagai panutan
atau idola untuk salah satu atau beberapa aspek kepribadian, misalnya sopan
santun, tekun, rajin belajar dan sebagainya. Dalam arti sederhana, kepribadian
berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang
membedakan dirinya dari yang lain. Muhibbin Syah (2014: 224) mengutip
pendapat Mc Leod bahwa kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang
dimiliki seseorang. Kepribadian guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru yang dapat
menampilkan kepribadian yang baik, tentu saja akan disenangi oleh siswanya.
Siswa akan menjadi termotivasi untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga guru
akan dengan mudah mengarahkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kita mengamati sejumlah keprihatinan dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Salah satu yang menjadi persoalan dan menentukan merosotnya
pendidikan ialah kompetensi para pelaksana pendidikan di antaranya adalah para
guru. Banyak guru tidak terbuka dengan perubahan. Padahal peranan guru dalam
pengembangan dunia pendidikan sangat besar. Usaha-usaha untuk meningkatkan
kompetensi para guru perlu terus menerus dilakukan. Selain itu masih terpuruknya
citra guru di tengah masyarakat karena perilaku sehari-hari maupun kualitas
kinerja gurunya. Mahasiswa sebagai calon guru perlu sepakat bahwa pendidikan
guru harus mendapat prioritas dan perlu diperhatikan dengan baik. Kita juga
menyadari bahwa hampir semua guru menghendaki menjadi guru yang lebih baik.
Maka harus ditemukan cara yang tepat untuk mengupayakan peningkatan
kompetensi-kompetensi guru.
Menurut Romo A. Mintara Sufiyanta, SJ (2010: 84-85), pertanyaan yang
sering muncul ialah mengapa guru yang satu dinilai mengajarnya lebih baik
sedangkan yang lain tidak? Sebab yang satu mengajar dari kedalaman dirinya,
sementara yang lain mengajar tanpa kedalaman. Yang satu mengajar dengan
keseluruhan pribadinya sementara yang lain mengajar tanpa melibatkan dirinya di
dalamnya. Mengajar dengan kedalaman pribadi berarti membagikan kepada para
murid segala jerih payah hidupnya, nilai-nilai kebenaran iman yang dipeluknya,
dan bagaimana ia memperjuangkannya. Dan tentu saja itu semua mesti
disesuaikan dengan konteks masyarakat dan situasi terkini. Yang tidak kalah
penting, ajaran dan teladan hidup guru bisa menggugah motivasi perjuangan
hidup anak didik serta teman – teman guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 61) memahami
kepribadian sebagai kemampuan seseorang untuk mendengarkan kedalaman
hidup batinnya dan menanggapi dengan tindakan lahiriah yang konkret demi
hidup sendiri maupun orang lain. Mereka berpendapat kepribadian memiliki dua
dimensi yaitu kedalaman hidup (inwardness atau interiority) atau hidup batin
seseorang (inner life) dan relasi dirinya dengan Tuhan, sesama dan alam semesta
yang terungkap dalam tindakan nyata (outer activity). Setiap orang dipanggil
untuk mengembangkan kepribadiannya baik dengan kontemplasi, disiplin
spiritual, retret, maupun membaca buku spiritual.
Harris dan Moran dalam Jack L Seymour (1997: 63) juga menguraikan
bahwa ruang batin manusia dapat dididik melalui 3 langkah yaitu keheningan,
mendengarkan, dan melakukan Sabat untuk mengusahakan kedalaman batin.
Melalui keheningan, para guru dapat berjumpa dengan dirinya yang sejati,
Mendengarkan merupakan jalan agar guru benar-benar menangkap kerinduan
hatinya sendiri, mengenali kebijaksanaan hidup yang ditawarkan dan menciptakan
peluang untuk maju lebih baik. Sedangkan Sabat merupakan ketersediaan hati
untuk mengenangkan kebaikan ilahi yang telah kita alami agar kita menjadi diri
sendiri. Melalui Sabat, guru dapat menyadari panggilan hidup mereka sebagai
guru. Apabila guru sungguh memberi tempat penting kepada ruang batin hidup
mereka dan tekun mengembangkan kepribadiannya secara utuh maka guru dapat
memiliki kepribadian yang mantab. Sosok guru yang memiliki hati, mengenal dan
mencintai siswanya sungguh sangat dirindukan pada jaman sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi,
disiplin, tingkah laku sosial, prestasi dan hasrat belajar pada diri siswa dapat
dipengaruhi oleh kepribadian guru. Guru harus memiliki kemampuan untuk
menilai diri sendiri dan mengendalikan diri dan memecahkan berbagai masalah
yang dialami oleh siswanya. Sekarang ini masih dapat ditemukan guru yang
bermasalah dalam menjalankan tugasnya. Guru belum dapat menampilkan
kepribadian yang baik di depan siswanya baik dalam proses belajar mengajar
maupun dalam kehidupan sehari - hari. Masih ada sebagian guru yang mengajar di
sekolah belum dapat menunjukkan karakteristik kepribadiannya, seperti
pembawaan yang sering marah, kurang ramah, kurang kreatif, masuk kelas sering
terlambat, bahkan ada guru yang terkesan cuek atau kurang perhatian terhadap
persoalan yang dihadapi oleh siswanya, padahal semua ini akan mempengaruhi
motivasi belajar mereka.
Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat
penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu yang berpengaruh dengan kegiatan belajar. Dalam hal belajar,
motivasi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong
atau memberikan semangat kepada seseorang agar lebih giat lagi dalam belajarnya
untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi belajar siswa meningkat
ketika para guru menciptakan lingkungan belajar yang menarik dengan
menyajikan karakteristik pribadi yang siswa anggap menarik, sabar, mengarahkan
siswa untuk tahu tujuan materi pelajaran yang berusaha dipenuhi dan membuat
pelajaran berharga untuk dipelajari. Apabila hal ini diabaikan maka sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mungkin proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Penulis telah
mengamati berbagai persoalan yang perlu untuk dibahas salah satunya mengenai
pentingnya kepribadian guru ini.
SD PL Sugiyopranoto adalah salah satu sekolah swasta Katolik di Klaten
yang memiliki misi untuk mendampingi siswa melalui pendidikan formal dan
informal yang mencakup segi humanitas, sosialitas, religiositas, intelektualitas
dengan pendekatan yang luwes dalam suasana persaudaraan sejati yang saling
asih, asah dan asuh. Itu sebabnya sosok guru berperan besar dalam
mewujudnyatakan misi dalam sekolah tersebut. Guna menanggapi permasalahan
dan urgensi pentingnya peningkatan kompetensi kepribadian guru bagi
peningkatan motivasi belajar siswa, penulis menyusun skripsi dengan judul
“Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah
pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian guru dan pengaruhnya
terhadap motivasi belajar siswa?
2. Sejauh mana kompetensi kepribadian guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV dan V?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian
guru sehingga motivasi belajar siswa kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto
Klaten dapat meningkat.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:
1. Memahami pengertian kompetensi kepribadian guru dan pengaruhnya
terhadap motivasi belajar siswa.
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi kepribadian guru SD PL
Sugiyopranoto Klaten terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV
dan V.
3. Menyampaikan usaha konkrit yang dapat dilakukan sebagai sumbangan
pemikiran yang tepat untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru agar
motivasi belajar siswa meningkat.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa PAK
Penulisan skripsi ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya
mengembangkan kepribadian diri terutama sebagai calon Guru Agama
Katolik sehingga kelak setelah tiba saatnya berkarya segala sesuatunya sudah
terbangun dengan sendirinya menjadi guru yang dapat membuat anak nyaman
dan motivasi anak untuk belajar semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagi Para Guru
Informasi dan makna yang diperoleh dari skripsi ini dapat dimanfaatkan oleh
para guru sebagai bahan refleksi mendalam bagi pelaksanaan pengajaran
dengan lebih memperhatikan, menerapkan dan meningkatkan kompetensi
kepribadiannya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Diharapkan
sekolah
memperhatikan
dan
mengembangkan
kualitas
kompetensi kepribadian para guru di sekolah serta mengadakan evaluasi
refleksi secara teratur.
4. Bagi para pembaca
Semoga tergerak untuk pentingnya meningkatkan kualitas kepribadian diri
agar dapat membuat orang lain nyaman dekat dengan kita dan kita mampu
menjadi berkat untuk orang lain.
F. Metode Penulisan
Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu
menerangkan pengertian kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa.
Kemudian guna mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar siswa diadakan sebuah penelitian menggunakan wawancara
dengan beberapa guru dan penyebaran kuesioner bagi siswa, kemudian hasil
penelitian dianalisis dan dijelaskan. Terakhir, penulis memberikan sumbangan
pemikiran berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian yang diharapkan
berguna bagi para guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Sistematika Penulisan
Bab I menyampaikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II memberikan gambaran tentang kompetensi kepribadian guru dan
motivasi belajar siswa. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai kompetensi
kepribadian guru dan motivasi belajar siswa dari beberapa teori dan pendapat para
ahli.
Bab III mengemukakan mengenai gambaran faktual, berisi gambaran
umum mengenai SD PL Sugiyopranoto Klaten, penelitian mengenai pengaruh
kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa, laporan dan
pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut terhadap hasil penelitian
menurut masing-masing variabel dan kesimpulan hasil penelitian.
Bab IV membahas sumbangan pemikiran penulis sebagai tindak lanjut dari
BAB II dan III dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru
agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Penulis mengusulkan kegiatan
rekoleksi untuk pengembangan kepribadian guru dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Bab V berisikan penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama
membahas kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan, tujuan penulisan
skripsi serta didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisikan saran
yang ditujukan kepada para guru, siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto dan Program
Studi Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA
Pada bab sebelumnya, penulis telah menyampaikan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan yang kemudian ditindaklanjuti dengan
memberikan gambaran tentang kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar
siswa secara lebih mendalam. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai kompetensi
kepribadian guru dan motivasi belajar siswa dari beberapa teori dan pendapat para
ahli serta memaparkan pengaruh kompetensi kepribadian terhadap motivasi
belajar siswa sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penulisan
skripsi ini.
Bab II ini menjelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab seorang guru
untuk membina, mendampingi dan mendidik para siswa, yang pada dasarnya
dituntut juga untuk menggerakkan dan membangun motivasi belajar siswa.
Memotivasi siswa merupakan langkah awal yang dilakukan guru sebelum
memulai proses belajar mengajar. Jika guru telah mampu membangun motivasi
belajar siswa, maka guru telah membangun kemudahan bagi siswa. Selain itu,
guru sering menduduki posisi sebagai orang yang penting dan diteladani.
Kadangkala sikap dan perilaku guru menjadi role model bagi siswa maupun
orang di sekitarnya. Inilah kriteria sederhana sosok seorang guru yang
kepribadiannya sungguh berperan penting dalam menggerakkan motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
siswa menuju tahap yang maksimal dalam suatu proses pembelajaran. Guru secara
umum memiliki hak, kewajiban, status dan kedudukan yang telah diatur oleh
undang-undang. Namun, secara khusus seorang guru Kristiani memiliki tanggung
jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan dari pribadi Yesus Kristus Sang
Guru Sejati.
Selanjutnya, pada bagian pertama bab ini penulis akan membahas
mengenai kompetensi kepribadian guru yang meliputi pemahaman dasar tentang
guru, kemudian penulis menguraikan tentang pengertian kompetensi kepribadian.
Bagian kedua bab II menjelaskan tentang motivasi belajar. Secara rinci, bagian ini
meliputi
pengertian
belajar,
prinsip-prinsip
belajar,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar, pengertian motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan
cara menumbuhkan motivasi belajar. Pada bagian akhir bab ini, penulis akan
menjelaskan hubungan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa
A. Kompetensi Kepribadian Guru
1. Pemahaman Tentang Guru
Guru selalu dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak
di sekolah, di lembaga pendidikan dan mereka yang harus menguasai bahan ajar
yang terdapat di dalam kurikulum. Secara umum, baik sebagai pekerjaan ataupun
profesi, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang
amat penting. Menurut Suparlan (2005: 12-13), “Guru adalah seseorang yang
memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan atau
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat atau siswa.” Dengan demikian, guru tidak hanya dikenal secara formal
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, dan pembimbing, tetapi juga sebagai social
agent hired by society to help facilitate members of society who attend schools
(Cooper, Classroom Teaching Skills, 1986:2).
Lebih lanjut, Suparlan (2015: 13) mengungkapkan pendapat Zakiyah
Daradjat yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karena guru
telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anakanak. Kemudian jika dilihat secara formal, guru telah memperoleh surat
keputusan, serah terima jabatan maupun menduduki jabatan tertentu di sekolah
dimana ia juga mempunyai hak dan kewajiban sesuai kode etik seorang guru.
Pengertian tentang guru sebagai pendidik dinyatakan pula dalam Undang-Undang
No 20 Tahun 2003 yang dirumuskan oleh pemerintah mengenai Sistem
Pendidikan Nasional bahwa “Pendidik merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.”
Berdasarkan ketentuan tersebut, guru memiliki tanggung jawab dan peran
yang kompleks. Profesionalisme menunjuk kepada tingkat penampilan guru
sebagai seorang yang profesional dalam melaksanakan profesinya yang mulia.
Guru adalah tenaga kependidikan yang melaksanakan proses pengajaran dan
pembelajaran secara profesional. Profesionalisme guru didukung oleh tiga hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yaitu keahlian, komitmen, ketrampilan. Oleh sebab itu, pemerintah merumuskan
peraturan perundang-undangan dan mengeluarkan standar kompetensi sebagai
sarana pengembangan serta peningkatan profesionalisme seorang guru.
Guru ialah pendidik yang menjadi faktor penentu kesuksesan setiap usaha
pendidikan baik dalam persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. Seperti halnya
setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat
belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha
pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
posisi guru dalam dunia pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan juga banyak
dipengaruhi oleh mutu gurunya. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu
mengembangkan dirinya dengan berbagai keterlibatan kegiatan bimbingan,
pelatihan, seminar, lokakarya dan penelitian. Guru harus dapat membantu siswa
untuk memperoleh pembelajaran, pengetahuan dan perilaku, karena pendidikan
seharusnya dipahami sebagai proses yang tidak hanya mewariskan pengetahuan
(transfer of knowledge) tapi juga bagaimana membimbing siswa agar menjadi
pribadi yang berkualitas secara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Jamal Ma’mur Asmani (2009: 22-23) menjelaskan dalam menghadapi era
global, guru diharapkan tidak hanya cakap membekali siswa dalam hal
kompetensi akademik, namun bagaimana guru juga menciptakan hubungan yang
baik dengan siswa. Pada kenyataannya, guru sangat diharapkan mampu memberi
inspirasi dan berkepribadian baik. Guru juga menempati kedudukan yang
terhormat di masyarakat. Kewibawaan guru yang menyebabkan mereka
dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahwa guru dapat mendidik siswa agar mereka menjadi orang yang
berkepribadian mulia. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka
dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat untuk membimbing
dan membina siswa.
Kembali, Suparlan (2005: 29-32) berpendapat bahwa guru dicitrakan
memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (educator, manager,
administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, dinamisator, evaluator,
dan facilitator). Sebagai educator, guru memiliki peran yang utama, khususnya
untuk para siswa pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih
tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role mode, memberikan contoh
dalam hal sikap dan perilaku, membentuk kepribadian siswa serta diri sendiri
terkait profesi keguruan.
Peran sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara
bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang
ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup. Selain itu
leader adalah pemimpin. Seorang guru diharapkan mampu memimpin baik
sebagai seorang pribadi maupun kelompok. Guru yang mampu memimpin dirinya
sendiri dapat memberikan jaminan kedewasaan untuk mengontrol emosi dan
bertindak kritis baik saat berhadapan dengan para siswa, rekan guru maupun
kepala sekolah .
Sebagai motivator, guru diharapkan mampu meningkatkan semangat dan
gairah belajar yang tinggi. Siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi baik
motivasi dari dalam dirinya sendiri (intinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
utamanya berasal dari gurunya sendiri. Sebagai motivator, guru hendaknya
mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan
motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik
malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan para siswa. Peranan guru sebagai
motivator sangat penting dalam interaksi edukatif dengan para siswa, karena
menyangkut inti dari pekerjaan seorang guru yang membutuhkan kemahiran
sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Guru merupakan profesi yang dihargai secara profesional dari status,
kedudukan, hak dan kewajibannya. Tugas guru merujuk pada pekerjaan yang
profesional antara lain mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, menginspirasi, dan mengevaluasi perkembangan dan kemampuan siswa
di tempat ia melakukan tugas profesinya, baik di ruang kelas sekolah maupun di
luar sekolah. Dengan demikian, untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, seorang guru dituntut memiliki beberapa kompetensi tertentu sebagai
bagian dari profesionalisme guru. Seiring dengan tuntutan zaman yang semakin
berkembang, guru yang profesional dituntut pula untuk membekali dirinya dengan
beberapa kompetensi keguruan yang mencakup aspek kepribadian, penguasaan
ilmu dan bahan pelajaran serta ketrampilan dalam mengajar dan kemudian cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa maupun relasinya dengan
lingkungan sosial.
Suyanto (2013: 1) mengutip pendapat McLeod yang mendefinisikan
kompetensi sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Seorang ahli penelitian
Trianto (2010: 22) juga menjelaskan pengertian kompetensi secara umum yaitu
kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga
diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap dan
perilaku yang dilakukan serta direfleksikan melalui tugas, jabatan maupun
profesional. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi pada dasarnya menyangkut
kemampuan kognitif (intelegensi), afeksi (sikap), psikomotorik (perilaku) dan
transendental (moral-religius).
Menurut Barlow dalam Muhibbin Syah (2014: 229) “kompetensi guru
(teacher competency) merupakan the ability of a teacher to responsibly perform
his or her duties appropriately.” Artinya kompetensi guru merupakan
kemampuan dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung
jawab dan layak. Oleh sebab itu, kedudukan guru dan dosen secara yuridis diatur
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 yang hakikatnya mengakui
eksistensi guru sekaligus memberikan perlindungan dan pengakuan yang lebih
pasti terhadap profesi guru. Hal ini menunjukkan bahwa profesi guru secara tegas
dilindungi, dihargai, dijamin dan diakui keberadaannya oleh hukum. Guru wajib
memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lebih dari itu, Suparlan (2005: 93) juga menegaskan bahwa kompetensi
guru merupakan kombinasi kompleks dari pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan
nilai-nilai yang ditunjukkan oleh guru dalam konteks kinerja tugas yang diberikan
kepadanya. Berdasarkan pengertian tersebut maka perlu adanya standar
kompetensi guru sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku bagi seorang guru agar semakin
layak untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi
dan jenjang pendidikan untuk meningkatkan kemampuan guru.
b. Pengertian Kepribadian Guru
Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang
mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan panggilan atau tuntutan hati nurani
adalah tidak mudah, karena kepadanya lebih banyak dituntut suatu pengabdian
kepada anak didik daripada karena tuntutan pekerjaan. Oleh sebab itu, wajarlah
bila dikatakan bahwa guru adalah cerminan pribadi yang mulia. Syaiful Bahri
(2005: 3) menjelaskan bahwa figur guru yang mulia ialah sosok guru yang dengan
rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, demi membimbing,
mendengarkan keluhan, menasihati, membantu kesulitan mereka dalam segala hal
yang bisa menghargai aktivitas belajarnya, merasakan kedukaan bersama-sama
dengan mereka pada waktu senggang, berbicara dan bersenda gurau di sekolah
maupun di luar jam pelajaran. Kembali Syaiful Bahri (2005: 42) menegaskan
bahwa “Guru adalah spiritual father atau bapak rohani seorang anak didik.” Guru
diharapkan senantiasa memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak
maupun keagamaan. Maka menghormati guru berarti menghormati anak didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menghargai guru berarti memberikan penghargaan terhadap mereka karena
dengan peran guru, mereka berkembang dan guru dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya sebagai seorang pribadi yang terpanggil.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi
yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru
lainnya. Ibarat 2 orang yang kembar pasti tetap memiliki ciri khas yang berbeda
satu sama lain. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya
dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah unsur individu yang terdiri dari
unsur psikis dan fisik. Seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu
gambaran dari kepribadian orang tersebut. Baik tidaknya citra seseorang
ditentukan oleh kepribadiannya.
Gordon Allport dalam Inge Hutagalung (2007: 1), seorang psikolog
Jerman yang merupakan pakar kepribadian berpendapat bahwa “Kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.”
Kemudian, Sumadi Suryabrata (1986: 240) menjabarkan pendapat Allport
tersebut bahwa organisasi dinamis menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu
selalu berkembang dan berubah serta menghubungkan berbagai komponen
kepribadian yang bukan hanya mental namun juga tubuh dan jiwa yang memiliki
peran aktif dan unik dimana pribadi yang satu berbeda dengan yang lain dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini semakin menguatkan bahwa
kepribadian guru sungguhlah amat penting diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut tinjauan psikologi Reber dalam Muhibbin Syah (2014: 225),
kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan aspek perilaku mental
(pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan
nyata). Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu,
sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap. Kepribadian dapat
menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah
sebaliknya. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat
dijadikan inspirasi. Kepribadian seorang guru adalah faktor yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber
daya manusia.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Profesor Doktor Zakiyah Daradjat
dalam Muhibbin Syah (2014: 225) yang menegaskan pentingnya kepribadian
seorang guru:
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan
pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau
penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang
masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan
untuk memahami kepribadian (personality) dirinya yang diperlukan sebagai
panutan para siswa. Terkait dengan kepribadian, guru diharapkan mampu
mengenali ciri khas kepribadian seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah
(2014: 225) bahwa keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi
fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dimaksudkan ialah kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan yang
memadai dalam situasi tertentu.
Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir
dan beradaptasi. Selain itu juga mempunyai daya tahan terhadap hal yang
terlampau dalam pengamatan dan pengenalan, sehingga ketika mengamati dan
mengenali situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis
dengan penuh pertimbangan akal sehat. Hal lain yang menjadi faktor yang turut
menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis
Keterbukaan ini merupakan dasar dari kemampuan dan kewenangan dalam
melaksanakan tugas keguruan yang harus dimiliki setiap guru. Guru yang terbuka
secara
psikologis
biasanya
ditandai
dengan
kesediaannya
untuk
mengkomunikasikan dirinya dengan siswa, teman guru dan lingkungan tempat
kerjanya. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas, berempati dan menjadi panutan.
Keterbukaan psikologis perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan
perasaan orang lain serta diperlukan utuk menciptakan suasana hubungan
antarpribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk
mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa batasan sesuai kebutuhan para
siswanya. Karena kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap siswa, maka
guru perlu memiliki ciri sebagai orang yang berkepribadian matang dan sehat
seperti yang diungkapkan oleh Suyanto dan Asep Jihad (2013: 16-17) berdasarkan
pendapat dari Allport dan Elizabeth B. Hurlock sebagai berikut:
Allport
mengemukakan
kepribadian matang:
bahwa
ciri-ciri
orang
yang
mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Extension of the sense of self (perluasan perasaan diri) ialah kemampuan
seseorang untuk berpartisipasi dan menyenangi aktivitasnya, mengidentifikasi
diri dalam hubungan dengannya orang lain, meningkatkan kesadaran diri dan
merencakan masa depannya.
2. Warm relatedness to other (mengakrabkan diri dengan orang lain) ialah
kemampuan untuk menjalin relasi dengan kasih sayang dan keintiman yang
melibatkan hubungan cinta dengan orang lain yang diungkapkan dengan
perasaan saling menghormati dan menghargai.
3. Self acceptance (penerimaan diri) ialah kemampuan untuk mengontrol emosi
dan mampu menjauhi sikap berlebihan serta mengusahakan sikap tolerasi dan
mau menerima diri apa adanya.
4. Realistic perception of reality (persepsi atau pandangan yang realistis) ialah
kemampuan untuk memandang orang, obyek, dan situasi seperti apa adanya.
Kemampuan untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas dengan
realistis serta berorientasi pada persoalan yang sedang dihadapi bukan hanya
pada diri sendiri dengan menghindari rasa panik atau rendah diri.
5. Self objectification : objektifitas diri: insight dan humor ialah kemampuan
untuk memandang secara objektif diri sendiri dan orang lain. Seseorang
membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri dan orang
lain untuk menemukan sesuatu yang menyenangkan dan menghubungkan
temuannya secara positif dengan dirinya sendiri dan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
6. Unifying philosophy of life (menyatukan filsafat hidup) ialah kemampuan
untuk memiliki pedoman hidup dan menyatukan nilai-nilai yang kuat dalam
kehidupannya sehingga seseorang matang dalam membangun tujuan hidup.
Selain kepribadian yang matang, guru juga perlu memiliki kepribadian yang
sehat. Elizabeth B. Hurlock
dalam Suyanto dan Asep Jihad (2013: 17)
menjelaskan kepribadian yang sehat
seperti mampu menilai diri, situasi dan
prestasi yang diperolehnya secara realistis, menerima tanggung jawab,
kemandirian, dan dapat mengontrol emosi. Selain itu, mampu berorientasi tujuan,
berorientasi keluar dari dirinya, diterima secara sosial, memiliki filsafat hidup dan
situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan. Dalam konteks kepribadian guru,
kepribadian yang matang dan sehat menunjukkan bahwa guru harus memiliki
kemampuan untuk menilai diri sendiri sehingga dia dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan dirinya. Guru juga harus mampu mengendalikan diri dan
memecahkan berbagai permasalahan, baik yang berkaitan dengan dirinya maupun
dengan siswa. Selain itu, guru juga harus bisa menerima masukan untuk perbaikan
pembelajaran serta mengembangkan kemampuan pribadi melalui pembelajaran
yang terus menerus.
Alexander Meikeljohn dalam Syaiful Bahri (2005:41) mengatakan : “No
one can be a genuine teacher unless he is himself actively sharing in the human
attempt to understand men and their word”. Artinya tidak seorang pun dapat
menjadi guru yang sejati kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari
anak didiknya dan berusaha untuk memahami semua anak didik serta katakatanya. Guru yang dapat memahami kesulitan anak didik dalam hal belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kesulitan lainnya di luar masalah belajar, yang bisa menghambat aktivitas belajar
anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya. Seperti itulah sosok
guru yang sangat dirindukan sekarang ini. Donald R. Cruickshank (2014: 106)
menyebutkan bahwa guru diharapkan mengenakan atribut kepribadian yang
memotivasi mencakup antusiasme, variasi, kehangatan dan rasa humor. Dapat
disimpulkan bahwa sosok guru seperti yang telah diuraikan di atas tersebut dapat
membantu siswa untuk terlibat dan tertarik pada pembelajaran serta menyenangi
pelajaran dan guru yang mengajar sehingga proses belajar mengajar berjalan
sukses.
c. Kompetensi Kepribadian Guru
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan secara
rinci mengenai beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi guru terkait kompetensi
kepribadian diantaranya sebagai berikut:
1. Guru diharapkan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional Indonesia dengan menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal dan
gender. Selain itu, guru diharapkan mampu menjaga sikap dan perilakunya
sesuai norma agama hukum dan norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. yang dianut.
2. Guru dituntut untuk mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat di sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
Guru diharapkan bangga menjadi guru yang professional, memiliki
konsistensi dalam bertindak, menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi, menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Selain itu guru
diharapkan menjadi pribadi yang berwibawa dengan memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yang disegani.
4. Guru memiliki sikap yang menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri
5. Guru juga memahami, menerapkan, menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai
dengan kode etik profesi guru.
Suparlan (2005: 93) mengartikan standar kompetensi guru sebagai suatu
ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan perilaku bagi seorang guru agar kelayakan untuk menduduki
jabatan fungsionalnya sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang
pendidikannya. Mutu pendidikan amat ditentukan oleh mutu gurunya. Maka untuk
meningkatkan mutu pendidikan, perlu kiranya juga meningkatkan proses
pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas, menyenangkan dan mencerdaskan
yang itu semua dilakukan oleh guru yang bermutu. Guru diharapkan
meningkatkan dedikasi dan kompetensinya secara terus menerus. Oleh sebab itu,
pemerintah mengeluarkan standar kompetensi guru yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur kualitas guru untuk pemetaan, penilaian maupun pembinaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dalam merumuskan arti kompetensi Suyanto dan Asep Jihad (2013:39)
mengungkapkan pendapat Len Holmes bahwa “A competency is a description of
something which a person who works in a given occupational yang area should
be able to do. It is a description of an action, behavior or outcome which a person
should be able to demonstrate. Artinya kompetensi merupakan deskripsi tentang
apa yang dapat dilakukan seseorang dalam bekerja dan wujudkan dari pekerjaan
tersebut yang dapat terlihat. Begitu juga seorang guru, ia bisa dikatakan memiliki
kompetensi mengajar jika ia mampu mengajar siswanya dengan baik berupa
kegiatan, perilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan dalam proses belajar
mengajar. Selain itu ia mampu mewujudnyatakan berbagai kualifikasi akademik
dan peraturan kode etik guru secara utuh dan menyeluruh .
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh dan pelopor pendidikan yang telah
mendirikan sekolah Taman Siswa, mengemukakan bahwa guru hendaknya
memegang semboyan “Ing ngarso sung tuladha, Ing Madya Mangun karso, Tut
Wuri Handayani,” artinya bahwa guru di depan harus menjadi teladan yang baik,
membangkitkan motivasi belajar siswa dengan karya dan gagasan yang sesuai
serta guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan dari belakang. Sebagai
guru maupun calon guru kita dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan
dirinya pola panutan siswa di sekolahnya. Seorang guru dituntut harus mampu
membangkitkan semangat berkarya dan berkreasi bersama siswa yang
dibimbingnya serta harus mampu mendorong siswa yang diasuhnya agar berani
berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Berdasarkan semboyan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tersebut kiranya penting jika guru memperhatikan kemampuannya terutama dalam
membangkitkan motivasi para siswa melalui kepribadiannya.
Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan untuk
mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan
untuk maju kepada anak didik. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah
ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi siswanya terutama bagi anak
didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar).
Deni Koswara (2008: 52) juga menegaskan bahwa guru dianggap sebagai
suatu profesi bilamana jabatan itu memiliki persyaratan dasar, ketrampilan teknik
serta didukung oleh kepribadian yang mantab. Guru harus selalu berusaha
memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat citra baik
dan kewibawaanya, terutama di depan para siswanya. Di samping itu, menurut
Jamal Ma’Mur Asmani (2009: 114) guru juga harus mengimplementasikan nilainilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama. Sekali saja guru didapati
berbohong, apalagi kepada siswanya, maka siswa akan berpendapat bahwa guru
tersebut tidak baik dan kewibawaan sang guru akan diragukan yang akan
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab tampilan kepribadian
guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme siswa.
3. Tipe-tipe kepribadian
Proses pendidikan dan pengajaran dipengaruhi pula oleh tipe kepribadian
guru itu sendiri. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda
satu sama lain. Berdasarkan observasi dan analisis Hippocrates dan Galenus
tentang 4 golongan perilaku manusia yang disebabkan karena keadaan zat cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang ada dalam tubuhnya, Alex Sobur (2013:314) mengembangkannya dalam
bentuk potret diri dan tipe – tipe kepribadian seseorang diantaranya:
1. Melancholicus (melankolis) yaitu seseorang yang banyak empedu hitamnya
dengan kecenderungan tekanan jiwa. Seseorang dengan tipe ini selalu
bersikap murung, pesimis dan selalu menaruh rasa curiga. Seorang guru yang
melankolis
biasanya
menginginkan
ketertiban
dan
kepekaan
serta
menginginkan orang lain memahami dirinya. Ia selalu mengedepankan
perasaan daripada rasio, namun ia peka terhadap perasaan siswanya. Selain
itu guru ini mempunyai kreativitas yang mendalam dan menginginkan
pekerjaannya bermutu terlihat dari caranya mengajar dengan tegas dan sesuai
ketentuan yang ada.
2. Sanguinicus (sanguinis) yakni seseorang yang banyak darahnya dan berenergi
tinggi. Seseorang dengan tipe ini selalu menunjukkan wajah yang berseri –
seri, cukup demokratif (bergerak, melompat, dan melambai), selalu gembira,
antusias dan bersikap optimistis terhadap segala sesuatu. Perilaku sanguinis
membuat suasana kelas fresh dan mencairkan situasi yang tegang. Seorang
guru yang sanguinis akan memasuki kelas dengan ramah, santai dan
tersenyum serta ceria. Biasanya guru tersebut memiliki cara mengajar yang
menyenangkan, pandai bercerita dan membuat humor. Selain itu, ia dapat
mendramatisasikan sebuah cerita dengan hidup dan menyenangkan.
3. Flegmaticus (flegmatis) yaitu seseorang yang banyak lendirnya. Seseorang
dengan tipe ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis,
pembawaannya tenang dan pendiriannya tidak mudah berubah. Seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang flegmatis adalah guru yang selalu ingin dihormati, pendiam dan cepat
berpuas diri sehingga ia akan berusaha supaya para siswanya selalu
menghormati dan menghargainya. Karena sifatnya yang tersembunyi dan
tidak jelas kemauannya serta tidak banyak bicara, menyebabkan ia suka
mengamati dari jauh tanpa memberi komentar. Guru yang flegmatis selalu
memikirkan gaya dan metode yang mudah dan tidak terlalu rumit.
4. Cholericus (koleris) yakni seseorang yang mempunyai banyak empedu
kuningnya. Seseorang dengan tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun mudah
marah dan sulit untuk mengendalikan dirinya (garang dan agresif). Guru yang
koleris biasanya bekerja secara konsisten, produktif, tegas, kaku, penuh
aturan dan perintah, cepat tersinggung, mudah marah, berusaha supaya para
siswa patuh dan hormat. Proses belajar mengajar mengikuti cara dan aturan
guru. Gaya mengajar guru lebih diutamakan daripada mengikuti gaya belajar
siswa. Guru yang koleris cenderung memberikan hukuman kepada siswa
yang bersalah. Metode dan gaya pengajarannya cenderung tidak melibatkan
siswa.
Setiap tipe kepribadian memiliki keunggulan dan kelemahannya masingmasing. Tipe-tipe kepribadian memberikan pengaruh tersendiri terhadap proses
belajar mengajar. Seorang guru yang baik sebaiknya bukan saja mengajar
berdasarkan tipe kepribadiannya sendiri namun diharapkan juga memahami dan
menindaklanjuti tipe kepribadian, situasi dan karakteristik masing-masing siswa.
Tipe-tipe kepribadian tersebut bukan tolak ukur mutlak seseorang terhadap
kepribadiannya
namun
seseorang
dapat
belajar
untuk
mengenali
tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kepribadiaanya serta belajar untuk mengembangkan nilai-nilai berdasarkan tipe
kepribadian yang lain terutama demi keperluan mengajar bagi seorang guru untuk
menentukan perilaku, pendekatan dan gaya mengajarnya.
4. Kepribadian Guru Kristiani
Dalam konteks sekolah yang menjunjung prinsip dasar Kristiani,
pendidikan sangat dijunjung tinggi dengan tujuan utama seperti yang tertuang
dalam Gravissium Educationis artikel 1 yaitu memperkembangkan setiap pribadi
secara utuh demi memperjuangkan kesejahteraan umum dengan menanggapi dan
mewartakan karya Allah. Salah satu tokoh utama yang berperan dalam
penyelenggaraan proses pendidikan tersebut ialah para guru Kristiani. Guru
Kristiani bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi tanggung jawab
dan identitas kekristianiannya tanpa mengesampingkan tugas perutusan dari
lembaga terkait. Guru Kristiani memiliki hak, kewajiban, status dan kedudukan
yang sama dengan guru secara umum, namun guru Kristiani memiliki tanggung
jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan dari pribadi Yesus Kristus Sang
Guru Sejati. Guru dipanggil untuk menyempurnakan perjalanan hidup muridnya
sehingga mereka menemukan “Guru Sejati” yaitu Allah sendiri. Yesus Sang Guru
Sejati memiliki kepribadian yang amat istimewa untuk mengajarkan kebaikan
melalui perumpamaan, mencintai anak-anak, mengenal dan mengarahkan anaknya
bagaikan gembala menggiring dombanya hingga memberikan diri sepenuhnya di
kayu salib. Para guru menjadikan hidup anak didiknya sebagai pribadi yang
mereka hormati sebagai subyek dan kebutuhan mereka menjadi perhatian yang
utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Seorang guru yang mempunyai jiwa pelayanan yang besar. Ia akan
mengalami berbagai hal yang positif dan melayani dengan hati. Guru Kristiani
menjadikan semua hari itu hari yang baik, karena ia cinta pada pelajar, pelajaran
dan mengajar. Untuk semakin mendalami perjuangan dan pelayanan seorang guru
maka kisah Jean Donovan memberikan inspirasi. Harris dan Moran dalam Jack L.
Seymour (1997: 58) mengisahkan sosok Jean Donovan sebagai salah satu dari 4
perempuan relawan kelompok pejuang perdamian dan sekaligus seorang aktivis
gerejawi yang ditangkap dan dibunuh di El Salvador pada tahun 1980. Sebulan
sebelum meninggalnya, dia menulis sebuah surat untuk seorang temannya seperti
berikut:
Para Relawan Kelompok Pejuang Perdamaian hari ini pulang dan hatiku
tenggelam. Bahaya sangat jelas dan mereka telah mengambil keputusan
yang tepat untuk meninggalkan El Salvador... Sekarang, saya harus
mengambil sikap, karena saya tidak ingin bunuh diri. Beberapa kali saya
telah memutuskan untuk pulang juga. Dan itu hampir saya lakukan,
kecuali karena anak-anak, yang miskin dan menderita yang menjadi
korban tindakan kekerasan yang ganas yang dilakukan oleh orang-orang
dewasa. Siapa yang akan memperhatikan mereka? Hati mana yang akan
tetap teguh pada pilihan yang amat rasional di tengah lautan air mata dan
ketidakberdayaan? Bukan hatiku, sahabatku, sungguh bukan hatiku.
Jean Donovan memutuskan tetap tinggal di El Salvador walaupun para
relawan lain pulang. Ia dengan tegas mengambil keputusan untuk tetap melayani
anak-anak. Ia sempat berpikir untuk pulang juga namun ia melihat anak-anak
yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan. Ia tidak
berdaya untuk meninggalkan anak-anak dan sebagai pilihan yang rasional, namun
ia tetap memperhatikan anak-anak karena belas kasih dan pelayanan. Dalam
konteks ini, tokoh Jean Donovan memiliki kepribadian yang mantab dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengambil keputusan yang tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri.
Kepentingan anak-anak sungguh diutamakan. Kepribadian seperti Jean Donovan
telah mencapai puncak kematangannya. Jean Donovan menjadi sumber inspirasi
bagi pengembangan kepribadian para guru Kristiani yang mencintai anak didik
dengan sepenuh hati seperti halnya mencintai Allah dan diri sendiri.
Untuk memperdalam mengenai perkembangan kepribadian, pendapat
Gabriel Moran dan Maria Harris (1997: 61) memberikan suatu pengertian bahwa
seorang pribadi adalah seorang yang mendengarkan kedalaman batinnya dan
selanjutnya menanggapinya melalui tindakan nyata. (A person is one who listens
inwardly and the responds with outward action). Tindakan nyata tersebut bukan
hanya demi diri sendiri, namun juga untuk relasi dengan orang lain dan Tuhan.
Mereka berpendapat kepribadian memiliki 2 dimensi yaitu kedalaman hidup
(inwardness/inner life/interiority) dan relasinya dengan yang lain baik itu Allah,
sesama dan seluruh alam ciptaan yang terwujud dalam tindakan nyata (outer
activity). Kedua dimensi tersebut saling berkaitan dan tindakan nyata merupakan
cerminan dari kedalaman batin. Kedalaman batin mempengaruhi setiap tindakan
nyata baik itu pelayanan, pengabdian dan kesediaan hati.
Dimensi pertama dari kepribadian manusia itu berhubungan dengan
kedalaman hidup atau hidup batin seseorang. Pengembangan hidup batin dapat
dilakukan dengan latihan rohani, sharing dalam komunitas yang memperkaya,
mengadakan rekoleksi/retret dan membaca buku spiritual atau praktek lectio
divina. Maria Harris dan Gabriel Morran (1997: 63-66) menyampaikan 3 langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang perlu dilakukan untuk pendidikan dan perubahan seseorang menuju
kedalaman batinnya yaitu hening, mendengarkan dan melakukan Sabat.
1. Silence
Seseorang yang ingin memiliki kedalaman batin, harus mempelajari beberapa
langkah dan pola untuk masuk ke dalam keheningan. Dalam keheningan
seseorang dapat menjadi dirinya yang sesungguhnya. Keheningan batin
membutuhkan ketekunan dan kedisiplinan untuk menyisihkan waktu menjauh
dari gangguan dan keramaian untuk bertemu dengan Allah Sang Terang. Pada
jaman sekarang bukan hal mudah untuk mencapai keheningan.
2. Listening
Harris dan Moran mengatakan alasan pokok orang perlu masuk dalam
keheningan supaya orang dapat mendengarkan kerinduan hatinya maupun
keluhan dan tangisan orang lain. Selain itu, diarahkan juga untuk
mendengarkan hal – hal yang terjadi sehingga mampu mempertimbangkan
mana yang baik dan buruk dari diri sendiri, orang lain serta lingkungan
sekitarnya. Di dalam keheningan orang diharapkan mendengarkan kehendak
Allah dalam hidupnya agar guru dapat melakukan yang terbaik untuk para
siswa, teman guru dan orang tua dalam karya melayani yang bijaksana, adil
dan tegas dalam mengambil keputusan. Mendengarkan dalam keheningan,
juga dimaksudkan untuk pengembangan dan pembaharuan hidup kita sendiri,
komunitas dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Menghidupi Sabbath
Dalam kutipan teks Kitab Suci Keluaran 20:8-11 Sabbath tidak hanya bersifat
ritual-liturgis, melainkan bermakna bagi alam, hewan, anak-anak, pekerjapekerja dan pegawai-pegawai. Pegawai-pegawai diharapkan untuk bebas dari
pekerjaan yang dilakukan setiap hari, seperti yang dilakukan Allah yang
memberikan nasihat untuk beristirahat. Istirahat menjadi
jalan semua
makhluk untuk berkembang mencapai kepenuhannya dan menghindari sikap
untuk mengejar ambisi yang mengakibatkan kecemasan. Melakukan Sabat
merupakan
saat
dimana
seseorang
diminta
untuk
menerima
diri,
menyelesaikan masalah kepribadian, mendengarkan suara hati dan menyadari
panggilan sebagai seorang guru. Sabbath merupakan langkah pembinaan
untuk mencapai kedalaman diri baik untuk diri sendiri maupun siswa yang
kita layani.
Kedalaman batin mempengaruhi tindakan nyata termasuk dalam melayani
sesama. Seseorang memiliki keterkaitan dengan sesama dalam komunitas karena
seseorang yang berkembang dalam komunitas akan mampu berkembang secara
utuh. Dalam memperkembangkan kepribadian perlu adanya hubungan dengan
sesama.
Harris
dan
Moran
menyebut
2
kegiatan
pendidikan
untuk
memperkembangkan tindakan nyata: studi terhadap sumber-sumber kekristenan
dan pelayanan kepada sesama yang membutuhkan. Mengembangkan kedalaman
hidup dan pengetahuan dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar. Studi
terhadap sumber-sumber kekristenan memperkaya diri dan menyegarkan hati serta
semangat kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Mendidik merupakan tugas utama dari pendidikan Kristen. Seseorang
diharapkan mempunyai kedalaman batin melalui keheningan, mendengarkan dan
melakukan Sabat. Seseorang pribadi diharapkan merespon kerinduan hati dengan
tindakan nyata dan studi terhadap sumber-sumber kekristenan serta pelayanan
kepada sesama dan lingkungan. Kedalaman batin dan tindakan nyata saling
terkait. Seseorang adalah makhluk sosial yang saling berhubungan satu sama lain
dan dipanggil untuk bersahabat serta saling melayani. Melalui kisah pelayanan
dan kedalaman hati maupun tindakan nyata, guru diharapkan menghayati
panggilannya sebagai seorang guru dengan bersemangat karena pada dasarnya
mereka mencintai dan menikmati perjalanan pekerjaannya.
Guru yang baik memiliki rasa sukacita ketika akan masuk ke kelas karena
ia merasa bahwa profesinya adalah jantung dan jiwanya. Guru diharapkan juga
penuh sukacita untuk memandang anak didiknya secara positif walaupun kita tahu
anak didik yang dihadapi memiliki latar belakang dan kebiasaan yang beragam.
Parker J. Palmer (1998: 2) menguraikan bahwa “the students we teach are larger
than life and even more complex. To see them clearly and see them whole, and
respond to them wisely in the moment”. Bahwa anak didik yang diajar memiliki
kehidupan yang lebih luas dan kompleks, maka seorang guru perlu melihat secara
jelas dan menyeluruh serta menanggapi mereka dengan bijaksana di setiap waktu
karena anak didik membutuhkan perhatian, penghargaan dan kasih sayang dari
seorang guru yang berkepribadian baik.
Ada guru yang telah mengajar beberapa tahun, memiliki ribuan murid,
selalu menghadiri berbagai seminar pendidikan, melihat orang lain mengajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
membaca buku bahkan mengikuti rekoleksi untuk merefleksikan pengalaman
mengajarnya namun ia belum merasa puas dengan pekerjaannya. Maka guru
khusunya Guru Kristiani harus berusaha untuk menggali potensi dan keahlian
dirinya melalui berbagai proses pengembangan. Parker L. Parmer (1998: 10)
mengatakan bahwa: “good teaching cannot be reduced to technique, good
teaching come from the identity and integrity of the teacher”. Pemikiran ini
mudah dan simple namun implikasinya dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit
karena guru yang memiliki identitas dan integritas yang baik pada jaman sekarang
cukup langka. Tantangan dan godaan mendominasi tugas panggilan serta
perutusannya. Identitas seorang guru merupakan pertemuan dari kedalaman hati
dan perwujudan dari kekuatan yang membuat masing-masing orang bertanya
tentang siapa dirinya dan pertemuan bermacam-macam talenta, kekuatan dan
karakter yang menghiasi hidup seseorang. Sedangkan integritas berkaitan dengan
kepenuhan diri untuk menjadikan identitas tersebut nyata dan lebih baik. Untuk
menemukan identitas dan integritas perlu usaha yang terus menerus salah satunya
dengan menyadari dan menanggapi panggilan sebagai guru secara sepenuh hati.
Kepribadian dan karakter serta pengalaman hidup guru lebih menorehkan
kesan daripada ilmu pengetahuan atau pelajaran yang mereka sampaikan. Guru
Kristiani
menurut Romo A. Mintara Sufiyanta (2009: 70-95) diharapkan
memiliki keutamaan seperti siap sedia, totalitas, cura personalis (cinta kasih dalam
relasi antar pribadi), kerja keras dan mutu, sense of belonging (rasa memiliki),
melayani dengan rendah hati, bijaksana, memperjuangkan kebenaran, mudah
bersyukur dan berpengharapan. Sepuluh keutamaan tersebut pantas diperjuangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dan diteladankan oleh guru Kristiani kepada para muridNya sehingga pribadinya
sungguh dapat membuat anak didik terkesan dan nyaman.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Kemampuan seseorang untuk berkembang dan berbuah merupakan inti
dari belajar yang secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan
keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Belajar sangat penting bagi
siswa untuk bertahan dan menghadapi secara positif tantangan zaman bahkan
persaingan yang semakin ketat. Berdasarkan berbagai pertimbangan, seorang guru
diharapkan mampu mengamati serta menindaklanjuti hasil belajar siswa secara
utuh dan menyeluruh sebab guru yang dalam keadaan siap dan memiliki
kemampuan tinggi dalam menjalankan kewajibannya untuk membantu siswa
menjadi pribadi yang berkualitas. Menurut Winkel (1996: 59), belajar adalah
“Suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuanpemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas”
Belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan
pendidikan, karena menentukan berhasil ataupun tidaknya proses belajar mengajar
yang dialami siswa. Oleh sebab itu, guru sangat diharapkan memahami dengan
benar arti belajar dengan segala aspek maupun factor-faktor yang mempengaruhi
belajar. Muhibbin Syah (2014: 90) menyimpulkan bahwa belajar dapat dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin Syah (2014: 129) kembali menjelaskan secara umum, factorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu: faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari
dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek
fisiologis (jasmaniah) dan psikologi (rohaniah seperti tingkat kecerdasan,
inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal
(faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik sosial
seperti para guru, tenaga kependidikan dan teman-teman sekelas yang
mempengaruhi semangat belajar siswa serta nonsosial seperti gedung sekolah dan
letaknya, rumah keluarga dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Kemudian faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berkaitan dengan hal belajar, motivasi (faktor internal) dan kondisi
lingkungan di sekitar siswa seperti para guru (faktor eksternal) dirasa sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Motivasi merupakan daya penggerak
untuk bertingkah laku secara terarah yang memberikan pengaruh kepada siswa
untuk bersemangat dalam belajar. Selain itu para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
khususnya dalam hal belajar mengajar dapat menjadi daya dorong yang positif
bagi kegiatan belajar siswa.
Faktor yang mempengaruhi belajar lainnya ialah suasana, pendidikan
dapat dikatakan berhasil dan bervisi spiritual dapat sungguh terwujud jika suasana
tempat belajar dijiwai oleh cinta kasih, mendatangkan kebaikan dan mengalir dari
hati nurani seseorang yang berada di dalamnya dengan kebebasan yang sejati.
Seperti yang diungkapkan Romo Heryatno WW, SJ (2012: 17), suasana sekolah
yang dijiwai oleh roh cinta kasih dan kebebasan Injili membuat para siswa merasa
martabatnya dihormati, permasalahan hidupnya dipahami, pertanyaan dan
keluhannya diperhatikan. Suasana seperti ini membuat siswa nyaman dan semakin
menemukan identitas diri dan perannya dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat. Di samping itu suasana kelas yang menggembirakan dan kepribadian
guru yang memotivasi perlu ditekankan sehingga membangkitkan semangat
belajar para siswa. Maka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, guru harus
selalu berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara apapun agar
perhatian mereka terpusat pada pelajaran yang sedang diikuti. Guru diharapkan
juga menyadari bahwa tidak semua pelajaran menarik perhatian siswa. Oleh
karena itu, diperlukan ketrampilan guru dalam membawakan materi untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Pengertian Motivasi Belajar
Winkel (1996: 169) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan hanya
berperanan dalam belajar di sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang
kehidupan yang lain. Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya
penggerak di dalam diri orang untuk melakukan setumpuk aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan tertentu. Motif itu merupakan suatu kondisi internal
(kesiapsiagaan). “Motivasi” adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat
tertentu.
Suyanto dan Asep Jihad (2013: 60-61) mengemukakan kembali pandangan
Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi seseorang yang ditandai dengan
munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald terkandung 3 elemen pokok dalam
motivasi itu, yakni motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, motivasi
ditandai dengan adanya perasaan, dan motivasi dirangsang karena adanya tujuan.
Inti motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar dengan efektif.
Muhibbin Syah (2014: 134) membedakan motivasi dalam 2 macam yaitu
motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrisik adalah hal dan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar seperti perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, teladan orang tua, guru dan
seterusnya yang dapat membantu siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan
motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang
bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi – materi pelajaran
baik di sekolah maupun di rumah.
5. Fungsi Motivasi Belajar
Dalam proses belajar, motivasi memiliki peranan yang sangat penting.
Motivasi dirasakan penting bagi siswa tetapi juga bagi pendidik. Fudyartanto
dalam Prawira (2012: 320-322), mengungkapkan fungsi-fungsi motivasi belajar
sebagai berikut:
1. Motivasi bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu. Motivasi
dalam kehidupan sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah dan
pengorientasi suatu tujuan tertentu. Tingkah laku individu dikatakan bermotif
jika bergerak menuju ke arah tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan
dalam bertindak.
2. Motivasi dapat menjadi penyeleksi tingkah laku bagi seseorang. Motif yang
dimiliki membuat individu yang bersangkutan bertindak secara terarah
menuju pada suatu tujuan yang telah diniatkan oleh individu tersebut. Dengan
kata lain, motif dapat menghindarkan individu dari kebuyaran atau tanpa arah
dalam bertingkah laku untuk mencapai tujuannya.
3. Motivasi dapat memberi energi dan menahan tingkah laku individu. Motif
dapat menjadi pendorong dan daya peningkat. Tetapi energi ini tetap
tergantung pada besarnya motivasi yang dimiliki individu. Jika motivasi itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
besar dan kuat, ia akan memiliki energi psikis yang besar. Sebaliknya, jika
motivasi tersebut lemah maka energi yang dimiliki individu tersebut juga
akan lemah.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar itu akan dapat melahirkan
prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
6. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Seorang guru dituntut untuk memiliki tanggung jawab dan tugas yang
harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru. Tugas utama dan
terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan,
merangsang dan membimbing siswa dalam proses belajar. Maka, dalam
melaksanakan tugasnya, guru harus bisa membangun motivasi siswa untuk
belajar. Sebagai motivator, guru harus berusaha memahami makna motivasi
belajar, mengembangkan pembelajaran, serta berusaha menggerakkan motivasi.
Suyanto dan Asep Jihad (2013: 61-63) mengungkapkan ada beberapa strategi
yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1. Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa secara jelas dan terukur.
Proses belajar mengajar diharapkan dimulai dari penjelasan guru mengenai
tujuan yang akan dicapai secara jelas, mudah dipahami siswa dan terukur.
Semakin jelas suatu tujuan yang hendak dicapai, maka makin bisa mendorong
munculnya motivasi siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Memberikan hadiah
Masing-masing anak ingin dihargai, maka guru sesekali memberikan hadiah
untuk siswa yang berprestasi, baik prestasi besar maupun prestasi kecil,
seperti dapat menjawab pertanyaan guru. Hal ini memacu semangat mereka
untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan memiliki motivasi untuk bisa mengejar siswa yang
berprestasi. Penghargaan tidak selamanya berupa materi, tetapi bisa berupa
pujian pada siswa yang berprestasi.
3. Membuat saingan/kompetisi
Guru berusaha membuat persaingan yang sehat di antara siswanya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar atau berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Memberi pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi diberikan penghargaan atau pujian.
Pujian yang diberikan bersifat membangun, rasional dan tidak berlebihan.
5. Memberi hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar berlangsung. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut berkeinginan untuk mengubah dirinya dan berusaha memacu
motivasi belajarnya. Hukuman kadang terkesan negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Membangkitkan dorongan
Sebagai motivator, guru sudah selayaknya memberikan dorongan kepada
siswanya untuk terus belajar. Strateginya adalah dengan memberikan
perhatian maksimal kepada para siswa yang sedang berupaya meraih
semangat belajar.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Kebiasaan belajar yang baik bagi siswa hanya bisa dilakukan jika guru mau
menjadi teladan bagi siswanya. Guru terlebih dahulu memberikan contoh
bagaimana kebiasaan belajar yang baik. Selanjutnya, guru bisa mendorong
agar siswa lebih banyak menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan belajar
misalnya membaca dan menulis dalam bidang studi tertentu.
8. Membantu kesulitan siswa
Dalam proses belajar mengajar, terkadang siswa mengalami kesulitan belajar
secara individual maupun kelompok. Posisi guru dalam konteks ini adalah
menjadi “pembantu” siswa yang mengalami kesulitan belajar. Saat ini, sifat
terbuka guru sangat penting dan perlu bagi siswa.
9. Menggunakan metode yang bervariasi
Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting untuk
membuat
proses
pembelajaran
tidak
membosankan
sehingga
siswa
termotivasi untuk belajar dengan baik. Siswa yang diajar dengan berbagai
macam metode dipastikan lebih merasa senang menerima pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
10. Menggunakan media
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran haruslah
disesuaikan
dengan
tujuan
pembelajaran.
Jika
tidak,
maka
tujuan
pembelajaran tersebut sukar bahkan tidak akan dicapai. Media pembelajaran
bisa dalam bentuk apapun. Cara ini digunakan untuk lebih memudahkan
siswa
memahami
dan
menyelesaikan
persoalan
pembelajaran
yang
dihadapinya.
Mintara Sufiyanta (2010: 218-223) mengungkapkan 6 ciri khas peranan
guru terhadap muridnya secara personal salah satunya ialah mendorong
antusiasme dan motivasi belajar siswa. Guru dapat memotivasi siswa dengan cara
mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara
mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi, melontarkan
tantangan-tantangan,
serta
memberikan
penguatan
dan
semangat
dalam
mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang efektif seperti ini
sebagai sosok pemimpin yang memotivasi.
Perlu kita ketahui setiap siswa mempunyai tingkatan motivasi yang
berbeda- beda, guru dapat secara kreatif menemukan strategi yang cocok untuk
masing-masing. Ia tahu bagaimana memberikan dukungan kepada murid yang
sudah memiliki motivasi intrisik; sekaligus ia terus mencari jalan bagaimana
memberikan motivasi ekstrinsik bagi murid yang membutuhkannya. Guru yang
mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan membekali para siswa
dengan keahlian strategi belajar sesuai kapasitas dan ketertarikan masing – masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
individu yang akan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, selalu
baru, dan tidak membosankan. Guru yang memiliki dan menampakkan semangat
hidup dan antusiasme merupakan faktor pendukung yang amat penting dalam
memperkuat motivasi siswa.
C. Hubungan Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa
Pada bagian terakhir bab ini penulis akan menjelaskan hubungan
kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar. Jika dilihat dari segi
psikologi, kepribadian guru mempengaruhi peningkatan motivasi siswa untuk
belajar. Guru yang kompeten akan lebih mudah menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga proses belajar mengajar para siswa berada pada tingkat yang lebih
optimal.
Kepribadian guru sangat mempengaruhi perannya sebagai pendidik dan
pembimbing misalnya guru diharapkan membina hubungan baik dengan orang tua
siswa agar dapat mengetahui keadaan masing-masing siswanya. Guru juga
diharapkan memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolahnya
atau masyarakat lebih luas untuk kepentingan pendidikan. Selain itu, ia berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. Oleh sebab itu, kompetensi
kepribadian menjadi syarat penting seorang guru agar semakin berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa dan kemajuan sekolahnya.
Segala aktivitas di sekolah baik pengajaran, ilmu pengetahuan maupun
latihan-latihan ketrampilan harus disertai dengan pembentuan kepribadian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
seharusnya diawali oleh pembentukan kepribadian gurunya. Pengalaman
menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku,
prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus pada diri siswa salah satunya
berasal dari kepribadian guru. Kompetensi kepribadian guru di Indonesia bisa
berkembang karena pengaruh nilai keagamaan dan kesopanan.
Dalam Kompas (2015) diungkapkan bahwa kementerian pendidikan dan
kebudayaan memetakan kompetensi 1,6 juta guru melalui uji kompetensi.
Hasilnya, lebih dari 1,3 juta guru memiliki nilai ujian di bawah 60 dari rentang 0
hingga 100. Fakta negatif ini menunjukkan perlu adanya program terobosan untuk
meningkatkan sumber daya pendidik. Uji kompetensi guru mengukur 4
kompetensi yaitu akademik, pedagogi, sosial dan kepribadian. Ternyata
kebanyakan guru mengajar hanya sebagai profesi, tuntutan pekerjaan maupun
formalitas tanpa memperhatikan sisi pengabdian dan pengembangan diri.
Muchlas Samani (2006: 39) berpendapat bahwa kompetensi kepribadian
merupakan modal dasar bagi guru, khususnya dalam perilaku sehari-hari.
Kompetensi kepribadian seorang guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar, karena guru akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi para
siswa seperti kedekatan baik secara lahir maupun batin, yang semua itu
memunculkan semangat untuk belajar. Jadi kompetensi kepribadian guru sangat
berpengaruh terhadap semangat belajar siswa yang menunjang pula prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Tanpa adanya kompetensi
kepribadian guru, kecil kemungkinan siswa untuk memperoleh prestasi belajar
yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
W.S Winkel (1996: 218) mengungkapkan bahwa semua siswa mengetahui
dari pengalamannya sendiri bahwa guru berperanan sekali dalam keseluruhan
proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada sejumlah kemampuan yang belum
dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada
kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki.
Kepentingan siswa ini harus sungguh diperhatikan dengan sikap empatik, peka,
kritis dan penuh cinta kasih.
Istilah kepribadian menurut Donald R. Cruicshank (2014: 6) menunjuk
pada totalitas karakter, sifat dan perilaku khas pada diri seseorang. Kepribadian
mempengaruhi semua hal yang guru lakukan, termasuk cara mengajar.
Kompetensi kepribadian merupakan sumber kekuatan, inspirasi, motivasi, dan
inovasi bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial
Sebagai
pendidik
guru
berusaha membantu anak menuju
pada
kedewasaan, baik kedewasaan psikologis, sosial dan moral. Sebagai pengajar guru
berusaha mengembangkan intelektual anak supaya memperoleh pengetahuan yang
menjadi dasar kehidupan anak. Sering kali dalam proses pendidikan para siswa
mengalami hambatan-hambatan dan masalah-masalah belajar. Guru yang
menghadapi situasi ini berperan sebagai pembimbing dengan berusaha membantu
para siswa supaya dapat mengatasi hambatan dan masalah belajarnya.
Dalam pembahasan sebelumnya bahwa kepribadian yang harus dimiliki
oleh seorang guru adalah menghayati pekerjaannya sebagai suatu panggilan,
memiliki kedewasaan dan mengajar sebagai pelayanan. Seorang guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dewasa selalu berusaha mengembangkan para siswa menuju pada kedewasaan
secara utuh, dan pekerjaannya dihayati sebagai sesuatu yang bernilai. Guru akan
berusaha semaksimal mungkin melayani para siswanya walaupun banyak
tantangan dan kesulitan. Ia tetap akan mencintai pekerjaannya dan selalu
melaksanakan pekerjaannya atas dasar cinta. Berhasilnya proses pendidikan dan
pengajaran juga ditentukan oleh tipe-tipe kepribadian dan gaya mengajar guru.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sosok seorang guru selalu dikenang di hati
para siswanya, meskipun suatu waktu guru pensiun dari pengabdiannya di sekolah
atau anak didiknya telah lulus. Salah satu kenangan tersebut berkenaan dengan
kepribadian seorang guru dalam menemani siswa belajar. Menjadi seorang guru
yang berkompeten memberikan kewibaan tersendiri yang semakin membuat citra
seseorang semakin baik.
Seorang guru yang ingin memotivasi siswanya menjadi pribadi yang lebih
baik ia terlebih dahulu telah berhasil memotivasi dirinya untuk mengembangkan
kepribadiannya. Seperti yang dikatakan oleh A. Mintara Sufiyanta (2010: 30)
berikut ini:
Memerankan tugas panggilan mengantar orang-orang muda menjadi
pribadi yang semakin dewasa, bijaksana, mencintai Tuhan dan sesama,
bertindak jujur dan adil, serta dapat ikut serta membangun wajah
kemanusiaan menjadi lebih apik, merupakan peziarahan tersendiri bagi
seorang guru seperti Anda. Mengajar dengan demikian seperti berada di
persimpangan jalan: di persimpangan yang satu adalah peziarahan demi
kepenuhan diri, dan di persimpangan jalan yang lain adalah mengantar
anak didik menuju keutuhan pribadi mereka. Di satu sisi mengajar itu
berurusan dengan manusia sebagai pribadi (personal), sedangkan di sisi
lain mengajar itu berurusan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal
yang berlaku di masyarakat (public).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
A. Mintara Sufiyanto (2010: 30) juga mengutip pendapat Parker J. Palmer
bahwa “Jika aku ingin mengajar dengan baik, maka aku harus belajar untuk dapat
berdiri teguh dan punya keyakinan kokoh di tempat dimana dua oposisi ini saling
bersimpangan”. Pada zaman sekarang, manusia perlu untuk mencapai kepenuhan
dirinya sebagai pribadi. Guna mencapai kepenuhan hidup, pendidikan adalah cara
yang tepat sebab tujuan pendidikan adalah mencapai pembinaan pribadi manusia
dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok
masyarakat, mengingat bahwa
manusia termasuk anggotanya dan bila sudah
dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (GE, art 1). Seperti yang
diungkapkan GE bahwa pendidikan bertugas membina seseorang untuk menjadi
pribadi yang utuh. Proses belajar mengajar kiranya dapat diperhatikan bahwa baik
guru maupun siswa berjuang untuk mengembangkan kepribadiannya. Siswa
berkembang untuk menjadi pribadi yang berkualitas baik kognitif, afektif maupun
psikomotoriknya begitu pula seorang guru yang berusaha mengembangkan segala
segi dalam hidupnya guna menunjang perannya untuk membangun kepribadian
siswanya. Kepribadian guru dan siswa berkembang karena ada motivasi maka
diperlukan motivasi untuk selalu melangkah dengan semangat tinggi. Hubungan
antara peningkatan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa
berjalan seiringan dan saling melengkapi.
Oleh karena itu untuk saat ini pembentukan kompetensi kepribadian guru
mutlak untuk dikembangkan. Sikap dan kepribadian guru dapat dibentuk melalui
tindakan atau perlakuan tertentu baik saat menempuh pendidikan maupun di
lingkungan masyarakat. Kompetensi kepribadian sungguh sangat penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
meningkatkan motivasi belajar anak. Anak membutuhkan sosok yang dapat
dijadikan role model. Anak butuh sahabat yang dapat menyentuh hati dan
kesenangannya terutama saat belajar. Anak yang dekat dengan guru dan menjalin
relasi yang baik pastinya akan lebih terkesan untuk belajar. Motivasi belajar
bermuara pada tujuan pendidikan untuk membantu siswa menjadi pribadi yang
berkualitas maka untuk mengusahakan semua itu dibutuhkan pula guru yang
memiliki pribadi yang berkualitas. Hal ini semakin menunjukkan bahwa
pembahasan dalam skripsi ini mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru
terhadap motivasi belajar siswa sangat relevan dan penting untuk diperhatikan
baik oleh para guru sebagai pelaku pendidikan dan para siswa sebagai subjek
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
GAMBARAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN
PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS IV DAN V DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
Bab ini merupakan jawaban dari rumusan masalah kedua mengenai
seberapa besar kompetensi kepribadian guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV dan V
berdasarkan keadaan yang ada. Pada bab sebelumnya penulis telah menjelaskan
tentang pengertian kompetensi kepribadian guru, motivasi belajar serta hubungan
antara kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa yang telah
dijelaskan.
Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi kepribadian guru berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa maka penulis menyusun bab III dalam beberapa
bagian pembahasan. Pada bagian pertama penulis menguraikan gambaran umum
SD PL Sugiyopranoto Klaten yang meliputi sejarah, visi, misi, tujuan, lingkungan
fisik, administrasi organisatorik, akademik dan sosial, keadaan guru dan siswa.
Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang mencakup: latar belakang,
variabel, definisi konseptual, tujuan, jenis, instrumen pengumpulan data,
responden, tempat, waktu serta kisi-kisi instrumen penelitian.
Bagian berikutnya berupa laporan hasil penelitian. Laporan disajikan
berdasarkan penelitian yang diadakan di sekolah, kemudian dibahas dan
dijelaskan. Pembahasan penelitian ini berguna untuk memperoleh gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengenai pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa
kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Bagian akhir bab ini berupa
kesimpulan dari hasil penelitian yang berguna untuk penyusunan upaya pada bab
berikutnya.
A. Gambaran Umum SD PL Sugiyopranoto Klaten
SD PL Sugiyopranoto Klaten merupakan salah satu sekolah karya Bruder
Kongregasi FIC di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur. Para guru dan
karyawan SD PL Sugiyopranoto mengabdi dengan semangat pelayanan Kristiani
dengan berspiritualitaskan ke-Allah-an. Karya pendidikan yang berspiritualitaskan
ke-Allah-an ialah karya yang menekankan sifat Allah penuh cinta kasih dalam
mengajar, menuntun dan menanggapi kebutuhan anakNya menuju pribadi yang
unggul dan berbelarasa. Sekolah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dasar
Kristiani seperti cinta kasih, kepedulian, bela rasa, pengabdian dan persaudaraan
sejati. Oleh sebab itu, Bapak Thomas Agung selaku kepala sekolah
mengungkapkan bahwa
lembaga
ini
berusaha untuk
menyelenggarakan
pendidikan bagi kaum muda agar menjadi pribadi yang unggul dengan
berlandaskan spiritualitas Allah adalah kasih sesuai semangat Yayasan Pangudi
Luhur. Gambaran keadaan SD PL Sugiyopranoto akan diuraikan sebagai berikut:
1. Gambaran Mengenai Yayasan Pangudi Luhur
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SD PL Sugiyopranoto
pada tanggal 15 April 2016 dan uraian dari Buku Profil ke-PangudiLuhuran-an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(2013: 3-6) penulis menjelaskan kembali sejarah, visi dan misi Yayasan Pangudi
Luhur. Hal inilah yang menjadi dasar penyelenggaraan karya pendidikan sekolahsekolah Katolik seperti SD PL Sugiyopranoto dalam menghidupi spiritulitas para
pendiri kemudian berusaha mewujudnyatakan kembali berdasarkan visi misi yang
disusun saat ini melalui karya mengajar, mendidik dan membina kaum muda
Indonesia.
a. Sejarah singkat Yayasan Pangudi Luhur
Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan penduduk yang
menganut berbagai macam suku dan budaya. Saat perang dunia ke 2 terjadi
kerusakan dan perebutan kemerdekaan yang mengakibatkan problem pengajaran
dan pendidikan menjadi sangat memprihatinkan. Kaitannya dengan hal tersebut
Dekrit Perfectae Caritatis nr.2 mendesak agar warisan berharga dalam kebiaraaan
tetap dipertahankan terutama sekali dalam karya pendidikan dan pengajaran.
Berawal pada tahun 1952 sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Kanisius
yang di dalamnya berkarya para Bruder FIC bertambah banyak, hingga
mengalami kesulitan dalam pengelolaan terutama dari segi finansial. Akhirnya
sejumlah sekolah dan asrama ditanggung kongregasi FIC, sekaligus menjadi titik
awal menuju tanggung jawab sendiri. Dua tahun kemudian didirikan Yayasan
Pangudi Luhur tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaris, yang
dirumuskan dalam rapat dewan oleh Bruder Petrus Claver. Sekaligus penyerahan
sekolah-sekolah yang ditanggung FIC kepada Yayasan Pangudi Luhur sesuai
dengan SK kementrian pada tanggal 1 Agustus 1955. Dalam waktu yang singkat
nama “Pangudi Luhur” sudah terkenal dan mempunyai reputasi yang cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada tahun 1958, Bruder Leonardus menjabat sebagai pimpinan Badan
Pengurus Yayasan Pangudi Luhur dan berkantor di bekas pastoran dan rumah
yavenat. Di sinilah kantor Yayasan Pangudi Luhur didirikan. Bruder Leonardo
bertugas dibantu oleh beberapa pegawai dari sekolah, mencari penyelesaian
kesulitan, menangani keluhan, konflik dan keberatan sehingga banyak menuntut
perhatian, lebih-lebih sekolah Pangudi luhur bertambah banyak. Meskipun begitu
Bruder Leonardo tidak selalu menikmati penghargaan atas jasanya. Dengan
pengertiannya yang cerdas ia mampu mempertimbangkan dengan jelas mana
kekurangan dalam pengajaran pada umumnya. Ia sungguh berusaha meskipun
dengan hasil yang sangat sedikit agar sekolah Pangudi Luhur menjadi lebih baik
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada tahun 1973 Bruder Leonardo pindah ke Yogyakarta, Kantor Yayasan
Pangudi Luhur diambil alih oleh Bruder Cajetanus Wiyarsoatmaja. Ia melanjutkan
kebijakan Bruder Leonardo dan dibantu Bruder Ignatius Ngadiso hingga tahun
1980 dan kepemimpinan Kantor Yayasan Pangudi Luhur diserahterimakan pada
Bruder Antherus Sutrisno. Dengan kebijakan yang luwes, dan menitikberatkan
unsur-unsur yang tidak begitu dipentingkan oleh orang Eropa serta lebih rasional
pandangannya. Sebagai seorang berpendidikan akademis (Drs) disertai pendidikan
di East Asian Pastoral Institute, Manila serta pengalaman praktek di sekolah sekolah, ia berusaha memperbaiki mutu sekolah yang masih kurang dalam
beberapa hal. Ia menaruh perhatian pada katekese di sekolah - sekolah. Tak dapat
disangkal perkembangan Pendidikan Pangudi Luhur sangat pesat semenjak
dipegang tanduk kepemimpinan oleh kalangan akademis, terlebih lagi dilanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kepemimpinan baru oleh Br. Dr. Martinus T.H, Br. Drs. Anton Hadiwardaya, Br.
Drs. Heribertus Sumarjo MM (th. 1996-2001), Br. Antherus Sutrisno, FIC (20042007). Kemudian, pada tahun 2007-2011 Kantor Yayasan Pangudi Luhur
dipercayakan kepada generasi muda yang potensial dengan memadukan dua
model kepemimpinan yaitu manajemen dan sosial dengan tetap mengedapan
kualitas, akuntabilitas dan kredibilitas pendidikan. Beliau adalah Drs. Br.
Theodorus Suwariyanto, MA, FIC. Pada saat ini, Br. Frans Sugi, SPd, FIC
menjabat sebagai ketua yayasan dan Br. Dr. G. Bambang Nugroho, FIC sebagai
kepala kantor (sekretaris).
Yayasan Pangudi Luhur bagian dari karya Para Bruder Kongregasi FIC
yang didirikan pada tahun 1840 oleh Pastor L. Rutten. Imam muda ini mengalami
suatu panggilan untuk menyerahkan seluruh hidupnya dan semua kekayaannya
bagi pelayanan pendidikan dan pembinaan Kristiani kaum muda. Pastor Rutten
dikenal sebagai pribadi yang memiliki kemauan yang kuat untuk lebih daripada
yang bisa dibuat, karena percaya penuh terhadap penyelenggaraan Ilahi sehingga
sebagai pribadi yang saleh dan menjadi seorang pribadi yang penuh syukur dalam
doanya dan dalam hidup kesehariannya.
Hal lain yang sangat mempengaruhi karya hidupnya adalah penghormatan
dan devosinya kepada Bunda Maria yang begitu besar. Pengalaman bahwa Bunda
Maria selalu membimbing dan menyertai, membuat Rutten menyerahkan
kongregasi yang didirikannya di bawah perlindungan Santa Perawan Maria yang
Terkandung Tak Bernoda. Bernardus Hoecken adalah bruder dan pemimpin
pertama Bruder FIC. Ia lahir di Tilburg, 3 Mei 1810. Pada tahun 1840 ia memulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
novisiatnya. Bernardus pada tahun 1841 dipilih menjadi Overste dan membantu
membangun kongregasi. Pada tahun 1865 Br. Bernardus menulis: “Kongregasi
mulai kecil, miskin dan tak terpandang. Kegiatannya: mengurus sejumlah anak
miskin dan mengajar agama kepada anak yang lain.” Inilah titik tolak
perkembangan kongregasi selanjutnya.
b. Visi Yayasan
1. Yayasan Pangudi Luhur merupakan komunitas iman yang berpusat pada Yesus
Kristus. Komunitas Iman tersebut ditandai dengan semangat persaudaraan
sejati, kemitraan, menanggung karya perutusan bersama, mengembangkan
komunikasi, dan berpihak kepada yang lemah.
2. Yayasan Pangudi Luhur merupakan lembaga pendampingan kaum muda untuk
berkembang menjadi seorang PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman,
berwatak dan berbudi pekerti luhur.
c. Misi Yayasan
Untuk bisa mencapai cita-cita yang termaktub dalam rumusan visi di atas,
dirumuskan upaya-upaya konkret sebagai berikut:
VISI 1:
1. Menghidupkan dan mengembangkan unit kerja sebagai komunitas iman dan
persaudaraan sejati.
2. Meningkatkan peranan mitra kerja dengan melaksanakan shared mission
yaitu menanggung karya perutusan bersama.
3. Menangani Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur secara
profesional, realistis, kritis, dan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi secara formal dan informal
antara Yayasan Pangudi Luhur dan Bruder serta Instansi terkait.
5. Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi
Luhur dengan tetap memberikan perhatian istimewa kepada kaum miskin dan
kekurangan, yang tersingkir dan yang cacat, yang lemah dan terlupakan, dan
mereka yang kurang mengalami cinta.
VISI 2: Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan
Pangudi Luhur sebagai karya pendampingan kaum muda untuk berkembang
menjadi seorang PRIBADI yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak, dan
berbudi
pekerti
luhur,
dengan
terlaksananya
kegiatan
pendidikan
dan
pembelajaran yang bermutu, terencana, tertib, disiplin, konsisten
Berdasarkan sejarah, visi dan misi tersebut penulis semakin tertarik untuk
mengulas kembali karya pendidikan dan pengajaran Para Bruder FIC di bawah
naungan Yayasan Pangudi Luhur. Karyanya yang bertolak dari pengalaman yang
memprihatinkan dengan mengedepankan kebutuhan pendidikan masyarakat
sungguh menginspirasi para guru yang bergabung di komunitas Yayasan Pangudi
Luhur. Para bruder FIC melayani dengan sepenuh hati disertai pengorbanan.
Mereka bersedia mencari pengalaman baru dan memperbaiki mutu sekolah yang
masih kurang dalam beberapa hal. Para guru YPL sungguh ditantang untuk
semakin mengasah panggilannya dengan menyerahkan seluruh hidup bagi
pelayanan pendidikan dan pembinaan Kristiani kaum muda. Di samping itu,
Yayasan Pangudi Luhur menghayati 10 nilai kepangudiluhuran bagi guru,
karyawan dan para siswa hingga sekarang seperti penanaman sikap rendah hati,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
teladan baik, mencintai para bruder, saleh, sikap bijaksana, lembut hati, tabah hati,
kebijaksanaan dan berpengetahuan, semangat dan keteguhan hati serta percaya
kepada Tuhan. Melalui 10 nilai kepangudiluhuran kiranya dapat disimpulkan
bahwa semangat dan spiritualitas Yayasan Pangudi Luhur berusaha menjamin
mutu pribadi baik para guru, karyawan dan siswanya baik dalam proses
pendidikan maupun karya selanjutnya di luar sekolah.
Dalam pandangan masyarakat YPL dikenal mempunyai reputasi yang
baik. Hal tersebut disebabkan karena manajemen dan pelayanan yang sungguh
baik di antara para guru, karyawan dan pengurus maupun siswa dan orang tuanya.
Selain itu, yayasan Katolik ini menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Kristiani seperti
persaudaraan sejati, belarasa, pelayanan, kepedulian dan cinta kasih yang
membuat banyak orang tua percaya untuk menyekolahkan anaknya serta banyak
pula pihak yang terlibat berkarya di lembaga ini.
Visi dan misi Yayasan Pangudi Luhur disusun berdasarkan pertimbangan
fenomena di masyarakat terkait pendidikan kaum muda dengan menjunjung tinggi
spiritualitas dasar Kristiani dan berlandaskan semangat dasar para Bruder FIC
sebagai pendiri awal yayasan ini. Sebagai lembaga, YPL berusaha percaya kepada
generasi muda yang potensial seperti para guru untuk bersama memajukan
pendidikan dengan pengajaran dan pendampingan. Oleh karena itu, karya-karya
pendidikan di bawah naungannya diharapkan mampu mewujudnyatakan cita-cita
para pendiri seperti Br. Leonardus, FIC dalam menanggapi kesulitan, menangani
keluhan, konflik dan kebutuhan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Sejarah Singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten
Thomas Agung (2015: 13-15) selaku kepala sekolah dalam buku Program
Sekolah menjelaskan kembali sejarah singkat SD PL Sugiyopranoto Klaten.
Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah dasar Pangudi Luhur di Wilayah
Kabupaten Klaten. Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 Agustus 1962. Pertama
sekolah ini dibuka belum memiliki tempat. Semula menempati rumah penduduk
di Dukuh Morangan, Karanganom, Klaten Utara yaitu di rumah Bapak Suwarno.
Jumlah murid tahun pertama ada 14 anak dan semuanya laki-laki. Perintis sekolah
ini adalah Bapak Marsudiharjo didampingi oleh isterinya. Beliau berdua ke luar
masuk rumah penduduk setempat agar mau ikut dalam memajukan dan
mengembangkan sekolah ini. Usaha beliau berhasil, terbukti makin banyaknya
murid yang masuk sekolah ini. Perjuangan beliau patut untuk senantiasa dihargai
dan dikenang.
Atas anjuran serta persetujuan pimpinan Yayasan Pangudi Luhur yaitu Br.
Leonardo, FIC, Bapak P. Marsudiharjo yang ditugaskan merintis sekolah ini.
Kemudian berhasil dibangun sebuah gedung yang sekarang menjadi SD PL
Sugiyopranoto di belakang rumah retret Panti Semedi Sangkal Putung. Gedung ini
mulai ditempati tanggal 1 Agustus 1965 dengan jumlah murid yaitu 107 orang
(kelas I sampai VI semuanya laki-laki), memiliki 7 ruang kelas, 1 ruang kantor
Guru dan Kepala Sekolah, Sarana MCK dan 1 rumah dinas dengan jumlah guru 3.
Halaman dan pekarangan sekolah ini cukup luas. Dulu waktu pertama kali
ditempati, suasananya sepi karena letaknya di tengah sawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya keperluan tempat tinggal,
kini keadaan sekitar sekolah menjadi ramai karena kembali menjadi pemukiman
penduduk. Tahun 1968 sekolah ini menamatkan murid kelas VI yang pertama
kali. Jumlah murid kelas VI ada 16 anak semua lulus. Tanggal 12 Maret 1977
sekolah ini berubah status dari sekolah dasar swasta menjadi sekolah dasar
berbantuan berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah no KU/120/11/77. Sejak
berdirinya SD Sugiyapranoto telah berusia 54 tahun. Sudah barang tentu banyak
anak -anak alumni sekolah ini yang berhasil. Hingga sekarang sekolah ini,
berusaha mengedepankan kepentingan pendidikan kaum muda agar menjadi
pribadi yang unggul berlandaskan spiritualitas Allah adalah kasih. Latar belakang
berdirinya SD Sugiyopranoto berlandaskan Pancasila dan UUD tahun 1945,
Garis-garis Besar Haluan Negara, dan mengangkat martabat manusia menjadi
manusia seutuhnya. Tujuan pendirian lembaga ini agar terpenuhinya kebutuhan
lahir dan batin masyarakat sehingga tercipta kemandirian, kepribadian luhur,
kecerdasan, ketrampilan yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju yang
dijiwai semangat Kristiani.
Sejarah berdirinya, SD PL Sugiyopranoto memberikan bekal bagi semua
pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di dalamnya untuk
senantiasa menggali semangat dan
tekad para perintis. Perintis sekolah ini
berjuang berdasarkan panggilan untuk memajukan dan mengembangkan berbagai
hal bagi sekolah ini seperti kuantitas dan kualitas guru, sarana prasarana, fasilitas
pendukung maupun mutu pendidikan. Para guru juga diharapkan menggali
kemampuan-kemampuannya untuk menunjang keberlangsungan sekolah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
seperti semangat karya kerasulan Mgr. Sugiyapranoto dalam melahirkan generasi
muda yang berkualitas unggul dan mampu memajukan Gereja dan negara.
3. Visi, Misi dan Tujuan SD PL Sugiyopranoto Klaten
Selaku Kepala Sekolah Bapak Thomas Agung W (2015: 16-20) dalam
buku program sekolah 2015/2016 memaparkan visi, misi dan tujuan sekolah
sebagai gambaran sekaligus dasar penyelenggaraan pendidikan di SD PL
Sugiyopranoto. Melalui pemaparan tersebut diharapkan semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga ini mampu menjalin kerjasama
dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan. Oleh
sebab itu, penulis akan mengungkapkan kembali visi, misi dan tujuan sekolah
sebagai berikut:
a. Visi Sekolah
“Lembaga Pendidikan Kaum Muda Yang Unggul Berlandaskan Spiritualitas
Allah Adalah Kasih”
Visi sekolah ini dirancang dengan pertimbangan pada tujuan pendirian
sekolah sejak semula untuk mendidik kaum muda menjadi pribadi yang unggul
dan berkualitas dengan berdasarkan spiritualitas Yayasan Pangudi Luhur yaitu
spiritualitas ke-Allah-an sebagai sekolah Katolik. GE artikel 8 menjelaskan ciri
khas sekolah Katolik ialah menciptakan lingkungan hidup bersama di sekolah,
yang dijiwai oleh semangat Injil kebebasan dan cinta kasih, dan membantu kaum
muda, supaya dalam mengembangkan kepribadian mereka sekaligus berkembang
sebagai ciptaan baru, sebab itulah mereka, karena menerima Baptis. Prinsip ke-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Allahan juga mengarahkan seluruh pihak yang terlibat untuk mengusahakan
pewartaan akan keselamatan, sehingga pengetahuan yang secara berangsur-angsur
diperoleh para siswa tentang dunia, kehidupan dan manusia disinari oleh terang
iman sehingga proses belajar mengajar sungguh berguna dan berkualitas.
b. Misi Sekolah
Untuk mencapai visi diperlukan misi sebagai upaya mewujudkan kegiatan yang
terarah jelas, realistis dan sistematis. Misi SD Pangudi Luhur Sugiyopranoto
Klaten sebagai berikut:
1. Menumbuhkembangkan persaudaraan sejati unit kerja sebagai komunitas
iman serta kemitraan dengan pihak – pihak lain (stakeholder)
2. Meningkatkan peran aktif mitra kerja dalam menanggung bersama karya
pendidikan di unit kerja.
3. Menjalankan karya pendidikan secara terencana profesional, bermutu, tertib,
realistis, cermat, dan kontekstual.
4. Meningkatkan mutu pembelajaran secara optimal dengan mendidik
(mengajar, membimbing, melatih) sikap pengetahuan serta ketrampilan siswa
menjadi pribadi
yang mandiri, disiplin, cerdas, sosial, berbudaya,
bertanggung jawab dan beriman teguh.
5. Memiliki kebanggaan dan meneladan 10 nilai kepangudiluhuran serta
semangat juang Mgr. Sugiyopranoto yang nasionalis, agamis, dan pantang
menyerah.
Sebagai tambahan, Kepala Sekolah SD PL Sugiyopranoto yaitu Bapak
Thomas Agung W (2015: 16) mengusung tema tahunan sekolah, yang disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan tema Yayasan Pangudi Luhur tahun 2015/2016 untuk semakin
meningkatkan keunggulan, berbela rasa bagi mereka yang “kecil, lemah,
tersingkir, difabel”, sebagai salah satu perwujudan semangat “persaudaran sejati”
Yayasan Pangudi Luhur.
c. Tujuan Sekolah
Pelaksanaan misi tersebut bukanlah perkara yang mudah, maka diperlukan
tuntutan yang terumuskan dalam tujuan. Dalam rangka mengupayakan misi
tersebut, sekolah mengembangkan tujuan-tujuan lembaga yang lebih konkrit.
Tujuan SD PL Sugiyopranoto dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengaktualisasikan spiritualitas karya pendidikan “Allah adalah kasih”.
2. Meningkatan kualitas manajemen sekolah, sehingga makin menampakkan
kepercayaan terhadap sekolah.
3. Meningkatkan profesionalisme, kepribadian, kepekaan, dan solidaritas sosial
serta keimanan secara integral bagi seluruh warga sekolah.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai bentuk aktualisasi kurikulum
yang dibakukan secara kontekstual sesuai dengan visi-misi-motto, karakter,
kekhasan, dan keunggulan sekolah.
5. Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada keunggulan iman,
kepribadian, akademis, ketrampilan hidup.
6. Meningkatkan sikap solidaritas sosial semua warga sekolah.
7. Menciptakan
iklim
kerjasama/paguyuban.
menanggung
karya
secara
bersama
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
8. Meningkatkan komunikasi dengan semua pihak terkait yang mengacu pada
dialog partisipatif dan kemitraan.
9. Meningkatkan hubungan kerjasama baik secara intern maupun ekstern.
10. Mengelola
sarana-prasarana
sekolah
dari
pengadaan,
pemeliharaan,
inventarisasi secara tertib dan benar.
11. Meningkatkan kualitas sarana pembelajaran dengan sistem informasi global
(IT).
12. Mampu
mengelola
keuangan
sehingga
dapat
dipercaya
(kredibel),
bertanggung jawab (akuntabel), dan transparan.
13. Meningkatkan kualitas ketatausahaan secara tertib, teratur, dan benar dengan
prinsip 5R.
Menurut Thomas Agung W (2015: 18), pelaksanaan tujuan sekolah
tersebut terumuskan nyata dalam program sekolah dengan rangkaian kegiatan
yang disusun secara khusus dan melibatkan seluruh komponen sekolah.
4. Gambaran Lingkungan SD PL Sugiyopranoto Klaten
a. Lingkungan Fisik
SD PL Sugiyopranoto Klaten beralamat di Jalan Mgr. Sugiyapranata, Desa
Suberanom, Karanganom Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan pengamatan penulis,
letak sekolah ± 100 meter dari jalan raya sehingga tidak terganggu olah
kebisingan kendaraan. Lokasi SD PL Sugiyopranoto berada di belakang Rumah
Retret Sangkal Putung Klaten.
Lingkungan SD PL Sugiyopranoto cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memadai untuk proses belajar mengajar dengan halaman sekolah yang hijau dan
bangunan permanen. SD PL Sugiyopranoto memiliki pagar tembok dan pagar besi
sehingga dari segi keamanan cukup terjamin. Hal ini menciptakan iklim sekolah
yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar secara kondusif.
SD PL Sugiyopranoto memiliki 6 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala
sekolah dan ruang tata usaha dengan bangunan gedung yang permanen ukuran
7x8 meter menampung 40 siswa dan memiliki fasilitas yang cukup memadai. Di
samping itu, sekolah ini memiliki perpustakaan yang menyediakan buku - buku
penunjang proses belajar mengajar dengan desain tempat yang menarik yaitu di
bangunan yang terpisah dan terkesan rapi, indah serta menyenangkan. Sekolah ini
mempunyai motto bagi siswa “Mutu Membacaku Mutu Pribadiku”, kiranya
keberadaan perpustakaan yang menarik semakin mendukung keberhasilan motto
para siswa supaya lebih rajin dalam membaca.
Sarana prasarana pendukung lain ialah kelengkapan ruang laboratorium,
ruang musik, ruang gamelan, rumah bambu (serbaguna), ruang UKS dan kantin
sederhana yang siap sedia menanggapi kebutuhan para siswa, guru dan karyawan.
Kelengkapan lain yang tak kalah pentingnya adalah papan presensi, majalah
dinding, alat peraga, kalender pendidikan, silabus, agenda kegiatan, jadwal
pelajaran, papan pengumuman utama dan 8 kamar mandi dengan kondisi
permanen dan layak untuk dipakai,
Semua fasilitas yang telah disebutkan di atas sangat mendukung
kelangsungan proses pembelajaran di dalam kelas. Penulis merasa ada satu hal
yang menjadi keunggulan di SD PL Sugiyopranoto adalah seluruh pihak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mengusahakan ruangan kelas dengan desain yang bagus, dilengkapi dengan media
pembelajaran, LCD Proyektor, komputer, hiasan dan mading kelas. Di dalam
kelas terlihat meja kursi tertata dengan rapi, ruangan yang bersih serta mendukung
proses belajar mengajar. Ruangan kelas I sampai VI memiliki ciri khas masing –
masing karena setiap siswa dan guru wali kelas menghias kelasnya dengan
mengusung tema yang berbeda. Hal ini bertujuan agar minat belajar siswa
semakin meningkat.
SD PL Sugiyopranoto juga mengadakan berbagai pembenahan dan
pengadaan sarana prasarana seperti pembuatan gapura, pot bunga, renovasi kamar
mandi maupun pengolaan sampah dengan sistem daur ulang. Pemeliharaan sarana
prasarana ini dilakukan secara berkala untuk memberikan suasana yang lebih
segar, menunjang terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di sekolah,
menambah keindahan sekolah dan rasa krasan bagi seluruh warga sekolah.
b. Lingkungan Administratif Organisatoris
SD Sugiyopranoto di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur secara
administratif organisatoris sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terlihat dari
keterlibatan dan pelayanan kepala sekolah, guru serta karyawan dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan baik akademik/non akademik dengan
mengedepankan kualitas, akuntabilitas dan kredibilitas. Seperti yang disebutkan
dalam buku kePangudiluhuran (2013: 14-15) dan website www.pangudiluhur.org
sebagai media sosial resmi Yayasan Pangudi Luhur, tujuan dari alur manajemen
administrasi dan organisatoris tersebut ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. Semakin meningkatkan keunggulan “share mission” untuk mencapai kualitas
pelayanan pendidikan.
2. Semakin meningkatkan keunggulan berbelarasa bagi mereka yang lemah,
miskin, tersingkir dan difabel sebagai perwujudan semangat “persaudaraan
sejati” Yayasan Pangudi Luhur.
3. Semakin mendalami spiritualitas Allah adalah Kasih dalam meningkatkan
keunggulan “komunitas iman” yang disemangati oleh nilai nilai luhur para
pendiri.
4. Semakin meningkatkan competitive advantage kualitas pelayanan pendidikan
yang “unggul” dan holistik khas Pangudi Luhur.
5. Membangun budaya organisasi Komunitas Iman dengan mewujudkan
suasana efisien, persaudaraan sejati, kredibel, kemitraan, dan berkualitas
6. Semakin profesional, realistis, kritis, kontektual dengan tujuan membentuk
karakter kaum muda yang akuntabel, berwawasan keunggulan, transparan,
dan berkualitas berdasarkan nilai-nilai Kristiani dengan memperhatikan
kesejahteraan,
solidaritas
sosial,
pengkaderan,
membangun
jejaring,
keunggulan iman, kepribadian, akademis, ketrampilan hidup, memunculkan
kader pemimpin bangsa dan Gereja yang memiliki kepekaan sosial yang
tinggi.
Administratif Sekolah
Perangkat
administrasi
yang
dibutuhkan
untuk
pembelajaran. Perangkat administrasi tersebut terdiri dari:
memperlancar
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1. Tata usaha
Kepala
tata
usaha
sekolah
mempunyai
tugas
melaksanakan
tugas
ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam
kegiatan penyusunan program kerja tata usaha sekolah, pengelolaan keuangan
sekolah, pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa, pembinaan dan
pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, penyusunan administrasi
perlengakapan sekolah, penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah,
mengkoordinasi dan melaksanakan 6K, penyusunan laporan pelaksanaan
kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.
2. Pengelolaan Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan meliputi pelaksanaan kegiatan perpustakaan,
penyediaan buku-buku atau sarana yang lain, pengadministrasian, perawatan,
pemeliharaan, pelayanan peminjaman atau pengembalian buku dan
pembuatan laporan.
Organisatoris Sekolah
Secara struktural, organisasi sekolah terdiri dari:
1. Kepala Sekolah.
Kedudukan Kepala Sekolah di bawah pengurus yayasan dan Departemen
Pendidikan. Kepala Sekolah membawahi Wakil Kepala Sekolah, para guru
dan karyawan. Dalam tugasnya, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala
Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Wakil Kepala Sekolah.
Tugas wakil kepala sekolah yakni: menyusun perencanaan, membuat program
kegiatan
dan
ketenagaan,
pelaksanaan
pengordinasian,
kegiatan,
pengorganisasian,
pengawasan,
penilaian,
pengarahan,
identifikasi
dan
pengumpulan data, serta penyusunan data. Wakil Kepala sekolah juga
menangani urusan-urusan: kurikulum, sarana prasarana, kesiswaaan, dan
hubungan masyarakat.
3. Guru.
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi: membuat perangkat
administrasi guru yang mencakup program tahunan/semester,rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), program perbaikan dan pengayaan,analisa
kurikulum, analisa hasil evaluasi, serta analisa soal-soal ulangan/tes,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengisi daftar hadir siswa, dan
melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
4. Wali kelas.
Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan seperti:
pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi: denah
tempat duduk siswa, papan absensi siswa,daftar pelajaran kelas, daftar piket
kelas, buku absensi siswa,buku kegiatan pembelajaran dan tata tertib siswa,
pengisian daftar kumpulan nilai siswa, pembuatan catatan khusus tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
siswa, pencatatan mutasi siswa, pengisisan buku laporan penilaian hasil
belajar dan penyerahan buku laporan penilaian belajar.
5. Siswa
Siswa sebagai peserta didik bertanggung jawab atas dirinya dan
melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar di bawah pengawasan dan
bimbingan para guru dan wali kelas.
c. Lingkungan Akademik
SD PL Sugiyopranoto memiliki harapan untuk ikut mendidik kaum muda
Indonesia agar menjadi insan yang berpendidikan. Oleh sebab itu, SD PL
Sugiyopranoto mengusahakan suasana sekolah yang penuh kekeluargaan,
mengedepankan pendidikan dan mutu anak serta mengajak semua pihak untuk
menata kembali karakter sebagai Bangsa Indonesia yang dikenal luhur dan
bermartabat. Secara akademik SD PL Sugiyopranoto termasuk sebagai sekolah
berprestasi karena berbagai prestasi telah diraih baik akademik maupun non
akademik seperti Juara Harapan II tingkat propinsi lomba mendongeng yang
diselenggarakan oleh perpusatakaan Provinsi Jateng, Juara II Vocal Tunggal
sekabupaten, Juara II lomba siswa berprestasi dan Juara I lomba cerpen. Sekolah
senantiasa menekankan bahwa kemampuan akademik itu penting untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya sebatas itu sekolah juga
menghimbau dan mendidik siswa untuk bisa disiplin serta memiliki etika sopan
santun yang baik bila berhadapan dengan orang lain, karena sikap dapat
menunjukkan siapa pribadi yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sekolah ini juga membina anak sehingga cukup pengetahuan, perasaan
dan tindakan agar menjadi pribadi yang lebih baik. Pihak sekolah mengupayakan
adanya berbagai kegiatan dan pendampingan. Kegiatan yang diupayakan
diantaranya rekoleksi, apel pagi (pengantar, doa dan menyanyikan lagu),
pengisian lembar refleksi harian, misa pelajar, penyuluhan/pembinaan hingga
kegiatan pendukung seperti ekstrakurikuler untuk menarik perhatian siswa
semakin memperkembangkan dirinya.
Sekolah ini juga memiliki kebiasaan untuk memutarkan musik saat
istirahat, sebelum masuk lagu daerah, dan
doa harian pagi. Sekolah ini
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum
operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Struktur
Kurikulum terbagi menjadi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
dengan kriteria ketuntasan minimal yang memacu siswa untuk semakin lebih baik.
Para guru juga terbiasa memberikan penghargaan terhadap siswa/i yang
berprestasi dalam akademik maupun non akademik.
Sekolah juga pernah mendatangkan guru bahasa Inggris yaitu turis asing
untuk membantu siswa medalami bahasa Inggris. Para guru berusaha mendidik
siswa secara utuh maka untuk menunjang proses pembelajaran mereka
menyediakan waktu untuk pengayaan: membaca, menulis, menghitung (kelas III), IPA, Matematika, Ipa, B.Indo (kelas III-VI) dan les tambahan (remidial)
diperuntukkan bagi siswa yang perlu pendampingan khusus. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pengamatan, beberapa guru juga telah mempersiapkan bahan pengajaran dengan
baik. Guru berusaha menyesuaikan dengan keadaan siswa dan memenuhi tuntutan
beberapa pihak guna mencapai standar kelulusan dan beberapa kompetensi yang
diinginkan tercapai. Para siswa juga terlihat membutuhkan banyak perhatian dan
pengetahuan sehingga semua komponen di sekolah ini sungguh mengusahakan
proses belajar mengajar yang kondusif dan berkualitas.
d. Lingkungan Sosial
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Hera dan Bapak Thomas Agung serta
pengamatan penulis secara sosial SD PL Sugiyopranoto memiliki rasa
kekeluargaan yang baik antara kepala sekolah, para guru, karyawan, siswa, orang
tua siswa serta dengan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan sekolah.
Para guru memiliki agenda khusus untuk mengadakan pertemuan dengan orang
tua siswa sehingga komunikasi antara keduanya tetap terjaga. Selain itu pihak
sekolah juga aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan Pemerintah
Kota
Klaten
seperti
car
free
day,
perlombaan
tingkat-SD,
seminar/lokakarya/pelatihan/rapat/ pertemuan khusus dan kegiatan pengembangan
lain sehingga sekolah ini dikenal oleh masyarakat luas dengan prestasi dan
kekhasannya sebagai sekolah Katolik. Sekolah ini juga aktif melibatkan seluruh
komponen sekolah untuk
mengikuti
kegiatan di
paroki seperti
koor,
sembahyangan, mengikuti acara Natal dan Paskah bersama.
Seluruh warga sekolah terlihat akrab dan terbiasa untuk saling menyapa
saat bertemu sehingga suasana persaudaraan sangat terlihat. Guru juga merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tertantang untuk menanggapi kebutuhan siswanya dengan keadaan peserta didik
dan guru berusaha mengupayakan yang terbaik bagi perkembangan peserta didik
di sekolah ini sehingga guru sering melibatkan para siswa untuk ikut serta dalam
berbagai kegiatan pengembangan bersama para siswa dari sekolah lain.
Relasi dengan warga sekitar juga terjalin dengan baik. Area sekolah sering
digunakan untuk tempat kegiatan kampung, kemah bersama, lomba perayaan
17an dan berbagai pelatihan yang melibatkan warga kampung serta para guru
karyawan. Sekolah ini juga aktif mengikuti kegiatan bersama yang diadakan
sekolah YPL se-ranting Klaten maupun se-Indonesia seperti mengikuti lomba
olahraga, retret, rekoleksi, seminar, pelatihan, wisata bersama dan studi banding
(kunjungan ke sekolah lain) yang melibatkan seluruh warga sekolah.
5. Sosok Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
Berdasarkan wawancara bersama Kepala Sekolah pada tanggal 15 April
2016, penulis mendapatkan informasi mengenai keadaan para guru SD PL
Sugiyopranoto. Sekolah ini memiliki 11 Guru kelas berstatus guru tetap Yayasan
Pangudi Luhur. Seluruh guru memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing
di setiap kelas dan memperoleh alokasi waktu pengajaran berdasarkan mata
pelajaran yang diampu. Para guru di sekolah ini menunjung tinggi pengabdian dan
pelayanan dengan penuh cinta kasih. Profesionalisme guru terlihat dari usaha guru
untuk mempersiapan pembelajaran hingga sore hari, rapat koordinasi rutin untuk
membuat perencanaan yang matang, pengembangan media pembelajaran secara
bersama-sama, mendampingi siswa untuk mengikuti berbagai lomba atau kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
di luar jam sekolah hingga menyediakan waktu di luar jam pembelajaran untuk
pengayaan atau remidial. Sekolah juga seringkali meminta para guru untuk
mengikuti retret/rekoleksi, seminar, lokakarya maupun pelatihan baik di tingkat
pemerintah kota maupun yayasan pusat.
Para guru diminta memenuhi kewajiban untuk disiplin hadir 15 menit
sebelum KBM dimulai, mengerjakan administrasi yang menjadi tanggung
jawabnya, mengikuti kegiatan dan program lembaga yang telah ditentukan baik
oleh yayasan, sekolah, dan dinas pendidikan, menjalankan kode etik,
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai program melalui proses
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban tertulis kepada kepsek dan
yayasan. Para guru wajib melaksanakan 6K : keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan. Guru juga wajib memberi senyum sapa
salam tertulis. Semua kewajiban guru tersebut diupayakan untuk keberhasilan
proses pendidikan di sekolah ini dengan mempertimbangkan kemampuan guru.
Para guru di SD PL Sugiyopranoto pada awal tahun pelajaran 2015/2016
mengikuti Workshop Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar SD di gedung
PGRI. Dinas Pendidikan mengadakan workshop dengan materi yang meliputi
masalah pendidikan sekolah dan pengembangan kurikulum. Tujuan pertemuan
tersebut agar para kepala sekolah dan guru di wilayahnya dapat memahami
tentang standar isi, standar SKL, standar proses dan kegiatan pengajaran, sehingga
hal itu akan membantu mereka dalam menjalankan profesinya. Selain itu mereka
juga diharapkan mampu mengintegrasikan kurikulum dengan pendidikan karakter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kebencanaan dan masalah gender. Salah satu kegiatan tersebut membantu para
guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.
Jika dilihat dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), seluruh guru melebihi
KKM yang ditargetkan dan Bapak Thomas Agung W, SPd selaku kepala sekolah
memperoleh nilai paling tinggi. Para guru di SD PL Sugiyopranoto merupakan
lulusan sarjana, telah lolos dari proses perekrutan guru oleh Yayasan Pangudi
Luhur dan memenuhi 4 standar kompetensi yaitu kompetensi profesional,
kepribadian, sosial dan paedagogik. Kepala Sekolah mengatakan bahwa hampir
seluruh guru memiliki kemampuan yang mencukupi kebutuhan siswa dan mereka
berpotensi dalam berbagai bidang. Masing-masing guru memiliki potensi dan
bakat yang dapat digunakan untuk kemajuan sekolah seperti pengorganisasian,
bakat menyanyi, menari, drumband, bercerita maupun kemampuan dalam
mengelola administrasi dan manajemen pendidikan. Para guru sering meluangkan
waktu bersama untuk membicarakan berbagai hal dalam proses pembelajaran
sehingga mereka dapat saling bertukar pengalaman yang membantu penyelesaian
persoalan.
6. Gambaran Siswa SD PL Sugiyapranoto Klaten
Siswa dan siswa SD PL Sugiyapranoto Klaten terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai macam latar belakang, tingkat ekonomi dan
kemampuan akademis. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah,
prosentase siswa Suku Jawa 60% dan 40% lainnya dari luar daerah. Jika dilihat
dari tingkat ekonomi 20% kurang mampu, 40% mampu, 30% menengah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sangat mampu 10%. Kemampuan akademik para siswa baik dengan status 10
besar di Kabupaten Klaten. Selain kegiatan akademik, para siswa juga diasah
kemampuannya untuk mengikuti kegiatan non akademik seperti taekwondo,
futsal, tari tradisional, pramuka, drum band, gamelan, melukis, modern dance,
paduan suara, karawitan, taekwondo, dan band. Mereka juga dilibatkan dalam
berbagai kegiatan yang semakin mengembangkan potensi dan bakatnya seperti
dalam penampilan karnaval, car free day, tari di berbagai event, menyemarakkan
festival kesenian dan meramaikan secara rutin acara tahunan HUT RI. Kekhasan
siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto terletak pada prestasinya sehingga masyarakat
menilai siswa-siswi yang lulus dari lembaga ini dibekali dengan baik dan siap
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Siswa-siswi memiliki kewajiban untuk disiplin hadir di sekolah tepat
waktu, menjalin relasi yang baik dengan teman, para guru dan karyawan dengan
selalu memberikan senyum, sapa dan salam. Siswa juga diajak untuk ikut serta
mewujudkan 6K dan motto siswa (mutu membacaku mutu pribadiku). Harapan
dari sekolah, siswa lulusan SD PL Sugiyopranoto adalah pribadi yang beriman
teguh-jujur, peduli sesama-mampu bekerjasama, percaya diri-mandiri, terampilkreatif, disiplin-bertanggung jawab, pantang menyerah dan ingin tahu.
B. Penelitian Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten
1.
Latar Belakang Penelitian
Guru merupakan faktor utama dan berpengaruh terhadap proses belajar
siswa karena ia bertugas merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengarahkan dan menginspirasi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2006 memperhatikan eksistensi guru dengan
melindungi,
menghargai, menjamin dan mengakui keberadaannya dengan
hukum. Maka guna mengupayakan keberhasilan proses belajar mengajar, guru
dituntut memiliki 4 kompetensi seperti kompetensi paedagogik, kepribadian,
sosial dan profesional yang menunjang profesinya. Salah satu hal yang penting
diperhatian ialah kompetensi kepribadian guru. Kompetensi berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk melaksanakan kewajibannya. Kepribadian menurut
Muhibbin Syah (2014: 225) menunjuk pada apakah ia menjadi pendidik dan
pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah sebaliknya terutama bagi anak
didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar).
Kompetensi Kepribadian guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Sekarang ini
masih dapat ditemukan guru yang bermasalah dalam menjalankan tugasnya. Guru
belum dapat menampilkan kepribadian yang baik di depan para siswanya baik
dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari - hari. Masih ada
sejumlah guru yang mengajar di sekolah belum dapat menunjukkan karakter
kepribadiannya, seperti pembawaan yang sering marah, kurang ramah, kurang
kreatif, masuk kelas sering terlambat, bahkan ada guru yang terkesan cuek atau
kurang perhatian terhadap persoalan yang dihadapi oleh siswanya. Padahal semua
ini akan mempengaruhi motivasi belajar mereka. Kesulitan belajar, berkonsentrasi
dan kegagalan yang dialami siswa bisa merupakan bagian dari kesalahan guru.
Kepribadian guru secara khusus mempengaruhi cara yang ia pilih dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
mengajar. Hal yang paling penting adalah bukan cara pengajaran bagi setiap
siswa, namun setiap anak harus dibangkitkan keinginan mereka untuk belajar
Motivasi belajar siswa meningkat ketika guru menciptakan lingkungan
belajar yang menarik salah satunya dengan menyajikan karakter pribadi yang
menarik seperti humoris, sabar, pengertian dan ramah. Apabila kenyataan ini
diabaikan maka sangat mungkin proses belajar mengajar tidak akan berjalan
dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak akan terwujud.
Keprihatinan yang kadang muncul sekarang ini berasal dari cara para guru
dalam membimbing para siswanya. Dalam rangka memenuhi kriteria penilaian,
alokasi waktu dan materi yang ditetapkan oleh pemerintah, para guru berusaha
melaksanakan proses belajar mengajar kadang sebatas pengetahuan dan
mengesampingkan penanaman nilai kepribadian. Guru jaman sekarang menuntut
keberhasilan siswa dalam hal akademik. Siswa belajar bukan dengan ketertarikan
dan kenyamanan namun semata-mata dipenuhi perasaan ingin memenuhi target
kelulusan yang ada. Inilah realita yang ada di masyarakat bahwa pendidikan
dinilai sebatas angka penilaian padahal sesungguhnya pendidikan mencakup
pengembangan segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Akibat dari
kenyataan ini guru mudah mengabaikan sisi kepribadiannya seperti kejujuran,
kewibawaan, keteladanan dan kedewasaan, kemudian siswa termotivasi dengan
disertai ambisi.
Kepribadian positif dari seorang guru membangun motivasi yang positif
bagi para siswanya. Gereja juga memiliki perhatian terhadap profesi guru seperti
yang diungkapkan dalam Gravissium Educationis artikel 8 dimana guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diharapkan mempunyai bekal kesiapan pengetahuan maupun keagamaan dan
kemampuan mendidik sesuai tuntutan jaman sekarang. Dalam hal mengajar, guru
semestinya memegang teguh asas cinta kasih dengan jiwa semangat merasul.
Guru berusaha membangkitan pada para siswa kemampuan bertindak secara
pribadi, dan mendampingi siswa dengan nasehat-nasehat, sikap bersahabat, dan
memiliki semangat gerejawi yang sejati. Hal ini menunjukkan bahwa Gereja juga
memiliki harapan kepada para guru agar senantiasa mengembangkan kemampuan
dan kepribadiannya dalam menanggapi kebutuhan para siswa.
Berangkat dari beberapa persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan
perlu kiranya peneliti membahas mengenai kepribadian guru dan kaitannya
dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar menjadi salah satu unsur
pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Maka peneliti membahas,
melihat dan meneliti bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar siswa di salah satu sekolah yaitu SD PL Sugiyopranoto Klaten.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapat para guru tentang pentingnya
kompetensi kepribadian, faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar
siswa dalam proses belajar mengajar. Kemudian, seperti apa tanggapan para
siswa terhadap kepribadian para guru dalam usaha meningkatkan motivasi
belajarnya.
2.
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 38), variabel penelitian merupakan suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Kompetensi Kepribadian Guru
b. Motivasi Belajar Siswa
3.
Definisi Konseptual
a. Kompetensi kepribadian guru:
Berdasarkan Standar Kompetensi Guru dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2007 dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian guru
mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan
bijaksana demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif,
menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, obyektif mengevaluasi
kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri serta berkelanjutan.
b. Motivasi belajar siswa:
Menurut Winkel (1996: 169), motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
4.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh
dihayati oleh para guru SD PL Sugiyopranoto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar
kelas IV dan V di SD PL Soegiyopranoto.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat motivasi belajar
siswa di kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto.
5.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan
metode deskriptif dan analisis data secara induktif. Penelitian menggunakan
pendekatan metodologi kualitatif dan kuantitatif, namun pendekatan kualitatif
dipilih sebagai pendekatan utama. Penggunaan dua pendekatan ini tidak saling
bertentangan. Menurut Moleong (2012: 38), “kedua pendekatan tersebut dapat
digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan
paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja”. Kedua pendekatan tersebut
digunakan sebagaimana mestinya untuk keperluan menyusun skripsi.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang memberi gambaran
mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa. Kemudian,
skripsi ini menggunakan analisis data secara induktif yang lebih dapat
menemukan pengaruh dan mempertajam hubungan-hubungan antar variabel yang
dibahas melalui teori umum dengan analisis verbal (deskripsi tulisan). Setelah
pelaksanaan penelitian, peneliti juga mendukung data tersebut dengan metode
penelitian kuantitatif
melalui analisis tabel berisi hasil penelitian beserta
prosentasenya berupa angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Desain
penelitian
ialah
Ex
Post
Facto,
Sugiyono
(2013:
7)
mengungkapkan bahwa penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti suatu kejadian atau peristiwa yang telah ada dengan
melihat ke belakang faktor-faktor yang relevan, mempengaruhi atau menimbulkan
kejadian atau peristiwa tersebut.
6.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara.
Instrumen ini bersifat checklist atau daftar cek, artinya suatu daftar yang berisi
subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Menurut Sugiyono (2013: 142),
kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien dan
cukup menjawab masalah penelitian yang dicari. Kuesioner dalam penelitian ini
ditujukan untuk para siswa yang menggunakan skala interval dan skala Likert.
Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 2 bagian. Kuesioner I mengenai
kompetensi kepribadian guru dengan skala interval dan kuesioner II mengenai
motivasi belajar siswa dengan skala Likert. Menurut Riduwan (2013: 85), skala
interval ialah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang
lain dan mempunyai bobot yang sama seperti skor ujian perguruan tinggi, skor IQ,
waktu, suhu, kualitas pelayanan, ataupun keadaan persepsi pegawai. Oleh sebab
itu peneliti menggunakan skala interval untuk mencari tahu apakah seluruh,
sebagian atau bahkan tidak adakah guru yang sesuai pernyataan dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menilai kompetensi kepribadiannya. Aspek seluruh guru berarti terhitung 8 guru
sesuai pernyataan, sebagian guru 4 guru sesuai pernyataan dan tidak ada guru
berarti 0 guru sesuai pernyataan.
Kemudian, kuesioner II menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan Skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik-titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2013: 93).
Aspek sangat sering dinilai = 5, sering = 4 , netral = 3, kadang = 2 dan tidak
pernah = 1. Instrumen pengumpulan data berikutnya ialah daftar pertanyaan
dalam wawancara. Moeleong (2012: 186) mengungkapkan bahwa wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maka untuk mengungkapkan dan
mencari pengaruh sesungguhnya sesuatu yang diteliti, peneliti menggunakan
teknik wawancara terstruktur dengan panduan pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Panduan pertanyaan berjumlah 5 yang ditujukan untuk para guru.
Kuesioner I, kuesioner II dan wawancara merupakan instrumen penelitian yang
saling mendukung dan berkaitan guna pengumpulan data dari pihak guru dan
siswa kemudian dari segi lisan bersama guru dan tulisan bersama siswa. Pendapat
keduanya semakin memperkuat data dan hasil penelitian yang menjawab pokok
permasalahan serta mencapai tujuan penelitian yang semestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
7.
Responden Penelitian
Dalam penyebaran kuesioner, peneliti memanfaatkan seluruh populasi
dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 4 dan 5 SD PL Soegiyopranoto
Klaten. Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
ditarik
kesimpulannya.
Pertimbangan peneliti ialah bahwa kelas IV dan V memiliki tingkat pemahaman
yang cukup baik untuk mengisi kuesioner dengan data yang terpercaya dan
memiliki waktu pembelajaran lebih banyak dibanding kelas VI. Selain itu, siswa
kelas IV dan V memiliki kematangan pikiran, perasaan dan tindakan dalam
menganalisis sesuatu hal sesuai konteksnya dibandingkan siswa kelas I, II dan III.
Jean Piaget seorang ahli perkembangan kognitif memaparkan bahwa anak usia 11
tahun ke atas berada pada tahap operasi formal dimana ia mulai berpikir secara
hipotesis, asosiatif, melihat hubungan sebab akibat dan berpikir abstrak dan logis.
Dalam pengambilan data dengan wawancara, peneliti menggunakan
sampel (responden) yaitu 2 guru dan kepala sekolah. Berdasarkan pendapat dari
Moeleong (2012: 224), penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktorfaktor kontekstual untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai
macam sumber dan merinci kekhususan yang ada dalam konteks yang unik dan
sesuai. Oleh sebab itu, dalam pengambilan sampel peneliti tidak mengambil
teknik pengambilan sampel penelitian acak, tetapi sampel bertujuan (purposive
sampling), karena penulis memiliki pertimbangan khusus dalam mencari data.
Selaras dengan hal itu, Sugiyono (2013: 218) juga mengungkapkan bahwa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu”. Kepala sekolah dan guru dianggap mampu memahami
dan menjelaskan informasi yang dicari sesuai konteks yang ada. Konteks yang
dimaksudkan ialah sejauh mana kompetensi kepribadian guru yang ada di SD PL
Sugiyopranoto dan bagaimana keadaan motivasi belajar siswa khususnya kelas IV
dan V dalam mengikuti proses belajar mengajar bersama para guru. Maka, siswasiswi sejumlah 86 orang tersebut akan diberi kuesioner dan 2 orang guru serta
kepala sekolah yang akan diwawancarai.
8.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD PL Sugiyopranoto yang beralamat di Jalan
Mgr. Sugiyapranata, Desa Suberanom, Karanganom, Kecamatan Klaten Utara,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan pada tanggal 19 Mei 2016.
9.
Kisi – kisi
Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara
Variabel
Kompetensi
Kepribadian
Guru
Indikator
a. Pengertian kompetensi
Nomor
Jumlah
1
1
3
1
2
1
kepribadian guru
b. Contoh kegiatan pengembangan
kepribadian guru
c. Manfaat kepribadian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Motivasi
Belajar Siswa
a. Faktor pendukung dan
4
1
5
1
penghambat motivasi belajar
siswa
b. Manfaat motivasi belajar siswa
Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel
Kompetensi
Indikator
a. Guru bertindak sesuai dengan norma
Kepribadian
agama, hukum, sosial dan kebudayaan
Guru
nasional Indonesia
b. Guru menampilkan diri sebagai pribadi
Nomor
Jumlah
1,2
2
3,4,5
3
6,7
2
8,9,10
3
11,12
2
yang jujur, berakhlak mulia dan
menjadi teladan bagi peserta didik
maupun masyarakat
c. Guru menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa
d. Guru menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru dan rasa percaya diri
e. Guru menjunjung tinggi kode etik
profesi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
f. Guru mampu menilai diri sendiri
g. Guru menunjukkan sikap ramah dan
13
1
14,15
2
humoris
Motivasi
a. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
16, 17
2
Belajar
b. Semangat dalam mengikuti PBM
18, 19
2
Siswa
c. Kehadiran di sekolah
20,21
2
d. Mengikuti PBM di sekolah
22
1
e. Keinginan untuk berprestasi
23,24
2
25
1
f. Kualifikasi hasil
2. Laporan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan hasil penelitian mengenai
pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa kelas IV
dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten. Penelitian dilaksanakan pada Hari Kamis,
19 Mei 2016 menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner ditujukan
kepada siswa-siswi kelas IV pada pukul 08.00-08.20 dan kelas V pada pukul
09.05-09.30. Wawancara dilaksanakan pada pukul 07.10-07.40 dengan Bapak
Thomas Agung W (selaku kepala sekolah dan guru kePangudiLuhuran), pukul
08.30-09.00 dengan Bapak Stefanus Marsudi (guru kelas) dan pukul 09.45-10.20
dengan Ibu MM. Nur Hayanti (guru kelas). Penulis membahas hasil wawancara
dengan metode deskripsi. Kemudian penulis menghitung persentase kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan cara membagi jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban tertentu
dengan jumlah total seluruh responden, lalu dikali 100%.
Keterangan :
P = J/T x 100%
P = Persentase
J = Jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban tertentu
T = Jumlah total seluruh responden
a. Laporan Hasil Penelitian Wawancara Dengan Para Guru
Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian wawancara yang
dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016 bertempat di SD PL Sugiyopranoto
Klaten. Responden penelitian wawancara ini ialah 1 Kepala Sekolah, 1 bapak
guru dan 1 ibu guru. Hasil wawancara dilaporkan terlebih dahulu karena
mengingat skripsi ini memiliki pokok pembahasan tentang keguruan dan
kompetensi yang dihayatinya, maka pendapat para guru menjadi dasar untuk
memperkuat gagasan tentang sejauh mana pengaruh kompetensi kepribadian
terhadap motivasi belajar siswa. Setelah itu didukung dengan penilaian para siswa
terhadap para guru dan dirinya yang menghasilkan kesimpulan penelitian sebagai
masukan bagi semua pihak. Identitas responden sebagai berikut:
a. Nama
Jabatan
b. Nama
Jabatan
c. Nama
Jabatan
: Thomas Agung Wibowo, SPd
: Kepala Sekolah, Guru ke-PangudiLuhur-an, Guru Agama Katolik
: Stepanus Marsudi, SPd
: Guru (wali kelas IV) dan Guru Seni
: MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd
:Guru (wali kelas V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Terdapat 5 hal yang menjadi batasan pertanyaan dalam wawancara ialah
pengertian kompetensi kepribadian guru, manfaat kompetensi kepribadian guru
bagi siswa dan guru pribadi, contoh kegiatan yang diadakan untuk
mengembangkan kepribadian seorang guru, faktor pendukung dan penghambat
motivasi belajar siswa serta manfaat motivasi belajar. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut diajukan oleh peneliti untuk memenuhi tujuan penelitian.
Pertanyaan pertama berkaitan dengan pengertian kompetensi kepribadian
guru. Bapak Thomas Agung dan Ibu Nur Hayanti memiliki pendapat yang sama,
bahwa kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan kemampuan seorang guru
yang tercermin dari ucapan, tindakan dan teladan hariannya. Tugas dan tanggung
jawab seorang guru memanglah kompleks karena pendidikan tidak hanya sekedar
mentransfer pengetahuan tetapi juga bagaimana guru membimbing siswa agar
menjadi pribadi yang berkualitas secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka
guru diharapkan memiliki integritas dan kepribadian yang patut diteladani sebab
ia bukan hanya mengajar tapi juga menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan
karakter siswa. Guru juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Hal ini ditegaskan kembali oleh Ibu Nur Hayanti bahwa
kepribadian guru adalah bekal kelancaran proses belajar mengajar karena di
dalamnya terdapat spiritualitas, tanggung jawab, moralitas, pelayanan dan
penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai kesopanan, agama dan tata
tertib guru.
Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 61) mengungkapkan
kepribadian sebagai kemampuan seseorang untuk mendengarkan kedalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
hidup batinnya dan menanggapi dengan tindakan lahiriah yang konkret demi
hidup sendiri maupun orang lain. Hal ini selaras dengan pendapat Bapak Stefanus
Marsudi yang mengatakan “kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk
mengelola kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi
kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi sisi pribadi
yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat mengembangkan, memupuk dan
mendayagunakan dalam menghadapi tantangan”. Dengan demikian kiranya
terlihat bahwa para guru sudah memiliki pandangan mengenai kompetensi
kepribadian guru dan kemungkinan besar telah menghayatinya dalam kehidupan
sehari-hari secara nyata.
Pertanyaan selanjutnya ialah sejauh mana kepribadian guru berpengaruh
bagi siswa maupun guru secara pribadi. Berdasarkan jawaban ketiga responden,
pengaruh kompetensi kepribadian sangatlah jelas. Menurut Bapak Thomas Agung
pengaruh kompetensi kepribadian bagi guru secara pribadi sangat jelas, guru
adalah pendidik dan penguasaan kompetensi kepribadian sangat membantu
pengembangan karakter pribadi menjadi lebih baik seperti dalam melayani,
mengajar, dan berrelasi dengan siswa, rekan kerja maupun kepala sekolah. Ibu
Nur Hayanti menambahkan kepribadian baik secara positif menciptakan
ketenangan batin dalam menjalani hidup dimanapun berada seperti terhindar dari
rasa cemas, godaan kecurangan dan ketidakdewasaan rohani. Kepribadian baik
dirasa semakin menunjang loyalitas seorang pendidik. Kompetensi kepribadian
juga menjadi pendukung untuk menghadapi tantangan menjadi guru yang bukan
hal mudah seperti yang telah diungkapkan Bapak Stefanus Marsudi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Selanjutnya pengaruh kompetensi kepribadian guru bagi siswa. Bapak
Thomas Agung mengungkapkan kepribadian guru mendukung motivasi
berprestasi dan meningkatkan kondisi moral siswa. Guru yang berkepribadian
mantab, sabar dan humoris biasanya disenangi oleh siswa sehingga siswa tertarik
untuk terus belajar bersamanya. Di sisi lain, guru ibarat sebuah contoh lukisan
yang akan dipelajari oleh siswanya. Segala tutur kata dan cara bertindaknya akan
dicontoh siswa. Ibu Nur Hayanti merasa kepribadian guru yang baik secara tidak
langsung juga berpengaruh pada kepribadian siswa. Bapak Stefanus Marsudi
menegaskan bahwa sikap siswa yang cenderung meniru. Kepribadian seseorang
mempengaruhi segala tingkah laku yang akan dilakukan. Dengan demikian
berdasarkan wawancara dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian seorang
guru sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Pertanyaan ketiga berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang diikuti dan
dilaksanakan untuk mengembangkan kepribadian seorang guru. Ketiga responden
menyebutkan kegiatan yang pernah diikuti seperti seminar, workshop, pelatihan,
retret, rekoleksi maupun sharing/diskusi bersama yang diadakan oleh sekolah,
yayasan atau dinas pendidikan setempat. Bapak Agung menambahkan kegiatan
doa/renungan bersama. Ibu Nur Hayanti menyebutkan selain kegiatan formal
tersebut terdapat cara lain dengan belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang
lain. Bapak Stefanus Marsudi juga menganggap pentingnya sharing pengalaman
yang menantang dengan saling belajar dari pengalaman negatif, berguru pada
publik figur dan pengalaman menghadapi permasalahan yang menerpa pelayanan
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pertanyaan keempat, berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat
motivasi belajar siswa. Menurut Bapak Thomas Agung faktor utama bersumber
dari karakter diri sendiri dan orang tua, situasi lingkungan masyarakat, motivasi
pribadi dan sosial ekonomi keluarga. Faktor tersebut berpengaruh bagi motivasi
belajar, jika arahnya negatif maka menghambat dan jika arahnya positif maka
akan mendukung motivasi belajar siswa. Faktor pendukung dan penghambat
berasal dari dalam dan luar diri siswa maka guru diharapkan mampu berpikir
kritis untuk menanggapinya. Faktor pendukung motivasi belajar menurut Ibu Nur
Hayanti berhubungan dengan fasilitas yang lengkap, suasana belajar yang
kondusif, guru yang lucu dan pandai dalam menciptakan kemenarikan
pembelajaran. Pendapat tersebut selaras dengan pendapat Bapak Stefanus
Marsudi, namun ia menambahkan faktor pendukung lainnya ialah teladan dan
gaya mengajar guru.
Motivasi belajar siswa meningkat ketika para guru menciptakaan
lingkungan belajar yang menarik dengan menyajikan karakteristik pribadi yang
siswa anggap menarik, sabar dan membuat pelajaran begitu berkesan. Faktor
penghambat motivasi belajar seperti kurang kesadaran membaca, sumber bahan
kadang terbatas, waktu untuk mengembangkan pembelajaran terbatas, gaya guru
yang otoriter dan alat peraga yang kurang memadai. Selanjutnya Ibu Nur
melengkapi faktor penghambat lainnya diantaranya suasana belajar kurang
kondusif, kurangnya fasilitas belajar, acara televisi yang menarik, penggunaan
sosial media maupun guru yang terlalu serius dan menuntut siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pertanyaan terakhir mengenai manfaat motivasi belajar bagi siswa. Pada
dasarnya motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditunjukan untuk
mendorong semangat kepada siswa agar lebih giat lagi dalam belajar dan
memperoleh prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan wawancara,
ketiga responden menegaskan hal yang sama yaitu motivasi belajar dapat
mendukung hasil belajarnya, meningkatkan nilai prestasinya dan mendukung
kedisiplinan serta keaktifan siswa. Ibu Nur Hayanti menjelaskan peningkatan
tersebut dapat dilihat dari segi akademis maupun kepribadian dan jika berhasil
maka akan menjadi faktor pendukung kesukses pendidikan dalam meraih cita –
cita. Selain itu, Pak Marsudi menambahkan motivasi belajar siswa membuat siswa
lebih berani tampil dan semakin percaya diri.
b. Laporan Hasil Penelitian Melalui Penyebaran Kuesioner
Peneliti menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 2 pokok pembahasan
yang dilaporkan dalam bentuk tabel. Tabel pertama (kuesioner I) berkaitan dengan
kompetensi kepribadian seluruh guru SD PL Sugiyopranoto dan tabel kedua
(kuesioner II) mengenai motivasi belajar siswa khususnya kelas IV dan V.
Kuesioner I terdiri dari 15 item pernyataan yang harus diamati kemudian siswa
diminta menilai dan mengkategorikan apakah seluruh guru sesuai pernyataan
(SL), setengah guru sesuai pernyataan (ST) dan tidak ada guru sesuai pernyataan
(TA). Contoh pernyataan no 1 : Guru menghargai siswa tanpa membedakan
keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin. Siswa menilai apakah
seluruh/setengah/tidak ada guru yang sesuai pernyataan tersebut. Terlihat 75 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menilai seluruh guru telah sesuai pernyataan dan sisanya 11 siswa lainnya menilai
hanya setengah guru saja yang sesuai pernyataan. Setelah itu peneliti
mendapatkan persentase pada masing-masing item dengan rumus yang telah
dijelaskan di halaman 88.
Tabel 3.
Kuesioner I : Kompetensi Kepribadian Guru
N = 86
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
SL
ST
TA
Guru menghargai siswa tanpa membedakan
75
11
keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin
87,21%
12,79%
Guru menunjukkan sikap beriman sesuai norma
63
23
agama yang dianut.
73,26%
26,74%
Guru memiliki sikap jujur dalam menjalankan
69
16
1
tugasnya
80,23%
18,60%
1,16%
Guru tegas dalam membimbing siswa di sekolah
45
39
2
52,33%
45,35%
2,33%
Guru memiliki sikap yang dapat diteladani oleh
58
26
2
siswa
67,44%
30,23%
2,33%
Guru memiliki kepribadian yang mantap
64
22
74,41%
25,58%
Guru menampilkan diri sebagai pribadi yang
78
7
1
dewasa, arif dan berwibawa
90,69%
8,14%
1,16%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
8.
Guru bertanggung jawab dalam mengajar,
71
14
1
mendidik dan mengarahkan siswa terutama saat
82,56%
16,28%
1,16%
proses pembelajaran
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
Guru menunjukkan sosok pekerja keras dan disiplin 55
31
63,95%
36,04%
80
6
93,02%
6,97%
54
32
62,79%
37,21%
84
2
97,67%
2,33%
Guru bersedia menerima masukan dan kritik dari
49
33
4
siswa
56,97%
38,37%
4,65%
Guru ramah dan penuh senyum
53
30
3
61,63%
34,88%
3,48%
30
56
34,88%
65,12%
Guru percaya diri saat mengajar di kelas
Guru menaati peraturan yang ada di sekolah
Guru berpakaian sopan dan rapi
Guru menjelaskan materi dengan diselingi humor
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa hampir semua pernyataan
mendapat jawaban yang cenderung positif. Pernyataan 1 dan 2 berkaitan dengan
indikator guru bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional Indonesia. Lebih dari 50% siswa menilai secara positif
bahwa seluruh gurunya mampu menghargai siswa dan menunjukkan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berimannya sesuai norma agama yang dianut. Walaupun terdapat 11 siswa yang
menilai hanya setengah guru yang sesuai pernyataan dapat menghargai siswa
tanpa membedakan keyakinan, suku, daerah asal dan jenis kelamin.
Indikator berikutnya ialah guru menampilkan diri sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik maupun masyarakat
tertuang dalam pernyataan 3,4 dan 5. Terlihat kecenderungan positif pada
pernyataan 3 dan 5 sebab lebih dari 55 siswa menilai guru memiliki sikap jujur
dalam menjalankan tugas dan dapat diteladani oleh siswa. Berlainan dengan
pernyataan 4, terlihat sejumlah 39 siswa menilai hanya setengah guru saja yang
tegas dalam membimbing siswa di sekolah. Hal ini menjadi perhatian yang
berbeda sebab prosentase 45,35% tersebut menilai bukan seluruh guru yang sesuai
pernyataan.
Selanjutnya pada pernyataan 6 dan ke 7
sesuai indikator guru
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa. Pada pernyataan 6 tentang guru memiliki kepribadian yang mantap,
64 siswa (74,41%) memilih seluruh guru sesuai pernyataan. Selaras dengan itu,
pernyataan 7 terdapat hampir seluruh siswa menilai gurunya menampilkan diri
sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa. Hal ini menunjukkan
kecenderungan positif karena hampir seluruh guru menurut pendapat siswa
berkepribadian yang sesuai pernyataan.
Pernyataan berikutnya berhubungan dengan indikator guru menunjukkan
etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa
percaya diri terlihat hampir 60% lebih anak menilai seluruh guru demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Namun masih ada siswa yang menilai belum semua guru menunjukkan sikap
seperti bertanggung jawab dalam mengajar, mendidik, mengarahkan siswa dan
percaya diri saat di kelas.
Pernyataan ke 11 dan 12 berkaitan dengan indikator guru menjunjung
tinggi kode etik profesi guru. Lebih dari 54 siswa menilai guru menaati peraturan
yang ada di sekolah walaupun masih terdapat 32 anak menilai hanya setengah
guru demikian. Kemudian pada pernyataan 12, hampir seluruh siswa yaitu 84
siswa menilai seluruh guru berpakaian sopan dan rapi.
Pernyataan ke 13 berkaitan dengan kemampuan guru untuk menilai diri
sendiri terlebih untuk bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Terlihat
bahwa 49 anak (56,97%) beranggapan seluruh guru sesuai pernyataan. Namun
pada pernyataan ini ditemukan kecenderungan negatif karena 33 siswa yang
menilai hanya setengah guru yang bersedia menerima masukan dan kritik dari
siswa.
Pada pernyataan 14 menunjukkan hasil cukup positif dimana 53 anak
(61,63%) memilih seluruh guru ramah dan penuh senyum. Selanjutnya pernyataan
15 menunjukkan kecenderungan negatif karena 56 anak (65,12%) menilai bahwa
hanya setengah guru menjelaskan materi dengan diselingi humor. Pernyataan 15
memiliki perolehan berbeda karena lebih dari 50% siswa menilai setengah guru
saja yang menjelaskan materi diselingi humor.
Tabel berikutnya membahas mengenai motivasi belajar siswa yang terdiri
dari 10 item pernyataan yang akan dijawab oleh siswa menurut pengalamannya.
Kemudian mereka mengisi pada kolom sangat sering (SS), sering (S), netral (N),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kadang (K) dan tidak pernah (TP). Contoh pada pernyataan nomor 16 bahwa saya
memperhatikan pelajaran guru dengan baik. Terdapat 27 siswa menjawab sangat
sering, 43 siswa menjawab sering, 10 siswa menjawab netral (keadaan yang
menunjukkan titik sedang dengan intesitas belum mencapai titik sering dan tidak
kadang-kadang), dan 6 siswa menjawab kadang.
Tabel 6
Kuesioner II: Motivasi Belajar Siswa
N = 86
No
Pernyataan
16. Saya memperhatikan pelajaran
guru dengan baik
17. Saya mengerjakan seluruh tugas
yang diberikan guru saat pelajaran
SS
S
N
K
TP
5
4
3
2
1
27
43
10
6
31,39%
50%
11,63%
6,97%
33
45
3
5
38,37%
52,33%
3,49%
5,81%
41
30
8
7
47,67%
34,88%
9,302%
8,14%
15
49
11
13
17,44%
56,97%
12,79%
15,12%
27
29
8
19
3
31,39%
33,72%
9,3%
22,09%
3,48%
berlangsung
18. Saya bersemangat mengikuti
pelajaran
19. Saya selalu konsentrasi ketika
pelajaran berlangsung
20. Saya merasa rugi jika tidak
masuk sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
21. Saya hadir di sekolah sebelum bel
masuk berbunyi
22. Saya mengikuti pelajaran dari
awal sampai akhir
23. Saya memiliki keinginan untuk
mengerjakan tugas dengan baik
24. Saya berusaha meningkatkan
motivasi untuk belajar
25. Saya puas jika hasil belajar lebih
baik dari sebelumnya
57
25
4
66,28%
29,07%
4,6%
72
14
83,72%
16,28%
45
30
6
5
52,33%
34,88%
6,9%
5,8%
30
41
7
8
34,88%
47,67%
8,14%
9,3%
55
22
5
4
63,96%
25,58%
5,8%
4,6%
Dalam kisi-kisi terdapat 6 indikator yang ingin diketahui melalui
pernyataan berikut. Indikator pertama berkaitan dengan kebiasaan siswa dalam
mengikuti pelajaran. Peneliti melihat 40 siswa cenderung menjawab sering
memperhatikan pelajaran guru dengan baik dan mengerjakan seluruh tugas yang
diberikan. Walaupun terdapat kecenderungan negatif masih lebih dari 5% siswa
menjawab kadang.
Indikator kedua ialah semangat siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Pada pernyataan 18 terlihat masih ada 8 siswa yang netral/biasa saja
untuk semangat mengikuti pelajaran bahkan 7 siswa menjawab kadang-kadang
dapat semangat mengikuti pelajaran. Kemudian pernyataan 19 ditunjukkan 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
siswa hanya kadang-kadang dapat konsentrasi ketika pelajaran berlangsung. Hal
ini menunjukkan walaupun sebagian besar anak sudah cenderung positif semangat
namun masih ada beberapa siswa yang perlu untuk diperhatikan karena memilih
netral bahkan kadang.
Indikator ketiga berhubungan dengan kehadiran siswa di sekolah. Peneliti
melihat terdapat 3 siswa yang memilih tidak pernah merasa rugi jika tidak masuk
sekolah, 19 anak lainnya memilih kadang dan 27 memilih sangat sering. Siswa
yang memilih kadang-kadang terlihat cukup banyak, hal ini mengarah pada
kecenderungan negatif dan perlu untuk diperhatikan lebih lanjut. Hal positif
muncul pada pernyataan 21 ketika 57 siswa memilih sangat sering hadir di
sekolah sebelum bel masuk berbunyi.
Indikator berikutnya tentang sikap siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Hampir seluruh siswa lebih dari 80% menjawab sangat sering berarti
siswa disiplin mengikuti dari awal hingga akhir di kelas. Indikator kelima ialah
keinginan siswa untuk berprestasi. Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan
positif pada pernyataan 23 bahwa 45 anak menjawab sangat sering memiliki
keinginan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Kemudian pada pernyataan
berikutnya 30 siswa menjawab sangat sering dan 41 siswa menjawab sering
berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar.
Hasil penelitian berikutnya pada indikator terakhir berkaitan dengan
kualifikasi hasil dengan pernyataan 10 mengenai tingkat kepuasan terhadap hasil
belajar siswa. Tabel menunjukan sejumlah 55 anak sangat sering merasa puas, 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
siswa sering, 5 siswa netral dan 4 siswa merasa kadang-kadang puas jika hasil
belajar lebih baik dari sebelumnya.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan data dari laporan hasil
penelitian, kajian teori mengenai kompetensi kepribadian guru dan motivasi
belajar siswa yang telah dibahas pada bab sebelumnya serta ditambahkan dengan
wawancara bersama bapak ibu guru SD PL Sugiyopranoto Klaten. Kemudian
didukung pula dengan hasil kuesioner yang diisi oleh para siswa. Pembahasan
dibagi berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dalam skripsi ini ialah
memperoleh gambaran sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh dihayati
oleh para guru SD PL Sugiyopranoto, mengetahui pengaruh kompetensi
kepribadian guru terhadap motivasi belajar dan mengetahui faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat motivasi belajar siswa di kelas IV dan V SD PL
Sugiyopranoto.
a. Gambaran penghayatan kompetensi kepribadian para guru di SD PL
Sugiyopranoto
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang amat penting
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Guru diharapkan membantu siswa agar
dapat menjadi pribadi yang berkembang dari segi kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pendidikan seharusnya dipahami sebagai proses yang tidak hanya
mewariskan pengetahuan (transfer of knowledge). Oleh sebab itu, guru harus
cukup memiliki kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan berkenaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
tugas, jabatan maupun profesinya yang dinamakan kompetensi. Dalam
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru terdapat 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, sosial,
profesional dan kepribadian. Penelitian ini lebih membahas kompetensi
kepribadian guru. Kompetensi kepribadian menunjang ketercapaian kompetensi
lainnya. Kemampuan guru secara personal terkait kepribadian sungguh diperlukan
untuk kelancaran proses pendidikan karena guru bertindak tidak hanya memenuhi
tuntutan pekerjaan namun ia harus menggali panggilan hati nuraninya untuk
mengabdi berdasarkan norma agama, kesopanan, perilaku dan kode etik lainnya.
Perlu kita sadari bahwa, setiap guru mempunyai kepribadian masingmasing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang
membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah
suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, dan
ucapan dalam menghadapi setiap persoalan.
Maka peneliti, mencoba mewawancarai beberapa guru untuk mendapatkan
informasi sejauh mana kompetensi kepribadian sungguh dihayati. Bapak Thomas
Agung selaku kepala sekolah memiliki pendapat yang selaras dengan Ibu Nur
Hayanti bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan guru dalam
bersikap, bertindak dan memberi teladan bagi siswanya. SD PL Sugiyopranoto
adalah salah satu sekolah swasta Katolik di Klaten yang memiliki misi untuk
mendampingi siswa melalui pendidikan formal dan informal yang mencakup segi
humanitas, sosialitas, religiositas, dan intelektualitas. Hal itu diwujudkan dengan
pendekatan yang luwes dalam suasana persaudaraan sejati yang saling asih, asah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dan asuh. Itulah sebabnya sosok guru berperan besar dalam mewujudnyatakan
misi sekolah tersebut.
Ibu Nur Hayanti menambahkan bahwa kepribadian guru merupakan bekal
kelancaran proses belajar mengajar karena di dalamnya terdapat spiritualitas,
tanggung jawab, moralitas, pelayanan dan penanaman nilai-nilai yang berkaitan
dengan nilai kesopanan, agama dan tata tertib guru. Gabriel Moran dan Maria
Harris (1997: 61) memberikan suatu pengertian bahwa seorang pribadi adalah
seseorang
yang
menanggapinya
mendengarkan
melalui
tindakan
kedalaman
nyata.
batinnya
Maka
guru
dan
selanjutnya
juga
diharapkan
mengimplementasikan nilai-nilai seperti yang disebutkan oleh Ibu Nur Hayanti
dalam kehidupan sehari-hari secara penuh. Kemudian, Bapak Stefanus Marsudi
mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk
mengelola kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi
kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi sisi pribadi
yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat mengembangkan, memupuk dan
mendayagunakan dalam menghadapi tantangan.
Peneliti mencoba menggali informasi pula dari pihak siswa melalui
penyebaran angket. Hasilnya menunjukkan cenderung ke arah positif. Lebih dari
50 siswa dari 86 siswa yang menjadi responden, memilih seluruh guru bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.
Kecenderungan cukup positif juga terlihat dari indikator guru menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur, mantap dan dewasa dimana siswa menilai hampir
seluruh guru sesuai pernyataan 3, 4 dan 5. Di samping itu, masih ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
penilaian yang dapat menjadi masukan bagi para guru. 39 anak menilai hanya
setengah guru yang tegas dalam membimbing siswa, 33 siswa menilai setengah
guru saja yang bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Hal-hal lain
yang mendapat kecenderungan baik dengan perolehan penilaian positif ialah guru
menjunjung tinggi peraturan, guru percaya diri saat mengajar di kelas dan guru
memiliki sikap yang dapat diteladani oleh siswa. Penilaian dari pihak siswa ini
memang bukan jaminan kualitas guru yang sebenarnya. Namun setidaknya ini
dapat menjadi pertimbangan bagi pengembangan kepribadian seorang guru di
sekolah ini karena mengingat kompetensi kepribadiannya berpengaruh bagi proses
belajar siswa.
Berdasarkan wawancara, terdapat beberapa kegiatan yang diikuti dan
dilaksanakan untuk mengembangan kepribadian guru seperti seminar, workshop,
sharing dan diskusi dewan guru, pembinaan dari sekolah/yayasan/dinas
pendidikan, doa bersama, maupun retret/rekoleksi. Seluruh guru di SD PL
Sugiyopranoto dalam pernyataan 6 berkepribadian mantap terlihat 64 anak
menilai demikian. Kemudian 90% anak menilai seluruh guru menampilkan diri
sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa pada pernyataan 7.
Hal yang harus diperhatikan bahwa 33 anak menilai hanya setengah guru
saja yang bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa. Hasil penelitian
lainnya menunjukkan 53 anak menilai seluruh guru ramah dan penuh senyum. Hal
yang memprihatinkan dan harus diupayakan oleh para guru ialah sikap guru yang
humoris dalam menjelaskan materi pelajaran, 56 siswa (65,12%) menilai hanya
setengah guru yang mampu menjelaskan materi dengan diselingi humor. Humor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
berkaitan dengan kelucuan atau kata – kata yang menyegarkan sehingga suasana
belajar dapat menyenangkan dan tidak terkesan kaku, maka hal ini dapat menjadi
masukan baik untuk para guru agar lebih meningkatkan kepribadian yang
memiliki rasa humor dalam berrelasi dengan anak.
Menurut Romo A. Mintara Sufiyanta, SJ (2010: 84-85), pertanyaan yang
sering muncul ialah mengapa guru yang satu dinilai mengajarnya lebih baik
sedangkan yang lain tidak? Sebab yang satu mengajar dari kedalaman dirinya,
sementara yang lain mengajar tanpa kedalaman. Yang satu mengajar dengan
keseluruhan pribadinya sementara yang lain mengajar tanpa melibatkan dirinya di
dalamnya. Mengajar dengan kedalaman pribadi berarti membagikan kepada para
siswa segala jerih payah hidupnya, nilai – nilai kebenaran iman yang dipeluknya,
dan bagaimana ia memperjuangkannya. Dan tentu saja itu semua mesti
disesuaikan dengan konteks masyarakat dan situasi terkini. Yang tidak kalah
penting, ajaran dan teladan hidup guru bisa menggugah motivasi perjuangan
hidup anak didik serta teman – teman guru. Secara garis besar, berdasarkan hasil
wawancara dan hasil penyebaran kuesioner dapat dikatakan bahwa para guru di
SD PL Sugiyopranoto masih harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi
kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya.
b. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar kelas
IV dan V di SD PL Soegiyopranoto.
Guru ialah pendidik yang menjadi salah satu penentu kesuksesan setiap
usaha pendidikan baik dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga
evaluasi. Peran utama guru sebagai motivator juga penting untuk meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
semangat dan gairah belajar anak. Ki Hajar Dewantara menciptakan semboyan
“Ing ngarso sung tuladha, Ing Madya Mangun karso, Tut Wuri Handayani,”
artinya bahwa guru di depan harus menjadi teladan yang baik, di tengah
membangkitkan motivasi belajar siswa dengan karya dan gagasan yang sesuai
serta guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan dari belakang. Hal ini
kiranya dapat menjadi inspirasi bagi guru mengingat pentingnya peningkatan
motivasi belajar siswa demi kesuksesan usaha pendidikan. Usaha tersebut salah
satunya didukung dengan adanya pemanfaatan kompetensi kepribadian guru.
Dalam wawancara, Bapak Thomas Agung mengatakan bahwa guru yang
berkepribadian baik akan mendukung motivasi berprestasi siswa dan peningkatan
kondisi moralnya. Motivasi siswa juga didorong oleh faktor ekstern seperti guru
dan lingkungan selain faktor intern dirinya sendiri. 41 anak (47,67%) sudah selalu
bersemangat mengikuti pelajaran dan 30 anak (34,88%) berusaha meningkatkan
motivasinya untuk belajar. Hal yang memprihatinkan bahwa 19 anak (22,09%)
merasa kadang-kadang saja merasa rugi jika tidak masuk sekolah hal ini mungkin
dipengaruhi oleh kehadiran gurunya apakah sudah menampilkan sikap diri yang
menarik dan menciptakan suasana belajar yang menarik pada setiap harinya.
Motivasi belajar siswa kecuali dilihat dari prestasi dan sikap belajar siswa dalam
mengikuti pelajaran, juga dilihat dari tingkat kehadiran di sekolah, kebiasaan
dalam mengikuti pelajaran, keinginan untuk berprestasi, hingga kepuasaan serta
daya juang siswa dalam menghadapi hasil belajar.
Profesor Doktor Zakiyah Daradjat dalam Muhibbin Syah (2014: 225)
menegaskan pentingnya kepribadian seorang guru. Kepribadian itulah yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak
didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Guru
memiliki pengaruh besar maka segala tanggung jawab dan sikapnya akan menjadi
poros penggerak bagi keberhasilan siswanya untuk mencapai keberhasilan belajar.
Kepribadian guru berpengaruh pada siswa maupun pada guru pribadi
misalnya melalui pengembangan dan penghayatan kepribadian dirinya, seorang
guru dapat membantu pengembangan karakter dan mendukung motivasi siswa
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Thomas Agung. Selain itu menurut Ibu Nur
Hayanti, seorang guru yang berkompetensi kepribadian yang baik maka tindakan
yang dilakukannya akan menjadi contoh/inspirasi bagi siswanya dan kepribadian
yang baik membuat hati tenang terhindar dari kecemasan dan godaan dari
berbagai hal. Bapak Stefanus Marsudi juga berpendapat kepribadian guru yang
baik menghasilkan kemampuan untuk kuat dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam pelayanan di dunia pendidikan yang berpengaruh bagi siswa.
Di samping itu, setiap calon guru dan guru professional sangat diharapkan
mampu memahami kepribadian (personality) dirinya sebagai bekal untuk
kinerjanya di sekolah. Guru diharapkan mampu mengenali ciri khas kepribadian
seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2014: 225) bahwa keberhasilan
guru dalam menggeluti profesinya meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis. Fleksibilitas kognitif yang dimaksudkan ialah kemampuan berpikir
yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Keterbukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
psikologis perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain
serta diperlukan utuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa
yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara
bebas dan tanpa batasan sesuai kebutuhan para siswanya.
Setiap guru memiliki tipe-tipe kepribadian berbeda seperti yang telah
dijelaskan di bab II yaitu melankolis, sanguinis, flegmatis, koleris, yang
memberikan pengaruh tersendiri terhadap proses belajar mengajar yang
menentukan perilaku, pendekataan, dan gaya mengajarnya. Guru diharapkan juga
memperhatikan bagaimana cara menampilkan diri yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa baik dengan tutur kata, cara berpakaian, dan tindakan
ketika
mengajar misalnya menghindari kekerasan, teguran dan ketegasan
berlebihan.
c. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat motivasi belajar siswa
di kelas IV dan V SD PL Sugiyopranoto.
Belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan
pendidikan, karena menentukan berhasil ataupun tidaknya kegiatan belajar
mengajar. Dalam proses belajar, para siswa membutuhkan penggerak yang
dinamakan motivasi. Winkel (1996: 169) mengemukakan bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan
Selanjutnya Muhibbin Syah (2014: 129) menjelaskan secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
macam yaitu: faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal
(faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa,
meliputi aspek fisiologis (jasmaniah) dan psikologi (rohaniah seperti tingkat
kecerdasan/inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi). Sedangkan faktor
eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
baik sosial seperti para guru, tenaga kependidikan dan teman-teman sekelas yang
mempengaruhi semangat belajar siswa serta nonsosial seperti gedung sekolah dan
letaknya, rumah keluarga dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
Selaras dengan pendapat tersebut, para guru dalam wawancara
memberikan gambaran bahwa faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar
dari para siswa pada kenyataannya disebabkan oleh banyak hal. Jika dilihat secara
umum faktor pendukung meliputi fasilitas lengkap, suasana belajar yang kondusif,
guru yang lucu dan pandai dalam menciptakan kemenarikan pembelajaran,
sumber belajar yang memadai, teladan dan gaya mengajar guru. Faktor
penghambatnya seperti suasana belajar yang kurang kondusif, kurangnya fasilitas
belajar, acara televisi yang menarik, penggunaaan sosial media, guru yang terlalu
serius dan menuntut siswa, kurang kesadaran membaca, sumber bahan kadang
terbatas, keterbatasan waktu untuk pengembangan pembelajaran dan kurangnya
alat peraga.
Motivasi bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku seseorang.
Seperti yang dilihat dalam hasil penelitian, siswa sering memperhatikan pelajaran
dan mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru dengan baik ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dengan persentase 52,33%. Hal ini menunjukkan bahwa guru cukup berhasil
menarik perhatian siswa untuk belajar. Selanjutnya, guru yang humoris dan penuh
senyum ternyata dirindukan siswa terlihat dari perolehan persentase kuesioner
yang menunjukkan bahwa 56 siswa menilai setengah guru menunjukkan sikap
ramah dan humoris. 41 siswa menyatakan ia semangat dalam mengikuti pelajaran
(pernyataan 18) dan berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar (pernyataan
24). Hal ini dapat menjadi masukan baik bagi guru untuk lebih berusaha menggali
faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar anak secara lebih mendalam
karena siswa hampir seluruhnya (lebih dari 50%) menginginkan hasil belajar lebih
baik dari sebelumnya seperti dalam pernyataan nomor 25
Faktor-faktor tersebut jika dilihat hanya dapat diciptakan dan diupayakan
oleh guru. Guru menjadi pelaku utama untuk meningkatkan kemampuan dirinya
dari berbagai hal termasuk terkait kepribadian dan ketrampilannya. Dengan
adanya motivasi belajar, siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya,
mendukung kedisiplinan, keaktifan dan keberanian untuk tampil di depan umum.
4. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
penelitian,
penulis
akan
menyampaikan kesimpulan penelitian menjadi 3 pokok guna menanggapi tujuan
penelitian. Guru di SD PL Sugiyopranoto sejak awal rekruitmen hingga berkarya
sudah dibekali dengan berbagai kemampuan dan pelatihan dari dalam diri maupun
yang diupayakan oleh pemerintah, yayasan dan sekolah secara internal.
Pertama,
penghayatan
kompetensi
kepribadian
guru
di
SD
PL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sugiyopranoto. Melalui hasil wawancara dan hasil penyebaran kuesioner dapat
dikatakan bahwa para guru di SD PL Sugiyopranto cukup menghayati kompetensi
kepribadiannya. Tetapi para guru masih harus berusaha untuk meningkatkan
kompetensi kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya. Kompetensi
kepribadian dirasa cukup sulit dikembangkan karena tantangan dan persoalan di
lapangan yang berkaitan dengan tuntutan penilaian siswa, kondisi sekolah,
keadaan siswa, tawaran pekerjaan yang lain maupun relasi dengan rekan kerja,
siswa beserta wali siswa.
Kedua, kompetensi kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh baik untuk
guru secara pribadi, siswa maupun sekolah. Pada saat wawancara, bapak-ibu guru
berpendapat bahwa kepribadian yang baik menjadi cermin kebaikan bagi sikap
siswanya yang cenderung meniru. Menurut mereka guru tidak hanya mengajar
namun juga menanamkan nilai-nilai kepribadian. Kompetensi kepribadian dirasa
mendukung motivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kondisi moral siswa.
Kemudian, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner guru di SD PL Sugiyopranoto
memiliki kepribadian yang mantab, dewasa dan sesuai dengan norma yang
berlaku. Di samping itu, para guru diharapkan meningkatkan sikap tegas, humoris
dan bersedia menerima masukan siswa. Hal ini disebabkan karena cukup banyak
siswa yang menilai guru belum seluruhnya memiliki sikap tersebut.
Ketiga, faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa. Faktor
pendukung berkaitan dengan kepribadian guru seperti penampilan guru yang
menarik, humoris, menginspirasi dan gaya mengajar guru dengan pendekatan
yang membuat siswa semakin ingin bersemangat belajar. Faktor penghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
motivasi belajar siswa ialah sikap guru yang selalu serius, terlalu menuntut siswa,
tidak bersedia menerima masukan siswa dan kurang tegas dalam membimbing
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
Pada bab sebelumnya penulis telah menguraikan mengenai hasil penelitian
pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa kelas IV
dan V di SD PL Sugiyopranoto dan membahas hasil penelitian tersebut. Dari
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa: pertama,di satu pihak guru di SD PL
Sugiyopranoto cukup menghayati kompetensi kepribadiannya. Tetapi di lain
pihak para guru masih harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi
kepribadian mereka dan juga terus memantabkannya. Kedua, kompetensi
kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, siswa
maupun sekolah. Ketiga, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatkan
motivasi belajar siswa. Faktor pendukung motivasi belajar yang berkaitan dengan
kepribadian guru seperti penampilan guru yang menarik, humoris, menginspirasi
dan gaya mengajar guru dengan pendekatan yang membuat siswa bersemangat
belajar. Faktor penghambatnya ialah sikap guru yang terlalu serius menuntut
siswa, tidak bersedia menerima masukan siswa serta kurang tegas dalam
membimbing siswa.
Pada bab IV ini penulis memaparkan mengenai upaya yang diharapkan
dapat meningkatkan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa
berdasarkan kajian pustaka bab II dan hasil penelitian di bab III. Penulis akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
membagi bab IV ini ke dalam tiga bagian: pertama, menjelaskan tentang
pentingnya
meningkatkan
kompetensi
kepribadian
guru
dalam
rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa di SD PL Sugiyopranoto. Kedua, contoh
usulan kegiatan yang dapat mendukung upaya tersebut. Ketiga, penulis akan
menyampaikan rincian usulan program.
A. Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru Dalam
Rangka Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SD PL Sugiyopranoto
Klaten
Hasil
penelitian
melalui
wawancara
dan
pembagian
kuesioner
menunjukkan bahwa para guru di SD PL Sugiyopranoto Klaten sudah mengetahui
pentingnya meningkatkan kompetensi kepribadiannya. Para guru di SD PL
Sugiyopranoto
memahami
pengertian
dan
aspek-aspek
yang
mencakup
kompetensi kepribadian baik melalui pengalaman maupun tuntutan dari pihak
yayasan maupun pemerintah. Mereka cukup menghayati dan tetap berusaha
memantabkan kepribadian yang seharusnya dimiliki seorang guru.
Kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh bagi karyanya bersama para
murid dan rekan kerja. Secara khusus bagi para siswa, kompetensi kepribadian
guru menunjang keberhasilan belajar siswa sebab kepribadian guru memiliki daya
tarik tersendiri bagi siswa. Kepribadian guru mempengaruhi cara yang ia pilih
untuk membimbing, mendidik dan memotivasi belajar siswa. Berdasarkan
penelitian, semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah
masih perlu ditingkatkan kembali. Siswa perlu didorong untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Jika dilihat siswa-siswi kelas IV dan V belum sepenuhnya
memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sebagian siswa merasa bahwa pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
diikuti karena rutinitas sehari-hari. Selain itu, terdapat lebih dari 11 anak tidak
konsentrasi ketika pelajaran berlangsung.
Belajar dari sharing beberapa guru yang saya temui, kompetensi
kepribadian dianggap jarang diperhatikan. Pemerintah lebih fokus pada
kompetensi paedagogik dan profesional, padahal kompetensi kepribadian
menunjang keberhasilan kompetensi lainnya. Hal yang memprihatinkan lainnnya
muncul dari pihak para guru yang seringkali lalai dan lebih mengutamakan segi
kognitif siswa tanpa menanamkan nilai-nilai dasar kepribadian seperti
kemantaban, kesopanan, tanggung jawab, kedewasaan maupun kestabilan diri.
Guru merupakan profesi yang strategis dan mulia. Hal tersebut sesuai
dengan GE art.5, “memang sungguh indah dan beratlah panggilan sebagai
pendidik. Panggilan itu memerlukan bakat-bakat khas, budi, maupun hati,
menuntut persiapan yang amat seksama dan kesediaan untuk terus menerus
membarui dan menyesuaikan diri.” Pendidik diharapkan mampu berguru bersama
Sang Guru yaitu Yesus Kristus sendiri. Berdasarkan dokumen GE art. 5
disebutkan perlunya bakat, hati, persiapan dan kemauan untuk memperbaharui
diri dan menyesuaikan diri.
Dalam pendidikan, perkembangan kepribadian masing-masing siswa
termasuk gurunya dan perkembangan bersama dalam kelas merupakan hal yang
amat penting. Maka penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi yang perlu diadakan
untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru. Rekoleksi ini mengajak para
pendidik untuk menyadari karya Allah, cara kerja serta bimbinganNya dan
tanggapan mereka terhadap karya Allah itu, terutama dalam berkarya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pendidik. Melalui kegiatan tersebut, peserta diharapkan semakin mampu untuk
menjadi pelayan . Hal ini sesuai dengan pendapat Groome (2010: 390) dimana
dikatakan pendidik agama Kristiani harus menghadirkan sosok pribadi Yesus
Kristus ketika melayani.
Menurut, Adolf Heuken SJ (1979: 10), kepribadian adalah pola
menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang baik yang
jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah
ditatanya dalam caranya yang khas, di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola
ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia
sebagaimana dikehendakinya. Maka dirasa sangat penting, para guru meluangkan
waktunya untuk melihat kembali perkembangan kepribadiannya selama berkarya
bersama rekan kerja guru dan siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto di bawah
naungan Yayasan Pangudi Luhur.
B. Usulan Program Rekoleksi Untuk Para Guru
Penulis
mengusulkan
program
rekoleksi
sebagai
usaha
untuk
memperkembangkan kehidupan iman atau rohani. Menurut Mangunhardjana SJ
(1985: 18), rekoleksi lebih dimaksudkan untuk meninjau kembali karya Allah
dalam diri kita, cara kerja serta bimbinganNya dan tanggapan kita terhadap karya
Allah. Bapak Thomas Agung mengutarakan bahwa kegiatan rekoleksi sudah rutin
diikuti oleh para guru dalam tingkat yayasan maupun ranting. Namun lebih baik
jika kegiatan ini juga dilaksanakan di tingkat sekolah berdasarkan konteks serta
kebutuhan sekolah, guru dan anak didik. Kegiatan ini berguna bagi para guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sebab mereka diarahkan untuk mampu melihat kembali perjalanan panggilan
karyanya bersama pemimpin sekolah, rekan kerja maupun siswa di lembaga yang
bersangkutan.
Mengajar merupakan panggilan dari Kristus dan melalui pribadiNya
Kristus hadir dan berkarya. Melalui kegiatan rekoleksi ini, para guru diajak untuk
memikirkan kembali seperti apa kepribadiannya selama berkarya bersama siswa
terutama dalam hal memperlancar proses pendidikan anak didik salah satunya
dalam hal meningkatkan motivasi belajar. Rekoleksi ibarat penyegaran kembali
dan pemantaban karya. Tujuan dari rekoleksi dapat dilihat dari arti kata rekoleksi
itu sendiri. Menurut Mangunhardjana (1985: 7) istilah rekoleksi berasal dari
bahasa Inggris recollection yang berarti usaha untuk mengumpulkan kembali.
Dalam hal ini yang dikumpulkan adalah pengalaman peserta rekoleksi dalam
kesehariannya. Maka tujuan dari rekoleksi ini adalah agar para guru lebih giat
memperkembangkan kepribadiannya dengan belajar dari kepribadian Yesus
Kristus sendiri. Seperti dalam retret, bahan yang diolah dalam rekoleksi diambil
dari pengalaman hidup yang sudah dijalani (Mangunhardjana, 1985: 18). Dalam
membuat usulan kegiatan rekoleksi ini, penulis menyusun langkah-langkah yang
perlu dipersiapkan sehingga dapat membantu pelaksanaan rekoleksi.
1. Rekoleksi I
a. Tema
Kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema “Meneladani Yesus Sang Guru
Sejati”. Tema ini diambil untuk membantu para guru agar menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
panggilannya sebagai seorang Guru Kristiani. Oleh sebab itu, para guru
diharapkan meneladani sikap dan semangat Yesus Sang Guru Sejati dalam
kehidupan sehari-hari. Yesus Kristus memiliki kepribadian yang patut diteladani.
Dengan demikian para guru, semakin mampu menjadi pribadi yang dewasa,
mantab, dan patut diteladani oleh para siswa.
b. Tujuan
1. Peserta mampu menyadari diri dengan masuk ke kedalaman hidupnya.
2. Peserta mampu meneladani sikap dan semangat Yesus Sang Guru Sejati
3. Peserta mampu menggali 10 Keutamaan Guru Kristiani
4. Peserta mampu menentukan aksi pribadi maupun bersama untuk mewujudkan
perkembangan kepribadiannya.
c. Peserta
Pesera rekoleksi adalah kepala sekolah dan seluruh guru SD PL
Sugiyopranoto Klaten.
d. Tempat dan Waktu
Rekoleksi ini dilaksanakan saat libur pergantian tahun ajaran baru (Bulan
Juni) agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar sekaligus dapat digunakan
sebagai kegiatan refleksi maupun evaluasi karya. Tempat pelaksanaan di Rumah
Retret Panti Semedi, Klaten.
e. Bentuk rekoleksi
Rekoleksi dilaksanakan dengan dinamika kelompok, sharing pengalaman
dari para guru, refleksi, menonton video inspiratif, penyusunan niat, penyampaian
materi dan diakhiri dengan ibadat penutup. Rekoleksi dilaksanakan dengan santai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
namun mendalam. Materi yang akan dibahas berkenaan dengan pendapat Harris
dan Moran menyebut 3 langkah yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk
memperkembangkan hidup batin atau kedalaman jiwanya yaitu hening,
mendengarkan, dan melakukan Sabat dengan tujuan untuk mendengarkan karya
Allah dalam diri masing-masing guru melalui tugas mengajar, mendampingi dan
membimbing siswa. Materi ketiga tentang pokok-pokok kompetensi kepribadian
yang semestinya dihayati oleh para guru.
f. Sumber Bahan
Rekoleksi ini dirancang dengan menggunakan berbagai sumber bahan
yang memperkaya dan menunjang. Sumber bahan tersebut diantaranya kisah
“Jean Donovan”, kutipan Kitab Suci dari Luk 5:2-6 dan Yoh 13:1-20, buku
berjudul “Roh Sang Guru” dan “Sang Guru Sang Peziarah” karangan Romo
Mintara Sufiyanta, dan kutipan mengenai pengembangan kepribadian guru dari
Maria Harris dan Gabriel Moran dalam buku Mapping Christian Education dalam
Jack L. Seymour.
g. Metode Rekoleksi
Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini yaitu penayangan video dan
gambar, ceramah/informasi, berbagi pengalaman (sharing) dan diskusi kelompok.
h. Sarana
Sarana pendukung kelancaran rekoleksi ialah laptop, hand out, LCD,
speaker dan laptop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
i. Susunan Acara
Tabel 7
Susunan Acara Rekoleksi Para Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
No
Waktu
Acara
Petugas
1.
08.00-08.15
Salam dan Pengantar
2.
08.15-08.30
Doa Pembukaan dan Menyanyikan Pendamping
Pendamping
“Lagu Srengenge Nyunar”
peserta
3.
08.30-08.45
Snack
Petugas khusus
4.
08.45-09.45
Refleksi Pribadi
Pendamping
(Waktu Bersama Tuhan)
5.
09.45- 10.30 Sesi I. Penggalian Pengalaman
Pendamping
6.
10.30-11.00
Ice Breaking
Pendamping
7.
11.00-12.30
Sesi II.Masuk Ke Kedalaman Hidupku Pendamping
8.
12.30-13.00
Makan Siang
Petugas Khusus
9.
13.00-14.00
Sesi II.
Pendamping
Berguru dengan Yesus Sang Guru
10. 14.00-15.00
Sesi III.
Menggali
Pendamping
10
Keutamaan
Guru
Kristiani
11. 15.00-16.00
-16.00-
Refleksi + Merumuskan Aksi
Pendamping
Penutup
Pendamping
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
j. Rincian Usulan Program
a. Salam dan Pengantar
Pendamping menyapa selamat pagi dan selamat datang kepada para guru
selanjutnya
mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk dapat
berkumpul
bersama
melaksanakan
rekoleksi.
Pendamping
juga
menyampaikan tujuan pelaksanaan rekoleksi agar rekoleksi berjalan dengan
lancar dan memberikan manfaat bagi peserta rekoleksi. Secara umum,
rekoleksi diadakan untuk mengajak para guru meninjau karya Allah dalam
dirinya, cara kerja serta bimbinganNya dan tanggapan mereka terhadap karya
Allah itu. Dalam konteks ini karya Allah terhadap panggilan sebagai seorang
guru. Tujuan secara khusus, mengajak peserta untuk menyadari diri dengan
masuk ke kedalaman hidupnya, meneladani sikap dan semangat Yesus Sang
Guru Sejati, menggali 10 keutamaan Guru Kristiani dan menentukan aksi
pribadi maupun bersama untuk mewujudkan perkembangan kepribadiaannya
sebagai seorang guru.
b. Doa Pembukaan
Pendamping : Marilah kita hening sejenak untuk menyiapkan hati, pikiran
dan tindakan kita sebelum mengikuti kegiatan rekoleksi ini. Silahkan
bapak/ibu guru duduk dengan posisi yang nyaman, kemudian memejamkan
mata sambil mendengarkan lagu “Srengenge Nyunar” lalu berusahalah
merasakan kehadiran kita sekarang bersama rekan kerja di tempat yang
istimewa ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Disusul doa pembukaan dengan inti mengucapkan syukur atas kesempatan
rekoleksi dan panggilan sebagai seorang guru kemudian memohon kasih
penyertaan Tuhan agar rekoleksi ini memberikan buah-buah positif untuk
memperkembangkan kepribadian dengan meneladani Yesus Sang Guru
Sejati.
c. Refleksi Pribadi
Tujuan: Peserta bersama pendamping diharapkan semakin menyadari
panggilan sebagai seorang guru yang dipilih Tuhan.
Pendamping mengajak peserta selama 45 menit mengambil waktu untuk
hening sejenak dan berkomunikasi kepada Tuhan, kemudian menuliskan
refleksi secara pribadi. Peserta dipersilahkan memilih tempat bebas di area
rumah retret. Bahan refleksi diambil dari Lukas 5:2-6 mengenai Penjala Ikan
menjadi Penjala Manusia.
Panduan pertanyaan refleksi:
Yesus mengenal pribadi anda, Ia memanggil, memilih dan berkehendak
masuk ke perahu hidup anda. Dan kini Ia ingin mengajak anda ke tempat
yang lebih dalam dan menebarkan jala. Kita diharapkan menebarkan jala
untuk masuk ke kedalaman hati anak didik dan diri kita sendiri sehingga kita
pasti akan memperoleh banyak makna hidup. Akankah anda menolak? Apa
yang ingin anda cari dalam hidup ini? Apakah profesi seorang guru
merupakan impian hati untuk mencapai kebahagiaan anda? Tantangan apa
yang menerpa ketika ingin benar-benar menghayati panggilan itu? Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
guru, apakah anda merasa sudah cukup berhasil mengajak anak-anak mencari
buah-buah pelajaran yang sungguh bermanfaat?
d. Sesi I: Penggalian Pengalaman
Tujuan : Peserta bersama pendamping dapat menyadari pilihannya sebagai
seorang guru dengan berbagai konsekuensi, tanggung jawab dan tantangan
yang harus dihadapi.
Bahan : kisah “Jean Donovan” (terlampir) dan pengalaman peserta.
Metode : menonton video, sharing pengalaman
Langkah-langkah:
Pendamping mengajak peserta untuk mendalami kisah Jean Donovan. Setelah
selesai, pendamping meminta peserta untuk membentuk kelompok 3-4 orang
dengan menjawab pertanyaan berikut:
- Cerita tersebut menggambarkan situasi seperti apa?
- Tantangan apa saja yang dihadapi oleh Jean Donovan tersebut?
- Menurut anda, inspirasi apa saja tercermin dari kisah tersebut?
- Bagaimana dengan pengalaman anda masing-masing?
Setelah itu, pendamping meminta masing-masing kelompok mengungkapkan
hasil sharing kelompok secara pleno. Berikutnya, pendamping membahas
hasil sharing tersebut.
e. Ice Breaking
Pendamping mengajak peserta untuk mencairkan suasana dengan mengikuti
gerak dan lagu Positive Thinking”. Kemudian disusul dengan menyanyikan
lagu Dengar Dia Panggil Nama Saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
f. Sesi I. Masuk Ke Kedalaman Hidupku (Pendidikan dan Hidup Batin)
Tujuan : Peserta bersama pendamping diharapkan semakin menyadari karya
Allah dalam hidupnya melalui 3 cara yang ditawarkan Maria Harris dan
Gabriel Morran yaitu keheningan (silent), mendengarkan (listening) dan
melakukan Sabbath (Sabbath).
Metode : Informasi
Langkah-langkah:
Pendamping mendalami 3 cara yang ditawarkan Maria Harris dan
Gabriel Morran untuk memperkembangkan kepribadian. Materi sebagai
berikut:
Guru perlu menyadari bahwa kepribadian seorang guru amat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar di kelas dan relasi sehari-hari
dengan para siswa-siswi. Kepribadian para guru yang mantab, stabil, dewasa,
arif, berwibawa akan menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan
kepribadian siswa-siswi. Sikap, kata-kata, tindakan, dan keputusan yang para
guru ambil akan memberi contoh nyata kepada siswa-siswi. Para siswa akan
merasa nyaman, senang, dan tertarik mengambil bagian dalam proses
pembelajaran para guru, karena kepribadian, tingkah laku, dan tutur kata
gurunya dapat diteladani. Hal ini semua mempengaruhi peningkatan motivasi
belajar siswa dan pencapaian hasil pembelajaran serta prestasi siswa.
Gabriel Moran dan Maria Harris memberikan inspirasi tentang
pengembangan kepribadian. Keduanya adalah ahli Pendidikan Agama
Katolik. Mereka berasal dari Amerika Serikat. Dalam pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
perkembangan kepribadian amat penting diperhatikan karena menunjang
pengembangan kemampuan lainnya dan mempengaruhi cara mereka untuk
mengajar, mendampingi serta membina siswa. Maria Harris dan Gabriel
Moran mengatakan seorang pribadi adalah seorang yang mendengarkan
kedalaman hatinya dan selanjutnya mewujudkannya melalui tindakan nyata
demi hidup sendiri tetapi yang lebih pokok juga demi kebaikan sesamanya.
Mereka berpendapat
kepribadian memiliki dua dimensi yaitu kedalaman
hidup (inwardness atau interiority) atau hidup batin (inner life) dan relasinya
dengan yang lain (Allah, sesama, dan seluruh ciptaan serta alam semesta)
yang terungkap dalam tindakan nyata (outer activity). Dua dimensi
kepribadian manusia ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan,
Keduanya memiliki hubungan yang erat bahkan sesungguhnya merupakan
satu kesatuan dengan dua sisi.
Kedalaman batin sesungguhnya merupakan sumber penggerak tindakan
konkret. Tindakan nyata merupakan cerminan dari kedalaman batin. Semakin
mendalam kehidupan batin seseorang, semakin mantab dan besarlah
pengaruhnya pada tindakan nyata sehari-hari. Dengan kata lain terdapat
hubungan yang konkret antara hidup batin dengan tindakan nyata yang antara
lain dapat berupa dedikasi, pelayanan, dan bahkan pengorbanan diri yang
dilakukan secara tulus hati dan tanpa pamrih.
Harris dan Moran menyebut 3 langkah yang perlu dilakukan oleh setiap
orang untuk memperkembangkan hidup batin atau kedalaman jiwanya. Tiga
langkah tersebut adalah: hening, mendengarkan, dan melakukan Sabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Pertama, orang diharapkan masuk ke dalam keheningan. Harris menyatakan
keheningan memberi daya formatif yang berupa penjernihan, pendalaman,
dan pengayaan kepada kehidupan batin seseorang. Dalam keheningan orang
dibantu untuk menjadi dirinya yang otentik. Orang membuka hati terhadap
hadirnya Sang Terang sejati. Dalam keheningan seseorang berjumpa dengan
yang ilahi yang berkenan menyingkapkan diriNya kepada manusia yang rindu
dan percaya kepadaNya. Keheningan batin membutuhkan ketekunan dan
kedisiplinan. Orang-orang zaman sekarang termasuk para guru tidak selalu
mudah melakukannya.
Pada langkah kedua, para guru diajak untuk mendengarkan. Harris
dan Moran mengatakan alasan pokok orang perlu masuk dalam keheningan
supaya mereka dapat mendengarkan kerinduan hati mereka sendiri sebagai
salah satu syarat pokok supaya orang dapat melakukan yang benar, dengan
cara yang benar, melalui pertimbangan yang benar, dan akhirnya memberikan
buah-buah sukacita, kebahagiaan, dan kedamaian. Kecuali mendengarkan
kerinduan diri sendiri, di dalam keheningan orang juga mendengarkan keluh
kesah atau jeritan dan tangisan sesamanya. Selain itu para guru diminta untuk
mendengarkan kehendak yang ilahi. Di dalam keheningan itu seseorang dapat
bertanya apa yang dikehendaki Allah supaya mereka lakukan untuk para
siswa-siswinya, untuk teman-teman guru, dan orang tua?
Keheningan
membuat seseorang berlaku bijaksana dan memperlakukan setiap siswa-siswi
ebagai subyek atau sebagai pribadi yang pantas kita kasihi dan hormati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Langkah selanjutnya orang masuk ke dalam Sabat. Sabat merupakan
sumber dan dasar untuk Perayaan Ekaristi umat Katolik pada hari Minggu.
Sabat mengingatkan kepada Sepuluh Perintah Allah atau Dekalog yang
sumbernya diambil dari Kitab Keluaran 20:8-11. Aturan Sabat tidak hnya
bersifat ritual-liturgis, melainkan juga etis yaitu demi kesejahteraan semua
umat, lebih-lebih kesejahteraan mereka yang lemah yaitu para hamba atau
orang asing, termasuk kebaikan bagi seluruh makluk dan alam semesta.
Allah, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makluk lainnya perlu
beristirahat. Istirahat menjadi jalan semua makluk untuk berkembang
mencapai kepenuhannya. Melalui Sabat, para guru semakin sadar bahwa
sekolah bukan tempat untuk mengejar ambisi pribadi melainkan sebagai
tempat untuk mendengarkan sabda Allah dan melayani siswa-siswi yang
dipercakan kepada kita. Sabat, sebagai langkah ketiga dari pembinaan
kedalaman
hidup,
merupakan
momen
yang
sangat
penting
yang
dianugerahkan oleh Tuhan demi perkembangan hidup kita sendiri dan siswasiswi yang kita layani. Di dalam KGK 2186 dikatakan hari Sabat merupakan
waktu yang istimewa bagi orang Krisitani untuk berbuat cinta kasih kepada
orang tua yang sudah sakit-sakit dan berbuat amal lainnya.
Setelah mendalami materi tersebut, peserta diminta untuk menuliskan
contoh-contoh tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk masuk ke
kedalaman hidup melalui keheningan (silent), mendengarkan (listening) dan
melakukan Sabat (Sabbath). Kemudian beberapa peserta dipersilahkan untuk
memaparkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
g. Sesi II. Berguru dengan Yesus Sang Guru
Tujuan
: Peserta bersama pendamping dapat mengerti tindakan Yesus
dalam mendidik para muridNya dan menyadari sejauh mana diri peserta
mengikuti teladan Yesus.
Bahan
: Yohanes 13:1-20, gambar karya-karya Yesus dan pengalaman
peserta
Langkah-langkah:
Pendamping mengajak peserta untuk membaca dan merenungkan Injil
Yohanes 13:1-20 mengenai Yesus Membasuh Kaki Para MuridNya.
Kemudian pendamping memberikan pertanyaan dan perwakilan peserta
menjawab:
1. Ayat mana sajakah yang menunjukkan keteladanan Yesus?
2. Apa saja yang dilakukan Yesus?
3. Lihatlah gambar-gambar Yesus berikut (terlampir) dan sejauh mana
bapak/ibu guru mengikuti teladan Yesus? Jelaskan!
Berikutnya, pendamping memberikan peneguhan:
Keutamaan yang tampak dari kisah ini adalah sikap berani merendahkan
diri, melayani secara tulus dan memberi teladan. Kewibawaan seorang guru
memancar semakin terang saat dirinya mau merendahkan diri, menjadi
pelayan dan memberi teladan kepada para muridnya. Seorang guru tidak
hanya
mengajarkan
pengetahuan,
tetapi
terlebih
ia
menyampaikan
kebijaksanaan dan keutamaan hidup. Untuk itu, tidak cukup ajaran itu
disampaikan lewat perkataan. Ajaran tentang kebijaksanaan dan keutamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
hidup mesti diajarkan terlebih lewat tindakan. Cara Yesus meneruskan ajaran
kebijaksanaan dan nilai-nilai cinta kasih lebih dikerjakan melalui tindakan.
Yesus mengajar dengan cara memberi teladan hidup konkret. Ia berharap,
para muridNya pun melakukan hal yang sama, lalu mereka mengajarkan
dengan cara yang sama terus menerus dari generasi ke generasi dari waktu ke
waktu. Sosok Yesus sebagai guru, yaitu: mengasihi murid-muridNya (ayat 1),
berinisiatif dalam bertindak (ayat 4), memberi teladan kerendahan hati (ayat
5), dan sabar menghadapi murid (ayat 6-12).
h. Sesi III. Menggali 10 Keutamaan Guru Kristiani
Tujuan: Peserta bersama pendamping diajak untuk memperjuangkan dan
meneladani 10 nilai keutamaan seperti siap sedia, totalitas, cura personalis, kerja
keras dan mutu, sense of belonging, melayani dengan rendah hati, bijaksana,
memperjuangkan kebenaran, mudah bersyukur, serta berpengharapan.
Bahan : 10 Keutamaan Guru Kristiani (Buku Roh Sang Guru, Rm. Mintara S, SJ)
Metode : Permainan dan Informasi
Pendamping mendalami keutamaan-keutamaan melalui permainan. Setiap peserta
diberi undian untuk memerankan keutamaan tersebut. Misalnya Ibu Nur mendapat
undian keutamaan siap sedia, maka beliau bermain peran yang mencerminkan
sikap siap sedia. Dalam memainkan peran diperbolehkan meminta bantuan orang
lain. Setelah itu, setiap peserta diminta menjelaskan pokok-pokok keutamaan
tersebut. Permainan ini memberikan maksud agar para guru memiliki gambaran
dan sekaligus semakin belajar untuk menjadi peran positif dari 10 keutamaan ini.
Penjelasan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. Keutamaan siap sedia
Keutamaan siap sedia (available) adalah sikap sekaligus kemampuan
untuk selalu terbuka kepada anugerah perutusan yang diberikan oleh atasannya
(pembesar) yang bertindak sebagai wakil Tuhan. Kesediaan dan kehendak untuk
lebih taat menumbuhkan kerendahan hati yang besar. Siap sedia berarti
menyerahkan dan mempercayakan diri seutuhnya untuk digunakan sebagai sarana
mencapai tujuan tugas perutusan. Siap sedia merupakan keutamaan Kristiani
karena pribadi kita senantiasa terbuka untuk menerima Roh Kristus dan siap
dipakai olehNya untuk melanjutkan perjuangan mewartakaan nilai-nilai Kerajaan
Allah. Itulah yang terjadi ketika para murid bergegas meninggalkan pekerjaannya
setelah Yesus mengatakan: mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia (lihat Mat 4:18-22).
2. Keutamaan totalitas
Totalitas disini berarti kemauan untuk membiarkan Roh Allah secara total
bekerja melalui dan di dalam diriku, namun sekaligus berarti kemauanku untuk
mengerahkan seluruh potensi dan talenta dalam melaksanakan tugas yang
diemban. Totalitas berkaitan dengan kepribadian yang berkomitmen. Pribadi yang
memiliki komitmen berarti ia memiliki kesatuan dengan pribadi-pribadi lainnya
dalam mencapai misi atau tugas perutusan bersama. Totalitas juga berarti
penyerahan diri seutuhnya kepada Yesus Kristus di dalam tugas perutusan sebagai
pendidik. Dalam kepenuhan totalitas itulah kebahagiaan dialami secara penuh
pula, sebab antara kerinduanku, kerinduan semesta dan kerinduan Sang Pencipta
berada di dalam harmoni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
3. Keutamaan cura personalis
Keutamaan ini memiliki dasar pada ketrampilan mempraktikkan cinta
kasih dalam relasi hati antarpribadi. Istilah dalam bahasa Latin itu bergema secara
khas di dalam pendidikan hati menurut tradisi Santo Ignatius Loyola. Istilah itu
sendiri secara bebas berarti memberi perhatian kepada setiap pribadi sebagai
pribadi (manusia) secara pribadi. Seorang guru yang memberi perhatian kepada
setiap muridnya (yang unik) secara pribadi, dengan intensitas yang sesuai
kebutuhan setiap pribadinya, bisa dikatakan guru itu mempraktikan cura
personalis dalam mendidik dan mendampingi murid-muridnya. Pribadi seorang
murid itu khas dan unik, maka perlu diperhatikan dan diperlakukan secara khas
dan unik pula. Salah satu tanda paling tampak dari cura personalis ini adalah
mengenal setiap pribadi secara personal, seperti gembala mengenal dombadombanya sehingga domba-dombanya pun mengenalnya.
4. Keutamaan kerja keras dan mutu
Keutamaan kerja keras dan mutu adalah tuntutan profesionalitas sekaligus
tuntutan totalitas. Kerja keras mengindikasikan kemauan untuk mencurahkan
seluruh tenaga dan waktu, sementara mutu mengindikasikan kemauan untuk
memberikan semua kemampuan dan potensi diri. Singkatnya, kerja keras dan
mutu hendak menunjuk pada pribadi yang tidak setengah-setengah. Ia punya sikap
magis, yaitu melakukan yang lebih baik dengan cara memberikan waktu tenaga
maupun pikiran-talenta diri. Keutamaan kerja keras dan mutu dilakukan sebagai
penghayatan iman bahwa ia melakukan semua itu karena ingin dipersatukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
bersama Allah sendiri, yang di dalam Yesus Kristus telah bekerja keras demi
kebahagiaan dan keselamatan umat manusia seluruhnya.
5. Keutamaan Sense of belonging
Keutamaan sense of belonging sebenarnya membual dari rasa tanggung
jawab atas hidup dan masa depan yang cerah para murid yang didampingi
perjalanan hidupnya maupun masa depan sesama yang menjadi teman
seperjalanan dalam tugas perutusannya. Secara harafiah, sense of belonging dapat
dimengerti sebagai rasa memiliki atas segala hal yang mendukung kepada tujuan
mulia kehidupan ini. Maka, dalam konteks pendidikan tidak hanya terhadap masa
depan para murid, tetapi sense of belonging juga berarti ikut bertanggung jawab
dan punya “rasa memiliki” terhadap kelangsung hidup warga komunitas dan
institusinya.
6. Keutamaan melayani dengan rendah hati
Keutamaan melayani dengan rendah hati yang paling tampak dan mudah
kita teladani adalah peristiwa Yesus membasuh kaki para muridNya pada waktu
Perjamuan Malam Terakhir. Menjadi rendah hati merupakan perpaduan antara
sikap hati yang menempatkan orang lain lebih dari diriku, sekaligus tindakan
tangan untuk melayani. Melayani dengan rendah hati juga berarti siap menjadi
orang nomor dua, orang di balik layar, atau orang yang berbuat, tetapi siap untuk
tidak diperhitungkan peranannya.
7. Keutamaan Bijaksana
Keutamaan bijaksana diharapkan tumbuh dan berkembang di dalam
pribadi guru Kristiani. Makas seorang guru Kristiani selain mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
pengetahuan dan ketrampilan hidup, juga diajak untuk membantu para murid bisa
melihat ke dalam dan mencintai kebijaksanaan. Dengan melatihorang-orang muda
mencintai kebijaksanaan, diharapkan akan lahir di dalam masyarakat bangsa kita
para pemimpin yang bijaksana.
8. Keutamaan memperjuangkan kebenaran
Keutamaan memperjuangkan kebenaran pada akhirnya adalah keutamaan
untuk mengalahkan diri sendiri dengan segala keinginan dan keegoisan.
Keutamaan ini pada gilirannya membawa diri untuk memenangkan Allah dan
kehendak kebenaranNya bagi hidup dan orang-orang yang dilayani.
9. Keutamaan Mudah Bersyukur
Keutamaan mudah bersyukur memiliki kekuatan dahsyat. Pribadi yang
mudah bersyukur adalah pribadi yang paling bahagia. Ia bersyukur atas kasih
Allah, ia bersyukur atas kehidupan, ia bersyukur atas keberadaan dan hidupnya, ia
bersyukur atas orang-orang dan alam semesta yang menjadi sahabatnya, ia
bersyukur atas segala sesuatu.
10. Berpengharapan
Spiritualitas yang terkandung di balik keutamaan berpengharapan adalah
kemurahan hati Allah sendiri yang pasti menjamin kelangsungan hidup dan segala
hal baik di dalam kehidupan ini. Berpengharapan berarti sikap mengandalkan
Allah yang memberi jaminan keselamatan dan jaminan masa depan yang lebih
baik. Allah itulah sumber dari segala sumber pengharapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
i. Refleksi dan Menentukan aksi
Pendamping mengajak peserta untuk berkumpul di kapel. Kapel telah
disiapkan dengan baik. Sarana yang disiapkan seperti lilin, Salib, tanaman
(digunakan sebagai pohon aksi). Pendamping menyiapkan instrumen seperti “Stay
With Me atau Bless The Lord”. Kemudian mengajak peserta untuk merenung dan
berdoa:
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, aku berkehendak untuk memperjuangkan
kebenaran
dan
keutamaan-keutamaan
Kristiani
meskipun
banyak
tantangan dan godaan. Aku tidak akan patah menyerah oleh silau tawaran
duniawi: harta, pangkat dan nikmat.
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, akan kupimpin murid-muridku mencari
dan memperjuangkan yang benar. Akan kuteladankan kepada mereka
nilai-nilai kasih, kejujuran, ketekunan, kedamaian, kesederhanaan,
kemurahan hati, cinta pada orang miskin-papa, dan kepedualian pada
lingkungan hidup.
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, aku bertekad untuk tetap tinggal dan
menyatu dengan pokok anggur kebenaran, yakni pribadiMu sendiri. Dan
mulai sekarang, akan kusertakan teman-temanku, para guru, para
karyawan, dan murid-muridku ke dalam doa pribadiku.
-
Ya Yesus, Guru dan Sahabatku, kuatkanlah kehendak baikku dan
kobarkan gairah hidupku.
Kemudian pendamping meminta peserta menuliskan aksi di kertas
yang telah disiapkan dan ditempelkan di pohon harapan. Disusul dengan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
umat dan diakhiri dengan doa penutup serta lagu “Kau Dipanggil Tuhan” (PS
683).
2. Rekoleksi II
a. Tema
Kegiatan rekoleksi ini mengangkat tema “Menjadi Guru Yang
Menginspirasi”. Tema ini diambil untuk membantu para guru agar semakin
menyadari kemampuannya sebagai seorang pribadi yang menginspirasi.
Kepribadian masing-masing guru unik, dan keunikan itulah yang membuatnya
mengetahui dirinya dan mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang ada pada
dirinya baik untuk diri sendiri, rekan kerja maupun siswanya. Diharapkan
rekoleksi ini dapat mendorong para guru untuk melakukan perubahan pada dirinya
menuju kualitas diri yang semaksimal mungkin.
b. Tujuan
1. Peserta mampu mendalami kepribadian dirinya secara utuh (total image)
2. Peserta mampu menggali citra guru Kristiani yang menginspirasi
3. Peserta mampu menentukan niat pribadi untuk mewujudkan perkembangan
kepribadiannya.
c. Peserta
Pesera rekoleksi adalah kepala sekolah dan seluruh guru SD PL
Sugiyopranoto Klaten.
d. Tempat dan Waktu
Rekoleksi ini dilaksanakan saat libur semester gasal (Bulan Desember)
agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar sekaligus dapat digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
sebagai kegiatan refleksi maupun evaluasi karya. Tempat pelaksanaan di Aula SD
PL Sugiyopranoto, Klaten.
e. Bentuk rekoleksi
Rekoleksi dilaksanakan dibuka dengan ibadat, sharing pengalaman dari
para guru, penyampaian materi, refleksi, penyusunan niat, dan diakhiri dengan
misa penutup. Rekoleksi dilaksanakan dengan santai namun mendalam. Materi
yang diberikan saat rekoleksi berkaitan dengan penyadaran mengenai kepribadian
guru secara utuh baik itu pengertian, praktek kepribadian secara nyata di
lapangan, aspek kepribadian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian.
Kemudian dilanjutkan dengan materi citra guru Kristiani yang memotivasi.
f. Sumber Bahan
Bahan rekoleksi ini bersumber dari video “Not One Less” yang
menceritakan mengenai perjuangan gigih seorang guru dalam mendampingi para
siswanya. Bahan berikutnya dari buku Romo Mintara Sufiyanta, SJ tahun 2009
berjudul Roh Sang Guru dan buku Rismawaty tahun 2008 berjudul Kepribadian
dan Etika Profesi.
g. Metode Rekoleksi
Metode yang digunakan dalam rekoleksi ialah penayangan video,
informasi dan sharing pengalaman.
h. Sarana
Sarana pendukung yang diperlukan ialah laptop, hand out, LCD, dan
speaker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
i. Susunan Acara
Tabel 8
Susunan Acara Rekoleksi Para Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
No
Waktu
Acara
Petugas
1.
08.00-08.15
Salam+ Doa Pembuka
Pendamping
2.
08.15-09.30
Pengantar
Pendamping dan
peserta
3.
09.30-09.45
Snack
Petugas khusus
4.
09.45-10.15
Sharing Pengalaman
Pendamping
5.
10.15-10.30
Ice Breaking
Pendamping
6.
10.30-12.00
Sesi I.
Pendamping
Menonton Film Not One Less
7.
12.00-12.30
Makan Siang
Petugas Khusus
8.
12.30-14.00
Sesi II. Kepribadian Guru
Pendamping
9.
14.00-16.00
Sesi III.
Pendamping
Citra Guru Menginspirasi
10. 16.00-17.00
Ibadat Penutup
Pendamping
11.
Sayonara
Pendamping
-17.00-
j. Rincian Usulan Program
1. Salam dan Doa Pembukaan
Pendamping memberikan salam dan sapa untuk menyambut kedatangan para
peserta rekoleksi. Kemudian mengajak peserta untuk berdoa. Doa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
mengungkapkan rasa syukur atas kesehatan, kesempatan dan permohonan
kelancaran rekoleksi ini.
2. Pengantar
Pendamping menyampaikan tujuan rekoleksi ialah agar peserta mampu
mendalami kepribadian dirinya secara utuh, menggali citra guru Kristiani
yang menginspirasi, dan kemudian menentukan niat pribadi untuk
mewujudkan perkembangan kepribadiannya. Selanjutnya, pendamping
memberikan pengarahan baik itu peraturan dan jadwal acara.
3. Sharing Pengalaman
Pendamping terlebih dahulu menampilkan beberapa gambar mengenai realita
pendidikan di Indonesia seperti aktivitas guru, keadaan fisik sekolah, keadaan
siswa dengan berbagai prestasi maupun keprihatinan-keprihatinan yang
berkaitan dengan pendidikan anak Indonesia. Setelah itu pendamping
mengajukan pertanyaan:
a. Bagaimana tanggapan anda mengenai gambar tersebut?
b. Sebutkan 1 pengalaman mengajar di SD PL Sugiyopranoto yang paling
menantang!
c. Menurut anda, apakah kepribadian seorang guru memiliki peran dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia?
4. Ice Breaking
Ice breaking untuk mencairkan suasana dan membangkitkan semangat
melalui permainan dan gerak lagu. Permainan tersebut ialah estafet bola.
Seluruh peserta menerima dan memberikan bola satu sama lain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
diiringi musik. Jika musik berhenti maka seseorang yang menerima bola
terakhir diminta maju ke depan dan menerima hukuman. Hukuman tersebut
ialah menirukan gerak dan lagu yang telah disiapkan pendamping.
5. Sesi I: Menonton Film Not One Less
Dalam sesi I ini, peserta diajak untuk mendalami Film Not One Less
kemudian membuat refleksi dengan panduan pertanyaan:
a. Sebutkan peristiwa/adegan yang paling mengesankan dalam film tersebut!
Mengapa?
b. Inspirasi apa yang anda dapat dari penayangan film tersebut!
6. Sesi I : Kepribadian Guru
Sebagai seorang guru sangat penting memiliki sikap yang dapat mempribadi
sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Memang, kepribadian
menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat
secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan atau
ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atasannya saja.
Ruang lingkup kompetensi guru tidak lepas dari falsafat hidup, nilai-nilai
yang berkembang, di tempat seorang guru berada,tetapi beberapa hal yang
bersifat universal yang mesti dimiliki oleh guru dalam menjalankan fungsinya
sebagai makhluk individu atau pribadi yang menunjang terhadap keberhasilan
tugas pendidikan yang diembannya.
Kemampuan pribadi guru mencakup hal-hal berikut:
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,
terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusny dianut
oleh guru.
Upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.
Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang
merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan
dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan
meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu baik kepribadian
seseorang maka akan baik juga wibawa orang tersebut.
Kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut:
a. Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untuk
meningkatkan iman dan ketakwaanya kepada Tuhan, sejalan dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam hal ini guru mesti beragama dan taat
dalam menjalankan ibadahnya. Contoh: seorang guru laki-laki yang beragama
Katolik pada hari Minggu melaksanakan Ekaristi di Gereja sekitar tempat ia
tinggal bersama warga sekolah.
b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Oleh karena itu perlu
dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia
memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinnya. Contoh: seorang guru
yang telah mengikuti penataran berani untuk menerapkannya dalam kegiatan
belajar
mengajar
di
kelas
dan
mengevaluasinya
serta
bersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mensosialisasikan hasilnya kepada rekan guru-guru yang lain dan mengajak
untuk mengembangkan metode yang telah dicobanya.
c. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam
keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk
mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi
perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun
masyarakat. Contoh: dalam situasi belajar mengajar di kelas guru
mengembangkan metode diskusi dalam mata pelajaran tertentu dan
memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapatnya
bahkan mau menerima pendapat yang berbeda dari murid dengan alasan yang
rasional dan sebaliknya agar dihindari perilaku yang ingin menang sendiri
dan menganggap dirinya paling benar serta tidak mau menerima masukan
dari siapa pun termasuk murid.
d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuhkembangkan
budaya berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan
pendapat dan menyikapinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut
seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima
gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada disekitarnya sehingga
guru menjadi terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal yang berbeda di luar
dirinya. Contoh : seorang guru berperan sebagai moderator dalam acara
diskusi mengenai pola pendidikan di masyarakat yang melibatkan unsur
pemerintah dan masyarakat serta berani mengambil suatu kesimpulan yang
dapat diterima oleh semua pihak yang ikut dalam kegiatan tersebut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
menghindari perilaku yang menonjolkan kemampuannya saja tanpa mau
menerima masukan dari yang lain dan tidak siap untuk mendapatkan kritikan,
bahkan tertutup dari siapapun.
e. Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal ini
menuntut kesabaran dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat sabar dalam
arti tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan karena hasil pendidikan
tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang
panjang.
f. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik
dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya. Contoh: dalam
menyikapi kemajuan ilmu teknologi informasi, seorang guru yang merasa
kurang dalam memperoleh tambahan pengetahuan mau menyisihkan hasil
pendapatan
mengajarnya
untuk
mengikuti
kursus maupun
kegiatan
pengembangan lainnya.
g. Guru mampu mengahayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional,
kelembagaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang dimilikinya.
Selain itu juga mesti memahami tujuan sekolah di tempat guru mengajar.
h. Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan
dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang
lainnya. Sebagai contoh seorang guru menjalin kemitraan dengan rekan guru
lain tanpa memandang perbedaan suku, agama, asal perguruan tinggi, bidang
studi yang dibinanya bahkan mencoba untuk membentuk suatu sinergi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dapat memacu kemajuan pendidikan di sekolah dan menghindari perilaku
yang hanya mau bermitra dengan rekan yang satu daerah atau satu almamater.
i. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya
baik positif maupun negatif. Kepribadian yang efektif akan terwujud apabila
seorang telah mampu memahami identitas dirinya, siapakah dirinya, mengapa
ia memilih guru sebagai jabatannya dan kelebihan serta kekurangan apa saja
yang terdapat pada dirinya. Sebagai contoh seorang guru merasa kurang
mampu untuk dapat bekerja dan belajar sendiri dengan baik tetapi ia
menyadari bahwa kalau berdiskusi dengan orang lain dirinya akan terpacu
untuk belajar. Maka, dia berusaha untuk membentuk kelompok belajar
dengan sesama rekan guru atau ikut bergabung dengan kelompok kerja guru
bidang studi yang sesuai dengan bidang studi yang dibinanya.
j. Guru mampu melakukan
perubahan-perubahan dalam mengembangkan
profesinya sebagai inovator dan kreator. Sebagai contoh seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran di kelas tidak terpaku pada satu metode saja
tetapi berani melakukannya dengan menggunakan berbagai metode
pembelajaran dan berinisiatif untuk membuat model pembelajaran serta
mencobakannya di kelas.
7. Sesi II : Citra Guru Menginspirasi
Pendamping mengajak para guru diminta untuk membaca Lukas 2:41-52
kemudian peserta diminta menuliskan karangan yang bertemakan “Guru Yang
Menginspirasi” berdasarkan bacaan atau Film Not One Less.
Penjelasan materi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Dari perikop ini, pendamping mengambil 3 hal utama yaitu (1) Yesus
sedang duduk di tengah-tengah alim ulama (di dalam Bait Allah), (2)
mendengarkan dan mengajukan pertanyaan, dan (3) semua orang heran akan
kecerdasaanNya dan segala jawab yang diberikanNya sedangkan kita dapat
mendapatkan gambaran tentang 3 cita-cita utama yang mesti dicapai orang tua
terhadap anaknya, yakni (1) bertambah besar atau dewasa, (2) bertambah
hikmatnya, (3) dikasihi Allah dan manusia.
Yesus tinggal di Bait Allah, dimana Ia “berguru” dan bertanya jawab
dengan para guru agama Kemudian orang banyak kagum kepadanya. Seorang
guru memerankan posisi sebagai orang tua, yang mendampingi anak di rumah.
Selain orang tua, para guru sebagai sahabat sekaligus pendidik/penanam nilainilai bagi anak-anak. Guru memerankan posisi Ibu Maria dan Bapa Yusuf.
Sebagai seorang guru, anda bertanggung jawab atas panggilan hidup untuk
mengantar anak didik menjadi manusia yang makin dewasa, makin memiliki
hikmat dan makin utuh sebagai pribadi. Di satu sisi, mengajar berurusan
dengan manusia sebagai pribadi (personal) , sedangkan di sisi lain mengajar itu
berurusan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlaku di masyarakat
(public). “Jika aku ingin mengajar dengan baik, maka aku harus belajar untuk
dapat berdiri teguh dan punya keyakinan kokoh di tempat dimana dua oposisi
ini saling bersimpangan”, demikian refleksi Parker J. Palmer.
Guru dipanggil untuk menyempurnakan perjalanan hidup orangorang muda ke masa dewasa sehingga mereka menemukan “Guru Sejati”,
yakni Allah sendiri. Seorang guru diharapkan mengantarkan dirinya secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
pribadi dan anak didiknya untuk dididik oleh Allah, jika guru mampu
membuka hati nurani untuk menyediakan waktu dan mengusahakan
pembelajaran yang benar-benar berdasarkan penanaman nilai-nilai positif yang
tidak hanya mengembangkan segi kognitifnya saja namun segi afektif dan
psikomotoriknya
Dalam konteks sekolah yang menjunjung prinsip dasar Kristiani,
pendidikan sangat dijunjung tinggi dengan tujuan utama seperti yang tertuang
dalam Gravissium Educationis artikel 1 yaitu memperkembangkan setiap
pribadi secara utuh demi memperjuangkan kesejahteraan umum dengan
menanggapi dan mewartakan karya Allah. Salah satu tokoh utama yang
berperan dalam penyelenggaraan proses pendidikan tersebut ialah para guru –
guru Kristiani. Guru Kristiani bekerja secara profesional dengan menjunjung
tinggi tanggung jawab dan identitas Kekristianiannya tanpa mengesampingkan
tugas perutusan dari lembaga terkait. Guru Kristiani memiliki hak, kewajiban,
status dan kedudukan yang sama dengan guru secara umum, namun guru
Kristiani memiliki tanggung jawab khusus dalam mengemban tugas perutusan
dari pribadi Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Guru dipanggil untuk
menyempurnakan perjalanan hidup muridnya sehingga mereka menemukan
“Guru Sejati” yaitu Allah sendiri. Yesus Sang Guru Sejati memiliki
kepribadian yang amat istimewa untuk mengajarkan kebaikan melalui
perumpamaan, mencintai anak – anak, mengenal dan mengarahkan anaknya
bagaikan gembala menggiring dombanya hingga memberikan diri sepenuhnya
di kayu salib. Para guru menjadikan hidup anak didiknya sebagai pribadi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
mereka hormati sebagai subyek dan kebutuhan mereka menjadi perhatian yang
utama. Seorang guru yang mempunyai jiwa pelayanan yang besar. Ia akan
mengalami berbagai hal yang positif dan melayani dengan hati. Guru Kristiani
menjadikan semua hari itu hari yang baik, karena ia cinta pada pelajar,
pelajaran dan mengajar.
8. Ibadat Penutup
Ibadat penutup dengan tema syukur atas panggilan sebagai pendidik. Nyanyian
pembukaan “Panggilan Tuhan” (PS 322). Doa pembukaan berisi doa syukur atas
penyertaan Tuhan selama pelaksanaan rekoleksi
dan memohon agar Tuhan
membuka hati peserta untuk menyadari kasih penyertaan Tuhan dalam karya
sebagai guru. Bacaan dari Yeremia 1:4-5.17-19 dan Yohanes 13:1-20. Kotbah
berisi buah – buah yang didapat selama rekoleksi baik melalui materi yang
dibahas maupun sharing pengalaman mengenai sosok guru yang menginspirasi.
Sesudah doa umat diadakan sesi penulisan niat baik secara pribadi maupun
bersama. Nyanyian penutup “Syukur KepadaMu Tuhan” (427).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian, dengan didukung dengan hasil penelitian.
Kemudian berikutnya berisi saran untuk beberapa pihak yang berhubungan
dengan penulisan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang
terungkap dalam pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai-nilai emosional
maupun yang sosial. Kemampuan ini telah ditatanya dalam caranya yang khas.
Berdasarkan Standar Kompetensi Guru dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 74
Tahun 2007 dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian guru
mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan
bijaksana demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, obyektif mengevaluasi kinerja sendiri,
dan mengembangkan diri secara mandiri serta berkelanjutan.
Motivasi diketahui sebagai daya dorong untuk mempertahankan minat
yang dapat berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Motivasi belajar dapat berupa gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar
dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih maksimal. Motivasi belajar dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Hubungan kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa
adalah kepribadian guru mempengaruhi semangat, hasil belajar siswa dan
kemajuan sekolah. Mengingat kompetensi kepribadian merupakan sumber
kekuatan, inspirasi, motivasi dan inovasi bagi guru yang menunjang keberhasilan
kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial yang berdampak bagi kemajuan
sekolah serta keberhasilan belajar siswa. Selain itu, dalam proses belajar mengajar
baik guru maupun siswa berjuang untuk mengembangkan kepribadiannya. Siswa
berkembang untuk menjadi pribadi yang berkualitas baik kognitif, afektif maupun
psikomotoriknya. Seorang guru juga berusaha mengembangkan segala segi dalam
hidupnya terutama untuk membantu siswa mengembagkan kepribadiannya.
Berdasarkan penelitian, guru di SD PL Sugiyopranoto sudah cukup
menghayati kompetensi kepribadiannya
meskipun mereka harus terus
meningkatkan dan memantabkannya. Kompetensi kepribadian juga sangat
berpengaruh bagi motivasi belajar siswa. Beberapa sikap seperti tegas, humoris
dan bersedia menerima masukan siswa diharapkan dapat ditingkatkan sebab
dalam penelitian terdapat cukup banyak siswa yang menganggap hanya setengah
dari 11 guru yang memiliki sikap tersebut. Sosok guru yang memiliki kepribadian
mantab, dewasa, dan menginspirasi menjadi faktor pendukung motivasi belajar
siswa.
Menanggapi hal tersebut, penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi sebagai
upaya
untuk
membantu
para
guru
dalam
meningkatkan
kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
kepribadiannya. Melalui rekoleksi, para guru dapat meluangkan waktu untuk
melihat kembali pengalaman hidupnya selama berkarya di SD PL Sugiyopranoto
Klaten. Para guru dapat mengolah dirinya melalui berbagai sesi yang telah
disiapkan dengan menyadari panggilannya, meneladani Yesus Sang Guru sejati
dan berusaha menjadi guru yang menginspirasi. Selain itu, para guru dapat
berbagi pengalaman melalui sharing dan diskusi agar semakin mantab dalam
berkarya. Dengan demikian, para guru dapat menentukan aksi baik secara pribadi
maupun
bersama
yang
hendak
dilakukan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kompetensi kepribadian guru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyampaikan saran kepada
beberapa pihak sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru
terhadap motivasi belajar siswa di SD PL Sugiyopranoto Klaten.
1. Bagi Para Guru di SD PL Sugiyopranoto Klaten
Guru memiliki peran yang amat penting dalam setiap usaha
pendidikan baik persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. Guru diharapkan
dapat membantu siswa agar menjadi pribadi yang berkualitas baik secara
kognitif, afektif dan psikomotorik. Salah satu tujuan pendidikan ialah
penanaman nilai agar siswa menjadi pribadi yang beriman kepada Tuhan,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan bertanggung jawab. Oleh sebab
itu, guru harus memiliki kepribadian yang mumpuni untuk memenuhi hal
tersebut. Penelitian membuktikan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
juga oleh kompetensi kepribadian guru. Motivasi belajar penting untuk
meraih prestasi siswa. Untuk itu guru hendaknya mengusahakan adanya
integritas terutama yang berkaitan dengan kepribadian. Guru diharapkan
mengusahakan
penghayatan
kepribadian
guru
yang
baik
serta
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru ialah pribadi yang
menginspirasi dan cermin teladan bagi perilaku siswa.
Para guru dapat mengikuti teladan Yesus Sang Guru Sejati yang
membuat anak merasa nyaman dan dikasihi dengan setulus hati. SD PL
Sugiyopranoto Klaten sebaiknya mengadakan kegiatan bersama seperti
rekoleksi, pelatihan, workshop maupun seminar sebagai kegiatan yang dapat
dikembangkan untuk menyegarkan panggilan sebagai seorang guru dan
mengolah pengalaman berkarya agar menjadi lebih baik lagi.
2. Bagi Para Siswa Kelas IV dan V di SD PL Sugiyopranoto Klaten
Siswa-siswi SD PL Sugiyopranoto Klaten terdiri dari berbagai latar
belakang budaya, sosial, ekonomi dan agama. Para guru diharapkan memiliki
kemampuan secara pribadi untuk dapat menghargai setiap siswa melalui
berbagai kegiatan pendampingan dan akademik yang dirancang oleh sekolah.
Para siswa juga diharapkan menerima keunikan teman dan gurunya serta
memandang setiap hal yang ditemui di sekolah baik itu proses pembelajaran,
pendampingan maupun seluruh warga sekolah dari sudut yang positif dan
bermanfaat. Para siswa hendaknya kritis dan dewasa dalam meningkatkan
motivasi belajar serta meneladani kepribadian para guru. Dalam rangka
pengembangan kepribadian dan motivasi diri siswa dapat mengikuti kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
rekoleksi, camping rohani, misa dan ibadat rutin sekolah bersama para guru
sekaligus sebagai wadah keakraban bersama untuk saling mengenal dan
memperkaya.
3. Bagi Program Studi PAK
Program Studi PAK diharapkan menghasilkan pendidik yang
berkepribadian mantap, beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian dan
berintegritas unggul. Selain itu, Prodi mempunyai tujuan yaitu menghasilkan
lulusan yang berkarakter utuh dan kuat dalam 3 C, yaitu competence,
conscience, dan compassion. Semua ini bertujuan untuk membina lulusan
yang berbudi luhur, berkarakter, jujur, bertanggungjawab, dan juga disiplin
dengan menekankan nilai-nilai dasar Kristiani. Oleh sebab itu, dalam rangka
menyiapkan alumni yang berkepribadian mantap, semoga Prodi PAK
memperhatikan pengembangannya melalui kegiatan khusus seperti workshop
atau pelatihan pengembangan kepribadian bersama orang yang berkompeten
di bidangnya. Kegiatan tersebut diharapkan memberi gambaran tentang
pentingnya mengembangkan kepribadian dirinyang berguna bagi karya
sebagai seorang guru Agama Katolik. Di samping itu, harapannya para dosen
dan karyawan dapat memberikan teladan-teladan kepribadian yang dapat
menginspirasi mahasiswa untuk semakin menjadi pribadi yang dewasa dan
beriman mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah.
Agung, Thomas. (2015). Buku Program Sekolah (Profil) SD PL Sugiyopranoto.
Cruickshank, Donald R.(2014). Perilaku Mengajar (Buku 1). Salemba Humanika.
___________________.(2014). Perilaku Mengajar (Buku 2). Salemba Humanika.
Deni Koswara & Halimah. (2008). Seluk Beluk Profesi Guru. Bandung:Pribumi
Mekar.
Harris, Maria & Gabriel Moran, “Educating Persons” dalam Jack. L. Seymour.
(1997). “Mapping Christian Education: Approach to Congregational
Learning”, Nashville: Abingdon Press.
Hartana Albertus, dkk. (2008). Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider dan
Beriman. Yogyakarta: Kanisius.
Heryatno Wono Wulung, FX. (2012). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK
Sekolah Yogyakarta: IPPAK Universitas Sanata Dharma.
Hutagalung, Inge.(2007). Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Indeks.
Kila, Pius. (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius.
Ma’mur, Jamal.(2009). 7 Kompetensi Kepribadian Guru. Jakarta: Power Books.
Mangunhardjana, A. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
Mintara Sufiyanta, A. (2010). Sang Guru Sang Peziarah. Jakarta : Obor
_________________. (2009). Roh Sang Guru. Jakarta : Obor.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muchlas Samani, dkk. (2006). Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Surabaya:
SIC.
Muhibbin Syah. (2014). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Kosta Karya.
Palmer, Parker J. (1998). The Courage To Teach: Exploring The Inner Landscape
Of A Teacher’s Life. San Francisco : Jossey-Bass
Purwa Atmaja Prawira. (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Baru.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Rismawaty. (2008). Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sudarsono. (1999). Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Program
Studi Pendidikan Luar Sekolah. Yogyakarta: UNY.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. (1982). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali.
_______________. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Suyanto & Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi
Erlangga.
Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rindeka Cipta
Trianto, MPd. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Predana
Media Group.
Winkel, W.S., (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
___________ (1996). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Penelitian
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Transkip Hasil Wawancara Guru
Hari, tanggal : Kamis, 19 Mei 2016
Tempat
: Ruang Guru SD PL Sugiyopranoto Klaten
Responden :
d. Thomas Agung Wibowo, SPd
(Kepala Sekolah, Guru ke-PangudiLuhur-an, Guru Agama Katolik)
e. Stepanus Marsudi, SPd
(Guru Kelas dan Guru Seni)
f. MM. Nur Hayanti, A.Ma.Pd
(Guru Kelas)
Waktu
: 07.20 – 07.40 (Bapak Thomas Agung, SPd)
08.30 – 09.00 (Bapak Stefanus Marsudi, SPd)
09.45 – 10.00 (Ibu Nur Hayanti, A.Ma.Pd)
Sarana
: alat tulis dan handphone (keperluan rekaman)
a. Panduan Wawancara
1. Menurut Bapak/Ibu, apa pengertian kompetensi kepribadian guru?
2. Kemudian, sejauh mana kepribadian guru berpengaruh bagi siswa
maupun anda pribadi?
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang diikuti dan dilaksanakan untuk
mengembangkan kepribadian seorang guru?
4. a. Sebutkan faktor pendukung motivasi belajar siswa!
b. Sebutkan faktor penghambat motivasi belajar siswa!
5. Apa saja manfaat motivasi belajar siswa?
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Transkip Wawancara
1. Menurut Bapak/Ibu, apa pengertian kompetensi kepribadian guru?
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah)
Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang
menjadi contoh bagi siswa dan tercermin dari ucapan, tindakan dan
teladan hariannya. Guru yang baik akan menjadi cermin teladan bagi
siswanya dalam berperilaku. Guru juga menjadi sumber semangat
bagi siswanya dalam belajar.
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas)
Kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru dalam
bersikap dan bertindak. Kepribadian guru bekal kelancaran proses
belajar mengajar karena di dalamnya terdapat spiritualitas, tanggung
jawab, moralitas, pelayanan dan penananaman nilai-nilai yang
berkaitan dengan nilai kesopanan, agama dan tata tertib guru.
c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas)
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan untuk mengelola
kepribadian guru dalam mengembangkan sikap ke arah positif demi
kemajuan diri. Selain itu juga merupakan ketrampilan mengorganisasi
sisi pribadi yang ada pada guru itu sendiri sehingga dapat
mengembangkan,
memupuk
dan
mendayagunakan
dalam
menghadapi tantangan.
2. Kemudian, sejauh mana kepribadian guru berpengaruh bagi siswa
maupun anda pribadi?
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah)
Guru adalah pendidik dan penguasaan kompetensi kepribadian sangat
membantu pengembangan karakternya menjadi lebih baik seperti
dalam melayani, mengajar dan berrelasi dengan siswa, rekan kerja
maupun kepala sekolah. Kepribadian guru mendukung motivasi
berprestasi siswa dan peningkatan kondisi moral siswa.
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas)
Seorang guru yang berkompetensi kepribadian baik maka segala tutur
kata dan cara bertindaknya akan dicontoh siswa, secara tidak langsung
juga mendidik siswa untuk memiliki kepribadian yang baik. Untuk
diri pribadi, penampilan dan penghayatan kepribadian yang baik
menjadikan hati tenang dalam menjalani hidup dimanapun berada
terutama soal loyalitas.
c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas)
Bagi siswa: kepribadian yang positif berdampak pula pada siswa.
Kalau guru itu bisa menjadi teladan yang baik pasti siswa sedikit
banyak akan terpengaruh dan cenderung meniru.
Bagi diri sendiri: membantu untuk pengembangan karakter, menjadi
pendukung untuk menghadapi tantangan hidup terutama tantangan
menjadi guru yang bukan hal mudah.
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang diikuti dan dilaksanakan untuk
mengembangkan kepribadian seorang guru?
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah)
Seminar/workshop dari yayasan atau pemerintah
Sharing dan diskusi dewan guru
Pembinaan dari sekolah/yayasan/dinas pendidikan
Doa/renungan bersama
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas)
Seminar dan pelatihan guru seyayasan maupun sekabupaten
Sharing bersama teman dan keluarga
Retret pribadi atau kelompok
Belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain
c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas)
Rekoleksi, seminar, pelatihan, workshop
Sharing pengalaman yang menantang
Belajar dari pengalaman negatif
Berguru pada publik figur
Menghadapi permasalahan yang menerpa
4. Sebutkan faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar siswa!
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah)
Faktor pendukung dan penghambat motivasi belajar jika diminta
secara detail pasti kita pernah mengalami misalnya berkaitan dengan
karakter diri sendiri dan orang tua, situasi lingkungan masyarakat,
motivasi pribadi dan keadaan sosial ekonomi keluarga.
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas)
Faktor pendukung motivasi belajar ialah fasilitas belajar yang
lengkap, suasana belajar yang kondusif, guru yang lucu dan pandai
dalam menciptakan kemenarikan pembelajaran
Kemudian, faktor penghambat motivasi belajar siswa yaitu suasana
belajar kurang kondusif, kurangnya fasilitas belajar, acara televisi
yang menarik, maupun penggunaan sosial media (hp), guru yang
terlalu serius dan menuntut siswa
c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas)
Faktor pendukung : sumber belajar, buku, pembelajaran yang
menarik, teladan dan gaya mengajar guru
Faktor penghambat : kurang kesadaran membaca, sumber bahan
kadang terbatas, waktu untuk mengembangkan pembelajaran, alat
peraga yang kurang memadai.
5. Apa saja manfaat motivasi belajar siswa?
a. Thomas Agung Wibowo, SPd (Kepala Sekolah)
Manfaat motivasi belajar bagi siswa adalah mendukung hasil
belajarnya,
meningkatkan
nilai
prestasinya
dan
mendukung
kedisiplinan dan keaktifan siswa.
b. MM. Nur Hayanti, A. Ma Pd (Guru kelas)
Manfaat motivasi bagi belajar siswa yaitu meningkatkan semangat
belajar anak, meningkatkan kemampuan anak dari segi akademis
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maupun kepribadian dan jika berhasil akan menjadi faktor suksesnya
pendidikan dalam meraih cita – cita.
c. Stefanus Marsudi, S.Pd (Guru kelas)
Manfaat motivasi belajar siswa yaitu untuk membangkitkan minat
siswa, penyemangat belajar siswa, meningkatkan kemampuan
memahami materi yang diajarkan guru dan motivasi belajar membuat
siswa berani tampil dan semakin percaya diri
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Kuesioner
Hari, tanggal : Kamis, 19 Mei 2016
Tempat
: Ruang Guru SD PL Sugiyopranoto
Responden
: Kelas IV berjumlah 42 siswa
Kelas V berjumlah 44 siswa
: 08.00 – 08.20 (Kelas IV)
Waktu
09.05 – 09.30 (Kelas V)
Sarana
: Lembar Kuesioner
Contoh Lembar Kuesioner
Nama
: …………………………………..
Kelas/No
: …………………………….
Siswa-siswi yang terkasih,
Pada kesempatan ini, saya sedang menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan
V Di SD PL Sugiyopranoto Klaten, saya memohon kerjasama anda untuk mengisi
kuesioner ini berdasarkan kenyataan yang ada. Atas kerjasama dan dukungan anda, saya
mengucapkan terima kasih. Tuhan Memberkati.
KUESIONER I
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang menurut kamu benar dan sesuai!
Keterangan :
SL
: Seluruh guru di sekolah sesuai pernyataan
SB
: Setengah guru di sekolah sesuai pernyataan
TA
: Tidak ada guru di sekolah sesuai pernyataan
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pernyataan
1.
Guru menghargai siswa tanpa membedakan keyakinan,
suku, daerah asal dan jenis kelamin
Guru menunjukkan sikap beriman sesuai norma agama
yang dianut.
Guru memiliki sikap jujur dalam menjalankan tugasnya
Guru tegas dalam membimbing siswa di sekolah
Guru memiliki sikap yang dapat diteladani oleh siswa
Guru memiliki kepribadian yang mantap
Guru menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif
dan berwibawa
Guru bertanggung jawab dalam mengajar, mendidik dan
mengarahkan siswa terutama saat proses pembelajaran
Guru menunjukkan sosok pekerja keras dan disiplin
Guru percaya diri saat mengajar di kelas
Guru menaati peraturan yang ada di sekolah
Guru berpakaian sopan dan rapi
Guru bersedia menerima masukan dan kritik dari siswa
Guru ramah dan penuh senyum
Guru menjelaskan materi dengan diselingi humor
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
SL
SB
TA
KUESIONER II
Berilah tanda centang (√ ) pada kolom yang menurut kamu sesuai!
Keterangan :
SS
: Sangat sering
S
: Sering
N
: Netral
K
: Kadang
TP
: Tidak Pernah
No
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Pernyataan
SS
Saya memperhatikan pelajaran guru dengan baik
Saya mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru saat
pelajaran berlangsung
Saya bersemangat mengikuti pelajaran
Saya selalu konsentrasi ketika pelajaran berlangsung
Saya merasa rugi jika tidak masuk sekolah
Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi
(10)
S
N
K
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22.
23.
24.
25.
Saya mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir
Saya memiliki keinginan untuk mengerjakan tugas
dengan baik
Saya berusaha meningkatkan motivasi untuk belajar
Saya puas jika hasil belajar lebih baik dari sebelumnya
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5: Contoh Jawaban Responden
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 : Rekap Hasil Kuesioner
KUESIONER I (Kompetensi Kepribadian Guru)
KELAS IV SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Agnes Sheila Putri Anggono
Jonathan Farhan Wicaksono
A. A. Christian Surya Aditya
Adista Ayusna
Albertus Imanuel Arya Bima
Anastasya Peni Agustin
Anatasya Ayudya Belva Gavrila
Angelina Tesalonika Yohana
Astiara Adsel Alexa Theodora
Bonaventura Charol Tectona Grandika
Bonaventura Dafin Hexanda Adiputra
Brigita Putri Lyra Ardhanariswari
Caroline Dyah Prahapsari
Chatarina Jesse Intan Faustine
Cristina Dwi Ferianjani
Faustina Fristi Dwi Hapsari
Ferdinand Elmo Danuarta
Fransisca Xaveria Valencia Putrinata
FX. Ade Hananta
Gabriella Puspa Gracia
Georgius Grevino Farrel Anindra
Immanuel Christian Wahyu Widodo
C. Kevin Juan Pratama
Marcella Zintya Dewi Prastiwi
Maria Virginia Rosanti
Mary Kunthi Mekani Basuki
Nabela Delviana Kurnia Dewi
Natalia
Noval Dwi Saputra
Pius Mahitala Rebel Tanaya Mada
Stefanas Diaz Budi Santoso
Tabita Adventina Omegasari
Theofilus Dennis Anugerah
Vincensia Putri Handayani Praswati
Yohanes Kunta Bayu Mangkurat
Yovita Briana Hari Pradani
Zaid Chandraditya Wiratama
Angelica Fidelya Dian Kusumo
Gabrielle Carissa Dian Kusumo
Rafael Gavra Danadyaksa
Anastasya Setyaningsih Jordy
Bintang Surya Wibowo
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
TA
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
ST
ST
ST
ST
ST
SL
ST
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
TA
ST
SL
ST
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
SL
TA
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
TA
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
TA
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
ST
SL
ST
SL
SL
ST
ST
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
ST
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
ST
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
SL
SL
ST
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
SL
ST
ST
ST
ST
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
TA
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
ST
SL
SL
ST
ST
ST
TA
ST
SL
ST
SL
ST
ST
ST
ST
TA
ST
ST
ST
SL
TA
SL
SL
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
ST
SL
ST
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
ST
TA
TA
SL
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
ST
ST
SL
SL
ST
ST
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
SL
ST
SL
ST
SL
SL
ST
ST
ST
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER II (Motivasi Belajar Siswa)
KELAS IV SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
NAMA
Agnes Sheila Putri Anggono
Jonathan Farhan Wicaksono
A. A. Christian Surya Aditya
Adista Ayusna
Albertus Imanuel Arya Bima
Anastasya Peni Agustin
Anatasya Ayudya Belva Gavrila
Angelina Tesalonika Yohana
Astiara Adsel Alexa Theodora
Bonaventura Charol Tectona Grandika
Bonaventura Dafin Hexanda Adiputra
Brigita Putri Lyra Ardhanariswari
Caroline Dyah Prahapsari
Chatarina Jesse Intan Faustine
Cristina Dwi Ferianjani
Faustina Fristi Dwi Hapsari
Ferdinand Elmo Danuarta
Fransisca Xaveria Valencia Putrinata
FX. Ade Hananta
Gabriella Puspa Gracia
Georgius Grevino Farrel Anindra
Immanuel Christian Wahyu Widodo
C. Kevin Juan Pratama
Marcella Zintya Dewi Prastiwi
Maria Virginia Rosanti
Mary Kunthi Mekani Basuki
Nabela Delviana Kurnia Dewi
Natalia
Noval Dwi Saputra
Pius Mahitala Rebel Tanaya Mada
Stefanas Diaz Budi Santoso
Tabita Adventina Omegasari
Theofilus Dennis Anugerah
Vincensia Putri Handayani Praswati
Yohanes Kunta Bayu Mangkurat
Yovita Briana Hari Pradani
Zaid Chandraditya Wiratama
Angelica Fidelya Dian Kusumo
Gabrielle Carissa Dian Kusumo
Rafael Gavra Danadyaksa
Anastasya Setyaningsih Jordy
Bintang Surya Wibowo
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
S
N
N
S
S
SS
S
SS
SS
S
S
S
K
S
SS
K
S
S
N
S
S
SS
SS
S
SS
SS
S
S
S
S
N
SS
S
S
S
SS
S
S
SS
N
N
S
S
K
S
S
S
SS
S
SS
S
S
SS
S
K
S
S
S
S
SS
N
S
SS
SS
SS
S
S
S
S
S
S
S
S
SS
S
S
SS
S
S
K
S
SS
N
K
SS
S
SS
SS
S
SS
S
SS
SS
SS
SS
N
S
S
SS
K
N
SS
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
K
N
SS
SS
SS
SS
K
K
SS
SS
SS
SS
S
SS
S
S
K
S
S
N
S
SS
S
S
S
S
S
K
S
S
K
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
SS
SS
S
K
SS
SS
S
K
K
SS
S
S
S
K
K
SS
K
SS
K
S
SS
S
SS
SS
SS
N
S
K
N
S
SS
N
S
K
S
S
SS
S
S
S
SS
SS
K
S
K
K
K
SS
S
SS
K
SS
SS
S
S
SS
SS
K
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
K
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
K
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
S
S
K
S
N
S
S
SS
SS
N
S
SS
S
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
SS
SS
N
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
S
SS
S
N
S
K
S
N
SS
S
S
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
S
K
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
S
S
S
S
K
N
S
SS
SS
S
S
S
S
S
S
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
K
SS
SS
S
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
S
S
SS
S
S
SS
SS
SS
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER I (Kompetensi Kepribadian Guru)
KELAS V SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Christophorus Radiv Saka Atmajaya
Agnes Cleosa Laksita Sanjaya
Agustinus Mahardhika
Aloysius Kusdiantoro
Aloysius Yudistira Tegar Herviano Pradana
Alvin Christian Rukmana
Anastasia Nourma Hidayah
Anastasia Yosan Meiliana Puspita
Anastasya Nadila Putri
Andreas Restu Widiyanto
Angela Cleovilla Laksita Sanja
Angela Devina Reva`Ardelia
Angela Jovanka Asri Wijyanti
Brigita Selva Apriliana Michaela
Brigitta Rosariana Mega Pitaloka
Cahyaning Adi Setyanti
Christiana Deasy Ambarwati
Dominikus Savio Rangga Sektiyo Widagdo
Donatus Sendy Arya Nugraha
F.S Diah Arunaya
Fransiscus Asisi Dua Jatayu Ku
Gabriel Faustino Aditya Tamtama
Graciela Yemima Charen Dinata
Graciella Paskalin
Istiana Kartika Putri
Jonathan Anugerah Gusti
Laura Tiara Citra Agista
Laurencia Vianney Inaz Christiant
Martha Yuliana
Mateus Bagaskara Hendri Pratama
Medericus Mundi Miseridityo
Mikael Gratianus Satrio Adi Kuncoro
Mikael Kevin Selona Nugraha
Nikodemus Dimas Anugerah
Nisita Listyani Harimurti
Paulina Christi Aura Talenta D
Perpetua Rafaela Lundia Deuxima Anggito
Raynaldi Arka Saputra
Sebastian Gilang Prasetyo
Theodorus Abel Pradityatama
Yosefh Chesar Kristiadi
Evellyn Trixie Handoko
Marcelina Sophia Putri Gunawan
Rafael Raditya H.
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
ST
SL
SL
ST
ST
SL
ST
SL
SL
ST
TA
SL
ST
SL
ST
ST
ST
ST
ST
SL
ST
SL
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
ST
SL
SL
ST
ST
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
TA
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
ST
ST
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
SL
SL
ST
TA
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
SL
SL
SL
ST
SL
ST
SL
ST
SL
ST
ST
SL
SL
SL
ST
ST
SL
SL
SL
SL
SL
ST
ST
ST
SL
ST
ST
ST
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
SL
SL
ST
ST
ST
SL
SL
SL
SL
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER II (Motivasi Belajar Siswa)
KELAS V SD PL SUGIYOPRANOTO KLATEN
NO
NAMA
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Christophorus Radiv Saka Atmajaya
Agnes Cleosa Laksita Sanjaya
Agustinus Mahardhika
Aloysius Kusdiantoro
Aloysius Yudistira Tegar Herviano Pradana
Alvin Christian Rukmana
Anastasia Nourma Hidayah
Anastasia Yosan Meiliana Puspita
Anastasya Nadila Putri
Andreas Restu Widiyanto
Angela Cleovilla Laksita Sanja
Angela Devina Reva`Ardelia
Angela Jovanka Asri Wijyanti
Brigita Selva Apriliana Michaela
Brigitta Rosariana Mega Pitaloka
Cahyaning Adi Setyanti
Christiana Deasy Ambarwati
Dominikus Savio Rangga Sektiyo Widagdo
Donatus Sendy Arya Nugraha
F.S Diah Arunaya
Fransiscus Asisi Dua Jatayu Ku
Gabriel Faustino Aditya Tamtama
Graciela Yemima Charen Dinata
Graciella Paskalin
Istiana Kartika Putri
Jonathan Anugerah Gusti
Laura Tiara Citra Agista
Laurencia Vianney Inaz Christiant
Martha Yuliana
Mateus Bagaskara Hendri Pratama
Medericus Mundi Miseridityo
Mikael Gratianus Satrio Adi Kuncoro
Mikael Kevin Selona Nugraha
Nikodemus Dimas Anugerah
Nisita Listyani Harimurti
Paulina Christi Aura Talenta D
Perpetua Rafaela Lundia Deuxima Anggito
Raynaldi Arka Saputra
Sebastian Gilang Prasetyo
Theodorus Abel Pradityatama
Yosefh Chesar Kristiadi
Evellyn Trixie Handoko
Marcelina Sophia Putri Gunawan
Rafael Raditya H.
K
K
N
SS
SS
N
SS
SS
SS
N
S
S
S
S
S
SS
N
S
S
K
S
K
SS
SS
S
S
S
S
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
S
SS
SS
S
S
S
S
S
SS
S
S
S
S
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
N
SS
SS
S
SS
K
SS
S
S
SS
SS
S
S
S
S
SS
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
S
S
SS
S
SS
N
S
N
SS
SS
K
S
SS
S
S
SS
K
SS
S
SS
S
N
SS
SS
K
SS
S
SS
S
S
SS
SS
S
S
S
S
SS
S
SS
S
S
SS
S
SS
N
S
S
N
S
K
K
S
N
S
N
S
S
S
N
S
K
S
N
SS
SS
N
S
S
K
S
S
S
S
SS
S
S
S
S
SS
S
S
S
S
SS
N
S
N
K
N
N
S
N
SS
K
K
N
S
K
K
SS
SS
N
N
K
SS
SS
N
SS
SS
K
S
S
S
S
S
TP
S
K
S
SS
S
SS
K
S
SS
K
SS
S
S
S
N
SS
TP
S
SS
S
TP
S
K
SS
SS
SS
SS
S
SS
S
S
S
SS
S
SS
SS
SS
S
S
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
S
S
SS
S
SS
S
K
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
S
SS
SS
SS
S
SS
SS
S
SS
SS
S
SS
SS
S
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
S
SS
S
K
S
SS
SS
K
SS
SS
SS
N
S
K
SS
S
SS
SS
N
SS
SS
K
SS
S
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
N
SS
SS
S
SS
S
S
S
S
SS
S
S
SS
S
S
S
K
N
S
SS
N
SS
S
SS
N
K
K
S
S
SS
SS
N
S
SS
K
SS
S
SS
S
S
S
S
SS
S
S
SS
S
S
SS
SS
S
SS
S
K
S
S
S
S
N
K
S
S
SS
SS
K
SS
SS
SS
N
SS
SS
SS
S
SS
SS
N
S
SS
K
SS
SS
SS
S
S
N
SS
SS
S
SS
S
SS
SS
SS
SS
S
SS
N
SS
SS
S
S
S
N
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7: Teks Kisah Jean Donnovan (Jack L. Seymour 1997: 58)
Harris dan Moran dalam Jack L. Seymour (1997: 58) mengisahkan sosok
Jean Donovan sebagai salah satu dari 4 perempuan relawan kelompok pejuang
perdamian dan sekaligus seorang aktivis gerejawi yang ditangkap dan dibunuh di
El Salvador pada tahun 1980. Sebulan sebelum meninggalnya, dia menulis sebuah
surat untuk seorang temannya seperti berikut:
Para Relawan Kelompok Pejuang Perdamaian hari ini pulang dan hatiku
tenggelam. Bahaya sangat jelas dan mereka telah mengambil keputusan
yang tepat untuk meninggalkan El Salvador... Sekarang, saya harus
mengambil sikap, karena saya tidak ingin bunuh diri. Beberapa kali saya
telah memutuskan untuk pulang juga. Dan itu hampir saya lakukan,
kecuali karena anak-anak, yang miskin dan menderita yang menjadi
korban tindakan kekerasan yang ganas yang dilakukan oleh orang-orang
dewasa. Siapa yang akan memperhatikan mereka? Hati mana yang akan
tetap teguh pada pilihan yang amat rasional di tengah lautan air mata dan
ketidakberdayaan? Bukan hatiku, sahabatku, sungguh bukan hatiku.
Jean Donovan memutuskan tetap tinggal di El Salvador walaupun para
relawan lain pulang. Ia dengan tegas mengambil keputusan untuk tetap melayani
anak-anak. Ia sempat berpikir untuk pulang juga namun ia melihat anak-anak
yang miskin dan menderita yang menjadi korban tindakan kekerasan. Ia tidak
berdaya untuk meninggalkan anak-anak dan sebagai pilihan yang rasional, namun
ia tetap memperhatikan anak-anak karena belas kasih dan pelayanan.
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8: Gambar Yesus
Yesus Selalu Mengajar Dengan Penuh Senyum
Yesus Pribadi Yang Penuh Cinta Kasih
(23)
Download