Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) - e

advertisement
Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin
SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
Marhamah , Misbahul Huda
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang
Abstrak
Minuman jajanan es sirup banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari
bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat menyebabkan
penyakit diare. Berdasarkan data dari koran Lampost pada November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit Umum
Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak karena diare sebesar 10%, dari
10 anak yang terkena diare, ada 1 anak meninggal setiap tahunnya. Indikator kualitas minuman jajanan
berdasarkan Mikrobiologi dapat dilihat dari adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman tersebut.
Kehadiran bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman merupakan indikator terdapatnya bakteri patogen yang
menyebakan penyakit, tiphus, muntah dan diare. Tujuan dari penelitian nin adalah untuk mengetahui kualitas
minuman jajanan (es sirup) pada kantin Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar Lampung ditinjau dari
Mikrobiologi. Hasil penelitian didapatkan bahwa Jumlah bakteri Coliform dan Colitinja pada minuman jajanan
es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung adalah 0/100 ml sampel sampai dengan ≥979/100
ml sampel. Kualitas minuman jajanan es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak
memenuhi syarat Kepmenkes RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010.
Kata Kunci : Minuman jajanan es sirup, Coliform, Colitinja
Microbiology Ice Syrup Drink Quality At Elemantary School Cafetaria
In Region Of Bandar Lampung City
Abstract
Beverage syrup snacks favored by elementary school children, but they do not realize the dangers posed by ice
syrup drinks snacks that are not higenienis, which can cause diarrhea. Based on data from the newspaper
Lampost in November 2011; in RSUAM (General Hospital Dr. Abdoel Moeloek) Bandar Lampung, child deaths
occur each year due to diarrhea by 10%, from 10 children with diarrhea, there is one child die annually.
Indicators of quality drinks snacks based Microbiology can be seen from the presence of Coliform bacteria and
Colitinja the drink. The presence of Coliform bacteria and Colitinja the drink is an indicator of the presence of
pathogenic bacteria that cause disease, tiphus, vomiting and diarrhea. This study aims to determine the amount of
Coliform and Colitinja syrup in beverages snacks at elementary school cafeteria in Bandar Lampung region, and
also know the frequency distribution of quality beverage syrup snacks at elementary school cafeteria in Bandar
Lampung Region.The result showed that the number of Coliform bacteria in beverages and snacks Colitinja
syrup Elementary School in the cafeteria area of Bandar Lampung is 0/100 ml samples up to ≥ 979/100 ml
sample. Quality ice syrup drinks hawker Elementary School in the cafeteria area of Bandar Lampung 100% not
eligible Kepmenkes No. RI. 492/MENKES / PER/IV/2010.
Keywords: ice syrup drinks, Coliform, Colitinja
Korespondensi: Dra. Marhamah, M.Kes, Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Tanjungkarang, Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 082177201691, e-mail :
[email protected]
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
321
Marhamah: Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
Pendahuluan
Anak Sekolah Dasar memiliki aktivitas bermain
yang tinggi selama berada di sekolah, sehingga
sering menimbulkan rasa haus, untuk
menghilangkan rasa haus tersebut, mereka
membeli jajanan minuman es sirup yang dijual
dan dibuat di kantin sekolah. Minuman jajanan
es sirup banyak digemari oleh anak-anak
Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari
bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan
es sirup yang tidak higenienis, yaitu dapat
menyebabkan penyakit diare, karena biasanya
minuman jajanan yang dibuat secara tradisional
menggunakan air sumur yang pengolahannya
kurang higienis, dan kualitas mikriobiologis air
minum tersebut masih diragukan.
Hasil
penelitian
Diana
(2008),
menunjukkan bahwa minuman jajanan anak di
15 Sekolah Dasar di DKI Jakarta sebagian besar
minuman jajanan tersebut terkontaminasi
bakteri patogen, yaitu Escherichia coli, Vibrio
cholera dan Salmonella typhosa. Bakteribakteri ini dapat menyebabkan penyakit diare
dan kolera, gangguan saluran pencernaan dan
typus1.
Berdasarkan data dari koran Lampost pada
November 2011; di RSUAM (Rumah Sakit
Umum Dr. Abdoel Moeloek) Kota Bandar
Lampung, setiap tahun terjadi kematian anak
karena diare sebesar 10%, dari 10 anak yang
terkena diare, ada 1 anak meninggal setiap
tahunnya. Data penderita diare di RSUAM
pada bulan Agustus 2011 terdapat 27 anak,
September 2011 terdapat 60 anak, Oktber 2011
terdapat 55 anak dan November 2011 terdapat
15 anak, sehingga total penderita diare pada
anak yang dirawat di RSUAM mulai dari
Agustus 2011 sampai dengan November 2011
berjumlah 157 anak2.
Indikator kualitas minuman jajanan
berdasarkan mikrobiologi dapat dilihat dari
adanya bakteri Coliform dan Colitinja pada
minuman tersebut. Semakin buruk kualitas
minuman, maka semakin banyak jumlah bakteri
Coliform dan Colitinja. Kehadiran bakteri
Coliform dan Colitinja merupakan indikator
terdapatnya bakteri patogen pada minuman
yang menyebakan penyakit tiphus, muntah,
dan diare3.
Coliform merupakan suatu kelompok
bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya pencemaran kotoran dan kondisi
sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,
minuman dan susu. Adanya bakteri Coliform di
dalam makanan dan minuman menunjukkan
kemungkinan adanya mikroorganisme yang
322
bersifat Enteropatogenik, yaitu bakteri patogen
yang berbahaya bagi kesehatan, karenadapat
menyebabkan
penyakit
pada
saluran
4
perncernaan .
Kelompok Coliform mencakup semua
bakteri Gram negatif berbentuk batang yang
tidak membentuk spora dan dapat meragikan
laktosa dengan pembentukan asam dan gas
dalam waktu kurang lebih 48 jam pada suhu
37oC, dan bakteri Escherichia coli (Colitinja)
pada suhu 37oC dan 44oC2,5
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain
bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk
ke dalam bakteri Gram negatif, tidak dapat
membentuk spora, dan bakteri ini dapat
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan
asam dan gas pada suhu 35 °- 37 °C. Contoh
bakteri koliform antara lain Escherichia
coli, Salmonella sp, Citrobacter, Enterobacter,
dan Klebsiella.
Sampai saat ini belum ada data tentang ada
tidaknya bakteri Coliform dan Colitinja ataupun
jumlah dari bakteri Coliform dan Colitinja pada
minuman jajanan es sirup yang dibuat dan
dijual di kantin sekolah Dasar Negeri di Kota
Bandar Lampung.
Sebagai indikator kualitas minuman
jajanan adalah bakteri Coliform dan Colitinja.
Salah satu persyaratan air minum menurut
Permenkes RI No. 492/Menkes /PER
/IV/2010tentang persyaratan kualitas Air
Minum parameter mikrobiologi yaitu total
bakteri Coliform dan Colitinja jumlahnya
adalah 0 per 100 ml sampel.
Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
komperatif dengan pendekatan ekspose facto,
yaitu gambaran bakteri coli pada minuman
jajanan (es sirup) anak Sekolah Dasar Negeri di
Wilayah Kota Bandar Lampung, dibandingkan
dengan standar persyaratan Permenkes RI no.
492/Menkes /PER/20106, dan sesuai dengan
fakta yang ada di lapangan. Ruang lingkup
penelitian adalah bidang Bakteriologi.Variabel
yang diamati adalah jumlah bakteri Coliform
dan Colitinja pada minuman jajanan es sirup
pada kantin Sekolah Dasar Negeri di wilayah
Kota Bandar Lampung. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November-Desember
2012 . Tempat pengambilan sampel di kantin
Sekolah Dasar Negeri di wilayah Kota Bandar
Lampung, dilanjutkan dengan pemeriksaan di
Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
Marhamah: Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
Populasi pada penelitian ini minuman
jajanan es sirup yang dijual di kantin pada
201 SD Negeri di wilayah Kota Bandar
Lampung. Sampel pada penelitian adalah
minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin
SD Negeri di wilayah Kota Bandar Lampung.
Sampel berjumlah 54 (lima puluh empat)
minuman jajanan es sirup SD Negeri di wilayah
Kota Bandar Lampung7.
Ragam yang digunakan adalah 511,
artinya 5 tabung media lactosa broth triple
strengh, 1 tabung media lactose broth single
strengh, dan 1 tabung lagi media lactose broth
single strengh. Ragam 511 ini digunakan untuk
air yang sudah diolah (air minum), kemudian
dilakukan uji perkiraan (presumtive test) dan
uji penegasan (Confirmative test) untuk
mendapatkan indeks MPN Coliform dan
Colitinja 8.
Interprestasi hasil dilakukan dengan
melihat jumlah tabung yang positif terbentuk
gas pada tabung durham, baik yang diinkubasi
pada suhu 37oC maupun 44oC . Angka yang
diperoleh disesuaikan dengan table MPN, maka
diperoleh indeks MPN Coliform9.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tabung yang positif pada
uji perkiraan (presumtive test) dan tabung yang
positif pada uji penegasan (Confirmative test),
kemudian dikonfirmasikan dengan tabel MPN,
baru didapatkan perkiraan jumlah Coliform dan
Colitinja per 100 ml sampel. Data sekunder dari
hasil quesioner dikumpulkan. Data yang
terkumpul disesuaikan dengan Permenkes RI
492/ Menkes/ PER/2010 tentang persyaratan
Coliform dan Colitinja pada air minum yaitu
0/100 ml sampel6.
Setelah dilakukan pengujian kualitas
Mikrobiologi minuman jajanan es sirup pada
kantin SD Negeri di wilayah Kota Bandar
Lampung, didapatkan hasil bahwa, jumlah
bakteri Coliform pada minuman jajanan es sirup
yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di
Wilayah Kota Bandar Lampung berjumlah
0/100 ml sampel sampai dengan ≥979/100ml
sampel. Jumlah sampel minuman jajanan es
sirup yang Coliform nya diatas standar
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/
MENKES/PER/ IV/2010 atau yang tidak
memenuhi syarat (TMS) adalah 53 sampel,
sedangkan yang memenuhi syarat (MS) 1
sampel, atau 98,15 % minuman jajanan es sirup
yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di
Wilayah Kota Bandar Lampung tidak
memenuhi syarat untuk air minum berdasarkan
kualitas mikrobanya (Coliform), sedangkan
minuman jajanan es sirup yang dijual di kantin
SD Negeri yang memenuhi syarat sebagai air
minum berdasarkan mikrobanya (Coliform)
hanya 1,85% (Tabel 1)
Tabel 1: Kulaitas minuman jajanan es sirup di
kantin SD Negeri di Wilayah Kota Bandar
Lampung berdasarkan jumlah Coliform.
1.
Kualitas
minuman
es sirup
MS
2.
TMS
53
98,15
Total
54
100,0
N
o
Coliform
Persentase
(%)
1
1,85
Ket: MS= Memenuhi Syarat; TMS= Tidak
Memenuhi Syarat
Hasil Dan Pembahasan
Hasil Analisa Univariat
Pengujian kualitas mikrobiologi minuman
jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah
Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar
Lampung, telah dilakukan pada bulan
November - Desember 2012, dimana sampel
minuman jajanan es sirup diambil dari 54
kantin SD Negeri di Kota Bandar Lampung.
Kualitas Mikrobiologi yang diuji dari minuman
jajanan es sirup tersebut adalah jumlah bakteri
Coliform dan Colitinja, kemudian dibandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/
MENKES / PER/ IV/20106, tentang persyaratan
air minum, dimana jumlah bakteri Coliform dan
Colitinja sampel adalah 0 (0/100 ml sampel).
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
Jumlah bakteri Colitinja pada minuman
jajanan es sirup yang dijual di kantin Sekolah
Dasar Negeri di Wilayah Kota Bandar
Lampung berjumlah 0/100ml sampel sampai
dengan ≥979/100ml sampel. Jumlah sampel
minuman jajanan es sirup yang Colitinja nya
diatas standar Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/ MENKES/PER/ IV/2010 atau yang tidak
memenuhi syarat (TMS), adalah 48 sampel
sedangkan yang memenuhi syarat (MS) 6
sampel, atau 88,89 % minuman jajanan es sirup
yang dijual di kantin Sekolah Dasar Negeri di
Wilayah Kota Bandar Lampung tidak
memenuhi syarat untuk air minum berdasarkan
kualitas mikrobanya (Colitinja), sedangkan
minuman jajanan es sirup yang di jual di kantin
SD Negeri yang memenuhi syarat sebagai air
323
Marhamah: Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
minum berdasarkan mikrobanya (Colitinja)
hanya 11,11%.
Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Kualitas minuman jajanan es sirup
di kantin SD Negeri di Wilayah Kota
Bandar Lampung berdasarkan jumlah
Colitinja.
No
1.
2.
Kualitas
minuman
es sirup
MS
TMS
Total
Colitinja
Persentase
(%)
6
48
54
11,11
88,89
100,0
Ket: MS =Memenuhi Syarat; TMS = Tidak
Memenuhi Syarat
Berdasarkan jumlah bakteri Coliform dan
Colitinja yang terdapat pada minuman jajanan
es sirup di kantin SD Negeri Wilayah Kota
Bandar Lampung, tidak ada satu pun yang
memenuhi syarat, artinya 100% tidak layak
dikonsumsi berdasarkan kualitas mikrobiologi.
Jadi tidak ada satu pun minuman jajanan es
sirup yang terbebas dari Colitinja atau
Coliform. Dimana ada satu sampel minuman
jajanan es sirup yang tidak mengandung
Coliform, tapi mengandung 7 Colitinja/100ml
sampel. Demikian juga minuman jajanan es
sirup yang tidak mengandung Colitinja terdapat
6 sampel, tapi ke enam sampel ini semuanya
mengandung Coliform 2/100 ml sampel, sampai
dengan 265/100 ml sampel. Jadi tidak ada satu
pun minuman jajanan es sirup yang terbebas
sari Colitinja atau Coliform.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
semua sampel minuman jajanan es sirup yang
diuji mikrobanya (Coliform dan Colitinja) tidak
memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan
No. 492/ MENKES/PER/ IV/2010 (Tabel 3).
Tabel 3: Kualitas minuman jajanan es sirup di
kantin SD Negeri di Wilayah Kota Bandar
Lampung berdasarkan jumlah Coliform dan
Colitinja.
Kualitas
Coliform
Persentase
minuman es
dan
(%)
sirup
Colitinja
1.
MS
0
0
2.
TMS
54
100
Total
54
100
Ket: MS= Memenuhi Syarat; TMS = Tidak
Memenuhi Syarat
No
324
Selanjutnya jumlah sampel minuman
jajanan es sirup yang terkontaminasi Coliform
dan Colitinja pada Tabel 3, menunjukkan hasil
bahwa seluruh sampel (54 sampel) tidak
memenuhi sebagai air minum berdasarkan
indikator kualitas air secara mikrobiologi,
menurut Permenkes RI No. 492/ Menkes/
PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum parameter Mikrobiologi yaitu total
bakteri Coliform dan Colitinja jumlahnya 0 per
100 ml sampel.
Pembahasan
Minuman jajanan es sirup yang dijual di
kantin Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung
menunjukkan hasil pada Tabel 1 bahwa jumlah
sampel yang memenuhi syarat atau yang tidak
terkontaminasi oleh Coliform hanya 1,85%,
sedangkan yang tidak memenuhi syarat atau
yang terkontaminasi oleh bakteri Coliform
sebanyak 98,15%. Hal ini menunjukkan bahwa
sedikit sekali minuman jajanan es sirup yang
aman dikonsumsi berdasarkan mikrobiologi
minuman. Begitu juga jumlah sampel yang
tidak terkontaminasi dengan Colitinja, ada
11,11% sampel dan ada 88,89% sampel yang
tidak
memenuhi
syarat
atau
yang
terkontaminasi oleh bakteri Colitinja.
Keberadanya bakteri Coliform atau pun
bakteri Colitinja pada minuman jajanan es sirup
tersebut, merupakan indikator keberadaan
bakteri patogen pada minuman tersebut,
sehingga minuman jajanan es sirup tidak aman
untuk dikonsumsi karena bakteri-bakteri
patogen yang terdapat pada minuman tersebut,
adalah Escherichia coli, Vibrio chlorela dan
Salmonella typhosa yang dapat menginfeksi
saluran pencernaan, dan dapat menyebabkan
penyakit seperti
typhus, kolera gangguan
saluran pecernaan dan diare, sesuai dengan
hasil penelitian3. Penyakit-penyakit ini dapat
mengakibatkan anak-anak menderita anemia
sehingga menjadikan anak-anak kurang gizi dan
tidak konsentrasi belajar, mengakibatkan
menurunkan prestasi siswa di sekolah.
Jumlah sampel minuman jajanan es sirup
yang terkontaminasi Coliform dan Colitinja
pada Tabel 3, menunjukkan hasil bahwa seluruh
sampel (54 sampel) secara keseluruhan tidak
memenuhi syarat kualitas Mikrobiologi sebagai
air minum berdasarkan indikator kualitas air
secara mikrobiologi, menurut Permenkes RI
No.492/Menkes/PER/IV/2010
tentang
persyaratan kualitas Air Minum parameter
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
Marhamah: Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
mikrobiologi yaitu total bakteri Coliform dan
Colitinja jumlahnya 0 per 100 ml sampel
Hasil pengujian Mikrorobologi minuman
jajanan es sirup di kantin SD Negeri Kota
Bandar Lampung, tidak ada satu pun dari es
sirup tersebut yang memiliki angka 0/100 ml
sampel pada Coliform sekaligus Colitinja. Ada
beberapa es sirup yang memiliki kadar
Coliform 0/100 ml sampel atau sebaliknya
Colitinja 0/100ml sampel, tetapi tidak pernah
ada Coliform dan Colitinja nya sama-sama 0,
hal ini dapat disebabkan karena sumber air yang
digunakan berupa air galon isi ulang maupun
air rebusan yanag tidak steril. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Tamalene dan
Muhammad Nasir (2010), membuktikan bahwa
kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di
sekitar SD di kota Malang tidak layak untuk
dikonsumsi berdasrkan nilai MPN Coliform dan
Coliform fekal sebesar ≥ 2400 sel/ml sampel.
Beberapa es sirup juga ada yang memiliki
jumlah Coliform dan Colitinja rendah, hal ini
kemungkinan disebabkan karena sumber air
yang digunakan untuk membuat bahan es sirup
adalah air yang direbus sendiri, atau modifikasi
dari air galon tetapi bahan untuk membuat es
mereka rebus sendiri. Kebanyakan es sirup
yang memiliki jumlah Coliform dan Colitinja
tinggi adalah karena pedagangnya membuat es
sirup dari air galon, dan es batu yang
dicampurkan dalam minuman sirup tersebut
dari membeli dan tidak merebus sendiri, yang
kemungkinan sumber air dapat tercemar oleh
Coliform ataupun Colitinja.
Air galon yang dijual dan digunakan
masyarakat belum tentu memiliki kualitas
mikrobiologi yang baik. Menurut hasil
penelitian Huda (2007) bahwa dari 65 sampel
yang diambil dari 65 depot yang ada di Wilayah
Kota Bandar Lampung menggunakan metode
MPN (Most Probable Number) menunjukkan
hasil kualitas mikrobiologi air minum isi ulang
di Wilayah Kota Bandar Lampung 100% tidak
memenuhi syarat Kepmenkes RI No.
907/Menkes/SK/VII/2002, dimana
pada
Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Tanjung
Karang Barat, Tanjung Karang Timur, dan
Kedaton didapatkan hasil bakteri Colitinja
setelah pengolahan sebelum pengemasan yaitu
21/100 ml sampel dan jumlah akteri Colitinja
setelah pengolahan sesudah pengemasan
66/100ml sampel. Di Kemiling, Rajaasa,
Sukaumi dan Tanjung Seneng didapatkan hasil
setelah pengolahan sebelum pengemasan
22/100 ml sampel dan jumlah bakteri Colitinja
setelah pengolahan sesudah pengemasan yaitu
69/100 ml sampel. Di Kecamatan Teluk Betung
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
Utara, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung
Barat, Panjang dan Sukarame didapatkan hasil
bakteri Colintinja setelah pengolahan sebelum
pengemasan yaitu 429/100 ml sampel dan
jumlah bakteri Colitinja setelah pengolahan
sesudah pengemasan yaitu 1327/100 ml
sampel9.
Beberapa sampel (6 sampel) yang
menggunakan air galon, menunjukkan hasil
nilai Coliform dan Colintinja yang rendah, hal
ini kemungkinan disebabkan karena produk
bubuk untuk bahan es sirup mengandung bahan
pengawet dan pewarna, dimana bahan ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga
dapat menyebabkan sebagian bakteri Coliform
dan Colitinja mati dan tidak tumbuh. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fardiaz (1993) bahwa
bahan pengawet dan zat warna makanan dapat
membunuh bakteri yang terdapat pada makanan
maupun minuman tersebut 8.
Daftar Pustaka
1. Diana
E.Waturangi,
W.Lay,
Susan
Soka.2008. Minuman Jajanan Anak
Sekolah Dasar Terkontaminasi Bakteri
Patogen. Jakarta.
2. Anonimus,
2011.
Diare.
Tersedia.
(http://www.lagalus.com/2011/11/Penyebab
Diare.html.(16 November 2011)
3. Dwidjoseputro D. 2003.
Mikrobiologi. Jakarta
Dasar-Dasar
4. Ferdiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara.
Kanisius. Bogor.
5. Buckle, K.A, R.A.Edwards, G.H.Fleet, M.
Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta.
Universitas Indonesia Press
6. Depkes RI, 2010. Indonesia Sehat.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta
7. Notoatmodjo,Soekijo, 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, 3.
8. Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Klinik. Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta Departemen Kesehatan Repulik
Indonesia. Yogyakarta.
325
Marhamah: Kualitas Mikrobiologi Minuman Jajanan (Es Sirup) Pada Kantin SD Negeri Di Wilayah Kota Bandar Lampung
9. Depkes RI, 2002, Keputusan Menteri
Kesehatan
RI
No.907/MENKES/SK/VII/2002. Jakarta.
10. Huda, M . 2007. Kualitas Mikrobiologi Air
Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bandar
Lampung.
Poltekkes
Kemenkes
Tanjungkarang. Tanjungkarang
11. Ferdiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi
Pangan. PT Grafindo Persada. Jakarta.
326
Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014
Download