9 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian, penulis

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam melakukan penelitian, penulis mengacu kepada beberapa teori. Teori
tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu teori umum dan teori khusus. Teori umum
menjelaskan teori-teori yang bersifat lebih umum tentang penelitian ini seperti teori
Komunikasi, teori Bauran Promosi dan teori Public Relations. Teori khusus menjelaskan
teori yang bersifat lebih khusus, yang sesuai dengan penelitian, yaitu teori Event
Pameran dan Teori Brand Awareness.
2.1 Teori Umum
2.1.1 Teori Komunikasi
Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan
praktisi. Setiap ahli memasukkan aspek-aspek terpenting dalam setiap
definisinya. Adanya beragam definisi komunikasi membuat penulis dapat
mengetahui lebih mendalam mengenai hakikat komunikasi, unsur, dan
prosesnya.
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu yang disengaja atau kebetulan
memberikan makna. Itu adalah sebuah proses yang terjadi ketika
seseorang mengamati atau memiliki pengalaman bertingkah laku dan
memberikan makna terhadap perilaku tersebut. (Teri Kwal & Michael
Gambel, 2005, p7).
9
10
Menurut Belch & Belch dalam bukunya yang berjudul
“Advertising and Promotion” mengungkapkan, bahwa:
“Communication has been variously defined as the passing
of information, the exchange of ideas, or the process of
establishing a commonness or oneness of thought between
a sender and a receiver”.
Komunikasi memiliki berbagai definisi sebagai informasi yang
lewat, pertukaran ide, atau proses membentuk keawaman atau keutuhan
pemikiran antara pengirim dan penerima. (2007: p137).
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses yang terjadi ketika pengirim bertingkah
laku atau memberikan informasi, yang diterima oleh penerima sebagai
suatu makna terhadap perilaku tersebut.
2.1.1.2 Elemen Komunikasi
Semua interaksi komunikasi memiliki elemen yang umum, yang
bersama-sama membantu menetapkan proses komunikasi. Elemen
komunikasi tersebut adalah: (Teri Kwal Gamble & Michael Gamble,
2005: p10-13)
1. People
Dalam komunikasi antar manusia, pasti melibatkan orang-orang, yaitu si
pengirim maupun si penerima. Ketika kita berkomunikasi dengan satu
atau banyak orang, secara simultan kita sedang mengirim dan menerima.
2. Messages
11
Dalam semua kegiatan, kita mengirimkan dan menerima pesan, baik
pesan verbal maupun non verbal. Apa yang dibicarakan, kata-kata apa
yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, suara yang
dibuat, bagaimana kita duduk dan bergerak, ekspresi wajah, dan mungkin
saat menyentuh atau bau yang tercium, semuanya adalah informasi
komunikasi. Hasilnya, pesan adalah isi dari perbuatan komunikasi.
3. Channels
Kita mengirim dan menerima pesan dengan dan melalui semua indera;
sama, pesan juga dikirim dan diterima melalui verbal dan nonverbal
model, saluran. Jadi saluran merupakan media yang dipakai untuk
mengirim pesan.
4. Noise
Dalam hal komunikasi, gangguan
adalah
segala sesuatu
yang
mengganggu atau mendistorsi kemampuan kita untuk mengirim atau
menerima pesan. Meskipun kita biasa berpikir bahwa gangguan adalah
suara khas atau gabungan suara, komunikator yang tanggap menyadari
bahwa gangguan dapat memiliki sebab internal dan eksternal. Gangguan
internal yaitu susunan fisiologis, kemampuan intelektual, atau kondisi
fisik komunikator. Gangguan eksternal yaitu lingkungannya.
5. Context
Komunikasi selalu berada dalam konteks, atau latar. Biasanya konteks itu
sangat
natural
dan
sulit
menyadarinya.
Di
waktu
yang
lain,
bagaimanapun, konteks membuat suatu kesan terhadap kita bahwa itu
sungguh-sungguh mengontrol tingkah laku kita.
12
6. Feedback
Kapanpun kita berkomunikasi dengan satu atau beberapa orang, kita
menerima informasi itu kembali. Isyarat verbal dan nonverbal yang kita
lihat dalam reaksi untuk fungsi komunikasi kita sebagai umpan balik.
7. Effect
Sebagai orang-orang yang berkomunikasi, mereka berubah dalam
beberapa hal karena interaksi, dimana itu memberikan pengaruh terhadap
apa yang kita ikuti. Dengan kata lain, komunikasi memiliki efek dan
dapat dilihat sebagai pergantian pengaruh.
Menurut Belch & Belch dalam bukunya yang berjudul
“Advertising and Promotion”, beberapa tahun ini, bentuk elemen dari
proses komunikasi mulai berkembang. Dua elemen menggambarkan
partisipasi dalam proses komunikasi, yaitu pengirim dan penerima. Dua
lainnya sebagai alat partisipasi utama yaitu pesan dan saluran. Empat
lainnya sebagai fungsi dan proses dari partisipasi utama yaitu encoding,
decoding, respon, dan umpan balik. Elemen yang terakhir adalah
gangguan yang mengganggu proses komunikasi dan menjadikan
komunikasi tidak efektif. (2007: p139-142) :
1. Source Encoding
Sender atau source dalam komunikasi adalah orang atau organisasi yang
memiliki informasi untuk dibagikan kepada orang lain atau kelompok
lain. Proses komunikasi dimulai saat pengirim memilih kata, symbol,
gambar untuk menggambarkan pesan yang akan dikirim untuk si
penerima. Proses ini disebut dengan encoding.
13
2. Message
Proses encoding mengembangkan pesan yang berisi informasi atau
maksud dari sumber. Pesan dapat berupa verbal ataupun nonverbal,
dengan kata-kata ataupun tertulis, atau simbolis.
3. Channel
Channel adalah sistem dimana komunikasi dapat berpindah dari sumber
ke penerima. Channel atau saluran komunikasi dibagi menjadi dua tipe
yaitu personal dan nonpersonal. Saluran personal yaitu komunikasi secara
langsung (face to face). Saluran nonpersonal yaitu komunikasi yang
menggunakan perantara seperti mass media.
4. Receiver atau Decoding
Receiver atau penerima adalah orang yang mendapat informasi atau
pemikiran dari sumber atau pengirim pesan. Decoding adalah proses
mentransformasikan pesan dari sumber menjadi pemikiran.
5. Noise
Dalam proses komunikasi, pesan dapat mengalami gangguan yang
disebut noise. Error atau problem yang terjadi saat encoding pesan,
gangguan di radio atau sinyal televisi adalah contoh noise.
6. Response / Feedback
Penerima pesan bereaksi saat melihat, mendengar atau membaca pesan
yang dikenal dengan respon. Feedback adalah bagian dari respon
penerima dimana komunikasi dikembalikan kepada pengirim.
Kedua elemen yang disampaikan oleh dua penulis buku tersebut
memiliki kesamaan, yaitu people sebagai sender dan receiver, message,
14
channel, noise dan feedback. Inilah elemen yang pasti dimiliki dalam
berkomunikasi, namun terkadang ada penambahan elemen yang muncul
dikarenakan pengetahuan lain yang dimiliki oleh para penulis.
Proses komunikasi dengan elemen-elemen inilah yang terjadi
dalam mengkoordinasi tim untuk mempersiapkan event dan berbicara
dengan pengunjung untuk dapat lebih mengenal perusahaan.
2.1.2 Teori Bauran Promosi
Dalam komunikasi terdapat kegiatan promosi yang berfungsi untuk
mempromosikan sesuatu hal yang dijual melalui saluran yang berisi informasi
dan persuasi, yang berguna juga untuk mempromosikan suatu ide. Alat dasar
yang digunakan untuk menyempurnakan tujuan komunikasi organisasi adalah
bauran promosi.
Bauran promosi komunikasi terdiri dari delapan hal (Kotler dan Keller,
2009: p514), yaitu:
1. Advertising – setiap bentuk presentasi non-personal yang dibayar dan
mempromosikan ide, barang-barang, atau jasa oleh sponsor yang
beridentitas.
2. Sales promotion – berbagai variasi insentif berjangka pendek untuk
mendorong calon konsumen bersedia mencoba atau membeli produk
atau jasa yang dipromosikan.
3. Events and experiences – aktivitas dan program yang disponsori oleh
perusahaan dan dirancang untuk menciptakan hubungan interaktif
sehari-hari atau dengan merek khusus tertentu.
15
4. Public relations and publicity – berbagai variasi program yang
dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan
atau produk tertentu mereka.
5. Direct marketing – penggunaan email, telepon, fax, surat, atau
internet
untuk
mengkomunikasikan
secara
langsung
untuk
memperoleh respon atau berupa dialog dengan konsumen potensial
dan pelanggan spesifik.
6. Interactive marketing – aktivitas online dan program yang didisain
untuk menjaga konsumen dan secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, meingkatkan citra perusahaan, atau
penjualan produk maupun pelayanan.
7. Word of mouth marketing – komunikasi orang ke orang secara lisan,
tertulis, atau melalui elektronik yang menghubungkan dengan
pengalaman pembelian atau penggunaan produk maupun layanan.
8. Personal selling – interaksi muka dengan muka, dengan satu atau
lebih pelanggan prospektif dalam rangka memperoleh atau melakukan
presentasi menganggapi pertanyaan dan memperoleh pesanan atau
order pembelian.
Berbeda
dengan
Kotler
and
Keller,
Belch
&
Belch
mengungkapkan bahwa bauran promosi hanya terdiri dari enam elemen,
yaitu (2007: p17) : Advertising, Direct Marketing, Interactive / Internet
Marketing, Sales Promotion, Publicity / Public Relations, dan Personal
Selling. Setiap elemen yang sama memiliki pengertian yang sama juga.
16
Namun perbedaan kedua elemen baru mungkin dapat terjadi dikarenakan
perkembangan jaman yang membuat elemen dapat bertambah.
Bauran promosi ini berguna dalam mempromosikan sesuatu
produk atau jasa dari sebuah organisasi yang kegiatannya dapat dipilih
diantara
delapan
bauran
promosi
tersebut.
Bahana
Paramarta
menggunakan event and experiences atau dapat juga digolongkan sebagai
kegiatan public relations dalam mempromosikannya dan berusaha
membentuk brand atau image positif kepada publik melalui event
pameran franchise.
2.1.3 Teori Public Relations
Berdasar Belch & Belch, public relations adalah:
“the management function which evaluates public attitudes,
identifies the policies and procedures of an individual or
organization with the public interest, and executes a program of
action to earn public understanding and acceptance”.
Dengan kata lain peneliti menterjemahkannya menjadi: Public Relations
adalah fungsi menejemen yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi kebijakan
dan prosedur atas individu atau organisai dengan keinginan publik, dan
menentukan program aksi untuk memperoleh pengertian dan penerimaan publik.
(2007: p23).
Menurut Terrence. A. Shimp, dalam bukunya yang berjudul Integrated
Marketing Communication In Advertising And Promotion, “Public Relations,
atau PR, adalah sebuah aktivitas organisasional yang terlibat mendorong
perbuatan baik antara perusahaan dan berbagai publik.” (2007: p 578).
17
Definisi yang disediakan oleh teoristis dan penulis buku, Scott M. Cutlip,
Allen H. Center, and Glen M. Broom dalam buku Effectively Public Relations
bahwa “public relations adalah fungsi menejemen yang mengidentifikasi,
membangun, dan memelihara relasi yang saling menguntungkan antara
organisasi dan berbagai publik yaitu seseorang yang menentukan kesuksesan
atau kegagalan.” (Dennis L. Wilcox (et.al). 2003: p3).
Dari tiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa public relations
adalah fungsi menejemen dalam organisasi yang membangun hubungan baik
dengan publik, mengidentifikasi keinginan publik, dan memelihara relasi dengan
publik untuk memperoleh penerimaan publik.
Public relations secara umum memiliki tujuan yaitu membangun image
positif dari perusahan diantara berbagai publik. Public relations menggunakan
publisitas dan berbagai macam alat-meliputi publikasi special, partisipasi dalam
aktifitas komunitas, pendanaan, sponsor untuk event special, dan berbagai public
affair-untuk meningkatkan image perusahaan. (Belch & Belch, 2007: p 23).
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori Event Pameran
Menurut Collin & Ivanovic (2004), pameran adalah suatu kegiatan untuk
menampilkan produk sehingga pembeli dapat melihatnya dan memutuskan untuk
membelinya. Menurut Siskind (2005), pameran adalah pemasaran tatap muka di
tempat seperti pameran dagang, pameran konsumen, kegiatan istimewa, road
shows, pameran pribadi, kegiatan ramah tamah, peluncuran produk, seminar dan
koferensi professional. (Hartiwi Prabowo dan Lily, 2011: p3).
18
Pameran merupakan event masyarakat yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi independent dan terbuka untuk umum. Pameran sengaja dirancang
agar dapat diketahui oleh masyarakat luas seperti penyelenggaraan pameran
tahunan ideal home atau untuk kalangan tertentu, misalnya pameran yang
diperuntukkan bagi para pengusaha dan pengguna mesin packaging. (Lidia
Evelina, 2007: p4).
Pameran saat ini lebih bervariatif dan canggih dibanding dengan
sebelumnya. Pemasaran untuk tipe event yang unik membutuhkan taktik yang
inovatif dan unik juga. Dengan kata lain, kesuksesan sebuah event tidak
bergantung pada jenis event, atraksi bintang tamu, atau alasan dari event itu
sendiri, tetapi bagaimana seorang pemasar dapat mengambil keuntungan dari
beberapa event. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dengan memperhatikan
faktor event. Faktor-faktor tersebut meliputi lokasi, kompetisi, cuaca, biaya dan
hiburan. (Leonard H. Hoyle, 2002: p152-155)
1. Lokasi.
Seleksi dan pemasaran dari sebuah lokasi memiliki dampak yang
signifikan terhadap kehadiran dan kesuksesan sebuah event. Mudah
dijangkau, lokasi utama, atau tempat baru dapat memberikan
kontribusi lebih baik terhadap jumlah kehadiran pengunjung dalam
event kita.
2. Kompetisi
Mempromosikan event kita sebagai sesuatu yang unik, berbeda, dan
lebih baik dari kompetitor dapat menjadi lebih penting daripada event
itu sendiri. Pemasar harus mengiklankan dan mempromosikan
19
keuntungan dari event tersebut dengan menampilkan sesuatu yang
menarik dan fitur yang unik.
3. Cuaca
Berbeda dengan produk konsumen yang dipasarkan dengan segala
kebaikannya, cuaca dapat menjadi keuntungan atau kerugian dalam
menjual sebuah event. Cuaca dapat membuat mood dari pengunjung
atau konsumen event tersebut. Cuaca memiliki efek yang signifikan
terhadap hasil sebuah event.
4. Biaya
Kata “gratis” digunakan sebuah pameran dan special event lainnya
dalam iklan karena dapat menarik perhatian. Jika harganya diatur
dalam tingkat yang menarik, hal itu perlu dimasukkan ke dalam iklan.
Biaya dapat menjadi faktor yang menentukan dalam memasarkan
events.
5. Hiburan
Kesuksesan sebuah event itu juga bergantung pada pemasaran
hiburannya. Terdapat banyak tipe hiburan yang dapat dipasarkan
dalam berbagai cara. Tipe hiburan yang berbeda dan baru, di sisi lain,
dapat membutuhkan budget yang lebih besar untuk pemasaran dan
public relations.
Menurut peneliti, faktor-faktor event seperti lokasi, kompetisi, cuaca,
biaya, dan hiburan inilah yang menjadi indikator untuk variabel event pameran,
20
karena dengan faktor event, kita dapat melihat apakah event itu sukses untuk
memberikan pengaruh terhadap brand awareness atau tidak.
2.2.2 Teori Brand Awareness
Menurut David. A. Aaker (Managing Brand Equity, 1991), brand equity
dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: (Sugiarto dkk, 2004: p4)
1. Brand awareness (kesadaran merek), menunjukkan kesanggupan calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Brand association (asosiasi merek), mencerminkan pencitraan suatu
merek terhadap suatu kesan tertentu.
3. Perceived quality (persepsi kualitas), mencerminkan persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk
atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand loyalty (loyalitas merek), mencerminkan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya).
Brand Awareness merupakan salah satu elemen dari brand equity dan
ikut memberikan peran untuk menciptakan suatu nilai, yaitu dalam menimbulkan
rasa terbiasa yang menjadikan keterikatan kesukaan yang kadang-kadang dapat
menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan. Selain itu, kesadaran akan
nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting
bagi suatu perusahaan. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan
21
menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. Oleh
karena itu, pentingnya suatu perusahaan memiliki brand awareness dari
konsumen dan Bahana Paramarta merupakan salah satu perusahaan yang
memerlukannya.
Brand awareness terdiri atas hasil brand recognition dan brand recall.
Brand recognition adalah kemampuan konsumen untuk mengkonfirmasi
eksposur sebelumnya kepada brand ketika brand diberikan bantuan. Brand recall
adalah kemampuan konsumen untuk mengingat brand dari memori ketika
diberikan kategori produk. (Kevin Lane Keller, 2008: p54).
Sugiarto
dkk
mengungkapkan
bahwa
brand
awareness
adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu
merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. (2004: p54).
Shimp mengungkapkan bahwa:
“Brand Awareness is an issue of whether a brand name comes to mind
when consumers think about particular product category and the ease
with which the name is evoked”. (2007: p34).
Dengan kata lain, brand awareness merupakan sebuah hasil ketika nama
sebuah brand muncul dalam pikiran konsumen, ketika konsumen tersebut
memikirkan sebuah kategori produk.
Brand awareness dimulai saat merek suatu perusahaan dikenal, kemudian
diketahui dan akhirnya diingat oleh konsumen. Hal ini dikategorikan menjadi
level of awareness, dan digambarkan oleh The Brand Awareness Pyramid.
22
Empat level brand awareness tersebut, yaitu :
1. Unaware of Brand, Pada tingkatan ini seseorang tidak menyadari akan
keberadaan suatu Brand tertentu atau tidak mengenalnya.
2. Brand Recognition, Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan paling
rendah dari awareness seseorang, yaitu seseorang mengenali suatu
Brand. Pengukuran brand responden dimana kesadarannya diukur
dengan diberikan bantuan berupa ciri-ciri suatu produk.
3. Brand Recall, Tahapan ini lebih tinggi dibandingkan pada tahap
recognition, pada tahap ini seseorang diminta untuk menyebutkan namanama produk dalam suatu kategori produk tertentu dan orang tersebut
dapat mengingatnya tanpa adanya bantuan.
4. Top of Mind, Tahapan dimana nama suatu merek atau Brand disebutkan
pertama kali oleh seseorang ketika ditanya mengenai suatu kategori
produk, yang berarti brand tersebut berada pada posisi yang istimewa.
Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam
benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain.
23
Tabel 2.1
Piramida Awareness (Shimp, 2007: p35)
Source: David A. Aaker, Managing Brand Equity
(New York: Free Press, 1991). 62.
Level awareness ini (Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand
Recall, dan Top of Mind) yang menjadi indikator dari variabel brand awareness
Bahana Paramarta, karena dapat mengetahui sejauh mana pengaruh event
terhadap brand awareness ini berdasar level yang ada.
Menurut penulis level ini dapat menggambarkan tingkatan brand
awareness yang dapat digunakan dalam penelitian untuk mengetahui seberapa
tinggi brand awareness pengunjung terhadap perusahaan Bahana Paramarta.
Peran brand awareness dalam membantu brand dapat dipahami dengan
mengkaji bagaimana brand awareness dapat menciptakan suatu nilai. Nilai
tersebut adalah: (Durianto dkk. 2004. p7).
24
1. Brand awareness menjadi sumber asosiasi lain
Suatu brand yang kesadarannya tinggi akan membantu
asosiasi-asosiasi melekat pada brand tersebut karena daya jelajah
brand tersebut akan menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen.
Kondisi ini menunjukkan bahwa suatu brand yang awareness-nya
tinggi mampu menimbulkan asosiasi positif untuk produk lainnya.
Produk yang telah terpercaya memiliki kemungkinan lebih besar untuk
lebih sukses ketika meluncurkan produk baru.
2. Familier atau rasa suka
Jika brand awareness kita sangat tinggi, konsumen akan sangat
akrab dengan brand kita, dan lama-kelamaan akan menimbulkan rasa
suka yang tinggi terhadap brand kita.
3. Substansi atau komitmen
Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmen,
dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran
atas brand tinggi, kehadiran brand itu selalu dapat kita rasakan, sebab
sebuah brand dengan brand awareness tinggi biasanya disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Diiklankan secara luas, sehingga diketahui secara luas oleh
masyarakat.
b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu, keberadaan brand
yang telah berlangsung lama, menunjukkan bahwa brand
tersebut
mampu
konsumen.
memenuhi
kebutuhan
dan
harapan
25
c. Jangkauan distribusi yang luas, sehingga memudahkan
konsumen untuk mendapatkan produk tersebut.
d. Brand tersebut dikelola dengan baik.
4. Mempertimbangkan brand
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah
menyeleksi brand-brand yang dikenal dalam suatu kelompok untuk
dipertimbangkan dan diputuskan brand mana yang akan dibeli. Brand
dengan top of mind tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi.
Jika suatu brand tidak tersimpan dalam ingatan, brand tersebut tidak
akan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian. Biasanya brandbrand yang disimpan dalam benak konsumen adalah brand-brand
yang disukai dan dibenci.
Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand) tergantung
pada tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen. Durianto dkk (2004:
p30) menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui
cara-cara berikut:
1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh
konsumen.
2. Pesan yang disampailan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus
ada hubungan antara brand dengan kategori produknya.
3. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga
membantu konsumen mengingat brand.
26
4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat
dihubungkan dengan brand-nya.
5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat
konsumen.
6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang
sesuai dengan kategori produk, brand maupun keduanya.
7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena
membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.
27
2.3 Kerangka Teori
Teori Umum
Komunikasi
Bauran Promosi
Public Relations
Teori Khusus ----------------------------------------------------------------------------------------
Event Pameran
Brand Awareness
Faktor event:
Level awareness:
1. Lokasi
1. Unaware of Brand
2. Kompetisi
2. Brand Recognition
3. Cuaca
3. Brand Recall
4. Biaya
4. Top of Mind
5. Hiburan
28
2.4 Kerangka Pemikiran
Variabel X
Event Pameran
Faktor Event adalah: Lokasi, Cuaca,
Biaya, Kompetisi, Hiburan
Variabel Y
Brand Awareness
Level of Brand Awareness:
1. Unaware of Brand
2. Recognition
3. Recall
4. Top of Mind
Download