BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perilaku makan pada mahasiswa mengalami perubahan menjadi tidak teratur, baik pada mahasiswa yang tinggal di rumah kos maupun mahasiswa yang tinggal bersama keluarga. Hal ini dikarenakan padatnya jadwal kuliah saat awal masuk kuliah semester awal. Perilaku makan yang berubah ini menyebabkan mahasiswa menjadi lebih sering mengonsumsi mie instan pada saat awal kuliah. Jumlah porsi mie instan pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Mie instan lebih sering dikonsumsi saat sarapan karena keterbatasan waktu yang dimiliki mahasiswa. 2. Di antara semua faktor yakni faktor individu, lingkungan sosial, fisik dan makro, faktor individu memegang peranan paling penting dalam konsumsi mie instan pada mahasiswa yang ditunjang oleh faktor lainnya. 3. Faktor individu meliputi kendala waktu, rasa enak, rasa lapar, aroma, harga, sikap, pengetahuan dan self efficacy. Mahasiswa mengakui bahwa kendala waktu yang sibuk saat awal kuliah menjadi sangat berpengaruh terhadap konsumsi mie instan, ditunjang dengan tingkat kepraktisannya, rasa lapar, rasa enak, aroma khas dan harga mie instan yang murah. Mahasiswa menunjukkan sikap tidak setuju terhadap konsumsi mie instan, serta pengetahuan yang baik mengenai bahaya mie instan, kandungan bahan berbahaya serta cara masak mie instan yang benar. Di sisi lain, mahasiswa pernah membuat aturan untuk membatasi konsumsi mie instan dan beberapa mahasiswa cukup yakin dapat mematuhi aturan tersebut. Namun, faktor pengetahuan, sikap dan self efficacy tidak terlalu berpengaruh. 4. Faktor lingkungan sosial meliputi pola hubungan keluarga dan pola pertemanan. Keluarga memegang peranan cukup penting dalam membatasi kebiasaan konsumsi mie instan. Mahasiswa membatasi konsumsi mie instan 74 75 karena orangtua sering mengontrol kebiasaan makan, baik yang tinggal di rumah maupun yang tinggal di rumah kos. Pola pertemanan juga cukup tinggi mempengaruhi konsumsi mie instan. Mahasiswa cenderung mengikuti teman dalam mengonsumsi mie instan, kadang-kadang terpaksa karena tidak enak dengan teman, namun ada juga yang makan mie instan karena tertarik saat melihat teman makan mie instan. Bagi mahasiswa yang tinggal di rumah, konsumsi mie instan meningkat saat sedang bersama dengan teman mengerjakan tugas. Hal ini dikarenakan mahasiswa selalu bersama teman saat sedang kuliah, sehingga mengikuti kebiasaan makan teman. 5. Faktor lingkungan fisik meliputi akses dan ketersediaan mie instan. Akses untuk membeli mie instan sangat mudah dijangkau. Hampir semua warung menjual mie instan, baik yang sudah dimasak maupun yang belum dimasak. Mahasiswa juga selalu menyediakan stok mie instan untuk dimakan pada saatsaat yang dibutuhkan. 6. Faktor lingkungan makro meliputi kebijakan kampus, norma sosial dan iklan. Tidak adanya kebijakan di kampus mengenai makanan dan minuman yang diperbolehkan dijual di kampus membuat mahasiswa menjadi sulit menentukan pilihan makan sehat.. Masyarakat juga terbiasa mengonsumsi mie instan, ada kebiasaan membagikan bungkusan mie instan saat hajatan di kampung. Namun, pengaruh iklan sangat sedikit terhadap konsumsi mie instan. Mahasiswa cenderung mengonsumsi mie instan karena faktor individu yang mendukung. Saat melihat iklan, mahasiswa hanya tertarik mencoba varian rasa baru mie instan. Mahasiswa menyarankan beberapa upaya promosi kesehatan terkait lingkungan makro yakni melalui seminar yang lebih banyak praktik dan pembuatan meme di media sosial saat ini. 76 B. Saran Dari hasil kesimpulan, didapatkan saran sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Sebaiknya menerapkan perilaku makan yang sehat menjadi kebiasaan sehari-hari serta menularkan kebiasaan perilaku makan yang baik kepada orang terdekat ataupun teman kelompoknya. 2. Bagi peneliti lain Dapat melakukan upaya promosi kesehatan pada mahasiswa yang dimulai dari perencanaan program sampai dengan evaluasi program, berdasarkan faktor yang mempengaruhi mahasiswa mengonsumsi makanan tidak sehat, yakni dengan melakukan promosi melalui seminar dengan lebih banyak prakteknya dan menyebarkan informasi perilaku makan sehat melalui media sosial yang sedang populer saat ini. Selain itu, dapat juga dengan melakukan upaya advokasi kepada pihak kampus agar dapat membentuk kebijakan terkait makanan dan minuman yang dijual di kampus. 3. Bagi universitas Terkait dengan faktor lingkungan makro, universitas diharapkan dapat membuat kebijakan mengenai makanan dan minuman yang diperbolehkan dijual di kantin kampus, melakukan inspeksi ataupun pengecekan makanan dan minuman yang dijual di kantin kampus serta menyediakan fasilitas kantin yang sehat agar dapat memberikan pilihan makan sehat bagi mahasiswa, serta agar mahasiswa membatasi konsumsi makanan yang tidak sehat. Di samping kebijakan yang menjadi salah satu bagian promosi kesehatan, universitas diharapkan dapat melakukan upaya promosi kesehatan terkait makanan sehat bagi mahasiswa dalam bentuk seminar ataupun melalui media sosial saat ini. 4. Bagi institusi terkait Khususnya Dinas Kesehatan Kota Palembang, agar membuat program kerja untuk mempromosikan pentingnya perilaku makan yang sehat, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat.